Uploaded by akmalputrah

Prince Samuel Bornaugusto Simarmata 205090300111001 Laporan 2

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II
PENGUAT KELAS A MENGGUNAKAN BIAS PEMBAGI
TEGANGAN
Nama
: Akmal Putra Haryadi
NIM
: 225090707111019
Kelompok
: 11
Tgl. Praktikum
: Rabu, 20 September 2004
Nama Asisten
: Yasmin Naifa Khairunnisa Mukhson
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DASAR II
PENGUAT KELAS A MENGGUNAKAN BIAS PEMBAGI
TEGANGAN
Tanggal Masuk Laporan : _____________________________________________________
Pukul
: _____________________________________________________
Korektor
Asisten
...............................
Yasmin Naifa Khairunnisa Mukhson
CO Asisten
......
I Gede Made Adnyana Wibawa
......
Catatan:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________
Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________
Pukul
: ______________________________________________________
Nilai Sementara
Nilai Akhir
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah dapat dilakukannya pengukuran,
diamati, dan dipelajarinya karakteristik penguat kelas A dengan digunakannya bias
pembagi tegangan.
1.2 Dasar Teori
Penguat kelas A adalah suatu penguat yang tegangan kasa kemudinya diatur dan
dibuat sedemikian rupa, sehingga arus pada anoda mengalir terus- menerus pada setiap
saat, pada kondisi mendekati maksimum. Penguat kelas A umumnya menghasilkan
efisiensi yang rendah, sekitar 30% - 40%, tetapi cacat sinyal yang dihasilkan sangat
rendah. Oleh karena itu, rangkaian penguat linier, biasanya menerapkan kelas A ini.
Sehingga penguat tipe ini juga disebut 'penguat linier' (linear amplifier). Penguat kelas A
biasanya memerlukan tenaga/daya dorong yang sangat rendah (very low driving power)
untuk menghasilkan daya keluaran maksimum. Contoh aplikasinya seperti penguat daya
pada pemancar televisi, penguat sinyal pada pesawat penerima radio (Palgunandi, 2021).
Suatu Penguat kelas A merupakan penguat yang keluarannya merupakan
salinan asli yang diperbesar amplitudonya sebab dikuatkannya seluruh daur
masukannya. Penguat kelas A ini sering digunakan sebagai penguat sinyal kecil.
Efisiensi dari penguat kelas A sebesar 50% yang mana penguat ini tidak terlalu efisien.
Unsur penguat pada penguat kelas A diberi prategangan sehingga rangkaiannya selalu
menghantar dan beroperasi dibagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat.
Jika digunakan pada sinyal kecil, daya yang terjadi juga kecil. Dikarenakan selalu
menghantar meski tidak ada masukan terdapat daya yang terbuang, hal ini yang
menjadikan penguat kelas A memiliki efisiensiyang rendah (Mismail, 2011).
Gambar 1.1 Penguat kelas A
(Mismail, 2011).
Pada transistor dalam penguat kelas A, arus kolektor atau IC mengalir 360°
dari gelombang input. Berdasarkan gambar 1.2 bagian atas merupakan bentuk
gelombang yang menunjukkan tegangan sinyal AC yang menggerakkan basis transistor
dan gambar 1.2 bagian bawah menunjukka arus kolektor atau IC yang dihasilkan.
Penguat kelas A digunakan sebagai penguat linier dimana rangkaian harus menghasilkan
sinyal keluaran yang memperkuat replika sinyak masukan. Sinyal input ini tidak boleh
mengarahkan transistor ke kondisi cut off atau saturasi. Jika terjadi maka bentuk
gelombang keluaran akan terpotong pada salah satu atu kedua puncaknya. Bias DC harus
menyediakan arus kolektor diam untuk operasi kelas A (Schultz, 2016).
Gambar 1.2 Bentuk gelombang tegangan sinyal AC (atas) dan
gelombang aruskolektor (bawah)
(Schultz, 2016).
Gambar 1.3 Rangkaian penguat kelas A
(Malvino & Bates, 2016).
BAB II
METODOLOGI
2.1 Peralatan Percobaan
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain sebuah Multimeter DC,
sebuah Amperemeter DC, sebuah Signal Generator, sebuah Oscilloscope, Tahanan R1 27
kΩ; Tahanan R2 4,67 kΩ; Tahanan R3 3,20 kΩ; Tahanan R4 667,5 Ω; dan Transistor Q1
2N3904/Q2 2N2222/Q3 BC547/Q4 C945/Q5 BD139.
