Uploaded by Faisal Andrianto

sosialisasikek

advertisement
DIREKTORAT JENDERAL BEA DANCUKAI
Kawasan Ekonomi Khusus
1
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Kawasan Ekonomi Khusus
“Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.”
(NAWACITA Butir ke 3)
Paket Kebijakan Ekonomi VI Butir 1
KEK
Kawasan dengan batas tertentu dalam
wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian
dan memperoleh fasilitas tertentu .
KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan
geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri,
ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya
saing internasional.
2
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Maksud dan Tujuan
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
Memaksimalkan kegiatan industri,
ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi
lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi
Meningkatkan penanaman modal melalui
penyiapan kawasan yang memiliki
keunggulan geoekonomi dan geostrategis.
Mempercepat Perkembangan Daerah
Sebagai model terobosan pengembangan
kawasan untuk pertumbuhan ekonomi,
antara lain industri, pariwisata, dan
perdagangan sehingga dapat menciptakan
lapangan pekerjaan
Kelembagaan
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
PRESIDEN
Perpres No.33/2010 Ttg Dewan Nasional &
Dewan Kawasan KEK jo. Perpres 124/2012
Dewan Nasional
Ketua: Menko Perekonomian
Anggota *) : Para Menteri dan Kepala LPNK
Nasional
Tim Pelaksana (Es 1) & Sekretariat (Es 2)
Dewan Kawasan
Provinsi
Ketua: Gubernur
Wakil Ketua: Bupati/Walikota
Anggota: Aparat Pemerintah, Aparat Pemprov, Aparat
Pemkab/kot yang bersangkutan
Sekretariat
Kabupaten/
Kota
*) Anggota Dewan Nasional KEK:
1. Menteri Keuangan
2. Menteri Perdagangan
3. Menteri Perindustrian
4. Menteri Dalam Negeri
5. Menteri PU
6. Menteri Perhubungan
7. Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi
8. Menteri Bappenas
9. Kepala BPKM
Dewan Kawasan
Ketua: Gubernur
Wakil Ketua: Bupati/Walikota
Anggota: Aparat Pemerintah, Aparat Pemprov, Aparat
Pemkab/kot yang bersangkutan
Sekretariat
Administrator
KEK A
Administrator
KEK B
Administrator
KEK C
Administrator
KEK D
Badan Usaha
KEK A
Badan Usaha
KEK B
Badan Usaha
KEK C
Badan Usaha
KEK D
Tugas
Dewan Nasional, Dewan Kawasan, Administrator
Dewan Nasional
Dewan Kawasan
1. menyusun Rencana Induk Nasional KEK;
2. menetapkan kebijakan umum serta langkah
strategis untuk mempercepat pembentukan
dan pengembangan KEK;
3. menetapkan standar infrastruktur dan
pelayanan minimal dalam KEK;
4. melakukan pengkajian atas usulan suatu
wilayah untuk dijadikan KEK;
5. memberikan rekomendasi pembentukan KEK;
6. mengkaji dan merekomendasikan langkah
pengembangan di wilayah yang potensinya
belum berkembang;
7. menyelesaikan permasalahan strategis dalam
pelaksanaan,
pengelolaan,
dan
pengembangan KEK; dan
8. memantau
dan
mengevaluasi
keberlangsungan
KEK
serta
merekomendasikan langkah tindak lanjut
hasil evaluasi kepada Presiden, termasuk
mengusulkan pencabutan status KEK
1. melaksanakan kebijakan umum yang telah
ditetapkan oleh Dewan Nasional untuk
mengelola dan mengembangkan KEK di
wilayah kerjanya;
2. membentuk Administrator KEK di setiap
KEK;
3. mengawasi,
mengendalikan,
mengevaluasi, dan mengoordinasikan
pelaksanaan tugas Administrator KEK
dalam penyelenggaraan sistem pelayanan
terpadu satu pintu dan operasionalisasi
KEK;
4. menetapkan
langkah
strategis
penyelesaian
permasalahan
dalam
pelaksanaan kegiatan KEK di wilayah
kerjanya;
5. menyampaikan laporan pengelolaan KEK
kepada Dewan Nasional setiap akhir
tahun; dan
6. menyampaikan laporan insidental dalam
hal terdapat permasalahan strategis
kepada Dewan Nasional.
