Disusun Oleh: Tim Jago Preventif YUK MENJADI HEBAT BERSAMA JAGO PREVENTIF! KATA PENGANTAR Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia akan menjadi prioritas pembangunan dalam lima tahun ke depan. Salah satu syarat kemajuan suatu bangsa adalah dengan memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Sumber Daya Manusia yang berkualitas dapat terwujud ketika semua pihak memiliki kepedulian terhadap pembangunan pendidikan dan kesehatan. Namun saat ini, pembangunan pendidikan di Indonesia belum cukup optimal untuk membentuk SDM yang berkualitas dan berkarakter, termasuk SDM Kesehatan. Sarana dan prasarana pendidikan belum merata, terlebih lagi persoalan tenaga pengajar, keterbatasan akses, serta ketimpangan antara institusi besar dan kecil, maupun negeri dan swasta. Tak sedikit juga institusi pendidikan di Indonesia yang lebih berorientasi profit daripada kualitas pendidikan yang seharunya diutamakan. Oleh karena itu, kompetensi lulusan hasil dari proses pendidikan hari ini seringkali minim akan skills dan bahkan tidak memahami jati dirinya sebagai insan intelektual yang seharusnya memiliki kompetensi mumpuni sesuai bidang keilmuannya. Masih banyak yang berharap untuk sekedar menjadi pekerja, padahal mestinya generasi masa kini harus berpikir dan bertindak untuk turut menjadi pencipta lapangan kerja. Persoalan lain terkait dengan pembangunan kesehatan yang masih berorientasi pada upaya kuratif, sehingga pembiayaan kesehatan melonjak dan menjadi beban negara. Hal tersebut juga turut menyebabkan produktivitas SDM di JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Indonesia menurun karena harus menghabiskan waktunya untuk berobat dan mengurus orang sakit. Maka, sudah saatnya masyarakat Indonesia hari ini didorong untuk memiliki paradigma sehat yang lebih mengutamakan aspke promotif dan preventif, sehingga yang menjadi fokus utamanya adalah menjaga orang sehat agar tetap sehat dan dapat menjalankan aktivitasnya secara produktif. Jago Preventif sebagai platform digital di bidang pendidikan dan kesehatan hadir untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan tersebut, salah satunya dengan berupaya mewujudkan SDM di bidang kesehatan yang berkualitas tanpa harus dibatasi oleh jarak dan waktu untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan merata di seluruh Indonesia. Jago Preventif menyediakan modul pembelajaran ini sebagai salah satu media belajar untuk Sahabat Jago Preventif sebagai bentuk komitmen Kami untuk pendidikan dan kesehatan masyarakat Indonesia yang lebih baik. Mari sehatkan Indonesia dengan SDM Kesehatan yang berkualitas. #MenjadiHebatBersamaJagoPreventif Salam, CEO Jago Preventif A. Ikram Rifqi Page i DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 : PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1 Deskripsi Modul ......................................................................................................1 1.2 Tujuan Pembelajaran ............................................................................................... 1 1.2.1 Tujuan Umum ..................................................................................................1 1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................................1 1.2.3 Kompetensi Luaran .......................................................................................... 2 BAB 2 : PEMBAHASAN ................................................................................................ 3 2.1 Pengertian Ekonomi Kesehatan ..............................................................................3 2.2 Metode Evaluasi Pelayanan Kesehatan ...................................................................3 2.3 Cost Effectiveness Analysis .................................................................................... 