Uploaded by ren_ren135

embriotomiy

advertisement
EMBRIOTOMI
PERSALINAN DESTRUKTIF
( embriotomi )
dr.Bambang Widjanarko, SpOG
Batasan :
Terdapat sejumlah tindakan pembedahan obstetri yang bertujuan untuk memperkecil
ukuran kepala, memperkecil ukuran bahu atau volume rongga dada pada janin mati
dengan tujuan agar dapat dilahirkan per vaginam. Pada era modern tindakan ini sudah
tidak dilakukan lagi dan digantikan dengan tindakan sectio caesar yang dianggap lebih
aman untuk keselamatan ibu.
Jenis tindakan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kraniotomi
Dekapitasi
Kleidotomi
Eviserasi
Spondilotomi
Pungsi
Indikasi:
1. Janin mati dan ibu dalam keadaan bahaya (maternal distress) atau
2. Janin mati dan tak mungkin lahir secara spontan
Syarat:
1. Janin sudah mati, kecuali pada kasus hidrosepalus, hidrops fetalis atau pada
kleidotomi
2. Conjugata vera lebih dari 6 vm
3. Pembukaan servik > 7 cm
4. Ketuban sudah pcah
5. Jalan lahir normal
KRANIOTOMI
Definisi:
Tindakan untuk memperkecil ukuran kepala janin dengan cara memberi lubang dan
mengeluarkan isi tengkorak, sehingga janin dapat dilahirkan pervaginam.
Tindakan kraniotomi biasanya disusul dengan ekstraksi kepala dengan menggunakan
kranioklast sehingga tindakan ini lazim disebut sebagai tindakan perforasi & kranioklasi
Alat yang digunakan:
1.
2.
3.
4.
5.
Pisau bedah (scalpel)
Perforator SIMPSON
Kranioklast
Cunam BOER
Cunam Mouzeaux
Perforator SIMPSON:
•
•
•
•
Peforator memiliki dua daun dengan tepi tajam dan ujung yang runcing, masingmasing dibatasi dengan “ bahu penahan “
Tangkai perforator bila daun sedang dalam keadaan tertutup, akan dalam keadaan
terbuka dengan sebuah “penahan”
“Penahan” tersebut menjaga agar daun perforator selalu dalam keadaan tertutup
Dengan menekan gagang secara serempak, daun perforator akan terpisah satu
sama lain ( terbuka )
Cranioclast BRAUN:
•
•
•
•
Terdiri dari dua daun ( sendok jantan dan betina ) yang pemasangannya dilakukan
secara
Sendokterpisah.
jantan dimasukkan kedalam lubang ditengkorak kepala janin.
Sendok betina diletakkan pada daerah muka janin.
Penguncian dilakukan setelah kedua daun terpasang dengan benar.
Tehnik:
1. Ibu dalam posisi lithotomi.
2. Tangan kiri operator dimasukkan secara obstetrik kedalam jalan lahir dan
diletakkan diantara kepala janin dan bagian simfisis menghadap ke bawah.
Seorang asisten melakukan fiksasi kepala janin dari sebelah luar disebelah atas
simfisis. (gambar 3)
3. Dengan pisau bedah, dibuat lubang pada ubun-ubun besar atau sutura sagitalis.
4. Perforator Naegele dalam keadaan tertutup dimasukkan jalan lahir secara
horisontal dengan bagian lengkung berada diatas dan ujung yang runcing
mengarah kebawah dibawah perlindungan telapak tangan kiri ( agar
tidak mencederai dinding vesica urinaria) dan selanjutnya ujung perforator dalam
keadaan tertutup dimaskkan kedalam lubang pada kepala janin yang sudah dibuat
sebelumnya.
5. [ memasukkan perforator dapat dilakukan tanpa terlebih dulu membuat lubang
pada ubun-ubun besar atau sutura sagitalis yaitu dengan cara menembuskan
langsung perforator ke kepala janin ; dalam hal ini, agar ujung perforator
tidak meleset maka arah perforator harus tegak lurus dengan kepala janin ]
6. Setelah perforator berada didalam tengkorak kepala janin, lubang
perforasi diperlebar dengan cara membuka dan menutup perforator dalam arah
tegak lurus dan horisontal sedemikian rupa sehingga lubang perforasi berbentuk
irisan silang
( gambar 4 )
7. Dengan perlindungan telapak tangan kiri, perforator dikeluarkan dalam keadaan
tertutup dari jalan lahir.
8. Jaringan otak tak perlu dikeluarkan secara khusus oleh karena akan keluar dengan
sendirinya saat ekstraksi kepala.
Gambar 3. Asisten operator menahan posisi kepala agar tidak tertdorong keatas saat
perforator dimasukkan rongga kepala
Gambar 4. Membuka dan menutup perforator untuk melebarkan lubang perforasi
Ekstraksi kepala:
Untuk melakukan ekstraksi kepala dapat digunakan:
1. Pemasangan cunam Muzeaux sebanyak 2 buah pada kulit kepala janin
2. Cranioclast Braun
Cunam Muzeux
Untuk ekstraksi kepala setelah tindakan perforasi hanya boleh dilakukan dimana kulit
kepala masih kuat dan hubungan antara tulang kepala masih kuat dan kepala janin sudah
didasar panggul.
Tehnik:
•
•
•
•
Dengan perlindungan spekulum, 2 buah cunam Museux dipasang satu diatas dan
satu dibawah lubang perforasi.
Setelah cunam menjepit kulit kepala dengan baik, dilakukan traksi searah sumbu
jalan lahir sambil mengikuti gerakan putar paksi dalam.
Setelah suboksiput dibawah simfisis, dilakukan elevasi kepala sehingga secara
rurutan lahirlah ubun-ubun besar, dahi, mu dan dagu.
etelah kepala janin lahir, tubuh janin dilahirkan dengan cara seperti biasa.
Cranioclast BRAUN
•
•
•
•
•
•
•
•
Tangan kiri dimasukkan kedalam jalan lahir.
Sendok jantan dipegang dengan tangan kanan secara horisontal dengan bagian
yang bergerigi menghadap keatas, kemudian dimasukkan kedalam lubang
perforasi sedalam mungkin ; bagian sendok yang melengkung diarahkan kemuka
janin dan tangkainya dipegang oleh asisten.
Sendok betina dipegang seperti memegang pensil, dengan arah sejajar pelipatan
d
pahdaa,usnencdraonkiobceltain
laam
jajlanilna.hir sedemikian rupa
seehpianngg
stabdeitm
inaasu
tekrkleatnakkeddiaw
jah
Kedua sendok cranioclast ditutup, dilakukan pemeriksaan dalam untuk memeriksa
apakah ada bagian jalan lahir yang terjepit dan apakah pemasangan instrumen
sudah benar.
Bila pemasangan sudah benar, kedua sendok cranioclast dikunci serapat mungkin
dan dikerjakan ekstraksi kepala dengan menarik pemegang cranioclast.
Arah traksi harus sesuai dengan sumbu panggul dan diikuti dengan gerakan putar
paksi dalam.
Setelah occiput nampak dibawah arcus pubis, dilakukan elevasi keatas pada
tangkai cranioclast sehingga secara berurutan lahir ubun-ubun besar, dahi, muda
dan
dagukepala
anak. lahir, kunci cranioclast dibuka dan daun cranioclast dibuka satu
Setelah
persatu kemudian tubuh anak dilahirkan dengan cara seperti biasa.
Gambar 6. Memasukkan sendok jantan kedalam lobang perforasi yang sudah terbentuk
Gambar 7. Memasang sendok betina yang berlubang dibagian depan wajah anak.
Catatan :
•
•
•
Pada letak sungsang, kraniotomi dikerjakan pada foramen magnum melalui arah
belakang atau dari arah muka dibawah mulut.
Setelah dikerjakan perforasi, ‘after coming head’ dilahirkan dengan cara seperti
persalinan kepala.
Bila saat ekstraksi kepala terdapat tulang tengkorak yang terlepas maka serpihan
tulang tersebut diambil dengan cunam BOER agar tidak melukai jalan lahir saat
dilakukan ekstraksi kepala.
Gambar 8 ( kiri ) Melakukan perforasi pada after coming head dari bagian
belakang Gambar 9 ( kanan ) Melakukan perforasi pada after coming head dari arah
depan
DEKAPITASI
Definisi :
Tindakan untuk memisahkan kepala dari tubuh janin dengan cara memotong leher
janin.
Indikasi : Letak Lintang
Tehnik:
1. Dengan pengait BRAUN
1. Bila letak janin adalah letak lintang dengan tangan menumbung, maka
lengan yang menumbung diikat dulu dengan tali (dengan ikatan
SIEGEMUNDIN agar tidak masuk kembali kejalan lahir) dan
ditarik kearah bokong oleh asisten.
2. Tangan operator yangdekat dengan leher janin dimasukkan kedalam jalan
lahir dan langsung mencekap leher janin dengan ibu jari didepan leher dan
jari-jari lain dibelakang leher.
3. Tangan lain memasukkan pengait BRAUN kedalam jalan lahir dengan
uju g menghadap kebawah. Pengait dimasukkan jalan lahir deng
menyelusuri tangan dan ibu jari operator yang berada didalam jalan
cara
lahir sampai menemui leher dan kemudian dikaitkan pada leher janin.
d. Dengan pengait ini, leher janin ditarik kebawah sekuat mungkin dan kemudian diputar
kearah kepala janin (pada saat yang sama, asisten memfiksasi kepala anak dari dinding
abdomen) untuk mematahkan tulang leher janin.
Gambar 11 ( kiri ) Memasukkan pengait kedalam jalan
lahir Gambar 12 ( kanan ) Memasang pengait pada leher janin
1. Jaringan lunak leher kemudian dipotong dengan gunting SIEBOLD secara
avue sedikit demi sedikit sampai putus.
2. Setelah kepala anak terpisah, tubuh dilahirkan dengan menarik lengan
janin dan kemudian kepala dilahirkan secara Mouriceau.
Gambar 13 ( kiri ) Melahirkan tubuh janin dengan menarik lengan
Gambar 14 (kanan ) Melahirkan kepala dengan cara Mouriceau
1. Dengan gunting SIEBOLD
1. Tangan penolong yang dekat dengan kepala janin dimasukkan kedalam
jalan lahir.
2. Dipasang spekulum vagina.
3. Dengan dilindungi oleh telapak tangan yang didalam jalan lahir, leher
janin dipotong sedikit demi sedikit dengan gunting SIEBOLD secara avue
mulai dari kulit, otot dan tulang leher.
4. Setelah kepala anak terpisah, tubuh dilahirkan dengan menarik lengan
janin dan kemudian kepala dilahirkan secara Mouriceau.
1. Dengan gergaji GIGLI
1. Gergaji kawat GIGLI dilingkarkan di leher janin.
2. Dengan perlindungan dua buah spekulum vagina atas dan bawah, gergaji
dinaik turunkan sampai leher janin putus.
3. Badan dan kepala anak dlahirkan dengan yang sudah dijelaskan diatas.
Gambar 16. Gergaji kawat GIGLI
Gambar 17. Pemasangandan pemotongan leher dengan kawat
KLEIDOTOMI
Definisi : Tindakan memotong atau mematahkan 1 atau dua buah klavikula
untuk memperkecil diameter lingkar bahu.
Indikasi: Distosia bahu
Instrumen: Gunting Dubois atau Gunting SIEBOLD
Tehnik :
•
•
•
•
Pasien berada pada posisi lithotomi
Satu tangan operator masuk jalan lahir dan langsung memegang klavikula bawah
Dengan spekulum yang terpasang di vagina, tangan lain melakukan pemotongan
klavikula bersamaan dengan tindakan ini, assisten melakukan fiksasi kepala dari
arah luar
Bila dengan satu klavikula yang terpotong, bahu masih masih belum dapat
dilahirkan maka dapat dilakukan pemotongan klavikula kontraleteral
Gambar 18 Kleidotomi
EVISERASI atau EKSENTERASI
Definisi: Tindakan merusak dinding abdomen atau thorax untuk mengeluarkan organ
viseral
Indikasi: Letak lintang
Hidrops fetalis
SPONDILOTOMI
Definisi: Tindakan memotong ruas tulang belakang
Indikasi: Letak lintang dorso inferior
PUNGSI
Definisi: Tindakan untuk mengeluarkan cairan dar kepala janin
Indikasi: Hidrosepalus
Tehnik: Transabdominal atau transvaginal
Gambar 19 Pungsi , Hidrosepalus pada presentasi kepala yang menyebabkan distosia,
pungsi dilakukan melalui ubun-ubun besar (bila mungkin), Pasca pungsi, kepala
mengecil dan ditarik dengan cunam Mouseaux
Sumber Bacaan :
1. Douglas GR, Stromme WB: Operative Obstetrics, Appleton-Century-Crofts, Inc
New York, 1963
2. Husodo L: Pembedahan Vaginal Dengan Merusak Janin dalam ILMU
KEBIDANAN (ed) edisi ke 3 YBPSP, Jakarta 1997
3. Martius G: Operative Obstetrics:Indication and Techniques, George Thieme
Verlag Rudigerstrabe, stuttgart, 1980
4. Myerscough PR: Munro Kerr’s Operative Obstetrics 9th ed, A Bailliere Tindal,
London, 1978
http://obfkumj.blogspot.com/2009/07/embriotomi.html
tindakan operativ pervaginam
EMBRIOTOMI ( embriotomi ) dr.Bambang Widjanarko, SpOG Batasan : Terdapat
sejumlah tindakan pembedahan obstetri yang bertujuan untuk memperkecil ukuran
kepala, memperkecil ukuran bahu atau volume rongga dada pada janin mati dengan
tujuan agar dapat dilahirkan per vaginam. Pada era modern tindakan ini sudah
tidak dilakukan lagi dan digantikan dengan tindakan sectio caesar yang dianggap lebih
amanuntuk keselamatan ibu. Jenis tindakan: 1. Kraniotomi 2. Dekapitasi 3. Kleidotomi 4.
Eviserasi 5. Spondilotomi 6. Pungsi Indikasi: 1. Janin mati dan ibu dalam keadaan bahaya
(maternal distress) atau 2. Janin mati dan tak mungkin lahir secara spontan Syarat: 1.
Janin sudah mati, kecuali pada kasus hidrosepalus, hidrops fetalis atau pada kleidotomi 2.
Conjugata vera lebih dari 6 vm 3. Pembukaan servik > 7 cm 4. Ketuban sudah pcah 5.
Jalan lahir normal KRANIOTOMI Definisi: Tindakan untuk memperkecil ukuran kepala
janin dengan cara memberi lubang dan mengeluarkan isi tengkorak, sehingga janin dapat
dilahirkan pervaginam. Tindakan kraniotomi biasanya disusul dengan ekstraksi kepala
dengan menggunakan kranioklast sehingga tindakan ini lazim disebut sebagai tindakan
perforasi & kranioklasi Alat yang digunakan: 1. Pisau bedah (scalpel) 2. Perforator
SIMPSON 3. Kranioklast 4. Cu am BOER 5. Cunam Mouzeaux Perforator SIMPSON: *
Peforator memiliki dua daun dengan tepi tajam dan ujung yang runcing, masing-masing
dibatasi dengan “ bahu penahan “ * Tangkai perforator bila daun sedang dalam keadaan
tertutup, akan dalam keadaan terbuka dengan sebuah “penahan” * “Penahan” tersebut
menjaga agar daun perforator selalu dalam keadaan tertutup * Dengan menekan gagang
secara serempak, daun perforator akan terpisah satu sama lain ( terbuka ) clip_image002
Cranioclast BRAUN: * Terdiri dari dua daun ( sendok jantan dan betina ) yang
pemasangannya dilakukan secara terpisah. * Sendok jantan dimasukkan kedalam lubang
ditengkorak kepala janin. * Sendok betina diletakkan pada daerah muka janin. *
Penguncian dilakukan setelah kedua daun terpasang dengan benar. clip_image004
Tehnik: 1. Ibu dalam posisi lithotomi. 2. Tangan kiri operator dimasukkan secara
ob
an
is
mesntegthraikdakpedkaelabm
awj alha.nSleaohriarndganasdisiltetnakmkealnakduiaknatnarfaikkseapsailkaejpaanlianjd
an
inbdaagriiasnesbiemlafh
ilsuar disebelah atas simfisis. (gambar 3) 3. Dengan pisau bedah, dibuat lubang pada ubunubun
besar atau sutura sagitalis. 4. Perforator Naegele dalam keadaan tertutup dimasukkan
jalan lahir secara horisontal dengan bagian lengkung berada diatas dan ujung yang
runcing mengarah kebawah dibawah perlindungan telapak tangan kiri ( agar
tidak mencederai dinding vesica urinaria) dan selanjutnya ujung perforator dalam
keadaan tertutup dimaskkan kedalam lubang pada kepala janin yang sudah dibuat
sebelumnya. 5. [memasukkan perforator dapat dilakukan tanpa terlebih dulu membuat
lubang pada ubun- ubun besar atau sutura sagitalis yaitu dengan cara menembuskan
langsung perforator ke kepala janin ; dalam hal ini, agar ujung perforator tidak meleset
maka arah perforator
h
ruaslatejagnaiknl,ulruubsan
dg
enpgearnfokreap
tealnahcaprearfm
oream
tobrubkearaddaan dmideanluatm
kaep
sialdaipjaenrlienb]ar6.dS
eneg
upt
epnegrfkoorraatk
or dalam arah tegak lurus dan horisontal sedemikian rupa sehingga lubang
perforasi
berbentuk irisan silang ( gambar 4 ) 7. Dengan perlindungan telapak tangan kiri,
perforator dikeluarkan dalam keadaan tertutup dari jalan lahir. 8. Jaringan otak tak perlu
dikeluarkan secara khusus oleh karena akan keluar dengan sendirinya saat ekstraksi
kepala. clip_image006 Gambar 3. Asisten operator menahan posisi kepala agar
tidak tertdorong keatas saat perforator dimasukkan rongga kepala clip_image008
Gambar 4. Membuka dan menutup perforator untuk melebarkan lubang perforasi
Ekstraksi kepala: Untuk melakukan ekstraksi kepala dapat digunakan: 1. Pemasangan
cunam Muzeaux sebanyak 2 buah pada kulit kepala janin 2. Cranioclast Braun Cunam
Muzeux Untuk
emkastirh
aksuiaktedpanlahsuebteulnaghatninadnatakrantp
uelarfnograkseiphaalanymaabso
ihlekhudaitlak
dau
nkaenpadliamjanainksuulidtakhep
daidlasar
panggul. clip_image010 Tehnik: * Dengan perlindungan spekulum, 2 buah cunam
Museux dipasang satu diatas dan satu dibawah lubang perforasi. * Setelah cunam
menjepit kulit kepala dengan baik, dilakukan traksi searah sumbu jalan lahir sambil
mengikuti gerakan putar paksi dalam. * Setelah suboksiput dibawah simfisis, dilakukan
elevasi kepala sehingga secara berurutan lahirlah ubun-ubun besar, dahi, muka dan dagu.
* Setelah kepala janin lahir, tubuh janin dilahirkan dengan cara seperti biasa. Cranioclast
BRAUN * Tangan kiri dimasukkan kedalam jalan lahir. * Sendok jantan dipegang
dengan tangan kanan secara horisontal dengan bagian yang bergerigi menghadap keatas,
kemudian dimasukkan kedalam lubang perforasi sedalam mungkin ; bagian sendok yang
melengkung diarahkan kemuka janin dan tangkainya dipegang oleh asisten. * Sendok
betina dipegang seperti memegang pensil, dengan arah sejajar pelipatan depan paha,
sendok betina dimasukkan kedalam jalan lahir sedemikian rupa sehingga daun cranioclast
betina terletak di wajah janin. * Kedua sendok cranioclast ditutup, dilakukan pemeriksaan
dalam untuk memeriksa apakah ada bagian jalan lahir yang terjepit dan apakah
pemasangan instrumen sudah benar. * Bila pemasangan sudah benar, kedua
sendok cranioclast dikunci serapat mungkin dan dikerjakan ekstraksi kepala dengan
menarik
pemegang cranioclast. * Arah traksi harus sesuai dengan sumbu panggul dan diikuti
dengan gerakan putar paksi dalam. * Setelah occiput nampak dibawah arcus pubis,
dilakukan elevasi keatas pada tangkai cranioclast sehingga secara berurutan lahir ubunubun besar, dahi, muda dan dagu anak. * Setelah kepala lahir, kunci cranioclast dibuka
dan daun cranioclast dibuka satu persatu kemudian tubuh anak dilahirkan dengan cara
seperti biasa. clip_image012 Gambar 6. Memasukkan sendok jantan kedalam lobang
p
ob
raasnigydainbgag
su
ntaujkahclain
pa_k
im
agaeta0t1a4
nrdaonkiobteotm
inia yang
berlfu
iadnahdeter
pabnew
.C
nG
: *am
Pabdaar 7
le.tM
akesm
uansgasnagngs,ek
dikerjakan pada foramen magnum melalui arah belakang atau dari arah muka dibawah
mulut. * Setelah dikerjakan perforasi, ‘after coming head’ dilahirkan dengan cara seperti
persalinan kepala. * Bila saat ekstraksi kepala terdapat tulang tengkorak yang terlepas
maka serpihan tulang tersebut diambil dengan cunam BOER agar tidak melukai jalan
lahir saat dilakukan ekstraksi kepala. clip_image016 clip_image018 Gambar 8 ( kiri )
Melakukan perforasi pada after coming head dari bagian belakang Gambar 9 ( kanan )
Melakukan perforasi pada after coming head dari arah depan DEKAPITASI Definisi :
Tindakan untuk memisahkan kepala dari tubuh janin dengan cara memotong leher janin.
