Uploaded by erikalmanar4

Prinsip Evaluasi Pendidikan

advertisement
i
PRINSIP-PRINSIP EVALUASI DAN ASESMEN PENDIDIKAN
(Makalah Evaluasi dan Asesmen Pendidikan Fisika)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Undang Rosidin, M.Pd.
Dr. Viyanti, M.Pd.
Oleh:
Kelompok 3
Ayu Nurjannah
Erik Almanar
(2223022011)
(2223022004)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2023
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan masukan, baik materi
maupun pikirannya. Makalah ini merupakan sebuah tugas dalam mata kuliah
Evaluasi dan Asesmen Pendidikan Fisika yang disusun oleh penulis.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
pembaca. Penulis meyakini masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Bandar Lampung, 16 Maret 2023
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3
II. PEMBAHASAN ......................................................................................................... 48
2.1. Prinsip Evaluasi Pendidikan ............................................................................. 48
2.1.1.
Belajar
Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan Dalam Perspektif Domain Hasil
Ошибка! Закладка не определена.
2.1.2.
Ruang lingkup evaluasi pendidikan dalam perspektif sistem pembelajaran
Ошибка! Закладка не определена.
2.1.3.
Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan Dalam Perspektif Penilaian Proses
Dan Hasil Belajar .............................................Ошибка! Закладка не определена.
2.1.4.
Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Kompetensi
Ошибка! Закладка не определена.
2.2. Prinsip Asesmen Pendidikan ............................................................................. 52
2.2.1.
Domain afektif .................................Ошибка! Закладка не определена.
2.2.2.
Domain Kognitif ..............................Ошибка! Закладка не определена.
2.2.3.
Domain Psikomotor .........................Ошибка! Закладка не определена.
2.3. Objek Evaluasi Pendidikan ......................Ошибка! Закладка не определена.
2.4. Objek Asesmen Pendidikan .....................Ошибка! Закладка не определена.
III.
KESIMPULAN ................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 60
iii
1
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses pembelajaran di kelas diawali dengan merancang kegiatan pembelajaran.
Salah satu aspek yang harus ada dalam perencanaan tersebut adalah tujuan
pengajaran sebagai target yang diharapkan dari proses belajar mengajar dan cara
bagaimana tujuan dan proses belajar mengajar tersebut dapat dicapai dengan
efektif. Kemudian berdasarkan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan
dilaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran selalu
muncul pertanyaan, apakah kegiatan pengajaran telah sesuai dengan tujuan,
apakah peserta didik telah dapat menguasai materi yang disampaikan, dan apakah
proses pembelajaran telah mampu membelajarkan peserta didik secara efektif dan
efisien. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan asesmen
pembelajaran.
Asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam
bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang
peserta didik baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya,
iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang peserta
didik ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana
guru menempatkan peserta didik pada program- program pembelajaran yang
berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk peserta didik yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan penyuluhan, dan saran
untuk studi lanjut. Keputusan tentang kurikulum dan program sekolah termasuk
pengambilan keputusan tentang efektifitas program dan langkah-langkah untuk
meningkatkan kemampuan peserta didk.
Setelah memahami pengertian dan fungsi asesmen, maka selanjutnya perlu
mencermati ruang lingkup dan objek asesmen pembelajaran. Penilaian hasil
2
belajar idealnya dapat mengungkap semua aspek pembelajaran, yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor, sebab peserta didik yang memiliki kemampuan
kognitif baik saat diuji, misalnya dengan paper-and-pencil test belum tentu dapat
menerapkan dengan baik pengetahuannya dalam mengatasi permasalahan
kehidupan (Green, 1975).
Penilaian hasil belajar sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
proses pembelajaran, adapun objek maupun sasaran asesmen dalam bidang
Pendidikan sangat bervariasi sesuai dengan ruang lingkup yang berbeda-beda.
Dalam asesmen yang dijadikan objek dan sasaran yaitu peserta didik dengan
segala macam aspeknya. Pada umumnya tujuan pembelajaran mengikuti
pengklasifikasian hasil belajar yang dilakukan oleh Bloom pada tahun 1956, yaitu
cognitive, affective dan psychomotor. Kognitif (cognitive) adalah ranah yang
menekankan pada pengembangan kemampuan dan ketrampilan intelektual.
