1 Februari 2014 PORTALBC TIDAK TERKENDALI BERAU COAL GREEN MINING SYSTEM PROSEDUR Pengelolaan Kelelahan (Fatigue Management) No. Dokumen Dokumen Tanggal Efektif Edisi/Revisi Halaman Halaman LEMBAR CATATAN PERUBAHAN DOKUMEN Edisi/Revisi Ke 1/0 Tanggal 1 Februari 2014 Uraian Singkat Revisi Penerbitan Pertama Dokumen P-OHS-06 1 Februari 2014 1/0 2 dari 22 BERAU COAL GREEN MINING SYSTEM PROSEDUR Pengelolaan Kelelahan (Fatigue Management) 1. No. Dokumen Tanggal Efektif Edisi/Revisi Halaman P-OHS-06 1 Februari 2014 1/0 3 dari 22 TUJUAN Sebagai panduan/pedoman pengelolaan kelelahan di area kerja PT Berau Coal sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini berlaku pada rencana dan strategi dalam mengelola kelelahan di semua kegiatan operasi PT Berau Coal beserta Mitra Kerja. 3. REFERENSI 3.1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja 3.2. UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 3.3. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen K3 3.4. PP No. 55 Tahun 2010 Tentang Pembinaan, Pengawasan, Penyelenggaraan, Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara 3.5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : KEP.234/MEN/2003 tentang waktu kerja dan istirahat pada sektor usaha energi dan sumber daya mineral pada daerah tertentu. 3.6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.15/MEN/VII/2005 tentang Waktu Kerja dan Istirahat pada sektor usaha pertambangan umum pada daerah operasi tertentu 4. 3.7. OHSAS 18001 4.4.6 Pengendalian Operasi 3.8. ISO 14001 4.4.6 Pengendalian Operasi 3.9. ISO 9001 7.5 Produksi dan Penyediaan Jasa DEFINISI 4.1. Kelelahan (Fatigue) adalah kondisi penurunan kemampuan fisik dan atau mental dan meningkatnya penurunan kewaspadaan/kesiapsiagaan dari hasil atau gabungan faktor fisik, mental, kesehatan, faktor psikososial serta kurangnya kualitas tidur. 4.2. Struktur/Design Roster Kerja adalah pengaturan waktu kerja/roster kerja. 4.3. Waktu Kerja adalah waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan pada satu periode tertentu. Waktu perjalanan tidak dihitung ke dalam waktu kerja kecuali perjalanan dari tempat tinggal yang diakui perusahaan ke tempat kerja memerlukan waktu ≥ 24 jam. 4.4. Periode kerja adalah waktu tertentu bagi pekerja untuk melakukan pekerjaan. 4.5. Bukan Waktu Kerja adalah waktu seseorang Pekerja tidak bekerja (libur/off site) jauh dari tugas-tugas yang terkait Pekerjaan dan tidak termasuk waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja. 4.6. Waktu kerja aktif adalah waktu kerja yang dihabiskan dalam melaksanakan pekerjaan di tempat kerja (tidak termasuk waktu istirahat yang singkat atau istirahat yang terschedule). 4.7. Istirahat singkat (short breaks)/Istirahat karena fatigue (fatigue break) adalah istirahat saat jam aktif bekerja termasuk pemeriksaan peralatan, istirahat dan penyegaran (refreshment). 4.8. Istirahat terjadwal (scheduled break) adalah istirahat terjadwal dari pekerjaan aktif dimana Pekerja dapat BERAU COAL GREEN MINING SYSTEM PROSEDUR Pengelolaan Kelelahan (Fatigue Management) No. Dokumen Tanggal Efektif Edisi/Revisi Halaman P-OHS-06 1 Februari 2014 1/0 4 dari 22 4.10. Pengaturan Waktu Kerja adalah merujuk ke pengaturan design kerja dan pengelolaan dari jam kerja termasuk waktu lembur (overtime), waktu kerja, waktu istirahat makan dan waktu melaksanakan pekerjaan. Tidak ada satu pengaturan waktu kerja akan sesuai dengan semua pihak setiap saat. Pengaturan waktu kerja seharusnya menjadi pilihan terbaik dalam merefleksikan kebutuhan Pekerja dan perusahaan. 4.11. Ritme Circardian adalah siklus alami dari fisiologis manusia selama periode 24 jam. 4.12. Circardian Terendah adalah waktu dimana kemungkinan terjadi potensi seseorang tertidur dalam siklus waktu 24 jam, yaitu pada jam 02.00 – 06.00 dan jam 14.00 – 16.00. 