Uploaded by chris gilbert

TA Christopher Patar Matius Sitorus 15015106 Stadion Kediri

advertisement
PERANCANGAN FONDASI TIANG BOR DAN DINDING
DIAFRAGMA DENGAN PERKUATAN ANGKUR STADION
KEDIRI
TUGAS AKHIR DESAIN
Karya tulis sebagai salah satu syarat
Untuk memperoleh gelar Sarjana dari
Institut Teknologi Bandung
Oleh:
CHRISTOPHER PATAR MATIUS SITORUS
NIM 15015106
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
ABSTRAK
PERANCANGAN FONDASI TIANG BOR DAN DINDING
DIAFRAGMA DENGAN PERKUATAN ANGKUR STADION
KEDIRI
Oleh:
Christopher Patar Matius Sitorus
NIM: 15015106
(Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan)
Stadion Kediri merupakan stadion sepak bola yang tak hanya berperan sebagai sarana
olahraga, namun juga sebagai sarana rekreasi dan seni. Stadion ini terletak pada sebuah
lahan seluas 21 hektar di Desa Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Stadion
dirancang memiliki 2 lantai basement, sehingga diperlukan dinding penahan tanah di
perimeter stadion berupa dinding diafragma. Kondisi tanah yang tidak begitu bagus
menyebabkan diperlukannya sistem perkuatan berupa angkur tanah. Beban struktur
akan disalurkan ke tanah keras dengan menggunakan fondasi tiang bor.
Dinding diafragma didesain dengan panjang 16 m (kedalaman galian 8.5 m) dan tebal
0.8 m. Dinding tersebut akan ditopang dengan 3 jenis angkur tanah yang dipasang pada
3 elevasi berbeda. Ujung dari masing-masing angkur tanah (bond length) tertanam pada
lapisan tanah dengan nilai N-SPT rata-rata 26. Dinding diafragma dan angkur tanah ini
dimodelkan pada software Plaxis 2D untuk memperoleh besarnya faktor keamanan dan
deformasi dinding pada masing-masing tahapan galian.
Terdapat 3 jenis tiang bor yang dibedakan berdasarkan diameter, panjang tiang, dan
konfigurasi tulangan yang digunakan. Kapasitas aksial dari tiang tunggal akan dihitung
secara manual, sedangkan kapasitas lateral dari tiang tunggal diperoleh dengan
software Ensoft LPILE. Akan digunakan 10 jenis konfigurasi tiang, dimana masingmasing konfigurasi tiang akan dimodelkan pada software Ensoft GROUP atau ETABS
untuk memperoleh besarnya reaksi tiang serta deformasi yang terjadi akibat beban yang
bekerja. Ujung dari masing-masing tiang akan terletak pada lapisan tanah keras,
sehingga penurunan tanah akibat konsolidasi dapat diabaikan. Oleh karena itu,
penurunan tanah yang dihitung hanyalah penurunan elastic akibat beban yang bekerja.
Pile cap dan pile akan dimodelkan pada software ETABS atau Ensoft GROUP untuk
memperoleh gaya yang dijadikan acuan dalam mendesain tulangan.
Kata kunci: dinding diafragma, angkur tanah, Plaxis 2D, fondasi tiang bor, ETABS,
Ensoft GROUP, Ensoft LPILE.
ABSTRACT
DESIGN OF BORED PILES AND DIAPHRAGM WALL WITH
GROUND ANCHOR FOR KEDIRI STADIUM
By:
Christopher Patar Matius Sitorus
NIM: 15015106
(Civil Engineering Program, Faculty of Civil and Environmental Engineering)
Kediri Stadium is a soccer stadium which plays role not only as a sport facility, but
also as a recreational and art facility. This stadium is located on a 21 hectares land area
in Desa Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto, Kediri. The stadium is designed with two
stories of basement, hence a retaining wall, which is diaphragm wall, is necessary. A
poor existing soil layer leads to the necessity of ground anchor as a support system.
Beban struktur akan disalurkan ke tanah dengan menggunakan fondasi tiang bor. The
structure’s load will be transferred to the hard soil layer by bored pile.
Diaphragm wall is designed with 16 m length (8.5 m of excavation) and 0.8 width. It
is supported by 3 types of ground anchor which are installed at 3 different elevations.
The tip of each anchor is embedded at a soil layer with 26 N-SPT average value. The
diaphragm wall and ground anchors are modelled using Plaxis 2D with an objective to
derive the factor of safety and the deformation of the wall for each stage of excavation.
There are 3 types of bored pile design which are categorized by diameter, length of
pile, and reinforcement’s configuration. The axial load capacity of a single pile is
obtained by manual calculation, in the other hand the lateral load capacity of a single
pile is derived using Ensoft LPILE. Threre are 10 designs of pile configuration and each
of pile configuration is modelled using Ensoft GROUP or ETABS to derive the reaction
and deformation of each pile due to the working load. The tip of each pile is embedded
at hard soil layer so there will be no consolidation occur. Therefore, it is only the elastic
settlement which occurs due to the working load that is taken into account. Pile caps
and piles are modelled using ETABS or Ensoft GROUP to derive the pile’s reaction that
is used as reference to design the reinforcement.
Key words: diaphragm wall, ground anchor, Plaxis 2D, bored piles, ETABS, Ensoft
GROUP, Ensoft LPILE.
PERANCANGAN FONDASI TIANG BOR DAN DINDING DIAFRAGMA
DENGAN PERKUATAN ANGKUR STADION KEDIRI
TUGAS AKHIR DESAIN
Oleh:
CHRISTOPHER PATAR MATIUS SITORUS
NIM: 15015106
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Menyetujui,
Pembimbing Tugas Akhir Desain
Tanggal………………………….
Dr. Eng. Hasbullah Nawir, ST., MT.
NIP. 1967003171997021001
Mengetahui,
Koordinator Tugas Akhir Terpadu
Ir. Biemo W. Soemardi, M.Sc., Ph.D
NIP. 196104091992031001
Ketua Program Studi Teknik Sipil
Ir. Muhamad Abduh, MT., Ph.D
NIP. 196908151995121002
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR DESAIN
Tugas Akhir Desain yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan
Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak
cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut
Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan
atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizing pengarang dan harus disertai dengan
kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh Tugas Akhir Desain haruslah
seizing Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena berkat rahmat dan
bimbingan-Nya Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Penyusunan Laporan
Tugas Akhir dengan judul Perancangan Fondasi Tiang Bor dan Dinding Diafragma
dengan Perkuatan Angkur Stadion Kediri ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan
mata kuliah SI-4099 Tugas Akhir yang juga menjadi persyaratan untuk menyelesaikan
studi S1 di Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari partisipasi yang diberikan oleh banyak
pihak, baik itu berupa dukungan moral maupun bimbingan. Oleh karena itu, saya juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Mama, Pascal, Dinda, Ompung, Tulang, Tante, serta anggota keluarga lainnya
yang senantiasa memberika dukungan doa, semangat, serta motivasi selama
proses pengerjaan laporan ini.
2. Gabriela Arum Handayani, S.Ak. yang senantiasa memberikan dukungan doa,
semangat, serta motivasi selama pengerjaan laporan, khususnya ketika penulis
menemui hambatan atau permasalahan.
3. Dr. Eng. Hasbullah Nawir, ST., MT. selaku dosen pembimbing untuk kelompok
keahlian geoteknik di pengerjaan Tugas Akhir ini yang senantiasa memberikan
bimbingan dan saran selama proses pengerjaan laporan ini.
4. Prof. Ir. R. Bambang Budiono, ME., Ph.D, Dr. Russ Bona Frazila, ST., MT., dan
Joko Nugroho ST., MT., Ph.D selaku dosen pembimbing atas saran maupun
kritikan yang membangun selama pengerjaan laporan ini.
5. Seluruh dosen di Program Studi Teknik Sipil ITB yang telah memberikan ilmu,
motivasi, maupun nasihat selama penulis menjalankan studi di ITB.
6. Bang Reguel, Ko Dede, Ko Leo, Bang Pasca, Kak Zum, dan Kak Monic selaku
pembimbing penulis selama magang di Promisco yang kerap memberikan
masukan dan saran terkait pengerjaan Tugas Akhir, serta memberikan dukungan
moral.
i
7. Chris, Anton, Jovita, Richard, serta rekan-rekan yang juga bertanggung jawab
untuk bidang geoteknik yang sering menjadi teman bertukar pikiran.
8. Dominix, Tito, Nico, Regine, dan Dayana yang sudah menjadi teman belajar,
bermain, dan juga berekreasi selama penulis menjalankan studi di ITB.
9. Daffa dan Meily selaku rekan kelompok Tugas Akhir yang senantiasa
memberikan dukungan dan menemani penulis menyelesaikan laporan ini.
10. Keza, Galang, Edi, Aris, Alif, Farah, serta teman-teman “UKSI” lainnya yang
kerap menemani penulis mengerjakan laporan hingga larut dan memberikan
dukungan khususnya menjelang pelaksanaan sidang akhir.
11. Teman-teman Kelas 03 – 2015 yang sangat berperan dalam membantu penulis
menjalani kehidupan akademik selama di Teknik Sipil ITB.
12. Angkatan Teknik Sipil ITB 2015 – “Kuya-Kuyi Sabana” atas segala kenangan,
pengalaman, serta pembelajaran yang telah diberikan selama menjalani
kehidupan di Teknik Sipil ITB.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini belum lah sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat terbuka apabila ada kritik maupun saran yang membangun. Akhir
kata, penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
berguna untuk studi di masa yang akan datang.
Bandung, Juli 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
I.1
Latar Belakang ............................................................................................1
I.2
Rumusan Masalah .......................................................................................2
I.3
Tujuan .........................................................................................................2
I.4
Ruang Lingkup ............................................................................................2
I.5
Sistematika Penulisan ..................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................5
II.1
Korelasi Parameter Tanah ............................................................................5
II.1.1.
Korelasi N-SPT terhadap Berat Volume Tanah .....................................5
II.1.2.
Korelasi N-SPT terhadap Undrained Shear Strength (Su) .....................6
II.1.3.
Korelasi N-SPT terhadap Modulus Elastisitas Tanah (Es) .....................7
II.1.4.
Korelasi Undrained Shear Strength (Su) Terhadap Overconsolidation
Ratio (OCR) .......................................................................................................7
II.1.5.
Korelasi Indeks Plastisitas (PI) terhadap Kohesi Efektif Tanah (c’) ......8
II.1.6.
Korelasi Indeks Plastisitas (PI) terhadap Sudut Geser Dalam Efektif
Tanah (’)...........................................................................................................9
II.1.7.
Korelasi Jenis Tanah terhadap Poisson’s Ratio Tanah...........................9
II.1.8.
Korelasi Jenis Tanah terhadap Permeabilitas Tanah ............................10
II.1.9.
Korelasi Konsistensi Tanah terhadap Modulus of Subgrade Reaction (k)
dan Nilai Ι›50......................................................................................................11
II.2
Klasifikasi Situs.........................................................................................11
II.3
Percepatan Gempa .....................................................................................14
II.4
Tekanan Lateral Tanah ..............................................................................17
iii
II.4.1.
Tekanan Lateral Tanah Kondisi Diam.................................................17
II.4.2.
Tekanan Lateral Tanah Aktif ..............................................................21
II.4.3.
Tekanan Lateral Tanah Pasif...............................................................22
II.5
Dinding Penahan Tanah .............................................................................23
II.5.1.
Free Earth Support Method ................................................................24
II.5.2.
Analisis Kondisi Gempa .....................................................................25
II.5.3.
Analisis Basal Heave ..........................................................................27
II.5.4.
Kriteria Perencanaan Dinding Penahan Tanah ....................................29
II.6
Angkur Tanah ............................................................................................30
II.6.1.
Fixed Length.......................................................................................32
II.6.2.
Free Length ........................................................................................34
II.6.3.
Kriteria Perencanaan Angkur Tanah ...................................................34
II.7
Fondasi Tiang Bor .....................................................................................36
II.7.1.
Daya Dukung Aksial Tekan Tiang Tunggal ........................................38
II.7.2.
Daya Dukung Aksial Tarik Tiang Tunggal .........................................40
II.7.3.
Daya Dukung Lateral Tiang Tunggal ..................................................40
II.7.4.
Daya Dukung Kelompok Tiang ..........................................................41
II.7.5.
Penurunan Tiang Tunggal dan Kelompok Tiang .................................44
II.7.6.
Kriteria Perencanaan Fondasi .............................................................47
BAB III METODOLOGI .........................................................................................49
III.1
Alur Pengerjaan .........................................................................................49
III.2
Pengumpulan Data.....................................................................................50
III.3
Penentuan Profil dan Parameter Tanah.......................................................50
III.4
Penentuan Klasifikasi Situs........................................................................51
III.5
Desain Dinding Penahan Tanah .................................................................51
III.5.1. Preliminary Design Dinding Penahan Tanah ......................................51
III.5.2. Pemodelan Dinding Penahan Tanah dan Sistem Perkuatannya ............52
III.6
Desain Fondasi ..........................................................................................52
III.6.1. Analisis Daya Dukung Aksial Tunggal ...............................................52
III.6.2. Analisis Daya Dukung Lateral Tunggal ..............................................53
iv
III.6.3. Analisis Daya Dukung Grup Tiang .....................................................53
III.6.4. Analisis Penurunan Tanah (Settlement)...............................................53
III.6.5. Desain Penulangan Pile Cap dan Tiang Fondasi .................................54
BAB IV INTREPETASI DATA TANAH DAN KLASIFIKASI SITUS ..................55
IV.1 Profil Tanah...............................................................................................55
IV.2 Parameter Tanah ........................................................................................61
IV.3 Penentuan Klasifikasi Situs........................................................................66
BAB V DESAIN DAN ANALISIS DINDING PENAHAN TANAH ......................68
V.1
Preliminary Design Panjang Penetrasi .......................................................68
V.2
Pemodelan Dinding Diafragma dan Sistem Perkuatannya ..........................72
V.2.1.
Properti Dinding Diafragma................................................................73
V.2.2.
Pemodelan Tahapan Konstruksi ..........................................................74
V.2.3.
Pemodelan Beban Gempa ...................................................................79
V.3
Stabilitas Dinding Diafragma dan Sistem Perkuatannya .............................81
V.3.1.
Stabilitas Tahapan Konstruksi Dinding Diafragma..............................81
V.3.2.
Stabilitas Dinding Diafragma Kondisi Gempa ....................................89
V.3.3.
Stabilitas Dinding Diafragma terhadap Basal Heave ...........................91
V.3.4.
Stabilitas Angkur Tanah .....................................................................92
V.4
Penulangan Dinding Diafragma .................................................................93
V.5
Perhitungan Dewatering Galian ............................................................... 100
BAB VI DESAIN DAN ANALISIS FONDASI..................................................... 104
VI.1 Perhitungan Daya Dukung Fondasi Tiang Tunggal .................................. 104
VI.1.1. Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal ................................................. 104
VI.1.2. Daya Dukung Lateral Tiang Tunggal ................................................ 110
VI.2 Preliminary Design Konfigurasi Fondasi ................................................. 117
VI.3 Analisis Fondasi ...................................................................................... 143
VI.4 Perhitungan Penurunan Tanah (Settlement) .............................................. 190
VI.5 Penulangan Tiang Fondasi dan Pile Cap .................................................. 199
VI.5.1. Penulangan Tiang Fondasi ................................................................ 199
VI.5.2. Penulangan Pile Cap ........................................................................ 210
v
BAB VII KUANTIFIKASI DAN PERHITUNGAN BIAYA ................................. 234
BAB VIII KESIMPULAN ..................................................................................... 238
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 243
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Perspektif dan Lokasi Stadion Kediri.......................................................1
Gambar II.1 Peta Percepatan Puncak di Batuan Dasar untuk Probabilitas Terlampaui
7% dalam 75 Tahun (Pusat Studi Gempa Nasional 2017) .........................................15
Gambar II.2 Ilustrasi Amplifikasi Gelombang Gempa yang Merambat (Irsyam,
Masyhur. Materi Kuliah Pengantar Dinamika Tanah dan Rekayasa Gempa)...........16
Gambar II.3 Tekanan Lateral Tanah Kondisi Diam (Das, Braja M., 2011) ...............17
Gambar II.4 Distribusi Tekanan Laterla Tanah Kondisi Diam pada Struktur Penahan
Tanah (Das, Braja M., 2011) ....................................................................................20
Gambar II.5 Distribusi Tekanan Laterla Tanah Kondisi Diam dengan Sebagian Tanah
Tertahan Terendam (Das, Braja M., 2011) ...............................................................20
Gambar II.6 Tekanan Lateral Tanah Aktif (Das, Braja M., 2011) .............................21
Gambar II.7 Tekanan Lateral Tanah Pasif (Das, Braja M., 2011) .............................22
Gambar II.8 Diagram Gaya – Free Earth Support Method (SNI 8460: 2017)............24
Gambar II.9 Tekanan Lateral Aktif pada Dinding saat Gempa (Das, Braja M., 2011)
................................................................................................................................25
Gambar II.10 Gaya Gempa dnegan Metode Wood ...................................................27
Gambar II.11 Ilustrasi Kondisi Basal Heave (Das, Braja M., 2011) ..........................28
Gambar II.12 Jenis-Jenis Sistem Penunjang Embedded Walls (SNI 8460:2017).......31
Gambar II.13 Komponen-Komponen dari Angkur Tanah (SNI 8460: 2017).............32
Gambar II.14 Penentuan Nilai Faktor Adhesi / α (API RP2A Method 2 - 1986) .......33
Gambar II.15 Persyaratan Fixed Length di Luar Bidang Gelincir Kritis (SNI 8460:
2017) .......................................................................................................................35
Gambar II.16 Ilustrasi Daya Dukung Aksial Tekan Tiang Tunggal (Das, Braja M.,
2011) .......................................................................................................................39
Gambar II.17 Contoh Konfigurasi Kelompok Tiang (Bowles, Joseph E., 1997) .......41
Gambar II.18 Ilustrasi Daya Dukung Kelompok Tiang (Das, Braja M., 2011) ..........42
Gambar II.19 Ilustrasi Analisis Kelompok Tiang sebagai Blok (Das, Braja M., 2011)
................................................................................................................................44
vii
Gambar III.1 Alur Pengerjaan Tugas Akhir..............................................................49
Gambar IV.1 Lokasi Bore Hole yang Digunakan .....................................................55
Gambar IV.2 Grafik NSPT vs Kedalaman dari BH-01 dan BH-02 .............................57
Gambar IV.3 Grafik NSPT vs Kedalaman dari BH-01, BH-02, dan Hasil Rata-Rata ..59
Gambar IV.4 Profil Tanah........................................................................................60
Gambar IV.5 Perbandingan Persamaan Terzaghi dan Data Uji Lab ..........................62
Gambar IV.6 Perbandingan Persamaan Stroud dan Data Uji Lab .............................63
Gambar V.1 Grafik Tegangan Horizontal vs Kedalaman (Drained) .........................69
Gambar V.2 Grafik Tegangan Horizontal vs Kedalaman (Undrained) .....................70
Gambar V.3 Segmentasi Perhitungan Gaya Kondisi Drained ...................................71
Gambar V.4 Segmentasi Perhitungan Gaya Kondisi Undrained ...............................72
Gambar V.5 Pengaktifan Beban 10 kPa dan Instalasi Dinding Diafragma ................75
Gambar V.6 Pekerjaan Galian dan Dewatering Tahap 1...........................................75
Gambar V.7 Pemasangan Angkur Pertama...............................................................76
Gambar V.8 Pekerjaan Galian dan Dewatering Tahap 2...........................................76
Gambar V.9 Pemasangan Angkur Tanah Kedua.......................................................77
Gambar V.10 Pekerjaan Galian dan Dewatering Tahap 3.........................................77
Gambar V.11 Pemasangan Angkur Tanah Ketiga ....................................................78
Gambar V.12 Pekerjaan Galian dan Dewatering Tahap 4.........................................78
Gambar V.13 Pengecekan nilai PGA dengan Data Digital ArcGIS...........................79
Gambar V.14 Pemodelan Beban Gempa ..................................................................81
Gambar V.15 Bidang Runtuh - Galian Tahap 1 ........................................................82
Gambar V.16 Bidang Runtuh - Pemasangan Angkur Pertama ..................................82
Gambar V.17 Bidang Runtuh - Galian Tahap 2 ........................................................82
Gambar V.18 Bidang Runtuh - Pemasangan Angkur Kedua.....................................83
Gambar V.19 Bidang Runtuh – Galian Tahap 3 .......................................................83
Gambar V.20 Bidang Runtuh – Pemasangan Angkur Ketiga ....................................83
Gambar V.21 Bidang Runtuh – Galian Tahap 4 .......................................................84
Gambar V.22 Bidang Runtuh – Kondisi Drained .....................................................84
Gambar V.23 Deformasi Lateral Dinding di Setiap Tahapan Konstruksi ..................86
viii
Gambar V.24 Deformasi Lateral Dinding – Kondisi Drained...................................87
Gambar V.25 Segmentasi Perhitungan Gaya – Kondisi Akhir Konstruksi ................88
Gambar V.26 Bidang Runtuh – Kondisi Gempa .......................................................89
Gambar V.27 Deformasi Lateral Dinding – Kondisi Gempa ....................................90
Gambar V.28 Momen Dinding Diafragma – Kondisi Gempa ...................................94
Gambar V.29 Gaya Geser Dinding Diafragma – Kondisi Gempa .............................94
Gambar V.30 Gaya Normal Dinding Diafragma – Kondisi Gempa ..........................95
Gambar V.31 Dewatering Galian 1 ........................................................................ 100
Gambar V.32 Dewatering Galian 2 ........................................................................ 100
Gambar V.33 Dewatering Galian 3 ........................................................................ 101
Gambar V.34 Dewatering Galian 4 ........................................................................ 101
Gambar VI.1 Pemodelan Lapisan Tanah dan Tiang Fondasi pada LPILE ............... 110
Gambar VI.2 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Free
Head (D= 1000 mm) .............................................................................................. 111
Gambar VI.3 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Fixed
Head (D= 1000 mm) .............................................................................................. 112
Gambar VI.4 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Free
Head (D= 1200 mm) .............................................................................................. 112
Gambar VI.5 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Fixed
Head (D= 1200 mm) .............................................................................................. 113
Gambar VI.6 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Servis ........ 113
Gambar VI.7 Peta Magnitude Gempa Indonesia dengan PE 2% dalam 50 Tahun ... 114
Gambar VI.8 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa & Free
Head (D= 1000 mm) .............................................................................................. 115
Gambar VI.9 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa &
Fixed Head (D= 1000 mm) .................................................................................... 116
Gambar VI.10 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa &
Free Head (D= 1200 mm) ..................................................................................... 116
Gambar VI.11 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa &
Fixed Head (D= 1200 mm) .................................................................................... 117
ix
Gambar VI.12 Denah Titik Kolom Tribun Barat dan Timur ................................... 140
Gambar VI.13 Denah Titik Kolom Tribun Utara .................................................... 141
Gambar VI.14 Denah Titik Kolom Tribun Selatan ................................................. 142
Gambar VI.15 Mendefinisikan Parameter Tiang yang Digunakan .......................... 144
Gambar VI.16 Mendefinisikan Parameter Tanah yang Digunakan ......................... 145
Gambar VI.17 Mendefinisikan Dimensi Pile Cap dan Koordinat Tiang ................. 146
Gambar VI.18 Mendefinisikan Kombinasi Pembebanan ........................................ 147
Gambar VI.19 Contoh Pemodelan Tiang Fondasi pada Ensoft GROUP ................. 157
Gambar VI.20 Grafik Momen terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Fixed Head
(D= 1000 mm) ....................................................................................................... 158
Gambar VI.21 Grafik Momen terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Fixed Head
(D= 1200 mm) ....................................................................................................... 158
Gambar VI.22 Grafik Momen terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa & Fixed Head
(D= 1000 mm) ....................................................................................................... 159
Gambar VI.23 Grafik Momen terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa & Fixed Head
(D= 1200 mm) ....................................................................................................... 159
Gambar VI.24 Mendefinisikan Parameter Tiang dan Pile Cap ............................... 160
Gambar VI.25 Contoh Pemodelan Tiang Fondasi pada ETABS .............................. 189
Gambar VI.26 Konfigurasi Tulangan Longitudinal Tiang Fondasi ......................... 199
Gambar VI.27 Diagram Interaksi Konfigurasi 2 Tiang ........................................... 200
Gambar VI.28 Diagram Interaksi Konfigurasi 4 Tiang ........................................... 200
Gambar VI.29 Diagram Interaksi Konfigurasi 6 Tiang ........................................... 201
Gambar VI.30 Diagram Interaksi Konfigurasi 8 Tiang ........................................... 202
Gambar VI.31 Diagram Interaksi Konfigurasi 9 Tiang ........................................... 202
Gambar VI.32 Diagram Interaksi Konfigurasi 24 Tiang ......................................... 203
Gambar VI.33 Diagram Interaksi Konfigurasi 35 Tiang ......................................... 204
Gambar VI.34 Diagram Interaksi Konfigurasi 42 Tiang ......................................... 204
Gambar VI.35 Diagram Interaksi Konfigurasi 66 Tiang ......................................... 205
Gambar VI.36 Diagram Interaksi Konfigurasi 72 Tiang ......................................... 206
Gambar VI.37 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 2 Tiang .. 223
x
Gambar VI.38 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 4 Tiang .. 224
Gambar VI.39 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 6 Tiang .. 225
Gambar VI.40 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 8 Tiang .. 226
Gambar VI.41 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 9 Tiang .. 227
Gambar VI.42 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 24 Tiang 228
Gambar VI.43 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 35 Tiang 229
Gambar VI.44 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 42 Tiang 230
Gambar VI.45 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 66 Tiang 231
Gambar VI.46 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 72 Tiang 232
xi
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Korelasi N-SPT terhadap Berat Volume Lempung (J. E. Bowles 1979) .....6
Tabel II.2 Korelasi N-SPT terhadap Undrained Shear Strength (Su)...........................6
Tabel II.3 Korelasi N-SPT terhadap Modulus Elastisitas Tanah (Schmertmann 1970) 7
Tabel II.4 Kohesi Efektif Tanah berdasarkan Jenis Konsistensi Tanah .......................9
Tabel II.5 Nilai Poisson’s Ratio Berdasarkan Jenis Tanah ........................................10
Tabel II.6 Permeabilitas Tanah Berdasarkan Jenis Tanah .........................................10
Tabel II.7 Korelasi Konsistensi Tanah terhadap Nilai Modulus of Subgrade Reaction
(k) dan Ι›50 ................................................................................................................11
Tabel II.8 Klasifikasi Situs.......................................................................................12
Tabel II.9 Faktor Amplifikasi (FPGA) ........................................................................16
Tabel II.10 Kriteria Faktor Keamanan Perancangan Dinding Penahan Tanah ...........29
Tabel II.11 Batas Maksimum Deformasi Lateral Dinding Penahan Tnah (Kondisi
Gempa) ....................................................................................................................29
Tabel II.12 Batas Maksimum Deformasi Dinding Penahan Tanah (Kondisi Statik) ..30
Tabel II.13 Koefisien Angkur (Canadian Foundation Engineering Manual) .............33
Tabel II.14 Spesifikasi Strand Tendon .....................................................................34
Tabel II.15 Faktor Keamanan Minimum Angkur Tanah ...........................................35
Tabel II.16 Kelebihan dan Kekurangan Fondasi Tiang Pancang ...............................37
Tabel II.17 Kelebihan dan Kekurangan Fondasi Tiang Bor ......................................37
Tabel II.18 Kriteria Faktor Keamanan Fondasi.........................................................48
Tabel IV.1 Data NSPT dari BH-01 .............................................................................56
Tabel IV.2 Data NSPT dari BH-02 .............................................................................56
Tabel IV.3 Data NSPT Rata - Rata.............................................................................58
Tabel IV.4 Hasil Pengujian Laboratorium dari BH-01 dan BH-02............................61
Tabel IV.5 Parameter Tanah Kondisi Niralir (Undrained)........................................64
Tabel IV.6 Parameter Tanah Kondisi Teralir (Drained) ...........................................65
Tabel IV.7 Penentuan Klasifikasi Situs ....................................................................66
Tabel V.1 Perhitungan Tegangan Horizontal Kondisi Drained.................................69
xii
Tabel V.2 Perhitungan Tegangan Horizontal Kondisi Undrained .............................70
Tabel V.3 Perhitungan Geser dan Momen Kondisi Drained .....................................71
Tabel V.4 Perhitungan Geser dan Momen Kondisi Undrained .................................72
Tabel V.5 Properti Dinding Diafragma ....................................................................74
Tabel V.6 Faktor Keamanan Dinding Diafragma .....................................................81
Tabel V.7 Deformasi Lateral Dinding di Setiap Tahapan Konstruksi .......................85
Tabel V.8 Deformasi Lateral Dinding – Kondisi Drained ........................................86
Tabel V.9 Perhitungan Gaya dan Momen – Kondisi Akhir Konstruksi .....................88
Tabel V.10 Deformasi Lateral Dinding – Kondisi Gempa ........................................90
Tabel V.11 Parameter Perhitungan Basal Heave ......................................................91
Tabel V.12 Pengeecekan Kapasitas Tendon .............................................................92
Tabel V.13 Pengeecekan Kapasitas Grout................................................................93
Tabel V.14 Gaya Dalam Maksimum untuk Penulangan Dinding Diafragma ............96
Tabel V.15 Perhitungan Tulangan Longitudinal – Momen Positif ............................98
Tabel V.16 Perhitungan Tulangan Longitudinal – Momen Negatif...........................99
Tabel V.17 Rekapitulasi Perhitungan Debit Pekerjaan Galian ................................ 101
Tabel V.18 Koefisien Pengaliran ........................................................................... 102
Tabel VI.1 Kapasitas Aksial Tiang Tunggal ........................................................... 104
Tabel VI.2 Perhitungan Kapasitas Aksial Tiang Tunggal D = 1000 mm ................. 105
Tabel VI.3 Perhitungan Kapasitas Aksial Tiang Tunggal D = 1200 mm ................. 107
Tabel VI.4 Kapasitas Lateral Tiang Tunggal Kondisi Servis .................................. 111
Tabel VI.5 Kapasitas Lateral Tiang Tunggal Kondisi Gempa ................................. 115
Tabel VI.6 Rekapitulasi Gaya Reaksi Tribun Barat ................................................ 117
Tabel VI.7 Rekapitulasi Gaya Reaksi Tribun Timur ............................................... 121
Tabel VI.8 Rekapitulasi Gaya Reaksi Tribun Utara ................................................ 124
Tabel VI.9 Rekapitulasi Gaya Reaksi Tribun Selatan ............................................. 133
Tabel VI.10 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 2 Tiang ............... 147
Tabel VI.11 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 4 Tiang ............... 148
Tabel VI.12 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 6 Tiang ............... 148
Tabel VI.13 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 8 Tiang ............... 150
xiii
Tabel VI.14 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 9 Tiang ............... 151
Tabel VI.15 Hasil Perhitungan Efisiensi Tiang (Kapasitas Aksial) ......................... 153
Tabel VI.16 Faktor p-y Konfigurasi Tiang ............................................................. 153
Tabel VI.17 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 2 Tiang .................................. 154
Tabel VI.18 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 4 Tiang .................................. 154
Tabel VI.19 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 6 Tiang .................................. 155
Tabel VI.20 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 8 Tiang .................................. 155
Tabel VI.21 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 9 Tiang .................................. 156
Tabel VI.22 Hasil Perhitungan Nilai Spring Tanah ................................................ 160
Tabel VI.23 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 24 Tiang.............. 161
Tabel VI.24 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 35 Tiang.............. 163
Tabel VI.25 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 42 Tiang.............. 168
Tabel VI.26 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 66 Tiang.............. 172
Tabel VI.27 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 72 Tiang.............. 178
Tabel VI.28 Faktor p-y Konfigurasi Tiang ............................................................. 185
Tabel VI.29 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 24 Tiang ................................ 185
Tabel VI.30 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 35 Tiang ................................ 186
Tabel VI.31 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 42 Tiang ................................ 186
Tabel VI.32 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 66 Tiang ................................ 187
Tabel VI.33 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 72 Tiang ................................ 188
Tabel VI.34 Perbandingan Kapasitas Aksial Blok Tiang dan Kelompok Tiang ...... 189
Tabel VI.35 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 2 Tiang ........................... 191
Tabel VI.36 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 4 Tiang ........................... 191
Tabel VI.37 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 6 Tiang ........................... 192
Tabel VI.38 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 8 Tiang ........................... 192
Tabel VI.39 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 9 Tiang ........................... 193
Tabel VI.40 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 24 Tiang ......................... 193
Tabel VI.41 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 35 Tiang ......................... 194
Tabel VI.42 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 42 Tiang ......................... 194
Tabel VI.43 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 66 Tiang ......................... 195
xiv
Tabel VI.44 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 72 Tiang ......................... 195
Tabel VI.45 Perbandingan Penurunan Tanah Perhitungan Manual dan Pemodelan
ETABS ................................................................................................................... 196
Tabel VI.46 Perhitungan Penurunan Elastik Kelompok Tiang ................................ 196
Tabel VI.47 Perhitungan Perbedaan Penurunan...................................................... 197
Tabel VI.48 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 2 Tiang ................................... 200
Tabel VI.49 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 4 Tiang ................................... 201
Tabel VI.50 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 6 Tiang ................................... 201
Tabel VI.51 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 8 Tiang ................................... 202
Tabel VI.52 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 9 Tiang ................................... 203
Tabel VI.53 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 24 Tiang ................................. 203
Tabel VI.54 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 35 Tiang ................................. 204
Tabel VI.55 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 42 Tiang ................................. 205
Tabel VI.56 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 66 Tiang ................................. 205
Tabel VI.57 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 66 Tiang ................................. 206
Tabel VI.58 Rekapitulasi Penulangan Longitudinal Tiang Fondasi ........................ 206
Tabel VI.59 Perhitungan Tulangan Spiral Tiang Fondasi D=1000 mm ................... 208
Tabel VI.60 Perhitungan Tulangan Spiral Tiang Fondasi D=1200 mm ................... 208
Tabel VI.61 Rekapitulasi Penulangan Geser Tiang Fondasi ................................... 209
Tabel VI.62 Rekapitulasi Beban Ultimit Kombinasi LRFD .................................... 210
Tabel VI.63 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 2 Tiang .... 212
Tabel VI.64 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 2 Tiang .... 213
Tabel VI.65 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 4 Tiang .... 213
Tabel VI.66 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 4 Tiang .... 214
Tabel VI.67 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 6 Tiang .... 214
Tabel VI.68 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 6 Tiang .... 215
Tabel VI.69 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 8 Tiang .... 215
Tabel VI.70 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 8 Tiang .... 216
Tabel VI.71 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 9 Tiang .... 216
Tabel VI.72 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 9 Tiang .... 217
xv
Tabel VI.73 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 24 Tiang .. 217
Tabel VI.74 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 24 Tiang .. 218
Tabel VI.75 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 35 Tiang .. 218
Tabel VI.76 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 35 Tiang .. 219
Tabel VI.77 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 42 Tiang .. 219
Tabel VI.78 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 42 Tiang .. 220
Tabel VI.79 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 66 Tiang .. 220
Tabel VI.80 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 66 Tiang .. 221
Tabel VI.81 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 72 Tiang .. 221
Tabel VI.82 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 72 Tiang .. 222
Tabel VI.83 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 2 Tiang ........................... 223
Tabel VI.84 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 4 Tiang ........................... 224
Tabel VI.85 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 6 Tiang ........................... 225
Tabel VI.86 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 8 Tiang ........................... 226
Tabel VI.87 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 9 Tiang ........................... 227
Tabel VI.88 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 24 Tiang ......................... 228
Tabel VI.89 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 35 Tiang ......................... 229
Tabel VI.90 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 42 Tiang ......................... 230
Tabel VI.91 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 66 Tiang ......................... 231
Tabel VI.92 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 72 Tiang ......................... 232
Tabel VII.1 Rekapitulasi Jumlah dari Setiap Konfigurasi Tiang ............................. 234
Tabel VII.2 Kuantifikasi 1 Tiang Fondasi .............................................................. 234
Tabel VII.3 Kuantifikasi Tiang Fondasi Total ........................................................ 235
Tabel VII.4 Kuantifikasi 1 Pile Cap ....................................................................... 235
Tabel VII.5 Kuantifikasi Pile Cap Total................................................................. 236
Tabel VII.6 Kuantifikasi Dinding Diafragma dan Galian Total .............................. 236
Tabel VII.7 Kuantifikasi Angkur Tanah Total ........................................................ 236
Tabel VII.8 Perhitungan Biaya ............................................................................... 237
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Stratifikasi Tanah
A-01
Desain Dinding Diafragma dan Angkur Tanah
B-01
Detailing Dinding Penahan Tanah
B-02
Denah Fondasi Tribun Utara Zona I
C-01
Denah Fondasi Tribun Utara Zona II
C-02
Denah Fondasi Tribun Utara Zona III
C-03
Denah Fondasi Tribun Timur
C-04
Denah Fondasi Tribun Barat
C-05
Denah Fondasi Tribun Selatan Zona I
C-06
Denah Fondasi Tribun Selatan Zona II
C-07
Denah Fondasi Tribun Selatan Zona III
C-08
Detailing Tiang Fondasi Tipe I
D-01
Detailing Tiang Fondasi Tipe II
D-02
Detailing Tiang Fondasi Tipe III
D-03
Detailing Pile Cap Konfigurasi 2 Tiang (P2)
E-01
Detailing Pile Cap Konfigurasi 4 Tiang (P4)
E-02
Detailing Pile Cap Konfigurasi 6 Tiang (P6)
E-03
Detailing Pile Cap Konfigurasi 8 Tiang (P8)
E-04
Detailing Pile Cap Konfigurasi 9 Tiang (P9)
E-05
Detailing Pile Cap Konfigurasi 24 Tiang (P24)
E-06
Detailing Pile Cap Konfigurasi 35 Tiang (P35)
E-07
Detailing Pile Cap Konfigurasi 42 Tiang (P42)
E-08
Detailing Pile Cap Konfigurasi 66 Tiang (P66)
E-09
Detailing Pile Cap Konfigurasi 72 Tiang (P72)
E-10
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Gambar I.1 Perspektif dan Lokasi Stadion Kediri
Stadion Kediri merupakan stadion sepak bola yang mempunyai kapasitas hingga
25.000 pentonton dalam satu pertandingan. Stadion ini diharapkan dapat menggantikan
Stadion Brawijaya yang dinilai kurang cukup baik dalam menampung masyarakat
sekitar, khususnya ketika tim kebanggaan dari Kediri (Persik Kediri) sedang berlaga.
Selain itu, stadion ini juga direncanakan untuk dapat berfungsi sebagai sarana rekreasi
dan pariwisata, khususnya di bidang olahraga. Banyaknya massa yang direncakanan
untuk dapat ditampung oleh stadion ini menjadi perhatian lebih bagi pihak perancang
gedung, salah satunya di bidang geoteknik.
Salah satu aspek geoteknik yang akan dirancang pada proyek Stadion Kediri ini
adalah fondasi. Fondasi dirancang untuk mampu menahan beban dari struktur atas dan
menyalurkannya ke suatu lapisan tanah tertentu. Meninjau kondisi eksisting di lokasi
proyek yang terdiri dari lapisan tanah lunak yang sangat tebal menjadi alasan akan
digunakannya fondasi dalam.
Adanya basement yang direncanakan pada Stadion Kediri mengharuskan adanya
sebuah struktur yang mampu menahan gaya lateral dari tanah sehingga tidak dihasilkan
deformasi yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna atau bahkan menyebabkan
kerusakan yang berbahaya. Meninjau kondisi eksisting dengan ketinggian muka air
1
tanah (ground water level) yang cukup dekat dengan permukaan tanah menimbulkan
kebutuhan akan struktur penahan tanah yang tidak hanya kaku, namun juga tergolong
kedap akan air. Dinding diafragma menjadi pilihan untuk jenis struktur penahan tanah
yang akan digunakan karena dapat memenuhi dua kebutuhan tersebut. Dinding
diafragma ini akan ditunjang dengan perkuatan angkur.
I.2 Rumusan Masalah
Berikut merupakan hasil identifikasi dari rumusan masalah untuk pengerjaan Tugas
Akhir Desain ini:
1. Bagaimana kondisi tanah di kawasan Stadion Kediri?
2. Bagaimana desain fondasi dari Stadion Kediri?
3. Bagaimana desain struktur penahan tanah pada basement dari Stadion Kediri?
4. Berapa biaya pekerjaan geoteknik proyek Stadion Kediri?
I.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari pengerjaan Tugas Akhir
Desain ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan profil tanah berdasarkan data pengujian lapangan yang diperoleh
2. Menentukan kelas situs dari lokasi proyek Stadion Kediri
3. Menentukan dan mendesain struktur penahan tanah pada basement dari Stadion
Kediri beserta sistem perkuatannya.
4. Menentukan dan mendesain fondasi proyek Stadion Kediri
5. Menentukan biaya pekerjaan geoteknik proyek Stadion Kediri
I.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pengerjaan Tugas Akhir Desain ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Melakukan pengumpulan data pengujian lapangan untuk diolah menjadi
stratifikasi tanah dan parameter-parameter desain.
2. Menganalisis kelas situs berdasarkan parameter-parameter yang diperoleh
2
3. Menghitung kapasitas aksial fondasi tiang tunggal secara manual
4. Menghitung kapasitas lateral fondasi tiang tunggan dengan bantuan software
Ensoft LPILE
5. Memodelkan dan menganalisis kelompok fondasi dengan bantuan software
Ensoft GROUP dan ETABS
6. Menghitung penurunan fondasi
7. Menghitung kebutuhan tulangan untuk fondasi
8. Melakukan perancangan dan pemodelan dinding penahan tanah serta angkurnya
dengan bantuan software Plaxis 2D
9. Menghitung kebutuhan tulangan dinding penahan tanah
10. Membuat gambar teknik dari desain fondasi dan dinding penahan tanah yang
dihasilkan
11. Melakukan kuantifikasi dan perhitungan biaya dari keseluruhan pekerjaan
geoteknik yang dilakukan
I.5 Sistematika Penulisan
Berikut merupakan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir Desain ini beserta
dengan penjelasan singkatnya:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, serta
sistematika penulisan Tugas Akhir Desain ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian mengenai konsep-konsep, baik yang dikutip dari literatur atau
berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, yang akan digunakan
dalam proses pengerjaan Tugas Akhir Desain ini.
3
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisikan uraian dari alur pengerjaan seputar pengolahan data tanah,
perancangan fondasi, serta perancangan dinding penahan tanah
BAB IV INTREPETASI DATA TANAH DAN KLASIFIKASI SITUS
Bab ini berisikan proses pengolahan data tanah yang ada untuk memperoleh stratifikasi
tanah dan juga parameter-parameter yang akan digunakan serta untuk menentukan
klasifikasi situs.
BAB V DESAIN DAN ANALISIS FONDASI TIANG BOR
Bab ini berisikan perhitungan desain fondasi tiang bor yang meliputi gaya dukung
aksial, daya dukung lateral, analisis penurunan tanah, serta penulangan yang
diperlukan.
BAB VI DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR PENAHAN TANAH
Bab ini berisikan perhitungan dan pemodelan dinding diafragma sebagai struktur
penahan tanah serta angkur sebagai perkuatannya.
BAB VII KUANTIFIKASI DAN PERHITUNGAN BIAYA
Bab ini berisikan kuantifikasi dan perhitungan biaya dari pekerjaan geoteknik di proyek
Stadion Kediri secara keseluruhan
BAB VIII KESIMPULAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari pengerjaan Tugas Akhir Desain
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Korelasi Parameter Tanah
Umumnya, tanah yang berada di suatu lokasi tidaklah homogen, melainkan terdiri
dari lapisan-lapisan tanah yang mempunyai karakteristik yang berbeda. Parameter
tanah merupakan karakteristik-karakterisitk tanah yang akan dijadikan pertimbangan
dalam proses desain. Parameter-parameter tanah tersebut dapat diperoleh melalui
pengujian lapangan maupun pengujian laboratorium. Terdapat beberapa parameter
tanah yang hanya bisa diperoleh melalui pengujian lapangan. Apabila terdapat
parameter serupa yang tidak diketahui, dapat digunakan korelasi empiris berdasarkan
data pengujian lapangan yang ada.
Pada pengerjaan Tugas Besar Desain kali ini, terdapat 2 borelog (hasil pengujian
lapangan) dan hasil pengujian laboratorium untuk sample yang diperoleh dari kedua
bore hole tersebut. Namun, hasil pengujian laboratorium yang ada tidak lah lengkap,
sehingga diperlukan beberapa korelasi untuk mendapatkan parameter-parameter tanah
yang lengkap. Maka sub-bab ini akan membahas mengenai korelasi-korelasi yang
digunakan.
II.1.1. Korelasi N-SPT terhadap Berat Volume Tanah
Berat volume merupakan perbandingan antara massa total tanah dengan
volumenya. Korelasi N-SPT terhadap berat volume untuk tanah kohesif dapat dilihat
pada tabel berikut:
5
Tabel II.1 Korelasi N-SPT terhadap Berat Volume Lempung (J. E. Bowles 1979)
II.1.2. Korelasi N-SPT terhadap Undrained Shear Strength (Su)
Undrained shear strength adalah kuat geser dari suatu lapisan tanah (hanya
terdapat pada tanah kohesif) pada kondsi undrained. Kuat geser tanah dipengaruhi
oleh 2 faktor, yakni kohesi dan sudut geser dalam tanah. Pada kondisi undrained,
kuat geser tanah kohesif ditentukan oleh kohesinya.
Setidaknya terdapat dua persamaan yang menggambarkan korelasi dari nilai NSPT terhadap undrained shear strength. Kedua persamaan korelasi adalah sebagai
berikut:
Tabel II.2 Korelasi N-SPT terhadap Undrained Shear Strength (Su)
Terzaghi & Peck
(1967)
Fine-grained soil
6.25N
Stroud (1974)
PI < 20
20 < PI < 30
PI > 30
7N
4,5N
4N
(Sumber: SPT Capability to Estimate Undrained Shear Strength of Fine-Grained Soils, 2011)
6
II.1.3. Korelasi N-SPT terhadap Modulus Elastisitas Tanah (Es)
Modulus elastisitas merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan dari
suatu bahan untuk berdeformasi elastis saat dikenakan suatu besaran gaya tertentu.
Korelasi dari nilai N-SPT terhadap modulus elastisitas tanah (Es) mengacu kepada
tabel berikut:
Tabel II.3 Korelasi N-SPT terhadap Modulus Elastisitas Tanah (Schmertmann 1970)
(Sumber: Hadbook of Geotechnical Investigation and Design Tables, halaman 127)
II.1.4. Korelasi Undrained Shear Strength (Su) Terhadap Overconsolidation Ratio
(OCR)
Overconsolidation ratio (OCR) merupakan sebuah perbandingan antara tegangan
maksimum yang pernah dipikul oleh suatu tanah (Preconsolidation Pressure)
dengan tegangan vertikal yang dipikul oleh tanah. Apabila nilai OCR = 1, maka
tanah tersebut mengalami normally consolidated (NC). Sebaliknya, nilai OCR ο‚³ 1
menandakan tanah tersebut mengalami over consolidated (OC).
7
Jamiolkowski et al (1985) mengungkapkan bahwa terdapat korelasi antara
undrained shear strength (Su) dan nilai OCR yang diwakili oleh persamaan berikut:
𝑆𝑒
= 𝛼 𝑂𝐢𝑅𝑏
𝜎′π‘£π‘œ
(𝐼𝐼. 1)
dimana,
Su
= undrained shear strength
’vo
= overburden pressure / tegangan efektif vertikal tanah
Karlsrud & Hernandes-Martinez (2013) kemudian menambahkan bahwa nilai
yang dapat digunakan  adalah 0,22 dan nilai b yang dapat digunakan adalah 0,8.
Maka diperoleh persamaan korelasi undrained shear strength (Cu) dan nilai OCR
sebagai berikut:
𝐢𝑒
= 0,22 𝑂𝐢𝑅0,8
𝜎′π‘£π‘œ
(𝐼𝐼. 2)
II.1.5. Korelasi Indeks Plastisitas (PI) terhadap Kohesi Efektif Tanah (c’)
Indeks plastisitas (PI) merupakan selisih antara batas cair (LL) dan batas plastis
(PL) tanah yang diperoleh melalui pengujian Atterberg Limit. Sorensen K. K. dan
Okkels N. (2013) mengatakan bahwa hubungan antara indeks plastisitas dan kohesi
efektif tanah OC dapat direpresentasikan oleh persamaan berikut:
7% < PI < 30%
C’OC = 30 kPa
30% ο‚£ PI < 80%
C’OC = 48 – 0,6PI kPa
PI > 80%
C’OC = 0 kPa
8
Sebagai tambahan, kohesi efektif tanah NC dapat dianggap bernilai 0. Guna
membantu proses perhitungan apabila terdapat data indeks plastisitas yang tidak
tersedia, maka dapat digunakan tabel berikut sebagai acuan:
Tabel II.4 Kohesi Efektif Tanah berdasarkan Jenis Konsistensi Tanah
(Sumber: Hadbook of Geotechnical Investigation and Design Tables, halaman 82)
II.1.6. Korelasi Indeks Plastisitas (PI) terhadap Sudut Geser Dalam Efektif Tanah
(’)
Sorensen K. K. dan Okkels N. (2013) membedakan korelasi antara indeks
plastisitas (PI) terhadap sudut geser dalam tanah efektif (’) untuk kondisi NC dan
OC sebagai berikut:
4% < PI < 50%
’OC = 45 – 14 log(PI) (ο‚°)
30% ο‚£ PI < 150%
’OC = 26 – 3 log(PI) (ο‚°)
’NC = 43 – 10 log(PI) (ο‚°)
II.1.7. Korelasi Jenis Tanah terhadap Poisson’s Ratio Tanah
Poisson’s ratio merupakan perbandingan antara kontraksi transversal dengan
regangan longitudinal pada arah gaya yang bekerja. Nilai poisson’s ratio
menggambarkan kompresibilitas dari suatu lapisan tanah. Berikut merupakan nilainilai dari poisson’s ratio yang dibedakan berdasarkan jenis tanah yang ditinjau:
9
Tabel II.5 Nilai Poisson’s Ratio Berdasarkan Jenis Tanah
(Sumber: Principles of Geotechnical Engineering 8th Edition, halaman 362)
II.1.8. Korelasi Jenis Tanah terhadap Permeabilitas Tanah
Permeabilitas merupakan parameter yang melambangkan kemampuan tanah
untuk melewatkan air. Semakin besar butiran tanah akan memiliki nilai
permeabilitas tanah yang semakin besar. Hal ini dikarenakan rongga yang dimiliki
oleh tanah berbutiran besar lebih besar dibandingkan tanah yang berbutiran halus,
sehingga air semkin mudah untuk mengalir. Nilai permeabilitas tanah berdasarkan
jenisnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.6 Permeabilitas Tanah Berdasarkan Jenis Tanah
(Sumber: Hadbook of Geotechnical Investigation and Design Tables, halaman 93)
10
II.1.9. Korelasi Konsistensi Tanah terhadap Modulus of Subgrade Reaction (k) dan
Nilai Ι›50
Modulus of Subgrade Reaction (k) merupakan tegangan reaksi yang dipikul oleh
suatu lapisan tanah akibat adanya pembebanan dengan besaran tertentu yang dialami
oleh tanah. Sedangkan Ι›50 merupakan parameter yang melambangkan regangan
aksial tanah pada saat mencapai 50% dari tegangan ultimitnya. Kedua parameter ini
diperlukan untuk membentuk kurva p-y dari tanah lempung pada analisis daya
dukung lateral tiang fondasi dalam. Berikut merupakan korelasi antara konsistensi
tanah terhadap kedua parameter tersebut:
Tabel II.7 Korelasi Konsistensi Tanah terhadap Nilai Modulus of Subgrade Reaction (k) dan Ι›50
(Sumber: User’s Manual Ensoft GROUP 8.0, halaman 3-70)
II.2 Klasifikasi Situs
Klasifikasi situs dibutuhkan untuk menentukan kriteria desain seismik pada
bangunan yang direncanakan, di antaranya adalah faktor-faktor amplifikasi dan
ketentuan kebutuhan detailing struktur pada bangunan. Penetapan kelas situs dari suatu
lokasi dilakukan berdasarkan profil tanah lapisan 30 m paling atas dan harus melalui
11
penyelidikan tanah di lapangan maupun di laboratorium. Apabila tidak tersedia data
tanah hingga kedalaman 30 m secara spesifik pada lokasi yang ditinjau, maka perlu
dilakukan estimasi oleh seorang ahli geoteknik yang memiliki sertifikat/izin keahlian
yang menyiapkan laporan penyelidikan tanah berdasarkan kondisi geotekniknya.
Mengacu kepada SNI 1726: 2012 mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, klasifikasi situs dilakukan
sesuai dengan tabel berikut:
Tabel II.8 Klasifikasi Situs
Kelas Situs
vs (m/detik)
N
su (kPa)
> 1500
N/A
N/A
SB (batuan)
750 sampai 1500
N/A
N/A
SC (tanah keras, sangat
padat dan batuan lunak)
350 sampai 750
> 50
≥ 100
SD (tanah sedang)
175 sampai 350
15 sampai 50
50 sampai 100
< 175
< 15
< 50
SA (batuan keras)
SE (tanah lunak)
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah dengan
karakteristik sebagai berikut:
1. Indeks plastisitas, PI > 20
2. Kadar air, w ≥ 40%
3. Kuat geser niralir, su < 25 kPa
SF (tanah khusus yang
membutuhkan
investigasi geoteknik
spesifik dan analisis
respons spesifik situs
yang mengikuti 6.10.1)
Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih dari
karakteristik berikut:
- Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat gempa seperti
mudah likuifaksi, lempung sangat sensitif, tanah tersementasi lemah
- Lempung sangat organik dan/atau gambut (ketebalan H > 3 m)
- Lempung berplastisitas sangat tinggi (ketebalan H > 7,5 m dengan
Indeks Plastisitas, PI > 75)
- Lapisan lempung lunak/setengah teguh dengan ketebalan H > 35 m
dengan su < 50 kPa
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa penentuan kelas situs dapat
dilakukan dengan menggunakan hasil pengukuran kecepatan gelombang geser (vs),
tahanan penetrasi standar lapangan (N), dan/atau kuat geser niralir (s u) dari tanah. SNI
1726: 2012 Pasal 5 menambahkan bahwa minimal hasil pengukuran dua dari tiga
12
parameter tersebut harus digunakan untuk bisa melakukan penentuan kelas situs.
Berikut merupakan cara menentukan nilai rata-rata dari masing-masing parameter pada
suatu lokasi yang ditinjau:
1. Kecepatan rata-rata gelombang geser
𝑣𝑠−π‘Žπ‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’
∑𝑛𝑖=1 𝑑𝑖
=
𝑑
∑𝑛𝑖=1 𝑖
𝑣𝑠−𝑖
(𝐼𝐼. 3)
dimana,
di
= tebal setiap lapisan antara kedalaman 0 sampai 30 m
vs-i
= kecepatan gelombang geser lapisan i (m/s)
∑𝑛𝑖=1 𝑑𝑖 = 30 m
2. Tahanan penetrasi standar lapangan rata-rata
π‘π‘Žπ‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’
∑𝑛𝑖=1 𝑑𝑖
=
𝑑
∑𝑛𝑖=1 𝑖
𝑁𝑖
(𝐼𝐼. 4)
dimana,
di
= tebal setiap lapisan antara kedalaman 0 sampai 30 m
Ni
= tahanan penetrasi standar lapangan lapisan i (N60)
∑𝑛𝑖=1 𝑑𝑖 = 30 m
3. Kuat geser niralir rata-rata
𝑠𝑒−π‘Žπ‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’
∑𝑛𝑖=1 𝑑𝑖
=
𝑑
∑𝑛𝑖=1 𝑖
𝑠𝑒−𝑖
(𝐼𝐼. 5)
13
dimana,
di
= tebal setiap lapisan antara kedalaman 0 sampai 30 m
su-i
= kuat geser niralir lapisan i (kPa); tidak lebih dari 250 kPa
∑𝑛𝑖=1 𝑑𝑖 = 30 m
II.3 Percepatan Gempa
Penentuan besarnya percepatan gempa yang akan digunakan dalam analisis gempa
diawali dengan penentuan percepatan puncak di batuan dasar (peak ground
accelerartion / PGA). Besarnya percepatan gempa di batuan dasar tergantung dari
umur rencana bangunan yang direncakan, serta kemungkinan terlampauinya gempa
rencana selama umur rencana (probability of exceedance / PE). Dalam perencanaan
proyek Stadion Kediri, akan ditentukan besarnya percepatan gempa rencana untuk
pendesainan dinding penahan tanah. Berikut merupakan peta gempa yang digunakan:
14
Gambar II.1 Peta Percepatan Puncak di Batuan Dasar untuk Probabilitas Terlampaui 7% dalam 75 Tahun (Pusat Studi Gempa Nasional 2017)
15
Setelah menentukan besarnya percepatan puncak di batuan dasar, maka perlu
ditentukan besarnya percepatan gempa di permukaan. Besar percepatan gempa di
permukaan tidaklah sama dengan besarnya percepatan puncak di batuan dasar. Hal ini
dikarenakan, gelombang gempa yang merambat dari batuan dasar ke permukaan
mengalami amplifikasi.
Gambar II.2 Ilustrasi Amplifikasi Gelombang Gempa yang Merambat (Irsyam, Masyhur.
Materi Kuliah Pengantar Dinamika Tanah dan Rekayasa Gempa)
Besarnya faktor amplifasi ini tergantung dari klasifikasi situs dan besarnya
percepatan puncak di batuan dasar. Mengacu kepada SNI 1726: 2012 mengenai Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung, besarnya faktor amplifikasi ditentukan sebagai berikut:
Tabel II.9 Faktor Amplifikasi (FPGA)
16
II.4 Tekanan Lateral Tanah
Tekanan lateral tanah merupakan gaya yang dipikul oleh struktur penahan tanah
yang disebabkan oleh interaksinya dengan lapisan tanah yang tertahan. Besar dari
tekanan lateral tanah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti parameter kuat geser
tanah yang tertahan (kohesi dan sudut geser dalam), inklinasi dari permukaan tanah
yang tertahan, tinggi struktur penahan tanah, inklinasi permukaan struktur penahan
tanah yang menahan tanah, serta adhesi dan sudut friksi dari permukaan sturktur
penahan tanah dan tanah tertahan. Berdasarkan pergerakan relatif struktur penahan
tanah terhadap tanah yang ditahannya, tekanan lateral tanah dapat dibedakan menjadi
3 jenis, yakni tekanan lateral kondisi diam (at rest), tekanan lateral aktif, dan tekanan
lateral pasif. Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai masing-masing jenis tekanan
lateral tanah.
II.4.1. Tekanan Lateral Tanah Kondisi Diam
Gambar II.3 Tekanan Lateral Tanah Kondisi Diam (Das, Braja M., 2011)
Tekanan lateral tanah kondisi diam terjadi apabila struktur penahan tanah tidak
mengalami pergerakan dari posisi awalnya. Koefisien tekanan lateral tanah kondisi
diam (Ko) dapat diperoleh melalui rasio tegangan efektif tanah horizontal terhadap
tegangan efektif tanah vertikal.
17
𝜎′β„Ž
πΎπ‘œ = ′
πœŽπ‘£
(𝐼𝐼. 6)
dimana,
σ’h = tegangan efektif tanah horizontal
σ’v = tegangan efektif tanah vertikal
Dalam perkembangannya, penentuan koefisien tekanan lateral tanah kondisi
diam (Ko) dapat ditentukan dengan persamaan-persamaan lainnya, yang ditentukan
berdasarkan jenis tanahnya. Pada tanah berbutir kasar (coarse-grained soils), Jaky
(2014) merumuskan persamaan empiris sebagai berikut:
πΎπ‘œ = 1 − π‘ π‘–π‘›πœ‘′
(𝐼𝐼. 7)
dimana,
φ’ = sudut geser dalam efektif tanah
Sherif dan Fang (1984), berdasarkan pengujian laboratorium yang mereka
lakukan, menyatakan bahwa persamaan yang dirumuskan oleh Jaky cocok untuk
loose sand. Apabila digunakan untuk dense sand yang terkompaksi, persamaan
tersebut akan memberikan hasil yang terlalu konservatif sehingga keduanya
merekomendasikan persamaan baru untuk dense sand sebagai berikut:
πΎπ‘œ = (1 − π‘ π‘–π‘›πœ‘) + 5.5 [
𝛾𝑑
𝛾𝑑 (min)
− 1]
(𝐼𝐼. 8)
dimana,
φ’
= sudut geser dalam efektif tanah
γd
= berat volume kering aktual tanah yang terkompaksi
γd(min)
= berat volume kering tanah pada kondisinya yang paling loose
18
Massarsch (1979) mengusulkan dua persamaan untuk tanah berbutir halus (finegrained soil). Persamaan pertama digunakan untuk tanah normalyl consolidated
dan persamaan kedua digunakan untuk tanah oversolidated.
πΎπ‘œ = 0.44 + 0.42 [
𝑃𝐼 (%)
]
100
πΎπ‘œ (π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿπ‘π‘œπ‘›π‘ π‘œπ‘™π‘–π‘‘π‘Žπ‘‘π‘’π‘‘) = πΎπ‘œ (π‘›π‘œπ‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘™π‘™π‘¦ π‘π‘œπ‘›π‘ π‘œπ‘™π‘–π‘‘π‘Žπ‘‘π‘’π‘‘) √𝑂𝐢𝑅
(𝐼𝐼. 9)
(𝐼𝐼. 10)
dimana,
PI
= indeks plastisitas
OCR
= overconsolidation ratio
Besarnya gaya tekanan lateral tanah kondisi diam per satuan panjang pada suatu
struktur penahan tanah dapat ditentukan dengan menghitung luas dari diagram
tekanan lateral tanah. Dengan begitu, gaya tekanan lateral tanah kondisi diam dapat
ditentukan dengan persamaan berikut:
1
π‘ƒπ‘œ = πΎπ‘œ 𝛾𝐻2
2
(𝐼𝐼. 11)
dimana,
Po = gaya tekanan lateral tanah kondisi diam per satuan panjang
Ko = koefisien tekanan lateral tanah kondisi diam
γ
= berat volume tanah
H = tinggi tanah tertahan
19
Gambar II.4 Distribusi Tekanan Laterla Tanah Kondisi Diam pada Struktur Penahan Tanah
(Das, Braja M., 2011)
Apabila sebagian dari tanah yang tertahan berada di bawah muka air tanah, maka
besar gaya tekanan lateral tanah kondisi diam dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus berikut:
1
1
2
π‘ƒπ‘œ = πΎπ‘œ 𝛾𝐻1 2 + πΎπ‘œ 𝛾𝐻1 𝐻2 + (πΎπ‘œ 𝛾′ + 𝛾𝑀 )𝐻2
2
2
(𝐼𝐼. 12)
dimana,
γw = berat volume air
γ’ = berat volume tanah kering
H1 = tinggi tanah tertahan di atas muka air tanah
H2 = tinggi tanah tertahan di bawah muka air tanah
Gambar II.5 Distribusi Tekanan Laterla Tanah Kondisi Diam dengan Sebagian Tanah Tertahan
Terendam (Das, Braja M., 2011)
20
II.4.2. Tekanan Lateral Tanah Aktif
Gambar II.6 Tekanan Lateral Tanah Aktif (Das, Braja M., 2011)
Tekanan lateral tanah aktif terjadi apabila struktur penahan tanah bergerak
menjauh secara perlahan dari lapisan tanah yang ditahan olehnya. Hal ini
menyebabkan tegangan horizontal pada tanah akan terus berkurang hingga tercapai
suatu kondisi kesetimbangan plastis (plastic equilibrium) dan tanah mengalami
keruntuhan. Rankine (1857) merumuskan besarnya koefisien lateral tanah dan
tegangan tanah pada kondisi aktif sebagai berikut:
𝜎′π‘Ž
πœ‘′
2
πΎπ‘Ž =
= π‘‘π‘Žπ‘› (45 − )
𝜎′π‘œ
2
(𝐼𝐼. 13)
πœ‘′
πœ‘′
′
𝜎′π‘Ž = 𝛾𝑧 π‘‘π‘Žπ‘› (45 − ) − 2𝑐 π‘‘π‘Žπ‘› (45 − )
2
2
(𝐼𝐼. 14)
2
dimana,
Ka = koefisien tekanan lateral tanah aktif
σ’a = tegangan tekanan lateral tanah aktif
σ’o = overburden pressure tanah
c’ = kohesi tanah efektif
z
= kedalaman dari titik yang ditinjau
21
II.4.3. Tekanan Lateral Tanah Pasif
Gambar II.7 Tekanan Lateral Tanah Pasif (Das, Braja M., 2011)
Tekanan lateral tanah pasif terjadi apabila struktur penahan tanah bergerak
mendorong lapisan tanah yang ditahan olehnya secara perlahan. Hal ini
menyebabkan tegangan horizontal pada tanah akan terus meningkat hingga tercapai
suatu kondisi kesetimbangan plastis (plastic equilibrium) dan tanah mengalami
keruntuhan. Rankine (1857) merumuskan besarnya koefisien lateral tanah dan
tegangan tanah pada kondisi pasif sebagai berikut:
𝜎′𝑝
πœ‘′
2
𝐾𝑝 =
= π‘‘π‘Žπ‘› (45 + )
𝜎′π‘œ
2
𝜎′𝑝 = 𝛾𝑧 π‘‘π‘Žπ‘›2 (45 +
πœ‘′
πœ‘′
) + 2𝑐 ′ π‘‘π‘Žπ‘› (45 + )
2
2
(𝐼𝐼. 15)
(𝐼𝐼. 16)
dimana,
Kp = koefisien tekanan lateral tanah pasif
σ’p = tegangan tekanan lateral tanah pasif
σ’o = overburden pressure tanah
c’ = kohesi tanah efektif
z
= kedalaman dari titik yang ditinjau
22
II.5 Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah merupakan struktur yang didesain untuk menahan gaya
lateral, baik dari tanah maupun air, yang dapat bersifat permanen maupun sementara.
Umumnya, dinding penahan tanah digunakan pada pekerjaan konstruksi di lereng
ataupun yang melibatkan pekerjaan galian. Pada proyek Stadion Kediri ini, dinding
penahan tanah akan dirancang untuk melindungi basement stadion dari keruntuhan
akibat gaya lateral yang bekerja.
SNI 8460: 2017 mengenai Persyaratan Perancangan Geoteknik mengatakan bahwa
embedded walls merupakan jenis dinding penahan tanah yang sering digunakan pada
basement. Stabilitas dari dinding penahan tanah dengan jenis ini sebagian atau
seluruhnya diperoleh dari tahanan pasif tanah yang terletak di bawah dasar galian.
Dalam kasus galian, dinding dibuat sebelum pekerjaan galian dimulai. Beberapa jenis
embedded walls yang ada adalah sebagai berikut:
1. Dinding sheetpile baja
2. Dinding sheetpile beton, corrugated dan flat
3. Dinding soldier pile
4. Dinding contiguous bored pile
5. Dinding secant pile
6. Dinding diafragma
Pada proyek Stadion Kediri ini, jenis dinding penahan tanah yang akan digunakan
adalah dinding diafragma. Dinding ini akan didesain agar terpisah dari struktur
basement. Pertimbangan pemilihan dinding diafragma dalam proyek ini adalah sebagai
berikut:
1. Mempunyai kekakuan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis
embedded walls lainnya
2. Mempunyai tingkat kekedapat terhadap air yang paling baik jika dibandingkan
dengan jenis embedded walls lainnya
23
Dinding penahan tanah harus didesain dengan stabil, agar mampu memikul beban
yang diterimanya dan tidak menimbulkan kerusakan bagi bangunan di sekitarnya. Agar
desain yang dihasilkan stabil dan memenuhi ketentuan yang ada, maka perlu dilakukan
beberapa proses analisis dalam perencanaan suatu dinding penahan tanah. Pada subbab ini, akan dibahas secara lebih lanjut mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
proses perencanaan dinding penahan tanah dengan jenis dinding diafragma.
II.5.1. Free Earth Support Method
Free earth support method merupakan salah satu jenis metode dari analisis
kesetimbangan batas pada embedded walls. Metode ini mengasumsikan tanah di
bagian bawah dinding tidak mampu memberi kekangan yang dapat menimbulkan
momen negative pada bagian bawah dinding. Dinding juga dianggap cukup kaku
sehingga tidak terbentuk titik putar (pivot point) di bawah dasar galian (dredged
line). Selain itu, asumsi dinding yang kaku juga menyebabkan tidak akan
terbentuknya tahanan pasif dari tanah di belakang dinding.
Gambar II.8 Diagram Gaya – Free Earth Support Method (SNI 8460: 2017)
24
Berdasarkan diagram gaya yang diperoleh, maka dapat dilakukan analisis
kesetimbangan momen dan geser pada dinding yang direncanakan. Melalui analisis
kesetimbangan ini, dapat diperoleh besarnya panjang penetrasi (depth of
penetration) dari dinding. Panjang penetrasi dinding yang direncanakan harus
mampu menghasilkan kondisi kesetimbangan momen maupun geser yang cukup.
II.5.2. Analisis Kondisi Gempa
Besarnya beban gempa aktual yang bekerja pada dinding penahan tanah sangat
sulit untuk ditentukan, sehingga digunakan pendekatan dalam analisis kondisi
gempa. Pendekatan yang sering digunakan adalah dengan memperkirakan besarnya
beban lateral yang dikenakan pada dinding selama gempa berlangsung. Dinding
penahan tanah yang dirancang harus dipastikan mampu menahan beban tersebut. 2
jenis pendekatan yang umumnya digunakan adalah Mononobe (1929) - Okabe
(1926) dan Woods (1973). Berikut merupakan penjelasan untuk kedua pendekatan
tersebut:
a. Mononobe-Okabe (M-O)
Mononobe-Okabe merupakan perkembangan dari teori tekanan lateral
Coulomb dengan mempertimbangkan percepatan pseudostatik (kh dan kv)
akibat gempa. Koefisien lateral tanah aktif saat kondisi gempa akan berbeda
dibandingkan dengan kondisi statik.
Gambar II.9 Tekanan Lateral Aktif pada Dinding saat Gempa (Das, Braja M., 2011)
25
π‘π‘œπ‘  2 (πœ‘ ′ − 𝛳 − 𝛽)
𝐾𝐴𝐸 =
2
π‘π‘œπ‘  2 𝛳 π‘π‘œπ‘ π›½ cos(𝛿 ′ + 𝛳 + 𝛽) {1 + √
sin(𝛿 ′
(𝐼𝐼. 17)
πœ‘ ′ ) sin(πœ‘ ′
+
− 𝛼 − 𝛽)
}
cos(𝛿 ′ + 𝛳 + 𝛽) cos(𝛳 − 𝛼)
π‘˜β„Ž
𝛽 = π‘‘π‘Žπ‘›−1 (
)
1 − π‘˜π‘£
(𝐼𝐼. 18)
Nilai kh yang digunakan adalah setengah dari percepatan gempa di
permukaan, sedangkan nilai kv = 0. Setelah memperoleh koefisien tanah
lateral saat kondisi gempa, maka dapat dihitung besarnya tekanan lateral
aktif saat kondisi gempa. Besarnya beban akibat gempa (ΔPAE) yang bekerja
pada dinding penahan tanah dapat ditentukan dengan mencari selisih antara
tekanan lateral aktif saat kondisi gempa (PAE) dengan tekanan lateral aktif
saat kondisi statik (PA).
𝑃𝐴𝐸 =
1
𝛾 𝐻2 (1 − π‘˜π‘£ ) 𝐾𝐴𝐸
2
π›₯𝑃𝐴𝐸 = 𝑃𝐴𝐸 − 𝑃𝐴
(𝐼𝐼. 19)
(𝐼𝐼. 20)
Pendekatan Mononobe-Okabe (M-O) ini digunakan untuk dinding penahan
tanah dengan tipe yielding walls. Yielding walls merupakan dinding yang
pada salah satu ujungnya tidak terkekang / bebas bergerak.
b. Woods
Pendekatan Woods ini digunakan untuk dinding penahan tanah dengan tipe
non-yielding walls. Non-yielding walls merupakan dinding yang pada kedua
ujungnya terkekang. Dalam pendekatan Woods, digunakan percepatan
pseudostatik horizontal yang besarnya sama dengan setengah dari nilai
percepatan gempa di permukaan tanah. Selain itu, besarnya beban akibat
gempa juga dipengaruhi oleh besarnya berat volume rata-rata lapisan tanah
di sepanjang dinding penahan tanah, serta panjang dinding penahan tanah itu
sendiri.
26
Gambar II.10 Gaya Gempa dnegan Metode Wood
dimana,
ΔPAE
= beban lateral akibat gempa (kN/m/m)
kh
= percepatan pseudostatik horizontal
γ
= berat volume rata-rata dari tanah di sepanjang dinding
penahan tanah
II.5.3. Analisis Basal Heave
Basal heave merupakan kondisi mengalirnya tanah ke dalam galian akibat berat
tanah yang berada di bagian belakang dinding melebihi kemampuan dari tanah
yang berada di bawah galian. Ketidakmampuan tanah di bawah galian dalam
menahan tekanan dari tanah di belakang galian menyebabkan pergerakan tanah di
bawah galian dan tanah di dasar galian akan mendorong ke atas. Basal heave
umumnya terjadi pada tanah kohesif.
27
Gambar II.11 Ilustrasi Kondisi Basal Heave (Das, Braja M., 2011)
Terzaghi (1943) menyatakan bahwa analisis keruntuhan galian akibat basal
heave dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑠𝑒−2 𝑁𝑐
𝑠 𝐻
𝛾𝐻 + π‘ž − 𝑒−1
𝐡′
𝐡
𝐡 ′ = 𝑀𝑖𝑛 (
, 𝑇)
√2
𝐹𝑆 =
(𝐼𝐼. 21)
(𝐼𝐼. 22)
dimana,
Nc = 5.7
su-1 = kuat geser tak terdrainase (undrained) lapisan tanah di atas elevasi dasar
galian (kN/m2)
su-2 = kuat geser tak terdrainase (undrained) lapisan tanah di bawah dasar galian
higga sebelum lapisan tanah keras (kN/m2)
B = lebar galian (m)
T = jarak dari dasar galian ke lapisan tanah keras (m)
H = tinggi galian (m)
q = beban merata yang bekerja di permukaan tanah sekitar galian (kN/m2)
γ
= berat volume lapisan tanah di atas elevasi dasar galian (kN/m3)
28
II.5.4. Kriteria Perencanaan Dinding Penahan Tanah
Suatu desain dinding penahan tanah dapat dinyatakan stabil apabila memenuhi
persyaratan faktor kemanan dan deformasi yang telah ditentukan. Berikut
merupakan persyaratan faktor keamanan untuk berbagai macam kondisi yang perlu
diperiksa untuk suatu perancangan dinding penahan tanah:
Tabel II.10 Kriteria Faktor Keamanan Perancangan Dinding Penahan Tanah
KONDISI
FSMINIMUM
Guling
2
Geser
1.5
Stabilitas Global
1.5
Gempa
1.1
Basal Heave
1.25
SUMBER
SNI 8460: 2017
tentang Persyaratan
Perancangan
Geoteknik
Sedangkan untuk persyaratan deformasi, akan dibedakan untuk kondisi statik
dan gempa. Pada kondisi statik, persyaratan deformasi dipengaruhi oleh tinggi
galian serta jarak galian dengan bangunan sekitar (SNI 8460: 2017). Sedangkan
untuk kondisi gempa, persyaratan deformasi dipengaruhi oleh tinggi galian serta
kategori resiko dari bangunan yang direncanakan (SNI 1726: 2012).
Tabel II.11 Batas Maksimum Deformasi Lateral Dinding Penahan Tnah (Kondisi Gempa)
29
Tabel II.12 Batas Maksimum Deformasi Dinding Penahan Tanah (Kondisi Statik)
Lokasi gedung dan infrastruktur eksisting terdekat
Batas maksimum deformasi lateral
pada
dinding
Keterangan:
Zona 3 (x/H > 2)
Zona 1
(x/H < 1)
Zona 2
(1 ≤ x/H ≤
2)
Tanah Tipe A
Tanah Tipe B
x = jarak dari batas galian
H = kedalaman galian
δw = defleksi dinding
Batas izin maksimum deformasi
0,5%
0,7%
0,7%
1%
(δw/H)
Keterangan:
a) Tanah Tipe A meliputi: tanah lempung dan lanau overconsolidated (overconsolidated stiff clays
and silts), tanah residual (residual
soils), dana tanah pasir dengan kepadatan sedang sampai dengan padat (medium to dense sands)
b) Tanah Tipe B meliputi: tanah lempung dan lanau lunak (soft clays, silts), tanah organik (organic
soils) dan tanah timbunan tidak terpadatkan (loose fills)
II.6 Angkur Tanah
Terdapat beberapa sistem penunjang yang dapat digunakan dalam penggunaan
embedded walss sebagai dinding penahan tanah. Dalam kasus galian, pemasangan
sistem penunjang dan penggalian tanah dilakukan secara bergantian sampai penggalian
mencapai rencana kedalaman galian. Beberapa jenis sistem penunjang dinding yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Angkur tanah
2. Strutting baja (wall to wall strut atau rakers)
3. Lantai basement terpilih
4. Tiang pancang miring, dimana tiang berfungsi untuk menahan gaya aksial tekan
5. Berm sementara
30
Gambar II.12 Jenis-Jenis Sistem Penunjang Embedded Walls (SNI 8460:2017)
Pada proyek Stadion Kediri ini, jenis sistem penunjang dinding penahan tanah yang
akan digunakan angkur tanah. Beberapa alasan yang melatarbelakangi dipilihnya
angkur tanah sebagai sistem penunjang adalah sebagai berikut:
1. Lantai basemen terpilih tidak dapat digunakan karena dinding penahan tanah
didesain terpisah dari basement
2. Strutting tidak dapat digunakan karena umumnya sistem ini digunakan apabila
dinding penahan tanah dijadikan satu dengan basement dimana strut yang
dipakai akan tersambung dengan kolom terdekat
3. Rakers dan tiang pancang miring memakan lebih banyak ruang terbuka
Sistem pengangkuran adalah sistem penunjang dinding penahan tanah yang
berfungsi untuk menyalurkan gaya tarik yang bekerja ke lapisan tanah/batuan
pendukung. Angkur tanah terdiri dari 3 bagian, yakni fixed length, free length, dan
kepala angkur (anchor head). Berikut merupakan fungsi dari masing-masing bagian
angkur tanah:
1. Kepala angkur (anchor head)
Kepala angkur berfungsi untuk menyalurkan elemen prategang ke dinding
penahan tanah
2. Fixed length
Fixed length merupakan bagian angkur yang menahan gaya tarik angkur dengan
memanfaatkan friksi yang timbul antara permukaan grout dan tanah
31
3. Rakers dan tiang pancang miring memakan lebih banyak ruang terbuka
Gambar II.13 Komponen-Komponen dari Angkur Tanah (SNI 8460: 2017)
II.6.1. Fixed Length
Fixed length harus terbenam pada lapisan tanah yang keras agar dapat berfungsi
sebagai penahan gaya tarik angkur dalam menahan dinding penahan tanah. Jika
terbenam pada tanah non-kohesif, maka lapisan tanah tersebut harus mempunyai
nilai NSPT ≥ 25, sedangkan pada tanah kohesif lapisan tanah tersebut harus
mempunyai nilai NSPT ≥ 20. Panjang minimum dari fixed length adalah 3 m dan
panjang maksimumnya 13 m. Mengacu kepada SNI 8460: 2017, apabila panjang
yang digunakan melebihi 13 m maka perlu dilakukan pengujian pull out untuk
membuktikan bahwa kapasitas dapat termobilisasi lebih panjang.
Kapasitas tarik angkur berasal dari friksi yang timbul antara permukaan fixed
length dengan lapisan tanah tempat fixed length terbenam. Apabila terbenam pada
lapisan tanah kohesif, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑙𝑑 = 𝛼 𝐴𝑠 𝑠𝑒
(𝐼𝐼. 23)
dimana,
α = faktor adhesi (tergantung nilai kuat geser tak terdrainase tanah)
As = luas selimut fixed length
su = kuat geser tak terdrainase (undrained) lapisan tanah dimana fixed length
terbenam
32
Gambar II.14 Penentuan Nilai Faktor Adhesi / α (API RP2A Method 2 - 1986)
Apabila terbenam pada lapisan tanah non-kohesif, maka rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑙𝑑 = 𝜎′𝑣 𝐴𝑠 𝐾𝑠
(𝐼𝐼. 24)
dimana,
σ’v = tegangan vertikal efektif pada tengah-tengah fixed length
As = luas selimut fixed length
Ks = koefisien angkur
Tabel II.13 Koefisien Angkur (Canadian Foundation Engineering Manual)
33
II.6.2. Free Length
Free length dari angkur yang digunakan dapat berupa bar tendon atau strand
tendon. Menurut FHWA-IF-99-015, panjang minimum free length yang
menggunakan bar tendon adalah 3 m dan yang menggunakan strand tendon adalah
4.5 m. Dalam perancangan dinding penahan tanah di proyek Stadion Kediri, akan
digunakan strand tendon. Spesifikasi dari strand tendon yang digunakan mengacu
kepada brosur VSL Ground Anchor System sebagai berikut:
Tabel II.14 Spesifikasi Strand Tendon
d (mm)
12.9
A (mm2)
100
Number of
Strands
Fmax (kN)
Number of
Strands
Fmax (kN)
2
372
8
1488
3
558
9
1674
4
744
10
1860
5
930
11
2046
6
1116
12
2232
7
1302
13
2418
II.6.3. Kriteria Perencanaan Angkur Tanah
Pemasangan angkur tanah harus mempertimbangkan stabilitas global dan efek
negative pada struktur/lingkungan sekitar. Mengacu kepada SNI 8460: 2017
mengenai Persyaratan Perancangan Geoteknik, pemasangan angkur tanah juga
harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. Fixed length harus terbenam minimum 5 m dari permukaan tanah
b. Fixed length harus berada di luar bidang gelincir kritis saat meninjau
stabilitas global
c. Spasi horizontal minimum 1,5 m untuk angkur dengan diameter ≤ 0,2 m agar
efek grup tidak perlu diperhitungkan
34
d. Agar efektif dalam menahan gaya yang bekerja, maka sudut kemiringan
angkur terhadap arah bekerjanya gaya umumnya berkisar 30 – 45
Gambar II.15 Persyaratan Fixed Length di Luar Bidang Gelincir Kritis (SNI 8460: 2017)
Perencanaan angkur tanah juga harus mempertimbangkan faktor keamanan
minimum, baik itu untuk free length maupun fixed length. Faktor keamanan
minimum dibedakan berdasarkan umur layan angkur yang direncanakan. Angkur
sementara (umur layan ≤ 2 tahun) mempunyai faktor keamanan yang lebih kecil
dibandingkan dengan angkur permanen. Mengacu kepada SNI 8460: 2017 mengenai
Persyaratan Perancangan Geoteknik, berikut merupakan persyaratan fakotr
keamanan minimum untuk perencanaan angkur tanah:
Tabel II.15 Faktor Keamanan Minimum Angkur Tanah
35
II.7 Fondasi Tiang Bor
SNI 8460: 2017 mengenai Persyaratan Perancangan Geoteknik mengatakan bahwa
fondasi dari suatu gedung/struktur harus direncanakan dan dibangun agar aman dalam
memikul beban-beban yang bekerja padanya tanpa mengurangi kestabilan ataupun
menyebabkan deformasi yang besar pada bangunan tersebut, atau bangunan lain di
sekitarnya.
Mengacu kepada buku Foundation Design Principles and Practices 2 nd Edition
yang ditulis oleh Donald P. Coduto, fondasi dalam diperlukan pada kondisi-kondisi
sebagai berikut:
1. Lapisan tanah bagian atas sangat lemah untuk memikul beban dari struktur
sehingga beban tersebut perlu ditransfer ke lapisan tanah yang lebih dalam dan
lebih kuat
2. Beban dari struktur sangat lah besar sehingga apabila digunakan fondasi dangkal
akan dihasilkan dimensi yang terlalu besar
3. Konstruksi fondasi mengharuskan adanya proses penetrasi fondasi melewati air
(pada lokasi dengan air muka tanah yang tinggi)
4. Diperlukannya kapasitas beban lateral dan uplift yang besar
Terdapat 2 jenis fondasi dalam yang umumnya digunakan, yakni fondasi tiang
pancang dan fondasi tiang bor. Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing jenis fondasi:
36
Tabel II.16 Kelebihan dan Kekurangan Fondasi Tiang Pancang
TIANG PANCANG (DRIVEN PILE)
Kelebihan (+)
Kekurangan (-)
Tanah ikut terpadatkan
sehingga meningkatkan daya
dukung tanah
Menghasilkan getaran dan suara yang
mengganggu lingkungan sekitar
Dapat memikul beban yang
besar
Tidak dapat digunakan pada tanah /
batuan yang keras
Kualitas mutu beton dapat lebih
dijamin karena hasil fabrikasi
Memungkinkan terjadinya efek
negative skin friction
Tabel II.17 Kelebihan dan Kekurangan Fondasi Tiang Bor
TIANG BOR (BORED PILE)
Kelebihan (+)
Kekurangan (-)
Tidak membahayakan lingkungan
sekitar dalam proses
pemasangannya
Tidak bisa melakukan pengecekan
mutu dari hasil pengecoran
Dapat memikul beban yang besar
Pada lapisan tanah dengan air
muka yang cukup dekat dengan
permukaan, apabila terdapat air
yang masuk pada saat proses
pengecoran dapat menurunkan
kualitas beton
Dapat digunakan pada tanah /
batuan yang keras
Apabila tanah yang dilubangi
mengalami keruntuhan, maka
dapat mengakibatkan terjadinya
necking
Pada Proyek Stadion Kediri akan digunakan fondasi tiang bor. Alasan dari
penggunaan fondasi tiang bor adalah agar tiang fondasi dapat didesain hingga tanah
keras untuk memaksimalkan daya dukung fondasi yang akan digunakan. Keterbatasan
37
tiang pancang yang tidak dapat menembus tanah keras menyebabkan adanya
kemungkinan panjang tiang yang digunakan akan berubah dari desain yang sudah
dibuat. Selain itu, penggunaan fondasi tiang bor juga dapat mengoptimalkan
penggunan tulangan yang digunakan sesuai dengan beban yang bekerja.
II.7.1. Daya Dukung Aksial Tekan Tiang Tunggal
Kapasitas aksial tekan ultimit dari suatu tiang ditentukan oleh dua faktor, yakni
tahanan geser sepanjang selimut tiang (skin friction) dan tahanan ujung tiang (end
bearing). Maka, besar dari kapasitas aksial tekan ultimit dari suatu tiang dapat
dituliskan kedalam sebuah persamaan sebagai berikut:
𝑄𝑒 = 𝑄𝑠 + 𝑄𝑝
(𝐼𝐼. 25)
𝐿
𝑄𝑒 = ∑ 𝑓𝑠 𝐴𝑠 + π‘žπ‘ 𝐴𝑝
(𝐼𝐼. 26)
𝑧=0
dimana,
Qu = daya dukung aksial tekan ultimit tiang
Qs = daya dukung aksial tekan akibat geser selimut tiang
Qp = daya dukung aksial tekan ujung tiang
fs = tahanan geser selimut tiang per satuan luas
qp = tahanan ujung tiang per satuan luas
As = luas selimut tiang
Ap = luas penampang tiang
Dengan begitu, kapasitas izin suatu tiang bor (Qall) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:
π‘„π‘Žπ‘™π‘™ =
𝑄𝑠 + 𝑄𝑏
𝑆𝐹
(𝐼𝐼. 27)
38
Gambar II.16 Ilustrasi Daya Dukung Aksial Tekan Tiang Tunggal (Das, Braja M., 2011)
Berikut merupakan penjelasan mengenai proses perhitungan daya dukung geser
selimut dan ujung dari suatu tiang:
a. Daya dukung geser selimut
Perhitungan daya dukung geser selimut tiang pada tanah kohesif dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑄𝑠 =  π‘₯ 𝑐𝑒𝑖 π‘₯ 𝐿𝑖 π‘₯ 𝑝
(𝐼𝐼. 28)
dimana,

