Uploaded by Teddy Hardiansyah

TM 14 - Manelab (Teddy Hardiansyah)

advertisement
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan buku
SOP LABORATORIUM KIMIA ini semoga dengan dibuatkan buku ini pembaca dapat
memahami tentang standar operasional prosedur yang digunakan dalam laboratorium kimia.
Berbagai sumber referensi dasar dan esensial yang relevan memang sengaja dipilih dan digunakan
untuk memperkuat pembahasan dan membangun kerangka penyajian yang komprehensif agar
mudah dipahami dan dapat memenuhi harapan pembaca.
Akhirnya, diharapkan semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya
kesempurnaan buku ringkasan ini. Oleh karena itu, penulis berharap agar buku ini dapat dijadikan
sebagai bahan pembelajaran dan berguna bagi pembaca.
Wassalualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Medan,
Desember 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iv
ISI ..................................................................................................................................................... 1
1.
PENGOPERASIAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA ............................................. 10
2.
PENGGANTIAN ALAT YANG RUSAK/ HILANG ............................................................. 15
3.
PENGADAAN DAN PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM ......................................... 19
4.
MEBERSIHKAN TIMBANGAN ...................................................................................... 24
5.
MEBERSIHKAN BURET ................................................................................................ 27
6.
PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM ...................................................................... 30
7.
MEMBERSIHKAN LABU UKUR .................................................................................... 34
8.
PENGKODEAN ALAT LABORATORIUM ....................................................................... 38
9.
PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM UNTUK PIHAK LUAR ...................................... 41
10.
INVENTARIS ALAT LABORATORIUM ........................................................................... 44
11.
MEMBERSIHKAN GELAS UKUR ................................................................................... 47
12.
PENGEMASAN BAHAN KIMIA..................................................................................... 50
13.
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT RACUN .................................... 54
14.
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT KOROSIF.................................. 61
15.
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA MENGUAP ........ 65
16.
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERBAKAR ......... 68
17.
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERURAI AKIBAT
CAHAYA LANGSUNG................................................................................................... 71
18.
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT LABORATORIUM KIMIA ........................................... 74
19.
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA .............................................. 78
Refrensi ......................................................................................................................................... 88
iv
ISI
SOP adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam
suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan, langkah, atau
tindakan, dan penggunaan fasilitas pemrosesan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam suatu
organisasi, telah berjalan secara efektif, konsisten, standar, dan sistematis. SOP menjadi pedoman
bagi para pelaksana pekerjaan. Ini bisa berarti para karyawan produksi, resepsionis, office boy,
supir, staf administrasi di kantor, pabrik atau gudang, supervisor dan manager. SOP akan berbeda
untuk pekerjaan yang dilakukan sendirian, untuk pekerjaan yang dilakukan secara tim dan untuk
pengawas pekerjaan tsb
A. Jenis SOP
1. Sederhana
Langkah-langkah yang ringkas dan hanya memerlukan sedikit keputusan
2. Hirarki
Yaitu dengna langkah-langkah yang rinci, Panjang dan konsisten
3. Flowcharts
Yaitu yang berisi banyak keputusan-keputusan atau pertimbangan-pertimbangan
B. Kedudukan SOP dalam Organisasi
Organisasi adalah kumpulan dari dua orange atau lebih yang tergabung karena
ketertarikan, minat, dan niat yang sama yang kemudian secara sah membentuk badan
sebagai wadah untuk mencapai tujuan Bersama (Siagian, 2006). Organisasi tanpa visi misi
adalah bagai orang buta yang harus berjalan di daerah berbatu dan terjal yang belum
dikenalnya. Visi dan misi adalah emandu utama kea rah mana Organisasi akan dibawa.
Perwujudan visi dan menjalankan misi dicapai secara bertahap melalui tujuan, sebagai
milestone atas encapaian organisasi dalam jangka waktu lebih pendek dari visi.
Tujuan Organisasi dicapai melalui berbagai aktivitas operasional dan manajerial yaitu
untuk menciptakan kesamaan pemahaman terhada aktivitas organisasi, rosedur oerasi
harus dibakukan dengan menetapkan Standard Operating Procedures.
C. SOP dalam Sistem Mutu
Vincent Gaspersz (1997) mendefinisikan mutu secara konvensional yang
menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti performasi, keandalan,
mudah dalam penggunaan, estetika dan lain sebagainya. Menurut standard internasional
ISO 8402. Mutu adalah: “The totality of characteristics of an entity that bear on its ability
to satisfy or implied needs” (Totalitas dari karakteristik suatu roduk yang menunjukkan
1
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat). Tagline
SOP dalam mutu yaitu SOP dalam sistem mutu adalah bagian dari dokumentasi dari
prosedur, sesuai dengan prinsip: “Tulis apa yang dikerjakan, kerjakan apa yang ditulis”
Dokumentasi yang efektif haruslah:
1. Mendeskripsikan bagaimana operasional suatu organisasi dalam lingkup sistem mutu.
2. Menunjukkan kepada kastemer dan karyawan bahwa perusahaan peduli dengan
pencapaian mutu dan memiliki suatu sistem mutu untuk mencapai keberhasilan.
3. Mendorong tindakan-tindakan yang konsisten dan pemahaman-pemahaman yang
sama di seluruh organisasi.
4. Mengkomunikasikan instruksi-instruksi, informasi dan juga perubahan-perubahan
yang disepakati dalam sistem mutu.
5. Memungkinkan anggota-anggota organisasi bekerja lebih efektif dan produktif.
6. Menyakinkan bahwa aktivitas-aktivitas organisasi dapat berlanjut efektif selama
periode dimana orang yang bertanggung jawab tidak ditempat.
7. Memungkinkan
pemeriksaan
(audit)
sistem
mutu
untuk
mem-verifikasi
efektivitasnya.
“SOP sebagai dokumen dari prosedur operasi agar disebut efektif harus memenuhi unsurunsur tersebut di atas”
D. Penyusunan SOP yang Efektif
SOP yang efektif adalah:

SOP yang mencerminkan upaya pencapaian tujuan, dalam menjalankan misi
Organisasi, untuk mewujudkan Visi

Memenuhi kriteria manual SOP

Memahami Hambatan-hambatan dalam penyusunan dan implementasi SOP
E. Kriteria Manual SOP
Dalam menyusun SOP yang baik ada 7 Kriteria Manual yang sangat penting dan perlu
diperhatikan, Adapun 7 Kriteria tersebut ialah:
1. Specific
Penyusunan SOP harus khas dan spesifik, sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Jangan membuat SOP dengan cara Copy-Paste dari lembaga lain.
Penyusunan SOP harus dilakukan melalui observasi dan kajian terhadap organisasi
secara rinci dan lengkap, mengenai: Struktur Organisasi, struktur pengambilan SOP
2
dalam proses pembuatan sampai dengan implementasinya harus sepenuhnya
mendapatkan operasional, kekhususan administratif, dan peraturan-peraturan yang
mengikat
2. Lengkap (Complete)
Lengkap untuk prosedur tertentu, dan lengkap untuk prosedur yang dibutuhkan
3. Jelas dan mudah dipahami (Understandable)
Dengan jelas & mudah dipahami maka persepsi serta interpretasi dari setiap bagian
dan orang dalam organisasi akan sama
SOP harus dapat dicerna dengan baik
Tidak menimbulkan banyak tafsiran
4. Layak Terap (Applicable)
Harus ada dukungan total dari manajemen
SOP dalam proses pembuatan sampai dengan implementasinya harus sepenuhnya
mendapatkan dukungan penuh dari manajemen dan budaya organisasi
5. Terkendali (Controllable)
SOP harus well-controlled. Tanpa layak kontrol bukanlah SOP, karena pada dasarnya
SOP sendiri adalah tools untuk kontrol pada setiap kegiatan tiap bagian dalam
organisasi
6. Layak Audit (Auditable)
SOP harus bisa diaudit. Isi SOP & pelaksanaannya harus dengan mudah dapat
dilakukan audit sebagai sarana evaluasi efektifitas dari SOP
7. Layak Ubah (Changeable and flexible)
SOP harus bisa dirubah, artinya senantiasa uptodate sesuai dengan situasi-kondisi/
perubahan process/kegiatan pada organisasi tetapi tidak boleh terlalu mudah untuk
berubah
SOP harus mampu mengantisipasi perubahan (bisnis atau aktivitas) dan perubahan
lingkungan organisasi
3
F. Hambatan dalam Penyusunan SOP.
Dalam pelaksanaan SOP, ada beberapa hambatan yang biasa terjadi. Oleh sebab itu sangat
penting menghindari hazard yang beresiko pada hal ini. Adapun hambatan dalam
penyusunan SOP ialah.
1. Organisasi
Hambatan ini biasanya muncul akibat problem-problem yang ada kaitannya dengan
manajemen organisasi, misalnya gaya kepemimpinan, struktur organisasi yang terlalu
gemuk, alur koordinasi yang terlalu panjang dan rumit, tradisi organisasi yang kurang
kondusif, dan lain sebagainya.
Seringkali terjadi friksi atas upaya sinkronisasi antara SOP yang berlaku pada unit kerja
yang satu dan unit kerja yang lain. Tentunya friksi atau bahkan konflik ini memakan
waktu yang tidak sedikit. Namun, hambatan sekecil apa pun tetap perlu diperhitungkan
dalam penyusunan SOP.
2. Operasional
Hambatan operasional muncul dari masalah semua operasional organisasi, problem
operasional yang dimaksud bisa datang dari karakter konsumen, keterikatan organisasi
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, budaya organisasi, dan
kedewasaan organisasi tersebut.
3. Manajerial
Hambatan manajerial disebabkan oleh adanya perbedaan pandangan dari beberapa
anggota manajemen dalam penyusunan serta penerapan SOP dalam unit kerja dari
masing-masing departemen. Perusahaan atau organisasi kecil, umumnya tidak
mengalami hambatan manajerial yang terlalu signifikan. Sebaliknya, organisasi besar,
tentu memiliki peluang hambatan yang lebih besar.
