Uploaded by emo_urplan

DIBALIK PERUBAHAN POSITIF WAJAH KOTA SURABAYA

advertisement
DIBALIK PERUBAHAN POSITIF WAJAH KOTA SURABAYA
Oleh : Gunawan Dwi Yulian
(Praktisi Perencana Kota – Ikatan Ahli Perencana Propinsi Jawa Timur)
Perkembangan kota pada dasarnya dapat diprediksi melalui berbagai instrument dan
pendekatan perencanaan kota yang komprehensif, ilmu dan teknologi dibidang perencanaan kota
yang berkembang saat ini sangat memungkinkan jajaran birokrasi pemerintah bersama praktisi
perencana kota melakukan berbagai simulasi perkembangan kota berikut pengendaliannya. mulai
dari simulasi keandalan kota terhadap potensi bencana, simulasi rencana pola ruang, simulasi
pembiayaan pembangunan hingga simulasi pertumbuhan ekonomi pasca peningkatan dan
pengembangan infrastruktur kota.
Meski secara teori dan simulasi perkembangan kota dapat diprediksi, Mengelola Kota
Surabya yang menjadi pusat perkotaan metropolitan di jawa timur dengan potensi berkembang
dengan pesat dan sulit dikendalikan bukan sebuah hal yang mudah. tidak jarang pemerintah kota
Surabaya harus berjibaku di meja hijau menghadapi tuntutan hukum dan protes sosial dari pihak
yang berseberangan dan keberatan dengan kebijakan pemerintah kota
Membicarakan wujud Kota Surabaya yang hijau dan tertata, dengan pelayanan publik yang
baik dan terintegrasi seperti saat ini tidak terlepas dari capaian visi pembangunan yang pernah
dicanangkan dimasa lalu. Dalam mencapai kondisi seperti saat ini, Kota Surabaya mengalami
proses yang panjang, fenomena kemacetan, genangan dan banjir, okupansi ruang public,
lingkungan kumuh hingga pelayanan birokrasi yang cenderung lamban menjadi persoalan yang
pernah dilalui sebagaimana kota kota besar pada umumnya.
Terdapat 4 hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan capaian kebijakan dan strategi
pembangunan kota Surabaya. Pertama, monitoring dan evaluasi (monev) program skenario kota
yang mengalami stagnasi pengembangan. Kegiatan pembangunan infrastruktur yang telah
direncanakan pemerintah kota tidak sepenuhnya sesuai prediksi dan berjalan tepat waktu seperti
target yang ditetapkan dalam rencana kota. Kegiatan monev dilakukan untuk menemukan kendala
dan mencari formulasi terbaik baik menyangkut penyempurnaan teknis maupun sistem
pembiayaan pembangunannya. Seperti halnya pembangunan infrastruktur pengendali banjir di
wilayah barat, jalan MERR, pelabuhan Teluk Lamong, dan Frontage Road Ahmad Yani, meski
melampaui target waktu yang ditetapkan akan tetapi realisasi pembangunan infrastruktur tersebut
harus diapresiasi.
Kedua, Penegasan fungsi ruang dan pengamanan lahan yang berpotensi menjadi RTH Publik.
Penegasan fungsi RTH diawali dengan upaya penertiban SPBU, permukiman liar dan PKL di jalur
hijau, rehabilitasi lahan eks TPA Keputih, optimasi ruang pada jalan yang baru dibangun, dan
pengelolaan hutan mangrove pamurbaya. Dalam pemenuhan target RTH Publik sebesar 20%
Pemerintah Kota tidak hanya bertindak pasif menunggu komitmen pengembang (swasta)
melakukan serah terima asset berupa prasarana, sarana dan utilitas tetapi juga melakukan upaya
pengadaan lahan. Luas RTH Publik yang sebelumnya hanya 14,85% ditahun 2008 pada akhir tahun
2018 telah mencapai 20,9%, muncul banyak taman kota yang tersebar merata, performance
lanskap ruang luar kota Surabaya menjadi lebih hijau dan indah.
Ketiga, peningkatan kualitas lingkungan permukiman dan pengelolaan lingkungan yang
berkelanjutan. Pembangunan sarana hunian vertical seperti rumah susun yang tersebar di 5
wilayah kota (pusat, timur, barat, utara dan selatan) dilaksanakan pemerintah kota untuk memecah
kepadatan permukiman dan mengakomodasi masyarakat yang terdampak program pembangunan.
Upaya pengelolaan sampah dipermukiman, pasar, jalan, kawasan komersial dan perkantoran
pemerintah dilakukan dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Pemerintah kota
Surabaya melakukan berbagai inovasi dan fasilitasi program yang mendorong partisipasi
masyarakat dan komunitas untuk lebih peduli terhadap lingkungan seperti halnya Green and Clean,
Bank Sampah, Beach Clean Up, Green Campus Initiatif, Eco School dan program lainnya.
Keempat, pemanfaatan teknologi informasi dalam mendukung pelaksanaan konsep Surabaya
Smart City. Pemanfaatan teknologi informasi memudahkan pemerintah kota melakukan integrasi
data perencanaan pembangunan, melakukan monitoring kinerja ASN, Pemantauan titik stategis
kota, evaluasi sistem penganggaran, pelayanan administrasi publik (pajak, ijin, kependudukan) dan
mengakomodasi informasi dan aspirasi warga.
Kota Surabaya dalam perspektif ekonomi dan fisik kini terlihat seimbang, beberapa kawasan
yang sebelumnya tidak berkembang dan hanya menjadi sisi belakang kota seiring berjalannya
waktu berubah menjadi wajah depan dan pusat ekonomi baru, kawasan yang sebelumnya kumuh,
dan tidak teratur kini berubah menjadi lebih tertata, Sistem birokrasi pelayanan publik yang
sebelumnya cenderung konvensional dan lambat, kini dapat berlangsung cepat, terintegrasi dan
transparan. Capaian tersebut tentu tidak berhenti sampai disini, perbaikan dan penyelesaian
agenda pembangunan yang termuat dalam scenario kota saat ini harus terus berjalan.
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pemerintah Kota Surabaya menjadi pembelajaran yang
barharga tidak hanya bagi praktisi perencana kota maupun jajaran birokrat pemerintah di kota lain
bahwa membangun kota tidak hanya soal ketersediaan anggaran dan perencanaan pembangunan
yang baik, akan tetapi ketegasan, konsistensi menghadapi tekanan politis dan keberanian
berinovasi dalam dinamika pembangunan menjadi salahsatu kunci perubahan wujud kota menjadi
lebih positif.
Download