4 2.3.1 Prinsip Dasar ....................................................................................................4 2.3.2 Manfaat Cost Effectiveness Analysis............................................................... 5 2.3.3 Kelebihan Dan Kelemahan CEA .....................................................................5 2.3.4 Tahapan Perhitungan CEA ...............................................................................6 2.4 Cost Benefit Analysis .............................................................................................. 6 2.4.1 Prinsip Dasar ....................................................................................................6 2.4.2 Kelebihan dan Kelemahan Cost Benefit Analysis ...........................................7 JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page ii 2.4.3 Langkah – Langkah Pengukuran CBA ............................................................ 7 BAB 3 : SIMULASI PEMBELAJARAN ......................................................................9 3.1 Simulasi Cost Effectiveness Analysis .....................................................................9 3.2 Simulasi Cost Benefit Analysis .............................................................................11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12 JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page iii BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Modul Modul materi pembelajaran ini merupakan bahan ajar ke-9 untuk Sahabat Jago Preventif yang disusun secara sistematis dan menarik, mencakup resume materi pembelajaran dan simulasi yang dibuat lebih praktis untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Modul Ekonomi Kesehatan ini disusun agar Sahabat Jago Preventif mampu memahami konsep Ekonomi Kesehatan yang merupakan salah satu konsep penting dalam penerapan ilmu ekonomi di bidang kesehatan dan penentuan prioritas penyelesaian masalah kesehatan. Saat ini, ilmu ekonomi tidak hanya dibutuhkan dalam bidang perbankan atau transaksi jual beli, namun tentu sangat dibutuhkan pula dalam penentuan prioritas penyelesaian masalah kesehatan dan pengalokasian dana kesehatan. Dikarenakan masih kurangnya referensi mengenai ilmu ekonomi kesehatan, maka Tim Jago Preventif merasa perlu menyusun modul materi Ekonomi Kesehatan untuk membantu menjelaskan konsep ilmu ekonomi kesehatan dan penerapannya. Cara mempelajari modul: Sahabat Jago Preventif diharapkan memahami dengan cermat uraian tentang konsep, pengertian, contoh, dan ilustrasi yang tersaji dalam modul ini. Modul ini juga diharapkan mampu mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada pembaca. 1.2 Tujuan Pembelajaran 1.2.1 Tujuan Umum Diharapkan Sahabat Jago Preventif dapat mengetahui dan memahami lebih detail mengenai materi Ekonomi Kesehatan. 1.2.2 Tujuan Khusus Tujuan Khusus dari materi pembelajaran ini yaitu: 1. Memahami konsep ekonomi kesehatan 2. Memahami mengenai metode evaluasi pelayanan kesehatan 3. Memahami Cost Effectiveness Analysis (CEA) dan Cost Benefit Analysis (CBA) JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page 1 1.2.3 Kompetensi Luaran Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Sahabat Jago Preventif memiliki kompetensi diantaranya sebagai berikut: 1. Menghayati dan memahami konsep ekonomi kesehatan 2. Dapat melakukan analisis menggunakan metode CEA & CBA JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page 2 BAB 2 : PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Ekonomi Kesehatan Secara umum, ekonomi kesehatan berkonsentrasi pada berbagai industri di bidang kesehatan. Ada 4 (empat) aspek yang tercakup dalam ekonomi kesehatan, yaitu peraturan, perencanaan, pemeliharaan kesehatan, dan analisis biaya (cost) serta manfaat (benefit). Mengutip tulisan Lubis (2009), ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Ekonomi kesehatan