STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA ii KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan buku SOP LABORATORIUM KIMIA ini semoga dengan dibuatkan buku ini pembaca dapat memahami tentang standar operasional prosedur yang digunakan dalam laboratorium kimia. Berbagai sumber referensi dasar dan esensial yang relevan memang sengaja dipilih dan digunakan untuk memperkuat pembahasan dan membangun kerangka penyajian yang komprehensif agar mudah dipahami dan dapat memenuhi harapan pembaca. Akhirnya, diharapkan semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan buku ringkasan ini. Oleh karena itu, penulis berharap agar buku ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan berguna bagi pembaca. Wassalualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Medan, Desember 2022 Penulis iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iv ISI ..................................................................................................................................................... 1 1. PENGOPERASIAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA ............................................. 10 2. PENGGANTIAN ALAT YANG RUSAK/ HILANG ............................................................. 15 3. PENGADAAN DAN PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM ......................................... 19 4. MEBERSIHKAN TIMBANGAN ...................................................................................... 24 5. MEBERSIHKAN BURET ................................................................................................ 27 6. PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM ...................................................................... 30 7. MEMBERSIHKAN LABU UKUR .................................................................................... 34 8. PENGKODEAN ALAT LABORATORIUM ....................................................................... 38 9. PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM UNTUK PIHAK LUAR ...................................... 41 10. INVENTARIS ALAT LABORATORIUM ........................................................................... 44 11. MEMBERSIHKAN GELAS UKUR ................................................................................... 47 12. PENGEMASAN BAHAN KIMIA..................................................................................... 50 13. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT RACUN .................................... 54 14. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT KOROSIF.................................. 61 15. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA MENGUAP ........ 65 16. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERBAKAR ......... 68 17. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERURAI AKIBAT CAHAYA LANGSUNG................................................................................................... 71 18. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT LABORATORIUM KIMIA ........................................... 74 19. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA .............................................. 78 Refrensi ......................................................................................................................................... 88 iv ISI SOP adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan, langkah, atau tindakan, dan penggunaan fasilitas pemrosesan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam suatu organisasi, telah berjalan secara efektif, konsisten, standar, dan sistematis. SOP menjadi pedoman bagi para pelaksana pekerjaan. Ini bisa berarti para karyawan produksi, resepsionis, office boy, supir, staf administrasi di kantor, pabrik atau gudang, supervisor dan manager. SOP akan berbeda untuk pekerjaan yang dilakukan sendirian, untuk pekerjaan yang dilakukan secara tim dan untuk pengawas pekerjaan tsb A. Jenis SOP 1. Sederhana Langkah-langkah yang ringkas dan hanya memerlukan sedikit keputusan 2. Hirarki Yaitu dengna langkah-langkah yang rinci, Panjang dan konsisten 3. Flowcharts Yaitu yang berisi banyak keputusan-keputusan atau pertimbangan-pertimbangan B. Kedudukan SOP dalam Organisasi Organisasi adalah kumpulan dari dua orange atau lebih yang tergabung karena ketertarikan, minat, dan niat yang sama yang kemudian secara sah membentuk badan sebagai wadah untuk mencapai tujuan Bersama (Siagian, 2006). Organisasi tanpa visi misi adalah bagai orang buta yang harus berjalan di daerah berbatu dan terjal yang belum dikenalnya. Visi dan misi adalah emandu utama kea rah mana Organisasi akan dibawa. Perwujudan visi dan menjalankan misi dicapai secara bertahap melalui tujuan, sebagai milestone atas encapaian organisasi dalam jangka waktu lebih pendek dari visi. Tujuan Organisasi dicapai melalui berbagai aktivitas operasional dan manajerial yaitu untuk menciptakan kesamaan pemahaman terhada aktivitas organisasi, rosedur oerasi harus dibakukan dengan menetapkan Standard Operating Procedures. C. SOP dalam Sistem Mutu Vincent Gaspersz (1997) mendefinisikan mutu secara konvensional yang menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti performasi, keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika dan lain sebagainya. Menurut standard internasional ISO 8402. Mutu adalah: “The totality of characteristics of an entity that bear on its ability to satisfy or implied needs” (Totalitas dari karakteristik suatu roduk yang menunjukkan 1 kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat). Tagline SOP dalam mutu yaitu SOP dalam sistem mutu adalah bagian dari dokumentasi dari prosedur, sesuai dengan prinsip: “Tulis apa yang dikerjakan, kerjakan apa yang ditulis” Dokumentasi yang efektif haruslah: 1. Mendeskripsikan bagaimana operasional suatu organisasi dalam lingkup sistem mutu. 2. Menunjukkan kepada kastemer dan karyawan bahwa perusahaan peduli dengan pencapaian mutu dan memiliki suatu sistem mutu untuk mencapai keberhasilan. 3. Mendorong tindakan-tindakan yang konsisten dan pemahaman-pemahaman yang sama di seluruh organisasi. 4. Mengkomunikasikan instruksi-instruksi, informasi dan juga perubahan-perubahan yang disepakati dalam sistem mutu. 5. Memungkinkan anggota-anggota organisasi bekerja lebih efektif dan produktif. 6. Menyakinkan bahwa aktivitas-aktivitas organisasi dapat berlanjut efektif selama periode dimana orang yang bertanggung jawab tidak ditempat. 7. Memungkinkan pemeriksaan (audit) sistem mutu untuk mem-verifikasi efektivitasnya. “SOP sebagai dokumen dari prosedur operasi agar disebut efektif harus memenuhi unsurunsur tersebut di atas” D. Penyusunan SOP yang Efektif SOP yang efektif adalah: SOP yang mencerminkan upaya pencapaian tujuan, dalam menjalankan misi Organisasi, untuk mewujudkan Visi Memenuhi kriteria manual SOP Memahami Hambatan-hambatan dalam penyusunan dan implementasi SOP E. Kriteria Manual SOP Dalam menyusun SOP yang baik ada 7 Kriteria Manual yang sangat penting dan perlu diperhatikan, Adapun 7 Kriteria tersebut ialah: 1. Specific Penyusunan SOP harus khas dan spesifik, sesuai dengan kebutuhan organisasi. Jangan membuat SOP dengan cara Copy-Paste dari lembaga lain. Penyusunan SOP harus dilakukan melalui observasi dan kajian terhadap organisasi secara rinci dan lengkap, mengenai: Struktur Organisasi, struktur pengambilan SOP 2 dalam proses pembuatan sampai dengan implementasinya harus sepenuhnya mendapatkan operasional, kekhususan administratif, dan peraturan-peraturan yang mengikat 2. Lengkap (Complete) Lengkap untuk prosedur tertentu, dan lengkap untuk prosedur yang dibutuhkan 3. Jelas dan mudah dipahami (Understandable) Dengan jelas & mudah dipahami maka persepsi serta interpretasi dari setiap bagian dan orang dalam organisasi akan sama SOP harus dapat dicerna dengan baik Tidak menimbulkan banyak tafsiran 4. Layak Terap (Applicable) Harus ada dukungan total dari manajemen SOP dalam proses pembuatan sampai dengan implementasinya harus sepenuhnya mendapatkan dukungan penuh dari manajemen dan budaya organisasi 5. Terkendali (Controllable) SOP harus well-controlled. Tanpa layak kontrol bukanlah SOP, karena pada dasarnya SOP sendiri adalah tools untuk kontrol pada setiap kegiatan tiap bagian dalam organisasi 6. Layak Audit (Auditable) SOP harus bisa diaudit. Isi SOP & pelaksanaannya harus dengan mudah dapat dilakukan audit sebagai sarana evaluasi efektifitas dari SOP 7. Layak Ubah (Changeable and flexible) SOP harus bisa dirubah, artinya senantiasa uptodate sesuai dengan situasi-kondisi/ perubahan process/kegiatan pada organisasi tetapi tidak boleh terlalu mudah untuk berubah SOP harus mampu mengantisipasi perubahan (bisnis atau aktivitas) dan perubahan lingkungan organisasi 3 F. Hambatan dalam Penyusunan SOP. Dalam pelaksanaan SOP, ada beberapa hambatan yang biasa terjadi. Oleh sebab itu sangat penting menghindari hazard yang beresiko pada hal ini. Adapun hambatan dalam penyusunan SOP ialah. 1. Organisasi Hambatan ini biasanya muncul akibat problem-problem yang ada kaitannya dengan manajemen organisasi, misalnya gaya kepemimpinan, struktur organisasi yang terlalu gemuk, alur koordinasi yang terlalu panjang dan rumit, tradisi organisasi yang kurang kondusif, dan lain sebagainya. Seringkali terjadi friksi atas upaya sinkronisasi antara SOP yang berlaku pada unit kerja yang satu dan unit kerja yang lain. Tentunya friksi atau bahkan konflik ini memakan waktu yang tidak sedikit. Namun, hambatan sekecil apa pun tetap perlu diperhitungkan dalam penyusunan SOP. 2. Operasional Hambatan operasional muncul dari masalah semua operasional organisasi, problem operasional yang dimaksud bisa datang dari karakter konsumen, keterikatan organisasi dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, budaya organisasi, dan kedewasaan organisasi tersebut. 3. Manajerial Hambatan manajerial disebabkan oleh adanya perbedaan pandangan dari beberapa anggota manajemen dalam penyusunan serta penerapan SOP dalam unit kerja dari masing-masing departemen. Perusahaan atau organisasi kecil, umumnya tidak mengalami hambatan manajerial yang terlalu signifikan. Sebaliknya, organisasi besar, tentu memiliki peluang hambatan yang lebih besar. Contoh yang terkait dengan hambatan manajerial organisasi dapat berupa ketidak jelasan visi, misi, kebijakan organisasi, aturan dan tata terbit, tidak adanya kontrol secara konsisten dan berkelanjutan, serta tidak adanya dukungan yang maksimal dari pihak-pihak terkait. 4. Personal Hambatan personal datangnya dari individu organisasi, karyawan, atau user yang tidak mau mendukung adanya SOP di dalam organisasi bahkan terang-terangan menyatakan penolakan. 4 Adapun penolakan ini diantaranya bisa disebabkan karena karyawan yang bersangkutan belum paham secara benar tujuan dan manfaat adanya SOP dalam menjalankan organisasi, masih adanya anggapan bahwa dengan adanya SOP justru mempersulit pekerjaan mereka serta tidak adanya motivasi kuat dalam diri karyawan untuk berkembang lebih maju dan lain sebagainya. Hambatan individu atau perseorangan, merupakan hambatan paling dominan. Beberapa alasan yang muncul, salah satunya adalah tingkat pendidikan yang kurang memadai menyebabkan seseorang kurang memiliki kemampuan ataupun kompetensi dalam mengaplikasikan SOP. Dalam beberapa kasus ada juga yang justru merasa terganggu kepentingan pribadinya dengan mengaplikasikan SOP G. Format SOP Secara Umum 1. Simple Steps (Langkah Sederhana) SOP dengan format ini yakni suatu bentuk sop yang paling sederhana dan juga digunakan ketika sebuah prosedur hanya memiliki suatu kegiatan dan pengambilan keputusan yang sedikit. 2. Hierarchical Steps (Tahapan Berurutan) Tipe format ini ialah sebagai pengempangan dari simple steps. Digunakan ketika sebuah prosedur yang disusun memiliki 10 langkah atau lebih dan juga memerlukan informasi yang lebih detail. Namun hanya membutuhkan pengambilan sebuah keputusan sedikit. Langkah-langkah yang sudah dapat diidentifikasi kemudian dapat dijabarkan kedalam sub langkah secara rinci. 3. Graphic (Grafik) Format ini juga dapat digunakan ketika prosedur mempunyai sebuah susunan kegiatan panjang dan spesifik. Proses- proses yang panjang kemudian dijabarkan ke beberapa sub-sub proses yang lebih pendek yang berisi beberapa langkah. Format grafik ini juga digunakan ketika menyusun sebuah prosedur yang memerlukan foto atau gambar dan umumnya digunakan untuk pemohon atau juga pelaksana eksternal organisasi. 4. Flowchart (Diagram Alir) Format flowchart ini digunakan ketika SOP memerlukan pengambilan suatu keputusan yang kompleks atau banyak. Dan membutuhkan sebuah opsi alternatif jawaban seperti ya atau tidak, lengkap atau tidak, benar atau salah dan seterusnya yang dapat mempengaruhi sub langkah selanjutnya dari proses. Penggunaan format diagram alir 5 ini juga melibatkan beberapa simbol khusus (flow chart) untuk dapat menggambarkan proses. Seperti pada simbol kotak (process), anak panah (arrow), belah ketupan (decision) dan sebagainya Format Menurut EPA (2007), SOP berdasarkan jumlahnya dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu Technical dan administrative. Berbeda dengan Technical, SOP administrative memiliki lima elemen berdasarkan quality manual, Guidance for preparing standard operating procedure: 1) Title page (Halaman Judul) Bagian ini terdiri dari judul, pihak yang mengeluarkanSOP, pihak yang mnyetujui atau mengesahkan SOP dan tanggal pengesahan SOP tersebut. 2) Table Of Content (Daftar Isi) Bagian ini memuat daftar isi yang ada dalam buku panduan SOP 3) Procedure (Administrative SOP) Bagian ini terdiri dari : a. Purpose (Mengidentifikasi tujuan suatu proses) b. Applicability/ Scope (Mengindentifikasi ruang lingkup prosedur yang digunakan) c. Summary of Procedure (Rangkuman prosedur) d. Definition (Pengertian dari beberapa isti’lah) e. Personnel Qualification/Responsibilities f. Procedure (langkah-langkah prosedur kerja) g. Criteria, checklist, or other standard (Form yang digunakan) h. Quality Control (Menjelaskan langkah-langkah pengendalian kerja) H. Format SOP Laboratorium Format SOP Laboratorium hampi sama dengan secara umum dimana, yang membedakannya hanya berada pada komonen penyusun dari SOP tersebut. Di atas setiap SOP (header), mempunyai format sebagai berikut: I. Kompone Format SOP. Di atas setiap SOP (header), mempunyai format sebagai berikut: 6 1. SOP secara Umum A. Tujuan Menjelaskan tujuan (untuk apa) SOP dibuat. B. Ruang Lingkup Menjelaskan aktivitas/subproses bisnis apa saja yang termasuk dalam SOP, secara deskriptif menyatakan di mana awal dan akhir prosedur ini. C. Referensi Menunjukkan referensi yang menjadi dasar legalitas SOP, contoh: Surat Keputusan Rektor, Surat Edaran, Peraturan Universitas, Peraturan Kemenristekdikti. D. Definisi Menjelaskan istilah khusus, terminologi atau singkatan dalam SOP yang perlu dipahami untuk persamaan persepsi. E. Penanggungjawab 7 Menunjukan pihak yang bertanggungjawab dan apa yang menjadi tanggungjawabnya. Pihak-pihak ini yang akan muncul sebagai aktor pelaku dalam diagram alir. Suatu SISTEM dapat menjadi aktor bila ada aktor lain langsung menggunakan luaran dari sistem, contoh: sistem membuat NIM, atau sistem menghasilkan Lembar Transkrip. F. Uraian Prosedur Menjabarkan tahapan/kegiatan kerja melakukan pekerjaan. Seringkali juga memasukkan turunan rinciannya. Langkah kegiatan ini harus dituliskan terlebih dahulu secara lengkap dan rinci sebelum digambarkan dalam diagram alir. G. Diagram Alir Prosedur Diagram yang menggambarkan langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap aktor untuk menyelesaikan suatu prosedur. Bila dalam suatu proses dibutuhkan suatu dokumen maka dalam proses harus ditambahkan komponen dokumen dan diberikan nomor urut. Contoh: dalam proses Cek Anggaran pada Gambar 3 terdapat dokumen terkait dengan nomor urut 1. Dalam butir Dokumen Terkait harus disebutkan: 1. Surat Bukti Permohonan Pencairan Anggaran. H. Dokumen Terkait Menunjukkan dokumen yang terkait, yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu prosedur, sesuai dengan nomor urut dokumen yang terdapat dalam diagram alir. Contoh: dalam proses Cek Anggaran pada Gambar 3 mengakibatkan dalam butir Dokumen Terkait harus terisi: 1 Surat Bukti Permohonan Pencairan Anggaran I. Lain-lain Bagian ini digunakan untuk menjelaskan bila ada persyaratan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses, contoh: terdapat biaya kebersihan senilai Rp. 8 100,000 (seratus ribu rupiah) untuk peminjaman ruangan di luar jam kerja dan hari kerja. 2. SOP Laboratorium 1. TUJUAN Menjelaskan tujuan (untuk apa) SOP dibuat. 2. RUANG LINGKUP Menjelaskan aktivitas/subproses bisnis apa saja yang termasuk dalam SOP, secara deskriptif menyatakan di mana awal dan akhir prosedur ini 3. REFERENSI Menunjukkan referensi yang menjadi dasar legalitas SOP, seperti: a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN Diagram yang menggambarkan langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap aktor untuk menyelesaikan suatu prosedur. Bila dalam suatu proses dibutuhkan suatu dokumen maka dalam proses harus ditambahkan komponen dokumen dan diberikan nomor urut. 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT Menunjukkan dan menjelaskan dokumen – dokumen terkait SOP a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja/Uraian Prosedur.. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT Menujukkan dan menjelaskan penangung jawab dan pihak yang terlibat dalam SOP, Seperti: a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 9 1. PENGOPERASIAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA 10 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGOPERASIAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pengoperasian peralatan laboratorium kimia di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara 2. RUANG LINGKUP Mencakup prosedur pengoperasian dan penggunaan peralatan laboratorium untuk kebutuhan praktikum dan penelitian di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 4/4 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium. Uraian 1. PENGGUNAAN OVEN 1) Setiap pengguna/pemakai Oven wajib lapor dan meminta ijin kepada petugas/laboran, sebelum dan sesudah pemakaian. 2) Setiap pengguna/pemakai Oven bertanggung jawab terhadap kebersihan dan atau kerusakan Oven yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian. 3) Petugas/laboran dapat menolak penggunaan Oven (dengan pertimbangan tertentu). 4) Lamanya waktu penggunaan Oven dibatasi pada jangka waktu tertentu. 5) Setiap bahan/zat yang disimpan dalam Oven wajib dicantumkan.: Nama bahan/zat/reagent Nama pemilik bahan/zat/reagent tersebut Temperatur yang digunakan Waktu pemakaian Keterangan lain yang diperlukan. 6) Oven hanya digunakan untuk mengoven bahan/zat praktikum yang tidak bersifat korosif (tidak untuk menguapkan) 2. PERATURAN PEMAKAIAN POMPA VAKUM 1) Setiap pengguna/pemakai pompa vakum wajib lapor atau meminta ijin kepada petugas/laboran, sebelum dan sesudah pemakaian. 