Uploaded by charbank083

Permodelan Simulasi

advertisement
MEMBUAT RINGKASAN DARI TIGA BUAH ARTIKEL DARI GOOGLE
SCHOLAR YANG MEMUAT SUATU MODEL DINAMIK DARI SEBUAH SISTEM
FISIK YANG MENCAKUP TEMPERATUR, TEKANAN, ALIRAN FLUIDA, DAN
LAIN-LAIN
RANGKUMAN
Digunakan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Permodelan dan Simulasi
Dosen Pengampu,
Dr Yohanes S M Simamora
Disusun oleh,
1.
2.
3.
4.
5.
Faisal Anwar
M Firdaus Fajar Saleh
Novan Munawar A
Rizki Perdiana K
Yudha Rizkia
2011007
2011012
2011118
2011025
2011017
Program Studi Sarjana Teknik Mesin
Sekolah Tinggi Teknologi Mandala Bandung
2023
Topik 1
: Identifikasi Model Sistem Hidraulik Kendali Tekanan pada Suplai Bahan
Bakar Turbin Gas
Oleh
: Sihana, Faridah, Izzad Abidiy
RANGKUMAN
Intisari
Dalam suatu turbin gas terdapat dua sistem kendali suplai bahan bakar gas yang
digerakkan dengan sistem actuator hidrolik yaitu katub stop-rasio (VSR) yang berfungsi untuk
mengendalikan tekanan gas umpan dan katub kendali gas (VGC) yang berfungsi
mengendalikan laju aliran bahan bakar ke dalam ruang bakar dimana kedua sistem tersebut
terhubung secara seri. Identifikasi menggunakan sistem dinamik dengan variabel input laju
putaran poros turbin dan variabel output posisi katub suplai bahan bakar. Metode identifikasi
menggunakan ARX dan ARMAX orde 3 akan dibandingkan menggunakan software SCILAB.
Dari hasil perbandingan menunjukan bahwa pendekatan model linear untuk sistem hidraulik
pada kendala tekanan suplai bahan bakar turbin gas memiliki kinerja yang cukup baik. Metode
ARMAX memiliki hasil lebih baik dari metode ARX.
Pendahuluan
Dalam dunia industri, turbin gas digunakan sebagai mesin pendorong atau sebagai
penggerak generator pada PLTG untuk menghasilkan listrik yang memiliki keuntungan salah
satunya durasi waktu startup yang pendek. Komponen-komponen pada turbin gas digambarkan
pada Gambar 1.
Gambar 1. Sketsa rangkaian komponen dalam turbin gas
Turbin gas biasanya dirancang agar dapat menggunakan dua jenis bahan bakar yaitu
bahan bakar cair atau gas. Berikut merupakan pengendalian operasi turbin gas yang dilakukan
dengan dua katub SRV dan GCV yang dijelaskan pada Gambar 2
Gambar 2. Sketsa sistem kendali suplai bahan bakar gas
Rangkaian actuator hidrolik untuk katub kendali dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Sketsa P&ID sistem suplai bahan bakar turbin gas
Sistem suplai bahan bakar gas (GFS) dikendalan dalam dua tingkatan, tingkatan
pertama yaitu pengendalian gas sebelum masuk ruang bakar dan tingkatan kedua dilakukan
dengan dua kutub kendali VSR-1 dan VGC-1. Katub VSR-1 berperan untuk menjaga tekanan
diantara dua katub agar level daya dan laju putaran poros serta sebagai katub pemutus. Fungsi
dari mengendalikan tekanan gas tidak lain untuk menjaga tekanan suplai gas yang masuk ke
ruang bakar agar tidak lebih rendah dari tekanan keluaran kompresor. Pengendalian tekanan
ini sangat bermanfaat agar turbin gas dapat beroperasi relative dan tidak tergantung pada variasi
tekanan gas suplai yang terjadi serta dapat disesuaikan dengan rasio tekanan kompresor turbin
sehingga memberikan operasi lebih lebar.
Pengaturan katub sangat berpengaruh pada kinerja turbin. Pembukaan katub terlalu
cepat dapat menyebabkan kenaikan suhu dan tekanan pada ruang bakar yang dapat
menyebabkan kerusakan pada sudu turbin akibat panas berlebih dan juga dapat menyebabkan
arus balik aliran yang dapat merusak kompresor. Sistem kerja kendali tekanan dijelaskan pada
Gambar 4 bagian yang dibatasi garis putus-putus.
