FUNGSI – FUNGSI DALAM BISNIS SYARIAH Dosen Pembimbing : Dr Nurain Harahap, S. Kom, MA DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV : WIDYA SAPUTRI (223114069) AL AMIN LUBIS (223114066) PRODI MANAJEMEN III-B UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH T.A 2023/2924 1 Pendahuluan Bisnis islami merupakan bisnis yang hanya akan hidup secara ideal dalam sistem dan lingkungan yang islami pula. Dalam lingkungan yang tidak islami,maka pelaku bisnis akan mudah sekali terseret dan tukar verkelit dalam kegiatan yang dilarang agama. Dengan demikian, jelas bahwa tumbuh tidaknya jenis kegiatan bisnis akan sangat bergantung pada macam sistem dan lingkungan yang ada. Sebagaimana diuraikan sebelumnya, bisnis merupakan suatu sistem. Artinya didalam bisnis ada komponen atau variabel satu dengan lain yang saling berhubungan untuk mewujudkan tujuannya. Dengan tujuan yang agak berbeda antara bisnis islami dengan non-islami, namun secara sistem beberapa komponen sistemnya akan sama. Namun komponen sistem tersebut tentunya berbeda dalam hal perencanaan,pelaksanaan dan hasil yang diwujudkan. Oleh karena itu, kajian berikut ini akan menguraikan bagaimana: fungsi pemasaran, fungsi produksi, fungsi manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan dan dalam akuntansi. Fungsi-Fungsi Dalam Sistem Bisnis 1. Fungsi Pemasaran Bisnis tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pemasaran. Sebab pemasaran merupakan aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atas program-program yang dirancang untuk menghasilkan pengawasan atas program-program yang dirancang untuk menghasilkan transaksi pada target pasar, guna memenuhi kebutuhan perorangan atau kelompok berdasarkan asas saling menguntungkan, melalui pemanfaatan produk, harga, promosi, dan distribusi. Definisi diatas mengarahkan kita bahwa orientasi pemasaran adalah pasar. Sebab pasar merupakan mitra sasaran dan sumber penghasilan yang dapat menghidupi dan mendukung pertumbuhan peusahaan. Oleh karena itu, apa pun yang dilakukan oleh aktivitas pemasaran adalah berorientasi pada kepuasan pasar. Kepuasan pasar adalah kondisi saling ridha dan rahmat antara pembeli dan penjual atas transaksi yang dilakukan. Dengan adanya keridhaan ini, maka membuat pasar tetap loyal terhadap produk perusahaan dalam jangka waktu panjang. A. Sistem pemasaran dalam konteks produk 1. Produk yang halal dan thoyyib 2. Produk yang berguna dan dibutuhkan 3. Produk yang berpotensi ekonomi atau benefit 4. Produk yang bernilai tambah yang tinggi 5. Dalam jumlah yang berskala ekonomi dan sosial 6. Produk yang dapat memuaskan masyarakat 2 B. Sistem pemasaran dalam konteks harga 1. Beban biaya produksi yang wajar 2. Sebagai alat kompetisi yang sehat 3. Diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat 4. Margin perusahaan yang layak 5. Sebagai daya tarik C. Sistem pemasaran dalam konteks distribusi 1. Kecepatan dan ketepatan waktu 2. Keamanan dan keutuhan barang 3. Sarana kompetisi memberikan layanan kepada masyarakat 4. Konsumen mendapat pelayanan yang tepat D. Sistem pemasaran dalam konteks promosi 1. Sarana memperkenalkan barang 2. Informasi kegunaan dan kualifikasi barang 3. Sarana daya tarik barang terhadap konsumen 4. Informasi fakta yang ditopang kejujuran Dalam kerangka islam, sistem pemasaran tentunyab perlu didasari pada nilai-nilai yang dikandung Al-Qur’an dan hadis nabi. Beberapa ayat dan hadis nabi yang dijadikan pijakan etika dalam pemasaran di antaranya berikut ini. A. Perhatikan olehmu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia perdagangan itu ada sembilan dari sepuluh pintu rezeki. B. Hai orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan saling suka diantara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu. C. Barang siapa yang memelihara silaturrahmi, maka Allah akan menganugerahkan rezeki yang berlimpah dan umur panjang. 