= koefisien adhesi antara tanah dan tiang
cui = undrained shear strength pada lapisan tanah i
p
= keliling selimut tiang
Li
= tinggi tinjauan tiang
Menurut Reese dan Wright (1988), nilai koefisien adhesi antara tanah dan
tiang yang digunakan untuk fondasi tiang bor adalah 0.55.
b. Daya dukung ujung
Daya dukung ujung pada tanah kohesif dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan yang dibuat oleh Meyerhoff (1976) sebagai berikut:
𝑄𝑝 = 9 π‘₯ 𝑐𝑒𝑖 π‘₯ 𝐴𝑝
(𝐼𝐼. 29)
39
II.7.2. Daya Dukung Aksial Tarik Tiang Tunggal
Kapasitas aksial tarik ultimit dari suatu tiang ditentukan oleh dua faktor, yakni
tahanan geser sepanjang selimut tiang (skin friction) dan berat dari tiang itu sendiri.
Nilai tahanan geser pada perhitungan daya dukung aksial tarik tiang tunggal tidak
sama dengan yang digunakan pada perhitungan daya dukung aksial tekan tiang
tunggal, melainkan terdapat reduksi nilai tahanan geser tiang. Besar dari kapasitas
aksial tarik ultimit dari suatu tiang dapat dituliskan kedalam sebuah persamaan
sebagai berikut:
𝐿
𝑇𝑒 = 𝑛 ∑ 𝑄𝑠 + π‘Šπ‘
(𝐼𝐼. 30)
𝑧=0
dimana,
Tu = daya dukung aksial tarik ultimit tiang
n = faktor reduksi tahanan geser aksial tarik
= bernilai 0,5 untuk tanah non-kohesif
= bernilai 0,7 untuk tanah kohesif
Wp = daya dukung aksial tarik ultimit tiang
II.7.3. Daya Dukung Lateral Tiang Tunggal
Daya dukung lateral tiang pada pengerjaan Tugas Besar kali ini akan
menggunakan metode kurva p-y, dimana metode ini memodelkan interaksi antara
tiang dengan tanah di sekelilingnya. Dalam penelitiannya, Reese (1984)
menjelaskan beberapa prosedur untuk membuat kurva p-y berdasarkan percobaan
dengan menggunakan berbagai tiang dalam menahan gaya lateral dan didasarkan
pada perilaku tanah dalam menerima tegangan. Terdapat dua asumsi yang
digunakan dalam membuat kurva p-y, yakni sebagai berikut:
a. Kurva p-y menggambarkan deformasi lateral tanah akibat gaya horizontal
dengan membagi tiang menjadi beberapa bagian di setiap kedalaman
40
b. Kurva p-y tidak bergantung pada bentuk dan kekakuan dari tiang. Selain itu,
pembagian beban di atas dan di bawah dari masing-masing bagian tidak
berpengaruh, sehingga kurva ini hanya menghitung defleksi berdasarkan
kekuatan tanah
Beberapa faktor yang mempengaruhi daya dukung lateral tiang tunggal pada
perhitungan dengan metode kurva p-y adalah parameter tanah, dimensi tiang, serta
kondisi pembebanan yang dialami (statis atau dinamis).
II.7.4. Daya Dukung Kelompok Tiang
Tidak jarang diperlukan lebih dari satu buah tiang fondasi untuk mentransfer
beban dari satu atau beberapa kolom. Agar mampu mentransfer beban yang
diterimanya dengan baik, maka tiang-tiang fondasi tersebut harus dapat bekerja
secara bersama-sama. Oleh karena itu, kelompok tiang yang didesain untuk
mentrasfer dari satu atau beberapa kolom yang sama ini akan disatukan oleh sebuah
pile cap. Pile cap akan membantu untuk menggabungkan kekuatan dari masingmasing tiang sehingga kelompok tiang dapat bekerja secara bersama-sama. Jumlah
tiang dalam suatu pile cap ditentukan oleh besarnya beban yang bekerja dan
kapasitas tiang tunggal. Perbedaan jumlah tiang akan menghasilkan konfigurasi
tiang yang berbeda pula. Umumnya nilai minimum dari jarak center-to-center tiang
dalam satu pile cap adalah 2,5D sampai 3D (D = diameter tiang).
Gambar II.17 Contoh Konfigurasi Kelompok Tiang (Bowles, Joseph E., 1997)
41
Ketika tiang fondasi dipasang berdekatan satu dengan yang lainnya, maka
tegangan yang ditransfer oleh masing-masing tiang ke tanah mungkin beririsan.
Hal ini menyebabkan berkurangnya daya dukung tanah dari tiang tersebut. Oleh
karena itu, untuk memperoleh daya dukung kelompok tiang yang lebih akurat
diperlukan perhitungan efisiensi grup tiang yang nilainya dipengaruhi oleh
konfigurasi tiang yang digunakan.
Gambar II.18 Ilustrasi Daya Dukung Kelompok Tiang (Das, Braja M., 2011)
Secara umum, daya dukung kelompok tiang dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:
𝑄𝑒𝑔 = πœ‚ π‘₯ ∑ 𝑄𝑒𝑠
(𝐼𝐼. 31)
dimana,
Qug
= daya dukung kelompok tiang
Qus
= daya dukung masing-masing tiang tunggal
η
= efisiensi kelompok tiang
Berikut ini merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menentukan besarnya efisiensi kelompok tiang:
42
a. Converse-Labbare
πœ‚ = 1−πœƒ [
(𝑛 − 1) π‘š + (π‘š − 1)𝑛
]
90 π‘₯ π‘š π‘₯ 𝑛
𝐷
πœƒ = π‘‘π‘Žπ‘›−1 ( )
𝑑
(𝐼𝐼. 32)
(𝐼𝐼. 33)
dimana,
m
= jumlah baris
n
= jumlah kolom
d
= jarak center-to-center antar tiang tunggal
D
= diameter tiang tunggal
b. Los Angeles
πœ‚= 1−
𝐷
[π‘š(𝑛 − 1) + 𝑛(π‘š − 1) + √2 (π‘š − 1)(𝑛 − 1)] (𝐼𝐼. 34)
πœ‹π‘₯𝑑π‘₯π‘šπ‘₯𝑛
c. Kenney
πœ‚ = 1−
36𝑑 (π‘š + 𝑛 − 2)
0.3
+
(75𝑑2 − 7)(𝑛 + π‘š − 1) π‘š + 𝑛
(𝐼𝐼. 35)
Daya dukung aksial kelompok tiang juga dapat dihitung dengan analisis yang
lebih sederhana, dimana kelompok tiang dianggap sebagai sebuah blok. Daya
dukung aksial kelompok tiang yang diperoleh dari perhitungan ini kemudian akan
dibandingkan dengan beban yang bekerja dalam analisis keruntuhan blok. Berikut
merupakan persamaan yang digunakan untuk perhitungan kapasitas daya dukung
aksial kelompok tiang yang dianggap sebagai sebuah blok:
43
𝐿
𝑄𝑏 = ∑ 𝑓𝑠 𝑝𝑏 𝐿 + 9 𝑐𝑒𝑖 𝐴𝑏
(𝐼𝐼. 36)
𝑧=0
𝐴𝑏 = 𝐿𝑔 π‘₯ 𝐡𝑔
(𝐼𝐼. 37)
𝑝𝑏 = 2 π‘₯ (𝐿𝑔 + 𝐡𝑔 )
(𝐼𝐼. 38)
dimana,
Qb = daya dukung aksial tekan ultimit blok
fs = tahanan geser selimut tiang per satuan luas
pb = keliling blok
Ab = luas permukaan blok
cui = undrained shear strength pada lapisan tanah i
Gambar II.19 Ilustrasi Analisis Kelompok Tiang sebagai Blok (Das, Braja M., 2011)
II.7.5. Penurunan Tiang Tunggal dan Kelompok Tiang
Pada umumnya, penurunan akibat adanya pembebanan dapat dibedakan
menjadi 3 jenis yakni sebagai berikut:
a. Immidiate settlement / Elastic settlement
Penurunan yang disebabkan oleh deformasi elastis tanah akibat adanya
pembebanan, tanpa adanya perubahan kadar air. Penurunan elastik dari tiang
tunggal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan – persamaan
berikut:
44
𝑆𝑒 = 𝑆𝑒1 + 𝑆𝑒2 + 𝑆𝑒3
(𝑄𝑀𝑝 + πœ‰ 𝑄𝑀𝑠 ) π‘₯ 𝐿
𝐴𝑝 π‘₯ 𝐸𝑝
(𝐼𝐼. 40)
π‘žπ‘€π‘ π‘₯ 𝐷
π‘₯ (1 − πœ‡2 ) π‘₯ 𝐼𝑀𝑝
𝐸𝑠
(𝐼𝐼. 41)
𝑄𝑀𝑠
𝐷
π‘₯
π‘₯ (1 − πœ‡2 ) π‘₯ 𝐼𝑀𝑠
𝑝 π‘₯ 𝐿 𝐸𝑠
(𝐼𝐼. 42)
𝑆𝑒1 =
𝑆𝑒2 =
𝑆𝑒3 =
(𝐼𝐼. 39)
𝐼𝑀𝑠 = 2 + 0.35 π‘₯ √
𝐿
𝐷
(𝐼𝐼. 43)
dimana,
Se1 = penurunan elastik tiang
Se2 = penurunan tiang akibat beban pada ujung tiang
Se3 = penurunan tiang akibat beban yang tersalur sepanjang tiang
Qwp = kontribusi tahanan gaya ujung tiang akibat pembebanan
Qws = kontribusi tahanan gaya geser selimut akibat pembebanan
qwp = kontribusi tahanan gaya persatuan luas ujung tiang akibat
pembebanan
Ap = luas permukaan tiang
Lp = panjang tiang
p
= keliling tiang
D
= diameter tiang
Ep = modulus elastisitas tiang
Es = modulus elastisitas tanah pada ujung tiang
μ
= poisson ratio tanah
ξ
= faktor distribusi tahanan geser selimut (0.5 – 0.67)
Iwp = faktor pengaruh tiang (0.85)
Iws = faktor pengaruh tiang
45
Penurunan elastik dari kelompok tiang dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Vesic (1969) sebagai berikut:
𝑆𝑔𝑒 = √
𝐡𝑔
π‘₯ 𝑆𝑒
𝐷
(𝐼𝐼. 44)
dimana,
Sge = penurunan elastik kelompok tiang
Bg = lebar kelompok tiang
Se = penurunan elastik tiang tunggal
b. Primary consolidation settlement
Penurunan yang disebabkan oleh adanya perubahan volume tanah akibat
terdisipasinya air pori seiring berjalannya waktu akibat pembebanan.
Penurunan ini hanya terjadi pada tanah kohesif. Penurunan primary
consolidation dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Untuk tanah lempung NC (Normally Consolidated),
𝐢𝑐 𝐻
𝜎 ′ π‘œ + π›₯𝜎 ′
𝑆𝑐 =
log
1 + π‘’π‘œ
𝜎′π‘œ
(𝐼𝐼. 45)
Untuk tanah lempung OC (Over Consolidated),
𝐢𝑠 𝐻
𝜎 ′ π‘œ + π›₯𝜎 ′
𝑆𝑐 =
log
1 + π‘’π‘œ
𝜎′π‘œ
(𝐼𝐼. 46)
Untuk tanah lempung dengan 𝜎′π‘œ < 𝜎′𝑐 < 𝜎′π‘œ + π›₯𝜎′
𝐢𝑠 𝐻
𝜎′π‘œ + π›₯𝜎′
𝐢𝑐 𝐻
𝜎 ′ π‘œ + π›₯𝜎 ′
𝑆𝑐 = (
log
)+ (
log
) (𝐼𝐼. 47)
1 + π‘’π‘œ
𝜎′π‘œ
1 + π‘’π‘œ
𝜎′𝑐
46
c. Secondary consolidation settlement
Penurunan yang disebabkan oleh adanya penyesuaian yang bersifat plastis
dari butir-butir tanah. Penurunan ini terjadi setelah tekanan air pori
terdisipasi seluruhnya.
II.7.6. Kriteria Perencanaan Fondasi
Mengacu kepada SNI 1726: 2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, kombinansi pembebanan yang
digunakan pada proses pendesainan dimensi fondasi menggunakan metode
tegangan izin (Allowable Stress Design / ASD) sebagai berikut:
1. D
2. D + L
3. D + (Lr atau R)
4. D + 0.75L + 0.75 (Lr atau R)
5. D + (0.6W atau 0.7E)
6. D + 0.75L + 0.75 (0.6W) + 0.75 (Lr atau R)
7. D + 0.75L + 0.75 (0.7E) + 0.75 (Lr atau R)
8. 0.6D + 0.6W
9. 0.6D + 0.7E
Pembebanan pada kondisi gempa
10. (1 + 0.14 SDS) D + H + F + 0.7 ( atau Ω0) QE
11. (1 + 0.1 SDS) D + H + F + 0.525 ( atau Ω0) QE + 0,75L + 0,75 (Lr atau R)
12. (0.6 - 0.14 SDS) D + 0.7 ( atau Ω0) QE + H
Suatu desain fondasi dapat dinyatakan stabil apabila memenuhi persyaratan
faktor kemanan, deformasi, serta penurunan (settlement) yang telah ditentukan.
Berikut merupakan persyaratan faktor keamanan untuk berbagai macam kondisi
yang perlu diperiksa untuk suatu fondasi:
47
Tabel II.18 Kriteria Faktor Keamanan Fondasi
KONDISI
FSMINIMUM
SUMBER
Servis
2
SNI 8460: 2017 tentang Persyaratan
Perancangan Geoteknik
Gempa Nominal
1.9
Gempa Kuat
1.6
Draft Konsensus Komisi Kemanan
Jembatan dan Terowongan Jalan 2018
Mengacu kepada SNI 8460: 2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik, besarnya
deformasi lateral yang dialami oleh tiang akibat beban yang dipikulnya dibatasi
pada nilai-nilai tertentu. Untuk gempa rencana, deformasi lateral dibatasi sebesar
12 mm dan untuk gempa kuat dalam kondisi tiang tunggal dan free head, deformasi
lateral dibatasi sebesar 25 mm.
Mengacu kepada SNI 8460: 2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik, besarnya
penurunan total dan beda penurunan yang diizinkan ditentukan berdasarkan
toleransi struktur atas dan bangunan sekitar yang harus ditinjau berdasarkan
masing-masing kasus tersendiri dengan mengacu pada integritas, stabilitas dan
fungsi dari struktur di atasnya. Penurunan total yang dialami fondasi haruslah lebih
kecil dari:
𝛿𝑖𝑧𝑖𝑛 < 15 π‘π‘š +
𝑏 (π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š π‘π‘š)
600
Beda penurunan (differential settlement) yang diperkirakan akan terjadi harus
ditentukan secara saksama dan konservatif, serta pengaruhnya terhadap bangunan
gedung tinggi di atasnya harus dicek untuk menjamin bahwa beda penurunan
tersebut masih memenuhi kriteria kekuatan dan kemampulayanan sebesar 1/300.
48
BAB III
METODOLOGI
III.1 Alur Pengerjaan
Gambar III.1 Alur Pengerjaan Tugas Akhir
49
III.2 Pengumpulan Data
Pengerjaan Tugas Besar ini diawali dengan pengumpulan data tanah yang nantinya
akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan profil dan parameter tanah. Data
tanah yang diperoleh terdiri dari 2 jenis, yakni data lapangan dan data laboratorium.
Berikut merupakan penjelasan singkat terkait dengan masing-masing jenis data tanah:
1. Data lapangan
Data lapangan merupakan data tanah yang diperoleh dari investigasi lapangan.
Umumnya, data tanah ini dapat berupa bore log, hasil dari pengujian SPT
(Standard Penetration Test), ataupun CPT log, hasil dari pengujian CPT (Cone
Penetration Test).
2. Data laboratorium
Data laboratorium merupakan data tanah yang diperoleh dari hasil pengujian di
laboratorium. Sample tanah yang digunakan untuk pengujian di laboratorium
sendiri merupakan sample tanah yang diperoleh dari hasil investigasi lapangan.
Selain data tanah, data lain yang diperlukan dalam pengerjaan Tugas Besar ini
adalah data beban dari struktur atas. Data tersebut diperlukan untuk pendesainan
fondasi.
III.3 Penentuan Profil dan Parameter Tanah
Profil tanah merupakan hasil pengklasifikasian lapisan-lapisan tanah pada lokasi
proyek Stadion Kediri. Klasifikasi tanah dilakukan berdasarkan hasil investigasi tanah
yang telah dilakukan sebelumnya, dimana tanah yang memiliki konsistensi atau
karakteristik yang serupa akan diklasifikasikan sebagai satu lapisan yang sama. Setelah
diperoleh profil tanah dari lokasi proyek yang direncanakan, maka akan ditentukan
parameter tanah untuk masing-masing lapisan tanah yang ada. Parameter tanah yang
digunakan berasal dari hasil pengujian laboratorium. Apabila masih terdapat parameter
tanah yang diperlukan dalam proses desain namun belum diperoleh dari hasil pengujian
laboratorium, maka akan digunakan korelasi-korelasi baik dari parameter tanah yang
sudah tersedia maupun dari hasil pengujian lapangan.
50
III.4 Penentuan Klasifikasi Situs
Pada pengerjaan Tugas Besar kali ini, klasifikasi situs dilakukan berdasarkan data
NSPT dan kuat geser niralir (undrained shear strength / su) yang telah diperoleh. Hasil
perhitungan berdasarkan kedua nilai tersebut dengan klasifikasi yang lebih buruk lah
yang akan ditetapkan sebagai klasifikasi situs dari lokasi proyek Stadion Kediri di
Tugas Besar kali ini. Dalam perancangan struktur bawah, klasifikasi situs diperlukan
untuk menentukan besarnya amplifikasi yang dialami oleh gelombang gempa ketika
merambat dari batuan dasar (bedrock) ke permukaan tanah. Tak hanya berpengaruh
pada perancangan struktur bawah, klasifikasi situs ini juga akan mempengaruhi desain
dari struktur atas.
III.5 Desain Dinding Penahan Tanah
Secara umum, pendesainan dinding penahan tanah bertujuan untuk menentukan
jenis, dimensi, penulangan, serta sistem perkuatan dari dinding penahan tanah yang
akan digunakan pada proyek Stadion Kediri di Tugas Besar kali ini. Proses
pendesainannya akan meliputi preliminary design dinding penahan tanah, pemodelan
dinding penahan tanah dan sistem perkuatannya, serta penulangan berdasarkan gaya
dari hasil pemodelan yang dilakukan.
III.5.1. Preliminary Design Dinding Penahan Tanah
Preliminary design dinding penahan tanah dengan jenis embedded walls
bertujuan untuk menentukan besarnya kedalaman penetrasi (depth of penetration)
dari dinding penahan tanah yang direncanakan. Perhitungannya dilakukan
berdasarkan tekanan aktif pasif yang terjadi pada dinding dan belum
memperhitungkan adanya sistem perkuatan tanah. Selain itu, preliminary design
juga belum memperhitungkan besarnya deformasi yang dialami oleh dinding
penahan tanah. Oleh karena itu, besarnya kedalaman penetrasi yang dihasilkan dari
proses ini akan dioptimasi.
51
III.5.2. Pemodelan Dinding Penahan Tanah dan Sistem Perkuatannya
Mengacu kepada hasil preliminary design dan parameter-parameter tanah yang
telah didapat, maka dilakukan pemodelan dinding penahan tanah dan sistem
perkuatannya dengan bantuan software Plaxis 2D. Melalui pemodelan ini, dapat
dihitung besarnya faktor kemanan serta deformasi lateral pada dinding penahan
tanah selama proses tahapan konstruksi. Pada tahap ini juga besarnya panjang
penetrasi dinding penahan tanah dapat dioptimasi. Setelah diperoleh model yang
memenuhi setiap persyaratan, maka gaya-gaya dalam dari dinding penahan tanah
dapat diperoleh dari software dan dijadikan acuan untuk penulangan dinding
penahan tanah.
III.6 Desain Fondasi
Secara umum, pendesainan fondasi bertujuan untuk menentukan jenis, dimensi,
jumlah, serta penulangan dari fondasi yang akan digunakan pada proyek Stadion Kediri
di Tugas Besar kali ini. Proses pendesainannya akan meliputi analisis daya dukung
aksial, baik itu untuk tiang tunggal maupun grup tiang, serta besarnya deformasi dan
faktor keamanan yang dihasilkan untuk besaran beban yang bekerja.
III.6.1. Analisis Daya Dukung Aksial Tunggal
Analisis daya dukung aksial meliputi daya dukung aksial tekan dan tarik yang
dimiliki oleh suatu tiang. Perhitungan daya dukung aksial tekan akan meliputi
perhitungan tahanan friksi dan tahanan ujung dari suatu tiang dengan diameter dan
panjang efektif tertentu. Perhitungan daya dukung aksial tarik akan meliputi
perhitungan tahanan friksi seperti halnya pada perhitungan daya dukung aksial
tekan, namun akan dikalikan dengan suatu faktor reduksi. Mengacu kepada faktor
keaman yang sudah ditentukan, kapasitas aksial yang diperoleh, serta besarnya
beban yang bekerja maka dapat ditentukan jumlah tiang yang diperlukan untuk satu
kolom.
52
III.6.2. Analisis Daya Dukung Lateral Tunggal
Analisis daya dukung lateral dilakukan untuk memastikan bahwa tiang fondasi,
dengan dimensi yang telah ditentukan sebelumnya pada analisis daya dukung aksial,
menghasilkan deformasi lateral dan faktor keamanan yang memenuhi persyaratan
yang ada. Analisis ini akan dilakukan dengan menggunakan bantuan software Ensoft
LPILE. Pada software tersebut, akan dicari besarnya kapasitas tiang tunggal ketika
diberi deformasi tertentu. Setelah itu, mengacu kepada faktor keamanan yang sudah
ditentukan, daya dukung lateral yang diperoleh, serta besarnya beban yang bekerja
maka dapat ditentukan jumlah tiang yang diperlukan untuk satu kolom.
III.6.3. Analisis Daya Dukung Grup Tiang
Analisis daya dukung grup tiang diawali dengan menentukan konfigurasi tiang
berdasarkan jumlah tiang yang telah diperoleh dari analisis daya dukung aksial dan
lateral tiang tunggal. Analisis ini dilakukan dengan bantuan software Ensoft
GROUP dan ETABS.
Pengecekan daya dukung aksial grup tiang dilakukan dengan mengalikan
kapasitas total grup tiang dalam satu pile cap dengan efisiensi (tergantung
konfigurasi yang digunakan), kemudian dibandingkan dengan beban bekerja. Selain
itu, gaya yang diterima masing-masing tiang tidak lah sama besar, sehingga perlu
dipastikan bahwa tiang yang menerima gaya terbesar tetep memiliki kapasitas yang
menghasilkan faktor keamanan sesuai persyaratan. Gaya yang diterima masingmasing tiang dapat diperoleh melalui software.
Pengecekan daya dukung lateral grup tiang dilakukan dengan software. Analisis
dilakukan dengan terlebih dahulu memasukan besarnya beban yang bekerja pada
suatu pile cap. Hasil yang diperoleh dari pengolahan ini adalah deformasi lateral dan
geser yang dialami pile cap.
III.6.4. Analisis Penurunan Tanah (Settlement)
Analisis penurunan tanah dilakukan untuk masing-masing jenis konfigurasi tiang
fondasi yang direncanakan. Besarnya penurunan yang dialami oleh fondasi harus
53
dipastikan memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan sebelumnya. Setelah itu,
perlu diperiksa juga besarnya perbedaan penurunan / differential settlement yang
dialami oleh masing-masing kolom. Nilai differential settlement tersebut juga perlu
dipastikan memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan sebelumnya.
III.6.5. Desain Penulangan Pile Cap dan Tiang Fondasi
Penulangan dilakukan dengan menggunakan kombinasi pembebanan LRFD,
yang kemudian akan dimodelkan pada software ETABS dan Ensoft GROUP.
Pemodelan dilakukan untuk mengetahui besarnya gaya dalam yang dimiliki oleh
tiang fondasi dan pile cap untuk beban yang bekerja. Penulangan pile cap dan tiang
fondasi dilakukan untuk masing-masing jenis konfigurasi tiang yang ada.
54
BAB IV
INTREPETASI DATA TANAH DAN KLASIFIKASI SITUS
IV.1 Profil Tanah
Penyusunan profil tanah pada proyek Stadion Kediri di Tugas Akhir kali ini
dilakukan berdasarkan data hasil investigasi lapangan. Data hasil investigasi lapangan
yang digunakan berupa 2 bore log yang merepresentasikan kondisi di dua titik yang
terpisah sejauh 140 m.
Gambar IV.1 Lokasi Bore Hole yang Digunakan
Mengacu ke Tabel 2.1, klasifikasi tanah dilakukan berdasarkan konsistensi tanah
yang ditentukan dari nilai NSPT. Berikut merupakan bore log yang digunakan:
55
Tabel IV.1 Data NSPT dari BH-01
KEDALAMAN (m)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
-
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
50
H (m)
NSPT
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
5
4
5
2
3
7
11
13
13
17
25
27
27
27
29
30
31
32
34
35
37
40
50
50
JENIS TANAH
MEDIUM CLAY
SOFT CLAY
STIFF CLAY
VERY STIFF CLAY
HARD CLAY
Tabel IV.2 Data NSPT dari BH-02
KEDALAMAN (m)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
-
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
H (m)
NSPT
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
5
3
4
3
4
9
12
15
15
17
JENIS TANAH
MEDIUM CLAY
SOFT CLAY
STIFF CLAY
56
KEDALAMAN (m)
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
-
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
50
H (m)
NSPT
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
18
19
21
24
27
29
30
31
32
50
60
60
60
60
JENIS TANAH
VERY STIFF CLAY
HARD CLAY
Gambar IV.2 Grafik NSPT vs Kedalaman dari BH-01 dan BH-02
57
Nilai NSPT dari kedua bore hole kemudian akan dirata-ratakan untuk masing-masing
kedalaman. Nilai NSPT rata-rata ini yang kemudian akan dijadikan acuan dalam
membuat profil tanah. Berikut merupakan hasil perhitungan nilai NSPT rata-rata beserta
profil tanah yang dihasilkan:
Tabel IV.3 Data NSPT Rata - Rata
KEDALAMAN (m)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
-
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
50
H (m)
NSPT
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
5
3
4
2
3
8
11
14
14
17
21
23
24
25
28
29
30
31
33
42
48
50
55
55
JENIS TANAH
MEDIUM CLAY
SOFT CLAY
STIFF CLAY
VERY STIFF CLAY
HARD CLAY
58
Gambar IV.3 Grafik NSPT vs Kedalaman dari BH-01, BH-02, dan Hasil Rata-Rata
59
Gambar IV.4 Profil Tanah
60
IV.2 Parameter Tanah
Berdasarkan hasil pengujian laboratorium dari BH-01 dan BH-02, hanya diperoleh
data di 3 titik dengan kedalaman berbeda (titik terdalam terletak pada 12 m dari
permukaan tanah). Berikut merupakan hasil pengujian laboratorium untuk masingmasing bore hole:
Tabel IV.4 Hasil Pengujian Laboratorium dari BH-01 dan BH-02
BH - 01
USCS
Gs
BH - 02
1,5 - 2
(m)
7,5 - 8
(m)
11,5 12 (m)
3,5 - 4
(m)
7,5 - 8
(m)
11,5 12 (m)
CL
CH
CH
CH
CH
CH
2,684
2,594
2.6798
2.5751
2.5839
2,579
Unit Weight & Moisture Content
w (%)
30.2
42.21
46.63
52.09
29.14
44.75
m (Mg/m3)
1,811
1.661
1,619
1,595
1,742
1.642
d (Mg/m )
1.391
1.168
1,104
1,049
1,349
1,135
Void Ratio ( e )
Porosity (n)
0.93
0.48
1.2
0.55
0.134
0.57
1.46
0.6
0.99
0.5
1.29
0.66
3
Atterberg Limits
LL (%)
46.3
115.55
107.37
116.34
39.65
106.47
PL (%)
24.67
32.37
31.54
33.52
20.89
30.66
PI (%)
21.63
83.18
75.83
82.82
18.76
75.91
Particle Size Distribution
5.78
0
0
0
30.53
0.66
0.38
0.18
19.96
16.41
30.77
15.63
43.73
82.93
68.85
84.19
Consolidation
0
42.36
31.61
26.03
0
0.4
31.66
67.96
0.0015
0.00232
0.0017
0.365
0.438
1.413
1,378
Triaxial UU
0.467
1,407
0.263
1,547
0.403
1.493
GRAVEL (%)
SAND (%)
SILT (%)
CLAY (%)
Cv (cm2/sec)
0.00239
Cc
Pc
0.261
1.294
Cu (kN/m2)
19
23.9
32
53.6
17.7
32.2

