Maimun, Penanganan infeksi saluran kemih Penanganan Infeksi Saluran Kemih Maimun Syukri Abstrak. Infeksi saluran kemih (ISK) sangat sering terjadi pada pasien rarvat jalan, sama halnya dengan infeksi nosokomial. Didalam klinik sering dibagi dalam ISK tanpa komplikasi dan ISK berkomplikasi. Penyebab ISK tanpa komplikasi umumnya Escherichia coli, namun demikian pada ISK berkomplikasi dapat juga disebabkan oleh kuman Gram-negatif dan Gram-positif dan sering menyebabkan resisten terhadap antibiotik. Falsafah dari pengobatan ISK adalah mengusahakan pengobatan yang cepat dan eiektif serta menccgah terjadinya resistensi terhadap antibiotik. (JKS 2008; I: 61-65) Kata kunci : Infeksi saluran kemih (lSK), pengobatan antibiotik, resisten antibiotik Abstract. Bacterial urinary tract infections (UTIs) are frequent infections in the outpatient as well as in the nosocomial setting. The stratification into uncomplicated and complicated UTIs has proven to be clinically useful. ln uncomplicated UTIs Escherichia coli is the leading organism, whereas in complicated UTIs the bacterial spectrum is much broader including Gram-negative and Gram-positive and often multiresistant organism.The aim of treatment are rapid and effective response to the therapy and prevention of emergence of resistance to antimicrobial chemotherapy in the microbial environment. (JKS 2008; l: 6I-66) Keywords : UTIs, anlibiotic treatment, antimicrobial Pendahuluan Infeksi saluran kemih (SK) adalah infeksi yang terjadi pada sistim saluran kemih, mulai dari meatus uretra sampai ke grnjal. Susunan anatominya meliputi uretra, kandung kemih, chemotherapy resistance berulang.r'3'a Infeksi dipengaruhi oleh interaksi antara kuman dan host. Pada manula (ederly), ISK menjadi masalah yang sangat sulit. Diagnostik, pencegahan dan pengobatan sangat kompleks karena manifestasi klinik yang atipical dan immunocompromised host oleh karena faktor ur€ter, pelvis renalis, dan parenkim ginjal. Organ usia.l's lain yang kadang dapat memberikan manifestasi ISK berulang adalah prostat, epididimis dan juga fasia perirenal.l Akan tetapi menurut Bishop batasan dari ISK masih kontroversi, dan sangat dipengaruhi oleh kemampuan teknik biomolekuler modern untuk mendeteksi fragmen bakteri dalam jaringan atau biofilm adheren dari kuman meskipun koloni kuman dalam urin tidak bermakna (signifikan).2 ISK menjadi masalah kesehatan besar di Amerika Serikat, dan dapat mengenai seluruh usia dan jenis kelamin. Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa penderita ISK tiap tahun lebih dari 7 1uta, termasuk 2 juta diantaranya mengalami cystitis. trbih kurang seperlimanya mendatangi instalasi gawat darurat dan satu dari lima wanita pernah mengalami ISK selama hidupnya. Prevalensi ISK pada wanita berbanding 30:1 dengan pria dan sekitar 50 % dari mereka akan berkembang menjadi tSK Pendekatan Maimun Syulvi adalah Dosen Bagian llmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Syiah' Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin yang paling penting untuk ISK adalah dari hasil kultur urin dan urinalisis. Akan tetapi hasil evaluasi ini sangat dipengaruhi dua faktor. Pertamq tidak mengevaluasi ada korelasi yang sempurna antara gejala klinis dari inflamasi saluran kemih dengan ISK sejati, padahal secara objektif korelasi ini sangat penting. Kedu4 sangat susah untuk mendapatkan sampel urin yang