PRESENTASI KASUS Anestesi Umum pada Laparatomi Kolesistektomi dan Ekstirpasi CBD Pembimbing : dr. Irma Lusiana Tantri, Sp. An Disusun Oleh : Marcellino Febriananda Susanto (01073210115) 01 BAB LAPORAN KASUS Identitas Pasien Nama : Ny. KW Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 28 Tahun Tanggal Lahir : 4 Agustus 1994 No. Rekam Medis : RSUS.01-13-75-XX Anamnesis Autoanamnesis ● Keluhan Utama : Nyeri perut kanan atas dan kekuningan sejak 1 bulan SMRS ● Riwayat Penyakit Sekarang : ■ Nyeri perut hilang timbul dan terasa seperti tertusuk-tusuk, tidak menjalar ■ Skala nyeri 6/10 ■ Pasien post rawat inap dari RS Balaraja dan dirujuk untuk tindakan di RSU Siloam Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu : ● Hipertensi (-), Diabetes Mellitus Tipe II (-), Penyakit jantung (-) ● Alergi (-) ● Riwayat operasi SC pada tahun 2019 Riwayat Penyakit Keluarga : ● Keluhan serupa (-) ● Riwayat Operasi (-) Anamnesis Riwayat Sosial dan Kebiasaan : ● Merokok (-) ● Alkohol (-) Riwayat Pengobatan : ● Asam mefenamat 500 mg 3 x 1 sehari ● Lansoprazole 30 mg 2 x 1 sehari ● Domperidon 10 mg 3 x 1 sehari Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang Kesadaran : Compos Mentis (E4 M6 V5) Tanda Tanda Vital : ● Tekanan Darah : 100/80 mmHg ● Nadi : 88 x/menit ● Laju Nafas : 20 x/menit ● Suhu : 36.8 C ● SpO2 : 100% on Room Air ● Berat Badan : 87 kg ● Tinggi Badan : 160 cm ● IMT : 34 kg/m2 Pemeriksaan Fisik Status Generalis ● Kepala : normosefali, normofasies ● Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (+/+), ptosis (-/-) ● THT : sekret (-/-), deviasi septum (-/-), pernafasan cuping hidung (-/-) ● Leher : deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-) ● Thoraks : bentuk dada normal, pengembangan simetris, retraksi (-) ● Jantung : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-) ● Paru-paru : VBS (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) ● Abdomen : datar, supel, NT RUQ dan epigastrik (+), BU (+), Murphy sign (+) ● Ekstremitas : akral hangat, CRT <2s, edema (-/-) Pemeriksaan Penunjang Lab Nilai Referensi Unit Hb 12.50 11.70 - 15.50 mg/dL Ht 38.60 35.00 - 47.00 % Bleeding Time PT 6 RBC 4.88 3.80 - 5.20 10 / uL WBC 7.37 3.60 - 11.00 103 / uL Diff Count APTT 1.30 1.00 - 3.00 seconds C 10.60 9.3 - 12.5 seconds P 9.60 9.4 - 11.3 seconds C 25.20 21.0 - 28.4 seconds P 27.70 23.40 - 31.50 seconds INR Basofil 0 0-1 % Eosinofil 4 1-3 % Band Neutrofil 2 2-6 % 0.92 SGOT 278 (H) 0 - 32 U/L SGPT 411 (H) 0 - 33 U/L Ureum 16.0 <50 mg/dL Creatinine 0.68 0.5 - 1.1 mg/dL eGFR 121.6 >= 60 mL/mnt/1.73 m2 106 <200 mg/dL Segment Neutrofil 59 50 - 70 % Limfosit 29 25 - 40 % Monosit 6 2-8 % Platelet 443 (H) 150 - 440 103 / uL ESR 35 (H) 0 - 20 mm/hours Random Blood Glucose MCV 79.10 (L) 80.00 - 100.00 fL Na 138 137 - 145 mmol/L MCH 25.60 (L) 26.00 - 34.00 pg K 4.1 3.6 - 5.0 mmol/L MCHC 32.40 32.00 - 36.00 g/dL Cl 103 98 - 107 mmol/L Pemeriksaan Penunjang EKG Sinus Rhythm X-Ray Thorax PA : ● Tidak tampak opasitas maupun konsolidasi pada kedua lapangan paru ● CTR 52% RESUME Ny KW, Perempuan, Usia 28 tahun, datang sebagai pasien post rawat inap dari RSUD Balaraja dan dirujuk untuk tindakan bedah di RSUS Siloam. Pasien sebelumnya memiliki nyeri