Uploaded by pratama.fitri.2203118

4342-Research Results-15316-1-10-20211017

advertisement
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
Journal of Basic
Education
Studies
e-ISSN : 2656-6702
Volume 4 No 1
Analisis Langkah-Langkah Model Problem Based
Learning Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
Di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Delsi Novelni1, Elfia Sukma²
1,2
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Padang
ARTICLE INFO
Keywords:
Steps,
Problem
Based
Learning,
Integrated
Thematic
ABSTRACT
This research is motivated by the teacher's problems when
implementing the Problem Based Learning model. Where the
teacher has not implemented the Problem Based model properly and
maximally, class conditions are not conducive, time is ineffective,
afraid to express opinions, and students do not focus in the learning
Kata Kunci:
process. This study aims to re-analyze the use of the steps of the
Langkah-langkah, Problem Problem Based Learning model in integrated thematic learning in
Based Learning, Tematik elementary schools. This type of research is Literature Review or
Terpadu
literature review. A literature review study is a method used to
collect data or related sources on a particular topic that can be
obtained from various sources such as journals, books, the internet,
and other libraries. Data collection was carried out using non-test,
namely by searching electronic journals through Google Cendikia
(Google Scholar). In practice, the researcher analyzes the data
starting from the activities of selecting, comparing, combining and
sorting various meanings until it is found that the data are relevant
to the formulation of the problem in the study.The results of the study
indicate that the problem of applying the Problem Based Learning
model in elementary schools can be overcome by better
understanding and maximizing the steps used in the use of the
Problem Based Learning model. This model is very effectively used
in the 2013 curriculum because it is in accordance with the demands
of the curriculum, which is to make students the center of learning
(student centered). Besides that, it can also improve critical thinking
skills, students become more active in learning, improve the
integrated thematic learning process and will have an impact on
increasing student learning outcomes.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan guru pada saat
penerapan model Problem Based Learning. Dimana guru belum
melakukan penerapan model Problem Based dengan baik dan
maksimal,kondisi kelas kurang kondusif, Ketidak efektifan waktu,
Takut dalam menyampaikan pendapat, dan peserta didik tidak
fokus dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kembali penggunaan langkah-langkah model
3869
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
Problem Based Learning dalam pembelajaran tematik terpadu di
Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini adalah Literature Review atau
tinjauan pustaka. Studi literature review adalah cara yang dipakai
untuk megumpulkan data atau sumber yang berhubungan pada
sebuah topik tertentu yang bisa didapat dari berbagai sumber
seperti jurnal, buku, internet, dan pustaka lain. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan non tes yaitu dengan menelusuri
jurnal elektronik melalui Google Cendikia (Google scholar).
Dalam pelaksanaannya peneliti menganalisis data yang dimulai
dari kegiatan memilih, membandingkan, menggabungkan dan
memilah berbagai pengertian hingga ditemukan yang data relevan
dengan rumusan masalah pada penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa permasalahan penerapan pada model
Problem Based Learning di sekolah dasar dapat diatasi dengan
lebih memahami dan memaksimalkan lagi langkah-langkah yang
digunakan dalam penggunaan model Problem Based Learning.
Model ini sangat efektif digunakan pada kurikulum 2013 karena
sesuai dengan tuntutan kurikulum, yakni menjadikan peserta didik
sebagai pusat pembelajaran (student centered). Selain itu juga
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, peserta didik
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, meningkatkan proses
pembelajaran tematik terpadu dan akan berdampak pada
meningkatnya hasil belajar peserta didik.
Corresponding author :
delsinovelni0507@gmail.com
PENDAHULUAN
Pembelajaran
JBES 2021
dijelaskan bahwa pembelajaran tematik
tematik
terpadu
merupakan pembelajaran yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran
sehingga
dapat
memberikan
pengalaman yang kreatif dan bermakna
kepada
peserta
didik
(Iasha,
2018).
Sedangkan Majid (2014) berpendapat bahwa
Pembelajaran tematik ialah pembelajaran
yang
mengaitkan
beberapa
mata
pembelajaran agar terciptanya pembelajaran
yang bermakna dan didalamnya terdapat
tema.
terpadu
merupakan
pembelajaran
yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema. Pembelajaran dengan pendekatan
tematik terpadu ini dilakukan di semua kelas
di tingkat SD/MIN (kelas I s.d VI), kecuali
untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti yang tidak menggunakan
pembelajaran tematik terpadu.
Pembelajaran
tematik
terpadu
bertujuan untuk memberikan pengalaman
langsung pada peserta didik (student center),
Dalam Permendikbud Nomor 57
Tahun
Sekolah
2014
tentang
Kurikulum
Dasar/Madrasah
2013
Ibtidaiyah
memberikan pemahaman terhadap materi
pelajaran lebih mendalam, bermakna dan
berkesan
kepada
peserta
didik.
3870
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain
tidak dijelaskan sesuai dengan definisi
dengan pengalaman pribadi peserta didik,
tematik menurut teorinya (Fadhilaturrahmi,
dan memberikan aktivitas belajar yang
2017).
menyenangkan serta media yang bervariasi.
Selanjutnya adapun kendala yang
Sehingga pelajaran yang diberikan terhadap
berasal dari kompetensi guru terutama dalam
peserta didik dapat
hal
memberikan hasil
tematik
memadukan
muatan
dan
belajar yang baik dan sesuai dengan yang
mengajarkannya dalam tema masih dirasa
diharapkan.
sulit bagi sebagian guru. Pembelajaran
Salah satu aspek yang mempengaruhi
keberhasilan
adalah
yang menghubungkan berbagai gagasan,
mengelola
konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik
pembelajaran dan menentukan model yang
antar mata pelajaran maupun dalam satu
digunakan.
mata
kemampuan
pembelajaran
terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran
guru
Model
dalam
pembelajaran
yang
pelajaran.
Pembelajaran
tematik
digunakan oleh guru untuk melaksanakan
memberi penekanan pada pemilihan suatu
pembelajaran di kelas bertujuan agar seluruh
tema yang spesifik yang sesuai dengan
potensi peserta didik dapat dikembangkan
materi pelajaran, untuk mengajar satu atau
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
beberapa konsep yang memadukan berbagai
ingin dicapai. Guru harus mampu memilih
informasi.
model pembelajaran yang sesuai terkait
sejumlah guru masih mengalami kesulitan
dengan tujuan yang ingin dicapai dan materi
mengordinasikan beberapa mapel tersebut
yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran
dalam satu tema. Dengan adanya kendala
peserta didik lebih aktif, guru hanya dapat
tersebut maka pemahaman guru tentang
menjadi fasilitator.
pembelajaran
Pemahaman
guru
tentang
pembelajaran tematik didapatkan dari hasil
Persoalannya, dalam praktik
tematik
terpadu
belum
maksimal (Rusmawan, 2013).
