LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I PENENTUAN MASSA MOLEKUL RELATIF BERDASARKAN MASSA JENIS GAS Dosen Pengampu Matakuliah Ibu Nazriati Ibu Fauziatul Fajaroh Oleh: Kelompok 4 Nur ‘Aini 150331603666 Rini Suswantini R. 150331602827 Vevina Dyahsasi N. 150331602415 LABORATURIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2017 PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Percobaan Mahasiswa dapat menentukan berat molekul suatu senyawa yang mudah menguap dengan cara mengukur massa jenis uap dari senyawa tersebut. B. Dasar Teori Gas terdiri dari banyak partikel. Partikel-partikel tersebut senantiasa bergerak dengan kecepatan dan arah yang beraneka ragam. Partikel-partikel gas tersebar secara merata di semua bagian ruangan yang ditempati. Gaya atau interaksi antar partikel- partikelnya sangat kecil. Senyawa volatil merupakan senyawa yang mudah menguap menjadi gas bila terjadi peningkatan suhu (umumnya 100oC). Jika senyawa-senyawa volatil ini menguap, komponennya akan mengalami penurunan mutu. Berat molekul senyawa volatil dapat diukur berdasarkan pengukuran massa jenis gas yang menguap. Hal ini perlu dilakukan agar dalam tiap proses yang membutuhkan panas dapat diantisipasi jumlah senyawa volatil yang menguap, sehingga aroma dan cita rasa komponen dapat dipertahankan. Namun pada kenyataannya diketahui bahwa suatu gas selalu dipengaruhi oleh perubahan tekanan dan suhu lingkungan. Berbagai hukum yang dikenal sebagai hukum-hukum gas menyatakan ketergantungan sejumlah tertentu gas terhadap tekanan, suhu, dan volume. Hukum-hukum gas ini diperoleh dari pengamatan-pengamatan eksperimental. Maka dari sini berat molekul senyawaa volatil dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan gas ideal yang berdasarkan pengukuran massa jenis gas. Persamaan gas ideal dalam menentukan berat molekul senyawa volatil didapatkan dari turunan rumus persamaan gas ideal yaitu : = Diturunkan menjadi : = LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I Kerapatan padatan dan cairan sering dibandingkan dengan kerapatan air. Zat yang kerapatannya lebih rendah (lebih ringan) dari air akan mengapung, dan zat yang kerapatannya lebih besar (lebih berat) dari air akan tenggelam dalam air. Dengan jalan yang saama. kerapatan gas dibandingkan dengan kerapatan udara. gas yang kerapatannya lebih rendah (lebih ringan) akan naik dalam udara, dan gas yang kerapatannya lebih besar (lebih berat) akan turun dalam udara. Persamaan keadaan atau gas ideal adalah persamaan termodinamika yang menggambarkan keadaan materi di bawah seperangkat kondisi fisika. Persamaan gas ideal adalah sebuah persamaan konstitutif yang menyediakan hubungan matematik antara dua atau lebih fungsi keadaan yang berhubungan dengan materi, seperti temperatur, tekanan, volume dan energi dalam. Gas yang terdiri atas molekul yang bergerak menurut jalannya yang lurus ke segala arah, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas ini selalu bertumbukkan dengan molekul-molekul lainnya atau dengan dinding bejana. Tumbukan terhadap dinding bejana ini yang menyebabkan adanya tekanan. Karena molekul gas selalu bergerak ke segala rah, maka gas yang satu mudah bercampur dengan gas yang lain (diffusi), asal keduanya tidak bereaksi. Misal: N2 dan O2, CO2 dan H2 dan sebagainya. LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I BAB II METODOLOGI PERCOBAAN A. Alat Percobaan 1. Labu Erlenmeyer (150 mL) 2. Beaker Glass (600 mL) 3. Aluminium Foil 4. Karet Gelang 5. Jarum 6. Neraca Analitik 7. Desikator 8. Barometer B. Bahan Percobaan 1. Cairan Volatil (misalnya CHCl3 atau aseton) C. Prosedur Percobaan 1. Diambil sebuah labu Erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering, ditutup dengan menggunakan aluminium foil dan karet gelang. 