Pasal 17 UU No. 39 Tahun 2009
Pasal 21 UU No. 39 Tahun 2009
Administrator
1. melaksanakan pemberian izin usaha
dan izin lain yang diperlukan bagi
Pelaku Usaha yang mendirikan,
menjalankan, dan mengembangkan
usaha di KEK;
2. melakukan
pengawasan
dan
pengendalian operasionalisasi KEK;
dan
3. menyampaikan
laporan
operasionalisasi KEK secara berkala
dan insidental kepada Dewan
Kawasan.
Pasal 23 UU No. 39 Tahun 2009
Dasar Hukum
UU 39 TAHUN 2009
Kawasan Ekonomi Khusus
PP 96 TAHUN 2015
Fasilitas dan Kemudahan di KEK
PMK 104/PMK.010/2016
Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan, Dan
Cukai Pada Kawasan Ekonomi Khusus
Perdirjen BC 32/BC/2016
Tata Cara Penetapan Pendayagunaan Sistem
Informasi Persediaan Berbasis Komputer (IT
Inventory) Bagi Pelaku Usaha Di KEK Untuk
Mendapatkan Fasilitas Kepabeanan, Cukai &
Perpajakan
Perdirjen BC 31/BC/2016
Tata Laksana Pemasukan dan Pengeluaran
Barang ke dan dari Badan Usaha dan/atau
Pelaku Usaha di KEK
Peta Sebaran KEK
Maloy Batuta Trans
Kalimantan
PP 85 Tahun 2014
OP 01 April 2019
Luas 557,34 Ha
Galang Batang
PP 42 Tahun 2017
OP 08 Des 2018
Luas 2333,6 Ha
Arun Lhokseumawe
PP 05 Tahun 2017
OP 14 Des 2018
Luas 2622,48 Ha
Likupang
PP 84 Tahun 2019
Luas 197,4 Ha
Tanjung Kelayang
PP 06 Tahun 2016
OP 14 Mar 2019
Luas 324,4 Ha
Sei Mangkei
PP 29 Tahun 2012
OP 27 Feb 2015
Luas 1933,8 Ha
Bitung
PP 32 Tahun 2014
OP 01 April 2019
Luas 534 Ha
Morotai
PP 50 Tahun 2014
OP 01 April 2019
Luas 1101,76 Ha
Tanjung Api-Api
PP 51 Tahun 2014
Luas 2030 Ha
Tanjung Lesung
PP 26 Tahun 2012
OP 23 Feb 2015
Luas 1500 Ha
Kendal
PP 85 Tahun 2019
Luas 1000 Ha
KEK Pariwisata
KEK Industri
Total
Importasi
Belum Beroperasi
4
Ditetapkan beroperasi
11
Penetapan IT Inventory
OP = Ditetapkan Beroperasi
Singhasari
PP 68 Tahun 2019
Luas 120,3 Ha
Mandalika
PP 52 Tahun 2014
OP 20 Okt 2017
Luas 1175 Ha
Palu
PP 31 Tahun 2014
OP 27 Sept 2017
Luas 1500 Ha
Sorong
PP 31 Tahun 2016
OP 11 Okt 2019
Luas 523,7 Ha
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Kemudahan II3J
Fasilitas dan Kemudahan
,
an an
k
ja n d
a
p
a
r
Pe bean ai
pa Cuk
e
K
Keim
igras
ian
aan
erj
gak
ena
Ket
Lalu
Lint
Bara as
ng
KEK
an
h
a
an
t
r
Pe
Per
iz
Non inan d
a
p er
izin n
an
Fasilitas dan Kemudahan
Perpajakan, Kepabeanan dan Cukai
PBB
PPh Badan
Bea Masuk
Cukai
PPN/PPnBM
PPh Impor
Fasilitas dan Kemudahan
Lalu Lintas Barang
Pemasukan barang impor ke
KEK belum diberlakukan
ketentuan pembatasan di
bidang impor
•Administrator KEK sebagai Instansi Penerbit Surat
Keterangan Asal
•Barang yang dikeluarkan ke TLDDP dilengkapi dengan
surat keterangan kandungan nilai lokal yang diterbitkan
oleh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal
•Surat Keterangan Asal dapat dipergunakan untuk
pengeluaran barang secara parsial dari KEK ke TLDDP
dengan menggunakan pemotongan kuota
SKA / COO
Fasilitas dan Kemudahan
Ketenagakerjaan
Penggunaan
Tenaga Kerja
Asing
Serikat
Pekerja/Serikat
Buruh
Lembaga Kerja
Sama Tripartit
Khusus
Perjanjian Kerja
Bersama
Dewan
Pengupahan
KEK
Fasilitas dan Kemudahan
Keimigrasian
Visa Kunjungan Saat Kedatangan dapat diberikan di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi, diberikan langsung 30 (tiga puluh) hari
dan dapat diperpanjang oleh pejabat imigrasi di kantor
Administrator KEK sebanyak 5 (lima) kali dengan jangka waktu
masing-masing selama 30 (tiga puluh) hari
Izin tinggal terbatas diberikan untuk waktu paling lama 5 (lima)
tahun dan dapat di perpanjang dengan ketentuan keseluruhan
izin tinggal diwilayah KEK tidak lebih dari 15 (lima belas) tahun
Bagi orang asing yang memiliki rumah tinggal atau hunian di KEK
pariwisata diberikan:
a. Izin Tinggal Sementara; atau
b. Izin Tinggal Tetap dalam hal orang asing memiliki Izin Tinggal
Sementara.
