Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents. Visit www.DeepL.com/pro for more information. Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 537 ISSN Cetak: 2288-4637 / ISSN Online 2288-4645 doi:10.13106/jafeb.2020.vol7.no9.537 Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Kegunaan, Persepsi Keamanan dan Niat untuk Menggunakan E-Filing: Peran Kesiapan Teknologi*) Afrizal TAHAR1 , Hosam Alden RIYADH2 , Hafiez SOFYANI3 , Wahyu Eko PURNOMO4 Diterima: 28 Juni 2020 Direvisi: 12 Juli 2020 Diterima: 10 Agustus 2020 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bukti pengaruh persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kebermanfaatan, dan persepsi keamanan terhadap niat masyarakat untuk menggunakan e-Filing dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan dari Wajib Pajak Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di Kota Semarang. Seratus lima puluh kuesioner didistribusikan, dan 126 kuesioner diolah dan dianalisis. Regresi linier berganda dan analisis jalur digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap penggunaan e-Filing, sedangkan persepsi kebermanfaatan tidak berpengaruh terhadap penggunaan e-Filing. Selain itu, kesiapan teknologi informasi tidak memediasi hubungan antara persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kebermanfaatan, dan persepsi keamanan terhadap penggunaan e-Filing. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa Direktorat Jenderal Pajak, sebagai penyedia layanan e-Filing, dapat meningkatkan kualitas e-Filing, terutama dalam hal kemudahan dan keamanan. Hal ini dikarenakan, berdasarkan hasil penelitian ini, kedua aspek tersebut terbukti secara empiris dapat meningkatkan niat untuk menggunakan e-Filing dalam melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan. Kata kunci: Persepsi Kegunaan, Persepsi Keamanan, E-Filing Kode Klasifikasi JEL: C38, D70, M21 1. Pendahuluan Pajak merupakan sumber pendapatan utama bagi sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia. Kementerian Keuangan Republik Indonesia, melalui konferensi pers yang menjelaskan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan *Ucapan terima kasih: Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Assoc. Prof. Rizal Yaya dan Dr. Udin yang telah membimbing dan melakukan proses penelaahan terhadap makalah ini. 1Penulis Pertama dan Penulis Korespondensi. Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia [Alamat Pos: Jalan Brawijaya, Tamantirto, Kec. Kasihan, Yogyakarta, 55183, Indonesia] Email: afrizal@umy.ac.id 2Dosen , Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia 3Dosen , Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia 4Dosen , Fakultas Bisnis dan Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia Hak Cipta: Penulis(-penulis) Ini adalah artikel Akses Terbuka yang didistribusikan di bawah ketentuan Lisensi NonKomersial Atribusi Creative Commons (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/) yang mengizinkan penggunaan, distribusi, dan reproduksi non-komersial tanpa batas dalam media apa pun, asalkan karya asli dikutip dengan benar. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2017, mengungkapkan bahwa pengakuan penerimaan pajak sebesar 91% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah tidak dapat mencapai target penerimaan pajak yang diamanatkan oleh APBN. Di sisi lain, jumlah wajib pajak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terutama setelah adanya kebijakan dan program Pengampunan Pajak. Oleh karena itu, peningkatan jumlah wajib pajak ternyata tidak cukup membuat otoritas pajak mampu mencapai target penerimaan negara dari sektor pajak. Meningkatnya jumlah wajib pajak memaksa pemerintah untuk melakukan upaya peningkatan penerimaan negara dari pajak dengan melakukan pembaharuan sistem perpajakan, terutama yang berkaitan dengan administrasi perpajakan. Pembaruan sistem pembayaran pajak dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan dikeluarkannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ/2014 yang berisi tentang penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang dilakukan secara elektronik yang selanjutnya disebut eFiling. e-Filing adalah suatu cara yang digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dan Wajib Pajak Badan (WP Badan) dalam melaporkan SPT secara online 538 Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 dan real time melalui website DJP atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) yang biasa dikenal dengan Penyedia Jasa SPT Elektronik. Tujuan e-Filing Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 adalah untuk memfasilitasi kepatuhan pajak dan untuk memberikan layanan kepada wajib pajak dengan menggunakan teknologi internet dan WWW. Dengan menggunakan sistem e-Filing, wajib pajak dapat mempersiapkan, melaporkan, dan membayar pajak mereka secara online (Hussein et al., 2010). Salah satu manfaat utama yang dirasakan oleh Wajib Pajak (WP) ketika menggunakan e-Filing adalah sistem ini dapat digunakan kapan saja karena beroperasi selama 24 jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu, serta dapat digunakan di mana saja dengan menggunakan jaringan internet (Wibisono & Toly, 2014). Bagi penyedia layanan, E-filing meminimalkan beban kerja dan biaya operasional mereka karena penyampaian SPT dilakukan secara paperless. E-filing juga mengurangi biaya pemrosesan, penyimpanan, dan penanganan SPT (Azmi & Kamarulzaman, 2010). Manfaat lainnya adalah kerahasiaan dan keamanan data dapat terjamin karena username dan password yang diberikan oleh DJP diperlukan untuk mengoperasikan e-Filing. Temuan Mustapha dan Obid (2015) menunjukkan bahwa upaya profesional dalam menggunakan e-tax Filing ditentukan oleh persepsi kemudahan penggunaan, kompatibilitas dan keuntungan relatif, persepsi inovasi teknologi informasi, dan kinerja sistem e-Filing. Besarnya manfaat yang dirasakan menyebabkan lebih banyak WP yang beralih dari penyampaian SPT secara tradisional ke penggunaan eFiling. Di sinilah, langkah strategis yang terukur perlu dilakukan oleh pemerintah untuk mengedukasi Wajib Pajak (WP) agar terbiasa menggunakan e-Filing dalam menyampaikan SPT. Namun, selain penerapan berbagai peraturan yang mewajibkan WP dari kalangan tertentu untuk menggunakan e-Filing, sosialisasi dan edukasi juga dilakukan untuk melihat kesiapan WP dalam menggunakan e-Filing dan mengevaluasi aspek teknologi yang digunakan. Dengan mengetahui bagaimana persepsi pengguna terhadap e-Filing, misalnya dari sisi kegunaan, kemudahan penggunaan, dan keamanan, DJP dapat menyesuaikan penerapan e-Filing agar sesuai dengan apa yang diinginkan oleh WP dan meningkatkan niat untuk menggunakan eFiling. Beberapa peneliti sebelumnya telah meneliti persepsi pengguna terhadap e-Filing, namun hasil penelitian tersebut menunjukkan ketidakkonsistenan. Kualitas layanan pajak merupakan faktor penentu yang penting dalam penggunaan sistem pajak online yang memberikan relevansi terhadap sistem administrasi perpajakan (Mustapha & Obid, 2015). Persepsi kemudahan penggunaan menjelaskan sejauh mana pengguna dapat percaya bahwa dalam menggunakan teknologi, mereka melakukan