KURIKULUM PELATIHAN BTCLS BAGI RELAWAN COVID-19 Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan 2021 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Pengasih dan Maha Penyayang, Standar Kurikulum Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Suport (BTCLS) bagi Relawan COVID- 19 telah dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Diharapkan dengan telah disusunnya standar kurikulum pelatihan in, maka standar kurikulum ini dapat dijadikan acuan bagi penyelenggara pelatihan dalam menyelenggarakan Pelatihan BTCLS bagi Relawan COVID-19 sehingga para peserta mendapatkan pelatihan yang bermutu yang meliputi mutu kurikulum pelatihan, mutu peserta, mutu pelatih, mutu penyelenggara pelatihan, dan mutu tempat penyelenggaraan pelatihan. Standar kurikulum pelatihan BTCLS bagi Relawan COVID-19 ini disusun oleh Puslat SDM Kesehatan bekerja sama dengan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan, Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisan Medik, PPNI, HIPGABI, Yayasan AGD 118, Yayasan Gadar Medik, serta Yayasan Nakespro. Kami menyadari bahwa Standar Kurikulum Pelatihan ini belum sempurna, untuk itu masukan dan kritik sangat kami harapkan. Akhirnya kami ucapkan trimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan Standar Kurikulum Pelatihan ini. Jakarta, Oktober 2021 Kepada Pusat Pelatihan SDM Kesehatan Dra. Oos Fatimah Rosyati, M.Kes ii DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….… DAFTAR ISI……………………………………………………………………………......................... BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….…..... A. Latar Belakang……………………………………………………………………………... B. Peran………………………………………………………………………………………… C. Fungsi……………………………………………………………………………………….. BAB II KURIKULUM…………………………………….………………………………………………. A. Tujuan…………………………………………………………………………….................. B. Kompetensi………………………………………………………………………................. C. Struktur Kurikulum……………………………………………………………………......... BAB III RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)..………………. BAB IV DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN..……………………………………………….…… BAB V PESERTA DAN PELATIH…….………………………………………………………….…….. A. Peserta……………………………………………………………………………................ B. Pelatih/Instruktur……………………………………………………………………………. BAB VI PENYELENGGARAAN DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN……………...…………... A. Penyelenggaraan…………………………………………………………………………… B. Tempat Penyelenggaraan……………………………………………………….………… BAB VII EVALUASI PELATIHAN………………………………………………………………..…..... BAB VIII SERTIFIKAT PELATIHAN………………………………………………………………….… Lampiran: 1. Standar sarana dan prasarana Pelatihan BTCLS 2. Panduan simulasi (skill station) 3. Petunjuk diskusi Triage Scenario 4. Form penilaian keterampilan peserta 5. Jadwal Pelatihan BTCLS iii ii iii 1 1 1 1 3 3 3 3 5 25 29 29 29 30 30 30 31 32 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan atau bencana dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, seperti halnya kecelakaan lalulintas, kecelakaan rumah tangga, kecelakaan kerja, dan sebagainya. Perawat sebagai lini terdepan dalam pelayanan gawat darurat harus mampu menanggani masalah yang diakibatkan kecelakaan dengan cepat dan tepet, dengan pendekatan asuhan keperawatan yang mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual. oleh karena itu pewarat di tuntut untuk memiliki kompentasi dalam menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler. Salah satu upaya dalam peningkatan kompetensi tersebut dilakukan melalui pelatihan. Basic Trauma Cardiac life Support (BTCLS) merupakan salah satu pelatihan dasar bagi perawat dalam menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiaovaskuler. Penananganan masalah tersebut ditunjukan untuk memberikan bantuan hidup dasar sehinnga dapat menyelamatkan nyawa dan meminimalisir kerusakan organ serta kacamata penderita. Pelatihan dasar ini ditunjukan bagi calon perawat, yang berada pada masa pendidikan keperawatan disemester akhir. Untuk memprtahankan dan mengebangkan kompetensi keperawatan gawat darurat (emergensi) bagi pewarat yang berkerja, telah dipersiapkasn pelatihan keperawatan emergensi dasar, intermediate dan advanced. Dengan adanya peningkatan kebutuhan kompetensi yang dimilikin oleh perawat dalam menangani kegawatdaruratan khususnya akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler sehinnga banyak penyelenggara pelatih yang menyelenggarakan pelatihan tersebut dengan nama pelatihan yang beragam. Demikian diberikan di perlukan standar kurikulum pelatihan pada area Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) secara nasional dengan mengacu pada standar internasiaonal. Oleh karna itu, standar kurikulum pelatihsn Basic Trauma Cardiac Life Suport (BTCLS) ini digunakan sebagai acuan bagi penyelenggara pelatihan. Materi dan julah jam pembelajaran dalam standar kurikulum ini tidak boleh dikurangi namun dapat ditambahkan apabila ada kekhususan dari penyelenggara pelatihan. B. Peran Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler. C. Fungsi Dalam melaksanakan perannya, peserta berfungsi dalam: 1. Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD). 1 pelaksana penanganan 2. Melakukan Penilaian Awal (initial assesment) 3. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway dan breathing). 4. Melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma: kepala dan spinal, thorak dan abdomen, musculoskeletal dan luka bakar. 5. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi. 6. Melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler. 7. Melakukan penatalaksanaan evakuasi pasien. 8. Melakukan triage pasien. 2 BAB II KURIKULUM A. Tujuan Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler. B. Kompetensi Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu: 1. Melakukan Bantuan Hidup dasar (BHD). 2. Melakukan penilaian awal (initial assessment). 3. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway dan breathing). 4. Melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma: kepala dan spinal, thorak dan abdomen, musculaskeletal dan luka bakar. 5. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi. 6. Melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler. 7. Melakukan penatalaksanaan evakuasi pasien. 8. Melakukan triage pasien. C. Struktur Kurikulum Struktur Kurikulum Pelatihan BTCLS bagi Relawan Covid-19 adalah sebagai berikut: No MATA PELATIHAN A. MATA PELATIHAN DASAR: 1. Kebijakan Pengembangan Kompetensi SDM Kesehatan 2. Etik dan aspek legal keperawatan gawat darurat 3. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Sub Total MATA PELATIHAN INTI: 1. Bantuan hidup dasar 2. Penilaian awal (initial assessment, triage) 3. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway and breathing) 4. Penatalaksanaan pasien akibat trauma: kepala dan spinal, thorakdan abdomen, musculoskeletal dan luka bakar B. 3 T WAKTU P PL 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 2 1 3 1 0 4 2 2 2 5 4 4 0 0 0 7 6 6 4 4 0 8 JLH C. 5. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi 6. Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler 7. Penatalaksanaan evakuasi pasien 8. Triage pasien Sub Total MATA PELATIHAN PENUNJANG: 1. Membangun komitmen belajar (Building Learning commitemen/BLC) 2. Gambaran Umum Covid-19 dan Pencegahannya Sub Total JUMLAH 4 1 2 0 3 3 4 0 7 1 1 16 2 1 26 0 0 0 3 2 42 0 2 0 2 1 1 20 1 3 30 0 0 0 2 4 50 BAB III RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP) Nomor Mata Pelatihan Deskripsi Mata Pelatihan Hasil Belajar Waktu Indikator hasil belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan peran dan fungsi perawat dalam gawat darurat. : Mata Pelatihan Dasar 2 : Etik dan Aspek Legal Keperawatan Gawat Darurat : Mata Pelatihan ini membahas Tentang Etik dan Aspek legal keperawatan gawat darurat : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami etik dan aspek legal keperawatan Gawat darurat : 2 jpl (T=1, P=1, PL=0) Materi pokok dan Sub Pokok Materi pokok Metode • 1. Peran dan Fungsi Perawat dalam gawat darurat. a. Life saving b. Monitoring kondisi gawat darurat c. Penatalaksanaan psikososial • • Ceramah Tanya jawab Curah Pendapat Diskusi Media dan Alat Bantu • • • • • • • 2. Menjelaskan 2. Etik keperawatan gawat etik darurat. keperawatan a. Pengertian etik gawat b. Sikap-sikap etik darurat. keperawatan gawat darurat c. Masalah-masalah etik Referensi Bahan • tayang Komputer • Proyektor Whiteboard • Sepidol Sound system Panduan diskusi Etik keperawatan Indonesia Permenkes 148 thn 2010 Sheenhys’s Emergency Nursing: Principles and Practice 6th ed.ENA Mosby Terbitan Elsevier thn 2010. 