Laporan Praktikum Fisika 1 Modul 1 – Pengukuran Muhammad Fathoni/22524076 Asisten: Idelia Khansa Tanggal praktikum: 21 Desember 2022 22524076@students.uii.ac.id Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Abstrak—Bagi seorang perekayasa elektro tentunya tidak akan terlepas dari pengukuran. Pengukuran dilakukan guna bertujuan untuk mengetahui nilai dari sesuatu yang ingin kita ketahui. Pengukuran sendiri bisa berupa pengukuran panjang, berat, massa, waktu, dan masih banyak lagi. Untuk mengukur variabel-variabel yang disebutkan tadi tentunya menggunakan alat ukur. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabelvariabel diatas juga berbeda-beda. Pada praktikum kali ini praktikan diminta untuk mengukur panjang, massa, waktu, perhitungan massa jenis, perhitungan percepatan gravitasi dan diameter dengan menggunakan alat ukur berupa mistar, stopwatch, mikrometer sekrup, jangka sorong dan neraca ohaus. Praktikum ini bertujuan untuk bisa memahami dan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur dengan baik dan tepat. Pada praktikum kali ini hasil yang didapatkan dapat dikatakan baik untuk semua percobaan yang dilakukan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mistar Penggaris Mistar pengukur adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang pada suatu benda. Biasanya digunakan untuk mengukur benda yang berukuran sedang, yaitu yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Mistar penggaris biasanya berukuran 30 cm sampai dengan 50 cm. selain digunakan untuk mengukur, mistar penggaris juga digunakan untuk membuat garis yang lurus. Kata kumci—Mikrometer Sekrup; Jangka Sorong; Neraca Ohaus; Stopwatch; Mistar I. PENDAHULUAN Kata pengukuran tidak akan asing lagi bagi telinga kita. Pengukuran merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dikehidupan sehari-hari. Bagi seorang perekayasa elektro tentunya tidak akan terlepas dari pengukuran. Pengukuran dilakukan guna bertujuan untuk mengetahui nilai dari sesuatu yang ingin kita ketahui. Pengukuran sendiri bisa berupa pengukuran panjang, berat, massa, waktu, dan masih banyak lagi. Untuk mengukur variabel-variabel yang disebutkan tadi tentunya menggunakan alat ukur. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel diatas juga berbeda-beda. Pada praktikum kali ini praktikan diminta untuk mengukur panjang, massa, waktu, perhitungan massa jenis, perhitungan percepatan gravitasi dan diameter. Untuk mengukur panjang pada suatu benda kita dapat menggunakan mistar dan jangka sorong untuk benda yang kecil sedangkan untuk benda yang besar dapat menggunakan meteran. Pada pengukuran massa, kita dapat menggunakan alat ukur berupa neraca. Lalu untuk mengetahui diameter dari sebuah benda yang berbentuk bulat kita dapat menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup. Praktikum ini bertujuan untuk bisa memahami dan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur dengan baik dan tepat. praktikum kali ini difokuskan pada penggunaan alat ukur berupa mistar, neraca ohaus, mikrometer sekrup, jangka sorong dan stopwatch. Pada praktikum kali ini hasil yang didapatkan dapat dikatakan baik untuk semua percobaan yang dilakukan. Gambar 1 Mistar Penggaris B. Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup merupakan alat yang dipakai seseorang jika ingin mengukur diameter suatu benda. Biasanya mikrometer sekrup digunakan untuk benda yang ukurannya relatif kecil. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang dapat dikatakan tinggi yaitu 0,01 mm. mikrometer sekrup mempunyai 2 skala yaitu skala tetap yang berada bagian horizontal dan skala nonius yang berada dibagian vertikal. Cara membaca pengukuran pada mikrometer sekrup adalah skala tetap bagian atas dibaca, lalu skala utama bagian bawah juga demikian dan ditambahkan. Setelah itu baca juga skala nonius dan dikali dengan 0,01 mm. Setelah itu hasil pengukuran skala tetap dijumlahkan dengan skala nonius, itulah hasil pengukuran dari mikrometer sekrup. Gambar 2 Mikrometer Sekrup C. Jangka Sorong Jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang dan diameter pada suatu benda yang ukurannya relatif kecil. Ketelitian dari jangka sorong ini 0,02 mm dan 0,05 mm. Pada jangka sorong terdapat 2 skala yaitu skala utama dan skala nonius. Skala utama terdapat pada bagian jangka sorong yang panjang dan skala nonius terdapat pada bagian yang dapat digeser. Cara membaca jangka sorong adalah dengan membaca skala utama dan dijumlahkan dengan skala nonius. Skala utama berada diatas dan skala nonius berada dibawah. Langkah pertama, carilah garis diskala utama dan skala nonius yang segaris. Kemudian nilai skala utamanya dibaca dan begitu pula nilai pada skala noniusnya. Skala noniusnya dikalikan dengan 0,01. Gambar 4 Neraca Ohaus E. Stopwatch Jika ingin mengukur waktu dapat menggunakan alat ukur bernama stopwatch. Stopwatch dapat dibagi mejadi 2 jenis, yaitu stopwatch digital dan stopwatch analog. Pada praktikum kali ini, praktikan difukuskan pada penggunaaan stopwatch analog. Jenis stopwatch ini menggunakan jarum sebagai penunjuk waktunya. Cara menggunakan stopwatch sangatlah mudah, cukup dengan menekan tombol start untuk memulai pengukuran kemudian menekan lagi tombol tersebut untuk menghentikan pengukuran, stelah itu baca hasil pengukuran dan tekan lagi tombol tersebut untuk mereset stopwatch. Gambar 3 Jangka Sorong D. Neraca Ohaus Untuk mengukur massa dari suatu benda, kita dapat menggunakan alaat ukur Bernama neraca ohaus. Neraca ohaus ini mempunyai 3 lengan pengukur sampai 4. Setiap lengan mempunyai maksimal pengukuran yang berbeda-beda. Lengan pertama mampu mengukur beban dengan massa maksimal 200 gram, lengan kedua mampu mengukur beban maksimal 100 gram, lengan ketiga mampu mengukur massa maksimal 10 gram dan lengan terakhir mampu mengukur massa maksimal 1 gram. Cara mengukur massa sebuah benda dengan menggunakan neraca ohaus ini dapat dikatakan mudah, yaitu dengan meletakkan benda pada tempat beban kemudian menggeser skala pengukuran atau lengan pengukuran sampai bagian kiri dan kanan seimbang. Apabila didapati lengan beban yang digunakan pada posisi maksimal, namun bagian kanan dan kiri masig belum seimbang maka kita bisa menambahkan atau menggeser lengan pengukuran yang lain dan hasil keduanya dijumlahkan. Neraca ohaus mempunyai batas maksimal pengukuran 311 gram dan akibatnya banyak yang menyebut neraca ohaus dengan sebutan neraca ohaus 311. Gambar 5 Stopwatch III. METODE PRAKTIKUM Praktikum kali ini dibedakan menjadi 4 variabel utama, yaitu pengukuran tunggal besaran dasar, pengukuran dengan tingkat presisi yang berbeda, pengukuran besaran turunan dan pengukuran jamak lebih dari 10 kali. Percobaan pertama yang dilakukan adalah pengukuran tunggal besaran dasar. Langkah pertama adalah mengukur panjang, lebar dan tinggi balok kemudian hasil pengukurannya dicatatkan pada lembar kerja. Setelah