ANALISIS KEANDALAN MAIN ROTOR SERVO P/N 76650-09805111 HELICOPTER SIKORSKY S76 C++ DI PT. PELITA AIR SERVICE TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat lulus Pendidikan Program Studi Diploma IV Teknik Pesawat Udara Angkatan Ke-14 B Oleh MUHAMMAD TOPAN DANNY NIT: 16021930044 PROGRAM STUDI TEKNIK PESAWAT UDARA POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG Agustus 2023 ABSTRAK ANALISIS KEANDALAN MAIN ROTOR SERVO PN 76650-09805-111 SIKORSKY S76 C++ DI BASE PONDOK CABE PT. PELITA AIR SERVICE Oleh : MUHAMMAD TOPAN DANNY NIT : 160219130044 Program Studi Teknik Pesawat Udara Main rotor servo adalah komponen utama pada helikopter yang membantu mengendalikan pitch pada rotor blade. Komponen ini berfungsi untuk mengatur sudut rotor blade saat berputar di area Main rotor mast, yang memungkinkan helikopter menghasilkan daya angkat dan terbang, jika kerusakan pada main rotor servo tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat memengaruhi kemampuan pesawat untuk terbang dengan aman dan efisien, main rotor servo berfungsi untuk mengubah sinyal kontrol dari pilot atau sistem autopilot menjadi gerakan fisik pada main rotor. Sistem pemeliharaan helicopter mempengaruhi operasi dari helicopter, Main rotor servo dengan part number 76650-09805-111 sering mengalami kerusakan selama 10 tahun masa beroperasi dari tahun 2012 hingga 2022, agar keandalan dan fungsi komponen tetap baik, maka komponen ini di perlukan perhatian, Metode Fault tree analysis (FTA) digunakan untuk mencari akar penyebab seringnya terjadi kerusakan pada komponen Main rotor servo, Kemudian metode distribusi Weibull digunakan untuk mendapatkan laju kegagalan dan tingkat keandalan dari komponen Main rotor servo serta menentukan nilai MTTF (Mean Time to Failure) yang digunakan untuk menetapkan jadwal perawatan yang efektif Kata kunci : Main rotor servo, hidrolik sistem, actuator, root cause analysis, 5 whys analysis,faulth tree analysis, dan fishbone analysis, Weibull , mean time to failure i ABSTRACT RELIABILITY ANALYSIS OF MAIN ROTOR SERVO PN 76650-09805-111 SIKORSKY S76 C++ AT BASE PONDOK CABE PT. PELITA AIR SERVICE By : MUHAMMAD TOPAN DANNY NIT : 160219130044 Aircraft Engineering main rotor servo is the main rotor component on a helicopter that helps control the pitch of the rotor blade. This component is responsible for adjusting the angle of the rotor blades as they rotate in the Main rotor mast area, which allows the helicopter to generate lift and fly, if damage to the main rotor servo is not addressed quickly and correctly it can affect the aircraft's ability to fly safely and efficiently, The main rotor servo is responsible for converting control signals from the pilot or autopilot system into physical movement of the main rotor. The helicopter maintenance system affects the operation of the helicopter, Main rotor servo with part number 76650-09805-111 is often damaged during the 10 years of operation from 2012 to 2022, so that the reliability and function of the component remains good, this component needs attention, Fault tree analysis(FTA) method is used to find the root cause of frequent damage to the Main rotor servo component, Then the Weibull distribution method is used to obtain the failure rate and reliability level of the Main rotor servo component and determine the MTTF (Mean Time to Failure) value which is used to determine an effective maintenance schedule. Keywords: Main rotor servo, hydraulic system, actuator, root cause analysis, 5 whys analysis, faulth tree analysis, and fishbone analysis, Weibull, mean time to failure ii PENGESAHAN PEMBIMBING Tugas Akhir: “ANALISIS KEANDALAN MAIN ROTOR SERVO P/N 7665009805-111 HELICOPTER SIKORSKY S76 C++ DI PT. PELITA AIR SERVICE” telah diperiksa dan disetujui untuk diuji sebagai salah satu syarat lulus pendidika Program Studi Diploma IV Teknik Pesawat Udara Angkatan ke-14, Politeknik Penerbangan Indonesia Curug – Tangerang. Nama : Muhammad Topan Danny NIT : 16021930044 PEMBIMBING I PEMBIMBING II OKA FATRA, S.SI.T., M.T. WIRA GAUTHAMA, ST, S.SiT., M.Pd. Penata Tk. I (III/d) Penata Tk. I (III/d) NIP. 197009081993031001 NIP. 198110212002121005 KETUA PROGRAM STUDI BHIMA SHAKTI., S.S.T., M.S. ASM. Penata Muda Tk. I (III/b) iii NIP. 199102222010121002 PENGESAHAN PENGUJI Tugas Akhir: “ANALISIS KEANDALAN MAIN ROTOR SERVO P/N 7665009805-111 HELICOPTER SIKORSKY S76 C++ DI PT. PELITA AIR SERVICE” telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma IV Teknik Pesawat Udara Angkatan ke-14, Politeknik Penerbangan Indonesia Curug – Tangerang. Tugas akhir ini telah dinyatakan LULUS Program Diploma IV pada tanggal 16 Agustus 2023. KETUA SEKRETARIS ANDRI KURNIAWAN, S.ST.,M.T Penata (III/c) NIP. 19860515 200912 1 006 MUCHAMAD ANJAR LEKSONO, S.ST.,MS.ASM ANGGOTA a BHIMA SHAKTI ARRAFAT, S.ST, MS.ASM Penata Muda Tk.I (III/b) NIP. 19910222 201012 1 002 iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muhammad Topan Danny NIT : 16021930044 Program Studi : Diploma IV Teknik Pesawat Udara Menyatakan bahwa tugas akhir berjudul “Analisis Keandalan Main rotor servo PN 76650-09805-111 Sikorsky S76 C++ di base Pondok cabe PT. pelita air service” merupakan karya asli saya bukan merupakan hasil plagiarisme. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar akademik dari Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun Tangerang, 7 Agustus 2023 Yang Membuat Pernyataan Muhammad Topan Danny NIT. 16021910011 v PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR Tugas akhir D.IV yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Politeknik Penerbangan Indonesia, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Politeknik Penerbangan Indonesia. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kaidah ilmiah untuk menyebutkan sumbernya. Sitasi hasil penelitian Tugas Akhir ini dapat ditulis dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: Danny. (2023): Analisis Keandalan Main Rotor Servo PN 76650-09805-111 Sikorsky S76 C++ di base Pondok cabe PT. pelita air service, Tugas Akhir Program Diploma IV, Politeknik Penerbangan Indonesia. Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tugas akhir haruslah seizin Ketua Program Studi Teknik Pesawat Udara, Politeknik Penerbangan Indonesia. vi Dipersembahkan kepada Bapak Muhamad dani dan ibu Deswiwi vii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Analisis Reliability Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111 Helicopter Sikorsky S76 C++ Di PT. Pelita air service " sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar di Program Studi Diploma IV Teknik Pesawat Udara Angkatan ke-14, Politeknik Penerbangan Indonesia Curug – Tangerang. Skripsi ini merupakan hasil dari upaya dan kerja keras selama beberapa bulan terakhir. Tentunya, pada perjalanan tersebut tidaklah mudah tanpa dukungan serta bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam proses penyusunan skripsi ini. Peneliti mengucapkan terima kasih yang terdalam kepada: Dalam pengerjaan tugas akhir ini, tentunya banyak pihak yang membantu, mendukung, serta mendoakan penulis untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Agustono, S.SiT., M.Sos selaku Direktur Politeknik Penerbangan Indonesia Curug. 2. Bapak Bhima Shakti A., S.S.T., M.S. ASM. selaku Ketua Program Studi Teknik Pesawat Udara. 3. Bapak Oka Fatra, S.SI.T., M.T., selaku dosen pembimbing I yang telah banyak membantu memberi masukan, arahan, dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Bapak Wira Gauthama ST, S.SiT., M.Pd.. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membantu memberi masukan, arahan, dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 5. Seluruh Dosen program studi Teknik Pesawat Udara yang telah membimbing dan memberikan ilmu selama proses belajar mengajar. viii 6. Bapak Tjung steven selaku Chief Maintenance RW PT. Pelita air service. 7. Orang Tua, kaka, dan keluarga besar tercinta yang telah memberikan doa serta dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini. 8. Seluruh rekan-rekan D-IV TPU 14 A & B, adik-adik D-IV TPU 15, D-IV TPU 16 A & B, serta adik-adik D-IV TPU 17. 9. Para senior di PT. Pelita air service, dari divisi engineering, ssq, maupun maintenance yang telah memberikan ilmu dan arahannya serta membantu menyelesaikan tugas akhir ini. 10. Seluruh pihak yang terlibat dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Harapannya tugas akhir ini bisa berguna untuk khalayak ramai terutama pembaca tugas akhir ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakas Tangerang, 7 Agustus 2023 Penulis, Tar. Muhammad Topan Danny 16021930044 ix DAFTAR ISI ABSTRAK ....................................................................................................................................... i ABSTRACT.................................................................................................................................... ii PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................................................. iii PENGESAHAN PENGUJI............................................................................................................ iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................................... v PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR ........................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................................................. viii DAFTAR ISI................................................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... xii DAFTAR TABEL........................................................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................ xiv DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ............................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 17 A. Latar Belakang .................................................................................................................. 17 B. Identifikasi Masalah .......................................................................................................... 22 C. Batasan Masalah ............................................................................................................... 22 D. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 23 E. Tujuan ............................................................................................................................... 23 F. Manfaat Penelitiaan .......................................................................................................... 23 G. Sistematika Penulisan ....................................................................................................... 