Uploaded by Christian Daniel

NASKAH TA TOPAN DANNY TPU 14B 5 (2)

advertisement
ANALISIS KEANDALAN MAIN ROTOR SERVO P/N 76650-09805111 HELICOPTER SIKORSKY S76 C++ DI PT. PELITA AIR
SERVICE
TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat lulus Pendidikan Program Studi Diploma IV Teknik
Pesawat Udara Angkatan Ke-14 B
Oleh
MUHAMMAD TOPAN DANNY
NIT: 16021930044
PROGRAM STUDI TEKNIK PESAWAT UDARA
POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG
Agustus 2023
ABSTRAK
ANALISIS KEANDALAN MAIN ROTOR SERVO PN 76650-09805-111 SIKORSKY
S76 C++ DI BASE PONDOK CABE PT. PELITA AIR SERVICE
Oleh :
MUHAMMAD TOPAN DANNY
NIT : 160219130044
Program Studi Teknik Pesawat Udara
Main rotor servo adalah komponen utama pada helikopter yang membantu mengendalikan
pitch pada rotor blade. Komponen ini berfungsi untuk mengatur sudut rotor blade saat
berputar di area Main rotor mast, yang memungkinkan helikopter menghasilkan daya
angkat dan terbang, jika kerusakan pada main rotor servo tidak ditangani dengan cepat dan
benar dapat memengaruhi kemampuan pesawat untuk terbang dengan aman dan efisien,
main rotor servo berfungsi untuk mengubah sinyal kontrol dari pilot atau sistem autopilot
menjadi gerakan fisik pada main rotor. Sistem pemeliharaan helicopter mempengaruhi
operasi dari helicopter, Main rotor servo dengan part number 76650-09805-111 sering
mengalami kerusakan selama 10 tahun masa beroperasi dari tahun 2012 hingga 2022, agar
keandalan dan fungsi komponen tetap baik, maka komponen ini di perlukan perhatian,
Metode Fault tree analysis (FTA) digunakan untuk mencari akar penyebab seringnya
terjadi kerusakan pada komponen Main rotor servo, Kemudian metode distribusi Weibull
digunakan untuk mendapatkan laju kegagalan dan tingkat keandalan dari komponen Main
rotor servo serta menentukan nilai MTTF (Mean Time to Failure) yang digunakan untuk
menetapkan jadwal perawatan yang efektif
Kata kunci : Main rotor servo, hidrolik sistem, actuator, root cause analysis, 5 whys
analysis,faulth tree analysis, dan fishbone analysis, Weibull , mean time to failure
i
ABSTRACT
RELIABILITY ANALYSIS OF MAIN ROTOR SERVO PN 76650-09805-111
SIKORSKY S76 C++ AT BASE PONDOK CABE PT. PELITA AIR SERVICE
By :
MUHAMMAD TOPAN DANNY
NIT : 160219130044
Aircraft Engineering
main rotor servo is the main rotor component on a helicopter that helps control the
pitch of the rotor blade. This component is responsible for adjusting the angle of
the rotor blades as they rotate in the Main rotor mast area, which allows the
helicopter to generate lift and fly, if damage to the main rotor servo is not addressed
quickly and correctly it can affect the aircraft's ability to fly safely and efficiently,
The main rotor servo is responsible for converting control signals from the pilot or
autopilot system into physical movement of the main rotor. The helicopter
maintenance system affects the operation of the helicopter, Main rotor servo with
part number 76650-09805-111 is often damaged during the 10 years of operation
from 2012 to 2022, so that the reliability and function of the component remains
good, this component needs attention, Fault tree analysis(FTA) method is used to
find the root cause of frequent damage to the Main rotor servo component, Then
the Weibull distribution method is used to obtain the failure rate and reliability
level of the Main rotor servo component and determine the MTTF (Mean Time to
Failure) value which is used to determine an effective maintenance schedule.
Keywords: Main rotor servo, hydraulic system, actuator, root cause analysis, 5
whys analysis, faulth tree analysis, and fishbone analysis, Weibull, mean time to
failure
ii
PENGESAHAN PEMBIMBING
Tugas Akhir: “ANALISIS KEANDALAN MAIN ROTOR SERVO P/N 7665009805-111 HELICOPTER SIKORSKY S76 C++ DI PT. PELITA AIR SERVICE”
telah diperiksa dan disetujui untuk diuji sebagai salah satu syarat lulus pendidika
Program Studi Diploma IV Teknik Pesawat Udara Angkatan ke-14, Politeknik
Penerbangan Indonesia Curug – Tangerang.
Nama : Muhammad Topan Danny
NIT
: 16021930044
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
OKA FATRA, S.SI.T., M.T.
WIRA GAUTHAMA, ST, S.SiT., M.Pd.
Penata Tk. I (III/d)
Penata Tk. I (III/d)
NIP. 197009081993031001
NIP. 198110212002121005
KETUA PROGRAM STUDI
BHIMA SHAKTI., S.S.T., M.S. ASM.
Penata Muda Tk. I (III/b)
iii
NIP. 199102222010121002
PENGESAHAN PENGUJI
Tugas Akhir: “ANALISIS KEANDALAN MAIN ROTOR SERVO P/N 7665009805-111 HELICOPTER SIKORSKY S76 C++ DI PT. PELITA AIR SERVICE”
telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma
IV Teknik Pesawat Udara Angkatan ke-14, Politeknik Penerbangan Indonesia
Curug – Tangerang. Tugas akhir ini telah dinyatakan LULUS Program Diploma IV
pada tanggal 16 Agustus 2023.
KETUA
SEKRETARIS
ANDRI KURNIAWAN, S.ST.,M.T
Penata (III/c)
NIP. 19860515 200912 1 006
MUCHAMAD ANJAR LEKSONO, S.ST.,MS.ASM
ANGGOTA
a
BHIMA SHAKTI ARRAFAT, S.ST, MS.ASM
Penata Muda Tk.I (III/b)
NIP. 19910222 201012 1 002
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Muhammad Topan Danny
NIT
: 16021930044
Program Studi
: Diploma IV Teknik Pesawat Udara
Menyatakan bahwa tugas akhir berjudul “Analisis Keandalan Main rotor servo PN
76650-09805-111 Sikorsky S76 C++ di base Pondok cabe PT. pelita air service”
merupakan karya asli saya bukan merupakan hasil plagiarisme. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar akademik dari Politeknik
Penerbangan Indonesia (PPI) Curug. Demikian pernyataan ini saya buat dalam
keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun
Tangerang, 7 Agustus
2023
Yang Membuat
Pernyataan
Muhammad Topan Danny
NIT. 16021910011
v
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR
Tugas akhir D.IV yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di
Perpustakaan Politeknik Penerbangan Indonesia, dan terbuka untuk umum
dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan
HaKI yang berlaku di Politeknik Penerbangan Indonesia.
Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan
hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kaidah ilmiah
untuk menyebutkan sumbernya.
Sitasi hasil penelitian Tugas Akhir ini dapat ditulis dalam bahasa Indonesia
sebagai berikut:
Danny. (2023): Analisis Keandalan Main Rotor Servo PN 76650-09805-111
Sikorsky S76 C++ di base Pondok cabe PT. pelita air service, Tugas
Akhir Program Diploma IV, Politeknik Penerbangan Indonesia.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tugas akhir haruslah
seizin Ketua Program Studi Teknik Pesawat Udara, Politeknik Penerbangan
Indonesia.
vi
Dipersembahkan kepada
Bapak Muhamad dani dan ibu Deswiwi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini dengan judul “Analisis Reliability Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111
Helicopter Sikorsky S76 C++ Di PT. Pelita air service " sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar di Program Studi Diploma IV Teknik Pesawat
Udara Angkatan ke-14, Politeknik Penerbangan Indonesia Curug – Tangerang.
Skripsi ini merupakan hasil dari upaya dan kerja keras selama beberapa bulan
terakhir. Tentunya, pada perjalanan tersebut tidaklah mudah tanpa dukungan serta
bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam proses
penyusunan skripsi ini. Peneliti mengucapkan terima kasih yang terdalam kepada:
Dalam pengerjaan tugas akhir ini, tentunya banyak pihak yang membantu,
mendukung, serta mendoakan penulis untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Agustono, S.SiT., M.Sos selaku Direktur Politeknik Penerbangan
Indonesia Curug.
2. Bapak Bhima Shakti A., S.S.T., M.S. ASM. selaku Ketua Program Studi
Teknik Pesawat Udara.
3. Bapak Oka Fatra, S.SI.T., M.T., selaku dosen pembimbing I yang telah
banyak membantu memberi masukan, arahan, dan bimbingan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Bapak Wira Gauthama ST, S.SiT., M.Pd.. selaku dosen pembimbing II yang
telah banyak membantu memberi masukan, arahan, dan bimbingan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Seluruh Dosen program studi Teknik Pesawat Udara yang telah
membimbing dan memberikan ilmu selama proses belajar mengajar.
viii
6. Bapak Tjung steven selaku Chief Maintenance RW PT. Pelita air service.
7. Orang Tua, kaka, dan keluarga besar tercinta yang telah memberikan doa
serta dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.
8. Seluruh rekan-rekan D-IV TPU 14 A & B, adik-adik D-IV TPU 15, D-IV
TPU 16 A & B, serta adik-adik D-IV TPU 17.
9. Para senior di PT. Pelita air service, dari divisi engineering, ssq, maupun
maintenance yang telah memberikan ilmu dan arahannya serta membantu
menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Seluruh pihak yang terlibat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kata sempurna. Penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Harapannya
tugas akhir ini bisa berguna untuk khalayak ramai terutama pembaca tugas akhir
ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakas
Tangerang, 7 Agustus 2023
Penulis,
Tar. Muhammad Topan Danny
16021930044
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................................... i
ABSTRACT.................................................................................................................................... ii
PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................................................. iii
PENGESAHAN PENGUJI............................................................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................................... v
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................ xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 17
A.
Latar Belakang .................................................................................................................. 17
B.
Identifikasi Masalah .......................................................................................................... 22
C.
Batasan Masalah ............................................................................................................... 22
D.
Rumusan Masalah ............................................................................................................. 23
E.
Tujuan ............................................................................................................................... 23
F.
Manfaat Penelitiaan .......................................................................................................... 23
G.
Sistematika Penulisan ....................................................................................................... 23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 25
A.
Penelitian Terdahulu ......................................................................................................... 25
B.
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 26
1.
Maintenance .................................................................................................................. 26
2.
Preventive Maintenance ................................................................................................ 26
3.
Sikorsky S76 C++ ......................................................................................................... 27
4.
Main Rotor hydraulic servo system .............................................................................. 28
5.
Main Rotor actuator ...................................................................................................... 29
6.
Root Cause Analysis ..................................................................................................... 30
7.
Fault Tree Analysis ....................................................................................................... 32
8.
Distribusi Weibull ......................................................................................................... 33
9.
Reliability...................................................................................................................... 34
10.
Unreliability .............................................................................................................. 35
x
11.
Median Rank ............................................................................................................. 35
12.
Regresi Linear ........................................................................................................... 36
13.
Failure Rate ............................................................................................................... 36
14.
Mean Time to Failure (MTTF) ................................................................................. 36
15.
Pengaruh Shape Parameter Distribusi Weibull ........................................................ 37
16.
Pengaruh Scale Parameter Distribusi Weibull ......................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................... 39
A.
Metode Penelitian ............................................................................................................. 39
1.
Pendekatan Kuantitatif .................................................................................................. 39
2.
