Uploaded by rizkiyantoahmad2610

Makalah Perkembangan Belajar Motorik

advertisement
MAKALAH
FASE-FASE PERKEMBANGAN MOTORIK
Diajukan Sebagai Tugas Untuk Mata Kuliah Perkembangan Motorik
Yang Diampuh Oleh Ella H Tumaloto, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh:
S’Bastian Amuda
(831422045)
Dedy Candra Paoki
(831422043)
Soeriyono Nasir
(831422044)
Rastini
(831422043)
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
untuk mata kuliah Perkembangan Belajar Motorik. Atas dukungan moral dan materi yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu.
Ella H Tumaloto, S.Pd, M.Pd
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Gorontalo, 30 Agustus 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pertumuhan dan perkembangan berlangsung mulai dari dalam kandungan sejak terjadi
pembuahan. Pola perkembangan gerak meliputi empat tahap, yaitu pertumbuhan, perkembangan,
kematangan, dan penuaan. Pertumbuhan bersifat kuantitatif, sedangkan perkembangan bersifat
kualitatif. Pertumbuhan merupakan peningkatan dalam ukuran seperti peningkatan tinggi badan
dan penambahan berat badan. Perkembangan merupakan proses perubahan fungsi fisiologis yang
semakin terorganisasi.
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak jasmani melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pola perkembanagn motorik dapat
diprediksikan. Pengetahuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik
diperlukan untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap hal-hal yang merugikan proses
perkembangan motorik maupun perlakuan yang dapat mendukung perkembangan motorik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah yang memerlukan
pembahasan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motoric
C.
Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik.
Mendeskripsikan penyebab keterlambatan perkembangan motorik.
Menganalisis hubungan antara faktor biologi dengan psikologi terhadap perkembangan
motorik.
D.
Manfaat Penulisan
Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkemabangan
motorik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor yang Berasal dari Individu
1. Arah perkembangan
Pada masa awal kelahiran, kepala menyusun bagian yang luar biasa besar dari seluruh
tubuh, yaitu 1 : 4. Pada masa selanjutnya proporsi tubuh berubah, dan mengikuti dua pola, yakni
pola cephalocaudal dan pola proximodistal.
a. Chepalocaudal
Pola cephalocaudal merupakan rangkaian dimana pertumbuhan tercepat selalu terjadi di
kepala. Pertumbuhan fisik dalam ukuran, berat badan dan perbedaan ciri fisik secara
bertahap bekerja dari atas ke bawah. Perkembangan sensoris dan motorik juga biasanya
berproses menurut prinsip cephalocaudal. Sebagai contoh, bayi lebih dahulu dapat
melihat obyek sebelum dapat mengendalikan tubuh mereka. Bayi juga terlebih dahulu
dapat menggunakan tangannya, sebelum dapat merangkak atau berjalan.
b. Proximodistal
Pola proximodistal merupakan rangkaian pertumbuhan yang dimulai dari pusat tubuh dan
bergerak ke arah tangan dan kaki. Contohnya kendali otot tubuh dan lengan lebih dulu
matang sebelum kendali tangan dan jari. Lebih jauh lagi, bayi menggunakan seluruh
tangannya sebagai kesatuan sebelum mereka dapat mengontrol beberapa jari mereka.
2. Tingkat pertumbuhan
Gangguan ringan yang terjadi pada bayi usia 0-2 tahun tidak akan mengganggu
perkembangan motorik secara permanen apabila didukung asupan gizi yang cukup. Contoh kasus
adalah bayi lahir dengan berat 3 ons karena dalam kandungan kekurangan gizi, setelah diberikan
asupan gizi cukup dalam beberapa waktu dapat mengejar tingkat pertumbuhan normal seusianya.
Kecuali, bayi lahir dengan berat 3 ons karena dalam kandungan kekurangan gizi, dua tahun
pertama mengalami kekurangan asupan gizi, maka anak tidak dapat mengejar tingkat
pertumbuhan normal seusianya.
3. Hubungan timbal-balik
Menurut Arnold Gesell (1954) perkembangan merupakan suatu proses kematangan atau
fisiologi. Apabila kematangan fisiologi tidak dicapai, apa saja yang dilakukan tidak akan
berhasil. Proses cepat atau lambat kematangan sistem syaraf dan otot dipengaruhi oleh gen.
4. Kesiapan
Kesiapan untuk belajar tergantung pada konvergensi dari faktor biologis, lingkungan, dan
fisik. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan. Kesiapan anak untuk dapat
berjalan didukung oleh kematangan fisiologis, kekuatan anatomis, dan bantuan orang tua dalam
mengajarkan anak untuk berjalan.
B. Faktor yang Berasal dari Lingkungan
1. Ikatan antara orang tua dan anak
Hubungan timbal-balik antara orang tua dan anak mempengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan motorik.