Berdasarkan Permendikbud nomor
wawancara terhadap sembilan orang guru di
22 Tahun 2016 tentang
SD yang diteliti. Di SD 016 Bangkinang
model pembelajaran yang diutamakan dalam
Kota dan SD 003 Bangkinang Kota yang
implementasi Kurikulum 2013 adalah model
rata-rata guru pada dua Sekolah tersebut
pembelajaran
sudah memiliki pengalaman mengajar di atas
Learning), model pembelajaran Discovery
25 Tahun didapatkan informasi secara umum
(Discovery Learning), model pembelajaran
bahwa hampir seluruhnya dapat menjelaskan
berbasis projek (Project Based Learning),
Inkuiri
Standar Proses,
(Inquiry
Based
mengenai pembelajaran tematik walaupun
3871
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
dan
model
pembelajaran
berbasis
permasalahan (Problem Based Learning).
Dalam beberapa model pembelajaran
Selanjutnya masalah dari model
Problem Based Learning yaitu (a) kondisi
kelas
kurang
kondusif.
Dalam
yang di paparkan di atas Peneliti tertarik pada
pelaksanaannya ditemukannya peserta didik
model pembelajaran berbasis permasalahan
yang kurang serius dalam pembelajaran. Saat
(Problem Based Learning). Hal tersebut
peserta didik dibagi ke dalam kelompok yang
dikarenakan model Problem Based Learning
mana semua peserta didik seharusnya
ini merupakan suatu model pembelajaran
mendengarkan arahan dari guru untuk
yang
pembagian
melibatkan
peserta
didik
dalam
kelompoknya
tetapi
dalam
kegiatan pembelajaran serta mengutamakan
pelaksanaannya ditemukan seperti peserta
permasalahan nyata baik di lingkungan
didik yang berbicara dengan temannya.
sekolah, rumah, atau masyarakat sebagai
Dengan begitu terjadinya kondisi kelas yang
dasar untuk memperoleh pengetahuan dan
kurang kondusif, dikarenakan sibuknya
konsep melalui kemampuan berpikir kritis
peserta didik dengan dirinya sendiri, hal ini
dan memecahkan masalah (Anugraheni,
akan
2018).
pembelajaran dan juga membutuhkan waktu
Ada pun masalah dalam penerapan
model
pembelajaran
mulainya
proses
yang lama. Maka dari itu masalah yang
Based
muncul juga terhadap segi waktu (b) Ketidak
Learning. Masalah-masalah tersebut antara
efektifan waktu. Pada tahap ini sering
lain
memberi
terjadinya ketidaksesuaian waktu yang telah
penjelasan kepada peserta didik tentang cara
ditetapkan dengan penerapannya. hal ini
membuat laporan mengenai masalah yang
dikarenakan peserta didik yang diberikan
peserta didik temukan dikarenan tidak semua
tugas secara berkelompok tetapi
peserta didik mendengar penjelasan guru
mengulur waktu dalam menyelesaikannya.
dengan baik, saat guru menanyakan kembali
Dikarenakan berbeda-bedanya kemampuan
tugas apa harus dilakukan peserta didik,
peserta didik dengan demikian adanya
banyak peserta didik yang terdiam dan
peserta didik yang hanya menunggu jawaban
kurang paham apa yang dijelaskan guru.
temannya saja. Sedangkan pada tahap ini
Masalah lainnya adalah guru bermasalah
diharapkan semua anggota kelompok harus
untuk mengarahkan peserta didik dalam
mengetahui
menyelesaikan
diberikan waktu dengan baik dan benar. (c)
guru
bermasalah
tugas
Problem
memperlambat
dalam
berdasarkan
jawaban
permasalahan yang ditemukan (Friani et al.
Takut
dalam
2017).
(Nadila & Sukma, 2020).
dari
tugas
menyampaikan
suka
yang
pendapat
3872
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
Ditemukannya beberapa peserta didik
yang
takut
untuk
menyampaikan
masih sama-sama beradaptasi dengan model
Problem Based Learning (PBL). Selain itu
pendapatnya di depan kelas, walaupun sudah
faktor
lain
yang
mendukung
adalah
diciptakan pembelajaran dengan
model
kurangnya manajemen waktu yang tepat
berkelompok dan namanya pun dipilih secara
sesuai scenario pembelajaran yang dilakukan
acak tetapi ada juga anggota kelompok yang
oleh guru (Assegaff & Sontani, 2016).
namanya terpilih tidak mau maju ke depan
Hasil analisis dari beberapa jurnal,
kelas dikarenakan kepercayaan diri masing-
Peneliti memperoleh informasi bahwa guru
masing peserta didik berbeda-beda dan rasa
belum menguasai dengan baik, khususnya
takut pada diri peserta didik.(d) Peserta didik
dalam menerapkan model pembelajaran
yang
pelaksanaan
Problem Based Learning. Masalah yang
pembelajaran terdapat peserta didik yang
dihadapi guru dalam menerapkan model
tidak fokus dalam pembelajaran (Nadila &
tersebut adalah (1) Guru bermasalah dalam
Sukma, 2020).
memberi penjelasan kepada peserta didik. (2)
tidak
focus.
Dalam
Kemudian masalah dalam penerapan
Guru kesulitan untuk mengarahkan peserta
model Problem Based Learning selain dari
didik
masalah-masalah yang terpapar di atas, juga
berdasarkan
terdapat pada pertemuan pertama proses
ditemukan.(3)
pembelajaran,
didik
kondusif.(4) Ketidak efektifan waktu. (5)
mengalami masalah pada beberapa tahapan.
