CRANE & RIGGER Dasar hukum ❑ UU No.1 Tahun 1970 ❑ PP No. 50 Tahun 2012 ❑ Permenaker No.08/Men/2020 ❑ Standard nasional / internasional Instalasi / peralatan PAPA ❑ Peralatan Angkat ❑ Pita Transport ❑ Pesawat Angkutan Di Atas Landasan & Di Atas Permukaan ❑ Angkutan Jalan Rel PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT Permenaker 08 Tahun 2020 PESAWAT ANGKAT Pasal 21 DONGKRAK/LIER/JACKING CRANE SYSTEM TRUCK/CAR LIFT POST LIFT RIG PINION / HIDROLIK DRILLING RIG GONDOLA PASSANGER HOIST TAKEL HOIST CRANE OVERHEAD CRANE, OVERHEAD TRAVELLING CRANE MONORAIL CRANE WALL CRANE STACKER CRANE GANTRY CRANE SEMI GANTRY CRANE LAUNCHER GANTRY CRANE ROLLER GANTRY CRANE RAIL MOUNTED GANTRY CRANE RUBBER TIRE GANTRY CRANE GANTRY LUFFING CRANE SHIP UNLOADER CRANE CONTAINER /CARGO CRANE SHIP/FLOATING SHIP CRANE BARGE/PONTON/FLOATING CRANE (TONGKANG) DERRICK SHIP CRANE FLOATING DERRICKS CRANE DREDGING CRANE CRAWLER CRANE MOBILE CRANE LOKOMOTIF CRANE DAN/ATAU RAILWAY CRANE TRUCK CRANE TRACTOR CRANE SIDE BOOM CRANE PILLING CRANE/MESIN PANCANG DERRICK CRANE TOWER CRANE PEDESTAL CRANE ALAT ANGKAT PENGATUR POSISI BENDA KERJA (SKY HOOK DAN ROBOTIK) PESAWAT ANGKAT PILLING CRANE LIFTING & RIGGING ► Proses dimana beban diikat, diangkat dan dipindahkan dengan menggunakan perangkat mekanik. Srandardized OE Prosses – MSW Lampiran (L) SAFE WORKING LOAD SWL ► Nilai batas aman penggunaan yang diizinkan. WORKING LOAD LIMIT WLL ► Nilai batas maksimum kemampuan peralatan. PESAWAT ANGKAT OPERATIONAL ❑ ONSHORE ( DARAT ). ❑ OFF SHORE ( LAUT ). ❑ SKY CRANE ( UDARA) PESAWAT ANGKAT LISENSI 1. FIXED CRANE ( KRAN PUTAR TETAP ) PEDESTAL CRANE TOWER CRANE PORTAL CRANE JIB CRANE 2. BRIDGE CRANE ( KRAN JEMBATAN ) GANTRY CRANE OVER HEAD CRANE DERRICK CRANE WALL CRANE PESAWAT ANGKAT 3. MOBILE CRANE ( KRAN MOBIL ) CRAWLER CRANE Telescopic Boom Lattice Boom Articulating Boom MOUNTE D CRAWLER SELF PROPELLED / ROUGHTERRAIN CRANE Telescopic Boom MOUNTE D SINGLE STATION Lattice Boom Articulating Boom PESAWAT ANGKAT 3. MOBILE CRANE ( KRAN MOBIL ) TRUCK MOUNTED CRANE Telescopic Boom Lattice Boom Articulating Boom TRUCK MOUNTE D MULTY STATION TRUCK LOADER CRANE /BOOM TRUCK Telescopic Boom TRUCK MOUNTED COMERCIAL Lattice Boom Articulating Boom PESAWAT ANGKAT 3. MOBILE CRANE ( KRAN MOBIL ) SIDE BOOM CRANE LOCOMOTIVE CRANE MOUNTED SIDE BOOM & LOCOMITIVE CRANES TYPES & COMPONENT PESAWAT ANGKAT KWALIFIKASISI ❑ Migas (A, B & C ) ❖ A ❖ B ❖ C ( Sampai 25 Ton ) ( 25 Ton Sampai 50 Ton ) ( Diatas 50 Ton ) ❑ Depnaker ( III, II&I) ❖ III ❖ II ❖ I ⇰ permenakertrans_8_2020 ( sampai 25 Ton ) ( 25 Ton sampai 100 Ton ) ( Diatas 100 Ton ) ❑ Khusus PESAWAT ANGKAT ❑ Free On Wheels ( On Rubber ) Pengangkatansebuah crane tanpa menggunakan Out Rigger ❑ Blocking Up Base Pemasangan Outrigger Jack dengan menambah penampang ❑ Derrecking /Luffing Derek untuk menaikan /menurunkan boom ❑ Condition of Tipping Kondisi Crane pada saat mendekati jungkit ❑ Condition of Lift Kondisi Crane pada saat mengangkat beban ❑ Hoisting /Lowering Pada saat naik atau turun beban ❑ Boom/Jib Length Panjang boom /panjang jib ❑ Out Reach Jarak antara titik tengah hook dengan bagian crane terdekat pada saat pengangkatan PESAWAT ANGKAT ❑ Radius Jarak antara titik tengah crane /centre crane berputar dengan titik tengah hook ❑ SWL Pengangkatan sebuah crane yang aman/beban kerja aman ❑ Slewing /Swing Crane berputar ❑ Strut boom Kisi boom ❑ Extension boom Sambungan boom ❑ Boomtop section Section paling ujung dari boom ❑ Pin hole Lobang Pin Boom ❑ BoomBotomSection Boompangkal ❑ BoomBack Stop Pipa /alat penyangga boom supaya tidak terbalik kebelakang PESAWAT ANGKAT ❑ Boomfoot pin /Spring pin Pin dan penitinya ❑ Main hoist rope Tali angkat utama ❑ Single Line Pul/Lead Line Load Line single mengarah ke Drum ❑ Aux Hois Tali bantu untuk tali angkat angkat ❑ Reeving /Part Line Kumpulan tali-tali yang masuk ke sheave roller block ❑ Slewing ring Bundaran swing ❑ Tail radius Jarak antara crane berputar dengan bagian belakang crane ❑ Counter weight Pemberat/ penyeimbang PESAWAT ANGKAT ❑ Bridle Kumpulan roller-roller yang ada di must /gantry ❑ BoomHoist Break Rem boom ❑ Derrecking ties of pendant Tali pendant ❑ Ply Jib Mast Pipa penyangga tali pendant jib ❑ Gantry Mast of A Frame Penyangga mast boom ❑ Free falls Jatuh bebas PESAWAT ANGKAT INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT Beberapa peraturan dan dasar acuan dalam pemeriksaan: ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ IBU L&R Standard 2008. Permentamben RI No.06P/07461M.PE/1991, tgl. 19 November 1991. Keputusan Didan Migas No. 84. K/38/DJW1 998, tgl. 19 Agustus 1998. Permenaker RI No. 05/Men/1985, tgl. 2 Agustus 1985. Surat Dirjen Migas 84K/38/DJM/1998 Permen ESDM no 38 tahun 2017 Permen ESDM no 18 tahun 2018 ANSI B30 ( Khusus untuk mobile Crane). ANSI B30 ( Khusus untuk mobile Crane Articulating ). Manufacturer Book & Instruction Manual. API Specification 2C, "Specification for Offshore Cranes". API RP 2D, ”Operation & Maint. of Offshore Crane”. ANSI/ASME B30.10 (Hook) API Specification 9A, "Specification for Wire Rope”. PESAWAT ANGKAT INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT Tambahan Referensi Standard : ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ANSI/ASME B30.16 (pedestal hoist) 30.17 (pedestal crane) ANSI/ASME B30. 9 ( Slings ) API B 30.2 Safety requirement for Overhead and Gantry Crane ISO 4301 up to ISO 4306 CRANE Standard including mobile cranes, tower cranes, jib cranes, bridge cranes, etc ASTM Standard for Structural Steel Material. AWS D 1. 1, "Structural Welding Code”. ASME V, "Non Destructive Examination”. ASME IX,"Welding And Brazing Qualifications. Manufacturer Book & Instruction Manual. PESAWAT ANGKAT INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT INSPEKSI UPER STRUCTURE PESAWAT ANGKAT INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT INSPEKSI LOWER STRUCTURE PESAWAT ANGKAT INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT INSPEKSI MACHINERY & TURNTABLE TURNTABLE PESAWAT ANGKAT INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT PESAWAT ANGKAT INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT 1. Inspeksi visual dan dokumentasi sebelum pekerjaan ( Dailly Inspection ). 2. Inspeksi bulanan. ( Monthly Inspection ) 3. Inspeksi tahunan sesuai dengan spesifikasi manufaktur standar industri atau kebijakan perusahaan ( Annual Inspection ) 4. Inspeksi jika ada modifikasi, perbaikan atau perubahan. 