LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I PERSAMAAN NERNST Dosen Pengampu Matakuliah Ibu Nazriati Ibu Fauziatul Fajaroh Oleh: Kelompok 4 Nur ‘Aini 150331603666 Rini Suswantini R. 150331602827 Vevina Dyahsasi N. 150331602415 LABORATURIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2017 PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan, diharapkan mahasiswa dapat menyusun dan mengukur GGL sel elektrik (sel elektrokimia), dan mencoba membuktikan persamaan Nernst melalui percobaan. B. Dasar Teori Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan interkonveksi energi listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks (oksedasi-reduksi) di mana dalam reaksi ini energi yang dilepaskan oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik atau di mana energi listrik digunakan untuk reaksi yang nonspontan bisa terjadi. Reaksi elektrokimia dapat dibagi dalam dua macam, yaitu: Reaksi yang menghasilkan arus listrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan reaksi yang dihasilkan oleh arus listrik elektrolisis (Keenan, 1992). Sebuah sel elektrik sederhana yang menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Persamaan nernst merupakan persamaan yang menyatakan hubungan antara potensial dari sebuah elektron ion-ion metal dan konsentrasi dari ion dalam sebuah larutan. Pada sel elektrokimia sederhana, elektron akan mengalir dari anoda ke katoda. Hal ini akan menimbulkan perbedaan potensial antara kedua elektroda. Perbedaan potensial akan mencapai maksimum jika tidak ada arus listrik yang mengalir. Perbedaan maksimum ini dinamakan GGL sel atau Esel LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I pada bagian factor Esell dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah konsentrasi. Bentuk persamaan tersebut adalah sebagai berikut : = , , , ° − ,......... adalah aktivitas dipangkatkan dengan koefisien reaksi F = konstanta Faraday (96485 C/J) n = jumlah (mol) elektron yang dipertukarkan dalam reaksi redoks R = tetapan gas (8,314 J/K.mol) Untuk perhitungan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, aktivitas dapat diganti dengan konsentrasi, sehingga persamaan (1) menjadi : = ° − C = konsentrasi LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I BAB II METODOLOGI PERCOBAAN A. Alat Percobaan 1. Potensiometer 2. Penjepit 3. Kabel 4. Labu takar (100 mL) 5. Pembakar gas, kasa, dan kaki tiga 6. Pipet 10 mL 7. Termometer 0-100oC B. Bahan Percobaan 1. Aquades 2. Kertas amplas 3. Lempeng tembaga 4. Lempeng seng 5. Larutan ZnSO4 1,0 M 6. Larutan CuSO4 1,0 M 7. Jembatan Garam C. Prosedur Percobaan 1. Elektroda tembaga dan seng dibersihkan dengan amplas 2. Menyiapkan larutan ZnSO4 dan CuSO4 masing-masing 100 mL 3. Merangkai potensiometer dengan kabel dan penjepit pada lempeng elektroda. 4. Memasang jembatan garam pada larutan. 5. Mengukur suhu larutan. 6. Mencelupkan elektroda pada larutan. 7. Mengamati nilai GGL sampai konstan. 8. Pada percobaan pertama digunakan larutan ZnSO4 0,1 M dan CuSO4 dengan konsentrasi 0,001 M; 0,01 M; 0,1 M; dan 1 M 9. Pada percobaan kedua digunakan larutan CuSO4 1 M dan ZnSO4 dengan konstrasi 0,001 M; 0,01 M; 0,1 M; dan 1 M LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I D. Diagram Alir Percobaan 1. Penambahan Fenol ke dalam Air Mulai Elektroda tembaga dan seng dibersihkan dengan amplas Menyiapkan larutan (konstrasi larutan divariasi) Merangkai kabel, penjepit dan elektroda Memasang jembatan garam pada larutan Memasukkan elektroda pada larutan dan mengukur GGL (data diambil saat nilai GGL stabil/konstan) Selesai LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Suhu : 27 ºC Larutan pada Larutan pada Anoda Katoda Zn|Zn2+ (M) Cu|Cu2+ (M) 1 1 1,09 0 1 0,1 1,08 1 1 0,01 1,07 2 1 0,001 1,05 3 Larutan pada