Uploaded by kurniawanfadjar52

Pedoman Prinsip dan Pelaksanaan 5R serta Housekeeping PT. Tatamulia Nusantara Indah

advertisement
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
1.
2.
REFERENSI
1.1
OHSAS 18001:2007
1.2
UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1.3
Permenaker no.1 tahun 1980 tentang K3 Konstruksi
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Memberi panduan tentang tata cara pengelolaan housekeeping yang baik
Panduan ini mencakup hal hal berikut ini:












Ketentuan umum – Bab 7
Tempat Kerja dan Jalur Jalan - Bab 8
Selang dan Perkabelan – Bab 9
Fasilitas Istirahat – Bab 10
Fasilitas Toilet – Bab 11
Pengendalian Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan – Bab 12
Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Mudah Terbakar – Bab 13
Penyimpanan Tabung Gas & Tabung Oksigen yang Dapat Meledak – Bab 14
Pengelolaan Sampah – Bab 15
Pengendalian Tanah/Lumpur/Becek - Bab 16
Kode Etik Pelaksanaan – Bab 17
Rekaman – Bab 18
Instruksi kerja ini berlaku untuk semua aktifitas pekerjaan dan pekerja dibawah kendali PT. Tatamulia Nusantara
Indah
3.
ISTILAH DAN DEFINISI
Housekeeping – Menempatkan semua benda dan barang pada tempatnya.
4.
ALAT
4.1 APD – Helm, Rompi, Sepatu, Masker, Kacamata Safety, Sarung Tangan
4.2 Sapu
4.3 Pengki/Dust pan
4.4 Tempat sampah
4.5 Kantong plastik
4.6 Gerobak sampah
4.7 Sweeper pengering air
4.8 Sapu loby
5.
TUGAS & TANGGUNG JAWAB
5.1 Project Manager : bertanggung jawab pada peforma Housekeeping di proyek.
5.2 Site Manager : bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan program kerja Housekeeping.
5.3 HSE officer : melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program Housekeeping di proyek.
5.4 Asst. HSE officer : melaksanakan arahan dari HSE officer.
5.5 Pekerja K3 Harian : membantu pelaksanaan program Housekeeping.
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
6. KETENTUAN UMUM
6.1. Setiap proyek harus membuat dan menyelenggarakan program housekeeping untuk proyeknya dengan
mengacu pada panduan ini.
6.2. Praktek housekeeping harus selalu dijaga dan dipelihara bukan sesuatu yang dicapai untuk menghadapi
event tertentu semisal kunjungan tamu, audit dll.
6.3. Program housekeeping harus diintegrasikan dalam setiap pekerjaan
6.4. Setiap proyek harus menentukan penanggung jawab untuk :
No
a
b
c
d
e
6.5.
6.6.
Kegiatan
Yang membersihkan sepanjang shift
Yang menjaga kebersihan umum
Yang membuang sampah
Yang memeriksa barang
Yang memeriksa area sudah bersih
PIC
Pekerja
Harian Kebersihan
Harian Kebersihan
SM / Chieft supervisor
Chief / hse officer
Setiap orang harus mengetahui posisi penempatan material dan alur pergerakannya pada setiap lantai.
Chief Supervisor dan Safety officer harus memberikan training kepada pekerja agar mereka tahu cara yang
benar memperlakukan material dan cara pembuangan yang benar.
Gambar 1. Training pekerja
Gambar 2. Training Staff
Contoh Perencanaan Kebersihan :
Berdasarkan perhitungan berikut ini :
Gedung 4 lantai dengan 13 pekerja (2 pekerja setiap lantai, 1 lantai setiap hari) dan 4 pekerja untuk langsir
sampah dan angkut sampah ke armada angkutan sampah.
*Catatan : pembersihan hanya menyapu lantai dan mengosongkan tempat sampah. Tidak termasuk menyimpan
dan menyusun serta langsir material.
Hari
B4
B3
Senin
3
3
B2 B1
3
3
GF
Lt 1
Lt 2
3
3
3
Selasa
Lt 3 Lt 4 Lt 5 Lt 6 Lt 7 Lt 8 Lt 9 Lt 10 Lt 11 Lt 12
3
3
3
3
3
3
3
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
*Catatan: ini hanya sekedar panduan, angka-angka dapat berubah sesuai dengan besarnya proyek, progress dan
kebutuhan.
6.7.
Setiap supervisor/mandor bertanggung jawab untuk menjaga area kerjanya teratur dan tidak berantakan dan
mencegah penumpukan sampah, limbah dan puing-puing.
6.8.
Supervisor/mandor yang mengerjakan pekerjaan di beberapa tempat bertanggungjawab untuk membersihkan
setelah pekerjaan selesai.
6.9.
Supervisor/mandor yang meninggalakan area kerja sebelum pekerjaan selesai (untuk istirahat atau makan siang,
contohnya) harus memastikan bahwa area yang ditinggalkan dalam kondisi aman. Ini juga termasuk memasang
kembali pagar atau rantai pengaman, memindahkan pekakas dan barang lainnya dari jalur jalan.
6.10.
Supervisor/mandor bertanggung jawab terhadap keseluruhan housekeeping areanya.
6.11.
Supervisor/mandor secara rutin herus memeriksa setiap area kerja untuk memastikan target housekeeping
tercapai.
6.12.
House keeping harus dipelihara setiap harian, membersihkan dan menyapu dilakukan dengan cara sedemikian
rupa yang akan meminimalisasi kontaminasi debu dan partikel di udara.
6.13.
Setiap lantai harus dikelola, sebisa mungkin, dalam kondisi kering.
6.14.
Bila terpaksa ada barang yang harus diletakkan di lantai atau jalur jalan, harus diatur sedemikian rupa agar tidak
menjadi penghalang atau menyebabkan orang terjatuh. Salah satu metodenya dengan menggunakan kabel ties
untuk mengikat kabel dan selang pada handrails (jangan menggunakan kawat).
6.15.
Selama konstruksi berlangsung, Supervisor/Mandor harus mengupayakan dengan teratur agar housekeeping
harus terlaksana setiap saat.
Gambar 3. Penyimpanan Peralatan Scaffolding (Safety)
6.16. Pengaturan Housekeeping harus mencakup tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut ini :
6.16.1
6.16.2
6.16.3
6.16.4
6.16.5
6.16.6
Area kerja harus terjaga kebersihannya, mengikuti progress pekerjaan.
Semua material, perkakas dan peralatan harus di letakan di posisi yang stabil untuk mencegah
menggelinding atau jatuh. Material dan bahan-bahan harus dijauhkan dari pinggir lantai, lubang lift,
tangga dan lubang lantai. (material/alat)
Saat pengerjaan dinding luar, material dan bahan-bahan harus dijaga jauh dari pinggir gedung (min
jarak 1 meter dari tepi). (material/alat)
Akses yang aman untuk semua lokasi pekerjaan dan gudang harus dipelihara. (akses)
Semua anak tangga, koridor, tangga, lantai, turunan, lorong, dan platforms kerja harus dijaga
kebersihannya dari material yang berserakan dan sampah. (akses)
Bekisting, potongan kayu (timber) dan semua puing-puing lainnya harus dibersihkan dari area
kerja,lorong-lorong, tangga dan di dalam maupun disekitar gedung atau bangunanlainnya.
(material/alat)
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
6.16.7
6.16.8
6.16.9
6.16.10
6.16.11
6.16.12
6.16.13
6.16.14
6.16.15
6.16.16
6.16.17
6.16.18
6.16.19
6.16.20
6.16.21
Paku atau benda tajam lain tidak diperbolehkan menonjol dari bekisting, kayu atau material lainnya.
(material/alat)
Potongan/sisa material harus dibersihkan dari area kerja sebelum, selama, dan setelah pekerjaan
berlangsung, tempat sampah harus dikosongkan ke tempat pengumpul sampah yang lebih besar
setiap hari. (material/alat)
Pemotongan kawat las tidak boleh dibiarkan berserakan. Welder harus diberi wadah untuk
mengumpulkan potongan kawat sisa. (alat)
Sisa bahan yang mudah terbakar dan puing-puing harus dikeluarkan, sebelum, saat, dan akhir shift
kerja secara rutin. (sampah)
Tempat sampah harus dikosongkan ke tempat sampah yang lebih besar untuk diangkut keluar site.
Sarana yang aman harus disediakan untuk proses pemindahan sampah. (sampah)
Supervisor/mandor harus memastikan tersedianya jumlah container/pengangkut sampah yang cukup
di area tersebut untuk memastikan kebersihan area kerja setiap saat. (sampah)
Supervisor/mandor harus mengangkut dengan aman semua puing dan barang sisa jauh dari lokasi
kerja. Bila ada lebih dari satu mandor/subkon bekerja pada area yang sama maka pembersihan
dilakukan secara bergantian. (sampah)
Area parkir konstruksi harus dipelihara dengan bersih dan bebas kertas, kaleng dan puing-puing
lainnya setiap saat. (sampah)
Tempat makan harus dikelola dalam kondisi yang bersih dan baik. Tempat sampah harus ditempatkan
di lokasi ini dan secara berkala dikosongkan. Makan dan minum tidak diijinkan di lokasi kontruksi.
(sampah)
Kabel listrik digantung minimal dengan ketinggian 2 meter di atas kepala atau diluar jalur pejalan kaki.
(listrik)
Untuk kabel induk yang melintang di jalan, ketinggian minimal adalah 8 meter diatas kepala dengan
dipasang rambu pemberitahuan. (listrik)
Perkakas dan peralatan tidak boleh berserakan dimana-mana karena dapat menyebabkan tersandung
atau jatuhnya benda yang berbahaya. Setiap hari setelah pekerjaan berakhir, alat dan peralatan harus
dikumpulkan dan disimpan di ruang perkakas atau kotak perkakas. (material/alat)
Setiap pekerja harus melakukan housekeeping sebagai bagian dari tugas. (umum)
Supervisor/Mandor harus menetapkan atau memberikan jumlah personil yang cukup untuk
membersihkan area kerja. (umum)
Wilayah kerja harus dipelihara, setiap hari, pada kondisi “tersapu atau bebas kotoran”, dan sisa
material disimpan dengan rapi atau diletakan di gudang atau pembuangan. (umum)
Gambar 4. Area Peletakan Peralatan
Gambar 5. Penyusunan Pelaratan
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
6.17
Berikut beberapa contoh dari apa yang dapat dilakukan untuk memelihara area kerja dan kantor proyek dalam
kondisi yang teratur :
6.17.1 Jangan pernah meninggalkan perkakas dalam posisi yang dapat terjatuh atau menyebabkan
seseorang terluka;
6.17.2 Selalu merapikan kembali setelah menyelesaikan pekerjaan;
6.17.3 Jika anda melihat benda atau perkakas peralatan dalam posisi yang dapat menyebabkan
kecelakaan, pindahkan ke tempat yang aman.
6.17.4 Jaga selalu jalur jalan bebas dari hambatan.
6.17.5 Ajak orang lain untuk mengikuti upaya yang anda lakukan dalam housekeeping dengan baik.
6.17.6 Material harus selalu disimpan dengan rapi dan teratur dan jangan menumpuk terlalu tinggi agar
tidak terjatuh.
6.17.7 Material harus disimpan sesuai dengan rekomendasi pabrik.
6.17.8 Jika pekerjaan menggunakan oli dan pelumas, sediakan alat untuk membersihkan tumpahan.
6.17.9 Gantung kabel dan lampu bila memungkinkan, hinmdari menggelar di jalan.
6.17.10 Bersihkan segera sampah yang dihasilkan, sampah kecil masuk kantung sampah, sampah besar
ditumpuk rapi.
6.17.11 Berhati hati dengan area berlumpur - Ini dapat meningkatkan resiko tergelincir. Jaga jalur jalan
bersih dari lumpur dan menjaga alas kaki sebersih mungkin dan pastikan lumpur dibersihkan
sebelummenaiki tangga, dll.