Contoh yang terkait dengan hambatan manajerial organisasi dapat berupa ketidak
jelasan visi, misi, kebijakan organisasi, aturan dan tata terbit, tidak adanya kontrol
secara konsisten dan berkelanjutan, serta tidak adanya dukungan yang maksimal dari
pihak-pihak terkait.
4. Personal
Hambatan personal datangnya dari individu organisasi, karyawan, atau user yang tidak
mau mendukung adanya SOP di dalam organisasi bahkan terang-terangan menyatakan
penolakan.
4
Adapun penolakan ini diantaranya bisa disebabkan karena karyawan yang
bersangkutan belum paham secara benar tujuan dan manfaat adanya SOP dalam
menjalankan organisasi, masih adanya anggapan bahwa dengan adanya SOP justru
mempersulit pekerjaan mereka serta tidak adanya motivasi kuat dalam diri karyawan
untuk berkembang lebih maju dan lain sebagainya.
Hambatan individu atau perseorangan, merupakan hambatan paling dominan.
Beberapa alasan yang muncul, salah satunya adalah tingkat pendidikan yang kurang
memadai menyebabkan seseorang kurang memiliki kemampuan ataupun kompetensi
dalam mengaplikasikan SOP. Dalam beberapa kasus ada juga yang justru merasa
terganggu kepentingan pribadinya dengan mengaplikasikan SOP
G. Format SOP Secara Umum
1. Simple Steps (Langkah Sederhana)
SOP dengan format ini yakni suatu bentuk sop yang paling sederhana dan juga
digunakan ketika sebuah prosedur hanya memiliki suatu kegiatan dan pengambilan
keputusan yang sedikit.
2. Hierarchical Steps (Tahapan Berurutan)
Tipe format ini ialah sebagai pengempangan dari simple steps. Digunakan ketika
sebuah prosedur yang disusun memiliki 10 langkah atau lebih dan juga memerlukan
informasi yang lebih detail. Namun hanya membutuhkan pengambilan sebuah
keputusan sedikit. Langkah-langkah yang sudah dapat diidentifikasi kemudian dapat
dijabarkan kedalam sub langkah secara rinci.
3. Graphic (Grafik)
Format ini juga dapat digunakan ketika prosedur mempunyai sebuah susunan kegiatan
panjang dan spesifik. Proses- proses yang panjang kemudian dijabarkan ke beberapa
sub-sub proses yang lebih pendek yang berisi beberapa langkah.
Format grafik ini juga digunakan ketika menyusun sebuah prosedur yang memerlukan
foto atau gambar dan umumnya digunakan untuk pemohon atau juga pelaksana
eksternal organisasi.
4. Flowchart (Diagram Alir)
Format flowchart ini digunakan ketika SOP memerlukan pengambilan suatu keputusan
yang kompleks atau banyak. Dan membutuhkan sebuah opsi alternatif jawaban seperti
ya atau tidak, lengkap atau tidak, benar atau salah dan seterusnya yang dapat
mempengaruhi sub langkah selanjutnya dari proses. Penggunaan format diagram alir
5
ini juga melibatkan beberapa simbol khusus (flow chart) untuk dapat menggambarkan
proses. Seperti pada simbol kotak (process), anak panah (arrow), belah ketupan
(decision) dan sebagainya
Format Menurut EPA (2007), SOP berdasarkan jumlahnya dikelompokkan ke dalam
dua kategori yaitu Technical dan administrative. Berbeda dengan Technical, SOP
administrative memiliki lima elemen berdasarkan quality manual, Guidance for
preparing standard operating procedure:
1) Title page (Halaman Judul)
Bagian ini terdiri dari judul, pihak yang mengeluarkanSOP, pihak yang mnyetujui atau
mengesahkan SOP dan tanggal pengesahan SOP tersebut.
2) Table Of Content (Daftar Isi)
Bagian ini memuat daftar isi yang ada dalam buku panduan SOP
3) Procedure (Administrative SOP)
Bagian ini terdiri dari :
a. Purpose (Mengidentifikasi tujuan suatu proses)
b. Applicability/ Scope (Mengindentifikasi ruang lingkup prosedur yang digunakan)
c. Summary of Procedure (Rangkuman prosedur)
d. Definition (Pengertian dari beberapa isti’lah)
e. Personnel Qualification/Responsibilities
f. Procedure (langkah-langkah prosedur kerja)
g. Criteria, checklist, or other standard (Form yang digunakan)
h. Quality Control (Menjelaskan langkah-langkah pengendalian kerja)
H. Format SOP Laboratorium
Format SOP Laboratorium hampi sama dengan secara umum dimana, yang
membedakannya hanya berada pada komonen penyusun dari SOP tersebut. Di atas setiap SOP
(header), mempunyai format sebagai berikut:
I. Kompone Format SOP.
Di atas setiap SOP (header), mempunyai format sebagai berikut:
6
1. SOP secara Umum
A. Tujuan
Menjelaskan tujuan (untuk apa) SOP dibuat.
B. Ruang Lingkup
Menjelaskan aktivitas/subproses bisnis apa saja yang termasuk dalam SOP, secara
deskriptif menyatakan di mana awal dan akhir prosedur ini.
C. Referensi
Menunjukkan referensi yang menjadi dasar legalitas SOP, contoh: Surat Keputusan
Rektor, Surat Edaran, Peraturan Universitas, Peraturan Kemenristekdikti.
D. Definisi
Menjelaskan istilah khusus, terminologi atau singkatan dalam SOP yang perlu
dipahami untuk persamaan persepsi.
E. Penanggungjawab
7
Menunjukan
pihak
yang
bertanggungjawab
dan
apa
yang
menjadi
tanggungjawabnya. Pihak-pihak ini yang akan muncul sebagai aktor pelaku dalam
diagram alir.
Suatu SISTEM dapat menjadi aktor bila ada aktor lain langsung menggunakan
luaran dari sistem, contoh: sistem membuat NIM, atau sistem menghasilkan
Lembar Transkrip.
F. Uraian Prosedur
Menjabarkan tahapan/kegiatan kerja melakukan pekerjaan. Seringkali juga
memasukkan turunan rinciannya. Langkah kegiatan ini harus dituliskan terlebih
dahulu secara lengkap dan rinci sebelum digambarkan dalam diagram alir.
G. Diagram Alir Prosedur
Diagram yang menggambarkan langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap
aktor untuk menyelesaikan suatu prosedur. Bila dalam suatu proses dibutuhkan
suatu dokumen maka dalam proses harus ditambahkan komponen dokumen dan
diberikan nomor urut.
Contoh: dalam proses Cek Anggaran pada Gambar 3 terdapat dokumen terkait
dengan nomor urut 1. Dalam butir Dokumen Terkait harus disebutkan:
1. Surat Bukti Permohonan Pencairan Anggaran.
H. Dokumen Terkait
Menunjukkan dokumen yang terkait, yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
prosedur, sesuai dengan nomor urut dokumen yang terdapat dalam diagram alir.
Contoh: dalam proses Cek Anggaran pada Gambar 3 mengakibatkan dalam butir
Dokumen Terkait harus terisi:
1 Surat Bukti Permohonan Pencairan Anggaran
I. Lain-lain
Bagian ini digunakan untuk menjelaskan bila ada persyaratan lain yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu proses, contoh: terdapat biaya kebersihan senilai Rp.
8
100,000 (seratus ribu rupiah) untuk peminjaman ruangan di luar jam kerja dan hari
kerja.
2. SOP Laboratorium
1. TUJUAN
Menjelaskan tujuan (untuk apa) SOP dibuat.
2. RUANG LINGKUP
Menjelaskan aktivitas/subproses bisnis apa saja yang termasuk dalam SOP, secara
deskriptif menyatakan di mana awal dan akhir prosedur ini
3. REFERENSI
Menunjukkan referensi yang menjadi dasar legalitas SOP, seperti:
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
Diagram yang menggambarkan langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap aktor
untuk menyelesaikan suatu prosedur. Bila dalam suatu proses dibutuhkan suatu dokumen
maka dalam proses harus ditambahkan komponen dokumen dan diberikan nomor urut.
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
Menunjukkan dan menjelaskan dokumen – dokumen terkait SOP
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja/Uraian Prosedur..
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
Menujukkan dan menjelaskan penangung jawab dan pihak yang terlibat dalam SOP,
Seperti:
a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
9
1.
PENGOPERASIAN PERALATAN
LABORATORIUM KIMIA
10
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGOPERASIAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pengoperasian peralatan laboratorium kimia di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara
2. RUANG LINGKUP
Mencakup prosedur pengoperasian dan penggunaan peralatan laboratorium untuk kebutuhan praktikum
dan penelitian di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 4/4 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium.
Uraian
1. PENGGUNAAN OVEN
1) Setiap pengguna/pemakai Oven wajib lapor dan meminta ijin kepada petugas/laboran,
sebelum dan sesudah pemakaian.
2) Setiap pengguna/pemakai Oven bertanggung jawab terhadap kebersihan dan atau kerusakan
Oven yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian.
3) Petugas/laboran dapat menolak penggunaan Oven (dengan pertimbangan tertentu).
4) Lamanya waktu penggunaan Oven dibatasi pada jangka waktu tertentu.
5) Setiap bahan/zat yang disimpan dalam Oven wajib dicantumkan.:
 Nama bahan/zat/reagent
 Nama pemilik bahan/zat/reagent tersebut
 Temperatur yang digunakan
 Waktu pemakaian
 Keterangan lain yang diperlukan.
6) Oven hanya digunakan untuk mengoven bahan/zat praktikum yang tidak bersifat korosif
(tidak untuk menguapkan)
2. PERATURAN PEMAKAIAN POMPA VAKUM
1) Setiap pengguna/pemakai pompa vakum wajib lapor atau meminta ijin kepada
petugas/laboran, sebelum dan sesudah pemakaian.
11
2) Setiap pengguna/pemakai pompa vakum bertanggung jawab terhadap kebersihan dan atau
kerusakan pompa vakum yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian.
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGOPERASIAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA
3) Petugas/laboran dapat menolak penggunaan pompa vakum (dengan pertimbangan tertentu).
