Tugas Mata Kuliah Investment and Portofolio Management “Fixed Income Security” DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 - KELAS B1 KEUANGAN SITI ALYFAH AINUN PUTRI BARAMULI A012221006 ABILIO SOARES RADA A012221004 ADEL AZWAR WAYONG A012221040 SELFY MAULIDYA A012221018 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2023 Pengertian Fixed Income Security Fixed income securities adalah pendapatan tetap yang investor peroleh dari hasil penanaman modal dalam periode tertentu. Dalam hal ini, kamu akan memperoleh pendapatan yang sama tanpa pengaruh perubahan tingkat suku bunga atau harga yang tertera dalam kesepakatan tertentu. Umumnya, pendapatan yang seseorang peroleh ini berupa bunga, Modal investasi juga tidak akan berkurang nilainya. Contoh instrumen investasi dengan fixed income antara lain deposito, Surat Berharga Negara (SBN), dan reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana pendapatan tetap memiliki dana kelola 80% obligasi sehingga termasuk ke dalam kategori ini. Pendapat lain menyatakan bahwa, Fixed income securities atau bond adalah suatu obligasi atau kewajiban untuk melakukan pembayaran (bunga dan pokok). Secara global, perbandingan kapitalisasi antara pasar modal atau saham dengan pasar surat utang atau bond adalah 30 : 70 (70% fixed income / bond). Pemain obligasi atau bond terdiri dari bank (HIMDASUN atau Himpunan Pedagang Surat Utang Negara), lembaga pengelola dana pensiun, reksadana, lembaga asuransi, dan bank sentral atau BI. Untuk mengenal beberapa istilah di dalam bond, kita lihat contoh di atas. Yang membeli bond yaitu investor yang meminjamkan uangnya kepada yang menerbitkan bond. Dari contoh di atas, A adalah investor yang membeli bond, dan B adalah perusahaan atau negara yang menerbitkan bond atau meminjam uang. Par value atau disebut juga dengan Face Value atau Maturity Value adalah jumlah yang akan dibayarkan oleh penerbit bond kepada bondholder pada saat jatuh tempo. Coupon yaitu bunga pinjaman yang dibayarkan kepada investor setiap periode, dan coupon rate adalah tingkat suku bunga yang akan dibayarkan. Pembayaran bunga obligasi bisa dilakukan secara: Annual: International bond. Semi-annual: Surat Utang Negara. Quarterly: Corporate bond. Monthly: misalnya Obligasi Republik Indonesia (ORI) Yang dapat menerbitkan bond atau obligasi adalah: Pemerintah (sovereign bond): apabila di terbitkan dengan mata uang negara penerbit, maka bond tersebut akan memiliki credit rating yang lebih tinggi (lebih bagus), karena pemerintah di negara tersebut melalui bank sentral nya dapat mencetak uang negara itu sendiri (monetary policy), namun apabila di terbitkan dengan mata uang negara asing, akan memiliki credit rating yang lebih rendah karena negara tersebut misalnya Indonesia tidak bisa mencetak USD, sehingga kemungkinan mengalami default relatif lebih besar. Obligasi pemerintah jangka pendek di Indonesia adalah Surat Perbendaharaan Negara (SPN), dan untuk jangka panjang yaitu Surat Utang Negara (SUN). Municipal bond yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah federal (di Amerika), kalau di Indonesia misalnya kalau pemprov DKI menerbitkan obligasi, maka disebut dengan municipal bond. Municipal bond di Amerika bebas dari federal tax, tetapi di kenakan state tax. Perusahaan (corporate bond): credit rating daripada corporate bond akan di tentukan oleh berbagai faktor di antaranya rekam jejak perusahaan dalam melunasi utang yang sebelumnya, kualitas manajemen (kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan), industry outlook dan strategi perusahaan, jumlah total utang perusahaan, sumber likuiditas, manajemen