berupaya menyikapi keterbatasan sumber daya yang ada, mendorong masuknya disiplin ilmu ekonomi dalam perencanaan, manajemen dan evaluasi sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan akan menjawab pertanyaan – pertanyaan pelayanan kesehatan apa yang perlu diproduksi, berapa besar biaya produksinya, bagaimana mobilisasi dana kesehatan, bagaimana utillisasi dana kesehatan, serta seberapa besar manfaat (benefit) investasi pelayanan kesehatan tersebut. Evaluasi ekonomi bertujuan untuk membantu mengidentifikasi apakah intervensi tertentu cukup cost effective atau tidak, serta membantu dalam analisis keuntungan marginal dari suatu intervensi baru. Evaluasi ekonomi tidak hanya menyangkut masalah uang atau biaya, melainkan fokus pada analisis tindakan yang akan memaksimalkan social welfare (kesejahteraan sosial). 2.2 Metode Evaluasi Pelayanan Kesehatan Terdapat 2 (dua) metode yang sering digunakan untuk melakukan evaluasi ekonomi secara penuh pada intervensi kesehatan yang sudah dilaksanakan, yaitu Cost Effectiveness Analysis (CEA) dan Cost Benefit Analysis (CBA). Pada CEA, evaluasi yang dihasilkan akan menggunakan terminologi biaya per unit dari perbaikan outcome kesehatan yang dicapai. Bila biaya netto dari suatu intervensi adalah negatif, maka intervensi tersebut dikatakan sebagai cost saving. Bila pada suatu keadaan dimana rasio cost effectiveness tidak bermakna, maka digunakanlah Cost Benefit Analysis (CBA), dimana outcome kesehatan yang dicapai akan dikonversikan ke dalam nilai uang. Metode ini lebih jarang digunakan karena ketidak-setujuan JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page 3 terhadap validitas dan kesesuaian serta pengukuran status kesehatan (Drummond, 2015). Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai CEA dan CBA. 1. Cost Effectiveness Analysis (CEA) CEA merupakan suatu metode yang didesain untuk membandingkan antara outcome kesehatan dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan program tersebut atau intervensi dengan alternatif lain dengan menghasilkan outcome yang sama. Outcome kesehatan dideskripsikan dalam terminologi yang obyektif dan terukur seperti jumlah kasus yang diobati, penurunan tekanan darah yang dinyatakan dalam mmHg, dan lain-lain dan bukan dalam terminologi moneter. Dalam evaluasi ekonomi, pengertian efektivitas berbeda dengan penghematan biaya, dimana penghematan biaya mengacu pada persaingan alternatif program yang memberikan biaya lebih murah, sedangkan efektivitas biaya tidak semata mempertimbangkan aspek biaya yang lebih rendah. 2. Cost Benefit Analysis (CBA) Pada CBA, alternatif yang dipilih tidak mempunyai outcome yang sama. Baik outcome maupun biaya yang terjadi, dihitung dan diukur dengan menggunakan satuan uang. Cost benefit ratio dihitung dengan membedakan alternatif mana yang mempunyai keuntungan relatif lebih besar dibandingkan dengan biaya yang terjadi. CBA dilakukan bila sumber daya terbatas dan pilihan harus dilakukan terhadap beberapa alternatif yang paling menguntungkan. Kesulitan utama pada analisis tipe ini adalah mengkonversikan outcome klinis dalam ukuran moneter. Analisis tipe ini akan lebih bermanfaat dalam analisis pelayanan kesehatan secara ekonomis dibandingkan kegunaannya dalam pengobatan kepada pasien. 2.3 Cost Effectiveness Analysis 2.3.1 Prinsip Dasar CEA merangkum semua biaya program ke dalam satu nomor, semua manfaat program (efektivitas) menjadi nomor kedua, dan menetapkan aturan untuk membuat keputusan berdasarkan hubungan diantara keduanya. Metode ini sangat berguna dalam analisis program kesehatan preventif, karena metode JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan ini menyediakan mekanisme Page 4 untuk membandingkan upaya yang ditujukan kepada populasi dan penyakit yang berbeda. Cost Effectiveness Analysis digunakan apabila benefit sulit ditransformasikan dalam bentuk