6.17.12 Membuat rencana gambar lokasi untuk menunjukkan di mana terdapat tumpukan material, gudang
dan titik pembuangan.
7. TEMPAT KERJA DAN JALUR JALAN
7. 1 Lantai, area kerja, dan lorong-lorong harus dijaga bebas dari paku yang menonjol, serpihan, kayu-kayu dan
lubang.
7. 2 Supervisor/Mandor harus :
7.2. 1 Menjaga kerapihan area kerja, bebas bahaya tersandung, dan bahaya lain yang dapat membuat
cedera
7.2. 2 Memberikan akses yang aman kedalam dan dari tempat kerja.
7.2. 3 Menyusun material dengan baik sehingga tidak menonjol ke jalur jalan.
7.2. 4 Tempatkan material diatas lantai kerja jauh dari tepi atau dibelakang pagar pelindung untuk
melindungi pekerja yang bekerja di bawah
7.2. 5 Membersihkan tumpahan atau tandai lokasi dengan pagar pengaman sampai tumpahan dibersihkan.
7.2. 6 Tandai jalur jalan ke area konstruksi.
*Catatan: jalur jalan dapat ditandai dengan susunan dari rak penyimpanan peralatan atau material,
dicat garis-garis, atau material yang bergaris-garis.
7.2. 7 Saat alat angkut peralatan mekanik sedang digunakan, jarak aman harus diperhatikan untuk lorong,
bongkar muat, melalui pintu, dan dimanapun ada belokan atau lorong yang dibuat
Contoh Lantai Kerja dan Jalur Jalan :
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
Gambar 6. Contoh Akses Jalur Masuk & jalur Tangga
8. SELANG DAN PERKABELAN
8. 1 Selang dan kabel listrik yang melintang di lorong atau jalur jalan harus ditutup atau digantung di atas
kepala sehingga tidak menyebabkan tersandung.
Contoh Selang dan Perkabelan :
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
Gambar 7. Contoh Pemasangan selang dan perkabelan
9.
FASILITAS ISTIRAHAT
9. 1 Lokasi untuk fasilitas istirahat harus ada di depan lokasi proyek/site. Fasilitas istirahat harus ditempatkan di
area yang memungkinkan pekerja beristirahat tanpa terganggu aktifitas kerja, bahan kimia, asap atau
udara tercemar dari proses kegiatan sekitar atau aktivitas operator.
9. 2 Penempatan tempat istirahat harus disediakan tempat duduk yang cukup untuk jumlah pekerja yang akan
menggunakan fasilitas tersebut.
9. 3 Fasilitas istirahat minimal harus beratap untuk berteduh dan terhindar dari hujan dan sinar matahari.
9. 4 Tempat duduk yang dibuat di tempat istirahat harus dirancang dan dibuat tahan terhadap cuaca buruk.
(seperti hujan lebat dan angin kencang).
9. 5 Fasilitas peristirahatan harus terjaga kebersihannya dan dapat digunakan setiap saat.
9. 6 Puing-puing dan sampah tidak diijinkan untuk ditumpuk dekat fasilitas peristirahatan.
9. 7 Tempat sampah yang cukup harus disediakan. Semua tempat sampah harus dikosongkan (dibersihkan)
setiap harinya.
9. 8 Alat pemadam kebakaran yang cukup harus disediakan di sekitar tempat istirahat/atau di dimana tempat
diperbolehkan merokok.
Gambar 8. Contoh Tempat Istirahat
10. FASILITAS TOILET
10. 1 Fasilitas toilet, baik yang sementara ataupun permanen, harus dijaga kebersihannya, dipelihara dalam
keadaan baik dan tersedia pasokan air yang cukup.
10. 2 Project/site manajemen harus menyediakan sarana sanitasi untuk semua toilet yang digunakan oleh
Tatamulia Nusantara Indah dan pegawai sub-kontraktor, termasuk layanan kebersihan berjadwal untuk
menjaga fasilitas agar terjaga kebersihannya.