3. Menjelaskan 3. Aspek legal keperawatan aspek legal gawat darurat. keperawatan a. Kewenangan penanganan gawat gawat darurat. darurat b. Tuntutan hukum terkait keperawatan gawat darurat 5 Nomor Mata Pelatihan Deskripsi Mata Pelatihan Hasil Belajar Waktu : Mata Pelatihan Dasar 3 : Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Rujukan : Mata Pelatihan ini membahas Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Rujukan : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Rujukan : 1 jpl (T=1, P=0, PL=0) Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu: Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Menjejelaskan konsep SPGDT & Sisrute 1. Konsep SPGDT & Sisrute a. Pengertian SPGDT & Sisrute b. Maksud dan tujuan dari SPGDT & Sisrute Metode • • Ceramah dan tanya jawab Curah pendapat Media dan Alat Bantu • • • • • • Referensi Bahan • tayang Komputer Proyektor Whiteboard Spidol Saund system • 2. Menjelaskan 2. Fase-fase fase-fase didalam didalam penanggulangan penanggulangan gadar terpadu gadar terpadu 3. Menguraikan 3. System system pelayanan gadar pelayanan gadar sehari-hari dan sehari-hari dan bencana bencana a. Komponenkomponen b. Alur dalam setiap fase pelayanan gadar terpadu 6 Prof. DR. Dr. Aryono D. Pusponegoro, SpD, (K) BD The Silent Disaster, Bencana, & Korban massal, Jakarta. Jurnal Buku Jakarta. Hospital Preparadness For Emergencies & Disaster (HOPE) 2007, Jurnal Buku Jakarta. Nomor Mata Pelatihan Deskripsi Mata Pelatihan Hasil Belajar Waktu Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu: : Mata Pelatihan Dasar 1 : Kebijakan Pengembangan Kompetensi SDM Kesehatan : Mata Pelatihan ini membahas Kebijakan Pengembangan Kompetensi SDM Kesehatan : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Kebijakan Pengembangan Kompetensi SDM Kesehatan : 1 jpl (T=1, P=0, PL=0) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Menjejelaskan 1. Konsep SPGDT • kebijakan & Sisrute Pengembangan c. Pengertian Kompetensi SPGDT & SDM Sisrute • Kesehatan d. Maksud dan tujuan dari SPGDT & Sisrute Metode Ceramah dan tanya jawab Curah pendapat 7 Media dan Alat Bantu • • • • • • Bahan tayang Komputer Proyektor Whiteboard Spidol Sound system Referensi Nomor Mata Pelatihan Deskripsi Mata Pelatihan Hasil Belajar Waktu Indikator Hasil Belajar : Materi Pelatihan Inti.1 : Bantuan Hidup Dasar (BHD) : Mata Pelatihan ini membahas tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, pesera mampu melaksanakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) : 7 jpl (T= 2, P = 5, PL = 0) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Metode Media dan Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu: 1. Menjelaskan Pengertian BHD 1. Pengertian BHD 2. Mengindentifikasi 2. Tanda-tanda tanda-tanda henti jantung henti jantung dan dan henti henti nafas nafas 3. Melakukan BHD dengan teknik RJP 3. Teknik RJP (dewasa,anak dan neonatus) • Ceramah Tanya jawab • • Ceramah Tanya jawab • Simulasi (skill station) • • • • • • • • Bahan • tayang Panduan simulasi Modul BHD Komputer Proyektor Whiteboard Spidol Sound system Set manikin RJP • 8 Guide Line 2000 for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovasculer Cere, Supplement to Curculation Vol.102, November 22, 2000. An International Consensus on Scence The American Heart Association in collaboration with the International Laison Comimitte on Resuscitatin (ILCOR),2010. Nomor Materi Pelatihan Deskripsi Mata pelatihan Hasil Belajar Waktu : Mata Pelatihan Inti.2 : Penilaian awal (Initial Assessment) : Mata Pelatihan ini membahas tentang Penilaian Awal (Initial Assessment) : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penilaian Awal (Initial Assessment) : 6 jpl (T= 2, P= 4, PL= 0) Indikator Hasil Materi Pokok dan sub Belajar Materi Pokok Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan 1. Aman menolong aman lingkungan dan penolong, pasien. lingkungan a. Jenis Alat dan pasien. Pelindung Diri (APD) b. Pencegahan infeksi. 2. Menjekaska n definisi dan initial assessment. Metode • • • • Cerama h Tanya jawab Curah pendapa t Simulasi (skill station) 2. Definisi Initial assessment. • • • • • • • 3. Menjelaskan 3. Tahapan initial tahapan Assessment Initial a. Primary Survey Assessment. b. Secondary Survey 4. Melakukan Initial Assessment Media dan Alat Babtu • 4. Initial Assessment a. Indentifikasi masalah gangguan Airway, Breathing, Curculation, Disability dan Exposure. Referensi Bahan • tayang Lembar format initial assessmen t Modul • Initial Assesment Komputer Proyektor Whiteboard Saund system Manikin • /pasien simulasi Set alat Simulasi initial assessmen t • 9 American College of Surgeons Communittee on Trauma, 2008, ATLS for Doctor, Chicago. Jhon E Campbell,2000, Basec Trauma Life Support, AmericanCollag e of Emergency Physician, Alabama. Fourth Edition, 1999, PHTLS (Basic and Advanced Prehospital Trauma Life Support), Mosby. Brady Edited by Jhon Emory Campbell, 1995, Basic Trauma Life Support, New Jersey. • b. Penatalaksanaa n Initial Assessment. 10 Brady, Bergeron, Le Baudeour, ninth edition, 2011, Emergency Medical Responder, New Jersey. Nomor Materi Pelatihan Deskripsi Mata pelatihan Hasil Belajar Waktu Indikator hasil belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan konsep jalan nafas dan pernafasan : Mata Pelatihan Inti. 3 : Penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan dan Jalan nafas (airway and breathing). : Mata pelatihan ini membahas tentang penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas ( airway and breathing ) : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway and breathing) : 6 jpl (T = 2, P = 4, PL = 0) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Konsep jalan nafas dan pernafasan • • 2. Pembebasan jalan nafas. a. Teknik manual • b. Penggunaan alat bantu 3. Melakukan 3. Penatalaksanaan penatalaksanaan pernafasan pernafasan. a. Pemeriksaan fisik Pada breathing b. Cara pemberian oksigen dan ventilasi 2. Melakukan pembebasan jalan nafas Metode Media dan alat Bantu Ceramah Tanya jawab • Simulasi (skill station) • Simulasi (skill station) • • • • • • • 4. Melakukan 4. Penatalaksanaan penatalaksanaan gagal nafas: gagal nafas. a. Etiologi gagal nafas b. Pengkajian 11 Bahan tayang Panduan Simulasi Modul airway and breathing Komputer Proyektor Whiteboard Sound sytem Maniquin Airway and breathing Set alat simulasi airway and breathing Referensi • • • American Callege of Surgeons Committee on Trauma ,2008, ATLS for Doctor, Chicago. Jhon E Campbell, 2000, Basic trauma Life Support, American Collage for Emergency Physician, Alabama. Brady, Bergeron, Le Baudeour, ninth edition 2011, Emergency Medical c. Tatalaksana gagal nafas Responder, New Jersey. a. 12 Nomor Mata Pelatihan Deskripsi Mata Pelatihan Hasil Belajar Waktu Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan biomekanika trauma. : Mata Pelatihan Inti 4 : Penatalaksanaan pasien akibat trauma, kepala dan spinal, Thorak dan abdomen, musculoskeletal dan luka bakar. : Mata Pelatihan ini mambahas tentang Penatalaksanaan pasien akibat trauma, kepala dan spinal, thorak dan abdomen, musculoskeletal dan luka bakar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma : kepala dan spinal, thorak dan abdomen, musculoskeletal, dan luka bakar : 8 jpl (T = 4, P = 4, PL = 0) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Biomekanika trauma: a. Mekanisme cedera. b. Fase-fase benturan pada pasien trauma. c. Perlukaan yang diakibatkan oleh Trauma d. Penggunaan dan cara melepas sabuk pengaman pada penderita trauma. e. Cara melepas helmet pada penderita trauma. f. Luka yang terjadi pada pasien trauma yang perlu diwaspada. Metode • Ceramah Tanya jawab Media dan Alat Bantu • • • • • • • • Bahan tayang Panduan Simulasi Komputr Proyektor Whiteboar d Spidol Sound system Vidio kecelakaa n Referensi • • • • 13 American College of Surgeons Committee on Trauma. 2008. Advanced Trauma Life Suport for Doctor (ATLS) Chicago Jhon E Campbell 2000, Basic Trauma Life Suport, American Collage of Emergency Physician, Alabama Fitth Edition 1999, PHTLS 2. Melakukan tatalaksana nyeri akut 2. Tatalaksana nyeri akut: a. Pengkajian nyeri b. Respon c. Tatalaksana 3. Melakukan 3. Penatalaksanaan Penatalaksanaa pasien dengan n pasien dengan trauma kepala dan trauma kepala cedera spinal dan cedera d. Pengertian spinal. trauma kepala dan cedara spinal. e. Tanda dan gejala Trauma kepal. f. Tanda dan gejala cedar spinal. g. Pemeriksaan fisik. h. Penatalaksanaa n pasien. i. Stabilisasi dan evakuasi. 4. Melakukan pelaksanaan pasien dengan trauma thorak dan abdomen. 4. Penatalaksanaan pasien dengan trauma thorak dan abdomen a. Pengertian trauma thorak dan abdomen b. Tanda dan gejala trauma thorak c. Tanda dan gejala trauma abdomen d. Pemeriksaan fisik e. Penatalaksanaa n pasien • • • • • Cermah Tanya jawab Simulasi (skillstation ) • • • • • • 14 Ceeramah Tanya jawab Simulasi (skill station) • • • Set alat chest decompres • i dan Water Seal Drainage Oxlusive Dressing Alat stabilitas kepala dan spinal: • Neck Collor, Head Stabilizer, LSB, Vakum Matras, KED, SBB, dan Sraping Safety Belt Balut cepat/Balu t tekan Kasa steril Elastis Verban Spalk/bidai kayu Air splinting Vakum splinting Kain Mitela (kain segi tiga) (Basic and Advanced Prehospital Trauma Life Suport), Mosby. Bredy, Bergeron, Le Baurdeour, ninthedition , 2011, Emergency Medical Responder, New Jersy. Yefta Moenadjat, 2005, Dasardasar manjemen Luka Bakar fase akut, Asosiasi Luka Bakar Indonesia (ALBI). f. Stabilisasi dan evakuasi 5. Melakukan 5. Penatalaksanaan penatalaksanaa pasien dengan n pasien dengan trauma trauma musculoskeletal musculoskeletal. a. Pengertian trauma musculoskeletal b. Tanda dan gejala trauma musculoskeletal c. Pemeriksaan fisik d. Penatalaksanaa n pasien. e. Stabilitasi dan evakuasi. 