Uploaded by Agus Zainal M

Jawaban Esai Guru Penggerak Guru-BAik

advertisement
Untuk penulisan esai, berikut kami bagikan contoh penulisan esai dalam
menjawab pertanyaan pada program guru penggerak yang
1. Apa Yang Memotifasi Anda Menjadi Guru Penggerak
Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan dalam
mewujudkan motivasi tersebut?
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta arus Informasi di era Revolusi
4.0 atau sering disebut era digital saat ini sangat pesat. Perkembangan ini mempengaruhi semua
aspek kehidupan termasuk lembaga-lembaga sosial. Kemampuan dalam melakukan penyesuaian
(adjustment) terhadap tuntutan era digital menjadi tantangan besar. Pendidikan sebagai salah satu
lembaga vital suatu bangsa harus melakukan perubahan progresif sesuai perkembangan zaman.
Pendidikan diharapkan dapat mewujudkan cita-cita bangsa sesuai amanat Undang-Undang Dasar
1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1-2 dan Pasal 32
secara tegas mengatur tentang pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di tengah perkembangan zaman yang semakin
modern pada era digital saat ini, peningkatan kompetensi guru harus terus diupayakan guna
menghadirkan pembelajaran yang berkualitas. Dalam hal ini guru menjadi ujung tombak dalam
mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yakni
kompetensi profesional, pedagogi, kepribadian, dan sosial, harus mampu diimplementasikan
dalam lingkungan sekolah.
Faktanya, tidak semua guru dapat menjalankan semua kompetensi secara proporsional. Keempat
kompetensi yang mestinya harus dimiliki dan dijalankan namun berbanding terbalik dengan
kondisi riil di lapangan saat ini. Tidak sedikit guru fokus mengajar atau menyampaikan materi
pembelajaran namun mengabaikan kompetensi lainnya seperti kepribadian dan sosial. Sehingga
guru terkesan bersikap acuh terhadap perkembangan peserta didik. Untuk itu, dibutuhkan
elemen-elemen penggerak dalam pendidikan untuk mendorong guru sebagai ujung tombak
menjadi lebih tajam menyelesaikan persoalan pendidikan saat ini, terutama di tengah situasi
pandemi Covid-19 yang belum usai. Hal inilah yang menjadi motivasi mendasar penulis untuk
mengikuti program Guru Penggerak dengan harapan dapat menjadi penggerak untuk diri sendiri,
terlebih lagi penggerak bagi guru-guru yang lainnya dalam meningkatkan kompetensi diri.
Meski demikian, menjadi penggerak bagi orang lain memanglah bukan perkara mudah, namun
hal ini akan menjadi tantangan yang luar biasa dan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri ketika
mampu menggerakkan orang lain menjadi lebih baik. Menurut penulis, kuncinya cukup
sederhana yakni meningkatkan intensitas interaksi melalui program-program berbagi melalui
konsep kolaborasi dengan para guru lainnya. Hal ini sangat dimungkinkan dapat meningkatkan
gairah mengajar dan mendidik generasi bangsa.
Dengan program sederhana tersebut akan banyak pengalaman dan ilmu-ilmu baru yang diperoleh
dan dapat diterapkan di sekolah masing-masing. Penulis meyakini bahwa setiap orang memiliki
kapasitas dan kapabilitas untuk dieksplorasi. Permasalahannya adalah kemauan dari setiap
individu untuk berkreasi dan berinovasi masih minim dan perlu didorong untuk berkembang.
Selain motivasi yang telah dipaparkan di atas, motivasi lainnya yang mendorong penulis
mengikuti program Guru Penggerak adalah ilmu dan pengalaman baru yang langka dan
berharga. Terlebih lagi pemerintah sangat gencar mensosialisasikan berbagai manfaat dan
keuntungan menjadi guru penggerak untuk masa yang akan datang.
Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak? Jelaskan
alasannya dan berikan contohnya!
Selain motivasi yang kuat, kelebihan-kelebihan lainnya yang penulis miliki untuk mendukung
peran sebagai Guru Penggerak nantinya, seperti penghargaan dan berbagai pelatihan-pelatihan
teknis dan non teknis di bidang pendidikan yang pernah diikuti dan lulus, diantaranya:
1. Menjadi Finalis Olimpiade Guru Nasional (OGN) Tahun 2019 mata pelajaran Sosiologi
yang diselenggarakan oleh Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. OGN berlangsung di Atlit Century Hotel, Senayan Jakarta
pada 29 April s.d 3 Mei 2019.
2. Sekolah mendapatkan piagam penghargaan atas partisifasi aktif dan pengimbasan yang
dilakukan oleh penulis sebagai peserta pada Program Guru Belajar dan Berbagi Seri
Asesmen Kompetensi Minimum. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 1 Maret
2021 secara daring/online melalui Portal Guru Belajar dan Berbagi Kemendikbudristek
(https://ayogurubelajar.kemdikbud.go.id/).
3. Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 Bagi Guru Madrasah sebagai peserta yang
diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur. Bimbingan
Teknis dilaksanakan pada 25 - 27 Nopember 2013 bertempat di MTsN. Model Selong.
4. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Administrasi
Pembelajaran Bagi Guru di Lingkungan KKM MA Anjani Kementerian Agama
Kabupaten sebagai peserta yang diselenggarakan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan
Keagamaan Denpasar Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Kegiatan ini
dilaksanakan pada 26 Februari s.d 4 Maret 2015 bertempat di Selong, Lombok Timur.
5. Pendampingan Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan bagi Guru SMA, SMK, dan SLB di
Kabupaten Lombok Tengah sebagai peserta yang diselenggarakan oleh Balai Teknologi
Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BTIKP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi NTB. Kegiatan ini diselenggarakan pada 15 s.d 17 Februari 2018 bertempat di
Praya, Lombok Tengah.
6. Fasilitasi Pemanfaatan TIK (Pembuatan E-Modul) bagi Guru SMA se-Nusa Tenggara
Barat Angkatan I sebagai peserta yang diselenggarakan oleh Balai Teknologi Informasi
dan Komunikasi Pendidikan (BTIKP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 25 s.d 27 Februari 2019 bertempat di Mataram Square
Hotel, Mataram.
7. International Seminar dengan tema "Pelatihan dan Penulisan Jurnal Internasional Untuk
Guru Sekolah Menengah" sebagai peserta yang diselenggarakan oleh Direktur Pembinaan
Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ini
dilaksanakan pada 2 Mei 2019 bertempat di Atlet Century Hotel, Senayan Jakarta.
8. Webinar dengan tema "Blended Learning dalam Pembelajaran Sosiologi: Tips Meramu
Kombinasi Aktivitas Belajar Daring yang Tepat" Tahap 2 sebagai peserta yang
diselenggarakan oleh PPPPTK PKn dan IPS. Kegiatan ini dilaksanakan pada 4 Juni 2020
secara daring/online melalui Zoom Meeting.
9. Bimbingan Teknis (Bimtek) Program Guru Belajar Seri Assesmen Kompetensi Minimum
sebagai peserta yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan ini dilaksanakan pada
8 - 12 Februari 2021 secara daring/online melalui Portal Guru Belajar dan Berbagi
Kemendikbudristek (https://ayogurubelajar.kemdikbud.go.id/)
10. Webinar "Peran Pramuka Dalam Pembentukan Karakter Siswa" sebagai peserta yang
diselenggarakan oleh Universitas Pendidikan Mandalika (Undikma) Mataram. Kegiatan
ini dilaksanakan pada 23 Februari 2021 secara daring/online melalui Zoom Meeting.
11. Pelatihan pada Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Semangat Guru: Kemampuan
Nonteknis Dalam Adaptasi Teknologi sebagai peserta yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kegiatan ini dilaksanakan pada 21 Juni - 25 Agustus
2021 secara daring/online melalui Portal Guru Belajar dan Berbagi Kemendikbudristek
(https://ayogurubelajar.kemdikbud.go.id/).
12. Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) Level
Literasi - Provinsi NTB sampai dengan level 4 (lever terakhir) sebagai peserta yang
diselenggarakan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan
Kebudayaan. Kegiatan ini dilaksanakan sejak pada 20 Maret 2019 hingga 21 Oktober
2020 secara daring/online melalui Portal Sistem Informasi Manajemen Pelatihan Berbasis
TIK (SimpaTIK) di https://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/. Atas prestasi ini, penulis
dinobatkan sebagai Sahabat Rumah Belajar (SRB) Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang
memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong
Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian, dampak
atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif tersebut terlaksana, peran
Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)
Mengikuti program Guru Penggerak merupakan kesempatan yang sangat berharga. Dalam
program ini seorang guru mendapatkan berbagai macam manfaat dan keuntungan untuk masa
depan yang lebih baik. Untuk menjadi guru penggerak yang profesional maka seorang guru harus
mampu memberikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang
memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif sendiri. Selain itu, faktor yang mendorong guru
melakukan hal tersebut harus mampu diidentifikasi dengan baik.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, penulis dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab
sebagai guru di satuan pendidikan telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan
kemampuan guru terutama dalam hal membuat laporan hasil penilaian peserta didik berbasis
aplikasi excel. Penulis terus berupaya memperkenalkan dan memanfaatkan aplikasi kepada para
guru lainnya.
