Uploaded by Prihatining Intan Permata Sari

Prihatining Intan Permata Sari 200210104107 PROJECT ARTIKEL ILMIAH

advertisement
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 1
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Anggota Kelompok:
1. Prihatining Intan Permata Sari (200210104107)
2. Cindy Anggun
(200210104115)
3. Aliviosapta Teguh Irgiantoro (200210104126)
DRAFT ARTIKEL
Judul : Analisis Konsep IPA Materi Kesetimbangan Pada Kapal Cadik Bimorejo Di Daerah
Banyuwangi
Kerangka Pendahuluan:
1. Pembelajaran IPA
2. Pembelajaran kontekstual
3. Penerapan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari
4. Konsep IPA pada Kapal Cadik
Metode Penelitian:
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan analisis konten.
Pembahasan:
1. Pengertian kapal cadik
2. Prinsip kerja kapal cadik
3. Komponen pada kapal cadik
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 2
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Analisis Konsep Fisika Materi Kesetimbangan Pada Kapal Cadik
Bimorejo Di Daerah Banyuwangi
Prihatining Intan Permata S (1), Cindy Anggun
Universitas Jember
(1)
(2)
, Alivio Sapta T (3)
Program Studi Pendidikan IPA, FKIP, Universitas Jember
Intanprmtsr241101@gmail.com
Abstract: Indonesia has a lot of local culture in the marine sector, which is starting
to disappear due to the impact of globalization, one of which is the Cadik boat
located in Bimorejo Village, Banyuwangi. The purpose of this research is to analyze
the concept of equilibrium physics on the Cadik boat. This type of research is
qualitative research with interview, observation and documentation data collection
methods. The data were analyzed using content analysis which consisted of seven
stages, including Defining the research question, defining the population and
samples, defining the units of analysis, deciding the codes, constructing the
categories, conducting the data analysis, and creating inferences. The results
showed that there was an equilibrium concept on the Cadik boat. The body of the
boat and the outrigger provide equal and opposite forces to fulfil the equilibrium
requirements ΣF= 0 and the outriggers on the sides of the boat have the same mass
and length, thus fulfilling the equilibrium requirements Στ = 0. This research is
expected to provide a new perspective for teachers and students so that physics
learning is more contextual and meaningful.
keywords: The rigging boat, the concept of balance, the learning of science
Abstrak: Indonesia memiliki banyak budaya lokal di bidang kelautan yang mulai
hilang akibat pengaruh globalisasi, salah satunya adalah perahu Cadik yang terletak
di Desa Bimorejo, Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis konsep kesetimbangan fisika pada kapal Cadik. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara,
observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis isi yang
terdiri dari tujuh tahap, meliputi: Menentukan pertanyaan penelitian, menentukan
populasi dan sampel, menentukan unit analisis, menentukan kode, menyusun
kategori, melakukan analisis data, dan membuat inferensi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat konsep keseimbangan pada kapal Cadik. Badan
perahu dan cadik memberikan gaya yang sama dan berlawanan untuk memenuhi
syarat kesetimbangan ÿF= 0 dan cadik pada sisi perahu memiliki massa dan panjang
yang sama, sehingga memenuhi syarat kesetimbangan ÿÿ = 0. Penelitian ini
diharapkan memberikan perspektif baru bagi guru dan siswa agar pembelajaran
fisika lebih kontekstual dan bermakna.
Kata kunci: Perahu cadik, Konsep keseimbangan, Pembelajaran IPA
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 3
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
PENDAHULUAN
Kebudayaan merupakan hasil kreasi
manusia yang ada melekat dan menjadi
pandangan hidup bagi sekelompok orang
telah menggeser budaya tradisional
ke budaya modern yang kurang integritas.
Eksploitasi sumber daya alam yang
berlebihan oleh memanfaatkan teknologi
canggih akan menghasilkan ketimpangan
kekayaan materi. Hal ini terkait dengan
keberadaan budaya di Indonesia (Setiawan,
2016;
Abidin,
2006).