3 2. Fungsi Produksi Para ahli ekonomi mendenifisikan produksi sebagai menciptakan kekayaan melalui eksploitasi manusia terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan. Kekayaan alam ini meliputi kekayaan fauna dan flora. Dua hal ini dalam konteks ekonomi disebut dengan sumber daya alam. Di dalam proses produksi akan melibatkan berbagai jenis sumber daya, sebagai masukan dalam proses produksi, di antaranya : material , modal, informasi, energi, maupun tenga kerja. Fungsi produksi dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan atau penggadaan atas barang atau jasa. Transformasi yang dilakukan dalam kegiatan produksi adalah untuk membentuk nilai tambah( value added). Menurut Muslich, secara filosofis, aktivitas produksi meliputi : a. produk apa yang dibuat b. berapa kuantitas produk yang dibuat c. mengapa produk tersebut dibuat d. di mana produk di buat e. kapan produk dibuat f. siapa yang membuat g. bagaimana memproduksinya Sistem bisnis yang terkait dengan fungsi produksi adalah berkaitan dengan upaya memberikan solusi atas tujuan permasalahan di atas. Solusi dari produksi adalah berorientasi pada pencapaian harmoni atas keseimbangan bagi semua atau beberapa pihak yang berkepentingan dengan masalah produksi. Secara grafis hubungan etika denganfungsi produksi dapat digambarkan sebagai berikut: akhlak utama dalam produksi yang wajib diperhatikan kaum muslimin baik secara individual maupun secara bersama, ialah bekerja pada bidang yang dihalalkan oleh Allah. Tidak melampaui apa yang diharamkan nya. Dengan demikian, tujuan produksi menurut Qardhawi, adalah untuk memenuhi kebutuhan setiap individual, dan mewujudkan kemandirian umat. Terkait dengan tujuan yang pertama, ekonomi (bisnis) islam sangatb mendorong produktivitas dan mengembangkannya dengan baik kuantitas maupun kualitas. Didalam bisnis islam kegiatan produksi menjadin suatu yang unik dan istimewa, sebab didalamnya terdapat faktor itqan (profesionalitas) yang dicintai Allah dan ihsan yang diwajibkan Allah atas segala sesuatu. Tujuan produksi adalah mencapai dua hal pokok pada tingkat pribadi muslim dan umat islam. Pada tingkat pribadi muslim, tujuannya adalah merealisasi pemenuhan kebutuhan baginya, sedangkan pada tingkat umat islam ialah merealisasikan kemandirian umat. 3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 4 Perubahan lingkungan yang akan datang mendesak manajemen untuk membuka diri pada dampak perubahan lingkungan eksternal dan transformasi visi, misi dan strategi, serta adaptasi kultur, struktur dan sistem. Perubahan ini membentuk keterbukaan manajemen serta keseluruhan untuk menggapainya. Oleh karena itu, harus ada perubahan konsep, yaitu konsep yang dulu mengandalkan pada supper stars menuju pada konsep supper teams, sehingga harus berani membongkar dan mengandalkan pemikiran yang usang masa lampau menuju pada kapasitas dan kredibilitas pemimpin dan manajemen organisasi, sehingga mampu melakukan gugatan berupa keberanian moral untuk mengubah metalitas “pedagang” menuju entrepreneur yang profesional. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pendekatan atau kerangka manajemen teologis – etis mengarah pada ketertiban dimensi spiritual dalam perilaku manajemen. Spiritual membawa kepada wujud semesta dan ilahi. Kenyataan yang tidak sepenuhnya dapat dipahami akhirnya akan membawa kepada pengalaman dan penghayatan atas yang transendence. Jadi, semua barang dan jasa yang memiliki kekuatan untuk memenuhi lima elemen pokok (darury) telah dapat dikatakan memiliki masalah bagi umat manusia. Semua kebutuhan adalah tidak sama penting. Kebutuhan ini meliputi tiga tingkatan, yaitu: a. tingkat di mana lima elemen pokok di atas dilindungi secara baik b. tingkat di mana perlindungan lima elemen pokok di atas dilengkapi untuk memperkuat perlindungannya c. tingkat di mana lima elemen pokok di atas secara sederhana diperoleh secara lebih baik. 4. Fungsi Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dalam konteks perubahan ini adalah berhubungan dengan penganggaran. Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan bank yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa mendatang. Pada dasarnya anggaran merupakan pendekatan formal dan sistematis mengenai keuangan lembaga yang dilaksanakan sebagai tanggung jawab manajemen dalam bentuk perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Oleh karena anggaran adalah berkaitan dengan manajemen keuangan yang berkaitan dengan waktu realisasi, maka biasanya disebut dengan rencana keuangan (budgeting). Rencana keuangan adalah rencana keuangan lembaga bisnis islami yang merupakan terjemahan program kerja bisnis islami ke dalam sasaran-sasaran (target) keuangan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu ( 1 tahun, tiga wulan, enam bulan dan seterusnya). Anggaran dibuat dan diukur dari apa yang telah direncanakan dengan apa yang terjadi dalam realitas. Pertimbangan antara perencanaan dengan realitas merupakan anggaran yang baik, dan sebaliknya. Apa yang telah direncanakan dengan baik akan memberikan arti apa-apa jika tidak 5 diketahui hasilnya. Untuk mengetahui hasil secara baik maka perlu dilakukan evaluasi anggaran. Evaluasi anggaran perlu dilakukan, sebab anggaran selain berfungsi sebagai alat perencanaan juga berfungsi sebagai alat pengendalian. Dengan adanya evaluasi diharapkan arah perkembangan bank syariah dapat dikendalikan sesuai dengan tujuan lembaga bisnis islami secara keseluruhan. Ada teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mengevaluasikan pelaksanaan anggaran, yaitu analisis varian, analisis kualitatif, analisis kuantitatif, dan evaluasi rasio keuangan. 1. Teknik analisis varian, digunakan untuk mengevaluasi anggaran dengan menelah perbedaan yang terjadi antara pelaksanaan anggaran dengan perencanaan. 2. Teknik analisis kualitatif, digunakan untuk mengevaluasi anggaran untuk mengetahui selisih yang terjadi antara pelaksanaan anggaran dengan rencana anggaran merupakan selisih yang menguntungkan atau merupakan selisih yang tidak menguntungkan. 3. Teknik analisis kuantitatif, digunakan untuk mengevaluasi anggaran secara lebih tajam, tidak sekedar menyebutkan selisih menguntungkan dan selisih tidak menguntungkan, tetapi sampai memerinci berapa nilai kuantitatif selisih tersebut serta memecah selisih yang terjadi kedalam unsur-unsur yang lebih terperinci yang menyebabkan terjadinya selisih. 4. Teknik evaluasi rasio keuangan, digunakan untuk mengevaluasi rasio keuangan yang di anggarkan di awal dibandingkan dengan rasio keuangan yang realisasi oleh lembaga bisnis islami. Dengan evaluasi rasio keuangan akan diperoleh gambaran umum kondisi lembaga bisnis islami, untuk diambil tindakan lebih lanjut. 5. Fungsi Akuntansi Kemunculan lembaga bisnis syariah sebagain organisasi yang relatif baru menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah islam dan akuntansi harus mencari dasar bagi penerapan dan pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar akuntansi bank konvensional seperti telah dikenal selama ini. Standar akuntansi tersebut menjadi kunci sukses bank syariah dalam melayani masyarakat di sekitarnya, sehingga seperti lazimnya, harus dapat menyajikan informasi yang cukup, dapat dipercaya, dan relavan bagi para penggunanya, namun tetap dalam konteks syariah islam. Islam secara jelas mendorong investasi dan perputaran dana. Ketika islam mewajibkan zakat, ia mengharuskan bahwa harta harus diinvestasikan. Jika tidak, akan habis oleh zakat pada periode tertentu. Diriwayatkan bahwa Nabi Saw. Bersabda “perdagangkanlah harta anak yatim itu jika ingin habis termakan zakat.” Haduis ini menjelaskan bahwa sekalipun anak yatim itu masih kecil, tetapi kalau harta warisannya memenuhi nishab, maka wajib dipenuhi zakatnya. Untuk itu wali yatim wajib mengeluarkan atas nama si yatim yang berada dalam perwaliannya. Bila si wali mendiamkan harta itu maka setiap tahun akan terpotong zakat. Oleh karena itu 6 rasulullah mengimbau untuk memutarkannya dengan baik dan feasible, sehingga diharapkan ada keuntungan. Jika terdapat keuntungan, maka zakatnya tidak lagi dari asal pokok tetapi dari penambahan keuntungan. Dengan demikian, harta anal yatim bertambah dan tidak berkurang. Pada dasarnya akuntansi lembaga bisnis syariah, tidak jauh berbeda secara teknik akuntansinya dengan akuntansi pada umumnya dimulai dari pencatatan transaksi berdasarkan dokumen-dokumen yang ada sampai akhirnya menghasilkan financial report berupa balance sheet (neraca) dan income statement (laporan laba rugi). Balance sheet adalah gambaran harta, utang dan modal sendiri bank syariah yang terbagi