4) Lamanya waktu penggunaan pompa vakum dibatasi pada jangka waktu tertentu.
3. PERATURAN PENGGUNAAN DESICATOR
1) Desicator Lab. Kimia FMIPA hanya digunakan untuk menyimpan bahan/zat
praktikum/penelitian yang bersifat higroskopis.
2) Setiap pengguna/pemakai Desicator Lab. Kimia wajib lapor atau meminta ijin kepada
petugas/laboran, sebelum dan sesudah pemakaian.
3) Petugas/laboran dapat menolak penggunaan Desicator (dengan pertimbangan tertentu).
4) Lamanya waktu penggunaan Desicator dibatasi pada jangka waktu tertentu.
5) Setiap bahan/zat/reagent yang disimpan dalam Desicator wajib dicantumkan.
 Nama bahan/zat/reagent
 Nama pemilik bahan/zat/reagent tersebut
 Waktu penyimpanan
 Kondisi-kondisi khusus bahan/zat/reagent
 Keterangan lain yang diperlukan
4. PERATURAN PENGGUNAAN TIMBANGAN
1) Setiap pengguna/pemakai timbangan wajib lapor dan meminta ijin kepada petugas/laboran,
sebelum dan sesudah pemakaian.
2) Setiap pengguna/pemakai timbangan bertanggung jawab terhadap kebersihan dan atau
kerusakan timbangan yang diakibatkan oleh kesalahan pemakaian.
3) Petugas/laboran dapat menolak penggunaan timbangan (dengan pertimbangan tertentu).
4) Setiap penimbangan wajib menggunakan wadah tersendiri untuk menimbang.
5) Berat maksimal bahan + wadah/alas yang diperbolehkan disesuaikan dengan spesifikasi
timbangan yang digunakan.
6) Pelanggaran terhadap peraturan ini akan dikenakan sanksi.
5. PENGGUNAAN HOT PLATE
1) Pengaktifan (Start up)
a. Hubungkan socket ke Tegangan AC 220-240 V
b. Nyalakan Hotplate
2) Inisialisasi (manual)
a. Untuk mengatur kecepatan putaran, aktifkan stir dengan menekan tombol 3
yang ditunjukkan pada gambar dan putar untuk mengatur nilai kecepatan
putar. Nilai kecepatan yang diatur akan tampak di Display
12
b. Untuk mengatur suhu, aktifkan tombol heat dengan menekan tombol 1 yang
ditunjukkan pada gambar dan putar untuk mengatur nilai kecepatan putar.
Nilai suhu yang diatur akan tampak di Display.
c. Letakkan cairan seperti pada gambar di atas (di dalam beaker glass letakkan
magnet pengaduk).
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGOPERASIAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA
d. Tunggu sampai waktu yang diinginkan.
3) Mematikan sistem secara normal
a. Menekan saklar OFF.
b. Jika menggunakan suhu maka harus menunggu suhu menjadi normal (suhu
ruang) setelah itu baru boleh dipindah ketempat penyimpanan.
6. PENGGUNAAN WATERBATH
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Periksa alat lengkap dan dalam keadaan baik.
Periksalah jumlah air yang tersedia cukup didalam waterbath.
Hubungkan kabel power dengan stop kontak.
Hidupkan alat dengan menekan tombol power ON pada alat.
Atur suhu waterbath sesuai dengan yang dibutuhkan.
Letakkan sampel pada tempat yang tersedia.
Setelah selesai, pastikan alat dalam keadaan OFF/Mati.
Cabut stop kontak kabel listrik.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
13
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGOPERASIAN PERALATAN LABORATORIUM KIMIA
Diagram Alir
Keterangan
1. Praktikan/Penelitian melakukan
pengajuan permohonan
pengoperasian peralatan
Laboratorium Kimia
2. Laboran meneruskan surat
permohonan untuk pengoperasian
peralatan laboratorium ke kepala
laboratorium
3. Kepala Laboratorium meninjau
surat permohonan untuk
mengoperasikan peralatan ke
laboratorium
4. Jika ya lanjutkan kelangkah 5, jika
tidak ulangi kelangkah 1
5. Praktikan/Peneliti boleh
mengoperasikan peralatan sesuai
instruksi kerja
14
2.
PENGGANTIAN ALAT YANG RUSAK/
HILANG
15
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGGANTIAN ALAT YANG RUSAK/ HILANG
7. TUJUAN
Memberikan panduan dalam penggantian peralatan laboratorium yang rusak/hilangdi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara
8. RUANG LINGKUP
Mencakup prosedur penggantian peralatan laboratorium yang rusak/hilang di Laboratorium Kimia
FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara.
9. REFERENSI
d. Pedoman Mutu
e. Pedoman Akademik
f. Panduan Penggunaan Laboratorium
10. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
11. DOKUMEN MUTU TERKAIT
c. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
d. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium.
Uraian:
1. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum melaporkan kerusakan alat ke Laboran dan mengisi
form Daftar Alat Rusak
2. Laboran mengecek kerusakan alat
3. Apabila masih bisa diperbaiki, maka kerusakan alat diperbaiki oleh Mahasiswa/Peneliti/Asisten
Praktikum yang bersangkutan.
4. Apabila tidak dapat diperbaiki, maka Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum harus mengganti
alat tersebut dengan spesifikasi yang sama atau setara.
5. Alat yang baru diserahkan maksimal 3 (tiga) hari setelah laporan kerusakan alat masuk ke
Laboran. Jika alat yang diganti membutuhkan waktu pengadaan/pengerjaan yang lama, maka
Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum harus memberikan bukti pemesanan alat atau bukti
perbaikan alat ke Laboran Lab. Praktikum Dasar, maksimal 3 (tiga) hari setelah laporan
kerusakan alat
6. Laboran mengecek kesesuaian spesifikasi alat pengganti. Jika tidak sesuai, maka alat
dikembalikan
ke
Mahasiswa/Peneliti/Asisten
Praktikum.
Jika
sesuai,
maka
Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum mengisi bukti penyerahan alat pengganti.
e. Sanksi
1. Apabila mahasiswa tidak dapat / belum dapat mengganti bahan/peralatan yangrusak/hilang
maka status yudisium yang bersangkutan ditunda.
2. Mahasiswa tidak dapat mendaftar ulang pada semester berikutnya.
12. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
d. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum
e. Koordinator Laboratorium
f. Laboran
16
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
PENGGANTIAN ALAT YANG RUSAK/ HILANG
Diagram Alir Penggantian Alat Yang Rusak/ Hilang
17
:
:
:
:
18
3.
PENGADAAN DAN PEMINJAMAN ALAT
LABORATORIUM
19
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGADAAN DAN PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pengadaan dan peminjaman alat laboratorium untuk mahasiswa
di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara
2. RUANG LINGKUP
Prosedur pengadaan dan peminjaman alat ini dilaksanakan dalam lingkup inventarisasi
peralatan yang dibutuhkan oleh mahasiswa, klasifikasi peralatan yang dibutuhkan, pengadaan
dan peminjaman peralatan Laboratorium FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara.
a. Prosedur Peminjaman Alat Laboratorium
1. Mahasiswa mengisi format peminjaman alat yang disediakan oleh laboran yang
berisi :
a) Nama Peminja
b) Asal Prodi
c) Nomor NIM
d) Contact Person
e) Keperluan meminjam (acara, waktu, dan tempat)
f) Lama peminjaman Nama alat dan jumlah.
2. Waktu peminjaman minimal 1 hari sebelum kegiatan dilaksanakan, jika
membutuhkan alat steril untuk kegiatan praktikum di luar laboratorium atau
untuk ujian di lahan harus memberitahu laboran minimal 2 hari sebelumnya
untuk sterilisasi alat.
3. Peminjaman alat untuk kegiatan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran
praktikum (event ter
4. tentu) dan phantum, mahasiswa harus mengajukan surat permohonan
peminjaman alat dan inventaris laboratorium ditujukan kepada Dekan untuk
kemudian didisposisi kepada kepala UPF laboratorium
5. Laboran akan memeriksa kebenaran surat permohonan dan mempunyai hak
kuasa untuk menerima dan menolak setiap surat permohonan peminjaman yang
masuk terutama melihat kepentingan peminjaman alat yang diketahui oleh
kepala UPF laboratorium. (penolakan peminjaman didasarkan apakah
kepentingan pribadi atau untuk kepentingan Fakultas Ilmu Kesehatan).
6. Laboran mengarsipkan surat masuk peminjaman.
7. Mahasiswa menyiapkan alat yang dibutuhkan (untuk kegiatan di luar
praktikum).
8. Mahasiswa dan Laboran mengecek kelayakan alat yang akan dipinjam.
9. Mahasiswa menggunakan alat dan inventaris laboratorium dengan penuh
tanggung jawab.
20
10. Mahasiswa tidak diperkenankan untuk mengalih tangankan kepada pihak lain.
(pihak dalam atau pihak luar prodi/fakultas/universitas)
11. Pemohon yang tercantum pada server peminjaman menjadi penanggung jawab
terhadap alat yang dipinjamnya.
12. Mahasiswa mengembalikan alat setelah selesai digunakan atau tidak jadi
digunakan karena alasan apapun.
13. Alat yang sudah disiapkan untuk dipinjam dan tidak ada konfirmasi dalam
waktu 1 (satu) hari sesudah tanggal pemakaian alat yang diajukan, maka alat
akan dibongkar oleh laboran.
14. Alat diserahkan kepada laboran yang kemudian dicek kelengkapan alat sesuai
kondisi awal peminjaman yang diinput ke dalam buku laporandan dikembalikan
ke tempat alat oleh laboran
15. Jika ternyata pada saat pengembalian alat tersebut dinyatakan rusak, maka
peminjam wajib menggantinya sesuai perjanjian dan harga alat
16. Setelah alat dikembalikan peminjam harus konfirmasi pengembalian sesuai
yang dipinjam dan dikembalikan ke labo
17. Setelah peminjam membubuhkan tanda tangan dibuku peminjaman alat di
depan laboran maka peminjaman dinyatakkan selesai.
