Uploaded by Fadhil Pratama

PROPOSAL PENELITIAN AHMAD FADHIL

advertisement
PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA
UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN
PROPOSAL PENELITIAN
AHMAD FADHIL PRATAMA TORO
D111 19 1025
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
1
HALAMAN PENGESAHAN
AHMAD FADHIL PRATAMA TORO
D111 19 1025
PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA
UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN
Makassar, 14 Maret 2023
Disetujui oleh,
Kepala Laboratorium
Perencanaan dan Valuasi Tambang
Dr. Aryanti Virtanti Anas, S.T., M.T
NIP. 197010052008012026
2
I.
JUDUL PENELITIAN
“PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI
TARGET PRODUKSI BULANAN”
II.
LATAR BELAKANG
Industri pertambangan dikenal sebagai industri padat modal, padat teknologi,
dan juga industri yang memiliki risiko kerja yang sangat tinggi. Oleh karena itu
diperlukan adanya manajemen yang baik dalam proses penambangan dengan tujuan
mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Berdasarkan hal tersebut, industri
pertambangan memerlukan suatu perencanaan yang detil mulai dari kegiatan eksplorasi
bahan galian hingga kegiatan pascatambang guna mencegah kerugian yang berdampak.
Perencanaan tambang adalah penentuan persyaratan serta urutan teknik pelaksanaan
penambangan dalam berbagai kegiatan yang harus dilakukan. Rancangan atau desain
berperan sebagai penentuan persyaratan spesifikasi, dan kriteria teknik untuk mencapai
sasaran serta urutan teknis pengerjaannya. Selain itu, desain tambang berperan penting
untuk memudahkan pengambilan cadangan dari suatu endapan sehingga dengan
adanya desain tambang, lebih memudahkan untuk memenuhi target produksi terutama
untuk bahan galian yang ore bodies berbentuk horizontal seperti batubara (Indrajaya et
al., 2020).
Aktivitas produksi batubara terdiri dari beberapa tahap mulai dari pembukaan
lahan, sampai dengan tahap penjualan. Setiap aktivitas produksi haruslah direncanakan
dengan baik dan presisi agar perusahaan tambang dapat mencapai target produksinya.
Langkah atau cara untuk mencapai target produksi yang optimal yaitu pembuatan
sequence dalam penambangan. Sequence penambangan yaitu bentuk-bentuk
penambangan (mineable geometris) yang menunjukkan bagaimana suatu pit akan
ditambang dari titik awal masuk sampai akhir pit (Waterman, 2018). Pembuatan
Sequence merupakan tugas paling awal dalam proses perencanaan tambang yakni
membagi lubang akhir/final pit menjadi unit yang lebih mudah dikelola untuk berbagai
tahapan dan evaluasi perencanaan tambang. Selain itu, pembuatan sequence dapat
meningkatkan NPV (net present value) sekaligus meminimalkan rasio pengupasan untuk
suatu proyek, bergantung pada karakteristik mineralisasi dan dimensi lubang akhir.
Terdapat tiga aspek yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan sequence suatu
proyek yaitu variabel geomekanik; misalnya, sudut pit akhir, sudut inter-ramp, dan sudut
3
muka bangku, variabel kedua yaitu tingkat ekstraksi maksimum yang diperlukan dari
sequence (ore and waste), dan yang paling penting yaitu variabel fleet/peralatan
mekanis yang digunakan (Araya et al., 2020).
Salah satu hal yang paling vital dalam membantu tercapainya target produksi
selain perancangan sequence penambangan yaitu pengelolaan fleet pada lokasi
penambangan baik itu efisiensi maupun produktivitas fleet selama aktivitas. Fleet yang
dimaksud yaitu peralatan mekanis yang digunakan dalam pemindahan tahah mekanis
terkait dengan kegiatan penggalian, pemuatan, pengangkutan, penimbunan, perataan
dan pemadatan tanah. Tujuan dari penggunaan peralatan mekanis tersebut adalah
untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat
(Oemiati dkk., 2020).
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan rencana penelitian
sinkronisasi antara sequence batubara dengan penggunaan fleet pada penambangan
sehingga
dibuatlah
rencana
penelitian
dengan
topik
perancangan
sequence
penambangan batubara untuk menunjang kemajuan tambang dan memenuhi rencana
target produksi bulanan (mid term planning) pada daerah penelitian yang dituangkan
dalam proposal penelitian ini.