Pendekatan Kualitatif .................................................................................................... 39
B.
Prosedur Penelitian ........................................................................................................... 41
1.
Studi Dokumen dan Studi Literatur .............................................................................. 41
2.
Pengumpulan Data ........................................................................................................ 41
3.
Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................................... 42
4.
Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................................... 42
BAB III HASIL DAN ANALISA ................................................................................................ 43
A.
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................... 43
1.
Data Kerusakan Komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111........................ 43
2.
Menentukan dan Menghitung Parameter Distribusi Weibull........................................ 43
3.
Menentukan Failure rate ............................................................................................... 46
4.
Menentukan Nilai Reliability dan Unreliability............................................................ 47
5.
Menentukan Nilai Mean Time to Failure (MTTF) ....................................................... 48
6.
Fault Tree Analysis Diagram ........................................................................................ 49
7.
Usulan Tindakan Perbaikan .......................................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 53
A.
Kesimpulan ....................................................................................................................... 53
B.
Saran ................................................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 55
Lampiran ....................................................................................................................................... 57
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1Hydraulic System Sumber (Aircraft maintenance manual S76) c++) ......... 29
Gambar II. 2 main rotor servo Sumber (Aircraft maintenance manual S76 c++) ............ 30
Gambar II. 3 Grafik Pengaruh Shape Parameter .............................................................. 37
Gambar II. 4 Grafik pengaruh scale parameter ................................................................ 38
Gambar III. 1 Diagram Alir Penelitian............................................................................. 40
Gambar IV. 1 Diagram Fault Tree Analysis .................................................................... 50
xii
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Simbol - simbol dalam Fault Tree Analysis ................................................... 33
Tabel III. 1 Fault Tree Analysis ....................................................................................... 50
Tabel III. 2 Hasil Analisis Permasalahan ......................................................................... 52
.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Maintenance Manual ..................................................................................... 57
Lampiran 2 Maintenance Manual ..................................................................................... 58
Lampiran 3 Maintenance Manual ..................................................................................... 59
Lampiran 4 Airworthiness limitation................................................................................ 60
Lampiran 5 Airworthiness limitation................................................................................ 61
Lampiran 6 Maintenance program.................................................................................... 62
Lampiran 7 Data Compenent Change Record .................................................................. 63
Lampiran 8 Data Compenent Change Record .................................................................. 64
Lampiran 9 Tabel Median Rank ....................................................................................... 65
Lampiran 10 Nilai Unreliability, Reliability, dan Failure Rate......................................... 66
Lampiran 11 Penghitungan regresi linear ......................................................................... 67
Lampiran 12 Penghitungan regresi linear ......................................................................... 68
Lampiran 13 Lembar validasi ........................................................................................... 69
Lampiran 14 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo....................................... 70
Lampiran 15 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo....................................... 71
Lampiran 16 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo....................................... 72
Lampiran 17 Surat validasi instrument penelitian ............................................................ 73
Lampiran 18 Transkrip wawancara .................................................................................. 74
xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Pemakaian
SINGKATAN Nama
Pertama
Kali
P/N
Part Number
i
AFML
Aircraft Flight Maintenanace Log
i
PT. GMF
PT. Garuda Maintenance Facility
i
HSV
High stage Valve
1
APU
Auxiliary Power Unit
1
UU
Undang-Undang
1
CASR
Civil Aviation Safety Regulation
2
MTTF
Mean Time to Failure
2
FH
Flight Hour
2
FC
Flight Cycle
3
AMM
Aircraft Maintenance Manual
6
CMM
Component Maintenance Manual
6
MTOW
Maximum Take off Weight
7
PSIG
Pounds Per Square inch Gauge
13
FOD
Foreign Object Damage
20
MRO
Maintenance, Repair, and Overhaul
26
TSN
Time Since New
27
TSI
Time Since Install
27
CSN
Cycle Since New
27
CSI
Cycle Since Install
27
xv
LAMBANG
t
Waktu yang akan dihitung Probabilitasnya
17
η
Scale Parameter
17
β
Shape Parameter
17
e
Basis Logaritma Natural atau Normal
17
i
Urutan Kegagalan
18
N
Total Jumlah Sampel
18
Σ
Jumlah
18
Г
Gamma
19
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi udara berorientasi pada keselamatan penerbangan. Oleh karena itu,
pesawat terbang baik yang berjenis sayap tetap maupun sayap putar faktor
keamanannya harus diutamakan dibandingkan faktor-faktor lainnya. Begitu pula
peralatan dan perlengkapan yang mendukung keselamatan pesawat terbang tersebut,
perawatannya harus dilakukan secara teratur dan berkala sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan produsen dari pesawat terbang tersebut. (Prasditya & Hartopo, 2015)
Pencapaian tingkat keselamatan penerbangan hanya dapat dicapai dengan
berfungsinya seluruh komponen sistem pada industri penerbangan yang terdiri dari
operator bandara, operator maskapai penerbangan, operator lalu lintas udara dan
operator perawatan pesawat udara, serta regulasi yang ditetapkan oleh regulator.
Setiap kejadian kecelakaan penerbangan harus diinvestigasi untuk menemukan
penyebab utamanya. (Yasrin Zabidi et al., 2016)
Helikopter merupakan sebuah jenis pesawat rotor yang memperoleh gaya angkat dari
rotor. Berbeda dengan pesawat yang memiliki sayap tetap, helikopter memiliki
kemampuan untuk berada di udara dalam posisi diam dan dapat terbang ke berbagai
arah, sehingga membuatnya sangat fleksibel. Helikopter sering digunakan dalam
berbagai keperluan, seperti transportasi, operasi pencarian dan penyelamatan, serta
kegiatan militer. (Encyclopædia Britannica. (n.d.). Helicopter. Encyclopædia
Britannica)
Kelaikan udara mengacu pada kemampuan pesawat untuk melakukan penerbangan
dengan keamanan dan efisiensi. Kondisi kelaikan udara mencakup kesesuaian
pesawat, sistemnya, dan komponennya dengan peraturan dan standar yang ditetapkan
oleh otoritas penerbangan, seperti Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika
Serikat. (Federal Aviation Administration. (2021). Airworthiness Certification.)
Kelaikan udara ditetapkan melalui serangkaian kegiatan inspeksi, pengujian, dan
prosedur pemeliharaan yang dilakukan secara teratur sepanjang masa operasional
pesawat. Tindakan-tindakan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesawat berada
dalam kondisi yang aman, dapat menjalani perawatan, serta semua sistem dan
17
komponennya berfungsi dengan baik sesuai yang diharapkan. (Federal Aviation
Administration. (2021). Airworthiness Certification.)
Pesawat harus menjalani perawatan rutin untuk memastikannya dalam kondisi aman
dan terbang dengan performa optimal. Pemeliharaan rutin ini meliputi inspeksi,
perbaikan, penggantian, dan pengujian yang dilakukan pada berbagai sistem,
komponen, dan struktur pesawat, termasuk mesin, sistem hidraulik, sistem kelistrikan,
dan struktur pesawat. (Federal Aviation Administration. (2017). Advisory Circular
AC 91-91: Aircraft maintenance.)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Aditiya et al., 2022) berjudul "Analisis
keandalan dari main rotor EC 155B1 pada komponen pin blade dan attach beams
menggunakan analisis Markov.," hasil penelitian menunjukkan ATA Chapter 62 Main
Rotor untuk menganalisis keandalan EC 155B1 didasarkan pada peringkat cacat
tertinggi yang memiliki hardtime dalam dokumen serta proses perawatan/pergantian
komponen. Analisis menunjukkan bahwa tingkat keandalan Main Rotor EC 155B1
cenderung menurun seiring bertambahnya jam terbang, dengan Mean Time To Failure
(MTTF) sekitar 2340.22 jam terbang. Probabilitas kinerja rotor utama menunjukkan
penurunan seiring waktu, dengan state 3 dan state 4 yang memiliki cacat menunjukkan
peningkatan probabilitas sebelum akhirnya juga mengalami penurunan. (Aditiya et al.,
2022)
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Setiawan et al., 2020) berjudul "Analisis
keandalan sistem starter valve untuk merencanakan aktivitas maintenance pada
pesawat Boeing 737 Next Generation di PT GMF AeroAsia," hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa menunjukkan penurunan seiring waktu, dengan state 3 dan state
4 yang memiliki cacat menunjukkan peningkatan probabilitas sebelum akhirnya juga
mengalami penurunan seiring bertambahnya flight hours, dengan Mean Time To
Failure (MTTF) sekitar 2340.22 flight hours. (Setiawan et al., 2020)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Taaqbier et al., 2021) (Cahyadi et al., n.d.)
berjudul " Penyebab penurunan measured gas temperature (MGT) margin engine
Arrius 2R pada helikopter Bell 505 Jet Ranger X menggunakan metode fault tree
analysis (FTA)" hasil penelitian tersebut menghasilkan Analisis AFML Bell 505 PKWSA menunjukkan penurunan signifikan nilai margin MGT dari +40 menjadi +7 pada
tanggal 31/05/22 - 11/06/22. Metode fault tree analysis menemukan 13 intermediate
18
event dengan gerbang logika "OR" dan 9 basic event sebagai penyebab penurunan
margin MGT pada mesin Arrius 2R. Beberapa di antaranya adalah Broken Packing
Seal, Fuel Contamination, Issues With the Fuel Filter, Kondisi Lingkungan, Filter
Damage, Filter Deterioration, Un Tight Screw, IBF Jarang Dibersihkan, dan Not
Familiar Maintenance Manual. (Cahyadi et al., n.d.)
Kemudian berdasarkan penelitian yang di laksanakan oleh ( Prakoso et al., 2021) yang
berjudul “Penanganan dan analisis kegagalan pada bleed air leak detection system
pesawat Airbus A330-300 di Hanggar 3 PT. GMF AeroAsia, “ berkesimpulan
Penyebab Engine Bleed Push Button Switch menyala adalah kegagalan sensing
element di zone 71HF akibat degradasi performa. Penyelesaian masalah sistem Bleed
Air Leak Detection pada pesawat Airbus A330-300 (registrasi: PK-GZE, Garuda
Indonesia) dilakukan dengan mengganti sensing element di zone 71HF yang rusak
dengan komponen baru yang berfungsi optimal, sesuai petunjuk Troubleshooting
Manual (TSM) Task 36-22-00-810911-A. (Prakoso et al., 2021)
Proses identifikasi sumber kegagalan yang mengakibatkan false Indication pada
sistem Leak Detection Bleed Air pesawat Airbus A330-300 menggunakan metode
Fault Tree Analysis. Analisis dimulai dengan menganalisis dua faktor potensial yang
dapat menyebabkan kegagalan sistem Bleed Air Leak Detection dalam mendeteksi
kebocoran pada Bleed Air Duct, yakni faktor ketidakmampuan mendeteksi kebocoran
dan kegagalan dalam distribusi electrical. Hasil analisis mengidentifikasi 9 peristiwa
dasar sebagai akar penyebab kegagalan pada Bleed Air Leak Detection System,
termasuk Elektrostatis, Korsleting (Short Circuit), Hilangnya Kontinuitas (Lost
Continuity), Kerusakan Konektor (Connector Fault), Kegagalan Logika Kontrol
(Control Logic Fault), Termistor Terputus (Thermistor Disconnected), Degradasi
Prestasi, Dislokasi Komponen, dan Korosi. (Prakoso et al., 2021)
Kemudian berdasarkan penelitian di laksanakan oleh (Mumtazi & Putra, 2020) yang
bejudul “Analisis Penyebab Keterlambatan Pengadaan Komponen pada Sistem
Repair Order Proyek Engine CFM56-7B ESN 802855, “ mendapatkan hasil yaitu
Keterlambatan pengadaan komponen engine CFM56-7B ESN 802855 pada sistem
repair order dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya penjadwalan dan
penetapan waktu yang terperinci dalam setiap tahapan proses. Kendala dalam
pengendalian service level agreement antara Technical Assistance (TA) dan Technical
19
Execution (TX) juga berkontribusi pada masalah ini. (Mumtazi & Putra, 2020)
Selain itu, keterlambatan juga disebabkan oleh proses pengiriman yang memakan
waktu, dengan rata-rata pengiriman menuju vendor dan GMF mencapai 17 hari dan
11 hari, sementara yang tercepat hanya 2 hari. Kekurangan material dari vendor, yang
dikonfirmasi oleh pihak vendor kepada GMF, dan holding process serta pengiriman
terkait Maintenance Service Agreement (MSA) juga berperan dalam situasi ini.
