PROPOSAL METODE RISET Analisis Strategi Penjualan PT HM Sampoerna Melalui Digitalisasi Oleh: Nama : Sean Michael Gunawan NIM : 01011200117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PELITA HARAPAN TANGERANG 2023 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era digital seperti saat ini, teknologi informasi dan digitalisasi telah mengubah cara bisnis beroperasi. Perusahaan di berbagai sektor industri berusaha untuk memanfaatkan potensi teknologi digital guna meningkatkan efisiensi, daya saing, dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Menurut Kaplan dan Haenlein (2016), digitalisasi dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dengan memanfaatkan teknologi digital untuk mengotomatisasi proses bisnis, meningkatkan akses informasi, dan mengoptimalkan interaksi dengan pelanggan. Dalam bukunya yang berjudul "Digital Transformation: Build Your Organization's Future for the Innovation Age," Lindsay Herbert (2019) menjelaskan bahwa digitalisasi bukan hanya tentang mengadopsi teknologi baru, tetapi juga tentang perubahan dalam mindset dan budaya perusahaan. Perusahaan-perusahaan harus bersedia untuk beradaptasi dengan cepat dan menggali potensi inovasi dari teknologi digital untuk mencapai keunggulan kompetitif. Perusahaan-perusahaan juga berusaha untuk menghadapi tantangan yang timbul dari persaingan yang semakin ketat dan perubahan perilaku konsumen yang terus berkembang. Dalam karyanya "The Innovator's Dilemma," Clayton Christensen (1997) mengemukakan bahwa perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan kebutuhan konsumen akan menghadapi risiko kegagalan. Oleh karena itu, adaptasi dan inovasi menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh PT HM Sampoerna dalam industri rokok. Salah satu industri yang tidak terkecuali dari dampak perubahan ini adalah industri rokok. PT HM Sampoerna, sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, menghadapi berbagai tantangan dalam upaya untuk tetap menjadi pemain utama di pasar yang kompetitif ini. Tantangan tersebut meliputi peningkatan persaingan dengan produsen rokok lainnya, perubahan kebijakan pemerintah terkait peraturan tentang iklan rokok, dan perubahan perilaku konsumen yang semakin banyak beralih ke media digital. Untuk menghadapi tantangan tersebut, PT HM Sampoerna harus beradaptasi dengan cepat dan mengambil langkah strategis untuk meningkatkan penjualan dan memperkuat posisinya di pasar. Salah satu solusi yang menarik adalah dengan memanfaatkan potensi digitalisasi untuk mengoptimalkan proses bisnis, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan interaksi dengan konsumen. Namun, implementasi strategi digitalisasi tidak selalu mudah dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang pasar, teknologi, dan perilaku konsumen. Menurut Wu, Wang, and Wang (2017), strategi digitalisasi yang berhasil memerlukan kolaborasi antara berbagai departemen dalam perusahaan dan pemahaman yang komprehensif tentang kebutuhan dan preferensi konsumen di era digital. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan merancang strategi yang efektif dalam meningkatkan penjualan PT HM Sampoerna melalui digitalisasi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perusahaan dapat memperoleh wawasan dari penelitian sebelumnya yang telah membahas tentang peran teknologi digital dalam meningkatkan daya saing dan efisiensi perusahaan (Kaplan & Haenlein, 2016), pentingnya adaptasi dan inovasi dalam menghadapi perubahan pasar (Christensen, 1997), serta kunci keberhasilan dalam strategi digitalisasi (Wu et al., 2017). Dengan memperkuat fondasi pengetahuan melalui literatur dan penelitian sebelumnya, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi berharga bagi PT HM Sampoerna dalam mengembangkan strategi digitalisasi yang efektif guna menghadapi tantangan industri dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dalam pasar yang semakin dinamis. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana dampak perubahan perilaku konsumen yang semakin beralih ke media digital terhadap PT HM Sampoerna dan industri rokok secara keseluruhan? 2. Apa saja tantangan yang dihadapi PT HM Sampoerna dalam menghadapi peningkatan persaingan dengan produsen rokok lainnya dan perubahan kebijakan pemerintah terkait iklan rokok? 3. Bagaimana perusahaan dapat beradaptasi dengan cepat dan mengambil langkah strategis untuk meningkatkan penjualan dan memperkuat posisi PT HM Sampoerna di pasar yang kompetitif? 4. Apa saja potensi manfaat digitalisasi yang dapat dimanfaatkan oleh PT HM Sampoerna untuk mengoptimalkan proses bisnis, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan interaksi dengan konsumen? 