Makalah Foundation of Group Behaviour Diajukan untuk Memenuhi Tugas UTS Psikologi Industri dan Organisasi II Oleh: Aisyah Khoirunnisa NIM: 11200700000150 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta. Selama pembuatan makalah ini penulis juga mendapat banyak dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis haturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang Foundation of Group Behaviour sebagai tugas dari mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi II dengan bapak Drs. Akhmad Baidun, M.Si. selaku dosen pengampu. Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Palembang, 22 Mei 2022 Penulis 2 DAFTAR ISI BAB I ......................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4 BAB II ....................................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5 2.1 Pengertian Group ............................................................................................................. 5 2.1 Model Perilaku Group...................................................................................................... 6 3.1 Faktor Penyebab Perilaku Group ..................................................................................... 7 4.1 Struktur Group dan Pembagiannya .................................................................................. 8 5.1 Pengambilan Keputusan ................................................................................................. 10 6.1 Pengertian Tim ............................................................................................................... 12 7.1 Efektifitas Tim................................................................................................................ 13 BAB III.................................................................................................................................... 14 PENUTUP ............................................................................................................................... 14 3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia dalam berbagai kegiatan apapun akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok seperti ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok– kelompok tertentu. Di mulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain, dan mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu. Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya perubahan adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi,yang selanjutnya akan membentuk perilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku organisasi untuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok. Menurut (Robbins & Judge, 2018) Perilaku organisasi (OB) adalah bidang studi yang menyelidiki dampak individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, untuk tujuan menerapkan pengetahuan tersebut dalam meningkatkan efektivitas organisasi. Setiap kelompok dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif, hal ini tentunya menjadi hal yang harus diperhatikan organisasi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud Group ? 2. Bagaimana model perilaku Group ? 3. Apa faktor – faktor yang menyebabkan perilaku Group ? 4. Apa yang dimaksud struktur Group dan pembagiannya ? 5. Bagaimana proses pengambilan keputusan ? 6. Apa yang dimaksud tim ? 7. Bagaimana efektifitas tim ? 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Group Menurut (Stephen P. Robbins-Timothy A. Judge, 2017) kelompok adalah dua atau lebih individu, berinteraksi dan saling bergantung, yang telah datang bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, menurut ( James L. Gibson, et.all, 2013 ) kelompok adalah dua atau lebih karyawan yang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa sehingga perilaku dan atau kinerja anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau kinerja anggota lain. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu dengan yang lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Mulyana, 2007). DeVito (2002) mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Menurut Syamsu et al. (1999) kelompok itu adalah kumpulan dua orang atau lebih, yang secara intensif dan teratur selalu mengadakan interaksi sesama mereka untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan, dan secara sadar mereka merasa bagian dari kelompok, yang memiliki sistem norma tertentu, peranan, struktur, fungsi dan tugas dari masing-masing anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama (Arfin, 2021). Group adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Group juga terbagi menjadi formal dan informal. Formal Group adalah kelompok kerja yang ditentukan oleh struktur organisasi yang telah menetapkan tugas kerja. Lebih detailnya hal ini dijelaskan oleh (Septiani, n.d.) kelompok formal adalah kelompok yang sengaja dibentuk untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu dan anggotanya pun diangkat oleh organisasi itu sendiri. Sejumlah orang yang yang ditentukan untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan tertentu mereka merupakan salah satu bentuk kelompok formal. Contohnya seperti, kepanitiaan, kelompok riset, komite, dan lain sebagainya. Formal groups juga terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu : a. Command Groups Kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan terdiri dari individu yang melapor langsung ke manajer tertentu. b. Task Groups Kelompok yang terdiri dari individu disatukan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan tertentu; keberadaan mereka sering bersifat sementara karena setelah tugas selesai, kelompok tersebut bubar. c. Cross-functional Teams Kelompok yang menyatukan pengetahuan dan keterampilan individu dari berbagai area kerja atau kelompok yang anggotanya telah dilatih untuk melakukan pekerjaan satu sama lain. 5 d. Self-managed Teams Kelompok yang pada dasarnya independen dan di samping tugas mereka sendiri, mengambil tanggung jawab tradisional seperti perekrutan, perencanaan dan penjadwalan, dan evaluasi kinerja. Sementara itu informal group adalah kelompok yang dibentuk secara independen untuk memenuhi kebutuhan sosial anggotanya. Menurut (Septiani, n.d.) kelompok informal adalah salah satu kelompok yang dibentuk dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Anggota kelompok tidak diatur dan ditentukan tetapi mereka sendiri yang membentuknya secara langsung, kelompok informal ini sering muncul dan berkembang di dalam kelompok formal karena beberapa anggota-anggota tertentu mempunyai kesamaan. Informal groups juga terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu ( James L. Gibson, et.all, 2013 ) a. Interest Groups Individu yang mungkin bukan anggota dari komando atau kelompok tugas yang sama dapat berafiliasi untuk mencapai beberapa tujuan bersama. Tujuan dari kelompokkelompok tersebut tidak terkait dengan tujuan organisasi tetapi khusus untuk setiap kelompok. Karyawan bersatu untuk menyajikan front terpadu kepada manajemen untuk lebih banyak manfaat dan pelayan yang mengumpulkan tip mereka adalah contoh kelompok kepentingan. b. Friendship Groups Banyak kelompok terbentuk karena anggota memiliki kesamaan, seperti usia, jenis kelamin, keyakinan politik, keinginan untuk memainkan olahraga yang sama, atau latar belakang etnis. Kelompok-kelompok pertemanan ini sering memperluas interaksi dan komunikasi mereka ke kegiatan di luar pekerjaan. 2.1 Model Perilaku Group Gambar 1.1 Berdasarkan gambar diatas untuk mendapatkan perilaku berupa kinerja yang baik dan kenyamanan ada beberapa proses terlebih dahulu yang dilewati. Pada proses awal, kelompok akan mendapatkan kondisi- kondisi dari eksternal yang dapat mempengaruhi kelompok. Hal tersebut berlanjut pada sumber daya manusia dan struktur kelompok di organisasi. Hubungan antara atasan dan bawahan juga menjadi salah satu faktor dalam sumber daya manusia yang baik. Mengutip dari (Sadida & Fitria, 2018) bahwa penelitian yang dilakukan Juniper (2010) meneliti dimensi-dimensi yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis karyawan pada berbagai konteks pekerjaan, salah satunya adalah Relationship terkait interaksi atau hubungan antara karyawan dnegan manajer dan rekan kerja atau para koleganya. 6 Selanjutnya adalah struktur organisasi, menurut (Kepemimpinan, n.d.) struktur organisasi adalah pola formal bagaimana orang dan pekerja dikelompokkan dalam suatu organisasi kerapkali digambarkan oleh bagan organisasi. Setiap struktur organisasi harus dirancang dan dibangun sebaik-baiknya dengan mempertimbangkan luasnya tujuan, tahap pembangunan organisasi dan kemampuan sumber sumbernya. Menurut John, Robert dan Michael (2006: 20), menyatakan bahwa untuk bekerja secara efektif dalam organisasi, manajer harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai struktur organisasi. Proses ketiga adalah aktivitas yang terjadi dalam group. Aktivitas kompetensi antara kelompok, iklim organisasi yang mengharapkan produktivitas karyawan, hingga sistem punishment dan reward tentu sangat