tidak terkontaminasi dengan flora normal dari uretra distal, vagina atau kulit. Untuk itu perlu suatu petunjuk yang konsisten untuk mengevaluasi hasil biakan urin.6 Mekanisme yang paling sering terjadinya ISK adalah dengan proses ascending, dimana bakteri dari saluran cerna menjadi sangat dominan. Lebih dari 95% ISK disebabkan oleh Enterobacteriacea dan E. faecalis. Dari' golongan Enterobacteriacea, Esclerichia ali adalah bakteri yang sangat dominan menyebabkan ISK, diperkirakan pada 90o/o penderita rawat jalan dan 50Yo pada rawat inap.t' Virulensi kuman sangat dipengaruhi jenis kuman dan lingkungan untuk kolonisasi, adhesi dan invasi. Salah satu hal yang harus diingat adalah 6l -JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 8 Nomor I April 2008 2. mekanisme pertahanan host seperti faktor hidrodinamik, dilusi, pencucian dan- eliminasi terhadap peningkatan e ru dari kuman yang keluar bersama urin. Respon terhadap pemberian antibiotik spektrum Iuas sangat terganntung pada pola resistensi dan efektifitas dari antibiotik tersebut. Prevalensi Pengobatan dan Pencegahan ISK Ada 2 strategi pengobatan farmakologi dan pencegahan ISK saat ini : i. Khemoterapi dengan antibiotik dan 2. Vaksinasi'' uropatogen sangat berbeda pa+.a ISK unco mpl i cat ed dengan ISK compl icate d." Tujuan Pengobatan Ada 2 tujuan pengobatan yang sangat dominan baik untuk ISK uncomplicated maupun ISK Khemoterapi Klasifikasi yang direkomendasikan dan dosis antiinfeksi untuk ISK dapat dilihat padaTabel 1. Target dan mekanisme dari kemoterapi dapat dilihat pada gambar 1.12 complicated. terhadap pengobatan dan mencegah infeksi beruiang pada pendeita yang telah diobati a)!i i,,| Gt.,=!s !rf -,ri,rtr..a!lQrs:r?F PatA prevalensi resistensi.l2'13 dari 1. Respon yang cepat dan efektif Pencegahan terhadap resistensi antibiotik dalam ruang lingkup bakteri atau pencegahan *^n !Y.rllq:i,. :ros (6r6xe. r.r.'..tcjilks T,teycr;$ a,ntt9ry.on&! Na,dvranl.ri Flg. 1 - T*rB.r r-d r<.hanirB 6t cfiLrn, -l o)rj.m.nd tuhre s.dtrsdord 4ribo!{o*:s iealiiH Rfr*n f*1. DHIA d|'ydftI+llt sridr firA .. .etrgl)94!oro5. B.i3: 9SA *rjid,nrh. rBin6-Lrlnai( 1. Kadar 2. 62 kepekaan terhadap antibiotik dan konsentrasi antibiotik dapat dilihat dalam darah. Akan tetapi kadar dalam jaringan grnjal, lapisan dalam dinding kantung kemih atau prostat akan menentukan dalam pengobatan ISK. Hal ini karena konsentrasi dalam tubuh manusia sangat susah untuk dinilai, begitu juga konsentrasi dalam urin atau kadar aktivasi antibiotika dalam urin sering menjadi kendala dalam mengevaluasi substansi antibiotik dalam pengobatan ISK.12 Ekresi dalam urin dan determinasi aktivasi dari antibiotik adalah hal yang sangat penting untuk melihat terapi yang rasional dalam pengobatan ISK.I2 Sebagai contoh, ekresi dari golongan fluroquinolone dalam urin sangat berbeda. Kadar ekresi dalam urin yang tinggi(Z 75%) dapat dilihat dari gatifloxacin (80%), levofloxacin (84Y,), lomefloxacin (757o) dan ofloxacin (81%). Kadar ekresi dalam urin intermediate (40-75%) dapat dilihat pada golongan ciprofloxacin (43%), enoxacin (53o/,), fleroxacin (67%) dan kadar ekresi dalam urin rendah (< 40o/") dapat dilihat pada golongan gemifloxaci n (28%), moxifloxacin (20%), norfoloxacin (20W, pefloxacin (14%) dan sparfloxacin (l 0%).r3'ra Kini, parameter farmakokinetilq kadar antibiotik dalam serum dan kadar ekresi dalam urin adalah