Uploaded by Angie Erditha

KURIKULUM

advertisement
KURIKULUM PELATIHAN
BTCLS BAGI RELAWAN
COVID-19
Pusat Pelatihan SDM Kesehatan
Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Pengasih dan Maha
Penyayang, Standar Kurikulum Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Suport (BTCLS) bagi
Relawan COVID- 19 telah dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Diharapkan dengan telah disusunnya standar kurikulum pelatihan in, maka standar kurikulum
ini dapat dijadikan acuan bagi penyelenggara pelatihan dalam menyelenggarakan Pelatihan
BTCLS bagi Relawan COVID-19 sehingga para peserta mendapatkan pelatihan yang bermutu
yang meliputi mutu kurikulum pelatihan, mutu peserta, mutu pelatih, mutu penyelenggara
pelatihan, dan mutu tempat penyelenggaraan pelatihan.
Standar kurikulum pelatihan BTCLS bagi Relawan COVID-19 ini disusun oleh Puslat SDM
Kesehatan bekerja sama dengan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Direktorat Bina
Upaya Kesehatan Rujukan, Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisan Medik,
PPNI, HIPGABI, Yayasan AGD 118, Yayasan Gadar Medik, serta Yayasan Nakespro.
Kami menyadari bahwa Standar Kurikulum Pelatihan ini belum sempurna, untuk itu masukan
dan kritik sangat kami harapkan. Akhirnya kami ucapkan trimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian penyusunan Standar Kurikulum Pelatihan ini.
Jakarta,
Oktober 2021
Kepada Pusat Pelatihan SDM Kesehatan
Dra. Oos Fatimah Rosyati, M.Kes
ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….…
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….........................
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….….....
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………...
B. Peran…………………………………………………………………………………………
C. Fungsi………………………………………………………………………………………..
BAB II KURIKULUM…………………………………….……………………………………………….
A. Tujuan……………………………………………………………………………..................
B. Kompetensi……………………………………………………………………….................
C. Struktur Kurikulum…………………………………………………………………….........
BAB III RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)..……………….
BAB IV DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN..……………………………………………….……
BAB V PESERTA DAN PELATIH…….………………………………………………………….……..
A. Peserta……………………………………………………………………………................
B. Pelatih/Instruktur…………………………………………………………………………….
BAB VI PENYELENGGARAAN DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN……………...…………...
A. Penyelenggaraan……………………………………………………………………………
B. Tempat Penyelenggaraan……………………………………………………….…………
BAB VII EVALUASI PELATIHAN………………………………………………………………..….....
BAB VIII SERTIFIKAT PELATIHAN………………………………………………………………….…
Lampiran:
1. Standar sarana dan prasarana Pelatihan BTCLS
2. Panduan simulasi (skill station)
3. Petunjuk diskusi Triage Scenario
4. Form penilaian keterampilan peserta
5. Jadwal Pelatihan BTCLS
iii
ii
iii
1
1
1
1
3
3
3
3
5
25
29
29
29
30
30
30
31
32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan atau bencana dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, seperti halnya kecelakaan
lalulintas, kecelakaan rumah tangga, kecelakaan kerja, dan sebagainya. Perawat sebagai lini
terdepan dalam pelayanan gawat darurat harus mampu menanggani masalah yang diakibatkan
kecelakaan dengan cepat dan tepet, dengan pendekatan asuhan keperawatan yang mencakup
aspek bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual. oleh karena itu pewarat di tuntut untuk memiliki
kompentasi dalam menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan
kardiovaskuler. Salah satu upaya dalam peningkatan kompetensi tersebut dilakukan melalui
pelatihan.
Basic Trauma Cardiac life Support (BTCLS) merupakan salah satu pelatihan dasar bagi perawat
dalam menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiaovaskuler.
Penananganan masalah tersebut ditunjukan untuk memberikan bantuan hidup dasar sehinnga
dapat menyelamatkan nyawa dan meminimalisir kerusakan organ serta kacamata penderita.
Pelatihan dasar ini ditunjukan bagi calon perawat, yang berada pada masa pendidikan
keperawatan disemester akhir. Untuk memprtahankan dan mengebangkan kompetensi
keperawatan gawat darurat (emergensi) bagi pewarat yang berkerja, telah dipersiapkasn
pelatihan keperawatan emergensi dasar, intermediate dan advanced.
Dengan adanya peningkatan kebutuhan kompetensi yang dimilikin oleh perawat dalam
menangani kegawatdaruratan khususnya akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler sehinnga
banyak penyelenggara pelatih yang menyelenggarakan pelatihan tersebut dengan nama
pelatihan yang beragam. Demikian diberikan di perlukan standar kurikulum pelatihan pada area
Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) secara nasional dengan mengacu pada standar
internasiaonal.
Oleh karna itu, standar kurikulum pelatihsn Basic Trauma Cardiac Life Suport (BTCLS) ini
digunakan sebagai acuan bagi penyelenggara pelatihan. Materi dan julah jam pembelajaran
dalam standar kurikulum ini tidak boleh dikurangi namun dapat ditambahkan apabila ada
kekhususan dari penyelenggara pelatihan.
B. Peran
Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai
kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler.
C. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya, peserta berfungsi dalam:
1. Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
1
pelaksana
penanganan
2. Melakukan Penilaian Awal (initial assesment)
3. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway
dan breathing).
4. Melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma: kepala dan spinal, thorak dan abdomen,
musculoskeletal dan luka bakar.
5. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi.
6. Melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler.
7. Melakukan penatalaksanaan evakuasi pasien.
8. Melakukan triage pasien.
2
BAB II
KURIKULUM
A. Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan
akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler.
B. Kompetensi
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
1. Melakukan Bantuan Hidup dasar (BHD).
2. Melakukan penilaian awal (initial assessment).
3. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway
dan breathing).
4. Melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma: kepala dan spinal, thorak dan
abdomen, musculaskeletal dan luka bakar.
5. Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi.
6. Melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler.
7. Melakukan penatalaksanaan evakuasi pasien.
8. Melakukan triage pasien.
C. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum Pelatihan BTCLS bagi Relawan Covid-19 adalah sebagai berikut:
No
MATA PELATIHAN
A.
MATA PELATIHAN DASAR:
1. Kebijakan Pengembangan Kompetensi SDM
Kesehatan
2. Etik dan aspek legal keperawatan gawat darurat
3. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
Sub Total
MATA PELATIHAN INTI:
1. Bantuan hidup dasar
2. Penilaian awal (initial assessment, triage)
3. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan
pernafasan dan jalan nafas (airway and
breathing)
4. Penatalaksanaan pasien akibat trauma: kepala
dan spinal, thorakdan abdomen, musculoskeletal
dan luka bakar
B.
3
T
WAKTU
P
PL
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
2
1
3
1
0
4
2
2
2
5
4
4
0
0
0
7
6
6
4
4
0
8
JLH
C.
5. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan
sirkulasi
6. Penatalaksanaan kegawatdaruratan
kardiovaskuler
7. Penatalaksanaan evakuasi pasien
8. Triage pasien
Sub Total
MATA PELATIHAN PENUNJANG:
1. Membangun komitmen belajar (Building Learning
commitemen/BLC)
2. Gambaran Umum Covid-19 dan Pencegahannya
Sub Total
JUMLAH
4
1
2
0
3
3
4
0
7
1
1
16
2
1
26
0
0
0
3
2
42
0
2
0
2
1
1
20
1
3
30
0
0
0
2
4
50
BAB III
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN (RBPMP)
Nomor
Mata Pelatihan
Deskripsi Mata Pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
Indikator hasil
belajar
Setelah
mengikuti mata
pelatihan ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan
peran dan
fungsi
perawat
dalam gawat
darurat.
: Mata Pelatihan Dasar 2
: Etik dan Aspek Legal Keperawatan Gawat Darurat
: Mata Pelatihan ini membahas Tentang Etik dan Aspek legal
keperawatan gawat darurat
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
memahami etik dan aspek legal keperawatan Gawat darurat
: 2 jpl (T=1, P=1, PL=0)
Materi pokok dan Sub Pokok
Materi pokok
Metode
•
1. Peran dan Fungsi Perawat
dalam gawat darurat.
a. Life saving
b. Monitoring kondisi gawat
darurat
c. Penatalaksanaan
psikososial
•
•
Ceramah
Tanya
jawab
Curah
Pendapat
Diskusi
Media dan
Alat Bantu
•
•
•
•
•
•
•
2. Menjelaskan 2. Etik keperawatan gawat
etik
darurat.
keperawatan
a. Pengertian etik
gawat
b. Sikap-sikap etik
darurat.
keperawatan gawat
darurat
c. Masalah-masalah etik
Referensi
Bahan
•
tayang
Komputer
•
Proyektor
Whiteboard
•
Sepidol
Sound
system
Panduan
diskusi
Etik
keperawatan
Indonesia
Permenkes
148 thn 2010
Sheenhys’s
Emergency
Nursing:
Principles and
Practice 6th
ed.ENA
Mosby
Terbitan Elsevier
thn 2010.
3. Menjelaskan 3. Aspek legal keperawatan
aspek legal
gawat darurat.
keperawatan
a. Kewenangan penanganan
gawat
gawat darurat.
darurat
b. Tuntutan hukum terkait
keperawatan gawat
darurat
5
Nomor
Mata Pelatihan
Deskripsi Mata Pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
: Mata Pelatihan Dasar 3
: Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan
Rujukan
: Mata Pelatihan ini membahas Sistim Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT) dan Rujukan
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
memahami Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) dan Rujukan
: 1 jpl (T=1, P=0, PL=0)
Indikator Hasil
Belajar
Setelah mengikuti
mata pelatihan ini,
peserta mampu:
Materi Pokok dan
Sub Materi Pokok
1. Menjejelaskan
konsep SPGDT
& Sisrute
1. Konsep SPGDT
& Sisrute
a. Pengertian
SPGDT &
Sisrute
b. Maksud dan
tujuan dari
SPGDT &
Sisrute
Metode
•
•
Ceramah
dan
tanya
jawab
Curah
pendapat
Media dan
Alat Bantu
•
•
•
•
•
•
Referensi
Bahan
•
tayang
Komputer
Proyektor
Whiteboard
Spidol
Saund
system
•
2. Menjelaskan
2. Fase-fase
fase-fase
didalam
didalam
penanggulangan
penanggulangan
gadar terpadu
gadar terpadu
3. Menguraikan
3. System
system
pelayanan gadar
pelayanan gadar
sehari-hari dan
sehari-hari dan
bencana
bencana
a. Komponenkomponen
b. Alur dalam
setiap fase
pelayanan
gadar
terpadu
6
Prof. DR. Dr.
Aryono D.
Pusponegoro,
SpD, (K) BD
The Silent
Disaster,
Bencana, &
Korban massal,
Jakarta. Jurnal
Buku Jakarta.
Hospital
Preparadness
For
Emergencies &
Disaster
(HOPE) 2007,
Jurnal Buku
Jakarta.
