Uploaded by ekanurmaya34

4.4.1 ep 2 KAK PENANGGULANGAN TB DENGAN STRATEGI DOTS FIX

advertisement
KERANGKA ACUAN KERJA
PROGRAM PENANGGULANGAN TB
DI UPTD PUSKESMAS KABANDUNGAN
UPTD PUSKESMAS KABANDUNGAN
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SUKABUMI
A. PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) Adalah Penyakit Menular yang di sebabkan oleh kuman
mycobacterium
Tuberkulosis.
Sebagian
menyerang
paru
dan
dapat
juga
menyerang organ tubuh lainnya. Oleh karena itu perlu di upayakan program
penanggulangan dan pemberantasan penyakit paru.
Sejak Tahun 1995, program pemberantasan penyakit tuberculosis paru telah di
laksanakan dengan strategi DOTS ( Directhy Observed Treatment Short Course )
yang di rekomendasikan oleh WHO.
Penanggulangan TB dengan Strategi DOTS dapat memberikan angka
kesembuhan yang tinggi, menurut bank dunia strategi DOTS merupakan strategi
kesehatan yang paling COST Efektif.
B. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain:
M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai
Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium
tuberculosis yang bias menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai
MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu
penegakan diagnosis dan pengobatan TBC. Hingga saat ini, Tuberkulosis tercatat
sebagai salah satu masalah kesehatan dunia yang masuk dalam Millennium
Development Goals (MDGs).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI masih terus menggaungkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya masalah
kesehatan terutama Stunting, TBC, dan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
Germas merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI Joko
Widodo dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif, serta melibatkan
seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Lintas sektor
diharapkan dapat membuat kebijakan yang dapat mendukung pengimplementasian
Germas.
Germas meliputi kegiatan aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, tidak
merokok, memeriksakan kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, Dan
menggunakan jamban. Germas secara nasional dimulai dengan berfokus pada 3
kegiatan, yakni melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, Mengkonsumsi buah dan
sayur, dan memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagi
upaya deteksi dini penyakit.
Terkait TBC, sesuai data WHO Global Tuberculosis Report 2016, Indonesia
menempati posisi kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia. Tren insiden kasus
TBC di Indonesia tidak pernah menurun, masih banyak kasus yang belum terjangkau
dan terdeteksi, kalaupun terdeteksi dan telah diobati tetapi belum dilaporkan. TBC di
Indonesia merupakan salah satu jenis penyakit penyebab kematian nomor empat
setelah penyakit stroke, diabetes dan hipertensi. Kasus penyakit TBC di Indonesia
masih terbilang tinggi yakni mencapai sekitar 450 ribu kasus setiap tahun dan kasus
kematian akibat TBC sekitar 65 ribu orang. Penyakit TBC lebih banyak menyerang
orang yang lemah kekebalan tubuhnya, lanjut usia, dan pasien yang pernah
terserang TBC pada masa kanak-kanaknya. Penyebab penyakit TBC adalah infeksi
yang diakibatkan dari kuman Mycobaterium tuberkulosis yang sangat mudah
menular melalui udara dengan sarana cairan yang keluar saat penderita bersin dan
batuk, yang terhirup oleh orang sekitarnya. Salah satu upaya yang dilakukan
Kementerian Kesehatan RI untuk mengendalikan penyakit TB yaitu dengan
melakukan pengobatan namun berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2013
menunjukkan bahwa dari sebanyak 194.853 orang menderita TB paru di Indonesia
dan tingkat kesembuhan untuk pasien TB paru hanya sebanyak 161.365 orang
(82,80%) dengan pengobatan lengkap hanya sebanyak 14.964 kasus (7,70%).
Kasus TB anak di Indonesia memiliki prevalensi yang beragam. Tahun 2010
kasus TB anak dengan BTA positif tercatat sebesar 5,4% dari semua kasus TB anak.
Tahun 2011, data naik menjadi 6,3% dan tahun 2012 angka tersebut turun menjadi
6%. Pada tahun 2013, angka penemuan kasus baru dan kekambuhan tuberkulosis
pada anak usia 0-14 tahun di Indonesia tercatat sebesar 26.054 kasus. Salah satu
upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI untuk mengendalikan penyakit TB
yaitu dengan melakukan pengobatan namun berdasarkan data Kemenkes RI tahun
2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 194.853 orang menderita TB paru
diIndonesia dan tingkat kesembuhan untuk pasien TB paru hanya sebanyak 161.365
orang (82,80%) dengan pengobatan lengkap hanya sebanyak 14.964 kasus(7,70%).