18. Petugas laboran mengembalikan KTM kepada mahasiswa/ peminjam jika
semua alat dan inventaris laboratorium telah dikembalikan dan sesuai kondisi
awal peminjaman,maka selesai peminjama.
b. Prosedur Pengadaan Alat Laboratorium
1. Kepala Laboratorium mengajukan daftar usulan pengadaan alat-alat praktikum
dan peralatan penunjang laboratorium lainnya kepada Ketua jurusan untuk
dikoreksi.
2. Ketua Jurusan mendiskusikan daftar usulan tersebut dengan Wakil Dekan I
selanjutnya usulan dikirimkan ke Dekan.
3. Dekan mengkoreksi daftar usulan pengadaan alat-alat praktikum dan peralatan
penunjang laboratorium
4. Apabila Dekan menyetujui, daftar usulan dikirim ke Wakil Dekan II, namun
apabila tidak disetujui maka daftar usulan kembali dikirim ke Kepala
laboratorium untuk diperbaiki.
5. Wakil Dekan II kemudian membuat surat pengantar pengajuan pengadaan alatalat praktikum dan peralatan penunjang laboratorium lainnya ke Rektor
6. Setelah disetujui untuk didanai, maka rektor akan mengirimkan daftar usulan
pengadaan alat-alat praktikum dan peralatan penunjang laboratorium lainnya ke
bagian keuangan (BAK).
7. Setelah dana dapat dicairkan di bagian keuangan Universitas, Bendahara
fakultas akan mendistribusikan dana tersebut ke kepala laboratorium.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
21
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGADAAN DAN PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi mengenai pengadaan dan peminjaman Alat Laboratorium untuk Mahasiswa.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
22
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGADAAN DAN PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM
Diagram Alir
Mahasiswa
melihat jadwal
praktikum
peminjaman ruangan (H-1
atau selambat-lambatnya
30 menit sebelum
praktikum)
kontrak waktu dengan
Laboran
Langkah selanjutnya :
Sebelum praktikum :
1. Laboran membuka
aplikasi Simlab / Server
2. Mengisi identitas
peminjam
3. Menginput nama yang
dipinjam oleh
mahasiswa ke dalam
server
1. Laboran periksa
kembali fungsi alat
2. Penggunaan ruangan
praktikum
Setelah praktikum selesai :
4. Laboran periksa kembali fungsi alat.
5. Cocokkan alat yang dipinjam dengan data
yang sudah dimasukkan ke dalam server
6. Kemudian jika sesuai klik tombol kembali
7. KTM dikembalikan
23
Mahasiswa :
1. menggunakan jas
laboratorium.
2. Persiapan alat
dan bahan
3. Menyerahkan KTM
4.
MEBERSIHKAN TIMBANGAN
24
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
MEBERSIHKAN TIMBANGAN
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam menginstruksikan kepada siswa laboratorium tentang cara membersihkan
timbangan laboratorium Universitas Islam Sumatera Utara (UISU)
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini menjelaskan cara untuk membersihkan timbangan laboratorium Universitas Islam
Sumatera Utara (UISU)
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Membersihkan Timbangan Laboratorium
b. Instruksi Kerja membersihkan timbangan laboratorium
1. Singkirkan serbuk dan debu terlebih dulu, lalu bersihkan zat apa pun yang menempel.
2. Untuk serbuk dan debu, gunakan kertas tisu. Jangan ditiup; tindakan ini dapat
memindahkan kotoran atau tumpahan material sampel ke dalam timbangan.
3. Untuk mengangkat zat yang menempel, gunakan kain bebas serabut yang lembap dan
larutan lembut (Isopropanol atau Etanol 70%); jangan gunakan material abrasif.
4. Jangan semprot atau tuang cairan langsung pada timbangan.
5. Bila menggunakan kain atau sikat, seka mulai dari celah kerucut (tempat pelat logam
berada) atau saluran udara (celah di depan atau di belakang draft shield).
6. Lepas komponen untuk pembersihan jika memungkinkan (misalnya, pan timbangan, drip,
tray). Lepas hanya komponen yang dapat dilepas tanpa alat bantu sesuai cara yang
dijelaskan dalam petunjuk pengoperasian.
7. Jika memungkinkan, jangan lepas perangkat periferal, kecuali jika pembersihan sulit
dilakukan tanpa melepaskannya.
8. Bersihkan timbangan di lokasi kerjanya; jangan miringkan, gerakkan, atau bawa timbangan
ke mana pun jika Anda tidak menerima instruksi tentang cara membawa timbangan.
Penanganan yang salah dapat mengakibatkan kerusakan yang menimbulkan kerugian besar.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
25
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
MEBERSIHKAN TIMBANGAN
Diagram Alir
Keterangan
1. Menampilkan menu utama yang
akan di pilih.
2. Menentukan menu atau jenis bahan
yang akan ditimbang
3. Melakukan pengukuran berat
bahan oleh loadcell
4. Menganalisis berat beban benda/
bahan yang di timbang
5. Menampilkan/menunjukkan hasil
yang sudah ditimbang.
26
5.
MEBERSIHKAN BURET
27
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
MEBERSIHKAN BURET
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pelaksanaan membersihkan buret di laboratorium Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UISU
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksankan untuk memberikan cara membersihkan Buret di laboratorium UISU
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Membersihkan Buret
b. Instruksi Kerja Membersihkan Buret
1. Cucilah terlebih dahulu buret dengan air bersih.
2. Lalu tambahkan sabun pada proses pencuciannya.
3. Selanjutnya bilaslah kembali menggunakan air bersih.
4. Jika sudah dilakukan, maka bilas dengan aquades.
5. Ceklah apakah kran buret tersebut bocor atau tidak.
6. Keringkan buret dengan dibalut, lalu disumbat dengan menggunakan tisu.
7. Lakukan kalibrasi terhadap buret setahun sekali.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
28
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
MEBERSIHKAN BURET
Diagram Alir
Keterangan
1. Mencuci Buret dengan air air
bersih terlebih dahulu, lalu
tambahkan sabun, kemudian bilas
menggunakan air hingga bersih.
2. Seterusnya bilas menggunakan
aquades.
3. Setelah bersih, kemudian
keringkan Buret hingga kering
menggunakan tisu
4. Setelah kering, maka Buret di
simpan pada tempatnya semula
.
29
6.
PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM
30
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pengoperasian peralatan laboratorium kimia di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara
2. RUANG LINGKUP
Mencakup prosedur alat laboratorium pada Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera
Utara.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 3/3 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium.
1. Sebelum disimpan alat dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu.
2. Simpan Perlatan di lemari khusus penyimpanan alat.
3. Alat disimpan berdasarkan katagorinya dan jenis bahan dasar penyusunnya
 Peralatan dengan bahan gelas
 Peralatan dengan bahan kayu
 Peralatan dengan bahan besi
 Peralatan dengan bahan porselen
 Peralatan dengan bahan plastik
4. Alat – alat yang sejenis diletakkan di tempat yang sama atau berdekatan.
5. Alat – alat berbahan gelas/kaca disimpan berkelompok berdasarkan jenis alat seperti gelas
kimia, erlenmeyer, corong, beker glass, gelas ukur dll.
6. Alat yang terbuat dari logam disimpan secara terpisah dengan alat yeng terbuat dari kaca/gelas
dan porselen jauh dari zat – zat kimia terutama zat – zat kimia yang korosif.
7. Alat timbang disimpan di meja timbang atau ruang timbang disimpan ditempat terpisah, jauh
dari zat – zat kimia terutama zat – zat kimia yang korosif, dan disimpan ditempat yang kering
dan bebas goncangan.
8. Alat yang bekerja dengan menggunakan arus listrik seperti oven, magenetic stirer, hotplate
disimpan di tempat terpisah dan mudah dijangkau.
9. Alat – Alat yang terbuat dari porselen disimpan berdasarkan kelompok berdasrkan jenisnya
seperti, Corong buchner, cawan penguap, mortar dan alu, cawan porselin dll.
10. Jangan menyimpan alat-alat yang berat diatas (ditempat yang tinggi) agar mudah diambil dan
disimpan kembali.
31
11. Pertimbangkan alat yang sering digunakan, disimpan di tempat yang mudah dijangkau.
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
32
:
:
:
:
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
PENYIMPANAN ALAT LABORATORIUM
Diagram Alir Penyimpanan Alat Lab
33
:
:
:
:
7.
MEMBERSIHKAN LABU UKUR
34
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
MEMBERSIHKAN LABU UKUR
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam penggantiann peralatan laboratorium yang rusak/hilangdi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara
2. RUANG LINGKUP
Mencakup prosedur penggantian peralatan laboratorium yang rusak/hilang di Laboratorium Kimia
FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium.
1. Dalam beberapa kasus mungkin perlu untuk merendam peralatan gelas ini dengan air sabun
untuk satu malam.
2. Bersihkan labu ukur mengunakan air sabun bersuhu hangat.
3. Bersihkan dengan menggunakan sikat tabung pada bagian dalam labu ukur
4. Bilas dengan air keran dan diikuti oleh 3-4 kali bilasan dengan aquadest.
5. Kemudian labu dikeringkan di rak peniris dan apabila harus menggunakan pemanasan maka
dimasukkan kedalam oven dengan suhu tidak melebihi 60°C
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
35
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
MEMBERSIHKAN LABU UKUR
Diagram Alir Membersihkan Labu Ukur
36
:
:
:
:
37
8.
PENGKODEAN ALAT LABORATORIUM
38
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGKODEAN ALAT LABORATORIUM
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pengkodean alat laboratorium di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UISU.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup meliputi tata cara, persyaratan dan mekanisme
pengkodean/inventarisasi peralatan Laboratorium FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja Pemeliharaan Peralatan Laboratorium
1. Barang/peralatan laboratorium yang telah diberi diterima oleh laboran.
2. Laboran berkoordinasi dengan Ketua Unit Laboratorium menuliskan kode barang untuk
dimasukkan dalam catatan inventaris/aset laboratorium.
3. Pencatatan yang dilakukan meliputi: tanggal penerimaan, jenis barang dan spesifikasinya,
jumla barang, harga, nomor kode barang dan nomor registrasi serta kondisi barang yang
ada.
