KONSEP, PRINSIP, DAN PILAR PENDIDIKAN UNIVERSAL Disusun oleh Kelompok 1 Sadam Husin (2023106211003) Natalia Paulina Temi (202310620211017) Nur Khoirotin (2023106202110112) Rido Illah (202310620211006) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan keberkahan yang diberikan, sehingga tulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Harapan penulis, semoga tulisan makalah ini dapat diterima dan dapat digunakan sebagaimana mestinya sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari ketidak sempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaanya dan kebaikan kedepannya. September, 2023 Penulis, i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................ ii BAB I....................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 A. Latar Belakang.............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3 C. Tujuan ........................................................................................................... 3 BAB II ..................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN...................................................................................................... 5 A. konsep dan prinsip pendidikan universal .................................................. 5 B. Pilar pendidikan universa ........................................................................ 10 C. Pandangan pokok pendidikan dunia terkait pendidikan universal .......... 13 D. Islamic value dalam pendidikan universal .............................................. 18 E. Pendidikan Universal dalam sudut pandangan Biologi/Pendidikan Biologi ...................................................................................................... 20 BAB III .................................................................................................................. 22 PENUTUP ............................................................................................................. 22 E. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 22 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara citaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Jadi dalam hal ini pendidikan adalah proses atau perbuatan mendidik. Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Jadi karena manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbekal akal dan pikiran maka manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan kehidupannya demi memuaskan rasa keingintahuannya (Ulum, 2020). Pendidikan merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan masyarakat, pendidikan ini menjadi sebuah proses yang dilalui setiap individu menuju ke arah yang lebih baik dalam melangsungkan kehidupannya, karena pendidikan adalah salah satu jalan seseorang mendapatkan pengetahuan untuk dijadikan sebagai modal dan acuan mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti pendidikan universal adalah sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua anak untuk memperoleh pendidikan tanpa menghiraukan suku, jenis kelamin, kepercayaan, dan kemampuan. Pendidikan Universal merupakan proyek pendidikan yang berkomitmen untuk pendidikan yang mempromosikan 1 kualitas dan nilai-nilai seperti etika, kebijaksanaan, tanggung jawab atau altruisme, yang bersifat universal, dapat dimiliki oleh semua orang tanpa memandang usia, budaya, ras atau agama. Pendidikan universal (universal education) berarti tersedianya sarana yang dapat menampung Pendidikan untuk semua (Neolaka, 2017). Pendidikan merupakan salah satu hak asasi yang mendasar bagi semua manusia. Pendidikan sangatlah penting karena dapat mengubah kehidupan seseorang. pendidikan merupak hak asasi yang benar-benar penting dan wajib di dapatkan semua manusia. Menurut UNESCO, yang dimaksud hak atas pendidikan adalah: 1. Pendidikan dasar yang gratis, wajib, dan bersifat universal 2. Pendidikan menengah, termasuk teknik dan kejuruan yang tersedia secara umum, dapat diakses oleh semua atas dasar kapasitas individu yang progresif gratis 3. Pendidikan tinggi yang dapat diakses oleh semua orang atas dasar kapasitas individu namun progresif gratis 4. Pendidikan dasar bagi individu yang belum menyelesaikan pendidikan 5. Kesempatan pelatihan profesional 6. Pemerataan mutu pendidikan melalui standar minimal 7. Pengajaran dan perlengkapan berkualitas untuk guru Sistem fellowship yang memadai dan kondisi materi untuk staf pengajar Kebebasan memilih Pendidikan universal merupakan hak asasi manusia setiap warga negara yang dijamin dengan UUD 1945. Pasal 28C Ayat 1 berbunyi, “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.” Sebagai mahasiswa jurusan keguruan dan ilmu pendidikan sudah selayaknya kita mengetahui tentang pendidikan itu sendiri 2 khususnya konsep, prinsip, dan pilar pendidikan universal agar senantiasa para penikmat pendidikan bisa berorientasi pada produk dan hasil belajar. kemudian agar kita sebagai mahasiswa yang sedang belajar untuk dapat menguatkan sistem pendidikan khususnya pendidikan di Indonesia. Salah satu masalah dalam pendidikan adalah bagaimana mengembangkan semua kemampuan dasar yang dimiliki manusia sejak lahir itu akan dapat berkembang, sehingga manusia dapat berperan baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial dengan tetap berada di dalam lingkup hakikat kemanusiannya. Dalam Tugas Mata Kuliah Pengembagan Problematika Pendidikan Biologi, penyusun akan memaparkan “Konsep, prinsip, dan pilar pendidikan universal”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep dan prinsip pendidikan universal? 