11.54
6.72
5.26
5.75
16.85
6.59
0.00193
0.00165
61
Data hasil pengujian laboratorium di atas belum lah cukup untuk dapat digunakan
dalam proses desain, baik dari sisi kelengkapan data di setiap kedalaman maupun
kelengkapan jenis parameter yang tersedia. Oleh karena itu, perlu dilakukan korelasikorelasi berdasarkan data-data yang sudah tersedia untuk melengkapi parameter tanah
yang akan digunakan untuk desain.
Mengacu pada sub-bab II.1, terdapat 2 jenis korelasi dari nilai NSPT untuk mencari
kuat geser niralir (undrained shear strength) yang dapat digunakan. Maka perlu
dibandingkan nilai undrained shear strength yang diperoleh berdasarkan kedua
korelasi dengan nilai yang diperoleh dari hasil pengujian laboratorium untuk masingmasing titik. Persamaan yang memberikan hasil paling mendekati dengan hasil
laboratorium akan digunakan dalam menentukan undrianed shear strength di
kedalaman-kedalaman yang belum diketahui. Berdasarkan perbandingan yang telah
dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar IV.5 Perbandingan Persamaan Terzaghi dan Data Uji Lab
62
Gambar IV.6 Perbandingan Persamaan Stroud dan Data Uji Lab
Berdasarkan Gambar IV.4 dan Gambar IV.5, maka dapat disimpulkan bahwa
persamaan Stround lah yang memberikan nilai paling mendekati hasil pengujian
laboratorium. Oleh karena itu, maka persamaan Stroud yang akan digunakan sebagai
korelasi antara NSPT dengan undrained shear strength.
Mengacu kepada korelasi-korelasi yang sudah dijelaskan sebelumnya pada sub-bab
II.1, berikut merupakan hasil perhitungan parameter tanah yang akan digunakan pada
proses pendesainan berikutnya:
63
Tabel IV.5 Parameter Tanah Kondisi Niralir (Undrained)
KEDALAMAN
(m)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
-
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
50
H
(m)
NSPT
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
5
3
4
2
3
8
11
14
14
17
21
23
24
25
28
29
30
31
33
42
48
50
55
55
NAVERAGE
JENIS
TANAH
sat
(kN/m3)
cu
(kN/m2)
U
(o )
Eu
(kN/m2)
µu
Permeabilitas
(cm/s)
kstatic
(kN/m3)
Ι›50
4.5
MEDIUM
CLAY
17.42
32
0
12000
0.25
10-5
27801.38
0.01
3
SOFT CLAY
15.95
17.7
0
7000
0.20
10-5
8340.41
0.02
13
STIFF CLAY
19
78
0
25000
0.30
10-4
139006.89
0.007
26
VERY STIFF
CLAY
20
158
0
50000
0.40
10-4
278013.78
0.005
47
HARD
CLAY
21
282
0
70000
0.45
10-4
556027.56
0.004
64
Tabel IV.6 Parameter Tanah Kondisi Teralir (Drained)
KEDALAMAN
(m)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
-
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
50
H
(m)
NSPT
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
5
3
4
2
3
8
11
14
14
17
21
23
24
25
28
29
30
31
33
42
48
50
55
55
NAVERAGE
JENIS TANAH
d
(kN/m3)
c'
(kN/m2)
' (o)
Ed
(kN/m2)
µd
Permeabilitas
(cm/s)
kstatic
(kN/m3)
Ι›50
4.5
MEDIUM
CLAY
13
16.67
20.95
6000
0.25
10-5
27801.38
0.01
3
SOFT CLAY
11
9.95
19.77
3500
0.20
10-5
8340.41
0.02
13
STIFF CLAY
14.5
30.00
24.32
15000
0.30
10-4
139006.89
0.007
26
VERY STIFF
CLAY
15
40.00
26.79
25000
0.35
10-4
278013.78
0.005
47
HARD CLAY
17
50.00
26.79
40000
0.35
10-4
556027.56
0.004
65
IV.3 Penentuan Klasifikasi Situs
Penentuan klasifikasi situs proyek Stadion Kediri di Tugas Besar kali ini akan
dilakukan berdasarkan data NSPT dan juga kuat geser niralir (undrained shear
strength) yang telah diperoleh sebelumnya. Nilai NSPT yang digunakan merupakan nilai
NSPT hasil rata-rata dari kedua bore hole yang ada. Perhitungan akan dilakukan hanya
sampai kedalaman 30 m dari permukaan tanah sesuai dengan persyaratan yang
dinyatakan pada SNI 1726: 2012 mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Berdasarkan persamaan II.4 dan
II.5 serta data yang sudah diperoleh sebelumnya, berikut merupakan proses
perhitungan untuk menentukan klasifikasi situs beserta contoh perhitungannya:
Tabel IV.7 Penentuan Klasifikasi Situs
NSPT
d/NSPT
su
0.5
0.063
0.4
0.063
0.667
0.113
0.5
0.113
1
0.113
0.667
0.113
0.25
0.026
0.182
d/su
0.026
0.143
0.026
0.143
0.026
0.118
0.026
0.095
0.013
0.087
0.013
0.083
0.013
0.080
0.013
Total
4.914
Total
d (m)
30
d (m)
0.756
30
2
N (blow)
6.105
su (kN/m )
39.696
Kelas Situs
SE
Kelas Situs
SE
66
π‘π‘Žπ‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’
𝑠𝑒−π‘Žπ‘£π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘”π‘’ =
∑𝑛𝑖=1 𝑑𝑖
30
=
=
= 6.105 → < 15
𝑑
4.914
∑𝑛𝑖=1 𝑖
𝑁𝑖
∑𝑛𝑖=1 𝑑𝑖
30
=
= 39.696 π‘˜π‘⁄ 2 → < 50 π‘˜π‘⁄ 2
π‘š
π‘š
𝑑𝑖
0.756
𝑛
∑𝑖=1
𝑠𝑒−𝑖
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh bahwa perhitungan yang dilakukan
berdasarkan nilai NSPT maupun undrained shear strength menghasilkan klasifikasi
situs yang sama. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi situs dari proyek
Stadion Kediri di Tugas Besar kali ini adalah SE (tanah lunak).
67
BAB V
DESAIN DAN ANALISIS DINDING PENAHAN TANAH
V.1 Preliminary Design Panjang Penetrasi
Preliminary design dari panjang penetrasi dinding diafragma dilakukan dengan
menggunakan metode free earth. Prinsip dari metode ini adalah iterasi nilai panjang
penetrasi hingga dihasilkan kesetimbangan momen dari gaya-gaya akibat tekanan aktif
maupun pasif yang bekerja pada dinding yang bernilai mendekati satu (harus > 1).
Perlu dipastikan juga bahwa keamanan terhadap gesernya pun bernilai lebih dari 1.
Hasil perhitungan preliminary design panjang penetrasi ini nantinya akan menjadi
acuan dalam pemodelan di Plaxis 2D dan akan dioptimasi dengan bantuan software
tersebut.
Pekerjaan galian pada tanah lempung umumnya mengalami kondisi kritis ketika
besar perubahan air porinya sudah mendekati 0 atau biasa disebut kondisi teralir
(drained). Namun, tetap perlu diperiksa kondisi niralir (undrained) untuk memastikan
bahwa galian berada dalam kondisi aman sesuai persyaratan, khususnya pada tanah
lempung lunak (soft clay). Berikut merupakan perhitungan tegangan horizontal untuk
kondisi drained dan juga undrained:
68
Tabel V.1 Perhitungan Tegangan Horizontal Kondisi Drained
KONDISI DRAINED
KEDALAMAN
(m)
TEKANAN AKTIF
H
(m)

(kN/m3)
c'
(kN/m2)
' (o)
σver
(kN/m3)
TEKANAN PASIF
Ka
σw
(kN/m3)
σa
(kN/m3)
σver
(kN/m3)
Kp
σw
(kN/m3)
σp
(kN/m3)
'h
(kN/m2)
0
-
0
0
13.00
16.67
18.9
10
0.510
0
0
0
0
-
1.5
1.5
13.00
16.67
18.9
14.785
0.510
0
0
0
1.5
-
4
2.5
17.42
16.67
20.9
33.81
0.473
24.525
17.597
17.597
4
-
4
0
15.95
9.95
19.8
33.81
0.495
24.525
27.253
27.253
4
-
8.5
4.5
15.95
9.95
19.77
61.44
0.495
68.670
85.062
78.639
8.5
-
8.5
0
15.95
9.95
19.77
61.44
0.495
68.670
85.062
0
2.022
0
21.318
63.744
8.5
-
12
3.5
15.95
9.95
19.77
82.93
0.495
103.005
130.024
21.49
2.022
34.335
99.110
30.914
12
-
12
0
19
30.00
24.32
82.93
0.417
103.005
98.827
21.49
2.400
34.335
147.469
-48.643
12
-
23
11
19
30.00
24.32
184.02
0.417
210.915
248.850
122.58
2.400
142.245
498.038
-249.188
Gambar V.1 Grafik Tegangan Horizontal vs Kedalaman (Drained)
69
Tabel V.2 Perhitungan Tegangan Horizontal Kondisi Undrained
KONDISI UNDRAINED
KEDALAMAN
(m)
H
(m)
g
(kN/m3)
cu
(kN/m2)
f
(o )
TEKANAN AKTIF
σver
(kN/m3)
TEKANAN PASIF
Ka
σw
(kN/m3)
σa
(kN/m3)
σver
(kN/m3)
Kp
σw
(kN/m3)
σp
(kN/m3)
s'h
(kN/m2)
0
-
0
0
13
32
0
10
1
0
0
0
0
-
1.5
1.5
13
32
0
14.785
1
0
0
0
1.5
-
4
2.5
17.42
32
0
33.81
1
24.525
0
0
4
-
4
0
15.95
17.7
0
33.81
1
24.525
22.935
22.935
4
-
8.5
4.5
15.95
17.7
0
61.44
1
68.670
94.710
86.735
8.5
-
8.5
0
15.95
17.7
0
61.44
1
68.670
94.710
0
1
0
36.400
58.310
8.5
-
12
3.5
15.95
17.7
0
82.93
1
103.005
150.535
21.49
1
34.335
92.225
58.310
12
-
12
0
19.00
78
0
82.93
1
103.005
29.935
21.49
1
34.335
212.825
-182.890
12
-
20
8
19.00
78
0
156.45
1
181.485
181.935
95.01
1
112.815
364.825
-182.890
Gambar V.2 Grafik Tegangan Horizontal vs Kedalaman (Undrained)
70
Berdasarkan penentuan panjang penetrasi dan perhitungan tekanan aktif – pasif pada
dinding untuk kedua kondisi, akan dihitung nilai keamanan terhadap geser dan momen.
Besarnya gaya yang bekerja pada dinding akibat tekanan aktif-pasif dapat ditentukan
dengan menghitung luas dari diagram tegangan yang ada. Dalam kondisi ini, yang
bertindak sebagai tahanan adalah gaya-gaya akibat tekanan pasif tanah, sedangkan
yang bertindak sebagai beban. Berikut merupakan hasil perhitungannya:
Gambar V.3 Segmentasi Perhitungan Gaya Kondisi Drained
Tabel V.3 Perhitungan Geser dan Momen Kondisi Drained
NO
F (kN/m)
L (m)
M (kN-m/m)
1
21.996
19.833
436.253
2
122.640
17
2054.221
3
130.069
16.000
2081.105
4
57.452
13.333
766.022
5
108.200
12.75
1379.550
6
-535.069
5.5
-2942.881
7
-1102.997
3.7
-4044.323
FSGeser
3.72
FSMomen
1.04
71
Gambar V.4 Segmentasi Perhitungan Gaya Kondisi Undrained
Tabel V.4 Perhitungan Geser dan Momen Kondisi Undrained
NO
F (kN/m)
L (m)
M (kN-m/m)
1
103.208
14
1419.103
2
161.5
13.00
2099.419
3
204.085
10
1989.829
4
-1463.120
4
-5852.480
FSGeser
3.12
FSMomen
1.06
Hasil perhitungan di atas sudah menunjukkan bahwa nilai faktor keamanan yang
diperoleh, baik terhadap momen maupun geser, untuk kedua kondisi sudah lebih besar
dari 1. Hal lain yang dapat disimpulkan adalah, perhitungan pada kondisi drained
menunjukkan bahwa dibutuhkannya panjang penetrasi yang lebih panjang
dibandingkan kondisi undrained. Oleh karena itu, panjang penetrasi yang akan
digunakan sebagai acuan awal sebelum dioptimasi adalah 23 m.
V.2 Pemodelan Dinding Diafragma dan Sistem Perkuatannya
Setelah diperoleh panjang penetrasi awal yang dijadikan acuan awal, dilakukan
pemodelan pada software Plaxis2D. Sub-bab ini akan membahas hal-hal yang
berkaitan dengan pemodelan dinding diafragma dan sistem perkuatannya.
72
V.2.1. Properti Dinding Diafragma
Sebelum memulai pemodelan, terlebih dahulu kita harus mendefinisikan properti
dari dinding diafragma yang direncanakan pada software. Berikut merupakan
perhitungan dari properti dinding diafragma yang didesain:
a. Modulus elastisitas (E)
Dinding diafragma didesain dengan nilai fc’ = 40 MPa, sehingga nilai
modulus elastisitas dari dinding diafragma adalah sebagai berikut:
𝐸 = 4700 √𝑓𝑐 ′
(𝑉. 1)
𝐸 = 4700 √40 = 29725,41 π‘€π‘ƒπ‘Ž = 29725410,01 π‘˜π‘⁄π‘š 2
b. Luas penampang dinding per m (A)
Dinding diafragma direncanakan dengan tebal 0.8 m, sehingga luas
penampang dinding per m adalah sebagai berikut:
𝐴=𝑏π‘₯𝑑
𝐴 = 1 π‘₯ 0.8 = 0.8 π‘š
(𝑉. 2)
2
c. Momen inersia penampang per m (I)
Momen inersia penampang dari dinding dengan tebal 0.6 m adalah sebagai
berikut:
𝐼=
𝐼=
1
𝑏 β„Ž3
12
(𝑉. 3)
1
1 0.83 = 0.0427 π‘š 4
12
d. Berat dinding per satuan panjang (w)
Momen inersia penampang dari dinding dengan tebal 0.6 m adalah sebagai
berikut:
73
𝑀 = 𝛾π‘₯𝑑
(𝑉. 4)
𝑀 = 24 π‘₯ 0.8 = 19.2 π‘˜π‘⁄π‘š⁄
π‘š
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diperoleh properti dinding
diafragma yang akan didefinisikan di software sebagai berikut:
Tabel V.5 Properti Dinding Diafragma
fc '
40
MPa
Ec
29725410
kN/m2
t
0.8
m
EA
23780328
kN/m
I
0.0427
m4/m
w
19.2
kN/m/m
EI
1268284.16
kNm2/m
V.2.2. Pemodelan Tahapan Konstruksi
Mengacu kepada SNI 8460: 2017 mengenai Persyaratan Perancangan Geoteknik,
dalam analisis galian perlu dimodelkan beban 10 kPa sepanjang 10 m di luar galian.
Pemodelan tahapan konstruksi dilakukan dengan menggunakan parameter
undrained. Hal ini dikarenakan selang waktu antara selesainya pekerjaan pertama
dengan pekerjaan berikutnya tidaklah cukup untuk menghasilkan kondisi dimana
perubahan air pori bernilai mendekati 0. Namun pada kondisi final, dimana setiap
tahapan konstuksi sudah selesai, akan diperiksa untuk parameter undrained dan juga
drained.
Pemodelan tahapan konstruksi yang dilakukan pada software menunjukkan
bahwa diperlukannya panjang penetrasi sebesar 7.5 m (total panjang dinding = 16
m), dimana nilai ini lebih kecil dari yang dihasilkan preliminary design. Selain itu,
dari proses pemodelan yang dilakukan pun menunjukkan bahwa dibutuhkan 3 buah
angkur. Berikut merupakan pemodelan tahapan konstruksi yang dilakukan:
74
a. Pengaktifan beban 10 kPa dan instalasi dinding diafragma
Gambar V.5 Pengaktifan Beban 10 kPa dan Instalasi Dinding Diafragma
b. Pekerjaan galian tahap 1 hingga elevasi -2 m dan dewawtering hingga elevasi
-3 m
Gambar V.6 Pekerjaan Galian dan Dewatering Tahap 1
75
c. Pemasangan angkur pertama pada elevasi -1 m
Gambar V.7 Pemasangan Angkur Pertama
d. Pekerjaan galian tahap 2 hingga elevasi -4 m dan dewatering hingga elevasi
-5 m
Gambar V.8 Pekerjaan Galian dan Dewatering Tahap 2
76
e. Pemasangan angkur kedua pada elevasi -3.5 m
Gambar V.9 Pemasangan Angkur Tanah Kedua
f. Pekerjaan galian tahap 3 hingga elevasi -7 m dan dewatering hingga elevasi
-8 m
Gambar V.10 Pekerjaan Galian dan Dewatering Tahap 3
77
g. Pemasangan angkur ketiga pada elevasi -6.5 m
Gambar V.11 Pemasangan Angkur Tanah Ketiga
h. Pekerjaan galian tahap 4 hingga elevasi -8.5 m dan dewatering hingga elevasi
-9.5 m
Gambar V.12 Pekerjaan Galian dan Dewatering Tahap 4
78
V.2.3. Pemodelan Beban Gempa
Mengacu kepada Gambar II.1, diketahui bahwa percepatan gempa di batuan
dasar (PGA) pada lokasi proyek Stadion Kediri adalah 0.25 – 0.3 g. Maka, dalam
pengerjaan Tugas Besar kali ini akan dipilih nilai PGA = 0.275 g. Kemudian pada
Bab III telah diketahui bahwa klasifikasi situs dari lokasi proyek ini adalah SE
(tanah lunak). Berdasarkan Tabel II.9, nilai PGA = 0.275 dan klasifikasi situs SE
akan menghasilkan faktor amplifikasi sebagai berikut:
𝐹𝑃𝐺𝐴 =
(0.275 − 0.2)π‘₯ (1.2 − 1.7)
+ 1.7
(0.3 − 0.2)
(𝑉. 5)
𝐹𝑃𝐺𝐴 = 1.325
Nilai di atas akan dibandingkan dengan data digital arcGIS untuk memastikan
bahwa nilai yang digunakan sesuai dengan kondisi aktualnya. Data tersebut
diperoleh dari sebuah jurnal dengan judul Development of Nationwide Surface
Spectra Acceleration Maps for Earthquake Resistant Design of Bridges Based on
The National Hazard Maps of Indonesia 2017. Koordinat lokasi proyek menjadi
input dalam menentukan besarnya percepatan gempa yang diinginkan. Proyek kediri
ini sendiri terletak di -7.82949094897531 (Lat) dan 111.99997699450978 (Lng).
Gambar V.13 Pengecekan nilai PGA dengan Data Digital ArcGIS
79
Berdasarkan pengecekan yang dilakukan, diperoleh besarnya PGA = 0.357.
Karena nilai ini lebih besar dibandingkan perhitungan manual, maka nilai tersebut
yang akan digunakan untuk desain dalam kondisi gempa.
Pada pengerjaan Tugas Besar kali ini, dinding diafragma akan didukung dengan
sistem perkuatan berupa angkur. Dengan kata lain, kedua ujung dari dinding
diafragma akan terkekang sehingga tergolong ke dalam non-yielding walls.
Mengacu kepada sub-bab II.5, perhitungan beban gempa pada non-yielding walls
dilakukan dengan menggunakan metode Woods. Berdasarkan nilai PGA dan faktor
amplifikasi yang telah diperoleh sebelumnya, maka besarnya beban gempa yang
bekerja pada dinding adalah sebagai berikut:
π‘˜β„Ž = 0.5 π‘₯ 𝐹𝑃𝐺𝐴 π‘₯ 𝑃𝐺𝐴
(𝑉. 6)
π‘˜β„Ž = 0.5 π‘₯ 1.325 π‘₯ 0.357 = 0.237 𝑔
0.5 π‘₯
π‘˜β„Ž
0.237 𝑔
π‘₯ 𝛾 π‘₯ 𝐻 = 0.5 π‘₯
π‘₯ 17.97 π‘₯ 16
𝑔
𝑔
π‘˜β„Ž
π‘₯ 𝛾 π‘₯ 𝐻 = 34.071 π‘˜π‘⁄π‘š
⁄π‘š
𝑔
π‘˜β„Ž
0.237 𝑔
1.5 π‘₯ π‘₯ 𝛾 π‘₯ 𝐻 = 1.5 π‘₯
π‘₯ 17.97 π‘₯ 16
𝑔
𝑔
(𝑉. 7)
0.5 π‘₯
1.5 π‘₯
(𝑉. 8)
π‘˜β„Ž
π‘₯ 𝛾 π‘₯ 𝐻 = 102.213 π‘˜π‘⁄π‘š
⁄π‘š
𝑔
Beban gempa yang diperoleh dari perhitungan di atas akan dimodelkan sebagai
beban merata di sepanjang dinding pada Plaxis 2D. Ketika menganalisis kondisi
gempa, parameter yang digunakan adalah parameter undrained, karena selama
gempa berlangsung akan selalu ada air pori yang terdisipasi akibat beban gempa
yang diterima tanah. Selain itu, beban 10 kPa yang dimodelkan di awal harus di nonaktifkan pada saat analisis gempa. Berikut merupakan pemodelan beban gempa
yang dilakukan pada Plaxis 2D:
80
Gambar V.14 Pemodelan Beban Gempa
V.3 Stabilitas Dinding Diafragma dan Sistem Perkuatannya
Pemeriksaan stabilitas dilakukan dengan memastikan bahwa desain dinding
diafragma serta sistem perkuatan yang telah dilakukan sebelumnya, menghasilkan nilai
faktor keamanan dan deformasi yang memenuhi ketentuan. Pada sub-bab ini akan
dibahas mengenai pemeriksaan stabilitas dinding diafragma dan sistem perkuatannya.
V.3.1. Stabilitas Tahapan Konstruksi Dinding Diafragma
Berdasarkan pemodelan yang telah dilakukan sebelumnya, berikut merupakan
besarnya deformasi yang faktor keamanan yang diperoleh pada masing-masing
tahapan konstruksi dan kondisi, serta bidang runtuh yang dihasilkannya:
Tabel V.6 Faktor Keamanan Dinding Diafragma
KONDISI
Undrained
Drained
SYARAT
SF
CEK
Galian 1
1.5
3.43
OKAY!
Angkur 1
1.5
4.2
OKAY!
Galian 2
1.5
2.69
OKAY!
Angkur 2
1.5
2.59
OKAY!
Galian 3
1.5
1.87
OKAY!
Angkur 3
1.5
1.93
OKAY!
Galian 4
1.5
1.75
OKAY!
1.5
1.7
OKAY!
81
Gambar V.15 Bidang Runtuh - Galian Tahap 1
Gambar V.16 Bidang Runtuh - Pemasangan Angkur Pertama
Gambar V.17 Bidang Runtuh - Galian Tahap 2
82
Gambar V.18 Bidang Runtuh - Pemasangan Angkur Kedua
Gambar V.19 Bidang Runtuh – Galian Tahap 3
Gambar V.20 Bidang Runtuh – Pemasangan Angkur Ketiga
83
Gambar V.21 Bidang Runtuh – Galian Tahap 4
Gambar V.22 Bidang Runtuh – Kondisi Drained
Selain pemeriksaan faktor keamanan, dilakukan pula pemeriksaan deformasi
lateral yang dialami oleh dinding selama tahapan konstruksi. Lokasi proyek Stadion
Kediri tidak berada di daerah yang padat sekitarnya dan memiliki lapisan tanah
lunak. Mengacu kepada Tabel II.11, untuk lokasi proyek yang terletak cukup jauh
dari bangunan lain di sekitarnya dan memiliki lapisan tanah lunak tergolong
kedalam Zona 3 Tipe B dengan batas deformasi lateral yang diizinkan sebesar 1%
tinggi galian. Dalam proyek ini, tinggi galian yang dibutuhkan adalah 8.5 m,
sehingga besarnya deformasi lateral yang diizinkan adalah 85 mm.
Berdasarkan pemodelan yang telah dilakukan sebelumnya, berikut merupakan
besar deformasi lateral yang dialami oleh dinding diafragma pada setiap tahapan
konstruksi dan kondisi:
84
Tabel V.7 Deformasi Lateral Dinding di Setiap Tahapan Konstruksi
DEFORMASI LATERAL DINDING (mm)
KEDALAMAN
(m)
GALIAN 1
ANGKUR
1
GALIAN 2
ANGKUR
2
GALIAN 3
ANGKUR
3
GALIAN 4
0
54.01
16.481
50.373
29.737
58.496
49.3
60.165
0.5
52.656
17.065
50.858
30.71
59.96
50.634
61.737
1
51.302
17.648
51.343
31.684
61.423
51.968
63.309
1.5
49.945
18.245
51.841
32.672
62.9
53.316
64.896
2
48.584
18.827
52.313
33.646
64.358
54.65
66.467
2.75
46.538
19.644
52.923
35.052
66.472
56.597
68.763
3.5
44.492
20.37
53.366
36.376
68.465
58.461
70.964
3.75
43.81
20.589
53.467
36.803
69.106
59.069
71.68
4
43.128
20.796
53.544
37.218
69.727
59.664
72.382
5.25
39.723
21.644
53.544
39.061
72.452
62.407
75.602
6.5
36.346
22.153
52.879
40.387
74.335
64.636
78.189
6.75
35.676
22.211
52.663
40.578
74.586
65.014
78.619
7
35.008
22.254
52.421
40.742
74.794
65.365
79.014
7.5
33.68
22.298
51.859
40.99
75.074
65.978
79.69
8
32.365
22.286
51.198
41.133
75.176
66.465
80.201
10.25
26.655
21.591
47.16
40.511
73.529
66.957
80.308
12
22.617
20.528
43.308
38.962
70.483
65.728
78.321
14
18.632
19.151
38.967
36.806
66.405
63.582
75.026
16
15.033
17.785
34.836
34.612
62.368
61.366
71.553
85
DEFORMASI LATERAL DINDING (TAHAPAN KONSTRUKSI)
Deformasi (mm)
.
15.
30.
45.
60.
75.
90.
0
1
2
3
Galian 1
4
Angkur 1
Kedalaman (m)
5
Galian 2
6
7
Angkur 2
8
Galian 3
9
Angkur 3
10
Galian 4
11
12
13
14
15
16
Gambar V.23 Deformasi Lateral Dinding di Setiap Tahapan Konstruksi
Tabel V.8 Deformasi Lateral Dinding – Kondisi Drained
KEDALAMAN
(m)
DEFORMASI
HORIZONTAL
(mm)
KEDALAMAN
(m)
DEFORMASI
HORIZONTAL
(mm)
0
60.247
6.5
78.576
0.5
61.845
6.75
79.014
1
63.443
7
79.418
1.5
65.056
7.5
80.110
2
66.653
8
80.637
2.75
68.987
10.25
80.806
3.5
71.226
12
78.859
3.75
71.954
14
75.564
4
72.668
16
72.018
86
DEFORMASI LATERAL DINDING
(KONDISI DRAINED)
Deformasi (mm)
40.
50.
60.
70.
80.
90.
0
1
2
3
4
Kedalaman (m)
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Gambar V.24 Deformasi Lateral Dinding – Kondisi Drained
Deformasi lateral maksimum yang dihasilkan pada kondisi undrained adalah
80.308 mm (Galian Tahap 4), sedangkan pada kondisi drained adalah 80.637 mm.
Kedua nilai tersebut bernilai lebih kecil dari batas deformasi izin untuk kondisi
statik, yakni 85 mm.
Berdasarkan pemodelan yang sudah dilakukan, masing-masing angkur dipasang
dengan sudut 40⁰ dan spasi horizontal 1.5 m. Besar prestress yang dilakukan adalah
350 kN untuk angkur pertama (A1), 300 kN untuk angkur kedua (A2), dan 275 kN
untuk angkur ketiga (A3). Kemudian akan diperiksa juga keamanan dinding
diafragma terhadap guling dan geser pada akhir konstruksi sebagai berikut:
87
Tabel V.9 Perhitungan Gaya dan Momen – Kondisi Akhir Konstruksi
NO
F (kN/m)
L (m)
M (kN-m/m)
1
21.996
12.833
282.281
2
122.640
10
1195.741
3
130.069
9.000
1170.622
4
57.452
6.333
363.860
5
108.200
5.75
622.150
6
-194.571
2
-389.141
7
-145.851
1.3
-194.468
A1
-350
15
-4021.7
A2
-300
12.5
-2872.667
A3
-275
9.5
-2001.291
Gambar V.25 Segmentasi Perhitungan Gaya – Kondisi Akhir Konstruksi
𝐹𝑆𝐺𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 =
𝐹𝑆𝐺𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 =
π‘€π‘‡π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘›π‘Žπ‘›
𝑀𝐺𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔
(𝑉. 9)
282.281 + 1195.74 + 1170.622 + 363.86 + 622.15
= 2.61
389.141 + 194.468 + 4021.7 + 2872.667 + 2001.291
πΉπ‘†πΊπ‘’π‘ π‘’π‘Ÿ =
𝐹𝑆𝐺𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 =
πΉπ‘‡π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘›π‘Žπ‘›
πΉπΊπ‘’π‘ π‘’π‘Ÿ
(𝑉. 10)
21.996 + 122.64 + 130.069 + 57.452 + 108.2
= 2.87
194.57 + 145.85 + 350 + 300 + 275
88
Mengacu kepada Tabel II.10, faktor keamanan minimum dinding diafragma
terhadap guling adalah 2 dan terhadap geser adalah 1.5. Maka, berdasarkan
perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa dinding diafragma aman terhadap
guling maupun geser.
V.3.2. Stabilitas Dinding Diafragma Kondisi Gempa
Berdasarkan pemodelan yang telah dilakukan sebelumnya, faktor keamanan dari
dinding diafragma yang diperoleh pada kondisi gempa adalah 1.26. Berikut
merupakan bidang runtuh pada kondisi gempa:
Gambar V.26 Bidang Runtuh – Kondisi Gempa
Stadion Kediri mempunyai kategori resiko struktur III. Mengacu kepada Tabel
II.12, batas deformasi lateral yang diizinkan sebesar 1.5% tinggi galian. Maka
besarnya deformasi lateral yang diizinkan untuk kondisi gempa adalah 127.5 mm.
Berikut merupakan besar deformasi lateral yang dialami oleh dinding diafragma
untuk kondisi gempa:
89
Tabel V.10 Deformasi Lateral Dinding – Kondisi Gempa
KEDALAMAN
(m)
DEFORMASI
KEDALAMAN
HORIZONTAL
(m)
(mm)
DEFORMASI
HORIZONTAL
(mm)
KEDALAMAN
(m)
DEFORMASI
HORIZONTAL
(mm)
0
117.9
3.5
105.15
7.5
88.25
0.5
116.10
4
103.23
8
85.85
1
114.30
5.25
98.23
10.25
74.16
1.5
112.50
6.5
92.85
12
64.28
2
110.70
6.75
91.72
14
52.65
2.75
107.95
7
90.58
16
41.03
KEDALAMAN VS DEFORMASI (GEMPA)
Deformasi (mm)
0
20
40
60
80
100
120
0
1
2
3
4
Kedalaman (m)
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Gambar V.27 Deformasi Lateral Dinding – Kondisi Gempa
90
Faktor keamanan 1.26 untuk kondisi gempa bernilai lebih besar dari faktor
keamanan minimum yang telah ditentukan, yakni 1.1. Deformasi lateral maskimum
yang dihasilkan pada kondisi gempa adalah 117.9 mm. Nilai tersebut lebih kecil dari
deformasi izin pada kondisi gempa, yakni 127.5 mm. Maka dari itu, dinding
diafragma yang didesain dapat dikatakan aman pada kondisi gempa.
V.3.3. Stabilitas Dinding Diafragma terhadap Basal Heave
Dalam perhitungan dinding diafragma, terdapat beberapa data yang perlu
diketahui terlebih dahulu. Berikut meruapakan data-data yang akan digunakan
dalam perhitungan stabilistas basal heave:
Tabel V.11 Parameter Perhitungan Basal Heave
H
T
B
8.5
29.5
69.6
m
m
m
Su-1
24.850
kN/m2
Su-2
112.760
kN/m2
q
10
kN/m2