2.2 Tata Laksana Percobaan
2.2.1 Penerapan Sumber Tegangan (12 V) Pada Rangkaian Uji
Praktikum penerapan sumber tegangan 12 V ini dimulai dengan
dihubungkannya saklar S2, kemudian pilihlah mode DC pada voltmeter. Setelah
itu, hubungkan kaki (+) voltmeter ke titik A dan kaki (-) voltmeter ke titik D.
pada power supply, tegangan 12 V diterapkan dan dilanjutkan dengan
diperhatikannya tegangan yang terbaca dari voltmeter DC. Apabila belum
dekat dengan 12 V, dinaikkan atau diturunkan 1 step hingga didapatkannya
nilai yang dekat dengan 12 V. setelah nilainya dekat dengan 12 V, maka
dipastikan tidak ada perubahan tegangan kembali.
2.2.2 Pengukuran Tegangan VCE, Arus Basis dan Arus Kolektor Transistor
Pengukuran ini dimulai dengan diukurnya tegangan VCE transistor
dengan dihubungkannya kaki (+) voltmeter ke titik C dan kaki (-) voltmeter ke
titik E. kemudian, diukurnya arus IB (= I2) dengan ditempatkannya
amperemeter di posisi I2. Hasil pengukuran dari amperemeter DC dibaca dan
dilihat hasilnya. Selanjutnya, diukurnya arus IC (= I3) dengan ditempatkannya
amperemeter di posisi I3. Hasil pengukuran dari amperemeter DC dibaca dan
dilihat hasilnya.
2.2.3 Penerapan Sinyal AC pada Masukan Penguat dengan Amplitudo 0,01V(peak)
Praktikum ini dimulai dengan dihubungkannya keluaran signal
generator ke masukan rangkaian penguat dengan dihubungkannya saklar S1.
Setelah itu, dihubungkannya masukan oscilloscope channel 1 (CH1) ke titik X
rangkaian penguat. Kemudian, dipilihnya coupling DC pada CH1 & CH2
oscilloscope. Selanjutnya, diaturnya signal generator agar dihasilkannya sinyal
AC dengan bentuk gelombang sinus, dengan amplitude 0,01 V(peak) dan
frekuensi 1 kHZ.
2.2.4 Pengukuran Tegangan AC di Basis Transistor
Pengukuran ini dimulai dengan dimasukkannya CH1 oscilloscope
terhubung ke titik X di rangkaian penguat. Setelah itu, dihubungkannya CH2
oscilloscope ke titik B pada rangkaian penguat. Diaturnya volt/div untuk CH1
dan CH2 agar dapat ditampilkannya sinyal dengan jelas. Setelah itu,
direkamnya sinyal pada CH1 dan CH2 dengan di-capturenya layar komputer
dan file tersebut disimpan.
2.2.5 Pengukuran Tegangan AC di Kolektor Transistor
Pengukuran ini dimulai dengan dimasukkannya CH1 oscilloscope
terhubung ke titik X di rangkaian penguat. Setelah itu, dihubungkannya CH2
oscilloscope ke titik C pada rangkaian penguat. Diaturnya volt/div untuk CH1
dan CH2 agar dapat ditampilkannya sinyal dengan jelas. Setelah itu,
direkamnya sinyal pada CH1 dan CH2.
2.2.6 Pengukuran Tegangan AC di Kolektor Transistor
Pengukuran ini dimulai dengan dimasukkannya CH1 oscilloscope
terhubung ke titik X di rangkaian penguat. Setelah itu, dihubungkannya CH2
oscilloscope ke titik E pada rangkaian penguat. Diaturnya volt/div untuk CH1
dan CH2 agar dapat ditampilkannya sinyal dengan jelas. Setelah itu,
direkamnya sinyal pada CH1 dan CH2.
2.2.7 Pengukuran Tegangan AC di Kolektor Transistor
Pengukuran ini dimulai dengan dimasukkannya CH1 oscilloscope
terhubung ke titik X di rangkaian penguat. Setelah itu, dihubungkannya CH2
oscilloscope ke titik Y pada rangkaian penguat. Diaturnya volt/div untuk CH1
dan CH2 agar dapat ditampilkannya sinyal dengan jelas. Setelah itu,
direkamnya sinyal pada CH1 dan CH2.