Afektif (affective) adalah ranah yang berkaitan dengan pengembangan
pengembangan perasaan, sikap nilai dan emosi, sedangkan psikomotor
(psychomotor) adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan atau
keterampilan motorik..
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada
Makalah ini sebagai berikut.
1.
Apa saja Prinsip evaluasi pendidikan?
2.
Apa saja prinsip asesmen pendidikan?
3
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, disusun tujuan penyusunan makalah sebagai
berikut.
1.
Mengetahui prinsip evaluasi pendidikan
2.
Mengetahui prinsip asesmen pendidikan?
48
II. PEMBAHASAN
2.1. Prinsip Evaluasi Pendidikan
Evaluasi pendidikan merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan (Arikunto, 2004).
Sedangkan menurut Mulyasa (2017) Evaluasi pendidikan adalah proses
pengumpulan dan analisis data yang dilakukan untuk menilai kualitas, efektivitas,
dan efisiensi program pendidikan. Ruang lingkup evaluasi pendidikan mencakup
berbagai aspek dalam sistem pendidikan, termasuk kurikulum, metode
pengajaran, strategi pembelajaran, dan pengelolaan pendidikan.
Menurut Arikunto (2012), ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan
evaluasi yaitu adanya triangulasi:
1. Tujuan pembelajaran
2. Kegiatan pembelajaran atau KBM
3. Evaluasi
Triangulasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Tujuan
KBM
Evaluasi
Gambar 1. Triangulasi dalam Evaluasi
1. Hubungan Tujuan dengan KBM
49
Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar
Oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai, Dengan
demiktan, anak panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya
mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan,
tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari tujuan
dilanjutkan pemikirannya ke KBM,
2. Hubungan Tujuan dengan Evaluasi
Evaluaal adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana
tujuan sudah tercapai. Dengan makna demiklan, maka anak panah berasaj dari
evaluaat ke tujuan, Di lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat
evaluasi, la mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
3. Hubungan KBM dengan Evaluasi
Seperti yang sudah disebutkan dalam poin pertama, KBM dirancang dan
disusun dengan mengacu pada lujuan yang telah dirumuskan. Telah
disebutkan pula dalam poin kedua bahwa alat evaluasi juga disusun dengan
mengacu pada tujuan. Selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus
mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Misalnya, jika
kegiatan belajar-mengajar dilakukan oleh guru dengan menifikberatkan pada
keterampilan, evaluasinya juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa,
bukannya aspek pengetahuan.
Lebih lanjut, Rosidin (2017) mengungkapkan bahwa dalam dunia pendidikan,
evaluasi mempunyai makna ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
1.
Makna bagi siswa
Dengan diadakannya evaluasi, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana
telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Hasil yang
diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini ada dua kemungkinan:
a.
Memuaskan, jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hal itu
menyenangkan, tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada
kesempatan lain. Akibatnya siswa akan mempunyai motivasi yang cukup
besar untuk belajar lebih giat, agar lain kali mendapat hasil yang lebih
50
memuaskan lagi. Keadaan sebaliknya dapat terjadi, yakni siswa sudah
merasa puas dengan hasil yang diperoleh dan usahanya kurang gigih untuk
lam kali.
b. Tidak memuaskan, jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia
akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi. Lalu ja belajar
giat. Namun demikian, keadaan sebaliknya bisa terjadi. Ada beberapa
siswa yang lemah kemauannya, akan menjadi putus asa dengan hasil
kurang memuaskan yang telah diterimanya.
2. Makna bagi guru
a. Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswasiswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah
berhasil menguasai bahan, dan mengetahui siswa-siswa yang belum
menguasai bahan. Dengan petunjuk ini, guru dapat lebih memusatkan
perhatiannya kepada siswa-siswa yang belum berhasil.
b. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi
siswa sehingga untuk memberikan pengajaran di waktu yang akan datang
tidak perlu diadakan perubahan.
c. Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau
belum. Jika sebagian besar siswa memperoleh angka jelek pada penilaian
yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan oleh pendekatan atau metode
yang kurang tepat. Apabila demikian halnya, maka guru harus mawas diri
dan mencoba mencari metode lain dalam mengajar.