16.685
kN/m3
Mengacu kepada persamaan II.21, diperoleh hasil perhitungan faktor keamanan
terhadap basal heave sebagai berikut:
𝐹𝑆𝑏 =
112.76 π‘₯ 5.7
= 4.443
24.85 π‘₯ 8.5
(16.685 π‘₯ 8.5) + 10 − (
)
29.5
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa faktor keamanan dinding diafragma yang
didesain terhadap basal heave adalah 4.443. Nilai ini lebih besar apabila
dibandingkan dengan faktor keamanan minimum yang telah ditentukan, yaitu 1.25.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa dinding diafragma yang didesain aman
terhadap keruntuhan basal heave.
91
V.3.4. Stabilitas Angkur Tanah
Pada pemodelan yang telah dilakukan sebelumnya, masing-masing angkur tanah
didesain dengan spasi horizontal 1.5 m dan sudut pengangkuran 40⁰. Masing-masing
grout (fixed length) terbenam pada lapisan dengan NSPT rata-rata 26 dan terletak
setidaknya sejauh 22 m dari permukaan tanah. Melalui Gambar V.15 – Gambar V.22
dan Gambar V.25, dapat disimpulkan bahwa masing-masing grout terletak di luar
bidang keruntuhan galian pada masing-masing tahapan pekerjaan dan kondisi. Maka
dari itu, dapat disimpulkan bahwa desain angkur yang dilakukan sudah sesuai
dengan persyaratan pemasangan angkur yang telah dijelaskan pada sub-bab II.6.3.
Kapasitas angkur, baik tendon (free length) dan grout (fixed length), juga harus
dipastikan memenuhi persyaratan yang ada. Masing-masing angkur tanah didesain
dengan dimensi grout yang sama, yaitu berdiameter 0.7 m dengan panjang 10 m.
Kapasitas tendon ditentukan oleh jumlah strand yang digunakan, mengacu pada
Tabel II.14. Berikut merupakan hasil perhitungan pengecekan kapasitas angkur dan
contoh perhitungannya untuk angkur pertama:
Tabel V.12 Pengeecekan Kapasitas Tendon
TENDON 1
L
TENDON 2
1.5
m
350
kN/m
525
kN
Strand
6
buah
Fmax
1116
kN
FS
CEK
FPlaxis
L
TENDON 3
1.5
m
300
kN/m
450
kN
Strand
5
buah
Fmax
930
kN
2.13
FS
OKAY!
CEK
FPlaxis
L
1.5
m
275
kN/m
412.5
kN
Strand
5
buah
Fmax
930
kN
2.07
FS
2.25
OKAY!
CEK
OKAY!
FPlaxis
92
Tabel V.13 Pengeecekan Kapasitas Grout
GROUT 1
GROUT 2
GROUT 3
d
0.7
m
d
0.6
m
d
0.5
m
Ls
10
m
Ls
10
m
Ls
10
m
2
2
As
21.991
m
As
18.850
m
As
15.708
m2
Su-average
145
kPa
Su-average
158
kPa
Su-average
158
kPa

0.5

0.5

0.5
Rult
1598.866
kN
Rult
1491.471
kN
Rult
1242.893
kN
FPlaxis
525
kN
FPlaxis
450
kN
FPlaxis
412.5
kN
FS
3.045
FS
3.314
FS
3.013
CEK
OKAY!
CEK
OKAY!
CEK
OKAY!
πΉπ‘†π‘‘π‘’π‘›π‘‘π‘œπ‘› =
πΉπ‘†π‘‘π‘’π‘›π‘‘π‘œπ‘› =
πΉπ‘†π‘”π‘Ÿπ‘œπ‘’π‘‘ =
πΉπ‘†π‘”π‘Ÿπ‘œπ‘’π‘‘ =
πΉπ‘šπ‘Žπ‘₯
πΉπ‘π‘™π‘Žπ‘₯𝑖𝑠
(𝑉. 11)
1116
= 2.13
350 π‘₯ 1,5
𝑅𝑒𝑙𝑑
𝛼 𝐴𝑠 𝑠𝑒
=
πΉπ‘π‘™π‘Žπ‘₯𝑖𝑠
πΉπ‘π‘™π‘Žπ‘₯𝑖𝑠
(𝑉. 12)
0.5 π‘₯ (πœ‹ π‘₯ 0.7 π‘₯ 10) π‘₯ 145
= 3.045
350 π‘₯ 1.5
V.4 Penulangan Dinding Diafragma
Berdasarkan pemodelan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diperoleh gayagaya dalam dari dinding diafragma (momen, gaya geser, dan gaya normal) pada setiap
tahapan konstruksi dan kondisi. Penulangan dinding diafragma dilakukan mengacu
kepada gaya dalam dari dinding diafragma terbesar atau pada kondisi paling kritis.
Berikut merupakan gaya dalam dinding diafragma pada masing-masing tahapan dan
kondisi:
93
MOMEN VS KEDALAMAN
Momen (kNm/m)
-100
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
100
300
500
700
900
1100
Kedalaman (m)
-300
Gempa
Galian 1
Galian 2
Galian 3
Galian 4
DRAINED
Gambar V.28 Momen Dinding Diafragma – Kondisi Gempa
GAYA GESER VS KEDALAMAN
Gaya Geser (kN/m)
-400
-200
0
Kedalaman (m)
-600
200
400
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Gempa
Galian 1
Galian 2
Galian 3
Galian 4
DRAINED
Gambar V.29 Gaya Geser Dinding Diafragma – Kondisi Gempa
94
GAYA NORMAL VS KEDALAMAN
Gaya Normal (kN/m)
-1000
-800
-600
-400
-200
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Gempa
Galian 1
Kedalaman (m)
-1200
Galian 2
Galian 3
Galian 4
DRAINED
Gambar V.30 Gaya Normal Dinding Diafragma – Kondisi Gempa
Mengacu kepada SNI 1726: 2012 mengenai Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, Pasal 4.2.2, faktor beban
sebesar 1.6 diperlukan apabila terdapat beban tanah yang bekerja pada struktur dan
memperkuat pengaruh beban utama. Oleh karena itu, besaran gaya dalam yang
diperoleh dari pemodelan perlu dikalikan dengan faktor beban 1.6 sebelum digunakan
dalam perhitungan tulangan. Hal lain yang perlu diperhatikan juga dalam penulangan
dinding diafragma adalah, SNI 2847: 2013 mengenai Persyaratan Beton Struktural
untuk Bangunan Gedung menyatakan beberapa hal sebagai berikut:
1. Beton yang dicor di atas dan selalu berhubungan dengan tanah memiliki selimut
minimum sebesar 75 mm (Pasal 7.7.1)
2. Spasi bersih minimum antara batang tulangan yang sejajar dalam suatu lapis
harus sebesar diameter tulangan, tetapi tidak kurang dari 25 mm (Pasal 7.6.1)
3. Tulangan lentur utama pada dinding harus berspasi tidak lebih jauh dari tiga kali
tebal dinding dan 450 mm. (pasal 7.6.5)
95
Tabel V.14 Gaya Dalam Maksimum untuk Penulangan Dinding Diafragma
GAYA DALAM
Gaya Ultimit
(kNm/m)
Gaya Terfaktor
(kNm/m)
Kondisi
Momen (+)
1219.012
1950.418
GEMPA
Momen (-)
-244.079
-390.526
GALIAN 1
Geser
400.376
640.602
GEMPA
Berikut merupakan hasil perhitungan tulangan longitudinal dan tulangan geser dari
dinding diafragma, serta contoh perhitungannya:
1. Tulangan Longitudinal
− Menghitung nilai d
𝑑 = β„Ž − π‘ π‘’π‘™π‘–π‘šπ‘’π‘‘ π‘π‘’π‘‘π‘œπ‘› −
𝑑 = 800 − 75 −
𝑑𝑏
2
(𝑉. 13)
25
= 787.5 π‘šπ‘š
2
− Menghitung nilai a
𝑀𝑒 (+)
π‘Ž
= 0.85 π‘₯ 𝑓𝑐′ π‘₯ π‘Ž π‘₯ 𝑏 π‘₯ (𝑑 − )
πœ‘
2
(𝑉. 14)
1950.418 π‘₯ 106
π‘Ž
= 0.85 π‘₯ 40 π‘₯ π‘Ž π‘₯ 1000 π‘₯ (787.5 − )
0.9
2
17000π‘Ž 2 − 26775000π‘Ž + (1.95 π‘₯ 109 ) = 0
π‘Ž = 76.55 π‘šπ‘š
− Menghitung nilai luas tulangan minimum (As-min)
Nilai luas tulangan minimum yang digunakan dapat diperoleh melalui
persamaan berikut:
96
𝐴𝑠−π‘šπ‘–π‘› = 0.002 π‘₯ 𝑏 π‘₯ 𝑑
(𝑉. 15)
𝐴𝑠−π‘šπ‘–π‘› = 0.002 π‘₯ 1000 π‘₯ 787.5 = 1575 π‘šπ‘š2
Berdasarkan perhitungan di atas, maka luas tulangan minimum yang
digunakan adalah 1450 mm2.
− Menghitung nilai luas tulangan yang diperlukan (As)
𝐴𝑠 =
𝐴𝑠 =
0.85 π‘₯ 𝑓𝑐′ π‘₯ π‘Ž π‘₯ 𝑏
𝑓𝑦
(𝑉. 16)
0.85 π‘₯ 40 π‘₯ 76.55 π‘₯ 1000
= 6196.905 π‘šπ‘š2
420
Karena nilai luas tulangan yang diperlukan lebih besar dari nilai luas
tulangan minimum, maka nilai tersebut akan digunakan untuk menentukan
jumlah tulangan.
− Menghitung jumlah tulangan pakai (n)
𝑛=
𝐴𝑠 =
4 π‘₯ 6196.905
πœ‹ π‘₯ 252
4 𝐴𝑠
πœ‹ π‘₯ 𝑑𝑏 2
(𝑉. 17)
= 12.6 ≈ 13 π‘π‘’π‘Žβ„Ž
− Menghitung spasi bersih antar tulangan (s)
𝑠=
𝑠=
𝑏 − (2 π‘₯ π‘ π‘’π‘™π‘–π‘šπ‘’π‘‘ π‘π‘’π‘‘π‘œπ‘›) − (𝑛 π‘₯ 𝑑𝑏 )
(𝑛 − 1)
(𝑉. 18)
1000 − (2 π‘₯ 75) − (13 π‘₯ 25)
= 43.75 π‘šπ‘š
(13 − 1)
Perhitungan di atas menghasilkan nilai spasi bersih antar tulangan yang bernilai
terlalu rapat. Oleh karena itu, tulangan longitudinal untuk momen positif akan
97
dibuat dua lapis. Apabila digunakan spasi bersih antara tulangan lapis pertama
dan kedua sebesar 100 mm, maka akan diperoleh:
𝑑 = β„Ž − π‘ π‘’π‘™π‘–π‘šπ‘’π‘‘ π‘π‘’π‘‘π‘œπ‘› − 𝑑𝑏 −
𝑑 = 800 − 75 − 25 −
π‘ π‘£π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘–π‘˜π‘Žπ‘™
2
(𝑉. 19)
100
= 725 π‘šπ‘š
2
Dengan mengikuti langkah yang sebelumnya untuk nilai d yang baru, maka akan
diperoleh konfigurasi tulangan longitudinal untuk momen positif. Perhitungan
konfigurasi tulangan longitudinal untuk momen negatif juga dilakukan dengan
menggunakan langkah-langkah yang serupa. Berikut merupakan konfigurasi
tulangan longitudinal per 1 m panjang dinding yang diperoleh:
Tabel V.15 Perhitungan Tulangan Longitudinal – Momen Positif
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
b
1000
mm
h
800
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
Mu
1950.418
kNm/m
d
725
mm
a
94.011
mm
As-min
1450
mm2
As-butuh
7610.443
mm2
n
16
buah
sver
100
mm
s
90
mm
98
Tabel V.16 Perhitungan Tulangan Longitudinal – Momen Negatif
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
h
800
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
Mu
390.526
kNm
d
787.5
mm
a
16.376
mm
As-min
1575
mm2
As-butuhi
1325.706
mm2
n
5
buah
s
190
mm
2. Tulangan Geser
− Menghitung kapasitas geser penampang beton (Vc)
𝑉𝑐 = 0.17 πœ† √𝑓𝑐′ 𝑏 β„Ž
𝑉𝑐 =
(𝑉. 20)
0.17 π‘₯ 1 π‘₯ √40 π‘₯ 1000 π‘₯ 800
= 860.14 π‘˜π‘
1000
− Membandingkan kapasitas geser dengan beban yang bekerja
𝑉𝑒 = 640.602 π‘˜π‘
φ𝑉𝑛 = 0.75 π‘₯ 860.14 = 645.105 π‘˜π‘
φ𝑉𝑛 > 𝑉𝑒
645.105 π‘˜π‘ > 640.602 π‘˜π‘ → 𝐴𝑀𝐴𝑁 β€Ό!
99
V.5 Perhitungan Dewatering Galian
Pada setiap tahapan galian, diperlukan perubahan elevasi muka air tanah di area
galian sehingga diperlukan pekerjaan dewatering. Pekerjaan dewatering air tanah
diperoleh berdasarkan nilai kecepatan rembesan air pada pemodelan galian di software
Plaxis 2D. Pemodelan yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa kecepatan rembesan
air terbesar diperoleh pada tahapan galian keempat.
Gambar V.31 Dewatering Galian 1
Gambar V.32 Dewatering Galian 2
100
Gambar V.33 Dewatering Galian 3
Gambar V.34 Dewatering Galian 4
Nilai kecepatan rembesan akan dikalikan dengan luas area galian untuk memperoleh
besarnya debit yang diperlukan selama pekerjaan dewatering. Luas area galian pada
proyek Stadion Kediri ini adalah 40,903 m2. Berikut merupakan rekapitulasi
perhitungan debit selama pekerjaan galian:
Tabel V.17 Rekapitulasi Perhitungan Debit Pekerjaan Galian
TAHAPAN
KECEPATAN REMBESAN
DEBIT
Galian 1
0.0000772
m/hari
3.21667E-06
m/jam
0.13157
m3/jam
Galian 2
0.0003578
m/hari
1.49083E-05
m/jam
0.60980
m3/jam
Galian 3
0.0005121
m/hari
2.13375E-05
m/jam
0.87278
m3/jam
Galian 4
0.0009886
m/hari
4.11917E-05
m/jam
1.68489
m3/jam
101
Selain perhitungan debit untuk dewatering perubahan muka air tanah, perlu
diperhitungkan juga debit yang diperlukan untuk dewatering apabila terjadi hujan
ketika pekerjaan galian berlangsung. Perhitungan debit hujan mengacu kepada
persamaan dan tabel berikut:
𝑄= 𝐢π‘₯𝐼π‘₯𝐴
(𝑉. 21)
dimana,
Q
= debit hujan
C
= koefisien pengaliran
I
= intensitas hujan
A
= luas area
Tabel V.18 Koefisien Pengaliran
(Sumber: Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan, halaman 6)
Diketahui bahwa lokasi proyek Stadion Kediri ini sebelumnya merupakan lahan
persawahan, sehingga akan digunakan nilai C = 0.6. Nilai intensitas hujan intensitas
hujan terbesar dari lokasi yang digunakan adalah 93.58 mm/jam. Berdasarkan data
yang ada, maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
102
𝑄= 𝐢π‘₯𝐼π‘₯𝐴
𝑄=
0.6 π‘₯ 93.58 π‘₯ 40,903
3
= 2296.656 π‘š ⁄π‘—π‘Žπ‘š
1000
Maka, kapasitas pompa yang diperlukan untuk keperluan dewatering selama
pekerjaan galian berlangsung adalah sebagai berikut:
3
3
π‘„π‘π‘’π‘‘π‘’β„Ž = 1.685 + 2296.656 = 2298.34 π‘š ⁄π‘—π‘Žπ‘š ≈ 3000 π‘š ⁄π‘—π‘Žπ‘š
Pompa yang akan digunakan merupakan pompa yang diproduksi oleh Gess-CZ
dengan tipe Archimedean Screw Pump dengan tipe SC-720 yang memiliki kapasitas
debit sebesar 105 liter/s. Dengan begitu, banyak pompa yang diperlukan dapat
diperoleh sebagai berikut:
π‘›π‘π‘œπ‘šπ‘π‘Ž =
3000
= 7.93 π‘π‘’π‘Žβ„Ž ≈ 8 π‘π‘’π‘Žβ„Ž
105 π‘₯ 3600
1000
103
BAB VI
DESAIN DAN ANALISIS FONDASI
VI.1 Perhitungan Daya Dukung Fondasi Tiang Tunggal
Perhitungan daya dukung fondasi tunggal diperlukan sebagai acuan dalam
menentukan jumlah tiang yang dibutuhkan untuk masing-masing titik kolom yang ada.
Jenis fondasi yang akan digunakan adalah fondasi tiang bor dengan diameter 1000 mm
(L = 28 m) dan 1200 mm (L = 30 m). Pada sub-bab ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai perhitungan daya dukung aksial dan lateral dari tiang tunggal.
VI.1.1. Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal
Besarnya daya dukung aksial tiang tunggal yang akan digunakan pada proyek
Stadion Kediri ini dihitung mengacu kepada persamaan II.28 hingga II.30. Hasil
perhitungan menunjukkan besarnya kapasitas ultimit dan kapasitas izin aksial pada
kondisi servis dari tiang tunggal adalah sebagai berikut:
Tabel VI.1 Kapasitas Aksial Tiang Tunggal
D (mm)
L (m)
Qult (kN)
Tult (kN)
Qa (kN)
Ta (kN)
1000
1200
28
30
6401.498
3698.026
8606.509
4897.004
2560.6
3442.6
1479.21
1958.8
Berikut merupakan perincian dari perhitungan kapasitas ultimit aksial tiang
tunggal setiap kedalaman 1 m untuk masing-masing jenis tiang:
104
Tabel VI.2 Perhitungan Kapasitas Aksial Tiang Tunggal D = 1000 mm
KEDALAMAN
(m)
H
(m)
0
-
1
1
-
2
2
-
3
3
-
4
4
-
5
5
-
6
6
-
7
7
-
8.5
8.5
-
9
0.5
Soil
Classification
cu
(kN/m2)

Unit Skin
Friction
(kN/m2)
Skin
Friction
(kN)
Qs (kN)
qp
(kN/m2)
Qp (kN)
Qu (kN)
Tu (kN)
17.7
0.55
9.735
15.292
15.292
159.300
125.114
140.406
10.704
17.7
0.55
9.735
30.583
45.875
159.300
125.114
170.989
32.113
17.7
0.55
9.735
30.583
76.459
159.300
125.114
201.572
53.521
9
-
10
1
10
-
11
1
11
-
12
1
17.7
0.55
9.735
30.583
107.042
159.300
125.114
232.156
74.929
12
-
13
1
78
0.55
42.9
134.774
241.816
702.000
551.350
793.166
169.271
13
-
14
1
78
0.55
42.9
134.774
376.591
702.000
551.350
927.940
263.613
14
-
15
1
78
0.55
42.9
134.774
511.365
702.000
551.350
1062.714
357.955
15
-
16
1
78
0.55
42.9
134.774
646.139
702.000
551.350
1197.489
452.297
16
-
17
1
78
0.55
42.9
134.774
780.914
702.000
551.350
1332.263
546.639
17
-
18
1
78
0.55
42.9
134.774
915.688
702.000
551.350
1467.037
640.982
18
-
19
1
78
0.55
42.9
134.774
1050.462
702.000
551.350
1601.812
735.324
19
-
20
1
78
0.55
42.9
134.774
1185.237
702.000
551.350
1736.586
829.666
20
-
21
1
78
0.55
42.9
134.774
1320.011
702.000
551.350
1871.360
924.008
21
-
22
1
78
0.55
42.9
134.774
1454.785
702.000
551.350
2006.135
1018.350
SOFT CLAY
STIFF CLAY
105
KEDALAMAN
(m)
H
(m)
Soil
Classification
cu
(kN/m2)

Unit Skin
Friction
(kN/m2)
Skin
Friction
(kN)
Qs (kN)
qp
(kN/m2)
Qp (kN)
Qu (kN)
Tu (kN)
22
-
23
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
1728.222
1424.250
1118.603
2846.825
1209.755
23
-
24
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
2001.658
1424.250
1118.603
3120.261
1401.161
24
-
25
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
2275.094
1424.250
1118.603
3393.698
1592.566
25
-
26
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
2548.531
1424.250
1118.603
3667.134
1783.971
26
-
27
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
2821.967
1424.250
1118.603
3940.570
1975.377
27
-
28
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
3095.403
1424.250
1118.603
4214.007
2166.782
28
-
29
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
3368.840
1424.250
1118.603
4487.443
2358.188
29
-
30
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
3642.276
1424.250
1118.603
4760.879
2549.593
30
-
31
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
3915.712
1424.250
1118.603
5034.316
2740.999
31
-
32
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
4189.149
1424.250
1118.603
5307.752
2932.404
32
-
33
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
4462.585
1424.250
1118.603
5581.189
3123.810
33
-
34
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
4736.022
1424.250
1118.603
5854.625
3315.215
34
-
35
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
5009.458
1424.250
1118.603
6128.061
3506.621
35
-
36
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
5282.894
1424.250
1118.603
6401.498
3698.026
36
-
37
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
5556.331
1424.250
1118.603
6674.934
3889.432
37
-
38
1
158.25
0.55
87.0375
273.436
5829.767
1424.250
1118.603
6948.370
4080.837
38
-
39
1
282
0.55
155.1
487.261
6317.028
2538.000
1993.341
8310.369
4421.920
39
-
40
1
282
0.55
155.1
487.261
6804.289
2538.000
1993.341
8797.630
4763.002
40
-
41
1
282
0.55
155.1
487.261
7291.550
2538.000
1993.341
9284.891
5104.085
41
-
42
1
282
0.55
155.1
487.261
7778.811
2538.000
1993.341
9772.152
5445.168
42
-
43
1
282
0.55
155.1
487.261
8266.072
2538.000
1993.341
10259.413
5786.251
43
-
44
1
282
0.55
155.1
487.261
8753.333
2538.000
1993.341
10746.674
6127.333
44
-
45
1
282
0.55
155.1
487.261
9240.594
2538.000
1993.341
11233.935
6468.416
VERY STIFF
CLAY
HARD CLAY
106
KEDALAMAN
(m)
H
(m)
Soil
Classification
cu
(kN/m2)

Unit Skin
Friction
(kN/m2)
Skin
Friction
(kN)
Qs (kN)
qp
(kN/m2)
Qp (kN)
Qu (kN)
Tu (kN)
45
-
46
1
282
0.55
155.1
487.261
9727.855
2538.000
1993.341
11721.196
6809.499
46
-
47
1
282
0.55
155.1
487.261
10215.116
2538.000
1993.341
12208.457
7150.581
47
-
48
1
282
0.55
155.1
487.261
10702.377
2538.000
1993.341
12695.718
7491.664
48
-
49
1
282
0.55
155.1
487.261
11189.638
2538.000
1993.341
13182.979
7832.747
49
-
50
1
282
0.55
155.1
487.261
11676.899
2538.000
1993.341
13670.240
8173.830
Tabel VI.3 Perhitungan Kapasitas Aksial Tiang Tunggal D = 1200 mm
KEDALAMAN
(m)
0
-
1
1
-
2
2
-
3
3
-
4
4
-
5
5
-
6
6
-
7
H
(m)
7
-
8.5
8.5
-
9
0.5
9
-
10
1
10
-
11
1
11
-
12
1
Soil
Classification
SOFT CLAY
cu
(kN/m2)

Unit Skin
Friction
(kN/m2)
Skin
Friction
(kN)
Qs (kN)
qp
(kN/m2)
Qp (kN)
Qu (kN)
Tu (kN)
17.7
0.55
9.735
18.350
18.350
159.300
180.164
198.514
12.845
17.7
0.55
9.735
36.700
55.050
159.300
180.164
235.214
38.535
17.7
0.55
9.735
36.700
91.750
159.300
180.164
271.914
64.225
17.7
0.55
9.735
36.700
128.450
159.300
180.164
308.614
89.915
107
KEDALAMAN
(m)
H
(m)
Soil
Classification
cu
(kN/m2)

Unit Skin
Friction
(kN/m2)
Skin
Friction
(kN)
Qs (kN)
qp
(kN/m2)
Qp (kN)
Qu (kN)
Tu (kN)
12
-
13
1
78
0.55
42.9
161.729
290.179
702.000
793.943
1084.123
203.126
13
-
14
1
78
0.55
42.9
161.729
451.909
702.000
793.943
1245.852
316.336
14
-
15
1
78
0.55
42.9
161.729
613.638
702.000
793.943
1407.581
429.547
15
-
16
1
78
0.55
42.9
161.729
775.367
702.000
793.943
1569.310
542.757
16
-
17
1
78
0.55
42.9
161.729
937.096
702.000
793.943
1731.040
655.967
17
-
18
1
78
0.55
42.9
161.729
1098.825
702.000
793.943
1892.769
769.178
18
-
19
1
78
0.55
42.9
161.729
1260.555
702.000
793.943
2054.498
882.388
19
-
20
1
78
0.55
42.9
161.729
1422.284
702.000
793.943
2216.227
995.599
20
-
21
1
78
0.55
42.9
161.729
1584.013
702.000
793.943
2377.956
1108.809
21
-
22
1
78
0.55
42.9
161.729
1745.742
702.000
793.943
2539.685
1222.020
22
-
23
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
2073.866
1424.250
1610.789
3684.655
1451.706
23
-
24
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
2401.989
1424.250
1610.789
4012.778
1681.393
24
-
25
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
2730.113
1424.250
1610.789
4340.902
1911.079
25
-
26
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
3058.237
1424.250
1610.789
4669.026
2140.766
26
-
27
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
3386.360
1424.250
1610.789
4997.149
2370.452
27
-
28
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
3714.484
1424.250
1610.789
5325.273
2600.139
28
-
29
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
4042.608
1424.250
1610.789
5653.397
2829.825
29
-
30
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
4370.731
1424.250
1610.789
5981.520
3059.512
30
-
31
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
4698.855
1424.250
1610.789
6309.644
3289.198
31
-
32
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
5026.979
1424.250
1610.789
6637.767
3518.885
32
-
33
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
5355.102
1424.250
1610.789
6965.891
3748.572
33
-
34
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
5683.226
1424.250
1610.789
7294.015
3978.258
34
-
35
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
6011.350
1424.250
1610.789
7622.138
4207.945
STIFF CLAY
VERY STIFF
CLAY
108
KEDALAMAN
(m)
H
(m)
Soil
Classification
cu
(kN/m2)

