Uploaded by REFA.DESI24

DeepL Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Perceived Security and id

advertisement
Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents.
Visit www.DeepL.com/pro for more information.
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
537
ISSN Cetak: 2288-4637 / ISSN Online 2288-4645
doi:10.13106/jafeb.2020.vol7.no9.537
Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Kegunaan, Persepsi
Keamanan dan Niat untuk Menggunakan E-Filing: Peran Kesiapan
Teknologi*)
Afrizal TAHAR1 , Hosam Alden RIYADH2 , Hafiez SOFYANI3 , Wahyu Eko PURNOMO4
Diterima: 28 Juni 2020 Direvisi: 12 Juli 2020 Diterima: 10 Agustus 2020
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bukti pengaruh persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kebermanfaatan, dan persepsi
keamanan terhadap niat masyarakat untuk menggunakan e-Filing dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening.
Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan dari Wajib Pajak Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia, dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia di Kota Semarang. Seratus lima puluh kuesioner didistribusikan, dan 126 kuesioner diolah dan
dianalisis. Regresi linier berganda dan analisis jalur digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi
kemudahan penggunaan dan persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap penggunaan e-Filing, sedangkan persepsi kebermanfaatan
tidak berpengaruh terhadap penggunaan e-Filing. Selain itu, kesiapan teknologi informasi tidak memediasi hubungan antara persepsi
kemudahan penggunaan, persepsi kebermanfaatan, dan persepsi keamanan terhadap penggunaan e-Filing. Penelitian ini
mengimplikasikan bahwa Direktorat Jenderal Pajak, sebagai penyedia layanan e-Filing, dapat meningkatkan kualitas e-Filing, terutama
dalam hal kemudahan dan keamanan. Hal ini dikarenakan, berdasarkan hasil penelitian ini, kedua aspek tersebut terbukti secara empiris
dapat meningkatkan niat untuk menggunakan e-Filing dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan.
Kata kunci: Persepsi Kegunaan, Persepsi Keamanan, E-Filing
Kode Klasifikasi JEL: C38, D70, M21
1. Pendahuluan
Pajak merupakan sumber pendapatan utama bagi
sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, melalui
konferensi pers yang menjelaskan realisasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
*Ucapan terima kasih:
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada
Assoc. Prof. Rizal Yaya dan Dr. Udin yang telah membimbing dan
melakukan proses penelaahan terhadap makalah ini.
1Penulis Pertama dan Penulis Korespondensi. Fakultas Bisnis dan
Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia
[Alamat Pos: Jalan Brawijaya, Tamantirto, Kec. Kasihan,
Yogyakarta, 55183, Indonesia] Email: afrizal@umy.ac.id
2Dosen
, Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Indonesia
3Dosen
, Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Indonesia
4Dosen
, Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Indonesia
Hak Cipta: Penulis(-penulis)
Ini adalah artikel Akses Terbuka yang didistribusikan di bawah ketentuan Lisensi NonKomersial Atribusi Creative Commons (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
yang mengizinkan penggunaan, distribusi, dan reproduksi non-komersial tanpa batas dalam
media apa pun, asalkan karya asli dikutip dengan benar.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
(APBN-P) tahun 2017, mengungkapkan bahwa pengakuan
penerimaan pajak sebesar 91% dari target Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Seperti
tahun-tahun sebelumnya, pemerintah tidak dapat mencapai
target penerimaan pajak yang diamanatkan oleh APBN. Di
sisi lain, jumlah wajib pajak mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun, terutama setelah adanya kebijakan dan
program Pengampunan Pajak. Oleh karena itu, peningkatan
jumlah wajib pajak ternyata tidak cukup membuat otoritas
pajak mampu mencapai target penerimaan negara dari
sektor pajak. Meningkatnya jumlah wajib pajak memaksa
pemerintah untuk melakukan upaya peningkatan
penerimaan negara dari pajak dengan melakukan
pembaharuan sistem perpajakan, terutama yang berkaitan
dengan administrasi perpajakan. Pembaruan sistem
pembayaran pajak dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) dengan dikeluarkannya Keputusan Direktur Jenderal
Pajak Nomor KEP-88/PJ/2014 yang berisi tentang
penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang
dilakukan secara elektronik yang selanjutnya disebut eFiling. e-Filing adalah suatu cara yang digunakan oleh
Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dan Wajib Pajak
Badan (WP Badan) dalam melaporkan SPT secara online
538
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
dan real time melalui website DJP atau Penyedia Jasa
Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) yang
biasa dikenal dengan Penyedia Jasa SPT Elektronik.
Tujuan e-Filing
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
adalah untuk memfasilitasi kepatuhan pajak dan untuk
memberikan layanan kepada wajib pajak dengan
menggunakan teknologi internet dan WWW. Dengan
menggunakan sistem e-Filing, wajib pajak dapat
mempersiapkan, melaporkan, dan membayar pajak mereka
secara online (Hussein et al., 2010).
Salah satu manfaat utama yang dirasakan oleh Wajib
Pajak (WP) ketika menggunakan e-Filing adalah sistem ini
dapat digunakan kapan saja karena beroperasi selama 24 jam
sehari dan tujuh hari dalam seminggu, serta dapat
digunakan di mana saja dengan menggunakan jaringan
internet (Wibisono & Toly, 2014). Bagi penyedia layanan,
E-filing meminimalkan beban kerja dan biaya operasional
mereka karena penyampaian SPT dilakukan secara
paperless. E-filing juga mengurangi biaya pemrosesan,
penyimpanan, dan penanganan SPT (Azmi &
Kamarulzaman, 2010). Manfaat lainnya adalah kerahasiaan
dan keamanan data dapat terjamin karena username dan
password yang diberikan oleh DJP diperlukan untuk
mengoperasikan e-Filing. Temuan Mustapha dan Obid
(2015) menunjukkan bahwa upaya profesional dalam
menggunakan e-tax Filing ditentukan oleh persepsi
kemudahan penggunaan, kompatibilitas dan keuntungan
relatif, persepsi inovasi teknologi informasi, dan kinerja
sistem e-Filing. Besarnya manfaat yang dirasakan
menyebabkan lebih banyak WP yang beralih dari
penyampaian SPT secara tradisional ke penggunaan eFiling.
Di sinilah, langkah strategis yang terukur perlu
dilakukan oleh pemerintah untuk mengedukasi Wajib Pajak
(WP) agar terbiasa menggunakan e-Filing dalam
menyampaikan SPT. Namun, selain penerapan berbagai
peraturan yang mewajibkan WP dari kalangan tertentu
untuk menggunakan e-Filing, sosialisasi dan edukasi juga
dilakukan untuk melihat kesiapan WP dalam menggunakan
e-Filing dan mengevaluasi aspek teknologi yang digunakan.
Dengan mengetahui bagaimana persepsi pengguna terhadap
e-Filing, misalnya dari sisi kegunaan, kemudahan
penggunaan, dan keamanan, DJP dapat menyesuaikan
penerapan e-Filing agar sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh WP dan meningkatkan niat untuk menggunakan eFiling.
Beberapa peneliti sebelumnya telah meneliti persepsi
pengguna terhadap e-Filing, namun hasil penelitian tersebut
menunjukkan ketidakkonsistenan. Kualitas layanan pajak
merupakan faktor penentu yang penting dalam penggunaan
sistem pajak online yang memberikan relevansi terhadap
sistem administrasi perpajakan (Mustapha & Obid, 2015).
Persepsi kemudahan penggunaan menjelaskan sejauh mana
pengguna dapat percaya bahwa dalam menggunakan
teknologi, mereka melakukan apa saja tanpa adanya
gangguan yang menjadi hambatan bagi mereka. Penelitian
Carter dkk. (2011) menunjukkan bahwa self-efficacy wajib
pajak, yaitu keyakinan tentang apa yang dapat mereka
lakukan dengan kemampuan teknis yang mereka miliki
untuk menjalankan program e-file, memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap niat mereka untuk menggunakan sistem.