4. Aset yang telah diinventaris didistribusikan ke tempat yang membutuhkan yakni
laboratorium
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
39
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGKODEAN ALAT LABORATORIUM
Diagram Alir
Keterangan
Pengajuan Proposal
1. Pengajuan Proposal pengadaan alat
yang rusak/habis
Pembelian/Pengadaan Barang
2. Pengadaan barang/pembelian
barang setelah proposal disetujui
Penerimaan Alat
Pemeriksaan Jenis Alat, Jumlah,
Fungsi, Kenormalan dan LainLain
3. Menerima alat yang telah diberikan
pihak Fakultas/Universitas
4. Pemeriksaan jenis alat, jumlah,
fungsi kenormalan dll oleh laboran
Inventarisasi Alat dan
Pemberian Kode
5. Peralatan diberi kode barang
berupa nomor, nomor registrasi,
kondisi dan harga oleh laboran
Distribusi
40
9.
PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM
UNTUK PIHAK LUAR
41
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM UNTUK PIHAK LUAR
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pelaksanaan peminjaman alat laboratorium untuk pihak luar di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UISU.
2. RUANG LINGKUP
Mencakup prosedur peminjaman peralatan laboratorium untuk pihak luar pada Laboratorium Kimia
FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja Peminjaman Alat Laboratorium untuk Pihak Luar
1. Mahasiswa diluar Prodi/universitas, membuat surat permohonan peminjaman alat yang
diketahui oleh pihak universitas asal. Kemudian melakukan pengisian permohonan dan
mengkonfirmasi pengisian permohonan kepada laboran.
2. Laboran menerima konfirmasi dari pengguna dan melakukan pengecekan/validasi permohonan
peminjaman alat dan ketersediaan alat yang akan dipinjam
3. Jika permohonan tidak valid (ada kekurangan syarat), maka Laboran akan mengkonfirmasi ke
pengguna untuk melengkapi persyaratan dan mengisi ulang permohonan peminjaman. Jika alat
Laboratorium sedang digunakan untuk kepentingan lain, maka Laboran akan mengkonfirmasi
ke pengguna untuk diganti waktu peminjamannya atau peminjaman dibatalkan. Jika alat
Laboratorium sedang tidak digunakan/tersedia, maka permohonan akan diteruskan ke Kepala
Laboratorium untuk mengeluarkan izin peminjaman.
4. Menyerahkan surat izin peminjaman alat yang sudah di tandatangai oleh Kepala Laboratorium
kepada Laboran.
5. Pengguna meninggalkan kartu identitas (KTM/SIM/KTP yang masih berlaku), Nomor yang
bisa dihubungi dari pengguna dan penanggung jawab kegiatan, sesuai dengan ketentuan.
6. Laboran mengambil alat Laboratorium yang akan dipinjam oleh pengguna/mahasiswa.
7. Pengguna / mahasiswa dan Laboran mengecek kondisi alat Laboratorium yang akan dipinjam.
8. Pengguna mengisi surat pernyataan penggunaan alat-alat laboratorium.
9. Pengguna/mahasiswa mendapatkan alat Laboratorium sesuai dengan apa yang dipinjam dengan
syarat pengembalian alat Laboratorium harus sesuai dengan kondisi awal alat saat dipinjamkan
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
42
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM UNTUK PIHAK LUAR
Diagram Alir
Pengajuan Permohonan
Peminjaman Alat
Meninjau Permohonan
Peminjaman Alat
Persetujuan
mendapatkan alat
Laboratorium sesuai dengan
apa yang dipinjam
43
10. INVENTARIS ALAT LABORATORIUM
44
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
INVENTARIS ALAT LABORATORIUM
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam inventaris alat laboratorium di Fakultas Islam Sumatera Utara UISU.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi tata cara inventaris alat yang ada di laboratorium Fakultas Islam Sumatera Utara
UISU.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Inventaris Alat Laboratotium
b. Instruksi Kerja Inventaris Alat Laboratorium
1. Menyerahkan peralatan laboratorium yang telah diterima dari pengadaan, baik yang sudah di
rencanakan atau pun hibah dari pihak luar
2. Menerima dan mengecek kondisi peralatan laboratorium sesuai manual buku yang ada
3. Laboran berkoordinasi tentang serah terima alat dan minta persetujuan dari pihak laboratotium
4. Menyetujui serah terima alat yang telah diterima petugas laboran
5. Menerima dan menyetujui serah terima alat laboratorium
6. Mendokumentasikan serah terima alat laboratorium
7. Memasukkan peralatan laboratorium tersebut kedalam daftar Inventarisasi.
8. Melakukan pencatatan yang meliputi: pemberian kode barang dan nomor registrasi tanggal
penerimaan, jenis barang dan spesifikasinya, jumlah barang, harga, serta kondisi barang yang
ada/ diterima.
Misalnya: 08.04.01.05
Keterangan:
 Kode laboratotium: 08.
 Bahan alat: 04.
 Nomor barang: 01.
 Jumlah barang: 05.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
45
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
INVENTARIS ALAT LABORATORIUM
Diagram Alir
Keterangan
1. Melakukan pembelian atau
pengadaan barang/peralatan
laboratorium
2. Menerima atau mengecek
kondisi barang yang sudah di
beli/terima
3. Kemudian laboran dan pihak
laboratotium melakukan
pemeriksaan peralatan yang
diterima.
4. Memasukkan peralatan
laboratorium tersebut kedalam
daftar Inventarisasi.
5. Melakukan pencatatan kode
barang dan registrasi barang.
46
11. MEMBERSIHKAN GELAS UKUR
47
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
MEMBERSIHKAN GELAS UKUR
1. TUJUAN
Sebagai acuan dalam melaksanakan pencucian peralatan gelas ukur di laboratorium agar peralatan gelas
ukur bersih sesuai dengan fungsinya dan tidak terkontaminasi.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini meliputi cara mencuci dan membersihkan gelas ukur dari bahan kimia laboratorium.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Membersihkan Gelas Ukur.
b. Prosedur kerja:
1. Bersihkan peralatan gelas segera setelah selesai digunakan agar lebih mudah
2. Gunakan bahan pembersih sesuai dengan detergen khusus untuk peralatan gelas laboratorium.
3. Gunakan alat pembersih yang lembut agar tidak tergores dan rusak/ pecah.
4. Bilas dengan pelarut yang tepat sesuai penggunaan peralatan gelas atau larutan pencuci
5. Kemudian selesaikan dengan beberapa bilasan dengan air suling dan bukan air keran, diikuti oleh
bilasan akhir dengan air deionisasi jika perlu.
6. Kemudian keringkan peralatan gelas ukur.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
d. Kepala laboratorium.
48
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
MEMBERSIHKAN GELAS UKUR
Diagram Alir SOP Membersihkan Gelas Ukur
49
:
:
:
:
12. PENGEMASAN BAHAN KIMIA
50
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGEMASAN BAHAN KIMIA
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pelaksanaan pengemasan bahan kimia laboratorium di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan UISU.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup inventarisasi peralatan yang membutuhkan pemgemasan
bahan kimia di Laboratorium FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja Pengemasan Bahan Kimia
1. Bahan kimia ditempatkan dalam lemari secara terpisah untuk masing – masing bahan kimia
dengan sifat yang berbeda.
2. Bahan kimia mudah terbakar dan mudah meledak ditempatkan dalam lemari yang tidak mudah
terbakar (bahan dari besi).
3. Bahan kimia disusun berdasar sifat bahan, bukan berdasar alphabet.
4. Bahan kimia yang bersifat asam dan basa, tempatkan pada rak yang bawah.
5. Botol berukuran besar simpan di rak paling bawah.
6. Hindari memindahkan bahan kimia dengan jari. Ketika membuat percobaan, jaga jarak dari
specimen paling tidak 1 kaki. Jangan mencium atau mencicipi bahan kimia.
7. Check label pada botol bahan kimia sebelum memindahkan. Ambil hanya sejumlah bahan yang
dibutuhkan untuk percobaan.
8. Jangan pernah mengembalikan bahan kimia yang tidak terpakai pada wadah aslinya. 3
9. Jangan menggunakan botol bekas makanan atau minuman untuk menampung bahan kimia,
karena bisa menghasilkan efek /reaksi yang tidak diinginkan.
10. Gunakan keranjang atau ember untuk membawa atau memindahkan bahan kimia dalam botol
besar, jangan membawa dengan tangan, untuk menghindari resiko terjatuh atau pecah.
11. Jangan memindahkan bahan kimia atau bahan lain keluar area laboratorium.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
51
52
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
PENGEMASAN BAHAN KIMIA
Diagram Alir Pengemasan Bahan Kimia
53
:
:
:
:
13. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA
BERDASARKAN SIFAT RACUN
54
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT RACUN
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pengelolaan bahan kimia berdasarkan sifat racun di laboratorium Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UISU.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup inventarisasi peralatan yang membutuhkan pengelolaan bahan
kimia, berlaku di Laboratorium FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja Pengelolaan Bahan Kimia berdasarkan Sifat Racun
a) OHS Team
Berkoordinasi, mensosialisasikan, dan mengontrol serta menjamin seluruh tim memahami dan
mengimplementasikan prosedur ini.
Coordinate, socialize, and control and ensure that the entire team understands and implements
these procedures.
b) Seluruh Pekerja
Melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya dan beracun sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Carrying out work related to hazardous and toxic chemicals in accordance with established
procedures.
5.1 Proses Pengadaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
1. Setiap pembelian atau pengadaan bahan kimia harus dicantumkan dengan jelas tentang
kelengkapan informasi bahan berupa labelling, informasi dampak bahaya, informasi P3K,
APD, dan penaganan darurat. Informasi berupa MSDS serta pada kemasan dilengkapi label
identitas dan symbol karakteristik B3.
2. Spesifikasi mutu kemasan atau wadah harus jelas dengan memperhatikan keamanan,
ketahanan, efektifitas dan efisiensi.