Unit Skin
Friction
(kN/m2)
Skin
Friction
(kN)
Qs (kN)
qp
(kN/m2)
Qp (kN)
Qu (kN)
Tu (kN)
35
-
36
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
6339.473
1424.250
1610.789
7950.262
4437.631
36
-
37
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
6667.597
1424.250
1610.789
8278.386
4667.318
37
-
38
1
158.25
0.55
87.0375
328.124
6995.721
1424.250
1610.789
8606.509
4897.004
38
-
39
1
282
0.55
155.1
584.713
7580.434
2538.000
2870.410
10450.844
5306.304
39
-
40
1
282
0.55
155.1
584.713
8165.147
2538.000
2870.410
11035.557
5715.603
40
-
41
1
282
0.55
155.1
584.713
8749.860
2538.000
2870.410
11620.271
6124.902
41
-
42
1
282
0.55
155.1
584.713
9334.573
2538.000
2870.410
12204.984
6534.201
42
-
43
1
282
0.55
155.1
584.713
9919.287
2538.000
2870.410
12789.697
6943.501
43
-
44
1
282
0.55
155.1
584.713
10504.000
2538.000
2870.410
13374.410
7352.800
44
-
45
1
282
0.55
155.1
584.713
11088.713
2538.000
2870.410
13959.123
7762.099
45
-
46
1
282
0.55
155.1
584.713
11673.426
2538.000
2870.410
14543.837
8171.398
46
-
47
1
282
0.55
155.1
584.713
12258.140
2538.000
2870.410
15128.550
8580.698
47
-
48
1
282
0.55
155.1
584.713
12842.853
2538.000
2870.410
15713.263
8989.997
48
-
49
1
282
0.55
155.1
584.713
13427.566
2538.000
2870.410
16297.976
9399.296
49
-
50
1
282
0.55
155.1
584.713
14012.279
2538.000
2870.410
16882.690
9808.595
HARD CLAY
109
VI.1.2. Daya Dukung Lateral Tiang Tunggal
Daya dukung lateral tiang tunggal diperoleh melalui analisis dengan bantuan
software Ensoft LPILE. Analsis kapasitas daya dukung lateral tiang tunggal ini
diawali dengan pemodelan lapisan tanah (mulai dari dasar basement hingga batuan
keras) dan tiang fondasi yang akan digunakan. Berikut merupakan hasil dari
pemodelan yang dilakukan:
Gambar VI.1 Pemodelan Lapisan Tanah dan Tiang Fondasi pada LPILE
Kapastias daya dukung lateral tiang tunggal diperoleh dengan cara melihat nilai
gaya lateral maksimum yang terjadi pada bagian atas tiang ketika diberi deformasi
sebesar batas deformasi izin untuk masing-masing kondisi. Sesuai dengan kriteria
desain yang ada, batas deformasi izin pada kondisi servis adalah 6 mm, kondisi
gempa nominal adalah 12 mm, dan kondisi gempa kuat adalah 25 mm. Kapasitas
110
lateral yang digunakan untuk desain merupakan kapasitas tiang untuk kondisi fixedhead (Slope = 0). Namun, kapasitas yang dijadikan acuan untuk lateral load test di
lapangan merupakan kapasitas tiang untuk kondisi free-head (Momen = 0). Pada
kondisi servis, jenis pembebanan (loading type) yang dipilih adalah static loading.
Berikut merupakan hasil pengecekan kapasitas lateral untuk masing-masing jenis
tiang pada kondisi servis:
Tabel VI.4 Kapasitas Lateral Tiang Tunggal Kondisi Servis
D (mm)
1000
1200
Kondisi
Kepala Tiang
Vmax (kN)
Free Head
Fixed Head
Free Head
Fixed Head
138.276
348.876
228.988
637.326
Gambar VI.2 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Free Head
(D= 1000 mm)
111
Gambar VI.3 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Fixed Head
(D= 1000 mm)
Gambar VI.4 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Free Head
(D= 1200 mm)
112
Gambar VI.5 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Fixed Head
(D= 1200 mm)
Pada kondisi gempa, jenis pembebanan (loading type) yang dipilih adalah cyclic
loading. Banyaknya siklus yang digunakan megacu kepada besarnya magnitude
gempa yang terjadi di lokasi proyek. Mengacu pada Gambar VI.7, diperoleh bahwa
besarnya magnitude gempa di daerah Kediri adalah 7.2. Mengacu pada Gambar
VI.6, dengan nilai magnitude 7.2 maka diperoleh jumlah siklus sebesar 12.
Gambar VI.6 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Servis
(Kramer, Steven L. 1996)
113
Gambar VI.7 Peta Magnitude Gempa Indonesia dengan PE 2% dalam 50 Tahun
(Sumber: Peta Deagregasi Hazard Gempa Indonesia untuk Periode Ulang Gempa 2475 Tahun)
114
Setelah diperoleh besarnya siklus gempa yang diperlukan, maka diperoleh
kapasitas lateral (shear max) untuk masing-masing jenis tiang pada kondisi gempa
(nominal dan kuat) sebagai berikut:
Tabel VI.5 Kapasitas Lateral Tiang Tunggal Kondisi Gempa
D (mm)
1000
1200
Vmax (kN)
Kondisi
Kepala Tiang
Nominal
Kuat
Free Head
Fixed Head
Free Head
Fixed Head
175.523
493.943
311.541
865.78
304.98
776.67
528.263
1308.745
Gambar VI.8 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa & Free Head
(D= 1000 mm)
115
Gambar VI.9 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa & Fixed Head
(D= 1000 mm)
Gambar VI.10 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa & Free Head
(D= 1200 mm)
116
Gambar VI.11 Grafik Kapasitas Lateral terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa & Fixed Head
(D= 1200 mm)
VI.2 Preliminary Design Konfigurasi Fondasi
Preliminary design konfigurasi fondasi diakukan dengan terlebih dahulu melakukan
rekapitulasi gaya reaksi pada masing-masing titik kolom untuk kombinasi-kombinasi
pembebanan ASD (Allowable Stress Desgin). Berikut ini merupakan besarnya gaya
reaksi pada masing-masing titik kolom untuk kombinasi pembebanan ASD:
Tabel VI.6 Rekapitulasi Gaya Reaksi Tribun Barat
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
1
1187.288
168.966
1305.217
215.747
1794.334
472.055
2
3
3228.358
333.099
3317.025
406.158
3508.891
759.778
4
17
1111.873
133.826
1191.166
167.521
1344.619
343.963
2
18
1871.641
112.949
1942.407
137.682
2045.114
257.271
2
19
1655.587
123.532
1708.502
148.541
1791.416
263.184
2
20
2405.961
211.6
2597.97
253.982
3102.967
480.969
2
24
786.124
192.141
887.32
233.646
1158.207
465.778
2
26
788.508
191.391
889.905
232.165
1160.782
439.024
2
46
771.954
156.586
865.2
203.327
1124.514
470.563
2
64
784.337
158.493
873.085
205.489
1131.936
467.04
2
150
807.457
189.877
917.441
233.479
1243.498
450.533
2
117
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
151
803.518
189.175
913.159
232.305
1239.15
446.099
2
160
1724.394
188.865
1867.753
237.839
2253.866
546.512
2
161
1708.041
188.31
1851.124
237.346
2242.146
544.595
2
162
1717.191
188.515
1861.002
237.901
2253.261
544.93
2
163
1703.172
188.495
1846.842
237.692
2247.904
543.648
2
164
1718.514
189.001
1864.289
237.944
2277.905
543.189
2
165
1719.685
189.034
1866.504
237.946
2291.18
542.962
2
166
1707.495
188.428
1854.632
239.013
2292.073
544.395
2
167
1723.661
187.921
1872.96
240.171
2323.122
546.371
2
168
1709.234
186.49
1858.206
240.793
2315.363
547.169
2
169
1727.283
187.146
1878.736
241.827
2351.057
549.385
2
170
1168.578
174.36
1288.249
221.432
1810.573
476.408
2
175
4891.513
411.561
5219.927
508.97
5768.191
1002.395
4
179
7621.461
412.838
7852.602
509.782
8117.921
998.668
6
183
7727.34
414.928
7982.766
511.468
8269.344
995.749
6
187
7726.777
417.258
8001.451
513.508
8287.482
993.916
6
191
7522.129
286.914
7749.34
352.72
8003.71
680.078
6
195
7610.173
287.859
7862.698
353.405
8123.197
678.068
6
199
7625.605
287.321
7890.365
352.257
8146.898
672.447
6
203
7574.809
286.355
7808.602
350.574
8046.798
665.749
6
207
7516.16
285.454
7746.012
349.066
7972.753
660.044
6
211
7421.553
284.473
7615.22
347.449
7803.554
654.059
6
215
7345.23
284.396
7505.145
346.935
7663.372
650.135
6
219
4668.871
283.358
4969.231
345.15
5426.802
643.134
4
228
4767.85
509.022
4868.064
628.329
5042.869
1229.348
4
234
4207.138
360.688
4341.156
444.433
4562.95
864.019
4
235
4099.958
366.01
4284.975
450.045
4568.791
868.339
4
254
4295.624
375.092
4424.847
460.31
4646.635
881.841
4
255
4569.274
386.694
4702.399
473.237
4974.928
897.433
4
282
4543.61
282.287
4697.955
360.322
5023.063
787.581
4
293
3979.601
264.021
4198.083
340.969
4556.894
771.928
4
301
3402.875
294.797
3644.934
375.803
4122.352
818.14
4
310
3339.241
341.954
3577.573
427.936
4045.67
877.858
4
319
3255.861
388.229
3496.07
479.841
4000.783
943.116
4
328
7165.565
1126.183
7325.48
1245.677
7628.571
1790.339
6
329
7102.562
1106.197
7236.585
1224.138
7508.164
1765.409
6
330
6926.252
1072.621
7037.171
1188.515
7268.039
1731.608
6
118
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
331
6718.75
1031.375
6778.582
1144.452
6949.176
1684.24
4
332
6545.925
992.542
6541.046
1102.454
6639.663
1632.932
4
333
6493.52
976.326
6484.552
1083.811
6577.502
1598.359
4
334
6374.999
949.186
6348.072
1053.434
6401.16
1552.484
4
335
6296.002
927.261
6302.813
1028.18
6383.637
1506.792
4
336
6156.72
898.289
6190.004
996.249
6302.58
1462.2
4
337
6034.059
870.173
6123.736
965.063
6298.375
1417.095
4
338
3625.682
528.901
3865.952
630.654
4232.114
1079.356
4
710
1895.964
271.448
2065.147
352.421
2642.428
810.23
2
725
3046.653
511.931
3248.565
633.241
3550.21
1248.152
4
814
1961.491
128.056
2022.737
165.797
2100.959
378.147
2
815
3436.557
105.018
3415.942
128.15
3431.068
271.292
2
816
3030.547
136.24
3024.806
162.644
3066.375
279.752
2
817
5866.563
336.68
5760.898
411.344
5816.071
775.253
4
818
3973.324
233.926
3926.808
279.222
3988.477
522.202
4
856
1940.423
128.251
2001.138
165.877
2081.079
377.175
2
857
3400.038
105.228
3376.494
128.558
3391.589
268.795
2
858
2990.814
135.513
2988.423
162.089
3036.26
281.051
2
859
5789.194
338.576
5680.263
414.079
5733.376
783.345
4
860
3821.879
235.725
3847.724
281.734
4001.966
522.632
4
898
1940.623
126.881
2002.079
164.293
2082.936
374.832
2
899
3415.434
104.852
3394.627
128.41
3411.816
270.508
2
900
2990.324
137.59
2996.879
164.637
3053.95
285.932
2
901
5910.136
340.761
5796.951
417.226
5839.444
792.634
4
902
4045.355
235.643
3997.775
281.986
4062.249
524.981
4
940
1952.846
126.974
2015.124
164.276
2096.087
373.877
2
941
2861.905
115.633
2901.777
140.835
2954.023
277.126
2
942
3098.673
179.392
3296.994
216.209
3621.438
440.888
2
943
5891.458
341.288
5779.797
418.451
5820.994
799.025
4
944
3864.429
237.119
3846.756
283.944
3941.873
522.106
4
982
1966.07
125.589
2027.483
162.739
2106.695
372.074
2
983
2529.251
162.483
2659.243
194.507
2843.477
338.404
2
984
3477.724
169.429
3566.115
208.659
3794.249
429.608
2
985
5926.635
342.411
5813.813
420.392
5855.162
806.686
4
986
3997.161
236.722
3982.377
283.875
4086.937
524.886
4
1024
1966.577
126.503
2028.915
163.689
2109.372
372.686
2
1025
2531.706
162.867
2664.535
195.199
2852.629
341.277
2
119
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
1026
3346.039
168.242
3456.713
207.611
3685.597
426.093
2
1027
5926.366
343.14
5813.234
421.874
5854.481
813.636
4
1028
3997.909
236.665
3977.499
284.138
4074.79
521.259
4
1066
1957.739
124.754
2023.527
161.744
2108.941
370.374
2
1067
2864.918
116.358
2905.241
142.238
2957.659
279.159
2
1068
2896.021
182.146
3086.631
220.367
3403.541
442.705
2
1069
5889.589
343.057
5777.226
422.38
5817.876
818.86
4
1070
3865.332
236.784
3852.568
284.531
3954.002
525.008
2
1108
1946.806
126.212
2013.861
163.376
2101.96
372.399
2
1109
3419.863
105.704
3402.685
130.358
3424.109
266.341
2
1110
2854.164
143.655
2912.38
172.875
3031.225
307.273
2
1111
5921.501
342.552
5803.302
422.385
5837.974
823.235
4
1112
4052.124
234.686
4026.698
282.464
4119.505
525.882
4
1150
1944.963
125.276
2012.676
162.415
2101.975
371.875
2
1151
3401.863
106.143
3382.673
130.94
3403.133
264.735
2
1152
2774.463
145.504
2855.15
175.408
3003.022
313.968
2
1153
5884.434
341.575
5767.258
421.892
5801.84
827.234
4
1154
3872.242
234.77
3911.358
282.85
4079.986
522.071
4
1192
1968.64
126.807
2039.669
164.203
2130.977
374.662
2
1193
3437.566
105.805
3421.529
130.734
3442.347
271.903
2
1194
2648.304
150.447
2766.28
181.457
2954.428
325.446
2
1195
5958.261
340.815
5843.388
421.687
5878.859
831.938
4
1196
4019.443
233.232
4007.408
281.287
4110.983
524.426
4
1234
1126.448
127.73
1206.224
160.692
1356.594
335.436
2
1235
1926.737
109.425
2004.586
133.653
2111.778
257.484
2
1236
1461.689
142.697
1572.66
173.847
1830.431
324.163
2
1237
3301.769
339.662
3407.053
420.505
3615.325
831.306
4
1238
2487.73
211.973
2691.2
257.923
3244.798
484.032
2
1251
4109.463
706.569
4305.393
838.109
4573.936
1402.772
6
120
Tabel VI.7 Rekapitulasi Gaya Reaksi Tribun Timur
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
1
1179.641
165.609
1294.671
206.644
1756.422
450.416
2
3
3224.179
327.56
3309.56
398.89
3497.309
742.565
4
17
1110.13
128.835
1188.521
161.093
1336.482
329.524
2
18
1870.203
115.205
1940.019
140.445
2041.837
262.525
2
19
1648.528
101.049
1700.092
121.17
1781.571
228.917
2
20
2401.746
208.14
2592.148
249.511
3087.726
458.159
2
24
723.612
119.217
812.755
151.379
1030.397
325.527
2
26
725.568
115.294
814.944
148.408
1033.111
322.853
2
46
622.914
108.669
699.258
140.999
893.578
323.59
2
64
633.303
108.736
704.274
141.114
896.954
324.039
2
150
699.226
111.003
791.352
141.356
1049.042
306.731
2
151
696.445
113.911
788.33
144.536
1045.987
310.11
2
160
1721.317
186.074
1863.145
226.313
2239.609
519.856
2
161
1704.498
186.269
1845.951
226.868
2225.663
517.672
2
162
1713.341
187.349
1855.475
228.432
2237.34
517.768
2
163
1698.921
188.259
1840.876
229.899
2226.207
516.499
2
164
1713.98
189.596
1858.052
231.838
2255.705
516.304
2
165
1716.222
190.289
1861.596
233.033
2272.458
516.468
2
166
1706.772
190.194
1853.031
233.306
2281.131
518.314
2
167
1725.862
190.144
1874.866
233.586
2320.189
520.695
2
168
1713.844
189.228
1863.076
232.933
2319.955
521.908
2
169
1734.174
190.536
1886.502
234.919
2363.91
524.395
2
170
1174.359
172.335
1294.665
212.862
1820.135
455.397
2
175
4900.969
420.519
5229.543
519.894
5775.768
1022.842
4
179
7628.927
420.062
7863.656
518.499
8133.893
1014.324
6
183
7727.473
420.725
7988.172
518.354
8282.228
1007.34
6
187
7696.665
422.031
7980.465
519.061
8279.939
1002.428
6
191
7663.794
317.894
7915.791
390.473
8199.24
750.54
6
195
7726.16
318.122
8005.315
390.176
8296.409
745.942
6
199
7738.094
316.521
8029.4
387.633
8316.219
737.022
6
203
7683.035
314.172
7938.819
384.181
8203.387
726.416
6
207
7613.539
311.591
7852.743
380.551
8089.278
716.231
6
211
7508.073
309.196
7703.232
377.156
7890.685
706.532
6
215
7435.209
307.925
7593.377
375.13
7746.998
699.397
6
219
4722.607
306.103
5027.246
372.341
5492.178
690.181
4
121
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
228
4746.498
515.346
4858.884
635.937
5049.661
1242.857
4
234
4288.286
395.165
4439.397
486.704
4679.674
944.728
4
235
4152.76
400.003
4357.3
491.601
4660.947
946.837
4
254
3769.651
407.694
4012.965
500.151
4359.847
956.998
4
255
3587.61
418.44
3828.529
511.919
4226.898
969.604
4
282
3531.217
336.465
3771.864
423.584
4204.893
886.195
4
293
3476.829
292.941
3716.292
376.598
4153.215
841.162
4
301
3461.381
301.277
3707.654
386.157
4189.65
854.773
4
310
3446.679
351.792
3690.92
441.539
4157.866
914.622
4
319
3365.752
399.075
3611.793
494.283
4114.515
978.711
4
328
7159.014
1124.94
7321.185
1245.174
7627.157
1799.125
6
329
7077.472
1101.653
7211.997
1219.828
7483.499
1766.965
6
330
6889.688
1065.695
7000.913
1181.513
7230.732
1728.685
6
331
6619.507
1014.863
6673.75
1126.97
6830.983
1668.006
4
332
6380.9
967.769
6375.003
1076.06
6458.733
1606.934
4
333
6321.078
949.863
6313.459
1055.515
6393.319
1569.358
4
334
6242.624
927.144
6219.947
1029.612
6269.102
1524.876
4
335
6217.131
911.321
6224.003
1010.565
6302.814
1481.596
4
336
6075.92
882.015
6107.103
977.991
6214.624
1433
4
337
5948.359
853.072
6035.578
945.737
6204.601
1384.647
4
338
3577.617
515.954
3813.641
614.942
4167.019
1050.497
4
710
1989.784
281.576
2163.806
365.906
2731.93
843.458
2
725
3030.744
520.988
3230.009
644.307
3519.377
1269.009
4
814
1963.606
122.016
2020.256
158.017
2092.606
360.663
2
815
3432.317
92.263
3414.574
119.767
3433.932
275.227
2
816
3019.142
112.709
3014.169
134.084
3057.139
247.236
2
817
5858.709
331.776
5751.732
404.838
5805.369
759.377
4
818
3975.452
231.039
3928.031
275.434
3988.537
495.187
4
856
1942.626
122.26
1998.767
158.167
2072.846
359.913
2
857
3398.241
92.59
3377.811
119.874
3397.35
273.378
2
858
2981.289
112.368
2979.6
133.951
3028.648
246.436
2
859
5781.4
334.698
5671.535
408.834
5723.591
769.899
4
860
3822.54
233.645
3843.405
278.936
3991.175
495.52
4
898
1942.427
120.972
1999.535
156.697
2074.842
357.867
2
899
3413.268
93.681
3395.841
121.158
3417.776
275.458
2
900
2981.794
114.688
2988.756
136.779
3046.328
248.636
2
901
5901.067
338.105
5787.402
413.502
5829.468
782.247
4
122
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
902
4045.268
234.532
3993.435
280.386
4052.345
497.704
4
940
1954.975
121.117
2013.247
156.734
2089.111
356.953
2
941
2870.51
97.154
2903.312
125.284
2946.196
282.4
2
942
2250.97
119.543
2384.548
150.098
2581.936
311.317
2
943
5881.444
340.013
5770.118
416.448
5811.963
792.123
4
944
3862.117
237.037
3846.709
283.621
3944.824
495.077
4
982
1970.183
119.858
2028.021
155.343
2102.547
355.368
2
983
2560.604
133.36
2645.788
159.144
2771.726
275.879
2
984
1986.246
114.721
2074.568
144.381
2241.313
301.761
2
985
5916.118
342.439
5804.059
420.021
5846.657
803.135
4
986
3991.057
237.546
3974.287
284.682
4076.389
498.11
4
1024
1970.598
120.814
2029.552
156.343
2105.566
356.063
2
1025
2562.59
134.008
2650.42
160.129
2780.003
276.502
2
1026
1888.4
112.677
1995.49
142.174
2162.192
299.648
2
1027
5915.505
344.326
5803.287
422.966
5845.954
813.182
4
1028
3991.669
238.171
3968.863
285.804
4063.158
502.2
4
1066
1959.571
119.127
2022.012
154.463
2103.181
353.793
2
1067
2873.683
99.603
2906.906
127.868
2949.901
284.404
2
1068
2103.766
121.106
2238.232
151.762
2432.85
312.726
2
1069
5880.537
345.336
5769.107
424.861
5811.127
821.402
4
1070
3862.815
238.782
3851.135
286.832
3954.068
506.114
2
1108
1948.089
120.671
2011.841
156.195
2095.736
355.976
2
1109
3417.942
90.822
3405.149
117.938
3432.613
271.303
2
1110
2844.525
121.64
2902.219
145.991
3020.185
256.702
2
1111
5921.217
346.03
5803.889
426.371
5839.729
828.9
4
1112
4053.027
237.1
4022.116
285.31
4107.75
506.992
4
1150
1946.453
119.619
2010.991
155.09
2096.222
355.167
2
1151
3400.419
90.319
3385.673
117.24
3412.308
269.402
2
1152
2763.545
123.503
2843.31
148.521
2990.051
263.25
2
1153
5885.279
346.229
5768.781
427.379
5804.257
836.179
4
1154
3873.915
237.679
3908.016
286.332
4070.067
511.135
4
1192
1969.776
121.03
2038.315
156.734
2126.459
357.694
2
1193
3433.269
94.492
3421.597
121.98
3448.577
275.811
2
1194
2642.036
128.01
2756.278
154.072
2939.776
274.025
2
1195
5958.51
346.773
5844.165
428.838
5880.334
844.51
4
1196
4020.127
236.735
4007.638
285.529
4110.615
512.083
4
1234
1124.954
123.281
1203.877
154.875
1349.017
321.793
2
123
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
1235
1926.238
111.746
2003.528
136.49
2110.341
256.98
2
1236
1454.348
121.171
1563.753
147.405
1813.621
273.332
2
1237
3301.724
347.037
3402.284
429.465
3604.367
847.826
4
1238
2478.924
216.11
2679.715
262.97
3218.152
488.124
2
1251
4106.337
708.936
4305.184
841.997
4577.578
1417.096
6
Tabel VI.8 Rekapitulasi Gaya Reaksi Tribun Utara
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
1
1053.557
59.056
1158.882
73.071
1453.562
123.259
2
2
1060.54
61.34
1166.135
76.042
1458.661
128.98
2
3
1380.321
82.189
1481.763
104.035
1647.128
186.964
2
5
1925.579
100.181
1954.028
124.007
2032.225
209.431
2
7
2002.212
86.453
2072.219
111.973
2186.446
213.396
2
17
1003.799
64.188
1107.722
79.425
1421.171
133.994
2
19
4531.232
258.812
4501.43
336.145
4537.206
644.988
2
22
3607.854
142.969
3654.168
185.468
3701.842
354.844
2
24
3386.615
142.227
3420.749
176.383
3519.241
299.502
2
26
2532.118
135.239
2656.457
165.916
2811.396
272.927
2
33
1570.841
91.155
1574.728
116.922
1614.138
217.486
2
35
1003.726
63.846
1107.555
78.973
1420.212
133.098
2
36
1058.032
60.186
1162.89
74.537
1450.464
126.064
2
38
1049.156
57.266
1153.14
70.735
1438.688
118.726
2
40
1014.893
47.738
1120.712
59.552
1448.545
102.83
2
46
960.165
51.083
1114.203
66.37
1570.174
127.462
2
58
1772.479
82.811
1741.915
107.413
1759.256
205.441
2
65
4455.556
392.519
4561.576
508.972
4714.566
972.718
2
67
1586.382
82.033
1554.68
106.429
1570.411
203.673
2
69
1534.295
82.507
1516.736
107.001
1537.239
204.564
2
73
924.228
46.57
1035.608
60.297
1400.901
114.818
2
74
1782.326
81.627
1745.868
105.933
1757.866
202.865
2
75
1016.508
50.983
1124.507
63.726
1470.713
110.654
2
76
856.438
55.91
1003.933
72.527
1420.349
138.75
2
78
729.432
43.103
878.858
55.868
1366.476
106.666
2
96
1634.786
81.127
1603.478
105.394
1619.784
202.349
2
124
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
167
2146.961
85.084
2082.438
109.887
2090.602
207.958
2
168
2134.258
83.525
2068.333
107.415
2075.207
201.127
2
169
4185.56
1328.846
5111.693
1714.626
8293.515
3237.326
8
170
4272.519
1366.492
5225.111
1764.013
8513.362
3334.385
8
171
2135.134
80.361
2068.403
103.03
2074.566
191.423
2
172
2134.55
76.23
2067.07
97.372
2072.528
179.203
2
173
2135.386
72.882
2067.119
92.795
2071.88
169.354
2
174
2131.197
72.941
2062.826
92.705
2067.394
168.401
2
175
2207.253
71.971
2161.003
91.595
2185.626
166.967
2
176
1410.53
81.609
1452.755
103.99
1514.965
199.583
2
177
1449.696
85.395
1477.154
109.125
1527.849
201.05
2
178
1449.377
87.317
1470.139
110.218
1514.607
196.595
2
179
1449.027
87.107
1461.562
108.696
1498.36
187.844
2
180
1448.711
85.049
1469.818
104.986
1514.452
175.888
2
181
1448.123
83.227
1476.006
101.819
1526.818
166.079
2
182
1453.762
84.117
1483.186
102.424
1535.61
164.663
2
183
1449.353
85.362
1477.901
109.048
1529.596
200.741
2
184
1449.255
87.305
1470.911
110.163
1516.202
196.306
2
185
1448.842
87.095
1461.573
108.645
1498.55
187.581
2
186
1448.502
85.035
1469.772
104.941
1514.554
175.675
2
187
1447.906
83.212
1475.998
101.784
1526.998
165.933
2
188
1453.552
84.103
1483.111
102.4
1535.654
164.593
2
189
1411.506
81.707
1453.971
103.877
1516.415
199.239
2
190
2207.256
71.935
2160.274
91.554
2184.222
166.913
2
191
2131.186
72.974
2062.654
92.746
2067.072
168.468
2
192
2135.368
73.008
2067.071
92.947
2071.805
169.586
2
194
2134.541
76.445
2066.92
97.629
2072.249
179.592
2
195
2135.118
80.648
2068.242
103.372
2074.272
191.937
2
196
2134.349
83.858
2068.271
107.812
2075.005
201.723
2
198
2145.962
85.484
2081.364
110.366
2089.457
208.682
2
199
1594.435
91.819
1598.7
117.735
1638.042
218.812
2
200
2104.591
84.453
2047.235
109.545
2067.048
209.529
2
201
2100.709
84.932
2046.826
110.209
2069.178
210.996
2
202
1806.06
87.382
1760.52
112.86
1776.102
213.606
2
211
1921.324
84.885
1879.521
110.216
1902.418
211.324
2
212
2105.931
85.358
2049.406
110.779
2069.803
212.168
2
215
2104.411
84.178
2049.206
109.209
2070.627
208.978
2
125
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
227
3619.571
233.62
3612.251
302.66
3643.563
577.163
2
238
3107.967
242.995
3138.933
313.555
3202.814
592.089
2
241
8716.926
1670.178
10668.17
2141.161
17420.19
3977.391
10
242
4065.619
238.698
4034.235
308.751
4051.596
586.499
2
243
8607.518
1659.779
10524.65
2127.444
17138.18
3950.088
10
245
4045.747
238.56
4023.391
308.528
4046.22
585.859
2
248
3551.316
233.538
3760.923
302.711
3978.06
577.995
2
250
3550.395
234.04
3758.98
303.376
3975.295
579.329
2
252
4011.059
240.618
3996.395
311.451
4026.797
592.637
2
255
4028.137
240.591
4008.309
311.425
4036.693
592.631
2
257
3589.082
235.24
3593.191
304.956
3635.288
582.466
2
259
3809.041
247.655
3824.508
318.497
3887.677
596.388
2
335
4339.068
379.462
4425.489
492.538
4555.695
943.63
2
344
3889.929
367.159
4049.891
475.739
4227.557
907.575
2
377
3734.623
245.938
3755.155
316.198
3817.97
591.653
2
400
3768.368
363.569
3928.704
472.336
4103.323
906.922
2
410
3574.767
242.396
3605.37
311.977
3666.65
585.323
2
438
3572.055
242.85
3602.584
312.576
3663.848
586.516
2
439
3694.915
249.723
3699.331
320.981
3747.63
600.21
2
440
3766.997
251.356
3766.277
323.164
3814.772
604.691
2
444
3068.893
245.818
3082.877
317.069
3130.764
598.12
2
521
4332.533
380.067
4419.864
493.088
4550.191
943.585
2
528
1528.574
70.641
1637.249
90.291
1806.599
166.449
2
530
2343.332
83.304
2264.652
108.157
2266.325
207.351
2
532
1930.27
87.249
2003.337
113.053
2117.127
215.681
2
543
4768.287
265.558
4723.796
343.944
4749.99
655.457
2
546
4019.652
147.834
4065.982
190.996
4103.283
361.755
2
548
4440.268
161.197
4400.283
195.783
4464.347
316.5
2
550
3614.649
102.548
3782.842
117.392
4015.769
182.253
2
557
1174.701
95.381
1249.034
122.604
1343.094
230.805
2
562
4339.486
381.153
4422.807
495.078
4552.066
950.114
2
564
1530.958
71.471
1640.949
91.381
1815.729
168.588
2
566
2365.356
84.828
2282.875
110.094
2284.575
210.87
2
568
1850.093
86.282
1935.265
112.036
2055.579
214.842
2
579
4739.118
267.652
4712.074
346.286
4754.082
658.183
2
582
4038.527
147.466
4100.155
190.503
4139.625
360.739
2
584
4318.564
159.456
4290.366
194.08
4362.216
314.187
2
126
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
586
3537.185
101.643
3649.476
116.311
3829.031
180.188
2
600
1399.196
70.665
1503.974
90.442
1682.019
167.292
2
602
2196.845
84.131
2133.742
109.257
2140.959
209.585
2
604
1935.102
85.646
2010.921
111.081
2128.298
212.413
2
615
14407.27
5040.663
17680.06
6524.206
29106.64
12412.92
26
618
3766.307
145.671
3850.773
188.347
3887.723
357.429
2
620
4189.613
152.684
4167.259
187.132
4235.962
306.908
2
622
3501.212
93.893
3620.126
109.997
3801.021
174.434
2
629
2247.974
97.503
2199.557
125.102
2227.078
232.874
2
636
4434.782
391.418
4538.623
507.604
4687.962
970.38
2
710
2265.435
92.778
2211.32
119.131
2234.043
222.195
2
746
2264.836
87.081
2208.24
111.87
2228.652
208.91
2
780
1399.355
70.275
1504.198
89.863
1682.445
165.847
2
782
3116.178
131.196
3123.969
154.983
3234.989
243.856
2
784
3033.037
135.996
3170.824
161.081
3394.377
254.07
2
795
14433.31
5040.833
17708.28
6524.387
29134.73
12413.08
26
798
3761.115
145.906
3845.358
188.657
3882.167
358.046
2
800
4190.555
152.839
4168.501
187.329
4237.511
307.269
2
802
3502.665
93.954
3620.552
110.118
3800.554
174.679
2
809
2264.982
82.283
2205.2
105.789
2222.669
197.943
2
815
2264.792
78.297
2206.097
99.936
2224.555
185.867
2
817
2264.245
87.15
2208.985
111.213
2230.594
204.159
2
819
2267.826
91.885
2213.049
117.374
2234.751
216.032
2
820
1526.551
70.947
1636.108
90.708
1809.823
167.34
2
822
2383.306
84.133
2308.194
109.22
2313.73
209.327
2
824
1864.838
86.242
1950.394
111.929
2068.09
214.383
2
835
4738.446
266.703
4711.271
345.014
4753.078
655.559
2
838
4141.555
133.527
4206.069
172.141
4245.868
324.306
2
840
4319.68
159.98
4290.367
194.834
4361.171
315.499
2
842
3536.841
101.841
3646.157
116.578
3822.948
180.937
2
849
2191.221
87.642
2134.313
112.903
2153.425
212.315
2
851
1174.43
95.124
1248.045
122.583
1341.439
230.705
2
856
1528.644
70.969
1637.13
90.692
1805.547
167.099
2
858
2372.554
83.405
2291.375
108.315
2294.799
207.775
2
860
1844.895
85.213
1922.263
110.696
2035.011
212.502
2
871
4778.504
262.23
4732.558
339.433
4757.855
645.922
2
874
4115.94
134.536
4164.415
173.481
4201.709
327.013
2
127
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
876
4444.071
161.676
4405.206
196.462
4470.431
317.677
2
878
3617.022
102.762
3770.259
117.68
3989.599
183.056
2
885
2247.858
97.495
2199.413
125.084
2226.907
232.805
2
892
1377.999
82.268
1478.798
104.156
1641.656
187.276
2
894
1887.526
100.368
1921.755
124.213
2000.441
209.657
2
896
1978.098
86.951
2047.1
112.466
2156.164
213.624
2
907
4537.318
256.589
4508.095
333.432
4544.683
640.586
2
910
3702.266
130.553
3749.627
169.059
3796.647
322.036
2
912
3388.547
142.35
3416.999
176.532
3510.385
299.741
2
914
2529.343
135.114
2625.58
165.781
2754.783
272.801
2
942
2265.334
92.747
2211.113
119.096
2233.736
222.151
2
944
2264.73
87.036
2208.049
111.83
2228.38
208.919
2
946
2264.882
82.237
2205.042
105.758
2222.455
198.014
2
948
2264.691
77.224
2205.608
98.9
2223.705
186.003
2
950
2264.282
86.225
2208.619
110.021
2229.857
201.919
2
952
2265.379
91.206
2208.536
116.487
2228.277
214.311
2
954
2189.914
87.489
2133.196
112.671
2152.201
211.707
2
955
1518.257
90.756
1490.338
103.337
1504.108
198.394
2
956
1641.157
115.816
1638.798
133.455
1679.553
221.893
2
957
2369.641
90.468
2324.311
114.935
2358.053
208.561
2
958
2352.97
83.86
2302.355
106.467
2330.709
192.85
2
959
2354.121
85.826
2300.377
109.829
2325.907
203.077
2
960
2365.574
89.274
2318.352
114.07
2350.266
210.099
2
961
2360.581
94.792
2317.902
120.93
2353.957
221.834
2
962
2390.392
99.267
2344.994
126.654
2379.436
232.41
2
963
1267.546
110.21
1278.081
122.616
1315.531
227.959
2
964
1267.436
109.473
1276.662
121.671
1312.897
227.898
2
965
2390.271
99.261
2344.748
126.638
2379.071
232.341
2
966
2360.442
94.77
2317.597
120.903
2353.496
221.794
2
968
2365.436
89.241
2318.08
114.04
2349.868
210.108
2
970
2353.985
85.792
2300.169
109.808
2325.631
203.145
2
971
2352.923
82.854
2301.662
105.166
2329.425
192.607
2
973
2368.971
89.619
2322.92
113.84
2355.99
206.494
2
974
1647.982
115.913
1644.592
133.597
1684.47
220.297
2
975
1262.296
90.107
1241.989
103.154
1252.409
198.032
2
984
1652.781
78.604
1670.291
101.343
1692.986
190.963
2
1001
3976.272
160.726
4057.555
205.537
4202.243
379.377
2
128
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
1016
1652.489
78.511
1670.111
101.236
1692.894
190.823
2
1017
2822.79
77.747
2817.855
99.904
2860.789
186.681
2
1019
4066.562
155.459
4149.445
198.93
4297.599
367.796
2
1024
2502.654
71.237
2521.302
91.393
2575.68
170.086
2
1031
4081.273
143.315
4158.817
183.462
4297.581
339.536
2
1034
4071.356
141.404
4157.556
182
4294.683
341.491
2
1036
3654.625
138.912
3818.287
178.985
4007.869
336.742
2
1039
3872.367
152.5
3997.708
197.146
4137.825
373.98
2
1041
4230.173
167.216
4312.099
215.008
4411.317
402.412
2
1044
2619.126
168.179
2725.206
216.773
2807.262
408.199
2
1218
2267.535
62.789
2317.822
81.342
2397.758
155.104
2
1325
2801.755
54.068
2821.155
69.56
2883.345
130.374
2
1331
2809.973
57.245
2828.739
73.532
2892.052
137.274
2
1339
2813.19
66.279
2842.311
85.133
2912.504
158.918
2
1346
2723.151
72.084
2753.649
92.74
2823.759
173.829
2
1360
2821.367
77.811
2816.252
99.979
2858.912
186.785
2
1370
4373.768
386.494
4459.419
501.83
4591.87
962.201
2
1374
2501.686
71.192
2520.217
91.347
2574.449
170.062
2
1383
2266.429
62.908
2320.883
81.471
2404.649
155.231
2
1387
2797.704
53.968
2822.729
69.447
2889.883
130.239
2
1407
2805.593
57.663
2826.807
74.107
2892.219
138.531
2
1413
2809.717
66.614
2840.421
85.594
2911.989
159.921
2
1434
2723.714
72.275
2757.403
92.997
2830.392
174.358
2
1532
1218.723
78.454
1313.163
101.837
1477.879
195.124
2
1534
1522.866
84.789
1508.101
109.767
1530.175
208.956
2
1536
2134.146
96.852
2164.462
123.328
2247.255
225.14
2
1547
3821.087
71.002
3790.735
91.391
3831.453
171.5
2
1550
4045.012
158.729
4028.62
197.188
4054.619
336.498
2
1552
2892.319
59.466
2999.145
74.742
3155.028
131.778
2
1554
1757.182
110.193
1871.126
141.802
1998.228
265.945
2
1578
1198.229
78.756
1288.261
101.837
1436.513
193.294
2
1580
1674.907
83.855
1644.161
108.743
1664.574
207.866
2
1582
2446.815
86.81
2441.255
111.404
2512.717
207.483
2
1593
3895.221
70.303
3868.424
90.304
3913.947
168.579
2
1596
4249.906
158.855
4260.347
196.424
4295.998
330.696
2
1598
3067.003
61.844
3171.519
77.131
3328.449
133.099
2
1600
1687.755
120.687
1740.737
152.477
1806.121
272.627
2
129
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
1624
1178.304
77.886
1262.669
100.316
1388.503
188.552
2
1626
1673.272
83.771
1639.245
108.652
1656.509
207.784
2
1628
2436.797
79.29
2422.498
101.656
2485.113
188.866
2
1639
3894.783
69.648
3864.674
90.257
3906.334
172.24
2
1642
4179.027
135.798
4170.838
170.064
4204.461
296.855
2
1644
3059.398
57.648
3143.269
72.392
3279.638
127.324
2
1646
1697.093
109.404
1810.769
139.754
1950.892
257.236
2
1672
1176.384
76.163
1260.375
97.76
1384.896
182.16
2
1674
1673.104
83.565
1639.949
108.379
1657.979
207.232
2
1678
2438.53
80.708
2414.893
104.111
2468.129
196.439
2
1712
3830.046
71.903
3819.61
93.091
3877.783
177.233
2
1715
4214.524
134.224
4220.522
166.606
4252.386
289.533
2
1717
3068.05
57.561
3135.227
72.439
3256.498
128.162
2
1719
1653.038
117.325
1739.451
148.776
1835.744
269.193
2
1750
1193.845
73.875
1283.268
94.567
1429.694
175.003
2
1752
1672.632
83.132
1643.047
107.769
1664.329
205.841
2
1754
2454.589
83.773
2441.085
108.194
2503.391
204.746
2
1765
9548.018
1597.37
11585.15
2060.861
18421.42
3889.886
8
1768
4216.778
153.044
4198.829
189.953
4229.96
323.31
2
1770
3094.366
60.05
3191.377
75.296
3342.797
131.889
2
1772
1692.927
110.454
1809.602
140.735
1964.919
257.329
2
1797
1205.931
73.808
1299.362
94.299
1462.137
173.649
2
1799
1672.622
84.554
1645.642
109.622
1669.299
209.421
2
1801
2451.55
91.526
2447.185
117.846
2516.311
221.319
2
1812
2909.957
85.528
3071.547
108.974
3264.748
199.243
2
1815
4233.054
163.128
4237.732
202.335
4273.451
343.724
2
1817
3049.94
62.144
3180.687
77.806
3361.566
135.723
2
1819
1654.558
122.177
1770.267
154.542
1930.011
277.199
2
1843
1206.78
74.807
1305.645
95.486
1494.086
175.403
2
1845
1675.847
86.43
1648.425
112.124
1671.998
214.53
2
1847
2486.081
96.489
2489.284
124.388
2565.291
234.321
2
1858
3941.675
76.839
3918.128
99.571
3964.616
189.995
2
1861
4187.865
173.274
4174.152
214.764
4211.184
364.085
2
1863
2918.766
65.76
3108.18
82.061
3342.916
141.83
2
1865
1615.606
109.669
1746.922
140.561
1988.506
260.946
2
1893
1332.821
111.253
1377.031
124.297
1440.243
235.947
2
1904
2241.822
77.063
2274.737
100.111
2323.478
192.192
2
130
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
1907
2710.536
154.301
2815.738
194.783
2885.528
347.501
2
1909
2082.389
58.308
2253.378
74.293
2575.16
135.839
2
1911
1408.081
122.373
1666.268
155.917
2438.502
285.07
2
2161
963.246
50.073
1109.682
65.091
1553.011
125.158
2
2162
896.473
45.723
1005.773
59.258
1361.862
113.108
2
2163
855.809
55.318
1000.831
71.73
1412.702
137.091
2
2164
719.444
44.315
866.137
57.362
1343.238
109.162
2
2165
3977.434
159.818
4057.509
204.374
4198.476
377.225
2
2168
4066.89
154.133
4148.407
197.226
4294.176
364.604
2
2170
4082.073
141.722
4155.168
181.415
4289.559
335.703
2
2173
4071.397
141.371
4153.895
181.995
4287.66
341.657
2
2175
3654.666
138.859
3809.844
178.942
3991.733
336.772
2
2178
3871.979
152.466
3997.055
197.108
4137.054
373.933
2
2180
4230.907
167.218
4313.739
215
4413.853
402.342
2
2183
2619.292
168.248
2725.891
216.837
2808.054
408.199
2
2325
973.527
85.565
1032.531
111.216
1103.652
213.789
2
2326
1332.535
111.874
1377.271
124.293
1440.945
236.017
2
2327
973.474
85.461
1030.411
111.093
1099.621
213.615
2
2328
3717.881
1339.618
4632.32
1719.885
7971.365
3206.665
8
4753
1220.797
78.4
1315.875
101.737
1483.153
194.796
2
4755
1522.775
84.666
1507.858
109.626
1529.791
208.766
2
4757
2128.275
97.489
2160.416
124.15
2245.066
226.697
2
4768
3821.907
71.684
3793.54
92.259
3836.049
173.085
2
4771
4033.813
158.645
4019.429
197.112
4046.619
336.5
2
4773
2871.311
59.253
2989.692
74.526
3155.044
131.65
2
4775
1781.896
110.03
1903.88
141.624
2063.516
265.752
2
4808
1200.107
78.746
1290.758
101.784
1441.533
193.006
2
4810
1674.902
83.512
1644.51
108.337
1665.25
207.275
2
4812
2447.117
87.688
2443.389
112.533
2516.638
209.598
2
4823
3890.625
71.05
3863.615
91.267
3908.862
170.397
2
4826
4291.094
159.797
4307.929
197.55
4346.185
332.404
2
4828
3009.955
61.775
3119.484
77.088
3275.816
133.237
2
4830
1664.287
120.958
1768.409
152.88
1879.685
273.64
2
4863
1179.958
77.888
1264.91
100.279
1393.161
188.297
2
4865
1673.229
83.457
1639.554
108.281
1657.143
207.237
2
4867
2436.263
80.306
2424.125
102.966
2488.734
191.336
2
4878
3889.555
69.803
3859.881
90.435
3901.863
172.468
2
131
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
4881
4236.544
136.546
4232.413
171.049
4267.19
298.817
2
4883
3037.596
57.9
3100.751
72.722
3213.334
127.967
2
4885
1626.87
109.997
1748.725
139.688
1942.778
257.663
2
4918
1176.201
76.168
1260.252
97.733
1385.098
181.956
2
4920
1673.044
83.323
1639.939
108.094
1658.016
206.816
2
4922
2437.948
80.743
2414.581
104.136
2468.039
196.39
2
4933
3830.676
72.003
3825.513
93.209
3888.484
177.404
2
4936
4194.898
134.839
4202.949
167.498
4235.809
289.695
2
4938
3020.453
57.324
3049.868
72.195
3133.819
127.988
2
4940
1315.156
120.902
1401.688
152.878
1501.271
273.987
2
4973
1193.734
73.879
1283.253
94.55
1430.162
174.866
2
4975
1672.562
82.987
1643.051
107.598
1664.401
205.594
2
4977
2454.071
83.813
2441.152
108.233
2503.964
204.764
2
4988
9665.664
1609.52
11738.42
2076.505
18717.75
3919.271
8
4991
4273.416
153.152
4260.704
190.06
4294.356
323.36
2
4993
3076.484
59.986
3161.413
75.219
3297.487
131.766
2
4995
1572.399
110.361
1659.897
140.777
1754.359
258.171
2
5028
1205.898
73.807
1299.45
94.289
1462.818
173.583
2
5030
1672.547
84.519
1645.658
109.581
1669.395
209.365
2
5032
2451.071
91.556
2447.473
117.884
2517.272
221.387
2
5043
2908.952
85.583
3079.434
109.037
3280.812
199.33
2
5046
4272.086
163.068
4280.943
202.259
4317.086
343.592
2
5048
2993.226
62.04
3117.347
77.688
3286.97
135.582
2
5050
1637.265
122.681
1749.167
155.16
1894.051
278.211
2
5083
1207.1
74.798
1306.186
95.476
1495.612
175.396
2
5085
1675.777
86.491
1648.431
112.198
1672.072
214.64
2
5087
2485.608
96.499
2489.599
124.41
2566.309
234.408
2
5098
3942.5
76.853
3915.551
99.601
3958.864
190.101
2
5101
4167.015
173.253
4152.846
214.744
4188.484
364.082
2
5103
2900.233
65.761
3089.6
82.057
3327.518
141.792
2
5105
1626.925
109.845
1759.924
140.855
2006.693
261.81
2
5138
3808.647
1380.117
4750.083
1772.075
8196.745
3304.89
8
5153
2242.328
77.682
2275.091
100.263
2323.71
192.425
2
5156
2713.062
154.257
2823.509
194.746
2898.293
347.521
2
5158
2092.971
58.35
2266.713
74.338
2599.131
135.881
2
5160
1443.691
122.487
1709.912
156.042
2510.083
285.204
2
132
Tabel VI.9 Rekapitulasi Gaya Reaksi Tribun Selatan
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
1
690.331
149.646
250.039
194.399
324.487
373.19
2
2
273.152
167.068
295.245
216.793
335.726
415.06
2
3
266.805
192.397
288.039
249.461
324.799
476.673
2
5
1751.346
101.764
1800.764
130.905
1852.57
245.265
2
7
2443.038
116.544
2480.826
149.353
2523.861
277.172
2
17
2450.15
125.106
2499.265
160.301
2551.798
297.374
2
19
2267.09
126.986
2327.855
162.825
2384.127
302.601
2
22
2267.066
126.867
2327.725
162.672
2383.9
302.313
2
24
2994.636
188.093
3147.029
231.061
3300.632
381.583
4
26
283.067
251.003
310.127
325.347
378.048
621.204
2
33
2450.146
125.269
2499.221
160.518
2551.695
297.815
4
35
2441.884
117.005
2479.584
149.965
2522.592
278.407
4
36
3248.536
184.57
3348.113
227.164
3455.124
377.277
2
38
1738.856
103.112
1788.121
132.579
1839.839
248.117
2
40
1942.764
177.318
2047.884
209.125
2136.515
333.471
2
46
2416.962
291.476
3016.542
373.881
5215.784
695.509
2
58
2067.684
316.291
2530.811
399.867
4134.003
716.226
2
65
2066.034
316.008
2528.639
399.501
4129.701
715.533
2
67
2629.096
310.188
3208.847
389.572
5196.368
685.421
4
69
2378.969
323.345
2894.097
406.678
4639.653
718.323
4
73
2379.612
323.67
2894.915
407.109
4641.14
719.199
4
74
2629.269
311.316
3209.415
391.056
5199.061
688.356
4
75
6897.522
370.569
7205.847
466.514
7530.255
853.636
4
76
6371.981
375.726
6817.986
470.443
7418.261
820.758
4
78
2595.174
346.566
2767.344
440.352
2947.621
799.344
2
96
2321.104
132.865
2640.931
165.533
3625.655
284.801
2
167
2428.467
288.703
3030.522
370.253
5238.109
688.428
4
168
282.677
248.276
309.198
321.785
375.96
614.277
2
169
266.399
189.246
287.436
245.359
322.7
468.764
2
170
272.572
163.623
294.409
212.316
332.975
406.462
2
171
216.615
146.249
248.037
189.986
320.486
364.717
2
172
2003.782
133.46
2103.064
172.016
2206.321
323.888
2
173
2396.335
131.156
2451.32
169.975
2514.669
324.408
4
174
1647.62
154.056
1745.858
196.265
1825.577
358.741
2
175
5597.337
235.116
5799.65
304.599
6018.747
580.864
4
133
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
176
5209.659
194.173
5220.071
249.319
5249.526
464.977
4
177
2338.757
210.767
2518.695
273.851
2810.249
525.953
4
178
536.869
102.693
570.209
126.074
605.735
219.94
2
179
2215.276
100.248
2218.56
129.765
2238.359
246.95
2
180
2979.973
242.995
3138.933
241.591
2594.437
269.647
4
181
1636.321
163.275
1727.415
204.68
1800.238
358.277
2
182
5631.231
241.519
10524.65
2127.444
6022.118
580.147
6
183
5637.977
233.538
5631.37
302.711
5655.011
449.348
4
184
3372.653
234.04
3758.98
303.376
2769.891
504.652
4
185
3804.634
240.618
3996.395
311.451
616.686
223.199
2
186
2210.487
97.704
2213.151
126.334
2232.171
239.77
2
187
2599.75
106.378
2586.286
137.533
2591.761
260.952
4
188
1634.502
166.807
1718.261
205.917
1784.081
345.017
2
189
5642.185
242.608
5819.621
309.677
6008.058
568.891
4
190
5661.292
176.322
5626.931
228.198
5644.762
434.088
4
191
2703.342
192.539
2741.325
249.655
2801.317
477.092
4
192
560.368
100.506
563.151
126.397
570
223.204
2
194
2210.136
94.268
2216.218
121.754
2238.259
230.439
2
195
2599.732
102.268
2587.468
131.895
2594.052
248.736
4
196
1633.613
166.038
1737.097
201.957
1822.138
323.598
2
198
5652.328
242.058
5841.788
307.033
6038.513
554.806
4
199
5676.361
172.655
5655.694
223.425
5673.739
424.877
4
200
2690.232
183.612
2733.777
238.067
2798.901
454.888
4
201
563.953
106.012
594.55
132.714
626.902
231.429
2
202
2209.715
89.551
2221.915
115.573
2249.423
218.326
2
211
2599.61
96.935
2588.253
124.684
2595.68
233.564
4
212
1645.045
161.865
1752.438
194.109
1853.514
297.205
2
215
5675.28
239.388
5923.853
301.747
6165.479
536.179
4
227
5650.743
169.366
5610.335
218.765
5625.303
414.124
