STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK STANDAR AUDIT 700 (REVISI 2021) PERUMUSAN SUATU OPINI DAN PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Institut Akuntan Publik Indonesia STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK STANDAR AUDIT 700 (REVISI 2021) PERUMUSAN SUATU OPINI DAN PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Institut Akuntan Publik Indonesia STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK Standar Audit 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Office 8 Building Lantai 12 Unit 12I-12J Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Senopati Raya, Jakarta 12190, Indonesia. Telp. : (021) 29333151, 72795445/46 Website : http://www.iapi.or.id Email : info@iapi.or.id / teknis@iapi.or.id Hak Cipta © 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan Publik Indonesia. UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA 1. 2. 3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerjemahan dan pengadaptasian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersil dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang meliputi penerbitan, penggandaan dalam segala bentuknya, dan pendistribusian Ciptaan untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada poin kedua di atas yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Institut Akuntan Publik Indonesia Standar Audit 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan −Jakarta: IAPI, 2021 1 jil., 58 hlm, 15,5 x 24 cm ISBN: XXX-XXX-XXXXX-X-X 1. Standar Audit 700 (Revisi 2021) I. Judul ii 2. Akuntan Pubik II. Institut Akuntan Publik Indonesia Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan PENGANTAR SA 700 (Revisi 2021), “Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan” telah disetujui oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021 dan berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022. SA 700 (Revisi 2021) merupakan adopsi dari International Standards on Auditing (ISA) sebagaimana yang tercantum dalam “Handbook of International Quality Control, Auditing, Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements – 2018 Edition” yang diterbitkan oleh International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) – International Federation of Accountants (IFAC). Jakarta, 13 Juli 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I Hendang Tanusdjaja Supervisi dari Dewan Pengurus Handri Tjendra Ketua Adeyana Widjaja Anggota Andar Ramona Sinaga Anggota Dedy Sukrisnadi Anggota Eliza Fatima Anggota Emmy Mutiarini Anggota Kusumaningsih Angkawijaya Anggota Lukmanul Arsyad Anggota Nur Sigit Warsidi Anggota Renie Feriana Anggota Theodorus Bambang Dwi K.A. Anggota iii SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan PENETAPAN DAN PENGESAHAN Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia telah menetapkan dan mengesahkan SA 700 (Revisi 2021), “Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan” dan berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022. Penetapan dan pengesahan SA 700 (Revisi 2021) oleh Dewan Pengurus, berdasar kepada persetujuan Dewan Standar Profesional Akuntan Publik I pada tanggal 13 Juli 2021. Jakarta, 19 Juli 2021 Dewan Pengurus Institut Akuntan Publik Indonesia Tarkosunaryo Ketua Umum Sapto Amal Damandari Ketua Tia Adityasih Ketua Hendang Tanusdjaja Ketua Handoko Tomo Ketua Aria Kanaka Ketua Ellya Noorlisyati Ketua Florus Daeli Ketua Irhoan Tanudiredja Ketua Johanna Gani Ketua Syahril Ali Ketua Rian Benyamin Surya Ketua Sugeng Praptoyo Ketua Steven Tanggara Ketua Irwan Haswir Ketua Palti FTH Siahaan Ketua SA 700 (Revisi 2021) iv Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan STANDAR AUDIT 700 (REVISI 2021) PERUMUSAN SUATU OPINI DAN PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022) DAFTAR ISI Paragraf Pendahuluan Ruang Lingkup............................................................................................... Tanggal Efektif ............................................................................................... Tujuan .......................................................................................................... Definisi ........................................................................................................ 1-4 5 6 7-9 Ketentuan Perumusan Suatu Opini atas Laporan Keuangan ......................................... Bentuk Opini ................................................................................................. Laporan Auditor ............................................................................................ Informasi Tambahan yang Disajikan Bersamaan dengan Laporan Keuangan Ketentuan Penerapan .................................................................................... 10-15 16-19 20-52 53-54 55 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Aspek Kualitatif Praktik Akuntansi Entitas ..................................................... Kebijakan Akuntansi yang Diungkapkan dengan Tepat dalam Laporan Keuangan .............................................................................................. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Keuangan adalah Relevan, Dapat Diandalkan, Dapat Diperbandingkan, dan Dapat Dipahami.................... Pengungkapan atas Pengaruh Transaksi dan Peristiwa Material terhadap Informasi yang Disampaikan dalam Laporan Keuangan ........................ Mengevaluasi Apakah Laporan Keuangan Mencapai Penyajian Wajar .......... Uraian Kerangka Pelaporan Keuangan yang Berlaku .................................... Bentuk Opini .................................................................................................. Laporan Auditor ............................................................................................. Informasi Tambahan yang Disajikan Bersamaan dengan Laporan Keuangan Lampiran: Ilustrasi Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan A1-A3 A4 A5 A6 A7-A9 A10-A15 A16-A17 A18-A77 A78-A84 Standar Audit (SA) 700 (Revisi 2021), “Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan”, harus dibaca bersamaan dengan SA 200 (Revisi 2021), “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit”. v SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan (Sengaja Dikosongkan) SA 700 (Revisi 2021) vi Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Pendahuluan Ruang Lingkup 1. Standar Audit (SA) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor dalam merumuskan suatu opini atas laporan keuangan. SA ini juga mengatur bentuk dan isi laporan auditor yang diterbitkan sebagai hasil suatu audit atas laporan keuangan. 2. SA 701 (2021)1 mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk mengomunikasikan hal audit utama dalam laporan auditor. SA 7052 (Revisi 2021) dan SA 706 (Revisi 2021)3 mengatur bagaimana bentuk dan isi laporan auditor dipengaruhi ketika auditor menyatakan suatu opini modifikasian atau mencantumkan suatu paragraf Penekanan Suatu Hal atau paragraf Hal Lain dalam laporan auditor. SA lain juga berisi ketentuan pelaporan yang berlaku ketika menerbitkan laporan auditor. 3. SA ini berlaku untuk audit atas satu set lengkap laporan keuangan bertujuan umum dan ditulis dalam konteks tersebut. SA 800 (Revisi 2021)4 mengatur pertimbanganpertimbangan khusus ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka bertujuan khusus. SA 805 (Revisi 2021)5 mengatur pertimbangan-pertimbangan khusus yang relevan dengan suatu audit atas laporan keuangan tunggal atau suatu unsur, akun, atau pos tertentu dalam laporan keuangan. SA ini juga berlaku untuk audit yang menerapkan SA 800 (Revisi 2021) atau SA 805 (Revisi 2021). 4. Ketentuan dalam SA ini ditujukan untuk membuat keseimbangan yang tepat antara kebutuhan atas konsistensi dan keterbandingan dalam pelaporan auditor secara global serta kebutuhan untuk meningkatkan nilai pelaporan auditor dengan membuat informasi yang disediakan dalam laporan auditor lebih relevan bagi pengguna. SA ini mendorong konsistensi dalam laporan auditor. Konsistensi dalam laporan auditor, ketika audit telah dilaksanakan berdasarkan SA, mendukung kredibilitas dalam pasar global dengan membuat audit tersebut (yang telah dilaksanakan berdasarkan standar yang diakui secara global) lebih siap dapat teridentifikasi. SA ini juga membantu peningkatan pemahaman pengguna laporan keuangan dan pengidentifikasian kondisi-kondisi yang tidak biasa ketika terjadi. Tanggal Efektif 5. 1 2 3 4 5 SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022. SA 701 (2021), “Pengomunikasian Hal Audit Utama dalam Laporan Auditor Independen”. SA 705 (Revisi 2021), “Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen”. SA 706 (Revisi 2021), “Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor Independen”. SA 800 (Revisi 2021), “Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus”. SA 805 (Revisi 2021), “Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan Tunggal dan Suatu Unsur, Akun, atau Pos Tertentu dalam Laporan Keuangan”. 1 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Tujuan 6. Tujuan auditor adalah: (a) Untuk merumuskan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas kesimpulan yang ditarik dari bukti audit yang diperoleh; dan (b) Untuk menyatakan suatu opini secara jelas melalui suatu laporan tertulis. Definisi 7. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna: (a) Laporan keuangan bertujuan umum: Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan suatu kerangka bertujuan umum. (b) Kerangka bertujuan umum: Suatu kerangka pelaporan keuangan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi keuangan umum dari banyak pengguna laporan keuangan. Kerangka pelaporan keuangan dapat berupa suatu kerangka penyajian wajar atau suatu kerangka kepatuhan. Istilah “kerangka penyajian wajar” digunakan untuk mengacu pada suatu kerangka pelaporan keuangan yang mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan dalam kerangka tersebut dan: (i) Mengakui secara eksplisit atau implisit bahwa, untuk mencapai penyajian wajar laporan keuangan, manajemen mungkin perlu menyediakan pengungkapan yang melampaui pengungkapan yang secara spesifik diharuskan oleh kerangka tersebut; atau (ii) Mengakui secara eksplisit bahwa manajemen mungkin perlu untuk menyimpang dari suatu ketentuan kerangka tersebut untuk mencapai penyajian wajar laporan keuangan. Penyimpangan tersebut hanya terjadi dalam kondisi yang sangat jarang. (c) 8. 6 7 8 Istilah “kerangka kepatuhan” digunakan untuk mengacu pada suatu kerangka pelaporan keuangan yang mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan dalam kerangka tersebut, namun tidak memuat pengakuan dalam butir (i) atau (ii) tersebut di atas.6 Opini tanpa modifikasian: Opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.7 Pengacuan pada “laporan keuangan” dalam SA ini berarti “satu set lengkap laporan keuangan bertujuan umum”.8 Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menentukan penyajian, struktur, dan isi laporan keuangan, serta apa saja yang merupakan satu set lengkap laporan keuangan. SA 200 (Revisi 2021), Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit”, paragraf 13(a). Paragraf 25-26 berkaitan dengan frasa yang digunakan untuk menyatakan opini dalam konteks suatu kerangka penyajian wajar dan suatu kerangka kepatuhan. SA 200 (Revisi 2021), paragraf 13(f) mengatur isi dari laporan keuangan. SA 700 (Revisi 2021) 2 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 9. Pengacuan pada “Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia” dalam SA ini berarti Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK – IAI), dan pengacuan pada “Standar Akuntansi Pemerintahan di Indonesia” berarti Standar Akuntansi Pemerintahan yang ditetapkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Ketentuan Perumusan Suatu Opini atas Laporan Keuangan 10. Auditor harus merumuskan suatu opini tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.9,10 11. Untuk merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah auditor telah memeroleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Kesimpulan tersebut harus mempertimbangkan: (a) Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 330 (Revisi 2021), apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh;11 (b) Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 450 (Revisi 2021), apakah kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi adalah material, baik secara individual maupun secara agregat;12 dan (c) Evaluasi yang diharuskan dalam paragraf 12-15. 12. Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan ketentuan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Pengevaluasian tersebut harus mencakup pertimbangan atas aspek kualitatif praktik akuntansi entitas, termasuk indikator kemungkinan bias dalam pertimbangan manajemen. (Ref: Para. A1-A3) 13. Secara khusus, auditor harus mengevaluasi apakah, dari sudut pandang ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku: (a) Laporan keuangan mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan yang dipilih dan diterapkan secara tepat. Dalam membuat evaluasi ini, auditor harus mempertimbangkan relevansi kebijakan akuntansi dengan entitas, dan apakah kebijakan akuntansi tersebut telah disajikan dengan cara yang dapat dipahami; (Ref: Para. A4) (b) Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan tidak bertentangan dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan sudah tepat; (c) Estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen adalah wajar; 9 10 11 12 SA 200 (Revisi 2021), paragraf 11. Paragraf 25-26 berkaitan dengan frasa yang digunakan untuk menyatakan opini dalam konteks suatu kerangka penyajian wajar dan suatu kerangka kepatuhan. SA 330 (Revisi 2021), “Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai”, paragraf 26. SA 450 (Revisi 2021), “Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit”, paragraf 11. 3 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 (d) (e) (f) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat diandalkan, dapat diperbandingkan, dan dapat dipahami. Dalam membuat evaluasi ini, auditor harus mempertimbangkan apakah: • Informasi yang seharusnya tercakup telah dicantumkan, dan apakah informasi tersebut telah diklasifikasikan, diagregasikan atau tidak diagregasikan, dan dikarakteristikkan secara tepat. • Penyajian laporan keuangan secara keseluruhan terdistorsi dengan dicantumkannya informasi yang tidak relevan atau yang mengaburkan pemahaman yang tepat tentang hal-hal yang diungkapkan. (Ref: Para. A5) Laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan yang dituju memahami pengaruh transaksi dan peristiwa material terhadap informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan; dan (Ref: Para. A6) Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap laporan keuangan, sudah tepat. 14. Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar, pengevaluasian yang diharuskan dalam paragraf 12-13 juga harus mencakup apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar. Pengevaluasian auditor tentang apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar harus mencakup pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: (Ref: Para. A7-A9) (a) Penyajian, struktur, dan isi laporan keuangan secara keseluruhan; dan (b) Apakah laporan keuangan mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya dengan suatu cara yang mencapai penyajian wajar. 15. Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan mengacu secara memadai pada, atau menjelaskan, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. (Ref: Para. A10-A15) Bentuk Opini 16. Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasian ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. 17. Ketika auditor: (a) Menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material; atau (b) Tidak dapat memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, auditor harus memodifikasi SA 705 (Revisi 2021). SA 700 (Revisi 2021) opininya 4 dalam laporan auditor berdasarkan Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 18. Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan ketentuan suatu kerangka penyajian wajar tidak mencapai penyajian wajar, auditor harus mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen dan, tergantung dari ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana hal tersebut diselesaikan, harus menentukan apakah perlu untuk memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasarkan SA 705 (Revisi 2021). (Ref: Para. A16) 19. Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka kepatuhan, auditor tidak diharuskan untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar. Namun, jika dalam kondisi yang sangat jarang terjadi, auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tersebut menyesatkan, maka auditor harus mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen dan, tergantung dari bagaimana hal tersebut diselesaikan, harus menentukan apakah, dan bagaimana, mengomunikasikan hal tersebut dalam laporan auditor. (Ref: Para. A17) Laporan Auditor 20. Laporan auditor harus dalam bentuk tertulis. (Ref: Para. A18-A19) Laporan Auditor atas Audit yang Dilaksanakan Berdasarkan Standar Audit Judul 21. Laporan auditor harus memiliki suatu judul yang mengindikasikan secara jelas bahwa laporan tersebut adalah laporan auditor independen. (Ref: Para. A20) Pihak yang Dituju 22. Laporan auditor harus ditujukan, kepada pihak yang tepat, berdasarkan kondisi perikatan. (Ref: Para. A21) Opini Auditor 23. Paragraf pertama dari laporan auditor harus memuat opini auditor, dan harus memiliki paragraf dengan judul “Opini”. 24. Paragraf Opini dalam laporan auditor harus juga: (a) Mengidentifikasi entitas yang laporan keuangannya telah diaudit; (b) Menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit; (c) Mengidentifikasi judul setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan; (d) Mengacu pada catatan atas laporan keuangan, termasuk ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan; dan (e) Menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan yang menjadi bagian dari laporan keuangan. (Ref: Para. A22-A23) 5 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 25. Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar, opini auditor harus (kecuali jika diharuskan lain oleh peraturan perundang-undangan) menggunakan frasa di bawah ini: Menurut opini kami, laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, ….. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. (Ref: Para. A24-A31) 26. Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka kepatuhan, opini auditor harus menyatakan bahwa laporan keuangan terlampir disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. (Ref: Para. A26-A31) 27. Ketika pengacuan pada kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam opini auditor bukan pada Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia atau Standar Akuntansi Pemerintahan, opini auditor harus mengidentifikasi yurisdiksi asal kerangka tersebut. Basis Opini 28. Laporan auditor harus mencakup suatu paragraf yang dicantumkan segera setelah paragraf Opini, dengan judul "Basis Opini", yang: (Ref: Para. A32) (a) Menyatakan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia; (Ref: Para. A33) (b) Mengacu pada paragraf dalam laporan auditor yang menjelaskan tanggung jawab auditor berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia; (c) Mencantumkan suatu pernyataan bahwa auditor independen terhadap entitas berdasarkan ketentuan etika yang relevan terkait dengan audit, dan telah memenuhi tanggung jawab etika lainnya berdasarkan ketentuan tersebut; dan (d) Menyatakan apakah auditor yakin bahwa bukti audit yang telah diperoleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini auditor. Kelangsungan Usaha 29. Jika relevan, auditor harus melaporkan berdasarkan ketentuan dalam SA 570 (Revisi 2021).13 Hal Audit Utama 30. 13 Untuk audit atas satu set lengkap laporan keuangan emiten bertujuan umum, auditor harus mengomunikasikan hal audit utama dalam laporan auditor berdasarkan SA 701 (2021). SA 570 (Revisi 2021), “Kelangsungan Usaha”, paragraf 21-23. SA 700 (Revisi 2021) 6 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 31. Ketika auditor diharuskan lain oleh peraturan perundang-undangan atau memutuskan untuk mengomunikasikan hal audit utama dalam laporan auditor, auditor harus melaksanakannya berdasarkan SA 701 (2021). (Ref: Para. A40-A42) Informasi Lainnya 32. Jika relevan, auditor harus melaporkannya berdasarkan ketentuan dalam SA 720 (Revisi 2021).14 Tanggung Jawab terhadap Laporan Keuangan 33. Laporan auditor harus mencakup suatu paragraf dengan judul "Tanggung Jawab Manajemen terhadap Laporan Keuangan". Laporan auditor harus menggunakan istilah yang tepat dalam konteks kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak perlu mengacu secara spesifik pada "manajemen". (Ref: Para. A44) 34. Paragraf dalam laporan auditor ini harus menjelaskan tanggung jawab manajemen untuk: (Ref: Para. A45-A48) (a) Menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan; dan (b) Menilai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya15 dan apakah penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha sudah tepat, dan, jika relevan, mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kelangsungan usaha. Penjelasan tanggung jawab manajemen atas penilaian tersebut harus mencakup suatu uraian tentang kapan penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha adalah tepat. (Ref: Para. A48) 35. Paragraf dalam laporan auditor ini juga harus mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan proses pelaporan keuangan, ketika pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan tersebut berbeda dari pihak yang bertanggung jawab sebagaimana yang diuraikan dalam paragraf 34 di atas. Dalam hal ini, judul paragraf ini juga harus mencantumkan frasa "Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola" (selain pencantuman frasa “Manajemen”). (Ref: Para. A49) 36. Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar, uraian tentang tanggung jawab terhadap laporan keuangan dalam laporan auditor harus mengacu pada "penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut". Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan 37. 14 15 Laporan auditor harus mencakup suatu paragraf dengan judul "Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan”. SA 720 (Revisi 2021), “Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain”. SA 570 (Revisi 2021), paragraf 2. 7 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 38. Paragraf dalam laporan auditor ini harus: (Ref: Para. A50) (a) Menyatakan bahwa tujuan auditor adalah: (i) Memeroleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan; dan (ii) Menerbitkan laporan auditor yang mencakup opini auditor. (Ref: Para. A51) (b) Menyatakan bahwa keyakinan memadai merupakan suatu tingkat keyakinan tinggi, namun bukan merupakan suatu jaminan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar Audit akan selalu mendeteksi kesalahan penyajian material ketika hal tersebut ada; dan (c) Menyatakan bahwa kesalahan penyajian dapat disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan (i) Menguraikan bahwa kesalahan penyajian dianggap material jika, baik secara individual maupun secara agregat, dapat diekspektasikan secara wajar akan memengaruhi keputusan ekonomi yang diambil oleh pengguna berdasarkan laporan keuangan tersebut;16 atau (ii) Memberikan definisi atau uraian materialitas sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. (Ref: Para. A53) 39. Paragraf Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan pada laporan auditor harus: (Ref: Para. A50) (a) Menyatakan bahwa, sebagai bagian dari suatu audit berdasarkan Standar Audit, auditor menerapkan pertimbangan profesional dan mempertahankan skeptisisme profesional selama audit; dan (b) Menguraikan suatu audit dengan menyatakan bahwa tanggung jawab auditor adalah: (i) Untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material atas laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan; untuk mendesain dan melaksanakan prosedur audit yang responsif terhadap risiko tersebut; serta untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan basis bagi opini auditor. Risiko tidak terdeteksinya kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh kecurangan lebih tinggi dari yang disebabkan oleh kesalahan, karena kecurangan dapat melibatkan kolusi, pemalsuan, penghilangan secara sengaja, pernyataan salah, atau pengabaian pengendalian internal. (ii) Untuk memeroleh suatu pemahaman tentang pengendalian internal yang relevan dengan audit untuk mendesain prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Dalam kondisi ketika auditor juga memiliki tanggung jawab untuk menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal dalam hubungannya dengan audit atas laporan keuangan, auditor harus menghilangkan frasa bahwa pertimbangan auditor atas pengendalian internal bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. 16 SA 320 (Revisi 2021), “Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit”, paragraf 2. SA 700 (Revisi 2021) 8 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 (iii) (c) 40. 17 Untuk mengevaluasi ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan serta kewajaran estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait yang dibuat oleh manajemen. (iv) Untuk menyimpulkan ketepatan penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha oleh manajemen dan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Ketika auditor menyimpulkan bahwa terdapat suatu ketidakpastian material, auditor diharuskan untuk menarik perhatian dalam laporan auditor ke pengungkapan terkait dalam laporan keuangan atau, jika pengungkapan tersebut tidak memadai, harus menentukan apakah perlu untuk memodifikasi opini. Kesimpulan auditor didasarkan pada bukti audit yang diperoleh hingga tanggal laporan auditor. Namun, peristiwa atau kondisi masa depan dapat menyebabkan entitas tidak dapat mempertahankan kelangsungan usaha. (v) Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar, untuk mengevaluasi penyajian, struktur, dan isi laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk pengungkapannya, dan apakah laporan keuangan mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya dengan suatu cara yang mencapai penyajian wajar. Ketika SA 600 (Revisi 2021)17 diterapkan, menguraikan lebih lanjut tanggung jawab auditor dalam perikatan audit grup dengan menyatakan bahwa: (i) Tanggung jawab auditor adalah untuk memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai informasi keuangan entitas atau kegiatan bisnis dalam grup untuk menyatakan opini atas laporan keuangan grup; (ii) Auditor bertanggung jawab atas arahan, supervisi, dan pelaksanaan audit grup; dan (iii) Auditor tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas opini auditor. Paragraf Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan pada laporan auditor juga harus: (Ref: Para. A50) (a) Menyatakan bahwa auditor mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mengenai, antara lain, ruang lingkup dan saat yang direncanakan atas audit, serta temuan audit signifikan, termasuk setiap defisiensi signifikan dalam pengendalian internal yang teridentifikasi oleh auditor selama audit; (b) Untuk audit atas laporan keuangan emiten, menyatakan bahwa auditor memberikan suatu pernyataan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bahwa auditor telah mematuhi ketentuan etika yang relevan mengenai independensi dan mengomunikasikan seluruh hubungan serta hal-hal lain yang dianggap secara wajar berpengaruh terhadap independensi auditor, dan, jika relevan, pengamanan terkait; dan (c) Untuk audit atas laporan keuangan emiten dan setiap entitas lain yang mengomunikasikan hal audit utama berdasarkan SA 701 (2021), menyatakan SA 600 (Revisi 2021), “Pertimbangan Khusus – Audit atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk Pekerjaan Auditor Komponen)”. 9 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 bahwa, dari hal-hal yang dikomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, auditor menentukan hal-hal tersebut yang paling signifikan dalam audit atas laporan keuangan periode kini dan oleh karenanya menjadi hal audit utama. Auditor menguraikan hal audit utama dalam laporan auditor, kecuali peraturan perundang-undangan melarang pengungkapan publik tentang hal tersebut atau ketika, dalam kondisi yang sangat jarang terjadi, auditor menentukan bahwa suatu hal tidak boleh dikomunikasikan dalam laporan auditor karena konsekuensi merugikan dari mengomunikasikan hal tersebut akan diekspektasikan secara wajar melebihi manfaat kepentingan publik atas komunikasi tersebut. (Ref: Para. A53) Letak uraian tanggung jawab auditor terhadap audit atas laporan keuangan 41. Uraian tanggung jawab auditor terhadap audit atas laporan keuangan yang diharuskan dalam paragraf 39-40 harus dicantumkan di dalam laporan auditor. 42. Dikosongkan. Tanggung Jawab Pelaporan Lain 43. Ketika auditor menyatakan tanggung jawab pelaporan lain dalam laporan auditor atas laporan keuangan yang merupakan tambahan terhadap tanggung jawab auditor berdasarkan Standar Audit, tanggung jawab pelaporan lain tersebut harus dinyatakan dalam suatu paragraf terpisah dalam laporan auditor dengan judul “Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain” atau judul lain yang dianggap tepat menurut isi paragraf tersebut, kecuali tanggung jawab pelaporan lain tersebut membahas topik yang sama seperti yang disajikan di bawah pelaporan tanggung jawab yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, dalam hal ketika tanggung jawab pelaporan lain dapat disajikan dalam paragraf yang sama dengan unsur laporan terkait yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. (Ref: Para. A58-A60) 44. Ketika tanggung jawab pelaporan lain disajikan dalam paragraf yang sama dengan unsur laporan terkait yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, laporan auditor harus secara jelas membedakan tanggung jawab pelaporan lain dari pelaporan yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. (Ref: Para. A60) 45. Ketika laporan auditor memuat suatu bagian terpisah atas tanggung jawab pelaporan lain, ketentuan pada paragraf 21-40 SA ini harus mencakup paragraf dengan judul “Laporan Audit atas Laporan Keuangan”. Paragraf “Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain” harus disajikan setelah paragraf “Laporan Audit atas Laporan Keuangan”. (Ref: Para. A60) SA 700 (Revisi 2021) 10 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Nama Rekan Perikatan 46. Nama rekan perikatan harus dicantumkan dalam laporan auditor atas laporan keuangan emiten, kecuali pengungkapan tersebut diekspektasikan secara wajar akan mengarah pada ancaman keamanan pribadi yang signifikan. Dalam kondisi yang jarang terjadi bahwa auditor memiliki intensi untuk tidak mencantumkan nama rekan perikatan dalam laporan auditor, auditor harus mendiskusikan intensi tersebut kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk menginformasikan penilaian auditor atas kemungkinan terjadi dan tingkat keparahan ancaman keamanan pribadi yang signifikan. (Ref: Para. A61-A63) Tanda Tangan Auditor 47. Laporan auditor harus ditandatangani. (Ref: Para. A64-A65) Alamat Auditor 48. Laporan auditor harus menyebutkan lokasi tempat auditor berpraktik. Tanggal Laporan Auditor 49. Laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal dari tanggal ketika auditor telah memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor atas laporan keuangan (jika relevan, atas informasi tambahan sebagaimana yang diuraikan dalam paragraf), termasuk bukti bahwa: (Ref: Para. A66-A69) (a) Seluruh laporan dan pengungkapan yang membentuk laporan keuangan telah disusun; dan (b) Pihak-pihak dengan wewenang yang diakui telah menyatakan bahwa mereka telah mengambil tanggung jawab atas laporan keuangan tersebut. Laporan Auditor yang Ditetapkan oleh Peraturan Perundang-Undangan 50. Ketika auditor diharuskan oleh peraturan perundang-undangan untuk menggunakan suatu susunan atau kata-kata spesifik dalam laporan auditor, laporan auditor harus mengacu pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia hanya jika laporan auditor tersebut mencakup sekurang-kurangnya unsur-unsur di bawah ini: (Ref: Para. A70-A71) (a) Suatu Judul. (b) Pihak yang dituju, sesuai dengan kondisi perikatan. (c) Suatu paragraf opini yang berisi suatu pernyataan opini atas laporan keuangan dan suatu rujukan pada kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan (termasuk pengidentifikasian atas yurisdiksi asal kerangka pelaporan keuangan yang bukan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia atau Standar Akuntansi Pemerintahan, lihat paragraf 27). (d) Identifikasi laporan keuangan entitas yang telah diaudit. 