4.13. Jam kerja tambahan/waktu kerja lembur (extended work hours) adalah Jam kerja yang melebihi atau diluar shift kerja yang direncanakan. 4.14. Micro sleep adalah episode yang tidak diinginkan yang terjadi secara singkat ditandai dengan kehilangan perhatian seperti tatapan kosong, anggukan kepala berulang-ulang, penutupan mata yang lama dll. 4.15. On call/call out adalah seorang Pekerja tidak dischedulkan untuk bekerja tetapi harus standby jika pelayanan/pekerjaan membutuhkannya. 4.16. Hutang tidur (sleep debt) adalah terjadi jika seseorang tidak mampu mencapai tidur yang nyenyak/menyegarkan. Sebuah hutang tidur dapat terakumulasi selama tidur malam yang tidak memadai atau satu malam tanpa tidur. 4.17. Gangguan tidur (sleep disorders) adalah Penyakit yang diderita seseorang terkait masalah gangguan tidur seperti insomnia dan obstructive sleep apnea (OSA). Gangguan tidur berakibat ketidakmampuan seseorang untuk mendapatkan istirahat yang cukup dan meningkatkan kejadian fatigue. 4.18. Obstructive Sleep Apnea (OSA) adalah Gangguan klinis yang ditandai dengan berulangnya episode obstruksi saluran nafas atas sehingga dapat mengurangi aliran udara pada hi dung atau mulut. Episode ini biasanya disertai dengan dengkuran keras dan hipoksemia (oksigenasi darah arteri dibawah normal), dan biasanya diakhiri dengan terbangun secara berulang, yang menyebabkan fragmentasi tidur. Pasien dengan sindrom OSA biasanya tidak menyadari dirinya terbangun, tetapi mengakibatkan penurunan kualitas tidur yang menyebabkan kantuk di siang hari (kantuk saat bekerja). Kebanyakan pasien sindrome OSA tidak terdeteksi kelainan pernafasan saat terjaga. 4.19. Siklus Kerja (work cycle) adalah jumlah dari schedule shift secara berturut-turut. 4.20. Fit To Work adalah seseorang yang memiliki kemampuan secara fisik, mental dan emosional sehingga seorang Pekerja mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan standar yang ditetapkan dan kondisi Pekerja tersebut tidak akan membahayakan atau membawa risiko kesehatan atau keselamatan terhadap Pekerja lainnya. 4.21. Penilaian risiko fatigue adalah penilaian risiko kejadian kelelahan (fatigue) di tempat kerja. Penilaian risiko fatigue harus dimasukkan ke dalam rencana kerja (HIRADC, JSA dsb). 4.22. Uji Psikomotor (Sobriety test) adalah uji ketenangan/uji tak mabuk. Pengujian ini dapat diterapkan untuk melihat kelelahan/fatigue dengan melakukan uji motorik (gerakan). Pada metode ini melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi motor. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan pengukuran waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya kegiatan tertentu. 4.23. Uji hilangnya kelipan (Flicker fusion test) adalah melakukan pengukuran/pengujian dalam rangka melihat kelipan mata. Pengukuran ini membutuhkan alat. Semakin lelah akan semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jarak antara dua kelipan. Alat uji kelip memungkinkan mengatur frekuensi kelipan dan dengan demikian pada batas frekuensi mana tenaga kerja mampu melihatnya. Uji kelipan, disamping untuk mengukur kelelahan juga menunjukkan kaadaan kewaspadaan tenaga kerja. 