2. Apa saja pilar pendidikan universal? 3. Bagaimana pandangan tokoh pendidikan dunia terkait pendidikan universal? 4. Bagaimana islamic value dalam pendidikan universal? 5. Bagaimana pendidikan universal dalam sudut pandang biologi/pendidikan biologi? C. Tujuan Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang : 1. Konsep dan prinsip pendidikan universal 2. Pilar pendidikan universal 3. Pandangan tokoh pendidikan dunia terkait pendidikan universal 3 4. Islamic value dalam pendidikan universal 5. Pendidikan universal dalam sudut pandang biologi/pendidikan biologi 4 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dan Prinsip Pendidikan Universal Pendidikan kesempatan universal kepada adalah semua anak Sistem pendidikan untuk memperoleh yang memberikan pendidikan tanpa menghiraukan suku, jenis kelamin, kepercayaan, dan kemampuan. Setiap manusia merupakan individu-individu yang unik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Keunikan karakteristik tersebut ada yang Nampak dengan jelas seperti karakteristik fisik seseorang, namun ada yang tidak Nampak seperti kemampuan seseorang dalam bermain music. Bagi sebagian anak-anak, keunikan yang mereka miliki justru menjadikan mereka kurang muncul karena adanya kelainan perilaku, perbedaan bahasa dan budaya, kemampuan intelektual, gangguan sensorik serta disabilitas. Dahulu di Indonesia anak-anak dengan beberapa perbedaan karakteristik seperti kelainan intelektual, disabilitas, gangguan sensorik, hanya dapat bersekolah secara terpisah, yaitu di Sekolah Luar Biasa (SLB). Namun demikian, mereka kini telah mendapat akses yang lebih luas terhadap pendidikan dengan banyak didirikannya sekolah-sekolah inklusi yang memberi kesempatan kepada mereka untuk mendapat pendidikan yang setara bersama anak-anak seusia mereka tanpa harus ada pemisahan. Tujuan dari pendidikan inklusif sendri yaitu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak untuk memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan kondisi anak. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan keberagaman karakteristik peserta didik dalam kelas yang inklusif adalah dengan menerapkan prinsip Universal Design for Learning atau yang biasa disingkat dengan UDL. Pendekatan UDL ini memberi keleluasaan kepada guru untuk menyesuaikan kurikulum, menyesuaikan cara penyampaian pembelajaran, dan menilai siswa 5 dengan carra yang memungkinkan. Berikut penjelas tentang tentang Konsep pendidikan (UDL) : 1. Pengertian Konsep Universal Design for Learning (UDL) Pada dasarnya, UDL adalah sebuah konsep pendidikan atau pendekatan untuk merancang metode pembelajaran, bahan ajar, kegiatan pembelajaran, dan prosedur evaluasi dalam upaya untuk membantu individu dengan "perbedaan besar dalam kemampuan mereka untuk melihat, mendengar, berbicara, bergerak, membaca, menulis, memahami bahasa, hadir, mengatur, terlibat dan mengingat” (Orkwis 2003) Dalam pendekatan Universal Design for Learning materi pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan semua peserta didik dikembangkan sejak awal. UDL mencakup konsep dasar dari "desain universal" yang dijelaskan di atas dan menetapkan tiga prinsip fleksibilitas berikut untuk pengembangan kurikulum (SETDA Policy Brief, 2014) : a. Multiple Means of Engagement Menyediakan berbagai cara keterlibatan untuk mendukung pembelajaran yang efektif dengan cara : 1) Menstimulasi minat peserta didik Guru mendorong semangat peserta didik untuk melakukan sesuatu dengan meningkatkan pengalaman belajar yang dapat melibatkan seluruh siswa di kegiatan pembelajaran 2) Meningkatkan ketekunan belajar Ketekunan belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh sesorang secara terusmenerus, terarah dan terjadwal dalam mengolah bahan mata pelajaran untuk memperoleh pengetahua, pemahaman dan keterampilan 3) Menjelaskan regulasi diri Regulasi diri adalah pengendalian pikiran, perasaan dan prilaku yang direncanakan dan disesuaikan untuk mewujudkan tujuan pribadi 6 b. Multiple means of actions and ekspresion Menyediakan berbagai cara yaitu tindakan dan ekspresi sebagai upayah mendukungcara belajar yang strategis dengan cara : 1) Menyediakan pilihan untuk aktifitas fisik Menyediakan berbagai cara berupa tidakan dengan ekspresi sebagai upayah dalam mendukung cara belajar yang strategis ( yaitu bagaimna kita belajar) 2) Menyediakan pilihan berekspresi dan komunikasi Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan pemahaman mereka 3) Menyediakan