dasar evaluasi dalam pemberian antibiotik dalam pengobatan ISK.l4 Maimun, Penanganan infeksi saluran kemih Tabel 1. Kelompok dan dosis dari pemberian kernoterapi untuk pengobatan ISK pada orang dewasa.l2 Trblc 1 - Grcu7r erd ,3er5u oI uat Antjb:o.i. !3rFs cl. €soth.npcudo for tbe rematlt of t rI ia adul6 A-qriricrobial subsEnce Daily dosage omI PirrilLinam Vr.ilis: 2 x 20O'-,IOO' mg 2 r 75Omg 3 x 62'-looomg &picillirvsutbedlm Amoxicillin/Oawlanic 4.,.i1rd.F{il<igi! , c€plulGpoin Gr. Bu Pip€racilliD/Ta acid zobash 3 x O.7S-3 A 3 x a-2-2.2 g 3 x 2,5-4.5 I for prophylqis only cephElarin 1 i.v./i-m. Ccfurcime ueu] C.hEoiime 2 x 2SO'-5m hg 3 x O.75-1.s g Cefoti6h Caphai6porin Cr. Cephrl6porin 6r. 3 Cilbapcam ft, Catbepdh 2x2@mg ceixinc 1 Ccftibut6 1x i0O'-{OOog cefouime C€uidon. ccftuldiEe 3a CephalGporin Gr. 3b cephalosF in Gr. 4 .aOO mg \ a-.2 e Atl-28 ?-3 x a-2 I 2-3 2 Maopcn@ . . Norlloxacin CiprodoxsdD 2 x 4OO' Bg 2 x g)}Ts kvofloracin 1-2 x E6PeUeO IEiFnm Cr. 2 t : cef€pisc 1 :-""u" cefpoddim prcxltjle x 2g 1x1g ,-{ x o-}1 I 3 x o.S-1 I !1u@quinolfid Pluoroquinolon€ cr. 1 FluoDquinolonc cr. 2 Fl@rcquinol@G Gf. 3 fluoloquinold! Gr. a C.tiIlos.in ag >-3 x 1@fig 1-2 x S0On8 50 mg 1x@mg Pydmetl$hin6 2x2@Eg TriEe*ioprim 2 x 160mg+2 1x&mB r SOOhB fosfmy.ites f6forEyciD. Ni&frrbe6 Nirofuffie ADinoSlFosid6 & FocfomJrcia-rohc6mol 1x3-g Ni@{sEnbin 3 r 1Oo'mg catrDtdn AminoStycoside Tobramydn 1 1 x $-7 eglEw x I hg/BW x 15 mElBt, Amikrdi : 1 Uodolid 2x6@hB 2 x vancoaycin Tclcoplsin . 2 1 &erolidiDoDs Orelidien€ Gly.opq*idcs clyrop.piidc BU - bce-b@milc inhibibc cr. - gEup .cddirg to EG l3rli 8w - Hy Masalah yang sangat besar dalam pemberian antibiotik saat ini adalah kedaruratan dan peningkatan resistensi antibiotik yang sangat cepat. Penyebab resistensi yang meningkat ini diduga ada kaitan dengan pemakaian antibiotik yang tidak rasional sehingga bakteri mengalami mutasi (clones) yang didukung oleh faktor mediko sosial dalam masyarakat. Pendekatan dengan pola melihat tingkat resistensi dapat mencegah risiko tidak efektifrrya pemakaian antibiotik pada masa akan datang. Epidemiologi dan resistensi antibiotik sangat bervariasi dalam hal penyebab infeksi, golongan obat, daerah dan dekade tertenfu.la'15 Vaksinasi Saat ini ada 2 direkomendasi for un.mpli.eGd lmmg ,lOO mg m. Uro-vaxomR adalah ekstrak bakteri yang mengandung komponen immuno-stimulating, derivat dari 18 uropatogen strain E. Coli dan diberikan secara oral. Dari satu penelitian multicentre, double-blind, 453 penderita wanita yang diberikan Uro-vaxom* dapat menurunkan 34o/o angl<a kejadian ISK dibandingkan dengan placebo. Akan tetapi tidak ada data yang membandingkan Uro-vaxomR dengan antibiotik dalam mencegah ISK berulang. SffovacR adalah ekstrak seluruh sel bakteri yang merupakan derivat dari uropathogenic strain E. Coli, P. mirabilis. M. morgani, K. Pneumonia dan E. Faecalis. Preparat ini diberikan secara' intramuskuler juga untuk mencegatr ISK berulang. Dalam satu penelitian prospektif pada vaksin untuk uncomplicated berulang StrovacR. ki8ht crd; 'reIle.nd.d x x 6mrng yang tersedia . penderita dan ISK Uro-vaxomR dan 4l penderita ISK uncomplicated berulang, persentase re-infeksi dalam 6 bulan adalah4l,% pada penderita yang mendapatkan SulcoUrovac sedangkan pada kelompok placebo 96yo.'r 63 I I I J\IRNAL KEDOKTEMN SYIAH KUALA Volume I Nomor I Aprii 2008 - Probiotik Penggunaan