Motor Protection Overload dan Phase Over Current Protection Teori, Device dan Setting Mohamad Arifin ST, IPM Electrical Engineer 1 Motor Protection Overload dan Phase Over Current Protection Proteksi motor secara essensial berfungsi untuk memastikan motor beroperasi secara terus menerus. Prosentase kerusakan motor secara internal motor disebabkan oleh: 1. Overload 30% 2. Isolation damage 20% 3. Phase failure 14% 4. Bearing damage 13% 5. Ageing 10% 6. Rotor demage 5% 7. Other 8% Penyebab kerusakan motor dibagi dalam 3 group: 1. Electrical 33% 2. Mechanical 31% 3. Environmental, Maintenance and Other 36% Hampir semua kerusakan motor terkait dengan overheating motor. Thermal Stress akibat dari arus short circuit dapat menyebabkan kerusakan yang fatal pada bagian motor seperti Stator, Rotor, Bearing, Shaft dan Frame. 2 Motor Protection Overload dan Phase Over Current Protection Prinsip dasar dari proteksi Overload dan Over Current motor adalah menjaga agar motor beroperasi tidak melebih Full Load Current (FLC) motor dan waktu starting yang lama, melebihi Damage Curve Motor dan stall time (Hot/Cold) dari motor. Secara prinsip kita mengenal 2 (dua) type proteksi arus dalam motor, dimana semua memiliki tujuan masing-masing: 1. Proteksi Overload (49) 2. Proteksi Phase Over Current (50/51) 3 Motor Protection Overload Relay (49) Overload adalah gangguan motor yang paling umum terjadi. Secara definis, Overload adalah ketika power yang mengalir melebihi rater power dari motor. Overload menyebabkan kenaikan arus yang mengalir pada winding motor dan mengakibatkan kenaikan temperature (overheating) pada winding. Kenaikan temperature ini dapat menyebabkan kerusakan winding motor. Proteksi yang digunakan untuk gangguan Overload adalah Overload Relay (49). Overload Relay atau proteksi arus lebih bertujuan untuk: 1. Memproteksi arus lebih pada motor ketika terjadi overload yang disebabkan abnormal driven load semisal Pump, Fan, Compressor dll. Ciri Trip akibat hal ini adalah motor sudah running normal, kemudian terjadi trip pada relay 49. 2. Memproteksi motor saat terjadi Stall Rotor/ kegagalan starting. Hal ini bisa disebabkan oleh masalah mechanical seperti permasalahan bearing, gearbox ataupun misalignment. Ciri trip akibat stall rotor adalah motor sedang proses starting, kemudian terjadi trip pada relay 49. 3. Memproteksi motor ketika motor running terlalu lama, melebihi Starting Time dari motor. 4 Motor Protection Overload Relay (49) Prinsip dari Overload Relay adalah Ir < Ioverload < Idamege curve 5 Motor Protection Overload Relay (49) Thermal Overload adalah bimetallic equipment yang prinsip kerjanya menggunakan kenaikan temperature akibat arus yang melaluinya dan menyebabkan Coil contact close. Thermal Overload relay biasanya dikombinasikan dengan Contactor, dimana Coil Thermal Overload relay akan mengerakkan Contactor untuk Open. Kenaikan temperature equivalent dengan besaran arus yang mengalir. 6 Motor Protection Overload Relay (49) Thermal Overload Relay dipilih berdasarkan Curve Class seperti Class 10, Class 20 dan Class 30. Pemilihan Class Overload Relay mengikuti Starting Time dan Stall time motor. Definisi Class 10 adalah relay akan pickup ketika inrush current time motor terjadi di sekitar 10 detik. Perkembangan terkini, Thermal Overload Relay konvensional diatas sudah digantikan dengan Multifuction/ numeric Protection Relay seperti Tesys T (Schneider) atau Simocode (Siemens) dll. Kelebihannya bahwa Class Overload Relay bisa kita setting sesuai keinginan kita. Berdasarkan Curve dari conventional relay thermal overload, Curve kondisi HOT lebih rendah dibandingkan curve kondisi COLD, hal ini berarti Conventional Thermal Overload relay membutuhkan waktu untuk cold down (setelahTrip) sebelum dirunning kembali. Hal ini tidak berlaku jika kita mengguankan overload relay (49) yang built-up dengan multifunction/ numeric Relay. 