Uploaded by Angela Vernita Gunawan

Materi - KD 3.1 Pendapatan Nasional

advertisement
Modul Ekonomi XI IPS 2020-2021
KD 3.1
PENDAPATAN NASIONAL
Selama pembelajaran ekonomi pada kompetensi dasar ini diharapkan perserta didik dapat:
Sikap
Peserta didik disiplin dalam mengatur pendapatan dan gigih serta kerja keras
dalam memperoleh pendapatan
Pengetahuan
Peserta didik dapat mengetahui dan memahami tentang pendapatan nasional
secara mendalam
Keterampilan
Peserta didik terampil dalam menyajikan perhitungan pendapatan nasional
I. PENDAPATAN NASIONAL
A. PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL
Kegiatan ekonomi yang dilakukan perusahaan di suatu negara memiliki tujuan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat. Barang dan jasa yang
dihasilkan suatu negara dalam waktu satu tahun disebut pendapatan nasional.
Pendapatan nasional juga dapat didefinisikan, sebagai:
1. Nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang diproduksi suatu negara selama satu
periode tertentu.
2. Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi dalam suatu negara
selama satu periode tertentu.
3. Jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu
negara selama satu periode tertentu.
B. MANFAAT PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Mengetahui dan menganalisis struktur perekonomian negara.
2. Membantu pemerintah merumuskan kebijakan di bidang ekonomi
3. Menggambarkan jenis perekonomian dan strukturnya
4. Menganalisis perkembangan pendapatan dari tahun ke tahun
5. Mengetahui kemajuan suatu negara dalam mencapai kemakmuran
C. PENDEKATAN PENDAPATAN NASIONAL
a. Pendekatan Produksi (Sektoral)
Total nilai tambah (value added) yang diperoleh dari seluruh sektor ekonomi bukan
menggunakan produksi bahan mentah, setengah jadi, dan bahan baku yang berasal dari
luar negeri. Nilai tambah yang dimaksud adalah selisih antara nilai produksi (nilai
output) dan nilai biaya (nilai input) yaitu terdiri dari bahan baku dan bahan penolong
yang digunakan dalam proses produksi.
Berdasarkan ISIC (International Standard Industrial Classification), perekonomian
Indonesia dibagi menjadi 11 sektor, tetapi kemudian disederhanakan lagi menjadi
sembilan sektor yaitu:
SMA Kolese Loyola
Untuk kalangan sendiri | 1
Modul Ekonomi XI IPS 2020-2021
1. Pertanian, peternakan,
kehutanan, dan perikanan.
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri manufaktur
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, hotel dan restoran
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan
9. Jasa-jasa
Tabel 1.1 Ilustrasi Perhitungan Pendekatan Sektoral (Produksi)
Sektor
Nilai
No
Nilai Output Nilai Input
Produksi
Tambah
1
Pertanian
2.000
500
1.500
2
Perdagangan
3.000
1.000
2.000
3
Industri Tekstil
2.500
1.000
1.500
4
Pabrik Tahu
2.250
1.500
750
5
Bangunan
2.500
1.200
1.300
Jumlah
12.250
5.200
7.050
Berdasarkan ilustrasi tabel 1.1, pendapatan nasional yang berasal dari jumlah nilai
tambah daris setiap sektor sebesar 7.050
Y = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + .... + (Pn x Qn)
Y
= Pendapatan Nasional
Q1, Q2, Q3, dan Qn
= jumlah jenis barang ke-1, ke-2, ke-3, ke-n
P1, P2, P3, dan Pn
= harga jenis barang ke-1, ke-2, ke-3, ke-n
Contoh:
Seandainya seorang pengusaha pakaian akan memulai usahanya, langkah pertama yang
dilakukan adalah membeli kapas dari para petani dengan harga Rp300,00. Pengusaha
tersebut akan mengolah kapas menjadi benang dengan biaya Rp400,00. Para pedagang
akan menjual benang kepada pabrik tekstil untuk diolah menjadi kain dengan biaya
Rp600,00. Kain tersebut masuk ke pabrik garmen untuk diproduksi menjadi pakaian
jadi dengan biaya sebesarRp800,00. Seterusnya, pakaian jadi tersebut dijual kepada
pedagang di pasar dengan harga Rp1.000,00. Maka ilustrasi pendapatan nasional
dengan pendekatan sektoral adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2 Perhitungan pendapatan Nasional Berdasarkan Nilai Tambah (Value Added)
No
Sektor Produksi
Nilai Output Nilai Input Nilai Tambah
1
Pertanian (Kapas)
Rp300,00
0
Rp300,00
2
Pabrik benang
Rp400,00
Rp300,00
Rp100,00
3
Pabrik tekstil
Rp600,00
Rp400,00
Rp200,00
4
Industri tekstil
Rp800,00
Rp600,00
Rp200,00
Perdagangan
5
Rp1.000,00
Rp800,00
Rp200,00
(pakaiam jadi)
Jumlah Nilai Tambah
Rp1.000,00
Untuk menghidari perhitungan ganda (double-counting), nilai PDB dihitung dengan
cara menjumlahkan nilai tambah setiap sektor (bukan pada nilai outputnya).
