VERIFIKASI TINDAKAN BEDAH (TIME OUT) RUMKIT TK.II 03.05.01 DUSTIRA No. Dokumen No. Revisi Halaman 05 / I / 2012 / KKPRS - 1/4 Tanggal terbit PROSEDUR TETAP PENGERTIAN Ditetapkan, Kepala Rumah Sakit Dustira 27 Januari 2012 dr. Made Astiya MM Kolonel Ckm NRP 31417 Verifikasi Tindakan Bedah adalah suatu kegiatan dalam rangka menentukan dan memeriksa kembali apakah suatu tindakan bedah sudah benar pasien, benar lokasi, dan benar prosedur. TUJUAN 1. Memastikan bahwa tindakan bedah dilakukan dengan benar pasien, benar lokasi, dan benar prosedur. 2. Mengurangi risiko terjadinya kesalahan medis. 3. Meningkatkan keselamatan pasien terhadap kejadian yang tidak diharapkan. KEBIJAKAN Verifikasi Bedah harus ditaati oleh pegawai dan pasien Rumkit Tk. II Dustira. 1. Proses verifikasi pra-bedah, harus dilakukan saat pasien sadar dan bisa memahami, bila mungkin, pada saat : a. Masuk rumah sakit. b. Pemeriksaan di poliklinik c. Penentuan jadwal operasi / tindakan. d. Kapan saja dilakukan serah terima tanggung jawab perawatan pasien dari satu petugas ke petugas lain. e. Sebelum pasien meninggalkan ruangan pra-bedah atau memasuki OK. PROSEDUR 2. Formulir / checklist untuk verifikasi pra-bedah dilengkapi untuk memastikan ketersediaan dan memeriksa kelengkapan dokumen dan data penunjang sebelum prosedur bedah dilakukan, antara lain : a. Informed consent b. Dokumen yang diperlukan : catatan medik, hasil pemeriksaan penunjang. c. Photo X-Ray, apakah sudah benar labelnya. d. Alat khusus / implant yang diperlukan. VERIFIKASI TINDAKAN BEDAH (TIME OUT) RUMKIT TK.II 03.05.01 DUSTIRA PROSEDUR No. Dokumen No. Revisi Halaman 05 / I / 2012 / KKPRS - 2/4 3. Menandai lokasi bedah : a. Buat tanda pada, di dekat, atau sepanjang sisi insisi. Jangan menandai daerah lain yang bukan lokasi operasi kecuali diperlukan untuk menandai tindakan lain. b. Tanda yang digunakan jangan membingungkan (contoh : lebih baik gunakan inisial atau "Ya" atau garis yang menunjukkan rencana insisi, pertimbangkan untuk tidak menggunakan "X" , karena akan membingungkan). c. Tanda harus dibuat pada posisi yang mudah terlihat setelah pasien mendapatkan persiapan dan baju operasi. d. Tanda harus dibuat dengan tinta permanen yang tetap tampak setelah pembersihan kulit. Jangan menggunakan plester perekat sebagai satu-satunya penanda lokasi bedah. e. Cara pembuatan dan jenis tanda harus seragam di seluruh rumah sakit. f. Penting dan menjadi perhatian : tandai semua kasus yang mencakup lateralitas (kanan-kiri), struktur multiple (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multiple levels (tulang belakang). g. Tanda harus dibuat oleh seseorang yang sangat mengetahui kondisi pasien dan mengetahui prosedur yang akan dilakukan. Pembuat tanda tersebut adalah dokter spesialis bedah / dokter operator atau yang diberi wewenang oleh dokter operator, misal dokter umum atau perawat berpengalaman dibagian bedah / terkait. h. Tanda dibuat dalam keadaan pasien sadar dan memahami (sebisa mungkin). i. Verifikasi akhir terhadap tanda pada lokasi operasi dilakukan saat "time out." j. Penjelasan mengenai prosedur secara tertulis harus disertakan bila pasien menolak pemberian tanda. k. Perkecualian : 1) Kasus organ tunggal (contoh : Cesarean section, operasi jantung). 2) Kasus Intervensi menggunakan kateter dengan tempat insersi standar (contoh : kateter isasi jantung). 