Uploaded by MAS chanel

SPM MUH. ALFIANSYAH

advertisement
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Dosen Pengampu:
Asriyani MB, SE.MM
Di susun oleh :
MUH. ALFIANSYAH (A1A622044)
KELAS B
PROGRAM STUDI PENGANTAR PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
TAHUN 2023
1. Berikan penjelasan perusahaan dengan industri tunggal, perusahaan dengan
diversifikasi yang berhubungan, perusahaan dengan diversifikasi:
JAWABAN :



Perusahaan industri tunggal merupakan perusahaan yang beroperasi dan
mempunyai pengaruh di tingkat diversifikasi perusahaan tersebut. Suatu
perusahaan sangat mungkin mempunyai komitmen secara total pada satu
industri saja. Seperti pada perusahaan tunggal yang memakai kompetensi
inti dalam mencapai pertumbuhan pada industri itu. Beberapa contohnya
ada pada perusahaan industri unggas Perdue Farms, Perusahaan permen
karet Wriglet, serta perusahaan baja Nucor.
Jenis diversifikasi ini masih berhubungan dengan usaha yang dirintis
sebelumnya. Sinergi operasi yang dapat terjadi pada dua lalu lintas unit
bisnis yang meliputi kemampuan membagi sumber daya, serta kemampuan
kompetensi inti.
diversifikasi yang tidak memiliki kaitan yang erat dengan jenis bisnis
sebelumnya. Alasan dari diversifikasi ini adalah terdapat keuntungan besar
saat melakukannya. Jika keuntungan hanya ditargetkan dalam jangka
pendek, perusahaan dapat mengambil alih perusahaan yang lainnya.

2. Jelaskan misi unit bisnis BCG?
JAWABAN :
BCG Matrix diimplementasikan perusahaan karena membantu mengalokasikan
sumber daya perusahaan agar mampu mengejar target market share. Dengan
adanya alokasi sumber daya perusahaan yang efektif, mereka mampu mengambil
keputusan strategis yang didasarkan pada posisi kompetitif dan peluang pasar.
Berikut adalah tahapan dalam mengimplementasikan BCG Matrix:
Memilih produknya
BCG Matrix bisa digunakan untuk analisis unit bisnis, memisahkan merek, produk,
atau firma sebagai unit sendiri. Pilihan unitnya memengaruhi seluruh analisis.
Menentukan pasarnya
Penentuan pasar yang salah menyebabkan klasifikasi produk yang buruk.
Contohnya, jika Anda berpikir bahwa Mercedes-Benz merupakan merek produk
mobil rakyat pada umumnya, maka merek ini akan berakhir sebagai Dogs (karena
produk ini hanya memiliki 20% market share), tetapi akan menjadi Cash Cow jika
dikategorikan sebagai produk mobil mewah. Jadi, menentukan pasar secara akurat
akan membantu menetapkan posisi portofolio.
Menghitung relative market share (pangsa pasar relatif)
Market share digunakan dalam matrix ini untuk membandingkan penjualan produk
perusahaan yang dimiliki dengan pesaing terbesar yang menjual produk
sama. Relative market share adalah penjualan produk tahun ini dibagi dengan
penjualan produk pesaing tahun ini (penjualan ditentukan dalam bentuk jumlah
pemasukan atau volume unit satuan produk).
Menemukan laju pertumbuhan pasar
Laju pertumbuhan industri dapat ditemukan melalui sumber online atau dihitung
dengan laju pendapatan rata-rata perusahaan. Selain itu, laju pertumbuhan pasar
diukur dalam bentuk persentase. Pasar dengan laju tumbuh tinggi dan total market
share yang berkembang akan memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk
mendapat pemasukan.
Menggambar lingkaran pada matrix
Setelah melakukan kalkulasi pada langkah sebelumnya, Anda perlu mengisi merek
atau produk pada setiap kolom matrix. Sumbu X menunjukkan relative market
share dan sumbu Y menunjukkan market growth rate atau laju pertumbuhan
industri. Berikut adalah contoh kolom matrix yang sudah terisi:
3. Jelaskan tentang gambar rantai slide sebelumnya (slide 17) dan berikan contoh
aplikasi pada perusahaan.
JAWABAN :
Konsep value chain merupakan konsep yang dikembangkan oleh Porter pada tahun
1985 yang memandang perusahaan sebagai suatu rangkaian atau jaringan aktivitas
dasar yang menambah nilai bagi produk atau jasanya dan menambah margin nilai
baik
bagi
perusahaan
maupun
bagi
pelanggannya.