5. Pada waktu lain yang ditentukan oleh orang yang punya kualifikasi. ( Pre mobilisasi – SKPP /SPP /CoI/SILO /SKKO ) PESAWAT ANGKAT INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT MONTHLY INSPECTION PRE- MOBILISASI INSPECTION ANNUAL INSPECTION STICKER TAG PASS INSPECTION DC MOBILECRANE Identifiksi - 1 ( BM 8908 JU ) F7T0299 FURUKAWA UNIC URV804 K Truck Mounted Crane Telescopic Boom Tanggal, Bulan dan Tahun Deliveri / Pre-Mobilisasi PT Dilema Drill Ind ( Rig DDI # 05 ) 03 July 2018 10 Agustus 2019 SKPP/ SPP / COI / SILO YEARLY INSPECTIONS Tanggal, Bul an dan Lebih aw a Tahun l expire Third Party Inspector Third Party Inspector Leader Contractor Equipment Owner CPI Representative Identifiksi - 2 PESAWAT ANGKAT IZINKELAYAKAN PESAWATANGKAT S K P P SI LO CoI S P P SKKO SKPP. = Surat Kelayakan Pengguna Peralatan. SPP. = Surat Persetujuan Penggunaan. CoI. = Certificate of Inspection. SILO. = Surat Izin Layak Operasi. SKKO. = Surat KeteranganKelayakan Operasi. PESAWAT ANGKAT DOKUMENT CRANE FILE 1. 2. 3. 4. 5. 6. Alamat dan nomor telepon pabrik pembuat. Alamat dan nomor telepon Agen dan Principle. Model dan serial number crane. Salinan load chart, working range chart & konfigurasi reeving. Salinan dari inspeksi harian, inspeksi bulanan, per tiga bulan, & inspeksi tahunan (untuk 4 tahun). Salinan SPP/ CoI atau PLO, Wire rope certificate, NDT certificate & test load dan berkas pemeriksaan. 7. Salinan qualifikasi operator ( SIO/SKK-OPA, Permit Perusahaan dan Permit Chevron ( Clover ) 8. Salinan berkas qualifikasi rigger ( Rigger Certificate GOI ) dan Rigger Permit Chevron ( Clover ) 9. Salinan wire rope certificate. 10. Informasi dan keterangan setiap perubahan usia crane. 11. Informasi dan keterangan setiap perbaikan crane. 12. Sertifikasi crane untuk mengangkat orang. 13. Buku catatan operasi crane dan pemeliharaan crane. IBU Lifting &Rigging Standard 5.8.1 Crane File /Record Book Note : Lifting Gear Management Register. ( Catatan peralatan /alat bantu angkat ) PESAWAT ANGKAT INSPEKSI PADAPESAWATANGKAT PESAWAT ANGKAT PRINSIP KERJA CRANE STABILITY FAILURE STRUCTURAL FAILURE PESAWAT ANGKAT PENYEBAB KEGAGALAN STABILITAS & STUCTURE. ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ BERAT BEBAN. MAXIMUM RADIUS & TINGGI ANGKATAN . SWL CRANE ( kapasitas sesuai kemampuan radius ). KONDISI LANDASAN / TANAH UNTUK TUMPUAN. SPACE & MANUVER SWING ( Gerakan berputar crane ). KERUSAKAN TIDAK TERDETEKSI SAAT INSPEKSI. KURANG PERAWATAN. PATIK. BEBAN DINAMIS. ( Kecepatan gerakan, gerakan tiba-tiba, shock loading, pergeseran lifting point, CoG tidak diketahui dan kecepatan angin ). PESAWAT ANGKAT BEBAN PESAWATANGKAT PESAWAT ANGKAT IDENTIFIKASI BEBAN PESAWAT ANGKAT IDENTIFIKASI, BERAT & CoG BEBAN ❑ Hitung berat berdasarkan ukuran (contoh: pound/feet tubing) ❑ Lihat di surat jalan (cargo manifest) atau informasi dari manufaktur PESAWAT ANGKAT IDENTIFIKASI, BERAT &CoG BEBAN ❑ Cek di nameplate peralatan ❑Menggunakan indikator beban pada alat angkat, jika ada. PESAWAT ANGKAT IDENTIFIKASI, BERAT &CoG BEBAN ❑ Memperkirakan berdasarkan faktor-faktor yang diketahui /pengalaman sebelumnya (Bukan kira-kira, harus berdasar) ❑ Berat beban berada dalam load chart dari alat angkat dan dari lifting activity matrix PESAWAT ANGKAT IDENTIFIKASI, BERAT & CoG BEBAN ❑ Marking berat beban► Berupa tulisan pada beban, sebagai informasi berat beban/object, umumnya berupa single beban/object tanpa lifting lugs. Marking berat beban diberikan oleh manufacture dan disupport dengan data. ❑ Datamanufacture adalah► Sertifikat atau kertas informasi dari manufacture mengenai data beban/object dan keterangan informasi berat beban/object, umumnya berupa single material/object tanpa lifting lugs. PESAWAT ANGKAT IDENTIFIKASI, BERAT & CoG BEBAN ❑ Cargo manifest ► Dokumen pengiriman barang dalamindustri cargo komersial di dalamnya terdapat informasi spesifikasi barang, termasuk berat beban /object. Dokumen ini diadopsi dari industri oil and gas. Berat beban/object dalamcargo manifest didapatkan dari data manufacture untuk single beban/object tanpa lifting lugs atau bisa dari data name plate/tag identifikasidengan lifting lugs. ❑ Name plate / Tag identifikasi ► Standar yang diberlakukan untuk beban/object yang dilengkapi dengan lifting lugs. Standard dalam industri oil and gas, name Plate/Tag identifikasi ini dikeluarkan oleh Third Party Inspector. Berisikan informasi : ► Berat kosong (tare weight), ► Berat beban (pay load), ► Berat total/kotor (maximum gross weight). PESAWAT ANGKAT Panjang boom Jarak yang diukur dari pangkal boom sampai ke ujung boom Working Radius / Radius kerja Jarak yang diukur secara horizontal dari titik pusat meja putar kegaris vertikal melalui titik pusat hook. Boom Angle (Sudut boom) Sudut yang terbentuk antara garis mendatar dengan garis tengah boom Tail radius Jarak yang diukur secara horizontal dari titik tengah meja putar ke bagian belakang crane Tail Radius Sudut boom Radius kerja α Radius kerja PESAWAT ANGKAT PRINSIP KERJA CRANE w1 x a = w2 x b ➢ Tipping Condition w1 x a ≥ w2 x b ➢ Capacity of Load chart w2 w1 w2 a b a b W1 W1 x a ≥ W2 X b PESAWAT ANGKAT Tipping condition FILOSOFI LOAD CHART 4 4 PESAWAT ANGKAT ❑ Capacity Of Load Chart FILOSOFI LOAD CHART 4 Stability Margin (SM) o JIS o API o British 3 15% sampai 20% 20% sampai 25% 15% sampai 33% PESAWAT ANGKAT METODE PEMBACAAN LOAD CHART PJ Boom Radius IBU L&R Standard 5.6.10 Load Charts Load chart harus tersedia dalam bahasa Inggris dan Indonesia Hanya bagian keterangan yang harus diterjemahkan Kesalahan dalam marking angka yang terdapat dalam Rating Chart bisa menyebabkan terjadinya praktek over load IBU L&R Standard 5.6.10 Load Charts 79 PESAWAT ANGKAT METODE PEMBACAAN LOAD CHART Radius 80 PESAWAT ANGKAT METODE PEMBACAAN LOAD CHART BoomAngle Indicator Load Chart Working Range Chart 81 PESAWAT ANGKAT METODE PEMBACAAN LOAD CHART LANGKAH 1 Pointer pada Boom angle indicator, di sudut 60 derajat LANGKAH 5 Lihat load chart, pilih angka yang ditunjukkan oleh kolom pertemuan antara boom ke tiga dengan Radius 5 M, kapasitas crane adalah 3070 Kg LANGKAH 2 Pilih panjang boom yang digunakan, contoh boom ke 3 LANGKAH 3 Titik pertemuan antara garis sudut 600 dengan garis lengkung panjang boom LANGKAH 4 Radius kerja pada garis ( X ) menunjukkan Radius 5 M. Jika garis tidak tepat pilih angka lebih tinggi 82 PESAWAT ANGKAT METODE PEMBACAAN LOAD CHART Load Indicator Load Chart Working Range Chart 83 PESAWAT ANGKAT METODE PEMBACAAN LOAD CHART LANGKAH 1 Sudut boom pada Load indicator menunjukkan sudut 40 derajat LANGKAH 2 LANGKAH 3 Pilih panjang boom sesuai yang digunakan, Misalnya boom ke 3 Lihat angka yang ditunjukkan pointer Loadindicator pada scale band untuk boomke 3 terlihat sedikit dibawah2.1 diatas 1.8 LANGKAH 5 Konfirmasi denganWorking Range Chart, pada Radius 8 M danpanjangboomke 3 sudut