Peserta didik takut dalam menyampaikan
Seperti kendala ketika guru membimbing
pendapat. (6) Peserta didik tidak fokus dalam
peserta didik untuk
proses
proses pembelajaran (7) masalah ketika guru
penyelesaian masalah dan hasilnya. Tahapan
membimbing peserta didik untuk merefleksi
tersebut terlewatkan oleh guru dikarenakan
proses penyelesaian masalah dan hasilnya.
guru
dan
peserta
merefleksi
dalam
menyelesaikan
permasalahan
Kondisi
kelas
tugas
yang
kurang
pengaturan waktu yang kurang terorganisir
Berdasarkan identifikasi masalah di
sehingga beberapa tahapan terlewatkan.
atas, penerapan model pembelajaran yang
Masalah selanjutnya adalah pada kegiatan
kurang maksimal menjadikan peserta didik di
penutup,
dalam kelas terlihat bosan, karena kurangnya
guru
seharusnya
memberikan
umpan balik terhadap hasil pembelajaran
minat
juga
memahami apa yang di ajarkan oleh guru,
menginformasikan
selanjutnya,
Faktor
pembelajaran
penyebab
belajar
peserta
didik
kurang
sebagian
peserta didik tidak mampu menentukan
tahapan tidak terlaksana sesuai RPP terjadi
masalah dan merumuskan permasalahan
karena, baik guru maupun peserta didik
yang terjadi. Model pembelajaran yang
3873
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
digunakan
oleh
guru
mengajar
sebagai sebuah konteks untuk para peserta
seharusnya dilakukan dengan cermat, karena
didik dapat berlatih tentang bagaimana cara
model pembelajaran merupakan suatu pola
berfikir cerdas dan kritis serta dapat
atau rancangan yang digunakan sebagai
memahami
pedoman
kegiatan
menganalisis bagaimana cara menyelesaikan
pembelajaran di kelas. Tidak hanya itu,
permasalahan tersebut dengan tepat (Zuriati
dengan ketidak maksimalnya guru dalam
& Astimar, 2020).
dalam
memahami
dalam
melakukan
model
tersebut
sebuah
permasalahan
dan
menjadikan
Problem Based Learning merupakan
suasana kelas tidak kondusif, peserta didik
model pembelajaran yang menggunakan
menjadi tidak fokus dalam mendengarkan
masalah nyata yang tidak terstruktur dan
penjelasan dari guru. Guru harus memahami
bersifat
model
Based
Selain itu model Problem Based Learning
Learning secara maksimal, agar peserta didik
pembelajaran yang menggunakan masalah
aktif serta mampu melatih kreatifitas dan
nyata dengan konteks yang terbuka serta
percaya diri peserta didik. Dan merasa
pembelajaran yang inovatif dapat mengajak
tertantang untuk menyelesaikan masalah,
peserta didik untuk belajar aktif dalam
tidak hanya terkait dengan pembelajaran
memecahkan masalah (Vera & Wardani,
dalam kelas, tetapi juga menghadapi masalah
2018).
pembelajaran
Problem
yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
terbuka
Adapun
(Fathurrohman,
kelebihan
dari
2015).
model
karena itu, Peneliti akan menganalisis
Problem based Learning ini adalah dengan
langlah-langkah
PBL
Learning
model
dalam
Problem
pembelajaran
Based
tematik
akan
terjadi
pembelajaran
yang
bermakna. Peserta didik belajar memecahkan
terpadu di sekolah dasar menurut pandangan
suatu
para ahli.
pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
Selanjutnya, salah satu model
pembelajaran
yang
dipandang
masalah
akan
menerapkan
dapat
mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
membantu dan memfasilitasi peserta didik
Selanjutnya peserta didik mengintegrasi
agar mampu menyelesaikan masalah baik di
pengetahuan
dalam kelas maupun di kehidupan sehari-hari
simultan dan mengaplikasikannya dalam
adalah model
Problem Based Learning,
konteks yang relevan. Kemudian Problem
karena model Problem Based Learning ini
Based Learning ini dapat meningkatkan
merupakan model yang berbasis pada
kemampuan berfikir kritis, menumbuhkan
pemecahan masalah dengan memberikan
inisiatif peserta didik untuk bekerja, peserta
permasalahan yang ada di kehidupan nyata
didik lebih memahami konsep yang diajarkan
dan
keterampilan
secara
3874
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
sebab mereka sendiri yang menemukan
konsep tersebut. Selanjutnya melibatkan
METODE PENELITIAN
secara aktif memecahkan masalah dan
Pendekatan dan Jenis Penelitian
menuntut keterampilan berpikir peserta didik
Jenis penelitian ini adalah penelitan
yang lebih tinggi. Peserta didik dapat
kepustakaan
(library
merasakan manfaat pembelajaran sebab
serangkaian
penelitian
masalah-masalah yang diselesaikan langsung
dengan metode pengumpulan data pustaka,
dikaitkan
atau penelitian yang obyek penelitiannya
dengan
kehidupan
nyata.
Menjadikan peserta didik lebih mandiri
digali
melalui
(Faisal, 2014).
kepustakaan
research),
yang
beragam
(buku,
yaitu
berkenaan
informasi
ensiklopedi,
jurnal
Adapun kegunaan dari penelitian ini
ilmiah, koran, majalah, dan dokumen).
adalah untuk menganalisis masalah langkah-
Menurut Hariyanti & Wirapraja (2018)
langkah Probem Based Learning dari jurnal
Literature
atau artikel terdahulu, dengan adanya analisis
pengumpulan data Peneliti mengumpulkan
tersebut pembaca dapat melihat apa-apa saja
data dan informasi yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang sering terjadi pada
langkah-langkah Problem Based Learning
saat menerapkan langkah-langkah Problem
melalui
Based Learning di sekolah dasar dan Peneliti
bersumber
juga menganalisis langkah-langkah Problem
nasional maupun internasional, buku-buku
Based
penunjang, surat kabar, dan majalah.
Learning
agar
pembaca
dapat
menerapkan Problem Based Learning secara
baik dan maksimal.
review
dalam
data-data
dari
Literature
melakukan
pendukung
jurnal
penelitian
review
seperti
yang
baik
yang
dijelaskan Cooper (dalam Hariyanti &
Berdasarkan permasalahan tersebut
Wirapraja, 2018) memiliki beberapa tujuan
maka Peneliti tertarik untuk melakukan
yaitu menginformasikan kepada pembaca
analisis dan mengkaji lebih dalam mengenai
hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat
penerapan model Problem Based Learning
dengan penelitian yang dilakukan saat itu,
dalam pembelajaran tematik terpadu di
menghubungkan penelitian dengan literatur-
sekolah dasar dengan melakukan penelitian
literatur yang ada, dan mengisi celah dalam
studi literature dengan judul : “Analisis
penelitian-penelitian sebelumnya, literature
Langlah-Langkah Model Problem Based
review berisi
Learning Dalam Pembelajaran Tematik
pemikiran Peneliti tentang beberapa sumber
Terpadu
pustaka (artikel, buku, slide, informasi dari
Di
Sekolah
Pandangan Para Ahli”.