Benturan
perkembangan teknologi informasi di era
globalisasi adalah perubahan nilai-nilai
budaya
masyarakat,
yang
meliputi
hilangnya budaya asli suatu wilayah atau
negara.
Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki nilai tersebut kearifan
lokal di bidang kemaritiman yang sangat
tinggi luas dan jika dikembangkan maka
akan menjadi pembangunan modal menuju
kemakmuran bangsa, tapi jalan untuk
mencapai hal tersebut masih mengalami
tantangan, termasuk masalah sarana dan
prasarana untuk infrastruktur yang memadai
di Indonesia dan pembangunan teknologi
informasi sangat cepat (Kadar, 2015).
Sebagai sebuah negara kepulauan yang
memiliki laut yang luas dan Panjang garis
pantai, sektor maritim dan kelautan sangat
strategis bagi Indonesia, terutama sebagai
pusat
perdagangan
dunia
yang
memanfaatkan transportasi perahu sebagai
sarana kehidupan. Perahu dipandang
sebagai perwujudan kebutuhan maritim dan
tradisi masyarakat yang dibangun dalam
konteks kebutuhan yang sesuai. Perahu
mewakili faktor sosial dan kondisi
lingkungan yang terdiri dari ideologi,
tradisi, dan ekonomi (Adam, 2013).
Al-Fiqri (2020) menyatakan bahwa
tradisional kapal nusantara yang bertahan
hingga saat ini adalah perahu cadik dengan
sistem kemudi samping ditempatkan di sisi
kiri dan kanan buritan kapal, serta
dudukannya sistem diikat ke papan panjang
yang berfungsi sebagai dukungan untuk
setir. dipegang teguh. Perahu cadik adalah
perahu dilengkapi alat penyeimbang di sisi
dan mengandung makna, nilai-nilai moral
yang diwariskan turun dari generasi ke
generasi (Laos & Tefi, 2019). Perubahan
yang cepat dalam teknologi dan informasi
kanan dan kiri sisi perahu. Tujuan dari
penambahan cadik sehingga perahu menjadi
seimbang dan agar tidak tenggelam. Hal ini
seperti
yang
dikemukakan
oleh
Sulasminingsih (2017), the cadik adalah
bagian dari perahu yang terbuat dari bambu
dan dipasang di luar lambung sejajar dengan
lambung kapal yang bertujuan untuk
menyeimbangkan gerak perahu.Outrigger
Boat in Desa Bimorejo Kabupaten
Banyuwangi merupakan salah satu desa
setempat kearifan yang digunakan oleh para
nelayan yang masih eksis hingga saat ini
Padahal keberadaan yang dipertahankan
bersifat dinamis keadaan (Gambar 1).
Gambar 1. Perahu cadik
Sumber: Wikipedia
Fisika sendiri merupakan bagian dari
sains yang menjelaskan fenomena yang
dapat diamati berdasarkan pengalaman
manusia,
pemikiran
rasional,
dan
eksperimen secara detail (Suwindra, 2012;
Handayani, 2021). Pembelajaran yang ada
harus bisa untuk membuat siswa memahami
dan menerapkan pengetahuan sudah mereka
miliki dalam kehidupan sehari-hari,
terutama pada local kearifan yang memang
menjadi keunikan setiap daerah di Indonesia
(Makheasy et al., 2019). Memahami konsep
fisika akan lebih mudah jika siswa
dihadapkan dengan pembelajaran yang
berhubungan dengan masalah dalam
kehidupan
sehari-hari,
sehingga
pembelajaran lebih kontekstual dan
bermakna dibuat (Ilyas & Liu, 2020). Fisika
sebagai salah satu mata pelajaran dalam
bidang IPA yang memuat berbagai konsep
yang dapat dijadikan landasan berpikir dan
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 4
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
merumuskan proses berpikir yang lebih
tinggi sehingga dapat mencipta prinsipprinsip tertentu dan generalisasi untuk siswa
pemahaman (Suhendi et al., 2018).