III.
RUMUSAN MASALAH
Perencanaan tambang merupakan aspek penting dalam suatu industri
pertambangan dalam mencapai target produksinya guna memeroleh keuntungan. Untuk
mencapai target produksi tersebut, perlu dilakukan suatu pentahapan atau sequence
penambangan beserta manajemen peralatan tambang dalam pemindahan tanah
mekanis selama aktivitas penambangan. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian
ini sebagai berikut:
1.
Berapa jumlah cadangan batubara berdasarkan desain pit limit di lokasi
penelitian.
2.
Bagaimana rancangan sequence penambangan batubara bulanan berdasarkan
aspek stripping ratio (SR) dan target produksi.
3.
Berapa jumlah kebutuhan alat untuk mencapai target produksi bulanan.
4
IV.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1.
Menentukan jumlah cadangan batubara pada daerah penelitian.
2.
Merancang sequence penambangan batubara bulanan sesuai dengan stripping
ratio (SR) dan target produksi yang ditentukan.
3.
Menghitung jumlah kebutuhan alat untuk mencapai target produksi bulanan.
V.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1.
Memahami aspek/variabel yang memengaruhi tercapainya target produksi dalam
hal ini komoditas batubara.
2.
Mengetahui penentuan arah front kerja dan tahapan dalam merancang sequence
penambangan.
VI.
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Perencanaan tambang
Perencanaan tambang merupakan suatu tahap penting dalam rencana operasi
penambangan. Perencanaan tambang yang modern memerlukan pemodelan komputer
dari sumberdaya yang akan ditambang. Aspek penting dalam pekerjaan perencanaan
tambang yaitu penentuan batas akhir penambangan, dan penjadwalan produksi. Fungsi
perencanaan penambangan yaitu sebagai kerangka susunan yang rinci proyek
penambangan dan menunjukkan urutan eksploitasi yang sesuai dengan desain serta
peralatan (Putera AS. et al., n.d.). Data yang diperlukan dalam penyusunan perencanaan
penambangan yaitu data topografi, bor, area rencana, geoteknik, peralatan
penambangan, jam kerja, serta data penunjang lainnyaPada penelitian ini difokuskan
pada penjadwalan produksi untuk memenuhi target produksi proyek penambangan yang
ekonomis (Zalfatirsa, 2019). Berdasarkan waktu, perencanaan dibagi menjadi:
a.
Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Plan)
Perencanaan jangka panjang biasanya mecakup umur tambang minimal lima
tahun kedepan. perencanaan jangka panjang ini digunakan untuk melaporkan
rencana produksi perusahaan kepada pemerintah terkhusus kementerian ESDM
selaku pemegang kekuasaan dari semua perusahaan tambang di Indonesia.
5
selain itu, perencanaan ini juga digunakan sebagai keperluan analisa bisnis para
pemegang saham atau shareholder.
b.
Perencanaan Jangka Menengah (Mid Term Plan)
Perencanaan
tambang
jangka
menengah
merupakan
penjabaran
dari
perencanaan jangka panjang dengan umur tambang sekitar satu tahun kedepan
dan diperlukan untuk membuat perkiraan biaya operasional dan hasil yang akan
dihasilkan oleh perusahaan tersebut selama satu tahun kedepan.
c.
Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Plan)
Rencana jangka pendek merupakan penjabaran lebih detil dari perencanaan
jangka menengah. Rencana inilah yang menjadi acuan langsung dari operasional
lapangan seperti penempatan alat muat, alokasi truk muat ke lokasi loading
point, dan sebagainya.
2.
Sequence penambangan batubara
Definisi
tahapan
penambangan
(sequence)
merupakan
bentuk-bentuk
penambangan (mineable geometris) yang menunjukkan bagaimana suatu pit akan
ditambang dari titik awal masuk hingga bentuk akhir pit. Tujuan dari sequence adalah
untuk menyederhanakan seluruh volume yang ada dalam overall pit ke dalam unit-unit
pit penambangan yang lebih kecil (Hustrulid et al., 2013).