apa saja tanpa adanya gangguan yang menjadi hambatan bagi mereka. Penelitian Carter dkk. (2011) menunjukkan bahwa self-efficacy wajib pajak, yaitu keyakinan tentang apa yang dapat mereka lakukan dengan kemampuan teknis yang mereka miliki untuk menjalankan program e-file, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat mereka untuk menggunakan sistem. Lie dan Sadjiarto (2013) serta Novindra dan Rasmini (2017) menunjukkan bahwa persepsi kemudahan 539 penggunaan berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Namun, hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Rekayana (2016) yang menemukan bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh negatif terhadap niat untuk menggunakan eFiling. Lebih lanjut, beberapa penelitian (Daryanto, 2017; Azmi et al., 2012; Yuni, 2017) menemukan bahwa persepsi 540 Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 kemudahan penggunaan tidak berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Selanjutnya, persepsi kebermanfaatan menggambarkan sejauh mana pengguna merasa bahwa dengan menggunakan bantuan teknologi, mereka dapat meningkatkan kinerjanya (Saripah et al., 2016). Wahyuni dkk. (2015) dan Rekayana (2016) menemukan bahwa persepsi kebermanfaatan berpengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Hasil ini tidak sejalan dengan Novindra dan Rasmini (2017) yang menemukan bahwa persepsi kebermanfaatan berpengaruh negatif terhadap niat untuk menggunakan eFiling. Selain persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kebermanfaatan, dan persepsi keamanan e-Filing, aspek kesiapan teknologi informasi juga dapat mempengaruhi niat penggunaan e-Filing. Desmayanti (2012) dan Riyadh, Alfaiza, dan Sultan (2019) menyatakan bahwa ketika pengguna menerima sebuah teknologi dengan baik tanpa ada keraguan dalam mengoperasikannya, maka dapat dikatakan bahwa teknologi tersebut sudah siap untuk digunakan. Utami dan Osesoga (2017) mengindikasikan bahwa kesiapan teknologi berpengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Namun, Salim (2013) mengungkapkan bahwa kesiapan teknologi tidak berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, penelitian ini berusaha untuk menguji secara empiris pengaruh persepsi kemudahan penggunaan, persepsi kebermanfaatan, dan persepsi keamanan terhadap minat penggunaan e-Filing dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Model Penerimaan Teknologi (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) adalah sebuah teori yang menjelaskan persepsi pengguna teknologi. Davis (1986) menciptakan model ini untuk menjelaskan pengaruh karakteristik sistem terhadap pengguna Sistem Teknologi berbasis komputer. TAM merupakan model yang paling banyak digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penerimaan teknologi. Teori ini menunjukkan bahwa, ketika pengguna dihadapkan pada sebuah teknologi baru, beberapa faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan mereka akan menggunakan teknologi tersebut (Ardiansah, Chariri, Rahardja, & Udin, 2020; Lindsay et al., 2011). Tujuan dari TAM adalah untuk menjelaskan faktor-faktor penentu penerimaan komputer secara umum dan mampu menjelaskan perilaku pengguna di berbagai macam teknologi komputasi pengguna akhir dan populasi pengguna (Rondan-Cataluña et al., 2015). TAM berusaha untuk mengidentifikasi variabel-variabel fundamental yang disarankan oleh penelitian sebelumnya. TAM menentukan hubungan antara kegunaan yang dirasakan, kemudahan penggunaan yang dirasakan, sikap terhadap penggunaan komputer, dan niat untuk menggunakan teknologi (Teo et al., 2011). Model ini menunjukkan bahwa, ketika pengguna dihadapkan pada teknologi baru, beberapa faktor memengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan mereka akan menggunakannya. Dua faktor yang paling penting adalah persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan. Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 Dengan demikian, menurut TAM, penerimaan pengguna terhadap suatu sistem informasi bergantung pada dua faktor, yaitu, persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan. Bersama-sama, faktor-faktor ini menentukan sikap terhadap penggunaan teknologi, di mana hal tersebut dapat mempengaruhi niat perilaku untuk menggunakan, yang mengarah pada penggunaan sistem yang sebenarnya. 2.2. Kecocokan Teknologi Tugas (TTF) Task Technology Fit (TTF) merupakan salah satu teori sistem informasi dengan pendekatan keperilakuan, yang menjelaskan tentang kesesuaian antara tugas dengan teknologi informasi dan komunikasi (Goodhue & Thompson, 1995; Ratna et al., 2018). Goodhue dan Thompson (1995) menjelaskan bahwa TTF merupakan dasar teoritis bagi penelitian sistem informasi untuk meneliti isu-isu yang berkaitan dengan kesesuaian tugas dengan teknologi informasi dan komunikasi. Artinya, TTF menekankan bahwa ketepatan pelaksanaan tugas dan teknologi informasi akan mendukung kinerja individu dalam perusahaan. Task-technology fit mengacu pada kesesuaian antara kemampuan teknologi dengan persyaratan pekerjaan, yaitu kemampuan teknologi dalam mendukung suatu tugas (Teo & Men, 2008; Fu et al.) Goodhue dan Thompson (1995) mengusulkan model TTF, yang memperluas TAM dengan mempertimbangkan bagaimana sebuah tugas mempengaruhi penggunaan teknologi (Tam & Oliveira, 2016). 2.3. Pengarsipan Elektronik Sistem pelaporan pajak secara online hadir karena sistem pembayaran pajak secara manual relatif rumit dan memakan waktu. Oleh karena itu, sistem online diharapkan dapat lebih efektif dan efisien dalam memfasilitasi komunikasi dua arah dalam sistem pelayanan pembayaran pajak (Rahman & Mayasari, 2015). E-Filing secara umum terdiri dari dua kata, yaitu elektronik dan pengarsipan. Elektronik berarti menggunakan sistem komputerisasi, dan filing adalah sistem pengisian formulir. Dengan menggunakan e-Filing, wajib pajak dapat melaporkan SPT kapan saja dan dimana saja, 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Data yang ada di dalam sistem kemudian akan dikirim ke database Direktorat Jenderal Pajak melalui ASP (Yefni et al., 2018). Dengan demikian, e-Filing merupakan sistem komputer yang dapat digunakan untuk membantu pengguna dalam mengisi dan menyampaikan formulir SPT tahunan. Definisi e-Filing yang dijelaskan dalam Peraturan Umum Perpajakan Nomor KEP-05/PJ/2005 adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan dan melaporkan SPT tahunan secara elektronik, yang dilakukan secara online dan realtime melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), yaitu perusahaan jasa yang ditunjuk DJP untuk menyediakan sistem e-Filing. Tujuan dari e-Filing adalah untuk memfasilitasi kepatuhan pajak dan memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak dengan menggunakan teknologi internet dan WWW. Dengan menggunakan sistem e-Filing, wajib pajak dapat mempersiapkan, 541 melaporkan, dan membayar pajak mereka secara online (Hussein et al., 2011). Dengan demikian, risiko keterlambatan penyampaian SPT dapat 542 Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 dapat diminimalisir jika WP melaporkan SPT melalui eFiling (Bandiyono & Husna, 2019). Adopsi sistem e-Filing mungkin terlihat menguntungkan wajib pajak dalam banyak hal dan juga menawarkan manfaat potensial untuk meningkatkan komitmen administratif terhadap efisiensi dan kualitas pemberian layanan; namun, pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap sistem elektronik masih sangat minim (Islam, 2012). Dengan demikian, e-Filing membantu meningkatkan tingkat kepatuhan terhadap persyaratan pengajuan. Sistem elektronik juga membuka kemungkinan baru untuk mengungkapkan data kepada publik dan mendorong akuntabilitas dan transparansi yang lebih baik (Koltyar & Pop, 2019). 