keuangan perusahaan, kualitas asset yang dijadikan sebagai jaminan utang, garansi dari induk perusahaan, dan lain sebagainya. Obligasi perusahaan jangka pendek adalah Commercial Paper (CP), untuk jangka panjang adalah obligasi korporasi. Sumber dana untuk pembayaran bond: Sovereign bond atau obligasi pemerintah di bayar atau di lunasi dengan menggunakan uang dari pembayar pajak. Corporate bond atau obligasi perusahaan di bayar menggunakan cash yang di hasilkan dari operasi bisnis perusahaan. Kesepakatan atau aturan main dari suatu bond disebut dengan indenture, terdiri dari: Affirmative covenant: Yang harus di patuhi atau di lakukan oleh penerbit bond. Misalnya, penerbit bond harus menjaga liquidity ratio > 2, penerbit bond harus membayar utang pokok dan bunga nya tepat waktu, dan sebagainya. Negative covenant: Yang tidak boleh di lakukan oleh penerbit bond. Misalnya, penerbit bond tidak boleh menambah utang perusahaan, atau misalnya penerbit bond tidak di perbolehkan menjual asset tertentu dari perusahaan. Mekanisme Penerbitan Obligasi Bond pertama kali di terbitkan di primary bond market, dan dapat ditawarkan kepada publik atau disebut dengan public offering, atau bisa juga di tawarkan kepada perusahaan investasi atau hedge fund companies (disebut private placement). Public bond di terbitkan dengan bantuan investment bank yang membantu di antaranya: Membuat prospektus awal. Mengurus atau mendaftarkan kepada regulator (OJK/Bapepam), ke BEI, KSEI, dan perusahaan credit rating (Pefindo). Menyusun bond indenture. Menganalisa market demand dan nilai atau harga dari bond, dan sebagainya. Underwritten offering: artinya keseluruhan bond yang diterbitkan di telan (di beli) oleh investment bank tadi, artinya misalnya bond yang di terbitkan 1T, apabila ada sisa yang tidak laku di serap oleh market, maka sisa itu di telan oleh investment bank. Setelah itu kemudian bond di perdagangkan di secondary market melalui bursa atau exchange, atau melalui over-the-counter market. Manfaat Fixed Income Fixed income security memberi pendapatan bunga tetap bagi investor selama masa investasi. Jenis sekuritas ini mengurangi risiko keseluruhan dalam portofolio investasi dan melindungi dari volatilitas atau fluktuasi liar di pasar. Ekuitas secara tradisional lebih tidak stabil daripada obligasi yang berarti pergerakan harganya dapat menyebabkan keuntungan modal lebih besar. Akibatnya, banyak investor mengalokasikan sebagian portofolionya ke obligasi untuk mengurangi risiko volatilitas. Penting untuk diperhatikan bahwa harga obligasi dan fixed income security dapat naik dan turun. Meski pembayaran bunga sekuritas tetap stabil, harganya tidak dijamin tetap stabil selama masa investasi. Namun, sekuritas ini biasanya menawarkan lebih banyak stabilitas pokok daripada investasi lain. Misalnya, jika suatu perusahaan sedang menghadapi kebangrkutan dan harus melikuidasi asetnya, pemegang obligasi akan dilunasi sebelum pemegang saham biasa. Departemen Keuangan AS menjamin fixed income security dan dianggap sebagai investasi tempat berlindung yang aman saat terjadi ketidakpastian ekonomi. PRO : Fixed income security memberi pendapatan bunga tetap bagi investor. Dinilai oleh lembaga pemeringkat kredit yang memungkinkan investor memilih obligasi dari penerbit yang stabil secara finansial. Meski harga saham dapat berfluktuasi, sekuritas jenis ini biasanya memiliki risiko volatilitas yang lebih kecil Fixed income security seperti US treasuries dijamin oleh pemerintah dan memberi pengembalian yang aman bagi investor KONTRA : Tetap memiliki risiko kredit yang berarti penerbit dapat gagal melakukan pembayaran