Penularan bakteri Mycobacterium Tuberculosis terjadi ketika pasien TB paru
mengalami batuk atau bersin sehingga bakteri Mycobacterium Tuberculosis juga
tersebar ke udara dalam bentuk percikan dahak atau droplet yang dikeluarkan
penderita TB paru. Jika penderita TB paru sekali mengeluarkan batuk maka akan
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak dan percikan dahak tersebut telah
mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pasien suspek TB paru yang
mengalami gejala batuk lebih dari 48kali/malam akan menginfeksi 48% dari orang
yang kontak dengan pasien suspek TB paru, sedangkan pasien suspek TB paru
yang mengalami batuk kurang dari 12 kali/malam maka akan dapat menginfeksi 28%
dari orang yang kontak dengan pasien yang suspek TB paru. Data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa TB paru telah didiagnosis pada
kelompok umur < 1 tahun sebesar 2%, kelompok umur 1-4 tahun sebesar 4%,
kelompok umur 5-14 tahun sebesar 0,30%, sedangkan pada kelompok umur orang
dewasa lainnya.
Tuberkulosis TB masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
menjadi tantangan global. Indonesia merupakan Negara pertama di antara Negaranegara dengan beban TB yang tinggi di wilayah Asia Tenggara yang berhasil
mencapai target global untuk TB pada tahun 2006 yaitu 70% penemuan kasus TB
BTA positif dan 85 % kesembuhan.
Berdasarkan data tersebut maka dapat diperincikan sebagai berikut:
1. Penemuan penderita kasus TB belum Tercapai Target berdasarkan data
estimasi dari dinas kesehatan Kabupaten Sukabumi
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya kesadaran masyarakat
dalam memeriksakan kesehatannya.
3. Penjaringan suspek TB di poli umum Maupun KIA masih kurang
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan Umum:
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara memutuskan
mata rantai penularan sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah
kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
-Tercapainya Angka Kesembuhan minimal 85 % dari semua penderita baru
BTA positif yang di temukan
-Tercapainya Cakupan penemuan penderita secara bertahan dan mengurangi
TB Mangkir.
D. RENCANA KEGIATAN
Upaya
untuk
mensukseskan
program
DOTS
di
UPTD
Puskesmas
Kabandungan direncanakan akan di adakan kegiatan sebagai berikut :
1.
Promosi kesehatan dengan Penyuluhan tentang TB Paru di masyarakat melalui
kelompok masyarakat maupun perorangan berkoordinasi dengan promkes.
Memberikan leaflet maupun pemasangan poster TB Paru pada tempat – tempat
layanan kesehatan.
2.
Surveilans TB, Kunjungan rumah pada pasien TB yang mangkir minum obat dan
Ivestigasi kontak dengan memeriksakan yang kontak serumah dan sekitar pasien
TB
3.
Penemuan dan penanganan kasus TB Koordinasi dengan petugas BP untuk
mengirimkan BTA pasien dengan gejala batuk 3 minggu atau dengan gejala
lainnya.
4.
Mengurangi faktor resiko dengan cara pemberian obat pencegahan (TPT) kepada
orang yang kontak erat dengan pasien TB .
E. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Upaya untuk mensukseskan program TB DOTS di Puskesmas Kabandungan di
rencanakan akan di adakan kegiatan sebagai berikut :
KEGIATAN
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Penyuluhan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Kesehatan
(promkes)
Pemeriksaan
investigasi kontak
pasien
TB
(surveilans TB)
Penemuan
dan
Penanganan
Kasus TB
Pemberian
kekebalan
dan
obat pencegahan
pada
kontak
serumah
pasien
TB
F. SASARAN
Seluruh masyarakat yang ada di wilayah Kerja Puskesmas Kabandungan
G. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Sistem pencatatan dan pelaporan di gunakan untuk sistematika evaluasi kemajuan
pasien dan hasil pengobatan. Sistem pencatatan dan pelaporan terdiri dari;
1. Formulir TB 05 (Format Pengiriman data Suspek)
2. Buku TB 04 ( Register Laboratorium)
3. TB 03 ( Buku Kohort Pasien)
4. TB 02 ( Kartu Kembali Pasien)
5. SITB (Sistem Informasi Tuberkulosis)
6. Format TB 01 s.d TB 016
Mengetahui :
Kepala UPTD Puskesmas Kabandungan
H, Suprapto, S.KM
NIP. 1967062419900031008
NIP 19640818 198501 2 002
KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENYULUHAN TBC
PUSKESMAS PONDOK CABE ILIR
I.
