Uploaded by whoin97

Modul skill AKDR Blok Repro 2022

advertisement
PEMASANGAN ALAT
KONTRASEPSI DALAM
RAHIM (AKDR)
Modul 3
Skill 1. PEMASANGAN AKDR
Latar
Belakang
Pelayanan Kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan terkait dengan
pemberian obat, pemasangan atau pencabutan alat kontrasepsi dan
tindakan-tindakan lain dalam upaya mencegah kehamilan. Definisi
kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan yang
dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen. Pelayanan
Kontrasepsi dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan
dari segi agama, norma budaya, etika, serta segi kesehatan. Pelayanan
Kontrasepsi meliputi:
a. Kegiatan prapelayanan kontrasepsi;
b. Tindakan pemberian Pelayanan Kontrasepsi; dan
c. Kegiatan pascapelayanan kontrasepsi.
Kegiatan prapelayanan kontrasepsi dilakukan untuk menyiapkan klien
dalam memilih metode kontrasepsi secara memadai sampai klien dapat
memutuskan untuk memilih metode kontrasepsi yang akan digunakan,
meliputi:
a. Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi
Petugas kesehatan memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang perencanaan keluarga.
b. Pelayanan konseling
Petugas kesehatan memberikan pemahaman kepada klien mengenai
pilihan kontrasepsi berdasarkan tujuan reproduksinya.
c. Penapisan kelayakan medis
Upaya untuk melakukan kajian tentang kondisi kesehatan klien yang
akan disesuaikan dengan pilihan metode kontrasepsi yang akan
digunakan.
d. Permintaan persetujuan tindakan tenaga kesehatan
Persetujuan tindakan diminta oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi dan kewenangan. Persetujuan klien diberikan secara
tertulis atau lisan.
Persetujuan secara tertulis meliputi:
- Tindakan tubektomi atau vasektomi diperlukan dari pasangan
suami istri; dan
- Suntik, pemasangan, atau pencabutan alat kontrasepsi dalam
rahim dan implan diperlukan dari pihak yang akan menerima
tindakan.
Persetujuan secara lisan dilakukan oleh pihak yang akan menerima
tindakan pada pemberian pil atau kondom.
Tindakan pemberian pelayanan kontrasepsi diberikan sesuai dengan
metode kontrasepsi yang diputuskan dan disetujui oleh klien tanpa
paksaan, pada:
2
a.
b.
c.
d.
Masa interval;
Pasca persalinan;
Pasca keguguran; atau
Pelayanan kontrasepsi darurat
Pemilihan metode kontrasepsi dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. Usia, paritas, jumlah anak, dan kondisi kesehatan klien; dan
b. Sesuai dengan tujuan reproduksi klien:
- Menunda kehamilan pada pasangan muda, ibu yang belum berusia
20 (dua puluh) tahun, atau klien yang memiliki masalah kesehatan;
- Mengatur jarak kehamilan pada klien yang berusia antara 20 (dua
puluh) sampai 35 (tiga puluh lima) tahun; atau
- Tidak menginginkan kehamilan pada klien yang berusia lebih dari
35 (tiga puluh lima) tahun.
Metode kontrasepsi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan
Kesehatan Seksual:
a. Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
1) AKDR / IUD (Intra Uterine Devices)
Kontrasepsi alat kecil yang fleksibel yang dimasukkan kedalam
rongga uterus (rahim). AKDR terdapat dua jenis yaitu yang
mengandung Copper T (Copper T380A, Nova T) dan yang
mengandung progestin yaitu Levonorgestrel-releasing intrauterine
system (LNG-IUS)
2) Implan
Kontrasepsi dengan menggunakan batang seperti silastik yang
berisi hormon progestin dan diinsersikan dibawah kulit dengan
bantuan trokar.
3) Vasektomi
Kontrasepsi dengan cara membuntu saluran epididimis pria.
4) Tubektomi
Suatu kontrasepsi dengan cara membuntu saluran tuba kanan dan
kiri wanita.
Metode kontrasepsi jangka panjang harus dilakukan di Fasilitas
3
Pelayanan Kesehatan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi dan kewenangan.
b. Non-metode kontrasepsi jangka Panjang (non-MKJP)
1) Pil
Kontrasepsi yang di minum, ada 2 macam: mengandung 1 macam
hormon yaitu progesterone (andalan laktasi, minipil, exluton) dan 2
macam hormon yaitu progesteron dan estrogen (pil KB kombinasi
BKKBN, Microgynon, Yaz).