Larutan pada Anoda Katoda Zn|Zn2+ (M) Cu|Cu2+ Esel (Volt) Esel (Volt) (M) Log Zn2+/Cu2+ -Log Zn2+/Cu2+ 1 1 1,09 0 0,1 1 1,10 1 0,01 1 1,11 2 0,001 1 1,12 3 LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I B. Pembahasan Konsentrasi dan Esel dapat dibungkan dengan persamaan Nernst.Pada percobaan ini digunakan katoda logam Cu dan larutan CuSO4 serta anoda logam Zn dan larutan ZnSO4. Konsentrasi larutan divariasi untuk membuktikan persamaan Nernst. Pada percobaan pertama konsentrasi larutan ZnSO4 dibuat tetap sementara larutan CuSO4 divariasi. Pada percobaan kedua konsentrasi larutan CuSO4 dibuat tetap sementara larutan ZnSO4 divariasi. Nilai Esel yang diperoleh dari voltmeter diplotkan dengan log [Zn2+]/[Cu2+]. Hubungan Log [Zn2+]/[Cu2+] terhadap Esel 1.15 y = 0.017x + 1.0919 R² = 0.9801 1.14 Esel 1.13 1.12 1.11 1.1 1.09 1.08 0 0.5 1 1.5 Log 2 2.5 3 3.5 [Zn2+]/[Cu2+] Grafik 1. Variasi konsentrasi CuSO4 Pada grafik percobaan pertama diperoleh persamaan y = 0,017x + 1,091. Dari persamaan tersebut diperoleh nilai Eºsel sebesar 1,091 V LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I Hubungan Log [Zn2+]/[Cu2+] terhadap Esel 1.125 y = 0.01x + 1.09 R² = 1 1.12 1.115 Esel 1.11 1.105 1.1 1.095 1.09 1.085 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 -Log [Zn2+]/[Cu2+] Grafik 2. Variasi konsentrasi ZnSO4 Pada grafik dari percobaan kedua diperoleh persamaan y = 0,01x + 1,09. Dari persamaan tersebut diperoleh nilai Eºsel sebesar 1,09 V. Pada sel elektrokmia ini terjadi reaksi berikut: Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e Eº = +0,76 V Katoda : Cu2+(aq) + 2e Cu(s) Eº = +0,34 V Zn2+(aq) + Cu(s) Eºsel = +1,10 V Reaksi sel : Zn(s) + Cu2+(aq) Berdasarkan literature Eºsel 1,10 V berdasarkan data percobaan yang dibuat grafik (Esel sebagai fungsi Log [Zn2+]/[Cu2+]) dan diregresi diperoleh Eºsel sebesar 1,09 V dan berdasarkan nilai rata-rata dari Eºsel yang dihitung dengan persamaan Nernst diperoleh Esel sebesar 1,09 V. Berdasarkan hasil tersebut persamaan Nernst dapat digunakan untuk menentukan Eºsel dengan memvariasi salah satu konsentrasi larutan. Dari percobaan ini diperoleh persentase kesalahan sebesar 0,9%. Persen kesalahan muncul diduga karena praktikan kurang bersih saat membersihkan elektroda. LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan, yakni : 1. Pada percobaan pertama dengan konsentrasi ZnSO4 tetap dan CuSO4 berubah diperoleh persamaan y = 0,017x + 1,091, maka nilai Eºsel adalah 1,091 V. 2. Pada percobaan pertama dengan konsentrasi ZnSO4 berubah dan CuSO4 tetap diperoleh persamaan y = 0,01x + 1,09, maka nilai Eºsel adalah 1,09 V. 3. Dari perhitungan menggunakan persamaan Nernst diperoleh Eºsel sebesar 1,09 V. 4. Persen kesalah dari perocbaan ini adalah 0,9% LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DAFTAR PUSTAKA Mulyati, S dan Hendrawan. 2003. Kimia Fisika II. IMSTEP JICA Petrucci, Ralph H. 2000. Kimia Dasar dan Prinsip Terapan Modern Jilid I. Jakarta : Erlangga Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik II. Malang: UM Press LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I LAMPIRAN Perhitungan Eºsel menggunakan persamaan Nernst = E° − E 1. E = E° − 1,09 V = E° − ln [ RT [Zn ] ln nF [Cu ] ] 8,314 J. K . mol × 300 K ln 1 2 × 96485 C. mol E° = 1,09 V 2. 1,08 V = E° − , . . × × . ln 10 E° = 1,1097 V 3. 1,07 V = E° − , . . × × . ln 100 E° = 1,13 V 4. 1,05 V = E° − , . . × × . ln 1000 E° = 1,14 V 5. 1,09 V = E° − , . . × × . ln 1 E° = 1,09 V 6. 1,10 V = E° − , . . × × . ln 0,1 E° = 1,07 V 7. 1,11 V = E° − , . . × × . ln 0,01 E° = 1,05 V 8. 1,12 V = E° − , . . × × . ln 0,001 E° = 1,03 V Rata-rata nilai E° = 1,09 V Perhitngan persen kesalahan Persen Kesalahan = 1,10 − 1,09 × 100% = 0,9% 1,10 LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG