Uploaded by Selvi Anuri

MODUL 9 EKONOMI KESEHATAN

advertisement
Disusun Oleh:
Tim Jago Preventif
YUK MENJADI HEBAT BERSAMA JAGO PREVENTIF!
KATA PENGANTAR
Pembangunan
Sumber
Daya
Manusia (SDM) di Indonesia akan menjadi
prioritas pembangunan dalam lima tahun
ke depan. Salah satu syarat kemajuan suatu
bangsa adalah dengan memiliki Sumber
Daya Manusia yang berkualitas. Sumber
Daya Manusia yang berkualitas dapat
terwujud ketika semua pihak memiliki
kepedulian
terhadap
pembangunan
pendidikan dan kesehatan. Namun saat ini,
pembangunan pendidikan di Indonesia
belum cukup optimal untuk membentuk
SDM yang berkualitas dan berkarakter,
termasuk SDM Kesehatan. Sarana dan
prasarana pendidikan belum merata,
terlebih lagi persoalan tenaga pengajar,
keterbatasan akses, serta ketimpangan
antara institusi besar dan kecil, maupun
negeri dan swasta.
Tak
sedikit
juga
institusi
pendidikan di Indonesia yang lebih
berorientasi profit daripada kualitas
pendidikan yang seharunya diutamakan.
Oleh karena itu, kompetensi lulusan hasil
dari proses pendidikan hari ini seringkali
minim akan skills dan bahkan tidak
memahami jati dirinya sebagai insan
intelektual yang seharusnya memiliki
kompetensi mumpuni sesuai bidang
keilmuannya. Masih banyak yang berharap
untuk sekedar menjadi pekerja, padahal
mestinya generasi masa kini harus berpikir
dan bertindak untuk turut menjadi pencipta
lapangan kerja.
Persoalan lain terkait dengan
pembangunan kesehatan yang masih
berorientasi pada upaya kuratif, sehingga
pembiayaan kesehatan melonjak dan
menjadi beban negara. Hal tersebut juga
turut menyebabkan produktivitas SDM di
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Indonesia
menurun
karena
harus
menghabiskan waktunya untuk berobat dan
mengurus orang sakit. Maka, sudah
saatnya masyarakat Indonesia hari ini
didorong untuk memiliki paradigma sehat
yang lebih mengutamakan aspke promotif
dan preventif, sehingga yang menjadi
fokus utamanya adalah menjaga orang
sehat agar tetap sehat dan dapat
menjalankan aktivitasnya secara produktif.
Jago Preventif sebagai platform
digital di bidang pendidikan dan kesehatan
hadir untuk menjawab berbagai persoalan
dan tantangan tersebut, salah satunya
dengan berupaya mewujudkan SDM di
bidang kesehatan yang berkualitas tanpa
harus dibatasi oleh jarak dan waktu untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas dan
merata di seluruh Indonesia. Jago Preventif
menyediakan modul pembelajaran ini
sebagai salah satu media belajar untuk
Sahabat Jago Preventif sebagai bentuk
komitmen Kami untuk pendidikan dan
kesehatan masyarakat Indonesia yang lebih
baik.
Mari sehatkan Indonesia dengan SDM
Kesehatan yang berkualitas.