pilihan untuk berpikir Eksekutif Pemahaman tersebut dalam berbagai cara seperti melalui tesatau makalah, melalui seni, presentasi multimedia, dan rekaman digital. c. Multiple Means of representations 1) Pilihan untuk presepsi Menyediakan berbagai sarana yang representatif untuk mendukung cara memberikan makna pelajaran seperti menyajikan kontendalam berbagai cara (video, teks, grafik,dll) 2) Pilihan untuk bahas, simbol,angka Strategis intruksional yang penting untuk memastikan bahwa presentasi alternatif disediakan tidak hanya untuk sebagian tapi uantuk semua siswa 3) Pilihan untuk pemahaman tujuan Tujuan pendidikan tidak hanya untuk membuat informasi, namun dapat diakses oleh siswa dan siswa dapat memperoses informasi menjadi pengetahuan yang dimiliki. . 7 2. Penerapan “ Universal Design Learning” Dalam Pembelajaran Pada bagian ini, akan disajikan beberapa contoh bahan ajar yang menerapkan prinsip-prinsip Universal Desain Learning bahwa penerapan Universal Design for Learning pada bahan ajar mencakup beberapa hal: 1) aksesibilitas bahan cetak, 2) aksesibilitas konten digital, 3) aksesibilitas bahan ajar visual, dan 4) aksesibilitas bahan ajar audio. Untuk mewujudkan suatu bahan ajar yang aksesibel maka bahan ajar yang digunakan haruslah dalam bentuk digital. Hal itu dikarenakan bahan ajar digital sangatlah fleksibel sehingga dapat dengan mudah dimanipulasi, dimodifikasi, dan dikombinasikan dengan asistif teknologi. Berikut adalah beberapa contoh penerapan Universal Design for Learning pada bahan ajar yang dikombinasikan dengan asistif teknologi: a. Penggunaan bahan ajar digital Seperti dijelaskan di atas, bahwa accessibilitas bahan ajar salah satunya dapat dicapai dengan cara menggunakan bahan ajar dalam bentuk digital karena hal itu sangat mendukung adanya fleksibilitas. Fleksibilitas tersebut misalnya adalah ukuran, jenis, dan warna font yang bisa disesuaikan, warna dan kecerahan background teks yang bisa diatur, dan kompatibilitas untuk bisa dikombinasikan dengan aplikasi-aplikasi asistif teknologi seperti screen reader, dll. b. Pembelajaran menggunakan “ Blacboard Collaborate” Salah satu tantangan terbesar dalam kelas inklusi adalah keberagaman karakteristik peserta didik sehingga membutuhkan bermacam-macam teknologi bantu. Salah satu aplikasi yang memenuhi prinsip UDL yang dapat digunakan dalam pembelajaran baik secara online maupun offline adalah “ Blackboard Collaborate” ini adalah sebuah aplikasi yang mana fitur-fiturnya telah didesain sedemikian rupa untuk menghilangkan hambatan belajar 8 bagi penyandang disabilitas. Fitur aksesibilitas pada “ Blackboard Coborate” memungkinkan penyadang disabilitas untuk sepenuhnya terlibat dan berpartisipasi dalam pengalaman belajar mengajar. Berikut adalah ringkasan tentang bagaimana “ Blackboard Collaborate” menghilangkan hambatan untuk akses universal. 1. Untuk mereka dengan hambatan penglihatan (Totally Blind dan Low Vision) • Inherited user, skema kontras Warna sistem operasi yang bisa ditetapkan pengguna • User interface yang dapat disesuaikan dengan pengaturan personal • Skala tampilan Konten Whiteboard yang bisa diatur oleh moderator dan peserta • Pemberitahuan yang dilengkapi dengan audio seperti adanya peristiwa penting dalam sesi (mengangkat tangan, peserta bergabung /meninggalkan kelas, pesan chat masuk, dll) • Mendukung penggunaan pembaca layar di seluruh antarmuka utama 2. Untuk mereka dengan hambatan pendengaran • Keterangan berbentuk teks pada setiap jendela kegiatan dari semua sesi • Adanya fitur pesan teks • Subtitle/closed caption yang terintegrasi sehingga dapat menterjemahkan penjelasan verbal ke dalam bentuk teks secara langsung • Multi- streaming • Kemampuan untuk menyimpan aktifitas semua peserta Secara langsung dan arsip 3. Untuk mereka yang memiliki hambatan belajar • Adanya sesi “Activity Window” yang mengkonsolidasikan apa yang terjadi di sesi untuk membantu siswa agar tetap fokus 9 • Kemampuan untuk memberikan waktu tambahan untuk membaca slide presentasi • Kemampuan untuk menjelaskan konten visual menggunakan VOIP atau telepon kepada siswa yang mengalami kesulitan membaca • Memungkinkan adanya break out untuk dukungan personal (one by one), latihan tambahan, les • Kemampuan untuk merespon secara verbal dengan mikrofon / teleponn atau dengan mengetikkan pesan pada jendela obrolan Adanya Rekaman yang sepenuhnya interaktif untuk mengulangi kelas /konten sesering yang diperlukan • Kemampuan dalam menyiapkan bahan ajar pada “White Board” untuk dipelajari lebih lajut diluar kelas • Adanya fitur yang mendukung instruktur dalam mentransfer file catatan untuk membantu siswa dalam belajar. B. Pilar Pendidikan Universal Peningkatan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terlibat di dalam proses pendidikan dan pembelajaran, seperti guru, kurikulum, sarana prasarana dan lingkungan. Perlu adanya usaha dengan membuat sebuah pondasi yang kuat agar kualitas pendidikan ini dapat tercapai. Masalah yang muncul dan sering kita dengar dari berbagai media menandakan bahwa pondasi dari pendidikan mulai terabaikan (Laksana, 2016). Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa dapat dilakukan melalui peningkatan mutu pendidikan. Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) yang bergerak dibidang pendidikan, pengetahuan dan budaya mencanangkan empat pilar pendidikan yakni: (1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Keempat pilar tersebut secara sinergi membentuk dan membangun pola pikir pendidikan di Indonesia. Diharapkan dengan adanya pondasi dari empat pilar ini maka menjadi jawaban dari permasalahan yang muncul mengenai pendidikan dan melahirkan siswa yang mampu berkarya dan dapat menjalankan perannya di lingkungan masing-masing. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menyebabkan perubahan prinsip belajar manusia. Adanya perkembangan itulah 10 yang membuat UNESCO membuat 4 pilar pendidikan sebagai upaya mempersiapkan pembelajaran di era abad 21 (Tilaar, 1998). Adapun empat pilar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Learning To Know (Belajar Untuk Mengetahui) Learning to know merupakan prinsip bahwa belajar adalah untuk mengetahui atau memahami. Prinsip pembelajaran ini harus dikondisikan agar siswa aktif dan menciptakan suasana untuk selalu ingin mengetahui dan memahami sesuatu yang baru. Dengan demikian pembelajaran hendaknya menciptakan sikap ‘penasaran’ pada murid, sehingga murid selalu ingin belajar lebih jauh (Sukiyasa, 2013). Pilar pertama ini memeliki arti bahwa para peserta didik dianjurkan untuk mencari dan mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melalui pengalaman-pengalaman. Hal ini akan dapat memicu munculnya sikap kritis dan semangat belajar peserta didik meningkat. karena didalam learning to know terdapat learning how to learn, artinya peserta didik belajar untuk memahami apa yang ada di sekitarnya, karena itu adalah proses belajar. Pilar pertama ini merupakan pintu gerbang pertama masuknya ilmu pengetahuan, maka keaktifan siswa sangatlah penting. Hal ini juga merupakan suatu hal mendasar dalam keberhasilan proses pembelajaran. Metode yang menarik dan inovatif dapat digunakan oleh pendidik untuk memberikan stimulus agar siswa aktif untuk mencari informasi-informasi baru. Keaktifan tersebut dapat berupa fisik dan keaktifan psikis (Nugroho, 2016). Learning to know adalah bagian dari proses pembelajaran yang memungkinkan pelajar/mahasiswa- nya untuk tidak sekedar memperoleh pengetahuan tapi juga menguasai teknik memperoleh pengetahuan tersebut. Pilar ini berpotensi besaruntuk mencetak generasi muda yang memiliki kemampuan intelektual danakademik yang tinggi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk membangkitkan keaktifan siswa menurut Moh. Uzer Usman (1993) diantaranya adalah: 1. Memberikan motivasi sebelum pembelajaran dimulai 2. Menjelaskan tujuan instruksional 3. Mengingatkan kompetensi belajar 4. Memberikan stimulus berupa masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari 5. Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran 6. Memberikan umpan balik (feedback); 11 7. Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur; 8. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran. 9. Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran. 10. Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat belajar 2. Learning To Do (Belajar Untuk Melakukan) Pilar yang kedua adalah learning to do yang menekankan pentingnya berinteraksi dengan lingkungan dan memecahkan masalah yang muncul. Kemampuan soft skill dan hard skill sangat dibutuhkan dalam penguatan pilar ini. Karena sesungguhnya pendidikan merupakan bagian penting dalam penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, dan cakap dalam menghadapi perkembangan jaman dengan cara mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya (Laksana, 2016). Hard skill merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemampuan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya (Safrudin, 2018), sedangkan soft skill merupakan keterampilan di luar.Dua kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu, jika dikembangkan secara seimbang maka akan menumbuhkan jiwa atau pribadi yang berkualitas. Learning to do berkaitan dengan kemampuan hard skill dan soft skill. Soft skill dan hard skill sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan, karena sesungguhnya pendidikan merupakan bagian terpenting dari proses penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, tangguh, dan terampil dan siap untuk mengikuti tuntutan zaman. Peserta didik sebagai hasil dari produk pendidikan memang harus dituntut memiliki kemampuan soft skill dan hard skill. 3. Learning To Be (Belajar Menjadi Diri Sendiri) Pilar ketiga ini adalah usaha yang dilakukan pendidik agar siswa dapat mencari jati dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki baik itu hard skill maupun soft skill. Terkait proses pencarian jati diri, terdapat beberapa sumber yang mempengaruhi pembentukan identitas diri pada remaja yaitu : 1. Lingkungan sosial, dimana remaja tumbuh dan berkembang seperti keluarga, tetangga dan kelompok teman sebaya. 