3. Pengembangan Hipotesis 3.1. Persepsi Kemudahan terhadap Niat untuk Menggunakan e-Filing Kemudahan yang dirasakan berkaitan dengan seberapa mudah mengakses sistem teknologi dan tampilannya. Berdasarkan model Technology Acceptance Model (TAM) yang diperkenalkan oleh Davis (1986), persepsi kemudahan penggunaan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam penerimaan pengguna terhadap suatu sistem. Davis (1986) mendefinisikan kemudahan penggunaan sebagai sejauh mana pengguna percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu, mereka akan terbebas dari usaha. Dengan kata lain, semakin pengguna merasa sebuah sistem mudah digunakan, maka semakin tinggi minat mereka untuk menggunakan sistem tersebut. Asumsi inti dalam TAM adalah bahwa penggunaan teknologi oleh individu dimediasi oleh penerimaan mereka terhadap teknologi tersebut, yang pada gilirannya ditentukan oleh dua faktor kognitif, yaitu, kegunaan yang dirasakan (perceived usefulness/PU) dan kemudahan penggunaan yang dirasakan (perceived ease-of-use/PEOU) (Jones & Kauppi, 2018). TAM berusaha untuk mengidentifikasi variabel-variabel fundamental yang disarankan oleh penelitian sebelumnya. TAM menentukan hubungan antara persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, sikap terhadap penggunaan komputer, dan niat untuk menggunakan teknologi (Teo et al., 2011). Demikian juga, jika WP merasa bahwa e-Filing mudah digunakan, maka tingkat intensi untuk menggunakan eFiling juga meningkat. Sebuah sistem dapat dikatakan berkualitas jika dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam menggunakannya, tidak hanya kemudahan untuk mempelajari dan menggunakan sistem tersebut, tetapi juga kemudahan dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas, di mana pengguna akan merasa lebih mudah bekerja menggunakan sistem tersebut daripada melakukannya secara manual (Aryani et al., 2018; Le, Ngo, Trinh, & Nguyen, 2020; Nguyen, 2020; Nguyen & Luu, 2020; Phan, Nguyen, & Bui, 2019). Kemudahan dalam hal ini tidak hanya terbatas pada kemudahan dalam menggunakan e-Filing, tetapi juga terkait dengan apakah sistem ini memudahkan mereka dalam menyelesaikan pengisian SPT dibandingkan dengan melakukannya secara tradisional. Persepsi kemudahan penggunaan mempengaruhi risiko kinerja sistem e-Filing. Sistem e-Filing yang tidak terlalu rumit akan meminimalkan risiko kinerja. Risiko kinerja akan berkurang ketika wajib pajak merasa bahwa sistem tersebut mudah digunakan (Kamarulzaman & Azmi, 2010). Beberapa penelitian (Lie & Sadjiarto, 2013), Novindra & Rasmini, 2017; Riyadh, Sukoharsono, & Baridwan, 2016; Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 Zaidi et al. (2017) menunjukkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan sistem. Berdasarkan hasil kedua penelitian tersebut dapat diasumsikan bahwa semakin mudah e-Filing digunakan maka tingkat niat untuk menggunakannya akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya jika e-Filing sulit digunakan maka tingkat niat untuk menggunakannya akan semakin rendah. Oleh karena itu, H1: Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. 3.2. Persepsi Kebermanfaatan terhadap Niat untuk Menggunakan e-Filing Selain persepsi kemudahan, berdasarkan model Technology Acceptance Model (TAM) yang diperkenalkan oleh Davis (1986), persepsi kemanfaatan juga menjadi faktor yang paling krusial dalam penerimaan pengguna terhadap suatu sistem. Kegunaan yang dirasakan dari sistem terkait dengan produktivitas dan efektivitas sistem dan manfaatnya secara keseluruhan untuk meningkatkan kinerja pengguna. Asumsi inti dalam TAM adalah bahwa penggunaan teknologi oleh individu dimediasi oleh penerimaan mereka terhadap teknologi tersebut, yang pada gilirannya ditentukan oleh dua faktor kognitif, yaitu persepsi kegunaan (PU) dan persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) (Jones & Kauppi, 2018). Dengan kata lain, PU adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Oleh karena itu, semakin bermanfaat sebuah teknologi, semakin tinggi pula keinginan pengguna untuk menggunakannya. Secara administratif, e-Filing dapat memberikan keuntungan potensial bagi pemerintah karena proses pengembalian pajak oleh warga negara dapat dikelola secara efektif melalui teknologi yang memungkinkan (Hussein et al., 2011). Terkait dengan e-Filing, jika WP merasa bahwa e-Filing bermanfaat, maka akan meningkatkan tingkat niat untuk menggunakannya. Persepsi kegunaan secara langsung mempengaruhi niat untuk mencoba dan menggunakan sistem e-Filing. Jika WP merasakan manfaatnya, maka mereka akan berniat untuk menggunakan sistem tersebut, sebaliknya jika tidak merasakan manfaat dari sistem tersebut, maka mereka tidak akan berniat untuk menggunakannya (Aryani et al., 2018). Beberapa penelitian (Rekayana, 2016; Zaidi et al., 2017) menguji pengaruh persepsi kebermanfaatan terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Hasil penelitian membuktikan bahwa persepsi kebermanfaatan berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Lymer dkk. (2012) menunjukkan bahwa e-Filing merupakan sistem yang memiliki manfaat lebih langsung bagi wajib pajak dengan urusan perpajakan yang tidak terlalu rumit, yang ditangani oleh penasihat pajak perusahaan kecil dan menengah pada umumnya. Oleh karena itu, H2: Persepsi Kebermanfaatan berpengaruh positif terhadap Niat untuk menggunakan e-Filing. 543 3.3. Persepsi Keamanan terhadap Niat untuk Menggunakan e-Filing Persepsi keamanan adalah persepsi pengguna terkait dengan fungsi dan kontrol informasi data pribadi mereka 544 Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 dalam sistem online. Keamanan yang dirasakan pengguna terhadap suatu sistem dapat mempengaruhi niat mereka untuk menggunakannya. Jika pengguna merasa bahwa sistem yang mereka gunakan memiliki risiko yang tinggi, terutama dalam hal keamanan, mereka cenderung untuk menghindari sistem tersebut (Loewenstein et al., 2001). Seorang pengguna mungkin memandang e-Filing secara positif, tetapi niat untuk menggunakan dapat diredam oleh persepsi risiko dalam menggunakannya (Tan & Foo, 2012). Hal yang sama juga berlaku pada sistem e-Filing. Oleh karena itu, DJP berupaya menjaga keamanan dengan memastikan bahwa pihak ketiga tidak dapat mengakses privasi wajib pajak dengan memberikan username dan password kepada setiap WP yang telah terdaftar di KPP Pratama untuk menyampaikan SPT secara online. Kualitas sistem ditunjukkan dengan fakta bahwa sistem e-Filing dapat digunakan dengan mudah dan nyaman oleh pengguna perusahaan dalam melaporkan pajak, serta tidak memerlukan usaha ekstra. Server Application Provider Services (ASP) dapat diakses dengan cepat, mudah, dan nyaman; sistem e-Filing dapat merespon dan memberikan konfirmasi dengan cepat; sistem e-Filing memiliki keamanan untuk melindungi kerahasiaan data pengguna badan; proses pengiriman data ke Direktorat Jenderal Pajak (Prawati & Dewi, 2018). Salim (2013) dan Mujiyani dan Wahyuningtyas (2019) mengungkapkan bahwa keamanan berpengaruh positif terhadap pengguna untuk menggunakan e-Filing. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketika WP memiliki persepsi bahwa sistem e-Filing aman, maka berakibat pada semakin tingginya tingkat niat untuk menggunakan e-Filing. Oleh karena itu, H3: Persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. 3.4. Persepsi Kemudahan terhadap Niat Menggunakan e-Filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi sebagai Variabel Intervening Kesiapan teknologi informasi terutama dapat dilihat dari individu yang akan menggunakan teknologi tersebut dan dari kesiapan teknologi itu sendiri. Kesiapan individu adalah sejauh mana individu tersebut dapat menerima teknologi baru tanpa ada keraguan untuk menggunakannya (Desmayanti, 2012). Sebagian besar pengetahuan tentang pelaporan pajak secara elektronik berpusat pada masalah adopsi. Fokus yang begitu besar dapat dimengerti karena penggunaan merupakan kriteria penting untuk menilai keberhasilan inovasi yang diimplementasikan (Koong et al., 2019). Penggunaan e-Filing pajak oleh warga negara sangat kurang digunakan meskipun ada ketersediaan dan peningkatan teknologi. Oleh karena itu, ada kebutuhan yang mendesak untuk memahami faktor-faktor penentu penerimaan e-Filing pajak. Meskipun banyak penelitian telah dilakukan untuk mencari jawabannya, namun masalah rendahnya penerimaan e-Filing pajak masih kurang dalam literatur (Aziz, 2015). Implementasi e-government masih belum optimal karena kurangnya integrasi sistem (Sofyani et al., 2020). Kesiapan teknologi informasi dapat mempengaruhi pemikiran penggunanya. Ketika pengguna dapat dengan mudah menerima dan beradaptasi Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 terhadap teknologi, maka semakin baik persepsi pengguna terhadap teknologi, dan intensitasnya dalam menggunakan teknologi tersebut semakin meningkat. Sedangkan kesiapan teknologi berarti ketersediaan perangkat lunak yang ada dan cukup pada teknologi tersebut sehingga dapat memproses data dengan cepat dan akurat. Masalah kesiapan teknologi sangat penting, karena otoritas pajak di seluruh dunia merangkul konsep egovernment melalui layanan e-pajak secara progresif. Wajib pajak dapat meminta bantuan kepada petugas pajak ketika mereka memiliki masalah dalam mengakses layanan e-tax. Layanan e-tax yang memuaskan bagi wajib pajak tidak hanya bergantung pada kemampuan inter-personal petugas pajak tetapi juga pada kesiapan teknologi (Muhammad, 2001). Daryanto (2017) menemukan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-Filing tidak membuat wajib pajak lebih sering dan tertarik untuk menggunakan eFiling, tetapi persepsi kemudahan penggunaan memiliki pengaruh negatif terhadap niat untuk menggunakan eFiling. Daryanto (2017) mengasumsikan bahwa hal tersebut terjadi karena sistem e-Filing tidak mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas wajib pajak dalam melaporkan pajak. Saat ini belum semua wajib pajak menggunakan eFiling karena mereka beranggapan bahwa penggunaan sistem komputer dalam pelaporan SPT membingungkan dan menyulitkan dibandingkan dengan pelaporan secara manual. Hal ini disebabkan karena banyak wajib pajak yang belum memahami pengoperasian e-Filing, dan kemampuan mereka dalam menggunakan e-Filing masih minim (Khaddafi et al., 2018). Untuk mengatasi masalah ini, DJP harus meningkatkan sistem e-Filing agar lebih siap digunakan. Peningkatan kesiapan teknologi informasi niscaya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan teknologi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jika persepsi kemudahan penggunaan e-Filing yang dirasakan WP disertai dengan teknologi informasi yang siap pakai, maka niat untuk menggunakan e-Filing juga akan meningkat. Dengan demikian, H4: Persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan e-Filing dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening. 3.5. Persepsi Kebermanfaatan terhadap Niat Menggunakan e-Filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi sebagai Variabel Intervening Penerimaan teknologi individu memediasi penggunaan teknologi sebagai asumsi inti dalam TAM, yang kemudian dispesifikasikan oleh dua faktor kognitif, yaitu persepsi kegunaan (PU) dan persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) (Jones & Kauppi, 2018). Karena proses pengembalian pajak warga negara dapat diatur secara efektif melalui teknologi yang mendukung, secara administratif, e-Filing dapat menawarkan potensi keuntungan bagi pemerintah (Hussein et al., 2011). Niat untuk mencoba dan menggunakan sistem e-Filing secara 545 langsung dipengaruhi oleh persepsi kegunaan. Jika wajib pajak merasakan manfaat dari sistem e-Filing, mereka akan memiliki niat untuk menggunakannya; sebaliknya, jika mereka tidak merasakan manfaat dari sistem tersebut, maka mereka akan 546 Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 tidak berniat untuk menggunakannya (Aryani et al., 2018). Agustina dan Anim (2018) menemukan bahwa hal tersebut tidak mempengaruhi niat untuk menggunakan e-Filing. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa hal tersebut disebabkan oleh kurangnya sosialisasi yang diterima oleh pengguna mengenai penggunaan dan manfaat e-Filing. Oleh karena itu, persepsi terhadap manfaat e-Filing masih rendah, dan mereka memilih untuk tidak menggunakan sistem baru ini. Hal ini memperlihatkan ketidaksiapan informasi dari segi individu karena WP masih belum bisa menerima dan beradaptasi dengan teknologi e-Filing. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jika persepsi kebermanfaatan WP atas e-Filing disertai dengan kesiapan individu dalam menerima teknologi informasi, maka niat untuk menggunakan e-Filing juga akan meningkat. Dengan demikian, H5: Persepsi Kebermanfaatan berpengaruh positif terhadap Niat Penggunaan e-Filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi sebagai variabel intervening. 