probiotik untuk profilaksis dan pengobatan ISK umumnya ditujukan pada kuman Lactobacilli. Hasil kontaversi didapatkan pada penelitian klinis dan binatang percobaan, oleh karena dipakai pada strain Lactobacilli yang tidak spesifik. Probiotik profilaksis diberikan pervaginam atau peroral. Untuk ppengobatan probiotik diberikan dalam dalam rhamnosis GRl melalui vagina yang dikombinasi dengan eter L. Reuteri B 54 atau RC 14 dilaporkan dapat menurunkan angka kejadian ISK berulang. Dalam satu penelitian untuk 52 wanita, dengan pemberian GR-liB-54 vaginal supposituria tiap angka resistensi kuman dengan - kandung kemih. Pemberian probiotik untuk strain Lactobacillus minggu dapat menurunkan angka kejadian ISK berulang dari 6 tahun menj adi L6ltahun. Satu uji klinis acak-plasebo kontrol dari 64 wanita yang minum L. rhamnosus GR-l dan L. Uteri RC-14 tiap hari dapat menurunkan uropatogenesis dan jamur dalam vagina yang Strategi baru untuk meningkatkan kepekaan bakteri (efJlux -pump in hib ito r s S, menurunkan segera memberikan antibiotik. Memberikan antibiotika alternatif tetapi yang mempunyai efek bakteriofag, atau golongan enzim bakteriofag Memberikan vaksin terbaru untuk ISK sederhana dan bila mungkin , untuk iSK berkomplikasila Adapun parameter yang menjadi acuan ISK dalam menggunakan obat-obat (antibiotika) baru adalah : - Spektrum antibiotik yang luas, untuk ISK unco mplic ate d dan ISK c o mp I icate d - Dapat meningkatkan keasaman urin sehingga suasana urin menjadi alkali - Diekskresi melalui urin pengobatan I sangat bermakna. Dari hasil itu dapat disimpulkan bahwa ISK dapat dicegah dengan pemberian Lactobacilli spesifik secara eral. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pemberian probiotik terhadap ISK menunjukkan hasil yang baik.ra Strategi untuk masa depan pengobatan ISK Dari hasil beberapa penelitian saat ini maka target pengobatan yang ideal untuk masa akan datang haruslah mengikuti prinsip-prinsip dibawah ini : - Mengunakan golongan antibiotik yang bioavailabiliti tinggi, waktu paruh yang lama, performance pk/pd yang bailg dan formulasiformulasi yang lain (seperti formulasi extended/gostric relaease; formulasi liposoma) - Memakai golongan antibiotik yang telah dipakai untuk indikasi-indikasi yang lain (seperti ISK) - Memakai derivat biotik yang baru dari yang telah dipakai untuk spekkum bakteri yang luas, meningkatkan bioavailability, meningkatkan efek anti mikrob4 dan telah terbukti mempunyai efek terhadap molekuler 64 Khemoterapi Ernergensi Khemoterapi Emergensi dapat dil;' 2 yang mengikuti parameter 4a tabel llongan antibiotik, klas antibiotik, cara ke4-, .pek;trum bakteri, farmakokinetik yang diekresi melalui urin dan laporan keberhasilan terapi. Target dan cara kerja antibiotik dapat dilihat pada gambar l.t2 Strategi emergensi Enzim-enzim lisis yang bersifat bakteriofag dapat mengatasi molekul-molekul yang memakan dihasilkan oleh bakteri dengan cara dinding sel bakteri untuk bacteriophage progeny release. Enzim-enzim ini telah berhasil dipakai pada binatang percobaan untuk pengobatan infeksi bakterial di darah mukosa. Enzim-enzim tersebut sangat spesifik dalam mematikan kuman tanpa mengganggu flora normal.l2 Vaksin emergensi Secara teori vaksinasi adalah merupakan strategi paling baik untuk mencegah bakteri. Namun diketahui ada bebarapa kelemahan vaksin dalam melawan ISK: ISK berkomplikasi