Labor Market Pasar Tenaga Kerja dalam Ekonomika Pembangunan Jullie Schaffner (2013) Kelompok 3 Ekbang 2 AR2 LABOR MARKET DEVELOPMENT Pertumbuhan dan perkembangan yang baik: tidak hanya aktivitas ekonomi, tapi juga adanya PERUBAHAN STRUKTURAL inovasi dan investasi pertumbuhan cepat = pekerja dengan keterampilan baru MULTIDIMENSIONAL WORK ARRANGEMENTS AND WORKER WELL-BEING dalam memilih pekerjaan = pertimbangan tingkat upah dan kondisi kerja COMPETITIVE LABOR MARKET EQUILIBRIUM COMPENSATING DIFFERENTIALS kombinasi upah dan situasi kerja sama-sama better off naik selagi produktifitas dan income level naik IMPLICATIONS FOR EMPIRICAL COMPARISONS OF WORKER WELL-BEING WORK = WORKING CONDITIONS MENUNJUKKAN UPAH YANG TINGGI = BETTER DIVERSITY IN EMPLOYMENT CONTRACTS WORKERS : Simple-Fee-For-Time Transactions lebih KOMPLEKS, terutama di area rural negara berkembang Multidimensional Employment Contracts Employees Employers Employment Contracts In-Kind Improving Work Incentives Reduce cost of effective labor High-Powered Work Incentives Reducing Compensation Cost Through In-Kind Payment p = 1 bag of beans w = wage per week Employer pay worker = w - p with cash & 1 bag beans Cash c = 1 bag of beans less than p w = wage per week Employer pay worker = w - p + c Reducing Labor Costs Through Provision of Implicit Credit or Insurance Mengurangi biaya tenaga kerja namun tetap smoothing consumption untuk pekerja CREDIT/INSURANCE Explaining Share Tenancy For landowner Profit ketika VMPL > w For Fixed-rent tenant Revenue sebesar VMPL (area ABCD) dengan L* For Share Tenant Revenue tenant turun dari VMPL ke αVMPL dengan Ls A = for tenant C = landowner MOBILITY IN DEVELOPING-COUNTRY LABOR MARKETS A. A Simple Model Of Labor Mobility in Development Ekuilibrium pasar tenaga kerja adalah jumlah total tenaga kerja yang diminta oleh kedua pemberi kerja pada tingkat upah ekuilibrium = jumlah total tenaga kerja yang ditawarkan pada tingkat upah tersebut. Produsen 1 mempekerjakan L1* unit tenaga kerja dan Produsen 2 mempekerjakan L2* pada w*. Efficient Allocation of Labor Across Uses Penggunaan Tenaga Kerja yang Efisien Ketika tidak ada cara untuk membuat seseorang menjadi lebih baik tanpa membuat orang lain menjadi lebih buruk hanya dengan melakukan realokasi tenaga kerja untuk berbagai penggunaan. Ketika pekerja memaksimalkan utilitas dan memiliki mobilitas yang sempurna, dan ketika produsen memaksimalkan keuntungan dan kompetitif sempurna, interaksi pasar tenaga kerja mereka akan menghasilkan alokasi tenaga kerja yang efisien. Efficient Allocation of Labor Across Uses Mobilitas tenaga kerja ke dalam angkatan kerja dan dari sektor-sektor yang stagnan ke sektor-sektor yang dinamis meningkatkan laju pertumbuhan GDP yang dihasilkan oleh investasi dan inovasi sektoral. Pergeseran ke atas kurva permintaan dari D ke D’ Tingkat pekerjaan baru oleh Produsen 1 dan 2 (L1′ dan L′ 2) Labor Market Integration and the Distribution of Wage Increases Labor Mobility Kembali ke Gambar 9.2. Investasi yang meningkatkan permintaan tenaga kerja Produsen 1 lalu meningkatkan upah pekerja berketerampilan rendah dari Produsen 2 Produsen 2 harus menaikkan upah untuk mempertahankan beberapa pekerja ketika Produsen 1 mulai menawarkan upah yang lebih tinggi. Ketika tenaga kerja bergerak, pasar tenaga kerja membantu menyebarkan manfaat pertumbuhan permintaan tenaga kerja di sektor tertentu kepada pekerja di sektor dan lokasi lain Apakah low-skilled labor diuntungkan? Tergantung elastisitas supply demand labor GEOGRAPHIC MOBILITY CONCERNS Kesediaan melakukan migrasi penting dalam pembangunan ekonomi Keputusan migrasi --> ditentukan rumah tangga benefit > cost Migrasi = investasi butuh modal Migration impact (+) Mendorong efisiensi, pertumbuhan ekonomi, dan penyebaran manfaat pertumbuhan (-) Berpotensi mengurangi upah low-skilled labor di daerah asal (-) Risiko penularan penyakit oleh & kejahatan terhadap migran Implikasi Kebijakan Mengurangi cost dan meningkatkan benefit migrasi hak sipil memudahkan cash transfer (remitansi) penularan penyakit