Lie dan Sadjiarto (2013) serta Novindra dan Rasmini
(2017) menunjukkan bahwa persepsi kemudahan
539
penggunaan berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan
e-Filing. Namun, hasil penelitian tersebut bertolak belakang
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rekayana (2016)
yang menemukan bahwa persepsi kemudahan penggunaan
berpengaruh negatif terhadap niat untuk menggunakan eFiling. Lebih lanjut, beberapa penelitian (Daryanto, 2017;
Azmi et al., 2012; Yuni, 2017) menemukan bahwa persepsi
540
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
kemudahan penggunaan tidak berpengaruh terhadap niat
untuk menggunakan e-Filing. Selanjutnya, persepsi
kebermanfaatan menggambarkan sejauh mana pengguna
merasa bahwa dengan menggunakan bantuan teknologi,
mereka dapat meningkatkan kinerjanya (Saripah et al.,
2016). Wahyuni dkk. (2015) dan Rekayana (2016)
menemukan bahwa persepsi kebermanfaatan berpengaruh
positif terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Hasil
ini tidak sejalan dengan Novindra dan Rasmini (2017)
yang menemukan bahwa persepsi kebermanfaatan
berpengaruh negatif terhadap niat untuk menggunakan eFiling.
Selain persepsi kemudahan penggunaan, persepsi
kebermanfaatan, dan persepsi keamanan e-Filing, aspek
kesiapan teknologi informasi juga dapat mempengaruhi
niat penggunaan e-Filing. Desmayanti (2012) dan Riyadh,
Alfaiza, dan Sultan (2019) menyatakan bahwa ketika
pengguna menerima sebuah teknologi dengan baik tanpa
ada keraguan dalam mengoperasikannya, maka dapat
dikatakan bahwa teknologi tersebut sudah siap untuk
digunakan. Utami dan Osesoga (2017) mengindikasikan
bahwa kesiapan teknologi berpengaruh positif terhadap
niat untuk menggunakan e-Filing. Namun, Salim (2013)
mengungkapkan bahwa kesiapan teknologi tidak
berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan e-Filing.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, penelitian ini
berusaha untuk menguji secara empiris pengaruh persepsi
kemudahan penggunaan, persepsi kebermanfaatan, dan
persepsi keamanan terhadap minat penggunaan e-Filing
dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel
intervening.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Model Penerimaan Teknologi (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) adalah sebuah
teori yang menjelaskan persepsi pengguna teknologi.
Davis (1986) menciptakan model ini untuk menjelaskan
pengaruh karakteristik sistem terhadap pengguna Sistem
Teknologi berbasis komputer. TAM merupakan model
yang paling banyak digunakan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penerimaan
teknologi. Teori ini menunjukkan bahwa, ketika pengguna
dihadapkan pada sebuah teknologi baru, beberapa faktor
mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan
kapan mereka akan menggunakan teknologi tersebut
(Ardiansah, Chariri, Rahardja, & Udin, 2020; Lindsay et
al., 2011). Tujuan dari TAM adalah untuk menjelaskan
faktor-faktor penentu penerimaan komputer secara umum
dan mampu menjelaskan perilaku pengguna di berbagai
macam teknologi komputasi pengguna akhir dan populasi
pengguna (Rondan-Cataluña et al., 2015). TAM berusaha
untuk mengidentifikasi variabel-variabel fundamental
yang disarankan oleh penelitian sebelumnya. TAM
menentukan hubungan antara kegunaan yang dirasakan,
kemudahan penggunaan yang dirasakan, sikap terhadap
penggunaan komputer, dan niat untuk menggunakan
teknologi (Teo et al., 2011).
Model ini menunjukkan bahwa, ketika pengguna
dihadapkan pada teknologi baru, beberapa faktor
memengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan
kapan mereka akan menggunakannya. Dua faktor yang
paling penting adalah persepsi kegunaan dan persepsi
kemudahan penggunaan.
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
Dengan demikian, menurut TAM, penerimaan pengguna
terhadap suatu sistem informasi bergantung pada dua faktor,
yaitu, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan
penggunaan. Bersama-sama, faktor-faktor ini menentukan
sikap terhadap penggunaan teknologi, di mana hal tersebut
dapat mempengaruhi niat perilaku untuk menggunakan,
yang mengarah pada penggunaan sistem yang sebenarnya.
2.2. Kecocokan Teknologi Tugas (TTF)
Task Technology Fit (TTF) merupakan salah satu teori
sistem informasi dengan pendekatan keperilakuan, yang
menjelaskan tentang kesesuaian antara tugas dengan
teknologi informasi dan komunikasi (Goodhue &
Thompson, 1995; Ratna et al., 2018). Goodhue dan
Thompson (1995) menjelaskan bahwa TTF merupakan
dasar teoritis bagi penelitian sistem informasi untuk
meneliti isu-isu yang berkaitan dengan kesesuaian tugas
dengan teknologi informasi dan komunikasi. Artinya, TTF
menekankan bahwa ketepatan pelaksanaan tugas dan
teknologi informasi akan mendukung kinerja individu
dalam perusahaan. Task-technology fit mengacu pada
kesesuaian antara kemampuan teknologi dengan
persyaratan pekerjaan, yaitu kemampuan teknologi dalam
mendukung suatu tugas (Teo & Men, 2008; Fu et al.)
Goodhue dan Thompson (1995) mengusulkan model TTF,
yang memperluas TAM dengan mempertimbangkan
bagaimana sebuah tugas mempengaruhi penggunaan
teknologi (Tam & Oliveira, 2016).
2.3. Pengarsipan Elektronik
Sistem pelaporan pajak secara online hadir karena
sistem pembayaran pajak secara manual relatif rumit dan
memakan waktu. Oleh karena itu, sistem online diharapkan
dapat lebih efektif dan efisien dalam memfasilitasi
komunikasi dua arah dalam sistem pelayanan pembayaran
pajak (Rahman & Mayasari, 2015). E-Filing secara umum
terdiri dari dua kata, yaitu elektronik dan pengarsipan.
Elektronik berarti menggunakan sistem komputerisasi, dan
filing adalah sistem pengisian formulir. Dengan
menggunakan e-Filing, wajib pajak dapat melaporkan SPT
kapan saja dan dimana saja, 24 jam sehari, tujuh hari
seminggu. Data yang ada di dalam sistem kemudian akan
dikirim ke database Direktorat Jenderal Pajak melalui ASP
(Yefni et al., 2018). Dengan demikian, e-Filing merupakan
sistem komputer yang dapat digunakan untuk membantu
pengguna dalam mengisi dan menyampaikan formulir SPT
tahunan. Definisi e-Filing yang dijelaskan dalam Peraturan
Umum Perpajakan Nomor KEP-05/PJ/2005 adalah suatu
cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan dan
melaporkan SPT tahunan secara elektronik, yang dilakukan
secara online dan realtime melalui Penyedia Jasa Aplikasi
(ASP), yaitu perusahaan jasa yang ditunjuk DJP untuk
menyediakan sistem e-Filing. Tujuan dari e-Filing adalah
untuk memfasilitasi kepatuhan pajak dan memberikan
pelayanan kepada Wajib Pajak dengan menggunakan
teknologi internet dan WWW. Dengan menggunakan
sistem e-Filing, wajib pajak dapat mempersiapkan,
541
melaporkan, dan membayar pajak mereka secara online
(Hussein et al., 2011). Dengan demikian, risiko
keterlambatan penyampaian SPT dapat
542
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
dapat diminimalisir jika WP melaporkan SPT melalui eFiling (Bandiyono & Husna, 2019). Adopsi sistem e-Filing
mungkin terlihat menguntungkan wajib pajak dalam
banyak hal dan juga menawarkan manfaat potensial untuk
meningkatkan komitmen administratif terhadap efisiensi
dan kualitas pemberian layanan; namun, pemahaman dan
penerimaan masyarakat terhadap sistem elektronik masih
sangat minim (Islam, 2012). Dengan demikian, e-Filing
membantu meningkatkan tingkat kepatuhan terhadap
persyaratan pengajuan. Sistem elektronik juga membuka
kemungkinan baru untuk mengungkapkan data kepada
publik dan mendorong akuntabilitas dan transparansi yang
lebih baik (Koltyar & Pop, 2019).