4
238
2690.229
174.734
2750.82
226.474
2832.173
432.35
4
241
559.845
105.479
564.887
130.619
573.797
220.857
2
242
2209.039
83.221
2225.878
107.494
2257.513
203.491
2
243
2599.338
90.79
2588.72
116.304
2596.819
215.63
4
245
1652.497
154.42
1762.75
182.759
1875.775
267.578
2
248
5652.04
233.804
5946.857
292.481
6224.455
509
4
250
5669.649
163.986
5645.364
211.582
5664.413
399.428
4
252
2699.495
165.588
2771.469
214.604
2864.005
409.62
4
134
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
255
567.987
111.552
604.38
138.167
642.459
233.758
2
257
2171.843
78.356
2212.778
100.899
2266.105
189.543
2
259
3898.722
147.834
4065.982
190.996
2590.128
196.752
4
335
1631.966
141.207
1744.809
165.217
1875.556
232.148
2
344
5682.173
459.838
6208.47
593.975
7462.308
1124.472
4
377
5335.694
170.889
5347.651
218.129
5411.327
400.699
4
400
3267.521
165.346
3782.842
213.083
2853.335
401.065
4
410
559.142
104.59
568.389
128.663
580.834
213.365
2
438
1349.862
74.474
1439.135
96.048
1529.914
181.127
2
439
1823.465
85.306
1611.798
94.445
1676.838
178.561
2
440
5227.568
1715.303
6498.292
2224.233
11109.22
4250.973
10
444
10378.54
1311.874
13029.28
1685.063
22898.12
3145.501
10
521
4101.219
411.639
4415.3
530.619
4900.167
999.383
4
528
1991.774
162.243
2208.891
209.2
2887.068
394.304
2
530
383.201
101.924
414.815
127.572
470.911
222.349
2
532
2243.202
192.077
2307.82
227.276
2363.176
332.5
2
543
3819.407
119.278
3832.525
152.99
3846.971
284.552
4
546
3548.212
139.393
3598.012
175.874
3638.247
313.333
4
548
7983.6
398.196
8262.681
502.25
8578.983
894.031
4
550
7368.834
448.508
7826.061
562.642
8255.036
986.788
4
557
3206.647
149.727
3310.556
183.953
3411.337
303.9
4
562
3545.825
164.454
3892.524
201.969
4848.264
333.278
4
564
2222.815
197.69
2289.025
234.883
2345.024
348.579
2
566
3751.748
131.835
3764.857
168.641
3777.868
311.509
4
568
3476.147
148.251
3534.323
187.508
3581.55
336.258
4
579
7918.897
437.627
8184.238
551.894
8491.983
981.963
4
582
7429.692
485.807
7736.093
610.04
7989.844
1072.857
4
584
3218.277
154.857
3332.399
190.919
3443.392
318.679
4
586
3422.335
172.421
3738.688
212.267
4501.689
352.803
2
600
2191.221
189.659
2060.707
226.861
2117.332
344.424
2
602
3856.323
126.265
3869.453
162.737
3896.628
309.658
4
604
3758.854
133.996
3776.209
172.476
3805.839
323.666
4
615
7217.628
438.855
7508.638
555.238
7828.697
996.54
4
618
7043.851
491.631
7339.401
618.674
7537.187
1094.417
4
620
2933.523
150.437
3048.839
186.501
3156.336
316.377
4
622
3099.354
168.749
3388.446
208.786
4101.31
352.137
4
629
1990.368
189.51
2060.755
226.695
2117.452
344.238
2
135
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
636
3856.3
126.108
3869.447
162.823
3896.637
309.696
4
710
3758.806
133.839
3776.136
172.295
3805.742
323.429
4
746
7218.262
439.201
7509.554
555.596
7829.786
996.808
4
780
7043.389
491.293
7339.571
618.243
7537.907
1093.62
4
782
2933.507
150.343
3048.919
186.378
3156.505
316.135
4
784
3098.64
168.624
3387.559
208.624
4099.332
351.832
4
795
2222.903
197.601
2289.124
234.888
2345.134
349.154
2
798
3751.826
132.909
3764.94
169.912
3777.954
313.375
4
800
3476.388
148.245
3534.578
187.591
3581.82
336.845
4
802
7919.16
441.116
8185.085
556.029
8493.482
988.049
4
809
7429.303
486.518
7737.084
610.988
7991.573
1074.79
4
815
3218.258
155.065
3332.292
191.185
3443.216
319.166
4
817
3422.216
172.579
3738.639
212.476
4502.338
353.228
4
819
2242.315
191.6
2307.032
227
2362.484
333.581
2
820
3818.692
121.746
3831.838
155.95
3846.318
289.087
4
822
3547.128
139.672
3596.872
176.286
3637.053
314.357
4
824
7961.495
409.363
8239.525
515.442
8554.934
913.219
4
835
7348.63
450.098
7804.6
564.779
8232.371
991.229
4
838
3206.56
150.29
3310.289
184.675
3410.911
305.24
4
840
3546.764
165.007
3893.61
202.695
4850.104
334.705
4
842
1963.348
72.1
1994.474
91.904
2037.605
168.223
2
849
2046.241
73.959
2033.324
94.356
2039.224
173.105
2
851
2044.21
82.845
2029.888
105.762
2034.443
194.361
2
856
2044.049
89.767
2029.333
114.876
2033.581
212.423
2
858
2043.869
95.124
2028.496
122.117
2032.18
227.637
2
860
2043.469
99.288
2028.134
127.848
2031.896
240.145
2
871
2042.46
100.937
2034.28
130.332
2044.29
246.507
2
874
1513.614
150.37
1525.324
194.922
1547.971
372.243
2
876
1511.62
150.643
1523.613
195.388
1546.51
373.658
2
878
2042.505
101.518
2034.327
131.119
2044.336
248.169
2
885
2043.452
100.134
2028.131
128.938
2031.9
242.191
2
892
2043.866
96.128
2028.495
123.405
2032.182
230.031
2
894
2044.043
90.899
2029.336
116.334
2033.593
215.161
2
896
2044.207
84.061
2029.899
107.335
2034.469
197.35
2
907
2046.241
75.237
2033.364
96.014
2039.302
176.278
2
910
1963.294
73.452
1994.684
93.661
2038.057
171.6
2
912
2988.569
188.476
3141.033
231.612
3294.684
382.889
4
136
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
914
3255.62
184.569
3355.241
227.218
3462.276
377.638
4
942
1947.934
179.856
2053.26
212.164
2142.056
333.293
2
944
6982.67
353.71
7290.941
449.037
7613.609
816.96
4
946
6419.081
371.799
6868.636
467.51
7474.157
825.25
4
948
2601.153
352.572
2773.572
448.041
2953.587
813.577
4
950
2323.175
134.096
2642.634
167.137
3626.966
287.902
4
952
2003.447
133.886
2102.779
172.645
2206.08
325.451
2
954
2404.295
131.881
2459.321
170.845
2522.669
325.746
4
955
1653.54
156.62
1752.128
197.087
1832.139
359.726
2
956
5574.713
237.462
5775.986
307.963
5994.349
588.798
4
957
5245.459
185.074
5248.906
240.031
5276.642
458.959
4
958
2317
156.598
2494.728
203.445
2783.04
390.623
4
959
537.247
103.578
571.709
127.196
608.388
222.314
2
960
2215.256
100.99
2218.682
130.736
2238.598
248.848
2
961
2603.639
109.154
2589.47
141.601
2594.333
270.915
4
962
1636.037
163.37
1727.611
204.837
1800.878
358.742
2
963
5633.676
243.318
5823.117
312.922
6027.812
585.958
4
964
5687.379
179.12
5675.863
232.481
5700.264
445.33
4
965
2655.044
153.558
2693.254
198.17
2752.402
374.311
4
966
562.458
102.817
590.649
126.838
620.986
225.869
2
968
2210.438
98.674
2213.255
127.579
2232.416
242.089
2
970
2599.757
107.037
2586.3
138.393
2591.78
262.623
4
971
1634.422
167.249
1718.095
206.496
1783.835
346.154
2
973
5642.33
244.477
5820.905
312.22
6010.284
574.308
4
974
5662.608
179.483
5627.7
232.409
5645.491
442.653
4
975
2678.063
142.797
2715.327
185.158
2775.815
353.844
2
984
560.707
101.706
564.425
127.931
572.139
226.031
2
1001
2210.083
95.406
2216.191
123.218
2238.256
233.181
2
1016
2599.729
103.098
2587.5
132.984
2594.116
250.872
4
1017
1633.627
166.743
1737.139
202.868
1822.309
325.323
2
1019
5651.387
243.967
5839.876
309.578
6036.039
559.999
4
1024
5678.555
177.037
5657.324
229.051
5675.367
435.369
4
1031
2666.545
136.47
2709.341
176.864
2774.876
337.568
4
1034
564.394
107.367
596.138
134.444
629.565
234.612
2
1036
2209.666
90.82
2221.962
117.214
2249.559
221.436
2
1039
2599.605
97.955
2588.307
126.016
2595.787
236.161
4
1041
1645.244
162.76
1752.72
195.265
1854.15
299.393
2
137
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
1044
5674.624
241.47
5923.793
304.488
6166.066
541.613
4
1218
5654.705
174.062
5614.759
224.814
5629.939
425.498
4
1325
2666.544
129.665
2726.572
167.977
2808.518
320.292
4
1331
560.266
106.86
566.128
132.372
575.803
224.038
2
1339
2208.996
84.667
2225.997
109.37
2257.784
207.079
2
1346
2599.333
92.045
2588.793
117.94
2596.965
218.792
4
1360
1652.885
155.413
1763.276
184.044
1876.874
270.026
2
1370
5651.708
235.992
5947.858
295.342
6227.036
514.585
4
1374
5672.262
168.863
5647.356
217.871
5666.419
411.283
4
1383
2675.823
122.515
2747.288
158.698
2840.466
302.52
4
1387
569.669
113.162
606.455
140.218
646.017
237.509
2
1407
2171.779
79.817
2213.028
102.799
2266.647
193.197
2
1413
2605.557
85.613
2588.145
109.179
2590.332
200.085
4
1434
1632.839
142.243
1745.973
166.562
1877.908
234.726
2
1532
5689.356
470.42
6218.433
607.743
7492.481
1151.003
4
1534
5338.654
175.736
5350.249
224.37
5413.92
412.419
4
1536
2654.451
122.47
2729.792
157.653
2826.289
295.91
4
1547
559.559
106.093
569.12
130.569
581.86
216.813
2
1550
1350.653
75.998
1440.145
98.029
1531.782
184.932
2
1552
1536.728
74.468
1612.564
96.151
1678.234
181.836
2
1554
5289.23
1743.614
6577.898
2260.784
11259.73
4320.082
10
1578
10479.83
1336.248
13158.7
1716.676
23136.5
3205.953
10
1580
4105.308
426.37
4420.552
549.734
4910.03
1035.975
4
1582
1975.608
119.817
2189.413
154.344
2866.666
290.207
2
1593
385.044
103.698
417.092
129.836
474.822
226.503
2
1596
5913.597
1822.1
7217.314
2347.668
11686.09
4416.53
10
1598
1712.916
147.364
1796.347
173.402
1862.162
248.733
2
1600
1705.434
156.858
1784.6
186.95
1846.329
280.406
2
1624
1706.849
163.056
1777.154
197.044
1830.787
309.319
2
1626
1708.215
166.037
1767.253
203.591
1810.601
334.362
2
1628
1709.461
165.294
1763.027
205.738
1801.453
353.011
2
1639
1711.675
159.587
1769.809
201.766
1812.586
361.447
2
1642
1630.917
145.682
1693.278
188.017
1739.177
355.195
2
1644
1710.31
159.509
1768.662
201.725
1811.645
361.647
2
1646
1709.469
165.626
1763.282
206.182
1801.936
353.922
2
1672
1708.156
166.64
1767.189
204.373
1810.534
335.858
2
1674
1706.79
163.88
1777.213
198.108
1830.955
311.331
2
138
SERVIS
JOINT
GEMPA NOMINAL
GEMPA KUAT
JUMLAH
TIANG
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
AKSIAL
LATERAL
kN
kN
kN
kN
kN
kN
1678
1705.377
157.829
1784.79
188.206
1846.746
282.789
2
1712
1712.871
148.382
1796.59
174.722
1862.67
251.256
2
1715
5968.869
1848.061
7289.727
2381.681
11827.95
4483.177
10
1717
2445.278
82.517
2477.441
103.912
2522.387
184.166
4
1719
2502.698
92.657
2508.829
116.518
2532.848
205.719
2
1750
2498.811
98.402
2503.554
124.677
2526.241
224.627
4
1752
2498.395
104.071
2499.61
132.57
2519.019
242.251
4
1754
2497.924
108.5
2494.812
138.878
2510.204
256.941
4
1765
2497.147
111.243
2494.331
143.101
2509.983
268.132
4
1768
2493.338
111.806
2492.69
144.486
2509.94
273.843
4
1770
1894.044
156.651
1935.071
201.309
1984.202
376.232
2
1772
1878.133
156.083
1913.89
200.736
1958.568
375.908
2
1797
2491.832
112.166
2491.246
144.968
2508.562
274.828
2
1799
2497.229
111.84
2494.506
143.874
2510.244
269.601
4
1801
2497.944
109.222
2494.818
139.824
2510.198
258.796
4
1812
2498.418
104.972
2499.668
133.752
2519.11
244.566
4
1815
2498.833
99.469
2503.667
126.07
2526.436
227.333
4
1817
2502.719
93.908
2508.994
118.147
2533.146
208.861
4
1819
2445.298
83.76
2477.624
105.528
2522.721
187.271
4
1843
1646.804
157.06
1714.458
188.81
1764.881
356.053
2
1845
10652.54
1303.394
13070.87
1678.538
21511
3153.934
8
1847
10578.78
1279.892
12973.71
1647.939
21318.26
3094.876
8
Gaya reaksi pada masing-masing titik kolom dibagi dengan kapasitas tiang tunggal
untuk memperoleh jumlah tiang yang diperlukan pada masing-masing titik kolom.
Jumlah tiang yang tercantum pada tabel-tabel di atas merupakan jumlah kebutuhan
maksimum yang dihasilkan dari kondisi-kondisi yang ada. Berikut merupakan
gambaran dari lokasi titik-titik kolom untuk masing-masing tribun:
139
Gambar VI.12 Denah Titik Kolom Tribun Barat dan Timur
140
Gambar VI.13 Denah Titik Kolom Tribun Utara
141
Gambar VI.14 Denah Titik Kolom Tribun Selatan
142
Apabila jarak antar titik kolom cukup dekat, maka titik-titik kolom tersebut akan
didesain untuk berada dalam satu pile cap. Khusus untuk Tribun Barat dan Tribun
Timur, karena memiliki tata letak titik kolom yang serupa maka keduanya akan
didesain dengan konfigurasi fondasi yang serupa. Secara keseluruhan, ada 10 jenis
konfigurasi tiang yang akan digunakan yakni sebagai berikut:
− Kelompok 2 tiang (P2)
− Kelompok 4 tiang (P4)
− Kelompok 6 tiang (P6)
− Kelompok 8 tiang (P8)
− Kelompok 9 tiang (P9)
− Kelompok 24 tiang (P24)
− Kelompok 35 tiang (P35)
− Kelompok 42 tiang (P42)
− Kelompok 66 tiang (P66)
− Kelompok 72 tiang (P72)
VI.3 Analisis Fondasi
Analisis fondasi dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing konfigurasi
tiang memenuhi persyaratan faktor keamanan maupun deformasi ketika mengalami
pembebanan maksimum. Analisis fondasi untuk keruntuhan tiang tunggal dilakukan
dengan bantuan software Ensoft GROUP dan ETABS. Konfigurasi dua tiang hingga 9
tiang akan menggunakan Ensoft GROUP, sedangkan sisanya akan menggunakan
ETABS. Hal ini dikarenakan konfigurasi yang lebih besar dari 9 tiang akan
membutuhkan pile cap yang besar, dimana rasio antara tebal dan bentang
terpanjangnya juga bernilai besar. Ketika rasio ini bernilai besar, maka pile cap sudah
tidak berperilaku kaku (rigid) lagi sedangkan analisis yang dilakukan dengan
menggunakan Ensoft GROUP mengasumsikan bahwa pile cap bersfiat kaku.
143
Berikut merupakan prosedur dari analisis yang dilakukan dengan menggunakan
Ensfot GROUP:
1. Mendefinisikan parameter tiang yang akan digunakan
Parameter yang digunakan mencakup jenis tiang, bentuk, spesifikasi material,
serta dimensi dari tiang yang direncanakan. Pada pengerjaan Tugas Akhir kali
ini, fc’ dari tiang yang digunakan adalah 35 MPa.
Gambar VI.15 Mendefinisikan Parameter Tiang yang Digunakan
2. Mendefinisikan parameter lapisan tanah
Lapisan tanah yang perlu didefinisikan adalah mulai dari tepi atas pile cap hingga
lapisan tanah paling bawah. Parameter tanah yang digunakan mengacu kepada
Bab IV.
144
Gambar VI.16 Mendefinisikan Parameter Tanah yang Digunakan
3. Mendefinisikan dimensi pile cap dan posisi tiang pada pile cap
Dimensi panjang dari pile cap yang digunakan berbeda-beda, tergantung jenis
konfigurasi tiang yang diperlukan. Berikut merupakan beberapa ketentuan yang
perlu diperhatikan dalam menentukan dimensi pile cap:
− Spasi antar tiang yang digunakan sebesar 3D atau 3 m untuk tiang
berdiameter 1 m
− Jarak tiang ke tepi pile cap yang digunakan antara 1D – 1.5D atau 1 – 1.5
m untuk tiang berdiameter 1 m
− Tebal pile cap yang digunakan sebesar 2D atau 2 m untuk tiang
berdiameter 1 m
145
Gambar VI.17 Mendefinisikan Dimensi Pile Cap dan Koordinat Tiang
4. Mendefinisikan kombinasi pembebanan
Kombinasi pembebanan yang didefinisikan merupakan nilai pembebanan
maksimum untuk masing-masing jenis konfigurasi tiang yang digunakan. Selain
mendefinisikan besarnya pembebanan yang diberikan pada pile cap dan
konfigurasi tiang yang diperiksa, perlu didefinsikan juga koordinat dari beban
yang bekerja (sesuai dengan posisi titik kolom pada pile cap). Beban aksial tekan
yang digunakan sudah termasuk dengan berat sendiri pile cap. Sama halnya pada
saat pengecekan kapasitas menggunakan software Ensoft LPILE, kondisi servis
akan menggunakan tipe pembebanan static loading dan kondisi gempa akan
menggunakan tipe pembebanan cyclic loading dengan jumlah siklus 12.
146
Gambar VI.18 Mendefinisikan Kombinasi Pembebanan
Berikut merupakan kombinasi pembebanan maksimum yang akan dijadikan
acuan dalam pendesainan fondasi untuk masing-masing jenis konfigurasi yang
ada:
Tabel VI.10 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 2 Tiang
Kondisi
SERVIS
GEMPA
NOMINAL
GEMPA
KUAT
Gaya
Fx
Fy
Mz
Fz
My
Mx
Maksimum
kN
kN
kN-m
kN
kN-m
kN-m
F1
2444.95
-167.11
347.88
87.91
140.92
-0.34
F2
2565.90
-34.93
40.49
182.15
-128.91
-0.23
F3
3917.57
-4.38
6.31
40.99
104.56
-0.03
M1
2821.11
-26.31
22.51
-29.25
460.03
0.16
M2
2444.95
-167.11
347.88
87.91
140.92
-0.34
F1
3998.94
-210.67
445.47
97.86
147.64
-0.44
F2
4156.17
-38.83
45.87
220.37
-203.14
-0.29
F3
5341.53
-0.27
-2.70
-31.63
286.14
0.07
M1
4487.95
-27.63
22.49
-54.44
562.48
0.22
M2
3998.94
-210.67
445.47
97.86
147.64
-0.44
F1
3576.39
-442.71
983.32
117.35
105.75
-0.96
F2
3939.24
-46.16
61.15
400.05
-703.74
-0.62
F3
5362.35
5.31
-14.57
-126.10
525.05
0.20
147
Kondisi
Gaya
Fx
Fy
Mz
Fz
My
Mx
Maksimum
kN
kN
kN-m
kN
kN-m
kN-m
M1
4704.88
-20.30
7.21
-234.13
1063.07
0.55
M2
3576.39
-442.71
983.32
117.35
105.75
-0.96
Tabel VI.11 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 4 Tiang
Kondisi
SERVIS
GEMPA
NOMINAL
GEMPA
KUAT
Gaya
Fx
Fy
Mz
Fz
My
Mx
Maksimum
kN
kN
kN-m
kN
kN-m
kN-m
F1
3841.71
223.98
-626.99
41.94
541.19
0.29
F2
4784.37
46.33
-32.65
411.56
-763.86
-0.67
F3
7158.26
2.14
-8.31
130.16
462.87
-0.09
M1
5230.15
54.73
-68.87
-168.94
1834.29
0.71
M2
5437.27
222.50
-715.76
47.45
848.98
0.96
F1
4821.83
278.48
-802.11
33.46
629.40
0.44
F2
5761.83
49.37
-31.54
508.97
-1107.99
-0.88
F3
7763.39
12.50
-40.92
-106.64
1272.57
0.44
M1
6341.34
60.29
-78.63
-245.68
2269.60
0.92
M2
6610.60
278.39
-919.58
35.63
988.71
1.24
F1
6595.73
594.90
-1811.36
100.81
501.50
1.85
F2
5382.92
42.23
-0.75
1002.40
-3316.42
-2.06
F3
7798.86
26.30
-83.91
-414.33
2338.28
1.13
M1
6720.25
67.44
-109.42
-739.10
4478.03
2.10
M2
7341.62
570.75
-2050.08
-89.94
1522.12
2.84
Tabel VI.12 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 6 Tiang
Kondisi
Gaya
Fx
Fy
Mz
Fz
My
Mx
Maksimum
kN
kN
kN-m
kN
kN-m
kN-m
2743.58
90.17
289.63
66.31
83.72
1.25
3320.097
226.666
738.9365
42.261
930.1411
1.8007
1752.38
91.15
184.61
27.86
155.76
0.17
2781.83
46.19
108.81
154.30
377.15
0.34
3026.002
25.772
12.7704
511.931
810.0329
0.7445
1514.01
29.70
25.48
142.70
101.45
0.16
3350.54
44.80
64.49
42.18
50.42
0.04
3686.653
177.276
559.4933
104.083
969.8379
1.3052
2101.69
32.56
32.60
3.38
270.20
0.03
2860.41
7.85
29.62
100.23
442.46
0.33
F1 Max
SERVIS
F2 Max
F3 Max
M1 Max
148
Kondisi
Gaya
Fx
Fy
Mz
Fz
My
Mx
Maksimum
kN
kN
kN-m
kN
kN-m
kN-m
3141.023
32.961
36.3404
211.494
1942.908
0.7438
1918.35
32.95
33.80
34.15
301.10
0.07
2743.58
90.17
289.63
66.31
83.72
1.25
3320.097
226.666
738.9365
42.261
930.1411
1.8007
1752.38
91.15
184.61
27.86
155.76
0.17
2906.11
111.42
368.02
80.39
115.85
1.63
3599.223
288.357
955.3426
22.67
1087.504
2.341
1854.91
111.76
233.63
24.56
181.05
0.23
2955.84
54.24
132.94
194.78
497.31
0.43
3216.9
27.195
11.3267
633.241
1174.722
0.9678
1545.03
31.88
26.75
173.85
153.33
0.19
3455.74
19.62
183.36
2.21
163.01
1.24
3888.565
223.455
721.7231
88.933
1086.137
1.7104
2212.66
34.83
35.34
19.98
321.56
0.05
3058.00
4.40
47.01
136.11
568.19
0.43
3366.426
36.541
41.9676
307.211
2404.101
0.967
2070.68
36.11
37.57
56.05
369.99
0.10
2906.11
111.42
368.02
80.39
115.85
1.63
3599.223
288.357
955.3426
22.67
1087.504
2.341
1854.91
111.76
233.63
24.56
181.05
0.23
2906.11
111.42
368.02
80.39
115.85
1.63
3599.223
288.357
955.3426
22.67
1087.504
2.341
1854.91
111.76
233.63
24.56
181.05
0.23
2955.84
54.24
132.94
194.78
497.31
0.43
3216.9
27.195
11.3267
633.241
1174.722
0.9678
1545.03
31.88
26.75
173.85
153.33
0.19
3455.74
19.62
183.36
2.21
163.01
1.24
3888.565
223.455
721.7231
88.933
1086.137
1.7104
2212.66
34.83
35.34
19.98
321.56
0.05
3058.00
4.40
47.01
136.11
568.19
0.43
3366.426
36.541
41.9676
307.211
2404.101
0.967
2070.68
36.11
37.57
56.05
369.99
0.10
2906.11
111.42
368.02
80.39
115.85
1.63
3599.223
288.357
955.3426
22.67
1087.504
2.341
1854.91
111.76
233.63
24.56
181.05
0.23
M2 Max
F1 Max
F2 Max
GEMPA
NOMINAL
F3 Max
M1 Max
M2 Max
F1 Max
F2 Max
GEMPA
KUAT
F3 Max
M1 Max
M2 Max
149
Tabel VI.13 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 8 Tiang
Konfigurasi
Gaya
Fx
Fy
Mz
Fz
My
Mx
Maksimum
kN
kN
kN-m
kN
kN-m
kN-m
6173.09
-274.04
928.61
-555.70
506.68
-115.56
3855.47
-178.27
602.74
-1.94
356.57
-39.92
7310.84
-1.17
-0.79
-927.26
1613.01
2.04
4199.82
-1.22
-0.82
-388.23
1241.16
1.41
7616.00
-4.26
7.71
-750.06
846.58
0.71
4722.88
-0.19
-1.06
-236.93
1145.83
0.63
6270.31
0.19
-4.21
-877.93
1739.05
2.42
F1
F2
SERVIS
F3
M1
M2
F1
F2
GEMPA
NOMINAL
F3
M1
M2
F1
F2
GEMPA
KUAT
F3
M1
M2
4287.98
0.58
-3.35
-294.80
1242.89
0.78
6173.09
-274.04
928.61
-555.70
506.68
-115.56
3855.47
-178.27
602.74
-1.94
356.57
-39.92
6579.23
4058.98
-355.46
-231.41
1205.78
782.78
-595.98
4.91
519.35
364.99
-150.35
-51.92
7622.45
-0.52
-2.82
-1028.18
1897.83
2.48
4530.18
-0.88
-2.33
-479.84
1509.99
1.70
7622.81
-0.55
-2.71
-1027.70
1899.50
2.49
4964.93
0.21
-2.41
-297.58
1350.17
0.79
6705.62
1.04
-6.89
-1014.87
2121.44
3.01
4621.25
1.09
-5.13
-375.80
1517.21
1.00
6579.23
-355.46
1205.78
-595.98
519.35
-150.35
4058.98
-231.41
782.78
4.91
364.99
-51.92
6521.72
3960.27
-815.05
-531.76
2773.24
1801.29
-540.12
60.43
278.11
191.27
-347.80
-119.97
6813.39
7.63
-25.23
-1506.79
3975.23
6.12
5203.13
2.59
-13.74
-943.12
2800.73
3.13
7703.64
4.39
-16.47
-1396.64
3289.84
4.82
5442.35
2.97
-11.29
-629.33
2349.94
1.65
6813.39
7.63
-25.23
-1506.79
3975.23
6.12
5257.80
4.78
-16.96
-818.14
2850.23
2.14
6521.72
-815.05
2773.24
-540.12
278.11
-347.80
3960.27
-531.76
1801.29
60.43
191.27
-119.97
150
Tabel VI.14 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 9 Tiang
Konfigurasi
Gaya
Fx
Fy
Mz
Fz
My
Mx
Maksimum
kN
kN
kN-m
kN
kN-m
kN-m
3096.18
159.84
341.24
58.91
136.89
0.35
1188.00
160.86
348.39
68.32
145.44
0.25
1375.01
158.49
339.45
52.38
130.00
0.48
1235.43
167.26
354.22
78.86
153.23
0.32
3231.51
29.671
35.5462
169.429
149.4872
0.2369
1362.03
9.047
1.3734
189.877
159.8144
0.2999
1230.01
5.543
12.3443
155.536
161.9585
0.2845
1254.40
24.605
33.5983
192.141
140.4858
0.2561
4245.72
27.602
29.1629
70.448
193.8038
0.0457
1575.46
156.332
338.4608
57.816
164.3617
0.1331
1552.34
0.012
1.2515
20.134
394.7653
0.1933
1556.51
163.096
344.9351
72.62
185.3578
0.2071
3318.70
22.456
18.8448
61.444
447.2012
0.1729
1405.29
20.012
23.6736
65.481
467.8666
0.1734
1535.09
3.354
6.078
64.373
436.6238
0.1273
1535.15
13.01
8.039
41.889
470.6747
0.1375
3096.18
159.84
341.24
58.91
136.89
0.35
1188.00
160.86
348.39
68.32
145.44
0.25
1375.01
158.49
339.45
52.38
130.00
0.48
1235.43
167.26
354.22
78.86
153.23
0.32
3256.06
202.19
437.77
64.99
145.98
0.44
1685.44
200.11
437.60
61.80
180.58
0.19
1423.46
205.49
440.30
57.82
138.21
0.61
1241.02
213.40
456.01
86.38
163.73
0.40
3431.99
32.973
40.3681
208.659
226.31
0.3011
1407.98
8.64
4.1807
233.479
240.8458
0.3763
1236.60
6.97
15.3745
192.405
240.0472
0.353
1265.68
27.947
39.2056
233.646
218.0963
0.3202
4334.12
101.673
275.9712
64.733
203.0046
0.2642
1685.44
200.111
437.6038
61.8
180.5831
0.1866
1641.09
2.577
6.4956
87.183
533.5151
0.3618
1657.91
208.953
446.0504
77.763
204.1912
0.2819
3492.74
29.494
32.4325
95.421
550.1091
0.1825
1464.23
22.895
28.3805
98.486
575.1394
0.239
1633.20
4.596
8.5745
93.476
538.1099
0.1823
F1
F2
SERVIS
F3
M1
M2
F1
F2
GEMPA
NOMINAL
F3
M1
151
Konfigurasi
Gaya
Fx
Fy
Mz
Fz
My
Mx
Maksimum
kN
kN
kN-m
kN
kN-m
kN-m
1630.66
12.873
5.9785
70.594
576.4124
0.1915
3256.06
202.19
437.77
64.99
145.98
0.44
1685.44
200.11
437.60
61.80
180.58
0.19
1423.46
205.49
440.30
57.82
138.21
0.61
1241.02
213.40
456.01
86.38
163.73
0.40
2951.89
429.61
971.64
73.35
125.64
0.98
856.59
446.53
1005.46
83.53
135.49
0.62
1397.74
470.56
1009.58
65.53
115.51
1.36
970.13
465.78
1022.79
92.74
143.56
0.84
3346.76
13.932
3.6265
405.747
750.0441
0.7233
1371.20
0.681
25.4706
450.533
774.3746
0.7786
977.29
14.533
31.0335
379.328
748.8422
0.703
1027.05
37.802
60.931
432.571
737.5828
0.6548
4562.25
272.236
676.3745
58.46
218.2626
0.6654
2011.50
441.176
994.032
54.351
198.1536
0.5204
1899.94
9.59
21.4781
269.093
1027.767
0.8876
1928.78
461.906
1013.722
69.509
228.2786
0.7342
3550.46
35.646
46.6883
293.557
1064.123
0.5405
1501.01
32.215
49.6705
315.54
1108.668
0.6413
1892.51
12.158
24.2335
280.399
1046.905
0.5323
1869.30
3.018
15.7468
269.52
1095.899
0.5261
2951.89
429.61
971.64
73.35
125.64
0.98
856.59
446.53
1005.46
83.53
135.49
0.62
1397.74
470.56
1009.58
65.53
115.51
1.36
970.13
465.78
1022.79
92.74
143.56
0.84
M2
F1
F2
GEMPA
KUAT
F3
M1
M2
5. Melakukan analisis hasil pemodelan
Analisis yang dilakukan dengan membandingkan gaya aksial, gaya geser, serta
defleksi yang dihasilkan oleh Ensoft GROUP untuk kemudian dibandingkan
dengan batas izin yang telah ditentukan sebelumnya. Besarnya beban tarik yang
akan dibandingkan sudah meliputi besarnya gaya uplift yang terjadi pada fondasi.
Kapasitas aksial (tekan dan tarik) yang digunakan dalam perbandingan ini
merupakan kapasitas yang sudah direduksi dengan efisiensi tiang fondasi.
Perhitungan efisiensi tiang fondasi dilakukan dengan 3 metode yang mengacu
152
kepada persamaan II.32 hingga II.35. Nilai efisiensi tiang fondasi yang digunakan
merupakan nilai rata-rata dari ketiga metode yang ada. Berikut merupakan besar
dari efisiensi fondasi yang digunakan untuk masing-masing jenis konfigurasi
yang ada):
Tabel VI.15 Hasil Perhitungan Efisiensi Tiang (Kapasitas Aksial)
Θ 
Konfigurasi
m
n
D
(m)
d (m)
θ
ConverseLabbare
Los
Angeles
Kenney
Rata-Rata
2
2
1
1
3
18.44
0.898
0.947
1
0.955
4
2
2
1
3
18.44
0.795
0.856
0.967
0.873
6
3
2
1
3
18.44
0.761
0.826
0.939
0.842
8
4
2
1
3
18.44
0.744
0.811
0.921
0.825
9
3
3
1
3
18.44
0.727
0.792
0.921
0.813
35
7
5
1
3
18.44
0.661
0.721
0.878
0.753
72
9
8
1
3
18.44
0.639
0.696
0.866
0.734
132
12
11
1
3
18.44
0.626
0.681
0.859
0.722
Sedangkan itu, kapasitas lateral dari tiang tunggal juga akan direduksi dengan
faktor p-y yang diperoleh dari analisis pada Ensoft GROUP. Nilai faktor p-y ini
kemudian akan digunakan untuk mengecek kapasitas tiang tunggal yang baru
dengan Ensoft LPILE. Berikut merupakan nilai faktor p-y untuk masing-masing
konfigurasi yang ada:
Tabel VI.16 Faktor p-y Konfigurasi Tiang
Konfigurasi
Faktor p
Faktor y
2
0.799
1
4
0.623
1
6
0.534
1
8
0.537
1
9
0.318
1
153
Mengacu kepada SNI 8460: 2017 mengenai Persyaratan Perancangan Geoteknik
pasal 9.7.1.1, nilai efisiensi tiang di atas hanya berlaku untuk tahanan friksi tiang
saja. Berikut merupakan hasil dari perbandingan antara kapasitas dengan gaya
yang diperoleh dari hasil pemodelan di Ensoft GROUP:
Tabel VI.17 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 2 Tiang
SERVIS
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
1963.2
6161.467
3.14
OK
Tarik (kN)
286.670
4095.491
14.29
OK
Geser (kN)
91.152
260.206
1.58
OK
Defleksi (mm)
3.13
6
-
OK
GEMPA NOMINAL
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2671.3
6161.467
2.31
OK
Tarik (kN)
286.670
4095.491
14.29
OK
Geser (kN)
110.28
358.605
1.9
OK
Defleksi (mm)
3.65
12
-
OK
GEMPA KUAT
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2887.2
6161.467
2.13
OK
Tarik (kN)
286.670
4095.491
14.29
OK
Geser (kN)
-221.99
532.97
1.74
OK
Defleksi (mm)
6.73
25
-
OK
Tabel VI.18 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 4 Tiang
SERVIS
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2285.7
5730.159
2.51
OK
Tarik (kN)
286.670
3793.575
13.23
OK
Geser (kN)
125.89
279.412
2.22
OK
2.62
6
-
OK
Defleksi (mm)
GEMPA NOMINAL
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2675.4
5730.159
2.14
OK
Tarik (kN)
286.670
3793.575
13.23
OK
154
Geser (kN)
155.58
387.784
2.49
OK
Defleksi (mm)
4.1
12
-
OK
GEMPA KUAT
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
3020.4
5730.159
1.90
OK
Tarik (kN)
286.670
3793.575
13.23
OK
Geser (kN)
275.88
584.32
2.12
OK
Defleksi (mm)
8.18
25
-
OK
Tabel VI.19 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 6 Tiang
SERVIS
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2203.4
5566.741
2.53
OK
Tarik (kN)
286.670
3679.183
12.83
OK
Geser (kN)
177.85
259.505
1.46
OK
Defleksi (mm)
2.27
6
-
OK
GEMPA NOMINAL
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2633.5
5566.741
2.11
OK
Tarik (kN)
286.670
3679.183
12.83
OK
Geser (kN)
222.64
357.543
1.61
OK
Defleksi (mm)
3.48
12
-
OK
GEMPA KUAT
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2886
5566.741
1.93
OK
Tarik (kN)
286.670
3679.183
12.83
OK
Geser (kN)
334.36
531.111
1.59
OK
Defleksi (mm)
9.03
25
-
OK
Tabel VI.20 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 8 Tiang
SERVIS
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
1716.5
5478.257
3.19
OK
Tarik (kN)
286.670
3617.244
12.62
OK
Geser (kN)
-164.59
260.206
1.58
OK
Defleksi (mm)
2.31
6
-
OK
155
GEMPA NOMINAL
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
1799.8
5478.257
3.04
OK
Tarik (kN)
286.670
3617.244
12.62
OK
Geser (kN)
-188.69
358.605
1.9
OK
Defleksi (mm)
2.84
12
-
OK
GEMPA KUAT
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2133.2
5478.257
2.57
OK
Tarik (kN)
286.670
3617.244
12.62
OK
Geser (kN)
-306.55
532.968
1.74
OK
Defleksi (mm)
5.22
25
-
OK
Tabel VI.21 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 9 Tiang
SERVIS
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
1661.8
5414.278
3.26
OK
Tarik (kN)
286.670
3572.459
12.46
OK
Geser (kN)
-51.171
201.134
3.93
OK
Defleksi (mm)
0.66
6
-
OK
GEMPA NOMINAL
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
1843.7
5414.278
2.94
OK
Tarik (kN)
286.670
3572.459
12.46
OK
Geser (kN)
-65.072
269.834
4.15
OK
Defleksi (mm)
0.91
12
-
OK
GEMPA KUAT
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2169
5414.278
2.50
OK
Tarik (kN)
724.730
3572.459
4.93
OK
Geser (kN)
-140.75
381.465
2.71
OK
Defleksi (mm)
3.25
25
-
OK
156
Mengacu kepada langkah-langkah yang telah dijabarkan di atas, berikut merupakan
contoh dari pemodelan tiang fondasi dengan menggunakan Ensfot GROUP:
Gambar VI.19 Contoh Pemodelan Tiang Fondasi pada Ensoft GROUP
Setelah penjelasan analisis dengan menggunakan Ensoft GROUP, berikut
merupakan penjelasan prosedur analisis fondasi yang dilakukan dengan menggunakan
ETABS:
1. Mendefinisikan grid dan story
Grid didefinisikan sesuai dengan konfigurasi tiang dan letak kolom yang hendak
dimodelkan. Sedangkan itu, tinggi story yang dimodelkan hanya sampai titik jepit
atau fixity point yang diperoleh dari Ensoft LPILE. Titik jepit merupakan titik
dimana defleksi, momen, dan geser dari tiang bernilai 0.
Grafik defleksi dan geser dari masing-masing jenis tiang dapat dilihat pada
Gambar VI.2 – Gambar VI.5 dan Gambar VI.8 – Gambar VI.11, sedangkan grafik
momen dari masing-masing jenis tiang adalah sebagai berikut:
157
Gambar VI.20 Grafik Momen terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Fixed Head
(D= 1000 mm)
Gambar VI.21 Grafik Momen terhadap Kedalaman – Kondisi Servis & Fixed Head
(D= 1200 mm)
158
Gambar VI.22 Grafik Momen terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa & Fixed Head
(D= 1000 mm)
Gambar VI.23 Grafik Momen terhadap Kedalaman – Kondisi Gempa & Fixed Head
(D= 1200 mm)
Berdasarkan grafik-grafik yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa titik jepit
untuk tiang dengan diameter 1000 mm terletak pada kedalaman 20 m dan untuk
tiang dengan diameter 1200 mm terletak pada kedalaman 24 m.
159
2. Mendefinisikan parameter tiang dan pile cap yang digunakan.
Spesifikasi tiang yang digunakan sama halnya dengan yang dimodelkan pada
Ensoft GROUP (dimodelkan sebagai kolom). Pile cap dimodelkan pada slab
section dengan model shell thick dan fc’ 40 MPa.
Gambar VI.24 Mendefinisikan Parameter Tiang dan Pile Cap
3. Mendefinisikan nilai spring tanah
Spring tanah dimodelkan setiap 1 m di sepanjang tiang dengan arah horizontal.
Masing-masing lapisan tanah memiliki nilai spring yang berbeda, mengacu
kepada Tabel II.7. Nilai yang ada di tabel tersebut akan dikalikan dengan luas
permukaan selimut. Berikut merupakan hasil perhitungan nilai spring tanah
untuk masing-masing lapisan:
Tabel VI.22 Hasil Perhitungan Nilai Spring Tanah
LAPISAN TANAH
Soft Clay
Medium Clay
Stiff Clay
DIAMETER
(m)
LUAS SELIMUT
(mm2)
1
1.2
1
1.2
1
1.2
1.571
1.885
1.571
1.885
1.571
1.885
k
kPa/m
8140
27150
136000
kN/m
12786.28
15343.54
42647.12
51176.54
213628.30
256353.96
160
Very Stiff Clay
Hard Clay
1
1.2
1
1.2
1.571
1.885
1.571
1.885
271000
543000
425685.80
510822.97
852942.41
1023530.89
4. Mendefinisikan beban yang bekerja
Beban yang didefinisikan merupakan joint reaction dari masing-masing kolom
yang telah diperoleh sebelumnya. Beban tersebut didefinisikan sebagai joint load.
Berikut merupakan kombinasi pembebanan maksimum yang akan dijadikan
acuan dalam pendesainan fondasi untuk masing-masing jenis konfigurasi yang
ada:
Tabel VI.23 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 24 Tiang
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
123.81
-7.32
2524.43
464.39
544.34
0.67
1336.25
246.88
10479.83
711.36
1306.59
10.98
1185.16
240.46
9204.90
636.21
1321.51
5.27
375.92
163.46
5229.47
563.39
1140.05
8.29
211.91
228.60
2019.26
726.76
858.99
114.90
-55.28
-283.36
3473.90
-276.08
-66.38
-0.87
289.56
441.33
4240.08
1926.20
296.04
21.15
114.74
462.88
5474.55
1906.55
260.32
13.02
116.11
470.42
4596.09
1918.07
292.97
14.29
-35.96
528.90
3057.05
1710.98
-30.88
10.12
65.43
-87.56
4668.87
672.03
381.77
0.33
1336.25
246.88
10479.83
711.36
1306.59
10.98
1155.60
253.08
10652.54
629.77
1298.67
4.95
299.88
129.60
5689.36
426.94
849.22
6.43
-42.66
317.90
3586.08
856.84
-44.76
8.24
F1 Max
F2 Max
SERVIS
F3 Max
M1 Max
M2 Max
-42.14
67.21
3744.60
1124.42
-27.67
0.30
251.49
439.63
3374.09
1928.81
299.93
20.75
144.30
450.26
4026.92
1913.00
283.17
13.35
116.11
470.42
4596.09
1918.07
292.97
14.29
-35.96
528.90
3057.05
1710.98
-30.88
10.12
123.81
-7.32
2524.43
464.39
544.34
0.67
1336.25
246.88
10479.83
711.36
1306.59
10.98
161
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
1185.16
240.46
9204.90
636.21
1321.51
5.27
375.92
163.46
5229.47
563.39
1140.05
8.29
211.91
228.60
2019.26
726.76
858.99
114.90
-1183.95
-240.06
-7015.84
-721.83
-1322.15
-9.41
-1273.84
-202.62
-4861.99
-655.53
-1390.04
-6.23
173.87
19.14
2324.64
491.23
720.11
0.95
1716.68
320.02
13158.70
926.18
1700.65
14.07
1518.16
322.23
13070.87
822.16
1700.53
6.60
479.02
208.70
5950.90
732.08
1482.65
10.68
286.51
226.91
1859.51
769.03
1128.10
147.24
-37.81
630.65
3354.04
2081.90
-30.90
11.43
355.98
572.82
5047.04
2505.46
386.95
27.28
165.04
594.97
6339.49
2481.98
350.69
17.10
141.28
607.74
5127.51
2493.16
381.44
18.48
-61.41
-345.15
3740.75
-450.02
-76.20
-1.08
96.90
-81.19
4969.23
745.06
507.73
0.50
1716.68
320.02
13158.70
926.18
1700.65
14.07
1518.16
322.23
13070.87
822.16
1700.53
6.60
377.07
163.48
6218.43
553.45
1106.18
8.22
186.02
388.64
3865.95
1169.13
815.77
116.01
-44.31
110.59
4092.66
1370.62
-25.86
0.45
301.69
570.39
3812.19
2509.19
392.49
26.72
207.19
576.98
4275.26
2491.16
383.26
17.56
141.28
607.74
5127.51
2493.16
381.44
18.48
-37.81
630.65
3354.04
2081.90
-30.90
11.43
F3 Min
F1 Max
F2 Max
GEMPA
F3 Max
NOMINAL
M1 Max
M2 Max
F3 Min
GEMPA
F1 Max
KUAT
F2 Max
173.87
19.14
2324.64
491.23
720.11
0.95
1716.68
320.02
13158.70
926.18
1700.65
14.07
1518.16
322.23
13070.87
822.16
1700.53
6.60
479.02
208.70
5950.90
732.08
1482.65
10.68
286.51
226.91
1859.51
769.03
1128.10
147.24
-1564.38
-313.21
-9694.71
-936.64
-1716.21
-12.49
-1636.39
-271.77
-7280.32
-847.92
-1791.90
-7.89
434.03
116.92
2934.73
848.04
1693.46
2.38
3205.95
611.16
23136.50
1787.66
3280.23
26.06
3035.70
570.09
19446.78
1606.39
3360.03
13.96
876.11
383.61
7492.48
1406.32
2853.96
20.09
689.17
345.27
2347.72
1328.47
2632.31
334.40
-72.58
-643.13
3510.66
-1640.44
-109.11
-2.07
162
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
589.23
1097.31
7537.14
4824.75
753.87
51.48
391.40
1112.58
8566.04
4789.17
731.60
33.70
226.60
1151.00
5909.03
4793.02
736.23
35.08
-28.25
1079.36
3643.49
3863.80
-10.20
15.01
292.02
-7.86
5426.80
1012.68
1237.74
1.57
3205.95
611.16
23136.50
1787.66
3280.23
26.06
2993.55
588.08
21511.00
1597.20
3327.46
13.50
876.11
383.61
7492.48
1406.32
2853.96
20.09
488.05
477.43
4227.17
1586.20
1944.03
256.37
-33.14
408.57
4322.75
2561.04
7.05
1.45
534.94
1094.88
6302.29
4828.48
759.41
50.91
433.55
1094.59
6501.82
4798.35
764.17
34.16
226.60
1151.00
5909.03
4793.02
736.23
35.08
-28.25
1079.36
3643.49
3863.80
-10.20
15.01
434.03
116.92
2934.73
848.04
1693.46
2.38
3205.95
611.16
23136.50
1787.66
3280.23
26.06
3035.70
570.09
19446.78
1606.39
3360.03
13.96
876.11
383.61
7492.48
1406.32
2853.96
20.09
689.17
345.27
2347.72
1328.47
2632.31
334.40
-3053.66
-604.34
-19672.5
-1798.12
-3295.78
-24.49
-3111.79
-537.62
-15720.4
-1622.97
-3418.83
-14.79
-804.09
-355.29
-1180.77
-1403.89
-2858.28
-19.37
F3 Max
M1 Max
M2 Max
F3 Min
Tabel VI.24 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 35 Tiang
Konfigurasi
SERVIS
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
1328.85
110.88
4185.56
145.64
410.88
2.08
-56.24
-9.60
1513.90
-45.43
-91.72
-0.34
-94.70
-27.67
1059.22
-33.01
-114.07
-0.35
41.71
8.45
1572.37
34.82
74.59
0.30
46.42
6.64
909.41
33.17
74.67
0.27
54.38
19.43
1179.78
29.26
90.92
0.27
-55.61
-29.80
648.18
-52.38
-90.24
-0.37
1178.60
147.34
3343.74
130.37
280.19
1.98
476.41
16.24
1753.39
688.62
1997.70
1.65
484.03
-6.47
3189.07
745.46
2030.94
1.75
1304.87
126.68
3571.94
129.67
397.73
2.09
F1 Max
F2 Max
163
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
24.18
71.94
1548.47
124.33
42.52
0.02
-71.95
-95.12
752.63
-154.05
-87.09
-0.07
-20.92
-97.50
1525.67
-152.36
-38.89
-0.06
-20.60
-74.81
641.20
-129.40
-37.78
-0.05
24.19
86.43
1203.24
152.87
42.65
0.01
-27.05
-85.42
413.21
-155.24
-44.90
-0.05
1178.60
147.34
3343.74
130.37
280.19
1.98
28.49
87.61
790.53
789.71
85.42
0.40
4.37
-478.66
1770.32
-1634.74
-119.50
-1.97
1328.85
110.88
4185.56
145.64
410.88
2.08
-1.92
14.48
2207.26
-15.05
-1.93
-0.03
-79.64
-6.65
1174.43
5.61
-75.96
0.00
3.06
-10.97
2247.86
8.93
3.34
-0.02
18.08
40.80
1206.78
109.70
32.61
0.00
-0.41
2.79
1675.85
-4.21
-0.34
-0.03
-15.25
0.90
973.47
-1.62
-14.66
-0.04
1138.35
138.87
3717.88
135.93
267.09
1.99
68.05
299.02
1810.57
2183.06
230.85
1.45
373.07
-37.01
3244.80
692.35
1536.57
1.27
623.61
41.35
2704.00
340.05
217.92
8.29
-25.49
-53.66
1532.55
-142.89
-43.59
-0.06
-39.85
85.08
960.17
163.23
-19.21
0.07
25.57
82.04
1586.77
165.48
44.28
0.03
23.44
58.39
1059.96
143.22
42.22
0.01
-24.18
-84.25
1150.86
-156.59
-42.26
-0.05
-32.07
-85.41
703.25
-155.34
-49.66
-0.07
437.57
79.54
1906.63
333.67
116.39
8.29
68.05
299.02
1810.57
2183.06
230.85
1.45
78.16
300.41
2002.65
2267.83
218.49
1.78
1328.85
110.88
4185.56
145.64
410.88
1328.85
-56.24
-9.60
1513.90
-45.43
-91.72
-56.24
-94.70
-27.67
1059.22
-33.01
-114.07
-94.70
41.71
8.45
1572.37
34.82
74.59
41.71
46.42
6.64
909.41
33.17
74.67
46.42
54.38
19.43
1179.78
29.26
90.92
54.38
-55.61
-29.80
648.18
-52.38
-90.24
-55.61
F3 Max
M1 Max
M2 Max
164
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
1178.60
147.34
3343.74
130.37
280.19
1178.60
476.41
16.24
1753.39
688.62
1997.70
476.41
484.03
-6.47
3189.07
745.46
2030.94
484.03
1714.63
152.63
5111.69
180.76
527.08
2.71
-72.97
-14.45
1637.15
-57.07
-119.12
-0.44
-104.41
-34.38
1100.67
-44.28
-130.46
-0.45
-139.14
-40.02
1027.71
-38.33
-394.65
-1.12
60.04
10.40
999.52
41.63
96.60
0.36
-70.70
-23.28
602.41
-41.41
-117.84
-0.39
-69.60
-38.74
686.88
-68.04
-114.76
-0.47
1558.87
197.17
4098.83
165.78
372.92
2.57
221.43
-24.08
1242.44
458.47
887.54
0.51
233.13
-53.31
2450.93
502.41
908.12
0.70
1680.44
175.15
4236.72
157.98
508.33
2.71
31.57
91.55
1682.08
163.62
55.39
0.03
-81.52
-122.58
794.45
-201.25
-101.80
-0.09
-31.11
-139.69
1182.50
-351.14
-57.27
-0.92
-27.09
-95.49
650.85
-169.70
-49.59
-0.06
31.44
112.12
1311.37
199.14
55.41
0.01
-31.83
-111.05
344.90
-201.75
-55.21
-0.06
1558.87
197.17
4098.83
165.78
372.92
2.57
8.43
-208.29
436.22
-541.12
-44.72
-1.16
25.28
-257.92
1836.14
-529.01
-23.74
-0.91
1714.63
152.63
5111.69
180.76
527.08
2.71
52.78
31.77
2160.27
21.54
87.67
0.29
-61.43
81.23
1248.05
160.43
-40.33
0.07
25.72
76.84
2199.41
163.78
43.97
0.02
23.12
55.28
1305.65
140.79
41.75
0.00
23.50
85.37
1648.43
147.62
41.58
0.00
26.69
29.69
1030.41
49.67
61.75
0.29
1501.47
185.08
4632.32
173.72
354.25
2.59
40.16
50.37
1288.25
953.43
102.63
0.21
184.89
-72.14
2691.20
510.06
694.46
0.48
797.82
62.24
3185.67
433.49
276.24
10.77
-32.99
-71.73
1661.40
-183.76
-56.56
-0.07
-39.80
111.68
1064.26
211.21
-13.56
0.09
F1 Max
F2 Max
GEMPA
NOMINAL
F3 Max
M1 Max
165
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
-7.81
115.93
1433.52
392.77
-5.28
1.02
30.16
77.67
1195.23
184.70
54.41
0.02
-31.44
-109.76
1243.27
-203.17
-54.98
-0.06
-38.99
-111.04
758.46
-201.88
-62.00
-0.08
590.46
107.96
2277.69
430.79
158.34
10.78
44.48
98.45
1267.22
1106.06
121.90
0.42
57.26
79.68
1936.82
1162.10
122.73
0.72
1714.63
152.63
5111.69
180.76
527.08
2.71
-72.97
-14.45
1637.15
-57.07
-119.12
-0.44
-97.11
-42.47
867.76
-61.73
-133.74
-0.60
100.23
16.25
1588.31
79.97
332.09
1.22
-56.96
-28.22
846.57
-26.63
-91.78
-0.40
70.70
25.02
1280.87
38.44
118.15
0.36
-69.60
-38.74
686.88
-68.04
-114.76
-0.47
-1719.89
-231.06
-2602.28
-143.51
-425.31
-2.54
221.43
-24.08
1242.44
458.47
887.54
0.51
233.13
-53.31
2450.93
502.41
908.12
0.70
3237.33
333.07
8293.52
307.62
980.69
5.21
-139.67
-36.93
1605.22
-100.46
-228.53
-0.82
-130.76
-76.65
810.90
-123.30
-203.95
-1.15
100.98
32.07
1729.16
77.79
182.67
0.79
114.04
28.22
1070.11
73.14
183.54
0.71
135.96
47.02
1284.15
75.78
227.01
0.71
-121.28
-74.53
594.60
-130.61
-208.76
-0.88
3045.65
389.23
7437.87
312.20
732.72
4.94
476.41
16.24
1753.39
688.62
1997.70
1.65
484.03
-6.47
3189.07
745.46
2030.94
1.75
3203.14
355.60
7418.54
284.84
961.94
5.22
61.37
166.91
1691.63
323.95
107.05
0.08
-100.78
-230.71
669.93
-391.61
-142.53
-0.18
-55.59
-232.81
1612.42
-390.19
-101.03
-0.14
-53.51
-175.40
399.59
-333.28
-97.59
-0.09
60.46
214.53
1342.80
384.82
106.36
0.05
35.18
213.62
841.43
387.48
81.46
0.06
3045.65
389.23
7437.87
312.20
732.72
4.94
10.15
1790.34
6708.38
4148.68
27.35
4.01
M2 Max
F1 Max
GEMPA
KUAT
F2 Max
166
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
4.37
-478.66
1770.32
-1634.74
-119.50
-1.97
3237.33
333.07
8293.52
307.62
980.69
5.21
102.81
48.63
2184.22
54.08
169.73
0.57
-46.99
162.33
1341.44
303.20
-9.79
0.13
46.64
157.63
2226.91
306.81
81.39
0.06
42.94
115.22
1494.09
263.47
77.75
0.03
45.26
162.18