Upaya ini dilakukan penulis murni untuk berbagi dengan para guru lainnya dalam rangka
mengefisiensikan pekerjaan. Aplikasi ini bukan hak cipta penulis namun pengembangan pada
beberapa instrumen penilaian dilakukan untuk melengkapi form penilaian yang ada. Bimbingan
intens dilakukan untuk memberikan pemahaman dan penguasaan terhadap sistem kerja aplikasi
tersebut. Dengan adanya aplikasi pengolahan nilai ini dapat mempermudah sistem pelaporan
hasil penilaian oleh guru.
Di satuan pendidikan tempat penulis mengajar yakni SMAN 1 Pringgarata, aplikasi ini
merupakan hal baru bagi para guru dan tenaga kependidikan. Sehingga antusiasme sebagian para
guru sangat bagus dalam mempelajari dan mendalami sistem kerja dari aplikasi tersebut. Hal ini
menjadi inovasi baru di SMA Negeri 1 Pringgarata. Selain memperkenalkan aplikasi pengolahan
nilai, penulis juga aktif memberikan pendampingan dalam penyusunan program kerja
pembelajaran kepada beberapa guru. Dengan pengenalan aplikasi dan pendampingan yang
penulis lakukan sangat berdampak positif terhadap kemajuan pada diri guru maupun pada aspek
managemen sekolah.
Meski status penulis hanya sebagai guru honorer tanpa menjabat posisi penting di sekolah,
namun aktifitas pengembangan diri maupun kelompok intens dilakukan dengan sukarela.
Pendampingan yang dilakukan penulis fokus pada bidang yang ditekuni dan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki berdasarkan penghargaan dan pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti.
Selain itu, berbekal pengalaman mengikuti kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK)
hingga level terakhir (level 4) sekaligus menjadi Sahabat Rumah Belajar Kemendikbud untuk
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2020, penulis meyakini bahwa hal tersebut dapat
menjadi modal awal untuk melakukan berbagai inovasi maupun gerakan-gerakan pemberdayaan
terkait pembelajaran berbasis teknologi.
Inovasi lainnya yang pernah penulis lakukan yakni berhasil membawa ekstrakurikuler gerakan
pramuka sebagai juara harapan II tingkat nasional mewakili provinsi NTB usai melalui berbagai
tahapan seleksi dari tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Event tersebut merupakan
Lomba Gugus Depan (LGU) Unggul dan Kepak 2019. Saat ini penulis ditugaskan pada
ekstrakurikuler lain yakni ekstrakurikuler jurnalistik. Ekstrakurikuler ini baru didirikan pada
tahun pelajaran 2021/2022. Untuk itu dibutuhkan inovasi, gerakan, maupun pemberdayaan guna
meningkatkan prestasi.
Terakhir, ekstrakurikuler ini berhasil meraih juara I penulisan berita dalam kegiatan Jambore
Jurnalistik Siswa SMA/MA/Sederajat Tahun 2021 tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Prestasi ini merupakan prestasi perdana dan keikutsertaan yang pertama kalinya. Bersaing
dengan sekolah-sekolah unggulan di seluruh provinsi NTB merupakan tantangan yang luar biasa
dan membutuhkan kegigihan dan strategi jitu untuk dapat memenangkan kompetisi. Dengan
pengalaman yang baru tentu siswa/siswa juga membutuhkan dorongan moril dan mental yang
kuat.
Berangkat dari uraian di atas, penulis merasa pelu dan harus terlibat secara intensif dalam
berbagai program-program pemerintah terkait pendidikan, salah satunya program Guru
Penggerak. Program Guru Penggerak merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Pusat
melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dengan program ini semua
guru di seluruh Indonesia mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan
kompetensi diri dan sekaligus sebagai penggerak bagi para guru lainnya untuk meningkatkan
profesionalisme di bidangnya.
Untuk menjadi bagian dari Guru Penggerak, seorang guru harus memiliki motivasi yang kuat dan
kelebihan-kelebihan yang dapat mendukung perannya sebagai Guru Penggerak. Dengan motivasi
dan keinginan untuk berkembang yang kuat akan menjadi dasar yang paling fundamental dalam
keberhasilan sebagai Guru Penggerak dengan maksimal. Dalam hal ini, sebagaimana yang telah
diuraikan sebelumnya bahwa penulis memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti kegiatan
Program Guru Penggerak.
Selain motivasi yang kuat, kelebihan-kelebihan lainnya yang penulis miliki menjadi modal awal
yang baik untuk mendukung peran sebagai Guru Penggerak nantinya, seperti penghargaan dan
berbagai pelatihan-pelatihan teknis dan non teknis bidang pendidikan. Dengan berbagai
penghargaan mengikuti kompetisi dan pengalaman-pengalaman mengikuti pelatihan baik di
tingkat kabupaten hingga internasional diharapkan dapat menjadi pertimbangan panitia seleksi
Calon Guru Penggerak tahun 2021 untuk menerima penulis sebagai Guru Penggerak. Hal
tersebut juga diharapkan dapat menjadi pendukung dalam menjalankan peran sebagai Guru
Penggerak nantinya.