3. Setiap wadah Bahan Kimia harus dilengkapi dengan tanda resiko bahaya serta tindakan
pencegahan dan penanggulangannya. User atau pejabat yang mengajukan pembelian bahan
kimia atau pestisida berkewajiban melengkapi syarat-syarat K3. Bila spesifikasi dan syarat
K3 yang dimaksud sudah cukup lengkap dan memenuhi standart K3, maka pengajuan
pembelian dapat diproses dan direalisasikan pengadaannya.
55
56
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT RACUN
5.2 Penyimpanan B3 (Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun)
5.2.1 Gudang tempat penyimpanan bahan kimia harus dibuat sedemikian rupa, hingga aman
dari pengaruh alam dan lingkungan sekitarnya :
1. Memiliki system sirkulasi udara dan ventilasi yang cukup baik
2. Suhu di dalam ruangan dapat terjaga konstan dan aman setiap saat.
3. Aman dari beberapa gangguan biologis (burung, tikus, rayap, dll)
4. Aman dari potensi bencana.
5.2.2 Tata letak dan pengaturan penempatan bahan harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Pemisahan dan pengelompokan masing-masing bahan kimia untuk menghindari
adanya bahaya reaktivitas.
2. Penyusunan agar tidak melebihi batas maksimum yang dianjurkan manufaktur untuk
menghindari roboh (ambruk), sehingga tidak mengakibatkan kerusakan dan mudah
pembongkaran serta kelihatan rapi.
3. Lorong agar tetap terjaga dan tidak terhalang oleh benda apapun untuk melakukan
inspeksi, jika perlu dibuatkan garis pembatas lintasan alat angkat dan angkut.
4. Khusus bahan dalam wadah silinder atau tabung gas bertekanan agar ditempatkan
pada tempat yang teduh, tidak lembab dan aman dari sumber panas seperti (listrik,
api, ruang terbuka)
5. Bahan kimia tidak langsung bersentuhan dengan lantai gudang (menggunakan alas)
6. Program House Keeping harus dilaksanakan secara periodik dan berkesinambungan
yang meliputi: kebersihan, kerapihan dan keselamatan.
5.2.3 Sarana K3 dan penanganan kondisi darurat haruslah disiapkan sesuai dengan identifikasi
bahaya, dan digunakan sebagaimana mestinya (peralatan safety atau APD, spill kit seperti
pasir atau serbuk kayu atau adsorber, APAR, P3K, sarana untuk cuci tangan dan eye
wash).
5.2.4 Pada setiap penyimpanan bahan kimia harus dilengkapi dengan labeling (label isi, safety,
resiko bahaya) dan MSDS atau Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB).
5.2.5 Setiap anggota dilarang makan dan minum ditempat penyimpanan bahan kimia terutama
yang beracun. Every member is prohibited from eating and drinking in places where
chemicals are stored, especially those that are toxic.
5.3 Mengenal Bahaya B3 (Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun)
5.3.1 Kemungkinan terjadinya keracunan, kontaminasi penggunaan bahan kimia disebabkan
faktor-faktor yang berpengaruh dalam beberapa kegiatan pekerjaan yaitu:
 Membawa, menyimpan, dan memindahkan B3 tidak sesuai prosedur
 Mencampur B3 sebelum diaplikasikan atau disemprotkan tanpa menggunakan APD
dan dengan kondisi yang tidak aman
 Mengaplikasikan B3 ke dalam pekerjaan dengan perilaku tidak aman
 Mencuci alat-alat aplikasi sesudah aplikasi selesai dengan kondisi, perilaku dan
peralatan yang tidak aman.
57
5.3.2 Baca dan pahami label pada kemasan B3 dan MSDS sebelum melakukan pekerjaan yang
berhubungan B3 tersebut.
58
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT RACUN
5.3.3 Peringatan bahaya pada kemasan bahan kimia dapat berupa warna dan simbol serta
tulisan peringatan bahaya yang ditentukan berdasarkan klasifikasi bahan kimia.
5.4 Pemakaian B3 (Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun)
5.4.1 Sebelum menggunakan bahan kimia harus diketahui terlebih dahulu informasi bahayanya
baik dari segi kebakaran, kesehatan, reaktifitas, keracunan, korosif tumpahan dan
peledakan) serta cara-cara pencegahan dan penanggulangannya.
5.4.2 Perencanaan dan penerapan K3L harus dilakukan dengan sebaik- baiknya pada setiap
pekerjaan penggunaan bahan kimia berbahaya dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a) APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai dengan faktor resiko bahayanya (HIRAC),
APAR dan P3K harus disiapkan dan digunakan sebagaimana mestinya.
b) Kondisi kerja, lingkungan sudah dinyatakan aman
c) Peralatan kerja harus layak pakai.
d) Metode kerja atau cara pelaksanaan kerja sudah aman dan efektif.
e) Kelengkapan administrasi sudah dipersiapkan (perijinan angkut, perintah kerja, daftar
pekerja).
f) Selama berlangsungnya kegiatan penggunaan B3, hindari tindakan yang tidak aman.
g) Bekerja sesuai dengan SOP dan MSDS masing-masing bahan.
h) Bila pekerjaan telah selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja,
wadah sisa-sisa bahan agar segera dibersihkan sampai betul-betul kondisi keseluruhan
sudah aman.
i) Lakukan tindakan P3K dengan segera, jika terjadi kecelakaan hubungi tim P2K3 atau
first aider untuk penanganan pertolongan lebih lanjut (rujukan ke Rumah Sakit).
5.5 Praktek terbaik untuk K3 dan Lingkungan
5.5.1 Pergunakan peralatan keselamatan kerja, seperti pelindung mata, pelindung pernafasan,
dan sepatu keselamatan selama melakukan pekerjaan.
5.5.2 Setiap mahasiswa, tenaga pengajar, yang bertugas atau sedang melaksanakan
prakikum/penelitian harus menjaga area kerja dalam kondisi aman, bersih, rapi dan bebas
dari bahaya dan pencemaran terhadap lingkungan.
5.5.3 Untuk memastikan pekerjaan dilaksanakan dalam kondisi aman, ikuti petunjuk dan
prosedur.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
59
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT RACUN
60
14. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA
BERDASARKAN SIFAT KOROSIF
61
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT KOROSIF
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pengelolaan bahan kimia berdasarkan sifat korosif di Laboratorium Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara
2. RUANG LINGKUP
Mencakup prosedur pengelolaan bahan kimia berdasarkan sifat korosif pada Laboratorium Kimia
FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 3/3 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja Pengelolaan Bahan Kimia Berdasarkan Sifat Korosif.
1. Pengelompokan bahan asam cairan dan padatan yang bersifat korosif
1) Pisahkan asam-asam tersebut dari basa dan logam aktif seperti natrium (Na), kalium (K),
kalsium (Ca), magnesium (Mg) dll.
2) Pisahkan asam-asam organik dari asam mineral dan asam mineral oksidator,
3) Penyimpanan asam organik biasanya dibolehkan dengan cairan flammable dan
combustible.
4) Pisahkan asam dari bahan kimia yang dapat menghasilkan gas toksik dan dapat menyala
seperti natrium sianida (NaCN), besi sulfida (FeS), kalsium karbida (CaC2) dan lain-lain.
5) Gunakan wadah sekunder untuk menyimpan asam itu, dan gunakan botol bawaannya ketika
dipindahkan ke luar lab.
6) Simpanlah botol asam pada tempat dingin dan kering, dan jauhkan dari sumber panas atau
tidak terkena langsung sinar matahari.
7) Simpanlah asam dengan botol besar pada kabinet atau lemari rak asam. Botol besar
disimpan pada rak lebih bawah daripada botol lebih kecil.
8) Simpanlah wadah asam pada wadah sekunder seperti baki plastic untuk menghindari cairan
yang tumpah atau bocor. Baki plastic atau panci kue dari pyrex sangat baik digunakan lagi
pula murah harganya. Khusus asam perklorat harus disimpan pada wadah gelas atau
porselen dan jauhkan dari bahan kimia organik.
9) Jauhkan asam oksidator seperti asam sulfat pekat dan asam nitrat dari bahan flammable dan
combustible.
2. Pengelompokan bahan asam cairan dan padatan yang bersifat korosif
62
1) Pisahkan basa dari asam, logam aktif, bahan eksplosif, peroksida organik, dan bahan
flammable.
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT KOROSIF
2) Simpan larutan basa anorganik dalam wadah polyethylene (plastik).
3) Tempatkan wadah larutan basa dalam baki plastik untuk menghindari pecah atau
keborocan.
4) Simpanlah botol-botol besar larutan basa dalam lemari rak atau cabinet yang tahan korosif.
Botol besar disimpan pada rak lebih bawah daripada botol lebih kecil.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
g. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum
h. Koordinator Laboratorium
i. Laboran
63
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN SIFAT KOROSIF
Diagram Pengelolaan Bahan Kimia Asam Berdasarkan Sifat Korosif
Mulai
Pisahkan asam-asam dari
basa dan logam aktif
Pisahkan asam-asam
organik dari asam mineral
oksidator
Pisahkan asam dari bahan
kimia yang dapat
menghasilkan gas toksik
dan dapat menyala
Gunakan wadah sekunder untuk
menyimpan asam itu, dan gunakan
botol bawaannya ketika dipindahkan
ke luar lab
Simpanlah botol asam pada
tempat dingin dan kering,
dan jauhkan dari sumber
panas dan cahaya matahari
Simpanlah asam dengan
botol besar pada kabinet
atau lemari rak asam
Selesai
64
15. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA
BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA
MENGUAP
65
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA MENGUAP
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya menguap di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara
2. RUANG LINGKUP
Mencakup prosedur pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya menguap di Laboratorium
Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera Utara.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja Pengelolaan Bahan Kimia Berdasarkan Mudah Tidaknya Menguap.
1) Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan
bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.
2) Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.
3) Simpan racun atsiri (mudah menguap) atau bahan kimia pewangi pada lemari berventilasi.
4) Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di dalam lemari yang bisa
ditutup atau rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan.
5) Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara terpisah yang
disortir berdasarkan abjad.
6) Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai.
7) Tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung jawab lainnya di atas kepada
satu penanggung jawab utama dan satu orang cadangan. Kaji tanggung jawab ini minimal
setiap tahun.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
66
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA MENGUAP
Diagram Alir Pengelolaan Bahan Kimia Berdasarkan Mudah Tidaknya Menguap
Mulai
Sediakan tempat
penyimpanan khusus untuk
masing-masing bahan
kimia
Simpan bahan dan
peralatan di lemari dan rak
khusus penyimpanan
Simpan racun atsiri (mudah
menguap) atau bahan kimia pewangi
pada lemari berventilasi.
Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari
berventilasi, simpan di dalam lemari yang
bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir
pembatas di bagian depan
Simpan bahan kimia dalam kelompokkelompok bahan yang sesuai secara terpisah
yang disortir berdasarkan abjad
Simpan bahan dan
peralatan di lemari dan rak
khusus penyimpanan
Selesai
67
16. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA
BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA
TERBAKAR
68
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERBAKAR
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam
laboratorium FKIP UISU
pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidak terbakar di
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup mengelola bahan kimia berdasarkan mudah tidak terbakar di
laboratorium UISU
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya terbakar
b. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium
1. Menyiapkan tempat penyimpanan bahan kimia di tempat yang tidak mudah terbakar/di tempat
aman dan terhindar dari sinar matahari langsung.
2. Tata letak dan pengaturan penempatan bahan harus mempertimbangkan Pemisahan dan
pengelompokan masing-masing bahan kimia untuk menghindari adanya bahaya reaktivitas dari
bahan kimia yang tidak mudah terbakar ke bahan kimia yang lainnya, seperti bahan-bahan kimia
yang mudah terbakar, dan beracun.
3. Bahan kimia disusun berdasarkan sifat bahannya tersebut sesuai prosedurnya.
4. Bahan kimia yang bersifat asam dan basa, tempatkan pada rak yang bawah
5. Botol berukuran besar di simpan di rak paling bawah.
6. Hindari memindahkan bahan kimia dengan jari. Ketika membuat percobaan, jaga jarak dari
specimen paling tidak 1 kaki. Jangan mencium atau mencicipi bahan kimia.
7. Petugas membuat label pada bahan kimia tersebut.
8. Check label pada botol bahan kimia sebelum memindahkan. Ambil hanya sejumlah bahan yang
dibutuhkan.
9. Jangan menggunakan botol bekas makanan atau minuman untuk menampung bahan kimia,
karena bisa menghasilkan efek /reaksi yang tidak diinginkan.
10. Gunakan keranjang atau ember untuk membawa atau memindahkan bahan kimia dalam botol
besar, jangan membawa dengan tangan, untuk menghindari resiko terjatuh atau pecah.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
69
c. Laboran
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERBAKAR
Diagram Alir Pengelolaan Bahan Kimia Berdasarkan Mudah Tidaknya Terbakar
Diagram Alir
1. Mempersiapkan/meletakkan bahan kimia pada
tempatnya.
2. Menghindari/menjauhkan bahan-bahan kimia yang
tidak mudah terbakar dengan bahan kimia yang mudah
terbakar, beracun dan sinar matahari langsung.
3. Membuat label pada bahan kimia tersebut.
4. Menyimpan pada tempatnya
70
17. PENGELOLAAN BAHAN KIMIA
BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA
TERURAI AKIBAT CAHAYA LANGSUNG
71
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERURAI
AKIBAT CAHAYA LANGSUNG
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pelaksanaan pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya terurai
akibat cahaya di laboratorium FKIP UISU
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya terurai
akibat cahaya di laboratorium FKIP UISU
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 2/2 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengelolaan bahan kimia berdasarkan mudah tidaknya terurai akibat cahaya
b. Instruksi Kerja Pengelolaan bahan kimia di laboratorium
1. Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan
bahan kimia ke tempat itu setelah digunakan.
2. Simpan bahan dan peralatan di lemari dan rak khusus penyimpanan.
3. Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir pembatas di bagian
depan agar wadah tidak jatuh. Idealnya, tempatkan wadah cairan pada baki logam atau plastik
yang bisa menampung cairan jika wadah rusak.
4. Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan.
Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di atas lemari
5. Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki
6. Hindari menyimpan bahan berat di bagian atas.
7. Jaga agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta area peralatan keadaan
darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan bahan.
8. Labeli semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama pengguna dan tanggal
penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu kontrol inventaris.
9. Simpan bahan kimia tersebut di tempat masing-masing
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Pengguna/ Mahasiswa
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
72
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN BAHAN KIMIA BERDASARKAN MUDAH TIDAKNYA TERURAI
AKIBAT CAHAYA LANGSUNG
Diagram Alir Pengelolaan Bahan Kimia Berdasarkan Mudah Tidaknya Terurai Akibat
Cahaya Langsung
Diagram Alir
1. Mempersiapkan/meletakkan bahan kimia pada
tempatnya.
2. Menghindari/menjauhkan bahan-bahan kimia yang
tidak mudah teruraui sinar matahari langsung.
3. Membuat label pada bahan kimia tersebut.
4. Menyimpan pada tempatnya
73
18. PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
LABORATORIUM KIMIA
74
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT LABORATORIUM KIMIA
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pengelolaan limbah padat laboratorium kimia di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara
2. RUANG LINGKUP
Mencakup prosedur alat laboratorium pada Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Islam Sumatera
Utara.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 3/3 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja Penggunaan Peralatan Laboratorium.
1. Laboran memastikan lokasi dan sarana pembuangan limbah laboratorium sementara di
laboratorium
2. Limbah dipisahkan berdasarkan jenisnya yaitu: limbah padat dalam kegiatan penelitian atau
praktikum, Limbah padat bahan kimia yang kadaluarsa, limbah padat B3 (Botol bekas bahan
B3)
3. Limbah padat dalam kegiatan praktikum, seperti kertas, padatan, lumpur, bubur yang berasal
dari sisa kegiatan laboratorium, tisu dan botol/wadah bekas bahan dikumpulkan pada satu
wadah/tempat yang telah disediakan dan kemudian laboran, mahasiswa membuang ditempat
yang telah disediakan, untuk botol/wadah bekas bahan yang tidak berbahaya di daur ulang
untuk digunakan kembali.
4. Limbah padat bahan kimia yang kadaluarsa, seperti bahan padatan dikumpulkan pada gudang
khusus
5. Limbah padat terkontaminasi B3 sepetti wadah botol bekas di cuci terlebih dahulu dengan
metode yang telah ditentukan oleh pemerintah kemudian dikumpulkan pada gudang khusus
B3.
6. Laboran memastikan pemisahan limbah laboratorium berbahaya dan limbah yang dapat
dibuang pada tempat pembuangan umum.
7. Petugas mengambil limbah untuk limbah padat yang tidak berbahaya dapat dibuang pada
tempat pembuangan umum, untuk limbah padat seperti bahan padatan kadaluarsa atau
padatan, lumpur dan endapan yang berasal dari sisa kegiatan laboratorium dapat di timbun
atau penaganan yang sesuai, untuk limbah padatan yang terkontaminasi B3 dapat dikelola oleh
petugas khusus yang ditunjuk.
75
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
8. Ketua laboratorium bertanggung jawab dalam memantau pembuangan limbah secara tepat.
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
76
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT LABORATORIUM KIMIA
Diagram Alir Penyimpanan Alat Lab
77
19. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
LABORATORIUM KIMIA
78
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA
1. TUJUAN
Memberikan panduan dalam pengolaan limbah laboratorium kimia di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas islam Sumatera Utara
2. RUANG LINGKUP
Mencakup prosedur pengelolaan limbah kimia untuk kebutuhan di Laboratorium Kimia FMIPA
Universitas Islam Sumatera Utara.
3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Pedoman Akademik
c. Panduan Penggunaan Laboratorium
4. DIAGRAM ALIR DAN KETERANGAN KEGIATAN
(Tercantum pada halaman 4/4 prosedur ini)
5. DOKUMEN MUTU TERKAIT
a. SOP Pengendalian Rekaman Mutu
b. Instruksi Kerja Pengolaan Limbah Kimia
Uraian
1. Petugas K3 Unit/Fakultas,{Lembaga menjelaskan jenis Limbah dan Pengelolaannya
pada Petugas Laboratorium Unit/Fakultas/Lembaga sebagai berikut:
a) Jenis limbah berdasarkan senyawa:
1) Limbah organik
Yaitu limbah yang mengandung senyawa-senyawa organik atau yang
bersumber dari produk mahluk hidup (tumbuhan dan hewan) mudah
membusuk atau terurai mikroorganisme (misal: sisa makanan, sisa dapur,
sampah sa)nran, kulit buahbuahan.
2) Limbah anorganik
Yaitu limbah yang tidak mudah hancur atau diuraikan oleh aktivitas
mikroorganisme. Sebagian dari limbah anorganik sama sekali tidak dapat
diuraikan tetapi sebagian lagi dapat diuraikan, tetapi membutuhkan waktu
yang sangat lama. (misal: plastik, logam berat, kaca, besi tua, dan lain-lain)
3) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Limbah B3 diidentifikasikan sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih
karakteristik, meliputi :
a. Mudah meledak (eksplosif) (misal : bahan peledak)
b. Mudah terbakar ( misal: bahan bakar, solvent)
c. Bersifat reaktif (misal: bahan-bahan oksidator)
d. Berbahaya/harmful (misal logam berat)
79
e. Menyebabkan infeksi (misal :bakteri /limbah rumah sakit)
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA
f.
g.
h.
i.
Bersifat korosif (misal : asam kuat)
Bersifat irritatif (misal : basa kuat)
Beracun (misal : HCN, As)
Karsinogenik, Mutagenik dan Teratogenik (misal : merkuri, turunan
benzena)
j. Bahan Radioaktif (misal : Uranium, plutonium,dll)
b) Jenis limbah berdasarkan wujud:
1) Limbah cair
yaitu limbah yang berasal dari sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang
berwujud cair.
2) Limbah padat
Yaitu sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik yang berbentuk
padat (misal: kertas, plastik, serbuk besi, serbuk kayu, kain, dll).
