E-LEARNING PENGUATAN BUDAYA ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN KONSEP BUDAYA ORGANISASI Pusdiklat Kepemimpinan dan Manajerial sumber audio: youtube soundman cilik https://www.youtube.com/watch?v=5R2FSdiQIwk&t=54s DAFTAR ISI Terdiri dari empat bagian diantaranya: Konsep Budaya Organisasi 02 Dampak Budaya Organisasi 04 Penerapan Budaya Organisasi 05 Share Value Organisasi 1 20 KONSEP BUDAYA ORGANISASI Seperangkat Sistem Nilai-nilai (Value), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh anggota organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah organisasi KONSEP BUDAYA ORGANISASI Budaya organisasi merupakan sesuatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja. Tiap orang dalam organisasi tersebut wajib untuk mempelajari budaya organisasi yang berlaku. Terlebih lagi pegawai baru jika dia ingin diterima di lingkungan kerjanya maka dia harus mempelajari dan mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang, hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk, hal yang benar dan hal yang salah di dalam organisasi tempat dia bekerja 2 Budaya organisasi menurut Schein adalah sebuah pola dari berbagai asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan, atau dikembangkan oleh sebuah kelompok dengan tujuan agar organisasi belajar mengatasi dan menanggulangi masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik. Dengan begitu, budaya organisasi harus diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasaskan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut. Budaya organisasi menurut Gareth R. Jones adalah sebuah persepsi bersama yang dianut oleh masing-masing anggota organisasi yang membentuk suatu system makna Bersama. Walter R. Freylag, Budaya Organisasi adalah berbagai asumsi dan nilai yang disadari atau tidak disadari yang mampu mengikat kepaduan sebuah organisasi. Asumsi dan nilai tersebut menjadi penentu perilaku para anggota organisasi. 3 JENIS BUDAYA ORGANISASI Mondy dan Noe (1996) Mondy dan Noe (1996) membedakan tipe budaya organisasi dalam dua kelompok Open and Participative Cloced and Autocratic Culture Culture adanya kepercayaan terhadap bawahan, komunikasi yang terbuka, kepemimpinan yang suportif dan penuh perhatian, penyelesaian masalah secara kelompok, adanya otonomi pekerja, ada sharing informasi dan pencapaian tujuan yang outputnya tinggi. Pencapaian tujuan output yang tinggi, namun pencapaian tersebut mungkin lebih dinyatakan dan dipaksakan pada organisasi dengan para pemimpin yang otokrasi dan kuat Sumber: Budaya Organisasi dan Kesuksesan Kinerja Ekonomi Oleh: Andreas Lako 4 KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI Menurut Luthans (1998), Karakteristik Budaya Organisasi terbagi ke dalam Observed behavioral regularities yaitu apabila para partisipan organisasi saling berinteraksi satu sama lain, maka mereka akan menggunakan bahasa, terminologi dan ritual-ritual yang sama yang berhubungan dengan rasa hormat dan cara bertindak. Norms yaitu standar-standar perilaku yang ada, mencakup pedoman tentang berapa banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan dan perbuatan-perbuatan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dominant values yaitu ada sejumlah values utama yang organisasi anjurkan dan harapkan kepada para anggota organisasi untuk menyumbangkannya, misalnya kualitas produk yang tinggi, absensi yang rendah dan efisiensi yang tinggi. Philosophy yaitu ada sejumlah kebijakan yang menyatakan keyakinan organisasi tentang bagaimana para karyawan dan atau para pelanggan diperlakukan. Rules yaitu ada sejumlah pedoman pasti yang berhubungan dengan kemajuan atau cara berhubungan yang baik dalam organisasi. Para karyawan baru harus mempelajari “ikatan” atau rules yang telah ada sehingga mereka dapat diterima sebagai full-fledget anggota kelompok. Organizational climate yaitu ada suatu “feeling” yang menyeluruh yang dibawa oleh physical layout, cara para anggota organisasi berinteraksi, dan cara para anggota organisasi memperlakukan dirinya menghadapi pihak pelanggan dan pihak