1672.00
286.88
79.79
0.02
65.45
56.53
1099.62
96.59
132.25
0.60
2988.25
377.15
7971.37
320.14
714.05
4.95
68.05
299.02
1810.57
2183.06
230.85
1.45
373.07
-37.01
3244.80
692.35
1536.57
1.27
1474.24
159.25
4589.62
793.64
498.30
20.72
-62.79
-147.08
1651.85
-344.09
-108.22
-0.12
-20.54
219.81
1188.78
401.57
27.17
0.18
60.63
216.03
1765.16
404.42
106.88
0.10
56.59
157.59
1446.49
348.27
102.42
0.05
-60.46
-212.16
1211.84
-388.85
-105.93
-0.09
-62.41
-213.56
732.26
-388.00
-107.31
-0.12
1236.31
228.83
3443.23
814.49
337.29
20.70
68.05
299.02
1810.57
2183.06
230.85
1.45
78.16
300.41
2002.65
2267.83
218.49
1.78
3237.33
333.07
8293.52
307.62
980.69
5.21
-139.67
-36.93
1605.22
-100.46
-228.53
-0.82
-130.76
-76.65
810.90
-123.30
-203.95
-1.15
100.98
32.07
1729.16
77.79
182.67
0.79
114.04
28.22
1070.11
73.14
183.54
0.71
135.96
47.02
1284.15
75.78
227.01
0.71
-121.28
-74.53
594.60
-130.61
-208.76
-0.88
3045.65
389.23
7437.87
312.20
732.72
4.94
476.41
16.24
1753.39
688.62
1997.70
1.65
484.03
-6.47
3189.07
745.46
2030.94
1.75
-3141.44
-396.26
-5839.05
-243.73
-928.09
-5.22
-54.32
-170.72
-85.55
-337.22
-98.86
-0.08
-3149.27
-411.04
-6474.82
-297.87
-766.44
-4.92
-29.05
-379.99
-554.80
-1766.59
-173.95
-1.99
-423.19
-124.93
-407.63
-278.75
-1957.96
-1.89
F3 Max
M1 Max
M2 Max
F3 Min
167
Tabel VI.25 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 42 Tiang
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
-168.97
-91.57
505.39
183.01
-664.57
-0.50
1743.61
189.91
5289.23
786.63
1018.43
11.02
1693.16
185.41
5094.06
671.69
1051.34
10.14
-74.85
-102.26
1261.25
43.49
-114.99
-0.39
-181.12
-128.43
1294.91
208.52
-686.09
-0.87
46.31
31.04
1319.79
59.41
88.77
0.50
-50.04
-7.29
1896.03
-66.70
-98.31
-0.43
-50.07
-11.45
2030.45
-54.24
-99.23
-0.40
-221.92
-184.72
2255.19
226.86
-618.98
-0.50
-35.39
-168.74
523.41
-213.84
-78.23
-0.65
666.02
346.41
2372.93
1907.94
527.11
20.21
-758.10
-541.46
531.49
-1785.59
-580.40
-13.88
-36.07
-142.24
1170.64
-69.68
-54.41
-0.98
-47.03
-211.60
1672.36
-195.12
-83.20
-0.83
18.94
74.47
1324.95
161.03
33.80
0.71
14.38
83.76
1963.78
146.66
29.81
0.47
13.10
85.61
2034.36
162.51
28.08
0.66
-66.45
-333.10
2378.90
-287.10
-84.35
0.43
95.08
-59.27
1187.29
498.64
482.50
0.50
1743.61
189.91
5289.23
786.63
1018.43
11.02
1654.43
135.33
5968.87
716.19
1026.81
9.83
-1.56
11.40
2605.56
-9.38
-5.04
-0.04
78.97
-89.82
2405.96
539.21
473.85
0.28
8.69
3.55
1536.73
-3.74
5.20
-0.02
-0.87
17.74
2445.30
-16.46
-4.08
-0.05
-1.56
11.40
2605.56
-9.38
-5.04
-0.04
-56.23
-161.15
3228.36
556.13
-49.89
0.01
-1.01
37.75
1097.32
860.81
58.23
0.81
677.03
314.42
2928.01
1930.83
528.23
19.70
564.47
291.03
3842.54
2008.09
457.75
12.36
2.22
-28.64
1463.83
235.79
17.80
0.84
-18.13
15.16
1709.61
909.40
35.49
0.43
-2.65
-68.34
1179.01
-167.33
-23.54
-0.74
-16.54
-52.48
1863.56
-175.64
-37.43
-0.55
-15.77
-65.90
2029.50
-178.71
-36.70
-0.72
F1 Max
F2 Max
SERVIS
F3 Max
M1 Max
168
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
-45.03
82.93
2432.44
1148.68
-15.68
0.62
-168.97
-91.57
505.39
183.01
-664.57
-0.50
1743.61
189.91
5289.23
786.63
1018.43
11.02
1693.16
185.41
5094.06
671.69
1051.34
10.14
-74.85
-102.26
1261.25
43.49
-114.99
-0.39
-181.12
-128.43
1294.91
208.52
-686.09
-0.87
46.31
31.04
1319.79
59.41
88.77
0.50
-50.04
-7.29
1896.03
-66.70
-98.31
-0.43
-50.07
-11.45
2030.45
-54.24
-99.23
-0.40
-221.92
-184.72
2255.19
226.86
-618.98
-0.50
-1699.56
-317.86
-3068.90
-695.08
-1013.96
-13.08
-1809.34
-335.67
-2469.65
-538.19
-1124.93
-11.05
-215.75
-104.98
482.92
168.42
-861.79
-0.67
2260.78
264.07
6577.90
1010.33
1323.36
14.61
2226.78
274.24
6042.32
843.69
1383.00
13.38
66.59
-22.13
750.91
94.19
116.26
0.39
-170.09
54.21
2531.05
-92.57
-312.33
-1.21
58.45
39.70
1446.78
77.90
114.30
0.65
63.09
37.86
1008.11
60.42
120.90
0.49
62.66
32.77
1047.99
55.82
121.18
0.47
-276.52
-213.27
2414.97
202.38
-793.93
-0.66
-42.09
-205.29
506.35
-347.48
-99.55
-0.87
M2 Max
F3 Min
F1 Max
858.52
471.54
2716.81
2465.15
684.51
26.62
GEMPA
-964.73
-677.00
221.13
-2345.16
-741.35
-17.89
NOMINAL
-43.25
-166.56
1238.87
-108.42
-66.79
-1.26
-30.13
231.06
2786.70
228.49
-24.91
0.37
22.87
96.15
1453.49
210.02
42.84
0.92
18.93
105.53
2141.82
193.77
39.58
0.62
17.32
109.18
2208.18
213.01
37.43
0.87
-74.41
-406.16
2575.80
-465.77
-98.91
-0.74
127.89
-57.39
1305.22
549.93
629.17
0.63
2260.78
264.07
6577.90
1010.33
1323.36
14.61
2171.56
202.82
7289.73
907.15
1348.02
12.95
-2.22
-47.46
1745.97
249.07
12.19
0.81
-38.23
199.11
3147.03
146.58
-35.82
0.25
19.51
73.18
1612.56
156.44
33.27
0.68
F2 Max
F3 Max
169
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
14.00
84.54
2477.62
140.39
28.35
0.45
12.40
85.44
2588.15
156.89
26.28
0.64
102.48
-101.10
3317.03
748.03
501.62
0.54
2.60
63.15
1252.44
1049.56
77.85
1.04
874.22
425.93
3508.32
2497.79
686.10
25.88
754.61
405.23
4525.50
2586.62
608.25
16.24
6.53
-18.87
1620.01
288.68
27.07
1.11
-8.64
195.32
1438.64
262.78
-1.36
0.41
18.23
94.40
739.39
211.81
39.91
0.93
19.54
96.61
1050.33
202.03
41.75
0.64
18.08
103.56
1049.23
217.63
39.89
0.89
-46.57
134.67
2645.40
1400.74
-9.64
0.80
-215.75
-104.98
482.92
168.42
-861.79
-0.67
2260.78
264.07
6577.90
1010.33
1323.36
14.61
2226.78
274.24
6042.32
843.69
1383.00
13.38
66.59
-22.13
750.91
94.19
116.26
0.39
-170.09
54.21
2531.05
-92.57
-312.33
-1.21
58.45
39.70
1446.78
77.90
114.30
0.65
63.09
37.86
1008.11
60.42
120.90
0.49
62.66
32.77
1047.99
55.82
121.18
0.47
-276.52
-213.27
2414.97
202.38
-793.93
-0.66
-2216.73
-392.007
-4357.56
-918.777
-1318.88
-16.665
-2326.46
-403.169
-3790.50
-729.144
-1446.14
-14.164
442.94
44.53
1332.13
587.96
1958.57
1.78
4320.08
587.92
11259.73
1885.63
2542.12
29.38
4328.27
586.90
10580.55
1569.62
2688.76
26.10
136.10
-1.95
818.10
141.66
232.28
0.78
428.84
40.08
2058.77
629.71
1974.45
1.90
104.25
73.28
1528.14
152.97
214.66
1.27
121.84
65.37
1029.28
123.08
234.30
0.96
121.14
58.34
1049.76
111.19
235.09
0.91
469.83
114.50
1689.92
833.57
1681.13
1.61
-71.31
-380.80
18.53
-1260.93
-215.54
-2.12
1637.92
944.80
4565.17
4713.48
1315.04
51.80
1603.36
976.14
5264.73
4799.38
1266.12
32.42
-66.23
-234.73
1062.95
-291.70
-110.12
-2.35
M1 Max
M2 Max
F3 Min
F1 Max
GEMPA
KUAT
F2 Max
170
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
-78.71
-446.73
1779.16
-1269.23
-203.92
-2.10
35.83
181.84
1541.04
407.03
77.24
1.79
37.48
187.27
2201.95
387.15
79.92
1.23
34.64
200.09
2211.10
417.74
76.30
1.70
-92.62
-759.78
2530.29
-1686.19
-157.28
-1.74
432.56
7.18
1794.33
772.47
1952.86
1.83
4320.08
587.92
11259.73
1885.63
2542.12
29.38
4273.05
515.48
11827.95
1633.07
2653.78
25.66
15.01
3.67
1877.91
386.52
44.68
1.63
299.79
-50.48
3102.97
783.86
1465.76
1.27
29.22
137.44
1678.23
304.20
59.07
1.33
27.91
145.85
2522.72
285.42
58.61
0.91
25.40
153.62
2590.33
310.44
55.43
1.27
314.35
-25.07
3508.89
1008.04
1227.05
1.21
31.82
238.66
1740.27
1963.01
193.84
2.29
1653.62
899.19
5356.68
4746.12
1316.63
51.07
1548.14
904.72
6512.13
4862.83
1231.14
31.99
29.50
49.29
1795.93
471.96
70.39
2.20
8.00
233.56
1890.90
2044.35
152.15
1.67
31.18
180.09
826.95
408.83
74.31
1.80
38.09
178.35
1110.45
395.41
82.10
1.26
35.40
194.46
1052.15
422.36
78.76
1.72
-28.36
488.29
2690.91
2621.15
48.73
1.81
442.94
44.53
1332.13
587.96
1958.57
1.78
4320.08
587.92
11259.73
1885.63
2542.12
29.38
4328.27
586.90
10580.55
1569.62
2688.76
26.10
136.10
-1.95
818.10
141.66
232.28
0.78
428.84
40.08
2058.77
629.71
1974.45
1.90
104.25
73.28
1528.14
152.97
214.66
1.27
121.84
65.37
1029.28
123.08
234.30
0.96
121.14
58.34
1049.76
111.19
235.09
0.91
469.83
114.50
1689.92
833.57
1681.13
1.61
-461.68
-111.96
-497.75
-254.89
-1968.86
-1.70
-4276.03
-715.86
-9039.39
-1794.07
-2537.65
-31.44
-4427.96
-715.82
-8328.73
-1455.07
-2751.90
-26.88
-462.39
-141.21
-317.69
-261.99
-1999.01
-2.10
F3 Max
M1 Max
M2 Max
F3 Min
171
Tabel VI.26 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 66 Tiang
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
-136.00
24.86
2614.09
-24.79
-184.46
0.01
-85.65
7.26
1260.94
-8.15
-153.88
-0.06
-363.57
13.56
2772.99
-22.57
-1123.22
-0.43
-367.16
-20.86
2842.74
7.09
-1123.82
-0.18
-554.88
-174.27
4828.68
-19.13
-2046.58
-9.12
-550.26
92.84
4801.22
-19.13
-2039.09
-9.04
-234.04
12.73
2697.12
-25.22
-824.00
-0.25
-233.54
-15.19
2695.79
14.22
-823.10
-0.33
-145.91
16.81
2871.28
-28.25
-436.26
-0.02
-145.67
-18.34
2875.14
22.44
-435.86
-0.05
-242.85
13.63
2636.64
-27.85
-851.81
-0.10
-242.40
-16.40
2638.75
16.05
-851.05
-0.07
152.84
20.00
3137.06
-24.92
363.93
0.03
152.68
-18.17
3136.07
30.02
363.64
0.01
-54.24
76.25
2128.36
94.65
-51.12
0.14
0.39
62.21
1396.61
100.58
1.26
0.13
19.39
349.93
3118.48
910.42
22.80
4.11
16.69
323.34
2003.65
935.05
22.16
4.46
12.06
4827.10
12468.80
2483.23
15.22
8.23
7.12
5040.66
14407.27
2483.66
12.14
8.43
5.57
175.82
2955.06
608.46
10.38
0.59
-13.56
-175.29
2474.30
-608.09
-27.21
-0.58
-2.45
114.19
2928.70
298.75
-3.26
0.36
-7.08
-113.69
2897.75
-298.27
-15.03
-0.37
-11.60
174.34
2746.23
629.72
-18.01
1.14
-17.74
-173.88
2665.31
-629.15
-37.65
-1.14
53.98
98.14
3134.43
214.89
77.48
0.40
51.68
-98.08
2988.00
-214.73
71.02
-0.41
-85.08
27.66
3033.04
-26.34
-81.40
0.01
-1.61
15.29
1935.10
-14.31
-1.49
-0.01
-2.85
25.20
3768.37
-22.37
-2.79
-0.06
-11.55
-26.49
3889.93
23.71
-9.81
0.16
5.14
4773.66
14433.31
2483.65
7.39
8.19
7.12
5040.66
14407.27
2483.66
12.14
8.43
F1 Max
SERVIS
F2 Max
F3 Max
172
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
-5.26
22.29
3550.40
-31.77
-10.67
0.08
-5.35
-21.85
3551.32
31.43
-10.95
-0.07
-6.30
27.84
3761.12
-40.33
-11.80
0.01
-6.33
-27.59
3766.31
40.12
-11.90
-0.02
-20.79
24.25
3572.06
-34.52
-38.09
-0.01
-20.86
-23.91
3574.77
34.43
-38.28
0.02
82.57
30.07
4190.56
-43.88
116.88
0.01
82.54
-30.02
4189.61
43.92
116.81
-0.02
-56.97
-40.29
2079.38
-128.91
-55.27
-0.12
-2.80
-46.70
1386.10
-115.04
-3.48
-0.14
-22.22
-317.34
2730.44
-939.58
-25.90
-4.20
13.77
316.16
3207.81
941.43
19.64
4.50
5.14
4773.66
14433.31
2483.65
7.39
8.19
7.12
5040.66
14407.27
2483.66
12.14
8.43
-13.72
-147.60
2474.36
-648.79
-27.33
-0.46
5.29
147.69
2956.82
648.01
9.89
0.48
-7.04
-78.94
2895.66
-349.87
-14.78
-0.35
-2.46
78.81
2934.65
349.12
-3.14
0.34
-17.54
-143.95
2663.18
-673.15
-36.81
-1.15
-11.48
143.96
2748.36
672.56
-17.40
1.15
51.80
-60.14
2986.34
-270.39
71.37
-0.39
54.07
60.13
3131.47
270.34
77.75
0.38
-133.10
17.47
1855.48
-18.14
-199.59
0.00
-85.65
7.26
1260.94
-8.15
-153.88
-0.06
-363.57
13.56
2772.99
-22.57
-1123.22
-0.43
-367.16
-20.86
2842.74
7.09
-1123.82
-0.18
-554.88
-174.27
4828.68
-19.13
-2046.58
-9.12
-550.26
92.84
4801.22
-19.13
-2039.09
-9.04
-234.04
12.73
2697.12
-25.22
-824.00
-0.25
-233.54
-15.19
2695.79
14.22
-823.10
-0.33
-145.91
16.81
2871.28
-28.25
-436.26
-0.02
-145.67
-18.34
2875.14
22.44
-435.86
-0.05
-242.85
13.63
2636.64
-27.85
-851.81
-0.10
-242.40
-16.40
2638.75
16.05
-851.05
-0.07
152.84
20.00
3137.06
-24.92
363.93
0.03
152.68
-18.17
3136.07
30.02
363.64
0.01
M1 Max
M2 Max
173
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
-161.08
18.85
1960.18
-19.90
-248.04
0.00
-111.08
7.77
1340.33
-9.04
-199.81
-0.08
-472.34
14.13
2976.67
-26.21
-1459.85
-0.55
-475.74
-23.26
3048.89
5.78
-1459.61
-0.26
-717.63
-197.85
5222.27
-25.09
-2656.34
-11.84
-711.78
92.04
5192.18
-25.09
-2646.79
-11.78
-303.38
13.51
2923.09
-28.45
-1069.38
-0.33
-302.71
-16.79
2921.18
14.20
-1068.18
-0.42
-188.66
18.07
3107.08
-31.23
-565.20
-0.03
-188.35
-20.10
3111.24
23.71
-564.66
-0.06
-312.58
14.45
2846.62
-31.54
-1101.46
-0.12
-311.98
-18.10
2848.90
16.20
-1100.45
-0.09
187.33
21.92
3420.77
-26.43
457.12
0.04
187.13
-19.54
3419.62
33.05
456.75
0.02
-58.57
95.26
2314.93
126.72
-55.03
0.18
0.77
79.21
1516.70
132.31
1.87
0.17
F1 Max
25.51
451.41
3425.81
1186.68
29.97
5.35
GEMPA
-35.30
-453.81
3010.21
-1185.81
-40.58
-5.62
NOMINAL
20.26
6310.65
14907.05
3227.92
24.98
10.73
12.81
6524.21
17680.06
3228.53
19.80
10.93
8.11
225.54
3258.42
795.33
15.32
0.75
-16.74
-224.91
2633.24
-794.80
-33.52
-0.75
-2.17
144.66
3181.72
393.87
-2.30
0.47
-8.18
-144.05
3140.63
-393.21
-17.59
-0.48
-11.94
223.37
2989.09
823.30
-17.52
1.48
-19.92
-222.83
2883.44
-822.56
-43.03
-1.48
58.82
123.50
3417.35
285.32
84.74
0.52
55.82
-123.43
3227.13
-285.13
76.35
-0.52
-5.58
26.83
3170.82
-24.10
65.09
0.02
80.71
14.36
2010.92
-12.08
147.42
0.05
16.89
349.25
3928.70
880.60
18.68
3.99
8.80
300.32
4049.89
925.05
13.51
4.44
10.40
6234.45
17708.28
3228.52
13.81
10.67
12.81
6524.21
17680.06
3228.53
19.80
10.93
3.80
178.76
3758.98
582.87
6.09
0.59
3.50
136.79
3760.92
642.08
5.53
0.46
F2 Max
F3 Max
174
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
131.10
27.15
3845.36
-35.53
403.91
0.04
130.81
-25.23
3850.77
40.87
403.37
0.02
201.77
24.42
3602.58
-26.56
764.59
0.08
201.23
-21.16
3605.37
38.00
763.56
0.09
175.77
29.43
4168.50
-38.76
392.92
0.04
175.61
-27.63
4167.26
43.73
392.61
0.00
-62.12
-56.24
2251.25
-163.90
-60.42
-0.16
-3.38
-62.38
1503.05
-148.00
-4.28
-0.18
-28.58
-416.04
2921.35
-1218.32
-33.33
-5.45
19.47
414.87
3523.47
1220.43
26.89
5.83
10.40
6234.45
17708.28
3228.52
13.81
10.67
12.81
6524.21
17680.06
3228.53
19.80
10.93
-16.96
-194.92
2633.51
-839.09
-33.71
-0.61
7.77
194.96
3260.53
838.13
14.72
0.64
-8.14
-106.41
3138.78
-449.34
-17.28
-0.45
-2.18
106.20
3188.60
448.39
-2.13
0.44
-19.67
-190.39
2881.12
-870.43
-41.97
-1.49
-11.78
190.37
2991.40
869.66
-16.71
1.50
55.97
-82.26
3224.82
-345.54
76.79
-0.50
58.93
82.25
3413.64
345.47
85.09
0.50
-161.08
18.85
1960.18
-19.90
-248.04
0.00
-111.08
7.77
1340.33
-9.04
-199.81
-0.08
-472.34
14.13
2976.67
-26.21
-1459.85
-0.55
-475.74
-23.26
3048.89
5.78
-1459.61
-0.26
-717.63
-197.85
5222.27
-25.09
-2656.34
-11.84
-711.78
92.04
5192.18
-25.09
-2646.79
-11.78
-303.38
13.51
2923.09
-28.45
-1069.38
-0.33
-302.71
-16.79
2921.18
14.20
-1068.18
-0.42
-188.66
18.07
3107.08
-31.23
-565.20
-0.03
-188.35
-20.10
3111.24
23.71
-564.66
-0.06
-312.58
14.45
2846.62
-31.54
-1101.46
-0.12
-311.98
-18.10
2848.90
16.20
-1100.45
-0.09
187.33
21.92
3420.77
-26.43
457.12
0.04
187.13
-19.54
3419.62
33.05
456.75
0.02
-254.07
18.25
1662.11
-21.10
-423.72
-0.01
-212.41
7.18
1183.83
-10.15
-383.13
-0.14
M1 Max
M2 Max
F1 Max
175
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
-906.92
10.85
2794.91
-35.80
-2805.86
-1.02
-907.58
-26.76
2847.70
-4.86
-2800.63
-0.59
-1362.73
-246.66
5123.17
-49.30
-5088.73
-22.66
-1352.26
43.37
5091.50
-49.30
-5071.20
-22.76
-579.33
11.85
2901.98
-34.52
-2048.00
-0.71
-578.00
-18.46
2897.45
7.31
-2045.51
-0.76
-358.05
17.09
3058.01
-34.46
-1077.89
-0.07
-357.43
-21.18
3061.97
20.13
-1076.79
-0.10
-586.52
12.57
2764.93
-38.90
-2090.74
-0.23
-585.32
-19.83
2767.19
9.41
-2088.67
-0.18
307.27
23.13
3512.78
-23.03
804.53
0.07
306.91
-18.58
3511.22
35.70
803.86
0.04
-56.93
165.19
2344.32
260.85
-52.54
0.33
2.68
144.55
1523.01
261.68
4.71
0.33
50.47
851.77
3658.64
2296.68
59.19
10.33
-60.58
-854.74
2773.32
-2296.38
-71.72
-10.91
47.17
12199.34
26333.50
6207.05
57.35
20.68
41.19
12412.92
29106.64
6207.66
56.87
20.91
19.68
419.60
3546.84
1549.68
37.95
1.38
-28.06
-418.70
2343.73
-1548.46
-55.78
-1.39
0.59
260.55
3201.54
783.04
4.62
0.89
-10.95
-259.56
3118.48
-781.64
-24.72
-0.90
-8.38
414.34
3038.93
1605.02
-6.24
2.85
-23.68
-413.54
2833.61
-1603.58
-55.18
-2.86
60.13
218.46
3506.20
576.48
88.41
1.00
54.39
-218.36
3141.04
-576.17
72.31
-1.00
64.17
27.28
3394.38
-23.20
196.85
0.02
156.71
14.80
2128.30
-11.25
284.91
0.10
35.61
649.52
4103.32
1713.09
40.60
7.73
27.76
601.01
4227.56
1757.98
36.86
8.40
37.31
12123.15
29134.73
6207.65
46.18
20.62
41.19
12412.92
29106.64
6207.66
56.87
20.91
12.48
324.30
3975.30
1148.63
23.07
1.06
11.99
282.13
3978.06
1207.32
22.23
0.94
258.14
27.88
3882.17
-33.11
788.43
0.07
257.63
-24.42
3887.72
43.55
787.46
0.05
GEMPA
KUAT
F2 Max
F3 Max
176
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
407.22
25.83
3663.85
-21.04
1506.54
0.16
406.24
-19.87
3666.65
43.10
1504.72
0.16
265.72
30.34
4237.51
-36.22
653.47
0.06
265.44
-26.90
4235.96
45.73
652.95
0.02
-63.76
-126.17
2221.85
-298.03
-62.91
-0.32
-5.29
-127.73
1496.75
-277.37
-7.12
-0.34
-53.54
-816.40
2688.53
-2328.32
-62.55
-10.43
44.75
815.80
3760.36
2331.00
58.02
11.12
37.31
12123.15
29134.73
6207.65
46.18
20.62
41.19
12412.92
29106.64
6207.66
56.87
20.91
-28.54
-388.97
2345.09
-1593.44
-56.34
-1.24
19.08
388.75
3550.04
1591.79
36.99
1.28
-10.89
-222.29
3118.96
-838.51
-24.20
-0.88
0.60
221.70
3210.75
836.82
5.01
0.87
-23.24
-381.36
2831.29
-1652.15
-53.25
-2.86
-8.03
381.07
3041.23
1650.68
-4.56
2.88
54.66
-177.23
3135.97
-636.70
73.13
-0.98
60.36
177.18
3499.72
636.52
89.13
0.97
-254.07
18.25
1662.11
-21.10
-423.72
-0.01
-212.41
7.18
1183.83
-10.15
-383.13
-0.14
-906.92
10.85
2794.91
-35.80
-2805.86
-1.02
-907.58
-26.76
2847.70
-4.86
-2800.63
-0.59
-1362.73
-246.66
5123.17
-49.30
-5088.73
-22.66
-1352.26
43.37
5091.50
-49.30
-5071.20
-22.76
-579.33
11.85
2901.98
-34.52
-2048.00
-0.71
-578.00
-18.46
2897.45
7.31
-2045.51
-0.76
-358.05
17.09
3058.01
-34.46
-1077.89
-0.07
-357.43
-21.18
3061.97
20.13
-1076.79
-0.10
-586.52
12.57
2764.93
-38.90
-2090.74
-0.23
-585.32
-19.83
2767.19
9.41
-2088.67
-0.18
307.27
23.13
3512.78
-23.03
804.53
0.07
306.91
-18.58
3511.22
35.70
803.86
0.04
-64.98
-12336.9
-21276.7
-6205.96
-77.52
-20.78
-67.63
-12199.5
-21290.5
-6205.97
-86.88
-20.73
M1 Max
M2 Max
F3 Min
177
Tabel VI.27 Kombinasi Pembebanan Maksimum – Konfigurasi 72 Tiang
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
65.02
-6.14
1656.97
13.08
111.68
0.21
51.61
2.41
1733.64
19.32
97.16
0.19
61.01
-0.32
1745.78
7.44
109.76
0.18
69.43
3.24
1752.74
11.63
122.77
0.18
102.83
11.73
2971.36
37.81
209.69
0.56
102.83
0.68
1842.99
16.05
216.49
0.42
125.48
-0.71
3184.25
16.43
249.16
0.54
81.90
27.84
2392.96
18.10
149.12
0.32
1434.33
688.21
7369.02
255.57
1127.55
3.82
1597.37
738.63
9548.02
205.62
1130.78
1.38
61.85
6.20
2899.55
10.15
140.18
0.29
31.72
9.03
1894.32
1.22
103.39
0.39
-37.12
-8.34
1610.64
-9.01
-115.75
-0.58
-47.84
-10.13
2012.24
-27.84
-136.78
-0.44
100.19
-28.66
3222.90
111.19
308.87
1.30
117.19
-33.65
3202.94
82.26
340.82
1.20
-13.06
-89.24
1604.12
-136.68
-29.00
-0.07
-23.29
-91.53
1629.18
-149.41
-40.09
-0.12
-18.31
-83.77
1637.99
-142.77
-33.36
-0.08
-17.74
-80.71
1637.13
-137.08
-31.19
-0.07
-26.67
-152.47
2748.64
-297.54
-64.42
-0.26
-39.66
-138.86
2644.26
-273.11
-71.79
-0.08
-26.27
-141.37
2969.17
-270.81
-56.42
-0.12
31.29
85.53
2329.76
157.04
50.76
0.33
1434.33
688.21
7369.02
255.57
1127.55
3.82
1597.37
738.63
9548.02
205.62
1130.78
1.38
-12.90
-71.90
2779.67
-157.78
-30.49
-0.16
24.98
71.24
1931.03
162.05
51.64
0.21
-28.78
-62.79
1619.97
-163.85
-57.15
-0.23
21.28
54.07
2110.27
138.22
43.39
0.12
-9.52
-163.13
3161.43
-324.16
-55.55
-0.67
1.30
-153.04
3144.94
-310.83
-38.10
-0.65
10.60
-13.20
2365.44
10.80
10.42
0.01
0.25
-7.05
2451.55
4.87
-0.01
-0.01
5.72
-4.35
2454.59
2.19
5.62
0.00
F1 Max
SERVIS
F2 Max
F3 Max
178
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
7.07
-5.03
2438.53
3.27
7.59
0.01
10.73
-4.98
3871.98
0.34
9.21
0.02
-4.33
-8.73
3654.67
3.25
-4.14
0.05
13.02
-10.14
4071.40
5.77
14.01
0.03
28.79
13.47
2909.96
-15.75
27.50
0.04
376.74
540.35
4788.60
1152.52
182.02
5.36
1597.37
738.63
9548.02
205.62
1130.78
1.38
4.86
-3.99
3830.05
1.28
5.71
0.02
3.56
8.98
2502.65
-17.34
4.46
-0.02
-7.18
-1.10
2267.54
-2.17
-11.58
-0.10
-6.12
5.12
2801.76
-11.47
-10.58
-0.04
31.26
-78.04
4233.05
100.96
42.38
0.05
48.40
-73.01
4216.78
94.42
65.64
0.03
27.88
70.87
1674.76
151.97
43.85
0.08
24.06
80.93
1782.79
157.35
40.71
0.09
26.63
77.15
1776.45
146.65
41.75
0.08
28.10
73.17
1755.43
142.41
42.53
0.09
43.08
142.24
3059.75
302.08
79.03
0.28
34.89
124.19
2825.39
280.67
67.61
0.15
46.77
124.73
3102.07
281.84
78.77
0.16
6.30
-64.92
2026.83
-180.01
-14.82
-0.30
376.74
540.35
4788.60
1152.52
182.02
5.36
490.38
619.70
5310.92
1161.45
194.31
7.84
17.71
68.33
2890.15
158.04
36.94
0.19
-20.06
-59.92
1810.19
-184.01
-45.50
-0.26
21.39
60.68
1099.16
163.02
45.20
0.11
-29.29
-47.29
2052.41
-153.43
-57.28
-0.19
44.53
72.52
3240.81
440.02
101.88
0.72
54.07
69.22
3214.12
417.63
112.16
0.69
65.02
-6.14
1656.97
13.08
111.68
0.21
51.61
2.41
1733.64
19.32
97.16
0.19
61.01
-0.32
1745.78
7.44
109.76
0.18
69.43
3.24
1752.74
11.63
122.77
0.18
-89.69
-19.91
1675.35
-34.18
-197.99
-0.54
-106.64
-12.41
2532.73
-10.00
-219.84
-0.37
125.48
-0.71
3184.25
16.43
249.16
0.54
M1 Max
M2 Max
179
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
81.90
27.84
2392.96
18.10
149.12
0.32
1434.33
688.21
7369.02
255.57
1127.55
3.82
1568.10
723.02
8007.57
210.12
1137.11
1.13
61.85
6.20
2899.55
10.15
140.18
0.29
31.72
9.03
1894.32
1.22
103.39
0.39
-37.12
-8.34
1610.64
-9.01
-115.75
-0.58
-47.84
-10.13
2012.24
-27.84
-136.78
-0.44
100.19
-28.66
3222.90
111.19
308.87
1.30
117.19
-33.65
3202.94
82.26
340.82
1.20
82.94
-6.01
1801.88
15.36
143.59
0.28
67.00
4.27
1887.26
24.27
126.24
0.25
78.41
0.29
1902.77
9.25
141.79
0.24
89.14
5.03
1914.17
14.55
158.38
0.23
131.91
16.34
3238.90
48.67
271.02
0.72
-138.12
-14.56
2705.06
-13.82
-285.34
-0.49
-144.52
-14.18
1369.57
-11.34
-303.64
-0.66
102.43
33.97
2642.92
25.99
190.00
0.41
1901.99
910.57
8758.65
338.55
1470.04
5.16
2060.86
951.84
11585.15
269.73
1473.42
1.66
79.89
8.45
3160.43
13.17
181.54
0.37
40.71
10.52
2060.77
3.95
133.75
0.52
-47.26
-10.55
1728.76
-11.61
-148.87
-0.74
-61.33
-13.89
2168.81
-34.56
-176.32
-0.56
126.49
-27.52
3502.12
132.11
396.56
1.68
146.40
-34.74
3480.81
95.47
435.11
1.55
-18.57
-114.04
1733.18
-179.32
-39.30
-0.09
-30.36
-117.85
1751.46
-195.08
-52.18
-0.15
-24.70
-108.19
1762.65
-186.01
-44.27
-0.10
-24.17
-104.11
1763.88
-178.78
-41.76
-0.10
-36.43
-197.11
2949.37
-387.29
-85.31
-0.34
-51.05
-178.94
2850.06
-355.85
-92.88
-0.11
-36.36
-182.00
3207.83
-353.24
-75.75
-0.15
36.65
108.97
2560.76
206.61
62.13
0.43
1901.99
910.57
8758.65
338.55
1470.04
5.16
2060.86
951.84
11585.15
269.73
1473.42
1.66
-17.29
-93.09
3004.59
-205.14
-40.33
-0.22
F1 Max
GEMPA
NOMINAL
F2 Max
180
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
31.95
91.39
2108.51
213.02
66.47
0.28
-36.43
-81.34
1740.89
-212.89
-72.69
-0.28
28.52
69.56
2296.24
181.32
57.89
0.16
-16.14
-202.34
3422.21
-433.86
-77.19
-0.87
-4.26
-189.95
3405.41
-415.55
-57.49
-0.85
30.24
65.27
2318.08
151.24
45.68
0.08
23.56
76.84
2447.19
154.92
39.75
0.09
27.62
73.96
2441.09
143.66
42.34
0.07
29.34
69.95
2414.89
139.74
43.52
0.08
44.80
137.93
3997.06
294.13
79.51
0.28
97.80
-4.15
3809.84
17.65
208.83
0.43
125.38
-2.96
4153.90
17.11
246.17
0.53
88.97
30.26
3071.55
13.88
154.20
0.33
1821.62
876.39
10524.65
324.98
1460.95
4.75
2060.86
951.84
11585.15
269.73
1473.42
1.66
62.35
4.09
3819.61
11.08
138.83
0.29
25.47
72.22
2521.30
152.83
51.83
0.20
-36.43
-81.34
1740.89
-212.89
-72.69
-0.28
24.92
5.45
2317.82
6.90
94.70
0.39
55.28
41.94
4237.73
467.41
115.93
0.72
70.65
40.31
4198.83
443.44
134.09
0.67
34.66
94.11
1825.01
195.92
55.40
0.10
31.20
106.35
1951.16
203.70
52.85
0.12
33.73
101.00
1942.65
190.23
53.38
0.10
35.41
95.93
1917.67
184.56
54.07
0.11
54.24
186.01
3353.81
392.22
101.17
0.36
45.87
163.02
3085.53
364.06
88.34
0.19
58.60
163.94
3380.60
365.21
100.00
0.20
4.15
-86.61
2166.94
-231.55
-23.13
-0.39
527.13
718.35
5404.10
1504.59
240.85
7.16
618.09
795.26
5882.94
1512.87
256.80
10.04
22.51
89.22
3148.22
205.42
47.33
0.25
-26.61
-79.11
1951.42
-236.85
-59.82
-0.33
-36.43
-81.34
1740.89
-212.89
-72.69
-0.28
-37.22
-62.20
2221.03
-197.82
-72.97
-0.24
54.13
104.01
3525.40
559.58
127.47
0.93
F3 Max
M1 Max
181
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
64.34
98.99
3495.35
531.45
137.85
0.90
82.94
-6.01
1801.88
15.36
143.59
0.28
67.00
4.27
1887.26
24.27
126.24
0.25
78.41
0.29
1902.77
9.25
141.79
0.24
89.14
5.03
1914.17
14.55
158.38
0.23
131.91
16.34
3238.90
48.67
271.02
0.72
-138.12
-14.56
2705.06
-13.82
-285.34
-0.49
58.60
163.94
3380.60
365.21
100.00
0.20
160.92
0.87
3487.43
20.17
321.51
0.70
1901.99
910.57
8758.65
338.55
1470.04
5.16
2019.12
929.58
9388.58
276.15
1482.44
1.31
79.89
8.45
3160.43
13.17
181.54
0.37
40.71
10.52
2060.77
3.95
133.75
0.52
-47.26
-10.55
1728.76
-11.61
-148.87
-0.74
-61.33
-13.89
2168.81
-34.56
-176.32
-0.56
126.49
-27.52
3502.12
132.11
396.56
1.68
146.40
-34.74
3480.81
95.47
435.11
1.55
152.07
-2.35
1822.92
21.87
268.71
0.53
-127.85
-21.99
809.13
-36.34
-241.96
-0.51
146.63
3.88
1949.04
15.85
268.46
0.46
166.24
13.44
1981.92
25.31
298.89
0.44
245.45
36.55
3319.50
91.32
513.87
1.38
259.41
8.92
1913.18
36.41
543.29
1.02
299.19
10.00
3665.78
33.26
607.10
1.32
178.15
55.01
2900.52
61.49
347.38
0.78
3724.64
1779.57
15372.18
662.36
2834.58
10.27
3889.89
1791.36
18421.42
529.98
2849.34
2.58
151.23
18.03
3237.99
25.20
345.88
0.70
75.82
14.56
2089.22
18.59
254.15
1.02
-86.25
-18.97
1622.18
-21.80
-278.81
-1.34
-113.93
-30.11
2085.89
-58.85
-332.11
-1.05
225.72
-7.55
3528.25
196.03
739.41
3.20
253.80
-24.82
3508.90
130.10
799.65
2.97
-43.13
-210.11
1690.80
-352.51
-83.01
-0.17
-58.77
-221.32
1659.29
-379.14
-100.65
-0.27
-51.66
-204.75
1679.58
-359.66
-89.33
-0.20
M2 Max
F1 Max
GEMPA
KUAT
F2 Max
182
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
-51.67
-196.44
1692.90
-346.48
-86.00
-0.19
-78.28
-373.93
2762.70
-747.06
-171.38
-0.67
-95.78
-336.77
2741.38
-688.12
-176.51
-0.25
96.58
328.35
1728.91
693.65
174.74
0.35
51.64
199.24
2742.52
408.84
101.48
0.80
3724.64
1779.57
15372.18
662.36
2834.58
10.27
3889.89
1791.36
18421.42
529.98
2849.34
2.58
-35.66
-177.23
2938.30
-394.63
-80.79
-0.43
58.98
170.09
2181.01
420.65
124.76
0.57
-65.42
-155.10
1645.51
-408.89
-132.30
-0.47
58.86
130.37
2330.96
356.31
118.29
0.34
-48.57
-343.72
3374.59
-892.36
-171.65
-1.71
-35.92
-323.31
3363.90
-852.63
-147.64
-1.66
48.66
137.32
2349.87
281.14
78.46
0.14
44.87
154.44
2516.31
292.96
76.10
0.18
47.84
146.38
2503.39
273.90
76.14
0.14
49.96
139.20
2468.13
265.51
76.69
0.16
76.19
270.55
4137.05
563.95
144.06
0.53
191.63
0.42
3991.73
30.05
404.81
0.79
229.08
3.89
4287.66
26.93
460.37
1.00
145.77
46.04
3264.75
40.51
272.23
0.60
3644.27
1745.39
17138.18
648.79
2825.49
9.86
3889.89
1791.36
18421.42
529.98
2849.34
2.58
115.85
11.28
3877.78
20.10
262.09
0.53
45.74
131.24
2575.68
308.55
95.55
0.42
54.17
11.76
2397.76
14.54
192.15
0.84
76.40
30.13
2883.35
27.27
233.42
0.71
79.61
147.98
4273.45
811.29
186.78
1.34
94.40
140.33
4229.96
771.25
201.70
1.28
59.22
190.17
1867.40
369.11
99.11
0.18
-58.99
-218.30
686.25
-381.40
-100.83
-0.27
60.69
197.56
2025.72
363.88
98.44
0.19
62.92
188.26
1988.65
352.25
98.30
0.20
96.09
362.84
3540.47
751.99
187.24
0.69
90.61
320.85
3194.20
696.32
171.98
0.32
102.42
323.60
3460.33
696.80
181.11
0.37
F3 Max
M1 Max
183
Konfigurasi
Gaya
F1
F2
F3
M1
M2
M3
Maksimum
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
kN-m
-10.85
-176.88
1985.18
-433.77
-62.48
-0.77
1080.67
1409.91
8921.13
2904.75
470.74
14.12
1153.85
1510.80
9483.24
2914.71
501.37
19.01
-37.04
-176.22
1321.35
-394.70
-82.63
-0.44
-53.64
-157.80
1878.91
-444.49
-118.10
-0.62
-65.42
-155.10
1645.51
-408.89
-132.30
-0.47
-67.56
-123.02
2186.32
-372.81
-133.37
-0.42
86.56
245.40
3573.03
1018.08
221.93
1.77
96.00
232.35
3536.85
968.52
228.00
1.70
152.07
-2.35
1822.92
21.87
268.71
0.53
-127.85
-21.99
809.13
-36.34
-241.96
-0.51
146.63
3.88
1949.04
15.85
268.46
0.46
166.24
13.44
1981.92
25.31
298.89
0.44
245.45
36.55
3319.50
91.32
513.87
1.38
-263.23
-20.65
2462.54
-30.36
-546.64
-0.97
299.19
10.00
3665.78
33.26
607.10
1.32
178.15
55.01
2900.52
61.49
347.38
0.78
3724.64
1779.57
15372.18
662.36
2834.58
10.27
3848.15
1769.10
16224.86
536.40
2858.36
2.23
151.23
18.03
3237.99
25.20
345.88
0.70
75.82
14.56
2089.22
18.59
254.15
1.02
78.86
16.86
1096.95
20.97
266.85
1.21
-113.93
-30.11
2085.89
-58.85
-332.11
-1.05
225.72
-7.55
3528.25
196.03
739.41
3.20
253.80
-24.82
3508.90
130.10
799.65
2.97
-3869.72
-1841.27
-12184.2
-686.85
-2850.98
-11.02
-3772.79
-1728.91
-12259.6
-547.99
-2874.65
-1.61
M2 Max
F3 Min
5. Melakukan analisis hasil pemodelan
Analisis yang dilakukan dengan membandingkan gaya aksial, gaya geser, serta
defleksi yang dihasilkan oleh ETABS untuk kemudian dibandingkan dengan batas
izin yang telah ditentukan sebelumnya. Kapasitas aksial (tekan dan tarik) yang
digunakan dalam perbandingan ini merupakan kapasitas yang sudah direduksi
dengan efisiensi tiang fondasi mengacu pada Tabel VI.15. Sedangkan itu,
184
kapasitas lateral juga akan direduksi dengan faktor p-y. Namun, karena tidak
dapat memperoleh faktor p-y dengan menggunakan ETABS, maka masingmasing konfigurasi akan dimodelkan juga di Ensoft GROUP namun hanya untuk
memperoleh nilai faktor p-y nya saja. Berikut merupakan faktor p-y yang
diperoleh:
Tabel VI.28 Faktor p-y Konfigurasi Tiang
Konfigurasi
Faktor p
Faktor y
24
0.423
1
35
0.392
1
42
0.392
1
66
0.461
1
72
0.4
1
Berikut merupakan hasil dari perbandingan antara kapasitas dengan gaya yang
diperoleh dari hasil pemodelan di ETABS:
Tabel VI.29 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 24 Tiang
SERVIS
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2590.93
6714.419
2.59
OK
Tarik (kN)
998.454
4522.559
4.53
OK
Geser (kN)
162.29
409.235
2.52
OK
Defleksi (mm)
2.25
6
-
OK
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
3401.7
6714.419
1.97
OK
Tarik (kN)
1402.044
4522.559
3.23
OK
Geser (kN)
210.82
534.462
2.54
OK
Defleksi (mm)
2.9
12
-
OK
GEMPA NOMINAL
Variabel Pengecekan
185
GEMPA KUAT
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
4109.22
6714.419
1.63
OK
Tarik (kN)
2370.184
4522.559
1.91
OK
Geser (kN)
394.7
755.804
1.91
OK
Defleksi (mm)
5.75
25
-
OK
Tabel VI.30 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 35 Tiang
SERVIS
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2073.01
6606.042
3.19
OK
Tarik (kN)
705.445
4310.978
6.11
OK
Geser (kN)
164.47
392.941
2.39
OK
Defleksi (mm)
2.83
6
-
OK
GEMPA NOMINAL
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2155.75
6606.042
3.06
OK
Tarik (kN)
979.475
4310.978
4.40
OK
Geser (kN)
173.6
511.199
2.94
OK
Defleksi (mm)
2.93
12
-
OK
GEMPA KUAT
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
3277.54
6606.042
2.02
OK
Tarik (kN)
2089.615
4310.978
2.06
OK
Geser (kN)
350.39
719.013
2.05
OK
Defleksi (mm)
5.91
25
-
OK
Tabel VI.31 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 42 Tiang
SERVIS
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2329.86
6557.979
2.81
OK
Tarik (kN)
1221.745
4277.334
3.50
OK
Geser (kN)
123.59
392.941
3.18
OK
Defleksi (mm)
2.74
6
-
OK
186
GEMPA NOMINAL
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2790.85
6557.979
2.35
OK
Tarik (kN)
1815.665
4277.334
2.36
OK
Geser (kN)
158.75
511.199
3.22
OK
Defleksi (mm)
4.02
12
-
OK
GEMPA KUAT
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
4008.47
6557.979
1.64
OK
Tarik (kN)
2627.165
4277.334
1.63
OK
Geser (kN)
310.91
719.0.13
2.31
OK
Defleksi (mm)
7.95
25
-
OK
Tabel VI.32 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 66 Tiang
SERVIS
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2388.93
6474.517
2.71
OK
Tarik (kN)
705.145
4218.911
5.98
OK
Geser (kN)
266.57
428.347
1.61
OK
Defleksi (mm)
4.42
6
-
OK
GEMPA NOMINAL
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2890.33
6474.517
2.24
OK
Tarik (kN)
1053.62
4218.911
4.00
OK
Geser (kN)
336.27
561.378
1.67
OK
Defleksi (mm)
5.54
12
-
OK
GEMPA KUAT
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
3516.27
6474.517
1.84
OK
Tarik (kN)
2276.35
4218.911
1.85
OK
Geser (kN)
841.55
799.58
1.08
OK
Defleksi (mm)
14.21
25
-
OK
187
Tabel VI.33 Hasil Pengecekan Fondasi Konfigurasi 72 Tiang
SERVIS
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2200.79
6447.537
2.93
OK
Tarik (kN)
585.305
4200.024
7.18
OK
Geser (kN)
81.93
348.378
4.25
OK
Defleksi (mm)
1.06
6
-
OK
GEMPA NOMINAL
Variabel Pengecekan
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2725.62
6447.537
2.37
OK
Tarik (kN)
903.385
4200.024
4.65
OK
Geser (kN)
88.32
492.8
5.58
OK
Defleksi (mm)
1.16
12
-
OK
Analisis
Batas Izin
SF
Cek
Tekan (kN)
2982.81
6447.537
2.16
OK
Tarik (kN)
1319.715
4200.024
3.18
OK
Geser (kN)
114.07
782.74
6.86
OK
Defleksi (mm)
2.21
25
-
OK
GEMPA KUAT
Variabel Pengecekan
Mengacu kepada langkah-langkah yang telah dijabarkan di atas, berikut merupakan
contoh dari pemodelan tiang fondasi dengan menggunakan ETABS:
188
Gambar VI.25 Contoh Pemodelan Tiang Fondasi pada ETABS
Selain analisis fondasi untuk keruntuhan tiang tunggal, perlu dilakukan juga analisis
untuk keruntuhan blok tiang. Mengacu kepada persamaan II.31 dan II.36 – II.38, maka
akan diperoleh kapasitas aksial tiang fondasi sebagai suatu blok tiang dan kelompok
tiang sebagai berikut:
Tabel VI.34 Perbandingan Kapasitas Aksial Blok Tiang dan Kelompok Tiang
JENIS
CEK
Lg (m)
Bg (m)
Qs-b (kN)
Qp-b (kN)
Qb (kN)
Qug (kN)
P2
4
1
18605.40
5697.00
24302.40
12221.29
TUNGGAL
P4
4
4
29768.64
22788.00
52556.64
22352.04
TUNGGAL
P6
7
4
40931.88
39879.00
80810.88
32339.93
TUNGGAL
TIANG
KERUNTUHAN
189
JENIS
CEK
Lg (m)
Bg (m)
Qs-b (kN)
Qp-b (kN)
Qb (kN)
Qug (kN)
KERUNTUHAN
P8
10
4
52095.12
56970.00
109065.12
42262.16
TUNGGAL
P9
7
7
52095.12
69788.25
121883.37
46847.19
TUNGGAL
P24
16
10
96748.08
227880
324628.08
150690.22
TUNGGAL
P35
19
13
119074.56
351789.8
470864.31
215089.97
TUNGGAL
P42
19
16
130237.80
432972
563209.80
255624.49
TUNGGAL
P66
31
16
174890.76
706428
881318.76
394918.83
TUNGGAL
P72
25
22
174890.76
783337.5
958228.26
428430.65
TUNGGAL
TIANG
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa kapasitas tiang fondasi sebagai
blok tiang menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan kapasitas tiang
fondasi sebagai kelompok tiang (kumulatif kapasitas tiang tunggal yang dikalikan
dengan efisiensi). Dengan kata lain, keruntuhan yang lebih mungkin terjadi adalah
keruntuhan tiang tunggal dibandingkan keruntuhan blok tiang. Oleh karena itu, pada
pengerjaan Tugas Besar kali ini kapasitas blok tiang tidak akan dibandingkan dengan
besarnya beban yang bekerja karena ketika kapasitas tiang tunggal sudah mampu
memikul beban sesuai persyaratan yang telah ditentukan, maka kapasitas blok tiang
pun juga sudah memenuhi persyaratan.
VI.4 Perhitungan Penurunan Tanah (Settlement)
Perhitungan penurunan tanah yang akan dilakukan pada pengerjaan Tugas Besar
kali ini hanya berupa penurunan elastik tiang saja. Hal ini dikarenakan, ujung dari tiang
fondasi berada di lapisan tanah keras sehingga penurunan tanah akibat konsolidasi
dapat diabaikan. Perhitungan penurunan elastik tiang mengacu kepada persamaan II.39
– II.43, sedangkan perhitungan penurunan elastik grup tiang mengacu kepada
persamaan II.44. Kedua perhitungan dilakukan untuk masing-masing jenis konfigurasi
tiang dengan menggunakan beban maksimum yang dialami oleh masing-masing
jenisnya. Berikut merupakan hasil perhitungan untuk masing-masing jenis konfigurasi
tiang yang direncanakan:
190
Tabel VI.35 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 2 Tiang
Penurunan Elastik (1)
Penurunan Elastik (2)
D
1
m
qwp
512.384
kPa
Ap
0.785
m2
Es
50000
kPa
L
28
m
μ
0.4
fc'
35
MPa
Iwp
0.85
Ep
27805575
kPa
Se2
7.317
Pmax
2133.2
kN
Penurunan Elastik (3)
Qs
4810.955
kN
p
3.142
Qws
1730.775
kN
Iws
3.852
Qp
1118.603
kN
Se3
1.273
Qwp
402.425
kN
Penurunan Elastik Total
ξ
0.6
Se1
1.847
Se-TOTAL
10.438
mm
m
mm
mm
mm
Tabel VI.36 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 4 Tiang
Penurunan Elastik (1)
Penurunan Elastik (2)
D
1
m
qwp
692.997
kPa
Ap
0.785
m2
Es
50000
kPa
L
28
m
Μ
0.4
fc'
35
MPa
Iwp
0.85
Ep
27805575
kPa
Se2
9.896
Pmax
3020.4
kN
Penurunan Elastik (3)
Qs
5088.933
kN
P
3.142
Qws
2476.121
kN
Iws
3.852
Qp
1118.603
kN
Se3
1.822
Qwp
544.279
kN
Penurunan Elastik Total
ξ
0.6
Se1
2.603
Se-TOTAL
14.320
mm
m
mm
mm
mm
191
Tabel VI.37 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 6 Tiang
Penurunan Elastik (1)
Penurunan Elastik (2)
D
1
m
qwp
738.383
kPa
Ap
0.785
m2
Es
50000
kPa
L
28
m
Μ
0.4
fc'
35
MPa
Iwp
0.85
Ep
27805575
kPa
Se2
10.544
Pmax
2886
kN
Penurunan Elastik (3)
Qs
4448.138
kN
P
3.142
Qws
2306.076
kN
Iws
3.852
Qp
1118.603
kN
Se3
1.697
Qwp
579.924
kN
Penurunan Elastik Total
ξ
0.6
Se1
2.518
Se-TOTAL
14.758
mm
m
mm
mm
mm
Tabel VI.38 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 8 Tiang
Penurunan Elastik (1)
Penurunan Elastik (2)
D
1
m
qwp
512.384
kPa
Ap
0.785
m2
Es
50000
kPa
L
28
m
Μ
0.4
fc'
35
MPa
Iwp
0.85
Ep
27805575
kPa
Se2
7.317
Pmax
2133.2
kN
Penurunan Elastik (3)
Qs
4810.955
kN
P
3.142
Qws
1730.775
kN
Iws
3.852
Qp
1118.603
kN
Se3
1.273
Qwp
402.425
kN
Penurunan Elastik Total
ξ
0.6
Se1
1.847
Se-TOTAL
10.438
mm
m
mm
mm
mm
192
Tabel VI.39 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 9 Tiang
Penurunan Elastik (1)
Penurunan Elastik (2)
D
1
m
qwp
513.413
kPa
Ap
0.785
m2
Es
50000
kPa
L
28
m
Μ
0.4
fc'
35
MPa
Iwp
0.85
Ep
27805575
kPa
Se2
7.332
Pmax
2169
kN
Penurunan Elastik (3)
Qs
4740.353
kN
P
3.142
Qws
1754.89
kN
Iws
3.852
Qp
1118.603
kN
Se3
1.291
Qwp
403.234
kN
Penurunan Elastik Total
ξ
0.6
Se1
1.867
Se-TOTAL
10.49
mm
m
mm
mm
mm
Tabel VI.40 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 24 Tiang
Penurunan Elastik (1)
Penurunan Elastik (2)
D
1.2
m
qwp
871.640
kPa
Ap
1.131
m2
Es
70000
kPa
L
31
m
μ
0.45
fc'
35
MPa
Iwp
0.85
Ep
27805575
kPa
Se2
10.129
Pmax
4109.22
kN
Qs
5103.631
kN
p
3.770
Qws
3123.418
kN
Iws
3.779
Qp
1610.789
kN
Se3
1.381
Qwp
985.802
kN
Penurunan Elastik Total
ξ
0.6
Se1
2.819
mm
Penurunan Elastik (3)
Se-TOTAL
14.329
m
mm
mm
mm
193
Tabel VI.41 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 35 Tiang
Penurunan Elastik (1)
Penurunan Elastik (2)
D
1.2
m
qwp
706.631
kPa
Ap
1.131
m2
Es
70000
kPa
L
31
m
μ
0.45
fc'
35
MPa
Iwp
0.85
Ep
27805575
kPa
Se2
8.212
Pmax
3277.54
kN
Qs
4995.253
kN
p
3.770
Qws
2478.359
kN
Iws
3.779
Qp
1610.789
kN
Se3
1.096
Qwp
799.181
kN
Penurunan Elastik Total
ξ
0.6
Se1
2.254
mm
Penurunan Elastik (3)
Se-TOTAL
11.561
m
mm
mm
mm
Tabel VI.42 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 42 Tiang
Penurunan Elastik (1)
Penurunan Elastik (2)
D
1.2
m
qwp
845.785
kPa
Ap
1.131
m2
Es
70000
kPa
L
31
m
μ
0.45
fc'
35
MPa
Iwp
0.85
Ep
27805575
kPa
Se2
9.829
Pmax
3894.43
kN
Qs
4947.190
kN
p
3.770
Qws
2937.869
kN
Iws
3.779
Qp
1610.789
kN
Se3
1.299
Qwp
956.561
kN
Penurunan Elastik Total
ξ
0.6
Se1
2.681
mm
Penurunan Elastik (3)
Se-TOTAL
13.808
m
mm
mm
mm
194
Tabel VI.43 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 66 Tiang
Penurunan Elastik (1)
Penurunan Elastik (2)
D
1.2
m
qwp
773.501
kPa
Ap
1.131
m2
Es
70000
kPa
L
31
m
μ
0.45
fc'
35
MPa
Iwp
0.85
Ep
27805575
kPa
Se2
8.989
Pmax
3516.27
kN
Qs
4863.728
kN
p
3.770
Qws
2641.461
kN
Iws
3.779
Qp
1610.789
kN
Se3
1.168
Qwp
874.809
kN
Penurunan Elastik Total
ξ
0.6
Se1
2.425
mm
Penurunan Elastik (3)
Se-TOTAL
12.581
m
mm
mm
mm
Tabel VI.44 Perhitungan Penurunan Elastik Konfigurasi 72 Tiang
Penurunan Elastik (1)
Penurunan Elastik (2)
D
1.2
m
qwp
658.898
kPa
Ap
1.131
m2
Es
80000
kPa
L
30
m
μ
0.45
fc'
35
MPa
Iwp
0.85
Ep
27805575
kPa
Se2
6.700
Pmax
2982.81
kN
Penurunan Elastik (3)
Qs
4836.748
kN
p
3.770
Qws
2237.614
kN
Iws
3.750
Qp
1610.789
kN
Se3
0.888
Qwp
745.196
kN
Penurunan Elastik Total
ξ
0.6
Se1
1.992
Se-TOTAL
9.579
mm
m
mm
mm
mm
195
Nilai hasil perhitungan manual di atas akan dibandingkan dengan nilai yang
diperoleh dari pemodelan di ETABS. Pemodelan dilakukan dengan cara ujung masingmasing pile diberi spring tanah. Nilai spring yang digunakan mengacu kepada Tabel
II.7, dimana nilai dari tabel tersebut dikalikan dengan luas penampang pile yang
dimodelkan. Berikut merupakan perbandingan antara perhitungan manual dengan
pemodelan di ETABS.
Tabel VI.45 Perbandingan Penurunan Tanah Perhitungan Manual dan Pemodelan ETABS
KONFIGURASI
Se (mm)
Manual
ETABS
P2
13.759
12.018
P4
14.32
11.933
P6
14.758
12.298
P8
10.438
9.445
P9
10.49
7.201
P24
14.329
10.759
P35
11.561
8.567
P42
13.808
9.726
P66
12.581
9.782
P72
9.579
7.053
Berdasarkan perbandingan di atas, diperoleh bahwa nilai perhitungan manual lebih
besar dibandingkan pemodelan di ETABS. Agar perhitungna lebih konservatif, maka
nilai penurunan tanah yang digunakan adalah nilai hasil perhitungan manual.
Berdasarkan nilai tersebut, diperoleh penurunan elastik kelompok tiang sebagai
berikut:
Tabel VI.46 Perhitungan Penurunan Elastik Kelompok Tiang
KONFIGURASI
Bg (m)
D (m)
Se (mm)
Sge
(mm)
CEK
P2
1
1
13.759
13.759
OKAY
P4
4
1
14.32
28.640
OKAY
P6
4
1
14.758
29.516
OKAY
P8
4
1
10.438
20.876
OKAY
196
KONFIGURASI
Bg (m)
D (m)
Se (mm)
Sge
(mm)
CEK
P9
7
1
10.49
27.754
OKAY
P24
10
1.2
14.329
41.364
OKAY
P35
13
1.2
11.561
38.052
OKAY
P42
16
1.2
13.808
50.42
OKAY
P66
16
1.2
12.581
45.939
OKAY
P72
22
1.2
9.579
41.015
OKAY
Seperti yang sudah dijelaskan pada sub-bab II.7.6, batas izin penurunan fondasi
adalah 150 mm. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai penurunan maksimum
dialami oleh kelompok 42 tiang yakni sebesar 51.895 mm. Nilai tersebut masih di
bawah batas izin penurunan fondasi.
Setelah perhitungan penurunan masing-masing tiang, perlu diperiksa juga besarnya
perbedaan penurunan (differential settlement) antar konfigurasi tiang yang ada.
Perhitungan perbedaan penurunan akan dilakukan antar konfigurasi tiang berbeda
