TUGAS 2 AGROKLIMATOLOGI “ PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.)” Dosen Pengampu: Ir. Yenisbar, M.Si Disusun oleh: Nama: Zahra Ibtisamah NPM: 225001516021 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2023 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi iklim yang kurang stabil contohnya musim penghujan yang muncul secara tiba-tiba, media tanam yang sedikit akibat pembangunan yang semakin banyak, menjadi sebuah alasan banyak tanaman yang gagal panen. Pembuatan greenhouse merupakan salah satu solusi yang awalnya bertujuan sebagai pemenuhan akan kebutuhan bahan pangan yang terus-menerus dengan menghiraukan musim. Pada proses tumbuhannya tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor di lingkungan yaitu suhu udara, kelembaban pada tanah, cahaya matahari, pH tanah, dan lain – lain. Jika pada prosesnya tumbuhan tidak mendapatkan parameter yang menjadi syarat pertumbuhannya maka menjadi faktor gagalnya proses pertumbuhan pada tanaman tersebut. Sebagai salah satu negara agraris Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam yang berlimpah terutama pada sektor pertanian. Seledri termasuk jenis sayuran yang dibudidayakan di Indonesia. Seledri (Apium Graveolens L.) ialah tumbuhan yang memiliki fungsi yaitu menjadi obat serta sayuran dalam kebutuhan sehari-hari. Selain itu juga dipakai sebagai penyedap makanan. Seledri berfungsi untuk menambah nafsu makan dan penurun tekanan darah oleh masyarakat tradisonal. Seledri merupakan jenis tanaman subtropis, dengan suhu 15-24℃ agar pertumbuhannya bagus. Tanaman seledri (Apium Graveolens L.) termasuk golongan sayuran daun yang penting dan memiliki nilai ekspor. Tananam tersebut merupakan tanaman penting kedua dari jenis tanaman rempah setelah selada ditinjau dari kepopuleran dan nilainya. Oleh karena itu seledri dianggap sebagai tanaman yang mewah. Bahkan saat ini telah digunakan sebagai makanan diet dan selalu tersedia sepanjang tahun. Namun budidaya tanaman seledri belum mendapat perhatian yang serius. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain animo masyarakat untuk mengusahakan pertanaman seledri masih kurang, iklim (seledri kebanyakan tumbuh di dataran tinggi di atas sekitar 900 meter di atas permukaan laut), teknik bercocok tanam yang kurang memadai dan kesuburan tanah yang rendah. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan terhadap penggunaan pupuk kimia untuk meningkatkan produktivitas tanaman adalah dengan tindakan memberikan pemupukan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik merupakan pupuk yang dibuat dari bahan organik yang dapat diperkaya hara lain dan berpengaruh positif terhadap tanaman, dengan bantuan jasad renik yang ada di dalam tanah, bahan organik yang diberikan ke tanah dapat berubah menjadi humus. Oleh karena itu melalui penggunaan pupuk organik diharapkan mampu meningkatkan produksi tanaman seledri dan sekaligus memperbaiki struktur tanah. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui dan memahami pada tanaman seledri. 2. Untuk mengetahui dan memahami pada taksonomi dan marfologi tanaman seledri. 3. Untuk mengetahui syarat tumbuh pada tanaman seledri. 4. Untuk mengetahui dan memahami jenis – jenis tanaman seledri berdasarkan habitatnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Seledri Seledri (Apium graveolens L.) termasuk dalam Famili Apiaceae dan merupakan salah satu komoditas tumbuhan yang serba guna yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan hampir seluruh bagian bisa dimanfaatkan. Selain sebagai tanaman sayuran, seledri juga digunakan sebagai bumbu penyedap yang sangat digemari masyarakat, baik di Indonesia maupun di negara-negara Eropa, Amerika dan Asia maka dari itu tanaman seledri memiliki nilai ekspor yang tinggi (Permadi, 2006 dalam Pertiwi, et al., 2022). Tanaman seledri dimanfaatkan