3. Pengembangan Hipotesis
3.1. Persepsi Kemudahan terhadap Niat
untuk Menggunakan e-Filing
Kemudahan yang dirasakan berkaitan dengan seberapa
mudah mengakses sistem teknologi dan tampilannya.
Berdasarkan model Technology Acceptance Model (TAM)
yang diperkenalkan oleh Davis (1986), persepsi kemudahan
penggunaan merupakan salah satu faktor yang paling
penting dalam penerimaan pengguna terhadap suatu
sistem. Davis (1986) mendefinisikan kemudahan
penggunaan sebagai sejauh mana pengguna percaya
bahwa dengan menggunakan sistem tertentu, mereka akan
terbebas dari usaha. Dengan kata lain, semakin pengguna
merasa sebuah sistem mudah digunakan, maka semakin
tinggi minat mereka untuk menggunakan sistem tersebut.
Asumsi inti dalam TAM adalah bahwa penggunaan
teknologi oleh individu dimediasi oleh penerimaan mereka
terhadap teknologi tersebut, yang pada gilirannya
ditentukan oleh dua faktor kognitif, yaitu, kegunaan yang
dirasakan (perceived usefulness/PU) dan kemudahan
penggunaan yang dirasakan (perceived ease-of-use/PEOU)
(Jones & Kauppi, 2018). TAM berusaha untuk
mengidentifikasi variabel-variabel fundamental yang
disarankan oleh penelitian sebelumnya. TAM menentukan
hubungan antara persepsi kegunaan, persepsi kemudahan
penggunaan, sikap terhadap penggunaan komputer, dan
niat untuk menggunakan teknologi (Teo et al., 2011).
Demikian juga, jika WP merasa bahwa e-Filing mudah
digunakan, maka tingkat intensi untuk menggunakan eFiling juga meningkat. Sebuah sistem dapat dikatakan
berkualitas jika dirancang untuk memenuhi kepuasan
pengguna melalui kemudahan dalam menggunakannya,
tidak hanya kemudahan untuk mempelajari dan
menggunakan sistem tersebut, tetapi juga kemudahan
dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas, di mana
pengguna akan merasa lebih mudah bekerja menggunakan
sistem tersebut daripada melakukannya secara manual
(Aryani et al., 2018; Le, Ngo, Trinh, & Nguyen, 2020;
Nguyen, 2020; Nguyen & Luu, 2020; Phan, Nguyen, &
Bui, 2019). Kemudahan dalam hal ini tidak hanya terbatas
pada kemudahan dalam menggunakan e-Filing, tetapi juga
terkait dengan apakah sistem ini memudahkan mereka
dalam menyelesaikan pengisian SPT dibandingkan dengan
melakukannya secara tradisional. Persepsi kemudahan
penggunaan mempengaruhi risiko kinerja sistem e-Filing.
Sistem e-Filing yang tidak terlalu rumit akan
meminimalkan risiko kinerja. Risiko kinerja akan berkurang
ketika wajib pajak merasa bahwa sistem tersebut mudah
digunakan (Kamarulzaman & Azmi, 2010). Beberapa
penelitian (Lie & Sadjiarto, 2013), Novindra & Rasmini,
2017; Riyadh, Sukoharsono, & Baridwan, 2016;
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
Zaidi et al. (2017) menunjukkan bahwa persepsi
kemudahan berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan
sistem. Berdasarkan hasil kedua penelitian tersebut dapat
diasumsikan bahwa semakin mudah e-Filing digunakan
maka tingkat niat untuk menggunakannya akan semakin
tinggi, begitu pula sebaliknya jika e-Filing sulit digunakan
maka tingkat niat untuk menggunakannya akan semakin
rendah. Oleh karena itu,
H1: Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap
niat untuk menggunakan e-Filing.
3.2. Persepsi Kebermanfaatan terhadap Niat
untuk Menggunakan e-Filing
Selain persepsi kemudahan, berdasarkan model
Technology Acceptance Model (TAM) yang diperkenalkan
oleh Davis (1986), persepsi kemanfaatan juga menjadi
faktor yang paling krusial dalam penerimaan pengguna
terhadap suatu sistem. Kegunaan yang dirasakan dari sistem
terkait dengan produktivitas dan efektivitas sistem dan
manfaatnya secara keseluruhan untuk meningkatkan kinerja
pengguna. Asumsi inti dalam TAM adalah bahwa
penggunaan teknologi oleh individu dimediasi oleh
penerimaan mereka terhadap teknologi tersebut, yang pada
gilirannya ditentukan oleh dua faktor kognitif, yaitu
persepsi kegunaan (PU) dan persepsi kemudahan
penggunaan (PEOU) (Jones & Kauppi, 2018). Dengan kata
lain, PU adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
pekerjaannya. Oleh karena itu, semakin bermanfaat sebuah
teknologi, semakin tinggi pula keinginan pengguna untuk
menggunakannya.
Secara administratif, e-Filing dapat memberikan
keuntungan potensial bagi pemerintah karena proses
pengembalian pajak oleh warga negara dapat dikelola secara
efektif melalui teknologi yang memungkinkan (Hussein et
al., 2011). Terkait dengan e-Filing, jika WP merasa bahwa
e-Filing bermanfaat, maka akan meningkatkan tingkat niat
untuk menggunakannya. Persepsi kegunaan secara langsung
mempengaruhi niat untuk mencoba dan menggunakan
sistem e-Filing. Jika WP merasakan manfaatnya, maka
mereka akan berniat untuk menggunakan sistem tersebut,
sebaliknya jika tidak merasakan manfaat dari sistem
tersebut, maka mereka tidak akan berniat untuk
menggunakannya (Aryani et al., 2018). Beberapa penelitian
(Rekayana, 2016; Zaidi et al., 2017) menguji pengaruh
persepsi kebermanfaatan terhadap niat untuk menggunakan
e-Filing. Hasil penelitian membuktikan bahwa persepsi
kebermanfaatan berpengaruh terhadap niat untuk
menggunakan e-Filing. Lymer dkk. (2012) menunjukkan
bahwa e-Filing merupakan sistem yang memiliki manfaat
lebih langsung bagi wajib pajak dengan urusan perpajakan
yang tidak terlalu rumit, yang ditangani oleh penasihat
pajak perusahaan kecil dan menengah pada umumnya. Oleh
karena itu,
H2: Persepsi Kebermanfaatan berpengaruh positif
terhadap Niat untuk menggunakan e-Filing.
543
3.3. Persepsi Keamanan terhadap Niat untuk
Menggunakan e-Filing
Persepsi keamanan adalah persepsi pengguna terkait
dengan fungsi dan kontrol informasi data pribadi mereka
544
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
dalam sistem online. Keamanan yang dirasakan pengguna
terhadap suatu sistem dapat mempengaruhi niat mereka
untuk menggunakannya. Jika pengguna merasa bahwa
sistem yang mereka gunakan memiliki risiko yang tinggi,
terutama dalam hal keamanan, mereka cenderung untuk
menghindari sistem tersebut (Loewenstein et al., 2001).
Seorang pengguna mungkin memandang e-Filing secara
positif, tetapi niat untuk menggunakan dapat diredam oleh
persepsi risiko dalam menggunakannya (Tan & Foo,
2012).
Hal yang sama juga berlaku pada sistem e-Filing. Oleh
karena itu, DJP berupaya menjaga keamanan dengan
memastikan bahwa pihak ketiga tidak dapat mengakses
privasi wajib pajak dengan memberikan username dan
password kepada setiap WP yang telah terdaftar di KPP
Pratama untuk menyampaikan SPT secara online. Kualitas
sistem ditunjukkan dengan fakta bahwa sistem e-Filing
dapat digunakan dengan mudah dan nyaman oleh
pengguna perusahaan dalam melaporkan pajak, serta tidak
memerlukan usaha ekstra. Server Application Provider
Services (ASP) dapat diakses dengan cepat, mudah, dan
nyaman; sistem e-Filing dapat merespon dan memberikan
konfirmasi dengan cepat; sistem e-Filing memiliki
keamanan untuk melindungi kerahasiaan data pengguna
badan; proses pengiriman data ke Direktorat Jenderal
Pajak (Prawati & Dewi, 2018). Salim (2013) dan Mujiyani
dan Wahyuningtyas (2019) mengungkapkan bahwa
keamanan berpengaruh positif terhadap pengguna untuk
menggunakan e-Filing. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa ketika WP memiliki persepsi bahwa
sistem e-Filing aman, maka berakibat pada semakin
tingginya tingkat niat untuk menggunakan e-Filing. Oleh
karena itu,
H3: Persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap
niat untuk menggunakan e-Filing.