6. Menjelaskan penatalaksanaa n luka bakar. • 6. Penatalaksanaan luka bakar a. Pengertian luka bakar. b. Derajat dan luas luka bakar. c. Penatalaksanaa n luka bakar. 15 Ceramah Tanya jawab Nomor Mata Pelatihan Deskripsi Mata Pelatihan Hasil Belajar Waktu Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu: 1. Mengindentifik asi shock. 2. Melakukan control perdarahan 3. Melakukan penatalaksana an pemberian cairan : Mata Pelatihan Inti.5 : Penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi. : Mata pelatihan ini membahas tentang Penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan Penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi : 3 Jpl (T= 1, P= 2, PL= 0) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Shock a. Definisi shock b. Macammacam shock c. Tanda dan gejala shock Metode • • • Cerama h Tanya jawab Studi kasus Simulas i dengan kasus 2. Kontrol perdarahan a. Perdarahan eksternal b. Pendarahan internal Media dan Alat Bantu • • • • • • • • • 3. Penatalaksana an pemberian cairan a. Jenis dan jumlah b. Indikator minitoring Bahan tayang Lembar kasus Komputer Proyektor Whiteboard Spidol Sound system Sel alat menghentik an pendarahan Set alat resusitasi cairan Referensi • • • • 16 American College of SurgeonsCommitt ee on Trauma, 2008, Advanced Trauma Life Suport for Doctor (ATLS), Chicago. Fifth Editoin,1999, PHTLS (Basic and Advaced Prehospital Trauma Life Support), Mosby. John E Campbell, 2000, Basic Trauma Life Support, American Collage of Emergency Physician, Alabama. Bady, Bergeron, Le Baudeour, ninth edition,2011, Emergency Medical Responder, New Jersey. Nomor Mata Pelatihan Deskripsi Mata Pelatihan Hasil Belajar Waktu Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan sistem konduksi listrik jantung : Mata Pelatihan Inti. 6 : Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler : Mata pelatihan ini membahas tentang Penatalaksanaan kegawatdaruratan Kardiovaskuler : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler : 7 jpl (T= 3, P= 4, PL= 0) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Sistem konduksi listrik jantung Metode • • 2. Mengindentifika 2. Gambaran si gambaran EKG normal EKG normal Cerama • h Tanya jawab • Simulas i (skill • station) • • • 3. Mengindentifika 3. Gambaran si gambaran EKG dengan EKG pasien Acute dengan Acute Coronary Coronary Syndrom: Syndrom tanda gejala serangan jantung 4. Mengidentifikas i distritmia 4. Disritmia a. Gangguan pembentuk an Implus listrik b. Gangguan distritmea lethal 5. Melakukan theraphy elektrik 5. Theraphy elektrik Media dan Alat Bantu • • • Referensi Bahan • tayang Panduan simulasi Hasil rekaman EKG Komputer Proyektor Whiteboar • d Spidol Sound • system Defibrilato r • • 17 An Internatonal Consensus on Science The American Heart Association in Collaboration With InternationalLesion Committee on Resuscitation(ILCO R). Schulman SP, Fessler HE 2001, Management Of Acute Coronary Syndromen, Am, j Respir, Crit Care Med, Vol 164, P 917-922. Fox KAA. Antithrombolitic therapyin acutecoronary Syndromes: Key notes from ESSENCE and TMII IIB Seminar in Hematology, vol38, No 2 Suppl 5 (April), 2001:67-64. Canon CP, 2001, Braundwald E, • 18 unstable Angina in Braundwald: Heart Disease: A Texbok of Cardiovasculer. Medicine, 6 ed, Wb Saunders Company. Jakson G, 2001. The Role of Station in Acute Coronary Syndromes: Managing the Unmet need. Cardiovasculer Risk Digest, Vol 4. Nomor Mata Pelatihan Deskripsi Mata Pelatihan Hasil Belajar Waktu Indikator hasil Belajar : Mata Pelatihan Inti.7 : Penatalaksanaan evakuasi pasien : Mata Pelatihan ini membahas tentang Penatalaksanaan proses rujukan : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan proses rujukan : 3 jpl (T= 1, P= 2, PL= 0) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Metode Media dan Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan syarat merujuk penderita dengan metode 4 W + 1H (who, when, where, why, +how) 1. Syarat merujuk dengan metode 4W +1H • Ceramah Tanya jawab • Ceramah Tanya jawab • 2. Menjelaskan cara pengangkata n dan pemindahan pasien darurat dan non darurat. 3. Menjalankan sistem mekanika tubuh penolong pada saat mengangkat pasien trauma dan non trauma. • • • • • Ceramah Tanya jawab 2. Pengangkatan dan pemindahan pasien darura dan non darurat. • • • • • 3. Sistem mekanika tubuh penolong pada saat mengangkat pasien teruma atau non trauma. • • Ceramah Tanya jawab Simulasi (skillstratation ) Bahan tayang Lembar kasusu Panduan simulasi Komputer Proyektor Wheatboar d Sidol Sound system Alat Pelindung Diri Peralatan Stabilisasi dan transpotasi penderita trauma. • • • • 19 American College of Surgeons Committee on Trauma,2008, Advanced Trauma Life Support for Doctor (ATLS), Chicago. Fifth Edition 1999, PHTLS (Basic and Advanced Prehospital Trauma Life Support). Mosby. Jhon E Campbell,2000 , Basic Trauma life Support, American Collage of Emergency Physician, Alabama. Braby, Bergeron, Le 4. Melakukan evakuasi pasien. 4. Evakuasi pasien a. Ekstrikasi (manual dan alat) b. Evakuasi (dengan alat dan transportasi ) Baudeour, ninth edition, 2011, Emergency, Medical Responder, New Jersey. 20 Nomor Mata Pelatihan Deskripsi Mata Pelatihan Hasil Belajar Waktu Indikator Hasil Belajar : : : : Mata Pelatihan Inti. 8 Triage Pasien Mata pelatihan ini membahas tentang Triage Pasien Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan triage pasien : 2 jpl (T= 1, P= 1, PL= 0) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Metode Media dan Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu: 1. Mejelaskan konsep triage 2. Menjelaskan bagan air Simple Triage and Rapid Treatment (START) 3. Melakukan Triage pasien 1. Konsep • triage a. Definisi • triage pre dan intra hospital. b. Prinsip seleksi korban c. Empat (4) katagori triage. Ceramah Tanya jawab Diskusi triage scenario • • • • • • • • 2. Bagan air Simple TriageAnd Rapid Treatment (START) • Bahan Tayang Panduan diskusi Triage scenario Kartu trial Komputer Proyektor Wheatboard Spidol Sound system Pasien simulasi • • • 3. Triage pasien. • 21 American College of Surgeons Committee on Trauma,2008, ATLS for Doctor, Chicago Fith Edition, 1999, PHTLS (Basic and Advanced Prehospital Trauma Life Support), Mosby. Jhon E Campbell, 2000, Basic Trauma Life Support, American Collage of Emergency Physician, Alabam. Brady, Bergeron, Le Baudeour, ninth edition, • 22 2011, Emergency Medical Responder, New Jersey. Hospital Preparadness For Emergencies &Disater (HOPE), 2007, Jurnal Buku, Jakarta. Nomor Mata Pelatihan Deskripsi Mata pelatihan Hasil Belajar Waktu Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu : 1. Mengenal sesama peserta, pelatihan dan penyelenggara. 2. Melakukan Pencairan (Ice Breaking) diantara peserta. : Mata Pelatihan Penunjang, 1 : Membangun Komitmen Belajar (Building Learning Commitment/ BLC) : Mata pelatihan ini membahas tentang Membangun Komitmen Belajar Building Learning Commitment/BLC : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif : 2 jpl (T= 2, P= 2, PL= 0) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Proses • perkenalan • sesama peserta, pelatihan dan penyelenggara Metode Games Diskusi kelompok 2. Proses pencairan (Ice breaking) di antara peserta. 3. Mengidentifikasi 3. Harapan, harapan, kekhawatiran kekhawatiran dan komitmen dan komitmen terhadap terhadap proses selama proses selama pelatuhan. pelatihan. 4. Membuat 4. Nilai, norma kesepakatan dan control nilai, norma dan kolektif. control kolektif. 23 Media dan Alat Bantu • Papan dan kertas flipchart • Spidol • Alat bantu games Referensi • • Lembaga Administrasi Negara, 2003, Building learning Commitment, Jakarta. Pusdiklat SDM Kesehatan, 2007, Moddul TPPK, Jakarta. 5. Membuat kesepakatan organisasi dalam kelas. 5. Kesepakatan organisasi kelas. 24 BAB IV DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN Proses pembelajaran dalam pelatihan dapat digambarkan senbagai berikut: Pre tes pembukaan Building Learning Commitment (BLC Pengetahuan dan Keterampilan E V A L U A S 1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) 2. Penilaian awal (initial assessment 3. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan airway dan breathing. 4. Penatalaksanaan pasien akibat trauma, kepala dam spinal, thorak dan abdomen, musculoskeletal dan luka bakar. 5. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi. 6. Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler. 7. Penatalaksanaan evakuasi pasien 8. Triage pasien. Wawasan 1. Kebijakan Pengembangan Kompetensi SDMK 2. Etik dan aspek legal keperawatan gawat darurat 3. SPGDT I Metode ceramah Tanya jawab, curah pendapat, diskusi skill Station Post Test Penutupan Evaluasi Penyelengg araan Ujian Praktik 25 Proses pembelajaran dalam pelatihan terdebut dapat di jelaskan sebagai berikut: A. Pre test Sebelum acara pembukaan, dilakukan fre test terhadap peserta. Pre test bertujuan untuk mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserrta dalam melakukan penatalaksanaan trauma dan gangguan dan kegawatdaruratan jantung. B. Pembukaan Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi, proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut: 1. Laporan ketua penyelenggara [elatihan. 