Analisis value
chain menggambarkan aktivitas di dalam dan disekitar organisasi dan
menghubungkannya
pada
kekuatan
persaingan
perusahaan.
Porter
mengelompokkan aktivitas perusahaan menjadi dua kelompok, yaitu primary
activities dan supporting activities. Primary activities terdiri dari inbound logistics,
operations, outbound logistics, marketing and sales, and service. Setiap aktivitas ini
saling terhubung dengan supporting activities agar dapat meningkatkan efektivitas
atau efisiensinya. Terdapat empat area utama dalam supporting activities, yaitu:
procurement, technology development, human resource management, and
infrastructure.
1.
Aktivitas-aktivitas utama
a.
Inbound logistics, yaitu merencanakan pemindahan bahan baku secara efektif
dan efisien sehingga dapat mengurangi emisi dalam transportasi.
b.
Oprerations, yaitu pengelolaan limbah yang layak, pemakaian listrik dan air
secara efisien, peralatan dan kondisi kerja yang aman, dan lain-lain
c.
Outbond logistics, yaitu kemasan produk menggunakan kemasan yang ramah
lingkungan dan penggunaan transportasi pengantaran produk seefisien mungkin
d.
Marketing & sales, yaitu isi iklan yang mendukung CSR dan harga jual wajar
bagi konsumen
e.
After-sales service, yaitu mengelola barang-barang usang secara ramah
lingkungan
2.
Aktivitas-aktivitas pendukung
a.
Firm infrastructure, yaitu pengelolaan perusahaan dan pelaporan keuangan
yang berbasis CSR
b.
Human resources, yaitu kondisi kerja yang aman, sehat, dan memenuhi syarat
c.
Technology development, yaitu pengembangan teknologi yang ramah
lingkungan
d.
Procurement, yaitu pemanfaatan sumber-sumber daya yang alami. (Martusa,
2009, hal. 169-170)
Analisis Value Chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian
dari rantai nilai produk. Rantai nilai produk merupakan aktivitas yang berawal dari
bahan mentah sampai dengan penanganan purna jual. Rantai nilai ini mencakup
aktivitas yang terjadi karena hubungan dengan pemasok (Supplier Linkages), dan
hubungan dengan konsumen (Customer Linkages). Aktivitas ini merupakan
kegiatan yang terpisah tapi sangat tergantung satu dengan yang lain. Analisis value
chain membantu manajer untuk memahami posisi perusahaan pada rantai nilai
produk untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Pendekatan Analisis Value
Chain dan Value Coalitions merupakan pendekatan terbaik dalam membangun
nilai perusahaan kearah yang lebih baik. Analisis Value Chain dan Value
Coalitions lebih sering berhubungan dengan aktivitas luar perusahaan.
Analisa Value Chain dilakukan untuk memetakan seluruh proses kerja yang
terjadi dalam organisasi menjadi dua kategori aktivitas, yaitu aktivitas utama dan
aktivitas pendukung. Mengacu pada dokumen organisasi yang menyebutkan tugas
dan fungsi setiap unit kerja berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap
proses kerja yang terjadi di masing-masing unit kerja. (Wedhasmara, 2009, hal. 20)
Contoh Aplikasi Value Chain Pada Perusahaan Pt Rolas Nusantara Mandiri
Perusahaan PT Rolas Nusantara Mandiri ini memiliki produk di bidang
perkebunan yaitu kopi dan teh. Dari produk tersebut PT Rolas Nusantara Mandiri
mengolahnya menjadi bentuk produk yang lebih memiliki nilai untuk dijual sehingga
produk kopi dan teh dapat dijual dengan nilai yang lebih tinggi. Salah satu bentuk produk
dari PT Rolas Nusantara Mandiri yaitu Java coffee, Typica coffee, dan Teh rolas. PT Rolas
Nusantara Mandiri juga mengolah sumber air yang ada di daerah kota Jember untuk di
jadikan sebagai minuman kemasan yang siap minum. PT Rolas Nusantara Mandiri sendiri
merupakan perusahaan industri hilir yang memiliki induk perusahaan yaitu PTPN XII.
Dengan adanya industri hilir tersebut maka sangat perlu perusahaan memiliki suatu alat
analisis guna meningkatkan nilai pada suatu produk. Alat analisisis yang berguna untuk
meningkatkan nilai dari suatu produk dan dapat mengetahui efektifitas dan efisiensi dari
suatu perusahaan di setiap aktivitasnya yaitu analisis rantai nilai.