3.4. Persepsi Kemudahan terhadap Niat
Menggunakan e-Filing dengan
Kesiapan Teknologi Informasi sebagai
Variabel Intervening
Kesiapan teknologi informasi terutama dapat dilihat
dari individu yang akan menggunakan teknologi tersebut
dan dari kesiapan teknologi itu sendiri. Kesiapan individu
adalah sejauh mana individu tersebut dapat menerima
teknologi baru tanpa ada keraguan untuk menggunakannya
(Desmayanti, 2012). Sebagian besar pengetahuan tentang
pelaporan pajak secara elektronik berpusat pada masalah
adopsi. Fokus yang begitu besar dapat dimengerti karena
penggunaan merupakan kriteria penting untuk menilai
keberhasilan inovasi yang diimplementasikan (Koong et
al., 2019). Penggunaan e-Filing pajak oleh warga negara
sangat kurang digunakan meskipun ada ketersediaan dan
peningkatan teknologi. Oleh karena itu, ada kebutuhan
yang mendesak untuk memahami faktor-faktor penentu
penerimaan e-Filing pajak. Meskipun banyak penelitian
telah dilakukan untuk mencari jawabannya, namun
masalah rendahnya penerimaan e-Filing pajak masih kurang
dalam literatur (Aziz, 2015). Implementasi e-government
masih belum optimal karena kurangnya integrasi sistem
(Sofyani et al., 2020). Kesiapan teknologi informasi dapat
mempengaruhi pemikiran penggunanya. Ketika pengguna
dapat dengan mudah menerima dan beradaptasi
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
terhadap teknologi, maka semakin baik persepsi pengguna
terhadap teknologi, dan intensitasnya dalam menggunakan
teknologi tersebut semakin meningkat. Sedangkan kesiapan
teknologi berarti ketersediaan perangkat lunak yang ada dan
cukup pada teknologi tersebut sehingga dapat memproses
data dengan cepat dan akurat.
Masalah kesiapan teknologi sangat penting, karena
otoritas pajak di seluruh dunia merangkul konsep egovernment melalui layanan e-pajak secara progresif.
Wajib pajak dapat meminta bantuan kepada petugas pajak
ketika mereka memiliki masalah dalam mengakses layanan
e-tax. Layanan e-tax yang memuaskan bagi wajib pajak
tidak hanya bergantung pada kemampuan inter-personal
petugas pajak tetapi juga pada kesiapan teknologi
(Muhammad, 2001). Daryanto (2017) menemukan bahwa
persepsi kemudahan penggunaan e-Filing tidak membuat
wajib pajak lebih sering dan tertarik untuk menggunakan eFiling, tetapi persepsi kemudahan penggunaan memiliki
pengaruh negatif terhadap niat untuk menggunakan eFiling. Daryanto (2017) mengasumsikan bahwa hal tersebut
terjadi karena sistem e-Filing tidak mampu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas wajib pajak dalam melaporkan
pajak. Saat ini belum semua wajib pajak menggunakan eFiling karena mereka beranggapan bahwa penggunaan
sistem komputer dalam pelaporan SPT membingungkan
dan menyulitkan dibandingkan dengan pelaporan secara
manual. Hal ini disebabkan karena banyak wajib pajak yang
belum memahami pengoperasian e-Filing, dan kemampuan
mereka dalam menggunakan e-Filing masih minim
(Khaddafi et al., 2018). Untuk mengatasi masalah ini, DJP
harus meningkatkan sistem e-Filing agar lebih siap
digunakan. Peningkatan kesiapan teknologi informasi
niscaya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
penggunaan teknologi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa jika persepsi kemudahan penggunaan e-Filing yang
dirasakan WP disertai dengan teknologi informasi yang siap
pakai, maka niat untuk menggunakan e-Filing juga akan
meningkat. Dengan demikian,
H4: Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap
niat untuk menggunakan e-Filing dengan kesiapan
teknologi informasi sebagai variabel intervening.
3.5. Persepsi Kebermanfaatan terhadap Niat
Menggunakan e-Filing dengan Kesiapan
Teknologi Informasi sebagai Variabel
Intervening
Penerimaan teknologi individu memediasi penggunaan
teknologi sebagai asumsi inti dalam TAM, yang kemudian
dispesifikasikan oleh dua faktor kognitif, yaitu persepsi
kegunaan (PU) dan persepsi kemudahan penggunaan
(PEOU) (Jones & Kauppi, 2018). Karena proses
pengembalian pajak warga negara dapat diatur secara
efektif melalui teknologi yang mendukung, secara
administratif, e-Filing dapat menawarkan potensi
keuntungan bagi pemerintah (Hussein et al., 2011). Niat
untuk mencoba dan menggunakan sistem e-Filing secara
545
langsung dipengaruhi oleh persepsi kegunaan. Jika wajib
pajak merasakan manfaat dari sistem e-Filing, mereka akan
memiliki niat untuk menggunakannya; sebaliknya, jika
mereka tidak merasakan manfaat dari sistem tersebut, maka
mereka akan
546
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
tidak berniat untuk menggunakannya (Aryani et al., 2018).
Agustina dan Anim (2018) menemukan bahwa hal tersebut
tidak mempengaruhi niat untuk menggunakan e-Filing.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa hal tersebut disebabkan oleh
kurangnya sosialisasi yang diterima oleh pengguna
mengenai penggunaan dan manfaat e-Filing. Oleh karena
itu, persepsi terhadap manfaat e-Filing masih rendah, dan
mereka memilih untuk tidak menggunakan sistem baru ini.
Hal ini memperlihatkan ketidaksiapan informasi dari segi
individu karena WP masih belum bisa menerima dan
beradaptasi dengan teknologi e-Filing. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa jika persepsi kebermanfaatan
WP atas e-Filing disertai dengan kesiapan individu dalam
menerima teknologi informasi, maka niat untuk
menggunakan e-Filing juga akan meningkat. Dengan
demikian,
H5: Persepsi Kebermanfaatan berpengaruh positif
terhadap Niat Penggunaan e-Filing dengan Kesiapan
Teknologi Informasi sebagai variabel intervening.
3.6. Persepsi Keamanan terhadap Niat untuk
Menggunakan
Kesiapan Teknologi Informasi e-Filing
sebagai Variabel Intervening
Teknologi dapat dikatakan baik dan siap jika sistem
tersebut bebas dari resiko atau aman. Menurut Desmayanti
(2012), keamanan sistem informasi adalah adanya
pengaturan manajemen yang dapat mencegah, mengatasi,
dan melindungi sistem informasi dari tindakan-tindakan
yang dapat merugikan, seperti penggunaan yang tidak sah
dan penyusupan berbagai informasi yang dimiliki. Seorang
pengguna mungkin melihat e-Filing dengan baik, tetapi
niat untuk menggunakannya dapat dikurangi oleh persepsi
risiko penggunaan sistem ini (Tan & Foo, 2012). Pada
hipotesis sebelumnya, peneliti mengasumsikan bahwa
semakin WP merasa bahwa e-Filing aman untuk
digunakan, maka tingkat penggunaannya akan semakin
tinggi. Namun, Dewi dan Susanti (2019) membuktikan
bahwa persepsi keamanan tidak berpengaruh terhadap niat
untuk menggunakan e-Filing. Menurut Dewi dan Susanti
(2019), hal ini disebabkan karena WP merasa bahwa eFiling tidak dapat menjamin keamanan data, sehingga
mereka cenderung menghindari penggunaannya. Sistem eFiling yang dapat digunakan dengan mudah dan nyaman
oleh pengguna perusahaan dalam melaporkan pajak dan
tidak membutuhkan usaha ekstra menunjukkan kualitas
sistem tersebut. Server Application Provider Services
(ASP) dapat diakses dengan cepat, mudah, dan nyaman;
sistem e-Filing dapat merespon dan memberikan
konfirmasi dengan cepat; sistem e-Filing memiliki
keamanan untuk melindungi kerahasiaan data pengguna
perusahaan; proses pengiriman data ke Direktorat Jenderal
Pajak (Prawati & Dewi, 2018). Kualitas informasi dan
kualitas layanan website memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap niat wajib pajak untuk menggunakan
pengisian pajak secara online. Banyak wajib pajak yang
tidak mau menggunakan e-Filing karena kurangnya
kepercayaan terhadap website atau kerumitan sistem (Lu &
Nguyen, 2016).
