Presentasi Kasus: “Nyeri Sendi” Stase IPD - Kelompok C Dhiaul izzah Ramadhani (8831230008) Rifdha Haifa Salsabila (8831230009) Fairuz Annisa Fahirasari (8881190010) 1. Ilustrasi Kasus Identitas Pasien Nama Tn. RM Jenis Kelamin Laki-laki Tanggal Lahir 08-09-2005 Umur 17 Tahun 11 Bulan Alamat Kp. Pangeongan RT 006/003, Baros, Kab. Serang Pekerjaan Tidak bekerja Agama Islam No. RM 15xxxxx Status Pernikahan Belum menikah Tanggal Pemeriksaan 27-08-2023 Anamnesis Keluhan Utama Pasien datang dengan keluhan nyeri seluruh sendi sejak 1 bulan SMRS. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan terjadi di seluruh sendi sejak 1 bulan SMRS. Keluhan juga disertai mulut yang terasa kebas di seluruh sisi hingga gusi. Selama sakit pasien mengatakan ada demam yang dirasakan hilang-timbul, biasanya terjadi siang dan malam hari. Selain itu, pasien juga mengeluhkan tubuh yang sangat lemas, dan sesekali mengalami mual dan muntah setelah makan. Muntah berisi ampas makanan yang dimakan. Pasien juga mengeluhkan mengalami keringat berlebih pada malam hari sehingga pasien sering mengganti bajunya. Pasien mengatakan semenjak sakit terdapat penurunan berat badan. Pasien menyampaikan tidak ada masalah pada BAK dan BAB dalam sehari-hari. Riwayat perdarahan disangkal. Selama sakit pasien sudah beberapa kali berobat ke klinik, puskesmas dan lainnya namun tidak terdapat perubahan. Pasien mengatakan diagnosis yang diterima juga selalu berbeda di setiap faskes. Terakhir pasien berobat 1 minggu SMRS di klinik swasta dan dirawat selama 5 hari serta diberikan transfusi 2 kantung darah. Disana pasien didiagnosis leukemia. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit serupa saat waktu kecil. Riwayat penyakit asam urat. DM, Hipertensi disangkal. Pasien juga menyangkal riwayat transfusi darah. Riwayat Keluarga Menurut ayah pasien, tidak ada keluarga yang mengalami gejala dan penyakit serupa. Riwayat Sosial Pasien baru saja lulus SMK dan belum kerja. Pasien dianggap memiliki pola hidup yang buruk sebab sering begadang, jarang makan nasi dan cenderung sering makan mie instan. Pasien memiliki riwayat merokok yang kuat dan sering minum kopi Pemeriksaan Fisik: Status Generalis Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang Kesadaran : Compos Mentis, E4M6V5 Tanda Vital - TD Nadi Suhu Pernapasan SPO2 : 116/ 65 mmHg : 104 x /menit : 36,6o C : 20 x / menit : 99% Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan Kepala - Kepala Mata Telinga Hidung Mulut Dagu : Normosefal, Rambut tidak rontok (berwarna hitam), sebaran rata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-) : Bentuk normal, Pendengaran Tidak terganggu : terdapat krusta pada mukosa hidung : Sianosis (-), dalam batas normal, tonsil T1/T1 : Terdapat krusta pada bagian dagu pasien Pemeriksaan Leher - Perbesaran KGB (-) - Deviasi Trakea (-) - Perbesaran tiroid (-) Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Khusus PF PARU - Inspeksi : Habitus Piknikus, Dada Simetris (statis dan dinamis), Pernafasan torako-abdominal, Tidak ada retraksi, tidak ada penggunaan otot bantu napas. - Palpasi : Nyeri Tekan (-), fremitus raba dan resonance sama pada kedua sisi - Perkusi : dalam batas normal - Auskultasi : Bronkovesikuler +/+, WH (-), RH (-) PF JANTUNG - Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat - Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS 5 linea midklavikula sinistra - Perkusi : dalam batas normal - Auskultasi : S1 S2 Reg, S3 (-), Murmur (-), Gallop (-) Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan Abdomen - Inspeksi : Perut datar, caput medusae (-), spider nevi (-) - Auskultasi : BU (+) - Palpasi : Splenomegali (+) Schuffner 2, hepatomegali (+) lobus dextra 4 jari dibawah ACD, hepatomegali lobus sinistra 5 jari dibawah processus xiphoideus, ballotement (-) Nyeri tekan Epigastrium (+) - Perkusi : Shifting Dullness (-) Pemeriksaan Ekstremitas - Nyeri tekan pada sendi (+) - Atas : AH (+/+), CRT <2 dtk, OE (-/-) - Bawah : AH (+/+), OE (-/-) - Kekuatan ekstremitas (3/3/3/3) Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium Tanggal Pemeriksaan: 27 Agustus 2023 Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium Tanggal Pemeriksaan: 27 Agustus 2023 Pemeriksaan Penunjang: Laboratorium Tanggal Pemeriksaan: 27 Agustus 2023 Pemeriksaan Penunjang: Foto Toraks Pemeriksaan Penunjang: USG Abdomen Pemeriksaan Penunjang: USG Abdomen Diagnosis Primer Anemia ec Leukemia Akut Diagnosis Sekunder Susp. Rheumatoid Arthritis Daftar Masalah Anamnesis - Nyeri sendi seluruh tubuh 1 bulan SMRS Kebas pada mulut dan gusi Lemas Mual dan muntah saat makan Keringat berlebih di malam hari Penurunan BB Pemeriksaan Fisik - Takikardia Nyeri Tekan Epigastrium Splenomegali (Schuffner 2) Hepatomegali Terdapat krusta pada area hidung dan dagu Pemeriksaan Penunjang - Anemia Leukositosis Trombositopenia Peningkatan kadar Ferritin Penurunan kadar elektrolit Natrium Peningkatan kadar LDH Peningkatan kadar CRP Penurunan kadar kreatinin Penurunan GDS Kesan pemeriksaan darah tepi: Leukemia Akut Tata Laksana Saat Ini 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Ketorolac 30 mg/mL = Inj. Omeprazole 40 mg Inj. Ondansetrone 4 mg Inj. Methylprednisolone 125 mg Ciprofloxacin 500 mg Inj. Ceftriaxone 1 g Bfluid 500 ml Rencana Pemeriksaan Lanjutan ❖ RF : Rheumatoid factor ❖ ACPA : anti-citrullinated peptide antibody ❖ Aspirasi dan biopsi sumsum tulang: - Pewarnaan sitokimia, analisis sitogenik, analisis imunofenotip ❖ Foto polos sendi ❖ MRI Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2014. Prognosis - Ad vitam: dubia at malam - Ad sanactionam: dubia at malam - Ad functionam: dubia at malam 2. Latar Belakang Struktur Sendi Klasifikasi Sendi berdasarkan Struktur ● Sendi fibrosa: Tidak ada rongga sinovial, jaringan ikat padat tidak beraturan, kaya akan serat kolagen. ● Sendi kartilago (rawan sendi): Tidak ada rongga sinovial, jaringan disatukan oleh tulang rawan. ● Sendi sinovial : Tulang-tulang yang membentuk sendi mempunyai rongga sinovial dan disatukan oleh jaringan ikat padat tak beraturan pada kapsul artikular, dan seringkali juga oleh ligamen aksesori. Klasifikasi fungsional sendi berkaitan dengan derajat pergerakan ● ● ● Sinartrosis Diartrosis Amfiartrosis : tidak memungkinkan tulang untuk bergerak : memungkinkan tulang untuk bergerak satu sama lain (sinovial) : memungkinkan tulang saling bergerak secara terbatas. Tortora GJ. Principles of anatomy and physiology.15th ed. Nashville, TN: John Wiley & Sons; 2016. P. 260-271 Sendi Fibrosa: - Sutura, - Sindemoses, - Membran Interasseous Tortora GJ. Principles of anatomy and physiology.15th ed. Nashville, TN: John Wiley & Sons; 2016. P. 260-271 Sendi Kartilago: - Sinkondrosis, - Simfisis, - Kartilago Epifisis Tortora GJ. Principles of anatomy and physiology.15th ed. Nashville, TN: John Wiley & Sons; 2016. P. 260-271 Sendi Synovial: Tortora GJ. Principles of anatomy and physiology.15th ed. Nashville, TN: John Wiley & Sons; 2016. P. 260-271 Nyeri Sendi Arthralgia → nyeri pada persendian. Polyarthralgia → nyeri pada beberapa sendi. Arthralgia adalah gejala rematik yang paling signifikan dan merupakan manifestasi dari berbagai penyakit. Artritis → Yunani “penyakit sendi”. didefinisikan sebagai peradangan sendi akut atau kronis yang sering disertai rasa sakit dan kerusakan struktural. Arthritis bukan merupakan suatu gejala, melainkan diagnosis Hardin JG. Arthralgia. In: Walker HK, Hall WD, Hurst JW, editors. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths; 1990. Chapter 160. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK303/ Senthelal S, Li J, Ardeshirzadeh S, et al. Arthritis [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan [Cited on 2022 Aug 30; Updated 2023 Jun 20]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK518992/ Arthritis Artritis Inflamasi Dapat terjadi di beberapa tempat, dan peradangan dapat disebabkan oleh : - Proses autoimun: Rheumatoid artritis, Psoriasis artritis, ankylosing spondylitis, dll. - Peradangan akibat pengendapan kristal: asam urat, pseudogout, penyakit dasar kalsium fosfat - Infeksi: artritis septik, radang sendi Lyme. Artritis inflamasi juga dapat menyertai penyakit jaringan ikat autoimun: lupus eritematosus sistemik, sindrom Sjogren, skleroderma, miositis, penyakit radang usus, penyakit celiac, dll. Senthelal S, Li J, Ardeshirzadeh S, et al. Arthritis [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan [Cited on 2022 Aug 30; Updated 2023 Jun 20]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK518992/ Pendekatan klinis artritis Apakah keluhan bersifat artikular atau periartikular? Karakteristik Artikular Periartikular Keterlibatan Mengenai sinovium, cairan sinovium, kartilago artikular, ligamen intraartikular, kapsul sendi, tulang juxtaartikular. Mengenai ligamen ekstraartikular, tendon, bursa, otot, fasia, tulang, saraf, kulit. Sifat nyeri Nyeri bersifat difus dan dalam Nyeri bersifat fokal pada daerah sekitar sendi Pemicu nyeri Nyeri dirasakan pada gerakan aktif dan pasif, mengakibatkan limitasi seluruh range of motion (ROM) Nyeri dipicu saat gerakan aktif, tidak pada gerakan pasif, dan dipicu gerakan atau posisi tertentu Pemeriksaan klinis Nyeri pada penekanan seluruh sendi Nyeri pada titik tertentu (tender point) Liwang F, Yuswar PW, Wijaya E, Sanjaya NP. Kapita selekta kedokteran: jilid 1. 5th Ed. Jakarta: FKUI; 2020. 464-7 p. Pendekatan klinis artritis Apakah keluhan bersifat inflamasi atau non inflamasi? Karakteristik Inflamasi Noninflamasi Tanda inflamasi Eritema, pembengkakan, panas, nyeri Nyeri tanpa disertai pembengkakan atau panas Gejala sistemik Demam, kelelahan, penurunan berat badan, ruam Umumnya tidak ditemukan Hasil laboratorium Peningkatan CRP, Laju endap darah, trombositosis, anemia penyakit kronik, hipoalbuminemia Normal Kaku sendi >1 jam terutama pagi hari, membaik dengan aktivitas Intermiten, durasi<1 jam, dipicu oleh aktivitas Contoh Reumatoid artritis, SLE, gout Osteoarthritis, osteonekrosis Liwang F, Yuswar PW, Wijaya E, Sanjaya NP. Kapita selekta kedokteran: jilid 1. 5th Ed. Jakarta: FKUI; 2020. 464-7 p. Pendekatan klinis artritis Lama keluhan - Akut : < 6 minggu, contoh: artritis septik, gout, pseudogout, artritis reaktif (sindrom Reiter). Kronis : > 6 minggu, contoh: OA, RA - Keterlibatan sendi - Monoartikular : gout, artritis septik, trauma, artritis reaktif Oligoartikular (2-3 sendi) : asimetris (gout, artritis reaktif, spondiloartrosis), OA Poliartikular (> 4 sendi) : simetris (RA), OA Liwang F, Yuswar PW, Wijaya E, Sanjaya NP. Kapita selekta kedokteran: jilid 1. 5th Ed. Jakarta: FKUI; 2020. 464-7 p. Setiati S, Nafrialdi, Alwi I, Syam AF, Simadibrata M. Editors. Panduan sistematis untuk diagnosis fisis: anamnesis & pemeriksaan fisis komprehensif. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2013. 