Uploaded by satriyo900

Book Crane & Rigger

advertisement
CRANE & RIGGER
Dasar hukum
❑ UU No.1 Tahun 1970
❑ PP No. 50 Tahun 2012
❑ Permenaker No.08/Men/2020
❑ Standard nasional / internasional
Instalasi / peralatan
PAPA
❑ Peralatan Angkat
❑ Pita Transport
❑ Pesawat Angkutan Di
Atas Landasan & Di
Atas Permukaan
❑ Angkutan Jalan Rel
PESAWAT ANGKAT DAN
ANGKUT Permenaker 08
Tahun 2020
PESAWAT ANGKAT
Pasal 21
DONGKRAK/LIER/JACKING CRANE SYSTEM
TRUCK/CAR LIFT
POST LIFT
RIG PINION / HIDROLIK DRILLING RIG
GONDOLA
PASSANGER HOIST
TAKEL
HOIST CRANE
OVERHEAD CRANE, OVERHEAD TRAVELLING
CRANE
MONORAIL CRANE
WALL CRANE
STACKER CRANE
GANTRY CRANE
SEMI GANTRY CRANE
LAUNCHER GANTRY CRANE
ROLLER GANTRY CRANE
RAIL MOUNTED GANTRY CRANE
RUBBER TIRE GANTRY CRANE
GANTRY LUFFING CRANE
SHIP UNLOADER CRANE
CONTAINER /CARGO CRANE
SHIP/FLOATING SHIP CRANE
BARGE/PONTON/FLOATING CRANE (TONGKANG)
DERRICK SHIP CRANE
FLOATING DERRICKS CRANE
DREDGING CRANE
CRAWLER CRANE
MOBILE CRANE
LOKOMOTIF CRANE DAN/ATAU RAILWAY
CRANE
TRUCK CRANE
TRACTOR CRANE
SIDE BOOM CRANE
PILLING CRANE/MESIN PANCANG
DERRICK CRANE
TOWER CRANE
PEDESTAL CRANE
ALAT ANGKAT PENGATUR POSISI BENDA
KERJA (SKY HOOK DAN ROBOTIK)
PESAWAT ANGKAT
PILLING CRANE
LIFTING & RIGGING ► Proses dimana beban diikat, diangkat dan
dipindahkan dengan menggunakan perangkat mekanik.
Srandardized OE Prosses – MSW Lampiran (L)
SAFE WORKING LOAD
SWL ► Nilai batas aman penggunaan yang diizinkan.
WORKING LOAD LIMIT
WLL ► Nilai batas maksimum kemampuan peralatan.
PESAWAT ANGKAT
OPERATIONAL
❑ ONSHORE ( DARAT ).
❑ OFF SHORE ( LAUT ).
❑ SKY CRANE ( UDARA)
PESAWAT ANGKAT
LISENSI
1. FIXED CRANE ( KRAN PUTAR TETAP )
PEDESTAL CRANE
TOWER CRANE
PORTAL CRANE
JIB CRANE
2. BRIDGE CRANE ( KRAN JEMBATAN )
GANTRY CRANE
OVER HEAD CRANE
DERRICK CRANE
WALL CRANE
PESAWAT ANGKAT
3. MOBILE CRANE ( KRAN MOBIL )
CRAWLER CRANE
Telescopic Boom
Lattice Boom
Articulating Boom
MOUNTE
D
CRAWLER
SELF PROPELLED / ROUGHTERRAIN CRANE
Telescopic Boom
MOUNTE
D SINGLE
STATION
Lattice Boom
Articulating Boom
PESAWAT ANGKAT
3. MOBILE CRANE ( KRAN MOBIL )
TRUCK MOUNTED CRANE
Telescopic Boom
Lattice Boom
Articulating Boom
TRUCK
MOUNTE
D MULTY
STATION
TRUCK LOADER CRANE /BOOM TRUCK
Telescopic Boom
TRUCK
MOUNTED
COMERCIAL
Lattice Boom
Articulating Boom
PESAWAT ANGKAT
3. MOBILE CRANE ( KRAN MOBIL )
SIDE BOOM CRANE
LOCOMOTIVE CRANE
MOUNTED
SIDE BOOM
&
LOCOMITIVE
CRANES TYPES & COMPONENT
PESAWAT ANGKAT
KWALIFIKASISI
❑ Migas (A, B & C )
❖ A
❖ B
❖ C
( Sampai 25 Ton )
( 25 Ton Sampai 50 Ton )
( Diatas 50 Ton )
❑ Depnaker ( III, II&I)
❖ III
❖ II
❖ I
⇰ permenakertrans_8_2020
( sampai 25 Ton )
( 25 Ton sampai 100 Ton )
( Diatas 100 Ton )
❑ Khusus
PESAWAT ANGKAT
❑ Free On Wheels ( On Rubber )
Pengangkatansebuah crane tanpa menggunakan Out Rigger
❑ Blocking Up Base
Pemasangan Outrigger Jack dengan menambah penampang
❑ Derrecking /Luffing
Derek untuk menaikan /menurunkan boom
❑ Condition of Tipping
Kondisi Crane pada saat mendekati jungkit
❑ Condition of Lift
Kondisi Crane pada saat mengangkat beban
❑ Hoisting /Lowering
Pada saat naik atau turun beban
❑ Boom/Jib Length
Panjang boom /panjang jib
❑ Out Reach
Jarak antara titik tengah hook dengan bagian crane terdekat pada saat pengangkatan
PESAWAT ANGKAT
❑ Radius
Jarak antara titik tengah crane /centre crane berputar dengan titik tengah hook
❑ SWL
Pengangkatan sebuah crane yang aman/beban kerja aman
❑ Slewing /Swing
Crane berputar
❑ Strut
boom Kisi
boom
❑ Extension boom
Sambungan boom
❑ Boomtop section
Section paling ujung dari boom
❑ Pin hole
Lobang Pin Boom
❑ BoomBotomSection
Boompangkal
❑ BoomBack Stop
Pipa /alat penyangga boom supaya tidak terbalik kebelakang
PESAWAT ANGKAT
❑ Boomfoot pin /Spring pin
Pin dan penitinya
❑ Main hoist rope
Tali angkat utama
❑ Single Line Pul/Lead Line Load
Line single mengarah ke Drum
❑ Aux Hois
Tali bantu untuk tali angkat angkat
❑ Reeving /Part Line
Kumpulan tali-tali yang masuk ke sheave roller block
❑ Slewing ring
Bundaran swing
❑ Tail radius
Jarak antara crane berputar dengan bagian belakang crane
❑ Counter weight
Pemberat/ penyeimbang
PESAWAT ANGKAT
❑ Bridle
Kumpulan roller-roller yang ada di must /gantry
❑ BoomHoist Break
Rem boom
❑ Derrecking ties of pendant
Tali pendant
❑ Ply Jib Mast
Pipa penyangga tali pendant jib
❑ Gantry Mast of A Frame
Penyangga mast boom
❑ Free falls
Jatuh bebas
PESAWAT ANGKAT
INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT
Beberapa peraturan dan dasar acuan dalam pemeriksaan:
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
IBU L&R Standard 2008.
Permentamben RI No.06P/07461M.PE/1991, tgl. 19 November 1991.
Keputusan Didan Migas No. 84. K/38/DJW1 998, tgl. 19 Agustus 1998.
Permenaker RI No. 05/Men/1985, tgl. 2 Agustus 1985.
Surat Dirjen Migas 84K/38/DJM/1998
Permen ESDM no 38 tahun 2017
Permen ESDM no 18 tahun 2018
ANSI B30 ( Khusus untuk mobile Crane).
ANSI B30 ( Khusus untuk mobile Crane Articulating ).
Manufacturer Book & Instruction Manual.
API Specification 2C, "Specification for Offshore Cranes".
API RP 2D, ”Operation & Maint. of Offshore Crane”.
ANSI/ASME B30.10 (Hook)
API Specification 9A, "Specification for Wire Rope”.
PESAWAT ANGKAT
INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT
Tambahan Referensi Standard :
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
ANSI/ASME B30.16 (pedestal hoist) 30.17 (pedestal crane)
ANSI/ASME B30. 9 ( Slings )
API B 30.2 Safety requirement for Overhead and Gantry Crane
ISO 4301 up to ISO 4306 CRANE Standard including mobile cranes,
tower cranes, jib cranes, bridge cranes, etc
ASTM Standard for Structural Steel Material.
AWS D 1. 1, "Structural Welding Code”.
ASME V, "Non Destructive Examination”.
ASME IX,"Welding And Brazing Qualifications.
Manufacturer Book & Instruction Manual.