11 2) Setiap pengguna/pemakai pompa vakum bertanggung jawab terhadap kebersihan dan atau kerusakan pompa vakum yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian. UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGOPERASIAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA 3) Petugas/laboran dapat menolak penggunaan pompa vakum (dengan pertimbangan tertentu). 4) Lamanya waktu penggunaan pompa vakum dibatasi pada jangka waktu tertentu. 3. PERATURAN PENGGUNAAN DESICATOR 1) Desicator Lab. Kimia FMIPA hanya digunakan untuk menyimpan bahan/zat praktikum/penelitian yang bersifat higroskopis. 2) Setiap pengguna/pemakai Desicator Lab. Kimia wajib lapor atau meminta ijin kepada petugas/laboran, sebelum dan sesudah pemakaian. 3) Petugas/laboran dapat menolak penggunaan Desicator (dengan pertimbangan tertentu). 4) Lamanya waktu penggunaan Desicator dibatasi pada jangka waktu tertentu. 5) Setiap bahan/zat/reagent yang disimpan dalam Desicator wajib dicantumkan. Nama bahan/zat/reagent Nama pemilik bahan/zat/reagent tersebut Waktu penyimpanan Kondisi-kondisi khusus bahan/zat/reagent Keterangan lain yang diperlukan 4. PERATURAN PENGGUNAAN TIMBANGAN 1) Setiap pengguna/pemakai timbangan wajib lapor dan meminta ijin kepada petugas/laboran, sebelum dan sesudah pemakaian. 2) Setiap pengguna/pemakai timbangan bertanggung jawab terhadap kebersihan dan atau kerusakan timbangan yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian. 3) Petugas/laboran dapat menolak penggunaan timbangan (dengan pertimbangan tertentu). 4) Setiap penimbangan wajib menggunakan wadah tersendiri untuk menimbang. 5) Berat maksimal bahan + wadah/alas yang diperbolehkan disesuaikan dengan spesifikasi timbangan yang digunakan. 6) Pelanggaran terhadap peraturan ini akan dikenakan sanksi. 5. PENGGUNAAN HOT PLATE 1) Pengaktifan (Start up) a. Hubungkan socket ke Tegangan AC 220-240 V b. Nyalakan Hotplate 2) Inisialisasi (manual) a. Untuk mengatur kecepatan putaran, aktifkan stir dengan menekan tombol 3 yang ditunjukkan pada gambar dan putar untuk mengatur nilai kecepatan putar. Nilai kecepatan yang diatur akan tampak di Display 12 b. Untuk mengatur suhu, aktifkan tombol heat dengan menekan tombol 1 yang ditunjukkan pada gambar dan putar untuk mengatur nilai kecepatan putar. Nilai suhu yang diatur akan tampak di Display. c. Letakkan cairan seperti pada gambar di atas (di dalam beaker glass letakkan magnet pengaduk). UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGOPERASIAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA d. Tunggu sampai waktu yang diinginkan. 3) Mematikan sistem secara normal a. Menekan saklar OFF. b. Jika menggunakan suhu maka harus menunggu suhu menjadi normal (suhu ruang) setelah itu baru boleh dipindah ketempat penyimpanan. 6. PENGGUNAAN WATERBATH 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Periksa alat lengkap dan dalam keadaan baik. Periksalah jumlah air yang tersedia cukup didalam waterbath. Hubungkan kabel power dengan stop kontak. Hidupkan alat dengan menekan tombol power ON pada alat. Atur suhu waterbath sesuai dengan yang dibutuhkan. Letakkan sampel pada tempat yang tersedia. Setelah selesai, pastikan alat dalam keadaan OFF/Mati. Cabut stop kontak kabel listrik. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 13 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGOPERASIAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA Diagram Alir Keterangan 1. Praktikan/Penelitian melakukan pengajuan permohonan pengoperasian peralatan Laboratorium Kimia 2. Laboran meneruskan surat permohonan untuk pengoperasian peralatan laboratorium ke kepala laboratorium 3. Kepala Laboratorium meninjau surat permohonan untuk mengoperasikan peralatan ke laboratorium 4. Jika ya lanjutkan kelangkah 5, jika tidak ulangi kelangkah 1 5. Praktikan/Peneliti boleh mengoperasikan peralatan sesuai instruksi kerja 14 2. PENGGANTIAN ALAT YANG RUSAK/ HILANG 15 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGGANTIAN ALAT YANG RUSAK/ HILANG 7. TUJUAN Memberikan panduan dalam penggantian peralatan laboratorium yang rusak/hilangdi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara 8. RUANG LINGKUP Mencakup prosedur penggantian peralatan laboratorium yang rusak/hilang di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 9. REFERENSI d. Pedoman Mutu e. Pedoman Akademik f. Panduan Penggunaan Laboratorium 10. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 11. DOKUMEN MUTU TERKAIT c. SOP Pengendalian Rekaman Mutu d. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium. Uraian: 1. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum melaporkan kerusakan alat ke Laboran dan mengisi form Daftar Alat Rusak 2. Laboran mengecek kerusakan alat 3. Apabila masih bisa diperbaiki, maka kerusakan alat diperbaiki oleh Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum yang bersangkutan. 4. Apabila tidak dapat diperbaiki, maka Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum harus mengganti alat tersebut dengan spesifikasi yang sama atau setara. 5. Alat yang baru diserahkan maksimal 3 (tiga) hari setelah laporan kerusakan alat masuk ke Laboran. Jika alat yang diganti membutuhkan waktu pengadaan/pengerjaan yang lama, maka Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum harus memberikan bukti pemesanan alat atau bukti perbaikan alat ke Laboran Lab. Praktikum Dasar, maksimal 3 (tiga) hari setelah laporan kerusakan alat 6. Laboran mengecek kesesuaian spesifikasi alat pengganti. Jika tidak sesuai, maka alat dikembalikan ke Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum. Jika sesuai, maka Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum mengisi bukti penyerahan alat pengganti. e. Sanksi 1. Apabila mahasiswa tidak dapat / belum dapat mengganti bahan/peralatan yangrusak/hilang maka status yudisium yang bersangkutan ditunda. 2. Mahasiswa tidak dapat mendaftar ulang pada semester berikutnya. 12. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT d. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum e. Koordinator Laboratorium f. Laboran 16 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal PENGGANTIAN ALAT YANG RUSAK/ HILANG Diagram Alir Penggantian Alat Yang Rusak/ Hilang 17 : : : : 18 3. PENGADAAN DAN PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM 19 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGADAAN DAN PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pengadaan dan peminjaman alat laboratorium untuk mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara 2. RUANG LINGKUP Prosedur pengadaan dan peminjaman alat ini dilaksanakan dalam lingkup inventarisasi peralatan yang dibutuhkan oleh mahasiswa, klasifikasi peralatan yang dibutuhkan, pengadaan dan peminjaman peralatan Laboratorium FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. a. Prosedur Peminjaman Alat Laboratorium 1. Mahasiswa mengisi format peminjaman alat yang disediakan oleh laboran yang berisi : a) Nama Peminja b) Asal Prodi c) Nomor NIM d) Contact Person e) Keperluan meminjam (acara, waktu, dan tempat) f) Lama peminjaman Nama alat dan jumlah. 2. Waktu peminjaman minimal 1 hari sebelum kegiatan dilaksanakan, jika membutuhkan alat steril untuk kegiatan praktikum di luar laboratorium atau untuk ujian di lahan harus memberitahu laboran minimal 2 hari sebelumnya untuk sterilisasi alat. 3. Peminjaman alat untuk kegiatan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran praktikum (event ter 4. tentu) dan phantum, mahasiswa harus mengajukan surat permohonan peminjaman alat dan inventaris laboratorium ditujukan kepada Dekan untuk kemudian didisposisi kepada kepala UPF laboratorium 5. Laboran akan memeriksa kebenaran surat permohonan dan mempunyai hak kuasa untuk menerima dan menolak setiap surat permohonan peminjaman yang masuk terutama melihat kepentingan peminjaman alat yang diketahui oleh kepala UPF laboratorium. (penolakan peminjaman didasarkan apakah kepentingan pribadi atau untuk kepentingan Fakultas Ilmu Kesehatan). 6. Laboran mengarsipkan surat masuk peminjaman. 7. Mahasiswa menyiapkan alat yang dibutuhkan (untuk kegiatan di luar praktikum). 8. Mahasiswa dan Laboran mengecek kelayakan alat yang akan dipinjam. 9. Mahasiswa menggunakan alat dan inventaris laboratorium dengan penuh tanggung jawab. 20 10. Mahasiswa tidak diperkenankan untuk mengalih tangankan kepada pihak lain. (pihak dalam atau pihak luar prodi/fakultas/universitas) 11. Pemohon yang tercantum pada server peminjaman menjadi penanggung jawab terhadap alat yang dipinjamnya. 12. Mahasiswa mengembalikan alat setelah selesai digunakan atau tidak jadi digunakan karena alasan apapun. 13. Alat yang sudah disiapkan untuk dipinjam dan tidak ada konfirmasi dalam waktu 1 (satu) hari sesudah tanggal pemakaian alat yang diajukan, maka alat akan dibongkar oleh laboran. 14. Alat diserahkan kepada laboran yang kemudian dicek kelengkapan alat sesuai kondisi awal peminjaman yang diinput ke dalam buku laporandan dikembalikan ke tempat alat oleh laboran 15. Jika ternyata pada saat pengembalian alat tersebut dinyatakan rusak, maka peminjam wajib menggantinya sesuai perjanjian dan harga alat 16. Setelah alat dikembalikan peminjam harus konfirmasi pengembalian sesuai yang dipinjam dan dikembalikan ke labo 17. Setelah peminjam membubuhkan tanda tangan dibuku peminjaman alat di depan laboran maka peminjaman dinyatakkan selesai. 18. Petugas laboran mengembalikan KTM kepada mahasiswa/ peminjam jika semua alat dan inventaris laboratorium telah dikembalikan dan sesuai kondisi awal peminjaman,maka selesai peminjama. b. Prosedur Pengadaan Alat Laboratorium 1. Kepala Laboratorium mengajukan daftar usulan pengadaan alat-alat praktikum dan peralatan penunjang laboratorium lainnya kepada Ketua jurusan untuk dikoreksi. 