2. Pengarahan sekaligus pembukaan. 3. Penyematan tanda peserta. 4. Perkenalan peserta secara singkat. 5. Pembacaan doa C. Building Learning Commitment/BLC (Membangun Komitmen Belajar) Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan. Kegiatannya antara lain: 1. Penjelasan oleh pelatih/intruktur tentang tujuan pembelajaran dana kegiatan yang akan dilakukan dalam materi BLC 2. Perkenalan antara peserta dengan fasilitator dan dengan panitia penyelengara pelatihan, dan juga perkenalan antara sesama peserta. kegiatan perkenalan dilakukandengan permainan, di mana seluruh peserta terlibat secara aktif. 3. Mengemukakan harapan, kekuatiran dan komitmen masing-masing peserta selama pelatihan. 4. Kesepakatan antara pelatih/intruktur, penyelengara pelatihan dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, kenyamanan kelas, keamanankelas, danyang lainnya. D. Pemberian wawasan Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini. Materi tersebut yakni: 1. Etikdan aspek legal keperawatan darurat. 2. SPGDT. E. Pembekalan pengetahuan dan keterampilan Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu diskusi kelompokdan simulasi dengan kasus. Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi: 26 1. Bantuan Hidup Dasar (BHD). 2. Penilaian awal (Initial assessment). 3. Penatalaksanaan gangguan pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway dan breathing). 4. Penatalaksanaan pasien akibat trauma. 5. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi. 6. Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler. 7. Penatalaksanaan proses rujukan. 8. Triage pasien. Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, pelatih/instruktur melakukan kegiatan refleksi dimana pada kegiatan ini pelatih/intruktur bertugas untuk menyamakan persepsi tentang materi yang sebelumnya diterima sebagai bahan evaluasi untuk proses pembelajaran berikutnya. F. Skill Station Setelah mendapatkan materi, proses dilanjutkan dengan skill station. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode simulasi, dimana alat bantu telah disiapkan oleh instruktur. Simulasi dilakukan dengan menggunakan panduan simulasi seperti terlampir. Pada pelaksanaan simulasi, peserta berperan sebagai penolong. Peserta dibagi dalam 3 kelaompok sesuai jumlah skill station dan tiap kelompok didampingi oleh 1 orang instriktur dengan perbandingan antara instruktur dan peserta yaitu 1:5. Dengan demikian, jumlah jpl untuk skill station tergantung dari jumlah Pada saat simulasi, instruktur bertugas untuk mengamati apa yang dilakukan oleh peserta danmemberikan penilaian sesuai dengan cek list penilaian. From penilaian terlampir. G. Post Test Setelah keseluruhan materi dan simulasi dilaksanakan, dilakuakn post test. Post test bertuajuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan. H. Ujian Praktik Untuk melihat keberhasilan peserta dalam melakukan keterampilan BTCLS, dilakukan ujian praktik. Ujian praktik ini dilakuakn oleh setiap peserta dan diamati oleh intruktur dengan memberikan nilai yang sudah di tetepkan. Apabila peserta belum memenuhi kriteria penilaian, kepada peserta diberikan kesempatan untuk mengulang. From penilaian yang digunakn sama dengan from penilaian pada skill ststion. I. Evaluasi • Evaluasi yang dimaksudkan adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran tiap hari (refleksi) dan terhadap fasilitator. • Evaluasi tiap hari (refleksi) dilakukan dengan cara me-review kegiatan proses pembelajaranyng sudah berlangsung, sebgai umpan balik untuk menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya. 27 • Evaluasi terhadap fasilitator dilakukan oleh peserta pada saat fasilitator telah mengakhiri materi yang disampaikan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan from evaluasi terhadap fasilitator. J. Evaluasi penyelenggara Evaluasi penyelenggaraan dilakukan untuk mendapatkan masukan dari peserta tentang penyelenggaraan pelatihan tersebut dan akan diguanakn untuk menyempurnaan penyelenggaraan pelatihan berikutnya: K. Penutupan Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh pejabat yang berwenangdengan susunan acara sebagai berikuta: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Laporan ketua penyelenggara pelatihan. Penggumuman peringkat keberhasilan peserta. Pembagian sertifikat. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang. Pembacaan Doa. 28 BAB V PESERTA DAN PELATIH A. Peserta 1. Kriteria peserta • Mahasiswa Keperawatan, dengan kriteria: sedang mengikuti pendidikan keperawatan di semester akhir; atau • Mahasiswa S1 Keperawatan yang akan mengikuti program Pendidikan Profesi Ners; atau • Perawat 2. Jumlah peserta Pada penyampaian teori, peserta dalam 1 kelas maksimal berjumlah 25 orang dan pada pelaksanaan skill station, perbandingan intruktur: peserta = 1:5 B. Pelatih/Intruktur Pelatih/instruktur diprioritaskan perawat, dengan kriteria sebagai berikut: • Telah mengikuti TOT BTCLS/ TPPK/ TPK yang dibuktikan dengan sertifikat. • Menguasai materi yang dilatihkan, baik dalam materi maupun keterampilan praktik. • Memiliki pengalaman dalam melakukan penanganan gawat darurat minimal 2 tahun di unit Gawat Darurat, ICU, ICCU. • Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku. 29 BAB VI PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARA A. Penyelenggara Penyelenggara pelatihan memiliki kriteria berikut: • • • Berbadan hukum sebagai penyelenggara pendidikan dana tau pelatihan dengan melampirkan AKTA pendirian. Memiliki Pengendali pelatihan (Master Of Training/MOT) dengan latar belakang pendidikan minimal perawat dan memiliki pengalaman dalam pelatihan BTCLS. Memiliki pengelola pelatihan (panitia penyelenggara). B. Tempat penyelenggara Penyelenggaraan pelatihan ini diselenggarakan di fasilitas yang dapat menyediakan sarana dan prasarana sesuai standar pelatihan BTCLS seperti terlampir. 30 BAB VII EVALUASI PELATIHAN Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi: A. Evaluasi terhadap peserta Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui: 1. Penjagaan awal melalui pre test 2. Penjagaan peningkatan pengertahuan dam keterampilan peserta terhadap materi yang telah diterima melalui post test. 3. Prnilaian terhadap keterampilan yang dilakukanmelalui simulasi (skill ststion) dan ujian praktik. B. Evaluasi Terhadap pelatih /instruktur Evaluasi terhadap pelatih/instruktur ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan pelatih/instruktur dalam menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan kepada peserta dengan baik, dapat dipahami dan diserap peserta, meliputi: empati, gaya dan sikap kepada peserta, pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum(TPU), Kesempatan tanya jawab, kemampuan penyajikan, kerapihan pakaian, dan kerja sama antar tim pengajar. C. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Obyek evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis, yang meliputi: tujuan pelatihan, relevansi program pelatihan dengan tugas, manfaatsetiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta di tempat kerja, manfaat pelatihan bagi peserta /instansi, hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan, pelayanan secretariat terhadap peserta, pelayanan akomodasi dan lainnya, pelayanan kosumsi, pelayanan perpustakaan, dan pelayan komunukasi dan informasi. 31 BAB VIII SERTIFIKAT PELATIHAN Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan ketentuan: • Kehadiran 100% • Nilai hasil post test minimal 80 • Nalai hasil ujian praktik 80 Akan diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI dengan angka kredit 1 (satu) yang di tandatanggani oleh pejabat yang berwenang dan oleh panitia penyelenggara dana tau sertifikst dari penyelenggara dari nilai Satuan Kredit Profesi (SKP) dari Persatuan Perawar Nasional Indonesia (PPNI) sesuai dengan ketentuan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Perawat (PKB2P). 32 Lampiran 1. STANDAR DAN PRASARANA PELATIHAN BASIC TRAUMA & CARDIAC LIFE SUPPORT No. Skill Station A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Skill Resusitasi Jantung Paru Boneka RJP Face Shield Alkohol 70% Tissue Kabel extension Botol spray Handscoen Karpet uk. 3x3 m 2 set 32 pcs 1 ltr 2 pack 1rol 2 btl 1 pack 1 unit B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Skill Initial Assessment Oropharingeal Airway No. 1,2,3,4,5 Naso Pharingeal Airway Endo Tracheal Tube No. 7,7,5 K-Y Jelly Stylet Catheter Suction Rigit Catheter Suction Soft Tracheos Tube Laringoscope Neck Coller Size : S,M,L Tongue Spatel Mouth Gage Nasal Canula Rebreathing Mask Non Rebreathing Mask Jumlah 1 set 1 pcs 1/1 1 tube 1 pcs 1 pcs 1 pcs 1 pcs 33 Jumlah No. Skill Station 16. 17. 18. 19. 20. 21. Simple Mask Selang End to end Bang valve mask (BVM) Ches tube dan WSD Stetoscope IV catheter No. 14,16, 18 B. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. Infus Set Blood Set Plester 5 cm Standart Infus Kassa Steril Balut cepat no, 1, 2, 3 Ringer Lactat Spuit 20 ml Spuit 10 ml Spuit 5 ml Tourniquet karet Gunting verban Penlight Kain gurita Laken/ spray Folly Catheter Uring Bag Klem bengkok Klem lurus Gastric tube Bidai Verban Gulung 10 cm Elastis Verban 7,5 cm 1 pcs 2 pcs 1 set 1 pcs 1 pcs 2/2/2 Skill initial assessment No. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. Jml 2 pcs 2 pcs 2 rol 1 pcs 5 pack 1/1/1 2 kolf 1 pcs 3 pcs 3 pcs 1 pcs 1 pcs 1 unit 1 pcs 1 pcs 1 pcs 1 pcs 1 pcs 1 pcs 1 pcs 1 set 10 rol 2 rol Skill station Meteran Kain Kacamata safety Handscoen Celemek Masker wajah Brankard dorong Trolly emergency Lembar evaluasi jml 1 unit 1 pcs 1 pck 1 pcs 1 pack 1 unit 1 unit 2 set 34 C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. Skill Airway & Breathing Management Manekin Airway Trainer Dewasa Airway Modulator Fiber & karet Laringoscope Battery Laringoscope ETT No.6, 5, 7, 7, 5, 8 k-y jelly Xylocain spray Mandarin/stylet Kanul Suction Rigit Kanul Suction Soft Bayi Kanul Suction Soft Dewasa Magil Forcep Mouth Gage Laringeal Mask Airway Ora Pharingeal Airway no.1, 2, 3, 4, 5, Naso Pharyngeal Airway Neck Collar Size S, M, L, R Tongue spatel Tracheostomy tube Bag Valne Mask Dewas Selang Eng to end No. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. D. 1. 2. Skill station Nasal Canula Simple Mask Rebreathing Mask Non Rebreathing Mask Pulse Oxymetri Battrey Pulse Oxymtri Plester 1 inci Spuit 20 ml Spuit 10 ml IV Catheter no, 14 Jet Insuflation Pocket Mask Stetoscope Handscoen Gunting Verban 1 set 1 set 1 set 2 set 1, 1, 1,1 1 tube 1 tube 1 pcs 1 pcs 2 pcs 2 pcs 1 pcs 1 pcs 1 pcs 1 set 1 pcs 1/1/1/1 2 pcs 1 pcs 1 set 1 pcs jml 1 pcs 1 pcs 1 pcs 1 pcs 1 unit 2 pcs 2 roll 2 pcs 2 pcs 2 pcs 1 set 1 unit 1 unit 1 pack 1 pcs Skill Stabilisasi Spinal Scoope Stretcher Long Spine Board 1 unit 1 unit 35 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kendrick Extrication Device (KED) Safety Belt Head Stabilizer Helm Full Face Neck Collar Size : S, M, L, R Handscoen Karpet uk. 3X3 m 1 unit 1 set 1 set 1 unit 1/1/1/1 1 pack 1 unit No. Skill station E. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Skill Trauma Thorak & Abdomen Chest tube WSD (Water Seal Drainage) Kassa aklusife Jarum IV no. 14 Jarum IV no. 16 Plester 1 unit 1 unit 1 unit 5 unit 5 unit 1 unit F. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Skill Stabilisasi Musculoskeletal Bidai kayu Verban Gulung 10 cm Elastic Verban Air Splint Varkum Splint Traction Splint Handscoen Karpet uk. 3X3 m Lembar evaluasi 1 set 10 roll 15 roll 1 set 1 set 1 set 1 pack 1 unit 1 set G. 1. 2. 3. 4. Mesin EGK Kertas EGK Jelly EGK Kom Sedang G. 5. 6. 7. Tissue Kabel roll Lembar evaluasi Jml Skill Interprestasi EGK 1 set 2 roll 1 tube 1 pcs Skill Interprestasi EGK H. No. 1. Boneka Mega Kode 2. Defibrillator 1 pack 1 roll 1 set Skill Station Jml Skill Theraphy Elektrik 1 set 1 set 36 3, 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. I. 1. 2. 3. 4. Endo Trakheal Tube No. 7, 7, 5 Oropahringeal Airway No. 1, 2, 3, 4, 5 Laryngoscope Plester Stylet Jell Stetocope Bag Valve Mask (BVM) Selang End to end Tongue spatel Canul Suction Gunting Verban Nasal Canula Simple Mask Handscoen Lembar evaluasi 1/1 1 set 1 set 1 roll 1 pcs 1 tube 1 unit 1 set 1 pcs 2 pcs 1 pcs 1 pcs 1 pcs 1 pcs 1 pack 1 set Make Up Pasien Model Alat make up Artificial blood Baju pasien Celana pasien 1 set 1 tube 4 pcs 4 pcs 37 Lampiran 2. PANDUAN SIMULASI (SKILL STATION) Petunjuk: 1. Simulasi dilakukan pada hari ke-2, hari ke-3, hari ke-4, dan hari ke-5. 2. Pada pelaksanaan simulasi (skill ststion), perbandingan antara intruktur dengan peserta = 1 : 5. Peserta di bagi dalam 3 kelompok sesuai jumlah skill station. Setiap kelompok didampingi oleh satu orang intruktur. 3. {ada saat melaksanakan simulasi, [eserta berperan sebagai penolong. 4. Tahap pertama (hari ke-2 dan ke-3): a. Simulasi dilakuakn untuk skill RJP, airway dan breating, dan penillaian awal (initial assessment). b. Setiap kelompok melakukan praktik di setiap skill station dengan akolasi waktu masingmasing 4 jpl. c. Air simulasi sebagai berikut: Skill RJP Skill airway dan breathing KEL 2 KEL 1 KEL 3 Skill initial assessment d. Masing-masin intruktur mendemonstrasikan kegiatan disetiap station. Kemudian instruktur melakuakn pengamatan serta menilai skill masing-masing peserta dengan menggunakan cek list yang sudah disediakan. e. Selanjutnya setiap kelompiok berputar/berganti ke skill station berikutnya, sampai semua skill station di kerjakan f. Langkah-langkah pelaksanaan: 38 Skill RJP 1) 2) 3) 4) 5) 6) Penolong menggunakn Alat Pelindung Diri (APD) Merespons dengan menepuk bahudan memanggil pasien. Aktifkan SPGDT dengan berteriak “tolong ada pasien apnoe siapkan AED/defibrillator.” Cek nadi karotis maksimal 10 detik. Bila nadi karotis teraba, cukup berikan bantuan nafas setiap 5 atau 6 detik. Bila nadi karotis tidak teraba, lakukan kompresi dada sebanyak 30 x dilanjutkan bantuan nafas 2x (rasio 30:2) dilakuakn sebanyak 5 siklus dalam 2 menit. 7) Cek nadi karotis setiap 2 menit. 8) Bila nadi karotis belum teraba lanjutkan siklus 30:2 sampai bantuan datang atau diambil alih oleh petugas yang lebih kompeten. Skill Airway dan breathing 1. 2. 3. 4. 5. Siapkan alat-alat untuk airway dan breathing. Penolong menggunakan alat Pelindung Diri (APD). Imobilisasi kepala pasien dengan 2 tangan. Bila pasien mengorok pasang Pasien neck collar sesuai dengan ukuran/panjang leher pasien. Cara memilih ukuran neck collar: a. Tarik garis khayal (vertical) dari madibula kea rah leher pasien. b. Ukur panjang leher pasien menggunakan jari tangan (ada berapa jari tangan). c. Cari ukuran neck colar yang sesuai dengan hasil pengukuran tadi. Cara memasang neck colar: a) 1 orang penolong memegang kepala pasien. b) 1 orang penolong lagi memasang ujung neck collar ke bawah leher pasien dari sisi kanan. c) Posisikan bagian neck collar ynag melengkung ke dagu pasien. d) Tarik ujung neck collar yang satunya dan rekatkan pengikatnya. 6. Pasang pulse oksimetri, 7. Berikan oksigen menggunakan simple mask sebanyak 5 liter per menit. 8. Kaji ulang pernafasan pasien, bila pasien masih tetap sesak buka baju pasien, lakukan pengkajian dengan inspeksi (lihat dada ada jejas/tidak, trakheaterdorong kearah yang sehat/tidak), auskultasi bunyi paru kanan dan kiri, perkusi dada kanan dan kiri. 9. Bila di temukan hasul kajian ditemukan tension pneumotoraks, lakukan needle thorakosintesis. Cara melakukan thoraksintesis: a) Ambil IV catheter nomor 14. b) Raba dengan jari tangan daerah interkosta kedua yang ada tensions pneumotoraks. 39 c) Tusukan IV catheter tadi di inter kosta ke 2 di atas kosta ke 3. d) Dengarkan sampai udara yang keluar berhenti, kemudian tutup ujung IV Catheter tadi dengan ujung hanscoend yang sudah dipotong. 10. Konsultasikan ke dokter dan kolaborasi dengan dokter. Untuk melakukan pemasangan Water Seal Drainage (WSD). 11. Bawa pasien keruang perawatan bila airway dan breathing sudah stabil. Skill initial assessment 1) 2) 3) 4) 5) Siapkan alat-alat untuk airway, breathing dan circulation. Penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Imobilisasi leher pasien dengan cara memegang kepala pasien. Kaji kemungkinan adanya sumbatan jalan nafas. Lakuakan jawtrhust atau pasang oropharyngeal airway bila pasien mengorok, lakukan suction bila ada darah dimulut pasien, atau miringkan pasien dengan loggroll bila pasien tiba-tiba muntah. 6) Pasang neck collar sesuai dengan ukuran panjang leher pasien. 7) Kaji pernafasan pasien. 8) Bila fasien sesak, berikan oksigen menggunakn simple mask. 9) Kaji sirkulasi pasien dan kemungkinan adanya perdarahan. 10) Bila ada perdarahan, nadi cepat dan kecil, akral dingin, stop perdarahan eksternal/yang nampak dengan balut tekan, pasang infus 2 Jalur menggunakan IV cathether nomor besar (G14), ambil sampel darah sebelum cairan diberikan, Cairan infus menggunakan RL yang dihangatkan. 11) Nilai tangkat kesadaran pasien menggunakan skala Glosgow Coma Scale (GCS). Dan periksa tanda lateralisasi dengan melihat pupil kanan dan kiri sama atau tidak. 12) Bukan pakaian pasien kemudian diselimuti untuk mencegah hipotermi. 13) Pasang folley catheteruntuk melihat produksi urine. 14) Pasang gastric tube untuk dikompresi lambumg. 15) Lakukan re-evaluasi, mulai dari airway, breathing, circulation dan GCS. 16) Pemeriksaan sekunder, memerikasa dari ujung kepala sampai ujung kaki untuk mencari cedara yang lain (Deformity, Open injury, Tenderness, Swelling/DOTS). 17) Dokumentasikan semua hasil pemerikasaan dan tindakan yang sudah dilakukan. 18) Konsultasikan ke dokter spesialis untuk penangganan selanjutnya untuk rujuk pasien bila di RS setempat: tidak mampu untuk menangani. 5. Tahap kedua (hari ke-4 dan ke-5): a. Simulasi dilakuakan untuk skill station defibrilasi, interpretasi EKG, stabilisasi musculoskeletal dan spinal. b. Untuk setiap skill station masing-masing dilaksanakan selama 4 jpl. c. Air simulasi sebagai berikut: 40 Skill defibrilasi Skill interpretasi EKG KEL.1 KEL. 2 Skill Stabilisasi musculoskeletal dan spinal KEL. 3 d. Masing-masing instruktur mendemonstrasikan kegiatan disetiap station. Masing-masing peserta mempraktikkan kegiatan disetiap station, kemudian instruktur melakuakn pengamatan serta menilai skill masing-masing peserta dengan menggunakan cek list yang sudah disediakan. e. Selanjutnya setiap kelompok berputar/berganti ke skill station berikutnya, sampai semua skill station di kerjakan. f. Langkah-langkah pelaksanaan: Skill defibrilasi 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Siapkan alat-alat. Hiduokan defibrillator. Pilih peddles atau (lead I, II, III) tombbol lead select. Oleskan jeli pada peddle. Pilih energi yang diperlukan. Letakkan peddle pada opex dan sternum. Nilai irama pada monitor, VF/VT tanpa nadi. Tekan tombol pengisisan energi (charge) pada peddle opex /pada unit defibrillator. Setelah energi tercapai, berikan aba-aba yang jelas. Energi siap……Saya siap……Area siap 10) Berikan tekanan + 10 Kg pada peddle. 