Rancangan Sequence penambangan yang baik merupakan kunci terhadap
suksesnya kegiatan penambangan dan rancangan yang baik pada tahapan-tahapan
penambangan akan memberikan akses ke semua area kerja dan memberikan front kerja
yang cukup untuk operasi peralatan secara efisien. Tahapan bukaan tambang dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Tahapan Bukaan Tambang (Hustrulid et al., 2013)
6
Tahapan–tahapan penambangan yang dirancang secara baik akan memberikan
akses ke semua daerah kerja dan menyediakan ruang kerja yang cukup untuk operasi
peralatan yang efisien. Dalam merancang tahapan penambangan, parameter waktu
harus diperhitungkan karena waktu merupakan parameter yang sangat berpengaruh
dalam suatu penjadwalan tambang untuk mengoptimalkan target produksi (Hustrulid et
al., 2013)
Gambar 2. Perancangan Kemajuan Tambang (Hustrulid et al.,) 2013)
3.
Fleet management system
Fleet management adalah manajemen armada dari sebuah perusahaan
transportasi. Fleet management dimasukkan dalam kendaraan komersial seperti mobil,
pesawat, kapal, Van dan truk, serta gerbong kereta (Fiscalaga, Difa et al., 2019). Tujuan
dari manajemen armada selain dapat meningkatkan produktivitas juga dapat menekan
biaya operasional dengan memanfaatkan truk dan alat muat secara efisien (Sudiyanto,
2020).
Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menggunakan alat berat
adalah sebagai berikut (Iskandar et al., 2019):
a.
Keputusan penggunaan alat berat didasarkan pada skenario yang menyatakan
bahwa alat tersebut harus memberikan penghasilan yang lebih besar daripada
biaya yang dikeluarkan (termasuk biaya operasional/kepemilikan). Jika tidak
demikian, tidak perlu membeli peralatan.
b.
Seorang insinyur harus memiliki pengetahuan tentang alat berat; ia harus
mengetahui informasi terbaru tentang pengembangan peralatan terbaru dan
dapat menentukan mesin yang cocok pada suatu kondisi saat itu.
7
c.
Hubungan biaya menginformasikan bahwa alat berat di lapangan harus dapat
meningkatkan kapasitas kerja dan meminimalkan biaya yang dikeluarkan.
d.
Pada saat aktivitas kemungkinan dijumpai masalah. Maka dari itu, ada beberapa
hal yang harus direncanakan yaitu biaya untuk pembelian atau pemeliharaan
peralatan, biaya pengawasan (berkala), kebutuhan akan operator terampil dan
pelatihan untuk pekerja.
Menurut definisi, pemikiran sistem adalah disiplin manajemen yang digunakan
untuk memahami berbagai komponen yang membentuk sistem dan memeriksa
bagaimana komponen-komponen ini terhubung dan berinteraksi untuk berkontribusi
pada efisiensi sistem secara keseluruhan. Sistem waktu siklus terdiri dari berbagai
kegiatan yaitu waktu pemuatan, waktu perjalanan dengan ADT dimuat, waktu antrian di
pad run-of-mine (ROM), waktu dumping di stockpile pad ROM, waktu pengangkutan
dengan ADT dibongkar, dan waktu antrian di titik pemuatan. waktu siklus yang optimal
diperoleh dari aktivitas yang efisien serta kendala selama aktivitas dilakukan mitigasi dan
preventif sejak dini (Nday and Thomas, 2019).
a.
Waktu Edar (Cycle time)
Waktu edar (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan oleh alat untuk
menghasilkan daur kerja. Waktu siklus (cycle time) merupakan waktu yang
diperlukan suatu alat melakukan kegiatan tertentu dari awal sampai akhir dan
siap untuk memulai kembali. Pada setiap kegiatan pemindahan tanah mekanis,
alat-alat mekanis bekerja menurut pola tertentu, yang pada prinsipnya terdiri dari
beberapa komponen waktu siklus, gerakan dalam satu siklus waktu siklus
(Choudhary, 2015). Semakin kecil waktu edar suatu alat, maka produksinya
semakin tinggi (Oemiati et al., 2020).