2. Ketua Jurusan mendiskusikan daftar usulan tersebut dengan Wakil Dekan I selanjutnya usulan dikirimkan ke Dekan. 3. Dekan mengkoreksi daftar usulan pengadaan alat-alat praktikum dan peralatan penunjang laboratorium 4. Apabila Dekan menyetujui, daftar usulan dikirim ke Wakil Dekan II, namun apabila tidak disetujui maka daftar usulan kembali dikirim ke Kepala laboratorium untuk diperbaiki. 5. Wakil Dekan II kemudian membuat surat pengantar pengajuan pengadaan alatalat praktikum dan peralatan penunjang laboratorium lainnya ke Rektor 6. Setelah disetujui untuk didanai, maka rektor akan mengirimkan daftar usulan pengadaan alat-alat praktikum dan peralatan penunjang laboratorium lainnya ke bagian keuangan (BAK). 7. Setelah dana dapat dicairkan di bagian keuangan Universitas, Bendahara fakultas akan mendistribusikan dana tersebut ke kepala laboratorium. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN 21 (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGADAAN DAN PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi mengenai pengadaan dan peminjaman Alat Laboratorium untuk Mahasiswa. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 22 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGADAAN DAN PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM Diagram Alir Mahasiswa melihat jadwal praktikum peminjaman ruangan (H-1 atau selambat-lambatnya 30 menit sebelum praktikum) kontrak waktu dengan Laboran Langkah selanjutnya : Sebelum praktikum : 1. Laboran membuka aplikasi Simlab / Server 2. Mengisi identitas peminjam 3. Menginput nama yang dipinjam oleh mahasiswa ke dalam server 1. Laboran periksa kembali fungsi alat 2. Penggunaan ruangan praktikum Setelah praktikum selesai : 4. Laboran periksa kembali fungsi alat. 5. Cocokkan alat yang dipinjam dengan data yang sudah dimasukkan ke dalam server 6. Kemudian jika sesuai klik tombol kembali 7. KTM dikembalikan 23 Mahasiswa : 1. menggunakan jas laboratorium. 2. Persiapan alat dan bahan 3. Menyerahkan KTM 4. MEBERSIHKAN TIMBANGAN 24 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : MEBERSIHKAN TIMBANGAN 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam menginstruksikan kepada siswa laboratorium tentang cara membersihkan timbangan laboratorium Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini menjelaskan cara untuk membersihkan timbangan laboratorium Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Membersihkan Timbangan Laboratorium b. Instruksi Kerja membersihkan timbangan laboratorium 1. Singkirkan serbuk dan debu terlebih dulu, lalu bersihkan zat apa pun yang menempel. 2. Untuk serbuk dan debu, gunakan kertas tisu. Jangan ditiup; tindakan ini dapat memindahkan kotoran atau tumpahan material sampel ke dalam timbangan. 3. Untuk mengangkat zat yang menempel, gunakan kain bebas serabut yang lembap dan larutan lembut (Isopropanol atau Etanol 70%); jangan gunakan material abrasif. 4. Jangan semprot atau tuang cairan langsung pada timbangan. 5. Bila menggunakan kain atau sikat, seka mulai dari celah kerucut (tempat pelat logam berada) atau saluran udara (celah di depan atau di belakang draft shield). 6. Lepas komponen untuk pembersihan jika memungkinkan (misalnya, pan timbangan, drip, tray). Lepas hanya komponen yang dapat dilepas tanpa alat bantu sesuai cara yang dijelaskan dalam petunjuk pengoperasian. 7. Jika memungkinkan, jangan lepas perangkat periferal, kecuali jika pembersihan sulit dilakukan tanpa melepaskannya. 8. Bersihkan timbangan di lokasi kerjanya; jangan miringkan, gerakkan, atau bawa timbangan ke mana pun jika Anda tidak menerima instruksi tentang cara membawa timbangan. Penanganan yang salah dapat mengakibatkan kerusakan yang menimbulkan kerugian besar. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 25 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : MEBERSIHKAN TIMBANGAN Diagram Alir Keterangan 1. Menampilkan menu utama yang akan di pilih. 2. Menentukan menu atau jenis bahan yang akan ditimbang 3. Melakukan pengukuran berat bahan oleh loadcell 4. Menganalisis berat beban benda/ bahan yang di timbang 5. Menampilkan/menunjukkan hasil yang sudah ditimbang. 26 5. MEBERSIHKAN BURET 27 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : MEBERSIHKAN BURET 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pelaksanaan membersihkan buret di laboratorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UISU 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini dilaksankan untuk memberikan cara membersihkan Buret di laboratorium UISU 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Membersihkan Buret b. Instruksi Kerja Membersihkan Buret 1. Cucilah terlebih dahulu buret dengan air bersih. 2. Lalu tambahkan sabun pada proses pencuciannya. 3. Selanjutnya bilaslah kembali menggunakan air bersih. 4. Jika sudah dilakukan, maka bilas dengan aquades. 5. Ceklah apakah kran buret tersebut bocor atau tidak. 6. Keringkan buret dengan dibalut, lalu disumbat dengan menggunakan tisu. 7. Lakukan kalibrasi terhadap buret setahun sekali. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 28 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : MEBERSIHKAN BURET Diagram Alir Keterangan 1. Mencuci Buret dengan air air bersih terlebih dahulu, lalu tambahkan sabun, kemudian bilas menggunakan air hingga bersih. 2. Seterusnya bilas menggunakan aquades. 3. Setelah bersih, kemudian keringkan Buret hingga kering menggunakan tisu 4. Setelah kering, maka Buret di simpan pada tempatnya semula . 29 6. PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM 30 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pengoperasian peralatan laboratorium kimia di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara 2. RUANG LINGKUP Mencakup prosedur alat laboratorium pada Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 3/3 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium. 1. Sebelum disimpan alat dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. 2. Simpan Perlatan di lemari khusus penyimpanan alat. 3. Alat disimpan berdasarkan katagorinya dan jenis bahan dasar penyusunnya Peralatan dengan bahan gelas Peralatan dengan bahan kayu Peralatan dengan bahan besi Peralatan dengan bahan porselen Peralatan dengan bahan plastik 4. Alat – alat yang sejenis diletakkan di tempat yang sama atau berdekatan. 5. Alat – alat berbahan gelas/kaca disimpan berkelompok berdasarkan jenis alat seperti gelas kimia, erlenmeyer, corong, beker glass, gelas ukur dll. 6. Alat yang terbuat dari logam disimpan secara terpisah dengan alat yeng terbuat dari kaca/gelas dan porselen jauh dari zat – zat kimia terutama zat – zat kimia yang korosif. 7. Alat timbang disimpan di meja timbang atau ruang timbang disimpan ditempat terpisah, jauh dari zat – zat kimia terutama zat – zat kimia yang korosif, dan disimpan ditempat yang kering dan bebas goncangan. 8. Alat yang bekerja dengan menggunakan arus listrik seperti oven, magenetic stirer, hotplate disimpan di tempat terpisah dan mudah dijangkau. 9. Alat – Alat yang terbuat dari porselen disimpan berdasarkan kelompok berdasrkan jenisnya seperti, Corong buchner, cawan penguap, mortar dan alu, cawan porselin dll. 10. Jangan menyimpan alat-alat yang berat diatas (ditempat yang tinggi) agar mudah diambil dan disimpan kembali. 31 11. Pertimbangkan alat yang sering digunakan, disimpan di tempat yang mudah dijangkau. UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 32 : : : : UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM Diagram Alir Penyimpanan Alat Lab 33 : : : : 7. MEMBERSIHKAN LABU UKUR 34 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : MEMBERSIHKAN LABU UKUR 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam penggantiann peralatan laboratorium yang rusak/hilangdi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara 2. RUANG LINGKUP Mencakup prosedur penggantian peralatan laboratorium yang rusak/hilang di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium. 1. Dalam beberapa kasus mungkin perlu untuk merendam peralatan gelas ini dengan air sabun untuk satu malam. 2. Bersihkan labu ukur mengunakan air sabun bersuhu hangat. 3. Bersihkan dengan menggunakan sikat tabung pada bagian dalam labu ukur 4. Bilas dengan air keran dan diikuti oleh 3-4 kali bilasan dengan aquadest. 5. Kemudian labu dikeringkan di rak peniris dan apabila harus menggunakan pemanasan maka dimasukkan kedalam oven dengan suhu tidak melebihi 60°C 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 35 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal MEMBERSIHKAN LABU UKUR Diagram Alir Membersihkan Labu Ukur 36 : : : : 37 8. PENGKODEAN ALAT LABORATORIUM 38 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGKODEAN ALAT LABORATORIUM 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pengkodean alat laboratorium di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UISU. 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup meliputi tata cara, persyaratan dan mekanisme pengkodean/inventarisasi peralatan Laboratorium FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja Pemeliharaan Peralatan Laboratorium 1. Barang/peralatan laboratorium yang telah diberi diterima oleh laboran. 2. Laboran berkoordinasi dengan Ketua Unit Laboratorium menuliskan kode barang untuk dimasukkan dalam catatan inventaris/aset laboratorium. 