Gambar 4. Sistem kendali tekanan
Identifikasi sistem merupakan suatu cara untuk mendapat persamaan model dinamis
dari suatu sistem dinamik dengan memanfaatkan data hasil eksperimen pada sistem tersebut.
Identifikasi kendali turbin gas dapat dilakukan untuk mendapatkan model sistem dinamik yang
menjadi dasar desain sistem kendali yang akan digunakan. Dalam penelitian ini indentifikasi
sistem kendali suplai bahan bakar gas berdasar pada pendekatan model SISO dengan variabel
input berupa laju putaran poros dan output tekanan suplai bahan bakar.
Teknik Identifikasi Sistem Dinamik
Teknik identifikasi sistem dapat dibedakan antara metode parametris yang didasarkan
pada model persamaan dengan model tertentu atau metode non-parametris yang didasarkan
pada persamaan model tanpa parameter tertentu yang diperoleh dari kurva karakteristik dari
relasi variabel input dan output. Proses model non-parametris diawali menggunakan algoritma
ARX, ARMAX, dsb. Prinsip kerja Teknik identifikasi sistem secara umum disajikan pada
Gambar 5.
Gambar 5. Teknik identifikasi sistem dinamik
Variabel input sistem kendali tekanan suplai bahan bakar mengacu pada laju putaran poros
turbin sedangkan output merupakan tekanan suplai gas. Identifikasi sistem turbin dilakukan
menggunakan teknik identifikasi dalam domain waktu dan teknik domain frekuensi. Teknik
identifikasi domain waktu dilakukan cara regresi untuk mencari parameter persamaan
diferensial sistem maupun parameter model persamaan multi sinusoidal yang termasuk dalam
metode ARMAX. Sedangkan teknik identifikasi domain frekuensi dilakukan dengan cara
regresi persamaan fungsi transfer dan menentukan parameter koefisien komponen nul dan pole.
Sedangkan teknik regresi berdasar pada metode akar kuadrat kesalahan terkecil. Metode
identifikasi dengan ARX dan ARMAX akan dibandingkan menggunakan tools SCILAB.
a. Metode Auto-Regressive
Sistem dinamik secara umum dimodelkan menggunakan persamaan deret domain
waktu seperti dibawah ini
b. Metode ARMAX
Sistem dinamik dalam teknik ARMAX memiliki persamaan tersusun dari variabel input
dan output seperti dibawah ini
Metodologi Penelitian
Sistem hidraulik pada kendali suplai bahan bakar gas adalah objek yang menjadi kajian
dalam penelitian ini. Sistem turbin memiliki poros tunggal yang menggabungkan turbin,
kompresor, dan penggerak mula seperti pada Gambar 1. Control tekanan suplai gas
menggunakan actuator hidraulik dan menggunakan sinyal umpan balik laju putara poros turbin
dan tekanan antara dua kutub VSR dan VGC yang diukur menggunakan transducer tekanan.
Loop control tekanan tersebut menghasilkan sinyal untuk posisi dari SRV untuk menyediakan
tekanan antar kutub yang diperlukan.
Langkah awal pada indentifikasi ini yaitu dengan pengolahan data operasi startup
turbin. Operasi startup diawali dengan memutar turbin menggunakan pemutar awal hingga
mencapai sepatuh putaran operasi. Proses pengendalian putaran tanpa beban dimulai pada
ruang bakar dan pemberian sinyal setelan laju secara ramp sampai mencapai 3000 rpm dan
dilanjukan lagi hingga mencapai putaran operasi. Koneksi beban dilakukan Ketika putaran
sudah mulai stabil yaitu sekitar 260 detik. Respon sistem pada kenaikan awal hingga berbeban
dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Alur sinyal laju putaran (TNH) dan posisi SRV
Sistem hidrolik memiliki sifat dasar yang tidak linear, sehingga dalam identifikasi
model diperlukan Langkah simplikasi menggunakan model ARX dan ARMAX. Bentuk umum
persamaan ARMAX dituliskan sebagai berikut dengan menggunakan Vektor koefisien A, B,
dan C.
Dengan parameter koefisien,
Bentuk formulasi dalam SCILAB untuk fungsi ARX dimodelkan sebagai berikut
[a, b, c, vare] = arx(y, u, na, nb, nk)
Dimana
Sedangkan
sebagai berikut
y
u
na
nb
nc
: Vector output
: Vector input
: Jumlah pole
: Jumlah zeros
: Koefisien noise
[a, b, c, vare] = armax(y, u, na, nb, nc, nk)
Dimana
nk
: waktu tunda input output.
untuk formulasi ARMAX dimodelkan
Data untuk estimasi dipilih Sebagian dari nilai t = 50 detik hingga t = 150 detik.