Indikasi : Letak Lintang Tehnik: 1. Dengan pengait BRAUN 1. Bila letak janin adalah
ldeetnag
kalninttaalnig(ddeennggaannitkaantgan
anSm
nuEm
un
, Im
an
IEeG
MbU
NgD
Nakaagaler ntigdaank ym
asgum
k ekneummbbau
linkged
jaiilaknatladhuilru) dan
ditarik kearah bokong oleh asisten. 2. Tangan operator yangdekat dengan leher janin
dimasukkan kedalam jalan lahir dan langsung mencekap leher janin dengan ibu jari
didepan leher dan jari-jari lain dibelakang leher. 3. Tangan lain memasukkan pengait
BRAUN kedalam jalan lahir dengan ujung menghadap kebawah. Pengait dimasukkan
jalan lahir dengan cara menyelusuri tangan dan ibu jari operator yang berada didalam
jalan lahir sampai menemui leher dan kemudian dikaitkan pada leher janin.
clip_image020 d. Dengan pengait ini, leher janin ditarik kebawah sekuat mungkin dan
kemudian diputar kearah kepala janin (pada saat yang sama, asisten memfiksasi kepala
anak dari dinding abdomen) untuk mematahkan tulang leher janin. clip_image022
c( lkipa_
e0e2m
4aG
i a) M
nelm
ahuid
r iG
niam
n a)gM
s anmgbpaern1g1ai(t kpiard
leheemrajasu
nk
inka1n. Jpaerninggaaitnkleudnalkam
lehjaelrak
anam
dibpaorto1n2g
dengan gunting SIEBOLD secara avue sedikit demi sedikit sampai putus. 2. Setelah
kepala anak terpisah, tubuh dilahirkan dengan menarik lengan janin dan kemudian kepala
dilahirkan secara Mouriceau. clip_image027 Gambar 13 ( kiri ) Melahirkan tubuh janin
dengan menarik lengan Gambar 14 (kanan ) Melahirkan kepala dengan cara Mouriceau 1.
Dengan gunting SIEBOLD clip_image029 1. Tangan penolong yang dekat dengan kepala
janin dimasukkan kedalam jalan lahir. 2. Dipasang spekulum vagina. 3. Dengan
dilindungi oleh telapak tangan yang didalam jalan lahir, leher janin dipotong sedikit demi
sedikit dengan gunting SIEBOLD secara avue mulai dari kulit, otot dan tulang leher. 4.
Setelah kepala anak terpisah, tubuh dilahirkan dengan menarik lengan janin dan
kemudian kepala dilahirkan secara Mouriceau. 1. Dengan gergaji GIGLI 1. Gergaji kawat
GIGLI dilingkarkan di leher janin. 2. Dengan perlindungan dua buah spekulum vagina
taaskddalnahbiarw
tuarhun
n_
inim
paug
tues0.331. cBlaipd_ainmdaagne0k3e3
pala
an
kaanh,dg
eenrggaanjiydainngaiskud
dk
ijaenlassakm
anpadiialetahse.rcjlaip
Gambar 16. Gergaji kawat GIGLI Gambar 17. Pemasangandan pemotongan leher dengan
kawat KLEIDOTOMI Definisi : Tindakan memotong atau mematahkan 1 atau dua buah
klavikula untuk memperkecil diameter lingkar bahu. Indikasi: Distosia bahu Instrumen:
Gunting Dubois atau Gunting SIEBOLD Tehnik : * Pasien berada pada posisi lithotomi *
Satu tangan operator masuk jalan lahir dan langsung memegang klavikula bawah *
Dengan spekulum yang terpasang di vagina, tangan lain melakukan pemotongan
klavikula bersamaan dengan tindakan ini, assisten melakukan fiksasi kepala dari arah luar
* Bila dengan satu klavikula yang terpotong, bahu masih masih belum dapat dilahirkan
maka dapat dilakukan pemotongan klavikula kontraleteral clip_image035 Gambar 18
K
oetonmaitaEuVth
ISoE
u eEnK
SaInDveifsienriasli:In
Tdinikdaaskia:nLm
rulsianktadnignd
abldeid
om
raR
xAuS
ntIuaktam
geSlE
uaNrT
kaEnRoArg
etaek
Hiindgrops
fetalis SPONDILOTOMI Definisi: Tindakan memotong ruas tulang belakang Indikasi:
Letak lintang dorso inferior PUNGSI Definisi: Tindakan untuk mengeluarkan cairan
dar kepala janin Indikasi: Hidrosepalus Tehnik: Transabdominal atau transvaginal
clip_image037 Gambar 19 Pungsi , Hidrosepalus pada presentasi kepala yang
menyebabkan distosia, pungsi dilakukan melalui ubun-ubun besar (bila mungkin), Pasca
pungsi, kepala mengecil dan ditarik dengan cunam Mouseaux Sumber Bacaan : 1.
Douglas GR, Stromme WB: Operative Obstetrics, Appleton-Century-Crofts, Inc New
York, 1963 2. Husodo L: Pembedahan Vaginal Dengan Merusak Janin dalam ILMU
KEBIDANAN (ed) edisi ke 3 YBPSP, Jakarta 1997 3. Martius G: Operative
O
cs:yIenrdsiccoautigohn PaR
nd: M
TeucnhrnoiqKueersr,’sGO
eopregreatT
mbestV
rstr
19b8s0te4tr.iM
ivheieO
eterrilcasg9R
thueddig,eA
Bab
ileli,esrteutTtginadrta,l,
London, 1978 Diposkan oleh Bambang Widjanarko di 07:38 0 komentar Link ke posting
ini Label: Tindakan Operatif Pervaginam Rabu, 15 Juli 2009 Persalinan
Operatif Pervaginam Pada Presentasi sungsang Persalinan pada presentasi sungsang : 1.