1)
Waktu Edar Alat Muat
Terdiri dari waktu untuk mengisi muatan, waktu ayunan bermuatan, waktu
untuk menumpahkan muatan, waktu ayunan kosong. Total waktu edar alat
muat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
CTm = T1 + T2 + T3 + T4
Keterangan:
CTm = Total waktu edar alat muat (min)
T1
= Waktu menggali material (min)
T2
= Waktu putar (swing) bermuatan (min)
8
2)
T3
= Waktu untuk menumpahkan muatan (min)
T4
= Waktu putar (swing) kosong (min)
Waktu Edar Alat Angkut
Waktu edar alat angkut pada umumnya terdiri dari waktu untuk
menempatkan posisi, waktu diisi muatan, waktu mengangkut muatan,
waktu dumping, waktu kembali kosong. Total waku edar alat angkut
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Cta = T1 + T2 + T3 + T4 + T5
Keterangan:
b.
Cta
= Total waktu edar alat angkut (min)
T1
= Waktu untuk mengatur posisi (min)
T2
= Waktu diisi muatan (min)
T3
= Waktu mengangkut muatan (min)
T4
= Waktu menumpahkan muatan (min)
T5
= Waktu kembali kosong (min)
Kapasitas Alat
Kapasitas alat adalah suatu ukuran volume yang menyatakan berapa besar
jumlah material yang dapat diisi, dimuat dan diangkut oleh suatu alat mekanis.
Kapasitas alat berkaitan erat dengan jenis material yang diisi atau dimuat, baik
berupa tanah maupun batu lepas. Adapun faktor lain yang berhubungan dengan
kapasitas alat adalah (Studi et al., 2020):
1)
Volume Material
Dikenal ada 3 (tiga) bentuk volume material yang memengaruhi
perhitungan pemindahan meliputi (Oemiati et al., 2020):
a)
Keadaan Asli (Bank Condition)
Bank condition atau keadaan asli yaitu volume tanah yang belum
terkena gangguan baik penggalian maupun pembongkaran dengan
alat-alat mekanis. Ukuran demikian dinyatakan dalam ukuran bank
measure/Bank Cubic Meter (BCM) yang digunakan sebagai dasar
perhitungan jumlah pemindahan.
b)
Keadaan Gembur (Loose Condition)
Keadaan gembur atau keadaan lepas yaitu volume tanah setelah
dilakukan pembongkaran atau penggalian dari tempat asalnya.
9
Ukuran volume biasanya dinyatakan dalam loose measure/Loose
Cubic Meter (LCM).
c)
Keadaan Padat (Compact Condition)
Keadaan padat yaitu volume tanah setelah dilakukan penimbunan
dan dipadatkan menggunakan peralatan mekanis. Ukuran volume
tanah dalam keadaan padat biasanya dinyatakan dalam compact
measure/Compact cubic meter (CCM).
2)
Pemberaian (swell)
Swell atau pemberaian yaitu persentase pengembangan volume material
dari volume asli yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah material
yang harus dipindahkan dari kedudukan aslinya. Rumus yang berkaitan
dengan pemberaian material sebagai berikut:
% berai =
Volume lepas untuk berat tertentu
volume asli untuk berat yang sama
𝑠𝑀𝑒𝑙𝑙 π‘“π‘Žπ‘π‘‘π‘œπ‘Ÿ =
Volume bank
volume loose
volume asli (π‘π‘Žπ‘›π‘˜) =
Volume lepas
(1 + % berai)
volume lepas (π‘™π‘œπ‘œπ‘ π‘’) = volume asli × (1 + % berai)
3)
Faktor Muat
Pada saat material sebanyak 1 BCM dimuat kedalam sebuah mangkok
(bucket), material yang terangkat oleh mangkok tersebut akan kurang dari
1 BCM karena sepanjang proses penggalian terjadi pengurangan volume
akibat adanya pemberaian. Faktor muat (load Faktor) dapat dihitung
sebagai berikut:
𝐿𝐹 =
100%
100% + % π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘–
Jadi, untuk mengestimasi muatan pada kondisi BCM, kapasitas mangkok
pada LCM harus dikalikan dengan LF, dinyatakan sebagai berikut:
Muatan (BCM) = Muatan (LCM) x LF
10
Penciutan material (shrinkage) merupakan perbandingan antara volume
material yang telah dipadatkan dengan kondisi bank disebut juga Shrinkage
Faktor (SF), dinyatakan sebagai berikut:
SF = CCM / BCM
4)
Densitas Material (ρ)
Densitas adalah berat per unit volume dari suatu material, secara umum
dinyatakan dalam gr/cm3 atau Ton/m3. Material mempunyai densitas yang
berbeda karena dipengaruhi sifat-sifat fisiknya, diantaranya yaitu ukuran
partikel, kandungan air, pori-pori dan kondisi fisik lain. Densitas material
tentunya akan berubah akibat adanya penggalian yaitu dari kondisi bank
ke loose. Pada kondisi loose, densitas material akan berkurang dibanding
densitas pada kondisi bank karena adanya pori-pori udara. Untuk
mengkonversi densitas material dari bank ke loose digunakan rumus
sebagai berikut:
(1 + % π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘–) =
5)
𝐾𝑔/𝐡𝐢𝑀
𝐾𝑔/𝐿𝐢𝑀
Faktor Pengisian
Faktor pengisian (Fill Factor) adalah perbandingan antara kapasitas nyata
muat dengan kapasitas baku alat muat yang dinyatakan dalam persen.