#MenjadiHebatBersamaJagoPreventif
Salam,
CEO Jago Preventif
A. Ikram Rifqi
Page i
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Deskripsi Modul ......................................................................................................1
1.2 Tujuan Pembelajaran ............................................................................................... 1
1.2.1 Tujuan Umum ..................................................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................................1
1.2.3 Kompetensi Luaran .......................................................................................... 2
BAB 2 : PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Ekonomi Kesehatan ..............................................................................3
2.2 Metode Evaluasi Pelayanan Kesehatan ...................................................................3
2.3 Cost Effectiveness Analysis .................................................................................... 4
2.3.1 Prinsip Dasar ....................................................................................................4
2.3.2 Manfaat Cost Effectiveness Analysis............................................................... 5
2.3.3 Kelebihan Dan Kelemahan CEA .....................................................................5
2.3.4 Tahapan Perhitungan CEA ...............................................................................6
2.4 Cost Benefit Analysis .............................................................................................. 6
2.4.1 Prinsip Dasar ....................................................................................................6
2.4.2 Kelebihan dan Kelemahan Cost Benefit Analysis ...........................................7
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page ii
2.4.3 Langkah – Langkah Pengukuran CBA ............................................................ 7
BAB 3 : SIMULASI PEMBELAJARAN ......................................................................9
3.1 Simulasi Cost Effectiveness Analysis .....................................................................9
3.2 Simulasi Cost Benefit Analysis .............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Modul
Modul materi pembelajaran ini merupakan bahan ajar ke-9 untuk Sahabat Jago Preventif
yang disusun secara sistematis dan menarik, mencakup resume materi pembelajaran dan simulasi
yang dibuat lebih praktis untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Modul Ekonomi
Kesehatan ini disusun agar Sahabat Jago Preventif mampu memahami konsep Ekonomi
Kesehatan yang merupakan salah satu konsep penting dalam penerapan ilmu ekonomi di bidang
kesehatan dan penentuan prioritas penyelesaian masalah kesehatan.
Saat ini, ilmu ekonomi tidak hanya dibutuhkan dalam bidang perbankan atau transaksi
jual beli, namun tentu sangat dibutuhkan pula dalam penentuan prioritas penyelesaian masalah
kesehatan dan pengalokasian dana kesehatan. Dikarenakan masih kurangnya referensi mengenai
ilmu ekonomi kesehatan, maka Tim Jago Preventif merasa perlu menyusun modul materi
Ekonomi Kesehatan untuk membantu menjelaskan konsep ilmu ekonomi kesehatan dan
penerapannya.
Cara mempelajari modul: Sahabat Jago Preventif diharapkan memahami dengan cermat
uraian tentang konsep, pengertian, contoh, dan ilustrasi yang tersaji dalam modul ini. Modul ini
juga diharapkan mampu mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada pembaca.
1.2 Tujuan Pembelajaran
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan Sahabat Jago Preventif dapat mengetahui dan memahami lebih detail
mengenai materi Ekonomi Kesehatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari materi pembelajaran ini yaitu:
1. Memahami konsep ekonomi kesehatan
2. Memahami mengenai metode evaluasi pelayanan kesehatan
3. Memahami Cost Effectiveness Analysis (CEA) dan Cost Benefit Analysis (CBA)
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page 1
1.2.3 Kompetensi Luaran
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Sahabat Jago Preventif memiliki kompetensi
diantaranya sebagai berikut:
1. Menghayati dan memahami konsep ekonomi kesehatan
2. Dapat melakukan analisis menggunakan metode CEA & CBA
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page 2
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekonomi Kesehatan
Secara umum, ekonomi kesehatan berkonsentrasi pada berbagai industri di bidang
kesehatan. Ada 4 (empat) aspek yang tercakup dalam ekonomi kesehatan, yaitu peraturan,
perencanaan, pemeliharaan kesehatan, dan analisis biaya (cost) serta manfaat (benefit). Mengutip
tulisan Lubis (2009), ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan
dan faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Ekonomi kesehatan berupaya menyikapi keterbatasan sumber daya yang ada,
mendorong masuknya disiplin ilmu ekonomi dalam perencanaan, manajemen dan evaluasi sektor
kesehatan.
Ekonomi kesehatan akan menjawab pertanyaan – pertanyaan pelayanan kesehatan apa
yang perlu diproduksi, berapa besar biaya produksinya, bagaimana mobilisasi dana kesehatan,
bagaimana utillisasi dana kesehatan, serta seberapa besar manfaat (benefit) investasi pelayanan
kesehatan tersebut. Evaluasi ekonomi bertujuan untuk membantu mengidentifikasi apakah
intervensi tertentu cukup cost effective atau tidak, serta membantu dalam analisis keuntungan
marginal dari suatu intervensi baru. Evaluasi ekonomi tidak hanya menyangkut masalah uang
atau biaya, melainkan fokus pada analisis tindakan yang akan memaksimalkan social welfare
(kesejahteraan sosial).