Nomor
Mata Pelatihan
Deskripsi Mata Pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
Indikator Hasil
Belajar
Setelah mengikuti
mata pelatihan ini,
peserta mampu:
: Mata Pelatihan Dasar 1
: Kebijakan Pengembangan Kompetensi SDM Kesehatan
: Mata Pelatihan ini membahas Kebijakan Pengembangan
Kompetensi SDM Kesehatan
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
memahami Kebijakan Pengembangan Kompetensi SDM
Kesehatan
: 1 jpl (T=1, P=0, PL=0)
Materi Pokok dan
Sub Materi Pokok
1. Menjejelaskan
1. Konsep SPGDT •
kebijakan
& Sisrute
Pengembangan
c. Pengertian
Kompetensi
SPGDT &
SDM
Sisrute
•
Kesehatan
d. Maksud dan
tujuan dari
SPGDT &
Sisrute
Metode
Ceramah
dan
tanya
jawab
Curah
pendapat
7
Media dan
Alat Bantu
•
•
•
•
•
•
Bahan
tayang
Komputer
Proyektor
Whiteboard
Spidol
Sound
system
Referensi
Nomor
Mata Pelatihan
Deskripsi Mata Pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
Indikator Hasil
Belajar
: Materi Pelatihan Inti.1
: Bantuan Hidup Dasar (BHD)
: Mata Pelatihan ini membahas tentang Bantuan Hidup Dasar
(BHD)
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, pesera mampu
melaksanakan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
: 7 jpl (T= 2, P = 5, PL = 0)
Materi Pokok
dan Sub Materi
Pokok
Metode
Media dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah mengikuti
mata pelatihan ini
peserta mampu:
1. Menjelaskan
Pengertian BHD
1. Pengertian
BHD
2. Mengindentifikasi 2. Tanda-tanda
tanda-tanda
henti jantung
henti jantung dan
dan henti
henti nafas
nafas
3. Melakukan BHD
dengan teknik
RJP
3. Teknik RJP
(dewasa,anak
dan
neonatus)
•
Ceramah
Tanya
jawab
•
•
Ceramah
Tanya
jawab
•
Simulasi
(skill
station)
•
•
•
•
•
•
•
•
Bahan
•
tayang
Panduan
simulasi
Modul BHD
Komputer
Proyektor
Whiteboard
Spidol
Sound
system
Set manikin
RJP
•
8
Guide Line
2000 for
Cardiopulmonary
Resuscitation
and
Emergency
Cardiovasculer
Cere,
Supplement to
Curculation
Vol.102,
November 22,
2000.
An
International
Consensus on
Scence The
American
Heart
Association in
collaboration
with the
International
Laison
Comimitte on
Resuscitatin
(ILCOR),2010.
Nomor
Materi Pelatihan
Deskripsi Mata pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
: Mata Pelatihan Inti.2
: Penilaian awal (Initial Assessment)
: Mata Pelatihan ini membahas tentang Penilaian Awal (Initial
Assessment)
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
melakukan penilaian Awal (Initial Assessment)
: 6 jpl (T= 2, P= 4, PL= 0)
Indikator Hasil Materi Pokok dan sub
Belajar
Materi Pokok
Setelah
mengikuti mata
pelatihan ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan 1. Aman menolong
aman
lingkungan dan
penolong,
pasien.
lingkungan
a. Jenis Alat
dan pasien.
Pelindung Diri
(APD)
b. Pencegahan
infeksi.
2. Menjekaska
n definisi
dan initial
assessment.
Metode
•
•
•
•
Cerama
h Tanya
jawab
Curah
pendapa
t
Simulasi
(skill
station)
2. Definisi Initial
assessment.
•
•
•
•
•
•
•
3. Menjelaskan 3. Tahapan initial
tahapan
Assessment
Initial
a. Primary Survey
Assessment.
b. Secondary
Survey
4. Melakukan
Initial
Assessment
Media dan
Alat Babtu
•
4. Initial Assessment
a. Indentifikasi
masalah
gangguan
Airway,
Breathing,
Curculation,
Disability dan
Exposure.
Referensi
Bahan
•
tayang
Lembar
format
initial
assessmen
t
Modul
•
Initial
Assesment
Komputer
Proyektor
Whiteboard
Saund
system
Manikin
•
/pasien
simulasi
Set alat
Simulasi
initial
assessmen
t
•
9
American
College of
Surgeons
Communittee on
Trauma, 2008,
ATLS for
Doctor,
Chicago.
Jhon E
Campbell,2000,
Basec Trauma
Life Support,
AmericanCollag
e of Emergency
Physician,
Alabama.
Fourth Edition,
1999, PHTLS
(Basic and
Advanced
Prehospital
Trauma Life
Support),
Mosby.
Brady Edited by
Jhon Emory
Campbell, 1995,
Basic Trauma
Life
Support, New
Jersey.
•
b. Penatalaksanaa
n Initial
Assessment.
10
Brady,
Bergeron,
Le Baudeour,
ninth edition,
2011,
Emergency
Medical
Responder,
New
Jersey.
Nomor
Materi Pelatihan
Deskripsi Mata pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
Indikator hasil
belajar
Setelah mengikuti
mata pelatihan ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan
konsep jalan
nafas dan
pernafasan
: Mata Pelatihan Inti. 3
: Penatalaksanaan pasien dengan gangguan pernafasan dan
Jalan nafas (airway and breathing).
: Mata pelatihan ini membahas tentang penatalaksanaan pasien
dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas ( airway and
breathing )
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
melakukan penatalaksanaan
pasien dengan gangguan
pernafasan dan jalan nafas (airway and breathing)
: 6 jpl (T = 2, P = 4, PL = 0)
Materi Pokok dan
Sub Materi Pokok
1. Konsep jalan
nafas dan
pernafasan
•
•
2. Pembebasan
jalan nafas.
a. Teknik
manual
•
b. Penggunaan
alat bantu
3. Melakukan
3. Penatalaksanaan
penatalaksanaan
pernafasan
pernafasan.
a. Pemeriksaan
fisik Pada
breathing
b. Cara
pemberian
oksigen dan
ventilasi
2. Melakukan
pembebasan
jalan nafas
Metode
Media dan alat
Bantu
Ceramah
Tanya
jawab
•
Simulasi
(skill
station)
•
Simulasi
(skill
station)
•
•
•
•
•
•
•
4. Melakukan
4. Penatalaksanaan
penatalaksanaan
gagal nafas:
gagal nafas.
a. Etiologi gagal
nafas
b. Pengkajian
11
Bahan
tayang
Panduan
Simulasi
Modul
airway and
breathing
Komputer
Proyektor
Whiteboard
Sound
sytem
Maniquin
Airway and
breathing
Set alat
simulasi
airway and
breathing
Referensi
•
•
•
American
Callege of
Surgeons
Committee
on Trauma
,2008, ATLS
for Doctor,
Chicago.
Jhon E
Campbell,
2000, Basic
trauma Life
Support,
American
Collage for
Emergency
Physician,
Alabama.
Brady,
Bergeron,
Le
Baudeour,
ninth edition
2011,
Emergency
Medical
c. Tatalaksana
gagal nafas
Responder,
New Jersey.
a.
12
Nomor
Mata Pelatihan
Deskripsi Mata Pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
Indikator Hasil
Belajar
Setelah mengikuti
mata pelatihan ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan
biomekanika
trauma.
: Mata Pelatihan Inti 4
: Penatalaksanaan pasien akibat trauma, kepala dan spinal,
Thorak dan abdomen, musculoskeletal dan luka bakar.
: Mata Pelatihan ini mambahas tentang Penatalaksanaan
pasien akibat trauma, kepala dan spinal, thorak dan abdomen,
musculoskeletal dan luka bakar
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma : kepala
dan spinal, thorak dan abdomen, musculoskeletal, dan luka
bakar
: 8 jpl (T = 4, P = 4, PL = 0)
Materi Pokok dan
Sub Materi Pokok
1. Biomekanika
trauma:
a. Mekanisme
cedera.
b. Fase-fase
benturan pada
pasien trauma.
c. Perlukaan yang
diakibatkan oleh
Trauma
d. Penggunaan
dan cara
melepas sabuk
pengaman pada
penderita
trauma.
e. Cara melepas
helmet pada
penderita
trauma.
f. Luka yang
terjadi pada
pasien trauma
yang perlu
diwaspada.
Metode
•
Ceramah
Tanya
jawab
Media dan
Alat Bantu
•
•
•
•
•
•
•
•
Bahan
tayang
Panduan
Simulasi
Komputr
Proyektor
Whiteboar
d
Spidol
Sound
system
Vidio
kecelakaa
n
Referensi
•
•
•
•
13
American
College of
Surgeons
Committee
on Trauma.
2008.
Advanced
Trauma
Life Suport
for Doctor
(ATLS)
Chicago
Jhon E
Campbell
2000,
Basic
Trauma
Life Suport,
American
Collage of
Emergency
Physician,
Alabama
Fitth
Edition
1999,
PHTLS
2. Melakukan
tatalaksana
nyeri akut
2. Tatalaksana nyeri
akut:
a. Pengkajian
nyeri
b. Respon
c. Tatalaksana
3. Melakukan
3. Penatalaksanaan
Penatalaksanaa
pasien dengan
n pasien dengan
trauma kepala dan
trauma kepala
cedera spinal
dan cedera
d. Pengertian
spinal.
trauma kepala
dan cedara
spinal.
e. Tanda dan
gejala Trauma
kepal.
f. Tanda dan
gejala cedar
spinal.
g. Pemeriksaan
fisik.
h. Penatalaksanaa
n pasien.
i. Stabilisasi dan
evakuasi.
4. Melakukan
pelaksanaan
pasien dengan
trauma thorak
dan abdomen.
4. Penatalaksanaan
pasien dengan
trauma thorak dan
abdomen
a. Pengertian
trauma thorak
dan abdomen
b. Tanda dan
gejala trauma
thorak
c. Tanda dan
gejala trauma
abdomen
d. Pemeriksaan
fisik
e. Penatalaksanaa
n pasien
•
•
•
•
•
Cermah
Tanya
jawab
Simulasi
(skillstation
)
•
•
•
•
•
•
14
Ceeramah
Tanya
jawab
Simulasi
(skill
station)
•
•
•
Set alat
chest
decompres •
i dan
Water Seal
Drainage
Oxlusive
Dressing
Alat
stabilitas
kepala dan
spinal:
•
Neck
Collor,
Head
Stabilizer,
LSB,
Vakum
Matras,
KED, SBB,
dan
Sraping
Safety Belt
Balut
cepat/Balu
t tekan
Kasa steril
Elastis
Verban
Spalk/bidai
kayu
Air
splinting
Vakum
splinting
Kain Mitela
(kain segi
tiga)
(Basic and
Advanced
Prehospital
Trauma
Life
Suport),
Mosby.
Bredy,
Bergeron,
Le
Baurdeour,
ninthedition
, 2011,
Emergency
Medical
Responder,
New Jersy.
Yefta
Moenadjat,
2005,
Dasardasar
manjemen
Luka Bakar
fase akut,
Asosiasi
Luka Bakar
Indonesia
(ALBI).
f. Stabilisasi dan
evakuasi
5. Melakukan
5. Penatalaksanaan
penatalaksanaa
pasien dengan
n pasien dengan
trauma
trauma
musculoskeletal
musculoskeletal.
a. Pengertian
trauma
musculoskeletal
b. Tanda dan
gejala trauma
musculoskeletal
c. Pemeriksaan
fisik
d. Penatalaksanaa
n pasien.
e. Stabilitasi dan
evakuasi.