3. Makna bagi sekolah.
a. Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil
belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang
diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil
belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.
b. Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu
dapat merupakan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masamasa yang akan datang.
51
c. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat
digunakan sebagai pedoman bagi sekolah apakah yang digunakan sekolah
suda memenuhi standar atau belum
Menurut Slameto (2010), evaluasi harus mempunyai minimal 7 prinsip yaitu :
1. Terpadu
2. Menganut cara belajar siswa aktif
3. Kontinuitas
4. Koherensi dengan tujuan
5. Menyeluruh
6. Membedakan
7. Pedagogis
Sedangkan Menurut Sukardi (2010) prinsip evaluasi antara lain :
1. Dalam koridor tujuan yang ditentukan
2. Komprehensif
3. Kooperatif antara evaluator dan peserta didik
4. Kontinuitas
5. Adanya kepekaan terhadap norma yang berlaku
Dalam pelaksanaannya,menurut Rosidin (2017) menjelaskan bahwa suatu
evaluasi dalam pendidikan akan dapat berjalan lancar apabila memenuhi beberapa
prinsip dasar, yaitu:
Gambar 2. Prinsip- prinsip Evaluasi
1. Prinsip Kesinambungan (continuity) Adalah evaluasi hasil belajar yang
52
dilaksanakan secara teratur dan sambung menyambung dari waktu ke waktu,
dengan perencanaan yang matang dan terjadwal dapat dimungkinkan seorang
evaluator dapat mengetahui perkembangan dari peserta didik, dan hal ini juga
berguna bagi evaluator untuk memberikan langkah langkah dan kebijakan
yang perlu diambil untuk langkah yang akan datang, sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai.
2. Prinsip Keseluruhan (comprehensive) Dalam melakukan evaluasi terhadap
suatu objek, guru harus meng ambil seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi.
Misalkan, jika objek evaluasi itu adalah peserta didik, maka seluruh aspek
kepribadian peserta didik yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Begitu juga dengan objek-objek evaluasi yang lain.
3. Prinsip Obyektivitas (Objectivity) Evaluasi hasil belajar terlepas dari faktor
faktor yang bersifat subyektif, Dalam memberikan evaluasi, seorang evaluator
harus memberikan data dengan benar dan apa adanya (sesuai dengan
kenyataan) dan tidak memasukkan kepentingat apapun didalam pember'an
evaluasi tersebut, sehingga evaluasi yang dilakukan benar benar murni dan
tidak terkontaminasi oleh kepentingan sepihak.
4. Prinsip Kooperatif (Cooperative) Dalam kegiatan evaluasi, guru hendaknya
bekerja sama dengan semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama
guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini
dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi dan pihak
pihak tersebut merasa dihargai.
5. Prinsip Praktis (Practical) Prinsip praktis mengandung arti mudah digunakan,
baik oleh guru itu sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain
yang akan menggunakan alat tersebut. Untuk itu harus diperhatikan bahasa
dan petunjuk mengerjakan soal.
2.2. Prinsip-prinsip Asesmen Pendidikan
Asesmen pendidikan merupakan proses pengumpulan dan penilaian data
mengenai prestasi belajar siswa, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
sikap, maupun nilai-nilai moral. Ruang lingkup asesmen pendidikan sangat luas
(Herman et al, 2018).
53
Asesmen memberikan gambaran yang maksimal tentang proses pendidikan dar
pembelajaran, serta kemajuan dan tingkat pencapaian peserta didik dalan belajar
hanya dimungkinkan jika asesmen dan evaluasi pendidikan dan pembelajaran
dilakukan dengan baik dan benar. Untuk itu, pendidikan perlu mewujudkan
prinsip-prinsip asesmen pendidikan dalam kontek, yang sesungguhnya.
Prinsip yang bisa dijadikan pedoman dalam memilih dan meng, gunakan asesmen
pembelajaran secara bermakna yaitu:
Gambar 3. Prinsip-prinsip Asesmen
1. Sasaran pembelajaran yang akan dinilai asesmen harus jelas.
Sebclum dapat melakukan asesmen terhadap seorang siswa, kita harus benarbenar memahami apa yang dimaksud dengan pengetahuan (knowledge),
kecakapan/ keterampilan (skills), dan unjuk kerja (performance), karena
54
informasi yang hendak dikumpulkan terkait dengan ketiga aspek tersebut.