3. Pencatatan yang dilakukan meliputi: tanggal penerimaan, jenis barang dan spesifikasinya, jumla barang, harga, nomor kode barang dan nomor registrasi serta kondisi barang yang ada. 4. Aset yang telah diinventaris didistribusikan ke tempat yang membutuhkan yakni laboratorium 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 39 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGKODEAN ALAT LABORATORIUM Diagram Alir Keterangan Pengajuan Proposal 1. Pengajuan Proposal pengadaan alat yang rusak/habis Pembelian/Pengadaan Barang 2. Pengadaan barang/pembelian barang setelah proposal disetujui Penerimaan Alat Pemeriksaan Jenis Alat, Jumlah, Fungsi, Kenormalan dan LainLain 3. Menerima alat yang telah diberikan pihak Fakultas/Universitas 4. Pemeriksaan jenis alat, jumlah, fungsi kenormalan dll oleh laboran Inventarisasi Alat dan Pemberian Kode 5. Peralatan diberi kode barang berupa nomor, nomor registrasi, kondisi dan harga oleh laboran Distribusi 40 9. PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM UNTUK PIHAK LUAR 41 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM UNTUK PIHAK LUAR 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pelaksanaan peminjaman alat laboratorium untuk pihak luar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UISU. 2. RUANG LINGKUP Mencakup prosedur peminjaman peralatan laboratorium untuk pihak luar pada Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja Peminjaman Alat Laboratorium untuk Pihak Luar 1. Mahasiswa diluar Prodi/universitas, membuat surat permohonan peminjaman alat yang diketahui oleh pihak universitas asal. Kemudian melakukan pengisian permohonan dan mengkonfirmasi pengisian permohonan kepada laboran. 2. Laboran menerima konfirmasi dari pengguna dan melakukan pengecekan/validasi permohonan peminjaman alat dan ketersediaan alat yang akan dipinjam 3. Jika permohonan tidak valid (ada kekurangan syarat), maka Laboran akan mengkonfirmasi ke pengguna untuk melengkapi persyaratan dan mengisi ulang permohonan peminjaman. Jika alat Laboratorium sedang digunakan untuk kepentingan lain, maka Laboran akan mengkonfirmasi ke pengguna untuk diganti waktu peminjamannya atau peminjaman dibatalkan. Jika alat Laboratorium sedang tidak digunakan/tersedia, maka permohonan akan diteruskan ke Kepala Laboratorium untuk mengeluarkan izin peminjaman. 4. Menyerahkan surat izin peminjaman alat yang sudah di tandatangai oleh Kepala Laboratorium kepada Laboran. 5. Pengguna meninggalkan kartu identitas (KTM/SIM/KTP yang masih berlaku), Nomor yang bisa dihubungi dari pengguna dan penanggung jawab kegiatan, sesuai dengan ketentuan. 6. Laboran mengambil alat Laboratorium yang akan dipinjam oleh pengguna/mahasiswa. 7. Pengguna / mahasiswa dan Laboran mengecek kondisi alat Laboratorium yang akan dipinjam. 8. Pengguna mengisi surat pernyataan penggunaan alat-alat laboratorium. 9. Pengguna/mahasiswa mendapatkan alat Laboratorium sesuai dengan apa yang dipinjam dengan syarat pengembalian alat Laboratorium harus sesuai dengan kondisi awal alat saat dipinjamkan 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 42 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM UNTUK PIHAK LUAR Diagram Alir Pengajuan Permohonan Peminjaman Alat Meninjau Permohonan Peminjaman Alat Persetujuan mendapatkan alat Laboratorium sesuai dengan apa yang dipinjam 43 10. INVENTARIS ALAT LABORATORIUM 44 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : INVENTARIS ALAT LABORATORIUM 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam inventaris alat laboratorium di Fakultas Islam Sumatera Utara UISU. 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini meliputi tata cara inventaris alat yang ada di laboratorium Fakultas Islam Sumatera Utara UISU. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Inventaris Alat Laboratotium b. Instruksi Kerja Inventaris Alat Laboratorium 1. Menyerahkan peralatan laboratorium yang telah diterima dari pengadaan, baik yang sudah di rencanakan atau pun hibah dari pihak luar 2. Menerima dan mengecek kondisi peralatan laboratorium sesuai manual buku yang ada 3. Laboran berkoordinasi tentang serah terima alat dan minta persetujuan dari pihak laboratotium 4. Menyetujui serah terima alat yang telah diterima petugas laboran 5. Menerima dan menyetujui serah terima alat laboratorium 6. Mendokumentasikan serah terima alat laboratorium 7. Memasukkan peralatan laboratorium tersebut kedalam daftar Inventarisasi. 8. Melakukan pencatatan yang meliputi: pemberian kode barang dan nomor registrasi tanggal penerimaan, jenis barang dan spesifikasinya, jumlah barang, harga, serta kondisi barang yang ada/ diterima. Misalnya: 08.04.01.05 Keterangan: Kode laboratotium: 08. Bahan alat: 04. Nomor barang: 01. Jumlah barang: 05. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 45 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : INVENTARIS ALAT LABORATORIUM Diagram Alir Keterangan 1. Melakukan pembelian atau pengadaan barang/peralatan laboratorium 2. Menerima atau mengecek kondisi barang yang sudah di beli/terima 3. Kemudian laboran dan pihak laboratotium melakukan pemeriksaan peralatan yang diterima. 4. Memasukkan peralatan laboratorium tersebut kedalam daftar Inventarisasi. 5. Melakukan pencatatan kode barang dan registrasi barang. 46 11. MEMBERSIHKAN GELAS UKUR 47 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : MEMBERSIHKAN GELAS UKUR 1. TUJUAN Sebagai acuan dalam melaksanakan pencucian peralatan gelas ukur di laboratorium agar peralatan gelas ukur bersih sesuai dengan fungsinya dan tidak terkontaminasi. 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini meliputi cara mencuci dan membersihkan gelas ukur dari bahan kimia laboratorium. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Membersihkan Gelas Ukur. b. Prosedur kerja: 1. Bersihkan peralatan gelas segera setelah selesai digunakan agar lebih mudah 2. Gunakan bahan pembersih sesuai dengan detergen khusus untuk peralatan gelas laboratorium. 3. Gunakan alat pembersih yang lembut agar tidak tergores dan rusak/ pecah. 4. Bilas dengan pelarut yang tepat sesuai penggunaan peralatan gelas atau larutan pencuci 5. Kemudian selesaikan dengan beberapa bilasan dengan air suling dan bukan air keran, diikuti oleh bilasan akhir dengan air deionisasi jika perlu. 6. Kemudian keringkan peralatan gelas ukur. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium c. Laboran d. Kepala laboratorium. 48 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal MEMBERSIHKAN GELAS UKUR Diagram Alir SOP Membersihkan Gelas Ukur 49 : : : : 12. PENGEMASAN BAHAN KIMIA 50 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGEMASAN BAHAN KIMIA 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pelaksanaan pengemasan bahan kimia laboratorium di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UISU. 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup inventarisasi peralatan yang membutuhkan pemgemasan bahan kimia di Laboratorium FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja Pengemasan Bahan Kimia 1. Bahan kimia ditempatkan dalam lemari secara terpisah untuk masing – masing bahan kimia dengan sifat yang berbeda. 2. Bahan kimia mudah terbakar dan mudah meledak ditempatkan dalam lemari yang tidak mudah terbakar (bahan dari besi). 3. Bahan kimia disusun berdasar sifat bahan, bukan berdasar alphabet. 4. Bahan kimia yang bersifat asam dan basa, tempatkan pada rak yang bawah. 5. Botol berukuran besar simpan di rak paling bawah. 6. Hindari memindahkan bahan kimia dengan jari. Ketika membuat percobaan, jaga jarak dari specimen paling tidak 1 kaki. Jangan mencium atau mencicipi bahan kimia. 7. Check label pada botol bahan kimia sebelum memindahkan. Ambil hanya sejumlah bahan yang dibutuhkan untuk percobaan. 8. Jangan pernah mengembalikan bahan kimia yang tidak terpakai pada wadah aslinya. 3 9. Jangan menggunakan botol bekas makanan atau minuman untuk menampung bahan kimia, karena bisa menghasilkan efek /reaksi yang tidak diinginkan. 10. Gunakan keranjang atau ember untuk membawa atau memindahkan bahan kimia dalam botol besar, jangan membawa dengan tangan, untuk menghindari resiko terjatuh atau pecah. 11. Jangan memindahkan bahan kimia atau bahan lain keluar area laboratorium. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 51 52 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal PENGEMASAN BAHAN KIMIA Diagram Alir Pengemasan Bahan Kimia 53 : : : : 13. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT RACUN 54 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT RACUN 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pengelolaan bahan kimia berdasarkan sifat racun di laboratorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UISU. 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup inventarisasi peralatan yang membutuhkan pengelolaan bahan kimia, berlaku di Laboratorium FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja Pengelolaan Bahan Kimia berdasarkan Sifat Racun a) OHS Team Berkoordinasi, mensosialisasikan, dan mengontrol serta menjamin seluruh tim memahami dan mengimplementasikan prosedur ini. Coordinate, socialize, and control and ensure that the entire team understands and implements these procedures. b) Seluruh Pekerja Melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya dan beracun sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Carrying out work related to hazardous and toxic chemicals in accordance with established procedures. 5.1 Proses Pengadaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 1. Setiap pembelian atau pengadaan bahan kimia harus dicantumkan dengan jelas tentang kelengkapan informasi bahan berupa labelling, informasi dampak bahaya, informasi P3K, APD, dan penaganan darurat. Informasi berupa MSDS serta pada kemasan dilengkapi label identitas dan symbol karakteristik B3. 