Secara teori rantai nilai adalah pandangan bahwa suatu bisnis dipandang sebagai
suatu rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output dan bernilai bagi para pelanggan
(Pearce dan Robinson, 2016). Analisis rantai nilai merupakan suatu analisis yang berupaya
memahami bagaimana suatu bisnis dapat menciptakan nilai bagi para pelanggan dengan
memeriksa kontribusi dari aktivitas-aktivitas yang berbeda dalam melakukan bisnis
terhadap nilai tersebut. Analisis rantai nilai jika dilihat dari sudut pandang proses yaitu
berfungsi sebagai membagi bagian-bagian bisnis menjadi kelompok-kelompok aktivitas
yang terjadi dalam bisnis tersebut, yang diawali dengan input yang diterima oleh
perusahaan dan berakhir menjadi produk atau jasa perusahaan dan layanan purna jual bagi
para pelanggan (Pearce dan Robinson, 2016). Melalui kegiatan rantai nilai tersebut dapat
dijelaskan bahwa terdapat dua jenis aktivitas dalam rantai nilai, yaitu aktivitas utama atau
primary activities dan aktivitas pendukung atau secondary activities pada PT Rolas
Nusantara Mandiri.
 Aktivitas Utama
Dalam aktivitas utama terdapat beberapa aktivitas utama yang masih belum efektif
dan efisien dalam prosesnya, yaitu:
1. Inbound Logistic Pada aktivitas ini, PT Rolas Nusantara Mandiri terdapat kendala
keterlambatan masuknya bahan baku dari Vendor yang membuat seluruh rangkaian proses
produksi dan aktivitas utama sedikit terlambat. Hal tersebut terjadi dikarenakan dari pihak
PT Rolas Nusantara Mandiri terlambat dalam melakukan pembayaran kepada Vendor yang
juga disebabkan adanya kesalah pahaman di antar divisi sehingga bisa mengakibatkan hal
tersebut. Dari kejadian tersebut mengakibatkan proses aktivitas utama yang ada pada PT
Rolas Nusantara Mandiri menjadi kurang efektif dan efisien. Solusi dari kejadian itu adalah
dengan menerapkan sistem yang saling terintegrasi di antar divisi dan membuat suatu SOP
yang lebih ketat lagi agar proses di aktivitas utama tersebut bisa berjalan dengan baik secara
efektif dan efisien untuk mendapatkan margin yang telah di tetapkan pihak manajemen PT
Rolas Nusantara Mandiri.
2. Marketing and Sales Pada aktivitas ini PT Rolas Nusantara Mandiri masih kurang
menjalankan pemasarasn produknya dengan baik dikarenakan produk-produk yang
dihasilkan dari PT Rolas Nusantara Mandiri belum sepenuhnya dikenal oleh masyarakat
luas dan bisa diketahui juga dari sedikitnya masyarakat yang membeli di toko-toko yang
menjadi rekanan PT Rolas Nusantara Mandiri. Hal tersebut juga di dukung dengan
sedikitnya masyarakat yang berkunjung di official store dan beberapa Cafe yang di miliki
PT Rolas Nusantara Mandiri. Hal tersebut membuat aktivitas utama yang ada pada PT
Rolas Nusantara Mandiri menjadi kurang efektif dan efisien karena perusahaan tetap
melakukan produksi sesuai target tetapi barang yang dihasilkan tidak bisa langsung di
distribusikan ke para konsumen yang membuat kualitas produk tersebut bisa menurun dan
mengurangi harga jual. Solusi dari permasalahan tersebut yaitu dengan meningkatkan
brand awearnes kepada para masyrakat melalui banyaknya memasang iklan baik di media
sosial maupun dengan mengikuti event yang berguna untuk mendongkrak nama dari PT
Rolas Nusantara Mandiri sendiri dan penjualan tentunya. Solusi selanjutnya yaitu dengan
melakukan kerjasama antar sesama perusahaan BUMN dengan moto BUMN itu sendiri
yaitu “SALING SINERGI” , dari faktor tersebut juga bisa membantu memasarkan produk
yang dihasilkan oleh PT Rolas Nusantara Mandiri dan juga bisa meningkatkan penjualan
dari produk yang dihasilkan.
3. Service Pada aktivitas ini PT Rolas Nusantara Mandiri kurang memerhatikan layana
purna jual bagi para konsumennya. Sehingga membuat para konsummen tersebut kurang
puas dan bisa menimbulkan penurunan loyalitas pelanggan yang ada di PT Rollas
Nusantara Mandiri. Hal itu juga bisa berdampak pada penurunan penjualan yang bisa
menimbulkan ketidak efektifan dan efisiensi pada PT Rolas Nusantara Mandiri sendiri.