Persalinan
pervaginam: 1. Persalinan sungsang spontan pervaginam (cara Bracht) 2. Persalinan
pervaginam dengan ekstraksi bokong parsialis 3. Persalinan pervaginam dengan ekstraksi
bokong / kaki totalis 2. Persalinan perabdominal : Sectio Caesar Indikasi sectio caesar
pada presentasi sungsang: 1. Janin besar 2. Janin “viable” dengan gawat janin 3. Nilai
anak sangat tinggi 4. Keadaan umum ibu buruk 5. Panggul sempit atau kelainan bentuk
panggul 6. Hiperekstensi kepala 7. Bila sudah terdapat indikasi pengakhiran kehamilan
npiasfru
tung(bsieb
nteunkcombeanugnatkuhkirm
ik
eh
deangpansioeknsm
itoasinh dbreilpu)m
8.iD
ueterarupsa (abhelbiem
raepnacoab
hali um
en
gam
khiilrain
persalinan dengan oksitosin drip) 9. Presentasi bokong tidak sempurna atau presentasi
kaki 10. Janin sehat preterm pada pasien inpartu dan atau terdapat indikasi
untuk mengakhiri kehamilan atau persalinan. 11. Gangguan pertumbuhan intrauterine
berat 12. Riwayat obstetri buruk 13. Operator tidak berpengalaman dalam melakukan
pertolongan
persalinan sungsang spontan pervaginam 14. Pasien menghendaki untuk dilakukan
sterilisasi setelah persalinan ini. TEHNIK PERTOLONGAN PERSALINAN
SUNGSANG MEKANISME PERSALINAN SUNGSANG SPONTAN PER VAGINAM
( spontan Bracht ) Terdapat perbedaan dasar antara persalinan pada presentasi sungsang
dengan persalinan pada presentasi belakang kepala. Pada presentasi belakang kepala, bila
kepala sudah lahir maka sisa tubuh janin akan mengalami proses persalinan selanjutnya
tanpa kesulitan. Pada presentasi sungsang, lahirnya bokong dan bagian tubuh janin tidak
speelraslaulidnaapnastudnig
iksuatnigdp
en
salm
ineam
n ekrelpuaklaansk
eceaterraasmppoinlatannk
.h
Duesnugsadnadriem
nnm
ergvaangp
inearm
peinkoialo
g aka
persalinan. Engagemen dan desensus bokong terjadi melalui masuknya diameter
bitrochanteric bokong melalui diameter oblique panggul. Panggul anterior
anak umumnya mengalami desensus lebih cepat dibandingkan panggul posterior. Pada
saat
bertemu dengan tahanan jalan lahir terjadi putar paksi dalam sejauh 450 dan diikuti
dengan pemutaran panggul anterior kearah arcus pubis sehingga diameter bi-trochanteric
menempati diameter antero-posterior pintu bawah panggul. Setelah putar paksi dalam,
desensus bokong terus berlanjut sampai perineum teregang lebih lanjut oleh bokong dan
panggul anterior terlihat pada vulva. Melalui gerakan laterofleksi tubuh janin, panggul
posterior lahir melalui perineum. Tubuh anak menjadi lurus (laterofleksi berakhir)
eh
gaatpaaung
dn
ibgaw
cu
s .pSuebtiesl.aT
casira
sp
oinntg
an
atgausl baannteturiaonr plaehniorlo
pearhsaalrin
an
hubnogkkoanigdalanhkira,ktierdjapdaitpluathairr psaek
luar bokong sehingga punggung berputar keanterior dan keadaan ini menunjukkan bahwa
saat itu diameter bisacromial bahu sedang melewati diameter oblique pintu atas panggul.
Bahu selanjutnya mengalami desensus dan mengalami putar paksi dalam sehingga
diameter bis-acromial berada pada diameter antero-posterior jalan lahir. Segera setelah
bahu, kepala anak yang umumnya dalam keadaan fleksi maksimum masuk panggul
melalui diameter oblique dan kemudian dengan cara yang sama mengalami putar paksi
dalam sehingga bagian tengkuk janin berada dibawah simfisis pubis. Selanjutnya kepala
anak lahir melalui gerakan fleksi. Engagemen bokong dapat terjadi pada
diameter tranversal panggul dengan sacrum di anterior atau posterior. Mekanisme
persalinan pada
s am
n ykaenagdasaundaih
pebrb
jpaoushisniytarapnuvtearspaalkinsi d
laamd(ednaglam
nidpiurtarikpaankd
siiadtalsa,m
ereldaanagnsutenrglesteajkauphada
900). Kadang-kadang putar paksi dalam terjadi sedemikian rupa sehingga punggung anak
berada dibagian posterior dan pemutaran semacam ini sedapat mungkin dicegah oleh
karena persalinan kepala dengan dagu didepan akan lebih sulit dibandingkan bila dagu di
belakang selain itu dengan arah pemutaran seperti itu kemungkinan terjadinya
hiperekstensi kepala anak sangat besar. PENATALAKSANAAN PERSALINAN PADA
PRESENTASI SUNGSANG Selama proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh lebih
besar dibandingkan persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala. 1. Pada saat
masuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat, tepat dan cermat
mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondisi janin serta keadaan umum
i(bhui.s2). D
DeJnJodloangkp
uearlistalsinkaon-trdao
ksi
3.ilPaekruskiapnapnepnegnaomloantagnpsercsarlaincaenrm
– atsipsatedna p
kteurtearnuask dan
ahli anaesthesi. PERSALINAN SPONTAN PERVAGINAM (spontan Bracht) terdiri dari
3 tahapan : 1. Fase lambat pertama: * Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus
(scapula). * Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu ditangani secara
tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang mungkin terjadi. 2.
Fase cepat: * Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut. * Pada fase ini, kepala janin masuk
panggul sehingga terjadi oklusi pembuluh darah talipusat antara kepala dengan tulang
panggul. * Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam 1 – 2 kali
kontraksi uterus ( sekitar 8 menit). 3. Fase lambat kedua: * Mulai lahirnya mulut sampai
seluruh kepala. * Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak boleh
dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau cepat
yang dapat menyebabkan perdarahan intrakranial. Tehnik pertolongan sungsang spontan
pervaginam 1. Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang
sekitar 5 cm. 2. Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan harapan bahwa dengan 1–2 kali
kontraksi uterus berikutnya fase cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam
akan terselesaikan. 3. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah
basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada
pada bagian belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong janin
(gambar 1) 4. Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke
perut ibu (gerak hiperlordosis)sampai kedua kaki anak lahir... 5. Setelah kaki lahir,
pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan
paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada pinggang janin (gambar 2) 6.
Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan (mendekatkan
bo
gnagn ak
ed
a tatuerkuesadrailhakkuak
nan saem
supaaiidaeknhgiarnypao
puk
no
gn
gu
napka.d7a. pGeerruatkiabnu)hsip
erik
loitrdkoesairsatherksieribu
lsaishiir mulut-hidung-dahi dan seluruh kepala anak 8. Pada saat melahirkan kepala, asisten
melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk mempertahankan
posisi fleksi kepala janin 9. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya
dilakukan seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
clip_image002 Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht
clip_image004 Gambar 2 : Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht
Prognosis * Prognosis lebih beresiko dibandingkan persalinan pada presentasi belakang
kepala. * Prognosa lebih buruk oleh karena 1. Taksiran besar besar anak sulit ditentukan
sehingga sulit diantisipasi terjadinya peristiwa “after coming head” 2. Kemungkinan
rfu
dib
. aStedbeakbokm
em
iptusm
atetlearhjierpkiatnsaat
aspetucreappaet.ri2n.ePieto
rdtaalriashlaenbiihntsrearkirnagntiearljak
praetsiian
maenadka:da1k. T
waalk
kepala anak pada fase lambat kedua. 3. Trauma collumna vertebralis 4. Prolapsus
talipusat. PERSALINAN PERVAGINAM DENGAN EKSTRAKSI PARSIALIS
( MANUAL AID ) Terdiri dari 3 tahapan .. 1. Bokong sampai umbilikus lahir secara
spontan (pada frank breech). 2. Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong. 3.