boomadalah 380 . Maka pada sudut 400 sudah pasti mampu mengangkat 1970 Kg LANGKAH 4 Lihat loadchart , cari angka sedikit dibawah2.1 tapi diatas 1.8 pada kolom panjangboomke 3. Kapasitas crane adalah 1970 Kgpada Radius 8 M 84 PESAWAT ANGKAT METODE PEMBACAAN LOAD CHART Tanda putih pada telescoping tanda boomke 3 85 PESAWAT ANGKAT METODE PEMBACAAN LOAD CHART 86 PESAWAT ANGKAT METODE PEMBACAAN LOAD CHART CRANE ARTICULATING 87 PESAWAT ANGKAT METODE PEMBACAAN LOAD CHART ❖ ❖ Rentangkan boom ke arah beban. Tentukan radius kerja pada C0G beban yang mau diangkat dengan mengacu kepada panjang boom. ❖ Lihat kapasitas crane pada radius kerja yang telah ditentukan. Swing boom ke arah penempatan beban. Rentangkan boom ke titik penempatan beban. Tentukan Radius Kerja mengacu kepada panjang boom. Lihat kapasitas crane pada radius kerja yang telah ditentukan. ❖ ❖ ❖ ❖ 88 PESAWAT ANGKAT LOAD WEIGHING DEVICE Load Moment ( Rate capacity ) Indikator. suatu sistemdengan informasi momen jungkit pada peralatan, dengan mengenal kapasitas crane, dan petujuk persentase kapasitas kerja.berupa analoq, digital, lampu, lonceng, bel, sebagai peringatan kondisi batas kapasitas aman. PROTECT STABILITAS/ BATAS SWL Load Moment ( Rate Capacity ) Limiter suatu sistemdengan informasi momen jungkit pada peralatan, dengan mengenal kapasitas crane, dan petujuk persentase kapasitas kerja.berupa analoq, digital, lampu, lonceng, bel, serta menghentikan daya dan fungsi sebagai peringatan kondisi batas kapasitas aman, kecuali untuk menurunkan beban dan mengurangi lengan beban PESAWAT ANGKAT CRANE MAT &LANDASAN FUNGSI CRANEMAT ❖ Menciptakan suatu permukaan dataran operasi PENGGUNAAN OUTRIGGER YANGTEPAT yang aman. ❖ Membagi berat secara merata di atas bidang permukaan lebih luas. 53 PESAWAT ANGKAT CRANE MAT &LANDASAN PESAWAT ANGKAT CRANE MAT &LANDASAN Area blocking up base = WXR BxNxV ( Satuan mtr ) W = Berat beban + ½ ( berat boom ) R = Jarak antara CoG crane dengan titik vertical beban B = Jarak antara CoG crane dengan tiping axis N = Jumlah out rigger yang menahan beban W = Ground pressure = … Sqm PESAWAT ANGKAT CRANE MAT &LANDASAN ❑ Kondisi landasan( Best Practice ) Jika tidak dapat dihindari, ketentuan berikut berlaku : 2 : 1 - Untuk tanah yang tidak diketahui histori-nya 1 :1 - Untuk tanah yang kuat 1 :1 2 :1 PESAWAT ANGKAT IDENTIFIKASI, BERAT & CoGBEBAN ❑ Titik pusat berat beban (Center of Gravity). ❑ Titik berat / Centre of Gravity beban di perlukan untuk : o Penempatan block dapat searah garis tegak lurus terhadap beban. o Pertimbangan dalamPenempatan sling pengikat beban. o CoG akan mempengaruhi dinamis pengangkatan. PESAWAT ANGKAT CRANE LIFTING QUADRANT PESAWAT ANGKAT CRANE LIFTING QUADRANT PESAWAT ANGKAT CRANE LIFTING QUADRANT PESAWAT ANGKAT CRANE LIFTING QUADRANT PESAWAT ANGKAT CRANE LIFTING QUADRANT DO NOT OPERATE THE CRANE IN OVER FRONT AREA EXCEPT AS MANUFACTURER’S INSTRUCTIONS PESAWAT ANGKAT TYPES OF SIGNALS HAND SIGNALS : Komunikasi dengan gerakan tangan. VOICE SIGNALS : Komunikasi langsung dengan alat komunikasi ( Radio, Microphone, Amplifier, dll ). AUDIBLE SIGNALS : Komunikasi dengan menggunakan bunyi-bunyian yang sudah di sepakati terlebih dahulu ( Klakson, Pluit, morse, terompet dll ). NEW SIGNALS :Pengembangan teknologi sinyal baru. ( Gerakan laser, cahaya lampu, Reflector dll ). HAND SIGNALS VIDIO PESAWAT ANGKAT HANDS SIGNAL SEBAGAI PEMBERIABA-ABAMEMPUNYAI PERSYARATAN: ❑ Mempunyai pengalaman dan pengetahuan dengan standard aba - aba dalam pengoperasian crane. ❑ Telah lulus dari pengujian Third party qualified evaluator atau Employer’s qualified evaluator sebagai signalman.( OSHA 1428 /Signal Person Qualification ) ❑ Mampu menempatkan diri pada tempat yang jelas dilihat operator dan dapat mengawasi jalannya operasi. ❑ Tidak berdiri di bawah beban dan daerah jalannya beban. ❑ Mampu mengawasi agar orang2 tidak ada didaerah operasi crane. ❑ Mengerti tentang peraturan keselamatan operasi crane dalam mengangkat dan menurunkan beban. ❑ Mempunyai kesamaan bahasa dalam menggunakan aba-aba. PESAWAT ANGKAT OSHA CFR POaSrHt.A19C2F6R.5P5a0rtd.a1n92A6N.5S5I0Bd3a0n.5AONSSHIBA3109.526.1425 HANDS SIGNAL PESAWAT ANGKAT OSHA CFR Part. 1926.550 dan ANSI B30.5 HANDS SIGNAL PESAWAT ANGKAT SAFETY DEVICE ❑Safety Device adalah penanganan peralatan secara mekanis, hydrolic dan teknologi, serta sistem pada pesawat angkat (crane) untuk menunjang aktivitas pengangkatan dilakukan lebih aman. ❑Pemeriksaan safety device dilakukan sebelum pesawat angkat dioperasikan. SAFETY DEVICE PESAWAT ANGKAT Manual book Loadchart Anti TwoBlock Level Gauge LoadMoment Indicator LoadMeter BoomAngle Indicator Out door alarm&Light BoomBack stop WorkingRange Chart AML/ LMI Lock Swing& Lock BoomHoist BoomKick Out Hook Latch Add manufacture OTHER PESAWAT ANGKAT DRUMS HOIST SMOOTH DRUM ➢ ➢ Smooth Drum 1/4° - 1 1/4° Grooved Drum 1° - 2° GROOVED DRUM SUDUT FLEET Diameter Hoist drum Min. 18 x Diameter Derrick drumMin. 15 x 73 PESAWAT ANGKAT DRUMS HOIST Drum Capacity Factor Kapasitas Drum(Drum Capacity) ▪ Pada prinsipnya kapasitas drummengacu kepada manual book peralatan/Original Equipment Manufacturer (OEM) ▪ Role of thumb digunakan oleh manufacture untuk menentukan kapasitas drum Grove = 2 ½X Dia. rope Smooth = 2 X Dia. rope B A C DrumCapacity = (A+B ) x Bx Cx F Ukuran dalaminch dan hasil dalamfeet Rope Diameter Factor 1/4" 4,160 5/16" 2,670 3/8" 1,860 7/16" 1,370 1/2" 1,050 9/16" 0,828 5/8" 0,672 3/4" 0,465 7/8" 0,342 1" 0,262 1 1/8" 0,207 1 1/4" 0,167 1 3/8" 0,138 1 1/2" 0,116 1 5/8" 0,099 1 3/4" 0,085 1 7/8" 0,074 2" 0,066 2 1/8" 0,058 2 1/4" 0,052 2 3/8" 0,046 2 1/2" 0,042 74 PESAWAT ANGKAT DRUMS HOIST ASME B30.5capture 5-1.3.2 Load Hoist Mechanismpoint (2) (a) 1 2 3 “menyatakan jangan kurang dari dua lilitan tetap berada pada drum, tapi satu setengah lilitan bisa kelihatan dua “ o Maka Jumlah lilitan yang harus tersisa pada drum adalah 3 lilitan. 