sebagai sayuran bumbu (penyedap rasa), juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional yaitu untuk memperlancar pencernaan, penyembuhan demam, flu, penambah nafsu makan, dan penurun tekanan darah tinggi. Kandungan senyawa kimia dalam herba seledri memiliki aktivitas sebagai anti mikroba, anti hipertensi, antioksi, anti ketombe, dan anti-inflamasi (Wara, 2023). Tanaman seledri juga banyak mengandung vitamin A, vitamin C, dan zat besi serta zat gizi lainnya yang cukup tinggi. Dalam 100 g bahan mentah, seledri mengandung 130 IU, vitamin A 0,03 mg, vitamin B 0,9 protein, 0,1 g lemak, 4 g karbohidrat, 0,9 g serat, 50 mg riboflavin, 0,003 mg tiamin, 0,4 mg nikotinamid, 15 mg asam askorbat, dan 95 ml air (Permadi, 2006 dalam Hasanah, 2020). 2.2 Taksonomi dan Marfologi Tanaman Seledri Menurut Wara (2023) taksonomi tanaman seledri adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Kelas : Dicotyledoneae Infra Kingdom : Streptophyta Ordo : Apiales (Umbelliferales) Sub Kingdom : Viridiplantae Super Ordo : Asteranae : Apiaceae (Umbelliferae) Divisi : Spermatophyta Famili Seledri adalah jenis tanaman semusim dengan bentuk rumput atau semak. Genus : Apium L. Super Divisi : Embryophyta Seledri mempunyai daun tipis, rapuh, dengan bentuk belah ketupat miring, Spesies : Apium Graveolens L. Sub Divisi : Angiospermae yang panjangnya 2 – 8 cm dan lebarnya 2 – 5 cm, berwarna hijau tua, licin, dengan pinggir bergerigi, terletak pada kedua sisi tangkai yang berseberangan, ujung dan pangkalnya meruncing, panjang tangkai anak daunnya 1 - 3 cm. Bunganya kecil dan berwarna abu-abu putih. Buah tanaman seledri berbentuk bulatan kecil hijau sebagai buah muda, dan cokelat muda sebagai buah tua. Batang seledri biasanya bantet/pendek (tinggi kurang dari satu meter). Sistem perakaran menyebar ke semua arah pada kedalaman 30 40 cm (Banggut, et al., 2023). Secara morfologis, organ-organ penting tanaman seledri dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Akar Akar tanaman seledri adalah akar tunggang. Akar tunggang ini kemudian memiliki serabut akar yang menyebar kesamping dalam radius 5-9 cm dari pangkal batang. Akar yang berwarna putih kotor ini mampu menembus tanah hingga Gambar 2.1: Akar Tanaman Seledri kedalaman 30 cm (Hasanah, 2020). b) Batang Batang seledri biasanya bantet (tinggi kurang dari satu meter) mempunyai batang yang lunak (tidak berkayu), bentuknya bersegi dan beralur. Batang ini Gambar 2.2: beruas dan tidak berambut, cabangnya Batang Tanaman Seledri berjumlah banyak dan berwarna hijau keputihan (Pratama, 2022). c) Daun Daun tanaman seledri berbentuk menyirip ganjil yang merupakan daun majemuk, dengan anak daun 3-8 helai. Anak daun mempunyai tangkai yang panjangnya 1-2 Gambar 2.3: Daun Tanaman Seledri cm. Tangkai daun berwarna hijau keputihputihan dan helaian daun tipis serta rapat. Pangkal dan ujung daun seledri meruncing dengan bagian tepi daun bergerigi. Panjang daun ini sekitar 2-7,5 cm dengan lebar 2-5 cm. Pertulangan daun seledri menyirip, daun berwarna hijau muda hingga hijau tua. Daun seledri berpangkal pada batang semu dekat tanah, bertangkai dan bagian bawah sering terdapat daun muda tangkainya, helaian daun berbentuk lekuk tangan, tidak teralalu dalam, panjang 2-5 cm, lebar 1,5-3 cm, baunya sedap khas (Pratama, 2022). d) Bunga dan Buah Bunga tanaman majemuk yang seledri adalah bentuknya bunga menyerupai payung, berjumlah 8-12 buah kecil-kecil berwarna putih, dan tumbuh di bagian pucuk tanaman tua. Di setiap ketiak daun, biasanya Gambar 2.4: Bunga dan Buah Tanaman Seledri tumbuh sekitar tiga sampai delapan bunga dan pada ujung tangkai bunga membentuk bulatan. Setelah bunga dibuahi, bulatan kecil berwarna hijau akan terbentuk sebagai buah muda, kemudian berubah warna menjadi cokelat muda setelah tua. Buah tanaman seledri berbentuk bulatan kecil hijau sebagai buah muda, dan cokelat muda sebagai buah tua (Hasanah, 2020). 