Semakin besar faktor pengisian maka semakin besar pula kemampuan
nyata dari alat tersebut. Faktor pengisian mangkuk disebut juga sebagai
bucket fill factor. Untuk menghitung faktor pengisian digunakan persamaan
sebagai berikut :
𝑉𝑏
𝐹𝑝 = ( ) × 100%
𝑉𝑑
Keterangan:
c.
Fp
= Faktor pengisian
Vb
= Kapasitas nyata alat muat (m3)
Vd
= Kapasitas teoritis alat muat (m3)
Kondisi Jalan
Memilih suatu alat untuk pekerjaan penggalian material, bijih, atau lapisan
overburden harus dipertimbangkan kondisi areal kerja. Kondisi area kerja yang
11
dimaksud adalah kondisi jalan, misalnya jalan kering mulus dan padat, becek dan
lembek, lurus, banyak tikungan, mendaki, menurun yang memengaruhi laju
kendaraan pada saat bermuatan atau kosong.
d.
Kesediaan Alat
Salah satu hal yang terpenting dalam pengaturan peralatan mekanis dalam
pengoperasiannya adalah mengenai kesediaan mekanis dari alat tersebut.
1)
Mechanical Availability (MA)
Kesediaan mekanik (MA) ini menunjukkan secara nyata kesediaan alat
karena adanya waktu akibat masalah mekanik. Persamaan dari kesediaan
mekanik adalah sebagai berikut:
MA =
2)
π‘Š
x 100 %
π‘Š+𝑅
Physical Availability (PA)
Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang dipergunakan
dalam beroperasi. Faktor ini meliputi adanya pengaruh dari segala waktu
akibat permasalahan yang ada. Tingkat effesiensi dari sebuah alat mekanis
baik, jika angka kesediaan fisik (PA) mendekati angka kesediaan mekanik
(MA). Persamaan dari keadaan fisik (PA), sebagai berikut:
PA =
3)
π‘Š+𝑆
x 100 %
π‘Š+𝑆+𝑅
Effective Utilization (EU)
Menunjukkan beberapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia
dapat dimanfaatkan untuk bekerja produktif. Penggunaan efektif (EU)
sebenarnya sama dengan pengertian effisiensi kerja. Persamaan matematis
penggunaan effektif utilization (EU) sebagai berikut:
EU =
W
x 100 %
π‘Š+𝑅+𝑆
Keterangan:
W
= jumlah jam kerja alat.
S
= jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan padahal alat
baik dan dalam keadaan siap beroperasi.
R
= jumlah jam perbaikan
12
e.