2. Labu Erlenmeyer ditimbang beserta aluminium foil dan karet gelang dengan menggunakan neraca analitik. 3. Dimasukkan kurang lebih 5 mL cairan volatil ke dalam labu Erlemeyer, kemudian ditutup kembali dengan menggunakan karet gelang erat-erat sehingga tutup ini bersifat kedap udara. Dengan menggunakan jarum, dibuat lubang kecil pada aluminium foil agar uap dapat keluar. 4. Labu Erlenmeyer direndam dalam penangas air bersuhu kurang lebih 100oC sedemikian sehingga air kurang lebih 1 cm di bawah aluminium foil. Labu Erlenmeyer dibiarkan dalam penangas air sampai semua cairan volatil menguap. Dicatatat suhu penangas air tersebut. 5. Labu Erlenmeyer diangkat dari penangas setelah semua cairan volatil dalam labu Erlenmeyer menguap. Air yang terdapat pada bagian luar labu Erlenmeyer dikeringkap dengan lap, lalu labu Erlenmeyer ditempatkan dalam desikator. LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I 6. Labu Erlenmeyer yang sudah dingin ditimbang dengan neraca analitik. Tutup aluminium foil dan karet gelang jangan dilepas. 7. Labu Erlenmeyer diisi dengan air sampai penuh dan ditimbang massa air yang terdapat dalam Erlenmeyer. Volume air bisa diketahui bila massa jenis air yang terdapat dalam Erlenmeyer diketahui dengan menggunakan rumus ρ=m/V. 8. Diukur tekanan atmosfer dengan menggunakan barometer. 9. Dihitung berat molekul sampel dengan menggunakan faktor koreksi. LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I D. Diagram Alir Percobaan Mulai 5 mL cairan volatil dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang sudah ditimbang massanya. Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil dan karet gelang. Dibuat lubang kecil pada aluminium foil dengan jarum. Erlenmeyer direndam dalam penangas air bersuhu kurang lebih 100oC hingga kurang lebih 1 cm di bawah aluminium foil. Dibiarkan sampai seluruh cairan volatil menguap Erlenmeyer diangkat dari penangas, saat semua cairan volatil menguap Air pada bagian luar labu dikeringkan. Erlenmeyer ditempatkan dalam desikator. Erlenmeyer yang sudah dingin ditimbang Ditentukan volume Erlenmeyer dengan diisi dengan air sampai penuh dan ditimbang massa air pada Erlenmeyer Diukur tekanan atmosfer dengan barometer Dihitung berat molekul menggunakan faktor koreksi Selesai LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Percobaan No Objek Pengamatan Hasil Pengamatan 1 Massa Erlenmeyer kosong 74,72 gram 2 Massa erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang 75,62 gram 3 Tekanan ruangan 738 mmHg = 0,97 atm 4 Suhu penangas air 75oC = 348 K 5 Suhu lingkungan 28oC = 301 K 6 Massa Erlenmeyer + Aluminium Foil + Karet Gelang + Sampel Cairan Volatil (setelah masuk desikator) 76,04 gram 7 Massa erlenmeyer + air 217, 84 gram 8 Massa air 217,84 gram – 74,72 gram = 143,12 gram 9 Massa sampel cairan volatil 76,04 gram – 75,62 gram =0,42 gram B. Pembahasan Pada percobaan “Penentuan Berat Molekul Berdasarkan Massa Jenis Gas”, digunakan cairan kloroform (CHCl3) sebagai sampel. Langkah awal percobaan adalah menimbang massa Erlenmeyer kosong (dalam percobaan ini 74,72 gram), lalu menimbang massa Erlenmeyer beserta penutup aluminium foil dan karet gelang (dalam percobaan ini 75,62 gram). Tujuan Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil adalah agar Erlenmeyer kedap udara, sehingga Erlenmeyer