Pengetahuan, keterampilan/kecakapan, dan unjuk kerja yang ce akan dipelajari
atau dilakukan peserta didik kadang-kadang disebut sebagai sasaran
pembelajaran (learning targets) atau standar pembelajaran (learning
standards). Semakin jelas sasaran pembelajaran yang akan kita capai, maka
akan semakin baik pula proses pemilihan teknik asesmen yang tepat.
2. Teknik-teknik asesmen yang dipilih harus benar-benar sesuai dengan masingmasing sasaran pembelajaran.
Apakah sebagai guru ingin menilai bagaimana siswa memecahkan masalah
dalam pembelajaran bidang studi tertentu? Atau hendak menilai bagaimana
siswa menyampaikan pendapatnya dan bagaimana menanggapi pendapat
“temannya di dalam sebuah diskusi? Bila itu yang hendak dilakukan, berarti
akan melakukan asesmen terhadap suatu proses. Hal tersebut harus
dipertimbangkan ketika hendak melakukan proses asesmen, sehingga teknik
asesmen yang dipilih bisa sepraktis dan seefisien mungkin, kendati aspek
kepraktisan dan efisiensi tidak boleh menjadi pertimbangan utama dan
mengalahkan aspek lainnya.
3. Teknik-teknik asesmen yang dipilih harus benar-benar memenuhi kebutuhan
pembelajar .
Pemilihan alat asesmen yang lepat tidak hanya mampu membantu kita untuk
memperoleh data atau informasi mengenai suatu proses dan hasil belajar,
namun juga akan sangat bermakna bagi peserta didik. Alat asesmen yang tepat
akan memberikan petunjuk kepada peserta didik schingga sejak awal mereka
bisa mengetahui berbagai kegiatan konkret yang harus mereka lakukan di
dalam proses pembelajaran. Teknik-teknik asesmen yang dipilih juga harus
memberi kesempatan kepada pembelajar untuk menentukan secara khusus apa
yang telah dicapainya dan apa yang harus mereka lakukan untuk memperbaiki
unjuk kerja (performance) mereka. Oleh karena itu, Anda harus bisa memilih
metode ascsmen yang memungkinkan Anda dapat memberikan umpan balik
yang bermakna terhadap pembelajar.
55
4. Jika memungkinkan, untuk masing-masing sasaran pembelajaran harus
digunakan berbagai indikator prestasi pembelajaran.
Salah satu format asesmen (seperti pertanyaan dengan jawaban singkat atau
latihan mencarikan pasangan atau maching exercises) memberikan gambaran
yang tidak lengkap mengenai apa yang telah dipelajari oleh siswa. Karena
suatu format asesmen cenderung memberi penekanan hanya pada satu aspek
dari sasaran pembelajaran yang kompleks, maka yang terjadi biasanya format
asesmen tersebut tidak bisa menjangkau sasaran pembelajaran yang hendak
dicapai secara utuh.
5. Ketika seorang pendidik menginterpretasi atau melakukan penafsiran terhadap
hasil asesmen, maka harus mempertimbangkan kelemahan kelemahannya.
Meskipun kita menggunakan beberapa jenis asesmen, informasi yang kita
peroleh sebenarnya hanyalah sebagian dari apa yang telah dicapai oleh
pembelajar dari sasaran pembelajaran secara keseluruhan. Informasi yang
diperoleh dari proses asesmen memiliki kesalahan atau sampling error, juga
tidak kalah pentingnya adalah sejumlah faktor seperti kondisi fisik dan emosi
siswa juga membatasi tingkat akurasi informasi yang kita peroleh.