2. Stimulasi pengalaman
Kekurangan pengalaman maupun stimulasi akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Kuncinya adalah memilih waktu yang tepat, dimana seseorang sudah “matang”
untuk belajar kemudian diberikan serangkaian pengalaman gerakan mendidik dan efektif.
3. Perangai/emosional
Temperamen seseorang mempengaruhi pola interaksi dengan orang lain, kemungkinan
dampak yang dapat ditimbulkan adalah dapat terjadi peningkatan atau hambatan perkembangan.
C. Faktor yang Berasal dari Penugasan Fisik
1. Lahiran premature
Prematuritas menempatkan bayi pada posisi penuh resiko dalam perkembangan motorik.
Dua macam prematuritas:
a. Lahir dengan berat badan di bawah normal
Bayi lahir setelah dalam masa kandungan 40≥37 minggu dan memiliki berat badan <3,3
gr. Dampak pada perkembangan motorik adalah terjadi hambatan perkembangan motorik
selama dalam kandungan.
b. Lahir sebelum waktunya
Bayi lahir setelah dalam masa kandungan <37 minggu. Dampak pada perkembangan
motorik adalah cenderung memiliki kesulitan belajar yang lebih, bahasa, kekurangan
interaksi sosial, dan masalah koordinasi motorik.
2. Gangguan pola makan
Gangguan pola makan berdampak secara langsung terhadap aspek fisiologis kemudian
mempengaruhi aspek psikologis dan fisik. Menurut Gallahu & Ozmun (1998: 63-67) terdapat
empat macam gangguan makan sebagai berikut.
a.Obesitas
Obesitas merupakan kelebihan berat badan akibat penimbunan lemak berlebih. Penyebab
obesitas adalah faktor gen dan pola asupan makan tidak seimbang. Asupan kalori yang
sesuai dengan kalori yang akan digunakan tubuh akan mengurangi resiko terjadi obesitas,
selain itu olahraga sangat diperlukan untuk menjaga kinerja sistem fisiologis dalam
mengolah asupan makanan dalam tubuh. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh obesitas
ialah gangguan metabolisme, peredaran darah, dan pernapasan sehingga menimbulkan
peningkatan kolestrol, darah tinggi, dan peningkatan gula darah.
b. Gangguan “Binge Eating”
Orang yang mengalami gangguan Binge Eating (pesta makan) ditandai dengan makan
dalam jangka waktu dua jam, setidaknya dua hari per minggu selama paling sedikit enam
bulan. Ciri-ciri perilaku penderita gangguan Binge Eating adalah makan dengan jumlah
besar ketika merasa tidak lapar, makan lebih banyak daripada biasanya, makan sampai
merasa perut sudah terisi penuh, menyendiri ketika makan karena merasa malu diketahui
orang lain, dan merasa bersalah setelah makan. Namun, penderita gangguan ini tidak
melakukan purging atau olahraga berlebih untuk mengurangi energi yang telah
dkonsumsi.
c. Anorexia Nervosa
Penolakan makan karena rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan.
Anorexia Nervosa merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen
psikologikal, sosiologikal, fisiologikal. Penderita Anorexia Nervosa dideteksi mengalami
peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT sehingga terjadi disfungsi hati akut pada
tingkat lanjut.
d. Bulimia Nervosa
Bulimia Nervosa merupakan kebiasaan makan berlebihan yang terjadi secara terus
menerus. Beberapa penderita Bulimia Nervosa mengkonsumsi obat pencahar setelah
makan berlebihan supaya terjadi pembalikan makanan (muntah).
3. Tingkat kebugaran
a. Kebugaran berkaitan dengan penampilan seseorang
Kebugaran yang maksimal akan mendukung perkembangan dan penampilan motorik.
b. Keseimbangan
Semua gerakan didukung oleh hukum dasar gerak mekanika. Prinsip keseimbangan
adalah pusat gravitasi, garis gravitasi, dan dasar dukungan.
c. Memberikan gaya dan menerima gaya
Gaya adalah uapay yang diberikan massa yang satu dengan yang lainnya. Hasil dari gaya
berupa gerakan, penghentian gerak, dan perlawanan gerak. Anggota tubuh manusia
manusia menghasilkan gaya yang diproduksi oleh otot, gaya yang dipengaruhi oleh
gravitasi bumi dan massa tubuh, dan momentum. Setiap tindakan ada reaksi dan
perlawanan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek dari proses perkembangan secara
total. Perkembangan motorik berkaitan dengan ranah kognitif dan afektif manusia. Proses
perkembangan motorik dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor biologi, lingkungan, fisik,
dan pengalaman.
B.
Saran
Pendidikan lebih baik disesuaikan dengan tahapan perkembangan motorik agar efektif
dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Gallahue, David L. & Ozmun, John C. (1998). Understanding motor development infants, children,
adolescents, adult 4th ed. Singapore: Mc Graw Hill.
Download