PESAWAT ANGKAT
INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT
INSPEKSI UPER STRUCTURE
PESAWAT ANGKAT
INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT
INSPEKSI LOWER STRUCTURE
PESAWAT ANGKAT
INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT
INSPEKSI MACHINERY & TURNTABLE
TURNTABLE
PESAWAT ANGKAT
INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT
PESAWAT ANGKAT
INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT
1.
Inspeksi visual dan dokumentasi sebelum
pekerjaan ( Dailly Inspection ).
2.
Inspeksi bulanan. ( Monthly Inspection )
3.
Inspeksi tahunan sesuai dengan spesifikasi
manufaktur standar industri atau kebijakan
perusahaan ( Annual Inspection )
4.
Inspeksi jika ada modifikasi, perbaikan atau
perubahan.
5.
Pada waktu lain yang ditentukan oleh orang
yang punya kualifikasi.
( Pre mobilisasi – SKPP /SPP /CoI/SILO /SKKO )
PESAWAT ANGKAT
INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT
MONTHLY INSPECTION
PRE- MOBILISASI INSPECTION
ANNUAL INSPECTION
STICKER TAG PASS
INSPECTION DC
MOBILECRANE
Identifiksi - 1
( BM 8908 JU )
F7T0299
FURUKAWA UNIC URV804 K
Truck Mounted Crane Telescopic Boom
Tanggal, Bulan dan Tahun
Deliveri / Pre-Mobilisasi
PT Dilema Drill Ind ( Rig DDI # 05 )
03 July 2018
10 Agustus 2019
SKPP/ SPP / COI / SILO
YEARLY INSPECTIONS
Tanggal, Bul an dan
Lebih aw a Tahun l
expire
Third Party
Inspector
Third Party Inspector
Leader
Contractor
Equipment Owner
CPI
Representative
Identifiksi - 2
PESAWAT ANGKAT
IZINKELAYAKAN PESAWATANGKAT
S K P P
SI LO
CoI
S P P
SKKO
SKPP.
=
Surat Kelayakan Pengguna Peralatan.
SPP.
=
Surat Persetujuan Penggunaan.
CoI.
=
Certificate of Inspection.
SILO.
=
Surat Izin Layak Operasi.
SKKO.
=
Surat KeteranganKelayakan Operasi.
PESAWAT ANGKAT
DOKUMENT CRANE FILE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Alamat dan nomor telepon pabrik pembuat.
Alamat dan nomor telepon Agen dan Principle.
Model dan serial number crane.
Salinan load chart, working range chart & konfigurasi reeving.
Salinan dari inspeksi harian, inspeksi bulanan, per tiga bulan, & inspeksi tahunan (untuk 4 tahun).
Salinan SPP/ CoI atau PLO, Wire rope certificate, NDT certificate & test load dan berkas
pemeriksaan.
7. Salinan qualifikasi operator ( SIO/SKK-OPA, Permit Perusahaan dan Permit Chevron ( Clover )
8. Salinan berkas qualifikasi rigger ( Rigger Certificate GOI ) dan Rigger Permit Chevron ( Clover )
9. Salinan wire rope certificate.
10. Informasi dan keterangan setiap perubahan usia crane.
11. Informasi dan keterangan setiap perbaikan crane.
12. Sertifikasi crane untuk mengangkat orang.
13. Buku catatan operasi crane dan pemeliharaan crane.
IBU Lifting &Rigging Standard 5.8.1 Crane File /Record Book
Note : Lifting Gear Management Register. ( Catatan peralatan /alat bantu angkat )
PESAWAT ANGKAT
INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT
PESAWAT ANGKAT
PRINSIP KERJA CRANE
STABILITY FAILURE
STRUCTURAL FAILURE
PESAWAT ANGKAT
PENYEBAB KEGAGALAN STABILITAS &
STUCTURE.
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
❑
BERAT BEBAN.
MAXIMUM RADIUS & TINGGI ANGKATAN .
SWL CRANE ( kapasitas sesuai kemampuan radius ).
KONDISI LANDASAN / TANAH UNTUK TUMPUAN.
SPACE & MANUVER SWING ( Gerakan berputar crane ).
KERUSAKAN TIDAK TERDETEKSI SAAT INSPEKSI.
KURANG PERAWATAN.
PATIK.
BEBAN DINAMIS. ( Kecepatan gerakan, gerakan tiba-tiba, shock
loading, pergeseran lifting point, CoG tidak diketahui dan kecepatan
angin ).
PESAWAT ANGKAT
BEBAN PESAWATANGKAT
PESAWAT ANGKAT
IDENTIFIKASI BEBAN
PESAWAT ANGKAT
IDENTIFIKASI, BERAT & CoG BEBAN
❑ Hitung berat berdasarkan ukuran
(contoh: pound/feet tubing)
❑ Lihat di surat jalan (cargo manifest) atau
informasi dari manufaktur
PESAWAT ANGKAT
IDENTIFIKASI, BERAT &CoG BEBAN
❑ Cek di nameplate peralatan
❑Menggunakan indikator
beban pada alat angkat,
jika ada.
PESAWAT ANGKAT
IDENTIFIKASI, BERAT &CoG BEBAN
❑ Memperkirakan berdasarkan
faktor-faktor yang diketahui
/pengalaman sebelumnya
(Bukan kira-kira, harus berdasar)
❑ Berat beban berada dalam load chart dari alat
angkat dan dari lifting activity matrix
PESAWAT ANGKAT
IDENTIFIKASI, BERAT & CoG BEBAN
❑ Marking berat beban► Berupa tulisan pada beban, sebagai informasi
berat beban/object, umumnya berupa single beban/object tanpa lifting
lugs. Marking berat beban diberikan oleh manufacture dan disupport
dengan data.
❑ Datamanufacture adalah► Sertifikat atau kertas informasi dari
manufacture mengenai data beban/object dan keterangan informasi
berat beban/object, umumnya berupa single material/object tanpa
lifting lugs.
PESAWAT ANGKAT
IDENTIFIKASI, BERAT & CoG BEBAN
❑ Cargo manifest ► Dokumen pengiriman barang dalamindustri cargo
komersial di dalamnya terdapat informasi spesifikasi barang, termasuk
berat beban /object. Dokumen ini diadopsi dari industri oil and gas.
Berat beban/object dalamcargo manifest didapatkan dari data
manufacture untuk single beban/object tanpa lifting lugs atau bisa dari
data name plate/tag identifikasidengan lifting lugs.
❑ Name plate / Tag identifikasi ► Standar yang diberlakukan untuk
beban/object yang dilengkapi dengan lifting lugs. Standard dalam industri
oil and gas, name Plate/Tag identifikasi ini dikeluarkan oleh Third Party
Inspector. Berisikan informasi :
► Berat kosong (tare weight),
► Berat beban (pay load),
► Berat total/kotor (maximum gross weight).
PESAWAT ANGKAT
Panjang boom
Jarak yang diukur dari pangkal
boom sampai ke ujung boom
Working Radius / Radius kerja
Jarak yang diukur secara horizontal dari
titik pusat meja putar kegaris vertikal
melalui titik pusat hook.