Mengintegrasikan etnosains ke dalam
pembelajaran fisika adalah sama dengan
mengintegrasikan pengetahuan sehari-hari
ke dalam fisika mata pelajaran. Karena
menurut Treswati (2018), kearifan lokal
dapat diartikan sebagai milik rakyat perilaku
dalam memanfaatkan tiga bahan alam untuk
memelihara keseimbangan lingkungan,
artinya etnosains adalah sangat erat
hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
Penerapan konsep fisika yang diajarkan
perlu
disampaikan
kepada
siswa.
Kurangnya penerapan konsep fisika dalam
kehidupan sehari-hari membuat siswa
berpikir fisika adalah a pelajaran yang sulit
(Syukri et al., 2021).
Pembelajaran yang ada harus mampu
menjadikan
siswa
memahami
dan
menerapkan pengetahuan yang telah
dimiliki dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya tentang kearifan lokal yang ada
memang keunikan setiap daerah di
Indonesia (Makheasy, et al., 2019). Salah
satu
alternatif
untuk
kontekstual
pembelajaran adalah menyajikan konsep
yang menghubungkan mata pelajaran materi
yang dipelajari siswa dengan konteks
sehari-hari budaya, sehingga materi
pelajaran akan lebih menyenangkan karena
siswa menerapkan materi pelajaran yang
disajikan melalui konteks kehidupan
mereka (Saregar, et al., 2016; Sahara et al.,
2020).
Dengan
mengintegrasikan
pengetahuan sehari-hari ke dalam mata
pelajaran fisika, diharapkan siswa akan
memahami konsep fisika dengan lebih
mudah dan kontekstual.
Penelitian ini didasarkan pada
penelitian sebelumnya yaitu relevan dengan
topik penelitian yang sedang diteliti.
Sebelumnya penelitian yang telah dilakukan
antara lain Rochyat (2020) yang meneliti
nilai cadik pada pantai selatan Pulau Jawa,
penelitian dilakukan oleh Helmi (2016)
tentang analisis pemasangan cadik pada 3
GT perahu nelayan dalam hal tenaga mesin,
dan Rubiono (2020) penelitian tentang
pengurangan risiko dan peningkatan kerja
efisiensi kelompok nelayan perahu layar di
Desa Alasrejo, Wongsorejo, Kabupaten
Banyuwangi. Berdasarkan ini penelitian, ide
penelitian diperoleh untuk menganalisis
konsep fisika yang terkandung dalam dua
cadik. Analisis konsep fisika dapat dijadikan
referensi untuk pembelajaran fisika yang
lebih kontekstual, khususnya fisika konsep
fisika kesetimbangan. Konsep dari fisika
kesetimbangan ditemukan di kedua cadik
dipasang di sisi kanan dan kiri perahu, serta
badannya perahu yang memberikan
kekuatan yang sama untuk menciptakan
keseimbangan kapal saat berlayar. Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
menganalisis konsep kesetimbangan fisika
pada kapal Cadik di Desa Bimorejo
Banyuwangi.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif menggunakan
pendekatan analisis konten. Objek yang
diteliti adalah keberadaan dan konsep fisika
kesetimbangan pada kapal yang lebih kuat.
Waktu dan tempat penelitian Dilaksanakan
di Desa Bimorejo terpilih sebagai tempat
penelitian
karena
Desa
Bimorejo
merupakan Cikal bakal kapal cadik fiberglas
di
Daerah
Banyuwangi.
Instrumen
penelitian ini konsisten dengan Panduan
observasi, dan panduan wawancara. Data
dikumpulkan melalui metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Pengamatan
dilakukan untuk mengetahui bentuk fisik
perahu
cadik,
komponennya,
cara
pembuatannya, dan untuk mengamati
konsep IPA kesetimbangan. Wawancara
dikondisikan kepada 5 narasumber yang
terdiri dari Ketua Kelompok Pembudidaya
Ikan dan 4 orang nelayan pembuat perahu
Cadik di Bimorejo oleh peringkat nomor
pertanyaan yang telah tercantum dalam
panduan wawancara. Wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur. Seiring dengan
pengamatan dan
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 5
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
wawancara, dilakukan proses dokumentasi
yang bertujuan untuk memudahkan peneliti
dalam mengolah hasil penelitian.