SMA Kolese Loyola
Untuk kalangan sendiri | 2
Modul Ekonomi XI IPS 2020-2021
b. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Berdasarkan pendekatan pendapatan, nilai pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan tingkat balas jasa bruto (belum dikurangi pajak) dari faktor produksi
yang dipakai. Perhitungan dengan pendekatan pendapatan akan memberikan hasil yang
lebih realistis. Namun, dalam kenyataannya tidak terealisasi karena sulitnya
menentukan pendapatan masyarakat yang sebenarnya. Pendekatan pendapatan
dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima masyarakat
(pemilik faktor produksi) sebagai balas jasa yang mereka terima dalam proses produksi,
yaitu:
1. Upah/gaji (Wage)
: “W” balas jasa pemilik tenaga kerja
2. Bunga (Interest)
: “I” balas jasa pemilik modal
3. Sewa (Rent)
: “r” balas jasa pemilik tanah
4. Keuntungan (Profit)
: “P” balas jasa pengusaha
Y=r+w+i+p
c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, nilai pendapatan nasional dihitung dengan cara
menjumlahkan permintaan akhir para pelaku ekonomi (konsumen, produsen, dan
pemerintah) dalam satu negara, yaitu:
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (Consumen) “C”
2. Pengeluaran konsumsi pemerintah (Goverment) “G”
3. Investasi domestik bruto (Investment) “I”
4. Ekspor neto atau ekspor dikurangi impor (X-M)
Y = C + I + G + (X-M)
D. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL
1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
Istilah lain dari Pendapatan Nasional adalah Produk Domestik Bruto (GDP).
Pendapatan Nasional (GDP) diartikan sebagai total nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam periode tertentu yang dihitung berdasarkan
nilai pasar. Terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam menentukan GDP atau
PDB. Di Indonesia sendiri PDB atau GDB hanya dihitung dengan menggunakan
dua pendekatan yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan pengeluaran, namun
saya akan tetap menjelaskan tiga pendekatan tersebut.
2. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
Pada saat ini, hubungan antar bangsa semakin maju, banyak warga negara Indonesia
memiliki usaha di luar negeri, begitupun banyak warga asing yang memiliki usaha di
Indonesia. GNP hanya dihitung berdasarkan total output warga negara saja. Laba dari
perusahaan asing di Indonesia menjadi milik negara asal sehingga harus dikeluarkan
dari perhitungan GDP, sebaliknya, laba dari perusahaan Indonesia di luar negeri
SMA Kolese Loyola
Untuk kalangan sendiri | 3
Modul Ekonomi XI IPS 2020-2021
menjadi milik negara asalnya yaitu Indonesia, sehingga jumlahnya harus ditambahkan
pada GNP Indonesia. Selisih antara perusahaan luar negeri di Indonesia dan
perusahaan indonesia di luar negeri disebut Pendapatan Neto terhadap luar negeri.
GDP ditambahakan dengan Pendapatan Neto terhadap luar negeri disebut GNP.
Sehingga GNP hanya dihitung total output warga negara saja.
GNP= GDP + Pendapatan Neto terhadap luar negeri
Pendapatan Neto terhadap luar negeri = Perusahaan Indonesia di luar negeri –
perusahaan asing di Indonesia
3. Produk Nasional Neto (Net National Product = NNP)
NNP merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam
periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti
modal.
NNP= GNP - Penyusutan
4. Pendapatan nasional Neto (Net National Income = NNI)
NNI merupakan pendapatan seluruh warga negara sebagai balas jasa semua faktor
produksi yang telah digunakan.