11 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) (m) Suatu pernyataan bahwa auditor telah independen terhadap entitas berdasarkan ketentuan etika yang relevan dengan audit, dan telah memenuhi tanggung jawab etika lainnya berdasarkan ketentuan tersebut. Jika relevan, suatu paragraf yang membahas, dan tidak bertentangan dengan, ketentuan pelaporan dalam paragraf 22 dari SA 570 (Revisi 2021). Jika relevan, suatu paragraf Basis untuk Opini Wajar dengan Pengecualian (atau Opini Tidak Wajar) yang membahas, dan tidak bertentangan dengan, ketentuan pelaporan dalam paragraf 23 dari SA 570 (Revisi 2021). Jika relevan, paragraf yang mencakup informasi yang diharuskan dalam SA 701 (2021), atau informasi tambahan tentang audit yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan yang membahas, dan tidak bertentangan dengan, ketentuan pelaporan dalam SA tersebut.18 (Ref: Para. A72-A75) Jika relevan, suatu paragraf yang membahas ketentuan pelaporan dalam paragraf 24 dari SA 720 (Revisi 2021). Suatu uraian tentang tanggung jawab manajemen terhadap penyusunan laporan keuangan dan suatu identifikasi pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan proses pelaporan keuangan yang membahas, dan tidak bertentangan dengan, ketentuan dalam paragraf 33-36. Mengacu pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dan peraturan perundang-undangan, dan uraian tanggung jawab auditor terhadap audit atas laporan keuangan yang membahas, dan tidak bertentangan dengan, ketentuan dalam paragraf 37-40. (Ref: Para. A50-A53) Untuk audit atas satu set lengkap laporan keuangan emiten bertujuan umum, nama rekan perikatan, kecuali pengungkapan tersebut diekspektasikan secara wajar akan mengarah pada ancaman keamanan pribadi yang signifikan. [Nama Kantor Akuntan Publik] [Tanda tangan Akuntan Publik] [Nama Akuntan Publik] [Nomor registrasi Akuntan Publik] [Nama rekan perikatan] [Nomor registrasi Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] [Tanggal laporan] [Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] Laporan Auditor atas Audit yang Dilaksanakan Berdasarkan Standar Audit dari Suatu Yurisdiksi Tertentu dan Standar Audit yang Ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia secara Bersamaan 51. 18 Seorang auditor kemungkinan diharuskan untuk melaksanakan audit berdasarkan standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu, namun sebagai tambahan juga telah mematuhi Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dalam melaksanakan audit. Dalam hal ini, laporan auditor hanya dapat mengacu pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dan standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu tersebut secara bersamaan jika seluruh ketentuan di bawah ini terpenuhi: (Ref: Para. A76-A77) SA 701 (2021), paragraf 11-16. SA 700 (Revisi 2021) 12 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 (a) (b) 52. Tidak terdapat konflik antara ketentuan dalam standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu tersebut dengan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia yang dapat menyebabkan auditor untuk: (i) merumuskan opini yang berbeda, atau (ii) tidak mencantumkan paragraf Penekanan suatu Hal atau paragraf Hal Lain yang, dalam kondisi tertentu, diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia; dan Laporan auditor mencakup, sekurang-kurangnya, setiap unsur yang disebutkan dalam paragraf 50(a)-(m) ketika auditor menggunakan susunan atau kata-kata yang ditetapkan dalam standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu tersebut. Namun, pengacuan pada peraturan perundang-undangan dalam paragraf 50(k) harus dibaca sebagai pengacuan pada standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu tersebut. Oleh karena itu, laporan auditor harus mengidentifikasi standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu tersebut. Ketika laporan auditor mengacu pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dan standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu secara bersamaan, laporan auditor harus mengidentifikasi yurisdiksi asal standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu tersebut. Informasi Tambahan yang Disajikan Bersamaan dengan Laporan Keuangan (Ref: Para. A78-A84) 53. Ketika informasi tambahan yang tidak diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku disajikan dalam laporan keuangan auditan, auditor harus mengevaluasi apakah, menurut pertimbangan profesional auditor, informasi tambahan tetap merupakan bagian integral dari laporan keuangan karena sifat atau bagaimana hal tersebut disajikan. Ketika informasi tambahan tersebut merupakan bagian integral dari laporan keuangan, informasi tambahan harus dicakup oleh opini auditor. 54. Ketika informasi tambahan yang tidak diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak dianggap sebagai bagian integral dari laporan keuangan yang diaudit, auditor harus mengevaluasi apakah informasi tambahan tersebut disajikan dengan cara yang cukup dan jelas membedakannya dari laporan keuangan yang diaudit. Jika hal ini tidak terjadi, maka auditor harus meminta manajemen untuk mengubah bagaimana penyajian informasi tambahan yang tidak diaudit tersebut. Jika manajemen menolak untuk melaksanakannya, maka auditor harus mengidentifikasi informasi tambahan yang tidak diaudit dan menjelaskan dalam laporan auditor bahwa informasi tambahan tersebut tidak diaudit. Ketentuan Penerapan 55. Sebagaimana diatur tersendiri dalam SA 710 (Revisi 2021), kecuali untuk laporan auditor yang diterbitkan untuk tujuan penawaran umum efek atau transaksi pasar modal sejenis yang tunduk pada ketentuan otoritas pasar modal (selanjutnya disebut sebagai “Transaksi Aksi Korporasi”), seluruh laporan auditor atas laporan keuangan diterbitkan dengan menggunakan pendekatan koresponding, dengan bentuk dan isi 13 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 yang mengacu pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Seluruh laporan auditor atas laporan keuangan yang diterbitkan untuk tujuan Transaksi Aksi Korporasi diterbitkan dengan menggunakan pendekatan komparatif (comparative approach). *** Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Aspek Kualitatif Praktik Akuntansi Entitas (Ref: Para. 12) A1. Manajemen membuat sejumlah pertimbangan pengungkapan dalam laporan keuangan. A2. SA 260 (Revisi 2021) berisi suatu pembahasan tentang aspek kualitatif praktik akuntansi.19 Dalam mempertimbangkan aspek kualitatif praktik akuntansi entitas, auditor mungkin menyadari adanya kemungkinan pertimbangan manajemen yang bias. Auditor dapat menyimpulkan bahwa pengaruh kumulatif dari suatu kekurangnetralitasan, bersama dengan pengaruh kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, menyebabkan terjadinya kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan secara keseluruhan. Indikator terdapatnya suatu kekurangnetralitasan yang dapat memengaruhi pengevaluasian auditor tentang apakah terdapat kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan secara keseluruhan mencakup hal-hal di bawah ini: • Koreksi selektif atas kesalahan penyajian yang disampaikan kepada manajemen selama audit (sebagai contoh: mengoreksi kesalahan penyajian yang berdampak pada terjadinya peningkatan pada laba yang dilaporkan, tetapi tidak mengoreksi kesalahan penyajian yang berdampak pada terjadinya penurunan pada laba yang dilaporkan). • Kemungkinan adanya pertimbangan manajemen yang bias dalam membuat estimasi akuntansi. A3. SA 540 (Revisi 2021) mengatur kemungkinan adanya pertimbangan manajemen yang bias dalam membuat estimasi akuntansi.20 Indikator terdapatnya pertimbangan manajemen yang bias bukan merupakan kesalahan penyajian untuk tujuan penarikan kesimpulan tentang kewajaran estimasi akuntansi individual. Namun, pertimbangan manajemen yang bias dapat memengaruhi pengevaluasian auditor tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material. 19 20 tentang angka-angka dan SA 260 (Revisi 2021), “Komunikasi kepada Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola”. Lampiran 2. SA 540 (Revisi 2021), “Audit atas Estimasi Akuntansi dan Pengungkapan Terkait”, paragraf 21. SA 700 (Revisi 2021) 14 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Kebijakan Akuntansi yang Diungkapkan dengan Tepat dalam Laporan Keuangan (Ref: Para. 13(a)) A4. Dalam mengevaluasi apakah laporan keuangan secara tepat mengungkapkan kebijakan akuntansi penting yang dipilih dan diterapkan, pertimbangan auditor mencakup hal-hal seperti: • Apakah semua pengungkapan yang terkait dengan kebijakan akuntansi signifikan yang diharuskan untuk dicantumkan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku telah diungkapkan; • Apakah informasi tentang kebijakan akuntansi signifikan yang telah diungkapkan adalah relevan dan karena itu mencerminkan bagaimana pengakuan, pengukuran, dan kriteria penyajian dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku telah diterapkan pada golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan pada laporan keuangan dalam kondisi tertentu dari operasional entitas dan lingkungannya; dan • Kejelasan dengan kebijakan akuntansi yang signifikan telah disajikan. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Keuangan adalah Relevan, Dapat Diandalkan, Dapat Diperbandingkan, dan Dapat Dipahami (Ref: Para. 13(d)) A5. Mengevaluasi pemahaman laporan keuangan termasuk mempertimbangkan hal-hal seperti apakah: • Informasi dalam laporan keuangan disajikan secara jelas dan ringkas. • Penempatan pengungkapan yang signifikan memberi kejelasan yang tepat terhadap pengungkapan tersebut (sebagai contoh: ketika terdapat suatu nilai yang dirasakan dari informasi spesifik entitas untuk pengguna), dan apakah pengungkapan tersebut secara tepat direferensikan dengan cara yang tidak akan memunculkan tantangan signifikan bagi pengguna dalam mengidentifikasi informasi yang diperlukan. Pengungkapan atas Pengaruh Transaksi dan Peristiwa Material terhadap Informasi yang Disampaikan dalam Laporan Keuangan (Ref: Para. 13(e)) A6. Penyajian posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dalam suatu laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum merupakan hal yang umum. Mengevaluasi apakah, dari sudut pandang kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan yang dituju memahami pengaruh transaksi dan peristiwa material terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas termasuk pertimbangan hal-hal seperti: • Sejauh mana informasi dalam laporan keuangan relevan dan spesifik dengan kondisi entitas; dan • Apakah pengungkapan memadai guna membantu pengguna yang dituju untuk memahami: o Sifat dan tingkat potensi aset dan liabilitas entitas yang muncul dari transaksi atau peristiwa yang tidak memenuhi kriteria pengakuan (atau 15 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 o o kriteria untuk penghentian pengakuan) yang ditetapkan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Sifat dan tingkat risiko kesalahan penyajian material yang muncul dari transaksi dan peristiwa. Metode yang digunakan serta asumsi dan penilaian yang dibuat, dan perubahan pada hal-hal tersebut, yang memengaruhi angka-angka yang disajikan atau diungkapkan, termasuk analisis sensitivitas yang relevan. Mengevaluasi Apakah Laporan Keuangan Mencapai Penyajian Wajar (Ref: Para. 14) A7. Beberapa kerangka pelaporan keuangan menyatakan secara eksplisit atau implisit konsep penyajian wajar.21 Sebagaimana tercantum dalam paragraf 7(b) SA ini, kerangka pelaporan keuangan penyajian wajar22 tidak hanya mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan kerangka pelaporan, tetapi juga menyatakan secara eksplisit atau implisit bahwa dapat perlu bagi manajemen untuk menyediakan pengungkapan di luar yang secara spesifik diharuskan oleh kerangka pelaporan.23 A8. Pengevaluasian auditor tentang apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar, baik dalam hal penyajian maupun pengungkapan, adalah suatu hal pertimbangan profesional. Pengevaluasian tersebut mempertimbangkan hal-hal seperti fakta dan kondisi entitas, termasuk perubahannya, berdasarkan pemahaman auditor atas entitas dan bukti audit yang diperoleh selama audit. Pengevaluasian juga mencakup pertimbangan, sebagai contoh, pengungkapan yang diperlukan untuk mencapai penyajian wajar yang muncul dari hal-hal yang dapat menjadi material (yaitu, secara umum, kesalahan penyajian dianggap material jika dapat diekspektasikan secara wajar akan memengaruhi keputusan ekonomi yang diambil oleh pengguna berdasarkan laporan keuangan tersebut), seperti dampak ketentuan pelaporan keuangan atau perubahan lingkungan ekonomi yang berkembang. A9. Pengevaluasian apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar dapat mencakup, sebagai contoh, diskusi dengan manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang pandangannya atas alasan penyajian tertentu dipilih, serta alternatif yang mungkin telah dipertimbangkan. Diskusi tersebut dapat mencakup, sebagai contoh: • Sejauh mana angka-angka dalam laporan keuangan diagregasikan atau tidak diagregasikan, dan apakah penyajian angka-angka atau pengungkapan 21 22 23 Sebagai contoh, Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia menjelaskan bahwa penyajian wajar mengharuskan representasi tepat atas pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan atas aset, liabilitas, penghasilan, dan beban. Lihat SA 200 (Revisi 2021), paragraf 13(a). Sebagai contoh, Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan tambahan jika kepatuhan dengan persyaratan spesifik dalam Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk memahami dampak dari transaksi, peristiwa lain, dan kondisi tertentu terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1, Penyajian Laporan Keuangan, paragraf 17(c)). SA 700 (Revisi 2021) 16 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 • mengaburkan informasi yang berguna, atau menghasilkan informasi yang menyesatkan. Konsistensi dengan praktik industri yang tepat, atau apakah ada permulaan yang relevan dengan kondisi entitas dan oleh karena itu diperlukan. Uraian Kerangka Pelaporan Keuangan yang Berlaku (Ref: Para. 15) A10. Seperti yang dijelaskan dalam SA 200 (Revisi 2021), penyusunan laporan keuangan oleh manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, mengharuskan dicantumkannya suatu uraian yang memadai tentang kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam laporan keuangan.24 Uraian tersebut memberitahu pengguna laporan keuangan yang dituju tentang kerangka yang mendasari laporan keuangan tersebut. A11. Suatu uraian bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan tertentu yang berlaku sudah tepat hanya jika laporan keuangan tersebut mematuhi seluruh ketentuan kerangka tersebut yang berlaku efektif selama periode yang dicakup oleh laporan keuangan. A12. Suatu uraian tentang kerangka pelaporan keuangan yang berlaku yang berisi pengecualian atau bahasa yang tidak tepat (sebagai contoh: “laporan keuangan secara substansial sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia”) bukan merupakan suatu uraian yang memadai tentang kerangka tersebut, karena uraian tersebut dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan. Pengacuan pada Lebih dari Satu Kerangka Pelaporan Keuangan A13. Dalam beberapa kondisi, laporan keuangan dapat mencerminkan bahwa laporan tersebut disusun sesuai dengan dua kerangka pelaporan keuangan (sebagai contoh: Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan International Financial Reporting Standards (IFRS)). Hal ini terjadi karena manajemen diharuskan, atau telah memilih, untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kedua kerangka pelaporan keuangan tersebut, dalam kasus tersebut, kedua kerangka pelaporan keuangan tersebut berlaku. Agar dipandang bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan kedua kerangka pelaporan keuangan tersebut, laporan keuangan perlu mematuhi kedua kerangka pelaporan keuangan tersebut secara serentak tanpa perlu adanya rekonsiliasi. Dalam praktik, kemungkinannya kecil bahwa kepatuhan serentak tersebut terjadi, kecuali jika yurisdiksi yang bersangkutan (Indonesia) telah menerapkan kerangka lain tersebut (sebagai contoh: IFRS) sebagai kerangka pelaporan keuangannya, atau telah menghilangkan semua hambatan untuk mematuhi kerangka pelaporan keuangan lain tersebut. A14. Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan, dan yang berisi suatu catatan atau laporan tambahan yang merekonsiliasi angka-angka menurut kerangka pelaporan keuangan tersebut dengan angka-angka menurut suatu kerangka pelaporan keuangan yang lain, bukan merupakan penyusunan laporan 24 SA 200 (Revisi 2021), paragraf A2-A3. 17 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang lain tersebut. Hal ini karena laporan keuangan tidak mencantumkan seluruh informasi dengan cara yang diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang lain tersebut. A15. Namun, laporan keuangan dapat disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan, selain itu, menguraikan dalam catatan atas laporan keuangan terkait luas kepatuhan laporan keuangan tersebut terhadap kerangka pelaporan keuangan yang lain. Uraian tersebut merupakan informasi keuangan tambahan dan, sebagaimana yang dibahas dalam paragraf 54, dan tercakup dalam opini auditor jika tidak dapat dibedakan dengan jelas laporan keuangannya. Bentuk Opini A16. Meskipun laporan keuangan telah disusun sesuai dengan ketentuan suatu kerangka penyajian wajar, kemungkinan laporan keuangan tidak mencapai suatu penyajian wajar. Jika hal tersebut terjadi, kemungkinan manajemen perlu mencantumkan pengungkapan tambahan dalam laporan keuangan melampaui pengungkapan yang diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan atau, dalam kondisi yang sangat jarang, terjadi penyimpangan dari suatu ketentuan dalam kerangka pelaporan keuangan untuk mencapai penyajian wajar laporan keuangan. (Ref: Para. 18) A17. Merupakan suatu hal yang sangat jarang bagi auditor untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka kepatuhan adalah menyesatkan jika, berdasarkan SA 210 (Revisi 2021), auditor menentukan bahwa kerangka tersebut dapat diterima.25 (Ref: Para. 19) Laporan Auditor (Ref: Para. 20) A18. Suatu laporan tertulis mencakup laporan-laporan yang diterbitkan dalam format kertas dan elektronik. A19. Lampiran SA ini memberikan ilustrasi laporan auditor atas laporan keuangan, yang memasukkan unsur-unsur yang disebut dalam paragraf 21-49. Dengan pengecualian paragraf Opini dan Basis Opini, SA ini tidak menetapkan ketentuan untuk menyusun unsur-unsur laporan auditor. Namun, SA ini mengharuskan penggunaan judul spesifik, yang ditujukan untuk membantu dalam membuat laporan auditor yang mengacu pada audit yang telah dilaksanakan berdasarkan Standar Audit menjadi lebih dapat dikenali, terutama dalam situasi ketika unsur-unsur laporan auditor disajikan dalam suatu urutan yang berbeda dari ilustrasi laporan auditor dalam lampiran SA ini. 25 SA 210 (Revisi 2021), “Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit”, paragraf 6(a). SA 700 (Revisi 2021) 18 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Laporan Auditor untuk Audit yang Dilaksanakan Berdasarkan Standar Audit Judul (Ref: Para. 21) A20. Suatu judul yang mengindikasikan bahwa laporan tersebut merupakan laporan auditor independen, sebagai contoh, “Laporan Auditor Independen,” yang membedakan laporan auditor independen dari laporan-laporan yang diterbitkan oleh pihak lain. Pihak yang Dituju (Ref: Para. 22) A21. Peraturan perundang-undangan atau ketentuan perikatan dapat menentukan kepada siapa laporan auditor ditujukan. Laporan auditor pada umumnya ditujukan kepada pihak-pihak yang untuk mana laporan tersebut disusun, pada umumnya kepada pemegang saham, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan/atau manajemen dari entitas yang laporan keuangannya diaudit. Opini Auditor (Ref. Para. 24-26) Referensi ke laporan keuangan yang telah diaudit A22. Laporan auditor menyatakan, sebagai contoh, bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan dari entitas, yang terdiri dari [sebutkan judul setiap laporan keuangan yang membentuk satu set lengkap laporan keuangan yang diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, yang menyebutkan tanggal atau periode yang dicakup oleh setiap laporan keuangan tersebut] serta catatan atas laporan keuangan, termasuk ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan. A23. Ketika auditor menyadari bahwa laporan keuangan auditan akan dicantumkan dalam suatu dokumen yang memuat informasi lain, seperti laporan tahunan, auditor dapat mempertimbangkan, selama bentuk penyajiannya diperbolehkan, mengidentifikasi nomor halaman dari dokumen tersebut tempat dicantumkannya laporan keuangan auditan. Hal ini membantu pengguna untuk mengidentifikasi laporan keuangan yang berkaitan dengan laporan auditor. “Menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material” A24. Penggunaan frasa “menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material” dapat ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang mengatur audit atas laporan keuangan, atau oleh praktik yang diterima secara umum. Ketika peraturan perundang-undangan mengatur penggunaan frasa yang berbeda, hal ini tidak memengaruhi ketentuan dalam paragraf 14 SA ini bagi auditor untuk mengevaluasi penyajian wajar laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar. A25. Ketika auditor menyatakan suatu opini tanpa modifikasian, tidak tepat untuk menggunakan frasa seperti "dengan penjelasan sebelumnya" atau "bergantung 19 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 pada" dalam kaitannya dengan opini, karena menunjukkan opini bersyarat atau melemahkan atau opini modifikasian. Uraian tentang laporan keuangan dan hal-hal yang disajikan A26. Opini auditor mencakup satu set lengkap laporan keuangan sebagaimana didefinisikan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Sebagai contoh, dalam beberapa kerangka pelaporan bertujuan umum, laporan keuangan dapat mencakup: laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, yang biasanya terdiri dari ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya. Dalam beberapa yurisdiksi, informasi tambahan dapat juga dipertimbangkan sebagai suatu bagian integral dari laporan keuangan. A27. Dalam hal laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar, opini auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, hal-hal dari laporan keuangan yang didesain untuk disajikan. Sebagai contoh, dalam hal laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, hal-hal ini adalah posisi keuangan entitas pada akhir periode pelaporan, serta kinerja keuangan dan arus kas entitas untuk periode pelaporan. Akibatnya, [...] dalam paragraf 25 dan selain dalam SA ini dimaksudkan untuk diganti dengan kata-kata dalam huruf miring dalam kalimat sebelumnya ketika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku adalah Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia atau, dalam hal kerangka pelaporan keuangan lainnya yang berlaku, diganti dengan kata-kata yang menggambarkan hal-hal yang didesain untuk menyajikan laporan keuangan. Uraian tentang kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana kerangka pelaporan keuangan tersebut memengaruhi opini auditor A28. Pengidentifikasian kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam opini auditor dimaksudkan untuk memberitahu pengguna laporan auditor tentang konteks pernyataan opini auditor; dan tidak dimaksudkan untuk membatasi pengevaluasian yang diharuskan dalam paragraf 14. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku diidentifikasi dengan frasa seperti sebagai berikut: “…sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia” atau “…sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di yurisdiksi X”. A29. Dikosongkan.26 A30. Sebagaimana yang diindikasikan dalam paragraf A13, laporan keuangan dapat disusun sesuai dengan dua kerangka pelaporan keuangan, yang oleh karena itu, keduanya merupakan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Oleh karena itu, setiap kerangka pelaporan keuangan dipertimbangkan secara terpisah ketika merumuskan opini auditor atas laporan keuangan, dan opini auditor berdasarkan paragraf 25-27 mengacu pada kedua kerangka pelaporan keuangan sebagai berikut: 26 Dikosongkan. SA 700 (Revisi 2021) 20 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 (a) (b) A31. Ketika laporan keuangan mematuhi setiap kerangka pelaporan keuangan secara individual, dua opini dinyatakan: yaitu, bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan satu kerangka pelaporan keuangan (sebagai contoh: Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia) dan suatu opini bahwa laporan keuangan disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang lain (sebagai contoh: IFRS). Kedua opini tersebut dapat dinyatakan secara terpisah atau dalam suatu kalimat tunggal (sebagai contoh: laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan IFRS). Ketika laporan keuangan mematuhi satu kerangka pelaporan keuangan, namun tidak mematuhi kerangka pelaporan keuangan yang lain, opini tanpa modifikasian diberikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan tersebut (sebagai contoh: Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia), tetapi opini modifikasian akan diberikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang lain tersebut (sebagai contoh: IFRS), berdasarkan SA 705 (Revisi 2021). Sebagaimana yang diindikasikan dalam paragraf A15, laporan keuangan dapat merepresentasikan kepatuhan terhadap kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan, sebagai tambahan, mengungkapkan luas kepatuhan terhadap kerangka pelaporan keuangan lainnya. Informasi tambahan tersebut tercantum dalam opini auditor karena informasi tambahan tersebut tidak dapat dibedakan secara jelas dari laporan keuangan (lihat paragraf 53-54 dan materi penerapan terkait dalam paragraf A78-A84). Dengan demikian: (a) Ketika pengungkapan atas kepatuhan terhadap kerangka pelaporan keuangan lain menyesatkan, suatu opini modifikasian dinyatakan berdasarkan SA 705 (Revisi 2021). (b) Ketika pengungkapan atas kepatuhan terhadap kerangka pelaporan keuangan lain tidak menyesatkan, tetapi menurut auditor pengungkapan tersebut sedemikian penting bahwa pengungkapan tersebut adalah fundamental bagi pemahaman pengguna laporan keuangan, suatu paragraf Penekanan suatu Hal ditambahkan dalam opini auditor berdasarkan SA 706 (Revisi 2021), untuk menarik perhatian pengguna laporan keuangan pada pengungkapan tersebut. Basis Opini (Ref: Para. 28) A32. Basis Opini memberikan konteks penting tentang opini auditor. Dengan demikian, SA ini mengharuskan paragraf Basis Opini dicantumkan segera setelah paragraf Opini dalam laporan auditor. A33. Pengacuan pada standar digunakan untuk menyampaikan kepada pengguna laporan auditor bahwa audit telah dilaksanakan berdasarkan standar yang ditetapkan. Ketentuan etika yang relevan (Ref: Para. 28(c)) A34. Pengidentifikasian atas yurisdiksi asal dari ketentuan etika yang relevan meningkatkan transparansi tentang ketentuan yang berkaitan dengan perikatan audit 21 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 tertentu. SA 200 (Revisi 2021) menjelaskan bahwa ketentuan etika yang relevan terkait dengan audit atas laporan keuangan bersama dengan ketentuan etika lain yang lebih ketat.27 A35. Dikosongkan. A36. Peraturan perundang-undangan, standar audit, atau ketentuan perikatan audit mengharuskan auditor untuk mencantumkan dalam laporan auditor informasi yang lebih spesifik tentang sumber ketentuan etika yang relevan, termasuk ketentuan independensi, yang telah diterapkan dalam audit atas laporan keuangan. A37. Dalam menentukan sejumlah informasi yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan auditor ketika terdapat berbagai sumber ketentuan etika yang relevan terkait audit atas laporan keuangan, pertimbangan penting adalah menyeimbangkan transparansi terhadap risiko pengaburan informasi yang berguna lainnya dalam laporan auditor. Pertimbangan spesifik atas audit grup A38. Dalam audit grup ketika terdapat beberapa sumber ketentuan etika yang relevan, termasuk yang berkaitan dengan independensi, pengacuan dalam laporan auditor ke yurisdiksi biasanya berhubungan dengan ketentuan etika yang relevan yang berlaku untuk tim perikatan grup. Hal ini karena, dalam audit grup, auditor komponen juga bergantung pada ketentuan etika yang relevan dengan audit grup.28 A39. SA tidak menetapkan independensi atau ketentuan etika spesifik bagi auditor, termasuk auditor komponen, dan dengan demikian tidak mengacu, atau sebaliknya mengganti, ketentuan independensi dari Kode Etik atau ketentuan etika lainnya yang menjadi tujuan tim perikatan grup, SA juga tidak mengharuskan auditor komponen dalam semua kondisi untuk bergantung pada ketentuan independensi spesifik yang berlaku untuk tim perikatan grup. Sebagai hasilnya, ketentuan etika yang relevan, termasuk ketentuan independensi, dalam situasi suatu audit grup dapat kompleks. SA 600 (Revisi 2021)29 memberikan panduan bagi auditor dalam melaksanakan pekerjaan pada informasi keuangan komponen untuk audit grup, termasuk situasi ketika auditor komponen tidak memenuhi ketentuan independensi yang relevan dengan audit grup. Hal Audit Utama (Ref: Para. 31) A40. Peraturan perundang-undangan dapat mengharuskan pengomunikasian hal audit utama untuk audit entitas selain emiten, sebagai contoh, entitas yang diatur dalam peraturan perundang-undangan sebagai entitas dengan kepentingan publik. A41. Auditor juga dapat memutuskan untuk mengomunikasikan hal audit utama untuk entitas lain, termasuk yang terdapat kepentingan publik signifikan, sebagai contoh, 27 28 29 SA 200 (Revisi 2021), paragraf A16. SA 600 (Revisi 2021), paragraf A37. SA 600 (Revisi 2021), paragraf 19-20. SA 700 (Revisi 2021) 22 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 karena entitas memiliki jumlah yang besar dan banyaknya berbagai pemangku kepentingan dan mempertimbangkan sifat dan ukuran bisnis. Sebagai contoh, entitas tersebut dapat mencakup institusi keuangan (seperti bank, perusahaan asuransi, dan dana pensiun), serta entitas lain seperti badan amal. A42. SA 210 (Revisi 2021) mengharuskan auditor untuk menyetujui ketentuan perikatan audit dengan manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, sebagaimana mestinya, dan menjelaskan bahwa peran manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam menyetujui ketentuan perikatan audit untuk entitas bergantung pada pengaturan tata kelola entitas dan peraturan perundang-undangan yang relevan.30 SA 210 (Revisi 2021) juga mengharuskan surat perikatan audit atau bentuk perjanjian tertulis lain yang sesuai untuk mencantumkan pengacuan pada formulir dan isi yang diekspektasikan dari setiap laporan yang akan diterbitkan oleh auditor.31 Ketika auditor tidak diharuskan untuk mengomunikasikan hal audit utama, SA 210 (Revisi 2021)32 menjelaskan bahwa mungkin bermanfaat bagi auditor untuk membuat pengacuan dalam hal perikatan audit terhadap kemungkinan mengomunikasikan hal audit utama dalam laporan auditor. Pertimbangan spesifik atas entitas sektor publik A43. Emiten pada umumnya tidak dalam sektor publik. Namun, entitas sektor publik dapat signifikan karena ukuran, kompleksitas, atau aspek kepentingan publik. Dalam kondisi tersebut, auditor entitas sektor publik diharuskan oleh peraturan perundangundangan atau sebaliknya dapat memutuskan untuk mengomunikasikan hal audit utama dalam laporan auditor. Tanggung Jawab terhadap Laporan Keuangan (Ref: Para. 33-34) A44. 30 31 32 33 SA 200 (Revisi 2021) menjelaskan premis, berkaitan dengan tanggung jawab manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, yang melandasi pelaksanaan suatu audit berdasarkan Standar Audit.33 Manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, menerima tanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan menurut kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, termasuk jika relevan, penyajian wajar kerangka pelaporan keuangan tersebut. Manajemen juga menerima tanggung jawab atas pengendalian internal yang dipandang perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Uraian tentang tanggung jawab manajemen dalam laporan auditor mencakup suatu pengacuan pada kedua tanggung jawab tersebut, karena hal ini membantu untuk menjelaskan kepada pengguna yang dituju premis yang melandasi pelaksanaan suatu audit. SA 260 (Revisi 2021) menggunakan istilah pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk menggambarkan personel atau SA 210 (Revisi 2021), paragraf 9 dan A22. SA 210 (Revisi 2021), paragraf 10. SA 210 (Revisi 2021), paragraf A25. SA 200 (Revisi 2021), paragraf 13(j). 