Dasar
Menurut
ulasan,
rangkuman, dan
internet, data gambar dan grafik dan lain3875
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
lain) tentang topik yang dibahas. Studi
melakukan pencarian hasil-hasil penelitian
literatur
untuk
dari berbagai sumber tertulis, baik berupa
langkah-langkah
buku-buku, arsip, majalah, artikel dan jurnal
ini
mengetahui
mempunyai
tujuan
bagaimana
model Problem Based Learning
dalam
atau
dokumen-dokumen
yang
relevan
pembelajaran tematik terpadu di sekolah
dengan permasalahan yang dikaji. Sehingga
dasar menurut pandangan para ahli.
informasi
Penelitian kepustakaan atau kajian
literatur
(literature
research)
merupakan
mengkaji
atau
review,
literature
penelitian
meninjau
secara
yang
didapat
dari
studi
kepustakaan ini dijadikan rujukan untuk
memperkuat argumentasi-argumentasi yang
yang
ada. dengan mengadakan studi penelaahan
kritis
terhadap
buku-buku,
literatur-literatur,
pengetahuan, gagasan, atau temuan yang
catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada
terdapat di dalam tubuh literatur berorientasi
hubungannya
dengan
masalah
akademik (academic-oriented literature),
dipecahkan.
Selanjutnya
Nazir
serta merumuskan kontribusi teoritis dan
menambahkan bahwa studi kepustakaan
metodologisnya untuk topik tertentu. Fokus
merupakan langkah yang penting, di mana
penelitian kepustakaan adalah menemukan
setelah seorang peneliti menetapkan topik
berbagai teori, hukum, dalil, prinsip, atau
penelitian,
gagasan yang digunakan untuk menganalisis
melakukan kajian yang berkaitan dengan
dan memecahkan pertanyaan penelitian yang
teori topic penelitian. Dalam pencarian teori,
dirumuskan. Adapun pendapat Ramadhani &
Peneliti akan mengumpulkan informasi
Krisnani (2019) Studi literatur yaitu data
sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang
sekunder yang dilakukan dengan diawali
berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan
mencari kajian kepustakaan dari berbagai
dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah,
literatur seperti buku, jurnal ilmiah dan
hasil-hasil penelitian dan sumber-sumber
artikel. Adapun sifat dari penelitian ini
lainnya yang sesuai. Bila telah memperoleh
adalah analisis deskriptif, yakni penguraian
kepustakaan yang relevan, maka segera
secara teratur data yang telah diperoleh,
disusun secara teratur untuk dipergunakan
kemudian
dan
dalam penelitian. Oleh karena itu studi
penjelasan agar dapat dipahami dengan baik
kepustakaan meliputi proses umum sperti
oleh pembaca.
mengidentifikasi teori secara sistematis,
diberikan
Febrita
mengemukakan
&
bahwa
pemahaman
langkah
selanjutnya
yang
(2005)
adalah
Harni,
(2020)
penemuan pustaka dan analisis dokumen
Studi
literature
yang memuat informasi yang berkaitan
adalah teknik pengumpulan data dengan
dengan topik penelitian.
3876
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
sumber utama sejarah; (2) Objectivity
Sumber Data
Data
(Objektifitas), yakni apakah ide perspektif
yang
dalam
dari Peneliti memiliki banyak kegunaan atau
penelitian ini adalah data sekunder. Menurut
justru merugikan; (3) Persuasiveness (derajat
Wulandari & Taufik, (2020) Data sekunder
keyakinan), yakni apakah Peneliti termasuk
merupakan data yang diperoleh bukan dari
dalam golongan orang yang dapat diyakini;
pengamatan langsung. Akan tetapi data
dan (4) Value (nilai kontributif), yakni
tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang
apakah argumen Peneliti meyakinkan, serta
telah
memiliki kontribusi terhadap penelitian lain
dilakukan
digunakan
oleh
peneliti-peneliti
terdahulu. Sejalan dengan pendapat Febrita
yang signifikan.
& Harni, (2020) Data sekunder merupakan
data
yang
diperoleh
guna
jurnal yang terdapat dalam Google Cendikia
mendukung data primer. Namun demikian,
atau Google Scholar. Jurnal tersebut Peneliti
berhubung penelitian ini merupakan studi
pilih berdasarkan beberapa pertimbangan.
pustaka,
yang
Pertama, relevansi jurnal dengan rumusan
didapatkan merupakan jenis data yang
masalah pada penelitian ini. Kedua, jurnal
diutamakan dalam menghasilkan sebuah
tersebut berkelas internasional, sehingga
penelitian baru
tingkat
maka
data
Peneliti
Sumber utama penelitian ini adalah
sekunder
terkait
langkah-langkah
model Problem Based Learning. Data
keabsahannya
dapat
dipertanggungjawabkan.
sekunder yang digunakan di dalam penelitian
ini merupakan buku, jurnal penelitian, dan
Metode Pengumpulan Data
publikasi ilmiah lainnya yang berkaitan erat
dengan variabel di dalam penelitian.
Sumber
metode dokumentasi. Metode dokumentasi
dimaksud berupa buku dan laporan ilmiah
merupakan catatan perisitiwa yang sudah
primer atau asli yang terdapat di dalam
berlalu.
Dokumen
artikel atau jurnal (tercetak dan/atau non-
tulisan,
gambar,
cetak) berkenaan dengan model Problem
monumental dari seseorang. Jadi metode
Based
dokumentasi
Learning
Terpadu.
sekunder
digunakan dalam penelitian ini adalah
yang
Tematik
data
Metode pengumpulan data yang
dalam
pembelajaran
Pemilihan
sumber
biasanya
atau
merupakan
mengumpulkan data
melalui
berbentuk
karya-karya
teknik
dokumen-
didasarkan pada empat aspek yakni: (1)
dokumen yang terkait dengan penelitian dan
Provenance (bukti), yakni aspek kredensial
dilakukan dengan mencatat apa yang tersirat
Peneliti dan dukungan bukti, misalnya
3877
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
dan yang tersurat (Candrawati, Uzima,
penelitian. Di sini ditetapkan berapa media,
Asrori, 2016).
analisis perbandingan atau korelasi, objeknya
Nazir (2005) menjelaskan bahwa
banyak atau sedikit dan sebagainya; (2)
metode dokumentasi merupakan metode
Pencarian data pokok atau data primer, yaitu
pengumpulan data dengan mencari atau
teks itu sendiri. Sebagai analisis isi maka teks
menggali data dari literatur yang terkait
merupakan objek yang pokok bahkan
dengan apa yang dimaksudkan dalam
terpokok. Pencarian dapat dilakukan dengan
rumusan masalah. Data-data yang telah
menggunakan lembar formulir pengamatan
didapatkan
literatur
tertentu yang sengaja dibuat untuk keperluan
kesatuan
pencarian data tersebut; (3) Pencarian
dokumen yang digunakan untuk menjawab
pengetahuan kontekstual agar penelitian
permasalahan yang telah dirumuskan.