5. Bagaimana strategi digitalisasi yang efektif dapat dirancang untuk meningkatkan penjualan PT HM Sampoerna dan menghadapi tantangan dalam era bisnis yang semakin terhubung dan digital? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Meneliti dampak perubahan perilaku konsumen yang semakin beralih ke media digital terhadap PT HM Sampoerna dan industri rokok secara keseluruhan. 2. Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi PT HM Sampoerna dalam menghadapi peningkatan persaingan dengan produsen rokok lainnya dan perubahan kebijakan pemerintah terkait iklan rokok. 3. Menganalisis potensi manfaat digitalisasi yang dapat dimanfaatkan oleh PT HM Sampoerna untuk mengoptimalkan proses bisnis, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan interaksi dengan konsumen. 4. Merancang strategi digitalisasi yang tepat guna meningkatkan penjualan PT HM Sampoerna dan menghadapi tantangan dalam era bisnis yang semakin terhubung dan digital. 5. Memberikan rekomendasi strategis berdasarkan temuan penelitian untuk memperkuat posisi PT HM Sampoerna di pasar rokok yang kompetitif dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perubahan perilaku konsumen dalam hal beralih ke media digital dalam memenuhi kebutuhan dan preferensi mereka terkait produk rokok. Informasi ini akan membantu PT HM Sampoerna dan industri rokok secara keseluruhan untuk mengantisipasi perubahan pasar dan mengadaptasi strategi pemasaran yang lebih efektif untuk menghadapi era digital. 2. Penelitian ini akan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi PT HM Sampoerna dalam meningkatkan daya saingnya dengan produsen rokok lainnya di pasar. Selain itu, penelitian ini juga dapat mengidentifikasi peluang dan celah dalam pasar yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri rokok. 3. Penelitian ini akan menganalisis potensi manfaat digitalisasi bagi PT HM Sampoerna dalam meningkatkan efisiensi proses bisnis, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan interaksi dengan konsumen. Dengan mengetahui potensi ini, perusahaan dapat mengidentifikasi teknologi digital yang paling sesuai dan merancang langkah-langkah strategis untuk memanfaatkannya secara optimal. 4. Dengan melakukan analisis mendalam tentang dampak digitalisasi terhadap penjualan, penelitian ini akan memberikan panduan untuk merancang strategi digitalisasi yang tepat guna meningkatkan penjualan PT HM Sampoerna. Strategi ini akan membantu perusahaan untuk tetap relevan dan bersaing di pasar yang semakin terhubung dan digital. 5. Berdasarkan temuan penelitian, rekomendasi strategis akan disusun untuk PT HM Sampoerna guna memperkuat posisinya di pasar rokok yang kompetitif dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Rekomendasi ini akan mencakup langkah-langkah konkret untuk menghadapi tantangan industri dan memanfaatkan peluang bisnis di era digital. II. TINJAUAN LITERATUR 2.1 Variabel Penelitian 2.1.1 Penjualan Menurut Anthony & Govindrajan, penjualan adalah Penjualan merupakan indikator utama keberhasilan dan keberlanjutan suatu perusahaan di pasar yang kompetitif. Tingkat penjualan yang tinggi menunjukkan permintaan yang kuat terhadap produk atau jasa perusahaan, serta kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sebaliknya, penurunan penjualan dapat menandakan adanya masalah dalam strategi pemasaran, kualitas produk, atau respons perusahaan terhadap perubahan pasar. Dalam penelitian ini, variabel penjualan akan dijadikan variabel dependen untuk mengevaluasi efektivitas strategi peningkatan penjualan PT HM Sampoerna melalui digitalisasi. Pengukuran penjualan perusahaan akan dilakukan dengan mengumpulkan data penjualan per periode waktu dan menganalisis tren penjualan untuk mengidentifikasi dampak dari implementasi strategi digitalisasi. 2.1.2 Manajemen Strategi Menurut Gregory G. Dees dan Alex Miller, manajemen strategi melibatkan tiga kegiatan penting yang saling terkait, yakni analisis strategi, perumusan strategi, dan implementasi strategi (Saladin, 2003). Pendapat tersebut sejalan dengan pandangan Thomas L. Wheelen dan J. David Hunger yang menyatakan bahwa manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan kegiatan manajerial yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang, yang meliputi perumusan perencanaan strategi, implementasi, dan evaluasi (Saladin, 2003). Sampurno (2013) menyatakan ada dua elemen inti dalam manajemen strategi, yaitu pertama, manajemen strategi mengandung tiga proses berkelanjutan, yaitu analisis, pengambilan keputusan, dan tindakan. Kedua, manajemen strategi merupakan studi yang bertujuan untuk memahami