Persalinan kepala dibantu oleh penolong. clip_image006 PERSALINAN BAHU DAN
LENGAN Gambar 3 : Pegangan “Femuro Pelvic” pada pertolongan persalinan sungsang
pervaginam 1. Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong
berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka
anterior superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal
paha. 2.
D
ak
siucduarpaamt dkielb
aw
ah
en
em
atarn
Seilak
nu
juktannyatrb
ah
ah
irk
ansadm
enpgainmm
en
gguinrain
ktang
salnah(hsam
tubd
i )cajarala-n
calrahibre.r3ik.ut:
1. Lovset. 2. Klasik 3. Müller. Persalinan bahu dengan cara LOVSET Prinsip : Memutar
badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah jarum jam sambil
melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan
lahir didepan (dibawah simfsis). Hal tersebut dapat terjadi oleh karena
Adanya
inklinasi
panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul) 2. Adanya lengkungan
jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding lengkungan dinding
sacrum disebelah belakang Sehingga setiap saat bahu posterior akan berada pada posisi
lebih rendah dibandingkan posisi bahu anterior. clip_image008 Gambar 4 Tubuh janin
dipegang dengan pegangan femuropelvik. Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan
traksi curam kebawah sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis
dan dapat dilahirkan clip_image010 Gambar 5 Sambil dilakukan traksi curam bawah,
tubuh janin diputar 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu
depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan clip_image012 Gambar 6 Tubuh janin
diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga bahu belakang kembali menjadi
bahu depandibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan Keuntungan persalinan bahu dengan
cara Lovset : 1. Tehnik sederhana. 2. Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi
lengan janin. 3. Kemungkinan infeksi intrauterin minimal. Persalinan bahu dengan cara
KLASIK * Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER. * Melahirkan lengan belakang
dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah simfisis. * Dipilih bila bahu
tersangkut di pintu atas panggul. Prinsip : Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh
karena ruangan panggul sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang
panggul sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis.
c8liM
p_eilm
da npelern
beala
bg
ar
ahaigrkea0n14baGhaumdbaanr l7e.nM
gaenladheipraknan1.bah
Keudu
gg
elaanng
n kan
kg
i dcilpipe_
giam
ngagdee0n1g6anGuajm
un
jari tangan kanan penolong berada diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di
elevasi sejauh mungkin dengan gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu. 2.
Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengah dan telunjuk tangan
kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan gerakan
“mengusap muka janin ”, lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan. 3.
Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah. Dengan
tangankanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil dilakukan traksi
curam
bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung janin pada punggung ibu”
dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama. 1. Bila dengan cara
tdeirusbeabhutmpeandjaadniole3ndgiaantabselleankgaanng ddeepnagnansuclaitrau:notuG
k edlialnag
hibrkaahnu, dm
aklaenlegnag
an
naynatnegrsseubduath
lahir dicekap dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari
penolong terletak dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan
jari-jari lain didepan dada. o Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada
anak sehingga lengan depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang
sudah dijelaskan pada no 2 Keuntungan : Umumnya selalu dapat dikerjakan pada
persalinan bahu Kerugian : Masuknya tangan kedalam jalan lahir menambah resiko
infeksi persalinan. Persalinan bahu dengan cara MüELLER * Melahirkan bahu dan
lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ; disusul melahirkan lengan
belakang di belakang ( depan sacrum ) * Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah
P
ulag
clei0p2_0imGagm
e0b1a8r 1G0am
clain
pg
_igm
Mbealarh9irM
kaenlalh
einrgkan bealhaukadnegpa(n
ind
setn:gan
meenkgsatirtalkesnigan atas)
Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MüELLER: 1. Bokong dipegang dengan
pegangan “femuropelvik”. 2. Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam
bawah pada tubuh janin sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis dan
selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian bawah. 3.
Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan tangan kanan dan
dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),, traksi dan elevasi sesuai arah tanda
panah) sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir dengan
sendirinya, dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak (inset pada
gambar 10) Keuntungan penggunaan tehnik ini adalah oleh karena tangan penolong tidak
masuk terlalu jauh kedalam jalan lahir sehingga tidak memperbesar resiko infeksi
persalinan.
Melahirkan LENGAN MENUNJUK. Nuchal Arm Yang dimaksud dengan ‘Nuchal Arm’
adalah bila pada persalinan s ngsang, salah atu lengan anak berada dibelakang leher dan
menunjuk kesatu arah tertentu. Pada situasi seperti ini, persalinan bahu tidak dapat terjadi
sebelum posisi lengan yang bersangkutan dirubah menjadi didepan dada clip_image022
Gambar 11. Lengan kiri menunjuk ( nuchal arm ) Bila lengan yang menunjuk adalah
lengan posterior : (dekat dengan sakrum) 1. Tubuh janin dicekap sedemikian rupa
sehingga kedua ibu jari penolong berada dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh
anak dan jari-jari lain didepan dada. 2. Badan anak diputar 1800 searah dengan
menunjuknya lengan yang dibelakang leher sehingga lengan tersebut akan menjadi
berada didepan dada (menjadi lengan depan). Selanjutnya lengan depan dilahirkan
dengan tehnik persalinan bahu cara KLASIK clip_image023 Gambar 12 Lengan kiri
menunjuk kekanan clip_image025 Gambar 13 Tubuh anak diputar searah dengan
m
eg
naun jyuaknngyamleenugnajnuk
(kaedkaalnaahnl)ecnlgipa_
urfuin
ak Bila
len
niamnategrei0o2r7: (Gdaem
kabtadre1n4gaM
nesnim
siksa)nPleennagnagnaann
an
dilakukan dengan cara yang sama, perbedaannya terletak pada cara memegang tubuh
anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong berada didepan dada sementara
jari-jari lain dipunggung janin. Melahirkan LENGAN MENJUNGKIT Yang dimaksud
dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada persalinan sungsang
pervaginam, posisi lengan anak lurus disamping kepala. Keadaan ini menyulitkan
berlangsungnya persalinan spontan pervaginam. Cara terbaik untuk mengatasi keadaan
ini adalah melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET atau dengan melahirkan lengan
yang menjungkit melalui bagian depan (dada) anak. clip_image029 Gambar 15
Melahirkan lengan menjungkit Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan
p
negm
anaspteik
rsaanlibnaahnwsaunkgesm
anag
uenrttuoklom
cesteacnatrearsepbounttatind(aB
k rdaicshetb)a,blakkaunkoalnehpelemnegraik
nsyaanglanjut
menjungkit. PERSALINAN KEPALA ~ After Coming Head Pertolongan
untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang dapat dilakukan dengan berbagai
cara : 1. Cara MOURICEAU 2. Cara PRAGUE TERBALIK Cara MOURICEAU ( Viet –
Smellie) clip_image031 clip_image033 Gambar 16. Tehnik Mouriceau Tehnik
pertolongan persalinan ‘after coming head’ : 1. Dengan tangan penolong yang sesuai
dengan arah menghadapnya muka janin, jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan
jari telunjuk serta jari manis diletakkan pada fosa canina. 2. Tubuh anak diletakkan diatas
lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”. 3. Belakang leher anak dicekap diantara
jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain. 4. Assisten membantu dengan melakukan
t:eTkrankasni p
ad
ahahsutepruatsaimafisdislauknutkuaknmoelemhptearntaghaannykangpdoislieshiefrl.eC
ksairakePpR
alA
aG
jaU
niEn. Note
cu
ramdabearw
TERBALIK * Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin
menghadap simfisis. * Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung
anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut. * Tangan penolong lain memegang
pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu
janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu. * Dengan larynx sebagai
hypomochlion kepala anak dilahirkan. clip_image035 Gambar 17. Persalinan kepala
‘after coming head’ dengan ubun-ubun kecil dibelakang EKSTRAKSI TOTAL PADA
PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM Persalinan sungsang pervaginam dimana
keseluruhan proses persalinan anak dikerjakan sepenuhnya oleh penolong persalinan.