yang dilakukan tidak berada di ruang hampa,
dari
dikumpulkan
berbagai
sebagai
suatu
tetapi terlihat kait-mengait dengan faktorMetode Analisis Data
Analisis
faktor lain.
data
merupakan
upaya
Teknik Analisis Data
mencari dan menata secara sistematis data
yang telah terkumpul untuk meningkatkan
Analisis data kualitatif dilakukan
pemahaman penelitian tentang kasus yang
apabila data empiris yang diperoleh adalah
diteliti dan mengkajinya sebagai temuan bagi
data kualitatif berupa kumpulan berwujud
orang lain. Analisis data yang digunakan
kata-kata dan bukan rangkaian angka serta
dalam
tidak
penelitian
ini
adalah
analisis
dapat
disusun
dalam
kategori-
literature/analisis isi/content analisa. Analisis
kategori/struktur klasifikasi. Data bisa saja
dokumen/analisis isi merupakan kajian yang
dikumpulkan dalam aneka macam cara
menitikberatkan
atau
(observasi, wawancara, intisari dokumen,
berdasarkan
pita rekaman) dan biasanya diproses terlebih
konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang
dahulu sebelum siap digunakan (melalui
terpublikasikan, buku teks, surat kabar,
pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau
majalah, surat-surat, film, catatan harian,
alih-tulis), tetapi analisis kualitatif tetap
literature, artikel, dan sejenisnya.
menggunakan
interpretasi
pada
bahan
analisis
tertulis
kata-kata
yang
biasanya
disusun ke dalam teks yang diperluas, dan
Terdapat
tiga
langkah
strategis
penelitian analisis isi. Ketiga hal tersebut
adalah: (1) Penetapan desain atau model
3878
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
tidak menggunakan perhitungan matematis
pengabstraksian, dan transformasi data
atau statistika sebagai alat bantu analisis.
kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis lapangan. Kegiatan reduksi data
Menurut Miles dan Huberman (dalam
Fadhilaturrahmi, 2017), kegiatan analisis
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
secara
bersamaan,
penyajian
yaitu
data,
reduksi
dan
kesimpulan/verifikasi.
data,
penarikan
Terjadi
secara
bersamaan berarti reduksi data,penyajian
data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi
sebagai sesuatu yang saling jalin menjalin
merupakan proses siklus dan interaksi pada
saat
sebelum,
selama,
dan
sesudah
pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang
membangun wawasan umum yang disebut
“analisis”
analisis
data
dalam
Redukasi data yaitu bentuk analisis
menajamkan,
menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak
dan
mengorganisasi
data
sedemikian rupa sehingga kesimpulan
akhir dapat diambil. Menurut Yunita
Anindya et al. (2019) Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal
memfokuskan
pada
hal-hal
penting, dicari tema dan polanya.
Reduksi data ini dapat diartikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian
pada
yang
berlangsung
pengumpulan
berorientasi
atau
data.
selama
Selama
pengumpulan data berlangsung, terjadi
tahapan
reduksi,
yaitu
membuat
ringkasan, mengkode, menelusuri tema,
membuat gugus-gugus, membuat partisi,
dan menulis memo.
Reduksi data atau proses tranformasi
ini berlanjut terus sesudah penelitian di
lapangan, sampai laporan akhir lengkap
tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif
disederhanakan
dan
ditransformasikan dalam aneka macam
ringkasan
1) Reduksi Data
pokok
kualitatif
proyek
cara; melalui seleksi ketat, melalui
penelitian kualitatif terdiri atas :
perlu
selama
dapat
Teknik
yang
berlangsung terus-menerus, terutama
penyederhanaan,
atau
uraian
singkat,
menggolongkan dalam suatu pola yang
lebih luas dan sebagainya.
2) Penyajian Data
Penyajian data yaitu kegiatan ketika
sekumpulan informasi disusun, sehingga
memberi kemungkinan akan adanya
penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian
data kualitatif berupa teks naratif
(berbentuk catatan lapangan), matriks,
grafik, jaringan dan bagan.
Penyajian data diarahkan agar data
hasil reduksi terorganisasikan, tersusun
dalam pola hubungan sehingga makin
3879
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
mudah dipahami. Penyajian data dapat
awal yang dikemukakan masih bersifat
dilakukan dalam bentuk uraian naratif,
sementara,
bagan, hubungan antar kategori serta
perubahan apabila tidak ditemukan
diagram alur. Penyajian data dalam
bukti-bukti yang kuat yang mendukung
bentuk tersebut mempermudah Peneliti
pada
dalam memahami apa yang terjadi. Pada
berikutnya.
dan
tahap
akan
mengalami
pengumpulan
data
langkah ini, Peneliti berusaha menyusun
Tetapi apabila kesimpulan yang
data yang relevan sehingga informasi
dikemukakan pada tahap awal didukung
yang didapat disimpulkan dan memiliki
oleh
makna tertentu untuk menjawab masalah
konsisten saat Peneliti kembali ke
penelitian.
lapangan mengumpulkan data, maka
Penyajian data yang baik merupakan
satu langkah penting menuju tercapainya
bukti-bukti
kesimpulan
yang
yang
valid
dan
dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.
analisis kualitatif yang valid dan handal.
Dengan demikian kesimpulan dalam
Dalam melakukan penyajian data tidak
penelitian kualitatif mungkin dapat
semata-mata mendeskripsikan secara
menjawab
naratif, akan tetapi disertai proses
dirumuskan sejak awal. Kesimpulan
analisis yang terus menerus sampai
dalam penelitian kualitatif merupakan
proses penarikan kesimpulan. Langkah
temuan baru yang sebelumnya belum
berikutnya dalam proses analisis data
pernah ada. Temuan dapat berupa
kualitatif adalah menarik kesimpulan
deskripsi atau gambaran suatu objek
berdasarkan temuan dan melakukan
yang sebelumnya masih remang-remang
verifikasi data.
atau bahkan gelap, sehingga setelah
3) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan
salah satu dari teknik analisis kualitatif.
Penarikan
kesimpulan
adalah
rumusan
masalah
yang
diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini
dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, maupun hipotesis atau teori.
hasil
analisis yang dapat digunakan untuk
mengambil tindakan.