di perut kanan atas dan kekuningan sejak 1 bulan SMRS, nyeri yang dirasakan hilang timbul dan seperti tertusuk-tusuk tidak menjalar dengan skala nyeri 6/10. Pasien sebelumnya memiliki riwayat operasi SC pada tahun 2019 dan riwayat pengobatan rutin Asam Mefenamat 3x500 mg, Lansoprazole 2x30 mg, Domperidon 3x10 mg. Pada pemeriksaan fisik ditemukan NT pada RUQ dan epigastrik (+), Murphy sign (+), ikterik (+). Pada hasil lab ditemukan peningkatan ESR, platelet, SGOT dan SGPT, dan penurunan MCV dan MCH. Diagnosa : Ikterus Obstruktif et causa Cholelithiasis ● Rencana Anestesi : Anestesi Umum (general anesthesia) ● Prosedur : Laparatomi Kolesistektomi dan Ekstirpasi Common Bile Duct ● 02 BAB LAPORAN ANESTESI EVALUASI PRE ANESTESI Nama : Ny. KW Umur : 28 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Berat Badan : 87 kg Tinggi Badan : 160 cm IMT : 34 kg/m2 ● Prosedur yang akan dilakukan : Laparatomi Kolesistektomi dan Ekstirpasi Common Bile Duct ● Riwayat Operasi : SC (2019) ● Komplikasi sedasi / anestesi : ● Riwayat komplikasi sedasi / anestesi pada keluarga : ● Riwayat pengobatan rutin : Asam mefenamat 3x500 mg, Lansoprazole 2x30 mg, Domperidone 3x10 mg ● Riwayat alergi : ● Riwayat merokok dan alkohol : - PEMERIKSAAN JALAN NAFAS Obstruksi jalan nafas : Thoraks / Abdomen : dalam batas normal Wajah : dalam batas normal Buka mulut : 3 jari Jarak Thyro-mental : 3 jari Skor Mallampati : IV Pergerakan leher : dapat menggerakan rahang ke depan, dapat flexi dan ekstensi kepala dan leher, tidak menggunakan penyangga leher Kesimpulan : Jalan nafas tidak sulit SISTEM Normal Normal Normal Ikterus Normal Normal Normal SKOR ASA EVALUASI ANESTESI Tanggal : 24 Oktober 2022 Ruang Operasi : OT E RSUS Siloam Operator : dr. IR, Sp.B Anestesi : dr. M, Sp.An Prosedur : Laparatomi kolesistektomi dan ekstirpasi CBD Pengkajian pra-induksi ● Pasien sudah diidentifikasi ● Informed consent sudah di tanda-tangani ● Rekam medis sudah dibaca ulang ● Pasien telah puasa 6 jam ● Skor Mallampati IV ● Kondisi pasien tenang dan sadar ● TTV pasien (TD : 129/97, N : 89, Resp : 28, SpO2 : 99%, alergi : -) EVALUASI ANESTESI Evaluasi Keselamatan Pasien ● Pengecekan mesin anestesi ● Tali pengaman terpasang ● Penyangga lengan ● Tangan terlindungi ● Perawatan mata : tapped Alat Monitoring ● Stetoskop ● NIBP di kanan ● EKG lead II ● Pulse oxymeter ● Sensor oksigen ● Gas analyzer ● NGT ● Intravena Teknik Sedasi ● Umum dengan pre-oksigenasi, intravena dan inhalasi Manajemen Jalan Nafas ● Intubasi : Oral dengan sleep apnea ● ETT : reguler ukuran 7 dengan batas 22 cm di cuffed dengan udara ● Stylet ● Laringoskop Macintosh ukuran 3 ● Berhasil pada percobaan ke-1 ● Suara nafas sama Cairan, Transfusi, dan Kehilangan Darah Intra Operatif ● Intake : Kristaloid 2300 ml, Output : Kehilangan darah +/- 350 ml MONITORING DURANTE ANESTESI Mulai : ● Tanggal : 24/10/2022 ● Anestesi : 08.30 ● Operasi : 09.00 Antibiotik Profilaksis ● Ceftriaxone 2 gram ● Pukul 08.40 Selesai : ● Tanggal : 24/10/2022 ● Anestesi : 14.35 ● Operasi : 14.20 Posisi : Supine MONITORING DURANTE ANESTESI MONITORING DURANTE ANESTESI MONITORING DURANTE ANESTESI PERAWATAN PASCA ANESTESI Skor Aldrete Skor Pemulihan Pasca Anestesi Tekanan darah <20% dari pra anestesi Sirkulasi 20 - 50% >50% Sadar dan Orientasi Baik Kesadaran Sadar setelah dipanggil Tidak berespon Warna kulit merah muda Saturasi O2 Pucat Sianosis Dapat bernafas dalam dan batuk Dangkal namun pertukaran udara Pernafasan adekuat Apnea atau Obstruksi Mampu menggerakkan 4 ekstremitas Mampu menggerakkan 2 esktremitas Aktivitas Tidak mampu menggerakkan ekstremitas Total Skor 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 0" 15" 30" 45" 60" 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 10 10 10 10 10 0 2 1 0 PERAWATAN PASCA ANESTESI TTV : ● TD : 110/80 mmHg ● N : 85 x/menit ● Resp : 18 x/menit Discharge ke bangsal Instruksi : ● Terapi sesuai IMR ● Boleh makan dan minum langsung 03 BAB TINJAUAN PUSTAKA CHOLELITHIASIS Definisi Pembentukan dan penumpukan cairan empedu yang mengeras pada kantung empedu Faktor Resiko • • • • • • Hamil Obesitas Gen Jenis Kelamin perempuan Puasa berkepanjangan Crohn Disease Etiologi 3 jalur pembentukan batu empedu : • Supersaturasi dari kolesterol • Bilirubin yang berlebihan • Hipomotilitas atau gangguan kontraktilitas dari saluran empedu CHOLELITHIASIS Manifestasi Klinis • • • • • Nyeri kanan atas setelah makan makanan pedas dan berlemak Mual dan Muntah Nyeri epigastric yang menjalar ke bagian tengah belakang atau scapula kanan Murphy sign (+) Jaundice Evaluasi • • • USG CT-Scan Abdomen MRCP / ERCP Pengobatan • • Cholecystectomy Ursodeoxycholic acid LAPAROSKOPI CHOLECYSTECTOMY Indikasi : ● kolesistitis (akut/kronik) ● simptomatik kolesistitis ● Gallstone pankreatitis ● Massa pada gallbladder Kontraindikasi : ● Tanda perforasi gallbladder (abses, fistula, peritonitis) ● kecurigaan pada malignancy ● penyakit liver tahap akhir dengan hipertensi poetal dan gangguan koagulopati parah LAPAROSKOPI CHOLECYSTECTOMY Laparoskopi Kolesistektomi Keuntungan : ● mengurangi infeksi pada luka ● mengurangi morbiditas dan nyeri ● recovery yang lebih cepat Resiko dari operasi laparoskopi kolesistektomi yaitu : ● kerusakan organ visceral dan vaskuler ● gagal ginjal akut ● atelektasis dari paru Operasi laparoskopi membutuhkan insuflasi gas (CO2) yang masuk ke rongga peritoneum dengan rate 4 - 6 liter / menit dengan tekanan 10 - 15 mmHg PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA LAPAROSKOPI Fisiologis efek pada rongga peritoneum ● CO2 yang masuk -> meningkatkan tekanan intraabdominal -> hypercapnia -> aktivasi sistem saraf simpatetik -> menaikkan tekanan darah, nadi, kontraktilitas otot jantung ● tekanan intraabdominal yang naik -> menekan pembuluh vena -> meningkatkan preload Fisiologis efek pada pernafasan ● menurunkan volume dan compliance paru ● tekanan intra abdomen yang naik -> penutupan dini dari jalan nafas yang kecil -> atelektasis intraoperatif -> menurunkan kapasitas fungsional residu PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA LAPAROSKOPI Fisiologis efek pada kardiovaskular ● CO2 pneumoperitoneum berhubungan dengan meningkatnya preload dan afterload tetapi tidak berefek pada cardiac output ● apabila tekanan intraabdomen > 15 mmHg -> akan menurunkan venous return -> menurunkan cardiac output dan hipotensi ● Respon kardiovaskular saat LC -> menaikkan resistensi vaskular sistemik, MAP, tekanan