2.2 Metode Evaluasi Pelayanan Kesehatan
Terdapat 2 (dua) metode yang sering digunakan untuk melakukan evaluasi ekonomi
secara penuh pada intervensi kesehatan yang sudah dilaksanakan, yaitu Cost Effectiveness
Analysis (CEA) dan Cost Benefit Analysis (CBA). Pada CEA, evaluasi yang dihasilkan akan
menggunakan terminologi biaya per unit dari perbaikan outcome kesehatan yang dicapai. Bila
biaya netto dari suatu intervensi adalah negatif, maka intervensi tersebut dikatakan sebagai cost
saving. Bila pada suatu keadaan dimana rasio cost effectiveness tidak bermakna, maka
digunakanlah Cost Benefit Analysis (CBA), dimana outcome kesehatan yang dicapai akan
dikonversikan ke dalam nilai uang. Metode ini lebih jarang digunakan karena ketidak-setujuan
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page 3
terhadap validitas dan kesesuaian serta pengukuran status kesehatan (Drummond, 2015).
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai CEA dan CBA.
1. Cost Effectiveness Analysis (CEA)
CEA
merupakan
suatu
metode
yang
didesain
untuk
membandingkan antara
outcome kesehatan dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan program
tersebut atau intervensi dengan alternatif lain dengan menghasilkan outcome yang
sama. Outcome kesehatan dideskripsikan dalam terminologi yang obyektif dan
terukur seperti jumlah kasus yang diobati, penurunan tekanan darah yang dinyatakan
dalam mmHg, dan lain-lain dan bukan dalam terminologi moneter. Dalam evaluasi
ekonomi,
pengertian
efektivitas
berbeda
dengan
penghematan
biaya,
dimana
penghematan biaya mengacu pada persaingan alternatif program yang memberikan biaya
lebih murah, sedangkan efektivitas biaya tidak semata mempertimbangkan aspek biaya
yang lebih rendah.
2. Cost Benefit Analysis (CBA)
Pada CBA, alternatif yang dipilih tidak mempunyai outcome yang sama. Baik outcome
maupun biaya yang terjadi, dihitung dan diukur dengan menggunakan satuan uang. Cost
benefit ratio dihitung dengan membedakan alternatif mana yang mempunyai keuntungan
relatif lebih besar dibandingkan dengan biaya yang terjadi. CBA dilakukan bila sumber
daya terbatas dan pilihan harus dilakukan terhadap beberapa alternatif yang paling
menguntungkan. Kesulitan utama pada analisis tipe ini adalah mengkonversikan
outcome klinis dalam ukuran moneter. Analisis tipe ini akan lebih bermanfaat dalam
analisis pelayanan kesehatan secara ekonomis dibandingkan kegunaannya dalam
pengobatan kepada pasien.
2.3 Cost Effectiveness Analysis
2.3.1 Prinsip Dasar
CEA merangkum semua biaya program ke dalam satu nomor, semua manfaat program
(efektivitas) menjadi nomor kedua, dan menetapkan aturan untuk membuat keputusan
berdasarkan hubungan diantara keduanya. Metode ini sangat berguna dalam analisis
program
kesehatan
preventif,
karena
metode
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
ini
menyediakan
mekanisme
Page 4
untuk
membandingkan upaya yang ditujukan kepada populasi dan penyakit yang berbeda. Cost
Effectiveness Analysis digunakan apabila benefit sulit ditransformasikan dalam bentuk uang,
sehingga CEA sangat baik untuk mengukur efisiensi di bidang sosial, khususnya bidang
kesehatan yang bersifat program/intervensi pada tingkat kabupaten/kota.
2.3.2 Manfaat Cost Effectiveness Analysis
Analisis efektivitas biaya merupakan alat utama untuk membandingkan biaya intervensi
kesehatan dengan keuntungan kesehatan yang diharapkan. Intervensi dapat dipahami sebagai
aktivitas apapun, dengan menggunakan berbagai input, yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan. CEA sering digunakan untuk mengukur efisiensi dari macam-macam program
dengan tujuan yang sama.
