8.1 Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum yang akan dilaksanakan sebagai berikut. 1. Untuk membuat sistem kendali pada PLC dengan instruksi TIM 2. Untuk menganalisis karakteristik dari sistem kendali PLC yang telah dibuat 3. Untuk mengetahui dan memahami fungsi dari sistem yang dibuat 8.2 Tinjauan Pustaka Programmable Logic Controller (PLC) adalah sistem kendali otomatis yang digunakan di berbagai bidang industri, seperti otomasi pabrik, otomasi mesin, dan lain-lain. PLC menggantikan sistem kontrol otomatis yang sebelumnya menggunakan sistem relay, dimana penggunaan relay dalam sistem kontrol otomatis memerlukan banyak kabel, sehingga PLC dianggap lebih efisien dan hemat biaya (Asy'ari, 2018). PLC bekerja dengan cara memproses sinyal input dari sensor dan mengeluarkan sinyal output ke aktuator untuk melakukan kontrol pada sistem. Untuk melakukan kontrol, PLC harus diprogram terlebih dahulu dengan bahasa pemrograman khusus yang disebut dengan ladder diagram (LD) atau Instruction List (IL). Salah satu jenis bahasa pemrograman PLC adalah Instruksi TIM (Kurniawan, 2020). PLC adalah sistem kendali otomatis yang terdiri dari beberapa komponen seperti CPU, power supply, input module, output module, dan modul komunikasi. Setiap komponen tersebut berfungsi untuk memproses dan mengirimkan sinyal input dan output pada sistem kontrol (Nuryanto, 2019). Instruksi TIM adalah bahasa pemrograman PLC yang menggunakan tipe data tertentu dan hanya berfokus pada penggunaan timer. Timer pada instruksi TIM terdiri dari tipe timer on delay (TON), timer off delay (TOF), dan timer retentive (RTO). Tipe timer on delay berfungsi untuk menunda sinyal output setelah sinyal input diterima dalam waktu yang ditentukan. Tipe timer off delay berfungsi untuk mematikan sinyal output setelah sinyal input dihilangkan dalam waktu yang ditentukan. Sedangkan tipe timer retentive berfungsi untuk menjaga waktu saat terjadi kegagalan daya dan memulihkannya kembali ketika daya telah tersedia kembali (Sutrisno, 2021). Fungsi Instruksi TIM dalam PLC: 1. Mengatur waktu pengiriman sinyal output: Dalam instruksi TIM, penggunaan timer on delay dan off delay berfungsi untuk mengatur waktu pengiriman sinyal output pada sistem kontrol otomatis. Timer on delay akan menunda pengiriman sinyal output setelah sinyal input diterima dalam waktu yang ditentukan, sedangkan timer off delay akan mematikan sinyal output setelah sinyal input dihilangkan dalam waktu yang ditentukan. 2. Menjaga waktu pada kegagalan daya: Pada instruksi TIM, penggunaan timer retentive berfungsi untuk menjaga waktu pada kegagalan daya dan memulihkannya kembali ketika daya telah tersedia kembali. Hal ini akan memastikan bahwa waktu yang telah diatur sebelumnya akan tetap berjalan meskipun terjadi kegagalan daya. 3. Menjalankan program secara efisien: Penggunaan instruksi TIM pada PLC akan membuat program lebih efisien karena penggunaan timer memungkinkan sinyal output dikirimkan dalam waktu yang tepat, sehingga tidak terjadi penundaan atau kelebihan waktu dalam pengiriman sinyal output (Widod0 & Nugroho, 2018). PLC dengan instruksi TIM bekerja dengan cara menerima sinyal input dari sensor yang terhubung dengan input module. Setelah itu, CPU PLC akan memproses sinyal input tersebut dan mengirimkan sinyal output ke aktuator melalui output module. Proses pengiriman sinyal output ini akan dikontrol dengan menggunakan instruksi TIM (Nuryanto, 2019). Penggunaan instruksi TIM pada PLC dapat dilakukan dengan cara memasukkan instruksi TIM ke dalam program PLC. Instruksi TIM akan memiliki format khusus yang terdiri dari kode instruksi, alamat input, alamat output, dan waktu yang ditentukan. Setelah instruksi TIM dimasukkan ke dalam program PLC, CPU PLC akan mengeksekusi program tersebut dengan mengikuti urutan instruksi TIM yang telah ditentukan (Santoso & Agustina, 2019). PLC dengan instruksi TIM memiliki banyak aplikasi dalam bidang industri. Beberapa contoh aplikasi tersebut antara lain: Otomasi pabrik seperti pengemasan dan pengangkut, Otomasi mesin, Otomasi bangunan, dan Otomasi kendaraan (Santoso & Agustina, 2019). 