uang, sehingga CEA sangat baik untuk mengukur efisiensi di bidang sosial, khususnya bidang kesehatan yang bersifat program/intervensi pada tingkat kabupaten/kota. 2.3.2 Manfaat Cost Effectiveness Analysis Analisis efektivitas biaya merupakan alat utama untuk membandingkan biaya intervensi kesehatan dengan keuntungan kesehatan yang diharapkan. Intervensi dapat dipahami sebagai aktivitas apapun, dengan menggunakan berbagai input, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. CEA sering digunakan untuk mengukur efisiensi dari macam-macam program dengan tujuan yang sama. 2.3.3 Kelebihan Dan Kelemahan CEA 1. Kelebihan a. Mengatasi kekurangan dalam Cost Benefit Analysis saat benefit sulit ditransformasikan dalam bentuk uang sebab dalam CEA dilakukan perhitungan perbandingan outcome kesehatan dan biaya yang digunakan. Jadi, tetap dapat memilih program yang lebih efektif untuk dilaksanakan meskipun benefit-nya sulit untuk diukur. b. Hemat waktu dan sumber daya intensif CEA memiliki tahap perhitungan yang lebih sederhana sehingga lebih dapat menghemat waktu dan tidak memerlukan banyak sumber daya untuk melakukan analisis. c. Lebih mudah untuk memahami perhitungan unsur biaya dalam CEA Cocok untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan program. CEA merupakan cara memilih program yang terbaik bila beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. d. Membantu penentuan prioritas dari sumber daya CEA sangat cocok digunakan dalam penentuan prioritas masalah kesehatan, dikarenakan konsep perhitungan CEA lebih memprioritaskan sumber daya yang lebih urgent agar masalah kesehatan lebih cepat teratasi. JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page 5 2. Kelemahan a. Alternatif tidak dapat dibandingkan dengan tepat b. CEA terlalu disederhanakan 2.3.4 Tahapan Perhitungan CEA 1. Mengidentifikasi unsur biaya dari alternatif program yang ada. 2. Menghitung total cost atau present value cost dengan rumus berikut. Keterangan: Present value cost = Total biaya Ct = Cost pada tahun ke-t = Nilai discount factor 3. Menghitung objective atau output yang berhasil 4. Hitung Cost Effectiveness Ratio (CER) dengan rumus sebagai berikut : Keterangan: Present Value Cost = Total biaya = Objektif atau jumlah penduduk yang menggunakan biaya 5. Membandingkan CER dari masing-masing alternatif program. 6. Memilih CER yang terkecil dari program untuk direkomendasikan. JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page 6 2.4 Cost Benefit Analysis 2.4.1 Prinsip Dasar Cost Benefit Analysis merupakan alat bantu untuk membuat keputusan publik dengan mempertimbangkan kesejahteraan pasien atau konsumen. CBA hanya menitikberatkan pada efisiensi penggunaan faktor produksi tanpa mempertimbangkan aspek lain seperti distribusi, stabilisasi ekonomi, dan sebagainya. Analisis ini hanya menentukan program dari segi efisiensi, sedangkan pemilihan pelaksanaan program berada di tangan pemegang kebijakan yang dalam memilih juga mempertimbangkan faktor lain. Saat ini, CBA merupakan alat utama dalam melakukan evaluasi program atau proyek untuk kepentingan konsumen, seperti penambahan fasilitas penunjang pelayanan dan pengembangan program. Berikut adalah prinsip dasar dalam melakukan CBA. 1. Mencapai keuntungan maksimal (termasuk kesejahteraan sosial) dan biaya minimal. 2. Meningkatkan keuntungan dari serangkaian tindakan dan mengurangi biaya yang terkait dengan serangkaian tindakan tersebut dalam suatu periode tertentu (membutuhkan ukuran khusus, biasanya adalah uang). 