2. Kelompok acuan (reference group), yaitu kelompok yang terbentuk pada remaja misalnya kelompok agama atau kelompok yang memiliki minat yang sama dimana melalui kelompok tersebut remaja dapat memperoleh nilai-nilai dan peran yang dapat menjadi acuan bagi dirinya. 12 3. Tokoh idola, yaitu seseorang yang sangat berarti seperti sahabat, guru, kakak, atau orang yang mereka kagumi. Learning to be sangat erat kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan anak serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai fasilitator bertugas sebagai penunjuk arah sekaligus menjadi mediator bagi peserta didik. Hal ini sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan potensi diri peserta didik secara utuh dan maksimal. Selain itu, pendidikan juga harus bermuara pada bagaimana peserta didik menjadi lebih manusiawi, menjadi manusia yang berperi kemanusiaan. (ejournal.radenintan.ac.id.diakses tanggal 02 Oktober 2023). 4. Learning To Live Together (Belajar Bersama Dengan Orang Lain) Pilar yang terakhir inilah yang akan mengantarkan siswa untuk memahami dan manyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari lingkungannya. Ketika siswa telah menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat maka akan menumbuhkan rasa toleransi dan tanggung jawab dalam menjalankan perannya. Pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh 4 menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together). Untuk itu, pembelajaran di lembaga formal dan non formal harus diarahkan pada peningkatan kualitas dan kemampuan intelektual dan profesional serta sikap dalam hal ini adalah kemampuan hard skill dan soft skill. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka pada gilirannya akan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat di mata masyarakat dunia. (ejournal.radenintan.ac.id.diakses tanggal 02 Oktober 2023). C. pandangan tokoh pendidikan dunia terkait pendidikan universal Dunia pendidikan menjadi salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa. Banyak negara di dunia yang memiliki sistem pendidikan yang baik sehingga negara tersebut cepat maju. Berkembangnya dunia pendidikan tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh penting yang memiliki peranan. Bahkan, ide dan gagasan para tokoh pendidikan dunia ini telah menyumbangkan kebaikan 13 pada perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut beberapa tokoh yang berperan penting dalam pendidikan dunia, yaitu: 1. Aristoteles Aristoteles merupakan salah satu tokoh pendidikan dunia yang terkenal sepanjang sejarah yang lahir pada tahun 384 SM. Beliau lahir dari seorang ahli pengobatan semenjak usia 17 bergelut dengan tahun dan sudah pemikiran dan pengetahuan. Beliau belajar dengan Plato yang kemudian menjadi pengajar di akademi Plato selama 20 tahun, setelah itu beliau kembali ke Yunani dan mendirikan akademi yang bernama Lyceum. Peran beliau dalam pendidikan dunia, ketika beberapa tulisannya menjadi dasar bagi pengembangan beberapa ilmu. Pengembangan ilmu tersebut meliputi ilmu filsafat, fisika, politik, pemerintah, metafisika dan ilmu pengetahuan alam, salah satunya menjadi orang pertama yang mengklasifikasian spesies biologi secara sistematis. Menurut Aristoteles, agar orang bisa hidup baik maka ia harus mendapatkan pendidikan. Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, melainkan soal memberi bimbingan kepada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, yaitu akal, guna mengatur nafsu-nafsu. Akal sendiri tidak berdaya, sehingga ia memerlukan dukungan perasaan yang lebih tinggi agar di arahkan secara benar.Aristoteles mengemukakan bahwa pendidikan yang baik adalah yang mempunyai tujuan untuk kebahagiaan (Yusuf, 2023). 14 2. Al Ghazali Al Ghazali merupakan tokoh pendidikan dunia yang paling berpengaruh yang terkenal karena menyukai dan gigih dalam mencari ilmu baru terutama ilmu sains. Dalam pendidikan, beliau mengatakan bahwa konsep pendidikan yang benar dengan mengajar secara menyeluruh dengan meliputi tujuan pendidikan, etika guru, metode, kurikulum dan siswa. Menurut beliau, pendidikan yaitu proses memanusiakan manusia sejak masa kejadian sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara berrtahap, dimana proses pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan Masyarakat menuju pendekatan diri kepada Allah sehingga menjadi manusia yang sempurna (Bisri, 2021). 3. John Locke John locke merupakan salah satu tokoh pendidikan dunia yang dapat memperoleh gelar sarjana muda pada tahun 1655 dan sarjana penuh pada tahun 1658 di Universitas Oxford. Dalam pendidikan, beliau menegaskan kurikulum harus diarahkan untuk kecerdasan individual, serta kemampuan dan keistimewaan pengetahuan 15 anak namun dalam bukan menguasai pengetahuan dengan hukuman sewenang-wenang yang diajarkan. Salah satu pemikiran beliau yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah filsafat yaitu mengenai proses manusia mendapatkan pengetahuan. Menurut beliau seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia namun beberapa kaum rasionalis mengatakan pengetahuan berasal dari rasio atau pikiran manusia. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. Teori tabularasa artinya meja berlapis lilin yang belum ada tulisan di atasnya. Dengan kata lain, seseorang dilahirkan seperti kertas kosong yag belum ditulisi di atsnya, maka pendidikanlah yang akan menulisnya. Perkembangan seseorang tergantung seratus persen pada pengaruh lingkungan atau pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam hidupnya (Syafril, 2023). Menurut John Locke, (dalam Blishen, 1970), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pendidikan yaitu: a. Pendidikan harus diberikan sejak awal mungkin b. Pembiasaan dan Latihan penting daripada peraturan, perintah atau nasihat. c. Anak didik harus diamati dari dekat untuk melhat : 1) Apa yang paling tepat bagi anak itu sesuai dengan umurnya (tingkat perkembagan). 2) Hasrat-hasratnya yang sangat kuat. 3) Kecenderungannya mengikuti orang tua tanpa merusak semangat anak tersebut. 4) Anak harus dianggap sebagai makhluk rasional, dalam hal ini kepada anak harus diberikan alasan tentang hal yang dituntut darinya, 5) Pelajaran di sekolah jangan sampai menjadi beban bagi anak tersebut, namun hendaknya menyenangkan dan merupakan suasana bermain yang terbuka seluas mungkin bagi sianak tersebut berbagai kemungkinan yang dapat timbul. 16 4. John Dewey John Dewey merupakan tokoh pendidikan dunia yang berasal dari Amerika Serikat, dimana setelah menyelesaikan pendidikannya, beliau menjadi guru besar dalam bidang filsafat. Sebagai seorang filsuf beliau beberapa penelitian pernah melakukan sosial mengenai pendidikan di sekolah dan menerapkannya kedalam teori pendidikan. sJohn Dewey dalam bukunya Democracy and Education (1950: 89 90, dalam Dwi Siswoyo dkk, 2011), pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman yang menambah makna pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk mengarahkan pengalaman selanjutnya. Pendidikan sebagai sebagai suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. ohn Dewey memperkenalkan konsep pendidikannya melalui Experiential Learning, dimana pendidikan dapat di peroleh melalui pengalaman. Karena bagi John Dewey pendidikan itu berarti sebagai bentuk kehidupan. Dewey menjelaskan bahwa pendidikan berarti perkembangan yang sudah tumbuh sejak lahir hingga menjelang kematian. Ada beberapa prinsip mendasar yang ditawarkan oleh John Dewey yaitu prinsip kebebasan yang diarahkan kepada peserta didik dalam melakukan eksperimen dan menentukan kebenaran. Pendidikan melalui pengalaman (Experience) merupakan nilai yang sangat penting karena belajar melalui "pengalaman" adalah "sarana dan tujuan pendidikan" (John Dewey, 2004) . Hal itu merupakan suatu proses penggalian dan pengolahan usaha untuk terus-menerus menyusun kembali (reconstruction) dan menata ulang (reorganization) pengalaman hidup, sehingga peserta didik terus tumbuh dan diperkaya oleh pengalaman-pengalaman yang di dapat dalam 17 hidupnya. Teori John Dewey tentang Experiential Learning mempunyai banyak kelebihan, yaitu belajar yang langsung berpusat pada pemikirannya, yang dimana peserta didik dapat melakukan kegiatan menurut minatnya. Selain itu, melalui teori ini, peserta didik dapat belajar bersama, mengajarkan peserta didik pada tingkat yang lebih personal untuk mendapatkan keterampilan baru, sikap baru serta cara berpikir yang baru. John Dewey juga memberikan keyakinan, bahwa dalam belajar melalui pengalaman; peserta didik harus berproses aktif sehingga dapat terlibat langsung dalam mengerjakan tugas serta dalam menjalani tantangan kehidupan yang nyata. Karena pendidikan yang baik harus memiliki tujuan untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungannya sehingga dapat terefleksikan prinsipprinsip dan gagasan yang memotivasi masyarakan dalam memperoleh pengetahuan. D. islamic value dalam pendidikan universal Menurut Burbecher, nilai dibedakan dalam dua bagian yaitu nilai instrinsik yang di anggap baik, tidak untuk sesuatu yang lain, melainkan di dalam dirinya sendiri) dan nilai instrumental (nilai yang di anggap baik karena bernilai untuk yang lain. Adapun pengertian pendidikan Islam sebagaimana yang telah dijelaskan yaitu sebuah proses yang dilakukan unuk menciptakan manusia-manusia seutuhnya, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang berdasarkan pada ajaran Al-Quran dan Sunnah. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas mengenai nilainilai pendidikan Islam, maka sesungguhnya Al-Quran pun memuat nilai-nilai yang menjadi acuan dalam pendidikan Islam. Nilai Islam memiliki seperangkat nilai-nilai yang mendasar yang membentuk dasar untuk sistem pendidikan Islam. Nilai-nilai ini memberikan pedoman untuk pengajaran, pembelajaran, dan perilaku dalam masyarakat Muslim. Beberapa nilai-nilai pendidikan Islam yang penting meliputi: 1. Nilai utama dalam Islam adalah keyakinan kepada Allah yang Esa. Pendidikan Islam mengajarkan bahwa pengetahuan dan kebijaksanaan berasal dari Allah, dan ini menginspirasi ketundukan dan penghormatan kepada-Nya dalam semua aspek kehidupan. 