7 Motor Protection Overload Relay (49) Thermal Overload relay tripping time 8 Motor Protection Thermal Overload Protection Thermal overload relay dikolaborsikan dengan Contactor untuk memproteksi motor. Pada saat terjadi overload, thermal overlod relay akan bekerja dan men-tripkan contactor. Thermal Overload relay juga bekerja pada saat starting motor terlalu lama (melebihi demange curve motor dan stall time motor). CONCERN Overload relay yang dikombinasikan dengan Contactor untuk proteksi overload motor. Mereka tidak diijinkan untuk digunakan proteksi untuk arus short circuit yang mana akan diproteksi oleh Fuse atau Circuit Breaker sesuai dengan NEC Article 430.52. Hal ini dikarenakan Contactor tidak memiliki Breaking Capability. 9 Motor Protection Time Over Current Protection (51) Time Over Current (51) Proteksi time over current berfungsi sama seperti Over Load Relay. Relay 51 tersedia didalam Numeric relay. Berbeda dengan Overload relay yang curve proteksinya menggunakan Class Curve, Over current long time (51) menggunakan DT (Definite Time) dan IDMT (Inverse Definite Minimum Time). IDMT berdasarkan IEC Curve IDMT terbagi menjadi SIT, VIT dan EIT. Pemilihan type curve SIT, VIT dan EIT disesuaikan sesuai dengan kebutuhan. 10 Motor Protection Instant/ Short Time Over Current Protection (50) Instant/ Short time Over Current (50) Dikenal sebagai instant Over current yang digunakan untuk memproteksi motor dari gangguan arus short circuit. Short Circuit Current ini bisa menyebabkan kerusakan serius pada motor dimana menyebabkan Electrodynamic Stresses/ Force yang berakibat kerusakan serius winding motor dan kerusakan medan magnet motor secara permanent. Besarnya arus short circuit kontribusi dari motor adalah sesuai dengan LRC (Lock Rotor Current) Motor. Data bisa didapatkan di manufacture data report. Jika tidak disediakan, bisa merefer standard IEEE disamping. 11 Motor Protection Instant/ Short Time Over Current Protection (50) Typical Short Circuit berdasarkan frekuensi kejadian: 1. Single phase to ground 70 - 80% 2. Phase to phase to ground 10 - 17% 3. Phase to phase 8 - 10% 4. Three phase 2 - 3% Device yang digunakan untuk memproteksi short circuit adalah 1. Fuse memutus arus short circuit dengan melting dan harus diganti setelah kejadian 2. Magnetic circuit breaker yang secara otomatis trip breaker dan hanya membutuhkan reset setelah kerjadian. 3. Multifunction Relay yang akan pick-up dan akan mentripkan VCB 12 Motor Protection Device Proteksi motor Berikut adalah device dari proteksi motor: 1. Fuse dan Overload relay yang dikombinasikan dengan Contactor. 2. MCCB dikombinasikan dengan MA (Magnetic Amper). Overload relay yang dikombinasikan dengan Contactor 3. MCCB dikombinasikan dengan MA (Magnetic Amper). Multifunction/ numeric relay yang dikombinasikan dengan Contactor 4. VCB dikombinasikan dengan multifunction/ numeric relay 13 Motor Protection Fuse Fuse memiliki kemampuan untuk memproteksi short circuit current. Fuse membatasi I2 t dan Electrodynamic stress (Icrete). Fuse tidak digunakan untuk proteksi Overload. Sizing fuse adalah diatas In rated current motor dan tidak lebih besar 1.3 In, dan harus mengijinkan motor untuk starting. 