Uploaded by rhodes.schwarz.siege

docdownloader.com-pdf-makalah-fisiologi-hormon-kalsitonin-dd ae1e0cad15872c196055046b4f1b7dd0

advertisement
MAKALAH
FISIOLOGI HORMON KALSITONIN
DI SUSUN OLEH :
AYU RAHMADHANI
( 12-025)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2013-2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu fenomena yang lazim terjadi pada
makhluk hidup. Pertumbuhan postnatal pada ternak diawali dengan pertumbuhan tulang, daging
dan lemak. Tulang mempuyai peranan yang penting didalam proses pertumbuhan. Tulang
mempuyai fungsi menyokong dan memberikan bentuk, melindungi organ-organ vital, membantu
pergerakan, memproduksi sel darah merah pada sumsum dan penyimpanan garam mineral.
Penyusun utama tulang adalah mineral tulang yang mengandung Ca & P, dan protein
yang disebut kolagen. Komponen Ca & P menjadikan tulang keras dan kaku. Kalsium
merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. ±99% kalsium terdapat di
dalam jaringan keras seperti pada tulang dan gigi sedangkan 1 % kalsium terdapat pada darah
dan jaringan lunak. Kalsium didalam tubuh harus tetap terpenuhi untuk mendapatkan
pertumbuhan yang optimal karena jika kekurangan ataupun kelebihan kalsium akan
menyebabkan gangguan fisiologis tubuh yang dapat menghambat pertumbuhan.
Keseimbangan kalsium di dalam tubuh melibatkan peranan hormon-hormon dari kelenjar
paratiroid dan kelenjar tiroid. Hormon yang dihasilkan dari kelanjar tersebut berperan didalam
menjaga keseimbangan kalsium didalam tubuh.
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa
pesan
kimiawi
antarsel
atau
antarkelompok
sel.
Semua organisme
multiselular,
termasuk tumbuhan juga memproduksi hormon.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika
hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan
sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan
bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,
termasuk
di
antaranya
adalah
penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian
sel
perangsangan
terprogram),
pengaktifan
atau
atau
penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya
terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnyapubertas dan menopause).
Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.
Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
C. RUMUSAN MASALAH
1.
Definisi Hormon Paratiroid dan Kalsitonin
2.
Indikasi Homon Paratiroid dan Kalsitonin
3.
Fungsi Hormon Paratiroid dan Kalsitonin
terhadap tulang.
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
1.
Untuk mengetahui peranan hormon kalsitonin didalam proses pertumbuhan utamanya
didalam menjaga keseimbangan kalsium tubuh.
2.
Mengetahui Fungsi Hormon Kalsitonin dan Paratiroid terhadap pemeliharaan tulang.
Sedangkan manfaat dari makalah ini adalah sebagai bahan informasi mengenai peranan
hormon kalsitonin didalam proses pertumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang tidak memiliki saluran, yang dapat menyalurkan
sekresi hormon langsung ke dalam darah. Hormon memberikan efek pada target organ atau
jaringan.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk
aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ
target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon
berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan
yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.
Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid,
paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
a. Hipofisis
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon
yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master
gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah,
dan bagian posterior.
b. Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat
daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar
tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan hormone kalsitonin yang mempengaruhi
metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh . Tiroksin mengandung banyak iodium.
Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran
kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin.
Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan
kecerdasan menurun.
c. Paratiroid l Kelenjar Anak Gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang
berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini
menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan
kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.
Beberapa hormon seperti insulin dan tiroksin memiliki banyak organ target. Hormon lain
seperti kalsitonin dan beberapa hormon kelenjar pituitari, hanya memiliki organ menargetkan
satu atau beberapa.
1. Amina: hormon sederhana adalah variasi dari tirosin asam amino. Kelompok ini mencakup
tiroksin dari kelenjar tiroid epinefrin, dan norepinefrin dari medula adrenal
2. Protein: Hormon ini rantai asam amino.Insulin dari pankreas, hormon pertumbuhan dari