10 8 PESAWAT ANGKAT SHEAVE ➢ Sheave Ujung Boom =18 X dia Rope ➢ Sheave Derek =15 X dia Rope ➢ Sheave Block =16X dia Rope 10 9 PESAWAT ANGKAT PEMASANGAN & PEMBONGKARAN BOOM ❑ Dilakukan oleh Assembly dan Disessbley Director berlinsensi K3, sebagai qualified person. ❑ Gunakan blocking suport, dan bagian intruksi cara langkah – langkah dan harus terdapat di kabin. ❑ Pembongkaran dan penyambungan mempertimbangkan ke manufactur intruksi. ❑ Merekomendasi penggunaan : o Pin ujung ganda . o Ujung pin mengarah keluar. o Member gantungan pin yang hanya bisa masuk dari dalam menghadap keluar. o Pin dengan ulir, dimana memasukan dan mengeluarkan dari bagian luar. ❑ Posting label peringatan tentang bongkar pasang boom terdapat di kabin seperti yang ada di manual book. Lisensi K3 PESAWAT ANGKAT PEMASANGAN & PEMBONGKARAN BOOM LATTICE Boom harus diperiksa untuk : chord dan Lacing yang bengkok, retak lasan, deformasi & korosi. Koneksi dan pin : Retak, deformasi dan korosi. • 29 CFR 1926.1417 ( Derek dan derek –Operasi ) PESAWAT ANGKAT LOAD WEIGHING DEVICE Load Moment ( Rate capacity ) Indicator. Load Moment ( Rate Capacity ) Limiter LOAD INDICATOR LOAD METER (Analog) Type Part Line (Analog) . AB & ABCD Digital Display / LED Indicator Automatic Load Moment Limiter ( Articulating ) Automatic Load Moment Limiter (Display Monitor) PESAWAT ANGKAT LOAD WEIGHING DEVICE ❑ OSHA CPR 1926 .1416 Operation Aids ►Telescoping crane harus mempunyai salah satu peralatan keselamatan seperti load weighing device (load meter analog /digital), load momentindicator,atau load moment limiter. ►Articulating crane mempunyai salah satu peralatan keselamatan seperti automatic over loadprevention, load weighing device (load meter analog/digital), load moment indicator, atau load moment limiter. PESAWAT ANGKAT MENENTUKAN PANJANG BOOM ? 1th ? 2nd ? 3rd ? 4th PESAWAT ANGKAT LOAD MOMENT INDICATOR Indicator beban kerja aman maksimum yang di izinkan produsen dalam kondisi kerja tertentu.. Alat ukur beban untuk verifikasi pada beban angkat yang di izinkan produsen.. SMODC- LIFTING&RIGGING METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE. ( PART LINE ) METODE PEMBACAAN ( LOAD METER ANALOG ) 1. Angkat hook block (dengan dengan menarik handle winch Block sepenuhnya) tanpa beban. Ketika mengangkat, atur handle gas sampai jarum menunjuk angka nol. 2. Posisikan hook block tepat diatas beban yang akan diangkat. 3. Baca skala pada load indicator. Contoh panjang boom 3.55m (boom dimasukkan semua) terlihat sebelah kanan, beban yang dapat diangkat seberat 4,05 Ton. 11 SMODC- LIFTING&RIGGING METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE. ( PART LINE ) 4. Gantungkan beban ke hook block, dan angkat beban tersebut setinggi 30cm dari tanah. Saat sedang mengangkat, baca angka yang ditunjukkan oleh pointer Load Meter. Posisikan handle winch block dan handle gas pada posisi yang sama dengan langkah 1. Ketika jarum Load Meter menunjukkan angka seperti di gambar. Berat beben adalah sekitar 1.1 t. Jarum pada Load Meter menunjukkan berbagai jumlah part line. Baca hasil yang ditunjukkan sesuai dengan part line yang terpasang. 5. Bandingkan berat beban yang diangkat dengan kemampuan crane yang terlihat pada load indicator. Contoh : berat beban yang diangkat (1,1 t) lebih ringan dari yang ditunjukkan load indicator yang menunjukkan (4,05t), beban aman untuk diangkat. 11 SMODC- LIFTING&RIGGING METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE. ( ZONA “A&B ) IKUTI LANGKAH DI ILUSTRASI BERIKUT : Bandingkan berat yang ditunjukkan Load Meter dengan yang ditunjukkan Load Indicator. Baca berat beban yang ditunjukkan kedua bagian. Scale band [A] untuk jarum merah dan scale band [B] untuk jarum putih. 1. Turunkan putaran mesin 2. Atur gas sampai jarum menunjuk ke angka 0 (Nol) pada scale load meter ketika hook block diangkat dalam keadaan tanpa beban 11 SMODC- LIFTING&RIGGING METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE. ( ZONA “A&B ) Contoh, mari kita lihat case dimana beban diangkat menggunakan 6 Fase Line. Sedangkan boom dikeluarkan 1+2+3 sebagaimana terlihat pada gambar load indicator. Load meter pada scale band [B] menunjukkan dapat mengangkat sampai [2.05t] berdasarkan point (a) pada load indicator sebagai mana terlihat pada gambar.1. Perhatikan load meter scale band [B] pada point (b) Saat beban yang digantung pad hook diangkat sekitar 30cm. Jarum menunjukkan [1.0t] sebagai berat beban sesungguhnya. Ini menandakan bahwa crane masih dapat mengangkat sampai [1.05t] lagi pada contoh ini. 11 SMODC- LIFTING&RIGGING METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE. ( ZONA “A&B ) 12 SMODC- LIFTING&RIGGING METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE. ( ZONA “A, B, C&D ) Langkah-langkah berikut untuk mengukur berat dengan load meter. 1. Jalankan mesin dengan putaran rendah. 2. Hoist hook di bawah kondisi tanpa beban, dalam hal ini dan mengatur kecepatan mesin sehingga pointer dapat menunjuk nilai 0. 3. Jika boom 1 dan 2 yang digunakan, saat melihat load meter dan kapsitas crane yang ditunjukan (C) pada titik (c) indikator load meter agar tidak melebihi kapasitas crane pada diagram indikator beban ditampilkan pada halaman sebelumnya dari pada scala (C) 4. Tahan beban dengan hook, naikkan setinggi 30 cm, dan membaca skala(C) pada titik yang ditunjukkan oleh pointer selama mengangkat (Dalam kapasitas, 1.7tons.) SMODC- LIFTING&RIGGING METODEPEMBACAANLOADWEIGHINGDEVICE. ( ZONA “A, B, C&D ) 90 WIRE ROPE WIRE ROPE WIRE ROPE WIREROPEADALAH : Sekumpulan kawat baja yang terdiri dari wire, strand, inti (core) dan dipintal menjadi satu kesatuan WIRE ROPE ❑ Sipat mekanis Yang harus dimiliki wire rope : a. b. c. d. e. f. Kekuatan (strength). Fleksibel /tahan terhadap beban tekukan. Ketahanan terhadap abrasif /kuausan. Ketahanan terhadap perubahan bentuk. Ketahanan terhadap puntiran. Ketahanan terhadap korosi. Sehingga dalampembuatannya harus dilakukan special, namun efek penggunaan yang tidak tepat, pemakaian yang tidak sesuai dan perawatan tidak dilakukan dengan benar bisa menyebabkan sipat diatas berkurang. WIRE ROPE ❑ Proses pembuatan wire rope : ❑ Descaling ( dicuci /coting ) effect dari hot zinc coating ❑ Drawing ( ditarik dari rod ) ❑ Patenting ( dipanasi ) ❑ Second drawing ( ditarik kembali sesuai ukuran ) ❑ Galvanizing ( dicelup galvanis ) /( hot zinc coated untuk daerah lembab) Kawat baja digunakan di daerah yang kering tidak perlu dilapisi (uncoated), Sebab effect dari hot zinc coating kekuatan akan berkurang 10%. ❑ Stranding ( memintal wire /kawat ) ❑ Closing ( memintal strand jadi wire rope ) WIRE ROPE Preformed Preformed Non Preformed Non Preformed Keuntungan Preformed Rope : ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Dipotong tanpa seizing Ujung yang dipotong tidak terurai Kawat putus tidak menonjol keluar Mengurangi kerusakan kinks Mengurangi friksi pada alur WIRE ROPE Steel Strand Core (SSC) ( Inti sama dengan strand ) Baja Independent Wire Rope Core (IWRC) ( Inti terdiri tali kawat baja yang berdiri sendiri ) Armoured Core (Gabungan tali serat dan tali kawat baja ) Alam ( terdiri dari tali serat alamseperti Manila ) Serat Buatan ( terdiri dari tali serat alam seperti Nilon, Poliester dll ) WIRE ROPE REGULER LAY ALTERNATE LAY LANG LAY MULTY STRAND WIRE ROPE ❑ Seale Kombinasi diameter kawat besar kecil, luar dan dalam. Bagian luar untuk mencegah abrasi sedang yang luar untuk menimbulkan sifat fleksibilitas ❑ Warrington Kombinasi diameter kawat besar kecil diselang seling untuk mendapatkan fleksibilitas yand tinggi dan ketahanan terhadap abrasi ❑ Filler Diameter kawat besar, sedang celah yang ada diselipkan kawat diameter kecil untuk mendapatkan ketahanan terhadap abrasi WIRE ROPE SATU ROPE LAY ADALAH : Jarak yang diukur sepanjang satu kali putaran strand mengelilingi inti tali kawat baja atau /Wire Rope. PANJANG SATU LILITAN ONE ROPE LAY WIRE ROPE ❑ Kekuatan tali kawat baja /wire rope ditentukan oleh : 𝟏. Bahan / Grade. 