Jenis ekstraksi total : 1. Ekstraksi bokong 2. Ekstraksi kaki EKSTRAKSI BOKONG
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah berada
dasar panggul. Te nik : 1. Jari telu juk penolong yang sesuai denga bagi n kecil
dimasukkan jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari terse
anak
but, lipat paha dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong
mencekap
pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah
(gambar 18 dan 19) 2. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah
arcus
pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara
serentak melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong (gambar 20) 3. Setelah
bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin dilahirkan
dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis. clip_image037
Gambar 18 Kaitan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter depan
clip_image039 Gambar 19 Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan
menggunakan kedua
tuanntguaknmselpaehritriktaen
rlibhoaktopnagdaEg
r cKliSpI_K
imAaK
geI014.1SG
bapre2rs0iaTpraankssied
kg
ed
ua jari
KaSmTbRaA
etaem
lah
leesnagi,an
tan
an
penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan secara obstetris kedalam
jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka labia. 2. Tangan yang didalam mencari kaki
dengan menyelusuri bokong – pangkal paha sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan
kemudian melakukan fleksi dan abduksi paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.
(gambar 21) clip_image043 Gambar 21 Tangan dalam mencari kaki dengan menyelusuri
bokong sampai fosa poplitea clip_image045 Gambar 22 Bantuan tangan luar dibagian
fundus uteri dalam usaha mencari kaki janin 3. Tangan yang diluar (dekat dibagian
fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk mempermudah tindakan mencari kaki janin
tersebut diatas (gambar 22) 4. Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang
d
raajgaer0i4II7cdlain
unatguen05
k1
elG
uaarmvbaagrin2a3(Rgaanmgbkaria2n3l)angkah dan
cliiapn_taim
p_IiIm, akgeem0u4d
9icaln
ipd_iitm
manever untuk mencari dan menurunkan kaki ( Manuver Pinard ) 1. Kedua tangan
penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari dibelakang betis sejajar
dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang kering. Dengan pegangan ini
dilakukan traksi curam bawah pada kaki sampai pangkal paha lahir 2. Pegangan kini
dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang paha pada
sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini pangkal paha
ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir ( gambar 24) 3. Kemudian dilakukan
traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan trochanter belakang sehingga
akhirnya seluruh bokong lahir. (Gambar 25) clip_image053 Gambar 24. Melahirkan
trochanter
d
r u2r5o.pM
laehpiar,ndciliapk_uikmaangpee0g5a5nG
ganmfbeam
elevliakhdiraknan
ditlraokcuhkantetrabkesliackuarnagm1.dS
anetseelalahnbjuotknoynag
untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti yang sudah
dijelaskan. clip_image057 Gambar 26. Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan
pada pergelangan kaki anak. Sebaiknya digunakan kain setengah basah untuk mengatasi
licinnya tubuh anak Traksi curam bawah untuk melahirkan lengan sampai skapula depan
terlihat clip_image059 Gambar 27 Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang
bokong dan panggul janin (jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan gerakan rotasi
sebelum skapula terlihat clip_image061 Gambar 28 Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh
sudah boleh dikerjakan clip_image063 Gambar 29 Dilakukan traksi curam atas
untuk melahirkan bahu belakang yang diikuti dengan gerakan untuk membebaskan lengan
belakang lebih lanjut. clip_image065 Gambar 30 Persalinan bahu depan melalui traksi
curam bahwa setelah bahu belakang dilahirkan. Lengan depan dilahirkan dengan cara
yang sama dengan melahirkan lengan belakang KOMPLIKASI PERSALINAN
SUNGSANG PERVAGINAM 1. Komplikasi ibu 1. Perdarahan 2. Trauma jalan lahir 3.
Infeksi 1. Komplikasi anak 1. Sufokasi / aspirasi : Bila sebagian besar tubuh janin sudah
lahir, terjadi pengecilan rongga uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan
menimbulkan anoksia. Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas dalam jalan
lahir sehingga menyebabkan terjadinya aspirasi. Asfiksia : Selain hal diatas, anoksia juga
disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat Trauma intrakranial: Terjadi sebagai
akibat : + Panggul sempit + Dilatasi servik belum maksimal (‘after coming head’) +
Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat) Fraktura / dislokasi:
Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif * Fraktura tulang kepala * Fraktura
humerus * Fraktura klavikula * Fraktura femur * Dislokasi bahu Paralisa nervus
pg
arsaaliastamleenlagkau
nktaenrjatrdaikaskiidbaant tjeukgaanaaknibpaatdraep
brachialis y
olaenhgjm
arei-njy
areibpaebnkoalnon
glaenkgsauns pada
leher saat membebaskan lengan. Sumber Bacaan : 1. American College of Obstetricians
and Gynecologists: ACOG committee opinion. Mode of term singleton breech delivery.
Number 265, December 2001. 2. Alarab M, Regan C,O’Connel MP et al: Singleton
vaginal breech delivery at term: still a safe option. Obstet Gynecol 103:407, 2004 3.
Cunningham FG (editorial) : Breech Presentation and Delivery in “William Obstetrics”
22nd ed p 565 - 586, Mc GrawHill Companies, 2005 4. Deering S, Brown J, Hodor J,
Satin AJ. Simulation training and resident performance of singleton vaginal breech
delivery. Obstet Gynecol. Jan 2006;107(1):86-9. 5. Hofmeyr GJ, Hannah ME. Planned
cesarean section for term breech delivery. Cochrane Database Syst Rev. 2005. 6. Jones
DL
n ornm
aln1
F9e9
ta7l.P7r.eM
seanrttaoth
ioonesin
ofisO
ecao
Mos:bA
y,bL
do
odFoun
Sd,aHmareinatdail:sD
tobssiatektrairce&
naG
keylnaain
nlloegty
ak7sth
eretad
bentuk janin dalam ILMU KEBIDANAN (ed), 3rd ed Jakarta, YBP-SP,1997 8.