kelenjar hipofisis anterior, kalsitonin dari kelenjar tiroid semua asam amino yang disebut
protein.Rantai pendek peptida. Hormon antidiuretik dan oksitosin yang disintesis oleh
hipotalamus, hormon peptida.
3. Steroid: Kolesterol merupakan prekursor hormon steroid, termasuk kortisol dan aldosteron
dari korteks adrenal, estrogen dan progesteron ov arium, dan testosteron dari testis.
Fungsi Kelenjar Endokrim
-Merangsang pertumbuhan jaringan
-Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
-Menghasilkan hormon
-Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
-Mempengaruhi metabolisme lemak, arang hydrat, vitamin, mineral, dan air
-Dapat mengatur metabolisme, oksidasi, penyerapan glukosa dapat meningkat pada usus halus
Klasifikasi Hormon
• Hormon pembangun / Hormon pertumbuhan – hormon yang berperan dalam perkembangan
dan pertumbuhan. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar gonad.
• Hormon metabolisme – proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh bermacammacam
hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
• Hormon tropik – yang dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin
kelenjar hipofisis sebagai hormon pertumbuhan merangsang folikel (FSH) pada ovarium dan
proses spermatogenesis (LH).
• Hormon yang dapatmengatur metabolisme yaitu air dan mineral – kalsitonin dihasilkan oleh
kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
Sistem Endokrin Dan Organ
- Hypothalamus/Hipotalamus
- Pituitary gland/Kelenjar Hipofisis
- The thymus gland/Kelenjar Timus
- Thyroid gland/Kelenjar Tiroid
- Parathyroid glands/Kelenjar Paratiroid
2.2 Kelenjar Paratiroid
a.
Hormon Paratiroid
Kelenjar menghasilkan hormon paratiroid dan merupakan hormon utama yang
mengatur metabolisme kalsium untuk mempertahankan kadar kalsium plasma dalam batas
normal. Pada keadaan hipokalsemi (kadar kalsium darah yang rendah)
Sekresi hormon paratiroid berlangsung 3 tahap.
1)
Tahap dini berlangsung dalam beberapa menit, merupakan respon cepat dari sel- sel
paratiroid melepaskan hormone paratiroid yang sudah tersedia dalam sel dalam keadaan
hipokalsemi.
2)
Tahap kedua terjadi beberapa jam kemudian merupakan aktivitas sel kelenjar paratiroid
menghasilkan hormone paratiroid lebih banyak.
3)
Tahap ketiga apabila hipokalsemi masih masih berlangsung maka dalam beberapa hari
akan terjadi replica sel untuk memperbanyak masa sel kelenjar paratiroid.
b.
Fisiologi Hormon Paratiroid
++
Fungsi utamanya ikut mempertahankan kadar Ca dlm cairan ekstrasel agar tetap stabil.
++
Berbagai mekanisme yg dipengaruhi a.l: absorpsi Ca
++
tulang dan mobilisasinya, serta ekskresi Ca
++
utama PTH mobilisasi Ca
melalui saluran cerna, penyimpanan dlm
melalui urin, feses, keringat dan air susu. Efek
dr tulang.
++
Aktivitas sekretoris kelenjar paratiroid terutama dipengaruhi oleh kadar Ca dlm darah
atau dlm sel kelenjar.
++
Bila kadar Ca
rendah, sekresi PTH meningkat, dan bila hipokalsemia cukup lama,
terjadi hipertrofi dan hiperplasi kelenjar paratiroid. Pada keadaan hiperkalsemia terjadi hal yg
sebaliknya.
c.
Hormon Paratiroid dan Metabolisme Kalsium
Pada keadaan normal hormone paratiroid mempertahankan kadar kalsium plasma
agar tidak terjadi hipokalsemi. Dalam metabolisme kalsium hormone paratiroid bekerja secara
langsung dengan 2 alat yaitu tulang dan ginjal. Dan tidak langsung dengan usus halus melalui
metabolisme vitamin D. Vitamin D (vitamin D3) juga berpengaruh pada metabolisme kalsium.
Vitamin ini terdapat didalam diet normal dan di sintesis di kulit. Sinar ultraviolet menghasilkan
vitamin D3 di kulit yang selanjutnya mengalami hidroksilasi di hati dan ginjal menjadi vitamin
D3 (kalsitriol). Fungsi utama kalsitriol adalah merangsang penyerapan kalsium di dalam usus.
Pada tulang, hormone paratiroid meningkatkan reabsorbsi kalsium dan fosfat. Pada ginjal,
hormone paratiroid melalui 2 jalur yaitu:
1)
Reabsorbsi kalsium. Hormon paratiroid meningkatkan reabsorsi kalsium dan menurunkan
reabsorbsi fosfat. Reabsorbsi kalsium di ginjal terjadi 60% di tubulus proksimal, 25% ansa
henle sisanya pada tubulus distal.
2)
Merangsang kerja enzim 1a-dihidroksilase di ginjal sehingga meningkatkan perubahan 25
hidroksikolekalsiferol menjadi 1,25 dihidroksikolekalsiferol.
d.
Metabolisme Kalsium
Tubuh orang dewasa mengandung 1-2 kg kalsium, 90% diantaranya terdapat dalam
tulang. Kadar kalsium plasma total berkisar 8,8-10,4 mg/dl, terdiri atas kalsium ion 4050%,kalsium yang terikat pada protein terutama albumin 46 % dan sisanya 8% kalsium dalam
kompleks organic yang terikat dengan anion yaitu bikarbonat, sitrat, fosfat, laktat dan sulfat.
Kalsium ion merupakan kalsium yang penting karena peranannya dalam fungsi selular. Oleh
karena itu harus dipertahankan dalam batas normal oleh hormom paratiroid.