Pendahuluan
Penyuluhan merupakan gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan
prinsip prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan di mana individu, kelompok,dan
masyarakat ingin hidup sehat.
II.
Latar Belakang
Tuberculosis merupakan masalah besar di negara kita, oleh karena penularan penyakit TB
yang sangat muda, melalui percikan dahak dari penderita TB dengan hasil pemeriksaan
dahak mikroskopis BTA (+).
III.
Tujuan
1. Memahami pengertian TB Paru
2. Mengetahui cara penularan TB Paru
3. Mengetahui Pencegahan TB Paru
4. Mengetahui Komplikasi TB Paru
IV.
KEGIATAN POKOK DALAM PERINCIAN KEGIATAN
Penyuluhan sebulan sekali mengikuti jadwal posyandu dan posbindu
V.
SASARAN
1. Individu
2. Keluarga
3. Kelompok
4. Masyarakat
VI.
JADWAL PELAKSANAAN
KEGIATAN
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Penyuluhan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Kesehatan
(promkes)
VII. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Bulanan.
Mengetahui
Tangerang Selatan,19
Mei 2022
Kepala Puskesmas Pondok Cabe Ilir
Dyah Susari Amd.Kep
NIP.196408181985012002
Penanggung Jawab UKM
dr. Wilda Rina Siregar
NIP.197202242006042008
KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN INVESTIGASI KONTAK
PUSKESMAS PONDOK CABE ILIR
A. PENDAHULUAN
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
mycobacterrium tuberkulosis, sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paruparu dan dapat juga menyerang organ tubuh lain nya oleh karena itu perlu diupayakan
penanggulangan dan pemberantasan penyakit TB lebih dini.
Program TB adalah sebagai salah satu pelayanan kesehatan menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat
pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Upaya
kesehatan masyarakat tingkat pertama salah satunya meliputi upaya kesehatan
esensial.
Penjaringan suspek
TB dilakukan didalam gedung dan luar gedung sehingga penemuan suspek di dalam
dan diluar gedung terjaring lebih cepat ,adapun untuk meningkatkan penemuan suspek
didalam dan diluar gedung diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
serta sektor terkait dan partipasi aktif masyarakat secara luas.dalam upaya mendukung
terwujudnya Puskesmas yang dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat secara merata, adil, nyaman, terjangkau, aman, dan profesional.
B. LATAR BELAKANG
Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA positif yang saat batuk,bersin
atau berbicara mengeluarkan droplet ( percikan dahak ) yang mengandung kuman
Mycobacterium Tuberculosis.Satu pasien TB paru BTA ( + ) yang tidak diobati secara
tepat dan berkualitas dapat menginfeksi sekitar 10-15 orang per tahun.
Kontak serumah adalah orang yang tinggal serumah minimal satu malam atau
sering tinggal serumah dengan penderita TB dalam 3 bulan terakhir sebelum
penderita mendapat obat anti tuberculosis (OAT ).
Kontak Erat adalah orang yang tidak tinggal serumah tetapi sering bertemu
dengan penderita dalam waktu yang cukup lama,yang intensitas berkontaknya hampir
sama dengan kontak serumah.
TOSS TB ( Temukan Obati Sampai Sembuh ) adalah gerakan untuk
menemukan pasien sebanyak mungkin dan mengobati sampai sembuh sehingga
rantai penularan dimasyarakat bisa dihentikan.
C. TUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Menemukan pasien sebanyak mungkin dan mengobati sampai sembuh
serta memutus rantai penularan
2. Tujuan khusus
a. Menemukan kemungkinan penderita TB baru pada kasus kontak serumah
b. Menemukan kemungkinan penderita Tb baru pada kasus kontak erat
c.
