LAPORAN KULIAH TERPADU KALDERA BROMO TENGGER SEMERU EKSPLORASI GRAVITY Disusun oleh: Kelompok 7 Siti Asmayanti Tuasamu Muhammad Gilang Ramadhan Regina Nabiilah Sophie Alivia Syaharani Mesya Sabhna Adma Dita Faqih Ulumudddin Rijkaard Eliyandrie Syahda Hanina Dhiya ‘Ulhaq Muhammad Fayyadh Adhani Patrick Marthinus 5017201001 5017201005 5017201007 5017201009 5017201012 5017201026 5017201027 5017201033 5017201072 5017201075 DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN DAN KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2023 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Akuisisi Penelitian dilakukan di Kaldera Bromo Tengger Semeru yang dilakukan tepatnya pada tanggal 3 Agustus 2023. Pengukuran metode gravity dilakukan di 9 titik pengukuran dengan spasi antar titik sejauh 400 m. Setiap pengukuran dilakukan 10 kali iterasi pada setiap titik dan 10 kali pada base. Pengukuran pada base dilakukan pada awal pengukuran dan akhir pengukuran. Adapun desain akuisisi metode gravity dan lokasi aktual gravity ditampilkan secara berturut-turut pada gambar 3.1 dan 3.2 di bawah ini. Gambar 3.1 Desain Akuisisi Metode Gravity Gambar 3.2 Lokasi Akuisisi Aktual Metode Gravity 3.2 Alat dan Bahan Dalam proses akuisisi data gravity diperlukan alat dan bahan yaitu Gravimeter Scintrex CG5 sebagai main unit yang digunakan untuk mengukur nilai gravitasi yang terbaca, tripod digunakan untuk menyeimbangkan alat gravimeter agar di permukaan yang datar, Barometer digunakan untuk mengukur ketinggian stasiun dari permukaan laut, penggaris untuk mengukur jarak antara gravimeter dengan permukaan bumi, payung digunakan untuk membantu melindungi main unit dari paparan sinar matahari dan hujan, GPS digunakan untuk penentuan koordinat dan elevasi lokasi pengukuran, serta datasheet digunakan dalam pencatatan data gravity setiap titik pengukuran. Gambar 3.3 Alat Gravimeter Scintrex CG5 Setelah dilakukan akuisisi data didapatkan data berupa koordinat UTM, data gaya berat dengan format (*.mgal), waktu pengukuran dengan format UTC, elevasi pengukuran, dan ketinggian alat dari permukaan tanah. Data tersebut akan diolah menggunakan perangkat lunak seperti Oasis Montaj, Surfer, dan Ms. Excel. 3.3 Langkah Kerja Dalam penelitian ini diperlukan dua langkah kerja yaitu langkah kerja akuisisi dan langkah kerja pengolahan. Berikut merupakan tahapan akuisisi 1. Sebelum melakukan akuisisi pastikan medan pengukuran datar dan diharuskan dalam keadaan setimbang. 2. Dalam melakukan pengukuran, tripod kecil di tancapkan dengan baik di tanah dengan cara diinjak dan pastikan tidak bergoyang. 3. Ambil alat dari tas kemudian letakkan ke tripod sesuai dengan lubangnya dan pastikan tidak bergoyang dan tidak terkena paparan langsung sinar matahari. 4. Pasang GPS pada bagian belakang alat. 5. Nyalakan alat dan lakukan kalibrasi berupa kalibrasi GPS untuk menampilkan koordinat dan ketinggian daerah akuisisi, memberi nama titik pengukuran, dan leveling atau mengatur ketinggian alat terhadap permukaan tanah. 6. Ukur ketinggian alat terhadap permukaan tanah dengan meteran. 7. Setelah kalibrasi selesai, lakukan pengukuran. Pastikan ketika pengukuran dilakukan tidak ada orang yang bergerak di sekitar alat. Ketika akuisisi selesai, lampu biru pada depan alat akan mati 8. Tekan Final Data (F5) pada alat untuk melihat data yang terekam, kemudian tekan F5 lagi untuk merekam dan menyimpan data. 9. Tekan 0 untuk kembali ke menu awal hingga muncul gambar. Ketika muncul, tekan OFF untuk mematikan alat. Selanjutnya langkah kerja pengolahan sebagai berikut. 1. Memindahkan file gravity format.TXT menjadi Excell dan set Text to Column untuk memisahkan data-data hasil akuisisi. 2. Melakukan perhitungan jam menit menjadi detik total dan lanjut melakukan koreksi data menggunakan data g absolute area bromo, raw grav, tidal correction, latitude, longitude, dan tinggi alat. Koreksi yang perlu dilakukan ialah koreksi drift, koreksi latitude, dan koreksi tinggi alat sehingga memperoleh nilai SBA setiap titik pengukuran. 