2. Ukuran / Diameter. 3. Inti / Core. Bahan - Plow Steel (PS) ( 1350-1570 N/ mm² ) ( 1770 N/mm² ) ( 1960 N/mm² ) ( 2160 N/mm²) - Improved Plow Steel (IPS) - Extra Improved Plow Steel (EIPS) - Extra Extra Improved Plow Steel (EEIPS) Diameter (Ø) Inti /Core - Serat ( Fiber ) - Baja ( Steel ) 0 s/d 3/4" 1/32" 13/16" s/d 1 1/8" 3/16" 1 13/16" s/d 1 1/2" 1/16" 1 9/16" s/d 2 1/4" 3/32" 2 5/16" s/d Keatas 1/8" 1 N/mm²=0.1019 kg/mm² WIRE ROPE • Setiap suplier wire rope harus menyediakan sertifikat yang dikeluarkan oleh manufacture. • Sebuah tag identifikasi dari besi sesuai dengan sertifikat dari manufacture harus tersedia dan dipakukan di spool wire rope. • Tag identifikasi harus berisi informasi tentang kelas/bahan, pintalan, klasifikasi strand, ukuran/diameter ,dan panjang. • Salinan dari sertifikat wire rope yang digunakan untuk running rope (Hoist cable) crane harus didokumentasikan di crane file. • Setiap penggantian Hoist cable crane, sertifikat wire rope lama harus disingkirkan dan diganti dengan sertifikat weire rope yang baru. WIRE ROPE IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects 1 . Tiga(3) Kawatputus berkelompok Putus tiga (3) wire dalam satu strand sepanjang satu lilitan (one rope lay) PANJANG SATU LILITAN ONE ROPE LAY ONE ROPE LAY 1 2 3 WIRE ROPE IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects 2 . Enam(6) Kawatputus tersebar Putus enam (6) wire pada strand yang berbeda sepanjang satu lilitan (one rope lay) PANJANG SATU LILITAN ONE ROPE LAY 1 2 3 4 5 6 WIRE ROPE IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects 3. Satu (1) Kawatputusdi sekitar ujung tali Putus satu ( 1 ) wire disekitar ujung tali harus dilakukan penggantian atau penggeseran shocket. Tabel – 9 IBU-L & R STD WIRE ROPE IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects 4. Inti rusak memburuk Kerusakan pada inti merupakan akibat dari pembebanan yang tidak seimbang disebabkan oleh shock loading WIRE ROPE IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects 5. Aus / Pengurangan diameter Aus sampai lebih dari 1/3bagian dari kawat terluar WIRE ROPE IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects 6. Penyusutan diameter Penyusutan diameter yang diakibatkan oleh tarikan ataupun pelintiran WIRE ROPE IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects 7. Karat dalam tali Timbulnya karat dalam wire rope yang diakibatkan oleh keringnya pelumasan mengakibatkan wire rope kehilangan elastisitas atau rapuh WIRE ROPE IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects 8. Karat dipermukaantali Timbulnya karat dipermukaan tali yang mengakibatkan adanya lobang-lobang kecil pada pemukaan kawat /wire terluar WIRE ROPE IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects 9. Perubahan bentuk Perubahan bentuk permanen seperti kinking, crushing, birth chagging (sangkar burung), eye deformation dan dog leg mengharuskan penggantian WIRE ROPE (Birdcage) Core Protrusion/Distortion Strand Protrusion/Distortion certain wires, or groups of wires, Increase in Diameter of Rope A kink is a deformation Flattened Portion Positive Kink Negative Kink WIRE ROPE IBU L&R Standard 5.13.4.2 Wire Rope Defects 10. Rusakakibat panas Kerusakan yang disebabkan terkena panas berlebihan seperti terkena cutting toss dan arus listrik (wellding) WIRE ROPE WIRE ROPE CLIP TALI BANTU ANGKAT DAN ALAT BANTU ANGKAT TALI BANTU ANGKAT & ALAT BANTU ANGKAT TALI BANTU ANGKAT RIG / COMPANY : COLORCODE : No TAG. NO TAG. IDENTIFIK ASI SLINGS & LIFTING GEARS DESCRIPTION SIZE AND CONTRUCTI ON OR SIZE AND TYPE MANUFACTURE CERTIFICA TE NO WLL SERVIC E USAGE DATE AT IN Prepared by OUT ASSIGN TO ( PIC ) LAST INSPECTION NDT / BY QUALIFIED MPI PERSON RESULT INSPECTION BY QUALIFIED PERSON ACCEPTABLE REJECT N/A Approved by Akcnowledged by Sr Toolpusher DSM /WSM TALI BANTU ANGKAT 1 - WIREROPESLING MSW Process – Lampiran L – Persyaratan 15 Stinger Sling dan Pilot Sling adalah: Single leg atau two leg sling yang digunakan untuk penghubung sling pengikat beban dengan hook block crane dan berfungsi untuk mengurangi kemungkinan anggota timlifting terbentur block crane STINGER SLINGS PILOT SLINGS TALI BANTU ANGKAT 1 - WIREROPESLING Tipe wire rope sling berdasarkan jumlah kaki sling Single leg sling 2 Leg sling 3 Leg sling 4 Leg sling TALI BANTU ANGKAT 2 - CHAINSLING ❑ Chain sling adalah rantai dari baja (Alloy Steal) yang telah dirancang sedemikian rupa sebagai tali bantu angkat. Chain sling tidak boleh digunakan sebagai tali bantu angkat (Sling) dalam operasi pengangkatan dilingkungan CPI IBU L&R Standard 5.13.4.1 Sling Certification CHAIN SLINGS CHAIN SLINGSASSOSSERIES TALI BANTU ANGKAT 2 - CHAINSLING INSPECTION Inspeksi terhadap rantai dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan berupa : Aus, Keretakan, pengelasan sambungan mata dan perubahan bentuk seperti bengkok, terpelintir dan memanjang. Jika satu mata rantai rusak maka semuanya tidak boleh digunakan.. TALI BANTU ANGKAT 3 - WEBSLING ❑ Webbingsling adalah tali bantu angkat yang berbentuk pipih dan biasanya terbuat dari bahan poliester. ❑ Di lingkungan SMO D&C, webbingsling tidak direkomendasikan digunakan untuk operasi pengangkatan kecuali special case seperti barang lunak /sensitif yang tidak bisa menggunakan wire rope sling (PTWdan dokumensertifikasi dibutuhkan). TALI BANTU ANGKAT 3 - WEBSLING WARNAWEBBINGSLING TALI BANTU ANGKAT 3 - WEBSLING BEST PRACTICE TALI BANTU ANGKAT 4 - FIBRE ROPESLING ❑ Fiber rope sling (Sling tali serat) adalah tali serat yang diberi mata dan digunakan sebagai tali bantu angkat. ❑ Di lingkungan CPI Fiber rope sling tidak boleh digunakan untuk operasi pengangkatan. TALI BANTU ANGKAT 5 - METALMESH SLING TYPEMETALMESHSLING ALAT BANTU ANGKAT 1 - SHACKLE BERDASARKAN JENIS PIN, SHACKLE TIGAJENIS : 1. Screw pin shackle 2. Round pin shackle (Swivel pin shacle) 3. Safety bolt pin shackle (Four part shackle) IBU L&R Standard 5.14.1.2 Shackles -ASME B30.26 Capture 26-1 SYARAT MINIMAL DIGUNAKAN IDENTIFIKASI COLORCODE WLL TERTERA IBU L&R Standard ALAT BANTU ANGKAT 1 - SHACKLE IBU L&R Standard 5.14.1.2 Shackles -ASME B30.26Capture 