3. Rheumatoid Arthritis Rheumatoid Arthtritis Penyakit reumatik autoimun paling sering dijumpai → Inflamasi sistemik kronik dan progresif yang menyebabkan kerusakan sendi secara permanen. RA ditandai dengan pembengkakan sendi, nyeri tekan pada sendi, dan kerusakan sendi sinovial. Faktor risiko: - Wanita berisiko 2-3 kali terkena RA Riwayat keluarga dengan RA Kejadian RA meningkat seiring bertambahnya usia Paparan salisilat dan merokok Penggunaan kontrasepsi oral Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Buku saku reumatologi. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2020. Patofisiologi Etiologi : Terdapat interaksi antara faktor genetik (endogen) dan lingkungan (eksogen) → kaskade proses imunologi Faktor genetik: HLA-DR4, HLA-DRB1, PTPN22, PADI4, STAT4, TRAF1-C5, dan TNFAIP3 Faktor lingkungan: infeksi, merokok, dan lain-lain. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. The Calgary Guide to Understanding Disease. Rheumatoid arthritis (RA): Pathogenesis and Joint diseases features [Internet]. Calgary Guide; 2014 [cited 2023 Aug 31]. Available from: https://calgaryguide.ucalgary.ca/rheumatoid-arthritis-ra-pathogenesis-and-joint-diseases-features/ Patofisiologi Kerusakan sendi AR dimulai dari proliferasi makrofag dan fibroblas sinovial Limfosit menginfiltrasi daerah perivaskular dan terjadi neovaskularisasi Pembuluh darah sendi mengalami oklusi oleh sel inflamasi Panus menginvasi dan merusak rawan sendi dan tulang Terjadi pertumbuhan iregular pada jaringan sinovial dan membentuk jaringan pannus Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibfrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid II. 6th ed. Jakarta: Interna pUBLISHING3130-3147 p. Manifestasi Klinis RA Artikular - Poliartritis Kekakuan sendi pada pagi hari >1 jam dan membaik setelah aktivitas Sendi yang umumnya terlibat adalah sendi pergelangan tangan, PIP, MCP, dan MTP II-V, sedangkan sendi DIP dan sakroiliaka umumnya tidak terlibat Deformitas sendi: 1. Swan neck = hiperekstensi PIP dan hieprfleksi DIP 2. Boutonniere = hiperfleksi PIP dan hiperekstensi DIP 3. Deviasi ulna = deviasi MCP dan jari tangan ke arah ulna 4. Z-thumb = fleksi dan subluksasi sendi MCP I dan hiperekstensi sendi interfalang 5. Hallux valgus = MTP I terdesak ke medial dan ibu jari deviasi ke lateral yang terjadi bilateral Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Buku saku reumatologi. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2020. Manifestasi Klinis RA Ekstra-artikular Sistem Organ Manifestasi Klinis Konstitusional Demam, anoreksia, kelelahan Kulit Nodul reumatoid, vaskulitis reumatoid, pioderma gangrenosum Mata Keratokonjungtivitis sikam episkleritis, skleritis, skleromalasia perforans Kardiovaskular Perikarditis, miokarditis, endokarditis, efusi perikardium Paru-paru Pleuritis, efusi pleura, nodul reumatoid pada paru, penyakit paru interstisial Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Manifestasi Klinis RA Sistem Organ Manifestasi Klinis Hematologi Anemia penyakit kronis, trombositosis, felty’s syndrome (AR dengan neutropenia dan splenomegali) Gastrointestinal Xerostomia, amiloidosis, vaskulitis Neurologi Mielopati, entrapment neuropathy Ginjal Tubulo-interstisial nefritis, renal tubular acidosis (RTA) Metabolik osteoporosis Otot miositis Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Kriteria Klasifikasi AR 1. 2. 3. 