2.2.8 Pengukuran Melibatkan Sinyal AC dengan Amplitudo 0,1 V(peak)
Percobaan ini dimulai dengan diubahnya amplitudo keluaran signal
generator menjadi 0,1 V(peak) dan dilanjutkan dengan dilakukannya pengukuran
tegangan AC seperti yang telah dilakukan sebelumnya yiatu dengan diukurnya
tegangan AC di basis transistor, kolektor transistor, emitor transistor, dan
keluaran penguat. Selanjutnya, dipastikannya pengaturan Volt/div dan
Time/div dan disesuaikan agar sinyal dapat terlihat dengan jelas. Setelah itu,
dilakukan perekaman dari tiap pengukuran CH1 dan CH2.
2.2.9 Pengukuran Melibatkan Sinyal AC dengan Amplitudo 1 V(peak)
Percobaan ini dimulai dengan diubahnya amplitudo keluaran signal
generator menjadi 1 V(peak) dan dilanjutkan dengan dilakukannya pengukuran
tegangan AC seperti yang telah dilakukan sebelumnya yiatu dengan diukurnya
tegangan AC di basis transistor, kolektor transistor, emitor transistor, dan
keluaran penguat. Selanjutnya, dipastikannya pengaturan Volt/div dan
Time/div dan disesuaikan agar sinyal dapat terlihat dengan jelas. Setelah itu,
dilakukan perekaman dari tiap pengukuran CH1 dan CH2.
2.3 GAMBAR ALAT DAN RANGKAIAN PERCOBAAN
Gambar 2.1 Voltmeter DC, Voltmeter AC, dan Amperemeter AC/DC
Gambar 2.2 Signal Generator
Gambar 2.3 Oscilloscope
Gambar 2.4 Rangkaian Uji
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Percobaan
Penerapan Sumber Tegangan = 12V ≈ 11,97 𝑉
Vce
5,87 V
IB (I2)
-0,0123 mA
IC (I3)
-1,5774 mA
Masukan Penguat, A = 0,01 Vp
Volt/ Div = …
Basis Transistor
Volt/ Div = 500 mV
Kolektor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Emitor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Output Penguat
Volt/ Div = 5 V
Masukan Penguat, A = 0,1 Vp
Volt/ Div = …
Basis Transistor
Volt/ Div = 5 V
Kolektor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Emitor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Output Penguat
Volt/ Div = 5 V
Masukan Penguat, A = 1 Vp
Volt/ Div = …
Basis Transistor
Volt/ Div = 5 V
Kolektor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Emitor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Output Penguat
Volt/ Div = 5 V
V=…
3.2 Perhitungan
𝑉𝒆 ≅ 𝑉𝒃 = π‘‰π’Šπ’ = 𝟏𝟏, πŸ—πŸ• 𝑉
Perhitungan
Penguatandan
Tegangan Output :
(nilai resistansi
menggunakan data
di datasheet/
diktat)
Ve ≅ Vb = Vin
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 500 π‘šπ‘‰ = 1 𝑉
Ve = Ie.Re ≅
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 10 𝑉
Ic.ReVc =
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑉
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 10 𝑉
Ic.Rc = … V
Av = Vo/Vin = … kali
V=…
Av =
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑉
𝐼𝑐.𝑅𝑐
𝐼𝑐.𝑅𝑒
Vo = Av.Vin
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 10 𝑉
Vo = 𝑅𝑐 x Vin = … V
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑉
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 10 𝑉
V=…
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑉
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 10 𝑉
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑣
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑣
𝑅𝑒
𝑉𝒆 = 𝐼𝒆 𝑅𝒆 ≅ 𝐼𝒄 𝑅𝒆 = (𝟏, πŸ“πŸ•πŸ•πŸ’ × πŸπŸŽ−πŸ‘ )(πŸ”πŸ”πŸ•, πŸ“ 𝛀) = 𝟏, πŸŽπŸ“πŸ‘ 𝑉
𝑉𝒄 = 𝐼𝒄 𝑅𝒄 = (𝟏, πŸ“πŸ•πŸ•πŸ’ × πŸπŸŽ−πŸ‘ ) × πŸ‘πŸπŸŽπŸŽ = πŸ“, πŸŽπŸ’πŸ• 𝑉
𝐴𝒗 =
𝐼𝒄 𝑅𝒄 πŸ“, πŸŽπŸ’πŸ•
=
= πŸ’, πŸ•πŸ—πŸ‘ 𝐴
𝐼𝒄 𝑅𝒆 𝟏, πŸŽπŸ“πŸ‘
𝑉𝒐 = 𝐴𝒗 βˆ™ π‘‰π’Šπ’ =
𝑅𝒄
πŸ‘πŸπŸŽπŸŽ
× π‘‰π’Šπ’ =
× πŸπŸ, πŸ—πŸ• = πŸ“πŸ•, πŸ‘πŸ– 𝑉
𝑅𝒆
πŸ”πŸ”πŸ•, πŸ“
3.3 Pembahasan
3.3.1 Analisa Prosedur
3.3.1.1 Fungsi Alat
Alat yang digunakan pada percobaan bias pembagi tegangan ini
antara lain software remlab, sebuah voltmeter DC, sebuah amperemeter
DC, signal generator, oscilloscope, dan sebuah rangkaian uji penguat
kelas
A
bisa
pembagi
tegangan.