Kalsium masuk ke plasma melalui absorbsi dari usus halus, tulang dan reabsorbsi dari
ginjal. Sebaliknya kalsium keluar dari plasma melalui saluran cerna (100-200 mg/hari), air seni
(50-300mg/ hari), disimpan kembali ke dalam tulang melalui keringat (100mg/hari). Tulang
adalah suatu jaringan tubuh yang dinamik dan mengalami perubahan sepanjang kehidupan
merupakan tempat penyimpanan kalsium yang terbesardan mineral lainseperti magnesium,
fosfor, natrium dan ion.
e.
Hormon dan Metabolisme Kalsium
Metabolisme kalsium diatur oleh tiga hormone utama yaitu dua hormone polipeptida
yaitu paratiroid dan kalsitonin dan satu hormone sterol yaitu 1,25 dihidrokolekalsiferol.
f.
Pengendalian Sekresi Hormon Paratiroid
Pelepasan hormone paratiroid tergantung dari kadar kalsium plasma. Pada keadaan
hipoklasemi
kelenjar
paratiroid
cepat
beraksi
melepaskan
hormon
paratiroid
untuk meningkatkan kadar kalsium plasma agar kembali normal. Pada saat kadar kalsium
plasma sudah normal pelepasan hormon paratiroid akan kembali normal. Kalsitriol dapat
menekan pelepasan hormon paratiroid.
2.3 Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat
daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroksin dan kalsitonin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan
pengaturan suhu tubuh serta mengatur kalsium dalam darah.
2.3.1 Hormon Tiroksin
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu
panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras
untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan
lambat
dan
kecerdasan
menurun.
Bila
ini
terjadi
pada
anak-anak
mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh
kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan
garam iodium di dalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus
Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi
bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata
menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.
2.3.2 Hormon Kalsitonin
Hormon kalsitonin yang merupakan hormon yang dihasilkan dari kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar
ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Kelenjar ini berfungsi untuk
mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh
terhadap hormon lainnya.
Kalsitonin merupakan suatu peptida yang
terdiri dari 32 asam amino, yang dihasilkan oleh sel C
kelenjar tiroid dan berfungsi menghambat resorpsi
tulang oleh osteoklas. Aksi biologik ini digunakan
didalam klinik untuk mengatasi peningkatan resorpsi
tulang,
misalnya
pada
penderita
osteoporosis,
penyakit Paget dan hiperkalsemia akibat keganasan..
Kalsitonin, secara akut diatur oleh kadar
kalsium didalam darah dan secara kronik dipengaruhi
oleh umur dan jenis kelamin. Kadar Kalsitonin pada
bayi, akan tinggi, sedangkan pada orang tua, rendah kadamya. Pada wanita, kadar Kalsitonin
ternyata juga lebih rendah daripada laki-laki.
Saat ini, telah diketahui struktur kalsitonin dari 10 spesies yang berbeda, yang secara
umum terdiri dari glisin pada rersidu 28, amida prolin pada termninal karboksi dan kesamaan
pada 5 dari 9 asam amino pada terminal amino.
Sel C kelenjar tiroid merupakan sumber primer kalsitonin pada mamalia, sedangkan pada
hewan submamalia, dihasilkan oleh kelenjar ultimobrankial. Selain itu gen kalsitonin juga
menghasilkan calcitonin gene related product yang merupakan peptida yang terdiri dari 37 asam
amino yang memiliki aktifitas biologik berbeda dengan kalsitonin, yaitu sebagai vasodilator dan
neurotransmiter dan tidak bereaksi dengan reseptor kalsitonin. Jaringan lain yang juga
menghasilkan kalsitonin adalah sel-sel hipofisis dan sel-sel neuroendokrin yang tersebar
diberbagai jaringan, tetapi kalsitonin nontiroidal ini tidak mempunyai peran yang penting pada
kadar kalsitonin di perifer. Kalsitonin merupakan petanda tumor yang penting pada karsinoma
tiroid meduler.
Kalsitonin bertindak untuk mengurangi kalsium darah (Ca
2 +),
menentang efek hormon
paratiroid (PTH). Telah ditemukan pada ikan, reptil, burung, dan mamalia. Pentingnya pada
manusia belum serta ditetapkan sebagai pentingnya pada hewan lain, seperti fungsinya biasanya
tidak signifikan dalam regulasi homeostasis kalsium normal.
Kalsitonin dimurnikan pada tahun 1962 oleh Copp dan Cheney. Sementara itu awalnya
dianggap sebagai sekresi dari kelenjar paratiroid, itu kemudian diidentifikasi sebagai sekresi dari
C-sel kelenjar tiroid.
Calcitonin dibentuk oleh pembelahan proteolitik dari prepropeptide lebih besar, yang
merupakan produk dari gen CALC1 (). Gen CALC1 milik superfamili prekursor hormon protein
yang terkait termasuk prekursor amiloid protein pulau kecil, kalsitonin gen-related peptide, dan
prekursor adrenomedulin.
Hormon berpartisipasi dalam kalsium (Ca
2 +)
dan metabolisme fosfor. Dalam banyak hal,
kalsitonin melawan hormon paratiroid (PTH).
Untuk lebih spesifik, kalsitonin darah mempengaruhi tingkat Ca
2+