disebabkan oleh kuman yang sangat bervariasi, tetapi penyebab ISK tanpa koinplikasi sangat didominasi oleh E. coli. Semua E. coli uropatogenik umunya mempunyai FimH-chaperon-adhesin pada ujung fimbrae tipe 1. FimH adhesion yang berbasis pada vaksin, r Maimun, Penanganan infeksi saluran kemih menunjukkan Dosis antibiotik laboratorium (in vitro), meskipun sampai saat ini penelitian belum ada penelitian yang luas menghambat pertumbuhan dari sel bakteri. hasil yang menjanjikan pada binatang percobaan dan penelitian di tentang vaksinasi pada manusia. P. mirabilis sangat susah diobati pada penderita ISK berkomplikasi khususnya pada penderita yang memakai kateter dan stent. Urease yang dihasilkan oleh kuman ini dapat membentuk batu dan membuntu kateter. Primary surface anligen yang merupakan MR/P fimbrae adalah vaksin yang bagus. Dalam peneiitian in viho vaksin MmH telah memberikan hasil yang sangat menlaniikan.l2 Pencegahan emergensi pada resistensi antibiotika Hal yang sangat penting diperhatikan pada pemakaian antibiotik terhadap pengobatan ISK adalah resistensi kuman terhadap antibiotik. Ada beberapa strategi untuk mencegah resistensi antibiotik - Mengurangipenggunaanantibiotik - Siklus antibiotik Menggunakan dosis baru antibiotik - fombinasi dua golongan antibiotikala Strategi diatas khusus ditujukan "'*'rk pengobatan ISK tetapi juga harus dises untuk yang lain. Mengurangi penggunaan antibiotik Ada 3 sffategi yang telah berkembang dan meberikan hasil yang bagus untuk mengurangi penggunaan antibiotika pada pengobatan ISK: - Tidak mengobati asimtomatik bakteriuria - Terapi singkat dengan antibiotik yang cocok untuk ISK tanpa komplikasi - Profilaksis dosis rendah ISK tanpa komplikasi yang berulang, juga efektif dengan vaksinla Antibiotic cycling Belum ada penelitian penggunaan antibiotic cycling secara praktis didalam pengobatan ISK' Belum ada kesepakatan untuk pemakaian antibiotik dalam satu kelompok yang resisten dan itu harus dicegah khususnya di rumah sakit. Diperlukan suatu guideline yang secara umum bisa dipakai dalam-icaid ah anitbtittc cycling.t2 Pemakaian antibiotik sebaiknya berdasarkan pada kosentrasi antibiotik yang dibutuhkan untuk Konsentrasi tersebut dinamakan mutant prevention concentration (MPC) karena tidak ada koloni bakteri yang resisten setelah pemberian antibiotik. Jika dosis antibiotik yang diberikan cukup tinggi juga akan mematikan populasi mutan. Untuk masa yang akan datang diharapkan mutant selection window lebih sempit dengan perkembangan antibiotik, seperti MCP yang lebih rendah atau konsentrasi antibiotik yang lebih rendah. Pemakaian obat-obatan dengan kriteria farmakokinetik dan farmakodinamik yang baik harus dipakai sebagai first-line drug, dan dosis yang diberikan cukup tinggi dalam MPC.15 Kombinasi dua klas antibiotik Untuk beberapa kuman atau dalam beberapa kasus infeksi sangat susah mendapatkan antibiotik yang bisa mencegah resitensi. Sebagai contoh, merekomendasi pemakaian antibiotik untuk M.tuberculosis yang dikombinasi dengan dua atau lebih antibiotik dengan klas yang berbeda. Resistensi yang akan terjadi akan sangat kecil karena dilawan dengan dua antibiotik sehingga tedadi dua mutasi dalam ' peftumbuhan dari bakteri.l3 Penelitian klinis dalam kombinasi terapi antibiotik sangat jarang. Dalam satu penelitian kombinasi terapi antara makrolide dan ciprofloxacin memberikan hasil dengan