bunga atau membayar kembali pokok pinjaman Biasanya membayar tingkat pengembalian lebih rendah daripada investasi lain seperti ekuitas Risiko inflasi bisa menjadi masalah jika harga naik dengan tingkat yang lebih cepat daripada tingkat bunga pada fixed income security Jika suku bunga naik pada tingkat yang lebih cepat, investor merugi dengan memegang sekuritas dengan imbal hasil lebih rendah Perlu dipahami bahwa berinvestasi dalam fixed income security biasanya menghasilkan pengembalian lebih rendah dan apresiasi modal yang lambat. Jumlah pokok yang diinvestasikan dapat diikat untuk jangka waktu yang lama, terutama dalam kasus obligasi dengan jangka waktu hingga lebih dari 10 tahun. Akibatnya, investor tidak punya akses ke kas dan mungkin merugi jika mereka membutuhkan uang tunai. Selain itu, produk ini juga memberikan pengembalian lebih rendah daripada ekuitas. Keuntungan Fixed Income 1. Imbal hasil pasti Kamu dapat memperoleh pendapatan tetap dalam periode tertentu mulai dari setiap bulan, setiap 6 bulan, atau setiap tahunnya. Biasanya, imbal hasil ini berupa kupon atau bunga. Investor akan mendapatkan keuntungan berupa bunga tetap selama berinvestasi. 2. Berisiko rendah Instrumen fixed income adalah aset yang memiliki risiko rendah. Untuk itu, pemula atau investor dengan profil risiko konservatif cocok sekali memilih instrumen ini untuk mengoptimalkan penghasilan dalam periode tertentu. 3. Investasi praktis dan aman Sekarang, kamu bisa mulai berinvestasi dengan praktis dan aman. Kini, ada banyak bank yang menawarkan deposito dengan imbal hasil beragam. Jika ingin mengalokasikan sebagian penghasilan ke Surat Berharga Negara (SBN) atau reksa dana pendapatan tetap 4. Volatilitas yang lebih rendah Aset penanaman modal seperti saham dan emas cenderung berfluktuasi setiap harinya. Namun, aset fixed income adalah aset penanaman modal yang memiliki volatilitas yang lebih kecil. Volatilitas adalah ukuran perubahan berupa statistik harga instrumen investasi dalam periode tertentu. 5. Cocok untuk jangka pendek atau menengah Mau mengoptimalkan penghasilanmu dalam periode 1–3 tahun? Aset fixed income.adalah pilihan yang tepat untuk kamu. Produk deposito cocok untuk investasi periode jangka pendek. Namun, kamu juga bisa mengoptimalkan keuntungan dari kegiatan penanaman modal di instrumen Surat Berharga Negara (SBN) atau reksa dana pendapatan tetap dalam jangka menengah 2–3 tahun. Risiko Meskipun terbilang aman dan memberikan pengembalian atau pendapatan tetap, nyatanya masih ada risiko yang bisa terjadi kapan saja. Risiko yang terjadi bisa datang dari internal yaitu perusahaan, lembaga atau pemerintahan itu sendiri dan eksternal yaitu keadaan ekonomi, politik, dan sosial suatu negara. Jadi analisis awal yang sudah kamu lakukan masih bisa mendatangkan kerugian yang tidak bisa dihindari. Berikut beberapa hal yang dapat memengaruhi instrumen investasi fixed income. 1. Gagal Bayar Perusahaan, pemerintah, atau lembaga keuangan yang menerbitkan surat utang bisa gagal bayar. Hal ini terjadi karena penerbit surat utang bangkrut atau gulung tikar. Tentu investor tidak bisa melakukan apa-apa kalau penerbit surat berharga mengalami kerugian. Penting diketahui bahwa saat pengembalian dana kepada investor besar maka risiko gagal bayarnya juga makin besar. Itu sebabnya kamu perlu menganalisis obligasi secara menyeluruh sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian. 2. Kondisi Negara Kondisi suatu negara memengaruhi hampir seluruh instrumen investasi, termasuk yang memberikan pendapatan tetap seperti obligasi. Apabila keadaan politik dan ekonomi suatu negara misalnya Indonesia tidak stabil maka harga obligasi juga akan berubah. 