Tidak dipungkiri bahwa pentingnya pengalaman sebagai pendukung dalam menjalankan peran
sebagai Guru Penggerak tidak terlepas dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) serta arus Informasi di era Revolusi 4.0 atau sering disebut era digital saat ini sangat
pesat. Perkembangan ini mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk lembaga-lembaga
sosial. Kemampuan dalam melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap tuntutan era digital
menjadi tantangan besar. Pendidikan sebagai salah satu lembaga vital suatu bangsa harus
melakukan perubahan progresif sesuai perkembangan zaman.
2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan
kesulitan yang Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat,
pimpinan di sekolah, orangtua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh
masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan
kesediaan agar mereka berkomitmen membantu Anda mencapai tujuan bersama.
Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang
Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
Untuk mencapai tujuan bersama dibutuhkan komitmen bersama melalui komunikasi yang
intensif. Faktanya, membangun komunikasi satu arah yang efektif tidak semudah yang
dibayangkan. Dibutuhkan pendekatan dan kesepahaman bersama terkait tujuan yang akan
dicapai. Kesulitan dalam membangun komunikasi pasti terjadi termasuk yang saya alami sendiri.
Sebagai contoh ketika saya ditugaskan sebagai koordinator penilaian dalam kegiatan evaluasi
kinerja (evakin) kepala sekolah tahun 2021 tepatnya pada bulan Oktober ini, penulis sedikit
kesulitan dalam mengarahkan anggota yang notabane guru dengan status PNS, sementara saya
sendiri masih honorer. Tidak sedikit para guru yang terlihat acuh terhadap koordinasi yang saya
lakukan. Hal ini cenderung menghambat proses persiapan dan pengumpulan data hasil penilaian
sebagai bahan evakin kepala sekolah 2021. Meski demikian, berbagai upaya tetap dilakukan
guna optimalisasi persiapan evakin itu sendiri.
Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun
kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam
situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang
telah direncanakan
Secara umum, kesulitan dalam bekerja sama dengan pihak lain tidak terlalu berat karena saya
sendiri termasuk pribadi yang suka berkolaborasi dan terbuka dengan pendapat orang lain.
Sehingga jika pun terjadi penolakan terhadap ide dan gagasan yang saya berikan merupakan hal
yang wajar dalam sebuah tim. Yang terpenting adalah tujuan bersama dapat tercapai, baik
dengan ide saya sendiri maupun dengan ide dari orang lain yang sekiranya lebih bagus. Bagi
saya, ide terbaik dapat muncul dari mana saja dan dari siapa saja.
Untuk itu, tugas kita adalah melaksanakan suatu program yang telah disepakati bersama dengan
baik guna mewujudkan hasil kerja yang sesuai dengan perencanaan awal. Keberhasilan sebuah
program bukan terletak pada kualitas ide melainkan akan bergantung pada kualitas kerja. Dengan
demikian, orientasi kerja bagi saya adalah proses dan hasil. Pada prinsipnya keberhasilan
program merupakan keberhasilan bersama dan begitu juga sebaliknya. Saya meyakini bahwa
cara-cara seperti ini akan berdampak positif terhadap keberlangsungan suatu organisasi.
Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak
untuk bekerja sama?
Sebagaimana yang telah saya uraikan sebelumnya bahwa untuk mencapai tujuan bersama
dibutuhkan komitmen bersama melalui komunikasi satu arah yang intensif. Faktanya,
membangun komunikasi satu arah yang efektif tidak semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan
pendekatan dan kesepahaman bersama terkait tujuan yang akan dicapai. Kesulitan dalam
membangun komunikasi pasti terjadi termasuk yang saya alami sendiri.
Untuk itu, upaya terpenting yang saya lakukan dalam mencapai komitmen dengan berbagai
pihak dalam bekerja sama adalah upaya persuasif. Upaya ini saya yakini lebih efektif dalam
mengatasi berbagai kesulitan dalam mencapai kesepakatan bersama. Memberikan pemahaman
yang jelas dan dengan cara yang sederhana terkait sistem kerja dan tujuan akhir akan lebih
mudah diterima oleh berbagai pihak mana pun, termasuk dari latar belakang status sosial yang
lebih tinggi dalam struktur organisasi.
Selain itu, upaya merangkul, mengakomodir, dan memfasilitasi berbagai kepentingan atau
kebutuhan anggota dengan baik akan mempengaruhi tingkat motivasi kerja para pihak yang
terlibat semakin tinggi. Pada dasarnya adalah membangun transparansi dalam bekerja sehingga
dapat meminimalisir kesalahpahaman dalam bekerja sama. Perlakukan yang adil bagi setiap
anggota juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Secara psikologi setiap orang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda maka pendekatan dan perlakuan yang diberikan harus
proporsional. Dalam bekerja sama harus menghidari perlakukan-perlakukan yang berbau SARA.