11) Nilai kembali irama EKG, bila masih VF/VT tanpa nadi tekan tombol discharge pada kedua peddle. 12) Apabila masih VF/VT tanpa nadi lakukan tahap ACLS berikutnya. Skill Interpretasi EKG 1) 2) 3) 4) 5) Siapkan alat EKG. Jelaskan pada klien, produser yang akan dilakukan. Baringkan pasien terlentang dengan tungkai lurus, lengan lurus tidak bersentuhan. Anjurkan pasien tenang selama perekaman. Hubungkan kabel power, ground, kabel pada alat EKG. 41 6) Daerah yang akan dipasang elektrode dibersikan dengan kasa dan alkohol. 7) Pasang semuah elektrode (ektremitas dan prekordial) pada dada pasien dengan menggunakan jelly. 8) Hubungkan kabel pasien dengan elekttode yang telah dipasang sesuai label yang ada dikabel pasien. 9) Tekan tombol power untuk menghidupkan mesin, 10) Sebelum mengaktifkan mesin, periksa tombol kertas (posisi instand\stop), tombol selektor pada posisi standar, tombol sensivity pada 1 mv, speed 25 mm\sec. 11) Mesin diakifkan, biarkan sebentar agar alat melakukan pemanasan. 12) Buat kalibrasi dengan menekan tombol start/run, sambal menekan tombol 1MV (kalibrasi) sebanyak 3 kali berturut-turut. 13) Lakukan perekaman EGK dengan memutar tombol selector mulai dari lead 1 s/d V. 14) Setelah itu pindahkan kembali selector pada standard an lakukan kaliborasi lagi. 15) Perekaman EKG selesai. 16) Bersihkan dada dan ekstremitas kliendari jeliy. 17) Beritahu klien bahwa prosedur telah selesai. 18) Bersihkan alat-alat dan letakan pada tempatnya. Skill stabilisasi musculoskeletal 1) Siapkan alat balut dan bidal. 2) Beritahu ke pasien tindakan yang akan dilakukan. 3) Tenangkan pasien. 4) Lepaskan pakaian pasien di daerah yang fraktur. 5) Bersihkan daerah yang luka dengan normal salin 6) Tutup daerah luka dengan balut tekan untuk menghentikan perdarahan. 7) Siapkan bidai sesuai dengan kebutuhan, panjang harus melewati 2 sendi tulang yang patah 8) Siapkan verban guluang yang lebar atau elastis verban. 9) Lakukan traksi/tarikan ringan pada tulang yang patah. 10) Periksa pulsasi, sensorik dan motorik bagian distal dari tulang yang patah sebelum bidal dipasang. 11) Angkat ektremitas yang patah tetapi jangn terlalu tinggi, letakan bidal dibawahnya dan tali pengikat. 12) Letakan kembali ektremitas tadi, pasang bidal di bagian luar dan dalam dari ektremiitas atau tulang yang patah. 13) Atur letak tali pengikat mulai dari bagian distal ke proksimal. 14) Ikat masing-masing tali dengan kuat. 15) Periksa kembali pulsasi, sensorik dan motorik bagian distal, pastikan pulsasi teraba, sensorik (+), motorik (+), bila pulsasi tidak teraba, artinya pengikatan terlalu kuat, pengikatan sedikit dilonggarkan. 16) Rapikan kembali alat-alat yan tidak terpkai. 17) Konsultasikan ke dokter spesialis atau rujukan ke RS lain bila RS setempat tidak mampu menangani. 42 Skill stabilisasi spinal 1) Siapkan alat-alat trasnsportasi dan rujukan. 2) Beritahukan ke pasien tindakan yang akan dilakukan. 3) Stabilkan pasien mulai dari airway, breathing dan circulation. 4) Bila menggunakan scoopestretcher: a) Posisikan terlentang pasien yang sudah distabilkan. b) Ukur panjang scoopestrether, sesuai panjang pasien c) Buka scoopestrether. d) Miringkan pasien dengan cara logroll (satu penolong mengimobilisasi leher dengan 2 tangan memegang bahu pasien sambal menjepit kepala, satu penolong lagi memegang bahu pasien dan pinggang pasien dari sisi pasien, satu penolong lagi memegang pinggang dan kaki pasien dari sisi yang sama dengan penolong kedua). e) Miringkan pasien secara bersama-sama dari kepala sampai kaki sekitar 20, satu penolong lagi memasukkan scooper stretcher yang sudah dibuka. f) Kedua penolong yan disisi pasien pindah kesisi yang satunya, dengan cara yang sama pasien dimiringkan kembali. g) Penolong yang lain memasukkan scoope stretcher yang sebelahnya kemudian mengunci. h) Pasien siap dipindahkan. i) Angkat pasien secara bersama-sama dengan 4 orang penolong, dua orang dibagian kepala dan dua orang lagi dibagian kaki. j) Pada saat pasien di bawa jalan, yang dibagian depan/yang jalan duluan yang dibagian kaki. 5) Bila menggunakan Long Spine Boord (LSB): a) Posisikan terlentang pasien yang sudah distabilkan. b) Miringkan pasien dengan cara longroll (satu penolong mengimbolisasi leher dengan 2 tangan memegang bahu pasien sambil menjepit kepala, satu penolong lagi memegang bahu pasien dan pinggang pasien dari sisi pasien, satu penolong lagi memegang pinggang dan kaki pasien dari sisi yang sama dengan [enolong kedua). c) Miringkan pasien secara bersama-sama dari kepala sampai kaki sekitar 90, satu penolong lagi menyorongkan LSB ke bagian punggung pasien. d) Secara bersama-sama miringkan kembali pasien keposisi terlentang. e) Pasang head stabilizer di bagian kiri dan kanan kepala pasien, kemudian ikat dengan tali yang sudah tersedia. f) Ikat pasien dengan safety belt di bagian dada, pinggang dan kaki. g) Pasien siap dipindahkan. h) Ankat pasien secara bersama-sama dengan4 orang penolong, dua orang dibagian kepala dan dua orang lagi dibagian kaki. i) Pada saat pasien di bawa jalan, yang dibagian depan/yang jalan duluan yang di bagian kaki, 43 Lampiran 3, PETUNJUK DISKUSI TRIAGE SCENARIO Tujuan diskusi: Setelah mengikuti diskusi ini, peseta mampu melakukan triage pasien pada scenario yang diberikan. Petunjuk: 1. Peserta pelatihan dibagi menjadi 2 kelompok besar dan masing-masing kelompok ditempatkan diruang kelas yang berbeda. 2. Masing-masing kelompok didampingi oleh 2 orang instruktur. 3. Masing- masing peserta mendapatkan lembar kasusyang sama. 4. Instruktur memimpin diskusi untuk membahas kasus pertama. 5. Setelah pembahasan kasus pertama selasai, instruktur menunjuk satu orang peserta untuk memimpin diskusi pembahasan kasus kedua. 6. Instruktur mengawasi dan membantu para peserta bila ada kesulitan dalam pembahasan kasus. 7. Diskusi selesai, semua peserta kembali berkumpul di ruang kelas. Alat bantu: 1. Lembar kasus 2. Whiteboard 3. Spidol whiteboard Waktu: 1 jpl = 45 menit SKENARIO 1 Tabrakan mobil Anda seorang perawat sedang bertugasdi unit gawat darurat sebuah rumah sakit tempat anda bekerja. Anda mendapat telepon dari atasan yang menginformasikan telah terjadi kecelakaan lalu lintas di dekat rumah sakit anda dan anda ditugaskan ke tempat kejadian untuk melakukan triage, 4 menit kemudian anda sampai di tempat kejadian, ternyata sebuah minibus dengan 5 orang penumpang menabrak pagar pembatas jalan, menurut informasi dari saksi mata kecepatan minibus tadi sekitar 100 km/jam. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan keadaan korban sebagai berikut: 44 Pasien A Laki-laki, umur 45 tahun, pengemudi minibus, tanpa sabuk pengamanpada saat kejadian. Nampaknya menghantam kaca depan mobil. Pada saat diperiksa tampak sesak berat dan pucat. Mengalami perlukaan berat di daerah maksilo-facial, banyak darah di daerah wajah, keluar darah dari mulut dan hidung. Tampak jelas di daerah dada. Tanda-tanda vital: nadi 120 kali/menit, pernafsan 40 kali/menit, GCS 8. Pasien B Perempuan. Umur 38 tahun, berada 9 meter dari minibus, tampaknya terpental keluar dari dalam mobil. Pada saat anda menemukan pasien dalam keadaan sadar, pasien mengeluh sangat nyeri di daerah peru. Pada saat anda palpasi teraba krepitasi di daerah panggul. Tanda-tanda vital: nadi 140 kali/menit, kecil serta akral terasa dingin, pernafasn 28 kali/menit, GDS 15. Pasien C laki-laki, usia 48 tahun, anda temukan berada dibelakang jok mobil. Pada saat anda periksa Nampak sangat sesak dan hanya beresponbila diajak bicara. Perlikaan yang Nampak, ada ekskoriasi di darah wajah, dada dan abdomen. Bising nafas tidak terdengar pada paru sisi kiri dan pada abdomen ada nyeri tekan. Tanda –tanda vital: nadi 140 kali/menit, kecil serta akral terasa dingin, pernafasan 35/menit, GCS 14. Pasien D Perempuan, usia 25, ditemukan ditempat duduk belakang dalam keadaan histeris dan mengeluh nyeri perut. Ternyata perempuan tersebut sedang hamil 8 bulan dan nampaknya akan partus. ada perluksn ekskoriasi daerah wajah dan abdomen. Tanda-tanda vital: nadi 96/menit, besar, respirasi 25 kali/menit, GCS 15. Pasien E Anak laki-laki umur 6 tahun, ditemukan dilantai mobil, pada saat ditemukan masih bias diajak bicara, 3 menit kemudian tidak bias lagi. Dari hasil pemeriksaan Nampak ekskorisasi di seluruh tubuh serta tungkai kanan tampak angulasi. Keluar darah dari mulut dan hidung. Tanda-tanda vital: nadi 180 kali/menit, sedang, respirasi 30 kali/menit, GCS 12. Pertanyaan: 1. kenali apayang anda lakukan dalam menyelasaikan masalah primer yang memebutuhkan penanganan segera. 