TRIAS UKS DAN COMPREHENSIVE SCHOOL HEALTH MODEL Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Agregat Komunitas Disusun Oleh: Kelompok 9 Aslamiah Isnaeni Nurhidayah Lilis Sugiyanti Rakhmat Prahardika Retno Nurhayati Suci Fitriana Susi Yayuk Sri Rejeki (202202170) (202202200) (202202206) (202202215) (202202216) (202202267) (202202230) (202202248) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG 2023 A. Comprehensive School Health Model Comprehensive School Health Model adalah kerangka kerja yang diakui secara internasional dalam upaya kesehatan sekolah untuk mendukung perbaikan hasil pendidikan siswa yang dilakukan dengan cara yang tercana, terpadu dan holistic. Comprehensive School Health Model merupakan model kesehatan sekolah yang tidak hanya membahas tentang kondisi kelas tetapi mencakup empat pilar yang berbeda namun saling terkait yang memberikan fondasi yang kuat untuk kesehatan sekolah yang komprehensif. Empat pilar tersebut yaitu 1) Lingkungan social dan fisik; 2) Proses mengajar dan belajar; 3) Kebijakan sekolah yang sehat; Kemitraan pelayanan. Pelaksanan keempat pilar tersebut diselaraskan agar dapat mendukung siswa dalam mewujudkan potensi penuh mereka sebagai peserta didik dan sebagai anggota masyarakat yang sehat dan produktif. Prinsip Comprehensive School Health Model 1. Mengakui bahwa siswa yang sehat akan belajar lebih baik dan berprestasi lebih tinggi 2. Mengerti bahwa sekolah dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan dan perilaku siswa 3. Mendorong pilihan gaya hidup sehat, dan mendorong kesehatan dan kesejahteraansiswa 4. Menggabungkan kesehatan ke dalam semua aspek sekolah dan pembelajaran 5. Menghubungkan masalah dan system kesehatan dan pendidikan 6. Membutuhkan partisipasi dan dukungan keluarga Pilar Comprehensive School Health Model 1. Lingkungan social dan fisik a. Lingkungan sosisalnya adalah 1) Kualitas hubungan antara dan antar staf dan siswa di sekolah 2) Kesejahteraan emosional siswa 3) Dipengaruhi oleh hubungan dengan keluarga dan masyarakat luas b. Lingkungan fisik meliputi( 1) Bangunan, lapangan, tempat bermain, dan peralatan di dalam dan sekitar sekolah 2) Fasilitas dasar seperti sanitasi dan kebersihan udara 2. Mengajar dan belajar Sumber daya, kegiatan dan kurikulum provinsi wilayah di mana siswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman sesuai usia, membantu membangun keterampilan untuk memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan mereka. 3. Kebijakan sekolah sehat Praktik manajemen, pengambilan keputusan, peraturan, prosedur dan kebijakan di semua tingkat yang mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan, dan membentuk lingkungan sekolah yang hormat, ramah dan peduli. 4. Kemitraan dan layanan a. Kemitraan adalah : 1) Hubungan antara keluarga sekolah dan siswa 2) Hubungan kerja yang mendukung di sekolah (staf dan siswa), antara sekolah, dan sekolah dan organisasi masyarakat lainnya dan kelompok perwakilan. 3) Kesehatan, pendidikan dan sektor lain yang bekerja sama untuk memajukan kesehatan sekolah. b. Layanan adalah : Layanan berbasis masyarakat dan sekolah yang mendukung dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan siswa dan staf. B. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ada beberapa jenis kegiatan usaha kesehatan sekolah dan jenis kegiatan UKS disini dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan lingkungan sekolah yang sehat. Bagian-bagian jenis kegiatan tersebut termasuk dalam program kegiatan UKS sebagai berikut a. Pendidikan kesehatan 1. Pelaksanaan pemeriksaan berkala 2. Pelaksanaan pemeriksaan rutin 3. Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehtan sekolah 4. Pelaksanaan pemariksaan tinggi badan 5. Pengadaan alat peraga 6. Pelaksanaan dokter kecil b. Pelayanan kesehatan 1. Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening) 2. Pelaksanaan imunisasi 3. Pelaksanaan pemberantasan sarang penyakit 4. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini penyakit 5. Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan 6. Pengadaan rujukan ke puskesmas c. Lingkungan sekolah sehat 1. Pengadaan ruang UKS 2. Pembinaan kantin sekolah pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat 3. Pengadaan tempat pembuangan air limbah yang memenuhi syarat 4. Pengadaan kamar mandi/WC khusus siswa Tim Pembina UKS C. Pelaksanaan TRIAS Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah madrasah sehat yang dikenal dengan nama tiga program pokok UKS (TRIAS UKS). Menurut Djoned Sutatmo dalam Andi Untara (2013: 22-24), pengelolaan UKS merupakan salah satu program dalam Usaha Kesehatan Sekolah, pengelolaan UKS terebut meliputi: 1. Pembentukan Tim Pelaksana UKS 2. Terlibatnya unsur guru dan petugas puskesmas 3. Penyusunan program kerja UKS 4. Pengawasan pelaksanaan 7K 5. Laporan pembinaan dari puskesmas 6. Penyuluhan tentang UKS 7. Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pelaksana Program Kerja 8. Penyediaan laporan pelaksana UKS kepada Tim Pembina UKS 9. Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pembina UKS Menurut Departemen Kesehatan RI (1976: 18-72), program UKS dapat dikelompokkan menjadi 3 bidang yaitu lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan di sekolah A. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah upaya yang diberikan berupa bimbingan dan atau tuntutan kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek kesehatan pribadi 0fisik, mental dan social) agar kepribadiannya dapat baik melalui kegiatan untrakurikuler dan ekstrakurikuler. 1. Tujuan pendidikan kesehatan Tujuan pendidikan kesehatan yaitu agar peserta didik: a. Memiliki pengetahuan tentang kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur. b. Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat. c. Memiliki keterampilan dalam melaksakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan. d. Memiliki perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). e. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip3prinsip pencegahan penyakit. f. Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk diluar (narkoba, arus informasi,dan gaya hidup yang tidak sehat). 2. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan diberikan melalui: a. Kegiatan kurikuler pelaksaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran. pelaksaaan pendidikan kesehatan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya pada standar isi yang telah diatur dalam Peraturan Mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada masa pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. 1) Taman kanak-kanak /Raudhatul Athfal Pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan Garisgaris Besar Program Pengajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehtan, yang diberikan pengenalan, pembangkit minat, dan penanaman kebiasaan hidup sehat. Materi pendidikan kesehatan mencakup: a) Kebersihan dan kesehtan pribadi b) Kebersihan dan kerapihan lingkungan c) Makanan dan minuman sehat 2) Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Pelaksanaan pendidikan kesehatan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendididkan (KTSP) khususnya pada standar isi yang telah diatur dalam peraturan Mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Pelaksanaannya, diberikan melalui peningkatan pengetahuan penanaman nilai dan sikap positif terhadap hidup sehat dan peningkatan ketrampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan. a) Materi pendidikan kesehatan mencakup: b) Menjaga kebersihan c) Mengenal pentingnya imunisasi d) Mengenal makanana sehat e) Mengenal bahaya diare, demam berdarah dan influenza f) Menjaga kebersihan lingkungan (sekolah/madrasa, dan rumah) g) Membiasakan membunag sampah pada tempatnya h) Mengenal cara menjaga kebersihan alat reproduksi i) Menegnal bahaya merokok bagi kesehatan j) Mengenal bahaya minuman keras k) Mengenal bahaya narkoba l) Mengenal cara menolak perlakuan pelecehan seksual 3) Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) khususnya standar isi yang telah diatur dalam peraturan Mendiknas nomor 22 tahun 2006 pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, dimana untuk pendidikan keseahtan pelaksanaanya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, penanaman kebiasaan hidup sehat, terutama melalui pemahaman penafsiran konsepkonsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat. a) Materi pendidikan kesehatan