6. Menjelaskan
penatalaksanaa
n luka bakar.
•
6. Penatalaksanaan
luka bakar
a. Pengertian luka
bakar.
b. Derajat dan luas
luka bakar.
c. Penatalaksanaa
n luka bakar.
15
Ceramah
Tanya
jawab
Nomor
Mata Pelatihan
Deskripsi Mata Pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
Indikator Hasil
Belajar
Setelah mengikuti
mata pelatihan ini,
peserta mampu:
1. Mengindentifik
asi shock.
2. Melakukan
control
perdarahan
3. Melakukan
penatalaksana
an pemberian
cairan
: Mata Pelatihan Inti.5
: Penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi.
: Mata pelatihan ini membahas tentang Penatalaksanaan pasien
dengan gangguan sirkulasi
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
melakukan Penatalaksanaan pasien dengan gangguan
sirkulasi
: 3 Jpl (T= 1, P= 2, PL= 0)
Materi Pokok dan
Sub Materi Pokok
1. Shock
a. Definisi
shock
b. Macammacam
shock
c. Tanda dan
gejala
shock
Metode
•
•
•
Cerama
h Tanya
jawab
Studi
kasus
Simulas
i
dengan
kasus
2. Kontrol
perdarahan
a. Perdarahan
eksternal
b. Pendarahan
internal
Media dan Alat
Bantu
•
•
•
•
•
•
•
•
•
3. Penatalaksana
an pemberian
cairan
a. Jenis dan
jumlah
b. Indikator
minitoring
Bahan
tayang
Lembar
kasus
Komputer
Proyektor
Whiteboard
Spidol
Sound
system
Sel alat
menghentik
an
pendarahan
Set alat
resusitasi
cairan
Referensi
•
•
•
•
16
American College
of
SurgeonsCommitt
ee on Trauma,
2008, Advanced
Trauma Life
Suport for Doctor
(ATLS), Chicago.
Fifth Editoin,1999,
PHTLS (Basic and
Advaced
Prehospital
Trauma Life
Support), Mosby.
John E Campbell,
2000, Basic
Trauma Life
Support,
American Collage
of Emergency
Physician,
Alabama.
Bady, Bergeron,
Le Baudeour,
ninth edition,2011,
Emergency
Medical
Responder, New
Jersey.
Nomor
Mata Pelatihan
Deskripsi Mata Pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
Indikator Hasil
Belajar
Setelah mengikuti
mata pelatihan ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan
sistem
konduksi listrik
jantung
: Mata Pelatihan Inti. 6
: Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler
: Mata pelatihan ini membahas tentang Penatalaksanaan
kegawatdaruratan Kardiovaskuler
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler
: 7 jpl (T= 3, P= 4, PL= 0)
Materi Pokok dan
Sub Materi Pokok
1. Sistem
konduksi listrik
jantung
Metode
•
•
2. Mengindentifika 2. Gambaran
si gambaran
EKG normal
EKG normal
Cerama •
h Tanya
jawab
•
Simulas
i (skill
•
station)
•
•
•
3. Mengindentifika 3. Gambaran
si gambaran
EKG dengan
EKG pasien
Acute
dengan Acute
Coronary
Coronary
Syndrom:
Syndrom
tanda gejala
serangan
jantung
4. Mengidentifikas
i distritmia
4. Disritmia
a. Gangguan
pembentuk
an Implus
listrik
b. Gangguan
distritmea
lethal
5. Melakukan
theraphy
elektrik
5. Theraphy
elektrik
Media dan
Alat Bantu
•
•
•
Referensi
Bahan
•
tayang
Panduan
simulasi
Hasil
rekaman
EKG
Komputer
Proyektor
Whiteboar
•
d
Spidol
Sound
•
system
Defibrilato
r
•
•
17
An Internatonal
Consensus on
Science The
American Heart
Association in
Collaboration With
InternationalLesion
Committee on
Resuscitation(ILCO
R).
Schulman SP,
Fessler HE 2001,
Management Of
Acute Coronary
Syndromen, Am, j
Respir, Crit Care
Med, Vol 164, P
917-922.
Fox KAA.
Antithrombolitic
therapyin
acutecoronary
Syndromes: Key
notes from
ESSENCE and TMII
IIB Seminar in
Hematology, vol38,
No 2 Suppl 5 (April),
2001:67-64.
Canon CP, 2001,
Braundwald E,
•
18
unstable Angina in
Braundwald: Heart
Disease: A Texbok
of Cardiovasculer.
Medicine, 6 ed, Wb
Saunders Company.
Jakson G, 2001.
The Role of Station
in Acute Coronary
Syndromes:
Managing the
Unmet need.
Cardiovasculer Risk
Digest, Vol 4.
Nomor
Mata Pelatihan
Deskripsi Mata Pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
Indikator hasil
Belajar
: Mata Pelatihan Inti.7
: Penatalaksanaan evakuasi pasien
: Mata Pelatihan ini membahas tentang Penatalaksanaan
proses rujukan
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
melakukan penatalaksanaan proses rujukan
: 3 jpl (T= 1, P= 2, PL= 0)
Materi Pokok
dan Sub Materi
Pokok
Metode
Media dan
Alat Bantu
Referensi
Setelah
mengikuti mata
pelatihan ini,
peserta mampu:
1. Menjelaskan
syarat
merujuk
penderita
dengan
metode 4 W
+ 1H (who,
when, where,
why, +how)
1. Syarat merujuk
dengan
metode 4W
+1H
•
Ceramah
Tanya jawab
•
Ceramah
Tanya jawab
•
2. Menjelaskan
cara
pengangkata
n dan
pemindahan
pasien
darurat dan
non darurat.
3. Menjalankan
sistem
mekanika
tubuh
penolong
pada saat
mengangkat
pasien
trauma dan
non trauma.
•
•
•
•
•
Ceramah
Tanya jawab
2. Pengangkatan
dan
pemindahan
pasien darura
dan non
darurat.
•
•
•
•
•
3. Sistem
mekanika
tubuh
penolong pada
saat
mengangkat
pasien teruma
atau non
trauma.
•
•
Ceramah
Tanya jawab
Simulasi
(skillstratation
)
Bahan
tayang
Lembar
kasusu
Panduan
simulasi
Komputer
Proyektor
Wheatboar
d
Sidol
Sound
system
Alat
Pelindung
Diri
Peralatan
Stabilisasi
dan
transpotasi
penderita
trauma.
•
•
•
•
19
American
College of
Surgeons
Committee on
Trauma,2008,
Advanced
Trauma Life
Support for
Doctor (ATLS),
Chicago.
Fifth Edition
1999, PHTLS
(Basic and
Advanced
Prehospital
Trauma Life
Support).
Mosby.
Jhon E
Campbell,2000
, Basic Trauma
life Support,
American
Collage of
Emergency
Physician,
Alabama.
Braby,
Bergeron, Le
4. Melakukan
evakuasi
pasien.
4. Evakuasi
pasien
a. Ekstrikasi
(manual
dan alat)
b. Evakuasi
(dengan
alat dan
transportasi
)
Baudeour,
ninth edition,
2011,
Emergency,
Medical
Responder,
New Jersey.
20
Nomor
Mata Pelatihan
Deskripsi Mata Pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
Indikator Hasil
Belajar
:
:
:
:
Mata Pelatihan Inti. 8
Triage Pasien
Mata pelatihan ini membahas tentang Triage Pasien
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
melakukan triage pasien
: 2 jpl (T= 1, P= 1, PL= 0)
Materi Pokok
dan Sub Materi
Pokok
Metode
Media dan Alat
Bantu
Referensi
Setelah
mengikuti mata
pelatihan ini,
peserta mampu:
1. Mejelaskan
konsep
triage
2. Menjelaskan
bagan air
Simple
Triage and
Rapid
Treatment
(START)
3. Melakukan
Triage
pasien
1. Konsep
•
triage
a. Definisi
•
triage pre
dan intra
hospital.
b. Prinsip
seleksi
korban
c. Empat (4)
katagori
triage.
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
triage
scenario
•
•
•
•
•
•
•
•
2. Bagan air
Simple
TriageAnd
Rapid
Treatment
(START)
•
Bahan
Tayang
Panduan
diskusi
Triage
scenario
Kartu trial
Komputer
Proyektor
Wheatboard
Spidol
Sound
system
Pasien
simulasi
•
•
•
3. Triage
pasien.
•
21
American
College of
Surgeons
Committee on
Trauma,2008,
ATLS for
Doctor,
Chicago
Fith Edition,
1999, PHTLS
(Basic and
Advanced
Prehospital
Trauma Life
Support),
Mosby.
Jhon E
Campbell,
2000, Basic
Trauma Life
Support,
American
Collage of
Emergency
Physician,
Alabam.
Brady,
Bergeron, Le
Baudeour,
ninth edition,
•
22
2011,
Emergency
Medical
Responder,
New Jersey.
Hospital
Preparadness
For
Emergencies
&Disater
(HOPE),
2007, Jurnal
Buku,
Jakarta.
Nomor
Mata Pelatihan
Deskripsi Mata pelatihan
Hasil Belajar
Waktu
Indikator Hasil
Belajar
Setelah mengikuti
mata pelatihan ini
peserta mampu :
1. Mengenal
sesama
peserta,
pelatihan dan
penyelenggara.
2. Melakukan
Pencairan (Ice
Breaking)
diantara
peserta.
: Mata Pelatihan Penunjang, 1
: Membangun
Komitmen
Belajar
(Building
Learning
Commitment/ BLC)
: Mata pelatihan ini membahas tentang Membangun Komitmen
Belajar Building Learning Commitment/BLC
: Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
menciptakan suasana belajar yang kondusif
: 2 jpl (T= 2, P= 2, PL= 0)
Materi Pokok
dan Sub Materi
Pokok
1. Proses
•
perkenalan
•
sesama
peserta,
pelatihan dan
penyelenggara
Metode
Games
Diskusi
kelompok
2. Proses
pencairan (Ice
breaking) di
antara
peserta.
3. Mengidentifikasi 3. Harapan,
harapan,
kekhawatiran
kekhawatiran
dan komitmen
dan komitmen
terhadap
terhadap
proses selama
proses selama
pelatuhan.
pelatihan.
4. Membuat
4. Nilai, norma
kesepakatan
dan control
nilai, norma dan
kolektif.
control kolektif.
23
Media dan Alat
Bantu
•
Papan dan
kertas
flipchart
•
Spidol
•
Alat bantu
games
Referensi
•
•
Lembaga
Administrasi
Negara,
2003,
Building
learning
Commitment,
Jakarta.
Pusdiklat
SDM
Kesehatan,
2007,
Moddul
TPPK,
Jakarta.
5. Membuat
kesepakatan
organisasi
dalam kelas.
5. Kesepakatan
organisasi
kelas.
24
BAB IV
DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran dalam pelatihan dapat digambarkan senbagai berikut:
Pre tes
pembukaan
Building Learning Commitment (BLC
Pengetahuan dan Keterampilan
E
V
A
L
U
A
S
1. Bantuan Hidup Dasar (BHD)
2. Penilaian awal (initial assessment
3. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan
airway dan breathing.