mengapa suatu perusahaan dapat mencapai kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Rachmat (2013), esensi dari manajemen strategik dalam meningkatkan daya saing perusahaan, baik nirlaba maupun berorientasi laba, terdiri dari dua hal penting. Pertama, pertumbuhan yang berkelanjutan, dan kedua, berpikir secara strategis. Manajemen strategik juga memiliki tujuan, yakni: pertama, melakukan dan mengevaluasi strategi yang dipilih secara efektif dan efisien; kedua, mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang situasi, serta melakukan penyesuaian dan koreksi jika ditemukan penyimpangan dalam pelaksanaan strategi; ketiga, memperbaharui strategi yang telah dirumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal; keempat, meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bisnis yang ada; dan kelima, melakukan inovasi produk agar selalu sesuai dengan selera konsumen. 2.1.3 Strategi Bisnis Strategi secara umum merujuk pada pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam suatu konteks bisnis. Strategi juga dapat berupa rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan tersebut. Arif Yusuf Hamali (2015) menyebutkan bahwa terdapat beberapa jenis strategi bisnis yang dapat diimplementasikan, yang meliputi: Strategi untuk pasar yang telah ada atau pasar lama: a. Penetrasi pasar (market penetration), yakni meningkatkan penjualan pada pasar yang telah ada melalui promosi dan distribusi aktif. b. Pengembangan produk (product development). c. Pengembangan produk dan pasar. d. Integrasi vertikal, yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas atau efisiensi perusahaan dalam melayani pasar. e. Integrasi horizontal, yaitu strategi kerjasama dengan para pesaing. Strategi untuk pasar yang baru: a. Pengembangan pasar (market development). b. Diversifikasi terpusat (concentric diversification). c. Diversifikasi konglomerat (conglomerate diversification). Strategi Pemasaran pada berbagai daur hidup produk (life cycle product strategy). Strategi Pemimpin Pasar (Market leader strategy): Untuk memimpin pasar, ada tiga tindakan yang dapat diambil, yaitu mengembangkan pasar keseluruhan, melindungi pasar, dan mengembangkan bagian pasar. Strategi penantang pasar (Market challenger strategy): a. Serangan frontal, yakni menyerang kekuatan lawan dari titik kelemahan lawan. b. Serangan mengepung, yaitu menembus daerah pemasaran lawan. c. Serangan melambung, yang melibatkan perusahaan berusaha menutup rapat segmen pasar yang menarik minat lawan. d. Strategi lintas, yakni penyerangan secara tidak langsung. Strategi pengikut pasar (Market Follower Strategy): a. Mengikuti dari dekat. b. Mengikuti dari jauh. c. Mengikuti secara selektif. 2.1.4 Digitalisasi Menurut Laudon & Laudon, digitalisasi adalah proses yang mencakup berbagai aspek teknologi, seperti penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak, aplikasi internet, teknologi cloud, analisis data, dan integrasi sistem. Tujuan utama digitalisasi adalah untuk meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, dan responsivitas perusahaan dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital yang terus berkembang. Pengukuran digitalisasi dapat dilakukan melalui sejumlah indikator, termasuk tingkat adopsi teknologi digital, besaran investasi dalam teknologi digital, tingkat integrasi sistem, efisiensi operasional, serta kemampuan dalam memanfaatkan data dan analisis untuk pengambilan keputusan strategis. Selain itu, digitalisasi juga mencakup interaksi dengan konsumen melalui platform digital, seperti website perusahaan, aplikasi seluler, media sosial, dan layanan pelanggan berbasis teknologi. 2.2 Hubungan antar Variabel Penelitian 2.2.1 Hubungan Manajemen Strategi dan Penjualan Manajemen Strategi merupakan serangkaian keputusan dan kegiatan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjangnya. Ketika Manajemen Strategi dilaksanakan dengan baik, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang pasar, mengatasi tantangan, dan merancang rencana yang tepat untuk mencapai pertumbuhan dan keberhasilan bisnis. Penjualan, di sisi lain, adalah indikator utama kinerja bisnis yang mencerminkan tingkat permintaan konsumen terhadap produk atau jasa perusahaan. Ketika Manajemen Strategi diterapkan secara efektif, perusahaan dapat mengoptimalkan proses bisnisnya, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan interaksi dengan konsumen. Semua ini dapat berkontribusi positif terhadap peningkatan penjualan perusahaan. Dengan kata lain, Manajemen Strategi yang baik dapat berdampak langsung pada kinerja penjualan perusahaan. Jika strategi yang dirumuskan dan diimplementasikan dengan tepat, perusahaan dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam mencapai target penjualan dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan. H1: Manajemen Strategi berpengaruh positif terhadap Penjualan. 