Fasilitas
dan
Kemudahan
Pertanahan
Pengadaan Tanah
Pelayanan
Kepemilikan
Hunian/Properti
Fasilitas dan Kemudahan
Perizinan dan Nonperizinan
Kewenangan Penerbitan izin
Administrator KEK mempunyai kewenangan penerbitan Izin Prinsip, Izin Prinsip Perubahan, Izin Prinsip Perluasan,
Izin Prinsip Penggabungan Perusahaan, pembatalan, dan pencabutannya berdasarkan pendelegasian kewenangan
dari kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koordinasi penanaman modal
Izin Investasi
• Dalam rangka percepatan penerbitan Izin Prinsip, Administrator KEK dapat terlebih dahulu menerbitkan Izin
Investasi kepada Badan Usaha atau Pelaku Usaha paling lambat 3 jam setelah permohonan diterima secara
lengkap.
• Badan Usaha atau Pelaku Usaha dapat melakukan kegiatan konstruksi setelah mendapat izin investasi
AMDAL
Usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan yang berada dalam KEK dikecualikan dari
kewajiban menyusun analisis mengenai dampak lingkungan
PTSP
Kewenangan penerbitan izin dilaksanakan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kegiatan usaha yang berada dalam KEK tidak memerlukan Izin Gangguan (Hinder
Ordonnantie).
PENANGGUHAN
PEMBEBASAN
Kawasan Ekonomi Khusus
Fasilitas Kepabeanan di KEK
16
BADAN USAHA
Pembebasan BM dan tidak dipungut PDRI Atas Impor Barang
Modal Untuk Pembangunan/ Pengembangan KEK
PELAKU USAHA
Pembebasan BM dan tidak dipungut PDRI Atas impor :
§Barang Modal Untuk Pembangunan/Pengembangan Industri
§barang dan bahan untuk Pembangunan/Pengembangan
Industri untuk jangka waktu tertentu
PELAKU
USAHA
yang telah
mendapatkan
Penetapan IT
Inventory yang telah
terhubung dengan
DJBC
Administrator
KEK
Pelaku Usaha Industri, diberikan penangguhan BM dan tidak dipungut PDRI
atas impor:
1. Barang dan bahan untuk diolah, dirakit dan/atau dipasang pada barang
lain
2. Barang modal termasuk peralatan untuk pembangunan/ konstruksi yang
digunakan untuk proses produksi
3. Barang atau bahan untuk pembangunan/konstruksi yang digunakan
untuk proses produksi
Pelaku Usaha Pergudangan, diberikan penangguhan BM dan tidak dipungut
PDRI atas impor:
Barang yang diperuntukkan bagi kegiatan penyimpanan, perakitan,
penyortiran, pengepakan, penggabungan, pendistribusian, perbaikan dan
perekondisian permesinan
KPU BC / KPPBC
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
Ketentuan Pembebasan Bea Masuk
Badan Usaha
Pelaku Usaha
Jangka waktu impor Max 3 Tahun sejak
keputusan pembebasan Bea Masuk
Jangka waktu impor Max 2 Tahun sejak
keputusan pembebasan Bea Masuk
Jenis dan jumlah barang ditetapkan oleh Administrator
Barang Modal digunakan di KEK sesuai
dengan tujuan pemasukannya
Barang Modal dan/atau barang dan
bahan digunakan di KEK sesuai dengan
tujuan pemasukannya
Tata cara pemasukan asal Luar Daerah Pabean dilakukan sesuai ketentuan umum di
bidang impor
Dalam hal barang tidak
digunakan sesuai tujuan
pemasukannya
WAJIB
membayar Bea Masuk
dan PDRI serta Sanksi
Administrasi
17
a. Barang mengalami rusak
berat dan tidak dapat
dipakai
lagi
akibat
keadaan kahar (force
majeur); atau
b. Barang diekspor
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
PINDAHTANGAN BARANG MODAL
Jangka Waktu
Ketentuan
< 4 Tahun
Membayar BM dan PDRI
< 4 Tahun dan Pembangunan atau
pengembangan proyek blm selesai
Membayar BM + bunga 2% setiap
bulan (max 24 bulan
PDRI + Sanksi Administratif
Tidak membayar BM dan PDRI yang
terutang
> 4 Tahun
Pemindahtanganan kepada perusahaan
penerima fasilitas pembebasan Bea
Masuk dan tidak dipungut PDRI
Tidak membayar BM dan PDRI yang
terutang
SPPBMCP
?