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
10. 3 Toilet akan disediadakn untuk pekerja, berdasarkan table dibawah ini :
Jumlah Pekerja
Kurang dari 20
Jumlah fasilitas yang Disediakan
1 Urinoir + 1 Toilet
Lebih dari 20
1 Urinoir + 1 Toliet untuk setiap 20 pekerja
Lebih dari 200
1 Urinoir + 1 toilet untuk setiap 50 pekerja
10. 4 Fasilitas toilet akan menjadi tidak dapat digunakan karena tidak ada sumber air, masalah perpipaan,
sanitasi yang buruk atau tidak dapat digunakan harus dikeluarkan dari proyek segera.
Gambar 9. Contoh Fasilitas Toilet
11. PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA BAGI KESEHATAN
11.1 Ketika membeli dan menggunakan bahan, diupayakan untuk menghilangkan atau mengganti bahan
berbahaya dengan bahan-bahan tidak berbahaya yang sesuai.
11.2 Ketika bahan berbahaya digunakan, Safety Data Sheets (SDS) harus diperoleh dari pabik/pemasok dan
penilaian resiko dan metode penggunaan harus disiapkan dan dilampirkan.
11.3 Rekaman harus dipelihara untuk menunjukkan bahwa pengarahan mengenai informasi bahan kimia
terkait sudah dilakukan.
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
Contoh MSDS :
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
12. PENYIMPANAN BAHAN BERBAHAYA MUDAH TERBAKAR
12.1 Fasilitas gudang yang sesuai harus disediakan untuk bahan berbahaya, yang dimaksudkan untuk:
12.1.1 Memastikan semua Cairan yang mudah terbakar/meledak tersimpan di tempat dengan ventilasi yang
tepat, jauh dari sinar matahari langsung atau sumber panas;
12.1.2 Memastikan semua bahan kimia aman, terkunci dan dengan rambu yang sesuai;
12.1.3 Memastikan penyediaan perlengkapan darurat, contoh alat pemadam kebakaran, fire blanket
(selimut anti api);
12.1.4 Hanya menggunakan wadah
sesuai dengan tanda yang benar untuk menyimpan dan
menuang/mengalirkan Bahan Berbahaya Mudah Terbakar;
12.1.5 Memastikan penyediaan kit untuk tumpahan dan menetapkan prosedur tanggap darurat.
12.1.6 Penyimpanan bahan kimia mudah terbakar diusahakan sesedikit mungkin;
12.1.7 Memastikan bahwa merokok tidak diijinkan didekat dan selama kegiatan isi ulang bahan mudah
terbakar berlangsung (isi BBM ke mesin, isi ulang derigen);
12.1.8 Memastikan ada cukup waktu untuk mendinginkan mesin sebelum menyalakan kembali;
12.1.9 Pastikan kapasitas penyimpanan Bahan Mudah Terbakar sudah sesuai dan memadai;
12.1.10 Berhati-hatilah ketika melakukan pengisian kembali bahan bakar instalasi dan peralatan, memastikan
tutup filler dilepas dengan benar;
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
TANGGUL PENGAMAN
Catatan : Bound wall 110% dari kapasitas tangki
PERINGATAN
PERINGATAN
PERINGATAN
PERINGATAN
PERINGATAN
PERINGATAN
PERINGATAN
PERINGATAN
Gambar 10. Contoh Tempat Penyimpanan Benda Mudah Terbakar
13. PENYIMPANAN GAS MUDAH MELEDAK & TABUNG OKSIGEN
a. Fasilitas penyimapan harus disediakan untuk Tabung Gas & Oksigen, agar :
13.1
Memastikan semua LPG disimpan dan diangkut dengan posisi tegak lurus ventilasi yang baik,
terhindar dari sinar matahari langsung dan panas;
13.2
Memastikan semua bahan aman, misalnya terkunci dan ada rambu yang sesuai;
13.3
Memastikan tersedianya peralatan darurat, seperti alat pemadam kebakaran, fire blanket (jaket anti
api);
13.4
Memastikan tersedianya prosedur tanggap darurat;
13.5
Membatasi penyimapan LPG sesedikit mungkin;
13.6
Dilarang merokok di dekat atau selama penyambungan tabung ke peralatan;
13.7
Memastikan tabung diletakkan jauh dari peralatan yang dapat memicu api, misalnya berjarak minimal
3 meter dari sumber api. Dilarang menyimpan berdekatan dengan peralatan listrik dan yang
menimbulkan panas;
13.8
Pemeriksaan rutin dan uji kebocoran tabung LPG dan kelengkapan dokumen, misalnya regulator,
tutup selang;
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
13.9
13.10
13.11
13.12
13.13
Pertimbangkan penangan manual ketika memindahkan tabung, misalnya dengan menggunakan
trolley yang baik;
Jangan pernah meninggalkan tabung LPG atau kelengkapannya tanpa pengawasan, “terutama di
lokasi yang dapat di akses oleh umum”.