2.3.3 Kelebihan Dan Kelemahan CEA
1. Kelebihan
a. Mengatasi kekurangan dalam Cost Benefit Analysis saat benefit sulit ditransformasikan
dalam bentuk uang sebab dalam CEA dilakukan perhitungan perbandingan outcome
kesehatan dan biaya yang digunakan. Jadi, tetap
dapat memilih program yang
lebih efektif untuk dilaksanakan meskipun benefit-nya sulit untuk diukur.
b. Hemat waktu dan sumber daya intensif
CEA memiliki tahap perhitungan yang lebih sederhana sehingga lebih dapat
menghemat waktu dan tidak memerlukan banyak sumber daya untuk melakukan
analisis.
c. Lebih mudah untuk memahami perhitungan unsur biaya dalam CEA
Cocok untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan program. CEA merupakan
cara memilih program yang terbaik bila beberapa program yang berbeda dengan
tujuan yang sama tersedia untuk dipilih.
d. Membantu penentuan prioritas dari sumber daya
CEA sangat cocok digunakan dalam penentuan prioritas masalah kesehatan,
dikarenakan konsep perhitungan CEA lebih memprioritaskan sumber daya yang
lebih urgent agar masalah kesehatan lebih cepat teratasi.
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page 5
2. Kelemahan
a. Alternatif tidak dapat dibandingkan dengan tepat
b. CEA terlalu disederhanakan
2.3.4 Tahapan Perhitungan CEA
1.
Mengidentifikasi unsur biaya dari alternatif program yang ada.
2.
Menghitung total cost atau present value cost dengan rumus berikut.
Keterangan:
Present value cost
= Total biaya
Ct
= Cost pada tahun ke-t
= Nilai discount factor
3. Menghitung objective atau output yang berhasil
4. Hitung Cost Effectiveness Ratio (CER) dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
Present Value Cost
= Total biaya
= Objektif atau jumlah penduduk yang menggunakan biaya
5. Membandingkan CER dari masing-masing alternatif program.
6. Memilih CER yang terkecil dari program untuk direkomendasikan.
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page 6
2.4 Cost Benefit Analysis
2.4.1 Prinsip Dasar
Cost Benefit Analysis merupakan alat bantu untuk membuat keputusan publik dengan
mempertimbangkan kesejahteraan pasien atau konsumen. CBA hanya menitikberatkan pada
efisiensi penggunaan faktor produksi tanpa mempertimbangkan aspek lain seperti distribusi,
stabilisasi ekonomi, dan sebagainya. Analisis ini hanya menentukan program dari segi
efisiensi, sedangkan pemilihan pelaksanaan program berada di tangan pemegang kebijakan
yang dalam memilih juga mempertimbangkan faktor lain. Saat ini, CBA merupakan alat
utama dalam melakukan evaluasi program atau proyek untuk kepentingan konsumen, seperti
penambahan fasilitas penunjang pelayanan dan pengembangan program. Berikut adalah
prinsip dasar dalam melakukan CBA.
1. Mencapai keuntungan maksimal (termasuk kesejahteraan sosial) dan biaya minimal.
2. Meningkatkan keuntungan dari serangkaian tindakan dan mengurangi biaya yang terkait
dengan serangkaian tindakan tersebut dalam suatu periode tertentu (membutuhkan
ukuran khusus, biasanya adalah uang).
2.4.2 Kelebihan dan Kelemahan Cost Benefit Analysis
1. Kelebihan
a. Dapat mengukur efisiensi ekonomi
b. Membantu pengambil kebijakan memilih alternatif terbaik dari pilihan yang ada
c. Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif maupun
intangible
2. Kelemahan
a. Penghitungan ekonomi untuk public good dengan menggunakan CBA sulit
dilakukan.
b. Tidak dapat mengukur aspek multidimensional seperti keberlangsungan, etika,
partisipasi publik dalam pembuatan keputusan, dan nilai-nilai sosial yang lain.
c. Lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil keputusan, tapi tidak
dengan sendirinya membuat keputusan.