14 Motor Protection Circuit Breaker (MCCB, ACB, VCB) Selain Fuse, Circuit breaker (CB) juga digunakan untuk proteksi motor dari short circuit. untuk LV system LV CB dikenal sebagai MCCB (Molded Case Circuit Breaker). CB digunakan sebagai proteksi short circuit karena memiliki dengan Breaking capacity. Breaking capacity di representasikan sebagai kemampuan CB untuk OPEN saat terjadi arus short circuit (rms). Breaking Capacity dari MCCB terdiri dari 2 yaitu: 1. Ics : Service breaking capacity 2. Icu : Ultimate (Maximum) breaking capacit Dimana Icu sama/lebih besar dari Ics. 15 Motor Protection LV MCCB Tripping device MCCB terbagai menjadi 2 yaitu 1. Thermal Magnetic Device: Untuk Proteksi Feeder 2. Magnetic Device: Untuk proteksi motor dan dikombinasikan dengan overload relay Ir : Setting current untuk proteksi overload Im : Tripping current untuk magnetic protection Inst : Tripping current untuk instant magnetic protection Ics : Service rated breaker capacity Icu : Ultimate breaker capacity 16 Motor Protection Prinsip Setting Proteksi Prinsip Setting Thermal Overload Relay (49) dan Phase Over Current (50/51): 1. Inrush starting motor yang tinggi adalah normal dan alamiah, untuk itu relay proteksi tidak boleh TRIP 2. Setting proteksi harus dibawah Damage Curve motor 3. Setting proteksi harus dibawah stall time hot/ Cold kondisi 4. Setting proteksi harus dibawah Damage Cable Curve 5. Overload Relay tidak bekerja dan Contactor tidak open saat terjadi short circuit. 6. Saat terjadi arus short short circuit, device yang bekerja adalah Fuse atau CB (Circuit Breaker) 7. Short circuit relay harus di set untuk mendeteksi minimum short circuit current dan tidak boleh melebihi maksimal short circuit current yang bisa terjadi 17 Motor Protection Behaviors Motor IEEE C37.96.2012 IEEE Guide for AC Motor Protection 18 Motor Protection Behaviors Motor IFL (Full Load Current) : manufacture data report motor ILR (Lock Rotor Current),Typically 600% IFL : manufacture data report motor Locker Rotor time/ Stall time: manufacture data report motor Thermal Capability Curve motor: manufacture data report motor Starting time: manufacture data report motor 19 Motor Protection Behaviors Motor 20 Motor Protection Behaviors Motor 21 Motor Protection Behaviors Motor 22 Motor Protection Behaviors Motor 23 Motor Protection Setting Relay Refer Standard Rekomendasi IEEE C37.96-2012 Setting Pickup 51-1 relay adalah 1.15 - 1.25 x IFL (Full load Current) Motor. Setting Inverse curve 51 Relay adalah 1.5 x IFL motor. Time delay Curve Inverse dengan Curve LRC (Lock Rotor Current) adalah 2 sec (starting time motor 5 s/d 10 sec) dan 5 sec (starting time motor 40 s/d 50 sec). Backup setting pickup 51-2 relay dibuat pickup lebih tinggi yaitu 2 3 x IFL motor dengan Inverse curve diatur agar tetap tidak melebihi batas thermal starting motor. Pickup Setting 50-1 relay adalah 2 x ILR (Lock Rotor Current) dengan short time delay 6 Cycle - 15 Cycle (system 50Hz setara 0.12 - 0.3 sec). Para 7.2.10.9 Page 115 24 Motor Protection Setting Relay Refer Standard Rekomendasi IEEE C37.96-2012 Pickup setting 50 adalah 1.65 - 2.5 x ILR dengan No Time Delay. Para 7.2.10.5 Page 111 25 Motor Protection Setting Relay Refer Standard Rekomendasi IEEE C37.96-2012 Pickup setting 49 relay adalah 110% IFL SF 1.0 dan 120% IFL untuk SF 1.15. Pickup setting 50-1 adalah 2 x ILR dengan No Time Delay untuk dengan mencosider Asymmetrical current. Pickup setting 50-2 adalah 1.1 1.25x ILR dengan short time delay 0.1 s/d 0.25 sec. Para 7.2.10.5 Page 111 26 Motor Protection Setting Relay Refer Standard Rekomendasi Buff Book IEEE 242-2001 LV Motor Pick-up setting 49 relay adalah 11.5 x IFL (Full load Current) Motor. Setting Instantaneous 50 Relay harus dibawah Contactor break value tetapi masih tetap mengijinkan konsidi asymmetrical starting current motor. 