26-1 RIGGINGPRACTICE : ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Bila Screw pin shackle digunakan, pin harus dipasang sampai shoulder duduk sempurna Bila shackle tipe Safety bolt pin shackle digunakan, cutter pin harus terpasang. Hindari tertekuk di sudut tajam. Hindari shock loading. Hindari penempatan lebih dari 2 lebih mata sling dalam satu shackle. Pusatkan beban pada centre busur dan pin, hindari beban samping. Jika shackle di bebani kesamping nilai beban akan dikurangi sesuai dengan rekomendasi produsen atau qualified person. ALAT BANTU ANGKAT Pin screw untuk pemasangan setelah diputar kandas jangan dilonggari lagi. Untuk penggunaan jangka panjang, gunakan “Bolt type shackle“ Jangan menyeret shackle ketika memindahkan, karena dapat menyebabkan keausan. Penggunaan sling dalam satu shackle maka sudut kaki sling tidak boleh lebih dari 120 derajat. ✓ Ketika shackle digunakan dalam chocker hitch, life line harus di posisi busur. ASMI B 30.26 Capture 26-1.9.4 Rigging Practices ✓ ✓ ✓ ✓ PENYIMPANGAN DI LINGKUNGANKERJA ❑ Shackle harus disimpan di daerah di mana tidak akan mengalami kerusakan, karat, atau panas berlebihan. ❑ Jika terdapat suhu ekstrim atau lingkungan kimia aktif bimbingan yang disediakan dibagian. B30 26 -1.6.1 atau B30 26 -1.6.2 harus diikuti. ALAT BANTU ANGKAT 1 - SHACKLE IBU L&R Standard 5.14.1.2 Shackles -ASME B30.26Capture 26-1 KRITERIARE-JECT SHACKLE : ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Tidak mempunyai atau hilang identitas nama manufacture, ukuran dan WLL (data manufacture, certificate). Indikasi kerusakan akibat panas dan percikan las. Karat berlebihan. Bengkok, memutar,terdistorsi, melintir, memanjang, retak, atau komponen rusak, termasuk keausan drat. Torehan berlebihan Aus /pengurangan 10%dari dimensi aslinya, termasuk pin. Pin tidak lengkap. Kerusakan drat pin & bolt. Pengelasan. ASMI B30.26 Capture 26-1.8.4 Removal Criteria ALAT BANTU ANGKAT IBU L&R Standard 5.14.1.1 Hooks -ASME B30.10 Capture 10-0Hooks – B 30. 26 2 - HOOK Hanya hook yang dilengkapi dengan hook latch atau positive lockinghook boleh digunakan dalam pengangkatan ( IBU L&R Standard 5.14.1.1 ) Positive lockinghook Hook Latch ALAT BANTU ANGKAT 2 - HOOK KRITERIAKERUSAKAN HOOKS : ✓ Terdistorsi seperti bengkok, terpelintir atau bukaan mulut (throat) membesar 5% tidak lebih dari 1/4inch. ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ Aus 10%dari ukuran normal. Retak, torehan. Hook latch rusak tidak menutupmulut (throat) dengan penuh. Sistimpengaman rangkaian hook tidak berfungsi. Self-locking hooks tidak berfungsi dan tidak mengunci dengan baik. ASME B30.10 Capture 10-1.2.1.2 Frequent Inspection : ❑ ❑ Hook blok , kriteria kerusakan mengacu ke ASME B30.26 Capture 26-5.8.4 Removal Criteria. Swivel hook, kriteria kerusakan mengacu ke ASME B30.26 Capture 26-4.8.4 Removal Criteria ALAT BANTU ANGKAT 3 -EYE BOLT (Adjustable Hardware ) ASME B30.26 Capture 26-2Adjustable Hardware ✓ Dinamo eye bold hanya digunakan untuk tarikan (angkatan) keatas ✓ Eye bold jenis colar bisa digunakan untuk tarikan (angkatan) menyudut maksimal 900 . (Penurunan SWL “Lihat table!”) ✓ Eye bolt harus tertanamsepanjang 1 ½ kali diameter atau gunakan “nut” bila benda yang diangkat tipis Correct Incorrect ✓ Lift ring memiliki swivel dan berputar sesuai arah tarikan. DINAMO 5° 𝑴𝒂𝒙 𝑫𝒆𝒗𝒊𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏 COLAR ALAT BANTU ANGKAT 4 - TURNBUCKLE (Adjustable Hardware ) ASME B30.26 Capture 26-2Adjustable Hardware ✓ Pada umumnya turnbuckle dapat digunakan dalam pengangkatan, kecuali turnbuckle tipe hook. ✓ Hanya turnbuckle yang memiliki identitas dan WLL boleh digunakan dalam operasi pengangkatan. IBU Lifting &Rigging tidak mengenal Turnbuckle sebagai alat bantu angkat. ALAT BANTU ANGKAT 4 - TURNBUCKLE (Adjustable Hardware ) KRITERIAKERUSAKAN TURNBUCKLE. ✓ Identifikasi hilang atau tidak terbaca. ✓ indikasi kerusakan akibat panas termasuk percikan las. ✓ Karat berlebihan atau korosi. ✓ Bengkok, memutar, terdistorsi, menggeliat, memanjang, retak, atau rusak komponen bantalan beban ✓ torehan berlebihan atau gouges. ✓ pengurangan 10%dari dimensi asli atau katalog pada setiap bagian. ✓ Kerusakan ulir (drat) berlebihan. ✓ Pengelasan yang tidak sah atau modifikasi ✓ Untuk Swivel hoist, kurangnya kemampuan secara bebas memutar pada poros ASME B30.26 Capture 26-2.8.4 Removal Criteria ALAT BANTU ANGKAT 5 - PAD EYE ( ifting Point ) IBU L&R Standard 5.7.14 Pad Eye Inspection ✓ Lifting pad eye adalah merupakan lifting point yang direcomendasikan untuk pengangkatan full lifting ✓ Lifting tubular tidak direkomendasikan untuk pengangkatan dengan crane atau foco ✓ Lifting Tubular tidak dkenal IBU Lifting & Rigging Standard LIFTING POINT LIFTINGPAD EYE TYPE LIFTING TUBULAR TYPE ALAT BANTU ANGKAT 5 - PAD EYE ( ifting Point ) PROCESS EQUAL PAD EYE FABRICATE ✓ Material Certificate ✓ Engineering calculation ✓ Welding & WPS ( Welder certificate ) ✓ Visual check ✓ NDT before load test ✓ Load test 2 X WLL ✓ NDT after load test ✓ Color code, WLL & Id ✓ Ready for use ALAT BANTU ANGKAT 5 - PAD EYE ( ifting Point ) IBU L&R Standard 5.7.14 Pad Eye Inspection ▪ Pedeye dirancang dengan kalkulasi enginering untuk memastikan kesesuaian dengan beban dan arah yang sesuai dengan tarikan saat pengangkatan. ▪ Ped eye harus diinspeksi untuk mengidentifikasi kerusakan , korosi atau karat, keretakan pada las dan color code yang sesuai. SIMBULYANGDIGUNAKAN PADALIFTINGPOINT LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY WORKING NEAR POWER LINE TUJUAN ❑ Personil memiliki pengetahuan tentang persyaratan Lifting and Rigging saat bekerja dekat power line. ❑ Personil dapat melaksanakan, berpartisipasi dan mengevaluasi kegiatan lifting and rigging, sehingga dilakukan tanpa. ✓ Cedera ✓ Kerusakan properti ✓ Dampak lingkungan yang merugikan ❑ Personil mengerti peran dan tanggung jawab mereka dalamstandar Lifting and Rigging. WORKING NEAR POWER LINE Saat melakukan operasi lifting dan rigging didekat power line pengamanan tambahan berikut harus dipenuhi: 1- Izin kerja listrik (energized electrical permit) diperlukan sesuai dengan IBU permit to work procedure. 2- Batas zona kerja harus di identifikasi (misal nya dengan menggunakan bendera dan ramburambu, dan/atau menggunakan perangkat peringatan batasan radius, dll). Zona kerja didefinisikansebagai 360°mengelilingi radius kerja maksimum peralatan. 