3) Limbah gas
Limbah yang berada di udara terdiri dari bermacarn-macam senyawa kimia,
limbah gas yang dibuang keudara mengandung partikel-partikel bahan padatan
atau cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi
dengan gasgas tersebut.
c) Jenis limbah berdasarkan sumbernya
1) Limbah industri
Limbah industri yaitu limbah yang dihasilkan dari proses industri. Contoh
limbah industri yaitu limbah penambangan, limbah pabrik, dan lain-lain.
2) Limbah domestik
Limbah domestik yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsi rumah
tangga. Contoh dari limbah domestik yaitu air cucian (detergen), kalengkaleng bekas, kardus bekas, kantong plastik, dan lainJain.
3) Limbah pertanian
Limbah pertanian adalah limbah pertanian yang berasal dari kegiatan pertanian
ataupun perkebunan. Contoh limbah pertanian adalah pupuk
4) Limbah pertambangan
Limbah pertambangan adalah limbah berasal dari aktivitas pertambangan.
Jenis limbah yang dihasilkan biasanya berupa material tambang, seperti logam
dan batuan.
5) Limbah medis
80
Limbah medis adalah limbah yang bersal dari aktivitas kesehatan. Libah medis
hampir sama dengan sampah domestik pada umumnya. Contoh limbah Obatobatan dan beberapazatkimia adalah contoh limbah medis
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA
2. Petugas Laboratorium Unit/Fakultas/Lembaga melakukan Penyimpanan Limbah B3
a) Penyimpanan adalah kegiatan penyimpanan limbah B3 yang dilakukan oleh
penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atar pengolah dan/atau
penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sematara;
b) Persyaratan dan tata cara Penyimpanan Limbah B3 meliputitempat
1) Penyimpanan Limbah B3;
2) cara Penyimpanan Limbah B3; dan
3) waktu Penyimpanan Limbah B3.
c) Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya paling lama
90 (sembilan puluh) hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul atau
pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3.
d) Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per hari,
penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya lebih dari
sembilan puluh hari sebelum diserahkan kepada pemanfaat atau pengolah atau
penimbun limbah B3, dengan persetujuan Kepala instansi yang bertanggung jawab.
e) Penghasil lirnbah B3 wajib membuat dan menyimpan catatan tentang:
1) jenis, karekteristik, jumlah dan waktu dihasilkannya limbah B3;
2) jenis, karekteristik, jumlah dan waktu penyerahan limbah B3;
3) nama pengangkut limbah B3 yang melaksanakan pengiriman kepada
pengumpul atau pemanfaat ataupengolah atau penimbun limbah B3.
3. Petugas K3 Unit/Fakultas/Lembaga melakukan Penyediaan TPS B3 untuk pool
penyimpanan limbah B3
a) Lokasi Penyimpanan Limbah B3 mudah diakses, bebas banjir dna tidak rawan
bencana lain
b) Terdapat peralatan penanggulangan keadaan darurat untuk fasilitas Penyimpanan
Limbah B3 seperti sistem pendeteksi dan peralatan pemadam kebakaran atau alat
penanggulangan keadaan darurat lain yang sesuai
c) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa:
1) Bangunan;
2) Tangki dar/ataukontainer;
3) Silo;
4) Tempat tumpukan Limbah (waste pile);
81
5) Waste impoundment.
d) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 wajib dilengkapi
1) Fasilitas pertolongan pertama;
2) Peralatan penanganan tumpahan; dan
3) Bongkar muat
82
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA
e) Fasilitas Penyimpanan Limbah B3 berupa bangunan wajib memenuhi persyaratan:
1) Rancang bangun sesuai dengan jenis, karakteristik, dan jumlah Limbah B3
yang disimpan;
2) Luas ruang penyimpanan sesuai dengan jumlah Limbah B3 yang disimpan;
3) Desain dan konstruksi yang mampu melindungi Limbah B3 dari hujan dan
sinar matahari;
4) Atap dari bahan yang tidak mudah terbakar;
5) Memiliki sistem ventilasi untuk sirkulasi udara;
6) Sistem pencahayaan disesuaikan dengan rancang bangun tempat penyimpanan
limbah b3; penerangan yang tidak menyebabkan ledakan/percikan listrik
(explotion prooJ).
7) Lantai kedap air dan tidak bergelombang
8) Lantai bagian dalam dibuat melandai turun ke arah bak penampung tumpahan
dengan kemiringan maksimum 1% (satu persen);
9) Lantai bagian luar bangunan dibuat agar air hujan tidak masuk kedalam
bangunan tempat penyimpanan limbah b3;
10) Memiliki saluran drainase ceceran, tumpahan lirnbah b3 dan/atau air hasil
pembersihan ceceran atau tumpahan limbah b3;
11) Memiliki bak penampung tumpahan untuk menampung ceceran, tumpahan
limbah b3 danlatzuair hasil pembersihan ceceran atau tumpahan limbah b3;
dan
12) Dilengkapi dengan simbol limbah b3 sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
f) Untuk Limbah B3 dengan karakteristik mudah menyala, bangunan wajib
memenuhi ketenfuan:
1) Memiliki tembok pemisah dengan bangunan lain yang berdampingan;
2) Jika bangunan penyimpanan limbah 83 dibangun terpisah dari bangunan lain,
diberi jarak dengan bangunan lain paling sedikit 6 (enam) meter;
3) Struktur pendukung atap terdiri dari bahan yang tidak mudah menyala,
konstruksi atap dibuat ringan, dan mudah hancur bila terjadi kebakaran; dan
4) Diberikan penerangan yang tidak menyebabkan ledakar/percikan listrik
(explotion prooJ).
g) Untuk Limbah B3 dengan karakteristik mudah meledak, bangunan wajib
memenuhi ketentuan:
1) Konstruksi bangunan,lantai, dinding, dan atap dibuat tahan ledakan;
2) Lantai dan dinding dibuat lebih kuat dari konshuksi atap; dan
3) Setiap saat memenuhi ketentuan suhu ruangan,
83
84
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA
4.
5.
6.
7.
h) Untuk limbah B3 dengan karakteristik reaktif, korosif, dan/atau beracun, bangunan
wajib memenuhi ketentuan:
1) Konstnrksi dinding dibuat mudah untuk dilepas; dan
2) Konstruksi atap, dinding, dan lantai harus tahan terhadap korosi dan api
Petugas Laboratorium Unit/Fakultas/Lembaga melakukan list Pengangkutan Limbah
B3 untuk dilakukan pengambilan, dan list Pengangkutan Limbah B3 diserahkan kepada
Petugas K3 Unit/Fakultas/Lembaga dengan rincian Kelola sebagai berikut :
a) Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan dengan menggunakan alat angkut yang
tertutup
b) Dokumen Pengangkutan Limbah B3 paling sedikit memuat:
1) Jenis dan jumlah alat angkut;
2) Sumber, nama, dan karakteristik limbah B3 yang diangkut;
3) Prosedur penanganan limbah B3 pada kondisi darurat;
4) Peralatan untuk penanganan limbah B3; dan
5) Prosedur bongkar muat limbah B3.
Pelaksanaan Pengelolaan Limbah B3
a) Penanganan pengelolaan limbah dilakukan oleh masing-masing Fakultas/[Jnit
ke{a/Lembaga dibantu petugas K3 atau petugas Lab
b) Dilakukan penyimpanan sementara di TPS FakultasAJnit kerja/Lembaga
c) Setiap awal bulan petugas K3 atau petugas lab diharapkan dapat mengisi form yang
telah disediakan
d) Tim K3 rektorat merekap hasil isian form yang telah dikirim
e) Tim K3 berkoordinasi dengan pihak K3 terkait penjadwalan
f) Pihak K3 melakukan pengangkutan sesuai jadwal
Izin Pengelolaan
a) Untuk dapat memperoleh izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Penyimpanan Limbah B3, Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3:
1) wajib memiliki Izin Lingkungan; dan
2) harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/wali kota dan
melampirkan persyaratan izin.
Sistem Tanggap Jika Terjadi Kedaruratan
a) Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan Limbah 83 terdiri atas:
1) penyusunan program kedaruratan Pengelolaan Limbah B3;
2) pelatihan dan geladi kedaruratan Pengelolaan Limbah B3; dan
3) penanggulangan kedaruratan Pengelolaan Limbah B3.
b) Fungsi penanggulangan sebagaimana dimaksud pada paling sedikit meliputi:
1) identifikasi, pelaporan, dan pengaktifan;
2) tindakan mitigasi;
85
3) tindakan perlindungan segera;
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA
4) tindakan perlindungan untuk petugas
5) penanggulangan keadaan darurat, pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup;
dan
6) pemberian informasi dan instruksi pada masyarakat.
8. Pelaporan pengambilan, pengelolaan, manifest limbah B3 diserhakan pada Tim K3
Pusat untuk di rekap limbah B3
9. Tim K3 Pusat menyerahkan rekap limbah B3 pada Kasie K3 unhrk laporan kelola
limbah B3
6. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
a. Mahasiswa/Peneliti/Asisten Praktikum
b. Koordinator Laboratorium
c. Laboran
86
UNIVERSITAS ISLAM
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(SOP)
No. Dok
Tgl. Terbit
No. Revisi
Hal
:
:
:
:
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA
DIAGRAM ALIR PENGELOLAAN LIMBAH CAIR LABORATORIUM KIMIA
87
Refrensi
Hertanto. (2020). Standard Operating Procedur (Sop) Laboratorium. Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Siliwangi
Https://Dprd-Ntbprov.Go.Id/Wp-Content/Uploads/2016/10/BAB-2-SOP.Pptx
Imam, Isbu. (2020). SOP Penanganan Sampah Dan Limbah B3. Bandung: Direktorat Kampus ITB
Jatinangor, Institut Teknologi Bandung
Mutiara, Mimi Miftah Dkk. (2019). Standar Operasional Prosedur (Sop) Penggantian Alat
Laboratorium Yang Rusak / Hilang. Tanggerang: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yatsi
Sari, Widya Kartika. (2018). Penggantian Kerusakan Alat. Malang: Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Brawijaya
Sutrisno. (2017). SOP. Prosedur Pembuangan Limbah Laboratorium. Malang: Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Brawijaya
88
Download