Modul 4 VAT and Sales Tax on Luxury Goods Dasar Hukum • Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009 Berisi tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Pemberlakuan Ketentuan Perubahan Ketiga atas undang-undang dimaksud per 1 April 2010. • Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2015 Peraturan ini memuat ketentuan mengenai jenis barang yang mendapatkan pembebasan PPN serta bagaimana mekanisme menyangkut pembebasan tersebut. Ada dua jenis barang yang dibebaskan dari PPN. Pertama, barang yang dibebaskan atas impornya. Kedua, barang yang dibebaskan PPN atas penyerahannya. • Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2015 Peraturan ini berkaitan dengan PPN atas penyerahan jasa kepelabuhanan tertentu kepada perusahaan angkutan laut yang melakukan kegiatan angkatan laut luar negeri. • Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.04’2016 Tahun 2016 Berisi tentang pembebasan bea masuk dan tidak dipungut PPN dan PPnBM atas impor barang dan atau bahan, dan atau mesin yang dilakukan oleh industri kecil dan menengah dengan tujuan ekspor. 1. PPN PPN adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak di dalam daerah Pabean (dalam wilayah Indonesia). Pada dasarnya, setiap barang dan jasa adalah Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, kecuali ditentukan oleh Undang-Undang PPN. Karakteristik PPN: 1. Pajak objektif 2. Pajak tidak langsung 3. Multistage tax 4. Nonkumulatif 5. Tarif tunggal 6. Credit method/invoice method/indirect substruction method 7. Consumption type value added tax (VAT) 8. Pajak atas konsumsi dalam negeri 2. PPnBM Selain dikenakan PPN, pengkonsumsian Barang Kena Pajak tertentu yang tergolong mewah juga dikenakan PPnBM. Yang dikenakan PPnBM adalah: a. Barang tersebut bukan merupakan kebutuhan pokok. b. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu. c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi. d. Barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukan status. e. Apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral masyarakat serta menganggu ketertiban masyarakat. 3. PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri Kriteria: - Konstruksi utama: kayu, beton, pasangan beton, pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan atau baja. - Tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha. - 163/PMK.03/2012 Luas keseluruhan 200 m persegi. - DPP 20% dari total pembangunan Penyetoran paling lama tanggal 15 bulan berikutnya. 4. Subjek Pajak Pajak PPN dan PPnBM dikenakan kepada pengusaha, pengimpor atau pedagang yang menjual barang-barang yang termasuk dalam objek pajak PPN dan PPnBM. 5. Objek Pajak Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas: a. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha, b. Impor barang kena pajak, c. Penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha, d. Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean, e. Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean, f. Ekspor barang kena pajak oleh pengusaha kena pajak. Penetapan jenis barang yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai didasarkan atas kelompok-kelompok barang berikut ini: a. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya. b. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak. c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya. d. Uang, emas batangan, dan surat berharga. Penetapan jenis jasa yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai didasarkan atas kelompokkelompok jasa berikut ini: a. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medis. b. Jasa di bidang pelayanan sosial. c. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko. d. Jasa di bidang perbankan, asuransi, dan sewa guna dengan hak opsi. e. Jasa di bidang pendidikan. f. Jasa di bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan. g. Jasa di bidang penyiaran yang bukan bersifat iklan. h. Jasa di bidang angkutan umum di darat dan di air. i. Jasa di bidang tenaga kerja. j. Jasa di bidang perhotelan. k. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum. 6. Tarif Pajak a. Tarif PPN adalah 10% b. Tarif PPN sebesar 0% diterapkan atas: • Ekspor Barang Kena Pajak (BKP) Berwujud • Ekspor BKP Tidak Berwujud • Ekspor Jasa Kena Pajak c. Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 200% d. Tarif PPnBM atas ekspor BKP yang tergolong mewah adalah 0% e. Tarif PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri adalah 10% dengan DPP 20% x jumlah Biaya yang dikeluarkan setiap bulannya. f. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 2019, terdapat perubahan tarif PPnBM yang dikenakan pada kendaraan bermotor, dimana tarif tertinggi yang berlaku adalah 95% (sebelumnya tarif tertinggi yang berlaku adalah 125%). Tarif PPnBM ini akan mulai berlaku pada tahun 2021. Berikut adalah rinciannya: 1) Kendaraan bermotor angkutan orang a) Kendaraan angkutan kurang dari 10 orang termasuk pengemudi - Kapasitas isi silinder sampai dengan 3000cc Memiliki 4 layer tarif yaitu 15%, 20%, 25%, dan 40% dari harga jual - Kapasitas isi silinder >3000cc – 4000cc Memiliki 4 layer tarif yaitu 40%, 50%, 60%, dan 70% dari harga jual - Kendaraan listrik Memiliki 1 layer tarif yaitu 15% dari harga jual b) Kendaraan angkutan mulai dari 10 sampai dengan 15 orang termasuk pengemudi - Kapasitas isi silinder sampai dengan 3000cc Memiliki 2 layer tarif yaitu 15% dan 20% Commented [LA1]: Ditambah penjelasan menurut tarif PPN mulai 11 % berlaku mulai 1 April 2022 mohon ditambahkan ya - Kapasitas isi silinder >3000cc – 4000cc Memiliki 2 layer tarif yaitu 25% dan 30% - Kendaraan listrik Memiliki 1 layer tarif yaitu 15% 2) Kendaraan kabin ganda a) Kapasitas isi silinder sampai dengan 3000cc Memiliki 3 layer tarif yaitu 10%, 12%, dan 15% b) Kapasitas isi silinder >3000cc – 4000cc Memiliki 3 layer tarif yaitu 20%, 25%, dan 30% c) Kendaraan listrik Memiliki 1 layer tarif yaitu 10% 3) Kendaraan bermotor roda empat dengan emisi karbon rendah a) Kendaraan bermotor roda empat hemat energi dan harga terjangkau Tarif yang ditetapkan adalah 15% dengan DPP sebesar 20% dari harga jual b) Kendaraan bermotor roda empat yang menggunakan teknologi full hybrid dan/atau mild hybrid - Kapasitas isi silinder sampai dengan 3000cc ! Tarif 15% dengan DPP yang beragam mulai dari 13 "% hingga 80% dari harga jual. Persentase DPP ini bergantung pada volume konsumsi bahan bakar/tingkat emisi yang dihasilkan - Kapasitas isi silinder >3000cc – 4000cc Memiliki 3 layer tarif yaitu sebesar 20%, 25%, dan 30% dari harga jual c) Kendaraan bermotor roda empat yang menggunakan teknologi flexy engine (bio fuel 100) ! Memiliki tarif 15% dengan DPP sebesar 53 % dari harga jual " d) Kendaraan bermotor roda empat yang menggunakan teknologi plug-in hybrid electric vehicles, battery electric vehicles, atau fuel cell electric vehicles Memiliki tarif 15% dengan DPP sebesar 0% dari harga jual 4) Kendaraan jenis lainnya a) Kendaraan khusus yang dibuat untuk golf Tarif 50% b) Kendaraan bermotor beroda 2 atau 3 dengan kapasitas isi silinder >250cc – 500cc atau kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, pantai, gunung, atau sejenisnya Tarif 60% c) Kendaraan bermotor dengan kapasitas isi silinder >4000cc, kendaraan bermotor beroda 2 atau 3 dengan kapasitas isi silinder >500cc, atau kendaraan trailer, semi trailer dari tipe caravan untuk perumahan/kemah Tarif 95% 7. PPN IN dan PPN OUT PPN IN (Pajak