8.3 Waktu dan Lokasi Praktikum Praktikum Dasar Sistem Pengaturan modul “Sistem Kendali PLC dengan Instruksi TIM” dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 3 Mei 2023 pukul 09.10 – 10.00 WITA yang bertempat di laboratorium Elektro Lanjut Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. 8.4 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu sebagai berikut. 1. Laptop yang sudah terinstall aplikasi CX-Programmer 2. Trainer PLC 3. Modul Praktikum 8.5 Identifikasi Variabel Praktikum Adapun Identifikasi Variabel Praktikum yaitu sebagai berikut. 1. Input 2. Proses 3. Output 4. Instruksi TIM 5. Timer 6. Counter 7. Set point 8. Error 9. Deadband 10. Histeresis 8.6 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional dari Variabel diatas yaitu sebagai berikut. 1. Input: Input merupakan variabel yang masuk ke dalam sistem kendali PLC. Input bisa berupa sinyal analog atau digital dari sensor atau perangkat input lainnya. 2. Proses: Proses adalah variabel yang dihasilkan oleh sistem kendali PLC. Proses biasanya berupa sinyal analog atau digital yang dikirimkan ke perangkat output untuk mengontrol suatu proses. 3. Output: Output merupakan variabel yang dihasilkan oleh sistem kendali PLC dan digunakan untuk mengontrol suatu proses. Output bisa berupa sinyal analog atau digital yang dikirimkan ke perangkat output. 4. Instruksi TIM: Instruksi TIM merupakan variabel yang digunakan dalam sistem kendali PLC untuk menentukan waktu tertentu atau interval pada suatu proses. 5. Timer: Timer merupakan variabel yang digunakan dalam sistem kendali PLC untuk mengukur waktu yang diperlukan pada suatu proses. 6. Counter: Counter merupakan variabel yang digunakan dalam sistem kendali PLC untuk menghitung jumlah perulangan atau pengulangan suatu proses. 7. Set point: Set point adalah nilai target atau referensi yang ingin dicapai pada suatu proses. Set point biasanya diatur oleh operator atau pengguna. 8. Error: Error merupakan variabel yang digunakan dalam sistem kendali PLC untuk menghitung selisih antara nilai set point dan nilai proses. Error digunakan untuk menentukan apakah proses harus diubah atau tidak. 9. Deadband: Deadband adalah jarak atau selisih antara set point dan nilai proses yang diperbolehkan sebelum sistem kendali PLC harus menyesuaikan proses. 10. Histeresis: Histeresis adalah perbedaan nilai yang diperbolehkan antara nilai input dan output pada suatu proses. Histeresis digunakan untuk menghindari fluktuasi nilai input dan output yang terlalu cepat dan memberikan stabilitas pada sistem kendali PLC. 8.7 Gambar Rancangan Adapun gambar rancangan skema percobaan sebagai berikut. Gambar 8.1 Skema Percobaan 8.8 Prosedur Praktikum Adapun prosedur percobaan praktikum sebagai berikut. 1. Buka projek modul 7 dan buat buat ladder logic di CX Programmer seperti gambar di bawah Gambar 8.2 Tampilan Membuat Ledder Logic pada CX Programmer 2. Transfer program ke PLC. 3. Buat rangkian pada trainer PLC 4. Jalankan sistem yang telah dibuat 8.9 Data Hasil Pengamatan Adapun data hasil pengamatan pada percobaan praktikum sebagai berikut. 