2.2.2 Hubungan Strategi Bisnis dan Penjualan Strategi Bisnis mencakup pendekatan atau rencana jangka panjang yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan bisnisnya. Dalam hal ini, Strategi Bisnis mencakup berbagai keputusan dan tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk mengidentifikasi peluang pasar, memahami kebutuhan konsumen, dan menghadapi tantangan di pasar yang kompetitif. Penjualan, sebagai variabel dependen, adalah ukuran kinerja bisnis yang mencerminkan tingkat permintaan dan penerimaan konsumen terhadap produk atau jasa perusahaan. Ketika Strategi Bisnis diimplementasikan secara tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan proses bisnis, mengembangkan produk atau jasa yang relevan dengan kebutuhan pasar, serta meningkatkan daya saing dalam industri. Jika Strategi Bisnis yang dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik, perusahaan dapat mencapai hasil yang lebih baik dalam mencapai target penjualan dan mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Selain itu, Strategi Bisnis yang tepat juga dapat membantu perusahaan dalam menghadapi perubahan pasar dan memanfaatkan peluang-peluang baru yang muncul. Dengan demikian, terdapat hubungan positif antara Strategi Bisnis yang efektif dengan peningkatan Penjualan perusahaan. Efektivitas dalam merencanakan dan melaksanakan Strategi Bisnis dapat memberikan dampak yang signifikan pada kinerja penjualan perusahaan dan membantu mencapai tujuan bisnis secara keseluruhan. H2: Strategi Bisnis berpengaruh positif terhadap Penjualan. 2.2.3 Hubungan Digitalisasi dan Penjualan Digitalisasi mencakup penerapan teknologi informasi dan digital dalam proses bisnis perusahaan. Ketika perusahaan berhasil menerapkan digitalisasi dengan baik, hal ini dapat meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, dan responsivitas perusahaan dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital yang terus berkembang. Digitalisasi dapat memberikan dampak positif pada penjualan perusahaan dengan beberapa cara. Pertama, digitalisasi dapat meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat proses bisnis, dan mengurangi biaya produksi, yang pada gilirannya dapat membantu perusahaan menawarkan produk atau jasa dengan harga yang lebih kompetitif. Kedua, melalui digitalisasi, perusahaan dapat memperluas jangkauan pasar dan mencapai konsumen potensial yang lebih luas. Dengan adanya platform digital, seperti website perusahaan, aplikasi seluler, dan media sosial, perusahaan dapat berinteraksi dengan konsumen secara lebih langsung dan efektif, serta melakukan kampanye pemasaran yang lebih terarah. Ketiga, digitalisasi memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan dan menganalisis data konsumen dengan lebih baik. Data ini dapat digunakan untuk memahami kebutuhan dan preferensi konsumen, serta merancang produk atau jasa yang lebih sesuai dengan harapan mereka. Secara keseluruhan, dengan implementasi digitalisasi yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan daya saingnya di pasar, menciptakan pengalaman konsumen yang lebih baik, dan meningkatkan efisiensi operasional, yang semua ini dapat berdampak positif terhadap peningkatan penjualan perusahaan. H3: Digitalisasi berpengaruh positif terhadap Penjualan. 2.1 Model Penelitian Terdapat gambar dibawah yang menunjukkan model atau kerangka penelitian yang telah dikembangkan berdasarkan hipotesis sebelumnya. Peneliti bermaksud untuk melakukan pengujian secara parsial terhadap Variabel Independen, yaitu Manajemen Strategi terhadap Penjualan, Strategi Bisnis terhadap Penjualan , dan Digitalisasi terhadap Penjualan. Tujuan dari pengujian parsial ini adalah untuk melihat pengaruh tiap variabel independen terhadap variabel dependen. Sumber: Data Olahan III. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah PT HM Sampoerna, produsen rokok terkemuka di Indonesia. Penelitian ini akan berfokus pada strategi digitalisasi yang diterapkan oleh PT HM Sampoerna untuk meningkatkan penjualan dan menghadapi tantangan dalam era bisnis yang semakin terhubung dan digital. 3.2 Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah data dan informasi yang terkait dengan strategi digitalisasi dan penjualan PT HM Sampoerna. Data-data yang akan dikumpulkan mencakup informasi tentang penerapan teknologi digital, integrasi sistem, interaksi dengan konsumen melalui platform digital, dan kinerja penjualan perusahaan. 