4. Penatalaksanaan pasien akibat trauma,
kepala dam spinal, thorak dan abdomen,
musculoskeletal dan luka bakar.
5. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan
sirkulasi.
6. Penatalaksanaan kegawatdaruratan
kardiovaskuler.
7. Penatalaksanaan evakuasi pasien
8. Triage pasien.
Wawasan
1. Kebijakan
Pengembangan
Kompetensi
SDMK
2. Etik dan aspek
legal
keperawatan
gawat darurat
3. SPGDT
I
Metode ceramah
Tanya jawab, curah
pendapat, diskusi
skill Station
Post Test
Penutupan
Evaluasi
Penyelengg
araan
Ujian Praktik
25
Proses pembelajaran dalam pelatihan terdebut dapat di jelaskan sebagai berikut:
A. Pre test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan fre test terhadap peserta. Pre test bertujuan untuk
mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan peserrta dalam
melakukan penatalaksanaan trauma dan gangguan dan kegawatdaruratan jantung.
B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi, proses pembukaan
pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara [elatihan.
2. Pengarahan sekaligus pembukaan.
3. Penyematan tanda peserta.
4. Perkenalan peserta secara singkat.
5. Pembacaan doa
C. Building Learning Commitment/BLC (Membangun Komitmen Belajar)
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan.
Kegiatannya antara lain:
1. Penjelasan oleh pelatih/intruktur tentang tujuan pembelajaran dana kegiatan yang akan
dilakukan dalam materi BLC
2. Perkenalan antara peserta dengan fasilitator dan dengan panitia penyelengara pelatihan,
dan juga perkenalan antara sesama peserta. kegiatan perkenalan dilakukandengan
permainan, di mana seluruh peserta terlibat secara aktif.
3. Mengemukakan harapan, kekuatiran dan komitmen masing-masing peserta selama
pelatihan.
4. Kesepakatan antara pelatih/intruktur, penyelengara pelatihan dan peserta dalam
berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan
kelas, kenyamanan kelas, keamanankelas, danyang lainnya.
D. Pemberian wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar
pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.
Materi tersebut yakni:
1. Etikdan aspek legal keperawatan darurat.
2. SPGDT.
E. Pembekalan pengetahuan dan keterampilan
Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada
kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif
dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu diskusi kelompokdan simulasi dengan kasus.
Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi:
26
1. Bantuan Hidup Dasar (BHD).
2. Penilaian awal (Initial assessment).
3. Penatalaksanaan gangguan pasien dengan gangguan pernafasan dan jalan nafas (airway
dan breathing).
4. Penatalaksanaan pasien akibat trauma.
5. Penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi.
6. Penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler.
7. Penatalaksanaan proses rujukan.
8. Triage pasien.
Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, pelatih/instruktur melakukan kegiatan
refleksi dimana pada kegiatan ini pelatih/intruktur bertugas untuk menyamakan persepsi
tentang materi yang sebelumnya diterima sebagai bahan evaluasi untuk proses pembelajaran
berikutnya.
F. Skill Station
Setelah mendapatkan materi, proses dilanjutkan dengan skill station. Kegiatan ini dilakukan
dengan menggunakan metode simulasi, dimana alat bantu telah disiapkan oleh instruktur.
Simulasi dilakukan dengan menggunakan panduan simulasi seperti terlampir.
Pada pelaksanaan simulasi, peserta berperan sebagai penolong. Peserta dibagi dalam 3
kelaompok sesuai jumlah skill station dan tiap kelompok didampingi oleh 1 orang instriktur
dengan perbandingan antara instruktur dan peserta yaitu 1:5. Dengan demikian, jumlah jpl
untuk skill station tergantung dari jumlah
Pada saat simulasi, instruktur bertugas untuk mengamati apa yang dilakukan oleh peserta
danmemberikan penilaian sesuai dengan cek list penilaian. From penilaian terlampir.
G. Post Test
Setelah keseluruhan materi dan simulasi dilaksanakan, dilakuakn post test. Post test
bertuajuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta setelah
mengikuti pelatihan.
H. Ujian Praktik
Untuk melihat keberhasilan peserta dalam melakukan keterampilan BTCLS, dilakukan ujian
praktik. Ujian praktik ini dilakuakn oleh setiap peserta dan diamati oleh intruktur dengan
memberikan nilai yang sudah di tetepkan. Apabila peserta belum memenuhi kriteria penilaian,
kepada peserta diberikan kesempatan untuk mengulang. From penilaian yang digunakn sama
dengan from penilaian pada skill ststion.
I. Evaluasi
• Evaluasi yang dimaksudkan adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran tiap hari
(refleksi) dan terhadap fasilitator.
• Evaluasi tiap hari (refleksi) dilakukan dengan cara me-review kegiatan proses
pembelajaranyng sudah berlangsung, sebgai umpan balik untuk menyempurnakan proses
pembelajaran selanjutnya.
27
•
Evaluasi terhadap fasilitator dilakukan oleh peserta pada saat fasilitator telah mengakhiri
materi yang disampaikan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan from evaluasi
terhadap fasilitator.
J. Evaluasi penyelenggara
Evaluasi penyelenggaraan dilakukan untuk mendapatkan masukan dari peserta tentang
penyelenggaraan pelatihan tersebut dan akan diguanakn untuk menyempurnaan
penyelenggaraan pelatihan berikutnya:
K. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh pejabat
yang berwenangdengan susunan acara sebagai berikuta:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
Penggumuman peringkat keberhasilan peserta.
Pembagian sertifikat.
Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang.
Pembacaan Doa.
28
BAB V
PESERTA DAN PELATIH
A. Peserta
1. Kriteria peserta
• Mahasiswa Keperawatan, dengan kriteria: sedang mengikuti pendidikan
keperawatan di semester akhir; atau
• Mahasiswa S1 Keperawatan yang akan mengikuti program Pendidikan Profesi Ners;
atau
• Perawat
2. Jumlah peserta
Pada penyampaian teori, peserta dalam 1 kelas maksimal berjumlah 25 orang dan pada
pelaksanaan skill station, perbandingan intruktur: peserta = 1:5
B. Pelatih/Intruktur
Pelatih/instruktur diprioritaskan perawat, dengan kriteria sebagai berikut:
• Telah mengikuti TOT BTCLS/ TPPK/ TPK yang dibuktikan dengan sertifikat.
• Menguasai materi yang dilatihkan, baik dalam materi maupun keterampilan praktik.
• Memiliki pengalaman dalam melakukan penanganan gawat darurat minimal 2 tahun di
unit Gawat Darurat, ICU, ICCU.
• Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku.
29
BAB VI
PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARA
A. Penyelenggara
Penyelenggara pelatihan memiliki kriteria berikut:
•
•
•
Berbadan hukum sebagai penyelenggara pendidikan dana tau pelatihan dengan
melampirkan AKTA pendirian.
Memiliki Pengendali pelatihan (Master Of Training/MOT) dengan latar belakang pendidikan
minimal perawat dan memiliki pengalaman dalam pelatihan BTCLS.
Memiliki pengelola pelatihan (panitia penyelenggara).
B. Tempat penyelenggara
Penyelenggaraan pelatihan ini diselenggarakan di fasilitas yang dapat menyediakan sarana dan
prasarana sesuai standar pelatihan BTCLS seperti terlampir.
30
BAB VII
EVALUASI PELATIHAN
Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini meliputi:
A. Evaluasi terhadap peserta
Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:
1. Penjagaan awal melalui pre test
2. Penjagaan peningkatan pengertahuan dam keterampilan peserta terhadap materi yang
telah diterima melalui post test.
3. Prnilaian terhadap keterampilan yang dilakukanmelalui simulasi (skill ststion) dan ujian
praktik.
B. Evaluasi Terhadap pelatih /instruktur
Evaluasi terhadap pelatih/instruktur ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan
pelatih/instruktur dalam menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan kepada peserta
dengan baik, dapat dipahami dan diserap peserta, meliputi: empati, gaya dan sikap kepada
peserta, pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum(TPU), Kesempatan tanya jawab,
kemampuan penyajikan, kerapihan pakaian, dan kerja sama antar tim pengajar.
C. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Obyek evaluasi adalah
pelaksanaan administrasi dan akademis, yang meliputi: tujuan pelatihan, relevansi program
pelatihan dengan tugas, manfaatsetiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta di tempat kerja,
manfaat pelatihan bagi peserta /instansi, hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan,
pelayanan secretariat terhadap peserta, pelayanan akomodasi dan lainnya, pelayanan
kosumsi, pelayanan perpustakaan, dan pelayan komunukasi dan informasi.
31
BAB VIII
SERTIFIKAT PELATIHAN
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan
dengan ketentuan:
• Kehadiran 100%
• Nilai hasil post test minimal 80
• Nalai hasil ujian praktik 80
Akan diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI dengan angka kredit
1 (satu) yang di tandatanggani oleh pejabat yang berwenang dan oleh panitia penyelenggara
dana tau sertifikst dari penyelenggara dari nilai Satuan Kredit Profesi (SKP) dari Persatuan
Perawar Nasional Indonesia (PPNI) sesuai dengan ketentuan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Bagi Perawat (PKB2P).
32
Lampiran 1.
STANDAR DAN PRASARANA
PELATIHAN BASIC TRAUMA & CARDIAC LIFE SUPPORT
No.
Skill Station
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Skill Resusitasi Jantung Paru
Boneka RJP
Face Shield
Alkohol 70%
Tissue
Kabel extension
Botol spray
Handscoen
Karpet uk. 3x3 m
2 set
32 pcs
1 ltr
2 pack
1rol
2 btl
1 pack
1 unit
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Skill Initial Assessment
Oropharingeal Airway No. 1,2,3,4,5
Naso Pharingeal Airway
Endo Tracheal Tube No. 7,7,5
K-Y Jelly
Stylet
Catheter Suction Rigit
Catheter Suction Soft
Tracheos Tube
Laringoscope
Neck Coller Size : S,M,L
Tongue Spatel
Mouth Gage
Nasal Canula
Rebreathing Mask
Non Rebreathing Mask
Jumlah
1 set
1 pcs
1/1
1 tube
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pcs
33
Jumlah
No.
Skill Station
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Simple Mask
Selang End to end
Bang valve mask (BVM)
Ches tube dan WSD
Stetoscope
IV catheter No. 14,16, 18
B.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
Infus Set
Blood Set
Plester 5 cm
Standart Infus
Kassa Steril
Balut cepat no, 1, 2, 3
Ringer Lactat
Spuit 20 ml
Spuit 10 ml
Spuit 5 ml
Tourniquet karet
Gunting verban
Penlight
Kain gurita
Laken/ spray
Folly Catheter
Uring Bag
Klem bengkok
Klem lurus
Gastric tube
Bidai
Verban Gulung 10 cm
Elastis Verban 7,5 cm
1 pcs
2 pcs
1 set
1 pcs
1 pcs
2/2/2
Skill initial assessment
No.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
Jml
2 pcs
2 pcs
2 rol
1 pcs
5 pack
1/1/1
2 kolf
1 pcs
3 pcs
3 pcs
1 pcs
1 pcs
1 unit
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 set
10 rol
2 rol
Skill station
Meteran Kain
Kacamata safety
Handscoen
Celemek
Masker wajah
Brankard dorong
Trolly emergency
Lembar evaluasi
jml
1 unit
1 pcs
1 pck
1 pcs
1 pack
1 unit
1 unit
2 set
34
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Skill Airway & Breathing Management
Manekin Airway Trainer Dewasa
Airway Modulator Fiber & karet
Laringoscope
Battery Laringoscope
ETT No.6, 5, 7, 7, 5, 8
k-y jelly
Xylocain spray
Mandarin/stylet
Kanul Suction Rigit
Kanul Suction Soft Bayi
Kanul Suction Soft Dewasa
Magil Forcep
Mouth Gage
Laringeal Mask Airway
Ora Pharingeal Airway no.1, 2, 3, 4, 5,
Naso Pharyngeal Airway
Neck Collar Size S, M, L, R
Tongue spatel
Tracheostomy tube
Bag Valne Mask Dewas
Selang Eng to end
No.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
D.