Penentuan parameter tersebut dilakukan dengan metode rerata akar kesalahan terkecil (Least
Mean Square Root). Hasil identifikasi diverifikasi dengan menggunakan data operasi turbin
sejak startup saat operasi ramp (t = 0 – 250 detik). Sedangkan kualitas hasil identifikasi
ditentukan berdasarkan pada nilai kualitas dari hasil regresi.
Hasil dan Pembahasan
Hasil identifikasi dengan sistem ARX untuk jumlah pole = 3, jumlah zeros 3, jumlah koefisien
nk = 2 dapat ditampilkan pada Gambar 7 berikut.
Gambar 7. Hasil identifikasi dengan model ARX
Dapat disimpulkan bahwa hasil identifikasi menggunakan sistem ARX tidak
memberikan kualitas yang baik dengan nilai fit factor rendah (0,448) dimana nilainya lebih
rendah dari 0,8 yang ditargetkan. Sedangkan untuk hasil identifikasi ARMAX didapat untuk
jumlah pole = 3, jumlah zeros = 3, jumlah koefisien noise = 2, dan jumlah waktu tunda = 1
ditampilkan pada Gambar 8 berikut.
Gambar 8. Hasil uji model ARMAX
Pada uji ARMAX fit factor adalah 0,9618 yang berarti tingkat kesesuaian sangat bagus.
Persamaan fungsi model ARMAX orde 3 diperoleh dalam bentuk persamaan berikut serta
transformasi menjadi bentuk kontinyu diperoleh persamaan berikut
Adanya perbedaan yang menyolok antara hasil ARX dan ARMAX menunjukan bahwa
koefisien noice pada suatu sistem tidak dapat diabaikan. Berikut merupakan bentuk tampilam
diagram Bode dari hasil identifikasi ARMAX orde 3 pada Gambar 9.
Gambar 9. Diagram Bode hasil identifikasi dengan ARMAX
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa frekuensi kritis terletak pada 6 Hz dan marjin
gain sebesar -26dB atau (0,050). Sudut fase diperoleh 85°. Nilai gain pada frekuensi rendah
adalah -25dB (0,056) dengan nilai penguatan frekuensi 1 Hz.
Kesimpulan
Pendekatan model linear untuk sistem hidraulik kendali tekanan suplai bahan bakar
turbin gas menunjukan bahwa metode ARMAX memiliki kinerja yang cukup pada kualitas
kesesuaian 0,9168 dengan nilai gain 0,050 dan T = 3,125 detik sebelum sinyal diteruskan
kepada aktuoator. Sedangkan metode ARX memiliki kualitas kesesuaian yang jauh lebih
rendah (0,448).
Topik 2
: Sistem Kendali Metode PID dan Kombinasi Spesifikasi Pada Kecepatan
Tinggi Induksi Motor
Oleh
: Pohny
Intisari
Sehubungan dengan loop tertutup fungsi transfer sistem untuk menggabungkan
memenuhi setidaknya satu loop tertutup spesifikasi kinerja dengan merumuskan pengendali
tunggal yang memenuhi semua spesifikasi. Sedangkan kendali gain tuning pusat proses desain
sangat disederhanakan, metode ini diusulkan diterapkan pada motor AC induksi berkecepatan
tinggi dengan inner-loop flux vector pengendali diterapkan untuk merancang kendali posisi
sistem
Pendahuluan
Semakin meningkatnya spesifikasi kinerja sebuah motor AC induksi maka diperlukan
desain kendali yang secara sistematis mendesain kendali loop tertutup untuk memenuhi semua
spesifikasi secara bersamaan. Sebuah motor pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu stator
dan rotor. Stator merupakan bagian stationer yang menetapkan medan magnet sedangkan rotor
merupakan bagian yang berputar memegang poros. Untuk struktur internal Motor AC dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Struktur internal Squirrel-cage Jenis AC motor induksi
Motor AC induksi dijelaskan oleh persamaan dinamis nonlinear yang dapat dinyatakan
sebagai persamaan diferensial yang mewakili kedua sistem listrik dinamis dan dinamika sistem
mekanik. Perilaku dinamis dari motor induksi tiga fase yang seimbang terdiri dari lima
persamaan diferensial yang biasa diberikan di bawag, dinyatakan dalam stator tetap koordinat.