2. Spesifikasi mutu kemasan atau wadah harus jelas dengan memperhatikan keamanan, ketahanan, efektifitas dan efisiensi. 3. Setiap wadah Bahan Kimia harus dilengkapi dengan tanda resiko bahaya serta tindakan pencegahan dan penanggulangannya. User atau pejabat yang mengajukan pembelian bahan kimia atau pestisida berkewajiban melengkapi syarat-syarat K3. Bila spesifikasi dan syarat K3 yang dimaksud sudah cukup lengkap dan memenuhi standart K3, maka pengajuan pembelian dapat diproses dan direalisasikan pengadaannya. 55 56 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT RACUN 5.2 Penyimpanan B3 (Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun) 5.2.1 Gudang tempat penyimpanan bahan kimia harus dibuat sedemikian rupa, hingga aman dari pengaruh alam dan lingkungan sekitarnya : 1. Memiliki system sirkulasi udara dan ventilasi yang cukup baik 2. Suhu di dalam ruangan dapat terjaga konstan dan aman setiap saat. 3. Aman dari beberapa gangguan biologis (burung, tikus, rayap, dll) 4. Aman dari potensi bencana. 5.2.2 Tata letak dan pengaturan penempatan bahan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Pemisahan dan pengelompokan masing-masing bahan kimia untuk menghindari adanya bahaya reaktivitas. 2. Penyusunan agar tidak melebihi batas maksimum yang dianjurkan manufaktur untuk menghindari roboh (ambruk), sehingga tidak mengakibatkan kerusakan dan mudah pembongkaran serta kelihatan rapi. 3. Lorong agar tetap terjaga dan tidak terhalang oleh benda apapun untuk melakukan inspeksi, jika perlu dibuatkan garis pembatas lintasan alat angkat dan angkut. 4. Khusus bahan dalam wadah silinder atau tabung gas bertekanan agar ditempatkan pada tempat yang teduh, tidak lembab dan aman dari sumber panas seperti (listrik, api, ruang terbuka) 5. Bahan kimia tidak langsung bersentuhan dengan lantai gudang (menggunakan alas) 6. Program House Keeping harus dilaksanakan secara periodik dan berkesinambungan yang meliputi: kebersihan, kerapihan dan keselamatan. 5.2.3 Sarana K3 dan penanganan kondisi darurat haruslah disiapkan sesuai dengan identifikasi bahaya, dan digunakan sebagaimana mestinya (peralatan safety atau APD, spill kit seperti pasir atau serbuk kayu atau adsorber, APAR, P3K, sarana untuk cuci tangan dan eye wash). 5.2.4 Pada setiap penyimpanan bahan kimia harus dilengkapi dengan labeling (label isi, safety, resiko bahaya) dan MSDS atau Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB). 5.2.5 Setiap anggota dilarang makan dan minum ditempat penyimpanan bahan kimia terutama yang beracun. Every member is prohibited from eating and drinking in places where chemicals are stored, especially those that are toxic. 5.3 Mengenal Bahaya B3 (Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun) 5.3.1 Kemungkinan terjadinya keracunan, kontaminasi penggunaan bahan kimia disebabkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam beberapa kegiatan pekerjaan yaitu: Membawa, menyimpan, dan memindahkan B3 tidak sesuai prosedur Mencampur B3 sebelum diaplikasikan atau disemprotkan tanpa menggunakan APD dan dengan kondisi yang tidak aman Mengaplikasikan B3 ke dalam pekerjaan dengan perilaku tidak aman Mencuci alat-alat aplikasi sesudah aplikasi selesai dengan kondisi, perilaku dan peralatan yang tidak aman. 57 5.3.2 Baca dan pahami label pada kemasan B3 dan MSDS sebelum melakukan pekerjaan yang berhubungan B3 tersebut. 58 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT RACUN 5.3.3 Peringatan bahaya pada kemasan bahan kimia dapat berupa warna dan simbol serta tulisan peringatan bahaya yang ditentukan berdasarkan klasifikasi bahan kimia. 5.4 Pemakaian B3 (Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun) 5.4.1 Sebelum menggunakan bahan kimia harus diketahui terlebih dahulu informasi bahayanya baik dari segi kebakaran, kesehatan, reaktifitas, keracunan, korosif tumpahan dan peledakan) serta cara-cara pencegahan dan penanggulangannya. 5.4.2 Perencanaan dan penerapan K3L harus dilakukan dengan sebaik- baiknya pada setiap pekerjaan penggunaan bahan kimia berbahaya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai dengan faktor resiko bahayanya (HIRAC), APAR dan P3K harus disiapkan dan digunakan sebagaimana mestinya. b) Kondisi kerja, lingkungan sudah dinyatakan aman c) Peralatan kerja harus layak pakai. d) Metode kerja atau cara pelaksanaan kerja sudah aman dan efektif. e) Kelengkapan administrasi sudah dipersiapkan (perijinan angkut, perintah kerja, daftar pekerja). f) Selama berlangsungnya kegiatan penggunaan B3, hindari tindakan yang tidak aman. g) Bekerja sesuai dengan SOP dan MSDS masing-masing bahan. h) Bila pekerjaan telah selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja, wadah sisa-sisa bahan agar segera dibersihkan sampai betul-betul kondisi keseluruhan sudah aman. i) Lakukan tindakan P3K dengan segera, jika terjadi kecelakaan hubungi tim P2K3 atau first aider untuk penanganan pertolongan lebih lanjut (rujukan ke Rumah Sakit). 5.5 Praktek terbaik untuk K3 dan Lingkungan 5.5.1 Pergunakan peralatan keselamatan kerja, seperti pelindung mata, pelindung pernafasan, dan sepatu keselamatan selama melakukan pekerjaan. 5.5.2 Setiap mahasiswa, tenaga pengajar, yang bertugas atau sedang melaksanakan prakikum/penelitian harus menjaga area kerja dalam kondisi aman, bersih, rapi dan bebas dari bahaya dan pencemaran terhadap lingkungan. 5.5.3 Untuk memastikan pekerjaan dilaksanakan dalam kondisi aman, ikuti petunjuk dan prosedur. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 59 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT RACUN 60 14. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT KOROSIF 61 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT KOROSIF 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pengelolaan bahan kimia berdasarkan sifat korosif di Laboratorium Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara 2. RUANG LINGKUP Mencakup prosedur pengelolaan bahan kimia berdasarkan sifat korosif pada Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 3/3 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja Pengelolaan Bahan Kimia Berdasarkan Sifat Korosif. 1. Pengelompokan bahan asam cairan dan padatan yang bersifat korosif 1) Pisahkan asam-asam tersebut dari basa dan logam aktif seperti natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dll. 2) Pisahkan asam-asam organik dari asam mineral dan asam mineral oksidator, 3) Penyimpanan asam organik biasanya dibolehkan dengan cairan flammable dan combustible. 4) Pisahkan asam dari bahan kimia yang dapat menghasilkan gas toksik dan dapat menyala seperti natrium sianida (NaCN), besi sulfida (FeS), kalsium karbida (CaC2) dan lain-lain. 5) Gunakan wadah sekunder untuk menyimpan asam itu, dan gunakan botol bawaannya ketika dipindahkan ke luar lab. 6) Simpanlah botol asam pada tempat dingin dan kering, dan jauhkan dari sumber panas atau tidak terkena langsung sinar matahari. 7) Simpanlah asam dengan botol besar pada kabinet atau lemari rak asam. Botol besar disimpan pada rak lebih bawah daripada botol lebih kecil. 8) Simpanlah wadah asam pada wadah sekunder seperti baki plastic untuk menghindari cairan yang tumpah atau bocor. Baki plastic atau panci kue dari pyrex sangat baik digunakan lagi pula murah harganya. Khusus asam perklorat harus disimpan pada wadah gelas atau porselen dan jauhkan dari bahan kimia organik. 9) Jauhkan asam oksidator seperti asam sulfat pekat dan asam nitrat dari bahan flammable dan combustible. 2. Pengelompokan bahan asam cairan dan padatan yang bersifat korosif 62 1) Pisahkan basa dari asam, logam aktif, bahan eksplosif, peroksida organik, dan bahan flammable. UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT KOROSIF 2) Simpan larutan basa anorganik dalam wadah polyethylene (plastik). 3) Tempatkan wadah larutan basa dalam baki plastik untuk menghindari pecah atau keborocan. 4) Simpanlah botol-botol besar larutan basa dalam lemari rak atau cabinet yang tahan korosif. Botol besar disimpan pada rak lebih bawah daripada botol lebih kecil. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT g. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum h. Koordinator Laboratorium i. Laboran 63 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT KOROSIF Diagram Pengelolaan Bahan Kimia Asam Berdasarkan Sifat Korosif Mulai Pisahkan asam-asam dari basa dan logam aktif Pisahkan asam-asam organik dari asam mineral oksidator Pisahkan asam dari bahan kimia yang dapat menghasilkan gas toksik dan dapat menyala Gunakan wadah sekunder untuk menyimpan asam itu, dan gunakan botol bawaannya ketika dipindahkan ke luar lab Simpanlah botol asam pada tempat dingin dan kering, dan jauhkan dari sumber panas dan cahaya matahari Simpanlah asam dengan botol besar pada kabinet atau lemari rak asam Selesai 64 15. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA MENGUAP 65 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA MENGUAP 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya menguap di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara 2. RUANG LINGKUP Mencakup prosedur pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya menguap di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja Pengelolaan Bahan Kimia Berdasarkan Mudah Tidaknya Menguap. 1) Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan. 2) Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan. 3) Simpan racun atsiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada lemari berventilasi. 4) Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di dalam lemari yang bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan. 5) Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara terpisah yang disortir berdasarkan abjad. 6) Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai. 7) Tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung jawab lainnya di atas kepada satu penanggung jawab utama dan satu orang cadangan. Kaji tanggung jawab ini minimal setiap tahun. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 66 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA MENGUAP Diagram Alir Pengelolaan Bahan Kimia Berdasarkan Mudah Tidaknya Menguap Mulai Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan Simpan racun atsiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada lemari berventilasi. Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di dalam lemari yang bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan Simpan bahan kimia dalam kelompokkelompok bahan yang sesuai secara terpisah yang disortir berdasarkan abjad Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan Selesai 67 16. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERBAKAR 68 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERBAKAR 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam laboratorium FKIP UISU pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidak terbakar di 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup mengelola bahan kimia berdasarkan mudah tidak terbakar di laboratorium UISU 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya terbakar b. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium 1. Menyiapkan tempat penyimpanan bahan kimia di tempat yang tidak mudah terbakar/di tempat aman dan terhindar dari sinar matahari langsung. 2. Tata letak dan pengaturan penempatan bahan harus mempertimbangkan Pemisahan dan pengelompokan masing-masing bahan kimia untuk menghindari adanya bahaya reaktivitas dari bahan kimia yang tidak mudah terbakar ke bahan kimia yang lainnya, seperti bahan-bahan kimia yang mudah terbakar, dan beracun. 3. Bahan kimia disusun berdasarkan sifat bahannya tersebut sesuai prosedurnya. 4. Bahan kimia yang bersifat asam dan basa, tempatkan pada rak yang bawah 5. Botol berukuran besar di simpan di rak paling bawah. 6. Hindari memindahkan bahan kimia dengan jari. Ketika membuat percobaan, jaga jarak dari specimen paling tidak 1 kaki. Jangan mencium atau mencicipi bahan kimia. 7. Petugas membuat label pada bahan kimia tersebut. 8. Check label pada botol bahan kimia sebelum memindahkan. Ambil hanya sejumlah bahan yang dibutuhkan. 9. Jangan menggunakan botol bekas makanan atau minuman untuk menampung bahan kimia, karena bisa menghasilkan efek /reaksi yang tidak diinginkan. 10. Gunakan keranjang atau ember untuk membawa atau memindahkan bahan kimia dalam botol besar, jangan membawa dengan tangan, untuk menghindari resiko terjatuh atau pecah. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium 69 c. Laboran UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERBAKAR Diagram Alir Pengelolaan Bahan Kimia Berdasarkan Mudah Tidaknya Terbakar Diagram Alir 1. Mempersiapkan/meletakkan bahan kimia pada tempatnya. 2. Menghindari/menjauhkan bahan-bahan kimia yang tidak mudah terbakar dengan bahan kimia yang mudah terbakar, beracun dan sinar matahari langsung. 3. Membuat label pada bahan kimia tersebut. 4. Menyimpan pada tempatnya 70 17. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERURAI AKIBAT CAHAYA LANGSUNG 71 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERURAI AKIBAT CAHAYA LANGSUNG 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pelaksanaan pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya terurai akibat cahaya di laboratorium FKIP UISU 2. RUANG LINGKUP Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya terurai akibat cahaya di laboratorium FKIP UISU 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya terurai akibat cahaya b. Instruksi Kerja Pengelolaan bahan kimia di laboratorium 1. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan. 2. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan. 3. Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir pembatas di bagian depan agar wadah tidak jatuh. Idealnya, tempatkan wadah cairan pada baki logam atau plastik yang bisa menampung cairan jika wadah rusak. 4. Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di atas lemari 5. Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki 6. Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas. 7. Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta area peralatan keadaan darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan bahan. 8. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu kontrol inventaris. 9. Simpan bahan kimia tersebut di tempat masing-masing 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Pengguna/ Mahasiswa b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 72 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERURAI AKIBAT CAHAYA LANGSUNG Diagram Alir Pengelolaan Bahan Kimia Berdasarkan Mudah Tidaknya Terurai Akibat Cahaya Langsung Diagram Alir 1. Mempersiapkan/meletakkan bahan kimia pada tempatnya. 2. Menghindari/menjauhkan bahan-bahan kimia yang tidak mudah teruraui sinar matahari langsung. 3. Membuat label pada bahan kimia tersebut. 4. Menyimpan pada tempatnya 73 18. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT LABORATORIUM KIMIA 74 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN LIMBAH PADAT LABORATORIUM KIMIA 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pengelolaan limbah padat laboratorium kimia di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara 2. RUANG LINGKUP Mencakup prosedur alat laboratorium pada Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 3/3 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium. 1. Laboran memastikan lokasi dan sarana pembuangan limbah laboratorium sementara di laboratorium 2. Limbah dipisahkan berdasarkan jenisnya yaitu: limbah padat dalam kegiatan penelitian atau praktikum, Limbah padat bahan kimia yang kadaluarsa, limbah padat B3 (Botol bekas bahan B3) 3. Limbah padat dalam kegiatan praktikum, seperti kertas, padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa kegiatan laboratorium, tisu dan botol/wadah bekas bahan dikumpulkan pada satu wadah/tempat yang telah disediakan dan kemudian laboran, mahasiswa membuang ditempat yang telah disediakan, untuk botol/wadah bekas bahan yang tidak berbahaya di daur ulang untuk digunakan kembali. 4. Limbah padat bahan kimia yang kadaluarsa, seperti bahan padatan dikumpulkan pada gudang khusus 5. Limbah padat terkontaminasi B3 sepetti wadah botol bekas di cuci terlebih dahulu dengan metode yang telah ditentukan oleh pemerintah kemudian dikumpulkan pada gudang khusus B3. 6. Laboran memastikan pemisahan limbah laboratorium berbahaya dan limbah yang dapat dibuang pada tempat pembuangan umum. 7. Petugas mengambil limbah untuk limbah padat yang tidak berbahaya dapat dibuang pada tempat pembuangan umum, untuk limbah padat seperti bahan padatan kadaluarsa atau padatan, lumpur dan endapan yang berasal dari sisa kegiatan laboratorium dapat di timbun atau penaganan yang sesuai, untuk limbah padatan yang terkontaminasi B3 dapat dikelola oleh petugas khusus yang ditunjuk. 75 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : 8. Ketua laboratorium bertanggung jawab dalam memantau pembuangan limbah secara tepat. 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 76 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN LIMBAH PADAT LABORATORIUM KIMIA Diagram Alir Penyimpanan Alat Lab 77 19. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA 78 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA 1. TUJUAN Memberikan panduan dalam pengolaan limbah laboratorium kimia di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara 2. RUANG LINGKUP Mencakup prosedur pengelolaan limbah kimia untuk kebutuhan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara. 3. REFERENSI a. Pedoman Mutu b. Pedoman Akademik c. Panduan Penggunaan Laboratorium 4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN (Tercantum pada halaman 4/4 prosedur ini) 5. DOKUMEN MUTU TERKAIT a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu b. Instruksi Kerja Pengolaan Limbah Kimia Uraian 1. Petugas K3 Unit/Fakultas,{Lembaga menjelaskan jenis Limbah dan Pengelolaannya pada Petugas Laboratorium Unit/Fakultas/Lembaga sebagai berikut: a) Jenis limbah berdasarkan senyawa: 1) Limbah organik Yaitu limbah yang mengandung senyawa-senyawa organik atau yang bersumber dari produk mahluk hidup (tumbuhan dan hewan) mudah membusuk atau terurai mikroorganisme (misal: sisa makanan, sisa dapur, sampah sa)nran, kulit buahbuahan. 2) Limbah anorganik Yaitu limbah yang tidak mudah hancur atau diuraikan oleh aktivitas mikroorganisme. Sebagian dari limbah anorganik sama sekali tidak dapat diuraikan tetapi sebagian lagi dapat diuraikan, tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama. (misal: plastik, logam berat, kaca, besi tua, dan lain-lain) 3) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Limbah B3 diidentifikasikan sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih karakteristik, meliputi : a. Mudah meledak (eksplosif) (misal : bahan peledak) b. Mudah terbakar ( misal: bahan bakar, solvent) c. Bersifat reaktif (misal: bahan-bahan oksidator) d. Berbahaya/harmful (misal logam berat) 79 e. Menyebabkan infeksi (misal :bakteri /limbah rumah sakit) UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA f. g. h. i. Bersifat korosif (misal : asam kuat) Bersifat irritatif (misal : basa kuat) Beracun (misal : HCN, As) Karsinogenik, Mutagenik dan Teratogenik (misal : merkuri, turunan benzena) j. Bahan Radioaktif (misal : Uranium, plutonium,dll) b) Jenis limbah berdasarkan wujud: 1) Limbah cair yaitu limbah yang berasal dari sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair. 2) Limbah padat Yaitu sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik yang berbentuk padat (misal: kertas, plastik, serbuk besi, serbuk kayu, kain, dll). 