NNI= NNP – Pajak Tidak Langsung + Subsidi
Pajak tidak langsung harus dikurangkan karena bukan merupakan balas jasa faktor
produksi. Adapun subsidi harus ditambahkan karena merupakan balas jasa faktor
produksi.
5. Pendapatan Perorangan (Personal Income = PI)
PI merupakan jumlah seluruh penerimaan yang benar-benar sampai di tangan
masyarakat. Tidak semua pendapatan sampai ke tangan masyarakat karena masih
dikurangi dengan laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan sosial, pajak perseroan,
ditambah dengan pembayaran pinjaman (transfer payment).
PI = NNI + Transfer Payment – (laba ditahan + iuran asuransi + iuran jaminan sosial +
pajak perseroan)
6. Pendapatan Disposabel/ Setelah Pajak (Disposable Income)
Disposable Income merupakan pendapatan perorangan setelah dikurangi dengan pajak
penghasilan.
DI= PI – Pajak Penghasilan
7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB merupakan jumlah keseluruhan dari nilai tambah bruto yang berhasil diciptakan
oleh seluruh kegiatan ekonomi yang berada suatu wilayah selama periode waktu
tertentu. Ex: PDRB Jawa Tengah, PDRB Jawa Timur.
SMA Kolese Loyola
Untuk kalangan sendiri | 4
Modul Ekonomi XI IPS 2020-2021
Konsep Perhitungan Pendapatan Nasional
PDB
Pendapatan Neto terhadap Luar Negeri
PNB
Penyusutan
Replacement
= xxx
= xxx +
= xxx
= xxx
= xxx +
= xxx –
= xxx
= xxx –
= xxx
= xxx +
= xxx
NNP
Pajak tidak langsung
Subsidi
NNI
Transfer Payment
Laba ditahan
Iuran asuransi
Iuran jaminan sosial
Pajak perseroan
= xxx
= xxx
= xxx
= xxx
= xxx +
= xxx –
= xxx .
= xxx
= xxx –
= xxx
PI
Pajak langsung
DI
II. PENDAPATAN PER KAPITA
A. PENGERTIAN PENDAPATAN PERKAPITA
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada periode
tertentu (biasanya 1 tahun). Secara matematis, rumus pendapatan per kapita adalah:
Pendapatan per kapita =
𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 π‘΅π’‚π’”π’Šπ’π’π’‚π’
π‘±π’–π’Žπ’π’‚π’‰ π‘·π’†π’π’…π’–π’…π’–π’Œ
B. MANFAAT PENDAPATAN PER KAPITA
Pendapatan per kapita digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu
negara yang biasanya dihitung secara periodik (satu tahun). Manfaat perhitungan
pendapatan per kapita adalah
a. Melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun ke
tahun.
b. Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu negara dengan negara lain.
c. Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara lainnya.
d. Sebagai data untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi.
SMA Kolese Loyola
Untuk kalangan sendiri | 5
Modul Ekonomi XI IPS 2020-2021
C. HUBUNGAN PENDAPATAN NASIONAL, JUMLAH PENDUDUK, DAN
PENDAPATAN PER KAPITA
Hubungan pendapatan nasional, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita dapat
diilustrasikan sebagai berikut.
Jika pendapatan nasional sebuah negara tinggi, tetapi jumlah penduduknya juga
besar, maka pendapatan per kapitanya akan rendah. Sebaliknya, meskipun jumlah
pendapatan sebuah negara itu kecil seiring dengan jumlah penduduk yang kecil,
pendapatan perkapitanya mungkin tinggi.
Jadi kesimpulannya, tinggi rendahnya pendapatan per kapita dipengaruhi oleh jumlah
pendapatan nasional dan jumlah penduduk. Dari kesimpulan tersebut, maka menjadi jelas
bahwa antara pendapatan nasional, jumlah penduduk, dan pendapatan per kapita saling
berhubungan.
Tabel 1.3 Daftar Pendapatan per Kapita Tahun 2018
Negara
Indonesia
India
Malaysia
Cina
Singapura
Korea Selatan
PDB per Tahun
(US$)
Perdapatan
per Kapita
(US$)
267,7
3.840
1.353
2.020
31,5
10.460
1.393
9.470
5,6
58.770
51,6
30.600
Sumber: World Bank
Penduduk
(Billion)
1.042 T
2.726 T
354.348 B
13.608 T
364.157 B
1.619 T
Tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita adalah tingkat pertambahan pendapatan per
kapita (dalam %) dari tahun ke tahun.