Berikut merupakan bentuk representasi untuk kenyamanan manipulasi persamaan
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode desain kendali beberapa spesifikasi
secara bersamaan. Membahas dua teori kendali yaitu PID konvensional dan beberapa
spesifikasi secara bersamaan guna untuk menstabilkan kendali motor AC induksi untuk
mencapai keseluruhan spesifikasi kinerja. Dimana dua hal tersebut menjadi Batasan masalah
pada penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan simulasi program dari
motor AC induksi menggunakan perangkat lunak komersial matlab / Simulink.
Bahan dan Metode
Dengan menerapkan model dimaik pada penelitian ini diharapkan dapat mendapat teori
kendali yang tepat untuk mengembangkan pengendali untuk motor AC. Jenis penelitian ini
adalah simulasi pengembangan kendali posisi dari kecepatan motor AC induksi untuk menguji
pengendali dan mengembangkan model simulasi motor AC motor untuk lebih memverifikasi
hasil penelitan. Diagram alur tahapan penelitian ditampulkan sebagai berikut
Gambar 2. Diagram alur tahapan penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan data dari PT Lamindo Intermultikon
sebagai dasar perhitungan dan Simulink menggnakan aplikasi matblab. Perancangan setting
kendali PID loop deskripsi keadaan terdiri dari motor AC induksi dimana dalam hubungannya
vector fluks kendali inner-loop dan susunan beban inersia melekat pada motor drive.
Gambar 3. Pengendali dengan sistem kendali PID loop
Bahan dan Metode
Saat ini perangkat lunak yang tersedia digunakan untuk memodelkan dan
mensimulasikan motor AC induksi vector dikendalikan. Sebuah diagram yang mewakili
dinamis motor AC induksi akan diperkenalkan dan struktur program simulasi menggunakan
matlab/Simulink.
a. Stuktur Program
Dalam program simulasi, susunan lengkap persamaan diferensial di d-q
koordinat diperhitungkan sebagai model dinamis motor AC induksi. Persamaan
diferensial ini langsung mengikuti s-fungsi, m-file, s-function block, dan vcontrol
tertanam di vector pengendali pada gambar berikut.
Gambar 4. Vektor dikendalikan motor AC induksi Simulink blok diagram
S-fungsi adalah salah satu fungsi matlab untuk memberikan turunan dari semua
keadaan dalam model berdasarkan waktu, input, dan keadaaan. Vektor derivative
dikembalikan ke matlab integrasi rutin yang digunakan untuk menghitung vektor
keaadan baru.
b. Fluks Desain Vektor Pengendali
Dalam persamaan motor model dinamik termasuk istilah, Kr, yang
berkaitan tegangan input diterapkan ke pengendali vektor fluks ke iq saat ekfektif
torsi konstan harus dominan. Berikut merupakan tabel hasil ukur torsi.
Dengan data ini, linear kuadrat regresi digunakan untuk menentukan terapan
tegangan input (V) Torsi (N-m) torsi efektif konstan Kr = 2,194 N-mN. Hasil regresi
ditunjukan pada gambar berikut
Gambar 5. Motor torsi dan tegangan input
c. Estimasi Parameter Simulasi
Simulasi dilakukan untuk estimasi parameter. Sebuah model yang
dikembangkan menggunakan matlab/simulink menghasilkan serangkaian perintah
input acak yaitu 0.296,-0.360,0.362,-0.326,0.151, -0.459,0.211,-0.148,0.433,0.251,
0.504,-0.287,0.343,-0.341,0.428,
-0.198,0.406,-0.403,0.191,-0.285.
masukan perintah ini digunakan untuk percobaan juga. Perintah masukan tegangan,
posisi rotor, kecepatan rotor, dan rotor percepatan simulasi.
Gambar 6. Simulasi motor AC induksi dengan random kendali input
(a) Tegangan input (V)
(b) Posisi Rotor (rad)
(c) Kecepatan rotor (rad/sec)
(d) Percepatan rotor (rad/sec2)
d. Model Dinamis Motor AC Induksi
Mech model simulasi sebagai digambarkan pada gambar berikut ini
Gambar 7. Blok diagram I.M.Mech dalam model simulasi
dalam simulasi PD pengendali digunakan dan plot yag digambarkan terlampir
pada tabel 2 berikut
Gambar 8. Hasil simulasi Kp1 = 7 Volt / rad dan Kd1 = 0,55 Volt-detik / rad
e. Simulasi Metode Kendali Kombinasi Spesifikasi
Dalam perangkat lunak untuk melakukan simulasi dari spesifikasi yang
bersamaan metode kendali ditunjukan pada gambar berikut.