Boom Angle (Sudut boom)
Sudut yang terbentuk antara garis
mendatar dengan garis tengah boom
Tail radius
Jarak yang diukur secara
horizontal dari titik tengah
meja putar ke bagian
belakang crane
Tail Radius
Sudut boom
Radius kerja
α
Radius kerja
PESAWAT ANGKAT
PRINSIP KERJA CRANE
w1 x a = w2 x b
➢ Tipping Condition
w1 x a ≥ w2 x b
➢ Capacity of Load chart
w2
w1
w2
a
b
a
b
W1
W1 x a ≥ W2 X b
PESAWAT ANGKAT
Tipping
condition
FILOSOFI
LOAD CHART
4
4
PESAWAT ANGKAT
❑
Capacity Of
Load Chart
FILOSOFI
LOAD CHART
4
Stability Margin (SM)
o JIS
o API
o British
3
15% sampai 20%
20% sampai 25%
15% sampai 33%
PESAWAT ANGKAT
METODE PEMBACAAN LOAD CHART
PJ Boom
Radius
IBU L&R Standard 5.6.10 Load Charts
Load chart
harus tersedia
dalam bahasa
Inggris dan
Indonesia
Hanya bagian
keterangan
yang harus
diterjemahkan
Kesalahan
dalam marking
angka yang
terdapat dalam
Rating Chart
bisa
menyebabkan
terjadinya
praktek over
load
IBU L&R
Standard
5.6.10 Load
Charts
79
PESAWAT ANGKAT
METODE PEMBACAAN LOAD CHART
Radius
80
PESAWAT ANGKAT
METODE PEMBACAAN LOAD CHART
BoomAngle
Indicator
Load Chart
Working Range
Chart
81
PESAWAT ANGKAT
METODE PEMBACAAN LOAD CHART
LANGKAH 1
Pointer pada
Boom angle
indicator, di
sudut 60
derajat
LANGKAH 5
Lihat load chart,
pilih angka yang
ditunjukkan oleh
kolom pertemuan
antara boom ke tiga
dengan Radius 5 M,
kapasitas crane
adalah 3070 Kg
LANGKAH 2
Pilih panjang boom
yang digunakan,
contoh boom ke 3
LANGKAH 3
Titik pertemuan
antara garis sudut
600 dengan garis
lengkung panjang
boom
LANGKAH 4
Radius kerja pada garis ( X ) menunjukkan
Radius 5 M. Jika garis tidak tepat pilih angka
lebih tinggi
82
PESAWAT ANGKAT
METODE PEMBACAAN LOAD CHART
Load
Indicator
Load Chart
Working
Range
Chart
83
PESAWAT ANGKAT
METODE PEMBACAAN LOAD CHART
LANGKAH 1
Sudut boom pada Load
indicator menunjukkan
sudut 40 derajat
LANGKAH 2
LANGKAH 3
Pilih panjang boom
sesuai yang digunakan,
Misalnya boom ke 3
Lihat angka yang ditunjukkan
pointer Loadindicator pada scale
band untuk boomke 3 terlihat
sedikit dibawah2.1 diatas 1.8
LANGKAH 5
Konfirmasi denganWorking
Range Chart, pada Radius 8 M
danpanjangboomke 3 sudut
boomadalah 380 . Maka pada
sudut 400 sudah pasti mampu
mengangkat 1970 Kg
LANGKAH 4
Lihat loadchart , cari angka sedikit
dibawah2.1 tapi diatas 1.8 pada kolom
panjangboomke 3. Kapasitas crane
adalah 1970 Kgpada Radius 8 M
84
PESAWAT ANGKAT
METODE PEMBACAAN LOAD CHART
Tanda putih pada telescoping tanda boomke 3
85
PESAWAT ANGKAT
METODE PEMBACAAN LOAD CHART
86
PESAWAT ANGKAT
METODE PEMBACAAN LOAD CHART
CRANE ARTICULATING
87
PESAWAT ANGKAT
METODE PEMBACAAN LOAD CHART
❖
❖
Rentangkan boom ke arah beban.
Tentukan radius kerja pada C0G beban
yang
mau diangkat dengan mengacu kepada
panjang boom.
❖
Lihat kapasitas crane pada radius kerja
yang
telah ditentukan.
Swing boom ke arah penempatan beban.
Rentangkan boom ke titik penempatan
beban.
Tentukan Radius Kerja mengacu kepada
panjang boom.
Lihat kapasitas crane pada radius kerja
yang
telah ditentukan.
❖
❖
❖
❖
88
PESAWAT ANGKAT
LOAD WEIGHING DEVICE
Load Moment ( Rate capacity ) Indikator.
suatu sistemdengan informasi momen jungkit
pada peralatan, dengan mengenal kapasitas
crane, dan petujuk persentase kapasitas
kerja.berupa analoq, digital, lampu, lonceng,
bel, sebagai peringatan kondisi batas
kapasitas aman.
PROTECT
STABILITAS/
BATAS SWL
Load Moment ( Rate Capacity ) Limiter
suatu sistemdengan informasi momen jungkit
pada peralatan, dengan mengenal kapasitas
crane, dan petujuk persentase kapasitas
kerja.berupa analoq, digital, lampu, lonceng,
bel, serta menghentikan daya dan fungsi
sebagai peringatan kondisi batas kapasitas
aman, kecuali untuk menurunkan beban dan
mengurangi lengan beban
PESAWAT ANGKAT
CRANE MAT &LANDASAN
FUNGSI CRANEMAT
❖ Menciptakan suatu permukaan dataran operasi
PENGGUNAAN OUTRIGGER
YANGTEPAT
yang aman.
❖ Membagi berat secara merata di atas bidang
permukaan lebih luas.
53
PESAWAT ANGKAT
CRANE MAT &LANDASAN
PESAWAT ANGKAT
CRANE MAT &LANDASAN
Area blocking up base
=
WXR
BxNxV
( Satuan mtr )
W = Berat beban + ½ ( berat boom )
R = Jarak antara CoG crane dengan titik vertical beban
B = Jarak antara CoG crane dengan tiping axis
N = Jumlah out rigger yang menahan beban
W = Ground pressure
= … Sqm
PESAWAT ANGKAT
CRANE MAT &LANDASAN
❑
Kondisi landasan( Best Practice )
Jika tidak dapat dihindari, ketentuan berikut berlaku :
2 : 1 - Untuk tanah yang tidak diketahui histori-nya
1 :1 - Untuk tanah yang kuat
1 :1
2 :1
PESAWAT ANGKAT
IDENTIFIKASI, BERAT & CoGBEBAN
❑ Titik pusat berat beban
(Center of Gravity).
❑ Titik berat / Centre of Gravity beban di perlukan untuk :
o Penempatan block dapat searah garis tegak lurus terhadap beban.
o Pertimbangan dalamPenempatan sling pengikat beban.
o CoG akan mempengaruhi dinamis pengangkatan.
PESAWAT ANGKAT
CRANE LIFTING QUADRANT
PESAWAT ANGKAT
CRANE LIFTING QUADRANT
PESAWAT ANGKAT
CRANE LIFTING QUADRANT
PESAWAT ANGKAT
CRANE LIFTING QUADRANT
PESAWAT ANGKAT
CRANE LIFTING QUADRANT
DO NOT OPERATE THE CRANE IN
OVER FRONT AREA
EXCEPT AS
MANUFACTURER’S INSTRUCTIONS
PESAWAT ANGKAT
TYPES OF SIGNALS
HAND SIGNALS
: Komunikasi dengan gerakan tangan.
VOICE SIGNALS
: Komunikasi langsung dengan alat komunikasi
( Radio, Microphone, Amplifier, dll ).
AUDIBLE SIGNALS
: Komunikasi dengan menggunakan bunyi-bunyian
yang sudah di sepakati terlebih dahulu ( Klakson,
Pluit, morse, terompet dll ).
NEW SIGNALS
:Pengembangan teknologi sinyal baru.
( Gerakan laser, cahaya lampu, Reflector dll ).
HAND SIGNALS VIDIO
PESAWAT ANGKAT
HANDS SIGNAL
SEBAGAI PEMBERIABA-ABAMEMPUNYAI PERSYARATAN:
❑ Mempunyai pengalaman dan pengetahuan dengan standard aba - aba dalam
pengoperasian crane.
❑ Telah lulus dari pengujian Third party qualified evaluator atau Employer’s qualified
evaluator sebagai signalman.( OSHA 1428 /Signal Person Qualification )
❑ Mampu menempatkan diri pada tempat yang jelas dilihat operator dan dapat
mengawasi jalannya operasi.
❑ Tidak berdiri di bawah beban dan daerah jalannya beban.
❑ Mampu mengawasi agar orang2 tidak ada didaerah operasi crane.
❑ Mengerti tentang peraturan keselamatan operasi crane dalam mengangkat dan
menurunkan beban.
❑ Mempunyai kesamaan bahasa dalam menggunakan aba-aba.
PESAWAT ANGKAT
OSHA CFR POaSrHt.A19C2F6R.5P5a0rtd.a1n92A6N.5S5I0Bd3a0n.5AONSSHIBA3109.526.1425
HANDS SIGNAL
PESAWAT ANGKAT
OSHA CFR Part. 1926.550 dan ANSI B30.5
HANDS SIGNAL
PESAWAT ANGKAT
SAFETY DEVICE
❑Safety Device adalah penanganan peralatan secara mekanis,
hydrolic dan teknologi, serta sistem pada pesawat
angkat (crane) untuk menunjang aktivitas pengangkatan
dilakukan lebih aman.
❑Pemeriksaan safety device dilakukan sebelum pesawat angkat
dioperasikan.