efikasi tinggi dalam mengelimasi dibandingkan dengan uropathogenesis terapi tunggal ciprofloxacin. Kesimpulan Meskipun antibiotik baru banyak muncul namun tidak ada jaminan tidak akan terjadi resistensi. Strategi yang paling baik untuk penyakit infeksi adalah pencegahan. Untuk ISK, meliputi beberapa konseP : - - Sanitasi dan kateter adalah hal sangat penting terjadinya komplikasi, pemeliharaan kesehatan yang berkaitan dengan ISK. Antibiotik dosis rendah untuk pencegahan ISK berulang sangan efehif, akan tetapi 65 E JU JURNAL KEDOKTEMN SYIAH KUALA Volume 8 Nomor I April 2008 Pr Pe p€ kt p2 - ol ti, pr pr l_ K P rl 1. 2. k 3. t \ T pada masa yang akan datang Proses pengobatan penyakit infeksi sangat dinamis sehingga pengelolaan penyakit infeksi haruslah selalu di up-dote. Daftar Pustaka d t patogenesis resistensi antibiotik kadangkadang diluar perkiraan. Vaksinasi menjadi topik yang sangat penting Gallaghar S.A, Hemphill R.R. Urinary Tract Infection : Epidemiology, Detection, and Evaluation. Dikutip dari http://wwq'. yahoo.com. 2005 Simon H, Cannistra S.A. Etkin M.J et al : Urinary Tract Infection, dikutip dari bttp-l$yU&C!: conected.com.200I l{owes D.A, Kantor S.S, Urinary Tract Infection, Female. 2005,(cited 2005 April 25) Available from httu//rvrvw.eMedici ne 4. I .com/EN,IERG/topic.62 6.htm. com. Howes D.A, Kantor S.S, Urinary Tract Ini-ection, Male. 2005,(cited 2005 April 25) Available from ttp://w"r,* e Med i ci ne .corilEN{ERG/topic.62 6.htm.com h 5. . Hoepelman AMI, Meiland R dan geerlings SE. Pathogenesis and mangement ofbacterial urinary tract infections in adult patients with diabetes mellitus. lnternational Journal of Antimicrobial Agents 22, (2003), s35-343 Q. 7. 8. Tolkoff-Rubin N.E, Cotran R.S and Rubin R.H. Urinary Tract Infection, Pyelonephritis, and Reflux Nephorpathy. In : Brenner B.M, The Kidney, 7th Ed, Philladelphia: Saunder^' -^ ^ 1.p.1314-1556. Nicolle L.E. Epidemic Urinary Tract Infection, dikutip dari http://wr.vq ;ape.com/viervar:ticle Nicolle L.E. Urinary lraor ^nfection. ln : Greenberg A, cheung A.K, Coffman T.M et al. Primer on Kidney Disease, 3th Ed, Academic Press, California,200l 9. Stamm W.E. Urinary Tract lnfection and Pyelonephritis. In : Braunwald E, Fauci A.S, Kasper D.L et al. Harrison's Intemal Medicine, 15" Ed, Mc Graw-Hill, New York, 2001 10. Alan Meyrier. UrinaryTract lnfections. Nephrology.McCraw-Hill,London In : 283, 200 I -.11. Takahashi P,Trang M and Evans J. Antibiotic Prescribing and outcomes Following Treatment of Symptomatic Urinary Tract Infections in Older Women. J Am Med Dir Assoc (2004); 5: SI2-Sl5 12. Wagenlehner FME and Neber KG dan Wagenlehner FME. Treatment of Bacterial Urinary Tract Infections : Presence and Future. European Urology 49(2006), 235 - 244 13. Stein GE and Schooley S. Urinary concentrations and of newer fluroquionolones in healthy volunteers. International Journal of bactericidal activities Antimicrobial Agents 24, (2004), 168-17 2. 14. Wagenlehner FME et al. Pharmakokinetics of ciprofloxacin i I tI I I I 66 XR (1000mg) versus levofloxacin (500mg) in plasma and urine of male and female healthy volunteers receiving a sigle oral dose ls' Wagenlehner FME . Weidner and Naber KG. Emergence of antibiotic resistence amongst hospital - acqured urinary tract infrctions snd phsmrscokinetic/pharmacodynamic concidarations. of Hospital Infections. (2005), 60, J I