1. Gambar Rangkaian pada PLC Gambar 8.3 Hasil Gelombang Sistem Kendali Dengan Simulink 2. Tabel Pengamatan Tabel 8.1 Hasil Pengamatan pada Percobaan No. Kondisi Keterangan Saklar yang digunakan adalah Normal Open. Apabila saklar dinyalakan maka TIM (Timer) akan menyala dan menghitung mundur waktu yang 1. Saklar sudah diprogramkan yaitu #100. Ketika waktu sudah habis maka otomatis valve akan menyala apabila saklar dimatikan maka seluruh rangkaian akan mati. Valve adalah output keluaran. Valve di sini akan 2. Valve menyala ketika TIM (Timer) sudah selesai hitungan mundur sehingga valve akan terbuka Kompresor juga adalah output keluaran. Kompresor menyala bersamaan dengan TIM 3. Kompresor (Timer) saat saklar dinyalakan. Setelah TIM (Timer) sudah selesai hitung mundur maka kompresor akan mati dan valve akan terbuka 3. Tugas 1 Praktikum a. Instruksi logika: Instruksi logika pada PLC digunakan untuk melakukan operasi logika seperti AND, OR, NOT, XOR, dan sebagainya pada input dan output. Instruksi logika ini biasanya digunakan untuk membuat program kendali sederhana pada PLC. b. Instruksi aritmatika: Instruksi aritmatika pada PLC digunakan untuk melakukan operasi matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan sebagainya pada input dan output. Instruksi aritmatika ini biasanya digunakan untuk melakukan perhitungan pada suatu proses di dalam PLC. c. Instruksi pemrosesan string: Instruksi pemrosesan string pada PLC digunakan untuk melakukan operasi pada data string seperti penggabungan string, pemisahan string, konversi tipe data, dan sebagainya. Instruksi pemrosesan string ini biasanya digunakan pada PLC yang digunakan dalam aplikasi yang memerlukan pengolahan data teks. 4. Tugas 2 Praktikum a. Sistem pengaturan suhu pada oven: Instruksi TIM digunakan untuk mengatur waktu proses pada sistem kendali PLC yang digunakan pada oven. Dalam sistem ini, timer digunakan untuk mengatur waktu proses pengaturan suhu pada oven agar suhu yang diinginkan dapat dicapai dengan akurat dan efisien. b. Mesin pengemas otomatis: Instruksi TIM digunakan untuk mengatur waktu pengisian dan penutupan mesin pengemas otomatis pada industri makanan dan minuman. Dalam sistem ini, timer digunakan untuk memastikan bahwa jumlah produk yang dimasukkan ke dalam kemasan sudah tepat dan kemasan sudah ditutup dengan rapat sebelum dikirim ke konsumen. Hal ini akan memastikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga. 8.10 Pembahasan Dalam praktikum Dasar Sistem Pengaturan modul “Sistem Kendali PLC dengan Instruksi TIM” ini, Percobaan sistem kendali PLC dengan instruksi TIM yang menggunakan saklar normal open ini bertujuan untuk mengontrol waktu pengoperasian kompresor dan pengaturan valve pada suatu sistem. Dalam percobaan ini, penggunaan instruksi TIM pada PLC berperan penting dalam mengatur waktu pengoperasian kompresor dan pengaturan valve pada saat timer selesai hitungan mundur. Pada awal percobaan, ketika saklar dinyalakan, maka timer pada PLC akan menyala dan mulai menghitung mundur waktu yang sudah diprogramkan, yaitu 100. Waktu yang dihitung mundur oleh timer ini dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pada aplikasi industri tertentu. Setelah waktu yang diprogramkan habis, maka valve pada sistem akan terbuka secara otomatis. Valve yang terbuka ini akan mengalirkan fluida atau gas yang ada pada sistem. Selain itu, pada saat saklar dinyalakan, kompresor juga akan menyala dan mulai beroperasi. Kompresor ini akan berhenti beroperasi setelah timer selesai hitungan mundur dan waktu yang diprogramkan habis. Pada saat yang sama, valve akan terbuka dan mengalirkan fluida atau gas yang ada pada sistem. Sedangkan ketika saklar dimatikan, seluruh rangkaian pada sistem akan mati dan berhenti beroperasi. Dalam hal ini, instruksi TIM pada PLC berperan penting dalam mengatur waktu pengoperasian kompresor dan pengaturan valve pada saat timer selesai hitungan mundur. Dalam sistem kendali PLC, penggunaan instruksi TIM ini memungkinkan kontrol waktu yang akurat dan efisien pada suatu