23 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 organisasi dengan tanggung jawab untuk mengawasi entitas, dan mendiskusikan keragaman struktur tata kelola entitas. A45. Kemungkinan merupakan hal yang tepat bagi auditor untuk menambahkan uraian tentang tanggung jawab manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam paragraf 34-35 untuk mencerminkan tanggung jawab tambahan yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan. A46. SA 210 (Revisi 2021) mengharuskan auditor untuk menyetujui tanggung jawab manajemen dalam surat perikatan atau bentuk perjanjian tertulis lain yang tepat.34 SA 210 (Revisi 2021) memberikan beberapa fleksibilitas dalam melaksanakannya, dengan menjelaskan bahwa, jika peraturan perundang-undangan mengatur tanggung jawab manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan, auditor dapat menentukan bahwa peraturan perundang-undangan mencakup tanggung jawab yang, berdasarkan pertimbangan auditor, setara dampaknya dengan yang ditetapkan dalam SA 210 (Revisi 2021). Untuk tanggung jawab tersebut yang setara, auditor dapat menggunakan kata-kata dari peraturan perundang-undangan untuk menjelaskan dalam surat perikatan atau bentuk perjanjian tertulis lain yang tepat. Dalam kondisi tersebut, kata-kata tersebut juga dapat digunakan dalam laporan auditor untuk menguraikan tanggung jawab sebagaimana yang diharuskan dalam paragraf 34(a) SA ini. Dalam kondisi lain, termasuk ketika auditor memutuskan untuk tidak menggunakan kata-kata peraturan perundang-undangan sebagaimana tergabung dalam surat perikatan, penulisan dalam paragraf 34(a) SA ini digunakan. Selain menyertakan uraian tanggung jawab manajemen dalam laporan auditor sebagaimana yang diharuskan dalam paragraf 34, auditor dapat mengacu pada uraian yang lebih rinci mengenai tanggung jawab tersebut dengan mencantumkan suatu pengacuan pada informasi tersebut dapat diperoleh (sebagai contoh: dalam laporan tahunan entitas). A47. Peraturan perundang-undangan dapat mengatur tanggung jawab manajemen yang terkait dengan penyelenggaraan dan pemelihraan buku dan catatan akuntansi atau sistem akuntansi yang memadai. Karena buku, catatan, dan sistem akuntansi, merupakan suatu bagian integral dari pengendalian internal (sebagaimana yang didefinisikan dalam SA 315 (Revisi 2021)35), penjelasan dalam SA 210 (Revisi 2021) dan paragraf 34 tidak membuat pengacuan spesifik pada hal tersebut. A48. Lampiran SA ini memberikan ilustrasi tentang bagaimana ketentuan dalam paragraf 34(b) akan diterapkan ketika Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia merupakan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku selain Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang digunakan, pernyataan ilustratif yang ditampilkan dalam lampiran untuk SA ini perlu disesuaikan untuk mencerminkan penerapan kerangka pelaporan keuangan lainnya sesuai dengan kondisinya. 34 35 SA 210 (Revisi 2021), paragraf 6(b)(i)-(ii). SA 315 (Revisi 2021), “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya”, paragraf 4(c). SA 700 (Revisi 2021) 24 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 Pengawasan proses pelaporan keuangan (Ref: Para. 35) A49. Ketika beberapa, tetapi tidak seluruh dari individu-individu yang terlibat dalam pengawasan proses pelaporan keuangan juga dilibatkan dalam penyusunan laporan keuangan, uraian sebagaimana yang diharuskan dalam paragraf 35 SA ini mungkin perlu dimodifikasi untuk mencerminkan secara tepat kondisi khusus dari entitas. Ketika individu yang bertanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan adalah sama dengan pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan, maka tidak terdapat referensi untuk tanggung jawab pengawasan yang diharuskan. Tanggung jawab auditor terhadap audit atas laporan keuangan (Ref: Para. 37-40) A50. Uraian tanggung jawab auditor sebagaimana yang diharuskan dalam paragraf 37-40 SA ini dapat disesuaikan untuk mencerminkan sifat spesifik dari entitas, sebagai contoh, ketika laporan auditor membahas laporan keuangan konsolidasian. Ilustrasi 2 dalam lampiran SA ini merupakan contoh bagaimana hal tersebut dapat dilaksanakan. Tujuan auditor (Ref: Para. 38(a)) A51. Laporan auditor menjelaskan bahwa tujuan auditor adalah untuk memeroleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan untuk menerbitkan laporan auditor yang mencakup opini auditor. Hal tersebut berbeda dengan tanggung jawab manajemen terhadap penyusunan laporan keuangan. Uraian materialitas (Ref: Para. 38(c)) A52. Lampiran SA ini memberikan ilustrasi tentang bagaimana ketentuan dalam paragraf 38(c), untuk memberikan uraian materialitas, akan diterapkan ketika Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia merupakan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku selain Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang digunakan, pernyataan ilustratif yang disajikan dalam lampiran SA ini perlu disesuaikan untuk mencerminkan penerapan kerangka pelaporan keuangan lainnya sesuai dengan kondisinya. Tanggung jawab auditor terkait dengan SA 701 (2021) (Ref: Para. 40(c)) A53. Auditor juga dapat mempertimbangkan untuk memberikan informasi tambahan dalam uraian tanggung jawab auditor melampaui apa yang diharuskan dalam paragraf 40(c)). Sebagai contoh, auditor dapat mengacu pada ketentuan dalam paragraf 9 dari SA 701 (2021) untuk menentukan hal-hal yang memerlukan perhatian signifikan auditor dalam pelaksanaan audit, dengan mempertimbangkan area dengan risiko kesalahan penyajian material atau risiko signifikan yang diidentifikasi yang lebih tinggi berdasarkan SA 315 (Revisi 2021), pertimbangan signifikan auditor terkait dengan area dalam laporan keuangan yang melibatkan pertimbangan 25 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 signifikan manajemen, termasuk estimasi akuntansi yang telah diidentifikasi memiliki ketidakpastian estimasi yang tinggi, dan pengaruh terhadap audit atas peristiwa atau transaksi penting yang terjadi selama periode tersebut. A54. Dikosongkan. A55. Dikosongkan. A56. Dikosongkan. A57. Dikosongkan. Tanggung Jawab Pelaporan Lain (Ref: Para. 43-45) A58. Auditor mungkin memiliki tanggung jawab tambahan untuk melaporkan hal-hal lain, selain tanggung jawab untuk melaporkan tentang laporan keuangan berdasarkan Standar Audit. Sebagai contoh, auditor dapat diminta untuk melaporkan hal-hal tertentu jika hal-hal tersebut menjadi perhatian auditor selama pelaksanaan audit atas laporan keuangan. Sebagai alternatif, auditor dapat diminta untuk melaksanakan dan melaporkan prosedur tambahan tertentu, atau untuk menyatakan suatu opini atas hal-hal spesifik, seperti kecukupan atas pembukuan dan catatan akuntansi, pengendalian internal atas pelaporan keuangan atau informasi lainnya. Standar audit dalam yurisdiksi tertentu sering kali memberikan panduan tentang tanggung jawab auditor yang terkait dengan tanggung jawab pelaporan tambahan tertentu dalam yurisdiksi tersebut. A59. Dalam beberapa kondisi, peraturan perundang-undangan yang relevan dapat mengharuskan atau mengizinkan auditor untuk melaporkan tentang tanggung jawab lain tersebut sebagai bagian laporan auditor atas laporan keuangan. Dalam kondisi lain, auditor dapat diharuskan atau diizinkan untuk melaporkan tentang tanggung jawab lain tersebut dalam suatu laporan terpisah dari laporan auditor atas laporan keuangan. A60. Paragraf 43-45 SA ini mengizinkan untuk menggabungkan penyajian tanggung jawab pelaporan lain dan tanggung jawab auditor berdasarkan SA hanya ketika membahas topik yang sama dan susunan kata-kata dalam laporan auditor dengan jelas membedakan tanggung jawab pelaporan lain yang terdapat dalam SA. Perbedaan yang jelas seperti tersebut di atas dapat membuat laporan auditor perlu mengacu pada sumber tanggung jawab pelaporan lain dan menyatakan bahwa tanggung jawab tersebut melampaui yang diharuskan dalam SA. Jika demikian, tanggung jawab pelaporan lain tersebut harus dinyatakan dalam suatu paragraf terpisah dalam laporan auditor dengan judul “Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain,” atau judul lain yang dianggap tepat menurut isi paragraf ini. Dalam kondisi tersebut, paragraf 44 mengharuskan auditor untuk mencantumkan tanggung jawab pelaporan berdasarkan SA dengan judul "Laporan Audit atas Laporan Keuangan”. SA 700 (Revisi 2021) 26 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Nama Rekan Perikatan (Ref: Para. 46) A61. SPM 136 mengharuskan kantor menetapkan kebijakan dan prosedur yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai bahwa perikatan dilaksanakan berdasarkan standar profesional dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tanpa mengabaikan ketentuan SPM 1, pencantuman nama rekan perikatan dalam laporan auditor dimaksudkan untuk memberikan transparansi lanjutan kepada pengguna laporan auditor pada laporan keuangan emiten. A62. Peraturan perundang-undangan atau Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia mengharuskan laporan auditor mencantumkan nama rekan perikatan yang bertanggung jawab atas audit. Selain itu, laporan auditor harus mencantumkan nama Kantor Akuntan Publik, tanda tangan Akuntan Publik, nama Akuntan Publik, nomor registrasi Akuntan Publik, nomor registrasi Kantor Akuntan Publik, tanggal laporan, dan alamat Kantor Akuntan Publik. A63. Dalam kondisi yang jarang terjadi, auditor dapat mengidentifikasi informasi atau bergantung pada pengalaman yang menunjukkan kemungkinan terjadi ancaman keamanan pribadi yang, jika identitas rekan perikatan dibuat untuk publik, dapat mengakibatkan bahaya fisik kepada rekan perikatan, anggota tim perikatan lainnya, atau individu lain yang terkait erat. Namun, ancaman tersebut tidak termasuk, sebagai contoh, ancaman tanggung jawab hukum atau sanksi peraturan perundangundangan atau profesional. Diskusi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang kondisi yang dapat mengakibatkan bahaya fisik dapat memberikan informasi tambahan mengenai kemungkinan terjadi atau tingkat keparahan ancaman keamanan pribadi yang signifikan. Peraturan perundang-undangan atau Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dapat menetapkan ketentuan lanjutan yang relevan untuk menentukan apakah pengungkapan nama rekan perikatan dapat dihilangkan. Tanda Tangan Auditor (Ref: Para. 47) A64. Tanda tangan auditor dilakukan dalam nama rekan yang telah memiliki izin untuk berpraktik sebagai Akuntan Publik. A65. Dalam beberapa kondisi, peraturan perundang-undangan dapat memungkinkan penggunaan tanda tangan elektronik dalam laporan auditor. Tanggal Laporan Auditor (Ref: Para. 49) A66. 36 Tanggal laporan auditor menginformasikan kepada pengguna laporan auditor bahwa auditor telah mempertimbangkan pengaruh peristiwa dan transaksi yang disadari oleh auditor dan yang terjadi sampai dengan tanggal tersebut. Tanggung jawab auditor atas peristiwa dan transaksi setelah tanggal laporan auditor diatur dalam SPM 1, “Pengendalian Mutu bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan Perikatan Asurans (Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans Lainnya) dan Perikatan Selain Asurans”, paragraf 32. 27 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 SA 560 (Revisi 2021).37 Tanggal laporan auditor adalah tanggal ketika prosedur audit telah secara substansial selesai dilaksanakan dan kesimpulan berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat telah ditarik. A67. Oleh karena opini auditor disediakan atas laporan keuangan dan laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen, maka auditor tidak berada dalam suatu posisi untuk menyimpulkan bahwa bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh hingga didapatnya bukti bahwa seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, telah disusun dan manajemen telah menerima tanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan. A68. Sebagai bukti bahwa manajemen telah menerima tanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan, sebelum auditor menerbitkan laporannya, auditor harus menerima surat pernyataan direksi dari entitas yang diauditnya tentang tanggung jawab manajemen (atau pihak setara lainnya yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan) tersebut di atas, yang menyatakan bahwa seluruh laporan yang membentuk laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (sebagai contoh: Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia). Surat pernyataan direksi tersebut juga memuat persetujuan atas diterbitkannya laporan keuangan. A69. Tanggal surat pernyataan direksi tersebut di atas sama dengan tanggal laporan auditor. Laporan Auditor yang Ditetapkan oleh Peraturan Perundang-Undangan (Ref: Para. 50) A70. SA 200 (Revisi 2021) menjelaskan bahwa auditor dapat diharuskan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, selain mematuhi ketentuan dalam SA.38 Ketika perbedaan antara ketentuan menurut peraturan perundang-undangan dengan SA hanya terkait dengan susunan dan kata-kata dalam laporan auditor, ketentuan dalam paragraf 50(a)-(m) menetapkan sekurang-kurangnya setiap unsur tercakup dalam laporan auditor dapat mengacu pada SA. Dalam kondisi tersebut, ketentuan dalam paragraf 21-49 yang tidak termasuk dalam paragraf 50(a)-(m) tidak perlu diterapkan termasuk, sebagai contoh, urutan yang ditentukan untuk paragraf Opini dan Basis Opini. A71. Ketika ketentuan spesifik dalam peraturan perundang-undangan tidak bertentangan dengan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, penerapan susunan dan kata-kata dalam paragraf 21-49 yang digunakan dalam SA ini membantu pengguna laporan auditor untuk lebih mudah mengenali laporan auditor sebagai suatu laporan atas audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. 37 38 SA 560 (Revisi 2021), “Peristiwa setelah Tanggal Pelaporan”, paragraf 10-17. SA 200 (Revisi 2021), paragraf A57. SA 700 (Revisi 2021) 28 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Informasi yang Diharuskan dalam SA 701 (2021) (Ref: Para. 50(h)) A72. Peraturan perundang-undangan dapat mengharuskan auditor untuk memberikan informasi tambahan mengenai audit yang telah dilaksanakan, yang dapat mencakup informasi yang konsisten dengan tujuan SA 701 (2021), atau dapat menentukan sifat dan luas komunikasi mengenai hal-hal tersebut. A73. SA tidak mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang mengatur audit atas laporan keuangan. Ketika SA 701 (2021) berlaku, pengacuan hanya dapat dibuat untuk SA dalam laporan auditor jika, dalam penerapan peraturan perundangundangan, paragraf yang diharuskan dalam paragraf 50(h) SA ini tidak bertentangan dengan ketentuan pelaporan dalam SA 701 (2021). Dalam kondisi tersebut, auditor dapat menyesuaikan aspek-aspek tertentu dari komunikasi hal audit utama dalam laporan auditor yang diharuskan dalam SA 701 (2021), sebagai contoh, dengan: • Memodifikasi paragraf judul “Hal Audit Utama”, jika peraturan perundangundangan mengatur judul tertentu; • Menjelaskan alasan informasi yang diharuskan oleh peraturan perundangundangan disediakan dalam laporan auditor, sebagai contoh, dengan membuat pengacuan ke peraturan perundang-undangan yang relevan dan menguraikan bagaimana informasi tersebut terkait dengan hal audit utama; • Ketika peraturan perundang-undangan mengatur sifat dan luas uraian, melengkapi informasi yang ditentukan untuk mencapai gambaran keseluruhan dari setiap hal audit utama yang konsisten dengan ketentuan dalam paragraf 13 dari SA 701 (2021). A74. SA 210 (Revisi 2021) mengatur kondisi ketika peraturan perundang-undangan yang relevan menetapkan penggunaan susunan atau frasa dalam laporan auditor yang menggunakan istilah-istilah yang berbeda secara signifikan dari ketentuan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, yang secara spesifik mencakup opini auditor. Dalam hal ini, SA 210 (Revisi 2021) mengharuskan auditor untuk mengevaluasi: (a) Apakah pengguna laporan kemungkinan keliru memahami keyakinan yang diperoleh dari audit atas laporan keuangan dan, jika demikian, (b) Apakah penjelasan tambahan dalam laporan auditor dapat memitigasi kemungkinan kesalahpahaman tersebut. Ketika auditor menyimpulkan bahwa penjelasan tambahan dalam laporan auditor tidak dapat memitigasi kemungkinan kesalahpahaman tersebut, SA 210 (Revisi 2021) mengharuskan auditor untuk tidak menerima perikatan audit, kecuali diharuskan oleh peraturan perundang-undangan. Berdasarkan SA 210 (Revisi 2021), suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut dianggap tidak mematuhi Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Oleh karena itu, auditor tidak mencantumkan pengacuan apapun dalam laporan auditor atas audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.39 39 SA 210 (Revisi 2021), paragraf 21. 29 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Pertimbangan spesifik atas entitas sektor publik A75. Auditor entitas sektor publik dapat juga memiliki kemampuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk melaporkan secara publik tentang hal-hal tertentu, baik dalam laporan auditor atau dalam laporan tambahan, yang dapat mencakup informasi yang konsisten dengan tujuan SA 701 (2021). Dalam kondisi tersebut, auditor perlu menyesuaikan aspek-aspek tertentu dari komunikasi hal audit utama dalam laporan auditor yang diharuskan dalam SA 701 (2021) atau mencantumkan suatu pengacuan dalam laporan auditor untuk uraian hal-hal dalam laporan tambahan. Laporan Auditor atas Audit yang Dilaksanakan Berdasarkan Standar Audit dari Suatu Yurisdiksi Tertentu dan Standar Audit yang Ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia secara Bersamaan (Ref: Para. 51) A76. Auditor dapat membuat pengacuan dalam laporannya tentang audit yang telah dilaksanakan berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dan standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu yang dimintakan kepadanya. Dalam hal ini, auditor harus mematuhi seluruh ketentuan yang relevan, baik ketentuan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia maupun standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu tersebut.40 A77. Suatu pengacuan pada Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dan standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu tidak tepat jika terdapat pertentangan antara ketentuan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dan ketentuan dalam standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu yang akan menuntun auditor untuk merumuskan suatu opini yang berbeda atau tidak mencantumkan paragraf Penekanan suatu Hal atau paragraf Hal Lain yang, dalam kondisi tertentu, diharuskan dalam SA. Dalam hal tersebut, laporan auditor hanya mengacu pada salah satu standar audit tersebut (Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia atau standar audit dari suatu yurisdiksi tertentu), yaitu standar audit yang digunakan untuk menyusun laporan auditor tersebut. Informasi Tambahan yang Disajikan Bersamaan dengan Laporan Keuangan (Ref: Para. 53-54) A78. 40 Dalam kondisi tertentu, entitas dapat diharuskan oleh peraturan perundangundangan atau secara sukarela memilih untuk menyajikan informasi tambahan yang tidak diharuskan oleh kerangka pelaporan keuangan yang berlaku bersamaan dengan laporan keuangan. Sebagai contoh, informasi tambahan tersebut dapat disajikan untuk meningkatkan pemahaman pengguna laporan keuangan tentang kerangka pelaporan keuangan yang berlaku atau untuk menyediakan penjelasan lanjutan tentang unsur spesifik laporan keuangan. Informasi tambahan tersebut pada umumnya disajikan dalam suatu daftar tambahan atau sebagai bagian dari catatan atas laporan keuangan. SA 200 (Revisi 2021), paragraf A58. SA 700 (Revisi 2021) 30 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 A79. Paragraf 53 SA ini menjelaskan bahwa opini auditor mencakup informasi tambahan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan karena sifat atau cara penyajiannya. Evaluasi tersebut adalah hal pertimbangan profesional. Sebagai contoh: • Ketika catatan atas laporan keuangan mencantumkan suatu penjelasan atau rekonsiliasi tentang luas kepatuhan suatu laporan keuangan terhadap kerangka pelaporan keuangan lain, auditor dapat menganggap hal tersebut sebagai informasi tambahan yang tidak dapat dibedakan secara jelas dari laporan keuangan. Opini auditor juga akan mencakup informasi tambahan tersebut yang mengacu pada bagian dari laporan keuangan yang memuat informasi tambahan tersebut. • Ketika suatu akun laporan laba dan rugi tambahan yang mengungkapkan informasi keuangan atau nonkeuangan spesifik diungkapkan sebagai daftar terpisah yang dicantumkan sebagai lampiran laporan keuangan, auditor dapat menganggap hal tersebut sebagai informasi tambahan yang dapat dibedakan secara jelas dari laporan keuangan. A80. Informasi tambahan yang dicakup oleh opini auditor tidak perlu secara spesifik diacu dalam paragraf pendahuluan dari laporan auditor ketika informasi tambahan tersebut telah secara jelas disebut dalam paragraf pendahuluan dari laporan auditor yang mencantumkan nama-nama laporan yang membentuk laporan keuangan. A81. Peraturan perundang-undangan belum tentu mengharuskan informasi tambahan untuk diaudit, dan manajemen dapat memutuskan untuk tidak meminta auditor untuk mencantumkan informasi tambahan dalam ruang lingkup audit atas laporan keuangan. A82. Pengevaluasian auditor tentang apakah informasi tambahan yang tidak diaudit disajikan dengan suatu cara yang dapat ditafsirkan sebagai informasi yang seolaholah dicakup oleh opini auditor meliputi, sebagai contoh, ketika informasi tersebut disajikan dalam kaitannya dengan laporan keuangan dan setiap informasi tambahan auditan, dan apakah informasi tambahan tersebut secara jelas diberi label sebagai “tidak diaudit”. A83. Manajemen dapat mengubah penyajian informasi tambahan yang tidak diaudit sehingga dapat ditafsirkan sebagai tercakup dalam opini auditor, sebagai contoh, dengan: • Menghilangkan pengacuan pada laporan keuangan ke daftar tambahan yang tidak diaudit atau catatan tidak diaudit sedemikan rupa sehingga batas antara informasi auditan dan tidak diaudit cukup jelas. • Menempatkan informasi tambahan tidak diaudit di luar laporan keuangan atau, jika hal ini tidak mungkin dalam kondisi tersebut, sekurang-kurangnya menempatkan catatan atas laporan keuangan tidak diaudit di akhir catatan atas laporan keuangan yang diharuskan dan mencantumkan label tidak diaudit pada informasi tersebut. Catatan atas laporan keuangan tidak diaudit, yang bercampur dengan catatan atas laporan keuangan auditan dapat disalahtafsirkan sebagai yang telah diaudit. 31 SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 A84. Fakta bahwa informasi tambahan adalah tidak diaudit tidak melepaskan auditor dari tanggung jawab yang dijelaskan dalam SA 720 (Revisi 2021). SA 700 (Revisi 2021) 32 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Lampiran (Ref. Para. A19) Ilustrasi Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan Ilustrasi 1: Suatu laporan auditor atas laporan keuangan emiten yang disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar. Ilustrasi 2: Suatu laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian emiten yang disusun sesuai dengan kerangka penyajian wajar. Ilustrasi 3: Dikosongkan. Ilustrasi 4: Dikosongkan. 33 Lampiran SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Ilustrasi 1: Suatu Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Emiten yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Penyajian Wajar Untuk tujuan ilustrasi laporan auditor ini, asumsi sebagai berikut digunakan: Audit atas satu set lengkap laporan keuangan emiten menggunakan kerangka penyajian wajar. Audit bukan merupakan audit grup (SA 600 (Revisi 2021) tidak berlaku). Laporan keuangan disusun oleh manajemen entitas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (suatu kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum). Ketentuan perikatan audit mencerminkan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan berdasarkan SA 210 (Revisi 2021). Auditor telah menyimpulkan bahwa suatu opini tanpa modifikasian sudah tepat berdasarkan bukti audit yang diperoleh. Ketentuan etika yang relevan dalam audit adalah yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor telah menyimpulkan bahwa tidak terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya berdasarkan SA 570 (Revisi 2021). Hal audit utama telah dikomunikasikan berdasarkan SA 701 (2021). Auditor telah memeroleh semua informasi lain sebelum tanggal laporan auditor dan tidak mengidentifikasi adanya suatu kesalahan penyajian material dalam informasi lain. Pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan terhadap laporan keuangan berbeda dari pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan. Selain audit atas laporan keuangan, auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain yang diharuskan menurut peraturan perundang-undangan. Laporan auditor independen menggunakan pendekatan koresponding. Laporan keuangan periode lalu (periode koresponding) diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sama dengan yang mengaudit periode kini. Ketentuan rotasi diabaikan. Ilustrasi 1a dan ilustrasi 1b memuat laporan auditor tersebut di atas masing-masing dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Lampiran SA 700 (Revisi 2021) 34 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Ilustrasi 1a LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi [atau pihak yang dituju lainnya] PT ABC Laporan Audit atas Laporan Keuangan1 Opini Kami telah mengaudit laporan keuangan PT ABC (“Perusahaan”), yang terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 20X1, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta catatan atas laporan keuangan, termasuk ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan. Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan tanggal 31 Desember 20X1, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Basis Opini Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Tanggung jawab kami menurut standar tersebut diuraikan lebih lanjut dalam paragraf Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan pada laporan kami. Kami independen terhadap Perusahaan berdasarkan ketentuan etika yang relevan dalam audit kami atas laporan keuangan di Indonesia, dan kami telah memenuhi tanggung jawab etika lainnya berdasarkan ketentuan tersebut. Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami. Hal Audit Utama Hal audit utama adalah hal-hal yang, menurut pertimbangan profesional kami, merupakan hal yang paling signifikan dalam audit kami atas laporan keuangan periode kini. Hal-hal tersebut disampaikan dalam konteks audit kami atas laporan keuangan secara keseluruhan, dan dalam merumuskan opini kami atas laporan keuangan terkait, kami tidak menyatakan suatu opini terpisah atas hal audit utama tersebut. [Uraian atas setiap hal audit utama berdasarkan SA 701 (2021)]. Informasi Lain [atau judul lain yang tepat, seperti “Informasi Selain Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Terkait”] [Pelaporan berdasarkan SA 720 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam Lampiran 2 SA 720 (Revisi 2021)]. 1 Subjudul "Laporan Audit atas Laporan Keuangan" tidak diperlukan dalam kondisi ketika subjudul kedua "Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain" tidak berlaku. 35 Lampiran SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Tanggung Jawab Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola terhadap Laporan Keuangan2 Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam penyusunan laporan keuangan, manajemen bertanggung jawab untuk menilai kemampuan Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, mengungkapkan, sesuai dengan kondisinya, hal-hal yang berkaitan dengan kelangsungan usaha, dan menggunakan basis akuntansi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi untuk melikuidasi Perusahaan atau menghentikan operasi, atau tidak memiliki alternatif yang realistis selain melaksanakannya. Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bertanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan Perusahaan. Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan Tujuan kami adalah untuk memeroleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan untuk menerbitkan laporan auditor yang mencakup opini kami. Keyakinan memadai merupakan suatu tingkat keyakinan tinggi, namun bukan merupakan suatu jaminan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar Audit akan selalu mendeteksi kesalahan penyajian material ketika hal tersebut ada. Kesalahan penyajian dapat disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan dan dianggap material jika, baik secara individual maupun secara agregat, dapat diekspektasikan secara wajar akan memengaruhi keputusan ekonomi yang diambil oleh pengguna berdasarkan laporan keuangan tersebut. Sebagai bagian dari suatu audit berdasarkan Standar Audit, kami menerapkan pertimbangan profesional dan mempertahankan skeptisisme profesional selama audit. Kami juga: Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, mendesain dan melaksanakan prosedur audit yang responsif terhadap risiko tersebut, serta memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan basis bagi opini kami. Risiko tidak terdeteksinya kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh kecurangan lebih tinggi dari yang disebabkan oleh kesalahan, karena kecurangan dapat melibatkan kolusi, pemalsuan, penghilangan secara sengaja, pernyataan salah, atau pengabaian pengendalian internal. Memeroleh suatu pemahaman tentang pengendalian internal yang relevan dengan audit untuk mendesain prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi 2 Di seluruh ilustrasi laporan auditor ini, istilah manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dapat diganti dengan istilah lain yang tepat dalam konteks kerangka hukum yang berlaku di Indonesia. Lampiran SA 700 (Revisi 2021) 36 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal Perusahaan.3 Mengevaluasi ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan serta kewajaran estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait yang dibuat oleh manajemen. Menyimpulkan ketepatan penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha oleh manajemen dan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Ketika kami menyimpulkan bahwa terdapat suatu ketidakpastian material, kami diharuskan untuk menarik perhatian dalam laporan auditor kami ke pengungkapan terkait dalam laporan keuangan atau, jika pengungkapan tersebut tidak memadai, harus menentukan apakah perlu untuk memodifikasi opini kami. Kesimpulan kami didasarkan pada bukti audit yang diperoleh hingga tanggal laporan auditor kami. Namun, peristiwa atau kondisi masa depan dapat menyebabkan Perusahaan tidak dapat mempertahankan kelangsungan usaha. Mengevaluasi penyajian, struktur, dan isi laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk pengungkapannya, dan apakah laporan keuangan mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya dengan suatu cara yang mencapai penyajian wajar. Kami mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mengenai, antara lain, ruang lingkup dan saat yang direncanakan atas audit, serta temuan audit signifikan, termasuk setiap defisiensi signifikan dalam pengendalian internal yang teridentifikasi oleh kami selama audit. Kami juga memberikan suatu pernyataan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bahwa kami telah mematuhi ketentuan etika yang relevan mengenai independensi, dan mengomunikasikan seluruh hubungan, serta hal-hal lain yang dianggap secara wajar berpengaruh terhadap independensi kami, dan, jika relevan, pengamanan terkait. Dari hal-hal yang dikomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, kami menentukan hal-hal tersebut yang paling signifikan dalam audit atas laporan keuangan periode kini dan oleh karenanya menjadi hal audit utama. Kami menguraikan hal audit utama dalam laporan auditor kami, kecuali peraturan perundang-undangan melarang pengungkapan publik tentang hal tersebut atau ketika, dalam kondisi yang sangat jarang terjadi, kami menentukan bahwa suatu hal tidak boleh dikomunikasikan dalam laporan kami karena konsekuensi merugikan dari mengomunikasikan hal tersebut akan diekspektasikan secara wajar melebihi manfaat kepentingan publik atas komunikasi tersebut. Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain [Bentuk dan isi dari paragraf ini dalam laporan auditor bervariasi tergantung dari sifat tanggung jawab pelaporan lain auditor menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal-hal yang diatur oleh peraturan perundang-undangan lain (mengacu pada "tanggung jawab pelaporan lain") akan diuraikan dalam paragraf ini, kecuali tanggung jawab pelaporan lain membahas topik yang sama seperti yang disajikan di bawah tanggung jawab pelaporan yang 3 Kalimat ini dapat dimodifikasi, jika relevan, dalam kondisi ketika auditor juga memiliki tanggung jawab untuk menerbitkan opini atas keefektivitasan pengendalian internal sehubungan dengan audit atas laporan keuangan. 37 Lampiran SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai bagian dari Laporan Audit atas Laporan Keuangan. Pelaporan atas tanggung jawab pelaporan lain membahas topik yang sama seperti yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dapat dikombinasikan (yaitu, mencakup dalam paragraf Laporan Audit atas Laporan Keuangan dengan menggunakan subjudul yang tepat) dengan ketentuan bahwa kata-kata dalam laporan auditor dengan jelas membedakan tanggung jawab pelaporan lain dari pelaporan yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia ketika terdapat perbedaan tersebut]. [Nama Kantor Akuntan Publik] [Tanda tangan Akuntan Publik] [Nama Akuntan Publik] [Nomor registrasi Akuntan Publik] [Nama rekan perikatan] [Nomor registrasi Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] [Tanggal laporan] [Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] Lampiran SA 700 (Revisi 2021) 38 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 Ilustrasi 1b INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT To the Shareholders, Board of Commissioners and Director [atau pihak yang dituju lainnya] PT ABC Report on the Audit of the Financial Statements Opinion We have audited the financial statements of PT ABC (“the Company”), which comprise the statement of financial position as at December 31, 20X1, and the statement of profit or loss and other comprehensive income, statement of changes in equity and statement of cash flows for the year then ended, and notes to the financial statements, including a summary of significant accounting policies. In our opinion, the accompanying financial statements present fairly, in all material respects, the financial position of the Company as at December 31, 20X1, and its financial performance and its cash flows for the year then ended, in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards. Basis for Opinion We conducted our audit in accordance with Standards on Auditing established by the Indonesian Institute of Certified Public Accountants. Our responsibilities under those standards are further described in the Auditor’s Responsibilities for the Audit of the Financial Statements paragraph of our report. We are independent of the Company in accordance with the ethical requirements that are relevant to our audit of the financial statements in Indonesia, and we have fulfilled our other ethical responsibilities in accordance with these requirements. We believe that the audit evidence we have obtained is sufficient and appropriate to provide a basis for our opinion. Key Audit Matters Key audit matters are those matters that, in our professional judgment, were of most significance in our audit of the financial statements of the current period. These matters were addressed in the context of our audit of the financial statements as a whole, and in forming our opinion thereon, and we do not provide a separate opinion on these matters. [Uraian atas setiap hal audit utama berdasarkan SA 701 (2021)]. Other Information [atau judul lain yang tepat, seperti “Informasi Selain Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Terkait”] [Pelaporan berdasarkan SA 720 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam Lampiran 2 SA 720 (Revisi 2021)]. 39 Lampiran SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Responsibilities of Management and Those Charged with Governance for the Financial Statements Management is responsible for the preparation and fair presentation of the financial statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards, and for such internal control as management determines is necessary to enable the preparation of financial statements that are free from material misstatement, whether due to fraud or error. In preparing the financial statements, management is responsible for assessing the Company’s ability to continue as a going concern, disclosing, as applicable, matters related to going concern and using the going concern basis of accounting unless management either intends to liquidate the Company or to cease operations, or has no realistic alternative but to do so. Those charged with governance are responsible for overseeing the Company’s financial reporting process. Auditor’s Responsibilities for the Audit of the Financial Statements Our objectives are to obtain reasonable assurance about whether the financial statements as a whole are free from material misstatement, whether due to fraud or error, and to issue an auditor’s report that includes our opinion. Reasonable assurance is a high level of assurance, but is not a guarantee that an audit conducted in accordance with Standards on Auditing will always detect a material misstatement when it exists. Misstatements can arise from fraud or error and are considered material if, individually or in the aggregate, they could reasonably be expected to influence the economic decisions of users taken on the basis of these financial statements. As part of an audit in accordance with Standards on Auditing, we exercise professional judgment and maintain professional skepticism throughout the audit. We also: Identify and assess the risks of material misstatement of the financial statements, whether due to fraud or error, design and perform audit procedures responsive to those risks, and obtain audit evidence that is sufficient and appropriate to provide a basis for our opinion. The risk of not detecting a material misstatement resulting from fraud is higher than for one resulting from error, as fraud may involve collusion, forgery, intentional omissions, misrepresentations, or the override of internal control. Obtain an understanding of internal control relevant to the audit in order to design audit procedures that are appropriate in the circumstances, but not for the purpose of expressing an opinion on the effectiveness of the Company’s internal control. Evaluate the appropriateness of accounting policies used and the reasonableness of accounting estimates and related disclosures made by management. Conclude on the appropriateness of management's use of the going concern basis of accounting and, based on the audit evidence obtained, whether a material uncertainty exists related to events or conditions that may cast significant doubt on the Company's ability to continue as a going concern. If we conclude that a material uncertainty exists, we are required to draw attention in our auditor's report to the related disclosures in the financial statements or, if such disclosures are inadequate, to modify our opinion. Our conclusions are based on the audit evidence obtained up to the date of our auditor's Lampiran SA 700 (Revisi 2021) 40 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 report. However, future events or conditions may cause the Company to cease to continue as a going concern. Evaluate the overall presentation, structure and content of the financial statements, including the disclosures, and whether the financial statements represent the underlying transactions and events in a manner that achieves fair presentation. We communicate with those charged with governance regarding, among other matters, the planned scope and timing of the audit and significant audit findings, including any significant deficiencies in internal control that we identify during our audit. We also provide those charged with governance with a statement that we have complied with relevant ethical requirements regarding independence, and to communicate with them all relationships and other matters that may reasonably be thought to bear on our independence, and where applicable, related safeguards. From the matters communicated with those charged with governance, we determine those matters that were of most significance in the audit of the financial statements of the current period and are therefore the key audit matters. We describe these matters in our auditor’s report unless law or regulation precludes public disclosure about the matter or when, in extremely rare circumstances, we determine that a matter should not be communicated in our report because the adverse consequences of doing so would reasonably be expected to outweigh the public interest benefits of such communication. Report on Other Legal and Regulatory Requirements [Bentuk dan isi dari paragraf ini dalam laporan auditor bervariasi tergantung dari sifat tanggung jawab pelaporan lain auditor menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal-hal yang diatur oleh peraturan perundang-undangan lain (mengacu pada "tanggung jawab pelaporan lain") akan diuraikan dalam paragraf ini, kecuali tanggung jawab pelaporan lain membahas topik yang sama seperti yang disajikan di bawah tanggung jawab pelaporan yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai bagian dari Laporan Audit atas Laporan Keuangan. Pelaporan atas tanggung jawab pelaporan lain membahas topik yang sama seperti yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dapat dikombinasikan (yaitu, mencakup dalam paragraf Laporan Audit atas Laporan Keuangan dengan menggunakan subjudul yang tepat) dengan ketentuan bahwa kata-kata dalam laporan auditor dengan jelas membedakan tanggung jawab pelaporan lain dari pelaporan yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia ketika terdapat perbedaan tersebut]. [Nama Kantor Akuntan Publik] [Tanda tangan Akuntan Publik] [Nama Akuntan Publik] [Nomor registrasi Akuntan Publik] [Nama rekan perikatan] [Nomor registrasi Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] [Tanggal laporan] [Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] 41 Lampiran SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 Ilustrasi 2: Suatu Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Konsolidasian Emiten yang Disusun Sesuai Dengan Kerangka Penyajian Wajar Untuk tujuan ilustrasi laporan auditor ini, asumsi sebagai berikut digunakan: Audit atas satu set lengkap laporan keuangan konsolidasian emiten menggunakan kerangka penyajian wajar. Audit merupakan audit grup suatu entitas dengan entitas anak terlampir (SA 600 (Revisi 2021) berlaku). Laporan keuangan konsolidasian disusun oleh manajemen entitas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (suatu kerangka pelaporan keuangan bertujuan umum). Ketentuan perikatan audit mencerminkan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan konsolidasian berdasarkan SA 210 (Revisi 2021). Auditor telah menyimpulkan bahwa suatu opini tanpa modifikasian sudah tepat berdasarkan bukti audit yang diperoleh. Ketentuan etika yang relevan dalam audit adalah yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan bukti audit yang diperoleh, auditor telah menyimpulkan bahwa tidak terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya berdasarkan SA 570 (Revisi 2021). Hal audit utama telah dikomunikasikan berdasarkan SA 701 (2021). Auditor telah memeroleh semua informasi lain sebelum tanggal laporan auditor dan tidak mengidentifikasi adanya suatu kesalahan penyajian material dalam informasi lain. Pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan terhadap laporan keuangan konsolidasian berbeda dari pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Selain audit atas laporan keuangan konsolidasian, auditor memiliki tanggung jawab pelaporan lain yang diharuskan menurut peraturan perundang-undangan. Laporan auditor independen menggunakan pendekatan koresponding. Laporan keuangan konsolidasian periode lalu (periode koresponding) diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang sama dengan yang mengaudit periode kini. Ketentuan rotasi diabaikan. Ilustrasi 2a dan Ilustrasi 2b memuat laporan auditor tersebut di atas masing-masing dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Lampiran SA 700 (Revisi 2021) 42 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Ilustrasi 2a LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi [atau pihak yang dituju lainnya] PT ABC Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian4 Opini Kami telah mengaudit laporan keuangan konsolidasian PT ABC dan Entitas Anaknya (“Grup”), yang terdiri dari laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 20X1, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta catatan atas laporan keuangan konsolidasian, termasuk ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan. Menurut opini kami, laporan keuangan konsolidasian terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian Grup tanggal 31 Desember 20X1, serta kinerja keuangan konsolidasian dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Basis Opini Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Tanggung jawab kami menurut standar tersebut diuraikan lebih lanjut dalam paragraf Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada laporan kami. Kami independen terhadap Grup berdasarkan ketentuan etika yang relevan dalam audit kami atas laporan keuangan konsolidasian di Indonesia, dan kami telah memenuhi tanggung jawab etika lainnya berdasarkan ketentuan tersebut. Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami. Hal Audit Utama Hal audit utama adalah hal-hal yang, menurut pertimbangan profesional kami, merupakan hal yang paling signifikan dalam audit kami atas laporan keuangan konsolidasian periode kini. Hal-hal tersebut disampaikan dalam konteks audit kami atas laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan, dan dalam merumuskan opini kami atas laporan keuangan konsolidasian terkait, kami tidak menyatakan suatu opini terpisah atas hal audit utama tersebut. [Uraian atas setiap hal audit utama berdasarkan SA 701 (2021)]. 4 Subjudul "Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian" tidak diperlukan dalam kondisi ketika subjudul kedua "Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain" tidak berlaku. 43 Lampiran SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Informasi Lain [atau judul lain yang tepat, seperti “Informasi Selain Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Terkait”] [Pelaporan berdasarkan SA 720 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam Lampiran 2 SA 720 (Revisi 2021)]. Tanggung Jawab Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola terhadap Laporan Keuangan Konsolidasian5 Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, manajemen bertanggung jawab untuk menilai kemampuan Grup dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, mengungkapkan, sesuai dengan kondisinya, hal-hal yang berkaitan dengan kelangsungan usaha, dan menggunakan basis akuntansi kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi untuk melikuidasi Grup atau menghentikan operasi, atau tidak memiliki alternatif yang realistis selain melaksanakannya. Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bertanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan Grup. Tanggung Jawab Auditor terhadap Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian Tujuan kami adalah untuk memeroleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan untuk menerbitkan laporan auditor yang mencakup opini kami. Keyakinan memadai merupakan suatu tingkat keyakinan tinggi, namun bukan merupakan suatu jaminan bahwa audit yang dilaksanakan berdasarkan Standar Audit akan selalu mendeteksi kesalahan penyajian material ketika hal tersebut ada. Kesalahan penyajian dapat disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan dan dianggap material jika, baik secara individual maupun secara agregat, dapat diekspektasikan secara wajar akan memengaruhi keputusan ekonomi yang diambil oleh pengguna berdasarkan laporan keuangan konsolidasian tersebut. Sebagai bagian dari suatu audit berdasarkan Standar Audit, kami menerapkan pertimbangan profesional dan mempertahankan skeptisisme profesional selama audit. Kami juga: Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan konsolidasian, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, mendesain dan melaksanakan prosedur audit yang responsif terhadap risiko tersebut, serta memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyediakan basis bagi opini kami. Risiko tidak terdeteksinya kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh kecurangan lebih tinggi dari yang disebabkan oleh kesalahan, karena kecurangan dapat melibatkan kolusi, pemalsuan, penghilangan secara sengaja, pernyataan salah, atau pengabaian pengendalian internal. 5 Atau istilah lain yang tepat dalam konteks kerangka hukum yang berlaku di Indonesia. Lampiran SA 700 (Revisi 2021) 44 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Memeroleh suatu pemahaman tentang pengendalian internal yang relevan dengan audit untuk mendesain prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal Grup. 6 Mengevaluasi ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan serta kewajaran estimasi akuntansi dan pengungkapan terkait yang dibuat oleh manajemen. Menyimpulkan ketepatan penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha oleh manajemen dan, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, apakah terdapat suatu ketidakpastian material yang terkait dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Ketika kami menyimpulkan bahwa terdapat suatu ketidakpastian material, kami diharuskan untuk menarik perhatian dalam laporan auditor kami ke pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian atau, jika pengungkapan tersebut tidak memadai, harus menentukan apakah perlu untuk memodifikasi opini kami. Kesimpulan kami didasarkan pada bukti audit yang diperoleh hingga tanggal laporan auditor kami. Namun, peristiwa atau kondisi masa depan dapat menyebabkan Grup tidak dapat mempertahankan kelangsungan usaha. Mengevaluasi penyajian, struktur, dan isi laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan, termasuk pengungkapannya, dan apakah laporan keuangan konsolidasian mencerminkan transaksi dan peristiwa yang mendasarinya dengan suatu cara yang mencapai penyajian wajar. Memeroleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait informasi keuangan entitas atau aktivitas bisnis dalam Grup untuk menyatakan opini atas laporan keuangan konsolidasian. Kami bertanggung jawab atas arahan, supervisi, dan pelaksanaan audit Grup. Kami tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas opini audit kami. Kami mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola mengenai, antara lain, ruang lingkup dan saat yang direncanakan atas audit, serta temuan audit signifikan, termasuk setiap defisiensi signifikan dalam pengendalian internal yang teridentifikasi oleh kami selama audit. Kami juga memberikan suatu pernyataan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola bahwa kami telah mematuhi ketentuan etika yang relevan mengenai independensi, dan mengomunikasikan seluruh hubungan, serta hal-hal lain yang dianggap secara wajar berpengaruh terhadap independensi kami, dan, jika relevan, pengamanan terkait. Dari hal-hal yang dikomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, kami menentukan hal-hal tersebut yang paling signifikan dalam audit atas laporan keuangan konsolidasian periode kini dan oleh karenanya manjadi hal audit utama. Kami menguraikan hal audit utama dalam laporan auditor kami, kecuali peraturan perundang-undangan melarang pengungkapan publik tentang hal tersebut atau ketika, dalam kondisi yang sangat jarang terjadi, kami menentukan bahwa suatu hal tidak boleh dikomunikasikan dalam laporan kami karena konsekuensi merugikan dari mengomunikasikan hal tersebut akan diekspektasikan secara wajar melebihi manfaat kepentingan publik atas komunikasi tersebut. 6 Kalimat ini dapat dimodifikasi, jika relevan, dalam kondisi ketika auditor juga memiliki tanggung jawab untuk menerbitkan opini atas keefektivitasan pengendalian internal sehubungan dengan audit atas laporan keuangan. 45 Lampiran SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 Laporan atas Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Lain [Bentuk dan isi dari paragraf ini dalam laporan auditor bervariasi tergantung dari sifat tanggung jawab pelaporan lain auditor menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal-hal yang diatur oleh peraturan perundang-undangan lain (mengacu pada "tanggung jawab pelaporan lain") akan diuraikan dalam paragraf ini, kecuali tanggung jawab pelaporan lain membahas topik yang sama seperti yang disajikan di bawah tanggung jawab pelaporan yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai bagian dari Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian. Pelaporan atas tanggung jawab pelaporan lain membahas topik yang sama seperti yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dapat dikombinasikan (yaitu, mencakup dalam paragraf Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian dengan menggunakan subjudul yang tepat) dengan ketentuan bahwa kata-kata dalam laporan auditor dengan jelas membedakan tanggung jawab pelaporan lain dari pelaporan yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia ketika terdapat perbedaan tersebut]. [Nama Kantor Akuntan Publik] [Tanda tangan Akuntan Publik] [Nama Akuntan Publik] [Nomor registrasi Akuntan Publik] [Nama rekan perikatan] [Nomor registrasi Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] [Tanggal laporan] [Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] Lampiran SA 700 (Revisi 2021) 46 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 Ilustrasi 2b INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT To the Shareholders, Board of Commissioners and Director [atau pihak yang dituju lainnya] PT ABC Report on the Audit of the Consolidated Financial Statements Opinion We have audited the consolidated financial statements of PT ABC and its subsidiaries (“the Group”), which comprise the consolidated statement of financial position as at December 31, 20X1, and the consolidated statement of profit or loss and other comprehensive income, consolidated statement of changes in equity and consolidated statement of cash flows for the year then ended, and notes to the consolidated financial statements, including a summary of significant accounting policies. In our opinion, the accompanying consolidated financial statements present fairly, in all material respects, the consolidated financial position of the Group as at December 31, 20X1, and its consolidated financial performance and its consolidated cash flows for the year then ended in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards. Basis for Opinion We conducted our audit in accordance with Standards on Auditing established by the Indonesian Institute of Certified Public Accountants. Our responsibilities under those standards are further described in the Auditor’s Responsibilities for the Audit of the Consolidated Financial Statements paragraph of our report. We are independent of the Group in accordance with the ethical requirements that are relevant to our audit of the consolidated financial statements in Indonesia, and we have fulfilled our other ethical responsibilities in accordance with these requirements. We believe that the audit evidence we have obtained is sufficient and appropriate to provide a basis for our opinion. Key Audit Matters Key audit matters are those matters that, in our professional judgment, were of most significance in our audit of the consolidated financial statements of the current period. These matters were addressed in the context of our audit of the consolidated financial statements as a whole, and in forming our opinion thereon, and we do not provide a separate opinion on these matters. [Uraian atas setiap hal audit utama berdasarkan SA 701 (2021)]. Other Information [atau judul lain yang tepat, seperti “Informasi Selain Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Terkait”] [Pelaporan berdasarkan SA 720 (Revisi 2021) – lihat Ilustrasi 1 dalam Lampiran 2 SA 720 (Revisi 2021)]. 47 Lampiran SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 Responsibilities of Management and Those Charged with Governance for the Consolidated Financial Statements Management is responsible for the preparation and fair presentation of the consolidated financial statements in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards, and for such internal control as management determines is necessary to enable the preparation of consolidated financial statements that are free from material misstatement, whether due to fraud or error. In preparing the consolidated financial statements, management is responsible for assessing the Group’s ability to continue as a going concern, disclosing, as applicable, matters related to going concern and using the going concern basis of accounting unless management either intends to liquidate the Group or to cease operations, or has no realistic alternative but to do so. Those charged with governance are responsible for overseeing the Group’s financial reporting process. Auditor’s Responsibilities for the Audit of the Consolidated Financial Statements Our objectives are to obtain reasonable assurance about whether the consolidated financial statements as a whole are free from material misstatement, whether due to fraud or error, and to issue an auditor’s report that includes our opinion. Reasonable assurance is a high level of assurance, but is not a guarantee that an audit conducted in accordance with Standard on Auditing will always detect a material misstatement when it exists. Misstatements can arise from fraud or error and are considered material if, individually or in the aggregate, they could reasonably be expected to influence the economic decisions of users taken on the basis of these consolidated financial statements. As part of an audit in accordance with Standard on Auditing, we exercise professional judgment and maintain professional skepticism throughout the audit. We also: Identify and assess the risks of material misstatement of the consolidated financial statements, whether due to fraud or error, design and perform audit procedures responsive to those risks, and obtain audit evidence that is sufficient and appropriate to provide a basis for our opinion. The risk of not detecting a material misstatement resulting from fraud is higher than for one resulting from error, as fraud may involve collusion, forgery, intentional omissions, misrepresentations, or the override of internal control. Obtain an understanding of internal control relevant to the audit in order to design audit procedures that are appropriate in the circumstances, but not for the purpose of expressing an opinion on the effectiveness of the Group’s internal control. Evaluate the appropriateness of accounting policies used and the reasonableness of accounting estimates and related disclosures made by management. Conclude on the appropriateness of management's use of the going concern basis of accounting and, based on the audit evidence obtained, whether a material uncertainty exists related to events or conditions that may cast significant doubt on the Group's ability to continue as a going concern. If we conclude that a material uncertainty exists, we are required to draw attention in our auditor's report to the related disclosures in the consolidated financial statements or, if such disclosures are inadequate, to modify our opinion. Our conclusions are based on the audit evidence obtained up to the date of our Lampiran SA 700 (Revisi 2021) 48 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 auditor's report. However, future events or conditions may cause the Group to cease to continue as a going concern. Evaluate the overall presentation, structure and content of the consolidated financial statements, including the disclosures, and whether the consolidated financial statements represent the underlying transactions and events in a manner that achieves fair presentation. Obtain sufficient appropriate audit evidence regarding the financial information of the entities or business activities within the Group to express an opinion on the consolidated financial statements. We are responsible for the direction, supervision and performance of the group audit. We remain solely responsible for our audit opinion. We communicate with those charged with governance regarding, among other matters, the planned scope and timing of the audit and significant audit findings, including any significant deficiencies in internal control that we identify during our audit. We also provide those charged with governance with a statement that we have complied with relevant ethical requirements regarding independence, and to communicate with them all relationships and other matters that may reasonably be thought to bear on our independence, and where applicable, related safeguards. From the matters communicated with those charged with governance, we determine those matters that were of most significance in the audit of the consolidated financial statements of the current period and are therefore the key audit matters. We describe these matters in our auditor’s report unless law or regulation precludes public disclosure about the matter or when, in extremely rare circumstances, we determine that a matter should not be communicated in our report because the adverse consequences of doing so would reasonably be expected to outweigh the public interest benefits of such communication. Report on Other Legal and Regulatory Requirements [Bentuk dan isi dari paragraf ini dalam laporan auditor bervariasi tergantung dari sifat tanggung jawab pelaporan lain auditor menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal-hal yang diatur oleh peraturan perundang-undangan lain (mengacu pada "tanggung jawab pelaporan lain") akan diuraikan dalam paragraf ini, kecuali tanggung jawab pelaporan lain membahas topik yang sama seperti yang disajikan di bawah tanggung jawab pelaporan yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai bagian dari Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian. Pelaporan atas tanggung jawab pelaporan lain membahas topik yang sama seperti yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dapat dikombinasikan (yaitu, mencakup dalam paragraf Laporan Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian dengan menggunakan subjudul yang tepat) dengan ketentuan bahwa kata-kata dalam laporan auditor dengan jelas membedakan tanggung jawab pelaporan lain dari pelaporan yang diharuskan dalam Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia ketika terdapat perbedaan tersebut]. [Nama Kantor Akuntan Publik] [Tanda tangan Akuntan Publik] [Nama Akuntan Publik] [Nomor registrasi Akuntan Publik] [Nama rekan perikatan] [Nomor registrasi Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] [Tanggal laporan] [Alamat Kantor Akuntan Publik (jika tidak tercantum dalam kop surat)] 49 Lampiran SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 Ilustrasi 3: Dikosongkan. Lampiran SA 700 (Revisi 2021) 50 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 Ilustrasi 4: Dikosongkan. 51 Lampiran SA 700 (Revisi 2021) Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 (Sengaja Dikosongkan) Lampiran SA 700 (Revisi 2021) 52 STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK STANDAR AUDIT 700 (REVISI 2021) PERUMUSAN SUATU OPINI DAN PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) Office 8 Building 12th Floor Sudirman Central Business District (SCBD) Lot#28 Senopati Raya Jl. Jend. Sudirman Kav. 52–53, Jakarta Selatan 12190 Telp. : (021) 2933 3151 Email : info@iapi.or.id / teknis@iapi.or.id Website : www.iapi.or.id Hak Cipta © 2021 Institut Akuntan Publik Indonesia