Menghambat Ca
penyerapan oleh usus

Menghambat aktivitas osteoklas dalam tulang

Menghambat reabsorpsi fosfat oleh tubulus ginjal
2+
dalam empat cara:
Meningkatkan mutlak Ca

2 +
dan Mg
2 +
reabsorpsi oleh tubulus ginjal, kalsitonin adalah
hormon Ca-conserving ginjal.
Sekresi kalsitonin dirangsang oleh:
peningkatan dalam serum gastrin dan pentagastrin.

2.3.2.1 Efek biologik utama kalsitonin
Efek biologic utama kalsitonin adalah sebagai penghambat osteoklas. Dalam beberapa
menit setelah pemberian, efek tersebut sudah mulai bekerja sehingga aktifitas resorpsi tulang
terhenti. Selain itu, kalsitonin juga mempunyai efek menghambat osteosit dan merangsang
osteoblas, tetapi efek ini masih kontroversial.
Efek
lain
yang
penting
adalah
analgesik
yang
kuat
Banyak hipotesis yang menerangkan mekanisme efek analgesik kalsitonin,
misalnya :

peningkatan kadar endorfin.

penghambatan sintesis PGE2.

perubahan fluks kalsium pada membran neuronal terutama di otak.

mempengaruhi sistem katekolaminergik.

efek anti depresan maupun efek lokal sendiri.

Kalsitonin juga akan meningkatakan ekskresi kalsium dan fosfat di ginjal, sehingga akan
menimbulkan hipokalsem,ia dan hipofosfatemia..
EFEK LAIN

efek anti inflamasi.

merangsang penyembuhan luka dan fraktur.