Hal ini seringkali terabaikan oleh para pemangku kebijakan sehingga membuat organisasi
menjadi tidak sehat.
Bagaimana hasilnya?
Setelah menerapkan langkah-langkah persuasif, meningkatkan intensitas komunikasi satu arah
untuk membangun kesepahaman bersama, mengakomodir berbagai kepentingan anggota,
memberikan motivasi, perlakukan yang adil bagi seluruh pihak dan menghidari SARA dalam
kerja tim ternyata berhasil membangun kolaborasi yang efektif dan mempercepat proses kerja
sama. Antusiasme para pihak dalam membangun komitmen bersama nampak dari proses yang
cepat dan hasil yang memuaskan. Sebagai contoh, saat ini saya tidak lagi kesulitan dengan data
yang saya butuhkan dalam persiapan evakin 2021. Sebagian besar para guru memberikan support
yang bagus dalam memenuhi tuntutan kerja.
3. Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui
dalam menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman Anda dalam menghadapi
situasi yang paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan tugas Anda.
Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang Anda
hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!
Setiap pekerjaan tentu memiliki tantangan tersendiri. Permasalahan dalam melaksanakan
pekerjaan pasti ada dengan kompleksitas masalah yang beragam. Saya sendiri dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik sering mengalami hal tersebut. Sebagai contoh, ketika saya
ditugaskan sebagai pembina ekstrakurikuler pramuka yang baru di sekolah terdapat berbagai
macam masalah, seperti soliditas anggota, sara dan prasarana yang kurang, administrasi yang
berantakan hingga prestasi yang menurun. Pada posisi ini saya merasa dihadapkan dengan
masalah yang sangat kompleks dan membutuhkan penyelesaian yang segera dan efektif dengan
strategi yang jitu.
Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam situasi
tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?
Dalam menghadapi situasi seperti ini tentu dibutuhkan strategi jitu. Strategi jitu yang saya
maksud adalah dengan melakukan kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait guna
membantu memahami akar permasalahan dengan baik sehingga penanganan yang dilakukan
menjadi tepat. Pihak-pihak yang cukup mengerti dengan permasalahan ini tentu para pemangku
kebijakan seperti kepala sekolah beserta jajarannya dan warga sekolah lainnya. Selain itu, pihak
yang terkait secara langsung adalah orang-orang yang pernah terlibat dan memiliki andil di
dalam ekstrakurikuler pramuka, seperti pembina sebelumnya, pelatih, ketua, dan para anggota
yang dirasa mengerti dan paham dengan permasalahan yang sedang terjadi.
Saya meyakini bahwa setiap permasalahan pasti ada penyelesaian. Meski di awal saya menjabat
sebagai pembina ekstrakurikuler pramuka dengan berbagai permasalahan yang ada, saya tetap
optimis dapat menyelesaikan setiap permasalahan organisasi dan keluar sebagai pemenang.
Kompleksitas permasalahan yang ada selalu ada celah dan peluang penyelesaian masalah seperti
keinginan untuk berdiskusi secara terbuka dari para anggota. Hal ini saya manfaatkan untuk
membuka forum diskusi guna mencari dan menyepakati solusi yang paling bijak tanpa
merugikan maupun menguntungkan sebagian pihak.
Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam membuat
keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat keputusan Anda
Permasalahan yang ada dalam sebuah organisasi harus dapat diselesaikan dengan baik.
Dibutuhkan kebijaksanaan seorang pemimpin dalam memberikan keputusan yang adil bagi
semua anggota. Saya sendiri setiap keputusan atau kebijakan yang saya ambil dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan internal organisasi selalu memperhatikan kepentingan
bersama tanpa merugikan maupun menguntungkan sebagian pihak. Keputusan bersama dapat
diambil dalam forum diskusi terbuka sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Jika pun tidak ada kesepakatan bersama yang dianggap tepat dan memuaskan maka pemimpin
dapat menghadirkan opsi-opsi yang paling mendekati kepuasan bersama. Dalam posisi ini
dibutuhkan ketegasan dan kebijaksanaan seorang pemimpin dengan tetap mengakomodir
kepentingan para anggota. Artinya permasalahan dalam sebuah organisasi tidak boleh dibiarkan
berlarut-larut tanpa kepastian. Harus ada penyelesaian yang bijak agar permasalahan tidak
membias dan berdampak negatif terhadap kesehatan organisasi dan keutuhan para anggota.