2) Injeksi
Kontrasepsi yang di injeksikan / disuntikkan kedalam otot, ada 2
macam: mengandung 1 macam hormon yaitu progesteron (depo
progestin, deponeo, depogeston) dan 2 macam hormon = yaitu
progesteron dan estrogen (cyclofem).
3) Kondom.
Kondom Pria: Kontrosepsi yang berupa sarung dari karet tipis
elastis yang di gunakan di penis waktu penis ereksi.
Kondom wanita: Kontrasepsi yang berupa sarung tipis elastis
terbuat dari karet yang di pakaikan di rongga vagina atau di
sarungkan di cervix (pintu Rahim)
4) Metode amenorea laktasi (MAL)
Non-metode kontrasepsi jangka panjang dapat diberikan oleh tenaga
non kesehatan dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya
mempunyai fungsi mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi,
melumpuhkan sperma, menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.
Mekanisme AKDR untuk mencegah kehamilan adalah AKDR
menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii,
mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah
sperma dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus.
Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1
tahun. Efektivitas dapat bertahan lama, hingga 12 tahun. Keuntungan
khusus bagi kesehatan adalah AKDR dapat mengurangi risiko kanker
endometrium. AKDR memiliki beberapa risiko bagi kesehatan, yaitu dapat
menyebabkan anemia bila cadangan besi ibu redah sebelum
pemasangan dan AKDR menyebabkan haid yag lebih banyak. Selain itu,
AKDR dapat menyebabkan penyakit radang panggul billa ibu sudah
4
Tujuan
Pembelajaran
Anamnesis
dan
Konseling,
Informasi,
Edukasi
terinfeksi klamidia atau gonorea sebelum pemasangan. Efek samping dari
AKDR antara lain adanya perubahan pola haid terutama dalam 3-6 bulan
pertama (haid memanjang dan banyak, haid tidak teratur, dan nyeri haid).
AKDR sangat efektif mecegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu
yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah pemasangan, tidak
mempengaruhi menyusui, dan dapat langsung dipasang setelah
persalinan atau keguguran, namun perlu prosedur pemasangan yang
harus dilakukan tenaga
Penuntun ini berisi langkah-langkah klinik secara berurutan yang
akan dilakukan oleh peserta ketika memasang AKDR Copper T 380A dan
memasang serta mencabut Implant. Digunakan terutama selama praktek
dengan menggunakn model anatomik
Peserta tidak diharapkan untuk dapat melakukan semua langkah klinik
dengan benar pada pertama kali latihan. Namun penuntun belajar ini
ditujukan untuk:
1. Membantu peserta dalam mempelajari langkah-langkah dan urutan
yang benar dari apa yang kelak harus dilakukannya (skill acquisition)
dan
2. Mengukur kemajuan belajar secara bertahap sampai peserta
memperoleh kepercayaan diri dan ketrampilan (skill competency).
1. Konseling metode kontrasepsi dan hal-hal yang dianggap perlu untuk
diperhatikan. Tindakan konseling ini disebut sebagai informed choice.
Petugas kesehatan wajib menghormati keputusan yang diambil oleh
klien. Dalam memberikan konseling, khususnya bagi klien yang baru,
hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal
dengan kata kunci SATU TUJU, yaitu:
a. SA: SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan.
Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di
tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien
untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa
yang perlu dibantu serta jelaskan tujuan dan manfaat dari
pelayanan yang akan diperolehnya.
b. T: Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk
berbicara mengenai pengalaman Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta
keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan
kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Berikan perhatian kepada
klien apa yang disampaikan sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat
dan caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien.
Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan memahami
pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat
membantunya.
c. U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa
pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa
jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang
paling dia inginkan, serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain
yang ada. Juga jelaskan alternatif kontrasepsi lain yang mungkin
diingini oleh klien. Uraikan juga mengenai risiko penularan HIVAIDS dan pilihan metode ganda.
d. TU: BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir
mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya
dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas
membantu klien mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien
terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah
5
pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut.
Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut kepada
pasangannya. Pada akhirnya yakinlah bahwa klien telah membuat
suatu keputusan yang tepat. Petugas dapat menanyakan apakah
Anda sudah memutuskan pilihan jenis kontrasepsi? Atau apa jenis
kontrasepsi terpilih yang akan digunakan?
e. J: Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya. Setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika
diperlukan, perlihatkan alat/obat kontrasepsinya. Jelaskan alat/obat
kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaiamana cara
penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan
petugas menjawab secara jelas dan terbuka. Beri penjelasan juga
tentang manfaat ganda metode kontrasepsi, misalnya kondom
yang dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS). Cek
pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan
puji klien apabila dapat menjawab dengan benar.
f. U: Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah
perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan
lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga
selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu
masalah.
2. Tanyakan tujuan reproduksi klien yang diinginkan: menunda kelahiran
anak pertama (postponing), menjarangkan anak (spacing) atau
membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan
keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan
(fecundity)
3. Melakukan penapisan klien untuk melakukan kajian tentang kondisi
kesehatan klien. Penapisan dapat dilakukan menggunakan alat bantu
berupa diagram lingkaran Kriteria Kelayakan Medis Kontrasepsi
(KLOP). Untuk penapisan klien, tenaga kesehatan dapat melakukan
anamnesis dilanjutjan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang yang
bertujuan untuk:
a. Memastikan ada atau tidak adanya kehamilan;
b. Menentukan keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
misalnya menyusui atau tidak menyusui pada penggunaan KB
pasca persalinan;
c. Menentukan masalah kesehatan yang membutuhkan pengamatan
dan pengelolaan lebih lanjut misalnya klien dengan HIV dan IMS
4. Persetujuan tindakan tenaga kesehatan
Persetujuan tindakan tenaga kesehatan merupakan persetujuan
tindakan yang menyatakan kesediaan dan kesiapan klien untuk berKB. Persetujuan tindakan medis secara tertulis diberikan untuk
pelayanan kontrasepsi seperti suntik KB, AKDR, implan, tubektomi
dan vasektomi, sedangkan untuk metode kontrasepsi pil dan kondom
dapat diberikan persetujuan tindakan medis secara lisan.
Setiap pelayanan kontrasepsi harus memperhatikan hak-hak
reproduksi individu dan pasangannya, sehingga harus diawali dengan
pemberian informasi yang lengkap, jujur dan benar tentang metode
kontrasepsi yang akan digunakan oleh klien tersebut.
Penjelasan persetujuan tindakan tenaga kesehatan sekurangkurangnya mencakup beberapa hal berikut:
a. Tata cara tindakan pelayanan;
6
b. Tujuan tindakan pelayanan yang dilakukan;
c. Alternatif tindakan lain;
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
Pemeriksaan
Fisik
Peralatan
1. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci
area genitalia dengan menggunkan sabun dan air.
2. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, keringkan dengan
kain bersih
3. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan
4. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau
kelainan lainnya di daerah supra pubik
5. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
6. Atur arah sumber cahaya untuk melihat serviks
7. Pakai sarung tangan DTT
8. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan
dalam wadah steril atau DTT
9. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
10. Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini amati adanya nyeri atau duh
(discharge) vagina
11. Lakukan pemeriksaan bimanual:
‒ Pastikan gerakan serviks bebas
‒ Tentukan besar dan posisi uterus
‒ Pastikan tidak ada kehamilan
‒ Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
12. Lakukan pemeriksaan rektovaginal (bila ada indikasi):
‒ Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
‒ Adanya tumor pada Kavum Douglasi