Langkah ketiga dalam analisis data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
dari
hasil
pencarian
pada penelitian kualitatif menurut Miles
literatur dengan menggunakan kata kunci
dan
langkah-langkah,
Huberman
adalah
penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
model
Problem
Based
Learning, tematik terpadu, melalui Google
3880
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
Schoolar
(Google
Cendekia),
peneliti
secara
terampil
sehingga
dapat
menemukan banyak jurnal yang berkaitan
menggunakannya
dengan penerapan model Problem Based
permasalahan di kehidupan sehari-harinya,
Learning dalam pembelajaran di
sekolah
dan dapat merangsang peserta didik dalam
dasar. peneliti memilih 25 jurnal yang sesuai
mengembangkan kemampuan berpikir secara
untuk dijadikan data penelitian. Data yang
kreatif dan menyeluruh, serta model Problem
diperoleh kemudian diolah dengan cara
Based Learning ini dapat meningkatkan hasil
merangkum hasil penelitian.
belajar peserta didik.
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan
kelas terdiri atas 4 tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan,
pengamatan,
dan
refleksi.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti
harus mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
langkah-langkah
model
Problem
Based
dirumuskan, peneliti menjabarkan mengenai
masalah dalam penerapan langkah-langkah
model
Problem Based Learning
Kemudian Penelitian tindakan kelas
serta
langkah-langkah model Problem Based
Learning
menurut
para
ahli
yang
dikelompokkan menjadi persamaan dan
perbedaan pendapat dari para ahli.
1. Masalah
Langkah
Learning.
menghadapi
Berdasarkan masalah yang telah
Jenis penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terdahulu menggunakan Penelitian
saat
ia
Penerapan
Model
Langkah-
Problem
Based
Learning Pada pembelajaran.
Pada beberapa
ini dilakukan dalam maksimal III siklus
jurnal-jurnal temuan
dengan minimal 1 kali pertemuan di tiap
hasil analisis peneliti terdapat masalah atau
siklusnya menunjukkan hasil bahwa peneliti
kendala dilihat dari aspek guru maupun
terdahulu sudah menerapkan model Problem
peserta didik dalam penerapan langkah-
Based Learning dengan langkah-langkah
langkah model Problem Based Learning
menurut para ahli. Namun, di lapangan
baik
ditemukan masalah yang cukup beragam
keseluruhan
terhadap beberapa maupun keseluruhan
hasil sebagai berikut.
pada
langkah
tertentu
langkah-langkah
maupun
diperoleh
langkah-langkah model Problem Based
Learning.
Model Problem Based Learning
dapat
melatih
menghadapi
dan
peserta
didik
memecahkan
untuk
masalah
3881
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
a. Persamaan masalah dalam penerapan
langkah-langkah
model
Problem
Based Learning
untuk mengarahkan peserta didik dalam
menyelesaikan
tugas
berdasarkan
permasalahan yang ditemukan (IFF-17),
1) Orientasi peserta didik terhadap
masalah
Selain itu, kurangnya alokasi waktu saat
guru
mengorientasikan
peserta
didik
Berdasarkan pada hasil pengamatan
terhadap masalah pembelajaran, padahal
terhadap jurnal penelitian pada aspek guru
pada tahap ini peserta didik begitu antusias
ditemukan
untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan
bahwa
guru
belum
menyampaikan tujuan pembelajaran (PDS-
menyampaikan
20), (YNM-20) dan (NRN-17) guru tidak
peserta didik terlihat ingin mengungkapkan
melakukan
pendapatnya, namun guru telah melanjutkan
apersepsi
untuk
menggali
pendapatnya.
pengetahuan awal peserta didik (ASH-17),
pembelajaran
guru belum memberikan motivasi kepada
sehingga peserta didik kurang memahami
peserta
pembelajaran
didik
untuk
terlibat
dalam
pada
tahap
Beberapa
(ASH-17),
guru
belum
permasalahan yang diberikan sehingga
menyampaikan
peserta didik kurang memilki motivasi
informasi yang diperlukan peserta didik
dalam
dalam
pemecahan
masalah
(AM-16),
dan
berikutnya
pemahaman
menambahkan
masalah
yang
begitupun dengan (NRN-17) guru belum
dilemparkan (YNM-20) dan (ATS-15), guru
memberikan motivasi terhadap peserta
tidak mengarahkan peserta didik untuk
didik.
memahami masalah dan guru belum pernah
Dilihat
dari
aspek
peserta
didik
mengembangkan
ditemukan peserta didik belum semangat
peserta
dan konsentrasi dalam pembelajaran (AM-
berorientasi masalah (AM-19).
16), peserta didik belum mendapatkan
penjelasan
mengenai
tujuan
kegiatan
pembelajaran dari guru (NRN-17).
dalam
belajar
berpikir
dengan
Sedangkan dari aspek peserta didik
yaitu keterlibatan peserta didik masih
rendah, hal ini disebabkan peserta didik
2) Mengorganisasi peserta didik untuk
belajar
Hasil
didik
kemampuan
yang belum terbiasa dengan pembelajaran
berbasis masalah dan belum memahami
pengamatan
pada
langkah
mengorganisasi peserta didik untuk belajar
menunjukkan bahwa permasalahan dari
aspek guru diantaranya: guru bermasalah
persoalan yang disajikan oleh guru dan
keterampilan dasar yang di miliki peserta
didik masih kurang (TAD-19), peserta didik
kurang memahami pembelajaran (ASH-17),
3882
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
peserta didik kesulitan untuk memahami
yang menonjol saja, melainkan harus
permasalahan (AM-19).
mampu berusaha membimbing dan memberi
perhatian kepada seluruh peserta didik
lainnya (MYN-20), Guru belum terlihat
3) Membimbing peserta didik dalam
penyelidikan
individual
dan
kelompok
meningkatkan keaktifan peserta didik dalam
mengerjakan tugas dan kegiatan bekerja
secara kelompok (NRN-17).
Hasil pengamatan pada langkah ketiga
Sedangkan dari aspek peserta didik
dari aspek guru yaitu : guru belum
yaitu : masih banyak peserta didik yang
membimbing
untuk
belum ikut berpartisipasi aktif dalam
telah
kelompok (KUA-19), peserta didik belum
diperoleh secara individu kepada anggota
sepenuhnya melakukan aktivitas kelompok
kelompoknya dan guru belum membimbing
dengan baik pada awal pembelajaran dan
peserta didik menentukan solusi
dari
peserta didik masih belum dapat menyatu
permasalahan yang telah diberikan. Hal ini
dengan anggota kelompok yang telah
dikarenakan
dipilihkan oleh guru (PRN-18), peserta didik
peserta
menyampaikan
peserta
didik
informasi
guru
didik
sibuk
untuk
yang
menenangkan
duduk
secara
tidak terbiasa bekerja dalam kelompok
berkelompok, sehingga hanya beberapa
sehingga peserta didik cenderung bermain
orang saja yang ikut terlibat dalam mengisi
dan bermain dengan temannya sehingga
LDK (IDPG-20), Guru belum membagi
laporan
kelompok
peserta didik kedalam beberapa kelompok
beberapa
anggotanya
yang heterogen. Sehingga ada kelompok
peserta didik yang terdiam dan kurang
yang aktif dan ada juga kelompok yang
paham apa yang dijelaskan guru (IFF-17).