3) Tindakan pada operasi gigi (sudah menyebutkan nama gigi), atau gigi yang akan di operasi sudah ditandai pada foto rontgen gigi atau diagram gigi. 4) Bayi Prematur, dimana pemberian tanda bisa menyebabkan tatto permanen. VERIFIKASI TINDAKAN BEDAH (TIME OUT) RUMKIT TK.II 03.05.01 DUSTIRA No. Dokumen No. Revisi Halaman 05 / I / 2012 / KKPRS - 3/4 1. Time out sesaat sebelum mulai tindakan bedah : Jeda waktu / time out harus dilaksanakan di kamar operasi atau kamar tindakan sebelum prosedur insisi bedah dilaksanakan. Kegiatan ini diikuti oleh semua petugas dalam tim operasi, diucapkan (verbal), di dokumentasikan, dengan mengisi check list yang meliputi : a. Identitas pasien yang benar. b. Persetujuan pasien terhadap tindakan yang dilakukan. c. Benar lokasi dan benar sisi. d. Jenis prosedur. e. Hasil pemeriksaan penunjang / Alat khusus / implant. f. Kelengkapan dan kesiapan petugas tim operasi. PROSEDUR 2. Prosedur time out sesaat sebelum prosedur dimulai : a. Pasien siap di meja operasi dalam keadaan sadar b. Perawat utama (bisa diwakili / dibantu dokter muda / mahasiswa Akper) mengumpulkan semua petugas tim operasi, termasuk : dokter operator, dokter anestesi, perawat pembantu, dokter muda, mahasiswa Akper. c. Setelah semua berkumpul di kamar operasi (mengelilingi pasien), perawat utama membaca dengan suara lantang agar terdengar oleh semua petugas dan pasien sesuai dengan urutan checklist (point 6). d. Setiap petugas memberikan respon jawaban dengan suara lantang sesuai dengan tataran tanggung jawab. e. Selesai pembacaan acara time out, setiap petugas membubuhkan tanda tangan pada formulir checklist. f. Kemudian pasien dibius dan operasi dimulai. 3. Contoh Simulasi prosedur Time Out : (diucapkan dengan lantang dan jelas) a. Dimulai oleh Perawat utama / Dokter muda : “Pada hari Senin, tanggal 12 Januari 2012, pukul 10.00 WIB akan dilaksanakan operasi terhadap pasien atas nama : Tn. Joko, lahir 29 maret 1967. Benar bapak?” (pasien menjawab Ya/Tidak, sambil perawat melihat gelang nama).” VERIFIKASI TINDAKAN BEDAH (TIME OUT) RUMKIT TK.II 03.05.01 DUSTIRA No. Dokumen No. Revisi Halaman 05 / I / 2012 / KKPRS - 4/4 b. “Tim operasi adalah : 1) Operator : dr. Bambang SN, SpOT. (Dokter menjawab : “Ya / Siap”).” 2) Dokter muda : Coass Budi (menjawab : “ Ya / Siap”) 3) Perawat utama : saya sendiri 4) Perawat pembantu : Zr. Imas (menjawab : “ Ya / Siap”) 5) Mahasiswa Akper : Siswa Neneng (menjawab : “Ya / Siap”) 6) Anestesi : Dr. Asep, Sp.An (Dokter menjawab : “Ya / Siap”) 7) Penata Anestesi : Br. Dasep (menjawab : “Ya /Siap”) PROSEDUR c. “Diagnosis Fraktur Femur dekstra 1/3 distal (Perawat sambil memastikan tanda pada lokasi operasi), sesuai dengan hasil pemeriksaan foto rontgen femur kanan (Dokter muda / perawat pembantu menunjukkan pada hasil foto femur) dan akan dilaksanakan prosedur pemasangan plat and screw (Dokter menjawab : “Benar”) d. “Apakah alat-alat sudah siap pakai, termasuk plat and screw (Perawat pembantu menjawab : “Sudah“) e. “Time out selesai, semua sesuai prosedur” 4. Prosedur untuk tindakan diluar kamar operasi termasuk prosedur bed side, operasi minor : a. Pemberian tanda harus dilakukan sebelum tindakan yang meliputi lateralitas (organ kanan-kiri), struktur multipel atau banyak level (meskipun di kerjakan di luar kamar operasi). b. Verifikasi, tanda insisi, dan prosedur "time out" harus dikerjakan dengan menyesuaikan situasi. c. Perkecualian : Kasus dimana dokter operator dan pasien selalu berhubungan terus dari mulai pengambilan keputusan dilakukan tindakan, persetujuan pasien dan berlanjut ke pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan time out untuk verifikasi akhir tetap harus dilaksanakan. UNIT TERKAIT 1. Kadep Bedah Gadar dan Anestesi 2. Kainstal Kabed, Kainstal Watnap, Kainstal Watlan, Kainstal Jangdiagnostik.