Meja peralatan non steril:
1. Apron
2. Masker bedah
3. Headcap
4. Apron
Meja peralatan steril:
1. Inspekulo
2. Kapas dan normal saline steril
3. Tenakulum
4. Sonde
5. AKDR
6. Handschoen steril
7. Klem / ring klem
8. Kassa steri
Bed pemeriksaan:
1. Manekin uterus untuk pemasangan AKDR
Peralatan lain:
1. Sepatu Boot
2. Baskom isi klorin
3. Baskom isi cairan DTT
4. Wastafel + handuk
5. Tempat sampah medis dan non medis
7
Setting
Ruangan
Referensi
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2021 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Direktorat Bina Kesehatan Ibu. Jakarta
3. Abdul Bari Saifudin. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka Sawrono Prawirohardjo. Jakarta
4. Abdul Bari Saifudin. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Bina Pustaka Sawrono Prawirohardjo. Jakarta
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Buku Kesehatan Ibu
dan Anak. Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan International
Cooperation Agency). Jakarta
Tutor
dr. Muljo Hadi Sungkono, SpOG, Subsp. Obginsos (K)
Dr. dr. Arsana Wiyasa, SpOG, Subsp. FER (K)
Dr. dr. Edy Mustofa, SpOG, Subsp. Obginsos (K), FISQua
dr. Pande Made Dwijayasa, SpOG, Subsp. FER (K)
Dr. dr. Nugrahanti Prasetyorini, SpOG, Subsp. KFM (K)
Dr. dr. Tatit Nurseta, SpOG, Subsp. Onk (K)
Dr. dr. Sutrisno, SpOG, Subsp. FER (K)
Dr. dr. Rahajeng, SpOG, Subsp. Urogin (K)
dr. Yahya Irwanto, SpOG, Subsp. Onk (K)
Dr. dr. Bambang Rahardjo, SpOG, Subsp. KFM (K)
Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG, Subsp. Obginsos (K), FISQua
dr. M. Nooryanto, SpOG, Subsp. KFM (K)
dr. Suheni Ninik Hariyati, SpOG, Subsp. KFM (K)
dr. Hermawan Wibisono, SpOG, Subsp. FER (K), PhD
dr. Mulyo Hadi Wibowo, SpOG
dr. Anggia Prameswari Wardhana, SpOG
dr. Rudi Priyo Utomo, SpOG
8
CHECK LIST
MKK REPRODUKSI
Skill Pemsangan AKDR
Nama
NIM
Kelompok
Tanggal
No
SKILL 3
:
:
:
:
Jenis Kegiatan
KONSELING AWAL DAN ANAMNESIS DENGAN PRINSIP SATU TUJU
1 Sapa dan Salam serta memperkenalkan diri dengan sopan
2 Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya mengenai
a. Data-data pribadi klien (nama, agama/kepercayaan, alamat,
riwayat persalinan, riwayat infeksi organ ginekologi, HPHT)
b. Riwayat KB dan Kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan,
harapan, serta Riwayat penyakit keluarga (DM, Hipertensi,
Autoimun)
c. Tujuan kontrasepsi
d. Metode kontrasepsi yang diinginkan oleh klien
3 Uraikan kepada klien mengenai Cu T 380 A dan beritahu pilihan
alternatif kontrasepsi yang mungkin
Penjelasan dapat meliputi:
a. Jenis: AKDR copper T (CuT-380A) adalah suatu rangka dari plastik
yang lentur dan berukuran kecil, berbentuk huruf T yang diselubungi
oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu) yang dipasang
didalam rahim.
b. Efektivitas: Alat ini dapat efektif segera setelah pemasangan.
Memiliki efektivitas tinggi berkisar 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan
dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
Metode jangka panjang hingga 10 tahun sehingga tidak perlu
mengingat-ingat setiap hari seperti pada metode pil.
c. Cara kerja
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2) Mencegah sperma dan ovum bertemu, AKDR membuat sperma
sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk melakukan fertilisasi.
d. Kembalinya kesuburan: Kembalinya kesuburan tinggi setelah AKDR
copper T dilepas.
e. Efek samping
1) Menstruasi irregular/tidak teratur
2) Menstruasi yang banyak dan lama
3) Kram dan nyeri perut
4) Anemia
5) Pasangan dapat merasakan benang AKDR copper T saat
senggama
6) Nyeri hebat di perut bawah (curiga penyakit radang panggul)
4 BanTU klien menentukan pilihannya. Berikan waktu untuk klien berfikir
dan mengajukan pertanyaan dan diskusikan kebutuhan, pertimbangan
dan kekhawatiran klien dengan sikap yang simpatik.
5 Jelaskan secara singkat cara pemasangan kontrasepsi pilihannya
9
0
Skor
1 2
(AKDR copper T)
Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian
kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dan
mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.