(Mumtazi & Putra, 2020)
Pentingnya keputusan yang tepat dari customer atau Engineer Order (EO) juga
menyebabkan holding pada repair order. Usulan perbaikan mencakup pembuatan
Service Level Agreement (SLA) yang lebih jelas antara dinas TA dan TX di PT. GMF
AeroAsia, pengaturan jadwal dan tahapan proses lebih detail pada gate 4 dan 5 dalam
sistem repair order, serta pembuatan Maintenance Service Agreement (MSA) dengan
vendor guna menjamin waktu pengerjaan yang tepat. Selain itu, implementasi
dashboard untuk evaluasi pengerjaan engine, evaluasi kinerja proses sebelumnya yang
melewati batas waktu gate 1, 2, dan 3, serta pengendalian waktu pengambilan
keputusan oleh EO atau pelanggan, dan perbaikan dalam persiapan dokumen
pengiriman juga diajukan untuk mengurangi kemungkinan masalah serupa di masa
depan (Mumtazi & Putra, 2020)
Main rotor servo (gambar II.2) adalah komponen kendali utama di main rotor pada
helikopter yang berfumgsi mengendalikan pitch rotor blade Komponen ini berfungsi
untuk menyesuaikan sudut rotor blade saat berputar di sekitar Main rotor mast, yang
memungkinkan helikopter menghasilkan daya angkat dan terbang. (Power, n.d.)
Main rotor servo pada helicopter sikorsky S76 C++ di kendalikan menggunakan
sistem computerized flight control yang menerima input dari berbagai sensor pada
helikopter, seperti accelerometers dan Gyroscopes, kemudian input ini berfungsi
untuk melakukan penyesuaian pada pitch rotor blade. Sistem flight control juga dapat
mempertimbangkan faktor-faktor seperti kecepatan dan arah angin, serta ketinggian
dan kecepatan helikopter, ketika melakukan penyesuaian ini. (Power, n.d.)
Main rotor servo adalah sebuah komponen mekanis yang terdiri dari motor, gearbox,
dan serangkaian penghubung kontrol yang menghubungkannya dengan main rotor.
Motor digunakan untuk menggerakkan gearbox, yang memiliki fungsi untuk
20
mengatur sudut pitch dari bilah rotor dengan memutar swashplate. Sementara itu,
penghubung kontrol bertanggung jawab memastikan bahwa swashplate bergerak
secara tepat dan pada tingkat yang sesuai sebagai respons terhadap input dari sistem
kontrol penerbangan.. (Helicopter Flying Handbook (FAA-H-8083-21B), n.d.)
Memelihara main rotor servo sangat penting untuk pengoperasian helikopter yang
aman, dan pemeriksaan serta pemeliharaan rutin diperlukan untuk memastikan bahwa
servo berfungsi dengan baik. Tanda-tanda keausan atau kerusakan pada servo atau
komponennya harus segera ditangani oleh mekanik atau teknisi helikopter yang
berkualifikasi. (Helicopter Flying Handbook (FAA-H-8083-21B), n.d.)
Berdasarkan Lampiran (Lampiran 4 Data Compenent Change Record (CCR) yang)
(Selama tahun 2012 hingga 2022, PT. Pelita Air Service mengalami masalah yang
berulang terkait kerusakan pada main rotor servo dengan nomor part 76650-09805111, berdasakan lampiran data tersebut component main rotor servo dengan nomor
part 76650-09805-111 mengalami kegagalan sebanyak 32 kali dengan kerusakan yang
umumnya terjadi pada piston yaitu berupa Leaking dan Vibration at low speed,
kemudian bearing pada komponen tersebut juga mengalami kegagalan. Dalam upaya
untuk mengatasi permasalahan ini, dilakukan sebuah penelitian yang berjudul
"Analisis Reliability Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111 Sikorsky S76 C++ di
Base Pondok Cabe PT. Pelita Air Service".
Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis keandalan main rotor
servo dan mengidentifikasi akar penyebab kerusakan berulang yang terjadi pada
komponen tersebut. Metode Root Cause Analysis (RCA) digunakan sebagai
pendekatan utama dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab
utama dari kerusakan yang berulang, dan kemudian menggunakan distribusi Weibull
untuk mencari mean time to failure (MTTF) pada komponen tersebut
Dengan penyelesaian penelitian ini, PT. Pelita Air Service berharap dapat
memperbaiki reliabilitas main rotor servo dengan part number 76650-09805-111.
Temuan dan rekomendasi dari penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan
untuk mengambil langkah-langkah yang tepat dalam pemeliharaan, perbaikan, dan
penggantian komponen yang terkait. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan keandalan
operasional helikopter yang digunakan oleh PT. Pelita Air Service, serta
meningkatkan keselamatan dan efisiensi penerbangan.
21
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan peneliti, adapun identifikasi
masalah yang ditemukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Sering terjadinya kegalalan pada komponen Main rotor servo P/N 76650-09805111 pada helicopter Sikorsky S76 C++
2. Kegagalan pada komponen Main rotor servo P/N 76650-09805-111 dapat
menyebabkan kerugiaan pada PT. pelita air service, dikarenakan helicopter tidak
dapat terbang sesuai dengan Schedule.
C. Batasan Masalah
Agar hasil optimal tercapai, penelitian ini memfokuskan pada analisis laju kegagalan
(failure rate), tingkat kehandalan (reliability), serta penentuan jadwal perawatan yang
efisien Main rotor servo P/N 76650-09805-111 pada helicopter Sikorsky S76 C++
yang dikelola oleh PT. Pelita air service. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penerapan metode distribusi Weibull. Kemudian metode fault tree analisys
(FTA) digunakan untuk mencari akar dari kerusakan komponen, kemudian enelitian
hanya dilakukan pada komponen main rotor jenis pesawat Sikorsky s76 c++ yang
dioperaikan oleh PT. Pelita air service
22
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, Adapun rumusan masalah pada
penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menentukan tingkat keandalan main rotor servo P/N 7665009805-111 pada helicopter sikorsky s76 c++ di PT. Pelita air service ?
2. Apa saja jenis kerusakan yang sering terjadi pada main rotor servo valve P/N
76650-09805-111 helicopter sikorsky s76 c++ di PT. Pelita air service ?
3. Bagaimana cara mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi pada main rotor
servo P/N 76650-09805-111 pada helicopter sikorsky s76 c++ PT. Pelita air
service ?
E. Tujuan
Berdasarkan
masalah
diatas
penulis
melaksanakan
penelitian
pada Base
pondok cabe, PT Pelita air service. Memiliki tujuan antara lain:
1. Menhitung tingkat keandalan dari komponen pada main rotor servo P/N 7665009805-111 pada helicopter s76 c++ pada PT. Pelita air service guna menentukan
jadwal perawatan yang tepat
2. Menganalisis kegagalan dan mencari akar permasalahan yang terjadi pada main
rotor servo P/N 76650-09805-111 pada helicopter s76 c++ pada PT. Pelita air
service
F. Manfaat Penelitiaan
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi serta menambah keilmuan pada sektor
berikut :
1. Dapat menentukan jadwal perawatan terhadap main rotor servo P/N 76650-09805111 pada helicopter sikorsky s76 c++ PT. Pelita air service.
2. Merencanakan preventive maintenance untuk meminimasi kerusakan pada main
rotor servo P/N 76650-09805-111 pada helicopter sikorsky s76 c++.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan usulan maupun
pertimbangan dalam penyesuaian program perawatanSistematika Penulisan
23
Penulisan tugas akhir ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut,
1. Bab I Pendahuluan
Pada pendahuluan akan dijelaskan masalah mengenai penelitian yang dilakukan
penulis. Penjelasan tersebut meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah
pada penelitian, bagaimana merumuskan masalah, tujuan melakukan penelitian
ini, manfaat yang diperoleh dengan adanya penelitian ini, serta ruang lingkup
penelitian yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian tugas akhir ini.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini merupakan penjelasan mengenai teori, definisi, dan konsep yang akan
diangkat dalam pengerjaan tugas akhir. Di dalamnya terdapat definisi-definisi
mengenai rumus-rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai keandalan dari
main rotor servo P/N 76650-09805-111 pada helikopter S76 C++
3. Bab III Metodologi Penelitian
Dalam bab ini menjelaskan mengenai diagram alir penelitian, skema analisis,
instrumen penelitian, dan metode yang digunakan
4. Bab IV Hasil dan Analisa
Pada bab ini terdapat pembahasan seluruh hasil penelitian atau analisis dari datadata kerusakan main rotor servo P/N 76650-09805-111 0 Helikopter yang telah
dikumpulkan dan diolah.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini berisi penjelasan mengenai kesimpulan akhir penelitian dan bahan
usulan maupun pertimbangan dalam penyesuaian program perawatan dan
reliability improvement main rotor servo P/N 76650-09805-111 pada Helikopter
S76 C++
Bagian ini berisi sumber-sumber yang dijadikan sebagai acuan dalam
mengerjakan penelitian tugas akhir.
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penulis menggunakan beberapa referensi dari beberapa jurnal terkait. Hal tersebut
dilakukan untuk memperjelas dan memberikan perbandingan antara penelitian yang
penulis lakukan dengan jurnal-jurnal serupa. Berikut beberapa jurnal referensi yang
digunakan penulis,
Pertama, pada penelitian yang berjudul “Analisis Kerusakan Pressure Regulator Valve
Pada Pesawat Airbus A320-200 Dengan Metode Fault Tree Analisys” oleh
(Apriyansyah, 2020) menjelaskan bahwa pressure regulator valve dengan top event
yaitu PRV block in close dan open position. Hal tersebut terjadi karena adanya
kerusakan pada spring, packing, cover actuator, ring actuator, dan shaft seal.
Kedua, pada penelitian yang berjudul “ Identifikasi Kebocoran Oil Cooler dan Analisis
Reliabilitas Komponen Auxiliary Power Unit B737-800 ” oleh (Fani, 2022) didapatkan
hasil perhitungan destribusi Weibull terhadap MTTF komponen APU adalah
16156.00206 FH dan teridentifikasi penyebab dari kejadian High Oil Temperature
pada kasus ini adalah kotoran yang terdapat pada Oil Cooler sehingga menghambat
proses pendinginan oli oleh udara karena kotoran mengganggu proses perpindahan
panas.
