Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya Volume 1 | Nomor 1 | 1 p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276 Anggota Kelompok: 1. Prihatining Intan Permata Sari (200210104107) 2. Cindy Anggun (200210104115) 3. Aliviosapta Teguh Irgiantoro (200210104126) DRAFT ARTIKEL Judul : Analisis Konsep IPA Materi Kesetimbangan Pada Kapal Cadik Bimorejo Di Daerah Banyuwangi Kerangka Pendahuluan: 1. Pembelajaran IPA 2. Pembelajaran kontekstual 3. Penerapan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari 4. Konsep IPA pada Kapal Cadik Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan analisis konten. Pembahasan: 1. Pengertian kapal cadik 2. Prinsip kerja kapal cadik 3. Komponen pada kapal cadik Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya Volume 1 | Nomor 1 | 2 p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276 Analisis Konsep Fisika Materi Kesetimbangan Pada Kapal Cadik Bimorejo Di Daerah Banyuwangi Prihatining Intan Permata S (1), Cindy Anggun Universitas Jember (1) (2) , Alivio Sapta T (3) Program Studi Pendidikan IPA, FKIP, Universitas Jember Intanprmtsr241101@gmail.com Abstract: Indonesia has a lot of local culture in the marine sector, which is starting to disappear due to the impact of globalization, one of which is the Cadik boat located in Bimorejo Village, Banyuwangi. The purpose of this research is to analyze the concept of equilibrium physics on the Cadik boat. This type of research is qualitative research with interview, observation and documentation data collection methods. The data were analyzed using content analysis which consisted of seven stages, including Defining the research question, defining the population and samples, defining the units of analysis, deciding the codes, constructing the categories, conducting the data analysis, and creating inferences. The results showed that there was an equilibrium concept on the Cadik boat. The body of the boat and the outrigger provide equal and opposite forces to fulfil the equilibrium requirements ΣF= 0 and the outriggers on the sides of the boat have the same mass and length, thus fulfilling the equilibrium requirements Στ = 0. This research is expected to provide a new perspective for teachers and students so that physics learning is more contextual and meaningful. keywords: The rigging boat, the concept of balance, the learning of science Abstrak: Indonesia memiliki banyak budaya lokal di bidang kelautan yang mulai hilang akibat pengaruh globalisasi, salah satunya adalah perahu Cadik yang terletak di Desa Bimorejo, Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis konsep kesetimbangan fisika pada kapal Cadik. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis isi yang terdiri dari tujuh tahap, meliputi: Menentukan pertanyaan penelitian, menentukan populasi dan sampel, menentukan unit analisis, menentukan kode, menyusun kategori, melakukan analisis data, dan membuat inferensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsep keseimbangan pada kapal Cadik. Badan perahu dan cadik memberikan gaya yang sama dan berlawanan untuk memenuhi syarat kesetimbangan ÿF= 0 dan cadik pada sisi perahu memiliki massa dan panjang yang sama, sehingga memenuhi syarat kesetimbangan ÿÿ = 0. Penelitian ini diharapkan memberikan perspektif baru bagi guru dan siswa agar pembelajaran fisika lebih kontekstual dan bermakna. Kata kunci: Perahu cadik, Konsep keseimbangan, Pembelajaran IPA Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya Volume 1 | Nomor 1 | 3 p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276 PENDAHULUAN Kebudayaan merupakan hasil kreasi manusia yang ada melekat dan menjadi pandangan hidup bagi sekelompok orang telah menggeser budaya tradisional ke budaya modern yang kurang integritas. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan oleh memanfaatkan teknologi canggih akan menghasilkan ketimpangan kekayaan materi. Hal ini terkait dengan keberadaan budaya di Indonesia (Setiawan, 2016; Abidin, 2006). Benturan perkembangan teknologi informasi di era globalisasi adalah perubahan nilai-nilai budaya masyarakat, yang meliputi hilangnya budaya asli suatu wilayah atau negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki nilai tersebut kearifan lokal di bidang kemaritiman yang sangat tinggi luas dan jika dikembangkan maka akan menjadi pembangunan modal menuju kemakmuran bangsa, tapi jalan untuk mencapai hal tersebut masih mengalami tantangan, termasuk masalah sarana dan prasarana untuk infrastruktur yang memadai di Indonesia dan pembangunan teknologi informasi sangat cepat (Kadar, 2015). Sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki laut yang luas dan Panjang garis pantai, sektor maritim dan kelautan sangat strategis bagi Indonesia, terutama sebagai pusat perdagangan dunia yang memanfaatkan transportasi perahu sebagai sarana kehidupan. Perahu dipandang sebagai perwujudan kebutuhan maritim dan tradisi masyarakat yang dibangun dalam konteks kebutuhan yang sesuai. Perahu mewakili faktor sosial dan kondisi lingkungan yang terdiri dari ideologi, tradisi, dan ekonomi (Adam, 2013). Al-Fiqri (2020) menyatakan bahwa tradisional kapal nusantara yang bertahan hingga saat ini adalah perahu cadik dengan sistem kemudi samping ditempatkan di sisi kiri dan kanan buritan kapal, serta dudukannya sistem diikat ke papan panjang yang berfungsi sebagai dukungan untuk setir. dipegang teguh. Perahu cadik adalah perahu dilengkapi alat penyeimbang di sisi dan mengandung makna, nilai-nilai moral yang diwariskan turun dari generasi ke generasi (Laos & Tefi, 2019). Perubahan yang cepat dalam teknologi dan informasi kanan dan kiri sisi perahu. Tujuan dari penambahan cadik sehingga perahu menjadi seimbang dan agar tidak tenggelam. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sulasminingsih (2017), the cadik adalah bagian dari perahu yang terbuat dari bambu dan dipasang di luar lambung sejajar dengan lambung kapal yang bertujuan untuk menyeimbangkan gerak perahu.Outrigger Boat in Desa Bimorejo Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu desa setempat kearifan yang digunakan oleh para nelayan yang masih eksis hingga saat ini Padahal keberadaan yang dipertahankan bersifat dinamis keadaan (Gambar 1). Gambar 1. Perahu cadik Sumber: Wikipedia Fisika sendiri merupakan bagian dari sains yang menjelaskan fenomena yang dapat diamati berdasarkan pengalaman manusia, pemikiran rasional, dan eksperimen secara detail (Suwindra, 2012; Handayani, 2021). Pembelajaran yang ada harus bisa untuk membuat siswa memahami dan menerapkan pengetahuan sudah mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada local kearifan yang memang menjadi keunikan setiap daerah di Indonesia (Makheasy et al., 2019). Memahami konsep fisika akan lebih mudah jika siswa dihadapkan dengan pembelajaran yang berhubungan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran lebih kontekstual dan bermakna dibuat (Ilyas & Liu, 2020). Fisika sebagai salah satu mata pelajaran dalam bidang IPA yang memuat berbagai konsep yang dapat dijadikan landasan berpikir dan Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya Volume 1 | Nomor 1 | 4 p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276 merumuskan proses berpikir yang lebih tinggi sehingga dapat mencipta prinsipprinsip tertentu dan generalisasi untuk siswa pemahaman (Suhendi et al., 2018). Mengintegrasikan etnosains ke dalam pembelajaran fisika adalah sama dengan mengintegrasikan pengetahuan sehari-hari ke dalam fisika mata pelajaran. Karena menurut Treswati (2018), kearifan lokal dapat diartikan sebagai milik rakyat perilaku dalam memanfaatkan tiga bahan alam untuk memelihara keseimbangan lingkungan, artinya etnosains adalah sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Penerapan konsep fisika yang diajarkan perlu disampaikan kepada siswa. Kurangnya penerapan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari membuat siswa berpikir fisika adalah a pelajaran yang sulit (Syukri et al., 2021). Pembelajaran yang ada harus mampu menjadikan siswa memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki dalam kehidupan sehari-hari, khususnya tentang kearifan lokal yang ada memang keunikan setiap daerah di Indonesia (Makheasy, et al., 2019). Salah satu alternatif untuk kontekstual pembelajaran adalah menyajikan konsep yang menghubungkan mata pelajaran materi yang dipelajari siswa dengan konteks sehari-hari budaya, sehingga materi pelajaran akan lebih menyenangkan karena siswa menerapkan materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka (Saregar, et al., 2016; Sahara et al., 2020). Dengan mengintegrasikan pengetahuan sehari-hari ke dalam mata pelajaran fisika, diharapkan siswa akan memahami konsep fisika dengan lebih mudah dan kontekstual. Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yaitu relevan dengan topik penelitian yang sedang diteliti. Sebelumnya penelitian yang telah dilakukan antara lain Rochyat (2020) yang meneliti nilai cadik pada pantai selatan Pulau Jawa, penelitian dilakukan oleh Helmi (2016) tentang analisis pemasangan cadik pada 3 GT perahu nelayan dalam hal tenaga mesin, dan Rubiono (2020) penelitian tentang pengurangan risiko dan peningkatan kerja efisiensi kelompok nelayan perahu layar di Desa Alasrejo, Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan ini penelitian, ide penelitian diperoleh untuk menganalisis konsep fisika yang terkandung dalam dua cadik. Analisis konsep fisika dapat dijadikan referensi untuk pembelajaran fisika yang lebih kontekstual, khususnya fisika konsep fisika kesetimbangan. Konsep dari fisika kesetimbangan ditemukan di kedua cadik dipasang di sisi kanan dan kiri perahu, serta badannya perahu yang memberikan kekuatan yang sama untuk menciptakan keseimbangan kapal saat berlayar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis konsep kesetimbangan fisika pada kapal Cadik di Desa Bimorejo Banyuwangi. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan analisis konten. Objek yang diteliti adalah keberadaan dan konsep fisika kesetimbangan pada kapal yang lebih kuat. Waktu dan tempat penelitian Dilaksanakan di Desa Bimorejo terpilih sebagai tempat penelitian karena Desa Bimorejo merupakan Cikal bakal kapal cadik fiberglas di Daerah Banyuwangi. Instrumen penelitian ini konsisten dengan Panduan observasi, dan panduan wawancara. Data dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui bentuk fisik perahu cadik, komponennya, cara pembuatannya, dan untuk mengamati konsep IPA kesetimbangan. Wawancara dikondisikan kepada 5 narasumber yang terdiri dari Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan dan 4 orang nelayan pembuat perahu Cadik di Bimorejo oleh peringkat nomor pertanyaan yang telah tercantum dalam panduan wawancara. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur. Seiring dengan pengamatan dan Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya Volume 1 | Nomor 1 | 5 p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276 wawancara, dilakukan proses dokumentasi yang bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam mengolah hasil penelitian. Data penelitian kemudian ditransmisikan sebelum dilakukan proses analisis data. Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah analisis isi. Analisis isi adalah metode yang sistematis dan objektif yang menekankan tertulis, komunikasi visual lisan analisis (Elo & Kyngs, 2008). Tahapan konten analisis disajikan pada Gambar 2. 4. 5. 6. 7. 1. Define the research question Dengan menggunakan pedoman 5W+1H peneliti menentukan pertanyaan penelitian yang dituangkan dalam pedoman wawancara. Tujuannya agar soal-soal yang diberikan tidak menyimpang dari obyek yang diteliti. 2. Define population and samples Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah tersebut populasi dan sampel. Hanya saja lebih ke informan atau responden yang akan memberikan informasi tentang objek penelitian pada Cadik kapal. Pemilihan narasumber didasarkan pada pengetahuan informan tentang perahu Cadik. Sehingga informan terpilih dalam penelitian perahu Cadik datang dari nelayan dan pembuat perahu. 