Gambar 9. Vektor kendali motor AC induksi Simulink blok diagram dengan
spesifikasi pengendali
Dengan program simulasi yang dijelaskan diatas, simulasi induksi kendali posisi motor
AC dengan pengendali beberapa spesifikasi secara bersamaan dilakukan. Gambar berikut
merupakan hasil simulasi dari input kendali, posisi, kecepatan, dan tanggapan waktu
percepatan motor dan beban inersia. Pengendali spesifikasi secara bersamaan memberikan
hasil sebagai berikut
Gambar 10. Motor AC induksi simulasi Langkah response pengendali spesifikasi
bersamaan
(a) Masukan kendali (volt)
(b) Posisi motor (rad)
(c) Kecepatan rotor (rad/sec)
(d) Percepatan rotor (rad/s2)
Dalam bab ini, metode pengendali digunakan untuk deveratif pengendali baru juga sebagai
contoh desain numerik untuk menggambarkan seluruh prosedur desain pengendali dengan
referensi error steady state dan presentase overshoot dipilih sebagai beberapa spesifikasi yang
bertentangan.
Topik 3
: Permodelan Dinamik dan Validitas Model dari Sistem Kendali Tangki Ganda
Oleh
: IR. A. K. Marjito, Nani Mulyaningsih,ST
Intisari
Pengujian eksperimental untuk mecari nilai dari parameter-parameter yang tidak
diketahui besarnya selain tangka air ganda. Model lain perlu dimodelkan untuk mendapatkan
sistem kendali tangka ganda secara keseluruhan dengan hasil uji kebenarannya berdasarkan
model dinamik.
Pendahuluan
Permodelan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk sekarang. Yakni untuk
mengetahui perilaku sistem, meramal sistem kerja, dan menghemat waktu serta biaya untuk
menyelidiki atau memperbaiki suatu sistem. Model dapat dibedakan menjadi dua yaitu model
untuk perancangan dan model untuk Analisa. Model untuk perancangan dapat didapat dengan
anlisa dinamik dan pengujian eksperimental. Sedangkan untuk model anlisa dapat
menggunakan model simulasi komputer dan model skala.
Pemodelan Dinamik dan Validasi Model dari Komponen Sistem Tangki Ganda
Sistem kendali tangki ganda memiliki lima macam komponen utama yaitu tangka air
ganda, pompa dan motor, sensor ketinggian air, rangkaian penggerak motor pompa dan
Komputer PC. Secara skematis tangka kecil diisi dengan debit Q1 oleh pompa 1, lalu tangki
besar dengan debit Q2 oleh pompa 2. Pada ketinggian air h1 tangki kecil mengalirkan ke luar
dengan debit Q3 dan pada ketinggian h2 tangki besar mengalirkan ke luar dengan debit Q4. Jika
ketinggian berbeda, maka akan muncul aliran tangka Q5. Dengan menggunakan persamaan
kontinuitas berlaku sebagai berikut
A1h1 = -q3 – q5 sign (h1-h2) + q1
A2h2 = -q4 – q5 sign (h1-h2) + q2
Fungsi sign diperlukan agar suku di tengah berubah tanda bila h1 < h2 karena air mengalir dari
tangki besar ke kecil. Dengan menggunakan hukum Bernoulli, maka konsep tahanan katup
sebagai berikut
dimana
Untuk keluaran tangka besar
dimana
k3
g
a3
r3
Parameter aliran katup
Percepatan gravitasi
Luas penampang bagian dalam
Koefisien hambatan
Dari persamaan diatas diperoleh persamaan dinamik dari tangki ganda sebagai berikut :
Permodelan Eksperimental dan Validasi Model
Untuk mendapatkan nilai K3 laju aliran tangka 1 sama dengan 0 dan katup antar tangki
ditutup sehingga K5 = 0. Sehingga mendapatkan persamaan sederhana
Untuk mengintregasi persamaan diatas, saat t = 0 akan didapat
Selanjutnya persamaan diatas didekatkan dengan persamaan suaian kurva berikut :
Karena e1 merupakan kesalahan pendekatan, maka besar koefisien P dan Q diturunkan dengan
cara berikut :
∑ Penjumlahan j=1 hingga j=n
n Banyak data pengamatan
Untuk menentukan nilai koefisien P dan Q dilakukan pengujian prosedur sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tutup katup pada saluran penghubung antar tangki
Tutup katup keluaran dari tangka kecil
Isi tangka dengan air sampai ketinggian 29cm
Buka penuh katup keluaran tangka kecil
Ambil data waktu dan ketinggian setiap saat
Hitung koeffisien P dan Q dari persamaan diatas
Pada penelitian ini diketahui
n = 3500 buah
P = 0,036961
Q = 5,390711
e1 = 0,001
Sehingga didapat persamaan
√ℎ1 = −0,036961 + 5,390711
Untuk mendapatkan persamaan suaian kurva dari aliran antar tangka maka Q1, Q2, Q3, dan Q4
dibuat sama dengan nol sehingga terjadi perubahan lagi menjadi :
Fungsi sign akan hilang dikarenakan untuk memperoleh harga K5A tinggi h1 > h2. Lalu untuk
menyelesaikan persamaan diatas h2 akan dipertahankan selama pengujian K5A berlangsung.