Myersough,PR: MunroKerr’s Operative Obstetrics,9th ed, London, Bailliere Tindal,1977
9. Weiniger CF, Ginosar Y, Elchalal U, Sharon E, Nokrian M, Ezra Y. External cephalic
version for breech presentation with or without spinal analgesia in nulliparous women at
term: a randomized controlled trial. Obstet Gynecol. Dec 2007;110(6):1343-50.
PROSEDUR dilatasi dan kuretase atau D&C merupakan tindakan yang dilakukan
terhadap rahim. Dilatasi yaitu melebarkan jalan lahir dan kuretase yaitu membersihkan
jaringan atau mengambil sampel sebagian jaringan rahim dengan menggunakan
sendok kuret atau instrumen tajam. Tindakan ini cukup aman dilakukan baik di Rumah
Sakit maupun klinik bersalin.
’’Tindakan ini dilakukan baik sebagai terapi keadaan tertentu misal pada kehamilan mola
(hamil anggur), keguguran sebagian (abortus inkomplit), penebalan dinding rahim
(hiperplasia endometrium) maupun untuk pengambilan sampel rahim (dating
endometrium),’’ujar Dr Yuri Kamila Kurdi, SpOG kepada koran ini.
Bagian Obstetri & Ginekologi (Obgin) dari RSAB YK Madira Palembang mengatakan,
tindakan ini kadang dilakukan bersamaan dengan histeroskopi (teropong rahim) maupun
polipektomi (pembersihan polip rahim). Tindakan D&C sering dilakukan pada keadaan
wa ita dengan perdarahan menstruasi yang banyak dan lama, perdarahan pasca
menopause, menstruasi yang tidak teratur, deteksi dini kanker rahim dan polip
endometrium.
’’Pada pasien dengan keguguran sebagian (incomplete abortion), jaringan janin atau
jaringan plasenta sebagian masih tertinggal di dalam rahim sehingga dapat terjadi
perdarahan yang bisa membahayakan jiwa pasien. Dalam keadaan ini tindakan kuretase
merupakan tindakan terapeutik untuk pasien,’’ungkap Yuri sapaan akrab Yuri Kamila.
Menurutnya, tindakan kuretase akan dilakukan bila anda dan suami atau pihak keluarga
telah setuju, hal ini ditandai dengan penandatanganan persetujuan tindakan
medik (informed consent). Dokter atau petugas kesehatan akan menjelaskan bagaimana
tindakandilakukan dan apa saja risiko dan komplikasi yang dapat terjadi.
’ti’nSdeabkealu
an
indgagkai a1d2ajnayma speebreultum
nm
. Hdailaiknuikbaenrgkuunreatausnetuakn dailaku
kadnim
pein
mtabiuunstaunkybaenrgpumaesang8hh
en
kosong agar tidak terjadi muntah yang dapat menyebabkan aspirasi cairan lambung ke
paru-paru,’’jelasnya.
Selain itu, sambung Yuri, dokter juga akan memeriksa riwayat penyakit anda
sebelumnya, seperti pemeriksaan laboratorium darah dan urin, bila perlu pemeriksaan
thorax foto seperti pada kasus mola hydatidosa (hamil anggur). Bila usia anda diatas 35
tahun, dokter meminta anda untuk melakukan pemeriksaan rekam jantung (EKG). Bila
semua keadaan baik, maka kuretase siap untuk dilakukan.
Dalam keadaan apa kuretase dilarang untuk dilakukan?. Yuri menerangkan, dokter
tidak akan melakukan tindakan kuretase bila anda sedang dalam keadaan organ kandungan
amnedm
a islekdiapnegnymaeknitgsaelarim
(iennfyeakk
s itpjealnvtiukn)g
, addaanny
nagngguabnerpaetr,dkaercauhaalni,bdilaan
usi isnefpeekrsti p
parguay
tindakan kuretase betul-betul dianggap penting untuk keselamatan jiwa anda.
’’Bila anda mengalami infeksi pelvik, dokter akan menunda melakukan kuretase hingga
infeksi anda sembuh, karena dengan tindakan kuretase, kuman atau bakteri merugikan
dapat masuk ke dalam rahim’’.
Tak hanya itu, juga dapat terjadi risiko perlukaan jaringan rahim. Berbagai risiko dapat
terjadi pada tindakan kuretase seprerti perdarahan,walaupun jarang hal ini dapat terjadi
bila sendok kuret membuat luka di dinding rahim.
’’Kuretase dapat menyebabkan perforasi rahim, dimana sendok kuret dapat menembus
dinding rahim. Infeksi dapat terjadi karena masuknya sendok kuret ke dalam rahim,
w
lapuip
lkaitnuesfienkdroma
saam
nu
gnsedraip
uastsdpietretriaspeipdseisng
(ianfeaknsti byiaontkg, bkeardaat)n.gRinsfiekkoskiudraeptatsemlean
inim
nybauy
Asherman, berupa jaringan ikat/sikatrik yang terbentuk akibat kuretase yang terlalu
agresif sehingga terjadi perlengketan jaringan endometrium yang dapat menyebabkan
menstruasi anda terhenti atau dapat menyebabkan sulit hamil (infertilitas),’’jelasnya.
Yuri menambahkan, setelah kuretase, biasanya anda akan mengalami flek/ perdarahan
bercak selama beberapa hari. Nyeri perut dapat terjadi karena krampada perut bawah,
kadang hanya dalam hitungan jam atau bisa dalam hitungan hari, hal ini dapat diatasi
5/10/2018
obstetri embriotomi - slidepdf.com
dengan pemberian obat penghilang rasa sakit. Saat anda pulang dari rumah sakit, anda
akan diminta untuk kontrol 1 minggu setelah tindakan. Hal ini dperlukan
untuk memeriksa kembali apakah ada tanda-tanda infeksi dan apakah rahim anda sudah
kembali ke ukuran semula.
Dokter juga akan mengevaluasi hasil pemeriksaan laboratorium dan patologi anatomi
(PA) jaringan rahim. Sebaiknya anda tidak melakukan h bungan intim selama 2 minggu
karena mulut rahim yang terbuka butuh waktu 2 minggu untuk kembali normal, selain itu
untuk mencegah agar rahim anda tidak terinfeksi.
Apabila setelah kuretase anda mengalami perdarahan hebat yang menyebabkan anda
berganti pembalut berkali-kali dalam 1 jam, mengalami demam, darah nifas yang keluar
berbau tak sedap, nyeri perut hebat yang tidak hilang dengan obat antinyeri, segera
hubungi dokter anda atau ke rumah sakit terdekat. ’’Walaupun jarang, kadang-kadang
perlu dilakukan kuretase ulang apabila kuretase pertama masih ada sisa jaringan dengan
tanda-tanda perdarahan yang lama,”tukasnya. (21/mg39)
http://slidepdf.com/reader/full/obstetri-embriotomi
22/22
Download