Remlab
digunakan
untuk
pengoperasian instrument percobaan seperti voltmeter, amperemeter,
dan komponen dalam penguat kelas A bisa pembagi tegangan.
Voltmeter DC digunakan untuk pengukuran tegangan jenis DC yang
dialirkan pada rangkaian. Amperemeter DC digunakan untuk
pengukuran kuat arus listrik jenis DC yang dialirkan pada rangkaian.
Signal Generator adalah alat yang digunakan sebagai penghasil
gelombang listrik yang dapat berupa sinyal sinusoida, sinyal persegi,
dan lainnya. Oscilloscope digunakan sebagai alat penampil sinyal listrik
ke dalam bentuk gelombang sinyal pada layar oscilloscope. Rangkaian
uji penguat kelas A bisa pembagi tegangan digunakan sebagai media
percobaan.
3.3.1.2 Fungsi Perlakuan
Agar praktikum penguat kelas A dengan bias pembagi tegangan
kali ini dapat berjalan dengan lancar dan semestinya, setiap instrumeninstrumen yang ada pada praktikum kali ini harus digunakan sesuai
prosedur
dan
tahapan-tahapannya
masing-masing.
Pertama-tama
instrumen dan komponen yang akan digunakan pada praktikum kali ini
disusun terlebih dahulu. Hal ini, bertujuan agar mobilitas para praktikan
lebih mudah dalam penggunaan instrumen dan komponen ketika sedang
berlangsung. Kemudian, buka software remlab dan mode video stream
diaktifkan agar instrumen yang ada pada lab bisa disaksikan oleh para
praktikan secara real-time. Lalu, rangkaian disambungkan dengan
sumber tegangan. Hal ini dilakukan agar rangkaian dapat dialiri oleh
sumber tegangan.
Untuk penerapan sumber 12 v pada sumber tegangan, percobaan
diawali dengan dihubungkannya saklar S2 terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan agar rangkaian percobaan dapat dialiri oleh tegangan.
Kemudian, kaki positif dan negatif pada voltmeter berturut-turut
dihubungkan ke titik A dan D. Hal ini dilakukan agar besar tegangan
VCC dapat diketahui oleh para praktikan. Lalu, besar tegangan diatur
agar punya nilai sebesar 12 V dengan diatur sedemikian rupa step up
dan step down-nya. Hal ini dilakukan agar besar tegangan yang
dipraktekkan serupa dengan instruksi yang tertera pada modul.
Kemudian untuk pengukukran tegangan VCE, arus basis, dan
arus kolektor transistor, percobaan dimulai dengan kaki positif dan
negatif pada voltmeter berturut-turut dihubungkan ke titik C dan E. Hal
ini dilakukan agar besar tegangan VCE transistor dapat diketahui oleh
para praktikan. Kemudian, amperemeter diposisikan di I2 serta dilanjut
dengan diposisikan di I3. Hal ini dilakukan agar besar arus I2 dan I3
dapat diketahui oleh para praktikan.
Penerapan sinyal ac pada masukan penguat dengan amplitudo
0,01 V diawali dengan dihubungkannya keluaran dari signal generator
ke masukan rangkaian penguat dengan dihubungkannya saklar S1.
Kemudian, masukan oscilloscope channel 1 dihubungkan ke titik X
rangkaian penguat serta dipilih mode DC pada CH1 dan CH2
oscilloscope. Hal ini dilakukan agar langkah sesuai dengan instruksi
yang ada di modul. Kemudian, signal generator diatur sedemikian rupa
agar gelombang sinus dengan amplitudo 0,01 V dapat dibentuk oleh
sinyal AC dan frekuensi 1 kHz dapat dihasilkan. Hal ini dilakukan agar
penggambaran dari sinyal tersebut dapat digambarkan dengan jelas pada
oscilloscope.