Menurut Rosidin (2017) menyatakan bahwa prinsip prinsip umum dalam
mengembangkan sebuah asesmen yang baik adalah :
1. Holistik dan Berkesinambungan
Prinsip ini menunjukkan pentingnya cakupan yang luas dari alat ukur yang
digunakan, sesuai dengan materi pelajaran. Menyeluruh artinya penilaian oelh
pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk membantu perkembangan kemampuan
peserta didik. Cakupan itu bukan wematamata dilihat dari luas materi yang
dinilai, melainkan juga domain (aspek) yang diukur. Melalui tes objektif,
banyak informasi aspek kognitif yang dapat dikumpulkan. tetapi sangat sedikil
yang berkaitan dengan minat, keterampilan, sikap, kepribadian, pelaksanaan
kurikulum, dan prov pendidikan. Kuesioner bagus digunakan untuk
56
mengumpulkan informasi tentang alat, media, sarana dan prasarana, tetapi
kurang tepat untuk mengukur hasil belajar. Dengan menggunakan tes esai,
informasi yang dikumpulkan sedikit, tetapi kemampuan menalar dan
mengemukakan pendapat dapat dijaring dengan baik.
2. Kontinyu
Asesmen yang baik bukanlah dilakukan pada awal dan akhir suatu kegiatan
saja, dengan kata lain tidak hanya bersifat sewaktu atau momentum,
melainkan hendaklah dilakukan secara terus-menerus. Pada saat program
pendidikan mulai dirancang, seharusnya sudah diawali dengan asesinen untuk
mengetahui seberapa jauh peserta didik sudah menguasai materi yang akan
diberikan (entry behaviour). Dengan cara yang demikian, dapat dipilih materi
dan strategi yang tepat, organisasi kelas yang tepat dan menarik, waktu yang
sesuai, dan sumber belajar yang mendukung kegiatan pendidikan dan
pembelajaran.
3. Objektif
Pengolahan dan analisis data hendaklah obyektif. Gambaran yang
sesungguhnya tentang peristiwa, kejadian, objek dan sasaran yang dinilai itu
hanya dimungkinkan jika asesmen bersifat objektif. Untuk menilai belajar,
dapat dilakukan oleh pendidik/asessor yang mampu di bidang tersebut dan
memahami tujuan pendidikan, serla menguasai cara mengembangkan
instrumen yang baik. Data yang terkumpul dengan menggunakan alat asesmen
yang telah dirakit, selanjutnya diskor dan dinilai secara objektif dan
ditafsirkan dengan jelas dan tegas, serta tidak memihak.
4. Sistematis
Berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan meng Ikuti
langkah langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang 4 a, dilakukan
dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetap, kan. Dalam
penilaian kelas, misalnya guru mata pelajaran IPA menyiapka, rencana
penilaian bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.
5. Sahih
Suatu prosedur asesmen dapat digunakan jika prosedur itu relevan dengar
tujuan pendidikan/ pembelajaran dan karakteristik unjuk kerja yang dinila,
57
dengan menggunakan instrumen asesmen yang tepat, valid, dan reliable Tidak
ada alat asesmen tunggal yang mampu dan dapat menilai semu, komponen
pendidikan, termasuk kurikulum, program, proses pendidikan, kondisi awal
peserta didik dan guru, kemajuan peserta didik, serta proses dan hasil belajar.
Untuk menilai pengetahuan siap (pengetahuan hafalan/materi yang dihafal)
umpamanya, dapat digunakan tes dalam bentuk: betul-salah (true-false): tetapi
bentuk ini tidak baik digunakan Untuk mengetahui tingkat pemahaman,
keterampilan berpikir atau perubahan s'kap peserta didik. Untuk perubahan
sikap peserta didik, pendidik dan tenaga penunjang lainnya hendaklah mencari
instrumen atau asesmen lain sehingga dapat merangkum semua yang
dibutuhkan sesuai dengan keadaan peserta didik yang sesungguhnya.
6. Akuntabel
Berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan
mengikuti prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang
diambil memiliki dasar yang objektif. Makin banyak dan relevan informasi
yang dikumpulkan melalui asesmen, makin baik tingkat kepercayaan terhadap
keputusan yang diambil melalui evaluasi pendidikan. Keputusan yang diambil
tentang suatu komponen pendidikan, seperti kualitas pendidikan, akan lebih
tepat apabila asessor menggunakan berbagai teknik dan instrumen dalam
menilainya. Asessor dapat melakukan observasi pada saat individu yang
dinilai sedang melaksanakan proses pendidikan. Dengan data yang lengkap
sebagai hasil asesmen tentang proses pembelajaran, maka keputusan serta
pemberian makna terhadap asesmen menjadi lebih terarah, tepat, dan dapat
dipercaya.