2. tuliskan prioritas pasien menurut Anda, untuk penangganan lebih lanjut dengan menuliskan nomer 1 – 5 (dengan # 1 prioritas tertinggi dan # 5 prioritas terendah). pada tiap baris d bawah ini. --------------- Pasien A --------------- Pasien B --------------- Pasien C 45 --------------- Pasien D --------------- Pasien E 3. jelaskan dengan singkat alasan Anda dalam menentukan prioritas pasien tersebut: Ω Prioritas 1 ------------------------------------------------------------------------------------------Ω Prioritas 2 ------------------------------------------------------------------------------------------Ω Prioritas 3 ------------------------------------------------------------------------------------------Ω Prioritas 4 ------------------------------------------------------------------------------------------Ω Prioritas 5 ------------------------------------------------------------------------------------------- SKENARIO 2 Tabrakan Mobil Anda seorang perawat yang mendapat tugas untuk melakukan triage setelah mendapat informasi, telah terjadi kecelakaan mobil,5 menit setelah sampai di tempat kejadian, ternyata sebuah mobil sedandengan 5 orang penumpang menabrak bagian belakang truck yang sedang membawa kayu. Setelah anda melakukan pemeriksaan didapatkan kondisi pasien: Pasien A Laki- laki, umur 24 tahun, telah diekstriksa dari dalam mobil. pernafasan ada bunyi gurgling, darah keluar dari hidung saat ekspirasi. pembengkakan didaerah leher dan nampak sianosis. ditemukan fraktur maksila, gigi banyak yang patah dan ada fraktur klavikula terbuka. tanda-tanda vital: Nadi 140 kali/menit, kekuatan sedang, respirasi 40 kali/menit, GCS 12. Pasien B Perempuan, umur 38 tahun, pasien mengeluh sakit, ada kayu menancap di dada sebelah kanan serta ada luka selebar 4 cm dan tampak jaringan paru keluar masuk dari luka tersebut. Tanda-anda vital: Nadi 100kali/menit, kekuatan sedang, respirasi 35 kali permenit, GCS 15. Pasien C Laki-laki, umur 40 tahun, mengeluh nyeri dada, ada nyeri tekan di sternum dan Nampak sesak, bising nafas berkurang pada paru disebelah kiri. perlukaan, ada fraktur kostea 3-6 kiri dan fraktur femur kiri terluka. Tanda-tanda vital: Nadi 110 kali/ menit, kecil, respirasi 35 kali/ menit, GCS 15. Pasien D Laki-laki, umur 35 tahun, sadar, sedikit gelisah. Dari hasil pemeriksaan, seluruh perut nyeri tekan dan nampak ada jejas di sbdomen bagian atas. Tanda-tanda vital: Nadi 105 kali/menit, respirasi 30 kali/menit, GCS 15. Pertanyaan: 46 1. kenali apa yang dapat Anda lakukan dalam menyelesaikan masalah primer yang membutuhkan penanganan. 2. Tuliskan prioritas pasien menurut Anda, untuk penanganan lebih lanjut dengan menuliskan nomor 1 – 5 (dengan # 1 prioritas tertingi dan # 5 prioritas terendah) pada tiap baris dibawah ini, ------------ Pasien A ------------ Pasien B ------------ Pasien C ------------ Pasien D ------------ Pasien E 3. jelaskan dengan singkat alasan Anda dalam menentukan prioritas pasien tersebut: Ω --------- Pasien 1 Ω -------- Pasien 2 Ω -------- Pasien 3 Ω -------- Pasien 4 Ω -------- Pasien 5 47 lampiran 4 From Penilaian Keterampilan Peserta Komputensi 1: Resusitasi Jantung Paru (RJP) Nama peserta No. Absen No. : …………………………………………………. : …………………………………………………. Kriteria Unjuk Kerja 1 1. 2. 3. Penolong menggukan Alat Pelindung Diri (APD). Merespons dengan menepuk bahudan memanggil pasien. Aktifkan SPGDT dengan berteriak “tolong ada pasien apnoe siapkan AED/defibrillator”. 4. Cek nadi karotis maksimal 10 detik. 5. Bila nadi karotis teraba, cukup berikan bantuan nafas setiap 5 atau 6 detik. 6. Bila nadi karotis tidak teeraba, lakukan kompresi dada, sebanyak 30 kali/dilanjutkan dengan bantuan nafas 2 kali (rasio 30: 2) dilakukan sebanyak 5 siklus dalam 2 menit. 7. Cek nadi karotis setiap 2 menit. 8. Bila nadi karotis belum teraba kanjutakan siklus 30: 2 sampai bantuan datang atau diambil alih oleh petugas yang lebih kompeten. Total Nilai Keterangan: Berikan tanda √ pada angka: 1. : Tidak melakukan tindakan 2. : Melakuakan tetapi tidak sesuai prosedur 3. : Melakukan dengan prosedur tetapi kurang baik 4. : Melakukan dengan prosedur dengan baik dan benar Cara menghitung: Total nilai Nilai = --------------------- X 100 Nilai maksimal 48 Nilai 2 3 4 Form Penilaian Keterampilan Peserta Kompetensi 2: Airway dan Breathing Nama Peserta No. Absen No. : ………………………………………………………… : ………………………………………………………… Kriteria Unit Kerja 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Penolong Menggunakan Alat Pelindung (APD). Imobilisasi kepala pasien dengan 2 tanggan. Bila pasien mengorok pasang oropharyngeal airway, bila di mulut pasien banyak darah lakukan suction. Pasang neck collar sesuai dengan ukuran/ panjang leher pasien. Pasang pulse oksimetri. Berikan oksigen menggunakan simple mask sebanyak 6 liter per menit. Kaji ulang pernafasan pasien, bila pasien masih tetap sesak buka baju pasien, akukan pengkajian dengan inspeksi (lihat dada ada jejeas/tidak, trachea terdorong ke araah yang sehat/tidak), auskultasi paru yang kanan dan kiri, perkusi dada kanan dan kiri. Bila ditemukan hasil kajian ditemukan tension pneumotoraks, lakukan needle thorakasintesis. Konsultasikan ke dokter dan kalobororasi dengan dokter untuk melakukan pemasangan Water Seal Drainage (WSD). Bawa pasien ke ruang perawatan bila air way dan breathing suda stabil. Total Nilai Keterangan: Berikan tanda √ pada angka: 1. : Tidak melakukan tindakan 2. : Melakuakn tetapi tidak sesuai prosedur 3. : Melakuakn sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik 4. : melakuakn sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar Cara penghitungan: Total nilai Nilai = -------------------- X 100 Nilai maksimal 49 Nilai 2 3 4 Form Penilaian Keterampilan Peserta Kompetensi 3: Initial Assessment (Penialian awal) Nama Peserta : ………………………………………… No. Absen : ………………………………………… No. Kriteria Unjuk Kerja 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17 Penolong menggunakna Alat Pelinding Diri (APD) Imobilisasi leher pasien dengan cara memegang kepala pasien. Kaji kemugkinan adanya sumbatan jalan nafas. Lakukan jawtrhust atau pasang orapharingeal air way bila pasien mengorok, lakukan suction bila ada darah dimulut pasien, atau miringkan pasien dengan longgroll bila pasien tiba –tiba muntah. Pasang neck collaor sesuai dengan ukuran panjang leher pasien. Kaji pernafasan pasien. Bila pasien sesak, berikan oksegen menggunakan simple mask. Kaji sirkulasi pasien dan kemungkinan adanya perdarahan. Bila adanya perdarahan,nadi cepat dan kecil,akral dingin, stop perdarahan eksternal/yang Nampak dengan balut tekan, pasang infus 2 jalur menggunakan IV catheter nomor besar (G14), ambil sampel darah sebelum cairan diberikan. Nilai tingkat kesadaran pasien menggunakan skla Glasgow coma scale (GCS). dan periksa tanda laterasi dengan melihat pupil pasien, bandingkan diameter pupil kanan dan kiri sama atau tidak. Buka pakaian pasien kemudian di selimuti untuk mencegah hipotermi. Pasang folley catheter untuk menilai produksi urine. Pasang gastric tube untuk dekompresi lambung. Lakukan re-evaluasi, mulai dari airway, breathing , circulationdan GCS. Pemeriksaan sekunder, memeriksa dari ujung kepala sampai ke ujung kaki untuk mencari cedera yang lain (Deformity open enjury, Tenderness, swelling\DOTS). Dokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan tindakan yang sudah dilakukan. Konsultasikan ke dokter spesialis untuk penanganan selanjutnya atau rujuk pasien bila RS setempat tidak mampu menangani. 50 Nilai 2 3 4 Total Nilai Keterangan: Berikan tanda √ pada angka: 1. : Tidak melakukan tindakan 2. : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur 3. : Melakukan sesuai prosedur tetepi kurang baik 4. : melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar Cara penghitungan: Total Nilai Nilai= ------------------------ X100 Nilai Maksimal 51 form Penilaian Keterampilan Peserta Kompetensi 4: Defibrator Nama Peserta : ………………………………………………… No. Absen : ………………………………………………… No. Kriteria Unjuk kerja 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Hidupkan defiblator. Pilih paddles atau (lead I,II,III)tombol lead selete. Oleskan jelly pada paddle. Pilih energy yang diperlukan. Letakan paddle pada apex dan sternum. Nilai irama pada monitor, VF\VT tanda nadi. Tekan tombol pengisi energi (change) pada paddle apex\ pada unit defibrillator. Setelah energy tercapai, berikan aba-aba yang jelas , Energi siap…Saya siap….Area siap Berikan tekanan + 10 Kg pada paddle. Nilai kembali irama EKG , bila masih VF\VT tanpa nadi tekan tombol discharge pada kedua paddle. Apa bila masih VF\VT tanpa nadi tahap ACLS berikutnya. Total Nilai Keterangan: Berikan tanda √ pada angka: 1. 2. 3. 4. : Tidak melakukan tindakan : melakukan tetapi tidak sesuai prosedur : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar Cara perhitungan: Total Nilai Nilai = --------------------- X 100 Nilai maksimal 52 Nilai 2 3 4 Form Penilaian Keterampilan Peserta Kompetensi 5: Interpretasi EKG Nama Peserta : ……………………………………………………. No. Absen : ……………………………………………………. No. Kretaria Unjuk Kerja 1 1. 2. 3. Siapkan Alat EKG Jelaskan pada klien, prosedur yang akan di lakukan. Baringkan pasien terlentang dengan tungkai lurus, lengan lurus tidak bersentuhan. 