4. Kriteria ditujukan untuk klasifikasi pasien baru Kriteria digunakan pada kasus dengan minimal satu sendi terbukti sinovitis Kriteria ini digunakan untuk artritis yang tidak disebabkan penyakit lain Diperlukan minimal total skor 6 dan maksimal 10 untuk klasifikasi AR Pasien ● ● ● > 10 sendi = 5 CRP abnormal = 1 Durasi gejala < 6 minggu = 0 Total: 6 (Rheumatoid Arthritis) Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Diagnosis banding RA Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Pemeriksaan Penunjang Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2014. Tatalaksana RA American College of Rheumatology (ACR) merekomendasikan pasien dengan kecurigaan AR harus dirujuk dalam 3 bulan sejak timbulnya gejala untuk konfirmasi diagnosis dan inisiasi terapi DMARDs (Disease-Modifying antirheumatic Drugs) Tujuan terapi penderita AR: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mengurangi Nyeri Mempertahankan status fungsional Mengurangi inflamasi Mengendalikan keterlibatan sistemik Proteksi sendi dan struktur ekstraartikular Mengendalikan progresivitas penyakit Menghindari komplikasi yang berhubungan dengan terapi Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2014. Pengelolaan RA Pengelolaan AR memerlukan pendekatan holistik dengan pilar pengobatan AR yang meliputi 3 aspek penting, yaitu: 1. Edukasi; 2. Terapi medikamentosa - anti inflamasi non-steroid (OAINS), kortikosteroid, DMARD sintetik konvensional (csDMARD) dan sintetik targeted (tsDAMRD), DMARD biologik (bDMARD); 3. Latihan/program rehabilitasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Pengelolaan RA: Edukasi ● ● ● ● penjelasan mengenai penyakit AR, bagaimana perjalanan penyakitnya kondisi pasien saat ini dan bila perlu penjelasan tentang prognosis penyakit Rencana pengobatan, efek samping pengobatan, keuntungan pengobatan dengan modalitas lain Edukasi berhenti merokok dan minum alkohol. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Terapi Medikamentosa: DMARD DMARD sintetik konvensional (csDMARD) - Pilihan Utama: metotreksat (MTX), - Pilihan lainnya: leflunomid (LEF), sulfasalazin (SSZ), klorokuin, hydroxychloroquine (HCQ), siklosporin dan azatioprin Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Terapi Medikamentosa: DMARD Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Terapi Medikamentosa: OAINS - Glukokortikoid Sebelum terapi DMARD dapat dimulai, dapat diberikan OAINS/glukokortikoid dosis rendah, segera dosis diturunkan atau dihentikan bila DMARD sudah efektif. Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) - digunakan pada pengobatan awal AR untuk mengurangi nyeri dan bengkak, penggunaan OAINS jarang digunakan tanpa penggunaan DMARD secara bersamaan, dan hanya digunakan sementara dalam jangka pendek Glukokortikoid - diberikan dalam jangka waktu sesingkat mungkin dan dosis serendah mungkin yang dapat mencapai efek klinis. penggunaan glukokortikoid harus diperhatikan munculnya berbagai efek samping (hipertensi, retensi cairan, hiperglikemia, dislipidemia, osteoporosis, katarak dan kemungkinan terjadinya osteonekrosis dan aterosklerosis dini) Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Algoritma Tatalaksana Medikamentosa RA Alur Terapi Medikamentosa AR (Modifikasi dari Rekomendasi EULAR 2019) Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. Pengelolaan RA: Fisioterapi & Rehabilitasi Medik Latihan Fisik ● ● ● low-impact exercise → tidak membebani sendi dan mengurangi risiko kerusakan pada sendi. Ex: berjalan, bersepeda dan berenang. Latihan Aerobik Latihan fisik dianjurkan dilakukan 30 menit/hari Kombinasi paraffin (termoterapi) ● Untuk mengurangi nyeri sendi Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Diagnosis dan pengelolaan artritis reumatoid. Jakarta: Perhimpunan Reumatologi Indonesia; 2021. 