Teks Eksposisi Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab Sila Kedua Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa Sanskerta: "pañca" berarti lima dan "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap sila Pancasila memiliki arti tersendiri. "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab" pada sila kedua mengandung makna bahwa masyarakat tidak boleh membedakan satu sama lain. Setiap orang dari berbagai kalangan usia perlu menerapkan rasa toleransi kepada orang lain, menghargai dan menghormati antar masyarakat. Salah satu contoh sikap sila- 2 adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Jika sila kedua Pancasila tidak diamalkan, Indonesia akan terpecah belah, kekacauan dimana mana, pemisahan wilayah, kejahatan sosial dimana mana. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak ras, suku, budaya, agama, golongan, bahasa, adat, dan lain lain dan kalua rakyat indonesia tidak mengamalkan sila kedua, kemungkinan ras yang direndahkan semakin terkucilkan, suku yang dilecehkan akan tersinggungg akhirnya timbulah kekacauan,perang antar suku, dll. Sila kedua diamalkan untuk mengakui persamaan derajat antar manusia dan bangsa, menjunjung tinggi nilai persatuan, mengembangkan sikap tenggang rasa, dan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban sesama manusia supaya Indonesia bisa menuju ke arah yang tepat. Pancasila diciptakan untuk mengatur pemerintah negara, dan juga sebagai dasar untuk mengatur seluruh penyelenggaraan negara Indonesia. Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Sila Kelima Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa Sanskerta: "pañca" berarti lima dan "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap sila Pancasila memiliki arti tersendiri. Sila kelima, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Sila kelima menegaskan pentingnya mengutamakan keadilan sosial dalam pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia. Prinsip ini membutuhkan kerja sama dan partisipasi dari semua pihak, serta harus diwujudkan dalam semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu contoh sikap mengamalkan Pancasila pada sila kelima adalah dengan menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong dalam kehidupan. Jika Masyarakat Indonesia tidak menrapkan sila kelima dalam kehidupan sehari- hari. Kehidupan masyarakat tidak akan rukun dan akan muncul berbagai konflik yang dipicu ketidakadilan. Pelanggaran hak terjadi di manamana.Masyarakat sulit untuk hidup tertib, aman dan nyaman sehingga jauh dari kata sejahtera. Dengan menerapkan sila kelima Pancasila mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban Pancasila diciptakan untuk mengatur pemerintah negara, dan juga sebagai dasar untuk mengatur seluruh penyelenggaraan negara Indonesia. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa Sila Pertama Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa Sanskerta: "pañca" berarti lima dan "śīla" berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap sila Pancasila memiliki arti tersendiri. Pancasila sebagai suatu sistem nilai disusun berdasarkan urutan logis keberadaan unsur-unsurnya. Makna sila ke 1 yang berbunyi 'Ketuhanan Yang Maha Esa' adalah bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang bertuhan dan memercayai keberadaan Tuhan. Oleh sebab itu, sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) ditempatkan pada urutan yang paling atas. Hal tersebut karena bangsa Indonesia meyakini segala sesuatu berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Jika kita tidak menerapkan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kondisi masyarakat Indonesia akan dipenuhi konflik dan hidupnya tidak rukun. Sebagai contoh, sila pertama Pancasila berbunyi “Ketuhahan Yang Maha Esa”. Sila pertama ini bisa diterapkan dengan menghormati dan menghargai teman yang memiliki agama atau keyakinan berbeda. Apabila sila pertama ini tidak diterapkan, masyarakat yang kondisinya beragam karena memiliki agama dan keyakinan berbeda akan mengalami konflik satu sama lain. Selain dipenuhi konflik, tidak diterapkannya sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari juga menimbulkan pelanggaran hak serta kewajiban. Misalnya suatu kelompok masyarakat bisa dengan bebas mengambil hak masyarakat yang lain, dan tidak menjalankan kewajibannya. Sikap positif terhadap sila pertma, yaitu sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Mengambangkan toleransi antara umat beragama untuk mewujudkan kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang, tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain, melaksanakan kewajiban dalam kenyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing- masing. Pancasila diciptakan untuk mengatur pemerintah negara, dan juga sebagai dasar untuk mengatur seluruh penyelenggaraan negara Indonesia.