3. Perubahan Suku Bunga Risiko kerugian juga dipengaruhi oleh perubahan suku bunga yang terjadi di dalam pasar. Suku bunga obligasi cukup unik. Perubahan suku bunga obligasi tidak sejalan dengan harganya. Jadi ketika harga obligasi naik maka suku bunganya menjadi turun dan begitu pun sebaliknya. 4. Risiko Inflasi Jika terjadi inflasi, maka harga obligasi akan turun. Hal ini karena inflasi menyebabkan daya beli menurun sehingga berpengaruh terhadap harga aset fixed income. Namun, saat tingkat inflasi menurun, harga aset ini akan kembali naik 5. Risiko Kredit Aset fixed income juga mempunyai risiko kredit. Jika penerbit surat berharga gagal melakukan pembayaran bunga atau pengembalian pokok pinjaman, maka kamu tidak memperoleh imbal hasil optimal. 6. Imbal Hasil Lebih Rendah Fixed income adalah jenis instrumen investasi yang cukup mampu memberikan imbal hasil yang cenderung stabil dengan tingkat risiko yang rendah. Akan tetapi, jumlah nilai imbal hasil yang diterima oleh investor cenderung lebih kecil daripada imbal hasil investasi jenis lainnya seperti pasar modal saham Jenis instrument investasi fixed income Terdapat beragam jenis investasi fixed income yang dapat memperoleh banyak keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, kamu bisa mendapatkan penghasilan tetap dari hasil investasi jenis ini. Selama periode melakukan investasi, kamu dapat menerima keuntungan berupa bunga dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Berikut ini jenisjenis investasi fixed income adalah diantaranya: 1. Reksadana Obligasi Fixed income dari investasi reksa dana jenis ini terdiri dari 80% hingga 95% obligasi yang mempunyai waktu jatuh tempo di bawah 12 bulan atau satu tahun. Surat berharga obligasi (surat utang) akan memberikan kamu imbal hasil yang tetap pada setiap masa waktu tertentu. Oleh karena itu, reksa dana obligasi ini dapat dijadikan sebagai produk investasi strategis untuk bisa memperoleh penghasilan tetap. 2. Obligasi Treasury (T-Bonds) Jenis lain dari fixed income security adalah obligasi Treasury (T-Bonds) yang jatuh tempo dalam 30 tahun. Obligasi negara ini memiliki nominal USD 10.000 dan dijual melalui lelang TreasuryDirect. 3. Deposito Jenis instrumen investasi berikutnya yang dapat memberikan fixed income dengan imbal hasil yang lebih besar adalah deposito. Jenis investasi perbankan ini mempunyai beberapa tipe yang disesuaikan dengan jangka waktunya. Kamu bisa menginvestasikan sejumlah uang dalam rekening deposito bank dengan pilihan masa waktu 3 bulan, 6 bulan, hingga 24 bulan. Jangka waktu deposito tersebut mengacu kepada syarat dan ketentuan yang berlaku. Produk deposito di bank juga sudah terjamin keamanannya oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun satu hal yang perlu dipahami bahwa, jika kamu ingin menarik dana deposito sebelum jatuh tempo maka kamu harus mmbayar denda atau penalti. 4. SBN (Surat Berharga Negara) Surat Berharga Negara (SBN) merupakan salah satu instrumen investasi jangka pendek yang kamu andalkan sebagai fixed income setiap bulannya. Dalam pelaksanaannya, Pemerintah mengeluarkan produk SBN kepada masyarakat utnuk bisa berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur negara. Ketika melakukan investasi SBN, kamu akan menanamkan modal investasi dengan jumlah nominal paling kecil Rp1 juta. Nantinya, kamu akan menerima imbal hasil yang berupa kupon tiap bulannya selama masa periode investasi. Pemerintah juga akan memberikan pokok dana investasi ketika jatuh tempo. Untuk kamu yang masih ragu untuk menanamkan modalnya di SBN, Pemerintah sudah memastikan