Meningkatkan cakupan penderita TB di wilayah kerja Puskesmas pondok
cabe ilir
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN:
Kunjungan rumah penderita TB dan kunjungan ke rumah – rumah disekitarnya minimal
20 orang.
E. TAHAPAN PELAKSANAAN INVESTIGASI KONTAK
a. Melakukan kunjungan rumah penderita TB dan di wilayah kerja Puskesmas
Pondok Pondok Cabe Ilir oleh petugas maupun kader.
b. Melakukan anamnesa dan wawancara dengan kontak serumah penderita
TB di wilayah kerja Puskesmas Pondok Pondok Cabe Ilir.
c. Melakukan anamnesa dan wawancara dengan masyarakat yang tinggal di
sekitar rumah penderita TB di wilayah kerja Puskesmas Pondok cabe ilir.
d. Melakukan anamnesa dan wawancara dengan masyarakat yang memiliki
kontak erat dengan penderita TB
e. Melakukan rujukan ke layanan kesehatan jika ditemukan terduga TB
f.
Melakukan wawancara dengan penderita dan keluarga tentang kepatuhan
penderita dalam minum obat.
F. PERSIAPAN PELAKSANAAN INVESTIGASI KONTAK
Hal – hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan investigasi kontak:
a. Membawa Pot dahak .
b. Mempersiapkan leaflet atau lembar balik tentang TBC.
G. PELAKSANAAN IMUNISASI
Pelaksanaan Investigasi kontak dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan
oleh Puskesmas Pondok Cabe Ilir dan menjalankan sesuai jadwal sesuai dengan
kesepakatan antara petugas Kesehatan dan Pasien TB.
H. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
a. Melakukan pertemuan dengan sekolah untuk sosialisasi BIAS
b. Melakukan koordinasi dengan bidan/tenaga Kesehatan di Puskesmas tentang SOP
Pelaksanaan Imunisasi
c. Pelaporan , monitoring dan evaluasi
H. SASARAN
Masyarakat di sekitar penderita TB yang merupakan kontak serumah daN kontak erat.
I. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
BULAN
NO
1
KEGIATAN
Investigas Kontak
J
F
M
A
M J
J A S O N D
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
J. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilakukan tiap akhir bulan dari hasil kunjungan rumah yang berupa
laporan kegiatan dan jumlah penemuan kasus terduga TB dari kontak serumah dan
kontak erat.Form laporan yang dibutuhkan adalah form TB 05,TB 06 dan SITB.
K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan,Pelaporan dan Evaluasi kegiatan ini akan dilaporkan secara tertulis
dan secara online SITB pada akhir pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan
kepada Penanggung jawab UKM dan Kepala Puskesmas Pondok Pondok Cabe Ilir.
Mengetahui
Tangerang
Selatan,11Mei 2022
Kepala Puskesmas Pondok Cabe Ilir
Dyah Susari Amd.Kep
NIP.196408181985012002
Penanggung Jawab UKM
dr. Wilda Rina Siregar
NIP.197202242006042008
KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PELACAKAN TB MANGKIR
PUSKESMAS PONDOK CABE ILIR
1.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterrium
tuberkulosis, sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru- paru dan dapat juga
menyerang organ tubuh lain nya oleh karena itu perlu diupayakan penanggulangan dan
pemberantasan penyakit TB lebih dini.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajad
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi
penanggulangan TB yaitu strategi DOTS (Directly Observed Treatment-Shortcourse) dan
telah terbukti sebagai strategi yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective).
Strategi
DOTS
adalah
strategi
penyembuhan
TB-Paru
jangka
pendek
dengan pengawasan secara langsung. DOTS menekankan pentingnya pengawasan
terhadap
penderita
TB-Paru
ketentuan
sampai
dinyatakan
agar
menelan
sembuh
obatnya
sehingga
secara
dengan
teratur
strategi
ini
sesuai
proses
penyembuhan TB-Paru bisa lebih cepat. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan
penyembuhan pasien, prioritas diberikan pada pasien TBC yang menular (hasil
pemeriksaan sputum BTA Positif). Strategi ini diharapkan akan dapat memutus mata
rantai penularan dan dengan demikian akan menurunkan insidens TB di masyarakat.