itu pengukuran massa pada anak timbang menggunakan neraca ohaus dengan mengukur 2 buah anak timbang dan dicatatkan hasilnya pada lembar kerja. Ingat untuk menimbang anak timbang secara bergantian lalu secara bersamaan sesuai yang diminta pada tabel. Kemudian lakukan perhitungan secara manual sesuai yang diminta pada tabel. Selanjutnya ambil sebuah kubus plastik dan jaatuhkan dari ketinggian kurang lebih 2 meter dan ukur waktu yang dibutuhkan kubus untuk menyentuh lantai menggunakan alat ukur berupa stopwatch yang hasil pengukurannya dicatatkan kedalam lembar kerja. c. Pengukuran Waktu Waktu kubus dilepas sampai dengan menyentuh lantai = 1,7 detik. Percobaan selanjutya adalah percobaan dengan tingkat presisi yang berbeda. Percobaan ini dilakukan dengan mengukur sebuah kubus sembarang menggunakan alat ukur berupa mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup dan nilainya dicatatkan kedalam tabel. Setelah itu, hasil pengukuran tadi dibandingkan seberapa besar nilai selisihnya lalu analisis mengapa terjadi hal demikian. B. Pengukuran Dengan Tingkat Presisi Yang Berbeda Pengukuran dengan mistar 2 cm Pengukuran dengan jangka 2 cm sorong Pengukuran dengan 20 mm mikrometer sekrup Setelah selesai pada percobaan kedua, dilanjutkan pada percobaan ketiga yaitu percobaan besaran turunan. Percobaan ini dilakukan dengan pengukuran pada silinder. Silinder yang digunakan sebanyak 5 buah dan pengukurannya menggunakan alat ukur jangka sorong untuk variabel panjang dan diameter kemudian menggunakan neraca ohaus untuk mengukur massanya. Semua nilai pengukuran panjang, diameter dan massa didapatkan, catatkan hasilnya kedalam tabel. Setelah panjang, diameter dan massa didapatkan lanjutkan dengan perhitungan volume, massa jenis, berat dan percepatan gravitasinya. Semua data dicatatkan kedalam tabel. Setelah percobaan ketiga selesai, lanjutkan kepercobaan keempat yaitu pengukuran jamak lebih dari 10. Pada percobaan ini kita menggunakan 20 buah kelereng yang mana masingmasing kelereng diukur massanya menggunakan neraca ohaus dan ukur juga dimaternya menggunakan jangka sorong. Jangan lupa untuk mencatatkan hasil pengukurannya kedalam tabel. Hasil pengukuran massa dicatatkan kedalam tabel massa dan hasil pengukuran diameter dicatatkan kedalam tabel diameter. Setelah itu dilanjutkan dengan menghitung rata-rata massa. Setelah didapat rata-rata massanya kurangkan dengan massa masing-masing kelereng untuk menemukan kesalahnnya kemudian kesalahannya juga dicari rata-ratanya. Setelah itu pada diameter juga dihitung untuk rata-rata diameternya kemudian rata-rata tersebut dikurangkan dengan masing-masing diameter kelereng untuk mencari nilai kesalahannya. Nilai kesalahan pada masing-masing kelereng juga dicari rataratanya. IV. HASIL DAN ANALISIS Tabel 3 Pengukuran Dengan Tingkat Presisi Yng Berbeda Pada percobaan ini juga didapatkan hasil yang sangat baik, karena semua data yang didapat dari pengukuran menggunakan mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup nilainya sama. Jadi kesimpulannya ketiga alat ukur diatas dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, karena hasil yang didapat nilainya akan sama. C. Pengukuran Besaran Turunan Perhiungan massa jenis Silinder Panjang Volume (cm3) dan Diameter (cm) 1 P=3 V= πr2t D=1 V=3,14(0,5)220,6 V=16,171 2 P=3 V= πr2t D=1 V=3,14(0,5)26 V=4,71 3 P=3 V= πr2t D=1 V=3,14(0,5)221 V=16,485 4 P=3 V= πr2t D=1 V=3,14(0,5)218,4 V=14,444 