Data
penelitian
kemudian
ditransmisikan sebelum dilakukan proses
analisis data. Metode yang dipilih dalam
penelitian ini adalah analisis isi.
Analisis isi adalah metode yang sistematis
dan objektif yang menekankan tertulis,
komunikasi visual lisan analisis (Elo &
Kyngs, 2008). Tahapan konten analisis
disajikan pada Gambar 2.
4.
5.
6.
7.
1. Define the research question
Dengan menggunakan pedoman
5W+1H
peneliti
menentukan
pertanyaan penelitian yang dituangkan
dalam
pedoman
wawancara.
Tujuannya agar soal-soal yang
diberikan tidak menyimpang dari
obyek yang diteliti.
2. Define population and samples
Dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan istilah tersebut populasi
dan sampel. Hanya saja lebih ke
informan atau responden yang akan
memberikan informasi tentang objek
penelitian pada Cadik kapal. Pemilihan
narasumber
didasarkan
pada
pengetahuan informan tentang perahu
Cadik. Sehingga informan terpilih
dalam penelitian perahu Cadik datang
dari nelayan dan pembuat perahu.
3. Define the units of analysis
Tentukan unit yang akan
dianalisis. Cadik perahu memiliki
keunikan tersendiri karena memiliki
keseimbangan
lengan
untuk
menstabilkan gerak perahu saat
berlayar, sehingga perahu akan
kembali ke posisi semula setelahnya
mengalami kemiringan. Konsep IPA
pada perahu cadik yang dianalisa
adalah kesetimbangan.
Decide the codes
Penetapan kode bertujuan untuk
memudahkan
para
proses
pengelompokan data penelitian.
Construct the categories
Pembuatan kategori bertujuan
untuk memetakan temuan dalam
belajar. Proses ini digunakan di
penelitian
kapal
cadik
untuk
menceritakan
dan
melaporkan
beberapa temuan.
Conduct the data analysis
Hasil wawancara dilakukan
kepada 5 narasumber orang yang ada di
transkrip,
kemudian
dianalisis
menggunakan metode analisis isi untuk
mengeksplorasi
konsep
fisika
kesetimbangan pada perahu Cadik.
Create Inference
Setelah menganalisis konsep
fisika kesetimbangan pada kapal cadik,
langkah selanjutnya adalah membuat
kesimpulan berupa draf penelitian yang
dapat digunakan sebagai referensi
untuk belajar IPA, khususnya konsep
keseimbangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fisika adalah salah satu ilmu alam
yang menjelaskan fenomena yang dapat
diamati berdasarkan pengalaman manusia,
pemikiran rasional, dan eksperimen
terperinci (Suwindra, 2012). Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif analisis isi
konsep fisika kesetimbangan pada Cadik.
perahu di Desa Bimorejo.
Secara fungsional perahu Cadik
digunakan sebagai perlengkapan utama
dalam hal mata pencaharian masyarakat
Desa Bimorejo. Outrigger yang dipasang di
sisi kanan dan kiri perahu digunakan sebagai
pengaman utama terhadap badai dan
gelombang besar di tengah lautan. Hampir
seluruh masyarakat Desa Bimorejo
memiliki keahlian membuat perahu cadik.
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 6
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Bagi Nelayan Bimorejo, keahlian membuat
perahu cadik yang diturunkan dari nenek
moyang mereka telah mengakar kuat dalam
budaya di Desa Eimorejo. Inilah ciri khas
masyarakat pesisir Desa Bimorejo.
Perahu cadik di Desa Bimorejo
diperkirakan sudah ada sejak abad ke-19
yaitu pada tahun 1960-an hingga sekarang.