Penerbitan ijin kerja;
Apabila bekerja di ruang terbatas dengan peralatan LPG “perlu diingat sebuah galian dapat menjadi
ruang terbatas” selalu tempatlkan tabung diluar, pastikan tutup katup sudah ditutup ketika tidak
digunakan;
Jangan menyampur penyimpanan tabung LPG dan tabung oksigen.
Gambar 11. Contoh Tempat Penyimpanan Tabung LPG dan Tabung Oksigen
Gambar 12. Contoh Tempat Penyimpanan Tabung LPG dan Tabung Oksigen
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
14. PENGELOLAAN SAMPAH
PT. TATAMULIA NUSANTARA INDAH
Proyek Noble House, Kuningan - Jakarta
Sampah
dikumpulkan
pada satu
lokasi
4
3
Tumpukan Sampah
Dari lt, tower
Sampah Diangkut keluar
proyek, setiap dua hari
sekali atau sesuai kondisi
sampah saat itu..
Pelaksanaan :
: Pekerja kebersihan membersihkan semua sampah struktur dan sampah lainnya, lalu
pada satu lokasi dekat P.H di tiap lantainya.
di kumpulkan
: Pada jam luang atau jam 19.00 s/d jam 22.00, sampah di turunkan dari lantai oleh harian K3 dengan
menggunakan P.H. ke bawah (podium).
: Sampah yang diturunkan dengan P.H, ditumpukan pada tempat penumpukan sampah siap buang,
yang berada di area podium dekat PH.
: Sampah yang sudah terkumpul, dibuang keluar area proyek dengan menggunakan truck sampah 2
(dua) hari sekali atau di sesuaikan dengan kondisi jumlah sampah pada saat itu.(untuk gedung besar
tiap hari harus dibuang)
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
15. PENGENDALIAN TANAH/LUMPUR’/BECEK
a.
b.
c.
Proyek harus menyediakan tempat cuci sepatu yang cukup guna memastikan sepatu pekerja sudah bersih
sebelum menuju area site office.
Proyek harus menyediakan fasilitas cuci ban untuk kenderaan yang akan keluar dari lokasi proyek.
Jalur jalan yang berpotensi becek selama dan setelah hujan agar dicor atau diberi alas yang sedemikian
rupa sehingga tidak licin dan atau kotor.
Gambar 13. Contoh Tempat Cuci Kaki
16. REKAMAN
a. Pelaksanaan inspeksi housekeeping dapat dilakukan bersamaan saat Join Inspeksi ataupun terpisah minimal 1
(satu) minggu sekali.
b. Monitoring inspeksi housekeeping dilakukan dengan mengisi Form Cek List yang telah disediakan
c. Form daftar hadir digunakan saat melakukan join inspeksi housekeeping bersama dengan owner atau
manajemen terkait.
d. Terlampir Form Ceklist Pemeriksaan Housekeeping dan Daftar Hadir Join Inspeksi.
17. LAMPIRAN
a. Form Ceklist Pemeriksaan Housekeeping.
b. Daftar Hadir Join Inspeksi.
c. Contoh “IK Housekeeping”
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
CONTOH IK HOUSEKEEPING PROYEK
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
CONTOH IK HOUSEKEEPING PROYEK
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
CONTOH IK HOUSEKEEPING PROYEK
PEDOMAN PELAKSANAAN HOUSEKEEPING
CONTOH IK HOUSEKEEPING PROYEK
Download