mengganggu toleransi glukosa.
Konsentrasi kalsium plasma merupakan regulator sekresi kalsitonin yang penting. Bila kadar
kalsium plasma meningkat, maka sekresi kalsitonin juga akan meningkat, sebaliknya bila kadar
kalsium plasma menurun, sekresi kalsitonin juga akan menurun. Walaupun demikian, bila
hiperkalsemia dan hipokalsemia berlangsung lama maka efeknya terhadap sekresi kalsitonin
nampaknya tidak adekuat, mungkin terjadi kelelahan pada sel C tiroid untuk mrerespons
rangsangan tersebut.
2.3.2.2 Fungsi hormon kalsitonin :
a. Menurunkan kadar kalsium dengan menghambat resorpsi tulang.
b. Menghambat pelepasan kalsium dari tulang
c. Untuk mempertahankan kepadatan tulang
d. Hormon kalsitonin berfungsi dalam menjaga keseimbangan kalsium dalam darah.
Bila kadar ion kalsium dalam darah meningkat, kadar kalsitonin akan naik dan
mengendapkannya dalam tulang
e. kalsitonin memastikan bahwa kalsium di dalam tulang dipertahankan dan tulang
mempercepat penyerapan kalsium.
f.
Kalsitonin digunakan sebagai terapi alternatit hormon estrogen, mengurangi nyeri
tulang dan meningkatkan massa tulang belakang. Kalsitonin dapat membawa
manfaat dalam terapi osteoporosis.
g. Hormon ini akan mengurangi kadar kalsium dalam darah. Hormon ini sangat
penting bagi anak-anak sebagai tulang-tulang mereka masih berkembang.
Kalsitonin (CT) juga merupakan hormon ketiga yang berperan didalam regulasi tulang
dan kalsium darah. Sumber utama daro CT adalah C-Sel (parafollicular cells) dari kelenjar tiroid.
Sebagian besar jenis sel dari kelenjar tiroid adalah folikular sel, yang bertanggungjawab untuk
sekresi hormon tiroid. Selain itu, CT juga dijumpai di beberapa organ di dalam tubuh, termasuk
thymus, usus halus, kandung kemih, paru-paru dan hati manusia. CT adalah polipetida kecil,
terdiri dari 32 asam amino dengan berat molekul 3410 Da. CT adalah sebuah produk dari
keluarga gen CT, yang terdiri dari 5 gen.
2+
Sekresi hormon kalsitonin dipengaruhi oleh adanya serum Ca yang tinggi, target organ
2+
dari hormon ini adalah Usus halus dan tulang. Hormon ini bekerja menurunkan absorbsi Ca di
2+
2+
dalam usus dan menurunkan resorpsi Ca di dalam tulang sehingga serum Ca yang semula
tinggi menjadi turun. Hormon ini bekerja berkebalikan dengan hormon paratiroid. Ca plasma >
normal, dapat menyebabkan gangguan sistem saraf (refleks lamban, kontraksi otot lamban &
lemah konstipasi & nafsu makan).
2.3.2.3 Dampak yang terjadi jika kelebihan dan kekurangan hormon kalsitonin
Kelebihan Hormon Kalsitosin
Efek yang terjadi jika kelebihan hormon ini akan menyebabkan terjadinya hipokalsemik,
yaitu keadaan dimana tubuh mengalami penurunan kadar kalsium.
Kekurangan Hormon Kalsitonin
Efek yang terjadi adalah tubuh akan mengalami hiperkalsemik, yaitu keadaan dimana
kadar kalsium di dalam tubuh meningkat sehingga memungkinkan untuk terjadinya kelebihan