luar lainnya. Menurut Luthans, enam karakteristik tersebut tidak dimasudkan menjadi allinclusive 5 KARAKTERISTIK BUDAYA ORGANISASI YANG SEHAT Inovasi Perusahaan perlu memberikan kesempatan kepada karyawannya dalam hal bereksperimen, berinovasi, mencari peluang baru, dan mengambil risiko. Dengan memberikan ruang kreatif kepada karyawannya, maka tingkat produktivitas dalam bidang kreatif bisa meningkat pesat. Kemantapan Sejauh mana organisasi bersikeras mempertahankan status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan. Ini berkaitan dengan mempertahankan keberadaan organisasi dalam jangka panjang dengan menjaga iklim kerja yang kondusif, efisiensi, dan stabilitas. Penghargaan Terhadap Individu Hal ini berkaitan dengan sejauh mana keputusan yang diambill ini manajerial memperhitungkan efek dari hasil masing-masing anggota organisasi. Setiap karyawan memberikan kontribusi dalam kesuksesan organisasi, maka perusahaan sudah sepatutnya memberikan apresiasi kepada karyawan. Orientasi Hasil Sejauh mana perusahaan menekankan pentingnya hasil. pengaruh budaya organisasi ini terhadap kinerja karyawan bisa berdampak pada meningkatnya keuntungan yang dicapai perusahaan, terutama dalam hal pencapaian target. Budaya ini bisa ditanamkan dengan baik dengan cara memberikan imbalan kepada karyawan yang mencapai target. Orientasi Detail Interaksi tatap muka selain memperat hubungan juga menghindarkan dari miskomunikasi yang dapat terjadi. Orientasi Tim Sejauh mana organisasi mampu mengambil sikap dan keputusan yang memberikan win-win solution untuk tim.Setiap anggota perlu berkomunikasi secara jujur dan terbuka dalam menghadapi perbedaan untuk mencapai tujuan bersama. Keagresifan Seberapa agresif dan kompetitif suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan pasar. Maka, karyawan diharapkan untuk bekerja keras dan tidak bersantai-santai. 6 PENTINGNYA BUDAYA ORGANISASI Pentingnya Budaya Organisasi bagi perilaku dan sikap individu dalam organisasi menurut penelitian o’Reilly, Chatman, dan Caldwell (1991) Pegawai yang perilakunya sesuai dengan budaya organisasi •Pegawai memiliki kepuasan kerja dan timbul komitmen yang tinggi terhadap organisasi •Pegawai memiliki intensitas yang tinggi untuk terus bekerja •Pegawai merasa nyaman bekerja di organisasi Pegawai yang perilakunya tidak sesuai dengan budaya organisasi •Kepuasan kerja dan komitmen pegawai rendah •Pegawai tidak betah tinggal di organisasi dan ingin meninggalkannya. 7 Faktor yang mempengaruhi Tumbuhnya Budaya Organisasi 1. Kepemimpinan turut menentukan arah organisasi. Elemen dalam kepemimpinan yaitu: a. Pemimpin menggunakan pengaruh, dan agar dapat menjadi pemimpin diperlukan seluruh hubungan interpersonal; b. Pemimpin merupakan pihak pengubah, yang dapat mempengaruhi perilaku dan kinerja pengikutnya; c. Pemimpin berfokus pada pencapaian tujuan. Fungsi pemimpin dalam budaya organisasi mempunyai peran penting karena kepemimpinan turut menentukan arah organisasi. Kepemimpinan merupakan suatu usaha dengan menggunakan pengaruh untuk memotivasi individu untuk mencapai tujuan tertentu. Seseorang dikatakan sebagai seorang pemimpin Jika dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka kerjakan jika tidak ada pengaruh dari pemimpin tersebut. Menurut Stoner (1996:161) bahwa leadership (kepemimpinan) adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok. Sejalan dengan pendapat tersebut Terry (Thoha, 2001: 5) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. 8 2. Motivasi Merupakan karakteristik psikologis manusia, merupakan kekuatan dalam mengarahkan tingkah laku. Motivasi kerja dapat menggerakkan pegawai untuk bekerja sehingga pegawai mau bekerja dengan memberikan yang terbaik dari dirinya baik waktu, tenaga maupun keahliannya demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan. 3. Komunikasi Menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara-cara mengerjakannya dan kendala yang dihadapi. Dengan komunikasi yang baik, perbedaan budaya yang dibawa masing-masing individu yang berbeda latar belakang akan mengalami integrasi persamaan tujuan organisasi. 