Produktivitas Alat
Produktivitas alat yaitu kemampuan alat muat untuk melakukan produksi
penggalian/pemuatan dalam satuan BCM/LCM/Tonase per satuan unit (Fiscalaga,
Difa et al., 2019). Banyaknya material yang dibongkar, dimuat, dan diangkut oleh
masing-masing alat dinyatakan dalam jumlah produksi yang dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut (Siregar, 2022):
1)
Produksi Alat Muat
Alat muat umumnya digunakan untuk pekerjaan pemuatan material ke atas
alat angkut dan lain-lain. Perhitungan untuk produksi alat muat dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Prod. Exca = π΅π‘’π‘π‘˜π‘’π‘‘ 𝑠𝑖𝑧𝑒 ×
3600
× BFF × Eff × SF
𝐢𝑇
Keterangan:
Prod. Exca
= Produksi alat muat (BCM/jam)
Bucket Size
= Kapasitas bucket (m2)
CT
= Waktu edar alat 1 swing (det)
Bucket Fill Factor = Faktor pengisian (%)
2)
Efficiency
= Efisiensi Kerja (%)
SF
= Faktor Pengembangan (%)
Produksi Alat Angkut
Operasi alat angkut meliputi loading, hauling, dumping, returning. Untuk
menghitung produksi dari alat angkut berhubungan dengan jumlah
pengisian dari alat muatnya dan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Prod. Truk = n ×
3600
× (N × KB × BFF) × Eff × SF
𝐢𝑇
Keterangan:
Prod. Truk = Produksi alat angkut (BCM/jam)
n
= Jumlah alat angkut
KB
= Kapasitas Bucket (m3 )
N
= Jumlah curah
BFF
= Bucket Fill Faktor (%)
CT
= Waktu edar alat (det)
13
Efficiency = Efisiensi Kerja (%)
SF
f.
= Faktor Pengembangan (%)
Keserasian Kerja Alat Mekanis (Match Factor)
Hubungan kerja yang serasi antara alat muat dan alat angkut didapatkan dengan
cara mengatur produktivitas alat muat harus sesuai dengan produktivitas alat angkut.
Hubungan kerja antara dua alat atau lebih dikatakan serasi apabila produksi alat yang
melayani sama dengan produksi alat yang dilayani. Rumus perhitungan match factor
sebagai berikut (Fiscalaga, Difa et al., 2019):
MF = Na x CTm /Nm x CTa
Keterangan:
MF
= Match Factor
Na
= Jumlah alat angkut (unit)
CTm = Waktu edar pemuatan (menit)
Nm
= Jumlah alat muat (unit)
Cta
= Waktu edar alat angkut (menit)
Berdasarkan persamaan tersebut, terdapat tiga kemungkinan harga keserasian
kerja yaitu:
1)
MF< 1, kemampuan produksi alat muat lebih besar dari pada kemampuan
alat angkut, sehingga ada waktu tunggu bagi alat muat
2)
MF= 1, kemampuan produksi alat muat sama dengan kemampuan produksi
alat angkut jadi tidak ada waktu tunggu
3)
MF> 1, kemampuan produksi alat angkut lebih besar dari pada kemampuan
produksi alat muat, sehingga ada waktu tunggu bagi alat angkut.
4.
Penjadwalan produksi batubara
Penjadwalan produksi dapat didefinisikan sebagai penentuan urutan ekstraksi
material optimal di mana blok harus diekstraksi dibawah beberapa kendala praktis dan
teknis (Mousavi Nogholi, 2015). Penjadwalan produksi batubara dapat ditentukan
setelah dilakukan penaksiran seluruh cadangan batubara yang memenuhi stripping ratio
yang diinginkan. Penaksiran cadangan untuk penjadwaan produksi dilakukan dengan
perhitungan mundur atau pushback terhadap batasan wilayah penambangan (pit limit)
yang telah ditentukan. Dari perhitungan penjadwalan produksi didapat jumlah produksi
lapisan overburden, lapisan batuan antar seam batubara (interburden), sehingga dapat
dilakukan penjadwalan penimbunan pada disposal, dan dilakukan desain geometri
14
disposal secara bertahap untuk setiap tahunnya. Dalam hal melakukan penjadwalan
produksi, faktor-faktor yang harus diperhitungkan adalah (Siregar, 2022):
a.
Curah hujan dan hari hujan yang akan mengganggu jalannya produksi.
b.
Tersedia atau tidaknya workshop untuk perbaikan (repair) alat.
Setelah melakukan penjadwalan produksi, dilanjutkan dengan penjadwalan alat
sesuai dengan alat yang tersedia. Kapasitas peralatan mekanis yang digunakan juga
harus sesuai dengan target produksi yang ditentukan. Pada kondisi ideal (efisiensi
100%) diinginkan terhadap alat-alat mekanis bahwa (Siregar, 2022):
a.
Setiap alat bekerja pada kemampuan semaksimal mungkin.
b.
Setiap alat bekerja sepanjang waktu selama masa kerjanya.
c.
Setiap alat tidak pernah rusak.