kedalam dua sisi yaitu harta berada di sisi aktiva, sedangkan utang dan modal sendiri berada di sisi pasiva yang pada perkembangannya aktiva adalah kekayaan perusahaan yang bersangkutan, sedangkan kewajiban dan ekuitas adalah utang dan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. A. Perlunya Akuntansi Syariah Pada Lembaga Bisnis Syariah Akuntansi sangat berhubungan dengan nilai sosial dan ekonomi yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, perubahan dalam masyarakat akan mempengaruhi perubahan dalam sifat akuntansi. Sebagaimana dipahami, akuntansi mengalami perubahan seiting dengan perubahan peradaban masyarakat mulai zaman kuno hingga kini. Sebagai contoh, bahwa dalam hal kredit tidak diperbolehkan menggunakan bunga, maka kita perlu berpikir untuk menemukan rancangan bisnis alternatif dari sistem bunga. Hal berupa semua individu yang memiliki harta/kekayaan di luar batas yang telah ditentukan maka harus menyalurkan zakat. Ini mengingatkan bahwa setiap individu akan menjaga banyaknya aset yang dimiliki. Dengan demikian, zakat dapat dihitung secara benar. Masyarakat islam menjamin warga negaranya untuk bertindak secara benar. Masyarakat islam menjamin warga negaranya untuk bertindak dengan dasar keadilan dan ihsan. Hal inilah yang dapat dijadikan guideline umum dalam bisnis pada masyarakat muslim. B. Tujuan Akuntansi Keuangan Bisnis Syariah Tujuan informasi akuntansi dalam lembaga bisnis syariah muncul karena dua alasan, yaitu: 1. lembaga bisnis syariah dijalankan dengan kerangka syariah, sebagai akibat dari hakikat transaksi yang berbeda dengan lembaga keuangan konvensional 2. penggunaan informasi akuntansi pada lembaga bisnis syariah adalah berbeda dengan pengguna informasi akuntansi di lembaga keuangan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam bisnis lembaga keuangan syariah dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengguna informasi akuntansi. Pengguna inforamsi akuntansi utama dalam sistem lembaga bisnis (keuangan) syariah meliputi: 7 a. pemegang saham b. deposan c. shahibul mal yang melakukan investasi mudharabah mutlaqah ( tanpa ada syarat-syarat tertentu atau unrestricted investment account holders) d. shahibul mal yang melakukan investasi mudharabah muqaayadah ( dengan ada syarat-syarat tertentu atau restricvted investment account holders) e. pengusaha, perusahaan atau agensi yang berhubungan dengan bank f. dewan pengawas syariah g. lembaga pemerintah, bank sentral, menteri keuangan, badan administrasi/pengelola zakat h. masyarakat luas i. pengamat non-muslim j. peneliti k. pegawai lembaga yang bersangkutan 2. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, meliputi: a. informasi yang dapat membantu dalam menilai pelaksanaan operasional bank dengan aturan tertulis dan jiwa syariah b. informasi yang dapat membantu dalam menilai kemampuan lembaga menjaga aset, mempertahankan likuiditas, dan meningkatkan laba c. informasi tentang inisiatif lembaga atas tanggung jawabnya terhadap pekerja, pelanggan, masyarakat dan lingkungan d. informasi yang dapat membantu dalam pertanggungjawaban manajemen Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) disebutkan, bahwa tujuan akuntansi keuangan bank syariah adalah: 1. menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, termasuk hak dan kewajiban yang berasal dari transaksi yang belum selesai atau kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan prinsip syariah yang berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan, kebajikan,dan kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis islami 2. menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai laporan untuk pengambilan keputusan 8 3. meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha. DAFTAR PUSTAKA Karim, Adiwarman A. Bank syariah: Analisis fiqh dan keuangan. Jakarta:Rajawali pers, 2010 Al- Imrani. Al-uqud al- Maliyah al-Murakkabah, hal. 69 Anonimus. Produk-produk bank islam, Jakarta: Karim consulting bekerja sama dengan bank indonesia, 2002 Muhammad. Pengantar akuntansi syariah. Jakarta: Salemba Empat, 2002 Muhammad. Manajemen bank syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2004 9