pelatihan di daerah asal 9.3C Interfirm mobility and related costs - Creative destruction - Search costs - Underemployment Some related policies: - Unemployment Insurance - Job Security Regulations 9.3D Sectoral mobility and labor market segmentation - Competitive labor markets vs. Segmented labor market - Three sets of forces: 1. Legal minimum wage 2. Labor unions 3. Profit-maximizing interest Informality: two views Dua perspektif terhadap sektor informal : Pada tahun 1970 → sektor informal di negara-negara berkembang merupakan sektor dengan upah rendah dalam pasar tenaga kerja dan tersegmentasi. Pada tahun 1980 → Pasar tenaga kerja negara berkembang bersifat persaingan sempurna dan tidak tersegmentasi. Early empirical work Pengusaha besar memberikan upah lebih tinggi karena tiga alasan : 1. Bentuk kompensasi kondisi kerja yang lebih buruk 2. Pengusaha besar melakukan pembayaran upah secara tunai dan pengusaha kecil membayar sebagian upah menggunakan barang kebutuhan, pelatihan dll 3. pengusaha besar mempekerjakan pekerja dengan keterampilan yang lebih tinggi. More Recent Empirical Work Mengatur penelitian berdasarkan three-way division (wirausaha, pekerja berupah formal dan pekerja berupah informal). Upah Pekerja berupah informal < upah pekerja berupah formal Tingkat transisi keluar dari pekerja berupah informal lebih tinggi dibandingkan transisi keluar dari pekerja berupah formal. Government, informality, and segmentation jika pasar tenaga kerja tersegmentasi karena penegakan undang-undang upah minimum yang tidak sempurna, pemerintah dapat mengurangi ketidakefisienan dan ketidakadilan dengan menurunkan upah minimum. Terdapat pandangan bahwa memberikan subsidi untuk sektor dengan upah tinggi dapat meningkatkan efisiensi dan pendapatan pekerja, namun memberikan subsidi kepada sektor tersebut merupakan tugas yang sulit. A benchmark model of skills in labor markets wH>wL: Pekerja berskill tinggi lebih produktif dan lebih sedikit Pekerja berinvestasi pada skill ketika mereka menanggung biaya untuk memperoleh skill Perolehan skill dapat bersumber dari pendidikan (sekolah) dan job training (setelah masuk ke dunia kerja Akuisis skill oleh pekerja dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan serta ketidakmerataan pendapatan secara langsung maupun tidak langsung Skill types and the economics of skill investments General skill: melek huruf, berhitung, perilaku dasar, yang berguna di sebagian besar pekerjaan, keterampilan komputasi dan akuntansi. Sumber: Pendidikan primer, sekunder, dan job training Halangan: (1) kurangnya informasi mengenai pentingnya pendidikan, (2) kurangnya pendanaan, dan (3) perusahaan tidak terinsentif untuk memberikan pelatihan general skill Industry-specific skills: Berharga bagi pemberi kerja dalam industri yang sudah terdefinisi dengan baik Halangan: (1) Perusahaan enggan memberi pelatihan mengingat skill yang diberikan juga bermanfaat bagi perusaan pesaing di industri yang sama Employer-specific skills: Hanya berharga bagi satu perusahaan saja Sumber: Job training yang diberikan perusahaan spesifik Halangan: (1) keterampilan baru pekerja menarik perusahaan lain yang mampu memberikan gaji lebih tinggi, (2) tidak ada jaminan karyawan akan tetap mau bertahan (lebih baik memberi efficient wage) 9.4C Education, job training, and policy Education and policy Rendahnya rate of investment in education di negara berkembang data pendukung: George Psacharopoulos and Harry Patrinos (2004) pengaruh tambahan satu tahun pendidikan --> upah Saran kebijakan: distribusi pendidikan dan beasiswa yang merata meneydiakan pendidikan berkualitas meningkatkan awareness orangtua akan pendidikan Job Training investment Tingginya angka pelatihan kerja yang dilaporkan menunjukkan bahwa pelatihan kerja ini memang cukup berpengaruh di negara berkembang. data pendukung: Batra dan Stone (2004) perusaahan yang menyediakan pelatihan --> mengadopsi inovasi Saran kebijakan: pinjaman untuk mengakses pelatihan menjalin kemitraan lembaga pelatihan membiayai program pelatihan publik, THANKYOU