Pemberitahuan
18
Perusahaan
Tembusan
ADMINISTRATOR
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
ALUR PENETAPAN IT INVENTORY
Surat
permohonan
Penetapan
pendayagunaan
IT Inventory
Pelaku Usaha
1.
2.
3.
4.
5.
6.
19
5 Hari Kerja
Surat Keputusan
Penetapan
pendayagunaan
IT Inventory
Kantor Pabean
Pelaku Usaha mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean yang mengawasi dengan melampirkan:
q Izin Pelaku Usaha dari Administrator;
q daftar Isian Kelengkapan.
Berkas surat Permohonan tidak lengkap, Kepala Kantor Pabean mengembalikan dengan menyebutkan alasan
pengembalian.
Berkas Surat Permohonan lengkap, Kepala Kantor Pabean menyampaikan konfirmasi kepada Pelaku Usaha
untuk memberikan pemaparan visi, misi, business plan, dan IT Inventory.
Kepala Kantor Pabean memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan dalam jangka waktu paling
lama 5 (lima) hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap.
Dalam hal permohonan disetujui Kepala Kantor Pabean atas nama Direktur Jenderal menerbitkan keputusan
mengenai penetapan pendayagunaan IT Inventory.
Dalam hal permohonan ditolak Kepala Kantor Pabean menerbitkan surat penolakan disertai alasan penolakan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
IT INVENTORY
Kantor Pabean
Kantor Pajak
IT INVENTORY
Laporan
AKSES:
• Membaca laporan;
dan
• Mengunduh data
laporan
Kriteria:
mampu mencatat pemasukan, pengeluaran, adjustment, dan stock opname, secara
kontinu dan realtime;
memiliki sistem reporting yang mampu membuat laporan dengan bentuk dan
format sesuai lampiran III;
mampu mencatat, menyimpan, dan menampilkan riwayat aktivitas (Log);
dapat diakses secara online dan realtime dari Kantor Pabean dan Kantor Pajak;
pencatatan dalam sistem informasi dilakukan oleh pihak yang memiliki akses
(authorized access);
dalam hal terdapat perubahan pencatatan dan/atau perubahan data harus
dilakukan oleh pihak yang memiliki kewenangan;
menggambarkan keterkaitan dengan dokumen kepabeanan dengan mencantumkan
data jenis, nomor, dan tanggal pemberitahuan pabean.
20
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan RI
BC
BC
BC
2.3
2.7
Kegiatan Produksi
.7
2
BC
BC 2.7
BC 2.7
BC 2.7
PP
2
Z-0
T
F
4.0 1
C
B 2.6. .2
.6
BCC 2
B
3.0
PELAKU USAHA
INDUSTRI
BC 2.7
PP-
FTZ
02
B
BC C 2
BC 4.1 .5
BC 2
2.6 .6.1
.2
BC
BC
BC
2.3
.7
2
BC
2.7
BC 2.7
BC 2.7
BC 2.7
PP
3.0
2
Z-0
T
F
4.0 1
C
B 2.6. .2
.6
BCC 2
B
PELAKU USAHA
PERGUDANGAN
BC 2.7
PP-
FTZ
02
B
BC C 2
BC 4.1 .5
BC 2
2.6 .6.1
.2
PERMASALAHAN KEK
Pembebasan
Lahan
Infrastruktur
Belum Siap
Subyek Fasilitas
Terbatas
Administrator
Belum Ada
Pembiayaan
terbatas
Badan Usaha
Belum ada
SDM belum
siap
Download