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page 7
2.4.3 Langkah – Langkah Pengukuran CBA
1. Identifikasi Program atau Proyek yang Akan Dianalisis
Program atau proyek yang dipilih untuk dilakukan analisis dapat lebih dari dua. Semakin
banyak program atau proyek yang akan dianalisis, semakin baik hasilnya karena akan
memberikan pilihan yang bervariasi dan analisis yang lebih lengkap.
2. Identifikasi Biaya dari Tiap Program atau Proyek
Dalam melakukan identifikasi biaya, terlebih dahulu dilakukan klasifikasi seluruh
komponen biaya dari masing-masing program. Semua komponen biaya harus
diidentifikasi, baik yang bersumber dari anggaran internal
program/proyek
maupun
dari anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa dilakukan menurut kategori lain, seperti
biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan, biaya risiko kehilangan dan
kerusakan.
3. Menghitung Total Biaya dari Masing-Masing Program
Setelah seluruh komponen biaya bisa teridentifikasi dan sudah diklasifikasikan, kemudian
dilakukan penghitungan total seluruh biaya setiap program.
4. Identifikasi dan Transformasi Benefit dalam Bentuk Uang
Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya program. terdapat dua
komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung adalah
nilai kepuasan yang dirasakan oleh penerima manfaat terkait, baik dalam bentuk nyata
( barang) atau tidak nyata (jasa). Sedangkan manfaat tidak langsung adalah manfaat
yang dirasakan oleh orang lain.
5. Menghitung Total Benefit
Mengubah manfaat dalam bentuk uang. Untuk manfaat langsung, kita dapat menghitung
dengan menguangkan biaya keuntungannya. Sedangkan manfaat tidak langsung dapat
dihitung dengan menguangkan biaya akibat kerugian yang ditimbulkan. Hasil dari tahap
ini adalah jumlah dari benefit langsung dan tidak langsung yang berupa Total Benefit.
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page 8
BAB 3 : SIMULASI PEMBELAJARAN
3.1 Simulasi Cost Effectiveness Analysis
Kasus:
Dalam simulasi ini, akan disajikan simulasi mengenai perhitungan Cost Effectiveness
Analysis pada program poli KIA di Rumah Sakit dr. Suyudi Paciran, khususnya mengenai
kunjungan Antenatal Care (ANC) yang dilakukan dengan visit dan ajakan melalui SMS
(Robi’aqolbi, 2016).
Berikut simulasi kasusnya
Poli KIA di Rumah Sakit dr. Suyudi Paciran ingin membandingkan outcome dari dua
program dalam kunjungan ANC. Jika tidak dilakukan intervensi apapun, jumlah ibu hamil
yang melakukan kujungan ANC tidak sesuai dengan standar pelayanan minimal. Untuk
menarik minat kunjungan ANC pada ibu hamil, maka diadakan program melakukan visit
langsung ke pasien dan program lainnya yakni ajakan melalui SMS. Kemudian akan
dibandingkan mana yang lebih efektif secara perhitungan CER antara ANC dengan visit
langsung atau ANC dengan ajakan melalui SMS.
Responden diambil dari masing-masing program sejumlah 100 orang ibu hamil. Dari
100 orang ibu hamil tanpa intervensi apapun, terdapat 25 orang yang melakukan kunjungan
ANC. Dari 100 orang ibu hamil dengan ajakan melalui visit satu per satu, didapatkan 42
orang yang melakukan kunjungan ANC. Dari 100 orang ibu hamil dengan ajakan melalui
SMS, terdapat 31 orang yang melakukan kunjungan ANC. Setelah itu, dilakukan
perhitungan total biaya dari masing-masing program.
Pada program ANC dengan ajakan melalui visit langsung didapatkan total biaya
sebesar Rp 2.850.000,-. Sedangkan pada program ANC dengan ajakan melalui SMS
didapatkan total biaya sebesar Rp 850.000,-.
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page 9
Pembahasan:
Sebelum melakukan perhitungan Cost Effectiveness Analysis pada kedua program
tersebut, maka diperlukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi unsur biaya dari alternatif program yang ada.
Berdasarkan kasus diatas, unsur biaya bersumber dari program ANC dengan visit
langsung dan melalui SMS.