2.4.2 Kelebihan dan Kelemahan Cost Benefit Analysis 1. Kelebihan a. Dapat mengukur efisiensi ekonomi b. Membantu pengambil kebijakan memilih alternatif terbaik dari pilihan yang ada c. Dapat mengkuantifikasikan biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif maupun intangible 2. Kelemahan a. Penghitungan ekonomi untuk public good dengan menggunakan CBA sulit dilakukan. b. Tidak dapat mengukur aspek multidimensional seperti keberlangsungan, etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan, dan nilai-nilai sosial yang lain. c. Lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil keputusan, tapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan. JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page 7 2.4.3 Langkah – Langkah Pengukuran CBA 1. Identifikasi Program atau Proyek yang Akan Dianalisis Program atau proyek yang dipilih untuk dilakukan analisis dapat lebih dari dua. Semakin banyak program atau proyek yang akan dianalisis, semakin baik hasilnya karena akan memberikan pilihan yang bervariasi dan analisis yang lebih lengkap. 2. Identifikasi Biaya dari Tiap Program atau Proyek Dalam melakukan identifikasi biaya, terlebih dahulu dilakukan klasifikasi seluruh komponen biaya dari masing-masing program. Semua komponen biaya harus diidentifikasi, baik yang bersumber dari anggaran internal program/proyek maupun dari anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa dilakukan menurut kategori lain, seperti biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan, biaya risiko kehilangan dan kerusakan. 3. Menghitung Total Biaya dari Masing-Masing Program Setelah seluruh komponen biaya bisa teridentifikasi dan sudah diklasifikasikan, kemudian dilakukan penghitungan total seluruh biaya setiap program. 4. Identifikasi dan Transformasi Benefit dalam Bentuk Uang Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya program. terdapat dua komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung adalah nilai kepuasan yang dirasakan oleh penerima manfaat terkait, baik dalam bentuk nyata ( barang) atau tidak nyata (jasa). Sedangkan manfaat tidak langsung adalah manfaat yang dirasakan oleh orang lain. 5. Menghitung Total Benefit Mengubah manfaat dalam bentuk uang. Untuk manfaat langsung, kita dapat menghitung dengan menguangkan biaya keuntungannya. Sedangkan manfaat tidak langsung dapat dihitung dengan menguangkan biaya akibat kerugian yang ditimbulkan. Hasil dari tahap ini adalah jumlah dari benefit langsung dan tidak langsung yang berupa Total Benefit. JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page 8 BAB 3 : SIMULASI PEMBELAJARAN 3.1 Simulasi Cost Effectiveness Analysis Kasus: Dalam simulasi ini, akan disajikan simulasi mengenai perhitungan Cost Effectiveness Analysis pada program poli KIA di Rumah Sakit dr. Suyudi Paciran, khususnya mengenai kunjungan Antenatal Care (ANC) yang dilakukan dengan visit dan ajakan melalui SMS (Robi’aqolbi, 2016). Berikut simulasi kasusnya Poli KIA di Rumah Sakit dr. Suyudi Paciran ingin membandingkan outcome dari dua program dalam kunjungan ANC. Jika tidak dilakukan intervensi apapun, jumlah ibu hamil yang melakukan kujungan ANC tidak sesuai dengan standar pelayanan minimal. Untuk menarik minat kunjungan ANC pada ibu hamil, maka diadakan program melakukan visit langsung ke pasien dan program lainnya yakni ajakan melalui SMS. Kemudian akan dibandingkan mana yang lebih efektif secara perhitungan CER antara ANC dengan visit langsung atau ANC dengan ajakan melalui SMS. Responden diambil dari masing-masing program sejumlah 100 orang ibu hamil. Dari 100 orang ibu hamil tanpa intervensi apapun, terdapat 25 orang yang melakukan kunjungan ANC. Dari 100 orang ibu hamil dengan ajakan melalui visit satu per satu, didapatkan 42 orang yang melakukan kunjungan ANC. Dari 100 orang ibu hamil dengan ajakan melalui SMS, terdapat 31 orang yang melakukan kunjungan ANC. Setelah itu, dilakukan perhitungan total biaya dari masing-masing program. Pada program ANC dengan ajakan melalui visit langsung didapatkan total biaya sebesar Rp 2.850.000,-. Sedangkan pada program ANC dengan ajakan melalui SMS didapatkan total biaya sebesar Rp 850.000,-. JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page 