Ketiga, pada penelitian yang berjudul “Analisis Reliability Sistem Starter Valve Untuk
Merencanakan Aktivitas Maintenance Pada Pesawat Boeing 737 Next Generation di
PT GMF Aeroasia” oleh (Setiawan et al., 2020) didapatkan Life time critical kelompok
kategori sistem kerja mechanical part system setelah waktu operasional mencapai 901
jam dengan nilai reliability 74.50%, nilai MTTF sebesar 5430.2 FC, sedangkan untuk
electrical system waktu operasional mencapai 1001 Jam dengan reliability 72,72%,
dan nilai MTTF sebesar 1412.8 FC, untuk pneumatic actuators system setelah waktu
operasional mencapai 4801 Jam dengan reliability 78,66%, dan nilai MTTF sebesar
5490.8 FC.
Keempat, pada penelitian yang berjudul “ Analisis Pneumatic Starter Airbus A330
Dengan Metode Reliability Untuk Mencegah Performa Delay saat Operasional” oleh
25
(Rahmadianto, 2022) didapatkan kerusakan pneumatic starter disebabkan 3 komponen
yang rusak yaitu turbine wheel, seal dan bearing. Usulan perbaikan metode
pemeliharaan pneumatic starter berupa predictive maintenance dari yang sebelumnya
yaitu breakdown maintenance dengan cara melaksanakan overhaul atau removal pada
pneumatic starter pada 1150 flight cycle yang diambil dari nilai MTTF (Mean Time
To Failure) dari hasil perhitungan dengan metode reliability
B. Landasan Teori
1. Maintenance
Perawatan merupakan unsur penting yang wajib dilakukan pada pesawat terbang
untuk menjamin keselamatan operasional. Jika perawatan tidak dilakukan sesuai
standar, dapat menimbulkan risiko terhadap keselamatan pesawat dan
penerbangan. Salah satu bentuk perawatan pada pesawat adalah pemeriksaan dan
inspeksi guna mencegah kerusakan yang tidak terduga pada struktur, sistem, dan
komponen pesawat. Menurut Nowlan dan Heap (1978), dalam penelitian oleh
Taaqbier et al. (2021), program perawatan yang dimiliki oleh operator memiliki
empat tujuan utama:
Memastikan keselamatan inheren dan tingkat keandalan peralatan.
Mengembalikan tingkat keselamatan dan keandalan ketika terjadi penurunan.
Mendapatkan informasi penting untuk perbaikan desain pada bagian atau
komponen yang keandalannya kurang memadai.
Mencapai tujuan-tujuan di atas dengan biaya minimal, termasuk biaya perawatan
dan biaya sisa kegagalan.
2. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance (pemeliharaan pencegahan) merupakan tindakan
pemeliharaan yang bertujuan mencegah terjadinya kerusakan yang kecenderungan
kerusakannya telah diketahui atau dapat diperkirakan sebelumnya (Praharsi et al.,
2015). Terdapat 2 jenis preventive maintenance.
26
a. Periodic Maintenance
Periodic Maintenance ini merupakan sebuah perawatan berkala yang terjadwal
untuk melakukan proses perawatan seperti cleaning, inspection, dan
replacement pada sebuah komponen yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan yang dapat mengganggu kinerja dari suatu sistem.
b. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan. Perawatan ini akan mengetahui kapan terjadinya
kerusakan pada komponen tertentu dengan cara melakukan analisa keandalan
(reliability) sehingga dapat dilakukan program perawatan sebelum waktu
kerusakan.
3. Sikorsky S76 C++
Sikorsky S-76 C++ adalah helikopter kelas menengah yang diproduksi oleh
Sikorsky Aircraft Corporation. Helikopter ini dirancang untuk digunakan dalam
berbagai aplikasi, termasuk transportasi pribadi, medevac, dan pemadam
kebakaran udara.
S-76 C++ memiliki mesin ganda dan baling-baling empat bilah yang dirancang
untuk memberikan performa yang tinggi dan stabil pada kecepatan yang tinggi.
Helikopter ini juga dilengkapi dengan sistem navigasi dan komunikasi modern
untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi dalam penerbangan.
S-76 C++ telah digunakan oleh banyak perusahaan dan organisasi di seluruh
dunia, termasuk perusahaan penerbangan komersial dan militer, operator
helikopter offshore, serta pemerintah dan organisasi kemanusiaan. (Sikorsky
Aircraft Corporation. (n.d.). S-76)
Berat dan dimensi Sikorsky S-76 C++ bervariasi tergantung pada konfigurasi
spesifik dan persyaratan misi. Namun, sebagai referensi umum, berat lepas landas
maksimum (MTOW) S-76 C++ adalah sekitar 5.397 kg (11.900 lb), dan panjang
keseluruhannya sekitar 16,1 meter (52,9 kaki), dengan diameter rotor sekitar 13,4
meter (44 kaki). (sikorsky maintenance manual, chapter 6)
27
4. Main Rotor hydraulic servo system
Setiap sistem hidrolik dikontrol secara elektrik oleh katup solenoid tiga arah,
masing-masing Daya listrik untuk setiap katup solenoid disuplai oleh bus DC
ESNTL dengan tegangan 28 volt. Katup solenoid tipe fail-safe biasanya dalam
kondisi tidak beraliran; hal ini memungkinkan cairan hidrolik bertekanan mengalir
ke servo aktuator. Daya listrik harus diberikan ke katup solenoid untuk mematikan
sistem hidrolik; ini mengalihkan aliran hidrolik dari servo aktuator kembali ke
tangki reservoir modul hidrolik. (Power, n.d.)
Pemberian daya listrik dikendalikan oleh sakelar SERVO NO. 1 - OFF dan
SERVO NO. 2 - OFF pada setiap pegangan stik kontrol kolektif. Ketika kedua
sakelar berada di posisi tengah (ON), katup solenoid pada setiap sistem hidrolik
tidak di aliri tegangan dan semua servo aktuator berfungsi dengan tekanan
hidrolik. Jika salah satu sakelar diletakkan ke posisi SERVO NO. 1 - OFF atau
SERVO NO. 2 - OFF, katup solenoid yang bertenganan dan servo aktuator pada
sistem tersebut berhenti berfungsi secara hidrolik. (Power, n.d.)
Aliran daya listrik ke setiap katup solenoid melewati serangkaian kontak dari
pressure switch sistem sebaliknya dan relay servo warning yang terjepit. Aliran
daya listrik terputus ke katup solenoid setiap kali tekanan pada sistem return turun
menjadi 1600 psi atau di bawahnya, atau ketika tahap return pada salah satu servo
terjepit. Hal ini mencegah sistem yang berfungsi dengan baik dari dimatikan jika
sistem lain mengalami kerusakan dan secara otomatis akan mengaktifkan sistem
lainnya jika sebelumnya dalam kondisi mati. (Power, n.d.)
28
Gambar II. 1Hydraulic System
Sumber (Aircraft maintenance manual S76) c++)
5. Main Rotor actuator
Ada tiga main rotor servo: Fwd Actuator, Aft Actuator , dan Lateral actuator.
Servo tersebut dipasang pada main rotor gerbox dan memberikan dorongan daya
untuk mengirimkan gerakan kontrol ke swashplate stasioner pada main rotor
head. Main rotor servo juga mengurangi gaya feedback dari main rotor head.
Servo dapat dipertukarkan. Setiap unit servo terdiri dari tahap pertama dan tahap
kedua yang dipasang secara paralel. (Power, n.d.)
Unit servo memiliki link input dan link feedback yang terhubung ke kedua tahap.
Setiap tahap memiliki piston daya independen, pilot valve, bypass valve, housing,
pressure switch, dan hydraulic suply. Pilot valve berisi corrective spool bypass
yang secara otomatis akan menempatkan tahapan servo dalam mode bypass untuk
memungkinkan pergerakan pada piston jika pilot servo terjadi kemacetan. Jika
kemacetan terjadi di satu tahap, pressure swich akan aktif dan mencegah matinya
tahap lainnya melalui electric interlock. (Power, n.d.)
Aktuasi pressure juga menghidupkan warning capsule SISTEM SERVO #1 atau
SISTEM SERVO #2 yang berlaku pada panel warning. Jika satu tahap dimatikan
dan kehilangan tekanan atau servo macet terjadi yang di tahap operasi, interlock
akan beralih ke tahap yang semula dimatikan. Daya hidraulik untuk servo disuplai
oleh sistem hidraulik tahap pertama dan kedua melalui manifold main rotor servo.
(Power, n.d.)
29
Gambar II. 2 Main Rotor Servo
Sumber (Aircraft maintenance manual S76 c++)
Root cause analysis (RCA) adalah suatu proses yang dirancang untuk digunakan
dalam menyelidiki dan mengkategorikan akar penyebab masalah terkait dengan
keamanan, kesehatan, lingkungan, kualitas, keandalan, dan dampak produksi.
RCA adalah alat yang membantu mengidentifikasi tidak hanya apa dan bagaimana
suatu peristiwa terjadi, tetapi juga mengapa hal itu terjadi. Dengan melakukan
RCA, peneliti dapat menentukan akar penyebab suatu peristiwa atau kegagalan,
dan dari hasil tersebut dapat menentukan tindakan korektif yang mencegah
kejadian serupa di masa depan.. Metode root cause analysis mempunyai 4 tahap
penyelesaian yaitu(Rooney & Vanden Hauvel, 2004):
a. Pengumpulan Data
Langkah pertama dalam analisis adalah mengumpulkan data. Tanpainformasi
lengkap dan pemahaman tentang acara tersebut, faktor penyebab dan akar
penyebab yang terkait dengan peristiwa tidak dapat diidentifikasi. Sebagian
besar waktu dihabiskan untuk menganalisis suatu peristiwa dihabiskan untuk
berkumpul data (Rooney & Vanden Hauvel, 2004).
b. Casual Factor Charting
Merupakan sebuah bagan struktur yang digunakan untuk mengatur dan
menganalisis
informasi
yang
dikumpulkan
selama
investigasi
dan
mengidentifikasi kesenjangan dan kekurangan dalam data saat penyelidikan
berlangsung. Bagan tersebut hanya diagram urutan dengan tes logika yang
menggambarkan peristiwa untuk suatu kejadian (Rooney & Vanden Hauvel,
2004).
c. Identifikasi Akar Penyebab
Setelah semua faktor penyebab sudah diidentifikasi, selanjutnya dilakukan
identifikasi akar penyebabnya dengan melibatkan penggunaan diagram
keputusan yang disebut root cause map. Map tersebut menyusun proses
penalaran dari peneliti dan membantu mereka menjawab pertanyaan tentang
mengapa faktor penyebab tertentu ada atau muncul. Identifikasi akar penyebab
30
membantu peneliti menentukan alasan terjadinya peristiwa tersebut terjadi
sehingga masalah seputar terjadinya dapat diatasi (Rooney & Vanden Hauvel,
2004).
d. Pembuatan Rekomendasi dan Implementasi
Setelah identifikasi akar penyebab dan faktor penyebab masalah diketahui,
langkah selanjutnya adalah pembuatan rekomendasi untuk mencegah masalah
terjadi lagi. Rekomendasi hasil analisis ini biasanya disajikan dengan tabel
yang memuat deskripsi faktor penyebab, jalur akar penyebab masalah, dan
rekomendasi (Rooney & Vanden Hauvel, 2004).