Hal ini menggambarkan ketidaksiapan teknologi
informasi e-Filing. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa jika persepsi keamanan e-Filing WP disertai dengan
informasi
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
kesiapan teknologi, maka niat untuk menggunakan e-Filing
juga akan meningkat. Dengan demikian,
H6: Persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap
niat untuk menggunakan e-Filing dengan kesiapan
teknologi informasi sebagai variabel intervening.
4. Metodologi
Data penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan
kuesioner secara langsung kepada responden. Adapun
teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah
teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan
kriteria tertentu. Kriteria pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah WP orang pribadi di wilayah Kota
Semarang, WP orang pribadi yang diwajibkan
menggunakan e-Filing dalam penyampaian SPT Tahunan
PPh, dan WP orang pribadi formulir 1770S, yaitu WP
Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia, dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
4.1. Pengukuran
Niat merupakan kecenderungan yang harus dipilih
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu
pekerjaan. Niat untuk menggunakan e-Filing diukur dengan
menggunakan dua indikator yang dibuat oleh Desmayanti
(2012). Persepsi kemudahan, menurut Davis (1986), adalah
sejauh mana pengguna percaya bahwa dengan
menggunakan sistem tertentu, mereka akan terbebas dari
usaha. Untuk mengukur variabel ini akan digunakan enam
item pernyataan. Hal ini dilakukan oleh Desmayanti (2012)
terkait persepsi kemudahan responden dalam menggunakan
e-Filing dalam proses pengisian SPT secara online.
Persepsi kebermanfaatan (perceived usefulness), yang
didefinisikan oleh Davis (1986), adalah persepsi subjektif
dari pengguna dimana mereka percaya bahwa
menggunakan teknologi tertentu dapat meningkatkan
kinerja pekerjaan mereka. Untuk mengukur variabel ini,
akan digunakan enam item pernyataan, Saripah dkk. (2016)
mengajukannya terkait persepsi kebermanfaatan responden
terhadap e-Filing dalam proses pengisian SPT secara
online. Persepsi keamanan terkait dengan sejauh mana
pengguna percaya bahwa ketika mereka menggunakan
sebuah sistem, keamanan mereka akan terjamin (Firmawan
& Marsono, 2009). Untuk mengukur persepsi keamanan
digunakan enam pernyataan. Pernyataan tersebut
dikembangkan oleh Desmayanti (2012) mengenai persepsi
keamanan responden dalam menggunakan e-Filing dalam
proses pengisian SPT secara online.
Kesiapan teknologi informasi berarti individu dalam hal
ini WP telah siap untuk menerima perkembangan teknologi
yang ada, termasuk munculnya sistem e-Filing. Untuk
mengukur variabel kesiapan teknologi informasi WP,
digunakan tiga indikator yang berkaitan dengan kesiapan
teknologi informasi oleh Desmayanti (2012). Responden
kemudian diminta untuk menentukan tingkat kepentingan
setiap item dari masing-masing variabel dengan
menggunakan skala Likert lima poin.
547
4.2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
regresi linier berganda dan analisis jalur. Pengujian
hubungan antara variabel independen dan dependen
dilakukan dengan menggunakan signifikansi 0,05. Jika nilai
signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima. Selain itu,
interpretasi jalur digunakan untuk menguji variabel
intervening. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi. Jika nilai menunjukkan sig < 0,05, maka
dilakukan perbandingan antara perkalian standardize
coefficient dari pengaruh tidak langsung masing-masing
variabel dengan kuadrat dari standardize coefficient dari
pengaruh langsung. Jika hasil perkalian antara standardized
koefisien pengaruh tidak langsung ≥ kuadrat standardized
koefisien pengaruh langsung, maka variabel intervening
dapat diterima.
5. Hasil dan Pembahasan
Sampel dalam penelitian ini adalah WP OP, yang terdiri
dari WP Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia,
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang tersebar di
Kota Semarang. Kuesioner disebarkan pada tanggal 11
Desember 2018 sampai dengan 18 Januari 2019. Peneliti
menyebarkan 150 eksemplar kuesioner kepada responden.
Responden mengembalikan 131 kuesioner, namun lima
orang tidak mengisi data diri dan pertanyaan dalam
kuesioner. Dengan demikian, jumlah kuesioner yang
digunakan dalam analisis adalah 126 buah. Tabel 1
menyajikan tingkat pengembalian kuesioner dari para
responden, dan Tabel 2 menunjukkan statistik deskriptif
dari semua variabel yang terlibat dalam penelitian ini.
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji validitas
menunjukkan bahwa semua nilai p-value dari setiap item
pertanyaan untuk variabel penelitian lebih kecil dari 0,05.
Hal ini berarti semua item pertanyaan yang digunakan
untuk penelitian ini adalah valid, dan data yang diperoleh
dapat digunakan seluruhnya. Sedangkan hasil uji reliabilitas
menunjukkan nilai cronbach's alpha pada variabel persepsi
kemudahan, persepsi kebermanfaatan, persepsi keamanan,
kesiapan teknologi informasi, dan niat menggunakan eFiling lebih tinggi dari 0,7. Dengan demikian, semua
variabel di atas dikatakan reliabel.
Tabel 1: Analisis Pengembalian Kuesioner
Kuesioner
Nomor
Persen (%)
Jumlah yang didistribusikan
150
100.00
Jumlah yang dikembalikan
131
87.33
5
8.67
126
78,67
Diisi tidak lengkap
Total
548
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
Tabel 2: Tabel 2: Hasil Uji Deskriptif
Variabel
N
Min
Max
Berar
ti
8.62
Std. Deviasi
10
Juml
ah
1086
Niat untuk menggunakan e-Filing
126
4
Persepsi Kemudahan
126
13
30
3095
24.56
3.479
Persepsi Kegunaan
Keamanan yang Dipersepsikan
126
14
30
3287
26.09
3.289
126
9
25
2539
20.15
3.134
Kesiapan Teknologi Informasi
126
3
15
1595
12.66
1.968
1.350
Tabel 3: Tabel 3: Hasil Uji Regresi Linier Berganda, Model Regresi 1
Variabel
Persepsi Kemudahan
Persepsi Kegunaan
Keamanan yang Dipersepsikan
Kode
Arah
Koefisien
H1
+
0.456
thitung
5.371
Sig.
H2
+
0.115
1.237
0.218
H3
+
0.376
4.389
0.000*
0.000*
Dependent Variable: Niat menggunakan e-filing Niat untuk menggunakan e-filing * signifikan pada alpha 0,05
Tabel 4: Hasil Uji Regresi Linier Berganda, Model Regresi 2
Variabel
Kode
Arah
Koefisien
t-hitung
Sig.
Persepsi Kemudahan
H4
+
-0.084
-0.744
0.458
Persepsi Kegunaan
H5
+
0.402
3.395
0.001
Keamanan yang Dipersepsikan
H6
+
0.216
1.922
0.057
Dependent Variable: Niat menggunakan e-filing Niat untuk menggunakan e-filing * signifikan pada alpha 0,05
Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari
uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov diperoleh nilai sig. untuk model pertama sebesar
0,350 > alpha (0,05), dan nilai sig. untuk model kedua
sebesar 0,092 > alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
data terdistribusi secara normal. Selain itu, hasil uji
multikolinearitas melalui nilai tolerance pada semua
variabel independen lebih dari 0,1, dan untuk nilai VIF
lebih kecil dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara masing-masing
variabel independen. Terakhir, uji heteroskedastisitas
dengan Spearman Range Test menunjukkan bahwa semua
variabel independen dari kedua model tidak mempengaruhi
nilai Unstandardized Residual. Hal ini dikarenakan
memiliki nilai signifikan yang lebih tinggi dari 5% atau
0,05. Kesimpulan dari Spearman Range Test di atas adalah
tidak terdapat indikasi heteroskedastisitas baik pada model
regresi pertama maupun model regresi kedua.