Dalam penerapan tegangan ac di basis transistor percobaan
dimulai dengan dihubungkannya masukan CH1 pada oscilloscope ke
titik X di rangkaian penguat disertai dengan masukan CH2 pada
oscilloscope ke titik B di rangakaian penguat. Hal ini dilakukan agar
penerapan tegangan AC di basis transistor dapat digambarkan oleh
oscilloscope. Lalu, volt/div dan time/div diatur. Hal ini dilakukan agar
sinyal dapat ditampilkan dengan jelas.
Pengukuran tegangan AC di kolektor transistor dengan
dihubungkannya masukan CH1 pada oscilloscope ke titik X di
rangkaian penguat disertai dengan masukan CH2 pada oscilloscope ke
titik C di rangakaian penguat. Hal ini dilakukan agar pengukuran
tegangan
AC
di
kolektor
transistor
dapat
digambarkan
oleh
oscilloscope. Lalu, volt/div dan time/div diatur. Hal ini dilakukan agar
sinyal dapat ditampilkan dengan jelas.
Pengukuran
tegangan
AC
di
emitor
transistor
dengan
dihubungkannya masukan CH1 pada oscilloscope ke titik X di
rangkaian penguat disertai dengan masukan CH2 pada oscilloscope ke
titik E di rangakaian penguat. Hal ini dilakukan agar pengukuran
tegangan AC di emitor transistor dapat digambarkan oleh oscilloscope.
Lalu, volt/div dan time/div diatur. Hal ini dilakukan agar sinyal dapat
ditampilkan dengan jelas.
Pengukuran tegangan AC di pengeluaran penguat percobaan
dimulai dengan dihubungkannya masukan CH1 pada oscilloscope ke
titik X di rangkaian penguat disertai dengan masukan CH2 pada
oscilloscope ke titik Y di rangakaian penguat. Hal ini dilakukan agar
pengukuran tegangan AC di keluaran penguat dapat digambarkan oleh
oscilloscope. Lalu, volt/div dan time/div diatur. Hal ini dilakukan agar
sinyal dapat ditampilkan dengan jelas.
Untuk penerapan sinyal ac pada masukan penguat dengan
amplitudo 0,01 V, percobaan diawali dengan dihubungkannya keluaran
dari signal generator ke masukan rangkaian penguat dengan
dihubungkannya saklar S1. Kemudian, masukan oscilloscope channel 1
dihubungkan ke titik X rangkaian penguat serta dipilih mode DC pada
CH1 dan CH2 oscilloscope. Hal ini dilakukan agar langkah sesuai
dengan instruksi yang ada di modul. Kemudian, signal generator diatur
sedemikian rupa agar gelombang sinus dengan amplitudo 0,1 V dapat
dibentuk oleh sinyal AC dan frekuensi 1 kHz dapat dihasilkan. Hal ini
dilakukan agar visual dari sinyal tersebut dapat digambarkan. Dan juga
berlaku untuk masukan penguat dengan amplitudo 1.
3.3.2 Analisa Hasil
Setelah dilakukannya praktikum, didapat data-data dengan
beberapa komponen seperti Vin, VCE, IB, IC, Ie, Ic, Av, Vo, RC, dan Re.
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, ditampilkan hasil
pengukuran bahwa tidak ada terjadi penguatan sinyal pada kaki basis
dan emitor yang dapat dilihat pada oscilloscope. Bentuk sinyal keluaran
di CH2 pada titik basis dan emitor lebih kecil dibandingkan dengan
sinyal input pada CH1. Pada oscilloscope dapat dilihat juga bahwa kaki
kolektor dan output pada titik Y terjadi penguatan, tetapi pola
gelombang yang terbentuk pada setiap kaki hanya berlaku pada
amplitude 0,01 V dan 0,1 V. Pola gelombang yang terbentuk pada
amplitudo 1 V tidak sama dengan pola gelombang yang terjadi pada
amplitudo 0,01 V dan 0,1 V. Selanjutnya, pada kaki kolektor dan
output pada titik Y terjadi distori sinyal sehingga dapat dibuktikan
bahwa penguat kelas A hanya berlaku pada sinyal-sinyal kecil.