1.
2.
Skill station
Nasal Canula
Simple Mask
Rebreathing Mask
Non Rebreathing Mask
Pulse Oxymetri
Battrey Pulse Oxymtri
Plester 1 inci
Spuit 20 ml
Spuit 10 ml
IV Catheter no, 14
Jet Insuflation
Pocket Mask
Stetoscope
Handscoen
Gunting Verban
1 set
1 set
1 set
2 set
1, 1, 1,1
1 tube
1 tube
1 pcs
1 pcs
2 pcs
2 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 set
1 pcs
1/1/1/1
2 pcs
1 pcs
1 set
1 pcs
jml
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 unit
2 pcs
2 roll
2 pcs
2 pcs
2 pcs
1 set
1 unit
1 unit
1 pack
1 pcs
Skill Stabilisasi Spinal
Scoope Stretcher
Long Spine Board
1 unit
1 unit
35
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kendrick Extrication Device (KED)
Safety Belt
Head Stabilizer
Helm Full Face
Neck Collar Size : S, M, L, R
Handscoen
Karpet uk. 3X3 m
1 unit
1 set
1 set
1 unit
1/1/1/1
1 pack
1 unit
No.
Skill station
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Skill Trauma Thorak & Abdomen
Chest tube
WSD (Water Seal Drainage)
Kassa aklusife
Jarum IV no. 14
Jarum IV no. 16
Plester
1 unit
1 unit
1 unit
5 unit
5 unit
1 unit
F.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Skill Stabilisasi Musculoskeletal
Bidai kayu
Verban Gulung 10 cm
Elastic Verban
Air Splint
Varkum Splint
Traction Splint
Handscoen
Karpet uk. 3X3 m
Lembar evaluasi
1 set
10 roll
15 roll
1 set
1 set
1 set
1 pack
1 unit
1 set
G.
1.
2.
3.
4.
Mesin EGK
Kertas EGK
Jelly EGK
Kom Sedang
G.
5.
6.
7.
Tissue
Kabel roll
Lembar evaluasi
Jml
Skill Interprestasi EGK
1 set
2 roll
1 tube
1 pcs
Skill Interprestasi EGK
H.
No.
1. Boneka Mega Kode
2. Defibrillator
1 pack
1 roll
1 set
Skill Station
Jml
Skill Theraphy Elektrik
1 set
1 set
36
3,
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
I.
1.
2.
3.
4.
Endo Trakheal Tube No. 7, 7, 5
Oropahringeal Airway No. 1, 2, 3, 4, 5
Laryngoscope
Plester
Stylet
Jell
Stetocope
Bag Valve Mask (BVM)
Selang End to end
Tongue spatel
Canul Suction
Gunting Verban
Nasal Canula
Simple Mask
Handscoen
Lembar evaluasi
1/1
1 set
1 set
1 roll
1 pcs
1 tube
1 unit
1 set
1 pcs
2 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pcs
1 pack
1 set
Make Up Pasien Model
Alat make up
Artificial blood
Baju pasien
Celana pasien
1 set
1 tube
4 pcs
4 pcs
37
Lampiran 2.
PANDUAN SIMULASI
(SKILL STATION)
Petunjuk:
1. Simulasi dilakukan pada hari ke-2, hari ke-3, hari ke-4, dan hari ke-5.
2. Pada pelaksanaan simulasi (skill ststion), perbandingan antara intruktur dengan peserta = 1 :
5. Peserta di bagi dalam 3 kelompok sesuai jumlah skill station. Setiap kelompok didampingi
oleh satu orang intruktur.
3. {ada saat melaksanakan simulasi, [eserta berperan sebagai penolong.
4. Tahap pertama (hari ke-2 dan ke-3):
a. Simulasi dilakuakn untuk skill RJP, airway dan breating, dan penillaian awal (initial
assessment).
b. Setiap kelompok melakukan praktik di setiap skill station dengan akolasi waktu masingmasing 4 jpl.
c. Air simulasi sebagai berikut:
Skill RJP
Skill airway dan breathing
KEL 2
KEL 1
KEL 3
Skill initial assessment
d. Masing-masin intruktur mendemonstrasikan kegiatan disetiap station. Kemudian instruktur
melakuakn pengamatan serta menilai skill masing-masing peserta dengan menggunakan
cek list yang sudah disediakan.
e. Selanjutnya setiap kelompiok berputar/berganti ke skill station berikutnya, sampai semua
skill station di kerjakan
f. Langkah-langkah pelaksanaan:
38
Skill RJP
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Penolong menggunakn Alat Pelindung Diri (APD)
Merespons dengan menepuk bahudan memanggil pasien.
Aktifkan SPGDT dengan berteriak “tolong ada pasien apnoe siapkan AED/defibrillator.”
Cek nadi karotis maksimal 10 detik.
Bila nadi karotis teraba, cukup berikan bantuan nafas setiap 5 atau 6 detik.
Bila nadi karotis tidak teraba, lakukan kompresi dada sebanyak 30 x dilanjutkan bantuan
nafas 2x (rasio 30:2) dilakuakn sebanyak 5 siklus dalam 2 menit.
7) Cek nadi karotis setiap 2 menit.
8) Bila nadi karotis belum teraba lanjutkan siklus 30:2 sampai bantuan datang atau diambil
alih oleh petugas yang lebih kompeten.
Skill Airway dan breathing
1.
2.
3.
4.
5.
Siapkan alat-alat untuk airway dan breathing.
Penolong menggunakan alat Pelindung Diri (APD).
Imobilisasi kepala pasien dengan 2 tangan.
Bila pasien mengorok pasang
Pasien neck collar sesuai dengan ukuran/panjang leher pasien.
Cara memilih ukuran neck collar:
a. Tarik garis khayal (vertical) dari madibula kea rah leher pasien.
b. Ukur panjang leher pasien menggunakan jari tangan (ada berapa jari tangan).
c. Cari ukuran neck colar yang sesuai dengan hasil pengukuran tadi.
Cara memasang neck colar:
a) 1 orang penolong memegang kepala pasien.
b) 1 orang penolong lagi memasang ujung neck collar ke bawah leher pasien dari sisi
kanan.
c) Posisikan bagian neck collar ynag melengkung ke dagu pasien.
d) Tarik ujung neck collar yang satunya dan rekatkan pengikatnya.
6. Pasang pulse oksimetri,
7. Berikan oksigen menggunakan simple mask sebanyak 5 liter per menit.
8. Kaji ulang pernafasan pasien, bila pasien masih tetap sesak buka baju pasien, lakukan
pengkajian dengan inspeksi (lihat dada ada jejas/tidak, trakheaterdorong kearah yang
sehat/tidak), auskultasi bunyi paru kanan dan kiri, perkusi dada kanan dan kiri.
9. Bila di temukan hasul kajian ditemukan tension pneumotoraks, lakukan needle
thorakosintesis.
Cara melakukan thoraksintesis:
a) Ambil IV catheter nomor 14.
b) Raba dengan jari tangan daerah interkosta kedua yang ada tensions pneumotoraks.
39
c) Tusukan IV catheter tadi di inter kosta ke 2 di atas kosta ke 3.
d) Dengarkan sampai udara yang keluar berhenti, kemudian tutup ujung IV Catheter
tadi dengan ujung hanscoend yang sudah dipotong.
10. Konsultasikan ke dokter dan kolaborasi dengan dokter. Untuk melakukan pemasangan
Water Seal
Drainage (WSD).
11. Bawa pasien keruang perawatan bila airway dan breathing sudah stabil.
Skill initial assessment
1)
2)
3)
4)
5)
Siapkan alat-alat untuk airway, breathing dan circulation.
Penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Imobilisasi leher pasien dengan cara memegang kepala pasien.
Kaji kemungkinan adanya sumbatan jalan nafas.
Lakuakan jawtrhust atau pasang oropharyngeal airway bila pasien mengorok, lakukan
suction bila ada darah dimulut pasien, atau miringkan pasien dengan loggroll bila pasien
tiba-tiba muntah.
6) Pasang neck collar sesuai dengan ukuran panjang leher pasien.
7) Kaji pernafasan pasien.
8) Bila fasien sesak, berikan oksigen menggunakn simple mask.
9) Kaji sirkulasi pasien dan kemungkinan adanya perdarahan.
10) Bila ada perdarahan, nadi cepat dan kecil, akral dingin, stop perdarahan eksternal/yang
nampak dengan balut tekan, pasang infus 2 Jalur menggunakan IV cathether nomor
besar (G14), ambil sampel darah sebelum cairan diberikan, Cairan infus menggunakan
RL yang dihangatkan.
11) Nilai tangkat kesadaran pasien menggunakan skala Glosgow Coma Scale (GCS). Dan
periksa tanda lateralisasi dengan melihat pupil kanan dan kiri sama atau tidak.
12) Bukan pakaian pasien kemudian diselimuti untuk mencegah hipotermi.
13) Pasang folley catheteruntuk melihat produksi urine.
14) Pasang gastric tube untuk dikompresi lambumg.
15) Lakukan re-evaluasi, mulai dari airway, breathing, circulation dan GCS.
16) Pemeriksaan sekunder, memerikasa dari ujung kepala sampai ujung kaki untuk mencari
cedara yang lain (Deformity, Open injury, Tenderness, Swelling/DOTS).
17) Dokumentasikan semua hasil pemerikasaan dan tindakan yang sudah dilakukan.
18) Konsultasikan ke dokter spesialis untuk penangganan selanjutnya untuk rujuk pasien
bila di RS setempat: tidak mampu untuk menangani.
5. Tahap kedua (hari ke-4 dan ke-5):
a. Simulasi dilakuakan untuk skill station defibrilasi, interpretasi EKG, stabilisasi
musculoskeletal dan spinal.
b. Untuk setiap skill station masing-masing dilaksanakan selama 4 jpl.
c. Air simulasi sebagai berikut:
40
Skill defibrilasi
Skill interpretasi EKG
KEL.1
KEL. 2
Skill Stabilisasi musculoskeletal dan spinal
KEL. 3
d. Masing-masing instruktur mendemonstrasikan kegiatan disetiap station. Masing-masing
peserta mempraktikkan kegiatan disetiap station, kemudian instruktur melakuakn
pengamatan serta menilai skill masing-masing peserta dengan menggunakan cek list yang
sudah disediakan.
e. Selanjutnya setiap kelompok berputar/berganti ke skill station berikutnya, sampai semua
skill station di kerjakan.
f. Langkah-langkah pelaksanaan:
Skill defibrilasi
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Siapkan alat-alat.