Dalam jurnal (Dibyo Widodo, 2019) Metode Root Cause Analysis (RCA) ada
empat proses tahapan menurut Rooney dan Heuvel (2004) yang terdiri dari:
a. Tahap pertama, mengumpulkan data. Tahapan mengumpulkan data dilakukan
untuk memperoleh beberapa informasi yang dibutuhkan dengan tujuan sebagai
bahan identifikasi masalah yang terjadi sebelum memasuki tahap analisis.
b. Tahap kedua, pembuatan diagram faktor-faktor penyebab masalah. Membuat
fishbone chart yang digunakan ketika akan mengidentifikasi kemungkinan
penyebab masalah yang terjadi. Faktor penyebab masalah merupakan beberapa
hal masalah yang disebabkan oleh kontribusi (kegagalan komponen ataupun
kesalahan manusia) pada kejadian tersebut, yang apabila dihilangkan dapat
mampu mengurangi keparahan terhadap masalah.
c. Tahap ketiga, identifikasi akar masalah. Langkah ini merupakan identifikasi
akar masalah yang dilakukan setelah tahapan pembuatan diagram faktor-faktor
penyebab masalah yang bertujuan untuk membantu membantu menemukan
beberapa alasan mengapa masalah itu bisa terjadi yang membuat masalah itu
bisa untuk dapat diatasi.
d. Tahap keempat, pemberian Rekomendasi. Langkah ini merupakan pemberian
rekomendasi yang dilakukan setelah identifikasi masalah bertujuan untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan yang sama.
Menurut (De Fretes, 2022) dalam artikelnya RCA (Root Cause Analysis) secara
umum merupakan metoda analisa penelitian kualitatif yang dilakukan dengan
31
membangun konstruksi pemaknaan empirik, logik, dan etik berdasarkan
argumentasi dan pemaknaan atas fenomena yang diteliti. Penggambaran
argumentasi dan pemaknaan dilakukan dengan penggambaran deskripsi –
deskripsi guna membentuk pemahaman yang komprehensif (Wibowo et al., 2018).
RCA dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain: inventarisasi data,
penyusunan diagram sebab – akibat, analisa penyebab akar permasalahan, dan
penyusunan rekomendasi. Secara proses, tujuan utama dari RCA adalah
mengidentifikasi dan memahami “apa, bagaimana, dan mengapa” pada sebuah
peristiwa untuk kemudian dirumuskan strategi yang tepat dalam penanganan
permsalahan terkait “error” yang ditemukan dalam proses analisa.
6. Fault Tree Analysis
Fault tree analysis (FTA) adalah suatu metode grafis yang memodelkan
bagaimana kegagalan menyebar melalui sistem, yaitu bagaimana kegagalan satu
atau lebih komponen menyebabkan kegagalan seluruh system. Fault tree analysis
(FTA) mengidentifikasi, memodelkan, dan mengevaluasi keterkaitan dari
peristiwa yang mengarah ke kegagalan dan kejadian yang tidak diinginkan.
Diagram Fault Tree ini digunakan untuk mengetahui penyebab kerusakan
komponen kritis pompa hydraulic axial 500 LPS (Ramadhan et al., 2021).
Menurut Ferdiana & Priadythama dalam jrunalnya Fault Tree Analysis merupakan
sebuah analytical tool yang menerjemahkan secara grafik kombinasi-kombinasi
dari kesalahan yang menyebabkan kegagalan dari sistem. Teknik ini berguna
mendeskripsikan dan menilai kejadian di dalam sistem (Ferdiana &
Priadythama, 2016)
Metode Fault Tree Analysis ini efektif dalam menemukan inti permasalahan
karena memastikan bahwa suatu kejadian yang tidak diinginkan ataukerugian yang
ditimbulkan tidak berasal pada satu titik kegagalan. Fault Tree Analysis
mengidentifikasi hubungan antara faktor penyebab dan ditampilkan dalam bentuk
pohon kesalahan yang melibatkan gerbang logika sederhana. Terdapat 5 tahapan
untuk melakukan analisa dengan Fault Tree Analysis (FTA), yaitu sebagai berikut
(Ferdiana & Priadythama, 2016):
1. Mendefinisikan masalah dan kondisi batas dari suatu sistem yang ditinjau
32
2. Penggambaran model grafis Fault Tree
3. Mencari minimal cut set dari analisa Fault Tree
4. Melakukan analisa kualitatif dari Fault Tree
5. Melakukan analisa kuantitatif dari Fault Tree
Gerbang logika menggambarkan kondisi yang memicu terjadinya kegagalan, baik
kondisi tunggal maupun sekumpulan dari berbagai macam kondisi. Konstruksi
dari fault tree analysis meliputi gerbang logika yaitu gerbang AND dan gerbang
OR. Setiap kegagalan yang terjadi dapat digambarkan ke dalamsuatu bentuk pohon
analisa kegagalan dengan mentransfer atau memindahkan komponen kegagalan
ke dalam bentuk simbol (Logic Transfer Components) dan Fault Tree Analysis.
Simbol-simbol dalam Fault Tree Analysis yang digunakan dalam menguraikan
suatu kejadian disajikan pada Tabel 2.
Tabel II. 1 Simbol - simbol dalam Fault Tree Analysis
Sumber (Standarku. (n.d.). Fault Tree Analysis)
7. Distribusi Weibull
Distribusi Weibull adalah distribusi yang memiliki peranan yang penting terutama
pada persoalan keandalan (reliability) dan analisis rawatan (mantainability).
Distribusi Weibull sering dipakai sebagai pendekatan untuk mengetahui
karakteristik fungsi kerusakan karena perubahan nilai akan mengakibatkan
distribusi Weibull mempunyai sifat tertentu ataupun ekuivalen dengan distribusi
33
tertentu. Distribusi ini adalah distribusi serbaguna yang dapat mengambil
karakteristik dari jenis lain dari distribusi, berdasarkan nilai dari bentuk parameter
(Otaya, 2016).
Analisa Weibull digunakan pada dunia penerbangan dan telah menjadi sebuah
standar dalam menentukan umur atau lifetime komponen pada pesawat terbang
(Fani, 2022). Keuntungan dari analisis Weibull adalah kemampuan dalam
mendapatkan analisis kegagalan yang cukup akurat dan prediksi kegagalan dengan
data yang sangat kecil. Distribusi Weibul adalah distribusi probabilitas penting
yang digunakan dalam mencirikan perilaku probabilistik dari sejumlah besar
fenomena dunia nyata. Distribusi ini berguna sebagai model kegagalan dalam
menganalisis keandalan berbagai jenis sistem (Otaya, 2016).
Parameter Weibull
a. Shape parameter (𝛽)
Merupakan parameter dalam perhitungan distribusi probabilitas, parameter ini
mempengaruhi bentuk dari suatu distribusi apakah akan luas atau sempit.
Menurut (Abernethy, 2015) pada penelitian (Fani, 2022).
b. Scale parameter (𝜂)
Merupakan parameter juga dalam perhitungan distribusi probabilitas, namun
parameter ini mempengaruhi persebaran distribusi nya apakah akan tersebar
atau terpusat. Menurut (Abernethy, 2015) pada penelitian (Fani, 2022).
Untuk mendapatkan scale dan shape parameter menggunakan metode regresi
linier dari persamaan unreliability pada distribusi Weibull dengan pendekatan
F(t) = Median Rank. Menurut (Abernethy, 2015) pada penelitian (Fani, 2022).
8. Reliability
Reliability atau keandalan merupakan sebuah kemungkinan dari komponen untuk
bisa menjalankan fungsinya dengan semestinya. Fungsi reliability adalah fungsi
matematik yang menyatakan hubungan reliability dengan waktu (Gilang Nugraha,
2017). Persamaan reliability sebagai berikut :
34
R(t) = 𝑒
𝑡
−( )𝛽
(2.1)
𝜂
dengan :
t
= Waktu yang akan dihiitung probabilitasnya
𝜂
= Scale parameter
𝛽
= Shape parameter
e
= 2.718281828
9. Unreliability
Unreliability merupakan sebuah peluang yang terjadi pada komponen untuk
mengalami kerusakan. Persamaan unreliability sebagai berikut :
F(t) = 1 - 𝑒
𝑡
−( )𝛽
(2.2)
𝜂
dengan :
t
= Waktu yang akan dihiitung probabilitasnya
𝜂
= Scale parameter
𝛽
= Shape parameter
e
= 2.718281828
10. Median Rank
Merupakan analisis data yang digunakan dalam distribusi weibull dimana data
tersebut perlu terlebih dahulu di ranking dari yang terkecil hingga besar dan
digunakan untuk menentukan simpangan kuadrat X dan Y (Setiawan et al., 2020).
Persamaan Median Rank sebagai berikut:
(𝑖 − 0.3)
Median Rank = (𝑁 + 0.4)
(2.3)
dengan :
i
= Urutan Kegagalan
N
= Total jumlah sampel
35
11. Regresi Linear
Regrasi linear merupakan sebuah metode yang digunakan sebagai teknik
menganalisis data untuk memprediksi nilai data yang belum diketahui. Dalam
Distribusi Weibull metode ini digunakan untuk dapat menentukan parameter pada
Weibull. Menurut (Abernethy, 2015) pada penelitian (Fani, 2022). Persamaan
regresi linear sebagai berikut :
y = a + bx
b=
𝑛
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 ∑𝑖=1 𝑦𝑖
𝑁
2
(∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖)
2
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 −
𝑁
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖𝑦𝑖 −
a=
(2.4)
𝛴 𝑦𝑖 − 𝑏(𝛴𝑥𝑖)
𝑛
12. Failure Rate
Failure rate atau laju kegagalan merupakan sebuah jumlah banyaknya frekuensi
kerusakan pada sebuah komponen dalam satuan waktu tertentu. Persamaan failure
rate sebagai berikut :
λ(t) =
𝛽 𝑡 β-1
( )
𝜂 𝜂
(2.5)
dengan :
t
= Waktu yang akan dihitung probabilitasnya
𝜂
= Scale parameter
𝛽
= Shape parameter
13. Mean Time to Failure (MTTF)
Mean time to failure merupakan penentuan waktu prediksi pada sebuah komponen
untuk diketahui waktu kegagalan atau tidak optimalnya lagi komponen tersebut
untuk digunakan. Persamaan mean time to failure sebagai berikut :
1
MTTF = ηГ(𝛽 + 1)
(2.6)
dengan :
36
𝜂
= Scale parameter
𝛽
= Shape parameter
14. Pengaruh Shape Parameter Distribusi Weibull
Nilai Parameter bentuk akan mempengaruhi sebuah pola dari distribusi. Dengan
adanya parameter 𝛽 dapat ditentukan tingkat kerusakan-kerusakan yang sering
terjadi.
Gambar II. 3 Grafik Pengaruh Shape Parameter
Sumber (Abernethy, 1996)
𝛽 < 1, Jika kebanyakan jenis kegagalan pada komponen yang mempunyai 𝛽 < 1
itu akan meningkatkan usia komponen seiring dengan menurunnya hazard rate.
𝛽 =1, Menandakan kerusakan secara acak (tidak terpengaruh oleh alat atau
mesin), dimana tingkat kegagalan konstan (tidak ada perubahan). Hal ini bisa
terjadi karena maintenance error, human error, FOD, lightning strike, dan
lainnya.
𝛽 > 1 , Menandakan jenis kerusakan yang dikarenakan terindikasi wear out.
Dengan adanya kerusakan jenis ini maka hazard rate akan meningkat mengikuti
waktu. Penyebab kerusakan ini biasanya dikarenakan oleh korosi, erosi, dan
lainnya.
15. Pengaruh Scale Parameter Distribusi Weibull
Perubahan parameter skala  memiliki efek yang sama pada distribusi, yang
disebut perubahan skala. Peningkatan nilai  dan β ke konstanta menyebabkan
37
peregangan kurva distribusi Weibull. Karena nilai kurva konstan, puncak kurva
berkurang dengan bertambahnya β, menurut (HBM Prenscia, 2021) pada
penelitian (Fani, 2022).