4. Anjurkan pasien tenang selama perekaman. 5. Hubungkan kabel power, groung, kabel pasien pada alat EKG. 6. Daerah yang akan dipasang elekstrode dibersihkan dengan kasa dan alkohol. 7. Pasangkan semua electrode (ekstremitas dan prekorcial) pada dada pasien dengan menggunakan jellu. 8. Hubungkan kabel pasien dengan electrode yang telah dipasang sesuai dengan label yang ada di kabel pasien. 9. Tekan kabel power,untuk menghidupkan mesin. 10 Sebelum megaktifkanmesin, periksa tombol kertas (posisi instand/stop), tombol selector pada posisi stsndart,tombol sensitifnya pada 1 mv, speed 25 mm/sec. 11. Mesin diaktifkan, diamkan sebentar agar alat melakukan pemanasan. 12. Buat kalibrasi dengan menekan tombol stsrt/run, sambil menekan tombol 1 Mv (kalibrasi) sebanyak 3 kali berturutturut. 13. Lakukan perekaman EKG dengan memutar tombol selector mulai dari lead 1 s/d V 14. Setelah itu pindahkan kembali selector pada standart dan lakukan kalibrasi lagi. 15. Bersihkan dada dan ekstremitas klien dan jelly. 16. Bersihkan klien bahwa prosedur telah selesai. 17. Bersihkan alat-alat dan letakkan pada tempatnya. Total Nilai Keterangan: Berikan tanda √ pada angka: 1. 2. 3. 4. : Tidak melakukan tindakan : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur : Melakuakn sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dam benar 53 Nilai 2 3 4 From Penilaian Keterampilan Peserta Kompetensi 6: Stabilisasi Muskuloskeletal Nama Peserta : ……………………………………………………… No. Absen : ……………………………………………………… No. Kriteria Unjuk Kerja 1 1. 2. Siapkan alat balut dan bidai. Beri tahu ke pasien tindakan yang akan dilakukan,tenagkan pasien. 3. Lepaskan pakian pasien di daerah yang fraktur. 4. Bersihkan daerah yang luka dengan normal salin. 5. Tutup daerah luka dengan balut tekan untuk menghentikan pendarahan. 6. Siapkan bidai sesuai dengan kebutuhan, panjang harus melewati dari 2 sendi tulang yang patah 7. Siapkan verban gulung yang lebar atau elastis verban. 8. Lakukan traksi/tarikan ringan pada tulang yang patah. 9. Periksa pulsasi, sensorik dan motoric bagian distal dari tulang yang patah sebelum bidal d pasang. 10. Angkat ektremitasi yang patah tetap jangan trrlalu tinggi, letakkan bidal dibawahnya dan tali pengikat. 11. Letak kembali ektremitas tadi, pasang bidal di bagian luar dan didalam dari ektremitas atau tulang yang patah. 12. Atur letak tali pengikat mulai dari bagian distal ke praksimal. 13. Ikat masing-masing tali dengan kuat. 14. Periksa kembali pulsasi, sensurik dan motoric bagian distal, pastiakn pulsasi teraba, sensorik(+), bila pulsasi menjadi tidak teraba,artinya pengikatan terlalu kuat, pengikatan sedikit dilonggarkan. 15. Konsultasikan ke dokter spesialisatau rujuk ke RS lainbila RS setempat tidak mampu menanggani. Total Nilai Keterangan: Berikan tanda √ pada angka: Total Nilai Cara perhitungan: Nilai = ----------------------- X100 Nilai maksimal From Penilaian Keterampilan Peserta 54 Nilai 2 3 4 Kompetensi 7: Stabilisasi Spinal Nama Peserta : ……………………………………………………. No. Absen : ……………………………………………………. No. Kriteria Unjuk Kerja 1 1. 2. 3. 4. 5. iapkan alat-alat transportasi dan rujukan. Beritahukan ke pasien tindakan yang akan dilakukan. Stabilkan pasien mulai dari airway,briyhing dan circulation. Bila menggunakan scopestrecher: a) Posisikan terlentang pasien yang sudah distabilkan. b) Ukur panjang scope stretchersesuai panjang pasien. c) Buka scoopre stretcher. d) Miringkan pasien dengan cara logroll (satu penolong mengimobilisasi leher dengan 2 tangan memegang bahu pasien sambil menjepit kepala, satu penolong lagi memegang bahu pasien dan pinggang pasien dari sisi pasien, satu penolong lagi memegang pinggang da kaki pasien dari sisi yang sama dengan penolong ke dua). e) Miringkan pasien secara bersama-sama dari kepala sampai kaki sekitar 200, satu penolong lagi memasukan scoopre stretcher yang sudah dibuka. f) Kedua penolong yamg disisi pasien pindah ksisi yang satunya,dengan cara yang sama pasien dimiringkan kemali. g) Penolong yang lain memasukan scoopre stretcher yang sebelahnya kemudian mengunci. h) Pasien siap di pindahkan. i) Angkat pasien secara bersama-sama dengan 4 orang penolong, dua orang dibagian kepal dan dua orang lagi dibagian kaki. j) Pada saat pasien di bawa jalan, yang bagian depan/yang jalan duluan yang di bagian kaki. Bila menggunakan Long Spine Boord (LSB): a) Posisikan terlentang pasien yang sudah distabilkan. b) Miringkan pasien dengan cara longroll (satu penolong mengimobilisasi leher dengan 2 tanggan memegang bahu pasien sambil menjepit kepala, satu penolong lagi memegang bahu pasien dan pinggang dan kaki pasien dari sisi yang sama dengan penolong kedua). c) miringkan pasien secara bersama-sama dari kepala sampai kaki sekitar 900, satu penolong lagi menyorongkan LSB ke bagian punggung pasien. d) Secara bersama-sama miringkan kembali pasien keposisi terlentang. 55 Nilai 2 3 4 e) Pasang heed stabilizer di bagian kiri dan kanan kepalapasien,kemudian ikat dengan tali yang sudah tersedia. f) Ikat pasien dengan sfety belt dibagian dada, pinggan dan kaki. g) Pasien siap dipindahkan. h) Angkat pasien secara bersama-sama dengan 4 orang penolong, dua orang di bagian kepala dan 2 orang lagi di bagian kaki i) Pada saat pasien dibawa jalan, yang di bagian depan\yang jalan duluan di bagian kaki Total Nilai Keterangan: Berikan tanda √ pada angka: 1 2 3 4 : Tidak melakukan tindakan : melakukan tetapi tidak sesuai prosedur : melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik : melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar Total nilai Cara perhitungan: Nilai = --------------------- X 100 Nilai maksimal 56 Lampiran 5. JADWAL PELATIHAN BTCLS BAGI RELAWAN COVID-19 WAKTU HARI 1 Hari/tanggal 07.00 – 07.30 07.30 – 08.00 08.00 – 08.30 08.30 – 09.15 09.15 – 10.00 10.00 -10.15 10.15 – 11.00 11.00 – 12.30 12.30 – 13.30 13.30 – 15.00 15.00 – 15.45 15.45- 16.00 16.00 – 17.30 HARI 2 Hari/tanggal 07.00 – 08.00 08.00 – 09.30 09.30 – 10.15 10.15 - 10.30 10.30 – 11.15 MATERI JPL T P Registrasi Pre test Pembukaan Kebijakan Pengembangan Kompetensi SDM Kesehatan Membangun Komitmen Belajar (Building Learning Commitment /BLC) Istirahat Membangun Komitmen Belajar (Building Learning Commitment /BLC) Gambaran Umum Covid -19 dan Pencegahannya Ishoma Etik dan Aspek legal aspek keperawatan gawat darurat Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Istirahat Bantuan Hidup Dasar (BHD) (T) Refleksi Penilaian Awal (Initial assessment) (T) Penatalaksanaan Pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway and breathing) (T) IIstirahat Penatalaksanaan Pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway and breathing) (T) 57 PELATIH/INSTRUTUR 1 Panitia Panitia Kepala Puslat SDM Kesehatan Kepala Puslat SDM Kesehatan Pengendali Pelatihan 1 Pengendali Pelatihan 1 1 Fasilitator 1 1 Fasilitator 1 1 Fasilitator 2 Fasilitator 2 Fasilitator 1 Fasilitator 1 Fasilitator 11.00-12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 13.45 13.45 – 14.15 14.15 – 15.00 15.00 – 15.45 15.45 – 16.30 16.30- 17.15 HARI 3 Hari/tanggal 07.30 – 08.00 08.00 – 09.30 09.30 – 10.15 10.15 – 10.30 10.30 – 12.00 12.00 - 13.00 13.00 – 15.15 15.15 – 15.30 15.30– 17.45 Penatalaksanaan pasien akibat trauma: kepala dan spinal (T) Ishoma Penatalaksanaan pasien akibat thorak dan abdomrn (T) Penatalaksanaan pasien akibat trauma: musculoskeletal (T) Penatalaksanaan pasien akibat trauma: luka bakar (T) Istirahat Penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi (T) Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler (T) Refleksi Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler (T) Skill station: • BHD • Airway and breathing • Initial assessment Istirahat Skill station: • BHD • Airway and breathing • Initial assessment Ishoma Skill station: • BHD • Airway and breathing • Initial assessment Istirahat Skill station • BHD • Airway and breathing • Initial assessment 58 1 Fasilitator 1 Fasilitator 1 Fasilitator 1 Fasilitator 1 Fasilitator 1 Fasilitator 2 Fasilitator 1 Tim Fasilitator 2 Tim Fasilitator 3 Tim Fasilitator 2 Tim Fasilitator HARI 4 Hari/tanggal 07.30 – 08.00 08.00 – 09.30 09.30 – 10.15 10.15 – 10.30 10.30 – 11.15 11.15 – 12.00 12.00 – 13.00 13.00 – 15.15 15.15 - 15.30 15.30 – 17.00 Refleksi Skill station • BHD • Airway and breathing • Initial assessment Penatalaksanaan evakuasi pasien (T) Istirahat Triage pasien (T) Triage (kasus) Ishoma Skill station: • Defibrilasi • Interpretasi EKG • Stabilisasi musculoskeletal dan spinal Istirahat Skill station: • Defibrilasi • Interpretasi EKG • Stabilisasi Musculoskeletal dan spinal 2 1 Tim Fasilitator Fasilitator 1 1 Fasilitator Fasilitator 3 Tim Fasilitator 2 Tim Fasilitator 4 Tim Fasilitator 2 Tim Fasilitator 4 Tim Fasilitator HARI 5 Hari/tanggal 07.00 – 07.30 07.30 – 10.45 10.45 – 11.00 11.00 – 12.30 12.30 – 13.30 13.30 – 16.30 16.30 – 17.15 17.15 – 17.30 17.30 – 18.00 Refleksi Skill station: • Defibrilasi • Interpretasi EKG • Stabilitas musculoskeletaldan spinal Istirahat Ujian Praktik Ishoma Ujian praktik Post test Evaluasi penyelenggaraan Penutupan Panitia Kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan JUMLAH JP 20 59 30