mempengaruhi perilaku kinerja , dan kenyaman kelompok. Seperti penelitian yang dilakukan (Aravik et al., 2021) menjelaskan bahwa pemberian punishment dan reward dapat mempengaruhi produktivitas, begitupun iklim organisasi dan kompetensi antar karyawan. Proses terakhir adalah pemberian tugas group. Organisai tentu mengharapkan kinerja karyawan dalam tugas selesai dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dapat didefiniskan juga sebagai beban kerja, seperti mengutip dari (Ahmad et al., 2019) koesomowidjojo (2017:21) mengemukakan bahwa beban kerja merupakan segala bentuk pekerjaan yang diberikan kepada sumber daya manusia untuk diselesaikan dalam kurun waktu tertentu. Penelitian sebelumnya dari Suharti dan Susanto (2014), serta penelitian dari Rolos, dkk. (2018) menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini menjelaskan bahwa jika beban kerja meningkat maka akan mengurangi potensi kinerja karyawan, begitupun sebaliknya. 3.1 Faktor Penyebab Perilaku Group Munculnya perilaku dalam group disebabkan dari eksternal dan internal. Berikut pembagiannya: Eksternal Internal Struktur Otoritas Kompetensi Individu dan Sifat Anggota Peraturan Formal Struktur Sumber Daya Organisasi Ukuran Kriteria Seleksi Karyawan Kekompakkan dan Konflik Manajemen Kerja Tekanan Internal Budaya Organisasi Tata Letak Tabel 1.1 7 Sementara itu, menurut (Gani et al., 2021) variabel-variabel yang memengaruhi perilaku organisasi, antara lain sebagai berikut. a. Variabel-variabel dependen, yaitu faktor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan yang terpengaruh sejumlah faktor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu variabel bebas). Variabel-variabel dependen tersebut, antara lain: a) Produktivitas, yaitu suatu ukuran kinerja yang memengaruhi efektivitas dan efisiensi. b) Keabsenan (kemangkiran), yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja. c) Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan), yaitu penarikan diri. d) Kepuasan kerja, yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara banyaknya bayaran yang diterima seorang pekerja dan yang mereka yakini seharusnya mereka terima. b. Variabel-variabel independen, di antaranya adalah sebagai berikut. a) Variabel-variabel level individu, yaitu usia, jenis kelamin, status perkawinan, dll. b) Variabel – variabel level kelompok dan sistem organisasi. 4.1 Struktur Group dan Pembagiannya Di dalam kelompok ada beberapa pembagian kelompok berdasarkan strukturnya, diantaranya adalah : a. Role Seperangkat pola perilaku yang diharapkan dikaitkan dengan seseorang yang menempati posisi tertentu dalam unit sosial yang membantu kelompok dalam pencapaian tugas atau mempertahankan kepuasan anggota kelompok. Role pun terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Role conflict : Situasi di mana seorang individu dihadapkan oleh harapan peran yang berbeda. Role identity : Role perception : Pandangan kita tentang bagaimana kita seharusnya bertindak dalam situasi tertentu adalah persepsi peran. Kita mendapatkan persepsi peran dari rangsangan di sekitar kita—misalnya, teman, buku, film, dan televisi. Role expectations : Harapan peran adalah cara orang lain percaya bahwa Anda harus bertindak dalam konteks tertentu. Role conflict: experiencing differing role expectations. Role ambiguity: uncertainty about role expectations b. Norma Standar atau harapan yang dapat diterima yang dibagikan oleh anggota grup. Menurut (Stephen P. Robbins-Timothy A. Judge, 2017) norma adalah standar perilaku yang dapat diterima yang dimiliki bersama oleh anggota yang mengungkapkan apa yang seharusnya dan tidak seharusnya mereka lakukan dalam keadaan tertentu. Norma juga terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : 8 c. d. e. f. g. h. i. j. Effort and Performance Norm : Output levels, absenteeism, promptness, socializing Appearance norms: Dress Social arrangement norms: Loyalty Norms and emotions : Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa, dalam kelompok tugas, emosi individu mempengaruhi emosi kelompok dan sebaliknya. Ini mungkin tidak mengejutkan, tetapi para peneliti juga menemukan bahwa norma-norma mendikte pengalaman emosi bagi individu dan untuk kelompok - dengan kata lain, orang tumbuh untuk menafsirkan emosi bersama mereka dengan cara yang sama.