3.3 Tipe Penelitian Penelitian ini akan menggunakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang fenomena atau keadaan yang ada dalam suatu populasi atau sampel. Dalam penelitian ini, penulis akan menggambarkan dan menjelaskan strategi digitalisasi yang diterapkan oleh PT HM Sampoerna serta hubungannya dengan penjualan perusahaan. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran dan penjelasan mengenai fenomena atau keadaan yang ada dalam suatu populasi atau sampel. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data tentang variabel atau karakteristik tertentu tanpa melakukan manipulasi variabel atau menguji hipotesis. Tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah memberikan gambaran yang komprehensif tentang fenomena yang diamati dan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel tersebut. Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam penelitian ini. 3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel penelitian yang akan digunakan adalah: a. Variabel Dependen: Penjualan b. Variabel Independen: Manajemen Strategi c. Variabel Independen: Strategi Bisnis d. Variabel Independen: Digitalisasi 3.5 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah PT HM Sampoerna secara keseluruhan. Mengingat populasi yang besar, penulis akan menggunakan sampel sebagai representasi dari populasi. 3.6 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data akan dilakukan melalui dua cara, yaitu studi kepustakaan dan pengumpulan data primer. Studi kepustakaan akan digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang strategi digitalisasi yang relevan dengan PT HM Sampoerna. Pengumpulan data primer akan dilakukan menggunakan metode kuesioner. Kuisioner merupakan instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan tertulis yang digunakan dalam mengumpulkan data dari responden. Kuesioner terdiri dari dua bagian utama: bagian pertanyaan demografis dan bagian pertanyaan substantif. Bagian pertanyaan demografis bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang karakteristik responden, seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengalaman kerja. Hal ini membantu dalam menganalisis data secara lebih rinci dan memahami hubungan antara variabel yang sedang diteliti. Bagian pertanyaan substantif akan fokus pada variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti. Pertanyaan dalam bagian ini akan dirancang menggunakan skala Likert, di mana responden diminta untuk memberikan tanggapan mereka berdasarkan tingkat setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan yang diberikan. 3.7 Metode Analisis Data Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran dan penjelasan tentang hubungan antara digitalisasi dan penjualan PT HM Sampoerna. 3.8 Pengujian Instrumen Penelitian 3.8.1 Uji Validitas Menurut Arikunto (dalam Agustian et al. 2019:45) validitas merupakan “derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh penelitian”. Validitas merupakan ukuran sejauh mana alat pengukuran dapat mengukur variabel yang diinginkan dengan akurat dan konsisten. Validitas penting dalam penelitian karena menentukan sejauh mana hasil yang diperoleh dari instrumen pengukuran dapat dipercaya dan menggambarkan fenomena yang sedang diteliti. 3.8.2 Uji Reliabilitas Menurut Sugiono (dalam Agustian et al. 2019:46) “uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur sama”. Reliabilitas mencerminkan sejauh mana instrumen pengukuran konsisten dalam memberikan hasil yang serupa jika diterapkan pada populasi atau sampel yang sama. Dalam konteks penelitian, reliabilitas menunjukkan tingkat kestabilan atau konsistensi suatu instrumen pengukuran dalam menghasilkan data yang sama jika diuji secara berulang. Dengan kata lain, reliabilitas mengukur sejauh mana instrumen pengukuran dapat diandalkan dalam mengukur variabel yang sama secara konsisten. DAFTAR PUSTAKA Agustian, I., Saputra, H. E., & Imanda, A. (2019). PENGARUH SISTEM INFORMASI MANAJAMEN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DI PT. JASARAHARJA PUTRA CABANG BENGKULU. Jurnal Professional FIS UNIVED, 6(1) Christensen, C. (1997). The Innovator's Dilemma. HarperBusiness. Herbert, L. (2019). Digital Transformation: Build Your Organization's Future for the Innovation Age. Bloomsbury Business. Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2016). Higher Education and the Digital Revolution: About MOOCs, SPOCs, Social Media, and the Cookie Monster. Business Horizons, 59(4), 441-450. Wu, L., Wang, Y., & Wang, Y. (2017). Exploring the Impact of Digitalization on Business Models in the Service Sector. Service Science, 9(3), 227-240.