mencakup: b) Memahami pola makanan sehat c) Memahami perlunya keseimbangan gizi d) Memahami berbagaia penyakit menular seksual e) Mengenal bahaya seks bebas f) Memahami berbagai penyakit menular yang bersumber dari lingkungan yang tidak sehat g) Memahami cara menghindari bahaya kebakaran h) Memahami cara menghadapi berbagai bencana alam 4) Sekolah Menengah Atas / Sekolah Menengah Kejuruan Pelaksaan pendidikan kesehatan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) khususnya pada standard isi yang telah diatur dalam Peraturan Mendiknas nmor 22 tahun 2006 pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Pelaksaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, terutama melalui peningkatan pemahaman dan penafsiran konsep-konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat sehingga mempunyai kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Materi pendidikan kesehatan mencakup: a) Mengalanisis bahaya penggunaan narkoba b) Memahami berbagai peraturan perundangan tentang narkoba c) Menganalisis dampak seks bebas d) Memahami cara menghindari seks bebas e) Memehami bahaya HIV / AIDS f) Memahami cara menghindari penularan seks bebas Pada sekolah/madrasah kejuruan yang banyak menggunakan mesin, peralatan tenaga listrik/elektronika bahan kimia untuk pelaksaan praktik dibengkel sekolah/madrasah dapat mengakibatkan resiko atau bahaya kecelakaan bagi peseta didik. Untuk itu perlu ditanamkan sikap hidup yang selalu mengutamakan keselamatan kerja. Sehingga pendidikan kesehatan untuk sekolah/madrasah kejuruan harus ditekankan juga kepada pendidikan keamanan dan keselamatan kerja. 5) Sekolah Luar Biasa Pendidikan kesehatan pada SDLB, SMPLB, dan SMALB Sesuai dilakukan dengan kurikulum, materi, mauoun meode pengajarannya disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat kemampuan peserta didik, tingkat kemampuan guru serta situasi dan kondisi sekolah, peserta didik, sarana dan fasilitas pendidikan yang tersedia. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah/madrasah ataupun diluar sekolah/madrasah dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah/madrasah sehat. Kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan anatara lain: a) Wisata siswa b) Kemah (persami) c) Ceramah, diskusi d) Lomba-lomba e) Bimbingan hidup sehat f) Apotik hdup g) Kebun sekolah h) Kerja bakti i) Majalah dinding j) Pramuka k) Piket kelas Catatan: OSIS mempunyai peranan yang besar dalam pelaksaan program UKS yang dilakukan secara ekstrakulikuler di SMP dan SMA. Dalam pelaksaan program UKS, OSIS dapat mengamati adanya maslaah yang berkaitan dengan kesehatan, melaporkannya kepada guru Pembina OSIS, agar bersama-sama mencari cara penganggunalangnnya antara lain berupa keiatan berdasarkan konsep. 3. Kesempatan melakukan pendidikan kesehatan Menurut Departemen Kesehatan RI (1976: 23), kesempatan-kesempatan yang dapat dipaki untuk melakukan pendidikan kesehatan: a. Pada waktu pemeriksaan kesehataan perorangan setiap pagi b. Pada waktu pemeriksaan kesehatan c. Pada waktu melakukan pengobatan dan immunisasi d. Hari Kesehatan e. Hari Krida (hasta karya, alat-alat peraga dan lain-lain) f. Lomba sekolah sehat g. Lomba PPPK dan pada waktu terjadi kecelakaan-kecelakaan h. Lomba masak (nilai gizi, kebersihan dan lain-lain) i. Darmawisata j. Sandiwara (boneka ataupun dilakukan oleh anak-anak sendiri) k. Nyanyian l. Makanan di sekolah (makanan tambahan, warung sekolah), m. Pemberian tugas dan tanggung jawab secara bergilir kepada anak didik untuk kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya dengan kesehatan: 1) Pengawasan kebersihan sesama teman(badan/pakaian, dan lain-lain) 2) Pengawasan kebersihan kelas dan lingkungan sekolah 3) Pengawasan persediaan air minum Pendekatan dan Metode a. Pendekatan Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan kesehatan antara lain ialah: 1) Pendekatan individual 2) Pendekatan kelompok: a) kelompok kelas b) kelompok bebas c) lingkungan keluarga Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai secar optimal, dalam pelaksaannya hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik b) Melibatkan peran aktif peserta didik sebanyak-banyaknya 3) Sesuai dengan situasi dan kondisi setepat 4) Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya alih teknologi 5) Memperhatikan kebutuha pembngunan nasional 6) Mengikuti/memperhatikan perkembangan pengetahaun dan teknologi b. Metode dalam proses belajar mengajar guru dan Pembina dapat menggunakan metode: a) Belajar kelompok b) Kerja kelompok / penugasan c) Diskusi / ceramah d) Belajar perorangan e) Pemberian tugas f) Karya wisata g) Bermain peran h) Tanya jawab i) Simulasi B. Pelayanan kesehatan 1. Tujuan pelayanana kesehatan di sekolah atau madrasah adalah untuk : a. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat. b. Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadapa penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan dan cacat. c. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit, kelainan pengambilan fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cidera atau cacat supaya dapat berfungsi normal. 2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah di laksanakana oleh tim kesehatan dari puskesmas bekerjasama dengan guru dan kader kesehatan sekolah. Pelayanan kesehatan sekolah dilaksanakan secara menyeluruh (komprehensif), dengan mengutamakan kegiatan promotif dan preventif serta di dukung kegiatan dan rahbilitatif untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal meliputi: a. Kegiatan peningkatan (promotif) dilaksanakana melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan ketrampilan yang dilaksanakan secara ektrakulikuler yaitu: 1) Latihan ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan kesehatan, antara lain dokter kecil, kader kesehatan remaja, palang merah remaja, saka bhakti husada. 2) Pembinaan sarana keteladanan yang ada dilingkungan sekolah antara lain; pembinaan kantin sehat sekolah, pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari faktor pembawa penyakit. 3) Pembinaan keteladanan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) b. Kegiatan pencegahan (preventif). Kegiatan pencegahan dilaksanakan melalui kegiatan penngkatan daya than tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyait, yaitu; 1. Pemelihraan kesehatan yang bersifat umum maupun bersifat khsuus untuk penyakit-penyakit tertentu, antara lain demam berdarah, cacingan, muntaber. 2. Pejaringan (screening) kesehatan bagi anak ynag baru masuk sekolah. 3. Pemeriksaan berkala setiap 6 bulan sekali. 4. Mengikuti (memonitoring atau memantau pertumbuhan peserta didik). 5. Imunisasi peserta didik kelas I dan kelas VI di sekolah dasar madrasah ibtidiyah. 6. Usaha pencegahan penularan penyakit dengan cara memberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah dan perguruan agama. 7. Konseling kesehatan remaja disekolah dan perguruan agama oleh kader kesehatan sekolah, guru BP, guru agama dan puskesmas oleh dokter puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya. c. Kegiatan penyuluhan rahabilitatif) dilakukan dan pemulihan melalui (kuratif kegiatan dan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan peserta didik yang cidera agar dapat berfungsi optimal, yaitu; 1. Diagnosa diri 2. Pengobatan ringan 3. Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit 4. Rujukan medik 3. Tempat pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan terhadap peserta didik dilakukana disekolah atau madrasah melalui kegiatan ektrakulikuler dan di puskesmas atau instansi kesehatan jenjang berikutnya sesuai kebutuhan. 4. Metode pelayanan kesehatan a. Pelayanan kesehatan di sekolah atau madarasah dilakukan sebagai berikut; 1) Sebagian kegiatan pelayanan kesehatan di sekolaha atau madarasah perlu didelegasikan ekpada guru, setalah guru ditatar atau dibimbing oleh petugas kesehatan puskesmas, kegiatan tersebut adalah kegiatan peningkatan (promotif), pencegahan (preventif) dan dilakukan pengobatan sederhana pad awaktu terjadi kecelakaan atau penyakit sehingga selain menjadi kegiatan pelayanan, juga menajdi kegiatan pendidikan. 