173 WORKING NEAR POWER LINE 3- Saat mendekati bagian dari peralatan lifting,beban atau tali beban yang berada di dalam jarak minimum clearance. terhadap saluran listrik berenergi. (lihat Tabel dibawah), hal – hal yang harus diperhatikan. Voltage 0 – 50 kV 51- 200 kV 201 – 350 kV 351 – 500 kV 501 – 750 kV 751 – 1000 kV ≥ 1001 kV Jarak Minimum Clearance 3.1 meters (10 feet) 4.6 meters (15 feet) 6.1 meters (20 feet) 7.6 meters (25 feet) 10.7 meters (35 feet) 13.7 meters (45 feet) Sesuai yang ditentukan oleh utility owner /operator atau professional engineer yang terdaftar sebagai qualified person dalam bidang electrical power transmission and distribution. 174 WORKING NEAR POWER LINE 175 WORKING NEAR POWER LINE 1. Personil yang bekerja di area tersebut harus diberitahu tentang lokasi jaringan listrik dan potensi bahaya yang terkait dengan bekerja di dekat jaringan listrik. 2. Batas zona kerja harus diidentifikasi secara visual (seperti: garis peringatan, barikade, rambu dan tanda-tanda, yang ditinggikan, dll.). 3.Peralatan lifting harus secara visual ditandai dengan peringatan,label atau tanda-tanda (bahaya listrik). 4.Spotter khusus (Signalperson), alarm radius (proximityalarm, pembatas rentang (range limiter), atau perangkat isolasi harus digunakan. 5.Petugas lokal yang bertanggung jawab (seperti electrical engineer, Instrument & Electrical (I&E) spesialist, utility company, dll) harus diberitahukan minimal.24 jam sebelum melakukan pekerjaan yang membutuhkan identifikasi tegangan, ( power line ) 176 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY WORKING NEAR POWER LINE 3.6 Semua tag line yang dipakai harus terbuat dari bahan non-conductive 177 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY WORKING NEAR POWER LINE ❖ Pastikan sudah ada Permit to Work Procedure sebelum memulai pekerjaan. ❖ Lakukan Individual Hazard Analysis Procedure ( IHA, PPHA &Onsite JSA ) ❖ Siapkan lifting plan critical form sketsa /gambar tampak menampakkan posisi crane, power line, arah gerakan dan jarak-jaraknya. ❖ Lakukan Electrical Safe Work Standard dan dapatkan izin bekerja dekat power line (CP21-167) dari PG&T ❖Posisikan crane berdiri pada tanah yang kokoh dan rata; pastikan stabilitasnya agar tidak terguling. ❖Pastikan daerah kerja crane maupun posisi yang mungkin dari bagian crane atau beban selalu berada JARAK AMAN MINIMUM seperti tabel #12. ❖ Harus ada signalman/Spoter jika bahagian crane atau beban bisa berputar ( swing ) melewati jarak aman minimum. ❖ Pasang pentanahan ( Grounding System ). ❖ Selama pekerjaan berlangsung selalu diawasi oleh competent person. 178 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY WORKING NEAR POWER LINE LIFTING CRITICAL JOB CP 21-167 179 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY WORKING NEAR POWER LINE EMERGENCY RESPON PLAN 180 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY WORKING NEAR POWER LINE DON’T JUST LOOK AROUND LOOK UP !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! DON’T PUT YOUR LIFE ON THE LINE 181 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY WORKING NEAR POWER LINE EMERGENCY RESPONSE 1. Jika bagian dari alat pengangkat bersentuhan dengan jaringan listrik hidup, bahaya yang lebih besar berada pada mereka yang berada di tanah yang memegang/menyentuh beban atau sling. Maka, jika bekerja dekat jaringan hidup, jangan memegang beban atau sling sebelum boom dan perpindahan beban berhenti bergerak. Jika dibutuhkan, gunakan tali manila yang bersih dan kering atau tali plastik. 2. Seandainya boom atau load line menyentuh jaringan listrik hidup, operator harus berusaha untuk mengerakkan boom ke arah yang bebas. Jika boom tidak dapat digerakkan lagi atau kawat putus, operator harus tetap berada dalam kabin dan jangan panik. 182 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY WORKING NEAR POWER LINE EMERGENCY RESPONSE Pada umumnya daerah operasi CPI, tahanan listrik sangat tinggi bahkan alat angkat dengan track rantai tidak dapat dikatakan sudah membuat grounding karena tahanan tanah yang tinggi dibawah track rantai tersebut. PG&T mengalami beberapa kejadian dimana kawat putus yang jatuh ke tanah, ternyata masih hidup. Penyebabnya karena tahanan tanah yang tinggi membatasi besarnya arus yang diperlukan untuk mengerakkan pemutus arus di hulu jaringan. Hal di atas bisa lebih buruk pada kasus Foco Truck, “A frame”, dan lainnya yang berdiri pada ban karet, jika menyentuh jaringan listrik hidup, maka alat tersebut akan bertegangan sama dengan tegangan jaringan yang ada, karena terisolasi oleh ban karet ke tanah. Ini dikarenakan oleh tambahan isolasi yang menyebabkan alat pemutus arus di hulu jaringan tidak merasakan gangguan dan kemungkinan tidak terbuka. 183 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY WORKING NEAR POWER LINE EMERGENCY RESPONSE Melangkah turun dari alat ini ke tanah bisa lebih fatal sebab sewaktu tangan anda masih memegang alat dan kaki anda telah di tanah, maka anda akan menjadi penghantar arus yang menghubungkan alat ke tanah. Oleh karena itu, pada kondisi yang demikian, mereka yang berada di dalam alat/kabin harus tetap berada dalamkabin sampai pertolongan darurat datang, mematikan aliran listrik dan membebaskan kawat-kawat yang tersangkut ke bahagian dari alat pengangkat. 3. Jika terjadi kebakaran atau dengan alasan apa saja yang memungkinkan tidak bisa tetap berada di dalam kabin, maka orang tersebut harus keluar turun dari alat dengan melompat sejauh mungkin. 184 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY WORKING NEAR POWER LINE EMERGENCY RESPONSE INGAT! jika tidak ada masalah, bersabarlah tetap tenang dan tinggal di atas alat sampai keadaan aman untuk turun. Jika terjadi kebakaran atau alasan apapun yang mengharuskan anda turun maka turunlah dengan cara melompat sejauh mungkin. Jangan membiarkan bagian badan anda menyentuh alat dan tanah pada waktu bersamaan. 185 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY LIFTING PLAN ❑ Liftingplan adalah suatu perencanan yang disusun sedemikian rupa untuk melakukan pengangkatan yang selamat menggunakan alat angkat (crane). ❑ Rencana pengangkatanbisa saja sederhana yaituberupa diskusi antara pimpinan timkerja (Supervisor) dengan operator dan riger sebelumpengangkatan dilakukan. Perencanaan lebih komplek seperti dilengkapi dengan gambar detail tempat kerja, dan suatu timyang terdiri dari riger yang berpengalaman, crane operator dan engineer berpengalaman tentang liftng&rigging. (IBU L&R 5.5.1.1 Lift Plan Requirement ) LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY LIFTING PLAN ❑ Lift Plan tertulis diperlukan untuk pengangkatan kritis dan /atau nonroutine, termasuk namun tidak terbatas pada: Pengangkatan buta (blind lifts). Pengangkatan kompleks (complex lifts). Pengangkatan komplikasi (complicated lifts). Pengangkatan berat (heavy lifts). ✓ Pengangkatan yang melibatkan orang naik ke dalam keranjang kerja (man riding work basket). ✓ Pengangkatan lain yang ditentukan oleh Qualified Lifting Operator karena keunikannya. ✓ ✓ ✓ ✓ ( IBU MSW Process Lampiran ( L ) – Persyaratan #3 ) ❑ Pengangkatan kritikal dan /atau non rutin membutuhkan Lifting Plan, PTW, PPHA, JSA dan IHA. LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY LIFTING PLAN Pengangkatan di D&C dilakukan berulang-ulang untuk jenis beban yang sama maka proses pelaksanaan lifting plan untuk fasilitas atau rig adalah sebagai berikut : 1 . Data semua peralatan yang akan diangkat crane atau foco pada masing masing rig dan catat dalam . Lifting & riggingActivity Matrix. 