4.24. Uji perasaan fatigue subyektif adalah metede yang digunakan untuk mengukur kelelahan subyektif dengan menggunakan kuesioner yang berisi 30 pertanyaan. Tes ini merupakan test fatigue yang dikeluarkan dari Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) Jepang. BERAU COAL GREEN MINING SYSTEM PROSEDUR Pengelolaan Kelelahan (Fatigue Management) No. Dokumen Tanggal Efektif Edisi/Revisi Halaman P-OHS-06 1 Februari 2014 1/0 5 dari 22 4.25. Uji performa mental (konsentrasi, memori) adalah pengujian ketelitian dan kecepatan menyelesaikan Pekerjaan. Bourdon Wiersma test, merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menguji kecepatan, ketelitian dan konstansi. Hasil tes akan menunjukkan bahwa semakin lelah seseorang maka tingkat kecepatan, ketelitian dan konstansi akan semakin rendah atau sebaliknya. Namun demikian Bourdon Wiersma test lebih tepat untuk mengukur kelelahan akibat aktivitas atau pekerjaan yang lebih bersifat mental. 4.26. Skala Kantuk Epworth (SKE) adalah Kuesioner yang digunakan untuk memvalidasi OSA, juga dapat mendeteksi narcolepsy dan idiopathic hypersomnia. SKE digunakan untuk membandingkan sensitivitas dan spesifik dari pengukuran kualitas tidur yang sejenis. Daftar pertaanyaan ini digunakan untuk melihat tingkat kemungkinan seseorang tertidur pada kehidupan sehari-hari. BERAU COAL GREEN MINING SYSTEM PROSEDUR Pengelolaan Kelelahan (Fatigue Management) No. Dokumen Tanggal Efektif Edisi/Revisi Halaman P-OHS-06 1 Februari 2014 1/0 12 dari 22 Tabel 1: Tanda-Tanda/Gejala Kelelahan (Fatigue) Gejala Fisik (Pelemahan Gejala Mental Pelemahan Gejala Emosi (Pelemahan Kegiatan) Motivasi Psikologis) Menguap Konsentrasi kurang Menjadi pendiam Terasa Haus Mudah bingung Motivasi yang Tungkai/lengan/anggota Merasa susah berfikir berkurang badan terasa berat Meningkatnya stres Penampilan kurang semangat Tidak merasa segar setelah tidur Sakit kepala Bicara yang salah Perubahan mood Mata sakit/merah Lelah berbicara Menurunnya Nausea Menjadi gugup kepedulian/toleransi Koordinasi lemah/lambat Tidak dapat mempunyai Mudah Kecepatan reaksi lambat perhatian terhadap sesuatu marah/tersinggung Tidak seimbang dalam /tidak konsentrasi Tidak dapat mengontrol berdiri Kehilangan ingatan dalam sikap Merasa ingin berbaring waktu singkat, lupa akan Seluruh badan lelah instruksi Kaku dan canggung dalam Tidak dapat tekun dalam gerakan bekerja (terasa malas) Mengantuk berat Membuat keputusan yang Temperamen yang Kelopak mata berat buruk/salah tidak terkontrol Tidur sekejap/Kepala Mengambil tindakan yang Agresif mengangguk/jatuh berisiko Jatuh tertidur Berbuat salah (Errors) Perbedaan warna di dalam tabel menunjukkan tingkat/derajat keparahan. Kolom paling atas berarti derajat ringan, kolom tengah berarti medium (sedang) dan kolom paling bawah (merah) berarti derajat tinggi. Perbedaan derajat menunjukan tindakan yang harus diambil. Apabila ditemukan gejala yang terdapat di kolom merah, berarti Pekerja/Pengawas harus menghentikan pekerjaan dengan segera sehingga bahaya kelelahan yang terjadi tidak mengakibatkan kecelakaan. Gejalagejala kelompok 1 (satu) menunjukan pelemahan kegiatan, kelompok 2 (dua) menunjukan pelemahan motivasi dan kelompok 3 (tiga) menunjukan pelemahan psikologis. 5.2.7. Kelelahan (fatigue) disebabkan berbagai macam faktor. Dibawah ini adalah daftar pertanyaan yang merupakan faktor risiko terjadinya kelelahan (fatigue) Tabel 2: Faktor-faktor yang menyebabkan fatigue Risiko Fatigue Jadwal Kerja Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Area Mess/Tempat Tinggal Pekerja Pembagian waktu kerja dan roster. Jadwal kerja untuk pekerjaan yang tidak direncanakan atau lembur. Potensi terjadinya shift kerja yang tidak biasa dikarenakan adanya peralatan yang rusak/ breakdown atau absensi pada Pekerja. Shift yang terlalu panjang dalam kaitannya dengan kapasitas fisik dan mental Pekerja. Perencanaan untuk area tempat tinggal/mess Pekerja. Jarak dengan area tempat tinggal atau akomodasi Metode kemudahan transportasi untuk Pekerja dalam bekerja dan BERAU COAL GREEN MINING SYSTEM PROSEDUR Pengelolaan Kelelahan (Fatigue