Masukan) adalah PPN yang dibayar oleh PKP ketika membeli, memperoleh, atau membuat produknya. PPN Out (Pajak Keluaran) adalah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya. Apabila dalam suatu Masa Pajak: • Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak Masukan, maka selisihnya merupakan PPN Kurang Bayar. • Pajak Keluaran lebih kecil dari Pajak Masukan, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya. 8. Penghitungan PPN PPN = Dasar Pengenaan Pajak (DPP) x 10% Contoh: PT. ABC, merupakan perusahaan yang memproduksi meja. Pada bulan Agustus 2019, PT. ABC melakukan penjualan 200 unit meja kepada PT. X dengan harga Rp 1.500.000/unit. Berapa total PPN Terutang atas penyerahan tersebut? PPN = DPP x 10% = (200 unit x Rp 1.500.000) x 10% = Rp 300.000.000 x 10% = Rp 30.000.000 9. SPT Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak, dan atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan. SPT berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terhutang. 10. Wajib SPT Setiap pihak yang terdaftar di KPP pada dasarnya wajib mengisi SPT dan menandatangani serta menyampaikan ke kantor Dirjen Pajak tempat WP terdaftar atau dikukuhkan. Namun ada pihak yang dikecualikan dari kewajiban penyampaian SPT yaitu: 1. WP orang pribadi yang penghasilan nettonya tidak melebihi PTKP. WP ini dikecualikan untuk penyampaian SPT Masa dan Tahunan. 2. WP orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas. WP ini hanya dikecualikan dari kewajiban penyampaian SPT Masa. 11. Batas Waktu Penyampaian SPT 1. Untuk SPT Masa paling lambat 20 hari setelah akhir masa pajak, khusus untuk SPT Masa PPN paling lambat akhir bulan berikutnya. 12. E-Faktur dan E-Nofa Faktur Pajak (FP) adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak. Fungsi dari Faktur Pajak adalah: 1. Sebagai bukti pungut PPN yang dibuat oleh PKP atau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, baik karena penyerahan BKP atau JKP maupun impor BKP. 2. Sebagai bukti pembayaran PPN yang telah dilakukan oleh pembeli BKP atau penerima JKP kepada PKP atau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 3. Sebagai sarana pengawasan administrasi terhadap kewajiban perpajakan. Pengisian Faktur Pajak dilakukan melalui aplikasi e-Faktur versi terbarunya yaitu versi 3.0, sementara itu Nomor Seri Faktur Pajak didapatkan dengan mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan e-Nofa. e-Nofa adalah website untuk mengajukan permohonan Nomor Seri Faktur Pajak online yang dibuat DJP untuk mempermudah PKP meminta Nomor Seri Faktur Pajak yang sebelumnya dilakukan secara manual. Gambar 4.1. Laman Muka e-Faktur Gambar 4.2. Hasil Cetakan Faktur Pajak Lama Gambar 4.3. Hasil Cetakan Faktur Pajak Baru Perbedaan Faktur Pajak Lama dan Baru Faktur Pajak Lama Faktur Pajak Baru 1. Tidak memiliki format atau standardisasi 1. Memiliki format atau standard faktur asalkan memenuhi syarat minimal yang yang baku memuat: 2. Tidak memerlukan penandatangan SPT a. Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena sekaligus stempel PKP 3. Ada QR Code sebagai bentuk validasi faktur pajak yang diterbitkan PKP telah Pajak atau Jasa Kena Pajak; dinyatakan valid atau sah oleh sistem DJP b. Nama, alamat, Nomor Pokok Wajib 4. Tidak harus dicetak (paperless), faktur Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau bisa dikirimkan ke pembeli melalui email penerima Jasa Kena Pajak; c. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga; atau softcopy dalam media penyimpan seperti Flash disk, CD, dan sejenisnya. 