bahwa seluruh produk SBN telah terjamin keamanannya dan tertulis pada UU No.24 Tahun 2002 5. Treasury bills (T-Bonds) Fixed income security jangka pendek termasuk Treasury bills. T-bills jatuh tempo dalam waktu satu tahun sejak penerbitan dan tidak membayar bunga. Sebaliknya, investor dapat membeli sekuritas dengan harga lebih rendah dari nilai nominalnya, atau dengan potongan harga. Studi Kasus: Investasi di Surat Berharga Negara (Sukuk Tabungan) Latar Belakang: Siti adalah seorang investor muda di Indonesia yang ingin memulai investasi tabungannya dengan cara yang halal dan etis. Dia telah mendengar tentang Sukuk Tabungan dan ingin memahami bagaimana cara kerjanya, manfaat, dan risikonya. Dia ingin mengevaluasi apakah Sukuk Tabungan adalah pilihan investasi yang baik untuknya. Tujuan: Siti ingin memahami manfaat dan risiko investasi di Sukuk Tabungan, cara kerjanya, dan potensi pengembalian investasi. Dia juga ingin mengevaluasi opsi investasi yang tersedia dan membuat keputusan yang tepat apakah akan berinvestasi di Sukuk Tabungan. Analisis: Sukuk Tabungan adalah jenis obligasi syariah yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Ini dirancang untuk memberikan investor dengan pilihan investasi yang halal dan beretika dengan risiko rendah. Sukuk ini terstruktur sebagai trust fund, dengan dana investor individu digabungkan bersama dan diinvestasikan dalam portofolio aset berbasis syariah. Sukuk memberikan tingkat pengembalian tetap kepada investor, yang didasarkan pada tingkat pasar yang berlaku untuk deposito syariah. Manfaat dari investasi di Sukuk Tabungan termasuk risiko rendah, penghasilan stabil, dan investasi etis. Sebagai investasi yang didukung oleh pemerintah, Sukuk Tabungan dianggap sebagai pilihan investasi dengan risiko rendah. Sukuk juga membayar sumber pendapatan yang stabil dan dapat diprediksi kepada investor, yang dapat menjadi pilihan yang baik bagi mereka yang mencari aliran pendapatan yang tetap. Selain itu, Sukuk Tabungan adalah pilihan investasi yang sesuai dengan syariah, yang dapat memberikan investor rasa tanggung jawab etis dan sosial. Risiko berivestasi di Sukuk Tabungan termasuk risiko suku bunga, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Risiko suku bunga merujuk pada risiko perubahan suku bunga pasar yang dapat mempengaruhi nilai sukuk. Risiko kredit merujuk pada risiko bahwa penerbit sukuk, dalam hal ini pemerintah Indonesia, mungkin gagal membayar kepada investor. Risiko likuiditas merujuk pada risiko bahwa sukuk mungkin tidak mudah diperdagangkan di pasar. Siti mengevaluasi opsi investasinya dan memutuskan untuk berinvestasi di Sukuk Tabungan. Dia memilih opsi ini karena merupakan investasi dengan risiko rendah yang memberikan aliran pendapatan yang stabil dan sesuai dengan nilai-nilai etis dan sosialnya. Dia juga menyukai bahwa investasi didukung oleh pemerintah Indonesia, yang memberikan lapisan keamanan tambahan. Kesimpulan: Berinvestasi di Sukuk Tabungan dapat menjadi pilihan investasi yang baik untuk investor seperti Siti yang mencari investasi yang halal, dengan risiko rendah dan aliran pendapatan yang stabil. Penting untuk memahami manfaat dan risiko investasi di Sukuk Tabungan, cara kerjanya, dan potensi pengembalian investasi. Dengan mengevaluasi opsi investasi yang tersedia dan membuat keputusan yang tepat, investor dapat membuat portofolio yang memenuhi tujuan investasi spesifik dan toleransi risiko mereka. Penting juga untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan atau pakar keuangan syariah untuk memastikan bahwa investasi sejalan dengan tujuan investasi dan toleransi risiko mereka.