9 Asumsi-asumsi dasar yang dapat dihasilkan dari Budaya Organisasi Evolusi kinerja yang bersifat inovatif. Hal ini dapat ditunjukkan adanya perubahan pola kerja yang hanya bersifat pengulangan dan rutinitas belaka; Pengambilan keputusan yang semula dari dugaan sementara berubah menggunakan kebenaran bersifat ilmiah; Keahlian melakukan perubahan budaya sesuai dengan tuntutan perubahan, dan menerobos berpikir yang using menjadi berpikir kreatif. 10 Nilai-nilai primer yang dapat menjadikan Budaya Organisasi Positif (Miller, dalam Sutrisno 2018 ) 1. Asas tujuan : menyediakan output kinerja yang berkualitas dan bermanfaat bagi stake holder, dan sekaligus memberiinspirasi dan memotivasi kepada pegawai 2. Asas konsensus: Adanya kebersamaan cita-cita, pemikiran dan perasaan yang diwujudkan dalam musyawarah untuk mufakat 3. Asas keunggulan: menciptakan pegawai yang kreatif dalam mencapai keunggulan organisasinya 4. Asas prestasi: ada penghargaan yang layak atas prestasi yang dicapai oleh pegawai Nilai-nilai primer yang dapat menjadikan Budaya Organisasi Positif (Miller, 1984 ) 5. Asas kesatuan: adanya perasaan yang satu diantar pegawai dengan pegawai lainnya dalam organisasi, karenaadanya kesama-kesamaan. 6. Asas empiris: menggunakan data atau statistik yang dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan 7. Asas keakraban: saling memberikan pikiran, perasaan, kebutuhan emosional diantara para pegawai, dan 8. Asas integritas: adanya sikap kejujuran, sifat adil dan dapat dipercaya, serta mampu dan dapat diandalkan. 11 Hadijaya 2020 Dampak Budaya Organisasi bagi Organisasi 1.Budaya Organisasi yang diterapkan dengan menanamkan nilai-nilai utama dapat menjadi landasan etika untuk membentuk perilaku para anggota sehingga membentuk lingkungan yang mendukung kinerja organisasi yang akuntabel dan produktif. 2.Budaya organisasi yang diwujudkan melalui penyelarasan psikologis dan peningkatan kapasitas belajar dan berubah dapat meningkatkan anggota organisasi bisa bekerja secara efisien dan efektif. 3.Budaya organisasi berperan meningkatkan konsistensi dalam bekarja, menyelesaikan konflik serta memfasilitasi koordinasi dan pengendalian internal 4.Budaya Organisasi membedakan antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain. Setiap organisasi memiliki visi dan misi yang berbeda sehingga perlu memiliki akan budaya yang kokoh 5. Budaya organisasi dapat menjaga stabilitas organisasi karena dibangun melalui komitmen dari para anggotanya. Dengan budaya yang kuat, para anggota organisasi akan merasa memiliki identitas yang menjadi kebanggaan dan ciri khas organisasi. 12 Dampak Budaya Organisasi terhadap Kinerja Individu •Budaya organisasi membentuk perilaku staf dengan mendorong pencampuran core values dan perilaku yang diinginkan sehingga memungkinkan organisasi bekerja dengan lebih efisien dan efektif meningkatkan konsistensi, menyelesaikan konflik dan memfasilitasi koordinasi dan kontrol. •Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi anggota; dengan budaya yang kuat anggota organisasi aka nmerasa memiliki identitas yang merupakan ciri khas organisasinya. Dampak Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi •Budaya organisasi membatasi peran yang membedakan antara organisasi yang satu dengan organisasi lain karena setiap organisasi mempunyai peran yang berbeda, sehingga perlu memilikiakar budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan yang ada di dalamnya. •Mementingkan tujuan bersama dari pada mengutamakan kepentingan individu, Menjaga stabilitas organisasi; komponen-komponen organisasi yang direkatkan oleh pemahaman budaya yang sama akanmembuat kondisi internal organisasi relatifstabil 13 07 Penerapan Budaya Organisasi Keberadaan corporate culture dalam suatu perusahaan dinilai lebih mampu mengontrol dan mengarahkan perilaku dan sikap karyawan. Corporate culture merupakan keyakinan yang dianut oleh setiap pekerja dalam suatu perusahaan, yang juga dapat berupa aturan yang mengatur bagaimana karyawan berperilaku di tempat kerja. Jadi, dapat dikatakan bahwa corporate culture merupakan pedoman yang digunakan dalam menjalankan aktivitas kinerja dalam suatu perusahaan. 