Gambar II. 4 Grafik pengaruh scale parameter
Sumber (Fani, 2022).
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kombinasi antara metode
kuantitatif dan kualitatif untuk mengkaji komponen main rotor servo P/N 7665009805-111 pada pesawat dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang keandalan dan penyebab kerusakan komponen tersebut. Data
yang digunakan mencakup informasi dari periode waktu tertentu, dan analisis
dilakukan dengan metode berikut:
1. Pendekatan Kuantitatif
Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan distribusi
Weibull untuk menghitung dan menentukan keandalan dari komponen main rotor
servo P/N 76650-09805-111. Distribusi Weibull dipilih karena dapat memberikan
analisis kegagalan yang akurat serta prakiraan kegagalan dengan sampel yang
terbatas. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk mengestimasi nilai MTTF
(Mean Time To Failure) dari komponen main rotor servo.
2. Pendekatan Kualitatif
Selain pendekatan kuantitatif, penulis juga menerapkan pendekatan kualitatif)
untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan yang sering terjadi pada komponen
main rotor servo P/N 76650-09805-111. Metode FTA digunakan untuk menggali
lebih dalam tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan
komponen. Dalam hal ini, penulis menggunakan Fault tree analisys untuk
mengidentifikasi akar penyebab kerusakan. Penulis akan melakukan wawancara
dengan beberapa engineer yang memiliki pengetahuan tentang komponen servo
rotor utama P/N 76650-09805-111 di PT GMF Aeroasia untuk mendapatkan
pandangan ahli mengenai masalah yang ada.
Dengan menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif ini, penulis berharap
dapat memberikan wawasan yang lebih lengkap tentang keandalan komponen main
rotor servo P/N 76650-09805-111 serta penyebab utama kegagalan yang sering terjadi.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan usulan dan rekomendasi
terkait jadwal perawatan yang lebih efektif untuk mengurangi kejadian kegagalan dan
39
meminimalisir dampaknya terhadap operasional pesawat. Diagram alir
Dalam suatu penelitian diperlukan sebuah diagram alir. Diagram alir ini merupakan
sebuah pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan mengikuti prosedur
yang ada pada diagram alir. Diagram alir ini juga merupakan sebuah aspek yang harus
dipenuhi guna mencapai keberhasilan dalam melakukan penelitian ini. Di Bawah ini
merupakan sebuah bentuk alur penelitian yang penulis lakukan untuk menyelesaikan
Tugas Akhir ini :
Mulai
Studi Dokumen
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data Umur
Komponen High Stage Regulator
Berdasarkan AFML
Pengolahan dan Analisa Data Umur
Komponen High Stage Regulator
Berdasarkan AFML
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar III. 1 Diagram Alir Penelitian
40
B. Prosedur Penelitian
1. Studi Dokumen dan Studi Literatur
Studi dokumen merupakan kegiatan yang penulis lakukan dalam melaksanaan
penelitian pada komponen main rotor servo P/N 76650-09805-111pada helicopter
Sikorsky S76 C++. PT. Pelita air service. Studi dokumen ini merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan menganalisis dokumen atau
data. Studi literatur merupakan pemahaman yang penulis lakukan untuk
mengetahui teori dari komponen main rotor servo.
2. Pengumpulan Data
Pengumupulan data untuk penelitian ini penulis lakukan dengan melihat catatan
kerusakan atau historical kerusakan di unit Engineering PT. Pelita air service dan
melakukan wawancara pada teknisi type rating Sikorsky S76 C++ di PT. Pelita air
service mengenai permasalahan yang akan penulis angkat menjadi tugas akhir ini.
Data yang penulis kumpulkan sebagai berikut :
1. Aircraft Maintenance Manual.
2. Component Maintenance Manual.
3. Part number dari komponen main rotor servo
4. Historical kerusakan komponen main rotor servo.
5. Waktu kejadian kerusakan main rotor servo.
6. Seberapa seringannya kejadian pada komponen Main rotor servo Pada
Helicopter Sikorsky S76 C++.
7. Data pilot report mengenai komponen Main rotor servo.
8. Data mengenai belum adanya jadwal perawatan atau penggantian untuk
komponen Main rotor servo
9. Data diatas merupakan data yang penulis kumpulkan untuk menyelesaikan
penelitian pada tugas akhir ini. Data yang diperlukan pada penelitian ini yaitu
AFML (Aircraft Flight Maintenance Logbook). AFML adalah sebuah data
mengenai sebuah komponen seperti data kerusakan, data pelepasan komponen,
data perbaikan komponen, dan lainnya.
41
3. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data yang dibutuhkan didapatkan, pengolahan data dan menganalisis data.
Dalam tahap ini penulis menggunakan distribusi Weibull untuk menentukan
Failure rate (laju kegagalan), menentukan nilai reliability (keandalan) dan
mengetahui jadwal yang efektif dalam melakukan perawatan ataupun penggantian
pada komponen Main rotor servo dengan menghitung nilai MTTF (Mean Time To
Failure). Untuk menentukan hal tersebut, data yang sudah dikumpulkan akan
dilakukan pengolahan dan analisis sesuai dengan langkah-langah berikut :
1. Membuat data tabel umur komponen main rotor servo P/N 76650-09805-111
Menentukan dan menghitung parameter Distribusi Weibull, yaitu shape
parameter (β) dan scale parameter ().
2. Untuk menentukan parameter β dan , dilakukan proses perhitungan
menggunakan regresi linear.
3. Setelah diketahui nilai kedua parameter tersebut maka lakukan analisis atau
perhitungan laju kegagalan (failure rate) pada komponen main rotor servo P/N
76650-09805-111
4. Melakukan analisis keandalan (reliability) pada komponen main rotor servo
P/N 76650-09805-111.
5. Menentukan nilai mean time to failure (MTTF) pada komponen main rotor
servo P/N 76650-09805-111.
6. Menentukan jadwal perawatan atau penggantian pada komponen main rotor
servo P/N 76650-09805-111 berdasarkan nilai mean time to failure (MTTF).
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi di PT Pelita Air Service yang
terletak di Bandara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten. Penelitian dilakukan
selama periode 4 bulan, mulai dari bulan Oktober 2022 hingga Februari 2023.
42
BAB III
HASIL DAN ANALISA
A. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Data Kerusakan Komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111
Dalam melakukan analisis keandalan (reliability) ini maka dibutuhkan data
untuk melakukan analisis keandalan dan menentukan jadwal perawatan atau
penggantian pada komponen main rotor servo (lampiran D) merupakan data
kerusakan komponen main rotor servo. Dalam melakukan penelitian ini penulis
mengolah data komponen main rotor servo berdasarkan part number yang sama.
Jumlah kerusakan pada komponen high stage regulator ini yang terjadi dalam
kurun waktu dari tahun 2018-2022 yaitu sebanyak 17.
Selain data kerusakan tentunya terdapat juga data mengenai waktu kejadian
kerusakan (time to failure) seperti tanggal dan kemampuan komponen high stage
regulator P/N 107484-7 melakukan fungsinya dalam satuan jam (hours) yang bisa
kita amati pada component change record (Lampiran D)
2. Menentukan dan Menghitung Parameter Distribusi Weibull
Untuk melakukan perhitungan laju kegagalan (failure rate), keandalan (relability),
dan menentukan jadwal perawatan atau penggantian, penulis menggunakan
Distribusi Weibull. Dalam melakukan perhitungan, penulis menentukan parameter
β dan η yang bisa didapatkan dengan melakukan pengolahan menggunakan regresi
linear. Pada regresi linear ini dibutuhkan persamaan linear untuk menentukan
parameter β dan η. Untuk menghitung laju kegagalan (failure rate), keandalan
(relability), dan menentukan jadwal perawatan atau penggantian komponen,
penulis menggunakan data flight hour dari komponen high stage regulator.
Persamaan yang penulis gunakan untuk menentukan persamaan linearnya, yaitu
persamaan unreliability untuk menentukan nilai β dan η. Distribusi Weibull
didefinisikan secara matematis. (Abernethy, 1996)
43
𝑡
F(t) = 1 - 𝑒
−(𝜂)𝛽
(4.1)
dengan :
t
= Waktu yang akan dihiitung probabilitasnya
𝜂
= Scale parameter
𝛽
= Shape parameter
e
= 2.718281828
Sebelum dilakukan perhitungan dengan menggunakan regresi linear, persamaan
diatas harus dibuat menjadi persamaan garis/linear yang mempunyai persamaan y
= a + bx. Untuk mendapatkan persamaan garis/linear tersebut maka diberikan log
normal pada kedua sisi dari persamaan diatas. Pada dasarnya log normal
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan logaritma pada umumnya.
Untuk mengetahui parameter nilai β, dimana parameter nilai β = b. penulis
menggunakan regresi linear. Untuk melakukan regresi linear, maka gunakan
persamaan Median Rank. Berikut persamaannya :
F(t) =
(𝑖 − 0.3)
(4.23)
(𝑁 + 0.4)
dengan :
F(t)
= Median Rank
i
= Urutan Kegagalan
N
= Total jumlah sampel
Setelah didapatkan nilai median rank maka lakukan regresi linear. Berikut
persamaannya :
b=
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖𝑦𝑖 −
2
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖
𝑛
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 ∑𝑖=1 𝑦𝑖
𝑁
2
(∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖)
−
(4.24)
𝑁
44
dengan :
x
= ln(t) atau ln(time to failure)
y
= ln(-(ln(1 - F(t)))) atau ln(-(ln(1 – median rank)))
N
= Jumlah Data
a=
𝛴 𝑦𝑖 − 𝑏(𝛴𝑥𝑖)
(4.25)
𝑁
dengan :
x
= ln(t) atau ln(time to failure)
y
= ln(-(ln(1 - F(t)))) atau ln(-(ln(1 – median rank)))
Dalam melakukan perhitungan regresi linear maka penulis harus menentukan
variabel-variabel yang belum diketahui nilainya berdasarkan persamaan regresi
linear. Dibawah ini merupakan perhitungan regresi linear.
Tabel Perhitungan Regresi Linear (Lampiran F)
Berikut merupakan perhitungan dalam menentukan nilai b = β sebagai shape
parameter dan nilai η sebagai scale parameter. Kedua parameter tersebut harus
diketahui untuk bisa menganalisis dan menentukan jadwal perawatan atau
penggantian komponen yang tepat, menentukan nilai keandalan (reliability), dan
menentukan laju kegagalan (failure rate) menggunakan metode Weibull
Distribition.
b=
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖𝑦𝑖 −
𝑛
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 ∑𝑖=1 𝑦𝑖
𝑁
2
(∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖)
2
∑𝑛
𝑖=1 𝑥𝑖 −
𝑁
b = 1,033758667
Untuk dapat menentukan nilai η, harus diketahui nilai a terlebih dahulu. Berikut
perhitungannya :
a=
𝛴 𝑦𝑖 − 𝑏(𝛴𝑥𝑖)
𝑁
a = −8,822319136
45
Berdasarkan hasil diatas, nilai β diketahui lebih dari 1. Pada Weibull Handbook
Distribution, ketika nilai β > 1, hal itu menandakan jenis kerusakan yang
dikarenakan terindikasi wear out. Dengan adanya kerusakan jenis ini maka hazard
rate akan meningkat mengikuti waktu. Penyebab kerusakan ini biasanya
dikarenakan oleh korosi, erosi, dan lainnya. Lakukan perhitungan yang sama juga
untuk mengetahui nilai η (scale parameter).