2 . Lakukan pengklasifikasian pengangkatan untuk masing-masing peralatan tersebut dengan menjawab 10 pertanyaan yang tertera pada form Lifting & Rigging Activity Register Jika salah satu pertanyaan jawabannya (ya) maka pengangkatan dikategorikan pengangkatan Kritikal dan /atau Non routin, Jika semua pertanyaan jawabannya (Tidak) maka pengangkatan dikategorikan pengangkatan Rutin. 3 . Setelah semua peralatan yang akan diangkat crane diklasifikasikan, rangkum ke dalam Form Lifting & rigging Activity Matrix. Form Lifting & rigging Activity Matrix dan Lifting & Rigging Activity Register yang sudah dibuat, dibindel dan ada di cabin crane/Foco dan duplikatnya ada di rig office. LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY LIFTING PLAN 4. Semua pengangkatan yang sudah teregistrasi (teridentifikasi) sebagai pengangkatan kritikal harus mempunyai Lifting Plan Tertulis dengan menggunakan form Lifting plan check list and approval verse 1.2 , direview oleh competent person dan dikomunikasikan sebelumpengangkatan dilakukan. 5. Sementara pengangkatan yang sudah teregistrasi sebagai pengangkatan Rutin membutuhkan FormPengangkatan Rutin. 6. Log Book Pengoperasian Crane Harian diisi oleh operator setiap shift dalam satu bulan. Semua SWA yang dilakukan, identifikasi bahaya, perbaikan dan perawatan crane dicatat pada bagian belakang Log book pengoperasian crane. 7. Semua pengangkatan yang sudah terregistrasi sebagai pengangkatan kritikal harus mempunyai PPHA, Onsite JSA dan IHAmengacu kepada MSW Lampiran B IBU – HazardAnalysis Procedure. 8. Semua pengangkatan yang sudah teregistrasi sebagai pengangkatan rutin harus mempunyai JSA dan IHA mengacu kepada MSW Lampiran B IBU – Hazard Analysis Procedure. LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY LIFTING PLAN Fasilitas/Rig: LIFTINGAND RIGGINGACTIVITYMATRIX No Peralatan / Perlengkap an LOAD DIMENSION Tipe Pengangkat an Panjan Lebar Tinggi Bera Kritikal Rutin g (Mete (Mete t (Meter) r) r) (To n) Status Pengangkat an Remark Jumlah alat angkat (Alat Angkat Yang Digunakan) Contoh alat angkat yang digunakan : mobile crane, crane foco truck, travelling block, sand line winch, dan hydraulic hoist winch. Status pengangkatan penuh/sebagian Dibuat oleh Competent Person Disetujui oleh Person Managing Control of Work Diketahui oleh Company Representative LIFTINGAND RIGGINGACTIVITY REGISTER Load description Load Weight LIFT PLAN Crane type & capacity Lifting status Full Half Rig / Facility PENGANGKATAN KRITIKAL 1 Apakah pengangkatan beban melebihi 75% dari kapasitas crane pada load chart atau berat beban diatas 25 ton ? ( Heavy lifts ) 2 Apakah pengangkatan diatas fasilitas operasi, peralatan atau equipment ? ( Complex Lifts ) 3 Apakah pengangkatan didaerah sempit terdapat rintangan structure, rak pipa dan penghalang lain ( Complex Lifts ) Ataupun Operator lifting tidak memiliki pandangan langsung terhadap seluruh atau sebagian objek yang diangkat? ( Blind Lifts ) 4 Apakah pengangkatan didaerah yang memiliki kondisi tanah yang buruk atau bawah tanah yang tidak di ketahui ? ( Complex Lifts ) 5 Apakah pengangkatan di dekat over head power line aktif atau sumber arus terbuka ? ( Complex Lifts ) 6 Apakah pengangkatan melakukan perputaran beban dari vertical ke horizontal dan sebaliknya ? ( Complicated Lifts ) 7 Apakah pengangkatan menggunakan dua pesawat angkat dalam waktu bersamaan ? ( Complicated Lifts ) 8 Apakah pengangkatan personel dengan menggunakan main basket ? ( Man Riding Work Basket ) 9 Apakah pengangkatan memiliki potensi benturan, terbalik dan terlempar mengakibatkan cidera personel atau rusaknya peralatan serta keterlambatan jadwal dan kehilangan data penting yang dampaknya signifikan ? ( Complicated Lifts ) 10 Apakah pengangkatan termasuk unik yang ditentukan oleh Qualified Lifting Operator ( Considered Unique ) YA TIDAK LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY RIGGING HITCH LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY RIGGING HITCH ❑ Dalam operasional lifting jika hanya memperhitungkan Working Load Limit (WLL) sling, tanpa dihitungkan pengaruh tekhnik pengikatan (konfigurasi sling) dan sudut kaki sling terhadap Beban Kerja Aman (SWL) sling. ❑ Personal yang terlibat operasi lifting & rigging harus memahami pengaruh teknik pengikatan (konfigurasi sling) terhadap Beban Kerja aman (SWL) sling. ❑ Sudut kaki sling perlu di perhatikan karena dapat meningkatkan beban kaki sling ketika melakukan pengangkatan dengan multi leg sling. ❑ Tegangan kaki sling adalah berat tarikan yang diterima oleh kaki sling pada saat melakukan pengangkatan. LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY RIGGING HITCH TEGANGAN KAKI SLING Sudut Kaki sling 0’ 10’ 20’ 30’ 40’ 50’ 60’ 70’ 80’ 90’ 100’ 110’ 120’ 130’ 140’ 150’ 160’ Factor 0.5000 0.5015 0.5075 0.5175 0.5032 0.5515 0.5770 0.6100 0.6525 0.7070 0.7775 0.8715 1.0000 1.1830 1.4620 1.9315 2.8795 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY RIGGING HITCH DASAR IKATAN TEGANGAN KAKI SLING Basket Bridle factor =1.00 factor = 0.50 Chocker factor = 1.33 LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY RIGGING HITCH TEGANGAN KAKI SLING W L H = Berat beban = Panjang kaki sling = Tinggi antara ujung hook dan beban T=WXL 2XH LIFTING & RIGGING OPERATION SAFETY LIFTING WORK ZONE LIFTING LINE OF FIRE ❑ Lifting Line of Fire : Area kerja yang digunakan, di ukur dari radius maximum ketika boom di gunakan disudut 0ºditambah panjang dari CoG beban ke sisi terluar beban dengan lintasan dari Load pick up ( titik pengambila beban ) ke load set beban /lay down beban (titikpenempatan beban ). Hal-hal yang perlu di pertimbangan untuk menentukan Lifting Line Of Fire : (Tensioned Lines, Objects withFall Potential, Objects withRoll Potential, Dynamic Load potential, Spring-Loaded Devices ) ❑ Fall Zone, pada pekerjaan pengangkatan yang dilakukan di ketinggian. Ukuran Fall zone tergantung pada ruang lingkup kerja dan potensi alat dan perlengkapan jatuh. Jaga agar Fall zone bersih dari pekerja.