mampu menampung uap kloroform yang dihasilkan dari proses pemanasan. Selanjutnya, Erlenmeyer diisi dengan 5 mL cairan sampel (kloroform) dan dibuat sebuah lubang kecil menggunakan jarum di penutup aluminium foil, tujuannya sebagai saluran keluar uap. Langkah selanjutnya, Erlenmeyer direndam dalam penangas air (dalam percobaan ini suhu penangas air 75oC) dan Erlenmeyer dibiarkan sampai seluruh cairan sampel (kloroform) menguap. LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I Setelah semua cairan sampel volatil menguap, uap cairan volatil (kloroform) akan menempati seluruh penjuru ruangan dalam Erlenmeyer dan ada sebagian uap cairan yang keluar. Uap sampel berhenti keluar saat keadaan kesetimbangan tercapai, yakni saat tekanan uadara cairan dalam Erlenmeyer sama dengan tekanan tekanan udara luar (dalam percobaan ini tekanan udara luar 0,97 atm), volume sama dengan volume Erlenmeyer dan suhu sama dengan suhu dalam penangas air. Untuk mengetahui volume Erlenmeyer, labu Erlenmeyer diisi air sampai penuh lalu ditimbang massanya (dalam percobaan ini 217,84 gram). Lalu dihitung volume air menggunakan rumus massa jenis air pada suhu 28oC dan didapat hasil volume Erlenmeyer sebesar 0,144 L Langkah selanjutnya adalah menempatkan Erlenmeyer dalam desikator yang berfungsi untuk menurunkan suhu Erlenmeyer sehingga uap cairan volatil terkondensasi dan kembali berwujud cair. Lalu, ditimbang kembali massa Erlenmeyer beserta cairan volatil di dalamnya dan didapat hasil massa cairan volatil dalam Erlenmeyer sebesar 0,42 gram. Setelah diketahui massa dan volume sampel (kloroform) dalam Erlenmeyer, maka dapat ditentukan massa jenis uap kloroform dalam Erlenmeyer. Untuk mengetehui massa molekul relatif sampel, dibutuhkan data tambahan, yakni tetapan R (0,082 L atm mol-1 K-1), berdasarkan rumus persamaan gas ideal, P.V=n.R.T Berdasarkan hasil perhitungan, massa molekul relatif kloroform berdasarkan percobaan adalah 95,917 gram/mol , sedangkan massa molekul relatif kloroform berdasarkan teori adalah 119,5 gram/mol, sehingga didapatkan persen kesalahan dalam percobaan ini adalah sebesar 19,73%. Perbedaan hasil antara percobaan dan teori ini dikarenakan adanya beberapa kesalahan yang terjadi selama proses praktikum dilakukan, yakni pada saat proses pendinginan dalam desikator, ada sejumlah uap kloroform yang belum berubah wujud menjadi cair massa sampel sabenarnya harus ditambahkan dengan massa udara yang tidak dapat masuk kembali ke dalam Erlenmeyer karena adanya uap cairan yang tidak mengembun. Massa udara tersebut dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa tekanan parsial udara yang tidak dapat masuk tadi sama dengan tekanan uap LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I cairan kloroform pada suhu kamar. Untuk menghitung tekanan uap kloroform pada suhu tertentu, digunakan rumus : Log P = 6,90328 – 1163,03/(227,4+T) T = suhu senyawa (oC) P = tekanan uap (mmHg) Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan massa molekul relatif percobaan kloroform 95,917 gram/mol, sedangkan massa molekul relatif teori kloroform adalah 119,5 gram/mol, sehingga diperoleh persen kesalahan sebesar 19,73%. Saat proses percobaan ini, terdapat kesalahan teknis atau human error yang mungkin terjadi sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan hasil teoritis dan terdapat persentase yang cukup besar. Kesalahan-kesalahan tersebut diantaranya : Kurang telitinya praktikan dalam mengamati skala termometer saat pengukuran suhu penangas air. Kesalahan praktikan saat memperkirakan uap yang terkondensasi saat Erlenmeyer di dalam desikator. Kemungkinan saat Erlenmeyer mengalami pemanasan dalam penangas air, cairan volatil belum menguap seluruhnya Ketidaktelitian praktikan dalam membaca skala yang ditunjukkan neraca analitik saat pengukuran massa LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan, yakni : 1. Penentuan berat molekul suatu senyawa berdasarkan massa jenis gas dilakukan berdasarkan rumus persamaan gas ideal dengan menggunakan kloroform (CHCl3) sebagai sampel. 