Uploaded by Muhammad Ilham.S

PERTEMUAN XIII

advertisement
Kebijakan Ekonomi Regional:
PENGURANGAN KEMISKINAN
Syamsu rijal se msi phd
Kebijakan Ekonomi Regional
• Campur tangan pemerintah pusat ke dalam urusan-urusan ekonomi
regional
 otda  pembagian peran antara dengan pempus dan pemda
• Arah kebijakan regional  pilihan yang paling sering dipilih 
bertumpu pada kekuatan-kekuatan pasar untuk pengalokasian
sumber-sumber atau bertumpu pada subsidi untuk mendorong
perpindahan tenaga kerja dan/ modal
• Persoalan regional  Ketidakseimbangan pasar tenaga kerja lokal
• Tujuan utama kebijakan regional  menghilangkan perbedaanperbedaaan pengangguran regional
• Metode  tenaga kerja keluar, pekerjaan masuk
• Tindakan regional  menyangkut tujuan regional & nasional
Landasan Kebijakan :
alternatif pemilihan
• Pasar sebagai alokator operasi kekuatan
pasar memberi pemecahan dg biaya paling kecil
& yang dapat diterima. Bukti empiris 
konvergensi pendapatan per kapita regional
dalam perekonomian maju Neo Klasik
Kritik  landasan teori keseimbangan umum 
Statik, sedang proses regional dinamik. Asumsi :
PPS & marginalitas  bentuk pasar spasial 
monopoli/ oligopoli; lompatan jarak jauh/ tak ada
perpindahan bukan perpindahan marginal;
keputusan lokasi mungkin berlandaskan
irrasionalitas.Jalur penyesuaian sangat sulit
Landasan Kebijakan :
Alternatif pemilihan
• Konsep mekanisme pasar bebas  efisiensi  tidak
dapat diterima  tak dapat menghilangkan
kepincangan- kepincangan regional dalam hal
pendapatan dan kesempatan kerja
• Subsidi kepada Migran  mendorong perpindahan
tenaga kerja. Pengaruh migrasi terhadap daerah asal &
tujuan berbeda  sesuai ciri daerah & komposisi arus
migrasi
• Subsidi migran : (1) pendidikan & latihan ; (2) BLT
kepada migran perbedaan pendapatan inter regional
besar karena beratnya biaya migrasi
 tingkat hasil migrasi dibandingkan dengan investasi lain
Landasan Kebijakan
•
•
Kebijakan regionalmendorong perpindahan tenaga kerja inter- regional 
akan menimbulkan keseimbangan yg lebih baik antara S TK regional dg
kesempatan kerja  Output Total akan naik karena tk lap kerja naik dan TK
pindah dr produktivitas rendah ke produktivitas tinggi  perbedaan
pendapatan inter- regional berkurang Konsisten dg tujuan efisiensi
nasional; menghilangkan ciri-ciri stagnasi dari daerah terbelakang
(pengangguran tinggi & pendapatan rendah)
Kritik / penentang  migrasi berpengaruh (-) terhadap daerah asal dan
tujuan :
Daerah tujuan (masuk)(1) biaya sosial migrasi > sumbangan pajak lokal
 migran & penduduk setempat diperlakukan membayar harga yang sama
bagi pelayanan masyarakat yg disediakan pemerintah; (2) pencemaran
udara, kepadatan penduduk, kriminalitas dll.
Migrasi ke daerah makmur memperbesar inflasi (D) karena akan :
(+) D investasi > (+) saving dan (+) D TK > (+) S TK dan akan mengurangi
inflasi (S) yang disebabkan kenaikan biaya TK
Daerah asal (keluar) kurangnya penggunaan modal sosial, bertambah
besar beban per kapita, kelebihan kapasitas dlm industri swasta, efek
multiplier menurun thdp industri jasa lokal, kualitas angkatan kerja turun,
hilangnya investasi SDM berpendidikan, perpindahan modal.
