HAEMOPHILLUS INFLUENZAE Haemophillus influenzae, batang Gram negatif yang bersifat pleumorfik dan membutuhkan faktor V dan faktor X dari darah untuk mengisolasinya, merupakan salah satu anggota mikrobiome manusia khususnya pada membran mukosa nasofaring. Bakteri ini merupakan bakteri komensal yang bersifat opportunistik patogen pada manusia, dimana bakteri ini mampu berkolonisasi pada permukaan mukosa tanpa menimbulkan gangguan hingga timbul kondisi-kondisi yang mampu memicu proses infeksi, antara lain translokasi bakteri di submukosa. Berdasarkan keberadaan kapsul polisakarida pada dinding sel, H. influenzae dibedakan menjadi serotypeable dan nontypeable. H. influenzae yang berkapsul (serotypeable) bersifat lebih invasif dan cenderung lebih patogen dibanding nontypeable. Berdasarkan sifat antigen pada kapsul polisakarida tersebut, H. influenzae dapat dibedakan menjadi 6 serotype yaitu a hingga f. Permukaan kapsul H. influenzae type b mengandung komponen polyribitol phosphat (PRP) yang menjadi salah satu faktor virulensi yang berperan dalam proses invasif dan patogenesis. Faktor virulensi lain adalah pili dan outer membran protein (OMP), berperan proses adhesi pada permukaan sel mukosa. H. influenzae mampu menempel dan berkolonisasi pada permukaan sel epitel mukosa. Komponen PRP pada kapsul H. influenzae type B memfasilitasi bakteri untuk merusak dan menembus ikatan kuat dari sel-sel epitel mukosa yang rusak dan masuk ke lapisan submukosa serta bersifat antifagositik dan menghambat aktifasi sistem komplemen pada lapisan submukosa. Gambar 1. Proses attachment dan invasif H. influenzae (Sherris, 2014) Gambar 2. Gambaran penyakit akibat H. influenzae (Sherris, 2014) Proses penyebaran dari H. influenzae dapat melalui 3 cara, yaitu hematogen, limfatik dan lokal secara langsung sebagai akibat dari trauma. H. influenzae type B sering menjadi penyebab bakteriemia dan sepsis karena kemampuan invasif dan aktifitas antifagositik sehingga mampu menyebar secara hematogen. Bakteri ini akan menimbulkan respon inflamasi yang menimbulkan proses kerusakan pada target organ. OTITIS MEDIA Patogenesis dimulai dengan attachment dan kolonisasi H. influenzae type B yang difasilitasi oleh Pili dan protein-protein Adhesin pada traktus respiratori atas. Bakteri tersebut menyebar secara langsung dari nasofaring ke telinga tengah melalui tuba eustachius. Adanya pelepasan lipooligosakarida, lipoprotein, fragmen peptidoglikan dan antigen-antigen lain dari bakteri tersebut akan memicu proses inflamasi dari host. Sebuah studi otitis media pada hewan coba dan pasien anak ditemukan adanya biofilm, dimana biofilm ini akan menyebabkan timbulnya sifat resistensi antibiotik dan menjadikan suatu kesulitan dari terapi otitis media. MENINGITIS H. influenzae type B berkolonisasi pada mukosa nasofaring mengalami translokasi ke lapisan submukosa akan mencapai meningen melalui penyebaran limfatik secara langsung pada sistem limfatik nasofaring atau melaui penyebaran hematogen pada vaskularisasi plexus choroid. 50% insiden meningitis H. influenzae type B pada pasien dewasa ditemukan riwayat trauma kepala yang disertai maupun tanpa ditemukan kebocoran LCS, sementara 25% dijumpai riwayat otitis media kronika. Bakteri akan menempel dan berkembang biak pada permukaan meningen sehingga menimbulkan respon inflamasi host. EPIGLOTIDIS DAN CELULITIS Kolonisasi H. influenzae type B pada mukosa nasofaring, dapat menyebar secara langsung dan hematogen pada epiglotidis akan memicu terjadinya proses inflamasi pada lapisan submukosa epiglotis menyebabkan oedem jaringan ikat epiglotis dan lipatan aryepiglotis sehingga menimbulkan obstruksi respiratori akut. Pada umumnya celulitis merupakan efek penyebaran H. influenzae type B secara hematogen pada kulit dan jaringan ikatnya. Bakteri berkembang biak pada jaringan kulit dan jaringan ikat sekitarnya akan menimbulkan respon inflamasi pada jaringan tersebut