Kita menyadari bahwa pada dasarnya tidak ada keputusan yang sempurna dan diterima 100%
oleh berbagai pihak terkait. Akan selalu ada ketidakpuasan pada diri anggota dan hal ini
merupakan sesuatu yang wajar dalam organisasi. Untuk itu, menurut saya dibutuhkan perhatian
seorang pemimpin secara kontinyu atau keberlanjutan terhadap kepentingan-kepentingan para
anggota yang belum terakomodir. Seorang pemimpin tidak boleh mengabaikan kepentingan
minoritas anggota. Aspirasi yang disampaikan harus diterima, dianalisis, dan direspon dengan
bijak.
Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?
Pada dasarnya keputusan dalam setiap menyelesaikan permasalahan harus diambil.
Pertimbangan-pertimbangan sebagaimana diuraikan sebelumnya harus bijaksana dan
mengakomodir setiap kepentingan anggota. Untuk itu, dalam konteks masalah ekstrakurikuler
pramuka saya tetap membuat keputusan dengan mempertimbangkan saran, masukan, dan data
yang ada. Langkah pertama yang saya lakukan adalah menata ulang struktur kepengurusan,
mengajukan proposal kebutuhan sarana dan prasarana, melakukan pembinaan emosional secara
intens, dan melaksanakan program kerja secara aktif.
Dengan langkah tersebut mampu membentuk ekstrakurikuler pramuka SMA Negeri 1
Pringgarata menjadi ekstrakurikuler unggulan di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga
di tingkat nasional. Terakhir sebelum pandemi Covid-19 melanda, pramuka yang saya bina
berhasil mewakili provinsi NTB berkompetisi di tingkat nasional dan berhasil meraih juara
harapan II usai bersaing dengan 33 provinsi lainnya di seluruh Indonesia dalam ajang Lomba
Gugus Depan Unggul (LGU) Tahun 2019.
4. Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan pengalaman
Anda saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait kemampuan Anda.
Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda
dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut
Perkembangan era digital saat ini sangat pesat. Perkembangan ini mempengaruhi sistem
pendidikan di Indonesia termasuk para guru harus mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan tersebut. Untuk itu dibutuhkan upaya-upaya strategis dalam rangka meningkatkan
kapasitas diri dan profesionalisme. Langkah strategis untuk pengembangan kemampuan diri
dapat dilakukan dengan cara mengikuti berbagai kompetisi maupun pelatihan-pelatihan yang
relevan dengan bidang yang di geluti. Saya sendiri melakukan hal tersebut dengan cara
mengikuti Olimpiade Guru Nasional (OGN) Tahun 2019 dan pelatihan-pelatihan yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seperti kegiatan Pembelajaran
Berbasis TIK (PembaTIK) hingga level 4, mengikuti berbagai seminar hingga tingkat
internasional, dan pelatihan lainnya secara daring/online melalui Portal Guru Belajar da Berbagi
Kemendikbud.
Dari berbagai pengalaman mengikuti kompetisi dan pelatihan yang tela disebutkan di atas, ada
banyak masukan dan umpan balik yang saya dapatkan. Misalnya saja dalam hal PembaTIK, saya
mendapatkan kesempatan menjadi Sahabat Rumah Belajar Kemendikbud atas prestasi mengikuti
kegiatan sampai dengan level 4 (terakhir). Dalam kegiatan ini begitu banyak ilmu dan
pengalaman baru yang saya dapatkan dari para ahli dan anggota yang lainnya.
Begitu juga dengan ajang bergengsi Kemendikbud yakni OGN. Dalam ajang ini saya
mendapatkan begitu banyak pengalaman berharga sejak tahapan seleksi tingkat sekolah hingga
tingkat nasional di Senayan-Jakarta. Dalam kompetisi ini juga saya mendapatkan ilmu-ilmu baru
yang sebelumnya saya tidak pernah miliki. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri yang harus
saya jaga dan tingkatkan.
Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk
pengembangan diri Anda?
Pribadi yang baik adalah pribadi yang jujur dan terbuka dengan kritik, saran dan masukan dari
orang lain. Untuk itu saya berusaha mencoba untuk menjadi pribadi yang baik tersebut. Selama
mengikuti kegiatan kompetisi maupun pelatihan yang telah saya uraikan pada essay sebelumnya
bahwa saya merasa senang dan bangga mendapatkan masukan dan umpan balik dari orang lain.
Saya menyadari bahwa masukan dan umpan balik yang saya terima akan berdampak positif bagi
diri saya pribadi.
Sebagai contoh, ketika dalam kegiatan PembaTIK saya diminta memperbaiki tugas presentasi
yang dianggap oleh tutor belum tepat maka saya dengan senang hati memperbaiki tugas tersebut.
Begitu juga ketika saya mengikuti OGN 2019, ada banyak kekurangan-kekurangan yang saya
miliki sejak seleksi tingkat provinsi hingga nasional namun saya terus berusaha mencoba
melakukan perbaikan secara langsung. Saya meyakini bahwa masukan dan umpan balik yang
diberikan orang lain kepada saya adalah bagian dari upaya peningkatan kapasitas diri dan
profesionalisme saya sebagai guru.
Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri Anda,
Hal berbeda apa yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri Anda?
Adakah cara-cara di luar kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal tersebut membuat
Anda kurang nyaman namun mendukung proses pembelajaran Anda?
Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik yang disampaikan kepada saya untuk
pengembangan diri, saya juga mencoba aktif dalam menguasai teknologi website/blog. Selain
mengajar saya juga ditugaskan sebagai pengelola website dan jurnalis sekolah. Dengan tugas ini
saya menjadi belajar lebih dalam tentang dunia website dan pemberitaan. Ada banyak hal dalam
dunia teknologi yang mampu meningkatkan kemampuan diri dan diterapkan dalam
pembelajaran. Selain itu saya juga memiliki website pribadi yakni edukasinfo.com yang ternyata
memiliki manfaat yang luar biasa dalam mendukung proses pembelajaran di kelas, seperti
menjadikan website sebagai media pembelajaran. Dalam website pribadi tersebut saya isi dengan
materi-materi pembelajaran yang dapat diakses oleh semua orang termasuk peserta didik. Hanya
saja, aktif mengelola website dengan mengisi konten-konten secara rutin sedikit mengganggu
waktu istirahat karena kemampuan manajemen waktu semakin berkurang. Akan tetapi hal
tersebut dapat mempermudah proses pembelajaran di kelas.
Selain website, saya juga mencoba membangun konsep hubungan yang Friendly Relationship
(bersahabat) dengan peserta didik. Konsep ini pernah saya tulis sebagai best praktis dalam OGN
2019 dan saya tetap praktikkan dalam keseharian di sekolah maupun di luar sekolah. Hasilnya
sangat efektif meski terkadang peserta didik secara spontan melemparkan candaan yang di luar
normalnya yang membuat sedikit mengganggu, namun saya akui pola ini sangat efektif dalam
pembelajaran di kelas. Peserta didik semakin nyaman dan suka dengan pelajaran yang saya
ampu. Mereka lebih menghargai keberadaan saya sebagai guru dan menghilangkan kesan siswa
takut dengan guru.
Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam pekerjaan
Anda?
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pemanfaatan masukan dan umpan balik
dan hal-lain lain di luar kebiasaan dapat mendukung proses pengembangan diri dan mendukung
proses pembelajaran. Untuk itu, proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas
menggunakan pola hubungan friendly relationship telah mampu mempermudah pekerjaan
sebagai guru dalam mengajar dan mendidik. Proses pembelajaran yang berlangsung dengan
nyaman akan berpengaruh terhadap semangat mengajar serta kecintaan terhadap pekerjaan
semakin tinggi. Kualitas pekerjaan semakin baik karena proses pembelajaran yang didukung oleh
aspek-aspek lainnya seperti pemanfaatan teknologi berupa website tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil proses pembelajaran sangat mempengaruhi
kualitas pekerjaan yang saya lakukan. Kemampuan mengelola pembelajaran dengan hasil yang
baik dapat menciptakan citra pekerjaan yang semakin baik baik bagi masyarakat maupun bagi
diri sendiri. Hasil proses pembelajaran yang baik juga mampu meningkatkan motivasi belajar
dan prestasi peserta didik.
5. Ceritakan pengalaman Anda melakukan pengembangan terhadap orang lain (contohnya
dengan guru, rekan sejawat lainnya, komunitas, tokoh masyarakat, maupun lainnya),
misalnya dalam kegiatan perlombaan, riset ilmiah, mempersiapkan orang lain pada tugas
dan tanggung jawab baru, atau lainnya.
Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang memotivasi Anda
melakukan pengembangan tersebut?
Dalam beberapa tahun terakhir ini saya telah melakukan beberapa upaya pengembangan
terhadap orang lain, diantaranya:
1. Sebagai pemateri dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sosiologi di MA
Anjani Lombok Timur pada Tahun 2015
2. Mengadakan event lomba pramuka tingkat Penggalang se-Pulau Lombok sebanyak 2 kali
3. Membina dan membimbing anggota ekstrakurikuler Pramuka SMAN 1 Pringgarat dalam
ajang RCC Universitas Mataram Tahun 2018 dan berhasil sebagai Juara Umum (Piala
Gubernur NTB).
4. Membina dan membimbing anggota ekstrakurikuler Pramuka SMAN 1 Pringgarata
dalam ajang Temu Aksi Galang-Tegak (Aksi GT) 2019 yang diselenggarakan oleh
Universitas Islam Mataram dan berhasil sebagai Juara Umum (Piala Rektorat)
5. Membina dan membimbing anggota ekstrakurikuler Pramuka SMAN 1 Pringgarata
dalam ajang Lomba Gugus Depan Unggul (LGU) Tahun 2019 hingga tingkat nasional
mewakili provinsi Nusa Tenggara Barat.