27 Motor Protection Setting Relay Refer Standard Rekomendasi Buff Book IEEE 242-2001 LV Motor Setting 50 relay adalah 1.76 ILR (Lock Rotor Current) dengan delay time. Para 10.4.1.4 page 354 MV Motor Setting 51 Relay adalah 110 s/d 120% IFL (Full load Current) Motor. Setting 51 Relay Extreme 125 s/d 140% IFL (Full load Current) Motor. Setting 50-1 relay adalah 1.65 s/d 1.87 ILR (Lock Rotor Current) dengan No Time Delay. Setting 50-2 relay adalah 1.15 ILR (Lock Rotor Current) dengan Time Delay 1 sec. Para 10.5.1 page 359 28 Motor Protection Setting Relay Refer Standard Rekomendasi Buff Book IEEE 242-2001 Setting 50-1 relay adalah 2 x ILR (Lock Rotor Current) dengan No Time Delay. Setting 50-2 relay adalah 1.15 ILR (Lock Rotor Current) dengan Time Delay 1 sec. Para 10.5.1 page 359 29 Motor Protection Setting Relay Refer Standard Rekomendasi Buff Book IEEE 242-2001 Alternative setting untuk high inertia motor. Para 10.5.1 page 360 30 Motor Protection Setting Relay Refer Standard Rekomendasi IEEE 3004.8 Motor Protection LV Motor Pick-up setting 49 relay adalah 1.15 x IFL (Full load Current) Motor. Setting Instantaneous 50 Relay harus dibawah Contactor break value tetapi masih tetap mengijinkan konsidi asymmetrical starting current motor. Pickup setting 50 relay adalah 1.76 ILR (Lock Rotor Current) sebagai estimasi asymmetrical inrush current. Para 7.5.6 Page 62 31 Motor Protection Setting Relay Refer Standard Rekomendasi IEEE 3004.8 Motor Protection MV Motor Setting 51 Relay adalah 110% s/d 120% dari IFL Extreme Setting 51 Relay 125% s/d 140% dari IFL Setting 50 Relay adalah 1.65 s/d 2.5 ILR dengan delay time. Para 8.3 Page 71 32 Motor Protection Setting Relay Refer Standard Rekomendasi IEEE 3004.8 Motor Protection Setting 50-1 relay adalah 2 x ILR (Lock Rotor Current) dengan No Time Delay. Setting 50-2 relay adalah 1.15 - 1.25 ILR dengan Time Delay 1 sec. Para 8.3 Page 73 33 Motor Protection Setting Relay Refer Standard Rekomendasi IEEE 3004.8 Motor Protection Alternative setting untuk high inertia motor. Para 8.3 Page 74 34 Motor Protection Recommendation Setting Relay Based on Experience Setting Overload Relay: IFL x SF SF Setting Value 1.0 1 - 1.15 IFL 1.15 1.15 - 1.25 IFL 35 Motor Protection Recommendation Setting Relay Based on Experience Pickup setting 50-1 adalah 2.2 x ILR (Lock Rotor Current) dengan No Time Delay. Pickup setting 50-2 adalah 1.15 ILR dengan Time Delay 0.05 - 0.1 sec dengan pertimbangannya. Bahwa arus transient bekerja pada 1.5 - 4 Cycle, dimana dalam system 50Hz berarti 0.4- 0.08 sec. Disini bisa disimpulkan bahwa arus asymmetrical current dari arus inrush tidak pernah melebihi 0.1 sec. 36 Motor Protection Recommendation Setting Relay Based on Experience Setting Inverse curve 51 Relay adalah 1.2 - 1.5 x IFL motor. Time delay Curve Inverse dengan Curve LRC (Lock Rotor Current) adalah 2 sec (starting time motor 5 s/d 10 sec) dan 5 sec (starting time motor 40 s/d 50 sec). 