3. Melakukan convert koordinat latitude dan longitude menjadi UTM format melalui Surfer 4. Memindahkan data koordinat UTM hasil convert sebelumnya pada Ms. Excell bersama data nilai SBA 5. Membuat peta SBA dengan membuka dan klik software Oasis Montaj> new database> import file> set coordinat> gridding> kriging 3.4 Diagram Alir Akuisisi Data Berikut ini merupakan diagram alir akuisisi data dengan metode gravity: Gambar 3.4 Langkah Kerja Akuisisi Metode Gravity 3.5 Diagram Alir Pengolahan Data Berikut ini merupakan diagram alir pengolahan metode gravity hasil akuisisi Gambar 3.5 Langkah Kerja Pengolahan Metode Gravity 3.6 Geologi Regional Penelitian ini dilakukan di Kaldera Bromo Tengger Semeru dimana memiliki beberapa formasi yaitu Formasi Jatuhan Piroklastik Kompleks Kerucut Muda (CMjp), Formasi Aliran Lava basal Bromo (BOI), Formasi Jatuhan Piroklastik Bromo (BOjp), Formasi Jatuhan Piroklastik Batok (BAjp), Formasi Jatuhan Piroklastik Segarawedi (SWjp), Formasi Jatuhan Piroklastik Kursi (KUjp), dan Formasi Jatuhan Piroklastik Widodaren (Wjp). Dimana pada Kavling B termasuk ke dalam Formasi Jatuhan Piroklastik Batok dan Formasi Jatuhan Piroklastik Kompleks Kerucut Muda (CMjp) yang dicirikan dengan campuran bahan-bahan yang bersifat magmatis seperti skoria, batuapung, dan fragmen litik. a) b) Gambar 3.6 a)Peta Geologi Gunung Api Bromo-Tengger, Jawa Timur b) Peta Geologi Regional Cakupan Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Raw Data Hasil Pengukuran Dalam proses akuisisi gravity diperoleh data berupa koordinat, elevasi, waktu, nilai gravity yang terbaca (Gobs), dan standar deviasi. Berikut merupakan hasil data akuisisi terdapat 9 titik dengan titik di belakang penginapan Fan Family dijadikan sebagai base. Pada akuisisi dilakukan iterasi 10 kali dengan lama waktu 60 detik tiap iterasi di tiap titik, diperoleh data sebagai berikut Gambar 4.1 Raw Data Hasil Pengukuran. 4.2 Hasil Pengolahan Setelah dilakukan pengolahan koreksi data yaitu koreksi latitude, koreksi alat tinggi, koreksi bouguer hingga SBA dicari nilai Grid cell size untuk dimasukkan ke dalam nilai ukuran pada saat proses gridding. Dilakukan perhitungan nilai max dikurangi min untuk utm x, selanjutnya perhitungan nilai max dikurangi min utm y, lalu kedua nilai tersebut dikalikan. Kemudian hasil kali tersebut dibagi dengan jumlah data 9. Lalu hasil bagi tersebut diakarkan; dan di akhir, hasil akar dibagi dengan 4, maka diperoleh nilai grid cell size yang memiliki nilai 131.349812 yang dapat dibulatkan menjadi 131. Berikut merupakan tabel perhitungannya . Tabel 1. Hasil Perhitungan Gridcell size Selanjutnya, pengolahan di Oasis Montaj untuk mendapatkan peta gridding dengan menggunakan Kriging, maka diperoleh hasil pengolahan sebagai berikut. Gambar 4.2 Hasil Gridding Menggunakan Kriging 4.3 Pembahasan Setelah dilakukan berbagai koreksi, maka didapat nilai SBA (Simple Bouguer Anomaly) yang selanjutnya diolah menggunakan Oasis Montaj untuk mendapatkan peta gridding dengan menggunakan Kriging. Dari gambar 4.2 di atas diketahui bahwa anomali rendah terjadi pada bagian Barat Daya daerah penelitian yang ditandai dengan daerah berwarna biru. Anomali sedang berwarna hijau-kuning memanjang dari barat laut hingga tenggara daerah penelitian. Sedangkan anomali tinggi yang ditandai dengan warna merah hingga pink berada di bagian timur laut daerah penelitian. Nilai anomali rendah sebesar 4971.7 mgal mengindikasikan densitas bawah permukaan yang juga rendah di daerah tersebut. Anomali rendah berada pada titik 4 hingga 5 dan 6, perlu dilakukan pengolahan lanjutan juga perlu data pengikat tambahasan serta pemetaan geologi untuk dapat melakukan interpretasi terhadap data yang ada. Terdapat pula anomali tertingginya sebesar 4977.0 mgal. BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan yakni daerah penelitian memiliki nilai anomali gravitasi yang rendah di barat laut yakni 4971.7 mgal yang mengindikasikan densitas bawah permukaan yang rendah juga. Perlu dilakukan pengolahan lanjutan serta data pemetaan geologi di daerah penelitian metode gravitasi. LAMPIRAN Kendala: Penggunaan aplikasi Orux dan Google Earth dirasa kurang sesuai dengan kondisi lapangan dalam menunjukkan arah Medan yang dilalui banyak ditumbuhi oleh tanaman yang cukup tinggi sehingga perlu berhati-hati bagi mahasiswa yang mendapat bagian bawa carier alat gravity Kekurangan air minum dimana dibutuhkan tenaga dalam menempuh perjalan yang cukup jauh Solusi: Disarankan menggunakan aplikasi Locus Map sebagai petunjuk arah karena sudah lengkap dengan estimasi jarak dan kompas PJ GPS perlu bergerak lebih awal dan memastikan jalan aman dilalui demi keamanan alat, disarankan membawa sabit/arit untuk buka jalan. Disarankan membawa galon lipat atau air minum lebih pada salah satu tas yang dibawa