Hiduokan defibrillator.
Pilih peddles atau (lead I, II, III) tombbol lead select.
Oleskan jeli pada peddle.
Pilih energi yang diperlukan.
Letakkan peddle pada opex dan sternum.
Nilai irama pada monitor, VF/VT tanpa nadi.
Tekan tombol pengisisan energi (charge) pada peddle opex /pada unit defibrillator.
Setelah energi tercapai, berikan aba-aba yang jelas.
Energi siap……Saya siap……Area siap
10) Berikan tekanan + 10 Kg pada peddle.
11) Nilai kembali irama EKG, bila masih VF/VT tanpa nadi tekan tombol discharge pada
kedua peddle.
12) Apabila masih VF/VT tanpa nadi lakukan tahap ACLS berikutnya.
Skill Interpretasi EKG
1)
2)
3)
4)
5)
Siapkan alat EKG.
Jelaskan pada klien, produser yang akan dilakukan.
Baringkan pasien terlentang dengan tungkai lurus, lengan lurus tidak bersentuhan.
Anjurkan pasien tenang selama perekaman.
Hubungkan kabel power, ground, kabel pada alat EKG.
41
6) Daerah yang akan dipasang elektrode dibersikan dengan kasa dan alkohol.
7) Pasang semuah elektrode (ektremitas dan prekordial) pada dada pasien dengan
menggunakan jelly.
8) Hubungkan kabel pasien dengan elekttode yang telah dipasang sesuai label yang ada
dikabel pasien.
9) Tekan tombol power untuk menghidupkan mesin,
10) Sebelum mengaktifkan mesin, periksa tombol kertas (posisi instand\stop), tombol
selektor pada posisi standar, tombol sensivity pada 1 mv, speed 25 mm\sec.
11) Mesin diakifkan, biarkan sebentar agar alat melakukan pemanasan.
12) Buat kalibrasi dengan menekan tombol start/run, sambal menekan tombol 1MV
(kalibrasi) sebanyak 3 kali berturut-turut.
13) Lakukan perekaman EGK dengan memutar tombol selector mulai dari lead 1 s/d V.
14) Setelah itu pindahkan kembali selector pada standard an lakukan kaliborasi lagi.
15) Perekaman EKG selesai.
16) Bersihkan dada dan ekstremitas kliendari jeliy.
17) Beritahu klien bahwa prosedur telah selesai.
18) Bersihkan alat-alat dan letakan pada tempatnya.
Skill stabilisasi musculoskeletal
1) Siapkan alat balut dan bidal.
2) Beritahu ke pasien tindakan yang akan dilakukan.
3) Tenangkan pasien.
4) Lepaskan pakaian pasien di daerah yang fraktur.
5) Bersihkan daerah yang luka dengan normal salin
6) Tutup daerah luka dengan balut tekan untuk menghentikan perdarahan.
7) Siapkan bidai sesuai dengan kebutuhan, panjang harus melewati 2 sendi tulang yang
patah
8) Siapkan verban guluang yang lebar atau elastis verban.
9) Lakukan traksi/tarikan ringan pada tulang yang patah.
10) Periksa pulsasi, sensorik dan motorik bagian distal dari tulang yang patah sebelum bidal
dipasang.
11) Angkat ektremitas yang patah tetapi jangn terlalu tinggi, letakan bidal dibawahnya dan
tali pengikat.
12) Letakan kembali ektremitas tadi, pasang bidal di bagian luar dan dalam dari ektremiitas
atau tulang yang patah.
13) Atur letak tali pengikat mulai dari bagian distal ke proksimal.
14) Ikat masing-masing tali dengan kuat.
15) Periksa kembali pulsasi, sensorik dan motorik bagian distal, pastikan pulsasi teraba,
sensorik (+), motorik (+), bila pulsasi tidak teraba, artinya pengikatan terlalu kuat,
pengikatan sedikit dilonggarkan.
16) Rapikan kembali alat-alat yan tidak terpkai.
17) Konsultasikan ke dokter spesialis atau rujukan ke RS lain bila RS setempat tidak
mampu menangani.
42
Skill stabilisasi spinal
1) Siapkan alat-alat trasnsportasi dan rujukan.
2) Beritahukan ke pasien tindakan yang akan dilakukan.
3) Stabilkan pasien mulai dari airway, breathing dan circulation.
4) Bila menggunakan scoopestretcher:
a) Posisikan terlentang pasien yang sudah distabilkan.
b) Ukur panjang scoopestrether, sesuai panjang pasien
c) Buka scoopestrether.
d) Miringkan pasien dengan cara logroll (satu penolong mengimobilisasi leher dengan
2 tangan memegang bahu pasien sambal menjepit kepala, satu penolong lagi
memegang bahu pasien dan pinggang pasien dari sisi pasien, satu penolong lagi
memegang pinggang dan kaki pasien dari sisi yang sama dengan penolong kedua).
e) Miringkan pasien secara bersama-sama dari kepala sampai kaki sekitar 20, satu
penolong lagi memasukkan scooper stretcher yang sudah dibuka.
f) Kedua penolong yan disisi pasien pindah kesisi yang satunya, dengan cara yang
sama pasien dimiringkan kembali.
g) Penolong yang lain memasukkan scoope stretcher yang sebelahnya kemudian
mengunci.
h) Pasien siap dipindahkan.
i) Angkat pasien secara bersama-sama dengan 4 orang penolong, dua orang dibagian
kepala dan dua orang lagi dibagian kaki.
j) Pada saat pasien di bawa jalan, yang dibagian depan/yang jalan duluan yang
dibagian kaki.
5) Bila menggunakan Long Spine Boord (LSB):
a) Posisikan terlentang pasien yang sudah distabilkan.
b) Miringkan pasien dengan cara longroll (satu penolong mengimbolisasi leher dengan
2 tangan memegang bahu pasien sambil menjepit kepala, satu penolong lagi
memegang bahu pasien dan pinggang pasien dari sisi pasien, satu penolong lagi
memegang pinggang dan kaki pasien dari sisi yang sama dengan [enolong kedua).
c) Miringkan pasien secara bersama-sama dari kepala sampai kaki sekitar 90, satu
penolong lagi menyorongkan LSB ke bagian punggung pasien.
d) Secara bersama-sama miringkan kembali pasien keposisi terlentang.
e) Pasang head stabilizer di bagian kiri dan kanan kepala pasien, kemudian ikat
dengan tali yang sudah tersedia.
f) Ikat pasien dengan safety belt di bagian dada, pinggang dan kaki.
g) Pasien siap dipindahkan.
h) Ankat pasien secara bersama-sama dengan4 orang penolong, dua orang dibagian
kepala dan dua orang lagi dibagian kaki.
i) Pada saat pasien di bawa jalan, yang dibagian depan/yang jalan duluan yang di
bagian kaki,
43
Lampiran 3,
PETUNJUK DISKUSI
TRIAGE SCENARIO
Tujuan diskusi:
Setelah mengikuti diskusi ini, peseta mampu melakukan triage pasien pada scenario yang
diberikan.
Petunjuk:
1. Peserta pelatihan dibagi menjadi 2 kelompok besar dan masing-masing kelompok
ditempatkan diruang kelas yang berbeda.
2. Masing-masing kelompok didampingi oleh 2 orang instruktur.
3. Masing- masing peserta mendapatkan lembar kasusyang sama.
4. Instruktur memimpin diskusi untuk membahas kasus pertama.
5. Setelah pembahasan kasus pertama selasai, instruktur menunjuk satu orang peserta
untuk memimpin diskusi pembahasan kasus kedua.
6. Instruktur mengawasi dan membantu para peserta bila ada kesulitan dalam
pembahasan kasus.
7. Diskusi selesai, semua peserta kembali berkumpul di ruang kelas.
Alat bantu:
1. Lembar kasus
2. Whiteboard
3. Spidol whiteboard
Waktu:
1 jpl = 45 menit
SKENARIO 1
Tabrakan mobil
Anda seorang perawat sedang bertugasdi unit gawat darurat sebuah rumah sakit tempat
anda bekerja. Anda mendapat telepon dari atasan yang menginformasikan telah terjadi
kecelakaan lalu lintas di dekat rumah sakit anda dan anda ditugaskan ke tempat kejadian
untuk melakukan triage, 4 menit kemudian anda sampai di tempat kejadian, ternyata
sebuah minibus dengan 5 orang penumpang menabrak pagar pembatas jalan, menurut
informasi dari saksi mata kecepatan minibus tadi sekitar 100 km/jam.
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan keadaan korban sebagai berikut:
44
Pasien A
Laki-laki, umur 45 tahun, pengemudi minibus, tanpa sabuk pengamanpada saat kejadian.
Nampaknya menghantam kaca depan mobil. Pada saat diperiksa tampak sesak berat dan
pucat. Mengalami perlukaan berat di daerah maksilo-facial, banyak darah di daerah wajah,
keluar darah dari mulut dan hidung. Tampak jelas di daerah dada.
Tanda-tanda vital: nadi 120 kali/menit, pernafsan 40 kali/menit, GCS 8.
Pasien B
Perempuan. Umur 38 tahun, berada 9 meter dari minibus, tampaknya terpental keluar dari
dalam mobil. Pada saat anda menemukan pasien dalam keadaan sadar, pasien mengeluh
sangat nyeri di daerah peru. Pada saat anda palpasi teraba krepitasi di daerah panggul.
Tanda-tanda vital: nadi 140 kali/menit, kecil serta akral terasa dingin, pernafasn 28
kali/menit, GDS 15.
Pasien C
laki-laki, usia 48 tahun, anda temukan berada dibelakang jok mobil. Pada saat anda
periksa Nampak sangat sesak dan hanya beresponbila diajak bicara. Perlikaan yang
Nampak, ada ekskoriasi di darah wajah, dada dan abdomen. Bising nafas tidak terdengar
pada paru sisi kiri dan pada abdomen ada nyeri tekan.
Tanda –tanda vital: nadi 140 kali/menit, kecil serta akral terasa dingin, pernafasan
35/menit, GCS 14.
Pasien D
Perempuan, usia 25, ditemukan ditempat duduk belakang dalam keadaan histeris dan
mengeluh nyeri perut. Ternyata perempuan tersebut sedang hamil 8 bulan dan nampaknya
akan partus. ada perluksn ekskoriasi daerah wajah dan abdomen.
Tanda-tanda vital: nadi 96/menit, besar, respirasi 25 kali/menit, GCS 15.
Pasien E
Anak laki-laki umur 6 tahun, ditemukan dilantai mobil, pada saat ditemukan masih bias
diajak bicara, 3 menit kemudian tidak bias lagi. Dari hasil pemeriksaan Nampak ekskorisasi
di seluruh tubuh serta tungkai kanan tampak angulasi. Keluar darah dari mulut dan hidung.
Tanda-tanda vital: nadi 180 kali/menit, sedang, respirasi 30 kali/menit, GCS 12.
Pertanyaan:
1. kenali apayang anda lakukan dalam menyelasaikan masalah primer yang
memebutuhkan penanganan segera.