SAFETY DEVICE PESAWAT ANGKAT
Manual book
Loadchart
Anti TwoBlock
Level Gauge
LoadMoment Indicator
LoadMeter
BoomAngle Indicator
Out door alarm&Light
BoomBack stop
WorkingRange Chart
AML/ LMI
Lock Swing&
Lock BoomHoist
BoomKick Out
Hook Latch
Add manufacture
OTHER
PESAWAT ANGKAT
DRUMS HOIST
SMOOTH DRUM
➢
➢
Smooth Drum 1/4° - 1 1/4°
Grooved Drum 1° - 2°
GROOVED DRUM
SUDUT FLEET
Diameter Hoist drum Min. 18 x 
Diameter Derrick drumMin. 15 x 
73
PESAWAT ANGKAT
DRUMS HOIST
Drum Capacity Factor
Kapasitas Drum(Drum Capacity)
▪ Pada prinsipnya kapasitas drummengacu kepada
manual book peralatan/Original Equipment
Manufacturer (OEM)
▪ Role of thumb digunakan oleh manufacture untuk
menentukan kapasitas drum
Grove = 2 ½X Dia. rope
Smooth = 2 X Dia. rope
B
A
C
DrumCapacity = (A+B ) x Bx Cx F
Ukuran dalaminch dan hasil dalamfeet
Rope Diameter
Factor
1/4"
4,160
5/16"
2,670
3/8"
1,860
7/16"
1,370
1/2"
1,050
9/16"
0,828
5/8"
0,672
3/4"
0,465
7/8"
0,342
1"
0,262
1 1/8"
0,207
1 1/4"
0,167
1 3/8"
0,138
1 1/2"
0,116
1 5/8"
0,099
1 3/4"
0,085
1 7/8"
0,074
2"
0,066
2 1/8"
0,058
2 1/4"
0,052
2 3/8"
0,046
2 1/2"
0,042
74
PESAWAT ANGKAT
DRUMS HOIST
ASME B30.5capture 5-1.3.2 Load Hoist
Mechanismpoint (2) (a)
1
2
3
“menyatakan jangan kurang
dari dua lilitan tetap berada
pada drum, tapi satu
setengah lilitan bisa kelihatan
dua “
o Maka Jumlah lilitan yang
harus tersisa pada drum
adalah 3 lilitan.
10
8
PESAWAT ANGKAT
SHEAVE
➢ Sheave Ujung Boom =18 X dia Rope
➢ Sheave Derek
=15 X dia Rope
➢ Sheave Block
=16X dia Rope
10
9
PESAWAT ANGKAT
PEMASANGAN & PEMBONGKARAN BOOM
❑ Dilakukan oleh Assembly dan Disessbley
Director berlinsensi K3, sebagai qualified
person.
❑ Gunakan blocking suport, dan bagian
intruksi cara langkah – langkah dan harus
terdapat di kabin.
❑ Pembongkaran dan penyambungan
mempertimbangkan ke manufactur intruksi.
❑ Merekomendasi penggunaan :
o Pin ujung ganda .
o Ujung pin mengarah keluar.
o Member gantungan pin yang hanya bisa
masuk dari dalam menghadap keluar.
o Pin dengan ulir, dimana memasukan dan
mengeluarkan dari bagian luar.
❑ Posting label peringatan tentang bongkar
pasang boom terdapat di kabin seperti
yang ada di manual book.
Lisensi K3
PESAWAT ANGKAT
PEMASANGAN & PEMBONGKARAN BOOM LATTICE
Boom harus diperiksa untuk :
chord dan Lacing yang bengkok,
retak lasan, deformasi & korosi.
Koneksi dan pin :
Retak, deformasi dan korosi.
• 29 CFR 1926.1417
( Derek dan derek –Operasi )
PESAWAT ANGKAT
LOAD WEIGHING DEVICE
Load Moment ( Rate capacity )
Indicator.
Load Moment ( Rate Capacity )
Limiter
LOAD INDICATOR
LOAD METER
(Analog)
Type Part Line
(Analog)
. AB & ABCD
Digital Display /
LED Indicator
Automatic Load
Moment Limiter
( Articulating )
Automatic Load
Moment Limiter
(Display Monitor)
PESAWAT ANGKAT
LOAD WEIGHING DEVICE
❑ OSHA CPR 1926 .1416 Operation Aids
►Telescoping crane harus mempunyai salah satu peralatan
keselamatan seperti load weighing device (load meter analog
/digital), load momentindicator,atau load moment limiter.
►Articulating crane mempunyai
salah satu peralatan
keselamatan seperti automatic
over loadprevention, load
weighing device (load meter
analog/digital), load moment
indicator, atau load moment
limiter.
PESAWAT ANGKAT
MENENTUKAN PANJANG BOOM
?
1th
? 2nd
? 3rd
? 4th
PESAWAT ANGKAT
LOAD MOMENT INDICATOR
Indicator beban kerja aman maksimum
yang di izinkan produsen dalam kondisi
kerja tertentu..
Alat ukur beban untuk verifikasi pada
beban angkat yang di izinkan produsen..
SMODC- LIFTING&RIGGING
METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE.
( PART LINE )
METODE PEMBACAAN ( LOAD METER ANALOG )
1. Angkat hook block (dengan dengan menarik handle
winch Block sepenuhnya) tanpa beban. Ketika
mengangkat, atur handle gas sampai jarum
menunjuk angka nol.
2. Posisikan hook block tepat diatas beban yang akan
diangkat.
3. Baca skala pada load indicator.
Contoh panjang boom 3.55m (boom dimasukkan
semua) terlihat sebelah kanan, beban yang dapat
diangkat seberat 4,05 Ton.
11
SMODC- LIFTING&RIGGING
METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE.
( PART LINE )
4.
Gantungkan beban ke hook block, dan angkat
beban tersebut setinggi 30cm dari tanah. Saat
sedang mengangkat, baca angka yang ditunjukkan
oleh pointer Load Meter.
Posisikan handle winch block dan handle gas pada
posisi yang sama dengan langkah 1.
Ketika jarum Load Meter menunjukkan angka
seperti di gambar. Berat beben adalah sekitar 1.1 t.
Jarum pada Load Meter menunjukkan berbagai
jumlah part line. Baca hasil yang ditunjukkan
sesuai dengan part line yang terpasang.
5.
Bandingkan berat beban yang diangkat dengan
kemampuan crane yang terlihat pada load
indicator.
Contoh : berat beban yang diangkat (1,1 t) lebih ringan
dari yang ditunjukkan load indicator yang menunjukkan
(4,05t), beban aman untuk diangkat.
11
SMODC- LIFTING&RIGGING
METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE.
( ZONA “A&B )
IKUTI LANGKAH DI ILUSTRASI BERIKUT :
Bandingkan berat yang ditunjukkan Load Meter
dengan yang ditunjukkan Load Indicator.
Baca berat beban yang ditunjukkan kedua
bagian. Scale band [A] untuk jarum merah dan
scale band [B] untuk jarum putih.
1. Turunkan putaran mesin
2. Atur gas sampai jarum menunjuk ke
angka 0 (Nol) pada scale load meter ketika
hook block diangkat dalam keadaan tanpa
beban
11
SMODC- LIFTING&RIGGING
METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE.
( ZONA “A&B )
Contoh, mari kita lihat case dimana
beban diangkat menggunakan 6 Fase
Line. Sedangkan boom dikeluarkan
1+2+3 sebagaimana terlihat pada
gambar load indicator.
Load meter pada scale band [B]
menunjukkan dapat mengangkat
sampai [2.05t] berdasarkan point (a)
pada load indicator sebagai mana
terlihat pada gambar.1.
Perhatikan load meter scale band [B]
pada point (b) Saat beban yang
digantung pad hook diangkat sekitar
30cm.
Jarum menunjukkan [1.0t] sebagai
berat beban sesungguhnya.
Ini menandakan bahwa crane masih
dapat mengangkat sampai [1.05t] lagi
pada contoh ini.
11
SMODC- LIFTING&RIGGING
METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE.
( ZONA “A&B )
12
SMODC- LIFTING&RIGGING
METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE.
( ZONA “A, B, C&D )
Langkah-langkah berikut untuk mengukur berat
dengan load meter.
1. Jalankan mesin dengan putaran rendah.
2. Hoist hook di bawah kondisi tanpa beban, dalam
hal ini dan mengatur kecepatan mesin sehingga
pointer dapat menunjuk nilai 0.
3. Jika boom 1 dan 2 yang digunakan, saat melihat
load meter dan kapsitas crane yang ditunjukan
(C) pada titik (c) indikator load meter agar tidak
melebihi kapasitas crane pada diagram indikator
beban ditampilkan pada halaman sebelumnya
dari pada scala (C)
4. Tahan beban dengan hook, naikkan setinggi 30
cm, dan membaca skala(C) pada titik yang
ditunjukkan oleh pointer selama mengangkat
(Dalam kapasitas, 1.7tons.)
SMODC- LIFTING&RIGGING
METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE.
( ZONA “A, B, C&D )
90
WIRE ROPE
WIRE ROPE
WIRE ROPE
WIREROPEADALAH :
Sekumpulan kawat baja yang terdiri dari wire, strand, inti (core) dan dipintal
menjadi satu kesatuan
WIRE ROPE
❑ Sipat mekanis Yang harus dimiliki wire rope :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kekuatan (strength).
Fleksibel /tahan terhadap beban tekukan.
Ketahanan terhadap abrasif /kuausan.