kurang aktif selama proses pembelajaran
berlangsung hal ini berdampak kepada hasil
belajar peserta didik yang kurang maksimal
hanya
4) Mengembangkan
dikerjakan
(RS-18).
dan
banyak
menyajikan
hasil karya peserta didik
(S-19), kemudian guru belum meminta
Hasil dari pengamatan pada langkah ini
peserta didik untuk menyempurnakan hasil
ialah guru belum meminta kelompok lain
kerja
untuk
kelompok
menunjukkan
sikap
dan
guru
terbuka
belum
menanggapi
hasil
diskusi
yang
terhadap
ditampilkan dan guru belum memberikan
respons peserta didik (ATS-15), Guru belum
penguatan serta penjelasan yang benar terkait
melihat partisipasi peserta didik dalam
hasil diskusi yang ditampilkan (PDS-20),
belajar, tidak hanya selalu fokus kepada
guru belum menjelaskan aturan dalam
3883
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
penyampaian
Sehingga
hasil
diskusi
beberapa
kelompok
berkenaan dengan permasalahan. Adapun
kurang
permasalahan yang ditemukan bukan terletak
kelompok
maksimal dalam menyampaikan hasil diskusi
pada
langkah-langkah
model Problem
kelompoknya (S-19). Sedangkan dari aspek
Based Learning, tetapi bersumber dari faktor
peserta didik itu sendiri yaitu peserta didik
lain saat proses pembelajaran berlangsung
masih kurang paham apa yang dijelaskan
seperti proses pembelajaran yang kuran
guru (IFF-17).
kondusif (R-20), seperti karakter peserta
didik itu sendiri dan peserta didik kurang
5) Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses pemecahan masalah
(MN-18). Berdasarkan analisis lebih lanjut
Pada langkah ini hasil pengamatan dari
aspek guru ialah guru belum melakukan
refleksi
atau
pembelajaran
membuat
(AM-16),
rangkuman
guru
belum
membimbing peserta didik dalam membuat
rangkuman hasil pembelajaran (NRN-17).
Sedangkan dari aspek peserta didik sendiri
yaitu peserta didik kurang mendengarkan
rangkuman dan refleksi yang diberikan guru
(AM-16), peserta didik masih bingung dalam
menganalisis masalah (WP-19), peserta didik
tidak
membuat
bersemangat dalam proses pembelajaran
rangkuman
hasil
terhadap
beberapa
jurnal
peneliti
menemukan bahwa beberapa peneliti yang
tidak menemukan kendala atau masalah
dalam menerapkan langkah-langkah model
Problem Based Learning dalam proses
pembelajaran, diantaranya peneliti dengan
kode AR-19, SM-18, SRA-21, FN-17.
Adapun jumlah artikel pada masalah
penerapan model Problem Based Learning
ini
adalah
persamaan
25
dan
artikel
6
diantaranya
perbedaan
19
masalah
penerapan model Problem Based Learning.
pembelajaran (NRN-17).
b. Perbedaan masalah dalam penerapan
langkah-langkah
Problem
Based
Learning
2. Langkah-langkah
Dari hasil analisis yang telah dilakukan
terlihat
bahwa
memaksimalkan
peneliti
penerapan
sudah
langkah-
langkahg model Problem Based Learning
sehingga tidak ditemukan kendala atau yang
model
Problem
Based Learning menurut para ahli
a. Persamaan langkah-langkah model
Problem Based Learning
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan
peneliti
menemukan
bahwa
3884
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
langkah-langkah model Problem Based
klarifikasi istilah asing yang disajikan dalam
Learning dari beberapa ahli yaitu terdiri dari
skenario; Langkah 2 Tentukan masalah atau
5 langkah diantaranya (1) Orientasi peserta
masalah yang akan dibahas; Langkah 3 Sesi
didik pada masalah, (2) mengorganisasikan
“Brainstorming” untuk membahas masalah,
kegiatan pembelajaran, (3) membimbing
menyarankan
penyelidikan individu dan kelompok, (4)
berdasarkan
mengembangkan
hasil
Langkah 4 Tinjau langkah 2 dan 3 dan susun
karya, (5) menganalisa dan mengevaluasi
penjelasan menjadi tentative solusi; Langkah
proses pemecahan masalah. Dipaparkan oleh
5
ahli dengan kode K-14, J-19, dan F-08.
pembelajaran; kelompok
dan
menyajikan
kemungkinan
pengetahuan
Problem Based Learning
sebelumnya;
Memformulasikan
konsensus
b. Perbedaan langkah-langkah model
penjelasan
mencapai
tentang
pembelajaran; Langkah
(semua
tujuan
peserta
didik
6
tujuan
Studi
pribadi
mengumpulkan
Berdasarkan analisis lanjutan terhadap
informasi yang terkait dengan masing-
beberapa ahli memaparkan langkah-langkah
masing tujuan pembelajaran) Langkah 7
yang berbeda dari yang telah disampaikan
Kelompok berbagi hasil belajar privat
ahli sebelumnya. Langkah tersebut terdiri
(peserta
dari Langkah-langkah pembelajaran berbasis
belajar dan membagikan hasilnya). Langkah-
masalah Langkah I: Memperjelas istilah dan
langkah ini dipaparkan ahli dengan kode W-
konsep yang tidak mudah dipahami. Langkah
03.
2:
Tentukan
Langkah 3: Analisis
penjelasan
sumber
Adapun jumlah Ahli pada langkah-
masalahnya.
langkah model Problem Based Learning ini
disimpulkan
adalah 5 ahli diantaranya 3 persamaan dan 2
dari
langkah 3. Langkah 5: Merumuskan tujuan
pembelajaran.
mengidentifikasi
masalahnya.
Langkah 4: Buatlah sebuah persediaan
sistematis
didik
perbedaan langkah-langkah model Problem
Based Learning.
Langkah 6: Kumpulkan
Beberapa temuan penelitian tersebut
informasi tambahan di luar grup. Langkah 7
dengan menggunakan langkah yang sedikit
: Sintesis dan uji informasi yang baru
berbeda dengan beberapa ahli lainnya.
diperoleh. Langkah-langkah ini dipaparkan
Lebih dari satu ahli menggunakan langkah-
dalam penelitian ahli dengan kode S-83.
langkah model Problem Based Learning
Selain itu, ada juga yang berpendapat
yang langkah-langkahnya lebih dari lima
bahwa langkah-langkah Problem Based
tahap. Namun, jika ditelaah lagi, beberapa
Learning yakni Langkah 1 Identifikasi dan
langkah itu hampir sama dengan lima
3885
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
langkah model Problem Based Learning
SIMPULAN
tersebut.