2.3 Syarat Tumbuh Pada Tanaman Seledri a. Iklim Seledri (Apium graveolens L.) termasuk salah satu jenis sayuran daerah subtropis yang beriklim dingin. Pertumbuhan benih seledri menghendaki keadaan temperatur minimum 9°C dan maksimum 20°C. Sementara untuk pertumbuhan dan menghasilkan produksi yang tinggi menghendaki temperature sekitar 10°C - 18℃ serta maksimum 24℃. Akan tetapi budidaya seledri secara polybag dapat digunakan sepanjang waktu, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (Jannah, 2016 dalam Hasanah, 2020). b. Tanah Tanah yang sesuai untuk tanaman seledri biasanya mengandung humus, gembur, serta mengandung garam dan mineral. Selain itu pH tanahnya antara 5,5 – 6,5. Tanah agak kering disukai seledri daun. Oleh karena itu, seledri daun lebih baik bila ditanam di akhir musim hujan. Tanah yang mengandung garam natrium dan kalsium serta unsur boron lebih disukai tanaman seledri. Jika tanahnya kekurangan natrium, tanaman menjadi kerdil. Pada tanah biasanya cocok untuk tanah andosol (Soewito, 2010 dalam Hasanah, 2020). c. Intensitas Matahari Tanaman seledri membutuhkan intensistas cahaya matahari pada siang hari sebesar 32.000 LUX atau 50% per harinya. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat (tidak hijau). Gejala etiolasi tersebut disebabkan oleh kurangnya cahaya atau tanaman berada di tempat yang gelap. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis. Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan baik apa bila tanaman mendapatkan penyinaran cahaya matahari yang cukup. Bibit seledri dapat tumbuh dengan baik, cepat dan sehat, pada cuaca yang hangat dimana cahaya matahari terang dan penuh (Hardjowigeno, 1995 dalam Hasanah, 2020). d. Ketinggian tempat Tanaman seledri ini cocok dikembangkan di daerah yang memiliki ketinggian tempat antara 0-1200 mdpl (meter diatas permukaan laut), udara sejuk dengan kelembapan antara 80% - 90% serta cukup mendapat sinar matahari. Seledri kurang tahan terhadap air hujan yang tinggi. Oleh karena itu, penanaman seledri sebaiknya pada akhir musim hujan atau periode bulan-bulan tertentu yang keadaan curah hujan berkisar antara 60 – 100 ml per bulan (Suhaeni, 2007 dalam Hasanah, 2020). e. Curah Hujan Curah hujan pada tanaman seledri berkisar antara 60 – 100 mm/bulan. Kekurangan atau kelebihan air akan berpengaruh terhadap produksi kedelai. Untuk mengurangi pengaruh terhadap produksi kedelai. Oleh karena itu, untuk mengurangi pengaruh negatif dari kelebihan air, dianjurkan untuk membuat saluran drainase sehingga jumlah air lebih dapat diatur dan dapat terbagi secara merata. Ketersediaan air tersebut bisa berasal dari saluran irigasi atau dari curah hujan yang turun. Tumbuhan kedelai yang memerlukan curahan air yang banyak atau kelembapan tanah yang cukup tinggi (Sarwanto, 2013 dalam Hasanah, 2020). 2.4 Jenis – Jenis Tanaman Seledri Menurut Elidar (2018) berdasarkan habitusnya, seledri dibagi menjadi 3 jenis yaitu : 1. Seledri daun (Apium graveolens L. var. secalinum Alef). Ciri khas seledri ini adalah terletak pada tata cara panennya yang dicabut batang atau tangkai daunnya. 2. Seledri potongan (Apium graveolens L. var. sylvestre Alef). Jenis seledri ini biasanya dipanen dengan cara memotong tanaman pada pangkal batangnya dan bagian akar tidak ikut diambil. 