Solusi dari permasalahan ini adalah dengan menyediakan suatu sistem yang bertujuan
untuk melayani keluh kesah dari para konsumen sehingga konsumen tersebut merasa
diperhatikan dan akan berdampak pada peningkatan loyalitas pelanggan dan bisa
meningkatkan penjualan sekaligus marketing bagi PT Rolas Nusantara Mandiri.
Logistik ke Dalam
 Pengadaan bahan baku utama.
 Pengadaan bahan baku pembantu.
Operasi
 Pemilihan Bahan baku utama dan pembantu.
 Memeriksa kesiapan mesin di tiap pabrik.
 Melakukan control kelayakan mesin di setiap pabrik.
 Proses produksi di tiap – tiap pabriknya sesuai produknya.
 Memberi tanggal dan kode produksi.
Logistik ke Luar
 Menerima bahan baku utama dan bahan baku pembantu yang telah ditawarkan pihak
pengadaan.
 Memeriksa bahan baku utama dan bahan baku pembantu sesuai dengan oermintaan yang
telah ditawarkan
 Mendistribusika n bahan baku utama dan bahan baku pembantu ke setiap pabrik sesuai
dengan produk yang dihasilkan
 Menyimpan produk barang jadi di setiap pabrik menggunakan sistem FIFO.
Pemasaran dan Penjualan.
 Melakukan penjulan ke supermarket melalui salesman yang dimiliki PT Rolas Nusantara
Mandiri.
 Menerima dan membuat event untuk memasarkan produk dan sebagai public relation PT
Rolas Nusantara Mandiri.
 Menjual produk yang dihasilkan PT Rolas Nusantara.
 Mendistribusikan dari gudang barang jadi di setiap pabrik ke depo penjualan.
 Mendisrtibusikan dari gudang barang jadi depo ke kafe sesuai permintaan yang
ditawarkan pihak kafe ke pusat.
Pelayanan
 Menyiapka n layanan customer service yang berfungsi untuk menanggapi keluh kesah
para pelanggan Mandiri melalui depo.
 Memasarka n dan menjual produk PT Rolas Nusantara Mandiri melalui market place dan
sosial media seperti, blibli, tokopedia, dan menjual melalui web PT Rolas Nusantara
Mandiri.
 Memasarkan dan menjual produk PT Rolas Nusantara Mandiri melalui kafe yang dimiliki
perusahaan.
 Aktivitas Pendukung
Dalam aktivitas pendukung terdapat beberapa aktivitas pendukung yang masih
belum efektif dan efisien dalam prosesnya, yaitu:
1. Infrastruktur perusahaan Pada aktivitas ini PT Rolas Nusantara Mandiri belum memiliki
suatu sistem yang saling terintegrasi di antar divisi yang membuat miss komunikasi dan
berdampak pada kurang efektif dan efisiennya pekerjaan yang dilakukan di antar divisi dan
juga bisa menghambat aktivitas utama dan pendukung pada PT Rolas Nusantara Mandiri.
Solusi dari permasalahan ini adalah mengunakan atau membuat sistem yang bisa saling
terkoneksi di antar divisinya sehingga bisa mengurangi kesalahan dalam menyampaikan
ataupun menerima informasi yang penting di antar divisi tersebut.
2. Sumber Daya Manusia Pada aktivitas ini PT Rolas Nusantara Mandiri masih memiliki
kendala di SDM yang kurang compatible di bidangnya yang berdampak pada tidak
masksimalnya aktivitas yang dijalankan di aktivitas utama dan aktivitas pendukung dan hal
tersebut juga membuat proses bisnis yang dijalankan di PT Rolas Nusantara Mandiri
kurang efektif dan efisien. Solusi dari permaslahan tersebut adalah untuk lebih selektif
dalam melakukan perekrutan pegawai di PT Rolas Nusantara Mandiri dan SOP perekrutan
di PT Rolas Nusantara Mandiri sendiri harus didasari pada karyawan yang memiliki jiwa
entrepreneur.
CONCLUSION
Aktivitas utama di PT Rolas Nusantara Mandiri terdiri dari dari Inbound Logistic,
Operations, Outbound Logistic, Marketing and Sales, Service. Dalam aktivitas utama
tersebut di setiap aktivitasnya, PT Rolas Nusantara Mandiri secara keseluruhan telah sesuai
dengan teori rantai nilai. Tetapi masih ada beberapa aktivitas di PT Rolas Nusantara
Mandiri yang kurang efektif dan efisien yaitu di aktivitas inbound logistik, markleting and
sales, dan service. Aktivitas pendukung terdapat aktivitas Infrastruktur Perusahaan,
Sumber Daya Manusia, Pengembangan Teknologi, dan Pembelian yang dari semua
aktivitas tersebut juga sudah sesuai dengan teori yang ada. Namun, dalam aktivitas
infrastruktur perusahaan, PT Rolas Nusantara Mandiri kurang memiliki sistem manajemen
yang saling terintegrasi di antar divisinya. Sehingga memunculkan adanya kesalah
pahaman informasi dalam berjalannya perusahaan di antar divisi. Nilai rantai memiliki
dampak yang baik untuk perusahaan yang memiliki visi jangka panjang sehingga nilai
rantai sangat penting diterapkan pada perusahaan privat maupun perusahaan publik.