𝑎
η = 𝑒 −𝑏
η = 2.718281828
−
(−0.55530382)
(0.000263296)
η = 2.7182818282109.047687773
η = 5085,839565
3. Menentukan Failure rate
Failure rate atau laju kegagalan merupakan jumlah dari banyaknya frekuensi
keseringan terjadinya kerusakan pada komponen high stage regulator. Nilai
failure rate ini berhubungan dengan nilai β. Untuk nilai failure rate ini harus bisa
membuktikan kriteria dari nilai β. Untuk menentukan nilai failure rate, maka
digunakan persamaan berikut. (Abernethy, 1996).
λ(t) =
𝛽 𝑡 β-1
( )
𝜂 𝜂
dengan :
t
= Waktu yang akan dihitung probabilitasnya
𝜂
= Scale parameter
𝛽
= Shape parameter

Nilai Failure Rate pada saat t = 1000
λ(t) =
𝛽 𝑡
( ) β-1
𝜂 𝜂
46
λ(t) =
1,033758667
(
1000
5085,8395648952 5085,83956489526
)1,033758667- 1
λ(t) = 0,000192402
4. Menentukan Nilai Reliability dan Unreliability
Reliability atau keandalan merupakan sebuah probabilitas pada sebuah komponen
atau sistem untuk bisa bekerja sesuai fungsinya dengan baik dan maksimal.
Tingkat reliability ini digunakan untuk memprediksi kerusakan atau kegagalan
pada sebuah komponen dimasa yang akan dating. Dibawah ini merupakan
perhitungan tingkat reliability pada komponen high stage regulator. Untuk
menentukan nilai reliability maka digunakan persamaan berikut. (Abernethy,
1996).
R(t) = 𝑒
𝑡
−( )𝛽
𝜂
dengan :
t
= Waktu yang akan dihiitung probabilitasnya
𝜂
= Scale parameter
𝛽
= Shape parameter
e
= 2.718281828
R(t) = 100 %
𝑡
R(t) = 𝑒
−(𝜂)𝛽
R(t) = 2.718281828
1000
)1,033758667
5085,8395657
−(
47

Nilai Reliability pada saat t = 1000
Selain menentukan nilai reliability, penulis juga akan menentukan nilai
unreliability untuk komponen high stage regulator. Unreliability merupakan
sebuah kemungkinan pada komponen untuk terjadinya kerusakan atau kegagalan.
Dalam kata lain unreliability ini merupakan kebalikan dari reliability. Untuk
mengetahui nilai unreliability, digunakan persamaan berikut :
𝑡
F(t) = 1 - 𝑒
−(𝜂)𝛽
dengan :
t
= Waktu yang akan dihiitung probabilitasnya
𝜂
= Scale parameter
𝛽
= Shape parameter
e
= 2.718281828

Nilai Unreliability pada saat t = 1000
F(t) = 1 - 𝑒
𝑡
−( )𝛽
𝜂
F(t) = 1 − 2.718281828
1000
)1,033758667
5085,8395657
−(
F(t) = 1 - 0,830174524
F(t) = 16,98254763
Dibawah ini merupakan tabel untuk mengetahui nilai unreliability, reliability, dan
failure rate komponen high stage regulator pada setiap satuan flight hour (FH).
Tabel IV. 1 Nilai Unreliability, Reliability, dan Failure Rate (LAMPIRAN E)
5. Menentukan Nilai Mean Time to Failure (MTTF)
Mean Time to failure adalah sebuah prediksi waktu terhadap komponen untuk
memperkirakan kapan suatu komponen akan mengalami kerusakan atau tidak bisa
menjalankan fungsi yang semestinya. Penentuan nilai mean time to failure pada
peneltian ini digunakan untuk membuat sebuah predictive maintenance berupa
48
jadwal perawatan atau penggantian pada komponen Main Rotor Servo P/N 7665009805-111 Berikut merupakan persamaan untuk menentukan nilai MTTF :
1
MTTF = ηГ(𝛽 + 1)
dengan :
𝜂
= Scale parameter
𝛽
= Shape parameter
Г
= Fungsi Gamma
1
Т = ηГ(𝛽 + 1)
Т = 2401,841368
Dari perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa nilai MTTF dari komponen
Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111 ini yaitu 2401 FH. Nilai MTTF ini juga
dijadikan acuan sebagai jadwal baru untuk melakukan perawatan atau penggantian
pada komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111 yang sebelumnya
belum ada jadwal perawatan atau penggantian untuk komponen Main rotor servo
ini seperti yang tertera pada maintenance program Sikorsky S76 C++ PT. Pelita
Air Service
6. Fault Tree Analysis Diagram
Pada pencarian akar penyebab terjadinya kerusakan dari leak komponen brake
accumulator penulis menggunakan fault tree analysis sebagai tool untuk
mengetahui event apa yang menyebabkan kejadian leak itu terjadi dan
mendeskripsikan hasil temuan akar penyebabnya.
49
Gambar I. 1 Diagram Fault Tree Analysis
Sumber : Data Penulis)
Tabel III. 1 Fault Tree Analysis
NO
EVENT
KETERANGAN
1
A1
Main Rotor Servo Failure
2
B1
Leaking pada Piston Main rotor Servo
3
B2
Bearing Play Pada Main rotor Servo
4
B3
Macetnya komponen Pressure Switch
5
C1
Kerusakan yang di akibatkan oleh material
6
C2
Kerusakan yang di akibatkan oleh manusia
7
C3
Kerusakan yang di akibatkan oleh material
50
8
C4
Kerusakan yang di akibatkan oleh manusia
9
C5
Kerusakan saat pemgoprasian Pressure Switch
10
D1
Wear Out pada Packing Atau Seal
11
D2
Terjadi Wear out pada Teflon bearing
12
F1
Umur dari Packing/seal sudah pada batasnya
13
F2
Lack of awareness di karenakan tidak
bersihkannya piston pada Main rotor Servo
14
F3
Umur dari teflon sudah pada batasnya
15
F4
Lack of awareness di karenakan tidak di
bersikhannya bagian Bearing pada Main rotor Servo
16
F5
Terjadinya Pressure Switch Jam
di
Tabel III.1 adalah hasil dari analisis Fault Tree yang menjelaskan penyebab terjadinya
kegagalan pada Main Rotor Servo. Tabel IV.2 memberikan rincian tentang setiap
peristiwa yang terlibat dalam kejadian ini.
Dalam Gambar IV.1, analisis Fault Tree digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab
dari kegagalan pada Main Rotor Servo sebagai peristiwa puncak (Top Event). Terdapat
beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kegagalan ini, yang dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori utama: faktor internal (B) dan faktor eksternal (C).
Faktor internal (B) melibatkan kondisi internal dari komponen Main Rotor Servo itu
sendiri. Kelebihan beban pada piston Main Rotor Servo (B1) dapat menyebabkan
kebocoran dan merusak komponen. Selain itu, adanya play pada bearing (B2) juga dapat
mempengaruhi kinerja Main Rotor Servo. Gangguan pada komponen Pressure Switch
(B3) juga dapat memicu kegagalan.
Faktor eksternal (C) dapat dibagi menjadi dua subkategori: kerusakan yang disebabkan
oleh material (C1 dan C3) dan kerusakan yang disebabkan oleh manusia (C2 dan C4).
Penggunaan material yang tidak sesuai atau kualitas material yang buruk (C1 dan C3)
dapat mempengaruhi performa komponen. Selain itu, tindakan manusia seperti kelalaian
dalam menjalankan tugas perawatan dan pemeliharaan (C2 dan C4) juga dapat berdampak
pada kegagalan.
Selain faktor-faktor di atas, ada faktor tambahan yang berkontribusi pada kejadian ini,
seperti kerusakan saat pengoperasian Pressure Switch (C5). Penggunaan yang tidak benar
atau gangguan saat operasional Pressure Switch dapat menyebabkan masalah dalam
sistem.
51
Faktor-faktor internal dan eksternal ini akhirnya dapat memicu kejadian puncak (Top
Event), yaitu kegagalan pada Main Rotor Servo. Sejumlah sub-faktor (D dan F) juga turut
berkontribusi terhadap faktor-faktor di atas. Penggunaan yang berlebihan atau usia dari
packing/seal (D1), teflon bearing (D2), dan komponen lainnya dapat menyebabkan wear
out yang mempengaruhi kinerja komponen. Kehilangan kesadaran atau awareness
terhadap tugas perawatan (F1 dan F4) juga dapat mengakibatkan masalah. Terakhir, umur
yang sudah mencapai batas maksimal (F2 dan F3) dari komponen seperti packing/seal
dan teflon bearing juga berkontribusi terhadap kegagalan.
7. Usulan Tindakan Perbaikan
Setelah ditemukannya faktor apa saja yang menjadi penyebab serta akar permasalahan
dari kerusakan komponen brake accumulator, usulan perbaikan adalah sebagai berikut:
Tabel III. 2 Hasil Analisis Permasalahan
Faktor
Manusia
Akar
Sumber
Penyebab
Lack
of Hasil wawancara Berdasarkan
awareness
pada
dan studi pustaka
saat
dapatakan
Corrective
hasil
hasil
pemberisahan
pengecheckan
wawancara
yaitu
pada
di
melakukan
komponen
–
komponen sensitif yaitu Main rotor servo
shaft,
piston,
menghindari
sehingga
dan
Bearing
agar
kontoran
menempel
menyebabkan
komponen
tersebut menjadi bocor di karenakan
debu, ataupun kerikil
Pengipras
Pressure
ian
switch
Hasil
wawancara Pressure switch adalah komponen yang
yang dan studi pustaka
tidak berfungsi
penting pada main rotor servo system,
karena
pressure
switch
nerupakan
komponen yang mengatur arah tekanan
hydraulic, dari sytem 1 dan system 2,
maka sebaiknya sebelum helicopter
terbang, harus di lakukan pengecheckan
pressure switch secara manual, dengan
mengaktifkan interlock dan menguji
apakah pressure switch masih berfungsi
dengan baik
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan perhitungan mengenai failure rate (laju kegagalan),
reliability (keandalan), dan penentuan jadwal perawatan atau penggantian pada
komponen high stage regulator P/N 107484-7 oleh penulis, maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. MTTF dari komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111 ini yaitu 5017 FH.
2. Nilai failure rate (laju kegagalan) pada saat komponen high stage regulator ini
mencapai 5017 FH flight hour adalah 0,000203145. Nilai failure rate (laju
kegagalan) ini juga akan meningkat seiring bertambahnya fligh hour. Nilai failure
rate (laju kegagalan) ini memiliki hubungan dengan nilai parameter β. Ketika
parameter β lebih besar dari 1 ( β > 1 ), hal itu menandakan jenis kerusakan yang
dikarenakan terindikasi wear out.