Landasan Kebijakan :
Alternatif pemilihan
•
Jika migran keluar terdiri : pengangguran & income rendah  beban fiskal
per kapita (-)  (-) jaminan sosial, migran dapat mengirim dana dari daerah
baru.
• Kebijakan Mengubah Industri  pemindahan modal ke daerah kurang 
industri modern footloose & perbedaan2 spasial dalam biaya kecil 
interdependensi antara efisiensi managerial & lokasi
• Memecahkan persoalan daerah stagnan 
memperbaiki komposisi
industri tdk menguntungkan, peningkatan kesempatan kerja dg pemberian
subsidi pada industri yang sudah ada & migran
• Subsidi bertujuan untuk memungkinkan perusahaan2 di daerah stagnan
memperoleh manfaat semakin bertambahnya kenaikan hasil skala &
keuntungan2 aglomerasi ekaternal.
• Kriteria yang mendasari suatu kebijakan lokasi industri  tujuan kebijakan
 pertumbuhan pendapatan per kapita, pengurangan pengangguran,
pengurangan kemiskinan secara berkelanjutan
 Prinsip efisiensi dengan cara mempertimbangkan opportunity cost dari
suatu investasi pada waktu mengevaluasi subsidi dan subsidi dibrikan
secara selektip berdasarkan kriteria ttt ( penggunaan input lokal, pasar
ekpor, produksi barang yg mempunyai elastisitas pendapatan tinggi)
Aplikasi Kebijakan
• Metode menarik modal ke dalam daerah stagnan 
melawan trend aglomerasi dalam modal swasta dg jalan
mengalirkan dana-dana pemerintah ke daerah2
terbelakang dan/ memberi subsidi kepada industri2 di
daerah tsb.
Instrumen : penyediaan informasi, memperbesar
penyediaan jasa-jasa pokok dan prasarana pa lokasi yg
akan dikembangkan, investasi bid diklat, diskriminasi
regional dlm kontrak2 pemerintah & blnj mdl pemerintah,
rangsangan keuangan thp perusahaan ( bantuan
investasi, pinjaman,sumbangan, keringan pajak,
pemilihan titk2 tumbuh).
Pemilihan instrumen tgt ; tujuan kebijakan & keefektipan
Aplikasi Kebijakan
• Subsidi upah lebih efisien dari pada subsidi
harga atau modal
• Subsidi investasi  penggunaan modal yang
lebih besar dan kurang efisien
• Subsidi upah  tidak cocok dilakukan di sektor
pertanian  petani di dorong ke luar dari
pertanian yg kurang produktif ke industri yang
lbh produktif
• Pembangunan prasarana, perencanaan fisik
dari perumahan dan transportasi di dekat tempat
industri potensial  menarik industri ke
titik2pertumbuhan
Kebijakan Pengurangan
Kemiskinan
• Kebijakan diarahkan pada lokasi, sektor, atau
lapangan kerja dimana terdapat banyak
masyarakat miskin
• Peningkatan jumlah & kualitas pelayanan publik
(pembangunan infrastruktur transportasi,
komunikasi, pendidikan, kesehatan, sosial)
Berikan Contoh2 kebijakan yang bisa mengurangi
kemiskinan secara berkelanjutan / bukan
insidental
Pengurangan Kemiskinan
• Pilih pada sektor ekonomi basis  multipler effek
terhadap pertumbuhan besar dan berkelanjutan 
ekspor
• Pilih sektor ekonomi yang banyak menyerap lapangan
kerja
• Pilih sektor ekonomi dimana masyarakat miskin bekerja
• Pilih sektor ekonomi yang banyak menggunakan bahan
baku lokal yang masih berlimpah
• Pilih sektor ekonomi yang mempunyai pendorong pada
industri2 hilir dan penarik industri2 hulu besar 
keterkaitan antar sektor
Download