7. Terpadu
Asesmen yang baik hendaknya dilakukan oleh suatu tim. Penggunaan asessor
lebih dari satu orang sangat besar artinya dalam penentuan objektivitas
asesmen. Cara ini dapat mengurangi subjektivitas yang mungkin timbul,
dibandingkan apabila penilaian itu dilakukan oleh satu orang saja. Disamping
itu, apabila asessor merupakan suatu tim, mereka dapat melakukan dialog
sesama mereka dan membicarakan secara mendalam tentang orang yang
58
dinilainya. Dengan demikian, diharapkan apa yang mereka peroleh dari
komponen pembelajaran yang dinilai, itulah hasil yang sesungguhnya. Selain
itu, terpadu juga berarti penilaian oleh pendidik, yaitu salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, hasil
penilaian benar benar dijadikan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran
yang diselenggarakan oleh peserta didik yang gagal, sementara instrumen
yang digunakan sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses
pembelajaran kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki
rencana dan pembelajaran.
8. Terbuka
Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu,
pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta
didik. Selain itu, pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan
kriteria penilaian serta dasar penilaian yang digunakan. Asesmen bukanlah
tujuan, melainkan cara dalam menyediakan informasi untuk mencapai suatu
tujuan. Banyak kesalahan yang mungkin terjadi pada instrumen asesmen yang
digunakan. Kesalahan pertama akan ada pada waktu menyusun instrumen.
Apakah instrumen itu telah dirakit sedemikian rupa menurut cara yang yang
sebenarnya? Apakah tujuan yang dirumuskan sudah benar? Kesalahan lain
terletak pada apakah aspek yang dinilai telah mencakup semua aspek materi,
ataukah hanya aspek-aspek tertentu dan tidak mewakili keadaan yang
sebenarnya? Upayakanlah seoptimal mungkin memenuhi patokar tau standar
yang telah ditetapkan dalam melakukan asesmen yang baik jehati-hatian akan
mengurangi dan menimimalkan kesalahan yang aka, (adi secara langsung
ataupun tidak langsung akan memberikan dampak ositif terhadap perbaikan
dan pengendalian mutu pendidikan.
9. Edukatif
Asesmen pendidikan bersifat mendidik. Hal penting yang perlu diperhatikan,
asesmen adalah suatu proses penyediaan informasi, bukan pengambil
keputusan untuk suatu kebijakan. Kumpulan data haruslah sesuai dengan
keadaan yang sesungguhnya, kontinu, dan menyeluruh. Olah dan analisi, data
59
dilakukan dengan benar, dan penyampaian analisis informasi it, kepada yang
dinilai, pengambil keputusan atau yang berhak menerim, dengan cara yang
benar. Banyak orang yang dinilai maupun pengambj keputusan, akan
mengetahui siapa dirinya dalam aspek yang dinilai, dj mana posisi
lembaganya saat dinilai dan ke mana arah yang hendak ditempuhnya.
Asesmen bersifat mend'dik bukan menyebarluaskan kelemahan dan kesalahan
orang atau unit yang dinilai.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
1. Evaluasi pendidikan merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan
untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan
2. Prinsip-prinsip Evaluasi yakni, kontinuitas, komprehensif, objektivitas,
kooperatif, dan praktis
3. Prinsip-prinsip Asesmen yakniSahih, Objektif, Adil, Holistik dan
berkesinambungan, Terbuka, Terpadu, Sistematik, Akuntabel, Edukatif
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dan Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto & Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi)
Jakarta: Bumi Aksara.
Herman, J. L., Osmundson, E., & Dietel, R. (2018). The state of educational
assessment: principles, policy, and practice. Review of Research in
Education, 42(1), 389-413. doi: 10.3102/0091732X18756643
Mulyasa, E. (2017). Evaluasi Pendidikan: Prinsip, Teknik, Prosedur, dan
Implementasi. PT Remaja Rosdakarya.
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Rosidin, Undang. 2017. Evaluasi dan Asesmen Pendidikan. Yogyakarta: Media
Akademi.
Download