3.6. Persepsi Keamanan terhadap Niat untuk Menggunakan Kesiapan Teknologi Informasi e-Filing sebagai Variabel Intervening Teknologi dapat dikatakan baik dan siap jika sistem tersebut bebas dari resiko atau aman. Menurut Desmayanti (2012), keamanan sistem informasi adalah adanya pengaturan manajemen yang dapat mencegah, mengatasi, dan melindungi sistem informasi dari tindakan-tindakan yang dapat merugikan, seperti penggunaan yang tidak sah dan penyusupan berbagai informasi yang dimiliki. Seorang pengguna mungkin melihat e-Filing dengan baik, tetapi niat untuk menggunakannya dapat dikurangi oleh persepsi risiko penggunaan sistem ini (Tan & Foo, 2012). Pada hipotesis sebelumnya, peneliti mengasumsikan bahwa semakin WP merasa bahwa e-Filing aman untuk digunakan, maka tingkat penggunaannya akan semakin tinggi. Namun, Dewi dan Susanti (2019) membuktikan bahwa persepsi keamanan tidak berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Menurut Dewi dan Susanti (2019), hal ini disebabkan karena WP merasa bahwa eFiling tidak dapat menjamin keamanan data, sehingga mereka cenderung menghindari penggunaannya. Sistem eFiling yang dapat digunakan dengan mudah dan nyaman oleh pengguna perusahaan dalam melaporkan pajak dan tidak membutuhkan usaha ekstra menunjukkan kualitas sistem tersebut. Server Application Provider Services (ASP) dapat diakses dengan cepat, mudah, dan nyaman; sistem e-Filing dapat merespon dan memberikan konfirmasi dengan cepat; sistem e-Filing memiliki keamanan untuk melindungi kerahasiaan data pengguna perusahaan; proses pengiriman data ke Direktorat Jenderal Pajak (Prawati & Dewi, 2018). Kualitas informasi dan kualitas layanan website memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat wajib pajak untuk menggunakan pengisian pajak secara online. Banyak wajib pajak yang tidak mau menggunakan e-Filing karena kurangnya kepercayaan terhadap website atau kerumitan sistem (Lu & Nguyen, 2016). Hal ini menggambarkan ketidaksiapan teknologi informasi e-Filing. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jika persepsi keamanan e-Filing WP disertai dengan informasi Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 kesiapan teknologi, maka niat untuk menggunakan e-Filing juga akan meningkat. Dengan demikian, H6: Persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan e-Filing dengan kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening. 4. Metodologi Data penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada responden. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah WP orang pribadi di wilayah Kota Semarang, WP orang pribadi yang diwajibkan menggunakan e-Filing dalam penyampaian SPT Tahunan PPh, dan WP orang pribadi formulir 1770S, yaitu WP Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. 4.1. Pengukuran Niat merupakan kecenderungan yang harus dipilih seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu pekerjaan. Niat untuk menggunakan e-Filing diukur dengan menggunakan dua indikator yang dibuat oleh Desmayanti (2012). Persepsi kemudahan, menurut Davis (1986), adalah sejauh mana pengguna percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu, mereka akan terbebas dari usaha. Untuk mengukur variabel ini akan digunakan enam item pernyataan. Hal ini dilakukan oleh Desmayanti (2012) terkait persepsi kemudahan responden dalam menggunakan e-Filing dalam proses pengisian SPT secara online. Persepsi kebermanfaatan (perceived usefulness), yang didefinisikan oleh Davis (1986), adalah persepsi subjektif dari pengguna dimana mereka percaya bahwa menggunakan teknologi tertentu dapat meningkatkan kinerja pekerjaan mereka. Untuk mengukur variabel ini, akan digunakan enam item pernyataan, Saripah dkk. (2016) mengajukannya terkait persepsi kebermanfaatan responden terhadap e-Filing dalam proses pengisian SPT secara online. Persepsi keamanan terkait dengan sejauh mana pengguna percaya bahwa ketika mereka menggunakan sebuah sistem, keamanan mereka akan terjamin (Firmawan & Marsono, 2009). Untuk mengukur persepsi keamanan digunakan enam pernyataan. Pernyataan tersebut dikembangkan oleh Desmayanti (2012) mengenai persepsi keamanan responden dalam menggunakan e-Filing dalam proses pengisian SPT secara online. Kesiapan teknologi informasi berarti individu dalam hal ini WP telah siap untuk menerima perkembangan teknologi yang ada, termasuk munculnya sistem e-Filing. Untuk mengukur variabel kesiapan teknologi informasi WP, digunakan tiga indikator yang berkaitan dengan kesiapan teknologi informasi oleh Desmayanti (2012). Responden kemudian diminta untuk menentukan tingkat kepentingan setiap item dari masing-masing variabel dengan menggunakan skala Likert lima poin. 547 4.2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dan analisis jalur. Pengujian hubungan antara variabel independen dan dependen dilakukan dengan menggunakan signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka hipotesis diterima. Selain itu, interpretasi jalur digunakan untuk menguji variabel intervening. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai signifikansi. Jika nilai menunjukkan sig < 0,05, maka dilakukan perbandingan antara perkalian standardize coefficient dari pengaruh tidak langsung masing-masing variabel dengan kuadrat dari standardize coefficient dari pengaruh langsung. Jika hasil perkalian antara standardized koefisien pengaruh tidak langsung ≥ kuadrat standardized koefisien pengaruh langsung, maka variabel intervening dapat diterima. 5. Hasil dan Pembahasan Sampel dalam penelitian ini adalah WP OP, yang terdiri dari WP Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang tersebar di Kota Semarang. Kuesioner disebarkan pada tanggal 11 Desember 2018 sampai dengan 18 Januari 2019. Peneliti menyebarkan 150 eksemplar kuesioner kepada responden. Responden mengembalikan 131 kuesioner, namun lima orang tidak mengisi data diri dan pertanyaan dalam kuesioner. Dengan demikian, jumlah kuesioner yang digunakan dalam analisis adalah 126 buah. Tabel 1 menyajikan tingkat pengembalian kuesioner dari para responden, dan Tabel 2 menunjukkan statistik deskriptif dari semua variabel yang terlibat dalam penelitian ini. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua nilai p-value dari setiap item pertanyaan untuk variabel penelitian lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti semua item pertanyaan yang digunakan untuk penelitian ini adalah valid, dan data yang diperoleh dapat digunakan seluruhnya. Sedangkan hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai cronbach's alpha pada variabel persepsi kemudahan, persepsi kebermanfaatan, persepsi keamanan, kesiapan teknologi informasi, dan niat menggunakan eFiling lebih tinggi dari 0,7. Dengan demikian, semua variabel di atas dikatakan reliabel. Tabel 1: Analisis Pengembalian Kuesioner Kuesioner Nomor Persen (%) Jumlah yang didistribusikan 150 100.00 Jumlah yang dikembalikan 131 87.33 5 8.67 126 78,67 Diisi tidak lengkap Total 548 Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 Tabel 2: Tabel 2: Hasil Uji Deskriptif Variabel N Min Max Berar ti 8.62 Std. Deviasi 10 Juml ah 1086 Niat untuk menggunakan e-Filing 126 4 Persepsi Kemudahan 126 13 30 3095 24.56 3.479 Persepsi Kegunaan Keamanan yang Dipersepsikan 126 14 30 3287 26.09 3.289 126 9 25 2539 20.15 3.134 Kesiapan Teknologi Informasi 126 3 15 1595 12.66 1.968 1.350 Tabel 3: Tabel 3: Hasil Uji Regresi Linier Berganda, Model Regresi 1 Variabel Persepsi Kemudahan Persepsi Kegunaan Keamanan yang Dipersepsikan Kode Arah Koefisien H1 + 0.456 thitung 5.371 Sig. H2 + 0.115 1.237 0.218 H3 + 0.376 4.389 0.000* 0.000* Dependent Variable: Niat menggunakan e-filing Niat untuk menggunakan e-filing * signifikan pada alpha 0,05 Tabel 4: Hasil Uji Regresi Linier Berganda, Model Regresi 2 Variabel Kode Arah Koefisien t-hitung Sig. Persepsi Kemudahan H4 + -0.084 -0.744 0.458 Persepsi Kegunaan H5 + 0.402 3.395 0.001 Keamanan yang Dipersepsikan H6 + 0.216 1.922 0.057 Dependent Variable: Niat menggunakan e-filing Niat untuk menggunakan e-filing * signifikan pada alpha 0,05 Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai sig. untuk model pertama sebesar 0,350 > alpha (0,05), dan nilai sig. untuk model kedua sebesar 0,092 > alpha (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Selain itu, hasil uji multikolinearitas melalui nilai tolerance pada semua variabel independen lebih dari 0,1, dan untuk nilai VIF lebih kecil dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara masing-masing variabel independen. Terakhir, uji heteroskedastisitas dengan Spearman Range Test menunjukkan bahwa semua variabel independen dari kedua model tidak mempengaruhi nilai Unstandardized Residual. Hal ini dikarenakan memiliki nilai signifikan yang lebih tinggi dari 5% atau 0,05. Kesimpulan dari Spearman Range Test di atas adalah tidak terdapat indikasi heteroskedastisitas baik pada model regresi pertama maupun model regresi kedua. 