23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 25 A. Penelitian Terdahulu ......................................................................................................... 25 B. LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 26 1. Maintenance .................................................................................................................. 26 2. Preventive Maintenance ................................................................................................ 26 3. Sikorsky S76 C++ ......................................................................................................... 27 4. Main Rotor hydraulic servo system .............................................................................. 28 5. Main Rotor actuator ...................................................................................................... 29 6. Root Cause Analysis ..................................................................................................... 30 7. Fault Tree Analysis ....................................................................................................... 32 8. Distribusi Weibull ......................................................................................................... 33 9. Reliability...................................................................................................................... 34 10. Unreliability .............................................................................................................. 35 x 11. Median Rank ............................................................................................................. 35 12. Regresi Linear ........................................................................................................... 36 13. Failure Rate ............................................................................................................... 36 14. Mean Time to Failure (MTTF) ................................................................................. 36 15. Pengaruh Shape Parameter Distribusi Weibull ........................................................ 37 16. Pengaruh Scale Parameter Distribusi Weibull ......................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................... 39 A. Metode Penelitian ............................................................................................................. 39 1. Pendekatan Kuantitatif .................................................................................................. 39 2. Pendekatan Kualitatif .................................................................................................... 39 B. Prosedur Penelitian ........................................................................................................... 41 1. Studi Dokumen dan Studi Literatur .............................................................................. 41 2. Pengumpulan Data ........................................................................................................ 41 3. Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................................... 42 4. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................................... 42 BAB III HASIL DAN ANALISA ................................................................................................ 43 A. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................... 43 1. Data Kerusakan Komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111........................ 43 2. Menentukan dan Menghitung Parameter Distribusi Weibull........................................ 43 3. Menentukan Failure rate ............................................................................................... 46 4. Menentukan Nilai Reliability dan Unreliability............................................................ 47 5. Menentukan Nilai Mean Time to Failure (MTTF) ....................................................... 48 6. Fault Tree Analysis Diagram ........................................................................................ 49 7. Usulan Tindakan Perbaikan .......................................................................................... 52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 53 A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 53 B. Saran ................................................................................................................................. 53 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 55 Lampiran ....................................................................................................................................... 57 xi DAFTAR GAMBAR Gambar II. 1Hydraulic System Sumber (Aircraft maintenance manual S76) c++) ......... 29 Gambar II. 2 main rotor servo Sumber (Aircraft maintenance manual S76 c++) ............ 30 Gambar II. 3 Grafik Pengaruh Shape Parameter .............................................................. 37 Gambar II. 4 Grafik pengaruh scale parameter ................................................................ 38 Gambar III. 1 Diagram Alir Penelitian............................................................................. 40 Gambar IV. 1 Diagram Fault Tree Analysis .................................................................... 50 xii DAFTAR TABEL Tabel II. 1 Simbol - simbol dalam Fault Tree Analysis ................................................... 33 Tabel III. 1 Fault Tree Analysis ....................................................................................... 50 Tabel III. 2 Hasil Analisis Permasalahan ......................................................................... 52 . xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Maintenance Manual ..................................................................................... 57 Lampiran 2 Maintenance Manual ..................................................................................... 58 Lampiran 3 Maintenance Manual ..................................................................................... 59 Lampiran 4 Airworthiness limitation................................................................................ 60 Lampiran 5 Airworthiness limitation................................................................................ 61 Lampiran 6 Maintenance program.................................................................................... 62 Lampiran 7 Data Compenent Change Record .................................................................. 63 Lampiran 8 Data Compenent Change Record .................................................................. 64 Lampiran 9 Tabel Median Rank ....................................................................................... 65 Lampiran 10 Nilai Unreliability, Reliability, dan Failure Rate......................................... 66 Lampiran 11 Penghitungan regresi linear ......................................................................... 67 Lampiran 12 Penghitungan regresi linear ......................................................................... 68 Lampiran 13 Lembar validasi ........................................................................................... 69 Lampiran 14 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo....................................... 70 Lampiran 15 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo....................................... 71 Lampiran 16 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo....................................... 72 Lampiran 17 Surat validasi instrument penelitian ............................................................ 73 Lampiran 18 Transkrip wawancara .................................................................................. 74 xiv DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG Pemakaian SINGKATAN Nama Pertama Kali P/N Part Number i AFML Aircraft Flight Maintenanace Log i PT. GMF PT. Garuda Maintenance Facility i HSV High stage Valve 1 APU Auxiliary Power Unit 1 UU Undang-Undang 1 CASR Civil Aviation Safety Regulation 2 MTTF Mean Time to Failure 2 FH Flight Hour 2 FC Flight Cycle 3 AMM Aircraft Maintenance Manual 6 CMM Component Maintenance Manual 6 MTOW Maximum Take off Weight 7 PSIG Pounds Per Square inch Gauge 13 FOD Foreign Object Damage 20 MRO Maintenance, Repair, and Overhaul 26 TSN Time Since New 27 TSI Time Since Install 27 CSN Cycle Since New 27 CSI Cycle Since Install 27 xv LAMBANG t Waktu yang akan dihitung Probabilitasnya 17 η Scale Parameter 17 β Shape Parameter 17 e Basis Logaritma Natural atau Normal 17 i Urutan Kegagalan 18 N Total Jumlah Sampel 18 Σ Jumlah 18 Г Gamma 19 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi udara berorientasi pada keselamatan penerbangan. Oleh karena itu, pesawat terbang baik yang berjenis sayap tetap maupun sayap putar faktor keamanannya harus diutamakan dibandingkan faktor-faktor lainnya. Begitu pula peralatan dan perlengkapan yang mendukung keselamatan pesawat terbang tersebut, perawatannya harus dilakukan secara teratur dan berkala sesuai dengan prosedur yang ditetapkan produsen dari pesawat terbang tersebut. (Prasditya & Hartopo, 2015) Pencapaian tingkat keselamatan penerbangan hanya dapat dicapai dengan berfungsinya seluruh komponen sistem pada industri penerbangan yang terdiri dari operator bandara, operator maskapai penerbangan, operator lalu lintas udara dan operator perawatan pesawat udara, serta regulasi yang ditetapkan oleh regulator. Setiap kejadian kecelakaan penerbangan harus diinvestigasi untuk menemukan penyebab utamanya. (Yasrin Zabidi et al., 2016) Helikopter merupakan sebuah jenis pesawat rotor yang memperoleh gaya angkat dari rotor. Berbeda dengan pesawat yang memiliki sayap tetap, helikopter memiliki kemampuan untuk berada di udara dalam posisi diam dan dapat terbang ke berbagai arah, sehingga membuatnya sangat fleksibel. Helikopter sering digunakan dalam berbagai keperluan, seperti transportasi, operasi pencarian dan penyelamatan, serta kegiatan militer. (Encyclopædia Britannica. (n.d.). Helicopter. Encyclopædia Britannica) Kelaikan udara mengacu pada kemampuan pesawat untuk melakukan penerbangan dengan keamanan dan efisiensi. Kondisi kelaikan udara mencakup kesesuaian pesawat, sistemnya, dan komponennya dengan peraturan dan standar yang ditetapkan oleh otoritas penerbangan, seperti Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika Serikat. (Federal Aviation Administration. (2021). Airworthiness Certification.) Kelaikan udara ditetapkan melalui serangkaian kegiatan inspeksi, pengujian, dan prosedur pemeliharaan yang dilakukan secara teratur sepanjang masa operasional pesawat. Tindakan-tindakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesawat berada dalam kondisi yang aman, dapat menjalani perawatan, serta semua sistem dan 17 komponennya berfungsi dengan baik sesuai yang diharapkan. (Federal Aviation Administration. (2021). Airworthiness Certification.) Pesawat harus menjalani perawatan rutin untuk memastikannya dalam kondisi aman dan terbang dengan performa optimal. Pemeliharaan rutin ini meliputi inspeksi, perbaikan, penggantian, dan pengujian yang dilakukan pada berbagai sistem, komponen, dan struktur pesawat, termasuk mesin, sistem hidraulik, sistem kelistrikan, dan struktur pesawat. (Federal Aviation Administration. (2017). Advisory Circular AC 91-91: Aircraft maintenance.) Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Aditiya et al., 2022) berjudul "Analisis keandalan dari main rotor EC 155B1 pada komponen pin blade dan attach beams menggunakan analisis Markov.," hasil penelitian menunjukkan ATA Chapter 62 Main Rotor untuk menganalisis keandalan EC 155B1 didasarkan pada peringkat cacat tertinggi yang memiliki hardtime dalam dokumen serta proses perawatan/pergantian komponen. Analisis menunjukkan bahwa tingkat keandalan Main Rotor EC 155B1 cenderung menurun seiring bertambahnya jam terbang, dengan Mean Time To Failure (MTTF) sekitar 2340.22 jam terbang. Probabilitas kinerja rotor utama menunjukkan penurunan seiring waktu, dengan state 3 dan state 4 yang memiliki cacat menunjukkan peningkatan probabilitas sebelum akhirnya juga mengalami penurunan. (Aditiya et al., 2022) Pada penelitian yang dilakukan oleh (Setiawan et al., 2020) berjudul "Analisis keandalan sistem starter valve untuk merencanakan aktivitas maintenance pada pesawat Boeing 737 Next Generation di PT GMF AeroAsia," hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa menunjukkan penurunan seiring waktu, dengan state 3 dan state 4 yang memiliki cacat menunjukkan peningkatan probabilitas sebelum akhirnya juga mengalami penurunan seiring bertambahnya flight hours, dengan Mean Time To Failure (MTTF) sekitar 2340.22 flight hours. (Setiawan et al., 2020) Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Taaqbier et al., 2021) (Cahyadi et al., n.d.) berjudul " Penyebab penurunan measured gas temperature (MGT) margin engine Arrius 2R pada helikopter Bell 505 Jet Ranger X menggunakan metode fault tree analysis (FTA)" hasil penelitian tersebut menghasilkan Analisis AFML Bell 505 PKWSA menunjukkan penurunan signifikan nilai margin MGT dari +40 menjadi +7 pada tanggal 31/05/22 - 11/06/22. Metode fault tree analysis menemukan 13 intermediate 18 event dengan gerbang logika "OR" dan 9 basic event sebagai penyebab penurunan margin MGT pada mesin Arrius 2R. Beberapa di antaranya adalah Broken Packing Seal, Fuel Contamination, Issues With the Fuel Filter, Kondisi Lingkungan, Filter Damage, Filter Deterioration, Un Tight Screw, IBF Jarang Dibersihkan, dan Not Familiar Maintenance Manual. (Cahyadi et al., n.d.) Kemudian berdasarkan penelitian yang di laksanakan oleh ( Prakoso et al., 2021) yang berjudul “Penanganan dan analisis kegagalan pada bleed air leak detection system pesawat Airbus A330-300 di Hanggar 3 PT. GMF AeroAsia, “ berkesimpulan Penyebab Engine Bleed Push Button Switch menyala adalah kegagalan sensing element di zone 71HF akibat degradasi performa. Penyelesaian masalah sistem Bleed Air Leak Detection pada pesawat Airbus A330-300 (registrasi: PK-GZE, Garuda Indonesia) dilakukan dengan mengganti sensing element di zone 71HF yang rusak dengan komponen baru yang berfungsi optimal, sesuai petunjuk Troubleshooting Manual (TSM) Task 36-22-00-810911-A. (Prakoso et al., 2021) Proses identifikasi sumber kegagalan yang mengakibatkan false Indication pada sistem Leak Detection Bleed Air pesawat Airbus A330-300 menggunakan metode Fault Tree Analysis. Analisis dimulai dengan menganalisis dua faktor potensial yang dapat menyebabkan kegagalan sistem Bleed Air Leak Detection dalam mendeteksi kebocoran pada Bleed Air Duct, yakni faktor ketidakmampuan mendeteksi kebocoran dan kegagalan dalam distribusi electrical. Hasil analisis mengidentifikasi 9 peristiwa dasar sebagai akar penyebab kegagalan pada Bleed Air Leak Detection System, termasuk Elektrostatis, Korsleting (Short Circuit), Hilangnya Kontinuitas (Lost Continuity), Kerusakan Konektor (Connector Fault), Kegagalan Logika Kontrol (Control Logic Fault), Termistor Terputus (Thermistor Disconnected), Degradasi Prestasi, Dislokasi Komponen, dan Korosi. (Prakoso et al., 2021) Kemudian berdasarkan penelitian di laksanakan oleh (Mumtazi & Putra, 2020) yang bejudul “Analisis Penyebab Keterlambatan Pengadaan Komponen pada Sistem Repair Order Proyek Engine CFM56-7B ESN 802855, “ mendapatkan hasil yaitu Keterlambatan pengadaan komponen engine CFM56-7B ESN 802855 pada sistem repair order dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya penjadwalan dan penetapan waktu yang terperinci dalam setiap tahapan proses. Kendala dalam pengendalian service level agreement antara Technical Assistance (TA) dan Technical 19 Execution (TX) juga berkontribusi pada masalah ini. (Mumtazi & Putra, 2020) Selain itu, keterlambatan juga disebabkan oleh proses pengiriman yang memakan waktu, dengan rata-rata pengiriman menuju vendor dan GMF mencapai 17 hari dan 11 hari, sementara yang tercepat hanya 2 hari. Kekurangan material dari vendor, yang dikonfirmasi oleh pihak vendor kepada GMF, dan holding process serta pengiriman terkait Maintenance Service Agreement (MSA) juga berperan dalam situasi ini. (Mumtazi & Putra, 2020) Pentingnya keputusan yang tepat dari customer atau Engineer Order (EO) juga menyebabkan holding pada repair order. Usulan perbaikan mencakup pembuatan Service Level Agreement (SLA) yang lebih jelas antara dinas TA dan TX di PT. GMF AeroAsia, pengaturan jadwal dan tahapan proses lebih detail pada gate 4 dan 5 dalam sistem repair order, serta pembuatan Maintenance Service Agreement (MSA) dengan vendor guna menjamin waktu pengerjaan yang tepat. Selain itu, implementasi dashboard untuk evaluasi pengerjaan engine, evaluasi kinerja proses sebelumnya yang melewati batas waktu gate 1, 2, dan 3, serta pengendalian waktu pengambilan keputusan oleh EO atau pelanggan, dan perbaikan dalam persiapan dokumen pengiriman juga diajukan untuk mengurangi kemungkinan masalah serupa di masa depan (Mumtazi & Putra, 2020) Main rotor servo (gambar II.2) adalah komponen kendali utama di main rotor pada helikopter yang berfumgsi mengendalikan pitch rotor blade Komponen ini berfungsi untuk menyesuaikan sudut rotor blade saat berputar di sekitar Main rotor mast, yang memungkinkan helikopter menghasilkan daya angkat dan terbang. (Power, n.d.) Main rotor servo pada helicopter sikorsky S76 C++ di kendalikan menggunakan sistem computerized flight control yang menerima input dari berbagai sensor pada helikopter, seperti accelerometers dan Gyroscopes, kemudian input ini berfungsi untuk melakukan penyesuaian pada pitch rotor blade. Sistem flight control juga dapat mempertimbangkan faktor-faktor seperti kecepatan dan arah angin, serta ketinggian dan kecepatan helikopter, ketika melakukan penyesuaian ini. (Power, n.d.) Main rotor servo adalah sebuah komponen mekanis yang terdiri dari motor, gearbox, dan serangkaian penghubung kontrol yang menghubungkannya dengan main rotor. Motor digunakan untuk menggerakkan gearbox, yang memiliki fungsi untuk 20 mengatur sudut pitch dari bilah rotor dengan memutar swashplate. Sementara itu, penghubung kontrol bertanggung jawab memastikan bahwa swashplate bergerak secara tepat dan pada tingkat yang sesuai sebagai respons terhadap input dari sistem kontrol penerbangan.. (Helicopter Flying Handbook (FAA-H-8083-21B), n.d.) Memelihara main rotor servo sangat penting untuk pengoperasian helikopter yang aman, dan pemeriksaan serta pemeliharaan rutin diperlukan untuk memastikan bahwa servo berfungsi dengan baik. Tanda-tanda keausan atau kerusakan pada servo atau komponennya harus segera ditangani oleh mekanik atau teknisi helikopter yang berkualifikasi. (Helicopter Flying Handbook (FAA-H-8083-21B), n.d.) Berdasarkan Lampiran (Lampiran 4 Data Compenent Change Record (CCR) yang) (Selama tahun 2012 hingga 2022, PT. Pelita Air Service mengalami masalah yang berulang terkait kerusakan pada main rotor servo dengan nomor part 76650-09805111, berdasakan lampiran data tersebut component main rotor servo dengan nomor part 76650-09805-111 mengalami kegagalan sebanyak 32 kali dengan kerusakan yang umumnya terjadi pada piston yaitu berupa Leaking dan Vibration at low speed, kemudian bearing pada komponen tersebut juga mengalami kegagalan. Dalam upaya untuk mengatasi permasalahan ini, dilakukan sebuah penelitian yang berjudul "Analisis Reliability Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111 Sikorsky S76 C++ di Base Pondok Cabe PT. Pelita Air Service". Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis keandalan main rotor servo dan mengidentifikasi akar penyebab kerusakan berulang yang terjadi pada komponen tersebut. Metode Root Cause Analysis (RCA) digunakan sebagai pendekatan utama dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab utama dari kerusakan yang berulang, dan kemudian menggunakan distribusi Weibull untuk mencari mean time to failure (MTTF) pada komponen tersebut Dengan penyelesaian penelitian ini, PT. Pelita Air Service berharap dapat memperbaiki reliabilitas main rotor servo dengan part number 76650-09805-111. Temuan dan rekomendasi dari penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian komponen yang terkait. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan keandalan operasional helikopter yang digunakan oleh PT. Pelita Air Service, serta meningkatkan keselamatan dan efisiensi penerbangan. 21 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan peneliti, adapun identifikasi masalah yang ditemukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Sering terjadinya kegalalan pada komponen Main rotor servo P/N 76650-09805111 pada helicopter Sikorsky S76 C++ 2. Kegagalan pada komponen Main rotor servo P/N 76650-09805-111 dapat menyebabkan kerugiaan pada PT. pelita air service, dikarenakan helicopter tidak dapat terbang sesuai dengan Schedule. C. Batasan Masalah Agar hasil optimal tercapai, penelitian ini memfokuskan pada analisis laju kegagalan (failure rate), tingkat kehandalan (reliability), serta penentuan jadwal perawatan yang efisien Main rotor servo P/N 76650-09805-111 pada helicopter Sikorsky S76 C++ yang dikelola oleh PT. Pelita air service. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan metode distribusi Weibull. Kemudian metode fault tree analisys (FTA) digunakan untuk mencari akar dari kerusakan komponen, kemudian enelitian hanya dilakukan pada komponen main rotor jenis pesawat Sikorsky s76 c++ yang dioperaikan oleh PT. Pelita air service 22 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana cara menentukan tingkat keandalan main rotor servo P/N 7665009805-111 pada helicopter sikorsky s76 c++ di PT. Pelita air service ? 2. Apa saja jenis kerusakan yang sering terjadi pada main rotor servo valve P/N 76650-09805-111 helicopter sikorsky s76 c++ di PT. Pelita air service ? 3. Bagaimana cara mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi pada main rotor servo P/N 76650-09805-111 pada helicopter sikorsky s76 c++ PT. Pelita air service ? E. Tujuan Berdasarkan masalah diatas penulis melaksanakan penelitian pada Base pondok cabe, PT Pelita air service. Memiliki tujuan antara lain: 1. Menhitung tingkat keandalan dari komponen pada main rotor servo P/N 7665009805-111 pada helicopter s76 c++ pada PT. Pelita air service guna menentukan jadwal perawatan yang tepat 2. Menganalisis kegagalan dan mencari akar permasalahan yang terjadi pada main rotor servo P/N 76650-09805-111 pada helicopter s76 c++ pada PT. Pelita air service F. Manfaat Penelitiaan Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi serta menambah keilmuan pada sektor berikut : 1. Dapat menentukan jadwal perawatan terhadap main rotor servo P/N 76650-09805111 pada helicopter sikorsky s76 c++ PT. Pelita air service. 2. Merencanakan preventive maintenance untuk meminimasi kerusakan pada main rotor servo P/N 76650-09805-111 pada helicopter sikorsky s76 c++. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan usulan maupun pertimbangan dalam penyesuaian program perawatanSistematika Penulisan 23 Penulisan tugas akhir ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut, 1. Bab I Pendahuluan Pada pendahuluan akan dijelaskan masalah mengenai penelitian yang dilakukan penulis. Penjelasan tersebut meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah pada penelitian, bagaimana merumuskan masalah, tujuan melakukan penelitian ini, manfaat yang diperoleh dengan adanya penelitian ini, serta ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian tugas akhir ini. 2. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini merupakan penjelasan mengenai teori, definisi, dan konsep yang akan diangkat dalam pengerjaan tugas akhir. Di dalamnya terdapat definisi-definisi mengenai rumus-rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai keandalan dari main rotor servo P/N 76650-09805-111 pada helikopter S76 C++ 3. Bab III Metodologi Penelitian Dalam bab ini menjelaskan mengenai diagram alir penelitian, skema analisis, instrumen penelitian, dan metode yang digunakan 4. Bab IV Hasil dan Analisa Pada bab ini terdapat pembahasan seluruh hasil penelitian atau analisis dari datadata kerusakan main rotor servo P/N 76650-09805-111 0 Helikopter yang telah dikumpulkan dan diolah. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini berisi penjelasan mengenai kesimpulan akhir penelitian dan bahan usulan maupun pertimbangan dalam penyesuaian program perawatan dan reliability improvement main rotor servo P/N 76650-09805-111 pada Helikopter S76 C++ Bagian ini berisi sumber-sumber yang dijadikan sebagai acuan dalam mengerjakan penelitian tugas akhir. 24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penulis menggunakan beberapa referensi dari beberapa jurnal terkait. Hal tersebut dilakukan untuk memperjelas dan memberikan perbandingan antara penelitian yang penulis lakukan dengan jurnal-jurnal serupa. Berikut beberapa jurnal referensi yang digunakan penulis, Pertama, pada penelitian yang berjudul “Analisis Kerusakan Pressure Regulator Valve Pada Pesawat Airbus A320-200 Dengan Metode Fault Tree Analisys” oleh (Apriyansyah, 2020) menjelaskan bahwa pressure regulator valve dengan top event yaitu PRV block in close dan open position. Hal tersebut terjadi karena adanya kerusakan pada spring, packing, cover actuator, ring actuator, dan shaft seal. Kedua, pada penelitian yang berjudul “ Identifikasi Kebocoran Oil Cooler dan Analisis Reliabilitas Komponen Auxiliary Power Unit B737-800 ” oleh (Fani, 2022) didapatkan hasil perhitungan destribusi Weibull terhadap MTTF komponen APU adalah 16156.00206 FH dan teridentifikasi penyebab dari kejadian High Oil Temperature pada kasus ini adalah kotoran yang terdapat pada Oil Cooler sehingga menghambat proses pendinginan oli oleh udara karena kotoran mengganggu proses perpindahan panas. Ketiga, pada penelitian yang berjudul “Analisis Reliability Sistem Starter Valve Untuk Merencanakan Aktivitas Maintenance Pada Pesawat Boeing 737 Next Generation di PT GMF Aeroasia” oleh (Setiawan et al., 2020) didapatkan Life time critical kelompok kategori sistem kerja mechanical part system setelah waktu operasional mencapai 901 jam dengan nilai reliability 74.50%, nilai MTTF sebesar 5430.2 FC, sedangkan untuk electrical system waktu operasional mencapai 1001 Jam dengan reliability 72,72%, dan nilai MTTF sebesar 1412.8 FC, untuk pneumatic actuators system setelah waktu operasional mencapai 4801 Jam dengan reliability 78,66%, dan nilai MTTF sebesar 5490.8 FC. Keempat, pada penelitian yang berjudul “ Analisis Pneumatic Starter Airbus A330 Dengan Metode Reliability Untuk Mencegah Performa Delay saat Operasional” oleh 25 (Rahmadianto, 2022) didapatkan kerusakan pneumatic starter disebabkan 3 komponen yang rusak yaitu turbine wheel, seal dan bearing. Usulan perbaikan metode pemeliharaan pneumatic starter berupa predictive maintenance dari yang sebelumnya yaitu breakdown maintenance dengan cara melaksanakan overhaul atau removal pada pneumatic starter pada 1150 flight cycle yang diambil dari nilai MTTF (Mean Time To Failure) dari hasil perhitungan dengan metode reliability B. Landasan Teori 1. Maintenance Perawatan merupakan unsur penting yang wajib dilakukan pada pesawat terbang untuk menjamin keselamatan operasional. Jika perawatan tidak dilakukan sesuai standar, dapat menimbulkan risiko terhadap keselamatan pesawat dan penerbangan. Salah satu bentuk perawatan pada pesawat adalah pemeriksaan dan inspeksi guna mencegah kerusakan yang tidak terduga pada struktur, sistem, dan komponen pesawat. Menurut Nowlan dan Heap (1978), dalam penelitian oleh Taaqbier et al. (2021), program perawatan yang dimiliki oleh operator memiliki empat tujuan utama: Memastikan keselamatan inheren dan tingkat keandalan peralatan. Mengembalikan tingkat keselamatan dan keandalan ketika terjadi penurunan. Mendapatkan informasi penting untuk perbaikan desain pada bagian atau komponen yang keandalannya kurang memadai. Mencapai tujuan-tujuan di atas dengan biaya minimal, termasuk biaya perawatan dan biaya sisa kegagalan. 2. Preventive Maintenance Preventive Maintenance (pemeliharaan pencegahan) merupakan tindakan pemeliharaan yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan yang kecenderungan kerusakannya telah diketahui atau dapat diperkirakan sebelumnya (Praharsi et al., 2015). Terdapat 2 jenis preventive maintenance. 26 a. Periodic Maintenance Periodic Maintenance ini merupakan sebuah perawatan berkala yang terjadwal untuk melakukan proses perawatan seperti cleaning, inspection, dan replacement pada sebuah komponen yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang dapat mengganggu kinerja dari suatu sistem. b. Predictive Maintenance Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan. Perawatan ini akan mengetahui kapan terjadinya kerusakan pada komponen tertentu dengan cara melakukan analisa keandalan (reliability) sehingga dapat dilakukan program perawatan sebelum waktu kerusakan. 3. Sikorsky S76 C++ Sikorsky S-76 C++ adalah helikopter kelas menengah yang diproduksi oleh Sikorsky Aircraft Corporation. Helikopter ini dirancang untuk digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk transportasi pribadi, medevac, dan pemadam kebakaran udara. S-76 C++ memiliki mesin ganda dan baling-baling empat bilah yang dirancang untuk memberikan performa yang tinggi dan stabil pada kecepatan yang tinggi. Helikopter ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi dan komunikasi modern untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi dalam penerbangan. S-76 C++ telah digunakan oleh banyak perusahaan dan organisasi di seluruh dunia, termasuk perusahaan penerbangan komersial dan militer, operator helikopter offshore, serta pemerintah dan organisasi kemanusiaan. (Sikorsky Aircraft Corporation. (n.d.). S-76) Berat dan dimensi Sikorsky S-76 C++ bervariasi tergantung pada konfigurasi spesifik dan persyaratan misi. Namun, sebagai referensi umum, berat lepas landas maksimum (MTOW) S-76 C++ adalah sekitar 5.397 kg (11.900 lb), dan panjang keseluruhannya sekitar 16,1 meter (52,9 kaki), dengan diameter rotor sekitar 13,4 meter (44 kaki). (sikorsky maintenance manual, chapter 6) 27 4. Main Rotor hydraulic servo system Setiap sistem hidrolik dikontrol secara elektrik oleh katup solenoid tiga arah, masing-masing Daya listrik untuk setiap katup solenoid disuplai oleh bus DC ESNTL dengan tegangan 28 volt. Katup solenoid tipe fail-safe biasanya dalam kondisi tidak beraliran; hal ini memungkinkan cairan hidrolik bertekanan mengalir ke servo aktuator. Daya listrik harus diberikan ke katup solenoid untuk mematikan sistem hidrolik; ini mengalihkan aliran hidrolik dari servo aktuator kembali ke tangki reservoir modul hidrolik. (Power, n.d.) Pemberian daya listrik dikendalikan oleh sakelar SERVO NO. 1 - OFF dan SERVO NO. 2 - OFF pada setiap pegangan stik kontrol kolektif. Ketika kedua sakelar berada di posisi tengah (ON), katup solenoid pada setiap sistem hidrolik tidak di aliri tegangan dan semua servo aktuator berfungsi dengan tekanan hidrolik. Jika salah satu sakelar diletakkan ke posisi SERVO NO. 1 - OFF atau SERVO NO. 2 - OFF, katup solenoid yang bertenganan dan servo aktuator pada sistem tersebut berhenti berfungsi secara hidrolik. (Power, n.d.) Aliran daya listrik ke setiap katup solenoid melewati serangkaian kontak dari pressure switch sistem sebaliknya dan relay servo warning yang terjepit. Aliran daya listrik terputus ke katup solenoid setiap kali tekanan pada sistem return turun menjadi 1600 psi atau di bawahnya, atau ketika tahap return pada salah satu servo terjepit. Hal ini mencegah sistem yang berfungsi dengan baik dari dimatikan jika sistem lain mengalami kerusakan dan secara otomatis akan mengaktifkan sistem lainnya jika sebelumnya dalam kondisi mati. (Power, n.d.) 28 Gambar II. 1Hydraulic System Sumber (Aircraft maintenance manual S76) c++) 5. Main Rotor actuator Ada tiga main rotor servo: Fwd Actuator, Aft Actuator , dan Lateral actuator. Servo tersebut dipasang pada main rotor gerbox dan memberikan dorongan daya untuk mengirimkan gerakan