dengan jarak paling dekat. Seperti yang sudah dijelaskan pada sub-bab II.7.6, batas
perbedaan penurunan yang diizinkan adalah sebesar L/300. Mengacu kepada
rekapitulasi penurunan tiang di atas, maka diperoleh perhitungan perbedaan penurunan
sebagai berikut:
Tabel VI.47 Perhitungan Perbedaan Penurunan
KONFIGURASI
SETTLEMENT (mm)
Δδ (mm)
JARAK (m)
Δδizin (mm)
CEK
P2
P2
P2
P2
-
P4
P6
P8
P9
7.527
7.527
13.76
13.76
-
10.657
9.657
20.88
27.75
3.130
2.130
7.117
13.995
2.5
4
6
5
8.33
13.33
20.00
16.67
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
P2
P2
P2
P2
P2
P4
P4
P4
-
P24
P35
P42
P66
P72
P6
P8
P9
13.76
13.76
13.76
13.76
13.76
10.657
28.64
28.64
-
41.36
38.05
50.42
45.94
41.01
9.657
20.88
27.75
27.605
24.293
38.136
32.18
27.26
1.000
7.764
0.886
12
14.5
14
14
10
3
20
20
40.00
48.33
46.67
46.67
33.33
10.00
66.67
66.67
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
197
KONFIGURASI
P4
P4
P4
P4
P4
P6
P6
P6
P6
P6
P6
P6
P8
P8
P8
P8
P8
P8
P9
P9
P9
P9
P9
P24
P24
P24
P24
P35
P35
P35
P42
P42
P66
-
P24
P35
P42
P66
P72
P8
P9
P24
P35
P42
P66
P72
P9
P24
P35
P42
P66
P72
P24
P35
P42
P66
P72
P35
P42
P66
P72
P42
P66
P72
P66
P72
P72
SETTLEMENT (mm)
28.64
28.64
28.64
28.64
28.64
29.52
29.52
29.52
29.52
29.52
29.52
29.52
20.88
20.88
20.88
20.88
20.88
20.88
27.75
27.75
27.75
27.75
27.75
41.36
41.36
41.36
41.36
38.05
38.05
38.05
50.42
50.42
45.94
-
41.36
38.05
50.42
45.94
41.01
20.88
27.75
41.36
38.05
50.42
45.94
41.01
27.75
41.36
38.05
50.42
45.94
41.01
41.36
38.05
50.42
45.94
41.01
38.05
50.42
45.94
41.01
50.42
45.94
41.01
45.94
41.01
41.01
Δδ (mm)
JARAK (m)
Δδizin (mm)
CEK
12.724
9.41
23.255
17.30
12.37
8.640
1.762
11.848
8.536
22.379
16.42
11.50
6.878
20.488
17.176
31.019
25.063
20.13
13.610
10.298
24.141
18.19
13.26
3.312
10.531
4.58
0.35
13.843
7.89
2.96
5.95
10.88
4.92
20
6.5
10
10
5
10
10
6.5
10
10
10
5
10
10
80
10
130
96
40
43
43
100
59
111
16.5
155
128
110
94.5
15.5
166
133
58
66.67
21.67
33.33
33.33
16.67
33.33
33.33
21.67
33.33
33.33
33.33
16.67
33.33
33.33
266.67
33.33
433.33
320
133.33
143.33
143.33
333.33
196.67
370.00
55.00
516.67
426.67
366.67
315
51.67
553.33
443.33
193.33
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
OKAY
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan di atas, maka terbukti bahwa fondasi
yang direncanakan telah memenuhi persyaratan penurunan tanah, baik untuk
penurunan izin satu konfigurasi tiang maupun perbedaan penurunan antar dua
konfigurasi tiang.
198
VI.5 Penulangan Tiang Fondasi dan Pile Cap
Pada sub-bab kali ini, akan dibahas proses pendesainan tulangan tiang fondasi dan
juga pile cap, baik tulangan longitudinal maupun tulangan geser. Mengacu kepada SNI
2847: 2013 pasal 9.2.1, kekuatan perlu untuk penulangan yang direncanakan harus
dilakukan untuk kombinasi LRFD. Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai
penulangan tiang fondasi dan pile cap di Tugas Besar kali ini:
VI.5.1. Penulangan Tiang Fondasi
SNI 1726: 2012 mengisyaratkan untuk tiang beton bor yang dicor di lokasi tanpa
pembungkus harus memiliki rasio tulangan longitudinal minimum sebesar 0.5%
atau sebanyak 4 batang. Beban ultimit diperoleh dengan cara tiang yang
direncanakan akan diberi beban sesuai dengan besarnya reaksi kolom untuk
kombinasi LRFD pada titik kolom yang bersangkutan. Reaksi tiang absolut
maksimum lah yang akan dijadikan sebagai beban ultimit dan acuan dalam
memodelkan konfigurasi tiang pada software Ensoft GROUP atau ETABS, dimana
konfigurasi menentukan jumlah tulangan yang akan dipakai. Pengecekan kapasitas
tiang fondasi terhadap beban yang bekerja dilakukan dengan bantuan software
PCAColumn. Berikut merupakan hasil pengecekan kapasitas tiang fondasi untuk
masing-masing konfigurasi yang ada:
Gambar VI.26 Konfigurasi Tulangan Longitudinal Tiang Fondasi
199
Gambar VI.27 Diagram Interaksi Konfigurasi 2 Tiang
Tabel VI.48 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 2 Tiang
Kombinasi
Pmax
Mmax
Vmax
F1 - M2
5115.8
499.93
248.23
F2
2688.7
-410.34
283.34
F3
6645.7
-62.262
164.68
M1
2919.1
1260.6
-59.303
F3 MIN
-981.2
-260.21
-110.3
Gambar VI.28 Diagram Interaksi Konfigurasi 4 Tiang
200
Tabel VI.49 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 4 Tiang
Kombinasi
Pmax
Mmax
Vmax
F1 - M2
2721.4
-385.69
-160.52
F2
2254.3
-834.27
296.76
F3
4229.8
-58.218
52.084
M1
3215.3
514.84
-145.21
Gambar VI.29 Diagram Interaksi Konfigurasi 6 Tiang
Tabel VI.50 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 6 Tiang
Kombinasi
Pmax
Mmax
Vmax
F1 - M2
3952.1
-210.02
76.862
F2
4589.1
-956.87
289.6
F3
5732.9
-405.95
44.203
M1
3890.1
305.25
-134.37
201
Gambar VI.30 Diagram Interaksi Konfigurasi 8 Tiang
Tabel VI.51 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 8 Tiang
Kombinasi
Pmax
Mmax
Vmax
F1 - M2
1978.1
-274.69
-111.47
F2
1366.6
297.05
-121.61
F3
3975.3
670.94
-235.28
M1
3044.8
869.8
-297.07
Gambar VI.31 Diagram Interaksi Konfigurasi 9 Tiang
202
Tabel VI.52 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 9 Tiang
Kombinasi
Pmax
Mmax
Vmax
F1 - M2
2967.2
-419.98
-184.97
F2
3740.6
-543.21
109.92
F3
5639
345.35
103.37
M1
3848.8
-181.87
35.595
F3 MIN
-224.91
-50.691
29.319
Gambar VI.32 Diagram Interaksi Konfigurasi 24 Tiang
Tabel VI.53 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 24 Tiang
Kombinasi
Pmax
Mmax
Vmax
F1 - M2
5067.84
1553.8
477.53
F2
4591.53
1030.785
316.656
F3
6745.43
1519.92
442.357
M1
4129.72
936.31
278.6
F3 MIN
-2818
705.64
353.94
203
Gambar VI.33 Diagram Interaksi Konfigurasi 35 Tiang
Tabel VI.54 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 35 Tiang
Kombinasi
Pmax
Mmax
Vmax
F1 - M2
7452.55
2094
713.42
F2
7298.675
1980.838
672.631
F3
7914.44
2043.156
692.7
M1
3696.87
1105.71
367.345
F3 MIN
-1418.16
2199.79
711.25
Gambar VI.34 Diagram Interaksi Konfigurasi 42 Tiang
204
Tabel VI.55 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 42 Tiang
Kombinasi
Pmax
Mmax
Vmax
F1 - M2
5116.634
-1730.98
542.31
F2
3469.55
-1030.67
322.55
F3
4695.08
1135.02
341.28
M1
4138.14
1137.16
353.37
F3 MIN
-2453
1780.18
570.1
Gambar VI.35 Diagram Interaksi Konfigurasi 66 Tiang
Tabel VI.56 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 66 Tiang
Kombinasi
Pmax
Mmax
Vmax
F1 - M2
4253.54
2004.144
675.06
F2
4716.88
2018.9
676.753
F3
5309.09
2180.74
732.45
M1
5029.55
1870.04
630.33
F3 MIN
-1787.94
1884.44
640.84
205
Gambar VI.36 Diagram Interaksi Konfigurasi 72 Tiang
Tabel VI.57 Kombinasi Aksial Lentur Konfigurasi 66 Tiang
Kombinasi
Pmax
Mmax
Vmax
F1 - M2
5472.7
876.83
260.527
F2
5618.22
684.64
180.314
F3
5880.56
902.91
262.6
M1
4647.278
610.12
170.42
F3 MIN
-2073.57
643.114
184.79
Tabel VI.58 Rekapitulasi Penulangan Longitudinal Tiang Fondasi
Konfigurasi
Tulangan Longitudinal
P2
16-D25
P4
16-D25
P6
16-D25
P8
16-D25
P9
16-D25
P24
24-D25
P35
32-D25
P42
32-D25
P66
32-D25
P72
32-D25
206
Sedangkan untuk penulangan geser tiang fondasi, SNI 2847: 2013 pasal 10.9.3
dan pasal 21.6.4.4 mengisyaratkan besarnya rasio tulangan spiral minimum yang
perlu dipenuhi dalam perancangan. Syarat tersebut digambarkan melalui
persamaan-persamaan berikut:
πœŒπ‘  = 0,45 (
𝑓′
𝐴𝑔
− 1) 𝑐
π΄π‘β„Ž
𝑓𝑦𝑑
𝑓′
πœŒπ‘  = 0,12 ( 𝑐 )
𝑓𝑦𝑑
(𝑉𝐼. 1)
(𝑉𝐼. 2)
dimana,
Ag = luas permukaan penampang tiang
Ach = luas permukaan efektif penampang tiang (tidak termasuk selimut)
Rasio tulangan spiral dari suatu tiang fondasi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
πœŒπ‘  = 4
𝐴𝑠
π·π‘β„Ž π‘₯ 𝑠
(𝑉𝐼. 3)
dimana,
Dch = luas permukaan efektif penampang tiang (tidak termasuk selimut)
s
= spasi tulangan spiral
SNI 2847:2013 pasal 7.10.4.3 menyatahakn bahwa spasi bersih antar spiral tidak
boleh melebihi 75 mm atau tidak kurang dari 25 mm. Mengacu kepada SNI 1726:
2012, untuk tiang dengan diameter lebih dari 500 mm harus menggunakan tulangan
spiral D13 atau lebih besar, oleh karena itu pada pengerjaan Tugas Besar kali ini
akan digunakana tulangan spiral D16. Berikut merupakan hasil perhitungan
besarnya spasi maksimum yang diperlukan untuk masing-masing jenis tiang:
207
Tabel VI.59 Perhitungan Tulangan Spiral Tiang Fondasi D=1000 mm
SYARAT 1
fc '
35
MPa
fy
420
MPa
ρs
0.01
SYARAT 2
D
1000
mm
Dch
850
mm
Ap
785398.2
mm2
Ac
567450.2
mm2
ρs
0.0144
PENGECEKAN
dsp
16
mm
Asp
201.062
mm2
s
60
mm
ρs-pakai
0.01577
mm
CEK
OKAY
Tabel VI.60 Perhitungan Tulangan Spiral Tiang Fondasi D=1200 mm
SYARAT 1
fc '
35
MPa
fy
420
MPa
ρs
0.01
SYARAT 2
D
1200
mm
Dch
1050
mm
Ap
1130973
mm2
Ac
865901.5
mm2
ρs
0.0115
PENGECEKAN
dsp
16
mm
Asp
201.062
mm2
s
40
mm
ρs-pakai
0.01277
mm
CEK
OKAY
208
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh besarnya spasi maksimum yang
diperbolehkan untuk kedua jenis tiang adalah 60 mm. Setelah itu, akan ditentukan
besarnya kapasitas geser dari tiang fondasi dan harus dipastikan kapasitas tersebut
lebih besar dari beban geser yang bekerja (diperoleh dari analisis menggunakan
software Ensoft GROUP atau ETABS).
Kapasitas geser tiang fondasi diperoleh dari permukaan beton tiang dan juga
tulangan spiral yang terpasang. Besar kapasitas geser tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut:
𝑉𝑐 = 0.17 πœ† √𝑓 ′ 𝑐 π΄π‘β„Ž
𝑉𝑠 =
(𝑉𝐼. 4)
𝐴𝑠𝑝 π‘₯ 𝑓𝑦𝑑 π‘₯ π·π‘β„Ž
𝑠
(𝑉𝐼. 5)
Berdasarkan persamaan di atas, berikut merupakan hasil pengecekan kapasitas
geser terhadap beban yang bekerja untuk masing-masing jenis konfigurasi tiang
yang ada (φ=0.75):
Tabel VI.61 Rekapitulasi Penulangan Geser Tiang Fondasi
Vu
Vc
s
kN
kN
P2
283.34
P4
Vs
ΙΈVn
mm
kN
kN
285.352
60
285.352
60
1325.27
1325.27
OKAY
296.76
1196.32
1196.32
OKAY
D16-60
D16-60
P6
289.6
285.352
60
1196.32
1325.27
OKAY
D16-60
P8
297.07
285.352
60
1196.32
1325.27
OKAY
D16-60
P9
184.97
285.352
60
1196.32
1325.27
OKAY
D16-60
P24
477.53
435.433
60
1477.805
1761.504
OKAY
D16-60
P35
713.42
435.433
60
1477.805
1761.504
OKAY
D16-60
P42
570.1
435.433
60
1477.805
1761.504
OKAY
D16-60
P66
732.45
435.433
60
1477.805
1761.504
OKAY
D16-60
P72
260.527
435.433
60
1477.805
1761.504
OKAY
D16-60
Konfigurasi
CEK
Tulangan
Longitudinal
Spasi yang diperoleh dari perhitungan di atas merupakan spasi yang akan
dipasang pada tiang fondasi hingga titik jepit. Mulai dari titik jepit hingga ujung
209
bawah tiang fondasi, akan digunakan spasi maksimum yang diizinkan, yakni 75
mm. Hal ini dilakukan untuk menghemat penggunaan tulangan spiral karena sudah
tidak ada beban yang bekerja setelah melewati titik jepit.
VI.5.2. Penulangan Pile Cap
Penulangan longitudinal pada pile cap dimulai dengan memodelkan terlebih
dahulu pile cap (dimodelkan sebagai pelat) dan tiang fondasi (dimodelkan sebagai
kolom) pada software ETABS. Setelah itu, reaksi kolom untuk kombinasi LRFD
akan dimodelkan sebagai joint load. Gaya dalam pelat (shell forces) dengan nilai
absolut maksimum, akibat dari beban yang bekerja, ini yang akan dijadikan sebagai
beban ultimit untuk perhitungan penulangan longitudinal selanjutnya. Berikut
merupakan beban ultimit yang akan dimodelkan pada software ETABS untuk
masing-masing jenis konfigurasi tiang yang ada:
Tabel VI.62 Rekapitulasi Beban Ultimit Kombinasi LRFD
F1
F2
F3
M1
M2
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
P2
-334.436
-499.417
8106.319
1676.44
-1292.75
P4
883.072
-790.619
15757.71
3515.717
2499.212
-289.287
349.81
4933.076
-685.997
-520.771
-200.231
201.695
2541.735
-348.8
139.702
407.134
-989.926
5997.255
3738.863
1364.564
156.57
-262.08
2801.176
562.567
342.397
-509.683
1564.793
11817.34
3159.44
-1728.22
-386.696
571.712
6827.995
2477.735
-1441.46
-310.64
-300.08
6572.253
743.872
-700.825
-282.078
-337.513
1294.009
778.796
-677.193
-318.46
-268.575
1386.338
707.617
-704.688
-325.122
-327.898
1570.286
762.979
-718.884
-378.198
-623.11
8536.888
2618.938
-1247
2563.167
951.066
19830.58
3983.33
2607.287
-2497.07
971.66
19509.28
-3955.39
-2779.97
724.717
949.35
10010.66
3872.958
-2290.41
-384
907.857
6100.438
2635.033
-1239.52
Konfigurasi
P6
P8
P9
P24
210
Konfigurasi
P35
P42
P66
P72
F1
F2
F3
M1
M2
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
3231.808
328.571
8986.053
700.877
1000
132.394
147.397
4177.866
-289.765
217.608
-169.493
-201
2231.926
344.726
105.271
104
-195.387
4222.011
329.872
184.346
115.01
126.256
2280.029
282.7
187.691
129.759
173.384
3170.5
308.42
216.785
-123.135
-182.329
1854.664
328.494
208.059
-3250
-422
8162
704.174
-806.13
269.3
103
1550.5
838.642
919
268.65
-234.92
4087.5
899.5
918.4
-256
-214.5
1578
969.5
-875
3598
-1002
10116.5
3972.862
2186.251
-3756
-1106.5
11135.5
4027.571
2262.115
-143.5
-244
3265
431.19
-226.95
-258
-274
4039
1035
-883
88.385
152.692
3118.968
-344.421
178.541
-100.727
162
4795.498
-349.395
-199.51
-100.5
167.07
5101.228
-354.445
-200.713
-393.5
-814.6
5980.5
2738
-1249
-163.859
135.48
3974.37
-232.84
-289.233
-159.079
115.017
3671.749
-212.631
285.205
-706.727
-611.732
1524.761
-175.132
-2104.82
-697.3
-655.083
7899.347
1748.82
-2091.15
-1041.36
-9263.88
25288.67
4580.211
-3789.12
-1031.76
9258.1
25238.00
4580.211
-3773.58
-437.051
328.783
6757.172
-1199.826
-1525.46
-435.871
-328.109
6758.695
1199.449
-1523.02
-272.161
215.891
7131.062
-650.992
-806.09
-271.623
-215.218
7140.485
650.151
-805.065
-450.099
328.571
6756.528
-1253.781
-1571.8
-449.174
-327.948
6761.531
1253.034
-1570.06
290.109
187.961
2014.204
-507.217
681.544
289.775
-187.702
7714.637
506.766
680.904
143.704
-168.538
4425.413
285.067
246.626
120.167
-177.725
4615.411
304.518
221.591
136.452
-159.249
4629.629
276.526
242.203
211
Konfigurasi
F1
F2
F3
M1
M2
kN
kN
kN
kN-m
kN-m
151.686
-154.33
4613.082
268.014
264.444
226.798
-297.876
7429.533
588.606
461.694
-236.959
-263.645
7158.462
532.098
-480.323
268.299
-267.449
7902.914
527.762
528.26
168.632
168.146
5351.08
324.333
313.337
-3469.11
-1818.86
17352.414
2311.125
2348.262
3327.858
1716.234
18930.565
2292.971
2369.422
132.987
133.94
7203.467
301.115
295.332
770897
136.947
4680.392
325.905
234.178
-88.464
-124.038
4333.117
312.439
237.455
-109.565
109.394
5271.338
297.202
278.944
217.554
-331.686
7967.167
880.289
656.352
251.381
-306.893
7956.287
820.816
717.402
Dengan langkah-langkah yang sama seperti penulangan longitudinal dinding
diafragma (persamaan V.13 – V.19), berikut merupakan hasil perhitungan
penulangan longitudinal untuk masing-masing jenis konfigurasi tiang:
Tabel VI.63 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 2 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
2323.454
kNm/m
Mu
649.817
kNm/m
d
1412.5
mm
d
1412.5
mm
a
54.892
mm
a
15.115
mm
As-min
2700
mm2
As-min
2700
mm2
As-butuh
4443.61
mm2
As-butuh
1223.6
mm2
n
10
buah
n
6
buah
212
sver
-
mm
sver
-
mm
s
100
mm
s
200
mm
Tabel VI.64 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 2 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
1485.9
kNm/m
Mu
1042.25
kNm/m
d
1412.5
mm
d
1412.5
mm
a
54.892
mm
a
15.115
mm
2
As-min
2700
mm
As-min
2700
mm2
As-butuh
2817.69
mm2
As-butuh
1969.01
mm2
n
6
buah
n
6
buah
sver
-
mm
sver
-
mm
s
200
mm
s
200
mm
Tabel VI.65 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 4 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
4839.493
kNm/m
Mu
741.819
kNm/m
d
1350
mm
d
1412.5
mm
a
122.73
mm
a
17.268
mm
2
As-min
2700
mm
As-min
2700
mm2
As-butuh
9935.23
mm2
As-butuh
1397.91
mm2
213
n
22
buah
n
6
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
100
mm
s
200
mm
Tabel VI.66 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 4 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
5109.13
kNm/m
Mu
729.01
kNm/m
d
1350
mm
d
1412.5
mm
a
129.93
mm
a
16.968
mm
As-min
2700
mm2
As-min
2700
mm2
As-butuh
10518.18
mm2
As-butuh
1373.64
mm2
n
22
buah
n
6
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
100
mm
s
200
mm
Tabel VI.67 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 6 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
2193.35
kNm/m
Mu
910.412
kNm/m
d
1412.5
mm
d
1412.5
mm
a
51.691
mm
a
21.223
mm
As-min
2700
mm2
As-min
2700
2
mm
214
As-butuh
4184.55
mm2
As-butuh
1718.04
mm2
n
10
buah
n
6
buah
sver
-
mm
sver
-
mm
s
110
mm
s
200
mm
Tabel VI.68 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 6 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
3228.16
kNm/m
Mu
729.014
kNm/m
d
1350
mm
d
1412.5
mm
a
80.55
mm
a
16.97
mm
As-min
2700
mm2
As-min
2700
mm2
As-butuh
6520.52
mm2
As-butuh
1373.64
mm2
n
14
buah
n
6
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
160
mm
s
200
mm
Tabel VI.69 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 8 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
4183.97
kNm/m
Mu
611.274
kNm/m
d
1350
mm
d
1412.5
mm
a
105.4
mm
a
14.21
mm
215
As-min
2700
mm2
As-min
2700
mm2
As-butuh
8532.09
mm2
As-butuh
1150.66
mm2
n
18
buah
n
6
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
120
mm
s
200
mm
Tabel VI.70 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 8 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
4830.83
kNm/m
Mu
697.63
kNm/m
d
1350
mm
d
1412.5
mm
a
122.5
mm
a
16.23
mm
As-min
2700
mm2
As-min
2700
mm2
As-butuh
9916.57
mm2
As-butuh
1314.16
mm2
n
22
buah
n
6
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
100
mm
s
200
mm
Tabel VI.71 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 9 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
1578.78
kNm/m
Mu
1095.05
kNm/m
d
1412.5
mm
d
1412.5
mm
216
a
37.012
mm
2
a
25.567
mm
As-min
2700
mm
As-min
2700
mm2
As-butuh
2996.187
mm2
As-butuh
2069.67
mm2
n
8
buah
n
6
buah
sver
-
mm
sver
-
mm
s
140
mm
s
200
mm
Tabel VI.72 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 9 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
1903.14
kNm/m
Mu
950.09
kNm/m
d
1412.5
mm
d
1412.5
mm
a
44.74
mm
a
22.155
mm
As-min
2700
2
mm
As-min
2700
mm2
As-butuh
3621.784
mm2
As-butuh
1793.51
mm2
n
8
buah
n
6
buah
sver
-
mm
sver
-
mm
s
140
mm
s
200
mm
Tabel VI.73 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 24 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
29
mm
db
29
mm
Mu
8142.32
kNm/m
Mu
632.45
kNm/m
217
d
1850
mm
d
1912.5
mm
a
150.26
mm
a
10.85
mm
As-min
3600
mm2
As-min
3600
mm2
As-butuh
12163.8
mm2
As-butuh
12747.2
mm2
n
20
buah
n
6
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
100
mm
s
200
mm
Tabel VI.74 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 24 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
29
mm
db
29
mm
Mu
8515.45
kNm/m
Mu
994.84
kNm/m
d
1850
mm
d
1912.5
mm
a
157.5
mm
a
17.09
mm
As-min
3600
2
mm
As-min
3600
mm2
As-butuh
12747.2
mm2
As-butuh
1383.7
mm2
n
20
buah
n
6
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
100
mm
s
200
mm
Tabel VI.75 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 35 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
218
Mu
3584.44
kNm/m
Mu
989.94
kNm/m
d
1912.5
mm
d
1912.5
mm
a
62.26
mm
a
17
mm
As-min
3600
2
mm
As-min
3600
mm2
As-butuh
5040.3
mm2
As-butuh
1375.5
mm2
n
11
buah
n
8
buah
sver
-
mm
sver
-
mm
s
100
mm
s
140
mm
Tabel VI.76 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 35 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
2421.35
kNm/m
Mu
1164.4
kNm/m
d
1912.5
mm
d
1912.5
mm
a
41.83
mm
a
20
mm
As-min
3600
2
mm
As-min
3600
mm2
As-butuh
3386.41
mm2
As-butuh
1619.13
mm2
n
8
buah
n
8
buah
sver
-
mm
sver
-
mm
s
140
mm
s
140
mm
Tabel VI.77 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 42 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
219
db
25
mm
db
25
mm
Mu
4838.43
kNm/m
Mu
1087.22
kNm/m
d
1850
mm
d
1912.5
mm
a
87.54
mm
a
18.67
mm
As-min
3600
mm2
As-min
3600
mm2
As-butuh
7086.63
mm2
As-butuh
1511.29
mm2
n
16
buah
n
8
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
140
mm
s
140
mm
Tabel VI.78 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 42 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2000
mm
h
2000
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
4457.7
kNm/m
Mu
1245
kNm/m
d
1850
mm
d
1912.5
mm
a
80.5
mm
a
21.39
mm
As-min
3600
mm2
As-min
3600
mm2
As-butuh
6516.27
mm2
As-butuh
1731.83
mm2
n
14
buah
n
8
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
160
mm
s
140
mm
Tabel VI.79 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 66 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2500
mm
h
2500
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
220
db
29
mm
db
29
mm
Mu
12210.4
kNm/m
Mu
1961.81
kNm/m
d
2346
mm
d
2410.5
mm
a
176.75
mm
a
26.75
mm
As-min
4500
mm2
As-min
4500
mm2
As-butuh
14308.26
mm2
As-butuh
2165..08
mm2
n
22
buah
n
7
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
100
mm
s
160
mm
Tabel VI.80 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 66 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2500
mm
h
2500
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
29
mm
db
29
mm
Mu
12425
kNm/m
Mu
1262
kNm/m
d
2346
mm
d
2410.5
mm
a
176.75
mm
a
26.75
mm
2
As-min
4500
mm
As-min
4500
mm2
As-butuh
14570.04
mm2
As-butuh
1389.98
mm2
n
24
buah
n
7
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
100
mm
s
160
mm
Tabel VI.81 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah X – Konfigurasi 72 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2500
mm
h
2500
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
221
db
25
mm
db
25
mm
Mu
6481.74
kNm/m
Mu
6684.8
kNm/m
d
2350
mm
d
2412.5
mm
a
91.94
mm
a
16.64
mm
As-min
4500
mm2
As-min
4500
mm2
As-butuh
7442.37
mm2
As-butuh
1347.21
mm2
n
16
buah
n
10
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
140
mm
s
100
mm
Tabel VI.82 Perhitungan Tulangan Longitudinal Arah Y – Konfigurasi 72 Tiang
TULANGAN LONGITUDINAL, M (+)
TULANGAN LONGITUDINAL, M (-)
b
1000
mm
b
1000
mm
h
2500
mm
h
2500
mm
Selimut beton
75
mm
Selimut beton
75
mm
fc’
40
MPa
fc’
40
MPa
fy
420
MPa
fy
420
MPa
db
25
mm
db
25
mm
Mu
6684.8
kNm/m
Mu
1632.31
kNm/m
d
2350
mm
d
2412.5
mm
a
94.88
mm
a
22.21
mm
As-min
4500
2
mm
As-min
4500
mm2
As-butuh
7680.42
mm2
As-butuh
1798.24
mm2
n
16
buah
n
10
buah
sver
100
mm
sver
-
mm
s
140
mm
s
100
mm
Setelah penulangan longitudinal, perlu diperiksa juga apakah pile cap yang
direncanakan aman terhadap keruntuhan geser, baik keruntuhan geser 1 arah
maupun 2 arah. Keruntuhan geser mungkin terjadi akibat penampang beton tidak
mampu memikul geser yang timbul akibat reaksi vertikal dari kolom ataupun tiang
fondasi. Apabila setelah pengecekan didapati kapasitas geser beton tidak mampu
memikul beban geser yang bekerja, maka perlu dilakukan penulangan geser. Berikut
222
merupakan hasil pengecekan keruntuhan geser untuk masing-masing konfigurasi
tiang yang ada:
Tabel VI.83 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 2 Tiang
GESER 1 ARAH
Vu
2532.964
kN
d
1412.5
mm
b
3000
mm
Vc
4466.717
kN
φ
0.75
CEK
OKAY
GESER 2 ARAH
Vu
7454.339
kN
d
1412.5
mm
c1
700
mm
c2
700
mm
b0
8450
mm
Βc
1.00
αc
30
Vc-1
37743.760
kN
Vc-2
44127.444
kN
Vc-3
25162.507
kN
Vc-pakai
25162.507
kN
Φ
0.75
CEK
OKAY
(a)
(b)
Gambar VI.37 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 2 Tiang
223
Tabel VI.84 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 4 Tiang
GESER 1 ARAH
Vu
4069.85
kN
d
1350
mm
b
5000
mm
Vc
7115.12
kN
φ
0.75
CEK
OKAY
GESER 2 ARAH
(a)
Vu
12886.165
kN
d
1350
mm
c1
1100
mm
c2
1100
mm
b0
9800
mm
Βc
1.00
αc
40
Vc-1
41836.933
kN
Vc-2
52367.318
kN
Vc-3
27891.289
kN
Vc-pakai
27891.289
kN
Φ
0.75
CEK
OKAY
(b)
Gambar VI.38 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 4 Tiang
224
Tabel VI.85 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 6 Tiang
GESER 1 ARAH
Vu
4755.05
kN
d
1350
mm
b
5000
mm
Vc
7115.12
kN
φ
0.75
CEK
OKAY
GESER 2 ARAH
Vu
2395.781
kN
d
1350
mm
c1
800
mm
c2
1100
mm
b0
9200
mm
Βc
0.73
αc
40
Vc-1
49094.36
kN
Vc-2
51513.50
kN
Vc-3
26183.66
kN
Vc-pakai
26183.66
kN
Φ
0.75
CEK
OKAY
(a)
(b)
Gambar VI.39 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 6 Tiang
225
Tabel VI.86 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 8 Tiang
GESER 1 ARAH
Vu
5321.33
kN
d
1850
mm
b
11000
mm
Vc
21450.78
kN
φ
0.75
CEK
OKAY
GESER 2 ARAH
(a)
Vu
1698.96
kN
d
1350
mm
c1
800
mm
c2
1100
mm
b0
9200
mm
Βc
0.73
αc
40
Vc-1
49094.36
kN
Vc-2
51513.50
kN
Vc-3
26183.66
kN
Vc-pakai
26183.66
kN
Φ
0.75
CEK
OKAY
(b)
Gambar VI.40 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 8 Tiang
226
Tabel VI.87 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 9 Tiang
GESER 1 ARAH
Vu
8539.81
kN
d
1412.5
mm
b
8000
mm
Vc
11911.25
kN
φ
0.75
CEK
OKAY
GESER 2 ARAH
(a)
Vu
1549.408
kN
d
1412.5
mm
c1
800
mm
c2
800
mm
b0
8850
mm
Βc
1.00
αc
40
Vc-1
39530.45
kN
Vc-2
55238.40
kN
Vc-3
26353.63
kN
Vc-pakai
26353.63
kN
Φ
0.75
CEK
OKAY
(b)
Gambar VI.41 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 9 Tiang
227
Tabel VI.88 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 24 Tiang
GESER 1 ARAH
Vu
12452.32
kN
d
1846
mm
b
24000
mm
Vc
46700.52
kN
φ
0.75
CEK
OKAY
GESER 2 ARAH
(a)
Vu
8483.308
kN
d
1846
mm
c1
1400
mm
c2
1400
mm
b0
12984
mm
Βc
1.00
αc
40
Vc-1
75794.94
kN
Vc-2
97105.94
kN
Vc-3
50529.96
kN
Vc-pakai
50529.96
kN
Φ
0.75
CEK
OKAY
(b)
Gambar VI.42 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 24 Tiang
228
Tabel VI.89 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 35 Tiang
GESER 1 ARAH
Vu
17721.85
kN
d
1912.5
mm
b
20000
mm
Vc
40319.04
kN
φ
0.75
CEK
OKAY
GESER 2 ARAH
(a)
Vu
11720.971
kN
d
1912.5
mm
c1
800
mm
c2
800
mm
b0
11065
mm
Βc
1.00
αc
40
Vc-1
66919.53
kN
Vc-2
99416.67
kN
Vc-3
44613.02
kN
Vc-pakai
44613.02
kN
Φ
0.75
CEK
OKAY
(b)
Gambar VI.43 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 35 Tiang
229
Tabel VI.90 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 42 Tiang
GESER 1 ARAH
Vu
18234.69
kN
d
1850
mm
b
18000
mm
Vc
35101.28
kN
φ
0.75
CEK
OKAY
GESER 2 ARAH
(a)
Vu
16338.635
kN
d
1850
mm
c1
700
mm
c2
700
mm
b0
10200
mm
Βc
1.00
αc
30
Vc-1
59672.18
kN
Vc-2
74005.20
kN
Vc-3
39781.45
kN
Vc-pakai
39781.45
kN
Φ
0.75
CEK
OKAY
(b)
Gambar VI.44 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 42 Tiang
230
Tabel VI.91 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 66 Tiang
GESER 1 ARAH
Vu
30158.06
kN
d
2346
mm
b
18000
mm
Vc
44512.22
kN
φ
0.75
CEK
OKAY
GESER 2 ARAH
(a)
Vu
23367.136
kN
d
2346
mm
c1
700
mm
c2
700
mm
b0
12584
mm
Βc
1.00
αc
40
Vc-1
93356.96
kN
Vc-2
147147.51
kN
Vc-3
62237.98
kN
Vc-pakai
62237.98
kN
Φ
0.75
CEK
OKAY
(b)
Gambar VI.45 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 66 Tiang
231
Tabel VI.92 Perhitungan Keruntuhan Geser Konfigurasi 72 Tiang
GESER 1 ARAH
Vu
32266.71
kN
d
2350
mm
b
24000
mm
Vc
59450.82
kN
φ
0.75
CEK
OKAY
GESER 2 ARAH
(a)
Vu
20238.447
kN
d
2350
mm
c1
800
mm
c2
800
mm
b0
10940
mm
Βc
1.00
αc
40
Vc-1
64001.34
kN
Vc-2
93486.41
kN
Vc-3
42667.56
kN
Vc-pakai
42667.56
kN
Φ
0.75
CEK
OKAY
(b)
Gambar VI.46 Keruntuhan Geser 1 Arah (a) dan 2 Arah (b) Konfigurasi 72 Tiang
232
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa pile cap yang
didesain untuk masing-masing konfigurasi tiang sudah kuat untuk memikul geser
yang terjadi sehingga tidak diperlukan lagi tulangan geser
233
BAB VII
KUANTIFIKASI DAN PERHITUNGAN BIAYA
Berdasarkan hasil perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya, maka akan
dilakukan kuantifikasi untuk masing-masing pekerjaan dengan ruang lingkup
geoteknik. Berikut merupakan hasil kuantifikasi pekerjaan yang diperoleh:
Tabel VII.1 Rekapitulasi Jumlah dari Setiap Konfigurasi Tiang
Konfigurasi
Utara
Timur
Barat
Selatan
Total
P2
94
26
26
70
216
P4
18
16
16
92
142
P6
44
30
30
20
124
P8
-
3
3
-
6
P9
-
6
6
-
12
P24
-
-
-
2
2
P35
2
-
-
-
2
P42
-
-
-
2
2
P66
1
-
-
-
1
P72
2
-
-
-
2
Tabel VII.2 Kuantifikasi 1 Tiang Fondasi
Beton
Tipe
Baja - Longitudinal
L
V
n
d
(m)
(m3)
(buah)
(mm)
Baja - Spiral
d
Ls
(mm)
(m)
m (kg)
(m2)
3132.1
3263.47
87.97
13
3355.8
3496.57
113.1
13
3355.8
3496.57
113.1
Fondasi
A (m2)
Tipe I
0.785
28
21.99
12
25
5363.88
13
Tipe II
1.131
30
33.93
24
25
11467.60
Tipe III
1.131
30
33.93
32
25
15290.13
m (kg)
Bekisting
234
Tabel VII.3 Kuantifikasi Tiang Fondasi Total
Konfigurasi
Beton (m3)
Baja - Longitudinal (kg)
Baja – Spiral (kg)
Bekisting (m2)
P2
9500.176
2317194.759
1409817.131
37977.12
P4
12490.972
3046681.998
1853648.450
49932.88
P6
16361.415
3990724.307
2428018.392
65405.04
P8
1055.575
257466.084
156646.348
4219.68
P9
2375.044
579298.690
352454.283
9494.28
P24
1628.602
550444.732
167835.373
5428.8
P35
2375.044
1070309.201
244759.919
7917
P42
2850.053
1284371.041
293711.902
9500.4
P66
2239.327
1009148.675
230773.638
7464.6
P72
4885.805
2201778.928
503506.118
16286.4
Tabel VII.4 Kuantifikasi 1 Pile Cap
Konfigurasi
Beton
b (m) t (m)
5
1.5
V (m3)
22.5
Baja - Longitudinal
n (buah) d (mm)
m (kg)
108
25
6473.64
Bekisting
(m2)
P2
a (m)
3
P4
5
5
1.5
37.5
280
25
21578.81
30
P6
5
8
1.5
60
240
25
22195.35
39
P8
6
11
2
132
396
25
46795.20
68
P9
8
8
2
128
216
25
26634.42
64
P24
18
12
2
432
780
29
232955.31
120
P35
20
14
2
560
604
25
151051.70
136
P42
21
18
2
756
900
25
268008.88
156
P66
33
18
2.5
1485
1515
29
739185.13
255
P72
27
24
2.5
1620
1470
25
579298.69
255
24
235
Tabel VII.5 Kuantifikasi Pile Cap Total
Konfigurasi
Beton (m3)
Baja - Longitudinal (kg)
Bekisting
(m2)
P2
4860.000
1398307.182
5184
P4
5325.000
3064191.665
4260
P6
7440.000
2752223.660
4836
P8
792.000
280771.204
408
P9
1536.000
319613.070
768
P24
864.000
465910.626
240
P35
1120.000
302103.404
272
P42
1512.000
536017.753
312
P66
1485.000
739185.128
255
P72
3240.000
1158597.379
510
Tabel VII.6 Kuantifikasi Dinding Diafragma dan Galian Total
Beton
995
16
0.8
P
H
t
V
n
d
12736
Baja - Transversal
10
25
massa/m
massa
616.538
613454.87
m
m
m
Baja - Longitudinal
n
21
buah
d
25
mm
massa/m
80515.952
kg
m3
massa
buah
mm
kg
kg
H
A
1288255.228
Galian
8.5
40903.611
kg
m
m2
V
347680.694
m3
Tabel VII.7 Kuantifikasi Angkur Tanah Total
P
995
m
spasi
1.5
m
n
663
buah
Tipe Fondasi
Grout
2
Strand (Tendon)
3
A (m )
L (m)
V (m )
n
A (m2)
L (m)
m (kg)
Angkur I
0.385
10
2551.52
6
0.0001
26
81191
Angkur II
0.283
10
1874.59
5
0.0001
22
57250
Angkur III
0.196
10
1301.80
5
0.0001
24
62455
236
Perhitungan biaya yang dilakukan akan mengacu kepada Daftar Harga Satuan
Pokok Kegiatan (HSPK) – Lampiran II Keputusan Walikota Surabaya. Berdasarkan
hasil kuantifikasi yang telah dilakukan, diperoleh perhitungan biaya sebagai berikut:
Tabel VII.8 Perhitungan Biaya
No.
Jenis Pekerjaan
1
Pekerjaan Galian Basement
-
2
-
Pekerjaan galian tanah
Volume
Satuan
Harga Satuan
Harga Total
347680.694
m3
Rp
49,500.00
Rp
54,000.00
Rp
17,210,194,328.25
Rp
18,774,757,449.00
Rp
49,500.00
Rp
397,700.00
Rp
16,800.00
Rp
16,800.00
Rp
1,400,000.00
Rp
1,400,000.00
Rp
16,000.00
Rp
17,210,194,328.25
Rp
12,662,768,000.00
Rp
21,642,687,830.38
Rp
10,306,041,823.99
Rp
17,830,400,000.00
Rp
8,019,072,327.92
Rp
3,214,330,080.00
Rp
1,114,900.00
Rp
16,800.00
Rp
16,800.00
Rp
1,400,000.00
Rp
62,169,068,253.74
Rp
68,491,157,347.88
Rp
53,341,129,413.55
Rp
78,066,818,149.82
Rp
407,630.00
Rp
16,800.00
Rp
1,400,000.00
Rp
6,948,053,350.00
Rp
46,271,068,500.76
Rp
39,443,600,000.00
Rp
481,601,341,183.55
Rp
11,774,054.40
Pengangkutan tanah keluar
347680.694
m3
proyek
Pekerjaan Dinding Diafragma dan Angkur Tanah
Pekerjan galian tanah
Pemasangan dan pelepasan
bekisting
Pemasangan tulangan
longitudinal
Pemasangan tulangan
sengkang
347680.69
m3
31840
m2
1288255.23
kg
613454.87
kg
-
Pengecoran beton
12736
m3
-
Pengecoran grout
5727.91
m3
-
Pemasangan strand / tendon
200896
kg
55762.01
m3
3
Pekerjaan Fondasi Bor
-
Pengeboran Tanah
-
Pemasangan tulangan
longitudinal
4076854.60
kg
-
Pemasangan tulangan spiral
3175067.23
kg
-
Pengecoran beton
55762.01
m3
17045
m2
2754230.27
kg
28174
m3
4
-
Pekerjaan Pile Cap
Pemasangan dan pelepasan
bekisting
Pemasangan tulangan
longitudinal
Pengecoran beton
Total
Total / m2
237
BAB VIII
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, berikut merupakan kesimpulan yang
diperoleh dari pengerjaan Tugas Akhir desain ini:
Profil Tanah dan Kelas Situs
1. Kondisi lapisan tanah pada lokasi proyek Stadion Kediri adalah sebagai berikut:
− Medium Clay dari elevasi 0 hingga -4 m dengan nilai NSPT rata-rata 4.5
− Soft Clay dari elevasi -4 hingga -12 m dengan nilai NSPT rata-rata 3
− Stiff Clay dari elevasi -12 hingga -22 m dengan nilai NSPT rata-rata 13
− Very Stiff Clay dari elevasi -22 hingga -38 m dengan nilai NSPT rata-rata 26
− Hard Clay dari elevasi -38 hingga -50 m dengan nilai NSPT rata-rata 47
− Muka air tanah terletak pada elevasi -1.5 m dari permukaan tanah
2. Kelas situs dari lokasi proyek Stadion Kediri adalah SE (Tanah Lunak)
Desain Dinding Penahan Tanah
1. Dinding diafragma yang digunakan memiliki panjang 16 m dengan panjang
penetrasi 7.5 m. Mutu beton yang digunakan adalah 40 MPa dengan tebal dinding
0.8 m
2. Sistem perkuatan yang digunakan adalah angkur tanah, dimana jumlah angkur
yang digunakan adalah 3 buah. Angkur tanah dipasang dengan spasi horizontal
sebesar 1.5 m dan sudut 40o. Jumlah angkur yang digunakan adalah 3 dengan
rincian sebagai berikut:
− Angkur pertama dipasang pada elevasi -2 m dengan jumlah strand yang
digunakan adalah 6 dan prestress sebesar 1116 kN. Panjang bond length
sebesar 10 m.
238
− Angkur kedua dipasang pada elevasi -3.5 m dengan jumlah strand yang
digunakan adalah 5 dan prestress sebesar 930 kN. Panjang bond length
sebesar 10 m.
− Angkur ketiga dipasang pada elevasi -6.5 m dengan jumlah strand yang
digunakan adalah 5 dan prestress sebesar 930 kN. Panjang bond length
sebesar 10 m.
3. Dinding diafragma memiliki faktor keamanan terkritis pada masa konstruksi
(undrained) sebesar 1.75 (>1.5) dengan defleksi 80.31 mm (< 85 mm). Kemudian
untuk kondisi masa layan / long term (drained) diperoleh faktor keamanan 1.75
(>1.5) dan defleksi 80.81 mm (< 85 mm). Pada kondisi gempa, diperoleh faktor
keamanan 1.36 (>1.1) dan defleksi sebesar 100.207 mm (<127.5 mm).
4. Kebutuhan tulangan dinding diafragma adalah:
− Tulangan longitudinal (M+): D25 – 110
− Tulangan longitudinal (M-): D25 – 200
− Tulangan transversal: 2D25 - 200
5. Kebutuhan debit untuk kegiatan dewatering galian adalah 3000 m3/jam, sehingga
akan digunakan 8 buah pompa dengan tipe SC 720 dengan kapasitas 105
liter/detik
Desain Fondasi Tiang Bor
1. Fondasi tiang bor akan dibangun dengan fc’ 35 MPa. Rincian dari masing-masing
konfigurasi tiang yang digunakan adalah:
− Konfigurasi 2 tiang mempunyai panjang tiang 28 m dengan diameter 1 m.
Tulangan longitudinal yang dipakai 16-D25, tulangan spiral yang dipakai
D13-60 (hingga fixity point) dan D13-75 (lebih dari fixity point)
− Konfigurasi 4 tiang mempunyai panjang tiang 28 m dengan diameter 1m.
Tulangan longitudinal yang dipakai 16-D25, tulangan spiral yang dipakai
D13-60 (hingga fixity point) dan D13-75 (lebih dari fixity point)
239
− Konfigurasi 6 tiang mempunyai panjang tiang 28 m dengan diameter 1 m.
Tulangan longitudinal yang dipakai 16-D25, tulangan spiral yang dipakai
D13-60 (hingga fixity point) dan D13-75 (lebih dari fixity point)
− Konfigurasi 8 tiang mempunyai panjang tiang 28 m dengan diameter 1 m.
Tulangan longitudinal yang dipakai 16-D25, tulangan spiral yang dipakai
D13-60 (hingga fixity point) dan D13-75 (lebih dari fixity point)
− Konfigurasi 9 tiang mempunyai panjang tiang 28 m dengan diameter 1 m.
Tulangan longitudinal yang dipakai 16-D25, tulangan spiral yang dipakai
D13-60 (hingga fixity point) dan D13-75 (lebih dari fixity point)
− Konfigurasi 24 tiang mempunyai panjang tiang 30 m dengan diameter 1.2
m. Tulangan longitudinal yang dipakai 24-D25, tulangan spiral yang dipakai
D13-60 (hingga fixity point) dan D13-75 (lebih dari fixity point)
− Konfigurasi 35 tiang mempunyai panjang tiang 30 m dengan diameter 1.2
m. Tulangan longitudinal yang dipakai 32-D25, tulangan spiral yang dipakai
D13-60 (hingga fixity point) dan D13-75 (lebih dari fixity point)
− Konfigurasi 42 tiang mempunyai panjang tiang 30 m dengan diameter 1.2
m. Tulangan longitudinal yang dipakai 32-D25, tulangan spiral yang dipakai
D13-60 (hingga fixity point) dan D13-75 (lebih dari fixity point)
− Konfigurasi 66 tiang mempunyai panjang tiang 30 m dengan diameter 1.2
m. Tulangan longitudinal yang dipakai 32-D25, tulangan spiral yang dipakai
D13-60 (hingga fixity point) dan D13-75 (lebih dari fixity point)
− Konfigurasi 72 tiang mempunyai panjang tiang 30 m dengan diameter 1.2
m. Tulangan longitudinal yang dipakai 32-D25, tulangan spiral yang dipakai
D13-60 (hingga fixity point) dan D13-75 (lebih dari fixity point)
2. Penurunan tanah terbesar yang dialami adalah sebesar 51.895 mm (< 150 mm)
dan persyaratan perbedaan penurunan antar kolom sebesar L/300 pun terpenuhi
3. Pile cap akan dibangun dengan fc’ 40 MPa. Rincian pile cap untuk masingmasing konfigurasi tiang adalah sebagai berikut:
− Konfigurasi 2 tiang mempunyai ukuran pile cap 3 m x 5 m dengan tebal 1.5
m. Tulangan longitudinal pada arah melebar yang dipakai adalah D25-100
240
untuk memikul momen positif dan D25-200 untuk memikul momen negatif.
Tulangan longitudinal pada arah memanjang yang dipakai adalah D25-190
untuk memikul momen positif dan D25-200 untuk memikul momen negatif.
− Konfigurasi 4 tiang mempunyai ukuran pile cap 5 m x 5 m dengan tebal 1.5
m. Tulangan longitudinal pada kedua arah yang dipakai adalah 2D25-100
untuk memikul momen positif dan D25-200 untuk memikul momen negatif.
− Konfigurasi 6 tiang mempunyai ukuran pile cap 5 m x 8 m dengan tebal 1.5
m. Tulangan longitudinal pada arah melebar yang dipakai adalah 2D25-160
untuk memikul momen positif dan D25-200 untuk memikul tulangan
negatif. Tulangan longitudinal pada arah memanjang yang dipakai adalah
2D25-100 untuk memikul momen positif dan D25-200 untuk memikul
tulangan negatif.
− Konfigurasi 8 tiang mempunyai ukuran pile cap 6 m x 11 m dengan tebal
1.5 m. Tulangan longitudinal pada arah melebar yang dipakai adalah 2D25160 untuk memikul momen positif dan D25-140 untuk memikul tulangan
negatif. Tulangan longitudinal pada arah memanjang yang dipakai adalah
2D25-140 untuk memikul momen positif dan D25-140 untuk memikul
tulangan negatif.
− Konfigurasi 9 tiang mempunyai ukuran pile cap 8 m x 8 m dengan tebal 1.5
m. Tulangan longitudinal pada kedua arah yang dipakai adalah 2D25-140
untuk memikul momen positif dan D25-200 untuk memikul momen negatif.
− Konfigurasi 24 tiang mempunyai ukuran pile cap 18 m x 12 m dengan tebal
2 m. Tulangan longitudinal pada kedua arah yang dipakai adalah 2D29-100
untuk memikul momen positif dan D29-200 untuk memikul momen negatif.
− Konfigurasi 35 tiang mempunyai ukuran pile cap 20 m x 14 m dengan tebal
2 m. Tulangan longitudinal pada arah melebar yang dipakai adalah D25-140
untuk memikul momen positif dan D25-140 untuk memikul tulangan
negatif. Tulangan longitudinal pada arah memanjang yang dipakai adalah
D25-100 untuk memikul momen positif dan D25-140 untuk memikul
tulangan negatif.
241
− Konfigurasi 42 tiang mempunyai ukuran pile cap 21 m x 18 m dengan tebal
2 m. Tulangan longitudinal pada arah melebar yang dipakai adalah 2D25160 untuk memikul momen positif dan D25-140 untuk memikul tulangan
negatif. Tulangan longitudinal pada arah memanjang yang dipakai adalah
2D25-140 untuk memikul momen positif dan D25-140 untuk memikul
tulangan negatif.
− Konfigurasi 66 tiang mempunyai ukuran pile cap 33 m x 18 m dengan tebal
2.5 m. Tulangan longitudinal pada kedua arah yang dipakai adalah 2D29100 untuk memikul momen positif dan D29-160 untuk memikul momen
negatif.
− Konfigurasi 72 tiang mempunyai ukuran pile cap 27 m x 24 m dengan tebal
2.5 m. Tulangan longitudinal pada arah melebar yang dipakai adalah 2D25100 untuk memikul momen positif dan D25-100 untuk memikul tulangan
negatif. Tulangan longitudinal pada arah memanjang yang dipakai adalah
2D25-140 untuk memikul momen positif dan D25-100 untuk memikul
tulangan negatif.
Perhitungan Biaya
Total biaya dari pekerjaan geoteknik untuk setiap 1 m2 adalah Rp 11.774.054,40
242
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2012. SNI 1726: Perencanaan Bangunan Tahan Gempa.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI 2847: Persyaratan Beton Struktural untuk
Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. 2017. SNI 8460: Persyaratan Perancangan Geoteknik.
Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Coduto, Donald P. 2001. Foundation Design Prnciples and Practices 2nd Edition. New
Jersey: Prentice-Hall.
Das, Braja M. 2011. Geotechnical Engineering Book. Florida: J. Ross Publishing.
Das, Braja M. dan Khaled Sobhan. 2014. Principles of Geotechnical Engineering 8th
Edition. Stamford: Cengage Learning.
Irsyam, Masyhur. 2004. Catatan Kuliah Rekayasa Pondasi. Bandung: Penerbit ITB.
K., Sorensen K. dan Okkels N. 2013. Correlation Between Drained Shear Strength and
Plasticity Index of Undisturbed Overconsolidated Clays. Proeedings of the 18th
Conference on Soil Mechanics and Geotechnical Engineering. Paris. Halaman 423428.
Look, Burt G. 2007. Handbook of Geotechnical Investigation and Design Tables.
London: Taylor & Francis.
243
Mayne, Paul W. 1988. Determining OCR in Clays from Laboratory Strength. Journal
of Geotechnical Engineering Vol. 114, Issue 1. USA: ASCE. Halaman 76-92.
Mikhail, Reguel, Masyhur Irsyam, Ramli Nazir, dkk. 2019. Development of
Nationwide Surface Spectra Acceleration Maps for Earthquake Resistant Design of
Bridges Based on The National Hazard Maps of Indonesia. Journal of Engineering and
Technological Sciences Vol. 51, No. 4. Indonesia.
244
LAMPIRAN
Download