3. Seledri berumbi (Apium graveolens L. var. rapaceum Alef). Seledri ini biasanya yang dipanen hanya daunnya saja dengan bagian yang lain tidak ikut dipanen. Ciri khas seledri berumbi adalah pada bagian pangkal batangnya yang membengkak merupakan umbi. BAB III REVIEW JURNAL 3.1 Efek Penggunakan Jenis Media Dan Konsentrasi Nutrisi Pada Pertumbuhan Tanaman Seledri (Apium Graveolens L.) Secara Hidroponik Judul Jurnal : Efek Penggunakan Jenis Media Dan Konsentrasi Nutrisi Pada Pertumbuhan Tanaman Seledri (Apium Graveolens L.) Secara Hidroponik. Nama Jurnal : Jurnal Agrium Volume : Vol. 19, No. 3 Halaman : 265 – 273 Tahun : 2022 Penulis : Rosnina, A. G., Ernita., Nilahayati. Reviewer : Zahra Ibtisamah Tanggal : 01 Juli 2023 Pendahuluan Seledri (Apium graveolens L.) merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan di bidang biofarmaka, selain sebagai garnish dan pemberi aroma pada masakan. Sayuran ini mengandung nutrisi protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, Vitamin K, Riboflavin, Tiamin serta Nikotinamin yang berguna bagi kesehatan. Jenis tanaman seledri ini belum banyak diusahakan secara intensif. Terdapat beberapa hambatan yaitu kurangnya animo masyarakat dalam usaha penanaman seledri, selain penguasaan teknik budidaya yang masih kurang, juga kesuburan tanah serta faktor iklim yang kurang mendukung, seledri tumbuh lebih baik di dataran tinggi. Aroma khas yang dimilikinya menyebabkan seledri selalu di cari oleh koki restoran, hotel, rumah makan maupun ibu rumah tangga baik sebagai penghias makanan (garnish) dan pemberi aroma pada masakan seperti sop, soto, nasi goreng dan masakan lainnya. Selain aroma yang khas seledri juga memilki kelebihan terhadap efek pengobatan (medicinal properties). Konsumsi seledri digunakan dalam mengatasi hipertensi, hal ini berkaitan dengan senyawa yang dimilikinya dapat mengurangi penyerapan lemak di usus. Seledri merupakan bahan pangan yang memiliki nutrisi penting baik dari aspek kuantitas maupun kualitas. Upaya memenuhi kebutuhan konsumen terhadap seledri dapat diusahakan secara hidroponik dalam menghasilkan tanaman yang lebih bersih/higenis dan berkualitas. Media penanaman hidroponik berfungsi sebagai pengokoh tegaknya tanaman, bersifat inert sehingga bebas toksisitas dan memiliki daya pegang air (water holding capacity), drainase dan aerasi yang baik dapat mempertahankan kelembaban pada perakaran tanaman, dan tidak mudah lapuk. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian larutan nutrisi dan jenis media tanam yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman seledri secara hidroponik menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Alat Bahan dan Metode Penelitian Peralatan dan bahan yang digunakan adalah : instalasi hidroponik, TDS meter, penggaris, timbangan analitik, Chlorophyl meter, Cutter, gelas ukur 1000 ml, dan bahan nutrisi AB-Mix, air, benih seledri varietas Amigo. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) dua faktor yaitu jenis media tanam dan konsentrasi nutrisi masing-masing terdiri dari 3 taraf. Media (M): M1 (pecahan bata), M2 : Rockwool, M3: media pasir. Faktor kedua konsentrasi nutrisi (K), K1: 300-1.500 ppm, K2: 500-1.700 ppm, K3: 700-1.900 ppm. Konsentrasi masing-masing larutan ditingkatkan pada 2, 4, 6, 9 minggu setelah tanam (MST). Hasil dan Pembahasan Penggunaan jenis media tanam dan konsentrasi larutan nutrisi yang di aplikasi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri secara hidroponik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara media tanam yang berbeda dan larutan nutrisi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil seledri. Media pasir + konsentrasi 700 - 1.900 ppm memberikan hasil yang paling baik untuk bobot segar, bobot akar tanaman seledri. Pada kajian ini menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi nutrisi 700 - 1900 ppm yang ditingkatkan secara gradually dari 2 - 8 mst memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan seledri. Jumlah nutrisi pada larutan ini mendekati jumlah yang diberikan dengan konsentrasi 1400 ppm pada tanaman seledri 6 dan 8 mst yang mampu memicu pertumbuhan jumlah tangkai daun lebih banyak dibandingkan pada konsentrasi larutan 1200 ppm. Konsentrasi larutan yang bervariasi yang diberikan sesuai dengan tahap pertumbuhan tanaman seledri diperkirakan