Keberhasilan Program Penanganan TB Paru dapat dinilai dari keberhasilan
pengobatan. Wilayah kerja Puskesmas
Pondok
Cabe
Ilir merupakan wilayah
dengan status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah,
terjadinya mangkir pengobatan TB sangat besar. Sedangkan
sehingga
kasus
TB
resiko
mangkir
dapat meningkatkan resiko kekebalan kuman TB terhadap pengobatan. Resiko
terbesar adalah jika pasien jatuh kedalam keadaan TB MDR. Oleh karena itu perlu
bagi puskesmas untuk melaksanakan kegiatan pelacakan TB mangkir, dalam rangka
menurunkan jumlah pasien TB yang mangkir pengobatan.
B. TUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Untuk Mencegah Kegagalan pengobatan TB dan mencegah munculnya
kasus TB MDR.
2. Tujuan khusus
1. Melacak pasien TB yang berhenti mengambil obat.
2. Memberikan penyuluhan kepada pasien yang berhenti minum obat tentang
penyakit TB sehingga bersedia untuk berobat kembali.
C. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN:
Melakukan pelacakan ke rumah pasien pengobatan TB yang berhenti ambil obat.
D. TAHAPAN PELAKSANAAN PELACAKAN TB MANGKIR
1. Penanggung jawab program TB mendata pasien-pasien yang berhenti ambil
obat TB.
2. Menghubungi petugas/binwil agar melacak ke rumah pasien yang berhenti ambil
obat TB.
3. Petugas/binwil menganjurkan kepada pasien yang berhenti ambil obat untuk
periksa kembali ke puskesmas.
4. Petugas/binwil memberikan penyuluhan tentang TB dan resiko berhenti minum
obat TB kepada pasien TB yang berhenti ambil obat.
5. Pelaksana
TB
melaporkan
kepada
penanggung
jawab
TB
perihal
hasil
pelacakan.
6. Penanggung jawab P2 TB menindaklanjuti dengan memantau apakah pasien yang
telah dilacak, kembali berobat atau tidak
7.
E. PERSIAPAN PELAKSANAAN PELACAKAN TB MANGKIR
Hal – hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan:
c.
Mempersiapkan data-data pasien yang putus berobat.
d.
Mempersiapkan lembar balik atau leaflet tentang TB Mangkir.
F. PELAKSANAAN PELACAKAN TB MANGKIR
Waktu pelaksanaan pelacakan TB dilakukan ketika ditemukan pasien TB
yang mangkir dari pengobatan. Dimulai sejak bulan Februari. Pasien yang mangkir
pada bulan Januari, dilakukan pelacakan sejak bulan Februari. Tempat pelaksanaan
tempat tinggal pasien TB yang mangkir.
J. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
a.
b.
Melakukan pertemuan dengan pasien TB Mangkir.
Melakukan penyuluhan tentang TB dan resiko berhenti minum obat TB kepada
pasien TB yang berhenti ambil obat.
c.
Pelaporan , monitoring dan evaluasi
H. SASARAN
Setiap penderita TB yang mangkir
I .MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik
positif
maupun
negatif pelaksanaan pelacakan TB Mangkir berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut
bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan menurunkan
jumlah pasien TB yang mangkir pengobatan.
J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Laporan Hasil pelacakan TB mangkir yang terdiri dari alasan
mangkir dan konseling yang diberikan agar penderita bersedia
penderita
untuk
TB
kembali
berobat. Laporan dibuat oleh pelaksana pelacakan TB mangkir kepada penanggung
jawab program TB setiap pasca kegiatan pelacakan TB mangkir.
Pencatatan,Pelaporan dan Evaluasi kegiatan ini akan dilaporkan secara tertulis pada
akhir pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan kepada Penanggung jawab UKM dan
Kepala Puskesmas Pondok Cabe Ilir.
Mengetahui
Tangerang Selatan,21Januari 2022
Kepala Puskesmas Pondok Cabe Ilir
Dyah Susari Amd.Kep
NIP.196408181985012002
Penanggung Jawab UKM
dr. Wilda Rina Siregar
NIP.197202242006042008
Download