3. Tingkat reliability (keandalan) untuk komponen high stage regulator P/N 1074847 pada flight hour 3000 yaitu 37.43%.
4. Dari hasil analisis menggunakan diagram fault tree analysis penyebab kerusakan
komponen brake accumulator yaitu leak sebagai top event yang menjadi fokus
utama disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya perawatan, pengoperasian dan
material. Pada faktor perawatan yang menjadi akar permasalahan atau basic event
adalah low off awareness dan ware out yang terjadi pada saat perawatan. Lalu
untuk faktor pengoperasian yaitu pada Pressure swich yang macet
B. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, penulis menyarankan untuk melanjutkan
penelitian ini, yaitu :
1. Melakukan perawatan atau penggantian pada komponen Main Rotor Servo P/N
76650-09805-111pada saat umur komponen 5000 flight hour
2. Melaksanakan pengecheckan secara berkala untuk kebersihan komponen main
rotor servo shaft, main rotor servo bearing
53
3. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan engineer harus ada pengecheckan lebih
lanjut untuk komponen pressure switch
4. Menghitung biaya (cost) dan menentukan suku cadang (spare part) untuk
komponen Main Rotor Servo P/N 76650-09805-111
54
DAFTAR PUSTAKA
Adekayanti, Y., Adiasa, I., & Mashabai, I. (2021). Analisis Gangguan Pada Kwh Meter
Pelanggan Di Pt. Pln (Persero) Up3 Sumbawa Menggunakan Fishbone Dan Pdca (Plan,
Do, Check, Action). Jurnal Industri & Teknologi Samawa, 2(1), 22–31.
https://doi.org/10.36761/jitsa.v2i1.1020
Dibyo Widodo. (2019). Analisis Gangguan Transmisi Tenaga Listrik Menggunakan
Metode Root Cause Analisys (Rca). 1–10.
Februar, & Federal, V. (2012). Aviation Maintenance Technician Handbook—Airframe:
FAA-H-8083-31 Volume 2. 2, 564.
Handbook, H. F. (2019). FAA-H-8083-21A. United States Department of Transportation,
Federal Aviation Administration, Airman Testing Branch.
Britannica, E. (1993). Encyclopædia britannica. Chicago: University of Chicago.
Murthy, D. P., Xie, M., & Jiang, R. (2004). Weibull models. John Wiley & Sons.
Ferdiana, T., & Priadythama, I. (2016). Analisis Defect Menggunakan Metode Fault Tree
Analysis (FTA) Berdasarkan Data Ground Finding Sheet (GFS) PT. GMFAEROASIA.
Prosiding Seminar Nasional Industrial Engineering Conference (IDEC) 2016.
Kuswardana. (2017). Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Menggunakan MetodeRCA (
Fishbone Diagram Method And 5 – Why Analysis ) di PT . PAL Indonesia. Conference
on Safety Engineering and Its Application, 141–146.
Ramadhan, M. Z., Haryadi, G. D., & Haryanto, I. (2021). ANALISIS RELIABILITY
KOMPONEN KRITIS DENGAN METODE DISTRIBUSI KERUSAKAN DAN FAULT
TREE ANALYSIS PADA POMPA HYDRAULIC AXIAL 500 LPS. 9(1),133–142.
Rooney, J. J., & Vanden Hauvel, L. N. (2004). Root cause analysis for beginners.
Quality Progress, 37(7), 45–53.
Susendi, N., Suparman, A., & Sopyan, I. (2021). Kajian Metode Root Cause Analysis yang
Digunakan dalam Manajemen Risiko di Industri Farmasi. Majalah Farmasetika, 6(4), 310.
https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v6i4.35053
“Undang-Undang Republik Indonesia No.1 Tahun 2009.” (2009). UNDANG- UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN552009 TENTANG PENERBANGAN. In
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG
PENERBANGAN (Vol. 2, Issue 5, p. 255). ???
Wibowo, K., Sugiyarto, S., & Setiono, S. (2018). Analisa dan Evaluasi : Akar Penyebab
dan Biaya Sisa Material Konstruksi Proyek Pembangunan Kantor
Alfauzi, A. S., Ardjo, A. S., Tjahjono, B., Purnomo, A., Bagas, A., Saputra, E., &
Harmanto, S. (2022). Rekayasa Metal Slipper pada Brake Shoe Sepeda Motor untuk
Meningkatkan Produktifitas: Studi kasus di PT Mitrametal Perkasa. Jurnal Rekayasa
Mesin, 17(2), 307-314.
Rooney, J. J., & Heuvel, L. N. Vanden. (2004). Root Cause Analysis For Beginners. July,
45–53.
PT. Pelita Air Service. (2013). Maintenance Manual: Sikorsky S-76. Tangerang Selatan:
PT. Pelita Air Service.
Rooney, J. J., & Heuvel, L. N. V. (2004). Root cause analysis for beginners. Quality
progress, 37(7), 45-56.
56
Lampiran
Lampiran 1 Maintenance Manual
57
Lampiran 2 Maintenance Manual
58
Lampiran 3 Maintenance Manual
59
Lampiran 4 Airworthiness limitation
60
Lampiran 5 Airworthiness limitation
61
Lampiran 6 Maintenance program
62
Lampiran 7 Data Compenent Change Record
spn
63
Lampiran 8 Data Compenent Change Record
64
Lampiran 9 Tabel Median Rank
No
1
Time to Failure (t)
236.5
Rank (i)
1
i-0.3
0,7
median rank F (t)
0,021604938
2
3
329.53
504,82
2
3
1,7
2,7
0,052469136
0,083333333
4
5
6
504,82
1139.35
1356.33
4
5
6
3,7
4,7
5,7
0,114197531
0,145061728
0,175925926
7
1356.33
7
6,7
0,206790123
8
1647.86
8
7,7
0,237654321
9
10
11
1685,33
1725.74
1725.74
9
10
11
8,7
9,7
10,7
0,268518519
0,299382716
0,330246914
12
2173.95
12
11,7
0,361111111
13
2200.37
13
12,7
0,391975309
14
15
2973,04
2973,04
14
15
13,7
14,7
0,422839506
0,453703704
16
17
2992,61
2992,61
16
17
15,7
16,7
0,484567901
0,515432099
18
3245.28
18
17,7
0,546296296
19
20
3950,61
4545.45
19
20
18,7
19,7
0,577160494
0,608024691
21
22
23
5175.64
5432,1
5465,1
21
22
23
20,7
21,7
22,7
0,638888889
0,669753086
0,700617284
24
25
5579.94
6454.38
24
25
23,7
24,7
0,731481481
0,762345679
26
6578.71
26
25,7
0,793209877
27
6725.63
27
26,7
0,824074074
28
29
30
6946.91
7376,99
24259.03
28
29
30
27,7
28,7
29,7
0,854938272
0,885802469
0,916666667
31
32
24366.08
25205.23
31
32
30,7
31,7
0,947530864
0,978395062
Lampiran E Tabel Median Rank
65
Lampiran 10 Nilai Unreliability, Reliability, dan Failure Rate
Waktu (FH)
Realibility
Unrealibility
failure rate
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2100
2200
2300
2400
2500
2600
2700
2800
2900
3000
100
98,29274297
96,53588685
94,77998939
93,03633114
91,31022835
89,60470515
87,92164103
86,26225572
84,62735211
83,01745237
81,43288053
79,87381584
78,34032873
76,83240614
75,34996987
73,89289019
72,46099625
71,05408407
69,67192291
68,31426027
66,98082603
65,67133576
64,38549346
63,12299389
61,88352446
60,66676684
59,47239838
58,30009322
57,14952336
56,02035944
0
1,707257027
3,464113153
5,220010607
6,963668857
8,689771653
10,39529485
12,07835897
13,73774428
15,37264789
16,98254763
18,56711947
20,12618416
21,65967127
23,16759386
24,65003013
26,10710981
27,53900375
28,94591593
30,32807709
31,68573973
33,01917397
34,32866424
35,61450654
36,87700611
38,11647554
39,33323316
40,52760162
41,69990678
42,85047664
43,97964056
0
0,000192402
0,000196958
0,000199672
0,000201621
0,000203145
0,0002044
0,000205466
0,000206394
0,000207217
0,000207955
0,000208625
0,000209239
0,000209805
0,000210331
0,000210821
0,000211281
0,000211714
0,000212123
0,00021251
0,000212878
0,000213229
0,000213564
0,000213885
0,000214206
0,000214527
0,000214847
0,000215168
0,000215489
0,00021581
0,00021613
66
Lampiran 11 Penghitungan regresi linear
Xi = ln(t)
ln(1 - F(t))
-(ln(1
F(t))))
- Yi
=
ln(- Xi.Yi
Xi^2
(ln(1-F(t)))
5,465948208
-0,021841742 0,021841742
-3,823932373 -20,9014163
5,797667397
-0,053895768 0,053895768
-2,920703316 -16,93326639 33,61294724
6,22420193
-0,087011377 0,087011377
-2,441716399 -15,19773592 38,74068967
6,22420193
-0,1212613
0,1212613
-2,109807557 -13,13186827 38,74068967
7,038213203
-0,15672601
0,15672601
-1,85325616
7,212537802
-0,193494857 0,193494857
-1,642504344 -11,84662467 52,02070154
7,212537802
-0,231667431 0,231667431
-1,462452423 -10,54799339 52,02070154
7,407232755
-0,271355179 0,271355179
-1,304326692 -9,661451397 54,86709709
7,429716669
-0,312683375 0,312683375
-1,162564183 -8,63752249
7,453411223
-0,355793498 0,355793498
-1,033404777 -7,702390765 55,55333886
7,453411223
-0,400846162 0,400846162
-0,914177561 -6,81374129
7,684301068
-0,448024723 0,448024723
-0,802906864 -6,169778072 59,04848291
7,696380807
-0,497539787 0,497539787
-0,698079752 -5,372687602 59,23427753
7,997340277
-0,549634899 0,549634899
-0,598501041 -4,786416484 63,95745151
7,997340277
-0,604593783 0,604593783
-0,503198479 -4,024249465 63,95745151
8,003901195
-0,662749703 0,662749703
-0,411357881 -3,292467838 64,06243434
8,003901195
-0,72449771
-0,322276677 -2,579470684 64,06243434
8,084956912
-0,790310929 0,790310929
-0,23532883
-1,90262345
8,281625276
-0,86076259
-0,14993655
-1,241718323 68,58531722
8,421882012
-0,936556429 0,936556429
-0,065545503 -0,552016496 70,92809662
67
8,551718282
-1,018569581 1,018569581
0,018399271
0,72449771
0,86076259
29,87658981
-13,04361197 49,5364451
0,157345386
55,20068979
55,55333886
65,36652827
73,13188557
Lampiran 12 Penghitungan regresi linear
8,600081078
-1,107914681 1,107914681
0,102479583
0,881332722
73,96139456
8,606137699
-1,206032537 1,206032537
0,187336077
1,612240078
74,06560609
8,626933303
-1,314835397 1,314835397
0,273711485
2,361290721
74,42397821
8,772514249
-1,436938094 1,436938094
0,362514526
3,180163846
76,95700625
8,791593956
-1,576050896 1,576050896
0,454922286
3,999492017
77,2921243
8,81368088
-1,737692248 1,737692248
0,552557939
4,870069339
77,68097066
8,846052235
-1,930595914 1,930595914
0,657828719
5,81918721
78,25264015
8,906120975
-2,169825603 2,169825603
0,774646797
6,899098088
79,31899083
10,0965442
-2,48490665
0,910235093
9,190228851
101,9402047
10,10094728
-2,947530172 2,947530172
1,08096759
10,91879664
102,029136
10,13480679
-3,834833367 3,834833367
1,344125983
13,62245714
102,7143087
255,9378401
2,48490665
-17,73625201 -100,8273492 2086,693949
68
Lampiran 13 Lembar validasi
69
Lampiran 14 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo
70
Lampiran 15 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo
71
Lampiran 16 Observasi terhadap komponen Main Rotor Servo
72
Lampiran 17 Surat validasi instrument penelitian
73
Lampiran 18 Transkrip wawancara
74
Download