dalam kondisi yang mencukupi di dalam jaringan tumbuhan. Semakin tinggi ketersediaan hara tanaman, kemungkinan besar produksi tanaman lebih tinggi apabila faktor lain juga mendukung, faktor lain yang dimaksud yaitu faktor lingkungan disekitar tempat budidaya tanaman itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman seledri salah satunya yaitu faktor suhu lingkungan, seledri dapat tumbuh dengan baik pada dataran tinggi dengan suhu 10 - 24ºC, sedangkan penelitian ini dilaksanakan di dataran rendah dengan suhu lingkungan berkisar kurang lebih 31ºC. Suhu merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya proses fotosintesis dan metabolisme suatu tanaman, proses metabolisme tanaman dipengaruhi oleh faktor luar seperti sinar matahari, suhu, ketersediaan air, hara mineral dan kondisi tempat tumbuh. Telah diketahui bahwa seledri merupakan tanaman C3 atau tanaman yang jenuh akan radiasi, seledri dapat tumbuh baik di bawah naungan atau di tempat yang intensitas mataharinya rendah. Kesimpulan Pada percobaan ini media Rockwool dan pasir merupakan media yang ideal dengan aplikasi nutrisi 7 ml/l merupakan konsentrasi yang optimal dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman seledri. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Seledri (Apium graveolens L.) termasuk dalam Famili Apiaceae dan merupakan salah satu komoditas tumbuhan yang serba guna yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dan hampir seluruh bagian bisa dimanfaatkan. Selain sebagai tanaman sayuran, seledri juga digunakan sebagai bumbu penyedap yang sangat digemari masyarakat, baik di Indonesia maupun di negara-negara Eropa, Amerika dan Asia maka dari itu tanaman seledri memiliki nilai ekspor yang tinggi. Tananam tersebut merupakan tanaman penting kedua dari jenis tanaman rempah setelah selada ditinjau dari kepopuleran dan nilainya. Oleh karena itu seledri dianggap sebagai tanaman yang mewah. Bahkan saat ini telah digunakan sebagai makanan diet dan selalu tersedia sepanjang tahun. Tanaman seledri juga banyak mengandung vitamin A, vitamin C, dan zat besi serta zat gizi lainnya yang cukup tinggi. Seledri mempunyai bagian yang terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan buahnya. Syarat tumbuh pada tanaman seledri adalah iklim, tanah, intensitas matahari, ketinggian tempat, dan curah hujan. Seledri terbagi menjadi 3 golong/jenis yang berdasarkan habitatnya yaitu seledri daun, seledri potongan, dan seledri berumbi. DAFTAR PUSTAKA Banggut, A. L. F., Setiawan, A. B., & Sumarahinsih, A. 2023. Monitoring Suhu Pada Tanaman Seledri Berbasis Internet of Things Dengan Metode Fuzzy Sugeno. JASEE Journal of Application and Science on Electrical Engineering, 4(01): 37-47. Elidar, Y. 2018. Budidaya tanaman seledri di dalam pot dan manfaatnya untuk kesehatan. Jurnal Abdimas Mahakam, 2(1): 42-47. Hasanah, I. 2020. Respon pemberian Pupuk NPK 16: 16: 16 dan POC Daun Lamtoro terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) (Doctoral dissertation). Pertiwi, E. D., Asmuliani, R. 2022. Hasil Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) dengan Kombinasi Media Tanam dan Pupuk Organik Cair. Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 10(1): 121-127. Pratama, A. Y. 2022. Pengaruh Eco-Enzyme Dan Vermikompos Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Seledri (Apium Graveolens L.). Other thesis, Universitas Islam Riau. Rosnina, A. G., Ernita, E., & Nilahayati, N. 2022. Efek Penggunakan Jenis Media Dan Konsentrasi Nutrisi Pada Pertumbuhan Tanaman Seledri (Apium graveolens L.) Secara Hidroponik. Jurnal Agrium, 19(3): 265-273. Wara, M. L. 2023. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Kotoran Kambing Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Seledri (Apium Graveolens L.). Other thesis, Universitas Mahasaraswati Denpasar. LAMPIRAN