pengisian myocardial ANESTESI UMUM Indikasi : ● Membutuhkan operasi yang memerlukan relaksasi yang dalam untuk waktu yang Panjang ● Tidak dapat di anestesi secara local maupun regional ● Operasi yang akan menghasilkan perdarahan dalam jumlah banyak atau operasi yang mempengaruhi pernafasan ● Pasien tidak ko-operatif ● Pilihan pasien • • • • Kontraindikasi : Pasien dengan jalur nafas yang sulit Pasien dengan komorbid (CHF, stenosis aorta berat, penyakit paru berat) Pasien menolak Prosedur operasi dapat dilakukan dengan anestesi local atau regional OBAT INDUKSI Midazolam ● Golongan : Benzodiazepine ● MOA : Berikatan dengan reseptor GABA-A -> meningkatkan frekuensi pembukaan Cl ion channel -> influx dari Cl -> hiperpolarisasi dari membrane sel -> aktivitas GABA meningkat -> efek inhibisi (sedasi, relaksasi otot, amnesia) ● Onset : 5 menit ● Durasi : 1-6 jam ● Dosis : Premedikasi secara IM 0.07 – 0.15 mg/kgBB, Sedasi secara IV 0.01-0.1 mg/kgBB, Induksi secara IV 0.1 – 0.4 mg/kgBB OBAT INDUKSI Fentanyl ● Golongan : Opioid ● MOA : Berikatan dengan reseptor opioid Mu -> GTP diubah menjadi GDP -> hiperpolarisasi dari membrane sel dan inhibisi aktivitas saraf -> efek analgesic ● Onset : 3 menit ● Durasi : 45 menit ● Dosis : 2 – 50 mcg/kgBB OBAT INDUKSI Propofol ● Golongan : isopropylphenol ● MOA : meningkatkan afinitas dari ikatan GABA dengan reseptor GABA-A -> pembukaan dari Cl ion channel -> hiperpolarisasi membrane sel -> sedasi, relaksasi otot ● Onset : 15 – 30 detik ● Durasi : 10 menit ● Dosis : Induksi secara IV 1 – 2.5 mg/kgBB OBAT INDUKSI Atracurium ● Golongan : Non-depolarizing Neuromuscular Blocker ● MOA : berikatan dengan reseptor nikotinik dari kolinergik -> penurunan asetilkolin dan mencegah depolarisasi membrane sel -> kontraksi otot tidak terjadi ● Onset : 2 – 3 menit ● Durasi : 45 menit ● Dosis : 0.5 mg/kgBB OBAT INDUKSI Sevofluorane ● Golongan : Halogenated Inhalation Anesthetic ● MOA : meningkatkan aktivitas GABA dan glycine serta menurunkan aktivitas NMDA, asetilkolin, serotonin dan glutamate -> menurunkan kontraktilitas miokardium dan resistensi sistemik vascular -> relaksasi otot ● Onset : 2 – 3 menit ● Dosis : MAC 2% OBAT INTRA OPERASI DAN POST OPERASI Ceftriaxone ● Golongan : Cefalosporin generasi III ● MOA : berikatan dengan carboxypeptidase, endopeptidase, transpeptidase -> menghambat sintesis peptidoglikan pada dinding sel bakteri -> lisis dan matinya bakteri ● Dosis profilaksis : 1 – 2 gram Ranitidine ● Golongan : H2 receptor blocker ● MOA : menghambat histamin pada H2 reseptor untuk berikatan pada sel parietal lambung -> menghambat sekresi asam lambung, volume lambung dan mengurangi konsentrasi ion hydrogen ● Dosis : 50 mg secara IV tiap 6 – 8 jam OBAT INTRA OPERASI DAN POST OPERASI Ketorolac ● Golongan : Non-steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID) ● MOA : menghambat sintesis prostaglandin dengan inhibisi COX-1 dan COX-2 ● Dosis : Loading dose : 30 mg IV, Maintenance : 15 – 30 mg setiap 6 jam Ketoprofen • Golongan : Non-steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID) • MOA : menghambat sintesis prostaglandin dengan inhibisi COX-1 dan COX 2 • Dosis : suppositoria 100 mg, max 200 mg Terima Kasih