6. Melakukan pengimbasan berupa bimbingan terhadap beberapa guru di SMAN 1
Pringgarata dalam mengikuti pelatihan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) 2021.
7. Membina dan melatih anggota ekstrakurikuler Jurnalistik SMAN 1 Pringgarata dalam
ajang Jambore Jurnalistik Siswa Tingkat SMA/MA/SMK se-NTB Tahun 2021 dan
berhasil sebagai juara I kategori penulisan berita.
Motivasi saya melakukan pengembangan tersebut murni karena ingin berbagi pengalaman
dengan orang lain, disamping ada beberapa kegiatan yang merupakan tuntutan dari program
tersebut.
Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda membangun
kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang diharapkan.
Dalam semua pengembangan yang saya lakukan fokus pada pengembangan skill peserta didik
dan peningkatan kompetensi bidang pendidikan untuk mendukung peningkatan profesionalisme
guru. Untuk melakukan pengembangan terhadap peserta didik maupun terhadap guru dibutuhkan
kesepahaman bersama untuk mendapatkan kesepakatan. Yang paling penting dalam
pengembangan ini adalah membuat sebuah komitmen bersama untuk maju dan berkembang di
awal pertemuan. Dengan demikian, kesadaran dari diri sendiri akan muncul dan menjadi
motivasi untuk melakukan pengembangan secara maksimal.
Saya meyakini bahwa sehebat apapun saya dalam mengembangkan orang lain tidak akan berarti
apapun tanpa kesadaran dari diri orang yang dibimbing. Setelah kesepakatan tercapai maka yang
tidak kalah pentingnya adalah konsistensi dalam melaksanakan pengembangan. Ketekunan dan
keuletan dalam melakukan kegiatan harus dimaksimalkan guna mencapai hasil yang optimal.
Pada prinsipnya adalah kemauan untuk belajar dan berkembang. Seringkali kita memiliki
kemampuan tapi tidak ada kemauan untuk berkembang maka sulit untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Akan tetapi sebaliknya, meski kemampuan kurang namun memiliki kemauan dan
semangat belajar yang tingga maka hasilnya akan maksimal.
Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang Anda
temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda
lakukan untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?
Dalam proses pengembangan terhadap orang lain dibutuhkan dukungan moril maupun materil,
seperti halnya yang saya lakukan. Mengelola, membina, dan membimbing sebuah kelompok
bukan perkara mudah. Dengan karakteristik dan pribadi yang beragam dari anggota dibutuhkan
usaha maksimal dalam upaya pengembangan. Selain itu dukungan yang optimal sangat
dibutuhkan, baik dukungan materil maupun non-materil. Secara psikologis, para peserta
pengembangan sangat membutuhkan dukungan semangat atau motivasi dari orang lain untuk
berkembang. Mental yang kuat juga menjadi bagian yang penting dipupuk.
Selain itu, dalam beberapa kegiatan tidak dipungkiri bahwa selalu membutuhkan dukungan
materil berupa pendanaan atau financial. Dukungan financial sangat dibutuhkan untuk memenuhi
biaya operasional kegiatan tersebut. Sebagai contoh, pada kegiatan pengembangan dalam bentuk
lomba tentu sangat membutuhkan biaya kegiatan. Dukungan financial sering kali menjadi
hambatan dalam melakukan kegiatan di luar sekolah. Hanya saja selama ini mampu diatasi
dengan komunikasi yang baik dan intensif bersama para pemangku kebijakan. Dengan
komunikasi yang baik akan selalu ada solusi penyelesaian masalah yang dihadapi, sehingga hal
ini bukan merupakan hambatan yang serius.
Menjaga semangat belajar orang yang dibimbing sangat penting dilakukan guna mencapai hasil
yang optimal. Upaya sederhana yang biasa dilakukan adalah terus memberikan perhatian yang
intensif dan membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi selama mengikuti
pengembangan. Bila perlu diberikan penghargaan bagi peserta yang serius mengikuti kegiatan.
Bagaimana hasilnya?
Setelah menerapkan berbagai upaya dan langkah-langkah strategis sebagaimana yang diuraikan
sebelumnya berhasil mengembangkan skill dan kompetensi diri yang semakin baik. hal tersebut
terbukti dengan keberhasilan menjadi juara, suksesnya event-event yang digelar, dan mampu
lulus pelatihan bagi peserta pengembangan diri. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya
dapat berbagi ilmu dan pengalaman kepada orang lain, baik secara sukarela maupun dengan
tuntutan tugas atau pekerjaan. Semoga pengalaman-pengalaman ini dapat menjadi modal awal
mengikuti seleksi calon guru penggerak dan harapannya dapat diterima menjadi guru penggerak.
Download