Untuk pengambilan data pada hasil keluaran oscilloscop
dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan pengambilan data dengan
masing-masing nilai amplitudo yang berbeda-beda yaitu penguat
dengan amplitudo 0,01 Vpeak, 0,1 Vpeak, dan 1 Vpeak. Pada tiap nilai
amplitudo dilakukan empat kali percobaan untuk empat perolehan data
yang berbeda yaitu basis transistor, kolektor transistor, emitor
transistor, dan output penguat. Pada pengambilan data untuk basis
transistor dilakukan dengan cara channel 2 oscilloscope dihubungkan
pada titik B di rangkaian penguatnya. Selanjutnya, Volt/div diatur pada
CH1 dan CH2 serta diatur pula Time/div supaya diperoleh sinyal
keluaran. Untuk pengambilan data pada kolekor transistor dan emitor
transistor dilakukan langkah-langkah yang sama, namun untuk titiknya
diganti ke titik C untuk kolektro transistor dan ke titik E untuk emitor
transistor. Sedangkan untik output penguat titik pada rangkaian penguat
dipilih ke titik Y. Pada pengambilan data dengan amplitude 0,1 Vpeak,
dan 1 Vpeak dilakukan dengan langkah-langkah yang sama namun
dengan amplitude diganti 0,1 dan 1.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya
praktikum
ini, diharapkan dapat
dipahami
dan
dipelajarinya karakteristik dari penguat kelas A yang menggunakan bias pembagi
tegangan di mana terdapat beberapa karakteristik dari penguat kelas A yaitu tingkat
distorsinya yang rendah, tingkat linieritas yang tinggi sehingga dapat beroperasi di bagian
linier kurva karakteristik, dan penguat ini akan selalu memiliki arus yang mengalir
walaupun tidak memiliki sinyal dasar. Akan tetapi, penguat kelas A juga memiliki
beberapa kekurangan yaitu efisiensinya yang hanya 25% karena transistor yang selalu on
sehingga transistor akan panas, titik kerja yang harus selalu diatur karena apabila tidak
diatur akan menyebabkan tidak dapatnya output max, dan transistor yang tidak pernah
mematikan off.
4.2 Saran
Setelah dilakukannya praktikum, disarankan sistem pada Remlab dapat
diperbaiki, terutama pada video stream agar semua praktikan dapat melihat hasil dan
bagaimana gambaran cara kerja alat praktikum tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Palgunandi, B. 2021. Elektronikaisme: Sebuah Pemahaman. B&C Design-Crraft
-Works Lab & Studio. Bandung.
Malvino, A. & Bates, D. 2016. Electronic Principles 8th Edition. New York.
McGraw- Hill Education.
Mismail, B. 2011. Dasar Teknik Elektro Jilid 2. UB Press. Malang.
Schultz, M. E. 2016. Grab’s Basic Electronics 12th Edition. New York: McGraw
Hill Education.
LAMPIRAN
(Palgunandi, 2021).
(Mismail, 2011).
(Schultz, 2016).
(Malvino & Bates, 2016).
(Malvino & Bates, 2016).
FOTO RANGKAIAN PERCOBAAN
DHP
Penerapan Sumber Tegangan = 12V ≈ 11,97 𝑉
Vce
5,87 V
IB (I2)
-0,0123 mA
IC (I3)
-1,5774 mA
Masukan Penguat, A = 0,01 Vp
Volt/ Div = …
Basis Transistor
Volt/ Div = 500 mV
Kolektor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Emitor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Output Penguat
Volt/ Div = 5 V
Masukan Penguat, A = 0,1 Vp
Volt/ Div = …
Basis Transistor
Volt/ Div = 5 V
Kolektor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Emitor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Output Penguat
Volt/ Div = 5 V
Masukan Penguat, A = 1 Vp
Volt/ Div = …
Basis Transistor
Volt/ Div = 5 V
Kolektor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Emitor Transistor
Volt/ Div = 5 V
Output Penguat
Volt/ Div = 5 V
V=…
Perhitungan
Penguatandan
Tegangan Output :
(nilai resistansi
menggunakan data
di datasheet/
diktat)
Ve ≅ Vb = Vin
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 500 π‘šπ‘‰ = 1 𝑉
Ve = Ie.Re ≅
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 10 𝑉
Ic.ReVc =
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑉
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 10 𝑉
Ic.Rc = … V
Av = Vo/Vin = … kali
V=…
Av =
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑉
𝐼𝑐.𝑅𝑐
𝐼𝑐.𝑅𝑒
Vo = Av.Vin
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 10 𝑉
Vo = 𝑅𝑐 x Vin = … V
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑉
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 10 𝑉
V=…
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑉
V = 2 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 10 𝑉
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑣
V = 1 𝑑𝑖𝑣 × 5 𝑉 = 5 𝑣
𝑅𝑒
POST TEST
Download