Management) Faktor Individu No. Dokumen Tanggal Efektif Edisi/Revisi Halaman P-OHS-06 1 Februari 2014 1/0 13 dari 22 Lingkungan mess/tempat tinggal (misalnya: bising yang ditimbulkan dari lingkungan sekitar tempat tinggal). Gaya hidup (misalnya: memiliki lebih dari satu pekerjaan, diet, dan tingkat kebugaran, kebiasaan berolahraga ). Kondisi kesehatan (misalnya: insomnia, konsumsi alkohol ataupun ketergantungan obat-obatan). Tabel 3: Faktor Risiko Penyebab Kelelahan (Fatigue) Faktor Risiko Aspek yang Dipertimbangkan Tuntutan mental dan fisik dalam bekerja Pekerjaan berulang dan monoton Upaya fisik atau mental yang berkelanjutan Pekerja berulang / monoton, misalnya mengemudikan alat berat? Ada tuntutan fisik yang berat dalam melaksanakan pekerjaan Ada tekanan waktu dalam melakukan beban kerja yang berat? Pekerjaan dilakukan dengan cepat dan intensif? Dapatkah Pekerja melakukan pekerjaan yang bervariasi dengan cepat atau mengerjakan tugas seperti yang diinginkan? Kompleksitas tugas Memerlukan kewaspadaan dan/atau konsentrasi yang tinggi dalam fisik atau mental melakukan pekerjaan tersebut? Tugas yang bersifat kompleks, sulit atau berat terjadi pada akhir shift atau selama siklus shift? Jadwal dan rencana kerja Shift malam, termasuk shift malam berturutturut Waktu kerja yang lama dalam shift tunggal. Termasuk waktu untuk perjalanan Jam kerja yang lama dalam satu siklus Jam kerja yang lama karena tugas panggilan Waktu istirahat yang pendek antara shift kerja Terlalu banyak shift malam berturut-turut pada pekerja Waktu yang diperlukan selama shift malam > 8 jam Shift malam untuk 12 jam kerja selama > 4 (empat) hari berturutturut? Shift malam untuk 10 jam kerja selama > 5 (lima) hari berturut-turut? Shift malam untuk 8 jam kerja dilakukan > 6 (enam) hari berturutturut? Apakah satu kali shift kerja lebih dari 12 jam kerja? Berapa jam kerja aktif (total waktu yang dihabiskan di tempat kerja termasuk lembur) melebihi 48 jam dalam seminggu, atau 624 jam selama tiga bulan (13 minggu)? Jadwal yang tidak teratur dan tidak direncanakan sebagai akibat dari panggilan tugas? Apakah hari kerja melebihi 12 jam per hari, 48 jam dalam seminggu? Apakah terdapat cukup waktu di antara shift kerja yang memungkinkan untuk tidur secara memadai? Cukup waktu istirahat untuk tidur selama 5 (lima) jam dalam 24 jam (hanya untuk satu malam), dan Cukup waktu istirahat untuk tidur selama 12 jam dalam 48 jam atau setidaknya 6 (enam) jam dalam 24 jam. Cukup waktu istirahat untuk tidur selama 50 j am dalam 7 (tujuh) hari. BERAU COAL GREEN MINING SYSTEM PROSEDUR Pengelolaan Kelelahan (Fatigue Management) Waktu istirahat yang pendek dalam shift kerja Waktu mulai/selesai shift kerja No. Dokumen Tanggal Efektif Edisi/Revisi Halaman P-OHS-06 1 Februari 2014 1/0 14 dari 22 Apakah istirahat dalam shift kerja cukup lama dan cukup sering untuk memungkinkan Pekerja untuk beristirahat dan menyegarkan diri? Apakah shift kerja dimulai/diakhiri antara pukul 22.00 dan 06.00? Apakah dibutuhkan pembagian shift? Apakah tugas pada awal/akhir shift bersifat kompleks, sulit atau berat? Pergantian jadwal Apakah Pekerja mendapatkan pemberitahuan yang cukup mengenai perubahan jadwal? Apakah manajemen fatigue diperhitungkan dalam perubahan jadwal? Kondisi Lingkungan Kerja Stress Apakah pekerjaan yang dilakukan memiliki tuntutan yang tinggi tetapi pengawasan nya rendah? Apakah hubungan sosial di tempat kerja buruk? Apakah dukungan sosial di tempat kerja rendah? Apakah pengakuan/penghargaan dalam setiap upaya dalam pekerjaan rendah? Kondisi kerja yang Apakahp pekerjaan dilakukan dalam kondisi pajanan yang buruk, buruk seperti: bising, panas, debu, bahan-bahan kimia/zat-zat berbahaya Jarak