3. Define the units of analysis Tentukan unit yang akan dianalisis. Cadik perahu memiliki keunikan tersendiri karena memiliki keseimbangan lengan untuk menstabilkan gerak perahu saat berlayar, sehingga perahu akan kembali ke posisi semula setelahnya mengalami kemiringan. Konsep IPA pada perahu cadik yang dianalisa adalah kesetimbangan. Decide the codes Penetapan kode bertujuan untuk memudahkan para proses pengelompokan data penelitian. Construct the categories Pembuatan kategori bertujuan untuk memetakan temuan dalam belajar. Proses ini digunakan di penelitian kapal cadik untuk menceritakan dan melaporkan beberapa temuan. Conduct the data analysis Hasil wawancara dilakukan kepada 5 narasumber orang yang ada di transkrip, kemudian dianalisis menggunakan metode analisis isi untuk mengeksplorasi konsep fisika kesetimbangan pada perahu Cadik. Create Inference Setelah menganalisis konsep fisika kesetimbangan pada kapal cadik, langkah selanjutnya adalah membuat kesimpulan berupa draf penelitian yang dapat digunakan sebagai referensi untuk belajar IPA, khususnya konsep keseimbangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Fisika adalah salah satu ilmu alam yang menjelaskan fenomena yang dapat diamati berdasarkan pengalaman manusia, pemikiran rasional, dan eksperimen terperinci (Suwindra, 2012). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif analisis isi konsep fisika kesetimbangan pada Cadik. perahu di Desa Bimorejo. Secara fungsional perahu Cadik digunakan sebagai perlengkapan utama dalam hal mata pencaharian masyarakat Desa Bimorejo. Outrigger yang dipasang di sisi kanan dan kiri perahu digunakan sebagai pengaman utama terhadap badai dan gelombang besar di tengah lautan. Hampir seluruh masyarakat Desa Bimorejo memiliki keahlian membuat perahu cadik. Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya Volume 1 | Nomor 1 | 6 p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276 Bagi Nelayan Bimorejo, keahlian membuat perahu cadik yang diturunkan dari nenek moyang mereka telah mengakar kuat dalam budaya di Desa Eimorejo. Inilah ciri khas masyarakat pesisir Desa Bimorejo. Perahu cadik di Desa Bimorejo diperkirakan sudah ada sejak abad ke-19 yaitu pada tahun 1960-an hingga sekarang. Perahu cadik yang pertama kali digunakan di Desa Bimorejo adalah perahu cadik dengan alas kayu yang memiliki lengan penyangga di sisi kanan dan kiri yang terbuat dari bambu dan penggeraknya adalah layer. Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya Volume 1 | Nomor 1 | 1 p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276 sesuai tujuan/masalah yang dikaji dan prosedur yang diuraikan pada bagian metode. Hasil analisis data yang disajikan berbentuk pola, karakteristik, analisis statistik, pengujian hipotesis, dan lainnya sesuai karakteristik penelitian. Sertakan tabel, diagram, gambar, atau kutipan yang diperlukan agar visualisasi hasil penelitian mudah dipahami pembaca. Metode ditulis dengan Time New Roman 11, spasi 1. Model tabel dapat dilihat pada contoh. Tabel dibuat hanya dengan tiga garis horizontal penuh. Hindari penggunaan “tabel di atas”, “tabel di bawah”, “tabel berikut”, tetapi langsung menunjuk ke nomor tabel (Tabel 1). Tabel 1. Judul Tabel dengan Bold, Spasi 1, Font 10 Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Mean Difference Std. Deviation Sig. (2tailed) Std. Error Mean Lower Upper Lower Upper Lower Upper Paired Differences Pair 1 Kelas Eksperimen - Kelas Kontrol 41.15200 10.00380 t 2.00076 37.02264 Lower 45.28136 df Upper 20.568 24 .000 Tabel 2. Perbandingan Hasil Pembelajaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksprimen Aspek yang dibandingkan Kelas Kontrol Kelas Eksprimen 41.50 17.50 53.30 82.65 76.60 90.00 0% 100% Mean (nilai rata-rata) Nilai terendah Minimum Maximum Ketuntasan dengan nilai 70 ke atas Kemampuan Mengapresiasi Cerpen dengan Strategi Two Stay Two Stray Jika ada sub judul di hasil, tuliskan dengan huruh kapital, huruf kecil dengan bold. Seperti bagian yang lain, tidak diberikan nomor, huruf, atau bullet. Bahasa asing, bahasa daerah, dan istilah tidak baku dicetak dengan huruf miring. PEMBAHASAN Pembahasan menjadi aspek terpenting dari keseluruhan bagian penelitian dan selayaknya diberi ruang paling besar. Pembahasan berisi pemaknaan hasil penelitian yang telah diuraikan. Apa makna analisis data yang telah dihasilkan pada bagian hasil? Bagian pembahasan ini merupakan bagian terpenting dari artikel sehingga author sehingga penulis diminta memberikan pembahasan yang lengkap dan jelas. Pembahasan harus menunjukkan kebaruan dan temuan signifikan dari penelitian yang dilakukan. Pembahasan dilakukan dengan (1) menafsirkan temuan-temuan penelitian, (2) mengintegrasikan temuan dalam struktur ilmu pengetahuan, (3) menungkap temuan-temuanbaru (teori baru atau modifikasi teori yang sudah ada), dan (4) penjelasan implikasi temuan secara teori dan praktis. Gunakan hasil penelitian terbaru dai jurnal bereputasi untuk membahas temuan penelitian. Panjang paparan hasil penelitian dan pembahasan antara 50—60 % total panjang artikel. Bagian pembahasan ditulis dengan Time New Roman 11. Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya Volume 1 | Nomor 1 | 4 p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276 Hal lain dalam penulisan naskah yang hendaknya dicermati. Tata cara penyajian kutipan, tabel, gambar, ilustrasi, statistik, dan daftar pustaka mengacu kepada Publication Manual of the American Psychological Association (edisi 6) dan APA Style Guide to Electronic References. Manuscript berbahasa Indonesia ditulis dengan mengacu kepada tata tulis dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. PENUTUP Bagian simpulan berisi temuan penelitian dan intisari hasil pembahasan. Tuliskan secara padat temuan subtansial penelitian yang dilakukan. Kesimpulan harus didukung data dan tidak bersifat spekulatif. Simpulan konsisten dengan tujuan/masalah yang dikaji. Berikan rekomendasi tindak lanjut hasil penelitian dan penelitian lanjutan yang diperlukan. Saran yang bersifat common sense tidak perlu dituliskan. Jika diperlukan saran, tuliskan secara spesifik. Kesimpulan dipaparkan dalam bentuk paragraf. Panjang simpulan antara 5—10% total panjang naskah. DAFTAR PUSTAKA Sumber rujukan menggunakan pustaka mutakhir. Sumber rujukan minimal 80 % terbitan 10 tahun terakhir. Tuliskan hanya daftar pustaka yang dirujuk di sini dan pastikan semua yang dirujuk di naskah terdaftar di daftar pustaka. Referensi menggunakan mendeley. Rujukan yang diutamakan adalah sumber primer berupa manuscript dalam jurnal dan hasil penelitian, termasuk skripsi, tesis, dan disertasi. Manuscript yang dimuat di jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional sangat disarankan/diprioritaskan untuk dijadikan rujukan. Tata cara penulisan daftar pustaka mengacu kepada Publication Manual of the American Psychological Association (edisi 6) dan APA Style Guide to Electronic References. Daftar pustaka ditulis dengan Time New Roman 10. Sebelum mengirim artikel, periksa kembali, apakah rujukan dari jurnal sudah cukup memadai. Beberapa contoh penulisan rujukan: Buku: Hopkins, D. 2011. A Teacher Guide to Classroom Research. New York: McGraw Open University Press. Buku Terjemahan: Anderson, L.W. & Krattwohl, D. R. 2001. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Diterjemahkan oleh Agung Prihantoro. 2010. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Manuscript dalam buku kumpulan manuscript: Sugono, D. 2007. Perencanaan Bahasa Indonesia dan Memasuki Globalisasi. Dalam Anshari dan Mahmudah (Eds.), Budi Bahasa (hlm.1—14). Makassar: Badan Penerbit UNM. Manuscript dalam jurnal: Sultan. 2010. Gaya Bahasa Guru dalam Interaksi Pembelajaran. Jurnal Penelitian Pendidikan Insani, 11 (2): 82-89. Manuscript dalam jurnal elektronik dengan DOI: Sultan, Rofiuddin, A., Nurhadi, Priyatni, E. T. 2017. The Development of Critical Reading Learning Model to Promote University Students’ Critical Awareness. New Educational Review, 48(2):76–86, doi: 10.15804/tner.2017.48.2.06 Manuscript dalam koran: Agustien, H. I. R. 1 Maret 2013. Bahasa Indonesia Berbasis Genre, Kompas, hlm. 6. Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan: Saleh, M. 2009. Representasi Kesantunan Berbahasa dalam Wacana Akademik: Studi Etnografi di Universitas Negeri Makassar. Disertasi. Malang: PPs UM Malang. Makalah seminar, diskusi, lokakarya, penataran: Taha, Z. 2012. Etiket dan Kesantunan dalam Berbahasa Bugis. Makalah disajikan dalam Kongres International II Bahasa Daerah di Sulawesi Selatan, Hotel Sahid Makassar, 1—4 Oktober 2012. Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya Volume 1 | Nomor 1 | 5 p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276 Internet (manuscript dalam jurnal online): Widodo, A. 2006. “Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains”. Online. Jilid 4 Nomor 2, http://upi.edu, diakses: 20 Maret 2012.