Gt =
𝒀𝑷𝒕 −𝒀𝑷𝒕−𝟏
𝒀𝑷𝒕−𝟏
× πŸπŸŽπŸŽ%
Keterangan :
Gt
= pertumbuhan pendapatan per kapita yang dinyatakan dengan persentase
YPt
= pendapatan per kapita tahun t
YPt-1
= pendapatan per kapita pada tahun sebelumnya
D. PERBANDINGAN PENDAPATAN PER KAPITA
Setiap negara di dunia secara terus-menerus meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
Contohnya, Indonesia merupakan negara agraris, oleh karena itu pembangunan di
Indonesia lebih dititikberatkan pada sektor pertanian. Selain itu secara perlahan
mengusahakan pembangunan di sektor industri. Banyak usaha dilakukan misalnya
mengadakan deregulasi di sektor industri.
SMA Kolese Loyola
Untuk kalangan sendiri | 6
Modul Ekonomi XI IPS 2020-2021
Tabel 1.4 Perbandingan Pendapatan per Kapita Indonesia dengan beberapa negara
ASEAN dan negara lainnya tahun 2018
Perdapatan
Perdapatan
Negara
per Kapita
per Kapita
(US$)
(US$)
1.750
Bangladesh
3.840
Indonesia
2.020
3.830
India
Filipina
1.580
Pakistan
10.460
Malaysia
9.470
6.610
Cina
Thailand
Sumber: World Bank
58.770
Singapura
1.380
Kamboja
Dari tabel 1.4, dapat disimpulkan bahwa pendapatan per kapita Singapura lebih tinggi dari
5 negara ASEAN lainnya. Sedangkan pendapatan per kapita Indonesia masih kalah
dibandingkan dengan Malaysia. Jika dibandingkan dengan Bangladesh; India; dan
Pakistan, pendapatan Indonesia memang masih di atas. Namun jika dibandingkan Cina,
pendapatan perkapita Indonesia masih lebih kecil.
Bank Dunia membagi negara-negara di dunia berdasarkan pendapatan per kapitanya.
Negara-negara di dunia dibagi menjadi empat kelompok sebagai berikut (versi Bank Dunia
2018) dan terus data terus diupdate setiap bulan Juli:
a. Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies)
Termasuk dalam kelompok ini adalah negara yang memiliki pendapatan per kapita
kurang dari atau sama dengan < $ 996.
b. Kelompok negara yang berpendapatan menengah bawah (lower middle income
economies)
Termasuk dalam kelompok ini adalah negara-negara yang memiliki pendapatan per
kapita antara $996- $3,895.
c. Kelompok negara yang berpendapatan menengah tinggi (upper middle economies)
Termasuk dalam kelompok ini adalah negara-negara yang memiliki pendapatan per
kapita antara $3,896 - $12,055.
d. Kelompok negara yang yang berpendapatan tinggi (high income economies)
Termasuk dalam kelompok ini adalah negara-negara yang memiliki pendapatan per
kapita > $12,055.
Negara
III. DISTRIBUSI PENDAPATAN
Keberhasilan pembangunan tidak cukup hanya diukur dengan tingkat dan laju pertumbuhan
PDB atau PNB serta pendapatan perkapita. Namun juga perlu untuk melihat pendapatan
diantara masyarakat. Yaitu siapa mendapat berapa, dan siapa yang beruntung. Terdapat dua
cara yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan, yaitu
Koefisien Gini dan kriteria Bank Dunia.
A. KOEFISIEN GINI (GINI RATIO)
Koefisien Gini digunakan untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan nasional suatu
negara. Perhitungan Koefisien Gini dilakukan dengan mengukur luas suatu kurva yang
dinamakan kurva Lorenz.
SMA Kolese Loyola
Untuk kalangan sendiri | 7
Modul Ekonomi XI IPS 2020-2021
A
Gambar 1.1 Kurva Lorenz
Pada
gambar
tersebut,
besarnya
ketimpangan ditunjukkan oleh daerah yang
diarsir.
A
Koefisien Gini adalah rasio (perbandingan) antara luas bidang yang diarsir dengan luas
segitiga OPE.