Sehingga penyelesaian menjadi :
Integrasi persamaan diatas menjadi :
lalu didekati dengan
persamaan kurva menjadi :
dengan menerapkan metode suaian kurva kuadrat kecil maka :
Untuk mendapatkan harga koefisien R dan S, dilakukan pengujian sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Tutup katup pada saluran penghubung antar tangki
Tutup katup keluaran dari tangka besar maupun kecil
Isi tangka kecil hingga pneuh dan tangka besar hingga ketinggian 3,5m
Buka katup penghubung antar tangki. Selama terjadi aliran dari tangka kecil ke tangka
besar, tinggi air di tangki besar harus dipertahankan tetap dengan cara memompa air
keluar dari tangki ini.
e. Ambil data waktu dan ketinggian setiap saat, hitung koefisien R dan S dengan rumus
diatas
Pada penelitian ini diketahui
n = 3500 buah
e2 = 0,002
R = 0,158074
S = 5,156314
Sehingga dapat didekati dengan persamaan
Persamaan diatas dibandingkan dan diperoleh dimana ketinggian air di tangka dibiarkan naik,
maka validasi perlu dilakukan. Dengan menggunakan persamaan :
Persamaan suaian kurva yang diperoleh dari pengujian
Tabel 1. Harga Parameter Hasil Pengujian
Parameter
K3
K4
K5A
K5B
Harga (cm2,5)
11.90
12.78
50.90
57.28
Dengan diketahuinya harga K3, K4, K5 maka didapat persamaan baru :
Permodelan Komponen Lain
Komponen lain cukup dimodelkan secara statik yang meliputi motor dan pompa, sensor
ketinggian, dan rangkaian penggerak motor
Permodelan Motor dan Pompa
Dilakukan dengan cara mengalirkan air ke tangki Ketika semua katup dalam kondisi
tertutup. Waktu dan ketinggian air dimonitor untuk menghitung laju aliran yang terjadi dengan
menggunakan persamaan berikut :
Permodelan Sensor Ketinggian Air
Permodelan sensor ketinggian air atau bisa disebut kalibrasi dapat dilakukan dengan
mengukur tinggi permukaan air dan membaca tegangan keluaran sensor ketinggian air. Setelah
kalibrasi akan didapat persamaan berikut :
Permodelan Rangkaian Penggerak Motor Pompa
Rangkaian penggerak motor pompa dikalibrasi dengan memasukan tegangan listrik dan
mengukur tengan keluar. Setelah kalibrasi akan mendapatkan persamaan berikut :
Permodelan Dinamik dan Validasi dari Sistem Keseluruhan
Setelah model disusun, maka bentuk dari metode dinamik sistem kendali tangka ganda
akan terlihat seperti ini. Dari hasil simulasi akan dibandingkan dengan hasil pengujian
Gambar 1. Metode Dinamik dari Sistem Kendali Tangka Ganda Secara Keseluruhan
Kesimpulan
Makalah ini membahas cara permodelan dinamik dari sebuah sistem fluida pada tangka ganda.
Validasi keseluruhan sistem menunjukkan bahwa model yang diperoleh cukup baik dalam
memprediksi perilaku dinamik dari sistem tangka ganda maupun sistem ini bersifak tak linear.
Kontribusi
1.
2.
3.
4.
5.
Faisal Anwar
M Firdaus Fajar Saleh
Novan Munawar A
Rizki Perdiana K
Yudha Rizkia
: Pencarian Artikel , merangkum topik 2
: Pencarian Artikel , merangkum topik 1
: Merangkum topik 2, pembuatan template
: Merangkum topik 3, Konsumsi
: Merangkum topik 3, editor
Download