5.1. Pengaruh Persepsi Kemudahan terhadap Niat untuk Menggunakan E-Filing Tabel 3 menunjukkan bahwa variabel persepsi kemudahan memiliki koefisien regresi (beta) sebesar 0.456 dan sig. sebesar 0.000. Tingkat signifikansi variabel persepsi kemudahan adalah lebih kecil dari alpha (α) 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Oleh karena itu, hipotesis pertama atau H1 didukung. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi kemudahan pengguna e-Filing terhadap niat untuk menggunakan eFiling, maka semakin tinggi pula jumlah WP yang menggunakan e-Filing. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya (Rekayana, 2016; Novindra & Rasmini, 2017) yang menyatakan bahwa persepsi kemudahan berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. 5.2. Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan terhadap Niat untuk Menggunakan E-Filing Tabel 3 menunjukkan bahwa variabel persepsi kemanfaatan memiliki koefisien regresi (beta) sebesar 0,115 dan nilai sig. 0.218. Tingkat signifikansi variabel persepsi kebermanfaatan lebih tinggi dari alpha (α) 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi kebermanfaatan tidak berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Oleh karena itu, hipotesis kedua atau H2 tidak terdukung. 5.3. Pengaruh Persepsi Keamanan terhadap Niat untuk Menggunakan E-Filing Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 Tabel 3 menunjukkan bahwa variabel persepsi keamanan memiliki koefisien regresi (beta) sebesar 0,376 dan nilai sig 549 550 Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 sebesar 0,000. Tingkat signifikansi variabel persepsi keamanan lebih kecil dari alpha (α) 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap niat menggunakan e-Filing. Dengan demikian, hipotesis ketiga atau H3 didukung. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi keamanan pengguna e-Filing, maka semakin tinggi pula jumlah WP yang menggunakannya. Penelitian ini mendukung penelitian (Desmayanti, 2012; Wahyuni et al., 2015) yang menemukan bahwa persepsi keamanan berpengaruh positif terhadap niat menggunakan e-Filing. 5.4. Hubungan Persepsi Kemudahan terhadap Niat Menggunakan E-Filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi Kesiapan teknologi informasi dikatakan memediasi pengaruh persepsi kemudahan terhadap niat menggunakan e-Filing jika nilai signifikansi persepsi kemudahan terhadap niat menggunakan e-Filing < 0,05. Selain itu, perbandingan pengaruh tidak langsung yaitu standardize coefficient persepsi kemudahan terhadap kesiapan teknologi informasi (ρ4), dikalikan dengan standardize coefficient kesiapan teknologi informasi terhadap niat menggunakan e-Filing (ρ7), lebih besar atau sama dengan kuadrat pengaruh langsung persepsi kemudahan terhadap e-Filing (ρ1), atau dapat dituliskan sebagai (ρ4*ρ7) ≥ ρ1². Pada Tabel 4 diketahui bahwa nilai signifikansi persepsi kemudahan terhadap kesiapan teknologi informasi sebesar 0,458 > 0,05 (Alpha). Dapat disimpulkan bahwa kesiapan teknologi informasi bukan merupakan variabel intervening yang memediasi persepsi kemudahan terhadap niat menggunakan e-Filing. Dengan demikian, hipotesis keempat (H4) tidak didukung. 5.5. Hubungan Persepsi Kebermanfaatan terhadap Niat Menggunakan E-Filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi Kesiapan teknologi informasi dikatakan memediasi pengaruh variabel persepsi kebermanfaatan terhadap niat menggunakan e-Filing jika nilai signifikansi persepsi kebermanfaatan terhadap niat menggunakan e-Filing < 0,05. Selain itu, perbandingan pengaruh tidak langsung yaitu standardize coefficient persepsi kebermanfaatan terhadap kesiapan teknologi informasi (ρ5) dikalikan dengan standardize coefficient kesiapan teknologi informasi terhadap niat menggunakan e-Filing (ρ7) lebih tinggi dari kuadrat pengaruh langsung yaitu persepsi kemudahan terhadap niat menggunakan e-Filing (ρ2), atau dapat dituliskan sebagai (ρ5* ρ7) ≥ ρ2². Diketahui pada Tabel 4 bahwa nilai signifikansi persepsi kemanfaatan terhadap kesiapan teknologi informasi adalah 0.001 < 0.05 (Alpha). Selain itu, hasil dari (ρ5*ρ7) atau (0.402*-0.256) adalah -0.10291, sedangkan hasil dari ρ1² atau (0.115)2 adalah 0.013225. Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa (ρ5*ρ7) < ρ2² atau -0.10291 <0.013225. Hal ini mengindikasikan bahwa kesiapan teknologi informasi bukan merupakan variabel intervening yang memediasi persepsi kebermanfaatan terhadap niat untuk menggunakan e-Filing. Dengan demikian, hipotesis kelima (H5) tidak didukung. 5.6. Hubungan Persepsi Keamanan terhadap Niat Penggunaan E-Filing dengan Kesiapan Teknologi Informasi Kesiapan teknologi informasi dikatakan memediasi pengaruh variabel persepsi keamanan terhadap niat menggunakan e-Filing jika nilai signifikansi persepsi keamanan terhadap niat menggunakan e-Filing < 0,05. Selain itu, perbandingan pengaruh tidak langsung yaitu standardize coefficient dari persepsi keamanan terhadap kesiapan teknologi informasi (ρ4) dikalikan dengan standardize coefficient dari kesiapan teknologi informasi terhadap niat menggunakan e-Filing (ρ7) lebih tinggi dibandingkan dengan kuadrat dari pengaruh langsung yaitu persepsi kemudahan terhadap niat menggunakan e-Filing (ρ1), atau dapat dituliskan sebagai (ρ6*ρ7) ≥ ρ1². Diketahui pada Tabel 4 bahwa nilai signifikansi persepsi keamanan terhadap kesiapan teknologi informasi sebesar 0,057 > 0,05 (Alpha). Dapat disimpulkan bahwa kesiapan teknologi informasi bukan merupakan variabel yang memediasi persepsi keamanan terhadap niat menggunakan e-Filing. Oleh karena itu, hipotesis keenam (H6) ditolak. 6. Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan bahwa persepsi kemudahan dan persepsi keamanan secara positif mempengaruhi niat untuk menggunakan e-filing. Sebaliknya, persepsi kebermanfaatan tidak berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan e-filing. Selain itu, kesiapan teknologi informasi sebagai variabel intervening tidak dapat memediasi pengaruh persepsi kebermanfaatan, kemudahan, maupun keamanan terhadap niat menggunakan e-Filing. Penelitian ini mengimplikasikan agar DJP, sebagai penyedia layanan e-Filing, dapat meningkatkan kualitas eFiling, terutama dalam hal kemudahan dan keamanan. Hal ini dikarenakan, berdasarkan hasil penelitian ini, kedua aspek tersebut terbukti secara empiris dapat meningkatkan niat WP untuk menggunakan e-Filing dalam melaporkan SPT tahunan. Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain responden yang hanya WP OP yang telah diwajibkan menggunakan e-Filing dan hanya melibatkan WP Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di Kota Semarang. Selain itu, kuesioner yang digunakan sebagai metode pengumpulan data adalah pertanyaan tertutup, yang bertujuan untuk mengetahui pendapat responden terhadap setiap variabel penelitian, sehingga menyebabkan responden tidak dapat memberikan informasi tambahan atas Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 tanggapannya. Sehubungan dengan keterbatasan yang ada, peneliti memiliki beberapa saran untuk penelitian selanjutnya. Yang pertama adalah menambahkan 551 552 Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 responden yang tidak hanya terbatas pada WP OP yang telah diwajibkan menggunakan e-Filing tetapi WP OP secara keseluruhan dan berasal dari berbagai kota di Indonesia. Selain itu, penelitian selanjutnya akan lebih baik jika mengembangkan model penelitian dan instrumen penelitian, serta melibatkan responden dan pakar yang diwawancarai. Dewi, & Susanti. (2019). Persepsi Dosen Tetap di Wilayah Jakarta Barat dan Tangerang Terhadap Penggunaan E-filing. Jurnal Ekonomi, 24(1). (Indonesian) Referensi Goodhue, D. L., & Thompson, R. L. (1995). Kesesuaian TugasTeknologi dan Kinerja Individual. MIS Quarterly, 19(2), 213236. Agustina, & Anim. (2018). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan dan Kepuasan Terhadap Penggunaan Efiling Wajib Pajak (Studi pada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan IAIN Surakarta). Disertasi Doktor, IAIN Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Indonesia. [Bahasa Indonesia]. Ardiansah, M. N., Chariri, A., Rahardja, S., & Udin, U. (2020). Pengaruh keamanan pembayaran elektronik terhadap persepsi konsumen e-commerce: Sebuah model penerimaan teknologi yang diperluas. Management Science Letters, 10(7), 14731480. doi: 10.5267/j.msl.2019.12.020 Aryani, R. A. I., Herwanti, R. T., & Basuki, P. (2018). Pengaruh Persepsi Penggunaan, Kemudahan, Keamanan dan Kerahasiaan Terhadap Penggunaan E-Filing (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Raba Bima). Jurnal Ilmiah Riset dan Manajemen, 6(4), 294-304. https://doi.org/10.18535/ijsrm/v6i4.em08 Fu, J., Shang, R. A., Jeyaraj, A., Sun, Y., & Hu, F. (2019). Interaksi antara karakteristik tugas dan kesesuaian teknologi: Kesesuaian tugas-teknologi dan penggunaan media sosial perusahaan. Journal of Enterprise Information Management, 33(1), 1-22. https://doi. org/10.1108/JEIM-04-2019-0105 Hussein, R., Mohamed, N., Ahlan, A. R., & Mahmud, M. (2011). Aplikasi e-government: Sebuah model terintegrasi pada adopsi pajak online G2C. Transformasi Pemerintahan: People, Process and Policy, 5(3), 225-248. https://doi. org/10.1108/17506161111155388 Hussein, R., Mohamed, N., Ahlan, AR, Mahmud, M., & Aditiawarman, U. (2010). Model terintegrasi pada adopsi pajak online di Malaysia. Prosiding Konferensi Sistem Informasi Eropa, Mediterania dan Timur Tengah: Tantangan Sistem Informasi Global dalam Manajemen, EMCIS 2010, Januari 2010. Islam, A. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna dalam sistem e-filing pajak penghasilan Malaysia. African Journal of Business Management, 6(21), 6447-6455. https://doi.org/10.5897/ ajbm11.1689 Aziz, S. A. (2015). Faktor penentu e-filing pajak di kalangan wajib pajak di Malaysia. Jurnal Ilmu Sosial Dunia, 2(3), 182188. Jones, A. B., & Kauppi, K. (2018). Memeriksa anteseden model penerimaan teknologi dalam e-procurement. International Journal of Operations and Production Management, 38(1), 22-42. https://doi.org/10.1108/ IJOPM-06-2015-0346 Azmi, A. A. C., & Kamarulzaman, Y. (2010). Adopsi e-filing pajak: Sebuah makalah konseptual. African Journal of Business Management, 4(5), 599-603. Kamarulzaman, Y., & Azmi, A. A. C. (2010). Adopsi E-filing Pajak di Malaysia: Sebuah Model Konseptual. Jurnal Kajian EGovernment dan Praktik Terbaik, 2010, 1-6. Azmi, A. A. C., Kamarulzaman, Y., & Hamid, N. H. A. (2012). Risiko yang dipersepsikan dan adopsi e-filing pajak. World Applied Sciences Journal, 20(4), 532-539. https://doi.org/10.5829/ idosi.wasj.2012.20.04.2403 Khaddafi, M., Aspan, H., Heikal, M., Wahyuddin, Falahuddin, & ZatinHumaira. (2018). Pengaruh Persepsi Fasilitas, Intensitas Perilaku, dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara E-Filing Pada Pelayanan Pajak. 1, 583-587. https://doi.org/10.1108/978-1-78756-793-1-00001 Bandiyono, A., & Husna, M. C. (2019). Layanan E-Filing dan EBiling untuk Meningkatkan Kepatuhan dan Penerimaan Pajak. Politeknik Keuangan Negara STAN, 1(2). (Indonesian) Carter, L., Shaupp, C. L., Hobbs, J., & Campbell, R. (2011). Peran keamanan dan kepercayaan dalam adopsi pengajuan pajak online. Transforming Government: People, Process and Policy, 5(4), 303-318. https://doi.org/10.1108/17506161111173568 Daryanto. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan E-Filing Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Jakarta Barat. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 1(1). [Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018.] Davis, F. D. (1986). Model penerimaan teknologi untuk menguji secara empiris sistem informasi pengguna akhir yang baru: Teori dan hasil. Disertasi doktoral, Cambridge, MA: Massachusetts Institute of Technology. Desmayanti. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan fasilitas e-filing oleh wajib pajak sebagai sarana penyampaian SPT masa secara online dan real time (studi empiris di wilayah kota semarang). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 1(1). [Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018.] Koong, K. S., Bai, S., Tejinder, S., & Morris, C. (2019). Kemajuan dan perkiraan pengembalian pajak elektronik dan pengarsipan informasi di AS. Jurnal Internasional Akuntansi dan Manajemen Informasi, 27(2), 352-371. https://doi.org/10.1108/IJAIM-06-2018-0072 Le, H. B. H., Ngo, C. T., Trinh, T. T. H., & Nguyen, T. T. P. (2020). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah untuk Menggunakan Layanan Mobile Banking: Kasus di Provinsi Thanh Hoa, Vietnam. Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia, 7(2), 205-212. https:// doi.org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no2.205 Lie, I., & Sadjiarto, A. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak untuk Menggunakan e-filing. Tax & Accounting Review, 3(2), 1-15. Lindsay, R., Jackson, T. W., & Cooke, L. (2011). Model penerimaan teknologi yang diadaptasi untuk pemolisian bergerak. Jurnal Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 553 Sistem dan Teknologi Informasi, 13(4), 389-407. https:// doi.org/10.1108/13287261111183988 Knowledge Management Systems, 48(4), 579-595. https://doi. org/10.1108/VJIKMS-05-2018-0035 Loewenstein, GF, Weber, EU, Hsee, KK, & Welch, N. (2001). Risiko sebagai perasaan. Psychological Bulletin, 127(2), 267286. https://doi.org/10.1037/0033-2909.127.2.267 Rekayana. (2016). Persepsi Manfaat, Kemudahan, Kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Penerapan Sistem E-Filing terhadap Kepatuhan Pelaporan Pajak Tahunan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 4(2). [Diunduh pada tanggal 20 Maret 2017.] Lu, N. L., & Nguyen, V. T. (2016). Kasus Adopsi Layanan Pengarsipan Pajak Online-E-Government di Vietnam. Modern Economy, 7(12), 1498-1504. https://doi.org/10.4236/me.2016.712135 Lymer, A., Hansford, A., & Pilkington, K. (2012). Perkembangan dalam e-filing pajak: Pandangan praktis dari lapangan. Journal of Applied Accounting Research, 13(3), 212-225. https://doi. org/10.1108/09675421211281290 Muhammad, I. (2001). Perpajakan dan Teknologi : Kesiapan Teknologi Petugas Pajak Malaysia di Cabang Petaling Jaya. Jurnal Pelaporan Keuangan & Akuntansi, 4(1), 147-163. Mujiyani, & Wahyuningtyas. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan E-filing Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris pada Wajib Pajak di KPP Surakarta). Prosiding The Urecol, 169-179. [Bahasa Indonesia]. Mustapha, B., & Obid, S. N. B. S. (2015). Kualitas Pelayanan Pajak: Efek Mediasi Persepsi Kemudahan Penggunaan Sistem Pajak Online. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 172, 2-9. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.328 Nguyen, O. T. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Niat untuk Menggunakan Perbankan Digital di Vietnam. Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia, 7(3), 303-310. https://doi.org/10.13106/jafeb.2020. vol7.no3.303 Nguyen, X. T., & Luu, Q. K. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Industri 4.0 oleh Usaha Kecil dan Menengah: Kasus di Kota Ho Chi Minh, Vietnam. Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia, 7(6), 255-264. https://doi. org/10.13106/jafeb.2020.vol7.no6.255 Novindra, N. P. B., & Rasmini, N. K. (2017). Pengaruh Kemudahan Penggunaan, Persepsi Penggunaan, dan Computer Self Efficacy Terhadap Minat Penggunaan E-SPT. E-Jurnal Akuntansi, 19(2), 1116-1143. Prawati, L. D., & Dewi, M. S. (2018). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat wajib pajak badan menggunakan sistem e-filing. Pertanika Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 26(T), 279-288. Phan, D. T. T., Nguyen, T. T. H., & Bui, T. A. (2019). Melampaui Perbatasan? Niat untuk Menggunakan Kartu Bank Internasional di Vietnam. Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia, 6(3), 315-325. https://doi.org/10.13106/jafeb.2019.vol6.no3.315 Rahman, D. S., & Mayasari, T. (2015). Pengaruh Daya Tarik Inovasi dan Pengalaman Wajib Pajak Terhadap Minat Penggunaan Sistem Pengisian Pajak Online Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Surabaya. The Indonesian Accounting Review, 5(1), 77-86. http://dx.doi.org/10.14414/tiar.v5i1.492. Ratna, S., Astuti, E. S., Utami, H. N., Rahardjo, K., & Arifin, Z. (2018). Karakteristik tugas dan teknologi sebagai pendorong kesesuaian tugas-teknologi (task-technology fit) dan penggunaan sistem informasi reservasi hotel. VINE Jurnal Informasi dan Riyadh, H. A., Sukoharsono, E. G., & Baridwan, Z. (2016). Implementasi E-banking dan Penerimaan Teknologi di Bank Rafidain dan Rasheed di Irak: Perspektif Karyawan. The International Journal of Accounting and Business Society, 23(2), 87-113. Riyadh, H. A., Alfaiza, S. A., & Sultan, A. A. (2019). Pengaruh Faktor Teknologi, Organisasi, Perilaku terhadap Pemanfaatan Model Adopsi E-Government dengan Memoderasi Faktor Budaya. Jurnal Teknologi Informasi Teoritis dan Terapan, 97(8), 2142-2165. Rondan-Cataluña, FJ, Arenas-Gaitán, J., & Ramírez-Correa, P. E. (2015). Perbandingan berbagai versi model penerimaan teknologi populer perspektif non-linear. Kybernetes, 44(5), 788-805. https://doi. org/10.1108/K-09-2014-0184 Salim. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas E-filing Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Secara Oline Dan Realtime (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Madya Jakarta Pusat). Universitas Bung Hatta, Sumatera Barat, 6(2). [Indonesian]. Saripah, Putri, & Darwin. (2016). Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Manfaat, Persepsi Risiko, Dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Pekanbaru, Tampan Tahun 2015. Jurnal Akuntansi Dan Ekoomika, 6(2). [Diunduh pada tanggal 20 Maret 2017.] Sofyani, H., Riyadh, H. A., & Fahlevi, H. (2020). Meningkatkan kualitas layanan, akuntabilitas dan peran tata kelola teknologi informasi Meningkatkan kualitas layanan, akuntabilitas dan transparansi pemerintah daerah : Peran intervensi tata kelola teknologi informasi. Cogent Business & Management, 7(1), 120. https://doi.org/10.1080/23311975.20 20.1735690 Tam, C., & Oliveira, T. (2016). Dampak kinerja mobile banking: menggunakan pendekatan kesesuaian tugas-teknologi (tasktechnology fit (TTF)). International Journal of Bank Marketing, 34(4), 434-457. https://doi.org/10.1108/IJBM-112014-0169 Tan, T. H., & Foo, Y.-F. (2012). Memprediksi Niat Wajib Pajak untuk Mengadopsi Pengarsipan Pajak Elektronik (E-Filing) Di Malaysia. Jurnal Akuntansi Bisnis dan Manajemen, 19(2), 5971. https:// doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Teo, T. S. H., & Men, B. (2008). Portal pengetahuan di perusahaan konsultan Cina: Perspektif kesesuaian tugasteknologi. European Journal of Information Systems, 17(6), 557-574. https://doi. org/10.1057/ejis.2008.41 Teo, T., Ursavaş, Ö. F., & Bahçekapili, E. (2011). Efisiensi model penerimaan teknologi untuk menjelaskan niat guru prajabatan untuk menggunakan teknologi: Sebuah studi di Turki. 554 Afrizal TAHAR, Hosam Alden RIYADH, Hafiez SOFYANI, Wahyu Eko PURNOMO / Jurnal Keuangan, Ekonomi dan Bisnis Asia Vol 7 No 9 (2020) 537-547 Sistem Informasi Seluruh Kampus, 28(2), 93-101. https://doi. org/10.1108/106507411117798 Utami, A., & Osesoga, M. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan E-filing Wajib Pajak Orang Pribadi. Ultimaccounting: Jurnal Akuntansi, 9(2), 15-32. https://doi.org/10.31937/akun- tansi.v9i2.727. Wahyuni, R., Ritonga, K., & Rusli, R. (2015). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Kemudahan, Keamanan, dan Kerahasiaan, serta Kecepatan terhadap Intensitas Perilaku dalam Penggunaan E-Filing). Jurnal Online Mahasiswa, 2(2), 1-15. [Diunduh pada tanggal 20 Maret 2018.] Wibisono, L. T., & Toly, A. A. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wajib Pajak dalam Menggunakan Efiling di Surabaya. Pajak & Akuntansi, 4(1), 1-15. Yefni, Y., Murniati, S., Zifi, M. P., & Yuliantoro, H. R. (2018). Apa Saja Motivasi Wajib Pajak dalam Menggunakan Sistem Informasi E-Filling? Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 9(3), 510-525. https://doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9030 Yuni. (2017). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Kemudahan Penggunaan, Kepuasan Pengguna, Keamanan dan Kerahasiaan, dan Kenyamanan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Klaten). Disertasi Doktor, Surabaya, Indonesia: Universitas Widya Darma. [Indonesian]. Zaidi, S. K. R., Henderson, C. D., & Gupta, G. (2017). Efek moderasi budaya pada pajak e-filing: bukti dari India. Journal of Accounting in Emerging Economies, 7(1), 134-152. https://doi.org/10.1108/jaee-05-2015-0038