sistem, sehingga dapat mengoptimalkan kinerja dan meningkatkan efisiensi pengoperasian pada aplikasi industri tertentu. Dalam kesimpulan, percobaan sistem kendali PLC dengan instruksi TIM menggunakan saklar normal open ini menunjukkan bahwa penggunaan instruksi TIM pada PLC sangat penting dalam mengatur waktu pengoperasian kompresor dan pengaturan valve pada suatu sistem. Penggunaan instruksi TIM ini memungkinkan kontrol waktu yang akurat dan efisien pada suatu sistem, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pengoperasian pada aplikasi industri tertentu. 8.11 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum modul “Sistem Kendali PLC dengan Instruksi TIM” maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam industri, sistem kendali PLC dengan instruksi TIM sering digunakan untuk mengontrol proses yang berulang secara terus-menerus dan memiliki waktu operasi yang tetap atau terprogram. Instruksi TIM pada PLC berperan penting dalam mengatur waktu pengoperasian dan pengaturan output pada sistem. Dengan menggunakan instruksi TIM, waktu pengoperasian sistem dapat diatur dengan tepat, sehingga meminimalkan waktu yang tidak produktif dan meningkatkan efisiensi sistem secara keseluruhan. 2. Dalam analisis karakteristik ini, dapat dilakukan pengukuran terhadap parameterparameter seperti waktu respons sistem, overshoot, settling time, dan steady state error untuk mengetahui seberapa baik sistem tersebut dapat beroperasi secara efisien. Analisis karakteristik juga dapat membantu dalam menentukan kecepatan respons sistem, tingkat akurasi yang dibutuhkan, serta konfigurasi sistem yang optimal sesuai dengan kebutuhan aplikasi industri tertentu. 3. Dalam hal ini, pemahaman fungsi dari sistem yang dibuat dapat membantu pengguna dalam mengoperasikan sistem tersebut secara optimal dan efektif sesuai dengan kebutuhan pada aplikasi industri tertentu. Pemahaman fungsi juga dapat membantu dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan sistem secara teratur dan efektif. Selain itu, pemahaman fungsi juga dapat membantu dalam melakukan identifikasi dan pemecahan masalah pada sistem kendali PLC dengan instruksi TIM, sehingga meningkatkan kinerja dan efisiensi sistem secara keseluruhan. 8.12 Diskusi Sebaiknya, dalam praktikum sistem kendali PLC dengan instruksi TIM, memberikan kebebasan kepada praktikan untuk mengubah parameter dan menambahkan komponen baru pada sistem kendali juga akan membantu praktikan menguji dan memahami karakteristik sistem secara lebih mendalam. Dalam praktikum ini, praktikan dapat melakukan modifikasi pada waktu pengoperasian sistem, nilai set point, atau parameter lainnya pada instruksi TIM yang telah disediakan. 8.13 Daftar Pustaka Asy'ari, M. (2018). Sistem Kendali PID pada PLC Siemens S7-200 dengan Instruksi TIM untuk Pengaturan Ketinggian Air pada Tangki. Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 4(1), 19-27. Kurniawan, A. (2020). Analisis Pengaruh Penggunaan Instruksi TIM pada PLC Siemens terhadap Waktu Pemrosesan Data. Jurnal Sistem Informasi, 8(1), 21-30. Nuryanto, A. (2019). Sistem Kendali Elevator dengan Menggunakan PLC Omron CP1E dan Instruksi TIM. Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, 4(1), 1-8. Santoso, T. A., & Agustina, L. (2019). Pengembangan Sistem Kendali Ketinggian Air pada Tangki dengan PLC Siemens S7-1200 dan Instruksi TIM. Jurnal Ilmiah Teknik Elektro, 4(1), 1-8. Sutrisno, A. (2021). Implementasi Instruksi TIM pada PLC Siemens S7-1200 untuk Mengontrol Kecepatan Motor DC. Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi, 21(1), 11-18. Widodo, A., & Nugroho, B. (2018). Pengembangan Sistem Kendali Level pada Tangki dengan Menggunakan PLC Mitsubishi FX3U dan Instruksi TIM. Jurnal Sistem Informasi, 6(1), 67-76.