kontrol ke swashplate stasioner pada main rotor head. Main rotor servo juga mengurangi gaya feedback dari main rotor head. Servo dapat dipertukarkan. Setiap unit servo terdiri dari tahap pertama dan tahap kedua yang dipasang secara paralel. (Power, n.d.) Unit servo memiliki link input dan link feedback yang terhubung ke kedua tahap. Setiap tahap memiliki piston daya independen, pilot valve, bypass valve, housing, pressure switch, dan hydraulic suply. Pilot valve berisi corrective spool bypass yang secara otomatis akan menempatkan tahapan servo dalam mode bypass untuk memungkinkan pergerakan pada piston jika pilot servo terjadi kemacetan. Jika kemacetan terjadi di satu tahap, pressure swich akan aktif dan mencegah matinya tahap lainnya melalui electric interlock. (Power, n.d.) Aktuasi pressure juga menghidupkan warning capsule SISTEM SERVO #1 atau SISTEM SERVO #2 yang berlaku pada panel warning. Jika satu tahap dimatikan dan kehilangan tekanan atau servo macet terjadi yang di tahap operasi, interlock akan beralih ke tahap yang semula dimatikan. Daya hidraulik untuk servo disuplai oleh sistem hidraulik tahap pertama dan kedua melalui manifold main rotor servo. (Power, n.d.) 29 Gambar II. 2 Main Rotor Servo Sumber (Aircraft maintenance manual S76 c++) Root cause analysis (RCA) adalah suatu proses yang dirancang untuk digunakan dalam menyelidiki dan mengkategorikan akar penyebab masalah terkait dengan keamanan, kesehatan, lingkungan, kualitas, keandalan, dan dampak produksi. RCA adalah alat yang membantu mengidentifikasi tidak hanya apa dan bagaimana suatu peristiwa terjadi, tetapi juga mengapa hal itu terjadi. Dengan melakukan RCA, peneliti dapat menentukan akar penyebab suatu peristiwa atau kegagalan, dan dari hasil tersebut dapat menentukan tindakan korektif yang mencegah kejadian serupa di masa depan.. Metode root cause analysis mempunyai 4 tahap penyelesaian yaitu(Rooney & Vanden Hauvel, 2004): a. Pengumpulan Data Langkah pertama dalam analisis adalah mengumpulkan data. Tanpainformasi lengkap dan pemahaman tentang acara tersebut, faktor penyebab dan akar penyebab yang terkait dengan peristiwa tidak dapat diidentifikasi. Sebagian besar waktu dihabiskan untuk menganalisis suatu peristiwa dihabiskan untuk berkumpul data (Rooney & Vanden Hauvel, 2004). b. Casual Factor Charting Merupakan sebuah bagan struktur yang digunakan untuk mengatur dan menganalisis informasi yang dikumpulkan selama investigasi dan mengidentifikasi kesenjangan dan kekurangan dalam data saat penyelidikan berlangsung. Bagan tersebut hanya diagram urutan dengan tes logika yang menggambarkan peristiwa untuk suatu kejadian (Rooney & Vanden Hauvel, 2004). c. Identifikasi Akar Penyebab Setelah semua faktor penyebab sudah diidentifikasi, selanjutnya dilakukan identifikasi akar penyebabnya dengan melibatkan penggunaan diagram keputusan yang disebut root cause map. Map tersebut menyusun proses penalaran dari peneliti dan membantu mereka menjawab pertanyaan tentang mengapa faktor penyebab tertentu ada atau muncul. Identifikasi akar penyebab 30 membantu peneliti menentukan alasan terjadinya peristiwa tersebut terjadi sehingga masalah seputar terjadinya dapat diatasi (Rooney & Vanden Hauvel, 2004). d. Pembuatan Rekomendasi dan Implementasi Setelah identifikasi akar penyebab dan faktor penyebab masalah diketahui, langkah selanjutnya adalah pembuatan rekomendasi untuk mencegah masalah terjadi lagi. Rekomendasi hasil analisis ini biasanya disajikan dengan tabel yang memuat deskripsi faktor penyebab, jalur akar penyebab masalah, dan rekomendasi (Rooney & Vanden Hauvel, 2004). Dalam jurnal (Dibyo Widodo, 2019) Metode Root Cause Analysis (RCA) ada empat proses tahapan menurut Rooney dan Heuvel (2004) yang terdiri dari: a. Tahap pertama, mengumpulkan data. Tahapan mengumpulkan data dilakukan untuk memperoleh beberapa informasi yang dibutuhkan dengan tujuan sebagai bahan identifikasi masalah yang terjadi sebelum memasuki tahap analisis. b. Tahap kedua, pembuatan diagram faktor-faktor penyebab masalah. Membuat fishbone chart yang digunakan ketika akan mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah yang terjadi. Faktor penyebab masalah merupakan beberapa hal masalah yang disebabkan oleh kontribusi (kegagalan komponen ataupun kesalahan manusia) pada kejadian tersebut, yang apabila dihilangkan dapat mampu mengurangi keparahan terhadap masalah. c. Tahap ketiga, identifikasi akar masalah. Langkah ini merupakan identifikasi akar masalah yang dilakukan setelah tahapan pembuatan diagram faktor-faktor penyebab masalah yang bertujuan untuk membantu membantu menemukan beberapa alasan mengapa masalah itu bisa terjadi yang membuat masalah itu bisa untuk dapat diatasi. d. Tahap keempat, pemberian Rekomendasi. Langkah ini merupakan pemberian rekomendasi yang dilakukan setelah identifikasi masalah bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan yang sama. Menurut (De Fretes, 2022) dalam artikelnya RCA (Root Cause Analysis) secara umum merupakan metoda analisa penelitian kualitatif yang dilakukan dengan 31 membangun konstruksi pemaknaan empirik, logik, dan etik berdasarkan argumentasi dan pemaknaan atas fenomena yang diteliti. Penggambaran argumentasi dan pemaknaan dilakukan dengan penggambaran deskripsi – deskripsi guna membentuk pemahaman yang komprehensif (Wibowo et al., 2018). RCA dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain: inventarisasi data, penyusunan diagram sebab – akibat, analisa penyebab akar permasalahan, dan penyusunan rekomendasi. Secara proses, tujuan utama dari RCA adalah mengidentifikasi dan memahami “apa, bagaimana, dan mengapa” pada sebuah peristiwa untuk kemudian dirumuskan strategi yang tepat dalam penanganan permsalahan terkait “error” yang ditemukan dalam proses analisa. 6. Fault Tree Analysis Fault tree analysis (FTA) adalah suatu metode grafis yang memodelkan bagaimana kegagalan menyebar melalui sistem, yaitu bagaimana kegagalan satu atau lebih komponen menyebabkan kegagalan seluruh system. Fault tree analysis (FTA) mengidentifikasi, memodelkan, dan mengevaluasi keterkaitan dari peristiwa yang mengarah ke kegagalan dan kejadian yang tidak diinginkan. Diagram Fault Tree ini digunakan untuk mengetahui penyebab kerusakan komponen kritis pompa hydraulic axial 500 LPS (Ramadhan et al., 2021). Menurut Ferdiana & Priadythama dalam jrunalnya Fault Tree Analysis merupakan sebuah analytical tool yang menerjemahkan secara grafik kombinasi-kombinasi dari kesalahan yang menyebabkan kegagalan dari sistem. Teknik ini berguna mendeskripsikan dan menilai kejadian di dalam sistem (Ferdiana & Priadythama, 2016) Metode Fault Tree Analysis ini efektif dalam menemukan inti permasalahan karena memastikan bahwa suatu kejadian yang tidak diinginkan ataukerugian yang ditimbulkan tidak berasal pada satu titik kegagalan. Fault Tree Analysis mengidentifikasi hubungan antara faktor penyebab dan ditampilkan dalam bentuk pohon kesalahan yang melibatkan gerbang logika sederhana. Terdapat 5 tahapan untuk melakukan analisa dengan Fault Tree Analysis (FTA), yaitu sebagai berikut (Ferdiana & Priadythama, 2016): 1. Mendefinisikan masalah dan kondisi batas dari suatu sistem yang ditinjau 32 2. Penggambaran model grafis Fault Tree 3. Mencari minimal cut set dari analisa Fault Tree 4. Melakukan analisa kualitatif dari Fault Tree 5. Melakukan analisa kuantitatif dari Fault Tree Gerbang logika menggambarkan kondisi yang memicu terjadinya kegagalan, baik kondisi tunggal maupun sekumpulan dari berbagai macam kondisi. Konstruksi dari fault tree analysis meliputi gerbang logika yaitu gerbang AND dan gerbang OR. Setiap kegagalan yang terjadi dapat digambarkan ke dalamsuatu bentuk pohon analisa kegagalan dengan mentransfer atau memindahkan komponen kegagalan ke dalam bentuk simbol (Logic Transfer Components) dan Fault Tree Analysis. Simbol-simbol dalam Fault Tree Analysis yang digunakan dalam menguraikan suatu kejadian disajikan pada Tabel 2. Tabel II. 1 Simbol - simbol dalam Fault Tree Analysis Sumber (Standarku. (n.d.). Fault Tree Analysis) 7. Distribusi Weibull Distribusi Weibull adalah distribusi yang memiliki peranan yang penting terutama pada persoalan keandalan (reliability) dan analisis rawatan (mantainability). Distribusi Weibull sering dipakai sebagai pendekatan untuk mengetahui karakteristik fungsi kerusakan karena perubahan nilai akan mengakibatkan distribusi Weibull mempunyai sifat tertentu ataupun ekuivalen dengan distribusi 33 tertentu. Distribusi ini adalah distribusi serbaguna yang dapat mengambil karakteristik dari jenis lain dari distribusi, berdasarkan nilai dari bentuk parameter (Otaya, 2016). Analisa Weibull digunakan pada dunia penerbangan dan telah menjadi sebuah standar dalam menentukan umur atau lifetime komponen pada pesawat terbang (Fani, 2022). Keuntungan dari analisis Weibull adalah kemampuan dalam mendapatkan analisis kegagalan yang cukup akurat dan prediksi kegagalan dengan data yang sangat kecil. Distribusi Weibul adalah distribusi probabilitas penting yang digunakan dalam mencirikan perilaku probabilistik dari sejumlah besar fenomena dunia nyata. Distribusi ini berguna sebagai model kegagalan dalam menganalisis keandalan berbagai jenis sistem (Otaya, 2016). Parameter Weibull a. Shape parameter (𝛽) Merupakan parameter dalam perhitungan distribusi probabilitas, parameter ini mempengaruhi bentuk dari suatu distribusi apakah akan luas atau sempit. Menurut (Abernethy, 2015) pada penelitian (Fani, 2022). b. Scale parameter (𝜂) Merupakan parameter juga dalam perhitungan distribusi probabilitas, namun parameter ini mempengaruhi persebaran distribusi nya apakah akan tersebar atau terpusat. Menurut (Abernethy, 2015) pada penelitian (Fani, 2022). Untuk mendapatkan scale dan shape parameter menggunakan metode regresi linier dari persamaan unreliability pada distribusi Weibull dengan pendekatan F(t) = Median Rank. Menurut (Abernethy, 2015) pada penelitian (Fani, 2022). 