Perahu cadik yang pertama kali digunakan
di Desa Bimorejo adalah perahu cadik
dengan alas kayu yang memiliki lengan
penyangga di sisi kanan dan kiri yang
terbuat dari bambu dan penggeraknya
adalah layer.
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 1
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
sesuai tujuan/masalah yang dikaji dan prosedur
yang diuraikan pada bagian metode. Hasil
analisis data yang disajikan berbentuk pola,
karakteristik, analisis statistik, pengujian
hipotesis, dan lainnya sesuai karakteristik
penelitian. Sertakan tabel, diagram, gambar, atau
kutipan yang diperlukan agar visualisasi hasil
penelitian mudah dipahami pembaca. Metode
ditulis dengan Time New Roman 11, spasi 1.
Model tabel dapat dilihat pada contoh.
Tabel dibuat hanya dengan tiga garis horizontal
penuh. Hindari penggunaan “tabel di atas”,
“tabel di bawah”, “tabel berikut”, tetapi
langsung menunjuk ke nomor tabel (Tabel 1).
Tabel 1. Judul Tabel dengan Bold, Spasi 1, Font 10
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95%
Confidence
Interval
of
the
Mean
Difference
Std.
Deviation
Sig.
(2tailed)
Std.
Error
Mean
Lower
Upper
Lower
Upper
Lower
Upper
Paired Differences
Pair
1
Kelas
Eksperimen
- Kelas
Kontrol
41.15200
10.00380
t
2.00076
37.02264
Lower
45.28136
df
Upper
20.568
24
.000
Tabel 2. Perbandingan Hasil Pembelajaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksprimen
Aspek yang dibandingkan
Kelas Kontrol
Kelas Eksprimen
41.50
17.50
53.30
82.65
76.60
90.00
0%
100%
Mean (nilai rata-rata)
Nilai terendah Minimum
Maximum
Ketuntasan dengan nilai 70 ke atas
Kemampuan Mengapresiasi Cerpen dengan
Strategi Two Stay Two Stray
Jika ada sub judul di hasil, tuliskan dengan
huruh kapital, huruf kecil dengan bold. Seperti
bagian yang lain, tidak diberikan nomor, huruf,
atau bullet.
Bahasa asing, bahasa daerah, dan istilah
tidak baku dicetak dengan huruf miring.
PEMBAHASAN
Pembahasan menjadi aspek terpenting dari
keseluruhan bagian penelitian dan selayaknya
diberi ruang paling besar. Pembahasan berisi
pemaknaan hasil penelitian yang telah diuraikan.
Apa makna analisis data yang telah dihasilkan
pada bagian hasil? Bagian pembahasan ini
merupakan bagian terpenting dari artikel
sehingga author sehingga penulis diminta
memberikan pembahasan yang lengkap dan jelas.
Pembahasan harus menunjukkan kebaruan
dan temuan signifikan dari penelitian yang
dilakukan. Pembahasan dilakukan dengan (1)
menafsirkan temuan-temuan penelitian, (2)
mengintegrasikan temuan dalam struktur ilmu
pengetahuan, (3) menungkap temuan-temuanbaru
(teori baru atau modifikasi teori yang sudah ada),
dan (4) penjelasan implikasi temuan secara teori
dan praktis.
Gunakan hasil penelitian terbaru dai jurnal
bereputasi untuk membahas temuan penelitian.
Panjang paparan hasil penelitian dan pembahasan
antara 50—60 % total panjang artikel. Bagian
pembahasan ditulis dengan Time New Roman 11.
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 4
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Hal lain dalam penulisan naskah yang
hendaknya dicermati.
Tata cara penyajian kutipan, tabel, gambar,
ilustrasi, statistik, dan daftar pustaka mengacu
kepada Publication Manual of the American
Psychological Association (edisi 6) dan APA
Style Guide to Electronic References. Manuscript
berbahasa Indonesia ditulis dengan mengacu
kepada tata tulis dalam Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia.