2. tuliskan prioritas pasien menurut Anda, untuk penangganan lebih lanjut dengan
menuliskan nomer 1 – 5 (dengan # 1 prioritas tertinggi dan # 5 prioritas terendah). pada
tiap baris d bawah ini.
--------------- Pasien A
--------------- Pasien B
--------------- Pasien C
45
--------------- Pasien D
--------------- Pasien E
3. jelaskan dengan singkat alasan Anda dalam menentukan prioritas pasien tersebut:
Ω Prioritas 1 ------------------------------------------------------------------------------------------Ω Prioritas 2 ------------------------------------------------------------------------------------------Ω Prioritas 3 ------------------------------------------------------------------------------------------Ω Prioritas 4 ------------------------------------------------------------------------------------------Ω Prioritas 5 -------------------------------------------------------------------------------------------
SKENARIO 2
Tabrakan Mobil
Anda seorang perawat yang mendapat tugas untuk melakukan triage setelah mendapat
informasi, telah terjadi kecelakaan mobil,5 menit setelah sampai di tempat kejadian,
ternyata sebuah mobil sedandengan 5 orang penumpang menabrak bagian belakang truck
yang sedang membawa kayu.
Setelah anda melakukan pemeriksaan didapatkan kondisi pasien:
Pasien A
Laki- laki, umur 24 tahun, telah diekstriksa dari dalam mobil. pernafasan ada bunyi
gurgling, darah keluar dari hidung saat ekspirasi. pembengkakan didaerah leher dan
nampak sianosis. ditemukan fraktur maksila, gigi banyak yang patah dan ada fraktur
klavikula terbuka.
tanda-tanda vital: Nadi 140 kali/menit, kekuatan sedang, respirasi 40 kali/menit, GCS 12.
Pasien B
Perempuan, umur 38 tahun, pasien mengeluh sakit, ada kayu menancap di dada sebelah
kanan serta ada luka selebar 4 cm dan tampak jaringan paru keluar masuk dari luka
tersebut.
Tanda-anda vital: Nadi 100kali/menit, kekuatan sedang,
respirasi 35 kali permenit, GCS 15.
Pasien C
Laki-laki, umur 40 tahun, mengeluh nyeri dada, ada nyeri tekan di sternum dan Nampak
sesak, bising nafas berkurang pada paru disebelah kiri. perlukaan, ada fraktur kostea 3-6
kiri dan fraktur femur kiri terluka.
Tanda-tanda vital: Nadi 110 kali/ menit, kecil, respirasi 35 kali/ menit, GCS 15.
Pasien D
Laki-laki, umur 35 tahun, sadar, sedikit gelisah. Dari hasil pemeriksaan, seluruh perut nyeri
tekan dan nampak ada jejas di sbdomen bagian atas.
Tanda-tanda vital: Nadi 105 kali/menit, respirasi 30 kali/menit, GCS 15.
Pertanyaan:
46
1. kenali apa yang dapat Anda lakukan dalam menyelesaikan masalah primer yang
membutuhkan penanganan.
2. Tuliskan prioritas pasien menurut Anda, untuk penanganan lebih lanjut dengan
menuliskan nomor 1 – 5 (dengan # 1 prioritas tertingi dan # 5 prioritas terendah) pada
tiap baris dibawah ini,
------------ Pasien A
------------ Pasien B
------------ Pasien C
------------ Pasien D
------------ Pasien E
3. jelaskan dengan singkat alasan Anda dalam menentukan prioritas pasien tersebut:
Ω --------- Pasien 1
Ω -------- Pasien 2
Ω -------- Pasien 3
Ω -------- Pasien 4
Ω -------- Pasien 5
47
lampiran 4
From Penilaian Keterampilan Peserta Komputensi 1:
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Nama peserta
No. Absen
No.
: ………………………………………………….
: ………………………………………………….
Kriteria Unjuk Kerja
1
1.
2.
3.
Penolong menggukan Alat Pelindung Diri (APD).
Merespons dengan menepuk bahudan memanggil pasien.
Aktifkan SPGDT dengan berteriak “tolong ada pasien apnoe
siapkan AED/defibrillator”.
4. Cek nadi karotis maksimal 10 detik.
5. Bila nadi karotis teraba, cukup berikan bantuan nafas setiap 5
atau 6 detik.
6. Bila nadi karotis tidak teeraba, lakukan kompresi dada,
sebanyak 30 kali/dilanjutkan dengan bantuan nafas 2 kali
(rasio 30: 2) dilakukan sebanyak 5 siklus dalam 2 menit.
7. Cek nadi karotis setiap 2 menit.
8. Bila nadi karotis belum teraba kanjutakan siklus 30: 2 sampai
bantuan datang atau diambil alih oleh petugas yang lebih
kompeten.
Total Nilai
Keterangan:
Berikan tanda √ pada angka:
1. : Tidak melakukan tindakan
2. : Melakuakan tetapi tidak sesuai prosedur
3. : Melakukan dengan prosedur tetapi kurang baik
4. : Melakukan dengan prosedur dengan baik dan benar
Cara menghitung:
Total nilai
Nilai = --------------------- X 100
Nilai maksimal
48
Nilai
2 3
4
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi 2: Airway dan Breathing
Nama Peserta
No. Absen
No.
: …………………………………………………………
: …………………………………………………………
Kriteria Unit Kerja
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Penolong Menggunakan Alat Pelindung (APD).
Imobilisasi kepala pasien dengan 2 tanggan.
Bila pasien mengorok pasang oropharyngeal airway, bila di
mulut pasien banyak darah lakukan suction.
Pasang neck collar sesuai dengan ukuran/ panjang leher
pasien.
Pasang pulse oksimetri.
Berikan oksigen menggunakan simple mask sebanyak 6 liter
per menit.
Kaji ulang pernafasan pasien, bila pasien masih tetap sesak
buka baju pasien, akukan pengkajian dengan inspeksi (lihat
dada ada jejeas/tidak, trachea terdorong ke araah yang
sehat/tidak), auskultasi paru yang kanan dan kiri, perkusi dada
kanan dan kiri.
Bila ditemukan hasil kajian ditemukan tension pneumotoraks,
lakukan needle thorakasintesis.
Konsultasikan ke dokter dan kalobororasi dengan dokter untuk
melakukan pemasangan Water Seal Drainage (WSD).
Bawa pasien ke ruang perawatan bila air way dan breathing
suda stabil.
Total Nilai
Keterangan:
Berikan tanda √ pada angka:
1. : Tidak melakukan tindakan
2. : Melakuakn tetapi tidak sesuai prosedur
3. : Melakuakn sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
4. : melakuakn sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar
Cara penghitungan:
Total nilai
Nilai = -------------------- X 100
Nilai maksimal
49
Nilai
2 3
4
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi 3: Initial Assessment (Penialian awal)
Nama Peserta
: …………………………………………
No. Absen
: …………………………………………
No.
Kriteria Unjuk Kerja
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17
Penolong menggunakna Alat Pelinding Diri (APD)
Imobilisasi leher pasien dengan cara memegang kepala
pasien.
Kaji kemugkinan adanya sumbatan jalan nafas.
Lakukan jawtrhust atau pasang orapharingeal air way bila
pasien mengorok, lakukan suction bila ada darah dimulut
pasien, atau miringkan pasien dengan longgroll bila pasien
tiba –tiba muntah.
Pasang neck collaor sesuai dengan ukuran panjang leher
pasien.
Kaji pernafasan pasien.
Bila pasien sesak, berikan oksegen menggunakan simple
mask.
Kaji sirkulasi pasien dan kemungkinan adanya perdarahan.
Bila adanya perdarahan,nadi cepat dan kecil,akral dingin,
stop perdarahan eksternal/yang Nampak dengan balut
tekan, pasang infus 2 jalur menggunakan IV catheter
nomor besar (G14), ambil sampel darah sebelum cairan
diberikan.
Nilai tingkat kesadaran pasien menggunakan skla Glasgow
coma scale (GCS). dan periksa tanda laterasi dengan
melihat pupil pasien, bandingkan diameter pupil kanan dan
kiri sama atau tidak.
Buka pakaian pasien kemudian di selimuti untuk
mencegah hipotermi.
Pasang folley catheter untuk menilai produksi urine.
Pasang gastric tube untuk dekompresi lambung.
Lakukan re-evaluasi, mulai dari airway, breathing ,
circulationdan GCS.
Pemeriksaan sekunder, memeriksa dari ujung kepala
sampai ke ujung kaki untuk mencari cedera yang lain
(Deformity open enjury, Tenderness, swelling\DOTS).
Dokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan tindakan
yang sudah dilakukan.
Konsultasikan ke dokter spesialis untuk penanganan
selanjutnya atau rujuk pasien bila RS setempat tidak
mampu menangani.
50
Nilai
2
3
4
Total Nilai
Keterangan: Berikan tanda √ pada angka:
1. : Tidak melakukan tindakan
2. : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
3. : Melakukan sesuai prosedur tetepi kurang baik
4. : melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar
Cara penghitungan:
Total Nilai
Nilai=
------------------------ X100
Nilai Maksimal
51
form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi 4: Defibrator
Nama Peserta
: …………………………………………………
No. Absen
: …………………………………………………
No.
Kriteria Unjuk kerja
1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Hidupkan defiblator.
Pilih paddles atau (lead I,II,III)tombol lead selete.
Oleskan jelly pada paddle.
Pilih energy yang diperlukan.
Letakan paddle pada apex dan sternum.
Nilai irama pada monitor, VF\VT tanda nadi.
Tekan tombol pengisi energi (change) pada paddle apex\
pada unit defibrillator.
Setelah energy tercapai, berikan aba-aba yang jelas ,
Energi siap…Saya siap….Area siap
Berikan tekanan + 10 Kg pada paddle.
Nilai kembali irama EKG , bila masih VF\VT tanpa nadi
tekan tombol discharge pada kedua paddle.
Apa bila masih VF\VT tanpa nadi tahap ACLS berikutnya.
Total Nilai
Keterangan:
Berikan tanda √ pada angka:
1.
2.
3.
4.
: Tidak melakukan tindakan
: melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
: Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
: Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar
Cara perhitungan:
Total Nilai
Nilai = --------------------- X 100
Nilai maksimal
52
Nilai
2
3
4
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi 5: Interpretasi EKG
Nama Peserta
: …………………………………………………….
No. Absen
: …………………………………………………….
No.
Kretaria Unjuk Kerja
1
1.
2.
3.
Siapkan Alat EKG
Jelaskan pada klien, prosedur yang akan di lakukan.
Baringkan pasien terlentang dengan tungkai lurus, lengan
lurus tidak bersentuhan.
4. Anjurkan pasien tenang selama perekaman.
5. Hubungkan kabel power, groung, kabel pasien pada alat
EKG.
6. Daerah yang akan dipasang elekstrode dibersihkan
dengan kasa dan alkohol.
7. Pasangkan semua electrode (ekstremitas dan prekorcial)
pada dada pasien dengan menggunakan jellu.
8. Hubungkan kabel pasien dengan electrode yang telah
dipasang sesuai dengan label yang ada di kabel pasien.
9. Tekan kabel power,untuk menghidupkan mesin.
10 Sebelum megaktifkanmesin, periksa tombol kertas (posisi
instand/stop), tombol selector pada posisi stsndart,tombol
sensitifnya pada 1 mv, speed 25 mm/sec.