5.1. Pengaruh Persepsi Kemudahan terhadap
Niat untuk Menggunakan E-Filing
Tabel 3 menunjukkan bahwa variabel persepsi
kemudahan memiliki koefisien regresi (beta) sebesar 0.456
dan sig. sebesar 0.000. Tingkat signifikansi variabel
persepsi kemudahan adalah
lebih kecil dari alpha (α) 0,05. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh
positif terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Oleh
karena itu, hipotesis pertama atau H1 didukung. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi kemudahan
pengguna e-Filing terhadap niat untuk menggunakan eFiling, maka semakin tinggi pula jumlah WP yang
menggunakan e-Filing. Penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya (Rekayana, 2016; Novindra & Rasmini, 2017)
yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh
terhadap niat untuk menggunakan e-Filing.
5.2. Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan
terhadap Niat untuk Menggunakan
E-Filing
Tabel 3 menunjukkan bahwa variabel persepsi
kemanfaatan memiliki koefisien regresi (beta) sebesar 0,115
dan nilai sig.
0.218.
Tingkat
signifikansi
variabel
persepsi
kebermanfaatan lebih tinggi dari alpha (α) 0,05. Dengan
demikian,
dapat
disimpulkan
bahwa
persepsi
kebermanfaatan tidak berpengaruh terhadap niat untuk
menggunakan e-Filing. Oleh karena itu, hipotesis kedua
atau H2 tidak terdukung.
5.3. Pengaruh Persepsi Keamanan terhadap Niat
untuk Menggunakan E-Filing
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
Tabel 3 menunjukkan bahwa variabel persepsi
keamanan memiliki koefisien regresi (beta) sebesar 0,376
dan nilai sig
549
550
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
sebesar 0,000. Tingkat signifikansi variabel persepsi
keamanan lebih kecil dari alpha (α) 0,05. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa persepsi keamanan berpengaruh
positif terhadap niat menggunakan e-Filing. Dengan
demikian, hipotesis ketiga atau H3 didukung. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi keamanan
pengguna e-Filing, maka semakin tinggi pula jumlah WP
yang menggunakannya. Penelitian ini mendukung
penelitian (Desmayanti, 2012; Wahyuni et al., 2015) yang
menemukan bahwa persepsi keamanan berpengaruh positif
terhadap niat menggunakan e-Filing.
5.4. Hubungan Persepsi Kemudahan terhadap
Niat Menggunakan E-Filing dengan
Kesiapan Teknologi Informasi
Kesiapan teknologi informasi dikatakan memediasi
pengaruh persepsi kemudahan terhadap niat menggunakan
e-Filing jika nilai signifikansi persepsi kemudahan terhadap
niat menggunakan e-Filing < 0,05. Selain itu, perbandingan
pengaruh tidak langsung yaitu standardize coefficient
persepsi kemudahan terhadap kesiapan teknologi informasi
(ρ4), dikalikan dengan standardize coefficient kesiapan
teknologi informasi terhadap niat menggunakan e-Filing
(ρ7), lebih besar atau sama dengan kuadrat pengaruh
langsung persepsi kemudahan terhadap e-Filing (ρ1), atau
dapat dituliskan sebagai (ρ4*ρ7) ≥ ρ1².
Pada Tabel 4 diketahui bahwa nilai signifikansi persepsi
kemudahan terhadap kesiapan teknologi informasi sebesar
0,458 > 0,05 (Alpha). Dapat disimpulkan bahwa kesiapan
teknologi informasi bukan merupakan variabel intervening
yang memediasi persepsi kemudahan terhadap niat
menggunakan e-Filing. Dengan demikian, hipotesis
keempat (H4) tidak didukung.
5.5. Hubungan Persepsi Kebermanfaatan
terhadap Niat Menggunakan E-Filing
dengan Kesiapan Teknologi Informasi
Kesiapan teknologi informasi dikatakan memediasi
pengaruh variabel persepsi kebermanfaatan terhadap niat
menggunakan e-Filing jika nilai signifikansi persepsi
kebermanfaatan terhadap niat menggunakan e-Filing <
0,05. Selain itu, perbandingan pengaruh tidak langsung
yaitu standardize coefficient persepsi kebermanfaatan
terhadap kesiapan teknologi informasi (ρ5) dikalikan
dengan standardize coefficient kesiapan teknologi informasi
terhadap niat menggunakan e-Filing (ρ7) lebih tinggi dari
kuadrat pengaruh langsung yaitu persepsi kemudahan
terhadap niat menggunakan e-Filing (ρ2), atau dapat
dituliskan sebagai (ρ5* ρ7) ≥ ρ2².
Diketahui pada Tabel 4 bahwa nilai signifikansi persepsi
kemanfaatan terhadap kesiapan teknologi informasi adalah
0.001 < 0.05 (Alpha). Selain itu, hasil dari (ρ5*ρ7) atau
(0.402*-0.256) adalah -0.10291, sedangkan hasil dari ρ1²
atau (0.115)2 adalah 0.013225. Berdasarkan perhitungan di
atas, dapat disimpulkan bahwa (ρ5*ρ7) < ρ2² atau -0.10291
<0.013225. Hal ini mengindikasikan bahwa kesiapan
teknologi informasi bukan merupakan variabel intervening
yang memediasi persepsi kebermanfaatan terhadap niat
untuk menggunakan e-Filing. Dengan demikian, hipotesis
kelima (H5) tidak didukung.
5.6. Hubungan Persepsi Keamanan terhadap Niat
Penggunaan E-Filing dengan Kesiapan
Teknologi Informasi
Kesiapan teknologi informasi dikatakan memediasi
pengaruh variabel persepsi keamanan terhadap niat
menggunakan e-Filing jika nilai signifikansi persepsi
keamanan terhadap niat menggunakan e-Filing < 0,05.
Selain itu, perbandingan pengaruh tidak langsung yaitu
standardize coefficient dari persepsi keamanan terhadap
kesiapan teknologi informasi (ρ4) dikalikan dengan
standardize coefficient dari kesiapan teknologi informasi
terhadap niat menggunakan e-Filing (ρ7) lebih tinggi
dibandingkan dengan kuadrat dari pengaruh langsung yaitu
persepsi kemudahan terhadap niat menggunakan e-Filing
(ρ1), atau dapat dituliskan sebagai (ρ6*ρ7) ≥ ρ1².
Diketahui pada Tabel 4 bahwa nilai signifikansi
persepsi keamanan terhadap kesiapan teknologi informasi
sebesar 0,057 > 0,05 (Alpha). Dapat disimpulkan bahwa
kesiapan teknologi informasi bukan merupakan variabel
yang memediasi persepsi keamanan terhadap niat
menggunakan e-Filing. Oleh karena itu, hipotesis keenam
(H6) ditolak.
6. Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa persepsi
kemudahan dan persepsi keamanan secara positif
mempengaruhi niat untuk menggunakan e-filing.
Sebaliknya, persepsi kebermanfaatan tidak berpengaruh
terhadap niat untuk menggunakan e-filing. Selain itu,
kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening
tidak dapat memediasi pengaruh persepsi kebermanfaatan,
kemudahan, maupun keamanan terhadap niat menggunakan
e-Filing.
Penelitian ini mengimplikasikan agar DJP, sebagai
penyedia layanan e-Filing, dapat meningkatkan kualitas eFiling, terutama dalam hal kemudahan dan keamanan. Hal
ini dikarenakan, berdasarkan hasil penelitian ini, kedua
aspek tersebut terbukti secara empiris dapat meningkatkan
niat WP untuk menggunakan e-Filing dalam melaporkan
SPT tahunan.
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini,
antara lain responden yang hanya WP OP yang telah
diwajibkan menggunakan e-Filing dan hanya melibatkan
WP Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia, dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia di Kota Semarang.