8. Reliability Reliability atau keandalan merupakan sebuah kemungkinan dari komponen untuk bisa menjalankan fungsinya dengan semestinya. Fungsi reliability adalah fungsi matematik yang menyatakan hubungan reliability dengan waktu (Gilang Nugraha, 2017). Persamaan reliability sebagai berikut : 34 R(t) = 𝑒 𝑡 −( )𝛽 (2.1) 𝜂 dengan : t = Waktu yang akan dihiitung probabilitasnya 𝜂 = Scale parameter 𝛽 = Shape parameter e = 2.718281828 9. Unreliability Unreliability merupakan sebuah peluang yang terjadi pada komponen untuk mengalami kerusakan. Persamaan unreliability sebagai berikut : F(t) = 1 - 𝑒 𝑡 −( )𝛽 (2.2) 𝜂 dengan : t = Waktu yang akan dihiitung probabilitasnya 𝜂 = Scale parameter 𝛽 = Shape parameter e = 2.718281828 10. Median Rank Merupakan analisis data yang digunakan dalam distribusi weibull dimana data tersebut perlu terlebih dahulu di ranking dari yang terkecil hingga besar dan digunakan untuk menentukan simpangan kuadrat X dan Y (Setiawan et al., 2020). Persamaan Median Rank sebagai berikut: (𝑖 − 0.3) Median Rank = (𝑁 + 0.4) (2.3) dengan : i = Urutan Kegagalan N = Total jumlah sampel 35 11. Regresi Linear Regrasi linear merupakan sebuah metode yang digunakan sebagai teknik menganalisis data untuk memprediksi nilai data yang belum diketahui. Dalam Distribusi Weibull metode ini digunakan untuk dapat menentukan parameter pada Weibull. Menurut (Abernethy, 2015) pada penelitian (Fani, 2022). Persamaan regresi linear sebagai berikut : y = a + bx b= 𝑛 ∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖 ∑𝑖=1 𝑦𝑖 𝑁 2 (∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖) 2 ∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖 − 𝑁 ∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖𝑦𝑖 − a= (2.4) 𝛴 𝑦𝑖 − 𝑏(𝛴𝑥𝑖) 𝑛 12. Failure Rate Failure rate atau laju kegagalan merupakan sebuah jumlah banyaknya frekuensi kerusakan pada sebuah komponen dalam satuan waktu tertentu. Persamaan failure rate sebagai berikut : λ(t) = 𝛽 𝑡 β-1 ( ) 𝜂 𝜂 (2.5) dengan : t = Waktu yang akan dihitung probabilitasnya 𝜂 = Scale parameter 𝛽 = Shape parameter 13. Mean Time to Failure (MTTF) Mean time to failure merupakan penentuan waktu prediksi pada sebuah komponen untuk diketahui waktu kegagalan atau tidak optimalnya lagi komponen tersebut untuk digunakan. Persamaan mean time to failure sebagai berikut : 1 MTTF = ηГ(𝛽 + 1) (2.6) dengan : 36 𝜂 = Scale parameter 𝛽 = Shape parameter 14. Pengaruh Shape Parameter Distribusi Weibull Nilai Parameter bentuk akan mempengaruhi sebuah pola dari distribusi. Dengan adanya parameter 𝛽 dapat ditentukan tingkat kerusakan-kerusakan yang sering terjadi. Gambar II. 3 Grafik Pengaruh Shape Parameter Sumber (Abernethy, 1996) 𝛽 < 1, Jika kebanyakan jenis kegagalan pada komponen yang mempunyai 𝛽 < 1 itu akan meningkatkan usia komponen seiring dengan menurunnya hazard rate. 𝛽 =1, Menandakan kerusakan secara acak (tidak terpengaruh oleh alat atau mesin), dimana tingkat kegagalan konstan (tidak ada perubahan). Hal ini bisa terjadi karena maintenance error, human error, FOD, lightning strike, dan lainnya. 𝛽 > 1 , Menandakan jenis kerusakan yang dikarenakan terindikasi wear out. Dengan adanya kerusakan jenis ini maka hazard rate akan meningkat mengikuti waktu. Penyebab kerusakan ini biasanya dikarenakan oleh korosi, erosi, dan lainnya. 15. Pengaruh Scale Parameter Distribusi Weibull Perubahan parameter skala memiliki efek yang sama pada distribusi, yang disebut perubahan skala. Peningkatan nilai dan β ke konstanta menyebabkan 37 peregangan kurva distribusi Weibull. Karena nilai kurva konstan, puncak kurva berkurang dengan bertambahnya β, menurut (HBM Prenscia, 2021) pada penelitian (Fani, 2022). Gambar II. 4 Grafik pengaruh scale parameter Sumber (Fani, 2022). 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kombinasi antara metode kuantitatif dan kualitatif untuk mengkaji komponen main rotor servo P/N 7665009805-111 pada pesawat dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang keandalan dan penyebab kerusakan komponen tersebut. Data yang digunakan mencakup informasi dari periode waktu tertentu, dan analisis dilakukan dengan metode berikut: 1. Pendekatan Kuantitatif Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan distribusi Weibull untuk menghitung dan menentukan keandalan dari komponen main rotor servo P/N 76650-09805-111. Distribusi Weibull dipilih karena dapat memberikan analisis kegagalan yang akurat serta prakiraan kegagalan dengan sampel yang terbatas. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk mengestimasi nilai MTTF (Mean Time To Failure) dari komponen main rotor servo. 2. Pendekatan Kualitatif Selain pendekatan kuantitatif, penulis juga menerapkan pendekatan kualitatif) untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan yang sering terjadi pada komponen main rotor servo P/N 76650-09805-111. Metode FTA digunakan untuk menggali lebih dalam tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan komponen. Dalam hal ini, penulis menggunakan Fault tree analisys untuk mengidentifikasi akar penyebab kerusakan. Penulis akan melakukan wawancara dengan beberapa engineer yang memiliki pengetahuan tentang komponen servo rotor utama P/N 76650-09805-111 di PT GMF Aeroasia untuk mendapatkan pandangan ahli mengenai masalah yang ada. Dengan menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif ini, penulis berharap dapat memberikan wawasan yang lebih lengkap tentang keandalan komponen main rotor servo P/N 76650-09805-111 serta penyebab utama kegagalan yang sering terjadi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan usulan dan rekomendasi terkait jadwal perawatan yang lebih efektif untuk mengurangi kejadian kegagalan dan 39 meminimalisir dampaknya terhadap operasional pesawat. Diagram alir Dalam suatu penelitian diperlukan sebuah diagram alir. Diagram alir ini merupakan sebuah pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan mengikuti prosedur yang ada pada diagram alir. Diagram alir ini juga merupakan sebuah aspek yang harus dipenuhi guna mencapai keberhasilan dalam melakukan penelitian ini. Di Bawah ini merupakan sebuah bentuk alur penelitian yang penulis lakukan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini : Mulai Studi Dokumen Identifikasi Masalah Studi Literatur Pengumpulan Data Umur Komponen High Stage Regulator Berdasarkan AFML Pengolahan dan Analisa Data Umur Komponen High Stage Regulator Berdasarkan AFML Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar III. 1 Diagram Alir Penelitian 40 B. Prosedur Penelitian 1. Studi Dokumen dan Studi Literatur Studi dokumen merupakan kegiatan yang penulis lakukan dalam melaksanaan penelitian pada komponen main rotor servo P/N 76650-09805-111pada helicopter Sikorsky S76 C++. PT. Pelita air service. Studi dokumen ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan menganalisis dokumen atau data. Studi literatur merupakan pemahaman yang penulis lakukan untuk mengetahui teori dari komponen main rotor servo. 2. Pengumpulan Data Pengumupulan data untuk penelitian ini penulis lakukan dengan melihat catatan kerusakan atau historical kerusakan di unit Engineering PT. Pelita air service dan melakukan wawancara pada teknisi type rating Sikorsky S76 C++ di PT. Pelita air service mengenai permasalahan yang akan penulis angkat menjadi tugas akhir ini. Data yang penulis kumpulkan sebagai berikut : 1. Aircraft Maintenance Manual. 2. Component Maintenance Manual. 3. Part number dari komponen main rotor servo 4. Historical kerusakan komponen main rotor servo. 5. Waktu kejadian kerusakan main rotor servo. 6. Seberapa seringannya kejadian pada komponen Main rotor servo Pada Helicopter Sikorsky S76 C++. 7. Data pilot report mengenai komponen Main rotor servo. 8. Data mengenai belum adanya jadwal perawatan atau penggantian untuk komponen Main rotor servo 9. Data diatas merupakan data yang penulis kumpulkan untuk menyelesaikan penelitian pada tugas akhir ini. Data yang diperlukan pada penelitian ini yaitu AFML (Aircraft Flight Maintenance Logbook). AFML adalah sebuah data mengenai sebuah komponen seperti data kerusakan, data pelepasan komponen, data perbaikan komponen, dan lainnya. 41 3. Pengolahan dan Analisis Data Setelah data yang dibutuhkan didapatkan, pengolahan data dan menganalisis data. Dalam tahap ini penulis menggunakan distribusi Weibull untuk menentukan Failure rate (laju kegagalan), menentukan nilai reliability (keandalan) dan mengetahui jadwal yang efektif dalam melakukan perawatan ataupun penggantian pada komponen Main rotor servo dengan menghitung nilai MTTF (Mean Time To Failure). Untuk menentukan hal tersebut, data yang sudah dikumpulkan akan dilakukan pengolahan dan analisis sesuai dengan langkah-langah berikut : 1. Membuat data tabel umur komponen main rotor servo P/N 76650-09805-111 Menentukan dan menghitung parameter Distribusi Weibull, yaitu shape parameter (β) dan scale parameter (). 2. Untuk menentukan parameter β dan , dilakukan proses perhitungan menggunakan regresi linear. 3. Setelah diketahui nilai kedua parameter tersebut maka lakukan analisis atau perhitungan laju kegagalan (failure rate) pada komponen main rotor servo P/N 76650-09805-111 4. Melakukan analisis keandalan (reliability) pada komponen main rotor servo P/N 76650-09805-111. 5. Menentukan nilai mean time to failure (MTTF) pada komponen main rotor servo P/N 76650-09805-111. 6. Menentukan jadwal perawatan atau penggantian pada komponen main rotor servo P/N 76650-09805-111 berdasarkan nilai mean time to failure (MTTF). 4. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi di PT Pelita Air Service yang terletak di Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten. Penelitian dilakukan selama periode 4 bulan, mulai dari bulan Oktober 2022 hingga Februari 2023. 42 BAB III HASIL DAN ANALISA A. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data Kerusakan Komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111 Dalam melakukan analisis keandalan (reliability) ini maka dibutuhkan data untuk melakukan analisis keandalan dan menentukan jadwal perawatan atau penggantian pada komponen main rotor servo (lampiran D) merupakan data kerusakan komponen main rotor servo. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengolah data komponen main rotor servo berdasarkan part number yang sama. Jumlah kerusakan pada komponen high stage regulator ini yang terjadi dalam kurun waktu dari tahun 2018-2022 yaitu sebanyak 17. Selain data kerusakan tentunya terdapat juga data mengenai waktu kejadian kerusakan (time to failure) seperti tanggal dan kemampuan komponen high stage regulator P/N 107484-7 melakukan fungsinya dalam satuan jam (hours) yang bisa kita amati pada component change record (Lampiran D) 2. Menentukan dan Menghitung Parameter Distribusi Weibull Untuk melakukan perhitungan laju kegagalan (failure rate), keandalan (relability), dan menentukan jadwal perawatan atau penggantian, penulis menggunakan Distribusi Weibull. Dalam melakukan perhitungan, penulis menentukan parameter β dan η yang bisa didapatkan dengan melakukan pengolahan menggunakan regresi linear. Pada regresi linear ini dibutuhkan persamaan linear untuk menentukan parameter β dan η. Untuk menghitung laju kegagalan (failure rate), keandalan (relability), dan menentukan jadwal perawatan atau penggantian komponen, penulis menggunakan data flight hour dari komponen high stage regulator. Persamaan yang penulis gunakan untuk menentukan persamaan linearnya, yaitu persamaan unreliability untuk menentukan nilai β dan η. Distribusi Weibull didefinisikan secara matematis. (Abernethy, 1996) 43 𝑡 F(t) = 1 - 𝑒 −(𝜂)𝛽 (4.1) dengan : t = Waktu yang akan dihiitung probabilitasnya 𝜂 = Scale parameter 𝛽 = Shape parameter e = 2.718281828 Sebelum dilakukan perhitungan dengan menggunakan regresi linear, persamaan diatas harus dibuat menjadi persamaan garis/linear yang mempunyai persamaan y = a + bx. Untuk mendapatkan persamaan garis/linear tersebut maka diberikan log normal pada kedua sisi dari persamaan diatas. Pada dasarnya log normal mempunyai sifat-sifat yang sama dengan logaritma pada umumnya. Untuk mengetahui parameter nilai β, dimana parameter nilai β = b. penulis menggunakan regresi linear. Untuk melakukan regresi linear, maka gunakan persamaan Median Rank. Berikut persamaannya : F(t) = (𝑖 − 0.3) (4.23) (𝑁 + 0.4) dengan : F(t) = Median Rank i = Urutan Kegagalan N = Total jumlah sampel Setelah didapatkan nilai median rank maka lakukan regresi linear. Berikut persamaannya : b= ∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖𝑦𝑖 − 2 ∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖 𝑛 ∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖 ∑𝑖=1 𝑦𝑖 𝑁 2 (∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖) − (4.24) 𝑁 44 dengan : x = ln(t) atau ln(time to failure) y = ln(-(ln(1 - F(t)))) atau ln(-(ln(1 – median rank))) N = Jumlah Data a= 𝛴 𝑦𝑖 − 𝑏(𝛴𝑥𝑖) (4.25) 𝑁 dengan : x = ln(t) atau ln(time to failure) y = ln(-(ln(1 - F(t)))) atau ln(-(ln(1 – median rank))) Dalam melakukan perhitungan regresi linear maka penulis harus menentukan variabel-variabel yang belum diketahui nilainya berdasarkan persamaan regresi linear. Dibawah ini merupakan perhitungan regresi linear. Tabel Perhitungan Regresi Linear (Lampiran F) Berikut merupakan perhitungan dalam menentukan nilai b = β sebagai shape parameter dan nilai η sebagai scale parameter. Kedua parameter tersebut harus diketahui untuk bisa menganalisis dan menentukan jadwal perawatan atau penggantian komponen yang tepat, menentukan nilai keandalan (reliability), dan menentukan laju kegagalan (failure rate) menggunakan metode Weibull Distribition. b= ∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖𝑦𝑖 − 𝑛 ∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖 ∑𝑖=1 𝑦𝑖 𝑁 2 (∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖) 2 ∑𝑛 𝑖=1 𝑥𝑖 − 𝑁 b = 1,033758667 Untuk dapat menentukan nilai η, harus diketahui nilai a terlebih dahulu. Berikut perhitungannya : a= 𝛴 𝑦𝑖 − 𝑏(𝛴𝑥𝑖) 𝑁 a = −8,822319136 45 Berdasarkan hasil diatas, nilai β diketahui lebih dari 1. Pada Weibull Handbook Distribution, ketika nilai β > 1, hal itu menandakan jenis kerusakan yang dikarenakan terindikasi wear out. Dengan adanya kerusakan jenis ini maka hazard rate akan meningkat mengikuti waktu. Penyebab kerusakan ini biasanya dikarenakan oleh korosi, erosi, dan lainnya. Lakukan perhitungan yang sama juga untuk mengetahui nilai η (scale parameter). 𝑎 η = 𝑒 −𝑏 η = 2.718281828 − (−0.55530382) (0.000263296) η = 2.7182818282109.047687773 η = 5085,839565 3. Menentukan Failure rate Failure rate atau laju kegagalan merupakan jumlah dari banyaknya frekuensi keseringan terjadinya kerusakan pada komponen high stage regulator. Nilai failure rate ini berhubungan dengan nilai β. Untuk nilai failure rate ini harus bisa membuktikan kriteria dari nilai β. Untuk menentukan nilai failure rate, maka digunakan persamaan berikut. (Abernethy, 1996). λ(t) = 𝛽 𝑡 β-1 ( ) 𝜂 𝜂 dengan : t = Waktu yang akan dihitung probabilitasnya 𝜂 = Scale parameter 𝛽 = Shape parameter Nilai Failure Rate pada saat t = 1000 λ(t) = 𝛽 𝑡 ( ) β-1 𝜂 𝜂 46 λ(t) = 1,033758667 ( 1000 5085,8395648952 5085,83956489526 )1,033758667- 1 λ(t) = 0,000192402 4. Menentukan Nilai Reliability dan Unreliability Reliability atau keandalan merupakan sebuah probabilitas pada sebuah komponen atau sistem untuk bisa bekerja sesuai fungsinya dengan baik dan maksimal. Tingkat reliability ini digunakan untuk memprediksi kerusakan atau kegagalan pada sebuah komponen dimasa yang akan dating. Dibawah ini merupakan perhitungan tingkat reliability pada komponen high stage regulator. Untuk menentukan nilai reliability maka digunakan persamaan berikut. (Abernethy, 1996). R(t) = 𝑒 𝑡 −( )𝛽 𝜂 dengan : t = Waktu yang akan dihiitung probabilitasnya 𝜂 = Scale parameter 𝛽 = Shape parameter e = 2.718281828 R(t) = 100 % 𝑡 R(t) = 𝑒 −(𝜂)𝛽 R(t) = 2.718281828 1000 )1,033758667 5085,8395657 −( 47 Nilai Reliability pada saat t = 1000 Selain menentukan nilai reliability, penulis juga akan menentukan nilai unreliability untuk komponen high stage regulator. Unreliability merupakan sebuah kemungkinan pada komponen untuk terjadinya kerusakan atau kegagalan. Dalam kata lain unreliability ini merupakan kebalikan dari reliability. Untuk mengetahui nilai unreliability, digunakan persamaan berikut : 𝑡 F(t) = 1 - 𝑒 −(𝜂)𝛽 dengan : t = Waktu yang akan dihiitung probabilitasnya 𝜂 = Scale parameter 𝛽 = Shape parameter e = 2.718281828 Nilai Unreliability pada saat t = 1000 F(t) = 1 - 𝑒 𝑡 −( )𝛽 𝜂 F(t) = 1 − 2.718281828 1000 )1,033758667 5085,8395657 −( F(t) = 1 - 0,830174524 F(t) = 16,98254763 Dibawah ini merupakan tabel untuk mengetahui nilai unreliability, reliability, dan failure rate komponen high stage regulator pada setiap satuan flight hour (FH). Tabel IV. 1 Nilai Unreliability, Reliability, dan Failure Rate (LAMPIRAN E) 5. Menentukan Nilai Mean Time to Failure (MTTF) Mean Time to failure adalah sebuah prediksi waktu terhadap komponen untuk memperkirakan kapan suatu komponen akan mengalami kerusakan atau tidak bisa menjalankan fungsi yang semestinya. Penentuan nilai mean time to failure pada peneltian ini digunakan untuk membuat sebuah predictive maintenance berupa 48 jadwal perawatan atau penggantian pada komponen Main Rotor Servo P/N 7665009805-111 Berikut merupakan persamaan untuk menentukan nilai MTTF : 1 MTTF = ηГ(𝛽 + 1) dengan : 𝜂 = Scale parameter 𝛽 = Shape parameter Г = Fungsi Gamma 1 Т = ηГ(𝛽 + 1) Т = 2401,841368 Dari perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa nilai MTTF dari komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111 ini yaitu 2401 FH. Nilai MTTF ini juga dijadikan acuan sebagai jadwal baru untuk melakukan perawatan atau penggantian pada komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111 yang sebelumnya belum ada jadwal perawatan atau penggantian untuk komponen Main rotor servo ini seperti yang tertera pada maintenance program Sikorsky S76 C++ PT. Pelita Air Service 6. Fault Tree Analysis Diagram Pada pencarian akar penyebab terjadinya kerusakan dari leak komponen brake accumulator penulis menggunakan fault tree analysis sebagai tool untuk mengetahui event apa yang menyebabkan kejadian leak itu terjadi dan mendeskripsikan hasil temuan akar penyebabnya. 49 Gambar I. 1 Diagram Fault Tree Analysis Sumber : Data Penulis) Tabel III. 1 Fault Tree Analysis NO EVENT KETERANGAN 1 A1 Main Rotor Servo Failure 2 B1 Leaking pada Piston Main rotor Servo 3 B2 Bearing Play Pada Main rotor Servo 4 B3 Macetnya komponen Pressure Switch 5 C1 Kerusakan yang di akibatkan oleh material 6 C2 Kerusakan yang di akibatkan oleh manusia 7 C3 Kerusakan yang di akibatkan oleh material 50 8 C4 Kerusakan yang di akibatkan oleh manusia 9 C5 Kerusakan saat pemgoprasian Pressure Switch 10 D1 Wear Out pada Packing Atau Seal 11 D2 Terjadi Wear out pada Teflon bearing 12 F1 Umur dari Packing/seal sudah pada batasnya 13 F2 Lack of awareness di karenakan tidak bersihkannya piston pada Main rotor Servo 14 F3 Umur dari teflon sudah pada batasnya 15 F4 Lack of awareness di karenakan tidak di bersikhannya bagian Bearing pada Main rotor Servo 16 F5 Terjadinya Pressure Switch Jam di Tabel III.1 adalah hasil dari analisis Fault Tree yang menjelaskan penyebab terjadinya kegagalan pada Main Rotor Servo. Tabel IV.2 memberikan rincian tentang setiap peristiwa yang terlibat dalam kejadian ini. Dalam Gambar IV.1, analisis Fault Tree digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab dari kegagalan pada Main Rotor Servo sebagai peristiwa puncak (Top Event). Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan ini, yang dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama: faktor internal (B) dan faktor eksternal (C). Faktor internal (B) melibatkan kondisi internal dari komponen Main Rotor Servo itu sendiri. Kelebihan beban pada piston Main Rotor Servo (B1) dapat menyebabkan kebocoran dan merusak komponen. Selain itu, adanya play pada bearing (B2) juga dapat mempengaruhi kinerja Main Rotor Servo. Gangguan pada komponen Pressure Switch (B3) juga dapat memicu kegagalan. Faktor eksternal (C) dapat dibagi menjadi dua subkategori: kerusakan yang disebabkan oleh material (C1 dan C3) dan kerusakan yang disebabkan oleh manusia (C2 dan C4). Penggunaan material yang tidak sesuai atau kualitas material yang buruk (C1 dan C3) dapat mempengaruhi performa komponen. Selain itu, tindakan manusia seperti kelalaian dalam menjalankan tugas perawatan dan pemeliharaan (C2 dan C4) juga dapat berdampak pada kegagalan. Selain faktor-faktor di atas, ada faktor tambahan yang berkontribusi pada kejadian ini, seperti kerusakan saat pengoperasian Pressure Switch (C5). Penggunaan yang tidak benar atau gangguan saat operasional Pressure Switch dapat menyebabkan masalah dalam sistem. 51 Faktor-faktor internal dan eksternal ini akhirnya dapat memicu kejadian puncak (Top Event), yaitu kegagalan pada Main Rotor Servo. Sejumlah sub-faktor (D dan F) juga turut berkontribusi terhadap faktor-faktor di atas. Penggunaan yang berlebihan atau usia dari packing/seal (D1), teflon bearing (D2), dan komponen lainnya dapat menyebabkan wear out yang mempengaruhi kinerja komponen. Kehilangan kesadaran atau awareness terhadap tugas perawatan (F1 dan F4) juga dapat mengakibatkan masalah. Terakhir, umur yang sudah mencapai batas maksimal (F2 dan F3) dari komponen seperti packing/seal dan teflon bearing juga berkontribusi terhadap kegagalan. 