Berdasarkan studi literatur di atas
Dari beberapa hasil analisis peneliti
dapat disimpulkan bahwa permasalahan
dapat menyimpulkan bahwa secara garis
penerapan pada model Problem Based
besar, langkah-langkah model Problem
Learning di sekolah dasar
Based Learning terdiri dari lima langkah,
dengan
yaitu (1) Orientasi peserta didik pada
memaksimalkan lagi langkah-langkah yang
masalah, (2) mengorganisasikan kegiatan
digunakan
pembelajaran, (3) membimbing penyelidikan
Problem Based Learning. Adapun langkah-
individu dan kelompok, (4) mengembangkan
lebih
dapat diatasi
memahami
dalam
penggunaan
dan
model
langkah yang digunakan dalam penggunaan
dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisa
model Problem Based Learning secara
dan
umum terdiri dari lima langkah yaitu : 1)
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah.
Orientasi peserta didik pada masalah, (2)
Berdasarkan uraian di atas, walaupun
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran,
terdapat langkah-langkah model Problem
(3) membimbing penyelidikan individu dan
Based Learning yang berbeda, namun
kelompok,
langkah tersebut memiliki arti yang sama.
menyajikan hasil karya, (5) menganalisa dan
Penggunaan model Problem Based Learning
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
(4)
mengembangkan
dan
dengan memaksimalkan setiap langkahlangkahnya akan dapat mengubah proses dan
hasil belajar menjadi lebih baik. Oleh sebab
itu,
sebelum
memulai
pembelajaran,
hendaknya guru memahami dengan betul
bagaimana langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan model Problem Based
Learning serta persiapan apa saja yang
diperlukan untuk mendukung terlaksananya
model Problem Based Learning sehingga
tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai
dengan optimal dan selaras dengan hakikat
Model ini sangat efektif digunakan
pada kurikulum 2013 karena sesuai dengan
tuntutan
kurikulum,
yakni
menjadikan
peserta didik sebagai pusat pembelajaran
(student centered). Selain itu juga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
peserta didik menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran,
meningkatkan
pembelajaran tematik terpadu dan
proses
akan
berdampak pada meningkatnya hasil belajar
peserta didik.
dan tujuan model Problem Based Learning.
REFERENSI
Anugraheni, I. (2018). Meta Analisis Model
3886
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
Pembelajaran Problem Based Learning
dalam Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis di Sekolah Dasar.
Polygot,
14(1),
9–18.
http://dx.doi.org/10.19166/pji.v14i1.78
9
Iasha, V. (2018). Peningkatan Proses
Pembelajaran
Tematik
Terpadu
Menggunakan Pendekatan Scientific di
Sekolah Dasar. AR-RIAYAH : Jurnal
Pendidikan
Dasar,
2(1),
17.
https://doi.org/10.29240/jpd.v2i1.428
Assegaff, A., & Sontani, U. T. (2016). Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berfikir
Analitis Melalui Model Problem Based
Learning (Pbl). Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran, 1(1), 38.
https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3263
Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik
Terpadu.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Candrawati, Uzima, Asrori, S. U. (2016).
Pemanfaatan media power point dalam
pembelajaran tematik di kelas ii sekolah
dasar. Pemanfaatan Media Power Point
Dalam Pembelajaran Tematik, 1–13.
Fadhilaturrahmi.
(2017).
ANALISIS
KEMAMPUAN GURU SEKOLAH
DASAR DALAM IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD.
Jurnal Basicedu, 1(1), 1–9.
Faisal. (2014). Sukses Mengawal Kurikulum
2013 Di SD. Yogyakarta:Diandara
Creative.
Fathurrohman, M. (2015). Model-Model
Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta:
Arruzz Media.
Febrita, I., & Harni. (2020). Penerapan
Pendekatan Problem Based Learning
dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
di Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 4(2), 1427–1428.
Friani, I. F., Sulaiman, & Mislinawati.
(2017).
Kendala
Guru
dalam
Menerapkan Model Pembelajaran pada
Pembelajaran Tematik berdasarkan
Kurikulum 2013 di SD Negeri 2 Kota
Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah, 2,
88–97.
Hariyanti, N. T., & Wirapraja, A. (2018).
Pengaruh Influencer Marketing Sebagai
Strategi Pemasaran Digital Era
Moderen (Sebuah Studi Literatur).
Jurnal Eksekutif, 15(1), 133–146.
Nadila, & Sukma, E. (2020). Penggunaan
Model Problem Based Learning ( PBL )
Pada Pembelajaran Tematik Terpadu di
Kelas IV SDN 19 Koto Taratak
Kabupaten Pesisir Selatan. 4(3), 2508–
2517.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Ramadhani, P. E., & Krisnani, H. (2019).
Analisis Dampak Perceraian Orang Tua
Terhadap Anak Remaja. Focus : Jurnal
Pekerjaan
Sosial,
2(1),
109.
https://doi.org/10.24198/focus.v2i1.231
26
Rusmawan, A. D. S. K. dan. (2013). the
Constraints of Elementary School
Teachers. Cakrawala Pendidikan, 457–
467.
Vera, K., & Wardani, K. W. (2018).
Peningkatan keterampilan berfikir kritis
melalui model problem based learning
berbantuan audio visual pada siswa
kelas IV SD. JARTIKA: Jurnal Riset
Teknologi Dan Inovasi Pendidikan,
1(2), 33–45.
Wulandari, O., & Taufik, T. (2020).
Penerapan Model Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Proses
Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas
IV Sekolah Dasar. … Pembelajaran
Inovasi, Jurnal Ilmiah …, 8.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.
php/pgsd/article/view/9057
Yunita Anindya, E. F., Suneki, S., &
Purnamasari, V. (2019). Analisis
Gerakan Literasi Sekolah Pada
Pembelajaran Tematik. Jurnal Ilmiah
3887
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Journal of Basic Education Studies / Vol 4 No 1 (Januari-Juli 2021)
Sekolah
Dasar,
3(2),
238.
https://doi.org/10.23887/jisd.v3i2.1805
3
Zuriati, E., & Astimar, N. (2020).
Peningkatan Hasil Belajar pada
Pembelajaran
Tematik
Terpadu
Menggunakan Model Problem Based
Learning Di Kelas IV SD ( Studi
Literatur ). 4, 2071–2082.
3888
Delsi Novelni, Elfia Sukma│ Analisis Langkah-Langkah model Problem Based Learning dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli
Download