2. Pendidikan Islam menghargai pengetahuan dan ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Islam mengajarkan agar 18 3. 4. 5. 6. 7. 8. individu selalu mencari ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu dunia, dan mempromosikan penelitian dan pembelajaran sepanjang hidup. Pendidikan Islam menekankan pentingnya moralitas dan etika yang baik dalam tindakan dan perilaku sehari-hari. Siswa diajarkan untuk menjadi individu yang jujur, adil, dan bermoral, serta memiliki nilai-nilai seperti kasih sayang, kejujuran, dan kerendahan hati. Islam mendorong prinsip keadilan sosial. Siswa diajarkan untuk peduli terhadap yang kurang beruntung dan untuk berpartisipasi dalam berbagai bentuk amal dan kegiatan sosial yang menguntungkan masyarakat. Pendidikan Islam mendorong toleransi terhadap perbedaan budaya, agama, dan pemikiran. Siswa diajarkan untuk menghormati keberagaman dan mempromosikan dialog antarbudaya. Pendidikan Islam mempromosikan pembentukan individu yang mandiri dan bertanggung jawab. Siswa diajarkan untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran dan dalam memenuhi kewajiban sosial mereka. Islam mengajarkan pentingnya mencapai keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, termasuk agama dan dunia. Pendidikan Islam mendorong siswa untuk menjaga keseimbangan antara ibadah, belajar, pekerjaan, dan kehidupan pribadi. Islam mengajarkan bahwa pria dan wanita memiliki hak yang sama dalam pendidikan dan kehidupan sosial. Pendidikan Islam harus memastikan kesetaraan gender dalam akses dan peluang pendidikan. Nilai-nilai Islam memiliki relevansi dalam konteks pendidikan universal karena mereka mengandung prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam berbagai budaya dan sistem pendidikan. Beberapa nilai Islam yang dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan universal termasuk: 1. Penekanan pada Ilmu: Islam mendorong pencarian ilmu dan pengetahuan sebagai tugas yang mulia. Pendidikan dalam Islam dilihat sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ini dapat merangsang minat dalam pendidikan dan penelitian di seluruh dunia. 2. Keadilan Sosial: Prinsip-prinsip keadilan sosial dalam Islam, seperti zakat (sedekah) dan keadilan dalam hukum, dapat digunakan sebagai dasar untuk mengajarkan keadilan, kesetaraan, dan perdamaian kepada siswa. Ini mempromosikan nilai-nilai yang universal dalam masyarakat. 3. Akhlak dan Etika: Islam menekankan pentingnya akhlak dan etika yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan universal dapat mengintegrasikan nilai-nilai etika ini untuk mempromosikan perilaku yang baik dan moralitas yang universal. 19 4. Toleransi dan Keanekaragaman: Islam mendorong toleransi terhadap keberagaman budaya, agama, dan pemikiran. Ini dapat menjadi dasar bagi pendidikan universal yang menghargai dan merayakan perbedaan antara individu dan kelompok. 5. Tanggung Jawab Sosial: Konsep tanggung jawab sosial dalam Islam, seperti menjaga lingkungan dan membantu yang kurang beruntung, dapat menjadi bagian dari pendidikan universal yang mengajarkan siswa untuk peduli terhadap dunia dan sesama manusia. 6. Penekanan pada Kemajuan Ilmiah dan Teknologi: Islam mendorong kemajuan ilmiah dan teknologi dengan pemikiran yang terbuka dan kritis. Ini dapat menjadi bagian dari pendidikan universal yang mempromosikan inovasi dan penelitian. 7. Pendidikan Gender: Islam memandang pendidikan sebagai hak untuk semua individu, termasuk perempuan. Oleh karena itu, pendidikan universal harus mencakup kesetaraan gender dalam akses dan peluang pendidikan. Penting untuk diingat bahwa pendidikan universal harus menghormati nilainilai dan budaya lokal sambil menciptakan ruang untuk nilai-nilai universal yang dapat diterapkan di seluruh dunia. Ini akan memungkinkan pembentukan masyarakat yang lebih inklusif dan adil, yang mencerminkan prinsip-prinsip universal seperti hak asasi manusia, kesetaraan, dan keadilan. E. Pendidikan universal dalam sudut pandang biologi/pendidikan biologi Biologi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Seperti yang telah diketahui, biologi merupakan ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup, baik manusia, binatang, serta tumbuh-tumbuhan. Manfaat Biologi membantu manusia memahami tubuhnya sendiri dan lingkungannya. Biologi merupakan ilmu yang membahas pengetahuan yang sangat luas, serta terdiri dari berbagai macam cabang dan sub disiplin. Secara umum, seluruh cabang keilmuan biologi disatukan oleh konsep dasar yang mengatur semua penelitian biologi, yaitu konsep tentang sel, gen, dan evolusi. Biologo sebagai ilmu pengetahuan harus bersifat objektif dan universal makasunya adalah : a. Bersifat Objektif 20 Objektif artinya pengetahuan