14 Pengertian Share Value Organisasi Value organisasi perlu disebarluaskan kepada para pegawai supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh pegawai. Dengan demikian share value adalah upaya menyebarluaskan nilai-nilai organisasi agar dapat dianut oleh anggota organisasi dan diharapkan dapat mempengaruhi dan menentukan perilaku anggotanya. Pentingnya Share Value Kebanyakan organisasi merasa bahwa nilai-nilai budaya organisasi sudah dijalankan dengan benar oleh pegawainya. Apakah kalau nilai-nilai tersebut sudah tertempel pada dinding-dinding kantor benar-benar sudah masuk ke dalam sanubari pegawai? Apakah kita bisa yakin kalau nilai-nilai organisasi tertulis pada tiap slide presentasi yang dibuat berarti nilai tersebut sudah diterapkan? 15 Dalam Organisasi terdapat visi misi yang menjadi acuan, maka value-value itu harus mendukung visi misi, nah agar menjadi satu kesatuan maka kita samakan dulu believe nya, identitinya, makanya kita pakai 1 level diatasnya. Secara teknis values organisasi harus diinternalisasikan pada semua orang agar sadar, dan dijaga oleh sistem dan leadership menjadi role model-nya. Maka harus walk the talk bagi para pemimpin. CIRI NILAI-NILAI SUDAH DIJALANKAN (PRADIANSYAH: 2016) 1.Pegawai mampu mengingat dan menghafal dengan benar nilai-nilai organisasi. Jangan harap nilai-nilai organisasi dijalankan apabila para pegawai tidak mengingatnya. Jika pegawai tidak mengingat dengan jelas nilai-nilai organisai maka mustahil dia menerapkannya 2.Nilai organisasi telah menjadi bahan diskusi dan bahan pembicaraan sehari-hari. Ini berarti nilai-nilai organisasi telah terinternalisasi dalam kehidupan di tempat kerja. Dalam kondisi seperti ini paling tidak value bukan barang yang ada di langit, tapi sudah ada di bumi. Kalau value sering dibicarakan maka jika ada pelanggaran-pelanggaran dalam organisasi value akan akan menjadi sesuatu yang penting. 16 VISUALISASI PENANAMAN VALUE Ajak peserta memvisualisasikan apa yang diperoleh jika mencapai kinerja tertentu. Contoh: Jika target organisasi tercapai maka pegawai akan memperoleh reward (pegawai memperoleh kesempatan visitasi ke …) Supervisor menyiapkan poster tempat yang akan dikunjungi atau memutar video mengenai hal-hal yang menarik tempat yang akan dikunjungi. Hal ini membuat pegawai termotivasi bekerja sungguh untuk mencapai target. 17 Dengan Visualisasi berarti menerjemahkan bentuk konkret dari target organisasi dengan reward yang akan diperoleh ke dalam panca indera sehingga seakan-akan dapat dirasakan, dilihat, dicium dan diraba. Langkah melakukan share value dapat dilakukan diantaranya dengan cara : •berdiskusi dengan tim setiap hari. •menempel value di dinding •Melakukan sosialisasi •Memberi pelatihan, dst. BUDAYA ORGANISASI YANG TELAH DITERAPKAN DI KEMENTERIAN KEUANGAN Melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 127/KMK.01/2013 tanggal 3 April 2013 tentang PROGRAM BUDAYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2013, Budaya Kemeneku yang diterapkan adalah : 1.Satu informasi setiap hari Seluruh PNS dan CPNS Kemenkeu mencari informasi positif dan membagi ke pegawai lain. 2.Dua menit sebelum jadwal Membiasakan kedisiplinan seluruh Pegawai Kementerian Keuangan dengan hadir di ruang/tempat rapat 2 (dua) menitsebelum rapat dimulai. 3.Tiga salam setiap hari Memberikan pelayanan terbaik dan bersikap sopan serta santun, dengan memberikan salam selamat pagi, selamat siang dan selamat sore (waktudisesuaikan). 18 4.Rencanakan, kerjakan, monitoring, dan tindaklanjuti (Plan-Do-CheckAction) Menerapkan etos kerja yang baik, melalui perencanaan , mengerjakan hingga tuntas, memantau dan mengevaluasi proses dan hasil, sertamenindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan. 5.Ringkas, rapi, resik, rawat, rajin (5R) Pentingnya penataan ruang kantor dan dokumen kerja yang ringkas, rapi, resik/bersih melalui perawatan yang dilakukan secara rutin. Keputusan Menkeu No. 91/KMK.01/2021 ttg Implementasi Inisiatif strategis RBTK Kemenkeu Inisiatif strategis Penguatan Budaya Organisasi Kemenkeu : New Way of Working Tujuan : Mewujudkan budaya kerja yang adaptif, berbasis digital, berintegritas, serta menciptakan adaptasi pola kerja baru guna meningkatkan produktivitas dan kinerja Kementerian Keuangan. 