Ketahanan terhadap perubahan bentuk.
Ketahanan terhadap puntiran.
Ketahanan terhadap korosi.
Sehingga dalampembuatannya harus dilakukan special, namun efek
penggunaan yang tidak tepat, pemakaian yang tidak sesuai dan perawatan
tidak dilakukan dengan benar bisa menyebabkan sipat diatas berkurang.
WIRE ROPE
❑ Proses pembuatan wire rope :
❑ Descaling ( dicuci /coting ) effect dari hot zinc coating
❑ Drawing ( ditarik dari rod )
❑ Patenting ( dipanasi )
❑ Second drawing ( ditarik kembali sesuai ukuran )
❑ Galvanizing ( dicelup galvanis ) /( hot zinc coated untuk daerah lembab)
Kawat baja digunakan di daerah yang kering tidak perlu dilapisi (uncoated),
Sebab effect dari hot zinc coating kekuatan akan berkurang 10%.
❑ Stranding ( memintal wire /kawat )
❑ Closing ( memintal strand jadi wire rope )
WIRE ROPE
Preformed
Preformed
Non
Preformed
Non Preformed
Keuntungan Preformed Rope :
✓
✓
✓
✓
✓
Dipotong tanpa seizing
Ujung yang dipotong tidak terurai
Kawat putus tidak menonjol keluar
Mengurangi kerusakan kinks
Mengurangi friksi pada alur
WIRE ROPE
Steel Strand Core (SSC)
( Inti sama dengan strand )
Baja
Independent Wire Rope Core (IWRC)
( Inti terdiri tali kawat baja yang berdiri sendiri )
Armoured Core
(Gabungan tali serat dan tali kawat baja )
Alam
( terdiri dari tali serat alamseperti Manila )
Serat
Buatan
( terdiri dari tali serat alam seperti Nilon,
Poliester dll )
WIRE ROPE
REGULER LAY
ALTERNATE LAY
LANG LAY
MULTY STRAND
WIRE ROPE
❑
Seale
Kombinasi diameter kawat besar kecil, luar dan dalam.
Bagian luar untuk mencegah abrasi sedang yang luar
untuk menimbulkan sifat fleksibilitas
❑
Warrington
Kombinasi diameter kawat besar kecil diselang seling
untuk mendapatkan fleksibilitas yand tinggi dan
ketahanan terhadap abrasi
❑
Filler
Diameter kawat besar, sedang celah yang ada
diselipkan kawat diameter kecil untuk mendapatkan
ketahanan terhadap abrasi
WIRE ROPE
SATU ROPE LAY ADALAH :
Jarak yang diukur sepanjang satu kali putaran strand mengelilingi inti tali kawat baja
atau /Wire Rope.
PANJANG SATU LILITAN
ONE ROPE LAY
WIRE ROPE
❑ Kekuatan tali kawat baja /wire rope ditentukan oleh :
𝟏. Bahan / Grade.
2. Ukuran / Diameter. 3. Inti / Core.
Bahan - Plow Steel (PS)
( 1350-1570 N/ mm² )
( 1770 N/mm² )
( 1960 N/mm² )
( 2160 N/mm²)
- Improved Plow Steel (IPS)
- Extra Improved Plow Steel (EIPS)
- Extra Extra Improved Plow Steel (EEIPS)
Diameter (Ø)
Inti /Core
- Serat ( Fiber )
- Baja ( Steel )
0
s/d
3/4"
1/32"
13/16"
s/d
1 1/8"
3/16"
1 13/16"
s/d
1 1/2"
1/16"
1 9/16"
s/d
2 1/4"
3/32"
2 5/16"
s/d
Keatas
1/8"
1 N/mm²=0.1019 kg/mm²
WIRE ROPE
• Setiap suplier wire rope harus
menyediakan sertifikat yang dikeluarkan
oleh manufacture.
• Sebuah tag identifikasi dari besi sesuai
dengan sertifikat dari manufacture harus
tersedia dan dipakukan di spool wire
rope.
• Tag identifikasi harus berisi informasi
tentang kelas/bahan, pintalan, klasifikasi
strand, ukuran/diameter ,dan panjang.
• Salinan dari sertifikat wire rope yang
digunakan untuk running rope (Hoist
cable) crane harus didokumentasikan di
crane file.
• Setiap penggantian Hoist cable crane,
sertifikat wire rope lama harus
disingkirkan dan diganti dengan sertifikat
weire rope yang baru.
WIRE ROPE
IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects
1 . Tiga(3) Kawatputus berkelompok
Putus tiga (3) wire dalam satu strand sepanjang satu lilitan (one rope lay)
PANJANG SATU LILITAN
ONE ROPE LAY
ONE ROPE LAY
1
2
3
WIRE ROPE
IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects
2 . Enam(6) Kawatputus tersebar
Putus enam (6) wire pada strand yang berbeda sepanjang satu lilitan (one rope lay)
PANJANG SATU LILITAN
ONE ROPE LAY
1
2
3
4
5
6
WIRE ROPE
IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects
3. Satu (1) Kawatputusdi sekitar ujung tali
Putus satu ( 1 ) wire disekitar ujung tali harus dilakukan penggantian atau penggeseran
shocket.
Tabel – 9
IBU-L & R STD
WIRE ROPE
IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects
4. Inti rusak memburuk
Kerusakan pada inti merupakan akibat dari pembebanan yang tidak seimbang
disebabkan oleh shock loading
WIRE ROPE
IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects
5. Aus / Pengurangan diameter
Aus sampai lebih dari 1/3bagian dari kawat terluar
WIRE ROPE
IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects
6. Penyusutan diameter
Penyusutan diameter yang diakibatkan oleh tarikan ataupun pelintiran
WIRE ROPE
IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects
7. Karat dalam tali
Timbulnya karat dalam wire rope yang diakibatkan oleh keringnya pelumasan
mengakibatkan wire rope kehilangan elastisitas atau rapuh
WIRE ROPE
IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects
8. Karat dipermukaantali
Timbulnya karat dipermukaan tali yang mengakibatkan adanya lobang-lobang kecil pada
pemukaan kawat /wire terluar
WIRE ROPE
IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects
9. Perubahan bentuk
Perubahan bentuk permanen seperti kinking, crushing, birth chagging (sangkar burung),
eye deformation dan dog leg mengharuskan penggantian
WIRE ROPE
(Birdcage)
Core Protrusion/Distortion
Strand Protrusion/Distortion
certain wires, or groups of wires,
Increase in Diameter of Rope
A kink is a deformation
Flattened Portion
Positive Kink
Negative Kink
WIRE ROPE
IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects
10. Rusakakibat panas
Kerusakan yang disebabkan terkena panas berlebihan seperti terkena cutting toss dan
arus listrik (wellding)
WIRE ROPE
WIRE ROPE CLIP
TALI BANTU ANGKAT
DAN ALAT BANTU ANGKAT
TALI BANTU ANGKAT & ALAT BANTU
ANGKAT
TALI BANTU ANGKAT
RIG / COMPANY
:
COLORCODE
:
No
TAG. NO
TAG.
IDENTIFIK
ASI
SLINGS &
LIFTING GEARS
DESCRIPTION
SIZE AND
CONTRUCTI
ON
OR SIZE AND TYPE
MANUFACTURE
CERTIFICA
TE NO
WLL
SERVIC
E
USAGE
DATE AT
IN
Prepared by
OUT
ASSIGN
TO (
PIC )
LAST
INSPECTION NDT /
BY QUALIFIED MPI
PERSON
RESULT
INSPECTION BY
QUALIFIED
PERSON
ACCEPTABLE
REJECT
N/A
Approved by
Akcnowledged by
Sr Toolpusher
DSM /WSM
TALI BANTU ANGKAT
1 - WIREROPESLING
MSW Process – Lampiran L – Persyaratan 15
Stinger Sling dan Pilot Sling adalah:
Single leg atau two leg sling yang digunakan untuk penghubung sling pengikat
beban dengan hook block crane dan berfungsi untuk mengurangi kemungkinan
anggota timlifting terbentur block crane
STINGER SLINGS
PILOT SLINGS
TALI BANTU ANGKAT
1 - WIREROPESLING
Tipe wire rope sling berdasarkan jumlah kaki sling
Single leg sling
2 Leg sling
3 Leg sling
4 Leg sling
TALI BANTU ANGKAT
2 - CHAINSLING
❑ Chain sling adalah rantai dari baja (Alloy Steal) yang telah dirancang sedemikian
rupa sebagai tali bantu angkat.