7. Usulan Tindakan Perbaikan Setelah ditemukannya faktor apa saja yang menjadi penyebab serta akar permasalahan dari kerusakan komponen brake accumulator, usulan perbaikan adalah sebagai berikut: Tabel III. 2 Hasil Analisis Permasalahan Faktor Manusia Akar Sumber Penyebab Lack of Hasil wawancara Berdasarkan awareness pada dan studi pustaka saat dapatakan Corrective hasil hasil pemberisahan pengecheckan wawancara yaitu pada di melakukan komponen – komponen sensitif yaitu Main rotor servo shaft, piston, menghindari sehingga dan Bearing agar kontoran menempel menyebabkan komponen tersebut menjadi bocor di karenakan debu, ataupun kerikil Pengipras Pressure ian switch Hasil wawancara Pressure switch adalah komponen yang yang dan studi pustaka tidak berfungsi penting pada main rotor servo system, karena pressure switch nerupakan komponen yang mengatur arah tekanan hydraulic, dari sytem 1 dan system 2, maka sebaiknya sebelum helicopter terbang, harus di lakukan pengecheckan pressure switch secara manual, dengan mengaktifkan interlock dan menguji apakah pressure switch masih berfungsi dengan baik 52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis dan perhitungan mengenai failure rate (laju kegagalan), reliability (keandalan), dan penentuan jadwal perawatan atau penggantian pada komponen high stage regulator P/N 107484-7 oleh penulis, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. MTTF dari komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111 ini yaitu 5017 FH. 2. Nilai failure rate (laju kegagalan) pada saat komponen high stage regulator ini mencapai 5017 FH flight hour adalah 0,000203145. Nilai failure rate (laju kegagalan) ini juga akan meningkat seiring bertambahnya fligh hour. Nilai failure rate (laju kegagalan) ini memiliki hubungan dengan nilai parameter β. Ketika parameter β lebih besar dari 1 ( β > 1 ), hal itu menandakan jenis kerusakan yang dikarenakan terindikasi wear out. 3. Tingkat reliability (keandalan) untuk komponen high stage regulator P/N 1074847 pada flight hour 3000 yaitu 37.43%. 4. Dari hasil analisis menggunakan diagram fault tree analysis penyebab kerusakan komponen brake accumulator yaitu leak sebagai top event yang menjadi fokus utama disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya perawatan, pengoperasian dan material. Pada faktor perawatan yang menjadi akar permasalahan atau basic event adalah low off awareness dan ware out yang terjadi pada saat perawatan. Lalu untuk faktor pengoperasian yaitu pada Pressure swich yang macet B. Saran Berdasarkan hasil dari penelitian ini, penulis menyarankan untuk melanjutkan penelitian ini, yaitu : 1. Melakukan perawatan atau penggantian pada komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111pada saat umur komponen 5000 flight hour 2. Melaksanakan pengecheckan secara berkala untuk kebersihan komponen main rotor servo shaft, main rotor servo bearing 53 3. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan engineer harus ada pengecheckan lebih lanjut untuk komponen pressure switch 4. Menghitung biaya (cost) dan menentukan suku cadang (spare part) untuk komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111 54 DAFTAR PUSTAKA Adekayanti, Y., Adiasa, I., & Mashabai, I. (2021). Analisis Gangguan Pada Kwh Meter Pelanggan Di Pt. Pln (Persero) Up3 Sumbawa Menggunakan Fishbone Dan Pdca (Plan, Do, Check, Action). Jurnal Industri & Teknologi Samawa, 2(1), 22–31. https://doi.org/10.36761/jitsa.v2i1.1020 Dibyo Widodo. (2019). Analisis Gangguan Transmisi Tenaga Listrik Menggunakan Metode Root Cause Analisys (Rca). 1–10. Februar, & Federal, V. (2012). Aviation Maintenance Technician Handbook—Airframe: FAA-H-8083-31 Volume 2. 2, 564. Handbook, H. F. (2019). FAA-H-8083-21A. United States Department of Transportation, Federal Aviation Administration, Airman Testing Branch. Britannica, E. (1993). Encyclopædia britannica. Chicago: University of Chicago. Murthy, D. P., Xie, M., & Jiang, R. (2004). Weibull models. John Wiley & Sons. Ferdiana, T., & Priadythama, I. (2016). Analisis Defect Menggunakan Metode Fault Tree Analysis (FTA) Berdasarkan Data Ground Finding Sheet (GFS) PT. GMFAEROASIA. Prosiding Seminar Nasional Industrial Engineering Conference (IDEC) 2016. Kuswardana. (2017). Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Menggunakan MetodeRCA ( Fishbone Diagram Method And 5 – Why Analysis ) di PT . PAL Indonesia. Conference on Safety Engineering and Its Application, 141–146. Ramadhan, M. Z., Haryadi, G. D., & Haryanto, I. (2021). ANALISIS RELIABILITY KOMPONEN KRITIS DENGAN METODE DISTRIBUSI KERUSAKAN DAN FAULT TREE ANALYSIS PADA POMPA HYDRAULIC AXIAL 500 LPS. 9(1),133–142. Rooney, J. J., & Vanden Hauvel, L. N. (2004). Root cause analysis for beginners. Quality Progress, 37(7), 45–53. Susendi, N., Suparman, A., & Sopyan, I. (2021). Kajian Metode Root Cause Analysis yang Digunakan dalam Manajemen Risiko di Industri Farmasi. Majalah Farmasetika, 6(4), 310. https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v6i4.35053 “Undang-Undang Republik Indonesia No.1 Tahun 2009.” (2009). UNDANG- UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN552009 TENTANG PENERBANGAN. In UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN (Vol. 2, Issue 5, p. 255). ??? Wibowo, K., Sugiyarto, S., & Setiono, S. (2018). Analisa dan Evaluasi : Akar Penyebab dan Biaya Sisa Material Konstruksi Proyek Pembangunan Kantor Alfauzi, A. S., Ardjo, A. S., Tjahjono, B., Purnomo, A., Bagas, A., Saputra, E., & Harmanto, S. (2022). Rekayasa Metal Slipper pada Brake Shoe Sepeda Motor untuk Meningkatkan Produktifitas: Studi kasus di PT Mitrametal Perkasa. Jurnal Rekayasa Mesin, 17(2), 307-314. Rooney, J. J., & Heuvel, L. N. Vanden. (2004). Root Cause Analysis For Beginners. July, 45–53. PT. Pelita Air Service. (2013). Maintenance Manual: Sikorsky S-76. Tangerang Selatan: PT. Pelita Air Service. Rooney, J. J., & Heuvel, L. N. V. (2004). Root cause analysis for beginners. Quality progress, 37(7), 45-56. 56 Lampiran Lampiran 1 Maintenance Manual 57 Lampiran 2 Maintenance Manual 58 Lampiran 3 Maintenance Manual 59 Lampiran 4 Airworthiness limitation 60 Lampiran 5 Airworthiness limitation 61 Lampiran 6 Maintenance program 62 Lampiran 7 Data Compenent Change Record spn 63 Lampiran 8 Data Compenent Change Record 64 Lampiran 9 Tabel Median Rank No 1 Time to Failure (t) 236.5 Rank (i) 1 i-0.3 0,7 median rank F (t) 0,021604938 2 3 329.53 504,82 2 3 1,7 2,7 0,052469136 0,083333333 4 5 6 504,82 1139.35 1356.33 4 5 6 3,7 4,7 5,7 0,114197531 0,145061728 0,175925926 7 1356.33 7 6,7 0,206790123 8 1647.86 8 7,7 0,237654321 9 10 11 1685,33 1725.74 1725.74 9 10 11 8,7 9,7 10,7 0,268518519 0,299382716 0,330246914 12 2173.95 12 11,7 0,361111111 13 2200.37 13 12,7 0,391975309 14 15 2973,04 2973,04 14 15 13,7 14,7 0,422839506 0,453703704 16 17 2992,61 2992,61 16 17 15,7 16,7 0,484567901 0,515432099 18 3245.28 18 17,7 0,546296296 19 20 3950,61 4545.45 19 20 18,7 19,7 0,577160494 0,608024691 21 22 23 5175.64 5432,1 5465,1 21 22 23 20,7 21,7 22,7 0,638888889 0,669753086 0,700617284 24 25 5579.94 6454.38 24 25 23,7 24,7 0,731481481 0,762345679 26 6578.71 26 25,7 0,793209877 27 6725.63 27 26,7 0,824074074 28 29 30 6946.91 7376,99 24259.03 28 29 30 27,7 28,7 29,7 0,854938272 0,885802469 0,916666667 31 32 24366.08 25205.23 31 32 30,7 31,7 0,947530864 0,978395062 Lampiran E Tabel Median Rank 65 Lampiran 10 Nilai Unreliability, Reliability, dan Failure Rate Waktu (FH) Realibility Unrealibility failure rate 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2100 2200 2300 2400 2500 2600 2700 2800 2900 3000 100 98,29274297 96,53588685 94,77998939 93,03633114 91,31022835 89,60470515 87,92164103 86,26225572 84,62735211 83,01745237 81,43288053 79,87381584 78,34032873 76,83240614 75,34996987 73,89289019 72,46099625 71,05408407 69,67192291 68,31426027 66,98082603 65,67133576 64,38549346 63,12299389 61,88352446 60,66676684 59,47239838 58,30009322 57,14952336 56,02035944 0 1,707257027 3,464113153 5,220010607 6,963668857 8,689771653 10,39529485 12,07835897 13,73774428 15,37264789 16,98254763 18,56711947 20,12618416 21,65967127 23,16759386 24,65003013 26,10710981 27,53900375 28,94591593 30,32807709 31,68573973 33,01917397 34,32866424 35,61450654 36,87700611 38,11647554 39,33323316 40,52760162 41,69990678 42,85047664 43,97964056 0 0,000192402 0,000196958 0,000199672 0,000201621 0,000203145 0,0002044 0,000205466 0,000206394 0,000207217 0,000207955 0,000208625 0,000209239 0,000209805 0,000210331 0,000210821 0,000211281 0,000211714 0,000212123 0,00021251 0,000212878 0,000213229 0,000213564 0,000213885 0,000214206 0,000214527 0,000214847 0,000215168 0,000215489 0,00021581 0,00021613 66 Lampiran 11 Penghitungan regresi linear Xi = ln(t) ln(1 - F(t)) -(ln(1 F(t)))) - Yi = ln(- Xi.Yi Xi^2 (ln(1-F(t))) 5,465948208 -0,021841742 0,021841742 -3,823932373 -20,9014163 5,797667397 -0,053895768 0,053895768 -2,920703316 -16,93326639 33,61294724 6,22420193 -0,087011377 0,087011377 -2,441716399 -15,19773592 38,74068967 6,22420193 -0,1212613 0,1212613 -2,109807557 -13,13186827 38,74068967 7,038213203 -0,15672601 0,15672601 -1,85325616 7,212537802 -0,193494857 0,193494857 -1,642504344 -11,84662467 52,02070154 7,212537802 -0,231667431 0,231667431 -1,462452423 -10,54799339 52,02070154 7,407232755 -0,271355179 0,271355179 -1,304326692 -9,661451397 54,86709709 7,429716669 -0,312683375 0,312683375 -1,162564183 -8,63752249 7,453411223 -0,355793498 0,355793498 -1,033404777 -7,702390765 55,55333886 7,453411223 -0,400846162 0,400846162 -0,914177561 -6,81374129 7,684301068 -0,448024723 0,448024723 -0,802906864 -6,169778072 59,04848291 7,696380807 -0,497539787 0,497539787 -0,698079752 -5,372687602 59,23427753 7,997340277 -0,549634899 0,549634899 -0,598501041 -4,786416484 63,95745151 7,997340277 -0,604593783 0,604593783 -0,503198479 -4,024249465 63,95745151 8,003901195 -0,662749703 0,662749703 -0,411357881 -3,292467838 64,06243434 8,003901195 -0,72449771 -0,322276677 -2,579470684 64,06243434 8,084956912 -0,790310929 0,790310929 -0,23532883 -1,90262345 8,281625276 -0,86076259 -0,14993655 -1,241718323 68,58531722 8,421882012 -0,936556429 0,936556429 -0,065545503 -0,552016496 70,92809662 67 8,551718282 -1,018569581 1,018569581 0,018399271 0,72449771 0,86076259 29,87658981 -13,04361197 49,5364451 0,157345386 55,20068979 55,55333886 65,36652827 73,13188557 Lampiran 12 Penghitungan regresi linear 8,600081078 -1,107914681 1,107914681 0,102479583 0,881332722 73,96139456 8,606137699 -1,206032537 1,206032537 0,187336077 1,612240078 74,06560609 8,626933303 -1,314835397 1,314835397 0,273711485 2,361290721 74,42397821 8,772514249 -1,436938094 1,436938094 0,362514526 3,180163846 76,95700625 8,791593956 -1,576050896 1,576050896 0,454922286 3,999492017 77,2921243 8,81368088 -1,737692248 1,737692248 0,552557939 4,870069339 77,68097066 8,846052235 -1,930595914 1,930595914 0,657828719 5,81918721 78,25264015 8,906120975 -2,169825603 2,169825603 0,774646797 6,899098088 79,31899083 10,0965442 -2,48490665 0,910235093 9,190228851 101,9402047 10,10094728 -2,947530172 2,947530172 1,08096759 10,91879664 102,029136 10,13480679 -3,834833367 3,834833367 1,344125983 13,62245714 102,7143087 255,9378401 2,48490665 -17,73625201 -100,8273492 2086,693949 68 Lampiran 13 Lembar validasi 69 Lampiran 14 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo 70 Lampiran 15 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo 71 Lampiran 16 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo 72 Lampiran 17 Surat validasi instrument penelitian 73 Lampiran 18 Transkrip wawancara 74