PENUTUP
Bagian simpulan berisi temuan penelitian
dan intisari hasil pembahasan. Tuliskan secara
padat temuan subtansial penelitian yang
dilakukan. Kesimpulan harus didukung data dan
tidak bersifat spekulatif. Simpulan konsisten
dengan tujuan/masalah yang dikaji.
Berikan rekomendasi tindak lanjut hasil
penelitian dan penelitian lanjutan yang
diperlukan. Saran yang bersifat common sense
tidak perlu dituliskan. Jika diperlukan saran,
tuliskan secara spesifik.
Kesimpulan dipaparkan dalam bentuk
paragraf. Panjang simpulan antara 5—10% total
panjang naskah.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber rujukan menggunakan pustaka mutakhir.
Sumber rujukan minimal 80 % terbitan 10
tahun terakhir. Tuliskan hanya daftar pustaka
yang dirujuk di sini dan pastikan semua yang
dirujuk di naskah terdaftar di daftar pustaka.
Referensi menggunakan mendeley.
Rujukan yang diutamakan adalah sumber primer
berupa manuscript dalam jurnal dan hasil
penelitian, termasuk skripsi, tesis, dan disertasi.
Manuscript yang dimuat di jurnal nasional
terakreditasi atau jurnal internasional sangat
disarankan/diprioritaskan untuk dijadikan
rujukan.
Tata cara penulisan daftar pustaka mengacu kepada
Publication Manual of the American
Psychological Association (edisi 6) dan APA
Style Guide to Electronic References. Daftar
pustaka ditulis dengan Time New Roman 10.
Sebelum mengirim artikel, periksa kembali, apakah
rujukan dari jurnal sudah cukup memadai.
Beberapa contoh penulisan rujukan:
Buku:
Hopkins, D. 2011. A Teacher Guide to
Classroom Research. New York:
McGraw Open University Press.
Buku Terjemahan:
Anderson, L.W. & Krattwohl, D. R. 2001.
Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi
Taksonomi
Pendidikan
Bloom.
Diterjemahkan oleh Agung Prihantoro.
2010. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Manuscript dalam buku kumpulan manuscript:
Sugono, D. 2007. Perencanaan Bahasa Indonesia
dan Memasuki Globalisasi. Dalam
Anshari dan Mahmudah (Eds.), Budi
Bahasa (hlm.1—14). Makassar: Badan
Penerbit UNM.
Manuscript dalam jurnal:
Sultan. 2010. Gaya Bahasa Guru dalam Interaksi
Pembelajaran.
Jurnal
Penelitian
Pendidikan Insani, 11 (2): 82-89.
Manuscript dalam jurnal elektronik dengan
DOI:
Sultan, Rofiuddin, A., Nurhadi, Priyatni, E. T.
2017. The Development of Critical
Reading Learning Model to Promote
University Students’ Critical Awareness.
New Educational Review, 48(2):76–86,
doi: 10.15804/tner.2017.48.2.06
Manuscript dalam koran:
Agustien, H. I. R. 1 Maret 2013. Bahasa
Indonesia Berbasis Genre, Kompas, hlm. 6.
Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan:
Saleh, M. 2009. Representasi Kesantunan
Berbahasa dalam Wacana Akademik:
Studi Etnografi di Universitas Negeri
Makassar. Disertasi. Malang: PPs UM
Malang.
Makalah seminar, diskusi, lokakarya,
penataran:
Taha, Z. 2012. Etiket dan Kesantunan dalam
Berbahasa Bugis. Makalah disajikan
dalam Kongres International II Bahasa
Daerah di Sulawesi Selatan, Hotel Sahid
Makassar, 1—4 Oktober 2012.
Karst : Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya
Volume 1 | Nomor 1 | 5
p-ISSN: 2622-9641 e-ISSN: 2655-1276
Internet (manuscript dalam jurnal online):
Widodo, A. 2006. “Profil Pertanyaan Guru dan
Siswa dalam Pembelajaran Sains”.
Online. Jilid 4 Nomor 2, http://upi.edu,
diakses: 20 Maret 2012.
Download