Chain sling tidak boleh digunakan sebagai tali bantu angkat (Sling) dalam operasi
pengangkatan dilingkungan CPI
IBU L&R Standard 5.13.4.1 Sling Certification
CHAIN SLINGS
CHAIN SLINGSASSOSSERIES
TALI BANTU ANGKAT
2 - CHAINSLING
INSPECTION
Inspeksi terhadap rantai dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan berupa :
Aus, Keretakan, pengelasan sambungan mata dan perubahan bentuk seperti bengkok,
terpelintir dan memanjang.
Jika satu mata rantai rusak maka semuanya tidak boleh digunakan..
TALI BANTU ANGKAT
3 - WEBSLING
❑ Webbingsling adalah tali bantu angkat yang berbentuk pipih dan biasanya terbuat dari
bahan poliester.
❑ Di lingkungan SMO D&C, webbingsling tidak direkomendasikan digunakan untuk
operasi pengangkatan kecuali special case seperti barang lunak /sensitif yang tidak
bisa menggunakan wire rope sling (PTWdan dokumensertifikasi dibutuhkan).
TALI BANTU ANGKAT
3 - WEBSLING
WARNAWEBBINGSLING
TALI BANTU ANGKAT
3 - WEBSLING
BEST PRACTICE
TALI BANTU ANGKAT
4 - FIBRE ROPESLING
❑ Fiber rope sling (Sling tali serat) adalah tali serat yang diberi mata dan
digunakan sebagai tali bantu angkat.
❑ Di lingkungan CPI Fiber rope sling tidak boleh digunakan untuk operasi
pengangkatan.
TALI BANTU ANGKAT
5 - METALMESH SLING
TYPEMETALMESHSLING
ALAT BANTU ANGKAT
1 - SHACKLE
BERDASARKAN JENIS PIN, SHACKLE TIGAJENIS :
1. Screw pin shackle
2. Round pin shackle (Swivel pin shacle)
3. Safety bolt pin shackle (Four part shackle)
IBU L&R Standard 5.14.1.2 Shackles -ASME B30.26 Capture 26-1
SYARAT MINIMAL
DIGUNAKAN
IDENTIFIKASI
COLORCODE
WLL TERTERA
IBU L&R Standard
ALAT BANTU ANGKAT
1 - SHACKLE
IBU L&R Standard 5.14.1.2 Shackles -ASME B30.26Capture 26-1
RIGGINGPRACTICE :
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
Bila Screw pin shackle digunakan, pin harus dipasang sampai shoulder duduk sempurna
Bila shackle tipe Safety bolt pin shackle digunakan, cutter pin harus terpasang.
Hindari tertekuk di sudut tajam.
Hindari shock loading.
Hindari penempatan lebih dari 2 lebih mata sling dalam satu shackle.
Pusatkan beban pada centre busur dan pin, hindari beban samping.
Jika shackle di bebani kesamping nilai beban akan dikurangi sesuai dengan rekomendasi
produsen atau qualified person.
ALAT BANTU ANGKAT
Pin screw untuk pemasangan setelah diputar kandas jangan dilonggari lagi.
Untuk penggunaan jangka panjang, gunakan “Bolt type shackle“
Jangan menyeret shackle ketika memindahkan, karena dapat menyebabkan keausan.
Penggunaan sling dalam satu shackle maka sudut kaki sling tidak boleh lebih dari 120
derajat.
✓ Ketika shackle digunakan dalam chocker hitch, life line harus di posisi busur.
ASMI B 30.26 Capture 26-1.9.4 Rigging Practices
✓
✓
✓
✓
PENYIMPANGAN DI LINGKUNGANKERJA
❑ Shackle harus disimpan di daerah di mana tidak akan mengalami kerusakan,
karat, atau panas berlebihan.
❑ Jika terdapat suhu ekstrim atau lingkungan kimia aktif bimbingan yang
disediakan dibagian. B30 26 -1.6.1 atau B30 26 -1.6.2 harus diikuti.
ALAT BANTU ANGKAT
1 - SHACKLE
IBU L&R Standard 5.14.1.2 Shackles -ASME B30.26Capture 26-1
KRITERIARE-JECT SHACKLE :
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
✓
Tidak mempunyai atau hilang identitas nama manufacture, ukuran dan WLL (data
manufacture, certificate).
Indikasi kerusakan akibat panas dan percikan las.
Karat berlebihan.
Bengkok, memutar,terdistorsi, melintir, memanjang, retak, atau komponen rusak,
termasuk keausan drat.
Torehan berlebihan
Aus /pengurangan 10%dari dimensi aslinya, termasuk pin.
Pin tidak lengkap.
Kerusakan drat pin & bolt.
Pengelasan.
ASMI B30.26 Capture 26-1.8.4 Removal Criteria
ALAT BANTU ANGKAT
IBU L&R Standard 5.14.1.1 Hooks -ASME B30.10 Capture 10-0Hooks – B 30. 26
2 - HOOK
Hanya hook yang dilengkapi dengan hook latch atau positive lockinghook boleh
digunakan dalam pengangkatan ( IBU L&R Standard 5.14.1.1 )
Positive
lockinghook
Hook Latch
ALAT BANTU ANGKAT
2 - HOOK
KRITERIAKERUSAKAN HOOKS :
✓
Terdistorsi seperti bengkok, terpelintir atau bukaan mulut (throat) membesar 5%
tidak lebih dari 1/4inch.
✓
✓
✓
✓
✓
Aus 10%dari ukuran normal.
Retak, torehan.
Hook latch rusak tidak menutupmulut (throat) dengan penuh.
Sistimpengaman rangkaian hook tidak berfungsi.
Self-locking hooks tidak berfungsi dan tidak mengunci dengan baik.
ASME B30.10 Capture 10-1.2.1.2 Frequent Inspection :
❑
❑
Hook blok , kriteria kerusakan mengacu ke ASME B30.26 Capture 26-5.8.4 Removal Criteria.
Swivel hook, kriteria kerusakan mengacu ke ASME B30.26 Capture 26-4.8.4 Removal Criteria
ALAT BANTU ANGKAT
3 -EYE BOLT (Adjustable Hardware )
ASME B30.26 Capture 26-2Adjustable Hardware
✓ Dinamo eye bold hanya digunakan untuk tarikan (angkatan) keatas
✓ Eye bold jenis colar bisa digunakan untuk tarikan (angkatan)
menyudut maksimal 900 . (Penurunan SWL “Lihat table!”)
✓ Eye bolt harus tertanamsepanjang 1 ½ kali diameter atau
gunakan “nut” bila benda yang diangkat tipis
Correct
Incorrect
✓ Lift ring memiliki swivel dan berputar sesuai arah tarikan.
DINAMO
5° 𝑴𝒂𝒙 𝑫𝒆𝒗𝒊𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏
COLAR
ALAT BANTU ANGKAT
4 - TURNBUCKLE (Adjustable Hardware )
ASME B30.26 Capture 26-2Adjustable Hardware
✓
Pada umumnya turnbuckle dapat digunakan dalam pengangkatan, kecuali
turnbuckle tipe hook.
✓
Hanya turnbuckle yang memiliki identitas dan WLL boleh digunakan dalam
operasi pengangkatan.
IBU Lifting &Rigging tidak mengenal
Turnbuckle sebagai alat bantu angkat.
ALAT BANTU ANGKAT
4 - TURNBUCKLE (Adjustable Hardware )
KRITERIAKERUSAKAN TURNBUCKLE.
✓ Identifikasi hilang atau tidak terbaca.
✓ indikasi kerusakan akibat panas termasuk percikan las.
✓ Karat berlebihan atau korosi.
✓ Bengkok, memutar, terdistorsi, menggeliat, memanjang, retak, atau rusak
komponen bantalan beban
✓ torehan berlebihan atau gouges.
✓ pengurangan 10%dari dimensi asli atau katalog pada setiap bagian.
✓ Kerusakan ulir (drat) berlebihan.
✓ Pengelasan yang tidak sah atau modifikasi
✓ Untuk Swivel hoist, kurangnya kemampuan secara bebas memutar pada poros
ASME B30.26 Capture 26-2.8.4 Removal Criteria
ALAT BANTU ANGKAT
5 - PAD EYE ( ifting Point )
IBU L&R Standard 5.7.14 Pad Eye Inspection
✓ Lifting pad eye adalah merupakan lifting point yang direcomendasikan untuk
pengangkatan full lifting
✓ Lifting tubular tidak direkomendasikan untuk pengangkatan dengan crane atau
foco
✓ Lifting Tubular tidak dkenal IBU Lifting & Rigging Standard
LIFTING POINT
LIFTINGPAD EYE TYPE
LIFTING TUBULAR TYPE
ALAT BANTU ANGKAT
5 - PAD EYE ( ifting Point )
PROCESS EQUAL PAD EYE FABRICATE
✓ Material Certificate
✓ Engineering calculation
✓ Welding & WPS ( Welder certificate )
✓ Visual check
✓ NDT before load test
✓ Load test 2 X WLL
✓ NDT after load test
✓ Color code, WLL & Id
✓ Ready for use
ALAT BANTU ANGKAT
5 - PAD EYE ( ifting Point )
IBU L&R Standard 5.7.14 Pad Eye Inspection
▪ Pedeye dirancang dengan kalkulasi enginering untuk memastikan kesesuaian dengan
beban dan arah yang sesuai dengan tarikan saat pengangkatan.