Namun dalam kenyataannya hal-hal tersebut tidaklah mungkin diterapkan,
dikarenakan beberapa hal yaitu kondisi dari alat itu sendiri (mechanical condition),
kondisi medan kerja (operating condition) serta faktor manusianya sendiri. Meskipun
demikian, efektifitas penggunaan alat dapat diusahakan semaksimal mungkin dengan
cara (Siregar, 2022):
a.
Memperkerjakan alat dengan jumlah seminimal mungkin pada kapasitas kerja
semaksimal mungkin.
b.
Memperkerjakan alat sepanjang waktu atau hari kerjanya selama alat tersebut
tidak rusak yaitu dengan menghilangkan waktu hambatan atau menganggur ( idle
time).
VII.
METODE PENELITIAN
Metode sebuah penelitian adalah langkah ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap untuk
mencapai suatu kesimpulan yakni tahap persiapan, tahap kajian literatur, tahap
pengambilan data, tahap pengolahan dan analisis data, dan terakhir yaitu tahap
penyusunan laporan penelitian. Bagan alir penelitian dapat dilihat pada gambar 3.
1.
Tahap Persiapan
Tahap persiapan berupa penentuan judul dan penyusunan proposal penelitian,
serta melakukan pengurusan administrasi berupa perizinan kegiatan penelitian terhadap
pihak-pihak terkait.
15
2.
Tahap Kajian Pustaka
Kajian pustaka dilakukan pada tahap awal dengan mencari berbagai macam
referensi pustaka yang mendukung secara langsung dan berkaitan dengan rancangan
teknis penambangan batubara baik itu buku, jurnal maupun karya tulis ilmiah.
3.
Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dilakukan guna melakukan pengamatan secara langsung
kondisi lapangan dan kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan penelitian secara
keseluruhan dan menentukan lokasi penelitian.
4.
Observasi Lapangan
Melakukan observasi lapangan dengan melakukan pengamatan secara langsung
terhadap rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian, yaitu pengamatan
topografi daerah penelitian, kondisi singkapan batubara dan alat mekanis yang
digunakan.
5.
Pengambilan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini digolongkan menjadi dua jenis, yaitu
data yang diperoleh secara real time oleh peneliti (data primer) dan data yang diperoleh
bukan secara real time atau data yang sudah ada (data sekunder)
a.
Data Primer
Pengambilan data primer yaitu data strike and dip dari singkapan lapisan
batubara yang berada di dekat lokasi area rencana perluasan pit, data survei
topografi existing pit, data cycle time dan data lost time peralatan mekanis
meliputi alat gali-muat maupun alat angkut berdasarkan dari hasil pengambilan
data secara langsung di lapangan.
b.
Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder yang diperoleh meliputi:
1)
Peta topografi,
2)
Data batas WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan),
3)
Data rencana wilayah penambangan,
4)
Data survei pemboran lapisan waste dan batubara,
5)
Data target produksi dan nilai stripping ratio (SR),
6)
Data curah hujan,
7)
Data rekomendasi geoteknik,
8)
Data spesifikasi peralatan mekanis,
9)
Data effective work hours.
16
6.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggabungkan data sekunder dan data
primer untuk mendapatkan hasil sesuai tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
Pengolahan data dilakukan dengan cara:
a.
Pengolahan data permodelan dan estimasi cadangan
b.
Menentukan rancangan geometri penambangan
c.
Menentukan kemampuan produksi peralatan penambangan alat gali muat
d.
Merancang desain final pit penambangan
e.
Merancang desain sekuen penambangan tahunan
f.
Menentukan lokasi disposal penambangan
g.
Menentukan geometri jenjang disposal
h.
Merancang desain sekuen disposal tahunan
7.
Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu analisis
data perancangan sequence tambang dan analisis data produktivitas alat.
a.
Membuat rancangan kemajuan penambangan bulanan tahun 2023 serta
perhitungan menggunakan software Minescape 5.7 dan Microsoft excel untuk
memeroleh nilai volume dan perkiraan waktu yang tepat untuk penambangan
dalam jangka waktu tertentu yang hasilnya berupa peta, desain tambang pada
penyelesaian dalam suatu operasi tertentu.
b.
Menentukan jumlah alat yang digunakan untuk memeroleh jumlah alat optimal
dan efisien dalam mecapai target produksi bulanan.