- Pendapatan dikatakan terdistribusi secara merata dengan sempurna saat semua titik
terletak pada garis diagonal. Jadi angka Koefisien Gini = 0
- Apabila hanya satu pihak saja yang menerima seluruh pendapatan, maka luas daerah
yang diarsir akan sama dengan dengan luas segitiga. Jadi angka Koefisien Gini = 1
Dengan demikian distribusi pendapatan dikatakan makin merata saat nilai Koefisien Gini
semakin kecil/mendekati nol (0), sebaliknya distribusi pendapatan diakatakan tidak
merata jika nilai Koefisien Gini makin besar dan mendekati satu (1).
πΎπ‘œπ‘’π‘“π‘–π‘ π‘–π‘’π‘› 𝐺𝑖𝑛𝑖 =
πΏπ‘’π‘Žπ‘  π‘π‘–π‘‘π‘Žπ‘›π‘” 𝐴
πΏπ‘’π‘Žπ‘  π‘†π‘’π‘”π‘–π‘‘π‘–π‘”π‘Ž 𝑂𝑃𝐸
Tabel 1.5
Terjemahan
distribusi
pendapatan
B. TINGKAT KEMISKINAN
Berikut ini beberapa tolok ukur tingkat kemiskinan masyarakat.
1. Menurut BPS garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari garis kemiskinan
makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM). Seseorang yang
memiliki rata-rata pengeluaran per bulan di bawah garis kemiskinan (
Rp312.328,00/kapita/bulan) dikategorikan sebagai penduduk miskin.
2. Tolok ukur kemiskinan absolut yang dikembangkan Prof. Sayogyo menggunakan
tingkat konsumsi dalam takaran yang bernilai sama dengan sejumlah kilogram (kg)
beras per tahun, sebagai berikut:
SMA Kolese Loyola
Untuk kalangan sendiri | 8
Modul Ekonomi XI IPS 2020-2021
Tabel 1.6
Tolak Ukur Kemiskinan Absolut Berdasarkan tingkat Konsumsi Beras (kg) per
Tahun
Batas Kemiskinan
Kota
Desa
Miskin
480 kg 320 kg
Sangat Miskin
360 kg 240 kg
Melarat
270 kg 180 kg
3. Bank Dunia membuat indeks kemiskinan untuk negara-negara berkembang.
Ambang kemiskinan yang digunakan adalah tingkat pemenuhan kebutuhan fisik
sebanyak 2.100 kalori sehari yang kemudian dinyatakan dalam uang (nilainya
disesuaikan dengan kenaikan harga barang-barang/inflasi).
Pendalaman Materi:
1. Data untuk menghitung pendapatan nasional (dalam jutaan) di negara Jaya:
β–ͺ Pengeluaran negara
Rp. 8.000,00
β–ͺ Pendapatan Gaji / upah
Rp.12.500,00
β–ͺ Pendapatan Sewa
Rp. 4.000,00
β–ͺ Konsumsi masyarakat
Rp.15.000,00
β–ͺ Ekspor
Rp. 5.500,00
β–ͺ Investasi
Rp. 9.000,00
β–ͺ Impor
Rp. 6.000,00
β–ͺ Pendapatan bunga
Rp. 3.000,00
β–ͺ Laba usaha
Rp. 7.000,00
Berdasarkan data di atas, hitunglah pendapatan nasional negara Jaya dengan
pendekatan pengeluaran!
2. Negara “ M “ memiliki data pendapatan nasional sebagai berikut:
Net National income
Rp 100 milyar
Transfer payment
Rp 5 milyar
Pajak tidak langsung
Rp 5 milyar
Asuransi
Rp 2 milyar
Laba ditahan
Rp 2 milyar
Iuran jaminan sosial
Rp 1 milyar
Pajak perseroan
Rp 1 milyar
Hitunglah besarnya personal income (PI) pada Negara “M”!
3. GNP negara A $120.000 juta dan penduduknya 200 juta, sedangkan GNP negara
B $ 300.000 juta dan penduduknya 100 juta. Hitunglah maka pendapatan
perkapita negara A dan B!
SMA Kolese Loyola
Untuk kalangan sendiri | 9
Modul Ekonomi XI IPS 2020-2021
Daftar Pustaka
S, Alam. 2014. Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: ESIS.
Purwanta, Wiji., dan Prathama Rahardja. 2015. Pena Emas OSN Ekonomi & Olimpiade
Pasar Modal Nasional SMA/MA. Jakarta: Yrama Widya.
https://blogs.worldbank.org/opendata/new-country-classifications-income-level-2018-2019
http://data.worldbank.org
SMA Kolese Loyola
Untuk kalangan sendiri | 10
Download