▪ Ped eye harus diinspeksi untuk mengidentifikasi kerusakan , korosi atau karat, keretakan
pada las dan color code yang sesuai.
SIMBULYANGDIGUNAKAN PADALIFTINGPOINT
LIFTING & RIGGING
OPERATION SAFETY
WORKING NEAR POWER LINE
TUJUAN
❑ Personil memiliki pengetahuan tentang
persyaratan Lifting and Rigging saat
bekerja dekat power line.
❑ Personil dapat melaksanakan,
berpartisipasi dan mengevaluasi kegiatan
lifting and rigging, sehingga dilakukan
tanpa.
✓ Cedera
✓ Kerusakan properti
✓ Dampak lingkungan yang merugikan
❑ Personil mengerti peran dan tanggung
jawab mereka dalamstandar Lifting and
Rigging.
WORKING NEAR POWER LINE
Saat melakukan operasi lifting dan
rigging didekat power line
pengamanan tambahan berikut
harus dipenuhi:
1- Izin kerja listrik (energized
electrical permit) diperlukan sesuai
dengan IBU permit to work
procedure.
2- Batas zona kerja harus di
identifikasi (misal nya dengan
menggunakan bendera dan ramburambu, dan/atau menggunakan
perangkat peringatan batasan
radius, dll).
Zona kerja didefinisikansebagai
360°mengelilingi radius kerja maksimum
peralatan.
173
WORKING NEAR POWER LINE
3- Saat mendekati bagian dari peralatan lifting,beban atau tali beban yang berada
di dalam jarak minimum clearance. terhadap saluran listrik berenergi.
(lihat Tabel dibawah), hal – hal yang harus diperhatikan.
Voltage
0 – 50 kV
51- 200 kV
201 – 350 kV
351 – 500 kV
501 – 750 kV
751 – 1000 kV
≥ 1001 kV
Jarak Minimum Clearance
3.1 meters (10 feet)
4.6 meters (15 feet)
6.1 meters (20 feet)
7.6 meters (25 feet)
10.7 meters (35 feet)
13.7 meters (45 feet)
Sesuai yang ditentukan oleh utility owner
/operator atau professional engineer yang
terdaftar sebagai qualified person dalam bidang
electrical power transmission and distribution.
174
WORKING NEAR POWER LINE
175
WORKING NEAR POWER LINE
1. Personil yang bekerja di area tersebut harus diberitahu tentang lokasi jaringan
listrik dan potensi bahaya yang terkait dengan bekerja di dekat jaringan listrik.
2. Batas zona kerja harus diidentifikasi secara visual (seperti: garis peringatan,
barikade, rambu dan tanda-tanda, yang ditinggikan, dll.).
3.Peralatan lifting harus secara visual ditandai dengan peringatan,label atau
tanda-tanda (bahaya listrik).
4.Spotter khusus (Signalperson), alarm radius (proximityalarm, pembatas
rentang (range limiter), atau perangkat isolasi harus digunakan.
5.Petugas lokal yang bertanggung jawab (seperti electrical engineer, Instrument &
Electrical (I&E) spesialist, utility company, dll) harus diberitahukan minimal.24 jam
sebelum melakukan pekerjaan yang membutuhkan identifikasi tegangan,
( power line )
176
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
WORKING NEAR POWER LINE
3.6 Semua tag line yang dipakai harus terbuat dari bahan non-conductive
177
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
WORKING NEAR POWER LINE
❖ Pastikan sudah ada Permit to Work Procedure sebelum memulai pekerjaan.
❖ Lakukan Individual Hazard Analysis Procedure ( IHA, PPHA &Onsite JSA )
❖ Siapkan lifting plan critical form sketsa /gambar tampak menampakkan posisi
crane, power line, arah gerakan dan jarak-jaraknya.
❖ Lakukan Electrical Safe Work Standard dan dapatkan izin bekerja dekat power
line
(CP21-167) dari PG&T
❖Posisikan crane berdiri pada tanah yang kokoh dan rata; pastikan stabilitasnya
agar tidak terguling.
❖Pastikan daerah kerja crane maupun posisi yang mungkin dari bagian crane atau
beban selalu berada JARAK AMAN MINIMUM seperti tabel #12.
❖ Harus ada signalman/Spoter jika bahagian crane atau beban bisa berputar
( swing ) melewati jarak aman minimum.
❖ Pasang pentanahan ( Grounding System ).
❖ Selama pekerjaan berlangsung selalu diawasi oleh competent person.
178
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
WORKING NEAR POWER LINE
LIFTING CRITICAL JOB
CP 21-167
179
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
WORKING NEAR POWER LINE
EMERGENCY RESPON PLAN
180
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
WORKING NEAR POWER LINE
DON’T JUST LOOK AROUND
LOOK UP !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
DON’T PUT YOUR LIFE ON THE LINE
181
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
WORKING NEAR POWER LINE
EMERGENCY RESPONSE
1. Jika bagian dari alat pengangkat bersentuhan dengan jaringan listrik
hidup, bahaya yang lebih besar berada pada mereka yang berada di
tanah yang memegang/menyentuh beban atau sling. Maka, jika
bekerja dekat jaringan hidup, jangan memegang beban atau sling
sebelum boom dan perpindahan beban berhenti bergerak. Jika
dibutuhkan, gunakan tali manila yang bersih dan kering atau tali
plastik.
2. Seandainya boom atau load line menyentuh jaringan listrik hidup,
operator harus berusaha untuk mengerakkan boom ke arah yang
bebas. Jika boom tidak dapat digerakkan lagi atau kawat putus,
operator harus tetap berada dalam kabin dan jangan panik.
182
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
WORKING NEAR POWER LINE
EMERGENCY RESPONSE
Pada umumnya daerah operasi CPI, tahanan listrik sangat tinggi bahkan
alat angkat dengan track rantai tidak dapat dikatakan sudah membuat
grounding karena tahanan tanah yang tinggi dibawah track rantai tersebut.
PG&T mengalami beberapa kejadian dimana kawat putus yang jatuh ke
tanah, ternyata masih hidup. Penyebabnya karena tahanan tanah yang
tinggi membatasi besarnya arus yang diperlukan untuk mengerakkan
pemutus arus di hulu jaringan.
Hal di atas bisa lebih buruk pada kasus Foco Truck, “A frame”, dan lainnya
yang berdiri pada ban karet, jika menyentuh jaringan listrik hidup, maka
alat tersebut akan bertegangan sama dengan tegangan jaringan yang ada,
karena terisolasi oleh ban karet ke tanah. Ini dikarenakan oleh tambahan
isolasi yang menyebabkan alat pemutus arus di hulu jaringan tidak
merasakan gangguan dan kemungkinan tidak terbuka.
183
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
WORKING NEAR POWER LINE
EMERGENCY RESPONSE
Melangkah turun dari alat ini ke tanah bisa lebih fatal sebab sewaktu
tangan anda masih memegang alat dan kaki anda telah di tanah, maka
anda akan menjadi penghantar arus yang menghubungkan alat ke tanah.
Oleh karena itu, pada kondisi yang demikian, mereka yang berada di
dalam alat/kabin harus tetap berada dalamkabin sampai pertolongan
darurat datang, mematikan aliran listrik dan membebaskan kawat-kawat
yang tersangkut ke bahagian dari alat pengangkat.
3. Jika terjadi kebakaran atau dengan alasan apa saja yang memungkinkan
tidak bisa tetap berada di dalam kabin, maka orang tersebut harus keluar
turun dari alat dengan melompat sejauh mungkin.
184
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
WORKING NEAR POWER LINE
EMERGENCY RESPONSE
INGAT! jika tidak ada masalah, bersabarlah tetap tenang dan tinggal di
atas alat sampai keadaan aman untuk turun. Jika terjadi kebakaran atau
alasan apapun yang mengharuskan anda turun maka turunlah dengan
cara melompat sejauh mungkin. Jangan membiarkan bagian badan anda
menyentuh alat dan tanah pada waktu bersamaan.
185
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
LIFTING PLAN
❑
Liftingplan adalah suatu perencanan yang
disusun sedemikian rupa untuk melakukan
pengangkatan yang selamat menggunakan alat
angkat (crane).