37 Motor Protection TCC Curve TCC (Time Current Characteristic Curve adalah plot yang digunakan dalam coordinaiton relay Data yang harus dimunculkan dalam TCC untuk protection motor: 1. Curve arus motor kondisi starting dan kondisi normal, baik ditegangan 100% dan 80% 2. Stall time motor (Hot dan Cold). Kadang data motor memberikan salah satu saja. based on IEEE Ratio Hot/ Cold :0.86 3. Damage Curve motor 4. Damage Curve Cable 5. Plot hasil short circuit current Min dan Max. 6. Curve relay 49/51 7. Curve relay 50 8. Curve Device Fuse/ MA/ Solid State Trip Device 38 Motor Protection TCC Curve MCCB TCC Curve Fuse TCC Curve 39 Motor Protection TCC Curve Protection Motor 40 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot protection motot dengan Curve Definite Time Plot protection motot dengan Curve Definite Time 41 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot Fuse Contactor dengan Multifunction Relay 42 Plot MCC MVCB dengan Multifunction Relay Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot Fuse Contactor 43 Plot Fuse Contactor dan ACB Incoming Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot MCC Fuse Contactor + LVCB + LVCB Plot MCC Fuse Contactor + LVCB + LVCB +Fuse Primary Transformer 44 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot MCC MV Fuse Contactor 45 Plot MCC Fuse Contactor + MVCB Secondary Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot MCC Fuse Contactor + MVCB Secondary + MVCB Primary 46 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot Coordination LV Motor. 1. Thermal Overload Relay + LVCB MA 2. Incoming ACB dengan multifunction Relay + Solid state trip Plot Coordination MV Motor. 1. MCC Fuse Contactor + Multifunction Relay 2. MVCB dengan Multifunction Relay 47 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot Coordination MV Motor. 1. MCC Fuse Contactor + Multifunction Relay 2. MVCB dengan Multifunction Relay 48 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot Coordination MV Motor. 1. MCC MVCB dengan Multifunction Relay 2. Incoming MVCB dengan Multifunction Relay MCC MVCB dengan Multifunction Relay 49 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot Coordination LV Motor. 1. MCCB MA + Contactor dengan Thermal Overload Relay 2. Incoming ACB dengan Multifunction Relay + Solid state trip 50 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot Coordination MV Motor. 1. MCC MVCB dengan Multifunction Relay 2. Incoming MVCB dengan Multifunction Relay 51 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor MCC LVCB dengan MA dan Contactor dengan Thermal Overload MCC MV Fuse dan Contactor dengan Multifunction Relay 52 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot Coordination Multifunction Relay + MA + Multifunction Relay 2 Level di Upstreamnya 53 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot Coordination Multifunction Relay + MA + Multifunction Relay 2 Level di Upstreamnya include Solid State Trip Device (Micrologic) 54 Motor Protection Practice TCC Relay Setting Protection Motor Plot Coordination MV Motor. 1. MCC MVCB Incoming MVCB 2. Outgoing MVCB 3. Incoming 4. GTG include 55 Motor Protection Reference 1. IEEE 3004.8 - 2012 Recommended practice for motor protection in industrial and commercial power system 2. IEEE C37.96 - 2012 IEEE Guide for AC Motor Protection 3. IEEE 242 - 2001 Recommended practice for protection and coordination of industrial and commercial power system 4. Electrical Books 5. Experience Project PT Rekayasa Industri yang sudah diterapkan dalam Plant 56