8.
Penyusunan laporan
9.
Seminar
17
Gambar 3. Bagan Alir Penelitian
18
VIII. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
Seluruh rangkaian kegiatan dalam penelitian ini dituangkan dalam suatu rencana
pelaksanaan kegiatan agar kegiatan penelitian terlaksana secara sistematis dan
terencana. Rencana pelaksanaan kegiatan penelitian ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
No
Kegiatan
1
Persiapan
2
Kajian Pustaka
3
Pengambilan Data
4
Pengolahan Dan
Analisis Data
5
Penyusunan
Laporan
6
Seminar
IX.
Tahun 2023
Maret
April
Mei
Juni
Juli
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Peruntukan biaya yang akan dikeluarkan selama penelitian dituangkan dalam
suatu rencana anggaran biaya ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rencana Anggaran Biaya
No
Jenis Barang
Harga
Jumlah
Total
1
Peralatan Penunjang Penelitian
1.650.000
1.650.000
2
Bahan Habis Pakai
1.450.000
1.450.000
3
Perjalanan
3.000.000
3.000.000
4
Lain-Lain
3.000.000
3.000.000
Total Dana (Rp)
9.100.000
19
X.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, I. 2014. Batubara Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Araya, A. S., Nehring, M., Vega, E. T., Miranda, N. S. 2020. The Impact of Equipment
Productivity and Pushback Width on The Mine Planning process. 120 (October),
599–607.
Buchori., Toha, MT., Putera, AS. 2019. Technical Planning of Coal Mine Sequent.
Dai, S., Robert B. F. 2017. Coal as a Promising Source of Critical Elements: Progress and
Future Prospects. International Journal of Coal Geology. pp. 3
Fiscalaga, Difa, A., Maryanto, Munir, S. 2019. Optimalisasi Fleet Management dalam
Produksi Hauling Batubara di PT Muara Alam Sejahtera Kecamatan Merapi Barat,
Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Optimization Fleet Management in Coal
Hauling Production in PT Muara Alam wilayah Izin Usaha Pertambangan. Prosiding
Teknik Pertambangan, 5 (2), 493–500.
Hustrulid, W., Kuchta, M., Martin, R. 2013. Open Pit Mine Planning and Design 3rd
Edition.
Indrajaya, F., Natallia, A. L., Sukmawatie, N. 2020. Perancangan Sequence
Penambangan Batubara pada PT XYZ Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Geomine,
7 (3), 240. https://doi.org/10.33536/jg.v7i3.436
Iskandar, T., Ludiantoro, F. F., Wijayaningtyas, M. 2019. Heavy Equipment Efficiency,
Productivity and Compatibility of Coal Mine Overburden Work in East Kalimantan.
International Journal of Mechanical Engineering and Technology (IJMET),10
(06),194–202.
Mousavi Nogholi, A. A. 2015. Optimisation of Open Pit Mine Block Sequencing.
http://eprints.qut.edu.au/86697/
Nday, I. N. M., Thomas, H. 2019. Optimization of The Cycle time to Increase Productivity
at Ruashi Mining. Journal of the Southern African Institute of Mining and Metallurgy,
119 (7), 631–638. https://doi.org/10.17159/2411-9717/624/2019
Oemiati, N., Revisdah, R., Rahmawati, R. 2020. Analisa Produktivitas Alat Gali Muat dan
Alat Angkut Pada Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden). Bearing :
Jurnal
Penelitian
dan
Kajian
Teknik
Sipil,
6
(3).
https://doi.org/10.32502/jbearing.2842202063
Sudiyanto, Y. 2020. Prosiding TPT XXIX Perhapi 2020. Prosiding TPT XXIX Perhapi 2020
Optimalisasi, December, 221–232.
20
Yusran M.I. 2022. Rancangan Mine Sequence Pada Penambangan Batubara Berdasarkan
Eksisting Alat Mekanis Di PT. Mega Bara Semesta Jobsite PT. Sriwijaya Bara
Priharum, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, 8.5.2017, 2003–2005.
Studi, P., Teknik, S., Pertambangan, J. T., & Mineral, F. T. (2020). Hendri Saputra
nim. 112150047.
Waterman Sulistyana Bargawa. 2018. Perencanaan Tambang. Yogyakarta: Klau Book.
21
22
Download