2) Sebagian pelayanankesehatan hanya boleh dilakukan oleh petugas puskesmas dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yangtidak direncanakan secara terpadu (antara kepala sekolah/madrasah dan petugas kesehatan). b. Pelayanan kesehatan dipuskesmas bagi peserta didik yang di rujuk dari sekolah atau madrasah (khusus untuk yang tidak dapat diatasi) untuk itu perlu diadakan kesepakatan dalam rapat perencanaan tentang pembiyaaan peserta didik yang dirujuk ke puskesmas. Sekolah atau madrasah sebaiknya mengupayakan dana UKS untuk pembiyaan yang diperlukan agar masalah pembiyyaan tidka menghambat pelayanan pengobatan yang diberikan. Untuk itu setiap peserta didik harus memiliki buku atau kartu rujukan sesuai tingkat pelayanan kesehatan. Tugas dan fungsi puskesmas adalah melakukan kegiatan pembinaan kesehatan dalam rangka usaha kegiatan disekolah dan perguruan agama yang mencakup; 1. Memberikan pencegahan terhadap suatu penyakit dengan imuniasi dan lainnya yang dianggap perlu. 2. Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan peserta didik (kepala sekolah, guru, orang tua peserta didik dan lain-lain) 3. Memberikan bimbingan teknis medik kepada kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS). 4. Memberikan penyuluha tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khsuusnya kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan UKS. 5. Memberikan pelatihan atau penataran kepada guru UKS dan kader UKS (dokter kecil dan kader kesehatan remaja) 6. Melakukan pemeriksaan berkala serta sistem rujukan terhadap kasus-kasus tertentu yang memerlukannya. 7. Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling. 8. Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat keseahtan dan tingkat keseagran jasmani peserta didik dan cara peningkatannya. 9. Menginformasikan seara teratur kepada tim pembinaan UKS setempat meliputi segala kegiata pembinaan kesehatan dan permasalahan yang dialami. c. Peserta didik yang perlu dirujuk adalah 1. Peserta didik yang sakit sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran, dan bila masih memungkinkan segera disuruh pulang dengan membawa surat pengantar dan buku/kartu rujukan supaya dibawa orang tuanya ke sarana pelayanan kesehatan yang terdekat. 2. Bila peserta didik cidera atau sakit yang tidak memungkinkan disuruh pulang dan segera membutuhkan pertolongan secepatnya agar dibawa ke sarana kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan. Setelah itu agar segera diberitahukan kepada orang tuanya untuk datang ke sarana pelayanan kesehatan tersebut. d. Pendekatan pelayanan kesehatan dikelompokkan sebagai berikut; 1. Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau mengurangi masalah perorangan antara lain; pencarian, pemeriksaaan dan pengobatan penderita. 2. Intervensi yang ditujukan untuk menyelesaikan atau mengurangi masalah lingkungan sekolah, khususnya masalah lingkungan yang tidak mendukung terapainya derajat kesehatan optimal. 3. Intervensi yang ditujukan untuk membentuk perilaku hidup sehat masyarakat sekolah. e. Metode yang diperlukan adalah; 1. Pelatihan 2. Bimbingan kesehtana dan bimbingan khusus (konseling) 3. Penyuluhan kesehatan 4. Pemeriksaan langsung 5. Pengamatan (observasi) C. Tingkat Pencagahan Dalam Pelaksanaan Program UKS 1. Pencegahan Primer 1) Pendidikan seks Pendidikan seks disekolah samapi saat ini menjadi topik yang kontroversial. Para penentang, percaya bahwa orang tua memiliki tanggung jawab penting untuk mengajar konten ini berdasarkan future of sex education (2012) ada tujuh topik yang dianggap penting untuk kurikulum pendidikan seks yang komprehensif anatomi dan fisiologi, pubertas dan perkembangan remaja, identitas (orientasi seksual kehamilan dan reproduksi, penyakit menular dan HIV hubungan yang sehat dan keamanan pribadi). 2) Pendidikan jasmani Kurangnya aktivitas anak-anak disebabkan oleh banyaknya aktivitas mereka digantikan oleh bermain komputer, menonton televisi sehingga mengurangi aktivitas fisik mereka. Kebiasan kurang aktivitas akan berakibat pada obesitas, hipertensi dan diabetes. Studi menunjukkan bahwa orang yang beraktivitas atau aktif memiliki kualitas hidup yang lebih baik atau panjang dibanding orang yang kurang aktivitas. Studi juga menunjukkan anak-anak dan remaja yang aktif secara fisik mengalami epningkatan rasa percaya diri, harga diri dan penurunan kecemasan, stress, dan depresi. Aktivitas fisik secara teratur membantu membangun dan mempertahankan tulang dan otot sehat. Isi dari kegiatan harus disesuaikan dengan usia anak. 3) Imunisasi Imuniasi merupakan komponen vital dari perawatan kesehatan rutin, memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit. Kematian dapat dicegah dengan vaksin (Vaccine Preventable Death/ VPDs) berada pada tingkat rekor terendah. Banyak penyakit menular telah berkurang lebih dari 99% sebagai hasil dari imunisasi. 