5. Jenis transaksi yang dimuat dalam eFaktur hanya terbatas untuk penyerahan BKP/JKP saja, untuk penyerahan BKP/JKP: d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut; a. yang dilakukan oleh pedagang eceran e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Pasal 20 PP No. 1 Tahun 2012); yang dipungut; b. yang dilakukan oleh PKP Toko Retail f. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan g. Nama dan tanda tangan yang berhak kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri (Pasal 16E UU PPN); c. yang bukti pungutan PPNnya berupa menandatangani Faktur Pajak. 2. Harus dibubuhkan tanda tangan basah dan stempel PKP 3. Tidak ada validasi dari sistem DJP yang menyatakan faktur valid atau tidak 4. Dicetak dalam bentuk kertas dan diatur jumlah lembar atau lampirannya 5. Jenis transaksi yang dimuat dalam faktur dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak (Pasal 13 ayat (6) UU PPN). Tidak dibuatkan e-faktur. 6. Faktur yang dibuat harus dilakukan Upload ke sistem DJP untuk mendapatkan persetujuan atau validasi dari sistem DJP 7. Mata uang yang digunakan harus menggunakan Rupiah, mata uang dollar harus dikonversi terlebih dahulu sesuai dengan kurs menteri keuangan yang berlaku pajak adalah semua jenis transaksi saat transaksi 6. Tidak ada persetujuan dari sistem DJP 8. Pelaporan SPT Masa PPN menggunakan 7. Mata uang yang digunakan adalah Rupiah dan Dollar 8. Pelaporan SPT Masa PPN menggunakan aplikasi yang terpisah yakni E-SPT Masa PPN aplikasi yang sama dengan pembuatan eFaktur Gambar 4.4. Laman Muka e-Nofa Exercises 1. Analisalah mana yang termasuk PPN IN atau PPN OUT ! Contoh Kegiatan Jenis PPN Bapak A membeli barang secara tunai. Perusahaan Z melakukan pembelian BKP Ibu B menjual barang dagangannya secara kredit. Perusahaan X melakukan penyerahan JKP. 2. Bapak Budi adalah seorang Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pada suatu masa, ia melakukan kegiatan sebagai berikut : - Membeli Barang Kena Pajak - Menjual BKP ke PKP Rp. 50.000.000 = PM - Menjual BKP ke bukan PKP Rp. 100.000.000 = PK - Menjual BKP ke Luar negeri Rp. 235.000.000 = PK Rp. 40.000.000 = PK Hitung : a. Pajak Masukan 50,000,000 X 10% = 5,000,000 b. Pajak Keluaran 40,000,000 + 100,000,000 X 10% = 14,000,000 235,000,000 X 0% = 0 c. PPN lebih atau kurang bayar PK > PM = Kurang bayar 14,000,000 – 5,000,000 = 9,000,000 3. Perusahaan PT. Jaya Maju adalah Pengusaha Kena Pajak melakukan pembangunan gudang seluas 550 m2 dengan total biaya sebesar Rp 2.225.500.000. Berapakah DPP dan PPN nya ? DPP 20% x 2,225,500,000 = 445,100,000 PPN 10% X 445,100,000 = 44,510,000 4. LESTARI adalah perusahan yang bergerak di bidang reklame yang telah dikukuhkan sebagai PKP sejak tahun 2019. Berikut adalah transaksi yang dilakukan LESTARI selama bulan Maret 2021. - Tanggal 2 Maret melakukan pemasangan Baliho di Jalan Nusa Indah dengan harga Rp. 460.000.000,- - Tanggal 4 Maret melunasi tagihan PT. Cepat atas pembelian alat PRINTER bulan Januari 2018 sebesar Rp. 150.000.000,- - Tanggal 10 Maret menerima pembayaran senilai Rp. 440.000.000,- atas jasa yang dilakukan pada PT. Senang. (sudah termasuk PPN) - Tanggal 16 Maret membayar rekening listrik bulan ini sebesar Rp. 2.750.000,(termasuk PPN) kepada PLN. - Tanggal 19 Maret membayar sewa ruang kantor sebesar Rp. 105.000.000,- kepada PT. Angin Lalu. - Tanggal 24 Maret menerima pembayaran atas pengiriman Baliho sebesar Rp. 160.000.000,- kepada PT. Sedap Wangi. - Tanggal 27 Maret melunasi tagihan PD. Sukses atas pembelian kertas Vynil bulan lalu sebesar Rp. 990.000,- (termasuk PPN) - Tanggal 29 Maret menerima pembayaran dari Dinas Pendidikan atas pemasangan Baliho bulan Februari 2021 senilai Rp. 55.000.000,- - Tanggal 30 Maret membayar jasa akuntan bulan Februari total tagihan Rp. 40.000.000,- a. Hitunglah PPN Masukan! b. Hitunglah PPN Keluaran! c. Hitunglah PPN Kurang atau Lebih Bayar!