tempuh atau waktu yang dibutuhkan Apakah waktu dari dan ke tempat kerja yang diperlukan setiap hari dapat mengurangi waktu untuk tidur Pekerja? Faktor individu dan faktor-faktor di luar pekerjaan Adakah berbagai permasalahan personal yang timbul misalnya: Komitmen keluarga Kurangnya tidur yang berkualitas Jam tidur yang tidak teratur Masalah psikologis Penggunaan alkohol dan obat-obatan Pekerjaan sampingan/Pekerjaan tanpa bayaran Efek pajanan untuk periode yang lama Apakah ada pajanan hazard kimia berbahaya, debu dan kebisingan selama melakukan Pekerjaan? (berdasarkan standar) Tabel 4: Penilaian Risiko Kelelahan (Fatigue) Faktor Risiko Fatigue Pekerjaan Berulang (fisik dan/atau mental) Fisik Risiko Rendah Sedang Tinggi Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 Tuntutan Fisik dan Mental Dalam Bekerja Ada pekerjaan Ada variasi yang dilakukan dalam secara berulang pekerjaan / terus menerus Tuntutan fisik Ada tuntutan yang tinggi fisik dalam sehingga bekerja mengakibatkan Nilai Keterangan BERAU COAL GREEN MINING SYSTEM PROSEDUR Pengelolaan Kelelahan (Fatigue Management) No. Dokumen Tanggal Efektif Edisi/Revisi Halaman P-OHS-06 1 Februari 2014 1/0 21 dari 22 Faktor kelelahan dimasukan menjadi bagian yang tdak terpisahkan dari penyelidikan kecelakaan Apakah Pekerja menganggap penting bila diberikan pendampingan? Adakah hubungannya dengan perilaku Pekerja? Ada tindakan disiplin atau ketidakpatuhan yang terjadi saat bersamaan tetapi tidak ada hubungannya dengan kelelahan? Apakah Pekerja dianggap perlu untuk mengikuti pelatihan strategi pengelolaan kelelahan? Tabel 6: Strategi Pengendalian Kelelahan Pengendalian Secara Personal Pengendalian Secara Team (Individual Control) (Team Controls) 1. Minum Kafein 1. Meningkatkan monitoring dan 2. Minum minuman energy (harus pengawasan memperhatikan efek samping) 2. Relokasi / rotasi tugas 3. Minum yang cukup dan ada asupan 3. Menunda pekerjaan yang tidak penting makanan 4. Pertukaran shift 4. Penilaian dari perilaku yang terkait 5. Prosedur Fit to work fatigue 6. Dipulangkan ke rumah 5. Stop bekerja (breaks) 6. Istirahat tenang (tanpa tidur) 7. Tidur sejenak selama 15-30 menit (power nap) 8. Tidur > 1 jam 9. Meningkatkan aktivitas fisik termasuk melakukan peregangan badan/otot (stretching) 10.Meningkatkan interaksi sosial 11.Tidak mengemudi 5.2.9. Monitoring dan Pencatatan Pencatatan waktu dan frekuensi kejadian kelelahan dalam kelompok kerja adalah sangat penting untuk mengevaluasi sistem pengelolaan risiko kelelahan, mereview dan proses perbaikan. Form pengelolaan risiko kelelahan diisi oleh Pekerja dan ditandatangani oleh Pengawas / Supervisor bilamana : a) Jam/waktu roster yang terlalu panjang b) Bila diyakini roster kerja yang ada gagal untuk menyediakan kesempatan tidur yang cukup c) Waktu tidur Pekerja kurang dari 6 jam selama 24 jam sebelum memulai bekerja d) Bukti tentang gejala kelelahan atau perilaku (diobservasi sendiri atau orang lain) BERAU COAL GREEN MINING SYSTEM PROSEDUR Pengelolaan Kelelahan (Fatigue Management) 6. No. Dokumen Tanggal Efektif Edisi/Revisi Halaman P-OHS-06 1 Februari 2014 1/0 22 dari 22 DOKUMEN TERKAIT Nomor Nama Dokumen Masa Simpan F-OHS-06.01 Formulir Penilaian Obstrukstif Sleep Apnoea 2 Tahun F-OHS-06.02 Formulir Penilaian Skala Kantuk Epworth 2 Tahun F-OHS-06.03 Formulir Sobriety Test Untuk Penilaian Kelelahan 2 Tahun F-OHS-06.04 Formulir Tes Medis Monitoring Kelelahan Di Tempat Kerja 2 Tahun F-OHS-06.05 Formulir Monitoring & Pengelolaan Kelelahan Di Tempat Kerja 2 Tahun F-OHS-06.06 Formulir Uji Perasaan fatigue Subyektif 2 Tahun F-OHS-06.07 Formulir Pengelolaan Risiko Kelelahan 2 Tahun F-OHS-06.08 Formulir Penilaian Akomodasi 2 Tahun