3) Limbah gas Limbah yang berada di udara terdiri dari bermacarn-macam senyawa kimia, limbah gas yang dibuang keudara mengandung partikel-partikel bahan padatan atau cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gasgas tersebut. c) Jenis limbah berdasarkan sumbernya 1) Limbah industri Limbah industri yaitu limbah yang dihasilkan dari proses industri. Contoh limbah industri yaitu limbah penambangan, limbah pabrik, dan lain-lain. 2) Limbah domestik Limbah domestik yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsi rumah tangga. Contoh dari limbah domestik yaitu air cucian (detergen), kalengkaleng bekas, kardus bekas, kantong plastik, dan lainJain. 3) Limbah pertanian Limbah pertanian adalah limbah pertanian yang berasal dari kegiatan pertanian ataupun perkebunan. Contoh limbah pertanian adalah pupuk 4) Limbah pertambangan Limbah pertambangan adalah limbah berasal dari aktivitas pertambangan. Jenis limbah yang dihasilkan biasanya berupa material tambang, seperti logam dan batuan. 5) Limbah medis 80 Limbah medis adalah limbah yang bersal dari aktivitas kesehatan. Libah medis hampir sama dengan sampah domestik pada umumnya. Contoh limbah Obatobatan dan beberapazatkimia adalah contoh limbah medis UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA 2. Petugas Laboratorium Unit/Fakultas/Lembaga melakukan Penyimpanan Limbah B3 a) Penyimpanan adalah kegiatan penyimpanan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atar pengolah dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sematara; b) Persyaratan dan tata cara Penyimpanan Limbah B3 meliputitempat 1) Penyimpanan Limbah B3; 2) cara Penyimpanan Limbah B3; dan 3) waktu Penyimpanan Limbah B3. c) Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya paling lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3. d) Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya lebih dari sembilan puluh hari sebelum diserahkan kepada pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3, dengan persetujuan Kepala instansi yang bertanggung jawab. e) Penghasil lirnbah B3 wajib membuat dan menyimpan catatan tentang: 1) jenis, karekteristik, jumlah dan waktu dihasilkannya limbah B3; 2) jenis, karekteristik, jumlah dan waktu penyerahan limbah B3; 3) nama pengangkut limbah B3 yang melaksanakan pengiriman kepada pengumpul atau pemanfaat ataupengolah atau penimbun limbah B3. 3. Petugas K3 Unit/Fakultas/Lembaga melakukan Penyediaan TPS B3 untuk pool penyimpanan limbah B3 a) Lokasi Penyimpanan Limbah B3 mudah diakses, bebas banjir dna tidak rawan bencana lain b) Terdapat peralatan penanggulangan keadaan darurat untuk fasilitas Penyimpanan Limbah B3 seperti sistem pendeteksi dan peralatan pemadam kebakaran atau alat penanggulangan keadaan darurat lain yang sesuai c) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa: 1) Bangunan; 2) Tangki dar/ataukontainer; 3) Silo; 4) Tempat tumpukan Limbah (waste pile); 81 5) Waste impoundment. d) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 wajib dilengkapi 1) Fasilitas pertolongan pertama; 2) Peralatan penanganan tumpahan; dan 3) Bongkar muat 82 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA e) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa bangunan wajib memenuhi persyaratan: 1) Rancang bangun sesuai dengan jenis, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang disimpan; 2) Luas ruang penyimpanan sesuai dengan jumlah Limbah B3 yang disimpan; 3) Desain dan konstruksi yang mampu melindungi Limbah B3 dari hujan dan sinar matahari; 4) Atap dari bahan yang tidak mudah terbakar; 5) Memiliki sistem ventilasi untuk sirkulasi udara; 6) Sistem pencahayaan disesuaikan dengan rancang bangun tempat penyimpanan limbah b3; penerangan yang tidak menyebabkan ledakan/percikan listrik (explotion prooJ). 7) Lantai kedap air dan tidak bergelombang 8) Lantai bagian dalam dibuat melandai turun ke arah bak penampung tumpahan dengan kemiringan maksimum 1% (satu persen); 9) Lantai bagian luar bangunan dibuat agar air hujan tidak masuk kedalam bangunan tempat penyimpanan limbah b3; 10) Memiliki saluran drainase ceceran, tumpahan lirnbah b3 dan/atau air hasil pembersihan ceceran atau tumpahan limbah b3; 11) Memiliki bak penampung tumpahan untuk menampung ceceran, tumpahan limbah b3 danlatzuair hasil pembersihan ceceran atau tumpahan limbah b3; dan 12) Dilengkapi dengan simbol limbah b3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. f) Untuk Limbah B3 dengan karakteristik mudah menyala, bangunan wajib memenuhi ketenfuan: 1) Memiliki tembok pemisah dengan bangunan lain yang berdampingan; 2) Jika bangunan penyimpanan limbah 83 dibangun terpisah dari bangunan lain, diberi jarak dengan bangunan lain paling sedikit 6 (enam) meter; 3) Struktur pendukung atap terdiri dari bahan yang tidak mudah menyala, konstruksi atap dibuat ringan, dan mudah hancur bila terjadi kebakaran; dan 4) Diberikan penerangan yang tidak menyebabkan ledakar/percikan listrik (explotion prooJ). g) Untuk Limbah B3 dengan karakteristik mudah meledak, bangunan wajib memenuhi ketentuan: 1) Konstruksi bangunan,lantai, dinding, dan atap dibuat tahan ledakan; 2) Lantai dan dinding dibuat lebih kuat dari konshuksi atap; dan 3) Setiap saat memenuhi ketentuan suhu ruangan, 83 84 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA 4. 5. 6. 7. h) Untuk limbah B3 dengan karakteristik reaktif, korosif, dan/atau beracun, bangunan wajib memenuhi ketentuan: 1) Konstnrksi dinding dibuat mudah untuk dilepas; dan 2) Konstruksi atap, dinding, dan lantai harus tahan terhadap korosi dan api Petugas Laboratorium Unit/Fakultas/Lembaga melakukan list Pengangkutan Limbah B3 untuk dilakukan pengambilan, dan list Pengangkutan Limbah B3 diserahkan kepada Petugas K3 Unit/Fakultas/Lembaga dengan rincian Kelola sebagai berikut : a) Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan dengan menggunakan alat angkut yang tertutup b) Dokumen Pengangkutan Limbah B3 paling sedikit memuat: 1) Jenis dan jumlah alat angkut; 2) Sumber, nama, dan karakteristik limbah B3 yang diangkut; 3) Prosedur penanganan limbah B3 pada kondisi darurat; 4) Peralatan untuk penanganan limbah B3; dan 5) Prosedur bongkar muat limbah B3. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3 a) Penanganan pengelolaan limbah dilakukan oleh masing-masing Fakultas/[Jnit ke{a/Lembaga dibantu petugas K3 atau petugas Lab b) Dilakukan penyimpanan sementara di TPS FakultasAJnit kerja/Lembaga c) Setiap awal bulan petugas K3 atau petugas lab diharapkan dapat mengisi form yang telah disediakan d) Tim K3 rektorat merekap hasil isian form yang telah dikirim e) Tim K3 berkoordinasi dengan pihak K3 terkait penjadwalan f) Pihak K3 melakukan pengangkutan sesuai jadwal Izin Pengelolaan a) Untuk dapat memperoleh izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3, Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3: 1) wajib memiliki Izin Lingkungan; dan 2) harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/wali kota dan melampirkan persyaratan izin. Sistem Tanggap Jika Terjadi Kedaruratan a) Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan Limbah 83 terdiri atas: 1) penyusunan program kedaruratan Pengelolaan Limbah B3; 2) pelatihan dan geladi kedaruratan Pengelolaan Limbah B3; dan 3) penanggulangan kedaruratan Pengelolaan Limbah B3. b) Fungsi penanggulangan sebagaimana dimaksud pada paling sedikit meliputi: 1) identifikasi, pelaporan, dan pengaktifan; 2) tindakan mitigasi; 85 3) tindakan perlindungan segera; UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA 4) tindakan perlindungan untuk petugas 5) penanggulangan keadaan darurat, pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup; dan 6) pemberian informasi dan instruksi pada masyarakat. 8. Pelaporan pengambilan, pengelolaan, manifest limbah B3 diserhakan pada Tim K3 Pusat untuk di rekap limbah B3 9. Tim K3 Pusat menyerahkan rekap limbah B3 pada Kasie K3 unhrk laporan kelola limbah B3 6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum b. Koordinator Laboratorium c. Laboran 86 UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) No. Dok Tgl. Terbit No. Revisi Hal : : : : PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA DIAGRAM ALIR PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA 87 Refrensi Hertanto. (2020). Standard Operating Procedur (Sop) Laboratorium. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Https://Dprd-Ntbprov.Go.Id/Wp-Content/Uploads/2016/10/BAB-2-SOP.Pptx Imam, Isbu. (2020). SOP Penanganan Sampah Dan Limbah B3. Bandung: Direktorat Kampus ITB Jatinangor, Institut Teknologi Bandung Mutiara, Mimi Miftah Dkk. (2019). Standar Operasional Prosedur (Sop) Penggantian Alat Laboratorium Yang Rusak / Hilang. Tanggerang: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yatsi Sari, Widya Kartika. (2018). Penggantian Kerusakan Alat. Malang: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Sutrisno. (2017). SOP. Prosedur Pembuangan Limbah Laboratorium. Malang: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 88