4) Pencegahan kecelakaan Pencegahan cidera harus diajarkan sejak dini di sekolahsekolah, dan informasi yang diberikan disesuaikan dengan usia. Misalnya, keamanan bersepeda, termasuk pentingnya memakai helm dan penggunaan ransel yang tepat menajdi fokus pada wal sekolah dasar. Keselamatan saat berolah raga sangat penting bagi remaja, terutama dikalangan anak perempuan. Penggunaan alat-alat yang tepat wajib bagi anak-anak remaja. Penggunaan pelindung mulut, pelindung kaki, lutus, tangan dan siku untuk mencegah cidera. 5) Pemenuhan nutrisi Anak usia sekolah yang megalami periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan memiliki kebutuhan gizi yang tinggi. Mereka harus makan berbagai makanan untuk mememnuhi kebutuhan sehari-hari mereka.diet harus mencakup keseimbangan yang cepat dari karbohidrat, protein dan lemak, asupan vitamin dan mineral yang cukup. 6) Program perbaikan gizi Anak-anak perlu mengetahui dan memahami piramida makanan, bagaimana membuat pilihan makanan ringan yang sehat, dan pentingnya menyeimbangkan aktivitas fisik dengan asupan makanan. Obesitas, caries gigi, anemia, penyakit jantung dapat dikurang dan dicegah dengan perubahan pendidikna dna gaya hidup yang tepat. Selain itu semua remaja dan anak-anak usia sekolah harus menerima konseling tentang makanan. 2. Pencegahan Sekunder 1) Pemeriksaan kesehatan Banyak anak-anak indonesia yang tidak dilakukan pemeriksaan dengan baik untuk maslah kesehatan tertentu. Gangguan penglihatan dan pendengaran dapat mempengaruhi kinerja akademis yang buruk, perkembangan emosional yang lambat, dan gangguan yang berhubungan dengan stres. 3. Pencegahan Tersier 1) Perawatan darurat Perawat sekolah harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dasara tentang pertolongan pertama pada cidera dan memiliki kemampuan resusitasi jantung. Perawat sekolah bertanggung jawab untuk pengembangan rencana perawatan darurat yang menyediakan staf sekolah dengan panduan untuk memfasilitasi respon yang teapt pada kasus cidera siswa. Pemberian obat Penggunaan obat oleh anak-anak sekolah telah meningkat selama beberapa tahun terakhir, sehingga banyak anak-anak tetap bersekolah meskipun memiliki masalah kesehatan yang serius. Administrasi kesehatan sekolah merupakan hala yang sangat penting. Masalah yang dihadapi perawat sekolah termasuk keamanan. Pemantauna baik efek terapi dan dokumentasi yang tepat, kerahasiaan, dan komunikasi terus menerus dengan siswa dan keluarga. Perwata hanya memberikan obat yang dianggap perlu dan aman di sekolah. D. PERBEDAAN TRIAS UKS DAN COMPREHENSIVE SCHOOL HEALTH MODEL 1. TRIAS UKS Fokus pada pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, 2. CSH Fokus pada lingkungan sosial dan fisik, proses mengajar dan belajar, kebijakan sekolah sehat, dan kemitraan pelayanan. E. PERSAMAAN TRIAS UKS DAN COMPREHENSIVE SCHOOL HEALTH MODEL 1. Pendekatan yang dilakukan dalam rangka melaksanakan pendidikan kesehatan seperti, pendekatan individual, pendekatan kelompok. 2. Metode yang dilakukan dalam proses mengajar guru dan pembina seperti, belajar kelompok, diskusi, penugasan, karya wisata, bermain peran, tanya jawab. 3. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat. 4. Pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah di laksanakana oleh tim kesehatan dari puskesmas bekerjasama dengan guru dan kader kesehatan sekolah. Pelayanan kesehatan sekolah dilaksanakan secara menyeluruh (komprehensif), dengan mengutamakan kegiatan promotif dan preventif serta di dukung kegiatan dan rahbilitatif untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal DAFTAR PUSTAKA Mary. A. Nies & Melanie, McEwen. Helath Nursing: Promoting the health of populations. 2015. Singapore: Elcevier. Inc Efendi. Ferry, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas (Teori dan Praktik Dalam Keperawatan). Jakarta: Salemba Medika