❑
Rencana pengangkatanbisa saja sederhana
yaituberupa diskusi antara pimpinan timkerja
(Supervisor) dengan operator dan riger
sebelumpengangkatan dilakukan. Perencanaan
lebih komplek seperti dilengkapi dengan
gambar detail tempat kerja, dan suatu timyang
terdiri dari riger yang berpengalaman, crane
operator dan engineer berpengalaman tentang
liftng&rigging.
(IBU L&R 5.5.1.1 Lift Plan Requirement )
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
LIFTING PLAN
❑
Lift Plan tertulis diperlukan untuk pengangkatan kritis dan /atau nonroutine, termasuk namun tidak terbatas pada:
Pengangkatan buta (blind lifts).
Pengangkatan kompleks (complex lifts).
Pengangkatan komplikasi (complicated lifts).
Pengangkatan berat (heavy lifts).
✓ Pengangkatan yang melibatkan orang naik ke dalam keranjang kerja
(man riding work basket).
✓ Pengangkatan lain yang ditentukan oleh Qualified Lifting Operator karena
keunikannya.
✓
✓
✓
✓
( IBU MSW Process Lampiran ( L ) – Persyaratan #3 )
❑ Pengangkatan kritikal dan /atau non rutin membutuhkan Lifting Plan, PTW,
PPHA, JSA dan IHA.
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
LIFTING PLAN
Pengangkatan di D&C dilakukan berulang-ulang untuk jenis beban yang sama maka proses
pelaksanaan lifting plan untuk fasilitas atau rig adalah sebagai berikut :
1 . Data semua peralatan yang akan diangkat crane atau foco pada masing masing rig
dan catat dalam . Lifting & riggingActivity Matrix.
2 . Lakukan pengklasifikasian pengangkatan untuk masing-masing peralatan tersebut
dengan menjawab 10 pertanyaan yang tertera pada form Lifting & Rigging Activity Register
Jika salah satu pertanyaan jawabannya (ya) maka
pengangkatan dikategorikan pengangkatan Kritikal dan /atau Non routin, Jika semua
pertanyaan jawabannya (Tidak) maka pengangkatan dikategorikan pengangkatan Rutin.
3 . Setelah semua peralatan yang akan diangkat crane diklasifikasikan, rangkum ke dalam
Form Lifting & rigging Activity Matrix. Form Lifting & rigging Activity Matrix dan Lifting &
Rigging Activity Register yang sudah dibuat, dibindel dan ada di cabin crane/Foco dan
duplikatnya ada di rig office.
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
LIFTING PLAN
4. Semua pengangkatan yang sudah teregistrasi (teridentifikasi) sebagai pengangkatan
kritikal harus mempunyai Lifting Plan Tertulis dengan menggunakan form Lifting plan
check list and approval verse 1.2 , direview oleh competent person dan dikomunikasikan
sebelumpengangkatan dilakukan.
5. Sementara pengangkatan yang sudah teregistrasi sebagai pengangkatan Rutin
membutuhkan FormPengangkatan Rutin.
6. Log Book Pengoperasian Crane Harian diisi oleh operator setiap shift dalam
satu bulan. Semua SWA yang dilakukan, identifikasi bahaya, perbaikan dan perawatan
crane dicatat pada bagian belakang Log book pengoperasian crane.
7. Semua pengangkatan yang sudah terregistrasi sebagai pengangkatan kritikal
harus mempunyai PPHA, Onsite JSA dan IHAmengacu kepada MSW Lampiran
B IBU – HazardAnalysis Procedure.
8. Semua pengangkatan yang sudah teregistrasi sebagai pengangkatan rutin harus
mempunyai JSA dan IHA mengacu kepada MSW Lampiran B IBU – Hazard
Analysis Procedure.
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
LIFTING PLAN
Fasilitas/Rig:
LIFTINGAND RIGGINGACTIVITYMATRIX
No
Peralatan
/
Perlengkap
an
LOAD DIMENSION
Tipe
Pengangkat
an
Panjan Lebar Tinggi Bera
Kritikal Rutin
g
(Mete (Mete t
(Meter) r)
r)
(To
n)
Status
Pengangkat
an
Remark
Jumlah alat
angkat
(Alat Angkat
Yang
Digunakan)
Contoh alat angkat yang digunakan : mobile crane, crane foco truck, travelling block, sand line winch, dan hydraulic hoist winch.
Status pengangkatan penuh/sebagian
Dibuat oleh
Competent Person
Disetujui oleh
Person Managing Control of Work
Diketahui oleh
Company Representative
LIFTINGAND RIGGINGACTIVITY REGISTER
Load description
Load Weight
LIFT PLAN
Crane type & capacity
Lifting status
Full
Half
Rig / Facility
PENGANGKATAN KRITIKAL
1
Apakah pengangkatan beban melebihi 75% dari kapasitas crane pada load chart atau berat beban diatas 25 ton ?
( Heavy lifts )
2
Apakah pengangkatan diatas fasilitas operasi, peralatan atau equipment ? ( Complex Lifts )
3
Apakah pengangkatan didaerah sempit terdapat rintangan structure, rak pipa dan penghalang lain ( Complex Lifts )
Ataupun Operator lifting tidak memiliki pandangan langsung terhadap seluruh atau sebagian objek yang diangkat?
( Blind Lifts )
4
Apakah pengangkatan didaerah yang memiliki kondisi tanah yang buruk atau bawah tanah yang tidak di ketahui ?
( Complex Lifts )
5
Apakah pengangkatan di dekat over head power line aktif atau sumber arus terbuka ? ( Complex Lifts )
6
Apakah pengangkatan melakukan perputaran beban dari vertical ke horizontal dan sebaliknya ? ( Complicated Lifts )
7
Apakah pengangkatan menggunakan dua pesawat angkat dalam waktu bersamaan ? ( Complicated Lifts )
8
Apakah pengangkatan personel dengan menggunakan main basket ? ( Man Riding Work Basket )
9
Apakah pengangkatan memiliki potensi benturan, terbalik dan terlempar mengakibatkan cidera personel atau rusaknya
peralatan serta keterlambatan jadwal dan kehilangan data penting yang dampaknya signifikan ? ( Complicated Lifts )
10
Apakah pengangkatan termasuk unik yang ditentukan oleh Qualified Lifting Operator ( Considered Unique )
YA
TIDAK
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
RIGGING HITCH
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
RIGGING HITCH
❑
Dalam operasional lifting jika hanya memperhitungkan Working Load Limit
(WLL) sling, tanpa dihitungkan pengaruh tekhnik pengikatan (konfigurasi sling)
dan sudut kaki sling terhadap Beban Kerja Aman (SWL) sling.
❑ Personal yang terlibat operasi lifting & rigging harus memahami pengaruh teknik
pengikatan (konfigurasi sling) terhadap Beban Kerja aman (SWL) sling.
❑
Sudut kaki sling perlu di perhatikan karena dapat meningkatkan beban kaki sling
ketika melakukan pengangkatan dengan multi leg sling.
❑
Tegangan kaki sling adalah berat tarikan yang diterima oleh kaki sling pada saat
melakukan pengangkatan.
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
RIGGING HITCH
TEGANGAN KAKI SLING
Sudut Kaki sling
0’
10’
20’
30’
40’
50’
60’
70’
80’
90’
100’
110’
120’
130’
140’
150’
160’
Factor
0.5000
0.5015
0.5075
0.5175
0.5032
0.5515
0.5770
0.6100
0.6525
0.7070
0.7775
0.8715
1.0000
1.1830
1.4620
1.9315
2.8795
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
RIGGING HITCH
DASAR IKATAN
TEGANGAN KAKI SLING
Basket
Bridle
factor =1.00
factor = 0.50
Chocker
factor = 1.33
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
RIGGING HITCH
TEGANGAN KAKI SLING
W
L
H
= Berat beban
= Panjang kaki sling
= Tinggi antara ujung hook dan beban
T=WXL
2XH
LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY
LIFTING WORK ZONE
LIFTING LINE OF FIRE
❑ Lifting Line of Fire :
Area kerja yang digunakan, di ukur dari radius maximum ketika boom di gunakan
disudut 0ºditambah panjang dari CoG beban ke sisi terluar beban dengan
lintasan dari Load pick up ( titik pengambila beban ) ke load set beban /lay down
beban (titikpenempatan beban ).
Hal-hal yang perlu di pertimbangan untuk menentukan Lifting Line Of Fire :
(Tensioned Lines, Objects withFall Potential, Objects withRoll Potential, Dynamic
Load potential, Spring-Loaded Devices )
❑ Fall Zone, pada pekerjaan pengangkatan yang dilakukan di ketinggian. Ukuran
Fall zone tergantung pada ruang lingkup kerja dan potensi alat dan
perlengkapan jatuh. Jaga agar Fall zone bersih dari pekerja.
Download