LIMITATION/IMPLICATION
Implikasi teori ini mendukung teori dari porter tentang value chain pada PT Rolas
Nusantara Mandiri. Implikasi praktis yang diperoleh adalah sebelum memakai value chain
harga produknya disesuaikan dengan perusahaannya, setelah memakai sistem value chain
produksi produknya mengalami peningkatan dari harga jualnya. Seperti Harga kopi
Arabica dengan mutu 1 atau singgle origin setelah di hilirisasi menggunakan analisis value
chain yaitu di kisaran Rp 296.000 per 250g. Harga kopi Arabica dengan mutu 1 atau singgle
origin ketika belum dihilirisasi per kg adalah Rp 98.000, dalam bentuk green bean dan
harus dibeli secara partai besar. Harga teh dengan kualitas premium sebelum di hilirisasi
menggunakan analisis value chain yaitu di kisaran Rp 22.400 per kg. Harga teh dengan
kualitas premium sesudah di hilirisasi menggunakan analisis value chain yaitu di kisaran
Rp 8000 pada 1 dusnya yang berisi kurang lebih 15 tea bag, dari data diatas maka dengan
adanya analisis value chain bisa menambahkan nilai bagi para konsumen yang ingin
menikmati kopi dengan kualitas baik dan siap konsumsi lebih efisien dan dengan harga
yang masih terjangkau dan perusahaan mendapatkan margin yang lebih banyak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis value chain merupakan alat analisis stratejik yang digunakan untuk
memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk
mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya,
dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan
pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri. Tujuan dari
analisis value chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value chain dimana
perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk menurunkan
biaya,. Penurunan biaya atau peningkatan value dapat membuat perusahaan lebih
kompetitif. Analisis rantai nilai mempunyai dua langkah:
1. Mengidentifikasi Aktivitas Rantai Nilai.
2. Mengembangkan Keunggulan Kompetitif dengan Menurunkan Biaya atau
Menambah Nilai.
Adapun tahapan dalam analisis rantai nilai, yaitu:
1. Mengidentifikasi Aktivitas Value Chain.
2. Mengidentifikasi Cost Driver Pada Setiap Aktivitas Nilai.
3. Mengembangkan Keunggulan Kompetitif Dengan Mengurangi Biaya Atau
Menambah Nilai.
DAFTAR PUSTAKA
Charil, A. (2011). Rekayasa Akuntansi Manajemen Dalam Lingkungan Bisnis
YangKompetitif. Jurnal Akuntansi Vol.10 No.1-2 , 69-91.
Kandou, C. S. (2014). Penerapan Analisis Value Chain Untuk Mencapai
Keunggulan Bersaing. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol.3 No.3 , 1-16.
Kinney, C. A. (2011). Akuntansi Biaya: Dasar dan Perkembangan Edisi7, Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Marisa, J. (2017). Analisis Strategi Rantai Nilai (Value Chain) Untuk Keunggulan
Kompetitif Melalui Pendekatan Manajemen Biaya Pada Industri Pengolahan
Ikan. Journal Of Animal Science and Agronomy Panca Budi Vol.2 No.02 , 7-17.
Martusa, R. (2009). Peranan Environmental Accounting Terhadap Global
Warming. Jurnal Akuntansi Vol.1 No. 2 , 164-179.
Mirdah, A. (2011). Upaya Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis Dengan
Menbangun & Meraih Competive Adventage Melalui Value Chain Analysis &
Kemitraan. Jurnal Akuntansi , 1-18.
Wedhasmara, A. (2009). Langkah-Langkah Perencanaan Strategis Sistem
Informasi Dengan Menggunakan Metode Word and Peppard. Jurnal Sistem
Informasi (JSI) Vol. 1 No. 1 , 14-22.
Wijaya, D. (2011). Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Jakarta: Salemba
Empat.
Wisdaningrum, O. (2013). Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Dalam Lingkungan
Internal Perusahaan. Jurnal Analisa Akuntansi Vol.1 No.1 , 40-48.
Download