itu sesuai dengan objek aslinya, sesuaian itu dapat dibuktikan dengan pancaindra dasar empiris( pengalaman) contohnya untuk mengetahui identitas sesotang yang tubuhnya telah hancur dapat dilakukan dengan cara menggunakan tes DNA yang berasal dari serpihan tubuh sesorang tersebut yang kemudian dicocokan dengan DNA orangtuanya b. Bersifat Universal Bersifat universal atau berlaku untuk umum artinya pengetahuan ilmiah itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh sesorang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Contohnya dalam biologi pada reproduksi seksual selalu dimulai dengan adanya pertemuan antara seperma dan sel telur, hal ini berlaku untuk semua jenis makhluk hidup. Jadi, kebenaran yang disampaikan oleh ilmu harus berlaku secara umum 21 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN DAN SARAN 1) Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar istilah empat pilar pendidikan yang di gagas oleh UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Empat pilar pendidikan ini merupakan sebuah pondasi untuk belajar dari berbagai segala aspek. 2) Learning to know merupakan prinsip bahwa belajar adalah untuk mengetahui atau memahami. Pilar pertama ini memeliki arti bahwa para peserta didik dianjurkan untuk mencari dan mendapatkan pengetahuan sebanyakbanyaknya, melalui pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan. 3) Soft Learning to do berkaitan dengan kemampuan hard skill dan soft skill. skill dan hard skill sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan, karena sesungguhnya pendidikan merupakan bagian terpenting dari proses penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, tangguh, dan terampil dan siap untuk mengikuti tuntutan zaman 4) Pilar ketiga ini adalah usaha yang dilakukan pendidik agar siswa dapat mencari jati dirinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki baik itu hard skill maupun soft skill 5) learning to live together ialah kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh 4 menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat. 22 DAFTAR PUSTAKA 128–39. https://doi.org/10.21831/elinvo.v1i2.10621. 128–39. https://doi.org/10.21831/elinvo.v1i2.10621. 4 Tokoh Pendidikan Dunia dan Biografinya - HaloEdukasi.com - Search (bing.com) 5 Tokoh Pendidikan Dunia yang Populer dan Menginspirasi - Tugujatim.id Search (bing.com) All Children. http://journal.naeyc.org/btj/200609/ConnPowersBTJ.pdf (Diakses pada 25 All Children. http://journal.naeyc.org/btj/200609/ConnPowersBTJ.pdf (Diakses pada 25 Bisri, Khasan. 2021. Ilmu dan Pendidikan dalam Pandangan Al-Ghazali. Bandung: Diri Sendiri menuju Perubahan Hidup. Depok: Kencana. ejournal.radenintan.ac.id.diakses tanggal 02 Oktober 2023 ejournal.radenintan.ac.id.diakses tanggal 02 Oktober 2023 Konsultan. Laksana, Sigit Dwi. “Integrasi Empat Pilar Pendidikan (UNESCO) Dan Tiga Pilar Pendidikan Islam.” Al-Idarah 6, no. 1 (2016): 43–61. Laksana, Sigit Dwi. “Integrasi Empat Pilar Pendidikan (UNESCO) Dan Tiga PilarPendidikan Islam.” Al-Idarah 6, no. 1 (2016): 43–61. MKDK400102-M1.pdf (ut.ac.id) Neolaka, Amos dan Neolaka, Grace Amialia A. 2017. Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan 23 Nugroho, Wibowo. “Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Di Smk Negeri 1 Saptosari.” ELINVO 1, no. 2 (2016): Nugroho, Wibowo. “Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Di Smk Negeri 1 Saptosari.” ELINVO 1, no. 2 (2016): Nusamedia. onn-Powers, Michael, dkk. 2006. The Universal Design of Early Education Moving Forward for onn-Powers, Michael, dkk. 2006. The Universal Design of Early Education Moving Forward for Pemikiran Aristoteles Tentang Pendidikan dan Penelitian Tentangnya (wislah.com) - Search (bing.com) Safrudin, Sri Mulyati, Rosni Lubis. Pengembangan Kepribadian Dan Keprofesionalan Bidan. Malang: Wineka Media, 2018. Safrudin, Sri Mulyati, Rosni Lubis. Pengembangan Kepribadian Dan Keprofesionalan Bidan. Malang: Wineka Media, 2018. September 2014) September 2014) Sukiyasa, Kadek. “Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif.” Jurnal Pendidikan Vokasi Jurnal 3, no. 1 (2013): 129. Sukiyasa, Kadek. “Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa Materi Sistem Kelistrikan Otomotif.” Jurnal Pendidikan Vokasi Jurnal 3, no. 1 (2013): 129. Syafril dan Zen, Zelhendri. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Depok: Kencana. 24 Teori Pendidikan Melalui Pengalaman Menurut John Dewey - Kompasiana.com Search (bing.com) Tilaar H.A.R. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional. Magelang: Tera Indonesia, 1998. Tilaar H.A.R. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional. Magelang: Tera Indonesia, 1998. Ulum, Miftahul dkk. Eksistensi Manusia Perspektif Pendidikan. Tasikmalaya: Edu Publisher Usman, Uzer. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993. Usman, Uzer. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993. Yusuf, Anwar. 2023. Filsafat Pendidikan Kontemporer. Banten: PT. Runzune Sapta 25