9 Pembahasan: Sebelum melakukan perhitungan Cost Effectiveness Analysis pada kedua program tersebut, maka diperlukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi unsur biaya dari alternatif program yang ada. Berdasarkan kasus diatas, unsur biaya bersumber dari program ANC dengan visit langsung dan melalui SMS. 2. Menghitung total cost atau present value cost Berdasarkan kasus, telah didapatkan total biaya program ANC dengan visit sebesar Rp 2.850.000, dan total biaya program ANC dengan SMS sebesar Rp 650.000, 3. Menghitung objective atau output yang berhasil Objective atau output yang berhasil dilakukan analisis yaitu 42 orang yang melakukan kunjungan ANC dengan visit dan 31 orang yang melakukan kunjungan ANC dengan ajakan SMS. 4. Menghitung Cost Effectiveness Ratio (CER) a) CER ANC dengan visit = = 67.857 b) CER ANC dengan SMS = = = 27.419 5. Membandingkan CER dari masing-masing alternatif program. Jika dibandingan, maka CER program ANC dengan ajakan melalui SMS lebih kecil dibandingkan ANC dengan visit langsung. 6. Memilih CER yang terkecil dari program untuk direkomendasi. Menurut perbandingan hasil CER kedua program tersebut, dapat disimpulkan bahwa program ANC dengan ajakan melalui SMS lebih efektif dibandingkan ANC dengan visit, dikarenakan CER dengan ajakan melalui SMS lebih kecil. JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page 10 3.2 Simulasi Cost Benefit Analysis Kasus: Dalam simulasi ini, disajikan analisis cost benefit terhadap program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Perusahaan X. Sahabat Jago Preventif bisa mendalami contoh kasusnya di link berikut http://journal.fkm.ui.ac.id/jurnal-eki/article/view/2740 (Rahmiyati, et al., 2018) Pembahasan: Berikut ini adalah langkah – langkah dalam menentukan CBA program tersebut. 1. Menentukan Besaran Nominal Hasil penentuan besaran nominal dalam program PMT susu, didapatkan bahwa total manfaat (benefit) yang akan diterima berupa penurunan angka kesakitan, peningkatan nilai produksi, dan produktivitas tenaga kerja adalah sebesar Rp. 446.446.543.309,-. Jumlah tersebut lebih besar dari total biaya (cost) yang dikeluarkan perusahaan dalam progam PMT susu antara lain, biaya langsung yang terdiri dari biaya pembelian susu, biaya pembelian bahan tambahan (gula pasir), dan biaya tidak langsung terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya pembayaran listrik, biaya pembelian plastik, biaya pembelian gas, biaya pembelian kompor gas dan biaya pembelian kulkas sebesar Rp.178.171.000,sehingga nilai total manfaat (benefit) lebih besar dari total biaya (cost). 2. Hasil Total Perhitungan Payback Period Hasil total perhitungan payback period yang berfungsi untuk mengukur seberapa cepat modal (arus kas keluar/ investasi awal) dapat diterima kembali oleh perusahaan pada program PMT susu, yaitu selama 1 tahun 5 bulan. Maka, biaya investasi program PMT tersebut akan tertutup dalam waktu 1 tahun 5 bulan. 3. Hasil Perhitungan Net Present Value Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value untuk mengetahui nilai uang sekarang pada program PMT susu, didapatkan hasil akhir Rp. 23.534.448,76,-. JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page 11 DAFTAR PUSTAKA Drummond, MF, et al., 2015. Methods for the Economic Evaluation of Health Care Programmes. 4th Revised Edition. Oxford, UK: Oxford University Press. Lubis, AF., 2009. Ekonomi Kesehatan. Medan: USU Press. Rahmiyati AL, et al., 2018. Cost Benefit Analysis (CBA) Pemberian Program Makanan Tambahan (PMT) Susu pada Karyawan di PT. Trisula Textile Industries Tbk Cimahi Tahun 2018. Jurnal Ekonomi Kesehatan, 3(1): 125-134. Robi’aqolbi, R., 2016. Cost Effectiveness Analysis (CEA) Program ANC melalui Visit dan Ajakan dengan SMS di Rumah Sakit dr. Suyudi Paciran Tahun 2016. Tugas Akhir. JP – Modul Belajar 9 : Ekonomi Kesehatan Page 12