4. Leukemia Leukemia Leukemia adalah kelompok keganasan sel induk hematopoeietik heterogen (HSC) yang timbul akibat disfungsi proliferasi dari leukosit yang tidak berdiferensiasi di bone marrow, sehingga mengganggu produksi normal sel darah. Diklasifikasikan sebagai akut atau kronis berdasarkan kecepatan proliferasi dan sebagai mielositik atau limfositik berdasarkan sel asalnya ● ● ● ● Leukemia myeloid akut (AML) Leukemia limfoblastik akut (ALL) Leukemia myeloid kronis (CML) Leukemia limfoblastik kronis (CLL) Patofisiologi Leukimia Leukemia Myeloblastik Akut Leukemia mieloblaskit akut (LMA) adalah penyakit yang ditandai dengan adanya transformasi neoplastik dan gangguan diferensiasi sel-sel progenitor dari sel myeloid. FAKTOR RISIKO: - Lebih sering ditemukan pada dewasa (85%) daripada anak (15%) AML lebih sering terjadi pada pria Merokok Pajanan terhadap senyawa kimia tertentu Terapi dengan obat kemoterapi Terpajan radiasi Memiliki gangguan darah tertenu Memiliki sindrom genetik Memiliki keluarga dengan riwayat LMA Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing. 2671-7 p. American cancer society. Acute myeloid leukemia causes, risk factors, and prevention. AMS [Internet]. Available from https://www.cancer.org/content/dam/CRC/PDF/Public/8675.00.pdf Etiologi LMA Sebagian besar kasus, etiologi LMA tidak diketahui. Mamun, terdapat faktor predisposisi LMA pada populasi tertentu: 1. 2. 3. 4. Benzene = senyawa kimia yang merupakan zat leukomegenik untuk LMA Radiasi ionik Trisomi kromosom 21 pada herediter sindrom Down Pasien dengan sindrom genetik seperti sindrom bloom dan anemia fancomi 5. Pengobatan dengan kemoterapi sitotoksik pada pasien tumor padat Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing. 2671-7 p. Patogenesis LMA Patofisiologi LMA adanya maturational arrest pada sel sumsum tulang pada tahap awal perkembangan Mekanisme arrest diantaranya meliputi aktivasi atau inaktivasi gen melalui translokasi kromosom dan kelainan genetik dan/atau epigenetik lainnya. Mekanisme tersebut menghasilkan: 1. Produksi sel darah normal menurun → anemia, trombositopenia, dan neutropenia 2. Proliferasi cepat dari mieloblas abnormal serta apoptosis → akumulasi pada sumsum tulang, darah, limpa, dan hari. Seiter K. Acute Myeloid Leukemia (AML). Medscape [Internet]. 2023 Juli 26. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/197802-overview#a3 Patogenesis LMA Yu Y, Lin K. Acute myeloid Leukemia. Calgary guide [Internet]. 2012. Available from: https://calgaryguide.ucalgary.ca/acute-myeloid-leukemia/ Tanda dan Gejala AML ● ● ● ● ● ● Leukositosis terjadi pada sekitar 50% kasus, 15% normal, dan 355 mengalami neutropenia Sel blast dalam jumlah di darah tepi 85% kasus Tanda dan gejala utama: rasa lelah, perdarahan, dan infeksi. Pasien dengan leukosit yang sangat tinggi terjadi leukostasis → menyumbat aliran vena atau arteri → gangguan kesadarannya, sesak napas, nyeri dada, dan priapismus. Hiperurisemia Infiltrasi sel blast: - Kulit: leukemia kutis - Jaringan lunak: kloroma - Tulang: nyeri tulang spontan atau dengan stimulasi ringan Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing. 2671-7 p. Leukemia Limfoblastik Akut (ALL) Leukemia limfositik akut (ALL) merupakan keganasan limfoblas B atau T yang ditandai dengan proliferasi limfosit imatur abnormal serta progenitornya yang tidak terkontrol sehingga pada akhirnya menyebabkan terjadinya penggantian elemen sumsum tulang dan organ limfoid lainnya Faktor Risiko ● ● ● ● ● Anak-anak Laki-laki Orang kulit putih Kondisi genetik : Trisomi 21 (sindrom Down), neurofibromatosis tipe 1, sindrom Bloom, dan ataksia telangiectasia Paparan radiasi dan kimia Diagnosis : Diagnosis ditegakkan dengan adanya 20% atau lebih limfoblas di sumsum tulang atau darah tepi 1. 2. Puckett Y, Chan O. Acute Lymphocytic Leukemia. StatPearls Publishing; 2023. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459149/ Terwilliger T, Abdul-Hay M. Acute lymphoblastic leukemia: a comprehensive review and 2017 update. Blood Cancer J [Internet]. 2017 [cited 2023 Aug 31];7(6):e577–e577. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5520400/ Etiologi ALL Idiopatik Faktor lingkungan : paparan benzena, radiasi pengion, paparan kemoterapi atau radioterapi Varian somatik dan polimorfik dari ARD5B, IKZF1 dan CDKN2A Mutasi germline pada PAX5, ETV6, dan p53 Terjadi kerusakan DNA sel limfoid → pertumbuhan tidak terkendali → Elemen sumsum normal berkurang ● ● ● ● ● 1. 2. Puckett Y, Chan O. Acute Lymphocytic Leukemia. StatPearls Publishing; 2023. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459149/ Sgaggi S. Acute lymphoblastic leukemia [Internet]. The Calgary Guide to Understanding Disease. Calgary Guide; 2015 [cited 2023 Aug 31]. Available from: https://calgaryguide.ucalgary.ca/acute-lymphoblastic-leukemia/ Tanda dan Gejala ALL ● ● ● ● ● ● ● Demam tanpa bukti penyebab yang jelas Pucat, lemah, nafsu makan menurun Pembesaran hati, limpa, dan KGB Kejang sampai penurunan kesadaran Perdarahan kulit (petekie, hematom) dan atau perdarahan spontan (epistaksis, perdarahan gusi) Nyeri tulang pada anak Pembesaran testis dengan konsistensi keras Penemuan P, Kanker D, Anak P. PEDOMAN PENEMUAN DINI KANKER PADA ANAK [Internet]. Kemkes.go.id. [cited 2023 Aug 31]. Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Pedoman-Penemuan-Dini-Kanker-Pada-Anak.pdf Nyeri Sendi dan Leukemia ● Sepertiga pasien anak dengan ALL pada awalnya menunjukkan gejala sistem muskuloskeletal seperti nyeri sendi yang terlokalisasi atau menyebar, klaudikasio, monoartritis atau poliartritis, mialgia, atau lemas. ● Kadang merupakan satu-satunya manifestasi, dengan perubahan darah tepi yang tidak terlihat ● Penyebab → infiltrasi sinovial leukemia, perdarahan ke dalam sendi atau struktur periartikular, reaksi sinovial terhadap lesi tulang, periosteal, atau kapsuler di dekatnya, juga pengendapan asam urat atau kompleks imun Torres Jimenez AR, Solis Vallejo E, Cespedes Cruz AI, Ramirez Miramontes JV, Cortina Olvera G del C, Velazquez Cruz A, et al. Differences between leukemic arthritis and juvenile idiopathic arthritis. Pediatr Rheumatol Online J [Internet]. 2023;21(1). Available from: https://ped-rheum.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12969-023-00836-5 5. Pembahasan Analisis Kasus An. RM, 17 tahun datang dengan keluhan nyeri seluruh sendi tubuh sejak 1 bulan SMRS. Keluhan tersebut kemungkinan disebabkan karena adanya peradangan dari sendi-sendi pasien akibat adanya infiltrasi sel ganas pada sendi maupun struktur didekatnya. ● Pasien termasuk dalam klasifikasi RA menurut ACR dengan skor 6 → (> 10 sendi = 5; CRP abnormal = 1; Durasi gejala < 6 minggu = 0) ● Pemeriksaan Penunjang RA → (↑) CRP ● Leukositosis dengan komposisi sel blast dalam darah sudah >20% (68%) → pasien kemungkinan mengalami leukemia akut. ● Anemia dan Trombositopenia → proliferasi sel hematopoietik secara abnormal menyebabkan tergantikannya struktur sumsum tulang normal sehingga produksi komponen darah lainnya berkurang Penatalaksaaan saat ini yang diberikan merupakan tatalaksana simtomatik yang dapat diberikan pada pasien sebelum diberikan tatalaksana utama pada RA (yakni DMARD) dan kemoterapi pada leukemia. Pemeriksaan Rujukan - RF : Rheumatoid factor ACPA : anti-citrullinated peptide antibody Aspirasi dan biopsi sumsum tulang Pewarnaan sitokimia, analisis sitogenik, analisis imunofenotip Foto polos sendi MRI Terimakasih Pertanyaan 1. A 2. B 3. C