11. Mesin diaktifkan, diamkan sebentar agar alat melakukan
pemanasan.
12. Buat kalibrasi dengan menekan tombol stsrt/run, sambil
menekan tombol 1 Mv (kalibrasi) sebanyak 3 kali berturutturut.
13. Lakukan perekaman EKG dengan memutar tombol
selector mulai dari lead 1 s/d V
14. Setelah itu pindahkan kembali selector pada standart dan
lakukan kalibrasi lagi.
15. Bersihkan dada dan ekstremitas klien dan jelly.
16. Bersihkan klien bahwa prosedur telah selesai.
17. Bersihkan alat-alat dan letakkan pada tempatnya.
Total Nilai
Keterangan: Berikan tanda √ pada angka:
1.
2.
3.
4.
: Tidak melakukan tindakan
: Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
: Melakuakn sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
: Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dam benar
53
Nilai
2
3
4
From Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi 6: Stabilisasi Muskuloskeletal
Nama Peserta
: ………………………………………………………
No. Absen
: ………………………………………………………
No.
Kriteria Unjuk Kerja
1
1.
2.
Siapkan alat balut dan bidai.
Beri tahu ke pasien tindakan yang akan
dilakukan,tenagkan pasien.
3.
Lepaskan pakian pasien di daerah yang fraktur.
4.
Bersihkan daerah yang luka dengan normal salin.
5.
Tutup daerah luka dengan balut tekan untuk menghentikan
pendarahan.
6.
Siapkan bidai sesuai dengan kebutuhan, panjang harus
melewati dari 2 sendi tulang yang patah
7.
Siapkan verban gulung yang lebar atau elastis verban.
8.
Lakukan traksi/tarikan ringan pada tulang yang patah.
9.
Periksa pulsasi, sensorik dan motoric bagian distal dari
tulang yang patah sebelum bidal d pasang.
10. Angkat ektremitasi yang patah tetap jangan trrlalu tinggi,
letakkan bidal dibawahnya dan tali pengikat.
11. Letak kembali ektremitas tadi, pasang bidal di bagian luar
dan didalam dari ektremitas atau tulang yang patah.
12. Atur letak tali pengikat mulai dari bagian distal ke
praksimal.
13. Ikat masing-masing tali dengan kuat.
14. Periksa kembali pulsasi, sensurik dan motoric bagian
distal, pastiakn pulsasi teraba, sensorik(+), bila pulsasi
menjadi tidak teraba,artinya pengikatan terlalu kuat,
pengikatan sedikit dilonggarkan.
15. Konsultasikan ke dokter spesialisatau rujuk ke RS lainbila
RS setempat tidak mampu menanggani.
Total Nilai
Keterangan:
Berikan tanda √ pada angka:
Total Nilai
Cara perhitungan: Nilai = ----------------------- X100
Nilai maksimal
From Penilaian Keterampilan Peserta
54
Nilai
2
3
4
Kompetensi 7: Stabilisasi Spinal
Nama Peserta
: …………………………………………………….
No. Absen
: …………………………………………………….
No.
Kriteria Unjuk Kerja
1
1.
2.
3.
4.
5.
iapkan alat-alat transportasi dan rujukan.
Beritahukan ke pasien tindakan yang akan dilakukan.
Stabilkan pasien mulai dari airway,briyhing dan circulation.
Bila menggunakan scopestrecher:
a) Posisikan terlentang pasien yang sudah distabilkan.
b) Ukur panjang scope stretchersesuai panjang pasien.
c) Buka scoopre stretcher.
d) Miringkan pasien dengan cara logroll (satu penolong
mengimobilisasi leher dengan 2 tangan memegang
bahu pasien sambil menjepit kepala, satu penolong lagi
memegang bahu pasien dan pinggang pasien dari sisi
pasien, satu penolong lagi memegang pinggang da kaki
pasien dari sisi yang sama dengan penolong ke dua).
e) Miringkan pasien secara bersama-sama dari kepala
sampai kaki sekitar 200, satu penolong lagi memasukan
scoopre stretcher yang sudah dibuka.
f) Kedua penolong yamg disisi pasien pindah ksisi yang
satunya,dengan cara yang sama pasien dimiringkan
kemali.
g) Penolong yang lain memasukan scoopre stretcher yang
sebelahnya kemudian mengunci.
h) Pasien siap di pindahkan.
i) Angkat pasien secara bersama-sama dengan 4 orang
penolong, dua orang dibagian kepal dan dua orang lagi
dibagian kaki.
j) Pada saat pasien di bawa jalan, yang bagian
depan/yang jalan duluan yang di bagian kaki.
Bila menggunakan Long Spine Boord (LSB):
a) Posisikan terlentang pasien yang sudah distabilkan.
b) Miringkan pasien dengan cara longroll (satu penolong
mengimobilisasi leher dengan 2 tanggan memegang
bahu pasien sambil menjepit kepala, satu penolong lagi
memegang bahu pasien dan pinggang dan kaki pasien
dari sisi yang sama dengan penolong kedua).
c) miringkan pasien secara bersama-sama dari kepala
sampai kaki sekitar 900, satu penolong lagi
menyorongkan LSB ke bagian punggung pasien.
d) Secara bersama-sama miringkan kembali pasien
keposisi terlentang.
55
Nilai
2
3
4
e) Pasang heed stabilizer di bagian kiri dan kanan
kepalapasien,kemudian ikat dengan tali yang sudah
tersedia.
f) Ikat pasien dengan sfety belt dibagian dada, pinggan
dan kaki.
g) Pasien siap dipindahkan.
h) Angkat pasien secara bersama-sama dengan 4 orang
penolong, dua orang di bagian kepala dan 2 orang lagi
di bagian kaki
i) Pada saat pasien dibawa jalan, yang di bagian
depan\yang jalan duluan di bagian kaki
Total Nilai
Keterangan:
Berikan tanda √ pada angka:
1
2
3
4
: Tidak melakukan tindakan
: melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
: melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
: melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar
Total nilai
Cara perhitungan:
Nilai = --------------------- X 100
Nilai maksimal
56
Lampiran 5.
JADWAL PELATIHAN BTCLS BAGI RELAWAN COVID-19
WAKTU
HARI 1
Hari/tanggal
07.00 – 07.30
07.30 – 08.00
08.00 – 08.30
08.30 – 09.15
09.15 – 10.00
10.00 -10.15
10.15 – 11.00
11.00 – 12.30
12.30 – 13.30
13.30 – 15.00
15.00 – 15.45
15.45- 16.00
16.00 – 17.30
HARI 2
Hari/tanggal
07.00 – 08.00
08.00 – 09.30
09.30 – 10.15
10.15 - 10.30
10.30 – 11.15
MATERI
JPL
T
P
Registrasi
Pre test
Pembukaan
Kebijakan Pengembangan
Kompetensi SDM Kesehatan
Membangun Komitmen Belajar
(Building Learning
Commitment /BLC)
Istirahat
Membangun Komitmen Belajar
(Building Learning
Commitment /BLC)
Gambaran Umum Covid -19
dan Pencegahannya
Ishoma
Etik dan Aspek legal aspek
keperawatan gawat darurat
Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)
Istirahat
Bantuan Hidup Dasar (BHD)
(T)
Refleksi
Penilaian Awal (Initial
assessment) (T)
Penatalaksanaan Pasien
dengan gangguan pernafasan
dan jalan nafas (airway and
breathing) (T)
IIstirahat
Penatalaksanaan Pasien
dengan gangguan pernafasan
dan jalan nafas (airway and
breathing) (T)
57
PELATIH/INSTRUTUR
1
Panitia
Panitia
Kepala Puslat SDM
Kesehatan
Kepala Puslat SDM
Kesehatan
Pengendali Pelatihan
1
Pengendali Pelatihan
1
1
Fasilitator
1
1
Fasilitator
1
1
Fasilitator
2
Fasilitator
2
Fasilitator
1
Fasilitator
1
Fasilitator
11.00-12.00
12.00 – 13.00
13.00 – 13.45
13.45 – 14.15
14.15 – 15.00
15.00 – 15.45
15.45 – 16.30
16.30- 17.15
HARI 3
Hari/tanggal
07.30 – 08.00
08.00 – 09.30
09.30 – 10.15
10.15 – 10.30
10.30 – 12.00
12.00 - 13.00
13.00 – 15.15
15.15 – 15.30
15.30– 17.45
Penatalaksanaan pasien
akibat trauma: kepala dan
spinal (T)
Ishoma
Penatalaksanaan pasien
akibat thorak dan abdomrn (T)
Penatalaksanaan pasien
akibat trauma: musculoskeletal
(T)
Penatalaksanaan pasien
akibat trauma: luka bakar (T)
Istirahat
Penatalaksanaan pasien
dengan gangguan sirkulasi (T)
Penatalaksanaan
kegawatdaruratan
kardiovaskuler (T)
Refleksi
Penatalaksanaan
kegawatdaruratan
kardiovaskuler (T)
Skill station:
•
BHD
•
Airway and breathing
•
Initial assessment
Istirahat
Skill station:
•
BHD
•
Airway and breathing
•
Initial assessment
Ishoma
Skill station:
•
BHD
•
Airway and breathing
•
Initial assessment
Istirahat
Skill station
•
BHD
•
Airway and breathing
•
Initial assessment
58
1
Fasilitator
1
Fasilitator
1
Fasilitator
1
Fasilitator
1
Fasilitator
1
Fasilitator
2
Fasilitator
1
Tim Fasilitator
2
Tim Fasilitator
3
Tim Fasilitator
2
Tim Fasilitator
HARI 4
Hari/tanggal
07.30 – 08.00
08.00 – 09.30
09.30 – 10.15
10.15 – 10.30
10.30 – 11.15
11.15 – 12.00
12.00 – 13.00
13.00 – 15.15
15.15 - 15.30
15.30 – 17.00
Refleksi
Skill station
•
BHD
•
Airway and breathing
•
Initial assessment
Penatalaksanaan evakuasi
pasien (T)
Istirahat
Triage pasien (T)
Triage (kasus)
Ishoma
Skill station:
•
Defibrilasi
•
Interpretasi EKG
•
Stabilisasi
musculoskeletal dan
spinal
Istirahat
Skill station:
•
Defibrilasi
•
Interpretasi EKG
•
Stabilisasi
Musculoskeletal dan
spinal
2
1
Tim Fasilitator
Fasilitator
1
1
Fasilitator
Fasilitator
3
Tim Fasilitator
2
Tim Fasilitator
4
Tim Fasilitator
2
Tim Fasilitator
4
Tim Fasilitator
HARI 5
Hari/tanggal
07.00 – 07.30
07.30 – 10.45
10.45 – 11.00
11.00 – 12.30
12.30 – 13.30
13.30 – 16.30
16.30 – 17.15
17.15 – 17.30
17.30 – 18.00
Refleksi
Skill station:
•
Defibrilasi
•
Interpretasi EKG
•
Stabilitas
musculoskeletaldan
spinal
Istirahat
Ujian Praktik
Ishoma
Ujian praktik
Post test
Evaluasi penyelenggaraan
Penutupan
Panitia
Kepala Pusat Pelatihan SDM
Kesehatan
JUMLAH JP
20
59
30
Download