2. Volume uap kloroform yang menempati Erlenmeyer adalah sebesar 0,144 L 3. Massa jenis kloroform adalah sebesar 2,917 gram/L 4. Berat molekul kloroform secara teori adalah 119,5 gram/mol, sedangkan berat molekul kloroform hasil percobaan adalah 85,814 gram/mol 5. Berat molekul kloroform setelah penambahan faktor koreksi adalah 95,917 gram/mol dengan persen kesalahan sebesar 19,73% LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DAFTAR PUSTAKA Daniels et al. 1970. Experimental Physical Chemistry 7th Ed. New York : Mc Graw Hill Shoemaker et al. Experimental in Physical Chemistry 3rd Ed. New York : Mc Graw Hill Tony Bird. 1987. Penuntun Praktikum untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I PERTANYAAN 1. Apakah yang menjadi sumber kesalahan utama dalam percobaan ini? 2. Dari analisis penentuan berat molekul suatu cairan X yang bersifat volatil, diperoleh nilai = 120 gram/mol. Hasil analisis menunjukkan bahwa senyawa tersebut mengandung unsur karbon 10% , klor 89% , dan hidrogen 1%. Tentukan rumus molekul senyawa tersebut! JAWABAN 1. Sumber kesalahan : Ketidaktepatan pengamatan saat cairan telah menguap semua atau belum, dapat mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan. Jika masih ada cairan yang belum menguap atau masih ada cairan yang terisi dalam Erlenmeyer, maka dapat mengakibatkan kesalahan perihitungan massa jenis gas dan pada akhirnya mengakibatkan kesalahan pada perhitungan berat molekul.\ Kurang telitinya praktikan dalam mengamati skala termometer saat pengukuran suhu penangas air. Kesalahan praktikan saat memperkirakan uap yang terkondensasi saat Erlenmeyer di dalam desikator. Kemungkinan saat Erlenmeyer mengalami pemanasan dalam penangas air, cairan volatil belum menguap seluruhnya Ketidaktelitian praktikan dalam membaca skala yang ditunjukkan neraca analitik saat pengukuran massa 2. Penentuan rumus molekul senyawa Mr Karbon 10 x 120 100 = 12 Jumlah Atom Karbon = = 1 atom C Mr Klor 89 x 120 100 = 106,8 LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I Jumlah Atom Klor , = , = 3,008 = 3 atom Cl Mr Hidrogen 1 x 120 100 = 1,2 Jumlah Atom Hidrogen = , = 1,2 = 1 atom H Rumus Molekul Senyawa = CHCl3 LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I LAMPIRAN 1. Volume Sampel (CHCl3) Massa Air = 143,12 gram ρ air pada suhu 28oC = 0,9963 Volume air = = Volume sampel , = 143,65 mL = 0,144 L , = Volume air = 0,144 L 2. Massa Jenis Sampel Massa sampel (CHCl3) = 0,42 gram Volume sampel (CHCl3) = 0,144 L ρ sampel (CHCl3) = = , , = 2,917 3. Berat Molekul Sampel (CHCl3) ρ sampel (CHCl3) = 2,917 R = 0,082 L atm mol-1 K-1 Suhu (T) = 348 K Tekanan (P) = 0,97 atm Mr = = , , , = 85,814 LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I 4. Faktor Koreksi 5. Massa Udara 6. Massa Sampel (CHCl3) Total Massa total = Massa sampel + Massa udara = 0,42 gram + 0,0495 gram = 0,4695 gram LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I 7. Mr Sampel (CHCl3) Hasil Percobaan 8. Persen Kesalahan LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG