Uploaded by irwandi757

Kelompok 3 DDIP

advertisement
DASAR – DASAR ILMU PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKAN & IMPLEMENTASINYA DALAM
PENDIDIKAN
NAMA KELOMPOK 3 :
1. FAUZAN ALIWARMAN (19065005)
2. IRWANDI (19065009)
3. SHINTA AMALIA (19005097)
4. TITIK MAI INDRA (19005099)
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang hakikat manusia
dan pendidikan ini. Selanjutnya shalawat serta salam kami sampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yaitu Al-Quran
dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup umat manusia.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat
teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Padang, 17 September 2019
PENULIS
HALAMAN JUDUL
KATA PENGATAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Pendidikan....................................................................................... 2
1. Landasan Filosofis ...................................................................................... 3
2. Landasan Sosiologis .................................................................................... 3
3. Landasan Hukum ........................................................................................ 6
4. Landasan Kultural ....................................................................................... 7
5. Landasan Psikologis .................................................................................... 7
6. Landasan Ilmiah dan Teknologi .................................................................. 7
7. Landasan Sejarah ........................................................................................ 7
B. Asas – Asas Pendidikan....................................................................................
C. Penerapan Asas – Asas Pendidikan Dalam Pembelajaran ...............................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ................................................................................................... 8
B.
Saran .............................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari
sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu.
Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar
utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi,
sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan
mendorong pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan
landasan pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan.
Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas
pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam
merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas
pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan
pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, cultural, psikologis, dan
iptek. Sedangkan asas-asas pendidikan yang akan dikaji adalah Asas tut wuri
handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
1.
Apakah yang dimaksud Landasan Pendidikan?
2.
Apa sajakah landasan pendidikan?
3.
Apakah yang dimaksud asas-asas pendidikan?
4.
Apa sajakah asas-asas Pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengertian dari landasan pendidikan.
2.
Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan.
3.
Untuk mengetahui pengertian dari asas-asas Pendidikan.
4.
Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN PENDIDIKAN
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu
landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik
tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat
terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan
yang bersifat koseptual identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan
menjadi tiga macam asumsi, yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut
praktek sehingga kita mengenal istilah praktek pendidikan, dan kedua dari sudut
studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau
lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
pedidikan.Kegiatan bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan
pendidikan (makro maupun mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan
(bimbingan, pengajaran dan atau latihan).Studi pendidikan adalah kegiatan
seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami pendidikan.
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat
pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang
sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik
dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme,
Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan
Ekstensialisme
1.
Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran
teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2.
Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran
konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan
universal.
3.
Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai
kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme
yang menentang pendidikan tradisional.
4.
Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
5.
Eksistensialis
Filsafat pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau
kebenaran adalah eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya
manusia di dunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap
karena ada manusia. Manusia adalah bebas. Akan menjadi apa orang itu
ditentukan oleh keputusan dan komitmennya sendiri.
2. Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan
karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang
proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang
lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. Hubunan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara
sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
Perkembangan
masyarakat
Indonesia
dari
masa
ke
masa
telah
mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar,
mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan
pendidikan
dengan
perkembangan
masyarakat
terutama
dalam
hal
menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur
sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan
muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4,
pemasyarakatan P4 nonpenataran).
3. Landasan Hukum
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik
tolak.Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut
ditaati. Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini , bila dilanggar akan
mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Landasan hukum
dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam
melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.
Undang – Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum tertinggi di
Indonesia. Pasal – pasal yang bertalian dengan pendidikan dalam Undang –
Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu
menceritakan tentang pendidikan dan
yang satu
menceritakan
tentang
kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap – tiap warga Negara berhak
mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi : Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajar Pasal 32 pada Undang
– Undang Dasar berbunyi : Pemerintah memajukan kebudayaan nasional
Indonesia yang diatur dengan Undang – Undang.
4. Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab
kebudayaan dapat dilestarikan / dikembangkan dengan jalur mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara
formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang
sesuai dengan perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku,
nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha
menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang
lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah
lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu
melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat
dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan
kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
5. Landasan Psikologis
Dasar
psikologis
berkaitan
dengan
prinsip-prinsip
belajar
dan
perkembangan anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan
dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh
karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya
dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama
kepada setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan
kurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang
akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar
yang digariskan.
6. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga
pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke
dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses
penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam
bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam
pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan
calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia.
Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar sejogjanya
hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan
informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat.
7. Landasan Sejarah
Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau
kegiatan yang dapat didasari oleh konsep – konsep tertentu. Sejarah pendidikan di
Indonesia. Pendidikan di Indonesia sudah ada sebelum Negara Indonesia berdiri.
Sebab itu sejarah pendidikan di Indonesia juga cukup panjang. Pendidikan itu
telah ada sejak zaman kuno, kemudian diteruskan dengan zaman pengaruh agama
Hindu dan Budha, zaman pengaruh agama Islam, pendidikan pada zaman
kemerdekaan.
Pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan ada tiga
tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan, yang berjuang melalui
pendidikan. Mereka membina anak-anak dan para pemuda melalui lembaganya
masing-masing untuk mengembalikan harga diri dan martabatnya yang hilang
akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh pendidik itu adalah Mohamad Safei, Ki
Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (TIM MKDK, 1990). Mohamad
Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch Nederlandse School di Sumatera
Barat pada Tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah
Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam. Maksud ulama Syafei
adalah mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan
jiwa yang merdeka.
Tokoh pendidik nasional berikutnya yang akan dibahas adalah Ki Hajar
Dewantara yang mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, system, dan
metode pendidikannya diringkas ke dalam empat keemasan, yaitu asas Taman
Siswa, Panca Darma, Adat Istiadat, dan semboyan atau perlambang.Asas Taman
Siswa dirumuskan pada Tahun 1922, yang sebagian besar merupakan asas
perjuangan untuk menentang penjajah Belanda pada waktu itu. Tokoh ketiga
adalah Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi Agama Islam pada tahun 1912
di Yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi pendidikan Agama Islam.
Pendidikan
Muhammadiyah
ini
sebagian
besar memusatkan diri pada
pengembangan agama Islam, dengan beberapa cirri seperti berikut (TIM MKDK,
1990).
Ada lima butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu :
·
Perubahan cara berfikir
·
Kemasyarakatan
·
Aktivitas
·
Kreativitas
·
Optimisme
B. ASAS – ASAS PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah
dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah
Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian
dalam belajar.
1.
Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among
perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian
dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua
semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun
Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
·
·
Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan
semangat)
·
2.
Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari
sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang
dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu
dimensi vertikal dan horisontal.
·
Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan
peserta didik di masa depan.
·
Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3.
Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan
kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun
guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan
utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan
peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA
(Cara Belajar Siwa Aktif).
C. PENERAPAN ASAS – ASAS PENDIDIKAN DALAM KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Sebagaimana telah dibicarakan dalam bahasan terdahulu ada dua asas-asas utama
yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan, yakni:
1.
Asas Belajar Sepanjang Hayat
2.
Asas Tut Wuri Handayani
3.
Asas Kemandirian dalam Belajar
Untuk memberi gambaran bagaimana penerapan asas-asas tersebut di atas
berturut-turut akan dibicarakan:
·
Keadaan yang ditemui sekarang
·
Permasalahan yang ada
·
Pengembangan penerapan asas-asas pendidikan.
 Keadaan yang Ditemui Sekarang
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan
yang ditemui sekarang:
1. Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami
peningkatan. Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke
tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non
formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai jenjang
pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi
2. Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga
kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat
melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan guru
dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri.
3. Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi
pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan
4. Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin
meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja,
sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan jasmani
5. Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan
masyarakat yang bertujuan untuk:
a.
meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup
bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar
b.
menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya
6. Usaha
pengadaan
berbagai
program
pembinaan
generasi
muda:
kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap
patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian
dan budi luhur
7. Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat
untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga untuk meningkatkan
kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga
8. Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga
sehat, sejahtera dan bahagia peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi,
ketrampilan serta ketahanan mental.
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas
sektoral telah mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas
pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan sarana dan prasarana,
kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa
keadaan yang ditemui sekarang, yakni :
1.
Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan
ketrampilan yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang
disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat.
Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri
2.
Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang
diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja
bidang tertentu yang diinginkannya
3.
Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan
untuk memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan
irama belajarnya
4.
Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental
memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai
dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang
mandiri
5.
Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh
pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang
memiliki kemampuan dasar dan manusia yang mandiri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera
tampak. Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu.
Oleh karena itu apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada
umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut
agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan
memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan.
Landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu
titik tumpu atau titik tolak dari sesuatu hal; atau suatu fundasi tempat
berdirinya sesuatu hal. Filosofis adalah suatu pengetahuan yang mencoba untuk
memahami
hakikat
segala
sesuatu
untuk
mencapai
kebenaran
atau
kebijaksanaan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.
B. SARAN
Sebagai
mahasiswa
yang
berpendidikan,
sebaiknya
mahasiswa
memahami pengertian landasan dan asas – asas pendidikan serta mampu
menerapkan asas – asas pendidikan dalam kehidupan masyarakat.
Download