(Robbins & Judge, 2018). Norms and confirmity : Penyesuaian perilaku seseorang untuk menyelaraskan dengan norma-norma kelompok (Robbins & Judge, 2018). Norms and behavior Norms and culture Reference Group Group to which one belongs or wants to belong with norms are likely to conform Conformity Individu menyesuaikan diri agar dapat diterima oleh kelompok. Tekanan kelompok dapat berdampak pada penilaian dan sikap anggota. Efek kesesuaian tidak sekuat dulu, meskipun masih merupakan kekuatan yang kuat. Groupthink Tekanan luas orang lain dalam kelompok yang sangat kohesif atau terancam yang menyebabkan anggota individu mengubah pendapat mereka agar sesuai dengan kelompok. Deviant workplace Behavior Perilaku antisosial yang sengaja dilakukan untuk melanggar norma - norma yang ditetapkan - citra negatif kepada anggota dan organisasi Status System Penilaian prestise formal atau informal, posisi, atau sistem peringkat untuk anggota kelompok yang berfungsi sebagai pengakuan atas kontribusi individu kepada kelompok dan sebagai motivator perilaku. Sistem status formal efektif ketika peringkat yang dirasakan dari seorang individu dan simbol status yang diberikan bahwa individu kongruen. Status and norms Status memiliki beberapa efek menarik pada kekuatan norma dan tekanan untuk menyesuaikan diri. Individu berstatus tinggi mungkin lebih cenderung menyimpang dari norma ketika mereka memiliki identifikasi rendah (identitas sosial) dengan kelompok tersebut. (Robbins & Judge, 2018) Status equity Social Loafing Kecenderungan individu untuk mengeluarkan lebih sedikit usaha (malas) ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individual. Menurut (Hussein, 2020) ada dimensi – dimensi dari social loafing yaitu sikap apatis, perilaku distraktif disruptif, hubungan sosial yang putus, dan kualitas kerja yang buruk. 9 k. Group Cohesiveness Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok dan berbagi tujuan kelompok. Kelompok yang sangat kohesif lebih efektif dan produktif daripada kelompok yang kurang kohesif ketika tujuan mereka selaras dengan tujuan organisasi. Mengutip dari (Trihapsari, 2011) bahwa Mossholder, Bedeian dan Armenakis (Gibson,dkk., 2003) melaporkan adanya hubungan antara tingkat kohesivitas kelompok dengan komitmen organisasi. Mereka melakukan penelitian terhadap para perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kohesivitas kelompok berpengaruh positif terhadap komitmen karyawan terhadap organisasi yang digambarkan dengan menurunya tekanan kerja dan kecenderungan meninggalkan pekerjaan serta meningkatnya prestasi kerja. Kelompok yang kohesivitasnya tinggi, diyakini mempunyai komitmen yang tinggi pula untuk mempertahankan kelompok tersebut. 5.1 Pengambilan Keputusan Strengths of Group decision Making Grup menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap. Dengan menggabungkan sumber daya dari beberapa individu, kelompok membawa lebih banyak masukan serta heterogenitas ke dalam proses keputusan. Mereka menawarkan peningkatan keragaman pandangan. Ini membuka kesempatan untuk mempertimbangkan lebih banyak pendekatan dan alternatif. Akhirnya, kelompok mengarah pada peningkatan penerimaan solusi. Anggota kelompok yang berpartisipasi dalam membuat keputusan lebih cenderung antusias mendukung dan mendorong orang lain untuk menerimanya nanti. Weaknesses of Group decision Making Keputusan kelompok memakan waktu karena kelompok biasanya membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencapai solusi. Ada tekanan konformitas. Keinginan oleh anggota kelompok untuk diterima dan dianggap sebagai aset bagi kelompok dapat menghancurkan setiap perselisihan yang terang-terangan. Diskusi kelompok dapat didominasi oleh satu atau beberapa anggota. Jika mereka adalah anggota dengan kemampuan rendah dan menengah, efektivitas keseluruhan kelompok akan menderita. Akhirnya, keputusan kelompok menderita 10 tanggung jawab yang ambigu. Dalam keputusan individu, jelas siapa yang bertanggung jawab atas hasil akhirnya. Dalam keputusan kelompok, tanggung jawab setiap anggota tunggal diencerkan. effectiveness and efficiency Keputusan kelompok umumnya lebih akurat daripada keputusan rata-rata individu dalam kelompok, tetapi kurang akurat daripada penilaian orang yang paling akurat. Dalam hal kecepatan, individu lebih unggul. Jika kreativitas itu penting, kelompok cenderung lebih efektif. Pengambilan keputusan kelompok menghabiskan lebih banyak jam kerja daripada meminta seseorang mengatasi masalah yang sama. Dalam memutuskan apakah akan menggunakan kelompok, maka, manajer harus menilai apakah peningkatan efektivitas lebih dari cukup untuk mengimbangi pengurangan efisiensi (Stephen P. Robbins-Timothy A. Judge, 2017). Tabel 2.1 Dalam pengambilan keputusan, organisasi memiliki groupthink dan groupshift. Menurut (Robbins & Judge, 2018) groupthink adalah fenomena di mana norma konsensus mengesampingkan penilaian realistis dari tindakan alternatif. Groupthink, produk sampingan dari suatu keputusan, dapat mempengaruhi kemampuan kelompok untuk menilai alternatives secara objektif dan mencapai solusi berkualitas tinggi. Groupthink berkaitan dengan normanorma dan menggambarkan situasi di mana tekanan kelompok untuk kesesuaian menghalangi kelompok dari kritikcally menilai pandangan yang tidak biasa, minoritas, atau tidak populer. Groupshift menggambarkan cara anggota kelompok cenderung membesar-besarkan posisi awal mereka ketika membahas serangkaian alternatif tertentu untuk sampai pada solusi. Dalam beberapa situasi, kehati-hatian mendominasi dan ada pergeseran konservatif, sementara dalam situasi lain, kelompok cenderung menuju pergeseran berisiko. Keputusan kelompok mencerminkan norma pengambilan keputusan yang dominan - menuju kehati-hatian yang lebih besar atau lebih banyak risiko - yang berkembang selama diskusi. Organisasi tentunya membuat keputusan demi kebaikan bersama. Hal tersebut tentu memerlukan teknik – teknik agar keputusan yang diambil tidak salah. (Robbins & Judge, 2018) menjelaskan bahwa bentuk yang paling umum dari pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam kelompok yang berinteraksi. Brainstorming dapat mengatasi tekanan untuk kesesuaian yang meredam kreativitas dengan mendorong setiap dan semua alternatif sambil menahan kritik. Dalam sesi brainstorming yang khas, setengah lusin hingga selusin orang duduk di sekitar meja. Pemimpin kelompok menyatakan masalah dengan cara yang jelas sehingga semua peserta mengerti. Anggota kemudian freewheel sebanyak mungkin alternatif dalam jangka waktu tertentu. 11 Selanjutnya teknik kelompok nominal mungkin lebih efektif. Teknik ini membatasi diskusi dan komunikasi interpersonal selamaproses pengambilan keputusan. Anggota kelompok semuanya hadir secara fisik, seperti dalam pertemuan tradisional, tetapi mereka beroperasi secara independen. Secara khusus, masalah disajikan dan kemudian kelompok mengambil langkah-langkah berikut: a. Sebelum diskusi berlangsung, setiap anggota secara independen menuliskan ide-ide tentang masalah tersebut. b. Setelah periode hening ini, setiap anggota menyajikan satu ide kepada grup. Tidak ada diskusi yang terjadi sampai semua ide telah disajikan dan dicatat. c. Kelompok ini membahas ide-ide untuk kejelasan dan mengevaluasi mereka. d. Setiap anggota kelompok diam-diam dan independen peringkat-perintah ide- ide. Ide dengan peringkat agregat tertinggi menentukan keputusan akhir. 6.1 Pengertian Tim Kelompok dan tim bukanlah hal yang sama. (Robbins & Judge, 2018) mendefinisikan kelompok sebagai dua atau lebih individu, berinteraksi dan saling bergantung, yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat keputusan untuk membantu setiap anggota tampil dalam bidang tanggung jawabnya. Sebuah tim kerja, di sisi lain, menghasilkan sinergi positif melalui koordinasi. Upaya individu menghasilkan tingkat kinerja yang lebih besar dari jumlah input individu. Dalam organisasi, Tim juga memiliki pembagiannya masing – masing, diantaranya : a. Problem-solving teams : Jarang memiliki wewenang untuk secara sepihak menerapkan saran mereka, tetapi jika rekomendasi mereka dipasangkan dengan proses implementasi, beberapa perbaikan signifikan dapat direalisasikan (Robbins & Judge, 2018). b. Self-managed work teams : Adalah kelompok karyawan (biasanya berjumlah 10 hingga 15) yang melakukan pekerjaan yang sangat terkait atau saling bergantung; tim-tim ini mengambil beberapa tanggung jawab pengawasan (Robbins & Judge, 2018). c. Cross-functional teams : Karyawan dari tingkat hierarkis yang sama, tetapi dari area kerja yang berbeda, yang berkumpul untuk menyelesaikan tugas (Robbins & Judge, 2018). d. Virtual teams : Tim yang menggunakan teknologi komputer untuk mengikat anggota yang tersebar secara fisik untuk mencapai tujuan bersama (Robbins & Judge, 2018). 12 Gambar 2.1 7.1 Efektifitas Tim Organisasi memiliki tujuan dan harapan yang ingin dicapai, maka dari itu perlu kerja sama yang baik dan efektifitas dari anggota tim. Mengutip dari (Hanifah et al., 2022) sebuah Tim kerja juga merupakan sebuah proses dimana sekelompok orang menyatukan kemampuan dan keterampilan mereka untuk bekerja sama guna mencapai tujuan bersama (Mackall, 2004). Menurut Robbins (1996), tim kerja adalah kelompok yang upaya-upaya individunya menghasilkan kinerja yang lebih besar dibanding perorangan. Secara singkat seorang pimpinan hanya ingin melihat “tim” dan “kerja” karena itu lah yang terpenting dari semua definisi tim kerja. Adapun karakteristik dari efektifitas tim diantaranya : a. Memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan mereka. b. Memiliki anggota yang kompeten dengan keterampilan teknis dan interpersonal yang relevan. c. Menunjukkan rasa saling percaya yang tinggi dalam karakter dan integritas anggotanya. d. Bersatu dalam komitmen mereka terhadap tujuan tim. e. Memiliki sistem komunikasi yang baik. f. Memiliki keterampilan negosiasi yang efektif . g. Memiliki kepemimpinan yang tepat. h. Memiliki lingkungan yang mendukung secara internal dan eksternal. Penelitian dari (Hanifah et al., 2022) mengutip tiga kriteria utama dalam menentukan keefektifitasan sebuah tim menurut Rumeser ( 2013 ) yaitu : a. Hasil kerja tim, yaitu penilaian kinerja yang dihasilkan secara kualitas maupun kuantitas. b. Kepuasan, yaitu kepuasan yang didapatkan oleh masing-masing anggota tim dalam kerja tim sehingga ingin bekerja lagi dalam tim yang sama. c. Belajar, yaitu anggota tim dapat pembelajaran yang bermanfaat dari tim kerja tersebut. 13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya perubahan adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi,yang selanjutnya akan membentuk perilaku kelompok. Group adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung yang datang bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Group juga terbagi menjadi formal dan informal dengan masing – masing perbedaan yang ada. Perilaku organisasi dapat muncul karena proses – proses baik dari luar maupun proses di dalam organisasi itu sendiri. Selain itu, faktor penyebab munculnya perilaku dalam organisasi dari eksternal dan juga internal. Organisasi juga memerlukan struktur yang didalamnya memiliki fungsi yang beragam, hal ini tentunya juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan. Berbicara organisasi, memerlukan sebuah tim dan keefektifitasannya. Maka dari itu, perlu teknik – teknik agar membuat sebuah tim bisa efektif untuk meraih tujuan bersama. 14 DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Y., Tewal, B., Taroreh, R. N., Ekonomi, F., Manajemen, J., Ratulangi, U. S., Tewal, B., & Taroreh, R. N. (2019). Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Fif Group Manado the Effect of Work Stress, Workload, and Work Environment on Employee Performance At PT. FIF Group Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(3), 2303–1174. Aravik, H., Zamzam, F., & Marnisah, L. (2021). Punishment & Reward, Iklim Organisasi, Dan Kompetensi Terhadap Produktivitas Karya Ilmiah Dosen Persaudaraan Dosen Republik Indonesia (Pdri) Sumatera Selatan. Jurnal Ecoment Global : Kajian Bisnis Dan Manajemen, 6(1), 35–44. http://ejournal.uigm.ac.id/index.php/EG/article/view/1321 Arfin, I. (2021). Kelompok Kerja dan Komunikasi dalam Organisasi. Universita Islam Negeri Alauddin Makasar, 1–17. Gani, N. A., Utama, R. E., Jaharuddin, & Andry, P. (2021). Perilaku Organisasi Pdf (Issue May). https://www.researchgate.net/publication/351880570 Hanifah, F., Syafrin, N., & Anggrayni, D. (2022). Dawatuna : Journal of Communication and Islamic Broadcasting Dakwah Rohana Kuddus Dalam Surat Kabar Soenting Melajoe Dawatuna : Journal of Communication and Islamic Broadcasting. 2, 140–166. https://doi.org/10.47476/dawatuna.v2i1.509 Hussein, M. S. A. (2020). The Effect of Political Skills on Organizational Silence. International Journal of Psychosocial Rehabilitation, 24(3), 2703–2718. https://doi.org/10.37200/ijpr/v24i3/pr2020307 James L. Gibson, et.all, ( 2013 ). Organizations Behavior, Structure, Processes. Kepemimpinan, K. (n.d.). Litereture Review Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kelompok Dalam Organisasi : Struktur dan Strategi Organisasi ,... Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2018). Essential of Organizational Behaviour. In Pearson. Sadida, N., & Fitria, N. (2018). Analisis Kesejahteraan Psikologis Karyawan dan Kualitas Interaksi Bawahan Berdasarkan Kepribadian Atasan. Humanitas, 15(1), 72. https://doi.org/10.26555/humanitas.v15i1.5328 Septiani, L. (n.d.). Jurnal Manajemen Kantor Dalam Kelompok Organisasi. Stephen P. Robbins-Timothy A. Judge. (2017). Organizational behavior. Pearson, 290. Trihapsari, V. R. (2011). Kohesivitas Kelompok Dan Komitmen Organisasi Pada Financial Advisor Asuransi “ X ” Yogyakarta. Proyeksi, 6(2), 12–20. 15