kadar kalsium tubuh.
Dijelaskan oleh Marks et al (2000), bahwa walaupun asupan kalsium dari hari ke hari
sangat bervariasi, konsentrasi kalsium di dalam cairan intrasel dan ekstrasel sangatlah konstan.
Dari komponen ionic CES (cairan ekstrasel), hanya natrium yang diatur lebih ketat daripada
kalsium. Namun, di dalam sel, konsentrasi kalsium dikontrol lebih ketat daripada konsentrasi
natrium. Misalnya, konsentrasi natrium di dalam CES (cairan ekstrasel) 16-20 kali lebih besar
daripada konsentrasi di dalam sitosol sel namun konsentrasi kalsium diluar sel 10.000-20.000
kali lebih besar daripada konsentrasinya di dalam sel. Ciri umum kematian sel, apapun sifat
penyebabnya (misalnya hipoksia, trauma, intoksikasi) adalah peningkatan kalsium intrasel
melebihi konsentrasi kritis tertentu.
Konsentrasi kritis kalsium intrasel serta konsentrasi kalsium di dalam CES diatur oleh
aktivitas terpadu dua hormon polipetida, hormon paratiroid (PTH) dan kalsitonin (CT), dan oleh
vitamin D3 berbentuk aktif (1,25-dihidroksikolekalsiferol; 1,25-(OH)2D3), suatu hormon sterol.
2+
terdapat lengkung umpan balik antara konsentrasi Ca
“bebas” (elemen, tidak terikat ke protein)
di dalam darah dan sintesis serta sekresi hormone kalsitropik ini.
Ion kalsium (Ca+) memiliki efek fisiologis penting di hamper semua jaringan tubuh.
Kalsium mempengaruhi permeabilitas membrane terhadap air dan ion lain. Kalsium mengaitkan
rangsang eksitasi saraf dengan kontraksi otot di tautneuromuskular, merupakan kompenen
penting dalam jenjang pembekuan darah, berfungsi sebagai komponen Kristal yang stabil di
dalam rangka sehingga memperkokoh penunjang struktural, dan ikut serta dalam mengaitkan
sinyal hormon dengan efek intrasel.
BAB III
KESIMPULAN
Hormon Kalsitonin merupakan hormon polipeptida yg berefek hipokalsemik dan
hipofosfatemik. berfungsi dalam menjaga keseimbangan kalsium dalam darah. Bila kadar ion
kalsium dalam darah meningkat, kadar kalsitonin akan naik dan mengendapkannya dalam tulang
Kalsitonin merupakan suatu peptida yang terdiri dari 32 asam amino, yang dihasilkan
oleh sel C kelenjar tiroid dan berfungsi menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas. Aksi
biologik ini digunakan didalam klinik untuk mengatasi peningkatan resorpsi tulang, misalnya
pada penderita osteoporosis, penyakit Paget dan hiperkalsemia akibat keganasan.
2+
Sekresi hormon kalsitonin dipengaruhi oleh adanya serum Ca yang tinggi, target organ
2+
dari hormon ini adalah Usus halus dan tulang. Hormon ini bekerja menurunkan absorbsi Ca di
2+
2+
dalam usus dan menurunkan resorpsi Ca di dalam tulang sehingga serum Ca yang semula
tinggi menjadi turun. Hormon ini bekerja berkebalikan dengan hormon paratiroid. Ca plasma >
normal, dapat menyebabkan gangguan sistem saraf (refleks lamban, kontraksi otot lamban &
lemah konstipasi & nafsu makan).
Download