Selain itu, kuesioner yang digunakan sebagai metode
pengumpulan data adalah pertanyaan tertutup, yang
bertujuan untuk mengetahui pendapat responden terhadap
setiap variabel penelitian, sehingga menyebabkan
responden tidak dapat memberikan informasi tambahan atas
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
tanggapannya. Sehubungan dengan keterbatasan yang ada,
peneliti memiliki beberapa saran untuk penelitian
selanjutnya. Yang pertama adalah menambahkan
551
552
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
responden yang tidak hanya terbatas pada WP OP yang
telah diwajibkan menggunakan e-Filing tetapi WP OP
secara keseluruhan dan berasal dari berbagai kota di
Indonesia. Selain itu, penelitian selanjutnya akan lebih baik
jika mengembangkan model penelitian dan instrumen
penelitian, serta melibatkan responden dan pakar yang
diwawancarai.
Dewi, & Susanti. (2019). Persepsi Dosen Tetap di Wilayah Jakarta
Barat dan Tangerang Terhadap Penggunaan E-filing. Jurnal
Ekonomi, 24(1). (Indonesian)
Referensi
Goodhue, D. L., & Thompson, R. L. (1995). Kesesuaian TugasTeknologi dan Kinerja Individual. MIS Quarterly, 19(2), 213236.
Agustina, & Anim. (2018). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan,
Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Terhadap Penggunaan Efiling Wajib Pajak (Studi pada Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan IAIN Surakarta). Disertasi Doktor, IAIN
Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Indonesia. [Bahasa
Indonesia].
Ardiansah, M. N., Chariri, A., Rahardja, S., & Udin, U. (2020).
Pengaruh keamanan pembayaran elektronik terhadap persepsi
konsumen e-commerce: Sebuah model penerimaan teknologi
yang diperluas. Management Science Letters, 10(7), 14731480. doi: 10.5267/j.msl.2019.12.020
Aryani, R. A. I., Herwanti, R. T., & Basuki, P. (2018). Pengaruh
Persepsi Penggunaan, Kemudahan, Keamanan dan
Kerahasiaan Terhadap Penggunaan E-Filing (Studi Pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Raba Bima). Jurnal Ilmiah
Riset
dan
Manajemen,
6(4),
294-304.
https://doi.org/10.18535/ijsrm/v6i4.em08
Fu, J., Shang, R. A., Jeyaraj, A., Sun, Y., & Hu, F. (2019). Interaksi
antara karakteristik tugas dan kesesuaian teknologi:
Kesesuaian tugas-teknologi dan penggunaan media sosial
perusahaan. Journal of Enterprise Information Management,
33(1), 1-22. https://doi. org/10.1108/JEIM-04-2019-0105
Hussein, R., Mohamed, N., Ahlan, A. R., & Mahmud, M. (2011).
Aplikasi e-government: Sebuah model terintegrasi pada adopsi
pajak online G2C. Transformasi Pemerintahan: People,
Process
and
Policy,
5(3),
225-248.
https://doi.
org/10.1108/17506161111155388
Hussein, R., Mohamed, N., Ahlan, AR, Mahmud, M., &
Aditiawarman, U. (2010). Model terintegrasi pada adopsi
pajak online di Malaysia. Prosiding Konferensi Sistem
Informasi Eropa, Mediterania dan Timur Tengah: Tantangan
Sistem Informasi Global dalam Manajemen, EMCIS 2010,
Januari 2010.
Islam, A. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pengguna dalam sistem e-filing pajak penghasilan Malaysia.
African Journal of Business Management, 6(21), 6447-6455.
https://doi.org/10.5897/ ajbm11.1689
Aziz, S. A. (2015). Faktor penentu e-filing pajak di kalangan
wajib pajak di Malaysia. Jurnal Ilmu Sosial Dunia, 2(3), 182188.
Jones, A. B., & Kauppi, K. (2018). Memeriksa anteseden model
penerimaan teknologi dalam e-procurement. International
Journal of Operations and Production Management, 38(1),
22-42. https://doi.org/10.1108/ IJOPM-06-2015-0346
Azmi, A. A. C., & Kamarulzaman, Y. (2010). Adopsi e-filing
pajak: Sebuah makalah konseptual. African Journal of
Business Management, 4(5), 599-603.
Kamarulzaman, Y., & Azmi, A. A. C. (2010). Adopsi E-filing Pajak
di Malaysia: Sebuah Model Konseptual. Jurnal Kajian EGovernment dan Praktik Terbaik, 2010, 1-6.
Azmi, A. A. C., Kamarulzaman, Y., & Hamid, N. H. A. (2012).
Risiko yang dipersepsikan dan adopsi e-filing pajak. World
Applied
Sciences
Journal,
20(4),
532-539.
https://doi.org/10.5829/ idosi.wasj.2012.20.04.2403
Khaddafi, M., Aspan, H., Heikal, M., Wahyuddin, Falahuddin, &
ZatinHumaira. (2018). Pengaruh Persepsi Fasilitas, Intensitas
Perilaku, dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penyampaian
Surat Pemberitahuan Secara E-Filing Pada Pelayanan Pajak.
1, 583-587. https://doi.org/10.1108/978-1-78756-793-1-00001
Bandiyono, A., & Husna, M. C. (2019). Layanan E-Filing dan EBiling untuk Meningkatkan Kepatuhan dan Penerimaan Pajak.
Politeknik Keuangan Negara STAN, 1(2). (Indonesian)
Carter, L., Shaupp, C. L., Hobbs, J., & Campbell, R. (2011). Peran
keamanan dan kepercayaan dalam adopsi pengajuan pajak
online. Transforming Government: People, Process and
Policy,
5(4),
303-318.
https://doi.org/10.1108/17506161111173568
Daryanto.
(2017).
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Penggunaan E-Filing Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di
Jakarta Barat. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 1(1).
[Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018.]
Davis, F. D. (1986). Model penerimaan teknologi untuk menguji
secara empiris sistem informasi pengguna akhir yang baru:
Teori dan hasil. Disertasi doktoral, Cambridge, MA:
Massachusetts Institute of Technology.
Desmayanti. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan fasilitas e-filing oleh wajib pajak sebagai sarana
penyampaian SPT masa secara online dan real time (studi
empiris di wilayah kota semarang). Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia, 1(1). [Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018.]
Koong, K. S., Bai, S., Tejinder, S., & Morris, C. (2019).
Kemajuan dan perkiraan pengembalian pajak elektronik dan
pengarsipan informasi di AS. Jurnal Internasional Akuntansi
dan
Manajemen
Informasi,
27(2),
352-371.
https://doi.org/10.1108/IJAIM-06-2018-0072
Le, H. B. H., Ngo, C. T., Trinh, T. T. H., & Nguyen, T. T. P. (2020).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah untuk
Menggunakan Layanan Mobile Banking: Kasus di Provinsi
Thanh Hoa, Vietnam. Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis
Asia,
7(2),
205-212.
https://
doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no2.205
Lie, I., & Sadjiarto, A. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Minat Perilaku Wajib Pajak untuk Menggunakan e-filing. Tax
& Accounting Review, 3(2), 1-15.
Lindsay, R., Jackson, T. W., & Cooke, L. (2011). Model
penerimaan teknologi yang diadaptasi untuk pemolisian
bergerak. Jurnal
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
553
Sistem dan Teknologi Informasi, 13(4), 389-407. https://
doi.org/10.1108/13287261111183988
Knowledge Management Systems, 48(4), 579-595. https://doi.
org/10.1108/VJIKMS-05-2018-0035
Loewenstein, GF, Weber, EU, Hsee, KK, & Welch, N. (2001).
Risiko sebagai perasaan. Psychological Bulletin, 127(2), 267286. https://doi.org/10.1037/0033-2909.127.2.267
Rekayana. (2016). Persepsi Manfaat, Kemudahan, Kepuasan
Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Penerapan Sistem E-Filing
terhadap Kepatuhan Pelaporan Pajak Tahunan. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB, 4(2). [Diunduh pada tanggal 20 Maret
2017.]
Lu, N. L., & Nguyen, V. T. (2016). Kasus Adopsi Layanan
Pengarsipan Pajak Online-E-Government di Vietnam. Modern
Economy,
7(12),
1498-1504.
https://doi.org/10.4236/me.2016.712135
Lymer, A., Hansford, A., & Pilkington, K. (2012). Perkembangan
dalam e-filing pajak: Pandangan praktis dari lapangan.
Journal of Applied Accounting Research, 13(3), 212-225.
https://doi. org/10.1108/09675421211281290
Muhammad, I. (2001). Perpajakan dan Teknologi : Kesiapan
Teknologi Petugas Pajak Malaysia di Cabang Petaling Jaya.
Jurnal Pelaporan Keuangan & Akuntansi, 4(1), 147-163.
Mujiyani, & Wahyuningtyas. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penggunaan E-filing Bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi (Studi Empiris pada Wajib Pajak di KPP Surakarta).
Prosiding The Urecol, 169-179. [Bahasa Indonesia].
Mustapha, B., & Obid, S. N. B. S. (2015). Kualitas Pelayanan
Pajak: Efek Mediasi Persepsi Kemudahan Penggunaan Sistem
Pajak Online. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 172,
2-9. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.328
Nguyen, O. T. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat
untuk Menggunakan Perbankan Digital di Vietnam. Jurnal
Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia, 7(3), 303-310.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2020. vol7.no3.303
Nguyen, X. T., & Luu, Q. K. (2020). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Adopsi Industri 4.0 oleh Usaha Kecil dan
Menengah: Kasus di Kota Ho Chi Minh, Vietnam. Jurnal
Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia, 7(6), 255-264.
https://doi. org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no6.255
Novindra, N. P. B., & Rasmini, N. K. (2017). Pengaruh
Kemudahan Penggunaan, Persepsi Penggunaan, dan Computer
Self Efficacy Terhadap Minat Penggunaan E-SPT. E-Jurnal
Akuntansi, 19(2), 1116-1143.
Prawati, L. D., & Dewi, M. S. (2018). Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi minat wajib pajak badan menggunakan sistem
e-filing. Pertanika Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 26(T),
279-288.
Phan, D. T. T., Nguyen, T. T. H., & Bui, T. A. (2019). Melampaui
Perbatasan? Niat untuk Menggunakan Kartu Bank
Internasional di Vietnam. Jurnal Keuangan, Ekonomi dan
Bisnis
Asia,
6(3),
315-325.
https://doi.org/10.13106/jafeb.2019.vol6.no3.315
Rahman, D. S., & Mayasari, T. (2015). Pengaruh Daya Tarik
Inovasi dan Pengalaman Wajib Pajak Terhadap Minat
Penggunaan Sistem Pengisian Pajak Online Pada Wajib Pajak
Orang Pribadi Di Surabaya. The Indonesian Accounting
Review, 5(1), 77-86. http://dx.doi.org/10.14414/tiar.v5i1.492.
Ratna, S., Astuti, E. S., Utami, H. N., Rahardjo, K., & Arifin, Z.
(2018). Karakteristik tugas dan teknologi sebagai pendorong
kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) dan
penggunaan sistem informasi reservasi hotel. VINE Jurnal
Informasi dan
Riyadh, H. A., Sukoharsono, E. G., & Baridwan, Z. (2016).
Implementasi E-banking dan Penerimaan Teknologi di Bank
Rafidain dan Rasheed di Irak: Perspektif Karyawan. The
International Journal of Accounting and Business Society,
23(2), 87-113.
Riyadh, H. A., Alfaiza, S. A., & Sultan, A. A. (2019). Pengaruh
Faktor Teknologi, Organisasi, Perilaku terhadap Pemanfaatan
Model Adopsi E-Government dengan Memoderasi Faktor
Budaya. Jurnal Teknologi Informasi Teoritis dan Terapan,
97(8), 2142-2165.
Rondan-Cataluña, FJ, Arenas-Gaitán, J., & Ramírez-Correa,
P. E. (2015). Perbandingan berbagai versi model penerimaan
teknologi populer perspektif non-linear. Kybernetes, 44(5),
788-805. https://doi. org/10.1108/K-09-2014-0184
Salim. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan
Fasilitas E-filing Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Secara Oline Dan
Realtime (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Di KPP
Madya Jakarta Pusat). Universitas Bung Hatta, Sumatera
Barat, 6(2). [Indonesian].
Saripah, Putri, & Darwin. (2016). Pengaruh Kepercayaan, Persepsi
Manfaat, Persepsi Risiko, Dan Kepuasan Wajib Pajak
Terhadap Penggunaan E-Filing Bagi Wajib Pajak Orang
Pribadi Di KPP Pratama Pekanbaru, Tampan Tahun 2015.
Jurnal Akuntansi Dan Ekoomika, 6(2). [Diunduh pada tanggal
20 Maret 2017.]
Sofyani, H., Riyadh, H. A., & Fahlevi, H. (2020). Meningkatkan
kualitas layanan, akuntabilitas dan peran tata kelola teknologi
informasi Meningkatkan kualitas layanan, akuntabilitas dan
transparansi pemerintah daerah : Peran intervensi tata kelola
teknologi informasi. Cogent Business & Management, 7(1), 120. https://doi.org/10.1080/23311975.20
20.1735690
Tam, C., & Oliveira, T. (2016). Dampak kinerja mobile banking:
menggunakan pendekatan kesesuaian tugas-teknologi (tasktechnology fit (TTF)). International Journal of Bank
Marketing, 34(4), 434-457. https://doi.org/10.1108/IJBM-112014-0169
Tan, T. H., & Foo, Y.-F. (2012). Memprediksi Niat Wajib Pajak
untuk Mengadopsi Pengarsipan Pajak Elektronik (E-Filing) Di
Malaysia. Jurnal Akuntansi Bisnis dan Manajemen, 19(2), 5971. https:// doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Teo, T. S. H., & Men, B. (2008). Portal pengetahuan di
perusahaan konsultan Cina: Perspektif kesesuaian tugasteknologi. European Journal of Information Systems, 17(6),
557-574. https://doi. org/10.1057/ejis.2008.41
Teo, T., Ursavaş, Ö. F., & Bahçekapili, E. (2011). Efisiensi model
penerimaan teknologi untuk menjelaskan niat guru prajabatan
untuk menggunakan teknologi: Sebuah studi di Turki.
554
Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO
/ Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547
Sistem Informasi Seluruh Kampus, 28(2), 93-101. https://doi.
org/10.1108/106507411117798
Utami, A., & Osesoga, M. (2017). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penggunaan E-filing Wajib Pajak Orang
Pribadi. Ultimaccounting: Jurnal Akuntansi, 9(2), 15-32.
https://doi.org/10.31937/akun- tansi.v9i2.727.
Wahyuni, R., Ritonga, K., & Rusli, R. (2015). Pengaruh Persepsi
Kebermanfaatan, Kemudahan, Keamanan, dan Kerahasiaan,
serta Kecepatan terhadap Intensitas Perilaku dalam
Penggunaan E-Filing). Jurnal Online Mahasiswa, 2(2), 1-15.
[Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018.]
Wibisono, L. T., & Toly, A. A. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Wajib Pajak dalam Menggunakan Efiling di Surabaya. Pajak & Akuntansi, 4(1), 1-15.
Yefni, Y., Murniati, S., Zifi, M. P., & Yuliantoro, H. R. (2018). Apa
Saja Motivasi Wajib Pajak dalam Menggunakan Sistem
Informasi E-Filling? Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 9(3),
510-525. https://doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9030
Yuni. (2017). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Kemudahan
Penggunaan, Kepuasan Pengguna, Keamanan dan
Kerahasiaan, dan Kenyamanan Wajib Pajak Terhadap
Penggunaan E-Filing (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang
Pribadi di KPP Pratama Klaten). Disertasi Doktor, Surabaya,
Indonesia: Universitas Widya Darma. [Indonesian].
Zaidi, S. K. R., Henderson, C. D., & Gupta, G. (2017). Efek
moderasi budaya pada pajak e-filing: bukti dari India. Journal
of Accounting in Emerging Economies, 7(1), 134-152.
https://doi.org/10.1108/jaee-05-2015-0038
Download