7
Melakukan penapisan klien untuk melakukan kajian tentang kondisi
kesehatan klien.
a. Menanyakan apakah pasien paska persalinan dan sedang
menyusui
b. Menjelaskan bahwa akan dilakukan pemeriksaan fisik secara umum
dan pemeriksaan dalam terutama untuk memastikan ada atau
tidaknya kehamilan dan tanda serta gejala terkait HIV dan IMS
8 Meminta persetujuan tindakan tenaga kesehatan atau informed consent
PEMERIKSAAN FISIK
9 Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci
area genitalia dengan menggunkan sabun dan air.
10 Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, keringkan dengan
kain bersih
11 Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan
12 Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau
kelainan lainnya di daerah supra pubik
13 Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
14 Atur arah sumber cahaya untuk melihat serviks
15 Pakai sarung tangan DTT
16 Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan
dalam wadah steril atau DTT
17 Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
18 Palpasi kelenjar Skene dan Bartolini amati adanya nyeri atau duh
(discharge) vagina
19 Masukkan spekulum vagina
20 Lakukan pemeriksaan inspekulo:
‒ Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
‒ Inspeksi serviks
21 Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan kembali pada
tempat semula dengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum
digunakan
22 Lakukan pemeriksaan bimanual:
‒ Pastikan gerakan serviks bebas
‒ Tentukan besar dan posisi uterus
‒ Pastikan tidak ada kehamilan
‒ Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adneksa
23 Lakukan pemeriksaan rektovaginal (bila ada indikasi):
‒ Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
‒ Adanya tumor pada Kavum Douglasi
24 Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 1,5%
kemudian buka secara terbalik dan rendam dalam klorin
TINDAKAN PRA PEMASANGAN
25 Jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang akan klien rasakan
pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan dan
persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
26 Masukkan lengan AKDR Cu T 380 A di dalam kemasan sterilnya:
27 Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
28 Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh
benda tidak steril
6
10
29
30
31
Letakkan kemasan pada tempat yang datar
Selipkan kerton pengukur di bawah lengan AKDR
Pegang kedua ujung lengan AKDR daan dorong tabung inserter sampai
ke pangkal lengan sehingga lengan akan melipat
32 Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter, tarik tabung
inserter dari bawah lipatan lengan
33 Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan
lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inserter
PROSEDUR PEMASANGAN AKDR
34 Pakai sarung tangan DTT yang baru
35 Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
36 Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali
37 Jepit serviks denmgan tentakulum secara hati-hati (takik pertama)
38 Masukkan sonde uterus dengan teknik ”tidak menyentuh : (no touch
technique) yaitu secara hati-hati memasukkan sonde ke dalam kavum
uteri dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina ataupun
bibir spekulum
39 Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde
40 Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masih berada
di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung
inserter, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
41 Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan
yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendiorongnya terdorong.
42 Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horizontal
(sejajar lengan AKDR). Sementara melakukan tarikan hati-hati pada
tenakulum, masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher
biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan
43 Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
44 Lepasakan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawal yaitu
menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengantetap
menahan pendorong
45 Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke
serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya
tahanan
46 Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR
kurang lebih 3-4 cm
47 Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat sampah
terkontaminasi
48 Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam larutan klorin 0,5
%
49 Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan
tenakulum, tekan dengan kasa selama 30-6- detik
50 Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam larurtan klorin 0,5
%
TINDAKAN PASCA PEMASANGAN
51 Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5
% selama 10 menit untuk dekontaminasi
52 Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi (kasa, sarung tangan
sekali pakai) ke tempat yang sudah disediakan
53 Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan, kedalam
larutan klorin 0,5 %, bersihkan cemaran pada sarung tangan, buka
secara terbalik dan rendam dalam klorin 0,5 %
54 Cuci tangan dengan air dan sabun
11
55
Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit
sebelum memperbolehkan klien pulang
KONSELING PASCA PEMASANGAN
56 Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan
57
58
59
60
61
62
kapan harus dilakukan
Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping
Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10 tahun
Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila
memerlukan konsultasi, pemeriksaan medik atau bila menginginkan
AKDR tersebut dicabut
Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
diberikan
Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien
TOTAL
Keterangan: 0 = tidak dikerjakan, 1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai/benar, 2 =
dikerjakan dengan benar
Nilai Total Mahasiswa
Nilai akhir= ------------------------------------ x 100 =
Nilai Total Checklist
12
Download