2. Menghitung total cost atau present value cost
Berdasarkan kasus, telah didapatkan total biaya program ANC dengan visit sebesar Rp
2.850.000, dan total biaya program ANC dengan SMS sebesar Rp 650.000,
3. Menghitung objective atau output yang berhasil
Objective atau output yang berhasil dilakukan analisis yaitu 42 orang yang melakukan
kunjungan ANC dengan visit dan 31 orang yang melakukan kunjungan ANC dengan
ajakan SMS.
4. Menghitung Cost Effectiveness Ratio (CER)
a) CER ANC dengan visit =
= 67.857
b) CER ANC dengan SMS =
=
= 27.419
5. Membandingkan CER dari masing-masing alternatif program.
Jika dibandingan, maka CER program ANC dengan ajakan melalui SMS lebih kecil
dibandingkan ANC dengan visit langsung.
6. Memilih CER yang terkecil dari program untuk direkomendasi.
Menurut perbandingan hasil CER kedua program tersebut, dapat disimpulkan bahwa
program ANC dengan ajakan melalui SMS lebih efektif dibandingkan ANC dengan visit,
dikarenakan CER dengan ajakan melalui SMS lebih kecil.
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page 10
3.2 Simulasi Cost Benefit Analysis
Kasus:
Dalam simulasi ini, disajikan analisis cost benefit terhadap program Pemberian
Makanan Tambahan (PMT) di Perusahaan X. Sahabat Jago Preventif bisa mendalami contoh
kasusnya di link berikut http://journal.fkm.ui.ac.id/jurnal-eki/article/view/2740 (Rahmiyati,
et al., 2018)
Pembahasan:
Berikut ini adalah langkah – langkah dalam menentukan CBA program tersebut.
1. Menentukan Besaran Nominal
Hasil penentuan besaran nominal dalam program PMT susu, didapatkan bahwa total
manfaat (benefit) yang akan diterima berupa penurunan angka kesakitan, peningkatan
nilai produksi, dan produktivitas tenaga kerja adalah sebesar Rp. 446.446.543.309,-.
Jumlah tersebut lebih besar dari total biaya (cost) yang dikeluarkan perusahaan dalam
progam PMT susu antara lain, biaya langsung yang terdiri dari biaya pembelian susu,
biaya pembelian bahan tambahan (gula pasir), dan biaya tidak langsung terdiri dari
biaya gaji pegawai, biaya pembayaran listrik, biaya pembelian plastik, biaya pembelian
gas, biaya pembelian kompor gas dan biaya pembelian kulkas sebesar Rp.178.171.000,sehingga nilai total manfaat (benefit) lebih besar dari total biaya (cost).
2. Hasil Total Perhitungan Payback Period
Hasil total perhitungan payback period yang berfungsi untuk mengukur seberapa cepat
modal (arus kas keluar/ investasi awal) dapat diterima kembali oleh perusahaan pada
program PMT susu, yaitu selama 1 tahun 5 bulan. Maka, biaya investasi program PMT
tersebut akan tertutup dalam waktu 1 tahun 5 bulan.
3. Hasil Perhitungan Net Present Value
Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value untuk mengetahui nilai uang sekarang
pada program PMT susu, didapatkan hasil akhir Rp. 23.534.448,76,-.
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Drummond, MF, et al., 2015. Methods for the Economic Evaluation of Health Care
Programmes. 4th Revised Edition. Oxford, UK: Oxford University Press.
Lubis, AF., 2009. Ekonomi Kesehatan. Medan: USU Press.
Rahmiyati AL, et al., 2018. Cost Benefit Analysis (CBA) Pemberian Program Makanan
Tambahan (PMT) Susu pada Karyawan di PT. Trisula Textile Industries Tbk Cimahi
Tahun 2018. Jurnal Ekonomi Kesehatan, 3(1): 125-134.
Robi’aqolbi, R., 2016. Cost Effectiveness Analysis (CEA) Program ANC melalui Visit dan
Ajakan dengan SMS di Rumah Sakit dr. Suyudi Paciran Tahun 2016. Tugas Akhir.
JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan
Page 12
Download