19 Latar Belakang Penguatan Budaya NWOW •Perlunya perubahan mindset, pola kerja dan semangat dalam pelaksanaan tugas dan menghadapi transformasi digital dan perubahan mekanisme kerja, •Mendukung efiseinsi birokrasi •Merespon revolusi industri 4.0 serta momentum pandemi dengan akselerasi pelaksanaan transformasi digital menuju new normal dan untuk menciptakan budaya baru kemenkeu Terobosan yang dilakukan untuk penguatan budaya organisasi New Way of Working: •Budaya Kemenkeu mendorong penguatan nilai-nilai kemenkeu •Menetapkan collaborative working space untuk menciptakan ruang kerja yang nyaman dan menghilangkan sekat antarpegawai. •Menetapkan kebijakan terkait flexible working arrangement (FWA) termasuk remote working untuk mendorong work life balance dan produktivitas kerja. •Membangun green office yang mendukung efisiensi dan environment friendly (paperless dan energy saving) Output dari penguatan budaya NWOW Implementasi FWA dan Flexible Working Space (FWS) dan Flexible Working Hour (FWH) pada kondisi new normal. Dampak penerapan NWOW adalah produktivitas organisasi melampaui target melalui kesadaran pola kerja produktif dan terbentuknya budaya pola kerja baru. 20 BUDAYA ORGANISASI YANG TELAH DITERAPKAN DI KEMENTERIAN KEUANGAN KMK 88/KMK.01/2022 tentang Implementasi Inisiatif Strategis Kementerian Keuangan Inisiatif Strategis pertama yaitu Penguatan Budaya Kemenkeu Satu: Collaborative Ways of Working (CWOW). Tujuan : Terwujudnya Budaya Kementerian Keuangan Satu yang kolaboratif dan berbasis digital guna meningkatkan produktivitas dan kinerja kementerian keuangan Latar Belakang penguatan budaya CWOW: a.Mewujudkan organisasi Kemenkeu yang ber-Bhineka Tunggal Ika b.Mewujudkan SDM Kemenkeu yang berkualitas dan berintegritas c.Perlu penyesuaian cara kerja baru yang lebih dinamis dan kolaboratif untuk memperkaya kompetensi dan pengalaman PNS Kemenkeu, agar dapat bekinerja optimal dan efisien (kebijakan delayering dan squad team). d.Perlunya standarisasi dalam pembentukan squad team. e.Perlunya mengimplementasikan Kerangka kerja integritas di lingkungan Kemenkeu 21 Terobosan yang dilakukan untuk penguatan budaya organisasi New Way of Working: a.Terwujudnya mekanisme pengelolaan kinerja baru yang selaras dengan kegiatan delayering dan terbentuknya squad team berdasarkan project. b.Penguatan mental/karakter/budaya pegawai kemenkeu c.Percepatan implementasi aplikasi terkait penjatuhan hukuman disiplin (e-hukdis) Output Output dari penguatan budaya CWOW adalah terbangunnya modul kolaborasi cara bekerja, penyempurnaan platform automasi perkantoran (office automation) dan aplikasi e-hukdis. Dampak Dampak penerapan NWOW adalah meningkatnya produktivitas organisasi dan SDM, meningkatnya kualitas layanan dan kepercayaan publik, serta meningkatnya integrasi data dalam pendokumentasian proses pemeriksaan pelanggaran disiplin dan penjatuhan hukuman disiplin. 22 BUDAYA KEMENTERIAN KEUANGAN BERDASARKAN KEP NOMOR: 429/KMK.01/2022 TENTANG PENGUATAN BUDAYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN Budaya Kementerian Keuangan dilaksanakan berdasarkan: a. Core Value ASN Ber-AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). b. Nilai-nilai Kementerian Keuangan IProSPeK (Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan). Nilai-nilai Kementerian Keuangan merupakan sekumpulan nilai yang sejalan dengan Core value ASN BerAKHLAK menjadi dasar dan pondasi bagi institusi Kementerian Keauangan, pimpinan dan seluruh pegawai Kementerian Keuangan dalam mengabdi, bekerja dan bersikap di lingkungan Kementerian Keuangan 23 REFERENSI Hadijaya, Yusuf. 2020. Budaya Organisasi. Pusdikra Mitra Jaya. Medan Sutrisno, Edy. 2018. Budaya Organisasi. Prenada Media Group. Jakarta 24 10