5 P=3 V= πr2t D=1 V=3,14(0,5)21,5 V=1,1775 Massa (gr) Massa Jenis (gr/cm3) 20,6 20,6 16,171 =1,273 6 4,71 =1,273 21 16,485 =1,273 18,4 14,444 =1,273 1,5 1,775 =1,273 6 21 18,4 1,5 Tabel 4 Perhitungan Massa Jenis Pada Pengukuran Besaran Turunan A. Pengukuran Tunggal Besaran Dasar a. Pengukuran Panjang Balok Panjang = 22,8cm Lebar = 11,8 cm Tinggi = 6,7 cm Dari data diatas dapat terlihat bahwa massa jenis yang didapatkan pada semua silinder adalah sama yaitu 1,273. Tabel 1 Pengukuran Panjang Balok b. Pengukuran Massa Anak Timbang 1 Anak Timbang 2 Jumlah (Perhitungan/Manual) Anak Timbang 1 dan 2 (Pengukuran/Ohaus Perhitungan-Pengukuran 50 gram 20 gram 50+20=70 gram Perhitungan percepatan Gravitasi Silinder Massa (gr) Berat (N) 1 20,6 20,6x10=206 g= 70 gram 70-70=0 gram Percepatan Gravitasi (m/s2) πΊπ g= 2 6 6x10=60 π2 6,67π₯10−11 π₯20,6 (0,5)2 g=5,4968x10-9 πΊπ g= Tabel 2 Pengukuran Massa Pada percobaan ini dapat dilihat bahwa nilai pengukuran dan perhitungan sama. Maka dapat dikatakan percobaan ini berjalan dengan baik g= 3 21 21x10=210 π2 6,67π₯10−11 π₯6 (0,5)2 g=1,6008x10-9 πΊπ g= g= π2 6,67π₯10−11 π₯21 (0,5)2 Rata-rata 15,8 470 g=5,6028x10-9 πΊπ g= g= π2 6,67π₯10−11 π₯15,8 (0,5)2 g=4,2154x10-9 Tabel 5 Perhitungan Percepatan Gravitasi Pada Pengukuran Besaran Turunan Dari data diatas dapat dilihat bahwa Percepatan gravitasi berbeda untuk masing-masing silinder. Kemudian rata-rata percepatan gravitasi yang didapat sebesar 4,2154x10-9. D. Perhitungan Jamak Lebih Dari 10 Kali Perhitungan Massa Kelereng Massa (gr) 1 4,5 2 5 3 5,5 4 5 5 5,5 6 4,8 7 5,3 8 5,3 9 5,3 10 5,4 11 5,5 12 5,5 13 5,5 14 5,2 15 4,5 16 4,2 17 4,9 18 5,2 19 4,5 20 5,3 Rata-rata 5,095 1,5 1,6 1,5 1,5 1,6 1,555 0,055 -0,045 0,055 0,055 -0,045 0 Tabel 7 Tabel 6 Perhitungan Diameter Pada Perhitungan Jamak Lebih Dari 10 Kali Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kesalahan bernilai 0 yang artinya percobaan berjelan dengan baik. V. KESIMPULAN Kesalahan (gr) 0,595 0,095 -0,405 0,095 -0,405 0,295 -0,205 -0,205 -0,205 -0,305 -0,405 -0,405 -0,405 -0,105 0,595 0,895 0,195 -0,105 0,595 -0,205 0 Tabel 6 Perhitungan Massa Pada Perhitungan Jamak Lebih Dari 10 Kali Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kesalahan bernilai 0 yang artinya percobaan berjelan dengan baik. Perhitungan Diameter Kelereng Diameter (cm) 1 1,5 2 1,5 3 1,6 4 1,6 5 1,6 6 1,6 7 1,6 8 1,5 9 1,5 10 1,6 11 1,6 12 1,6 13 1,6 14 1,5 15 1,5 16 17 18 19 20 Rata-rata Kesalahan (cm) 0,055 0,055 -0,045 -0,045 -0,045 -0,045 -0,045 0,055 0,055 -0,045 -0,045 -0,045 -0,045 0,055 0,055 Pengukuran merupakan kegiatan yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran sendiri banyak jenisnya, mulai dari pengukuran panjang, massa, waktu, diameter dan masih banyak lagi. Untuk masing-masing pengukuran juga menggunakan alat ukur yang berbeda pula. Penting bagi perekayasa elektro untuk bisa memahami dan dapat menggunakan alat ukur dengan baik agar pekerjaan yang dilakukan mendapatkan hasil yang maksimal. Praktikum kali ini dibedakan menjadi 4 variabel besar yaitu Pengukuran tunggal besaran dasar, pengukuran dengan tingkat presisi yang berbeda, pengukuran besaran turunan dan perhitungan jamak lebih dari 10 kali. Praktikum kali ini mendapatkan hasil yang dapat dikatakan baik dan tidak terjadi kesalahan apapun selama praktikum. DAFTAR PUSTAKA [1] Modul Praktikum Fisika 1 Modul Ke-1 Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia LAMPIRAN